Volume 5, Number 1---- Juni 2017
EFEKTIVITAS REKONSTRUKSI ADEGAN VIDEO KLIP LAGU DALAM PEMBELAJARAN MENULIS NASKAH DRAMA (Studi Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI Semester 2 MAN 1 Garut Tahun Pelajaran 2015/ 2016) Oleh Riska Ramdiani
[email protected] Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, STKIP Garut
Abstrak Apresiasi guru maupun siswa terhadap pembelajaran sastra semakin merosot. Hal ini disebabkan oleh kurang efektif dan efisiennya proses pembelajaran sastra. Metode dalam penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen dan menggunakan desain pretestposttest dengan kelompok pengendali tidak diacak. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI MAN 1 Garut tahun pelajaran 2015/ 2016, sedangkan sampel yang ditetapkan adalah siswa kelas XI IPS 4 sebagai kelas kontrol dan siswa kelas XI IPS 5 sebagai kelas eksperimen. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan tes, sedangkan teknik pengolahan data dilakukan dengan uji statistika. Hasil penelitian ini adalah rekonstruksi adegan media video klip lagu lebih efektif digunakan dalam pembelajaran menulis naskah drama. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji-t independent antara posttest kedua kelompok tersebut, yaitu thitung =4,295>ttabel=2,660. Kata Kunci: keefektifan, rekonstruksi, adegan media video klip lagu, pembelajaran menulis naskah drama.
A. Pendahuluan Dalam pelajaran Bahasa Indonesia kelas XI semester II terdapat aspek pembelajaran menulis dengan standar kompetensi 16. Menulis Naskah Drama. Menulis naskah drama merupakan salah satu kompetensi dasar yang harus ditempuh oleh siswa. Namun, saat praktiknya, guru sering kesulitan bagaimana membelajarkan kompetensi tersebut dengan efektif dan efisien tanpa membebani siswa, sehingga mereka berasumsi menulis naskah drama merupakan hal yang menyenangkan. Kesulitan dalam menciptakan suasana yang menyenangkan dalam pembelajaran menulis naskah drama selalu muncul baik dalam diri guru maupun siswa. Guru masih menggunakan teknik yang monoton dan tidak menggunakan media yang menarik dalam membelajarkan menulis naskah drama kepada siswa sehingga tidak adanya motivasi dan kreativitas siswa dalam pembelajaran tersebut. Pembelajaran yang monoton tidak akan menggugah hati siswa untuk mau belajar menulis naskah drama. Akibatnya, yang diajarkan hanya secara teoretis. Pada praktiknya yang terjadi di lapangan guru selalu menugaskan membuat naskah drama secara berkelompok. Dalam tugas secara berkelompok tidak semua anggota ikut 58 CARAKA: “Jurnal Pendidikan Bahasa Indonesia & Bahasa Daerah
STKIP-Garut
Volume 5, Number 1---- Juni 2017
berkontribusi dalam membuat naskah tersebut karena mereka menjadi saling mengandalkan. Oleh karena itu, yang akan terjadi siswa akan membudidayakan copy paste dalam memenuhi yang ditugaskan oleh guru. Perkara seperti ini, umumnya yang selalu menjadi sorotan adalah guru yang tidak menguasai teknik dalam pembelajaran sastra, sedangkan guru adalah ”Jika pengajaran sastra dilakukan secara tepat maka pengajaran sastra dapat memberikan sumbangan yang besar untuk memecahkan masalah-masalah nyata yang cukup sulit untuk dipecahkan di dalam masyarakat.” (Rahmanto, 1996: 15). Pembelajaran menulis naskah drama akan mudah terciptanya suasana yang menyenangkan dan menumbuhkan imajinasi dan kreativitas yang tinggi apabila menggunakan media yang efektif dan efisien. Salah satu cara untuk membuat proses pembelajaran efektif dan efisien adalah dengan menggunakan media sebagai alat untuk menyampaikan pembelajaran. Salah satu media untuk merangsang motivasi dan kreativitas siswa dalam keterampilan menulis naskah drama adalah dengan menggunakan media adegan video klip lagu. Dengan merekonstruksi adegan video klip lagu, secara otomatis siswa dituntut untuk berpikir secara kritis bagaimana dialog yang tepat untuk menggambarkan adegan dalam video klip lagu tersebut dengan melibatkan emosi dan imajinasi siswa. Selain itu, video klip lagu untuk menyalurkan pesan yang dapat merangsang pikiran, membangkitkan semangat, perhatian, memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan, menerapkan, dan mengembangkan ide-ide, dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses pembelajaran pada diri siswa. Dengan demikian, pemahaman dan kompetensi mereka terhadap satu materi tertentu akan dengan mudah dikuasai. Standar kompetensi yang telah ditetapkan harus benar-benar ditempuh dengan baik agar pendidikan di Indonesia tetap dalam posisi dan porsi yang tinggi. Pendidikan yang baik merupakan pendidikan yang mampu membantu siswa menguasai dan mencapai kompetensi yang telah ditetapkan. Berdasarkan permasalahan di atas, untuk meningkatkan apresiasi siswa terhadap siswa dalam menulis naskah drama dan pencapaian standar kompetensi, peneliti bermaksud melakukan penelitian terhadap keterampilan menulis naskah drama pada siswa kelas XI MAN 1 Garut dengan mengambil judul “Efektivitas Keterampilan Menulis Naskah Drama dengan Rekonstruksi Adegan Video Klip Lagu (Studi Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI Semester 2 MAN 1 Garut Tahun Pelajaran 2015/ 2016).” B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dalam penelitian ini dapat dirumuskan masalahnya adalah sebagai berikut. 1. Apakah media video klip lagu efektif untuk pembelajaran menulis naskah drama pada siswa kelas XI IPS 5 MAN 1 Garut tahun pelajaran 2015/ 2016? 2. Apakah tanpa penggunakan media video klip lagu efektif untuk pembelajaran menulis naskah drama pada siswa kelas XI IPS 4 MAN 1 Garut tahun pelajaran 2015/ 2016?
59
CARAKA: “Jurnal Pendidikan Bahasa Indonesia & Bahasa Daerah
STKIP-Garut
Volume 5, Number 1---- Juni 2017
3.
Adakah perbedaan antara pembelajaran menulis naskah drama yang menggunakan media video klip lagu dengan yang tidak menggunakan media video klip lagu pada siswa kelas XI MAN 1 Garut tahun pelajaran 2015/ 2016?
C. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Naskah Drama Kusumawati (2013: 22) berpendapat bahwa “Naskah drama adalah suatu cerita yang berisi dialog para tokoh disertai keterangan-keterangan tertentu atas apa yang dilakukan tokoh dalam cerita tersebut seperti gerakan yang dilakukan pemain, tempat dan waktu terjadinya peristiwa, benda atau peralatan yang digunakan tiap babak, keadaan panggung, dan sebagainya.” Naskah drama mengisahkan cerita secara tidak langsung. Penyampaiannya ceritanya dilakukan melalui ucapan-ucapan para tokoh yang dikemas sedemikian rupa untuk memberikan kisah yang diceritakan. Dengan demikian, dari percakapan-percakapan tersebut, penonton atau pembaca mampu menangkap dan menyimpulkan isi cerita tersebut dengan menyeluruh. 2. Keterampilan Menulis Naskah Drama Fauzi (2007: 9-10) berpendapat bahwa “Drama harus ditulis berdasarkan persyaratan pentas sehingga dapat dimainkan oleh para pemeran. Sebuah teks yang tidak terdapat pengaturan pentas dan tidak dapat dimainkan, tidak dapat disebut sebagai drama meskipun teks tersebut ditulis dalam bentuk percakapan.” Oleh karena itu, menulis naskah drama harus dilakukan dengan baik dan benar agar mempunyai nilai estetika yang layak untuk dipentaskan, sehingga dapat dinikmati oleh orang lain. Penulisan naskah drama merupakan proses yang utuh, yang mempunyai keseluruhan. Dalam penulisan naskah drama perlu diperhatikan unsur-unsur yang membangun naskah drama itu sendiri. 3. Unsur-unsur Naskah Drama Unsur-unsur –unsur naskah drama yang mendukung dalam menulis naskah drama adalah sebagai berikut. a. Tema b. Alur c. Tokoh d. Karakterisasi atau perwatakan e. Latar f. Bahasa g. Dialog h. Akting i. Blocking j. Proposisi k. Interpretasi l. Amanat 60
CARAKA: “Jurnal Pendidikan Bahasa Indonesia & Bahasa Daerah
STKIP-Garut
Volume 5, Number 1---- Juni 2017
4. Hal-Hal yang Harus Diperhatikan dalam Menulis Naskah Drama Djuharmie (2009: 42-43) berpendapat hal-hal yang harus diperhatikan dalam menulis naskah drama adalah sebagai berikut. a. Struktur dasar sebuah drama terdiri atas tiga bagian: prolog, dialog, dan epilog. b. Dalam sebuah dialog itu tersendiri, ada tiga elemen yang tidak boleh dilupakan. Ketiga elemen tersebut adalah tokoh, wawancang, dan kramagung. 5. Langkah-langkah Menulis Naskah Drama Djuharmie (2009: 41-42) berpendapat bahwa “Langkah-langkah menulis naskah drama tidak jauh berbeda dengan ketika menulis karangan lainnya.” Langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut. a. Tentukan tema atau pokok permasalahan (konflik) yang akan diungkap dalam drama tersebut. b. Pengumpulan bahan. Bahan untuk drama bisa berupa hasil imajinasi atau paduan dari fakta dan imajinasi. Bisa juga merupakan saduran dari karya-karya yang sudah ada. c. Menyusun kerangka atau alur cerita. d. Kerangka alur dikembangkan ke dalam cerita drama secara utuh. e. Bahan untuk penulisan perlu memperhatikan tiga unsur drama, yakni tokoh beserta perwatakannya, wawancang atau dialog, serta kramagung. Dalam naskah drama ada pula yang dikenal engan prolog (pengantar) dan epilog (cerita penutup) f. Memperhatikan kaidah penulisan naskah drama, misalnya peragaan yang disampaikan pelaku harus ditulis berbeda denga teks dialog pelaku tersebut. 6. Video Klip Video klip adalah salah satu media pembelajaran yang termasuk ke dalam jenis media audio visual, yakni siswa dituntut untuk melihat adegan video klip lagu dengan mendengarkan musik pada video klip tersebut. Video klip lagu memiliki kriteria yang sesuai dengan ciri-ciri media pembelajaran yang efektif dan efisien menurut Gerlach dan Ely (dalam Arsyad, 2002: 12). Marina (2012: 18) berpendapat bahwa “Video lagu dimanfaatkan untuk proses penulisan naskah Drama. Gambar video lagu dimanfaatkan untuk memudahkan siswa dalam menentukan unsur naskah drama yang akan ditulis.” 7. Rekonstruksi Adegan Video Klip Lagu Farich (2012) berpendapat bahwa “Rekonstruksi Realurisasi pada hakikatnya membangun suatu alur cerita yang sudah ada sehingga cerita tersebut akan lebih dipahami oleh orang lain. Alur yang dilakukan rekonstruksi adalah alur cerita pada video klip musik. Tindakan rekonstruksi ini dilakukan karena alur cerita yang ditayangkan pada video klip musik hanya mengungkapkan bagian-bagian tertentu sehingga perlu penguraian alur yang lebih jelas. Bentuk jadi dari proses rekonstruksi scene video klip ini berupa kerangka karangan yang siap untuk dikembangkan menjadi naskah drama.” Rekonstruksi adegan video klip lagu mengacu kepada adegan pemain yang memainkan alur cerita dalam video klip. Rekonstruksi ini merupakan upaya kreatif dan 61
CARAKA: “Jurnal Pendidikan Bahasa Indonesia & Bahasa Daerah
STKIP-Garut
Volume 5, Number 1---- Juni 2017
menarik untuk mengubah adegan cerita yang dimainkan oleh pemain dalam video klip menjadi naskah drama. Dalam hal ini, adegan pemain tersebut diolah dan dikembangkan menjadi sebuah naskah drama dengan memperhatian hal-hal yang harus diperhatikan sesuai dengan naskah drama yang baik dan benar. 8. Langkah-langkah merekonstruksi adegan video klip lagu a. Siswa menyaksikan video klip lagu. b. Guru meminta siswa untuk mendiskusikan isi cerita yang terdapat dalam video klip lagu yang telah ditayangkan. c. Siswa menentukan unsur-unsur (tema, tokoh, perwatakan, alur, latar, amanat) yang ada dalam naskah drama sesuai dengan rekonstruksi adegan video klip lagu, kemudian menyusunnya menjadi suatu cerita dan mengembangkan menjadi kerangka naskah drama. d. Siswa melakukan rekonstruksi alur yang ada dalam video klip tersebut sehingga menjadi alur cerita yang mudah dipahami dengan memperhatikan perilaku tokoh, konflik, dan penampilan tokoh dalam adegan media video klip lagu yang disaksikan. e. Siswa menentukan adegan-adegan dan latar dalam video klip yang telah disaksikannya dengan memperhatikan perilaku tokoh, konflik, dan penampilan tokoh dalam adegan media video klip lagu yang disaksikan. f. Salah satu siswa melaporkan hasil analisis dalam menentukan alur, latar, dan adegan di depan kelas. Siswa yang lain dan guru memberikan komentar. g. Siswa memperbaiki penulisan naskah drama berdasarkan saran dari siswa lain dan guru. h. Guru memberikan apresiasi dan ulasan atas presentasi hasil kerja siswa. D. Metode Penelitian 1. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI MAN 1 Garut tahun ajaran 2015/ 2016 yang terdiri atas sembilan kelas, IPA empat kelas dan IPS lima kelas yang terdiri atas 325 siswa. Dari populasi tersebut, peneliti menggunakan teknik sampel purposif. Sampel dalam penelitian ini pada siswa XI IPS 5 MAN 1 Garut sebagai kelas eksperimen yang berjumlah 36 siswa yang terdiri atas 19 orang laki-laki dan 17 orang perempuan dan peneliti menetapkan siswa kelas XI IPS 4 MAN 1 Garut sebagai kelas kontrol yang berjumlah 36 siswa yang terdiri atas 18 orang laki-laki dan 18 orang perempuan. 2. Waktu dan Tempat Penelitian a. Tempat penelitian Tempat penelitian ini dilaksanakan di MAN 1 Garut yang berlokasi di Jalan Jend. A. Yani, Koropeak Pos 105 Tlp./ Fax. (0262) 233550 Garut. b. Waktu penelitian
62
CARAKA: “Jurnal Pendidikan Bahasa Indonesia & Bahasa Daerah
STKIP-Garut
Volume 5, Number 1---- Juni 2017
Waktu penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal 26 Maret s.d. 26 April 2016. Waktu penelitian disesuaikan dengan jadwal pelajaran matematika disekolah. 3. Desain Penelitian Dalam penelitian menggunakan desain pretest-posttest dengan kelompok pengendali tidak diacak. (Waluyo, 1992: 119) Tabel D.1 Desain Pretest-Posttest dengan Kelompok Pengendali Tidak Diacak Kelas N
X
Eksperimen X
maks
min
Pretest
34
65
35
Posttest
34
95
67,5
s 45,7 35 80,1 47
9,58 5 7,80 8
Keterangan: E : kelompok eksperimen, yaitu kelas XI IPS 5 MAN 1 Garut. P : kelompok pembanding, yaitu kelas XI IPS 4 MAN 1 Garut. X : pembelajaran pada kelas eksperimen dengan menggunakan rekonstruksi adegan media video klip lagu dalam menulis naskah drama. - : pembelajaran pada kelas pembanding tanpa menggunakan rekonstruksi adegan media video klip lagu dalam menulis naskah drama Y : tes awal kemampuan siswa dalam menulis naskah drama, baik pada kelas eksperimen dan kelas pembanding. Y : tes akhir kemampuan siswa dalam menulis naskah drama, baik pada kelas eksperimen dan kelas pembanding. 4. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik tes. Tes digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh media video klip dengan merekonstruksi adegannya dalam menulis naskah drama. Teknik tes yang dilakukan adalah berupa tes menulis naskah drama baik pada pretest maupun posttest. E. Hasil Penelitian dan Pembahasan 1. Analisis Data Hasil Tes Siswa Deskripsi data statistik hasil belajar siswa meliputi rata-rata, standar deviasi dan jumlah siswa berdasarkan pembelajaran yang digunakan. Hasil deskripsi Pretest maupun Posttest kemampuan menulis naskah drama pada kelas eksperimen dan kelas kontrol disajikan pada tabel 1.1 berikut : Tabel E.1 Data Hasil Penelitian Kelas Eksperimen Kelompok
Pretest Variabel
Posttest 63
CARAKA: “Jurnal Pendidikan Bahasa Indonesia & Bahasa Daerah
STKIP-Garut
Volume 5, Number 1---- Juni 2017
bebas X -
Y Y
E P
Y Y
Tabel E.2 Data Hasil Penelitian Kelas Kontrol Kelas N Pretest Posttest
34 34
Kontrol X
X maks
min
65 95
35 50
S
44,706 69,044
7,198 12,895
2. Pengolahan Data a. Uji Normalitas Dalam uji normalitas data hasil penelitian ini, peneliti menggunakan Lilliefors. Berdasarkan perhitungan uji normalitas diperoleh hasil sebagai berikut. Tabel E.3 Data Hasil Uji Normalitas Pretes Kelompok Eksperimen Kontrol
Nilai Lmaks 0,165 0,165
Kriteria Ltabel 0,179 0,179
Berdistribusi normal Berdistribusi normal
Tabel E.4 Data Hasil Uji Normalitas Posttest Kelompok Eksperimen Kontrol
Nilai Lmaks Ltabel 0,127 0,179 0,170 0,179
Kriteria Berdistribusi normal Berdistribusi normal
Pada tabel E.2 dan E.3 di atas, pretest dan posttest pada kelas Eksperimen memiliki nilai Lmaks < Ltabel maka data berdistribusi normal. Sedangkan kelas kontrol memiliki nilai Lmaks < Ltabel, maka data berdistribusi normal. b. Uji Homogenitas
64
CARAKA: “Jurnal Pendidikan Bahasa Indonesia & Bahasa Daerah
STKIP-Garut
Volume 5, Number 1---- Juni 2017
Hasil uji normalitas menunjukkan bahwa sebaran data kelas eksperimen berdistribusi normal dan kelas kontrol berdistribusi normal, maka pengujian dilanjutkkan ke uji homogenitas dua variansi. Adapun hasil dari analisis uji homogenitas diperoleh sebagai berikut. Tabel E.5 Uji Homogenitas Varians Data Pretest Kelas Varians Fhitung Eksperimen 9,585 1,773 Kontrol 7,198
Ftabel 2,31
Tabel E.6 Uji Homogenitas Varians Data Posttest Kelas Varians Fhitung Eksperimen 7,808 0,367 Kontrol 12,895
Ftabel 2,31
Pada tabel E.4 dan E.5 di atas, t Fhitung < Ftabel. Hal ini menunjukkan bahwa data hasil pretest kedua kelompok sampel bervariansi homogen. Karena hasil pretest dan posttest kedua kelas tersebut homogen, maka pengolahan data dilanjut dengan menggunakan uji t. c. Uji t 1) Uji t Independent di Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen pada Pretest Adapun hipotesis pengujian ini adalah sebagai berikut. Ho : Tidak terdapat perbedaan kemampuan awal antara kelompok yang diberi pembelajaran menulis naskah drama dengan menggunakan rekonstruksi adegan video klip lagu dan kelompok yang diberi pembelajaran menulis naskah drama tanpa menggunakan rekonstruksi adegan video klip lagu. Ha : Tidak terdapat perbedaan kemampuan awal antara kelompok yang diberi pembelajaran menulis naskah drama dengan menggunakan rekonstruksi adegan video klip lagu dan kelompok yang diberi pembelajaran menulis naskah drama tanpa menggunakan rekonstruksi adegan video klip lagu. Setelah dilakukan perhitungan, diperoleh thitung = 0,501 < ttabel 2,660, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Dengan demikian, tidak terdapat perbedaan kemampuan awal pada siswa yang mendapat pembelajaran menulis naskah drama dengan rekonstruksi adegan media video klip lagu dan siswa yang mendapatkan pembelajaran menulis naskah drama tanpa rekonstruksi adegan media video klip lagu. 2) Uji t Nonindependent Kelas Kontrol Adapun hipotesis pengujian ini adalah sebagai berikut. Ho : Tidak terdapat perbedaan signifikan dalam kemampuan menulis naskah drama pada sebelum dan sesudah pembelajaran. 65
CARAKA: “Jurnal Pendidikan Bahasa Indonesia & Bahasa Daerah
STKIP-Garut
Volume 5, Number 1---- Juni 2017
Ha : Terdapat perbedaan signifikan dalam kemampuan menulis naskah drama pada sebelum dan sesudah pembelajaran. Setelah dilakukan perhitungan, diperoleh thitung = 13,395 > ttabel = 2,733, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian, terdapat perbedaan signifikan dalam kemampuan menulis naskah drama pada sebelum dan sesudah pembelajaran. 3) Uji t Nonindependent Kelas Eksperimen Adapun hipotesis pengujian ini adalah sebagai berikut. Ho : Tidak terdapat perbedaan signifikan dalam kemampuan menulis naskah drama pada sebelum dan sesudah pembelajaran. Ha : Terdapat perbedaan signifikan dalam kemampuan menulis naskah drama pada sebelum dan sesudah pembelajaran. Setelah dilakukan perhitungan, diperoleh thitung = 20,955 > ttabel = 2,733, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian, terdapat perbedaan signifikan dalam kemampuan menulis naskah drama pada sebelum dan sesudah pembelajaran. 4) Uji t Independent di Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen pada Posttest Adapun hipotesis pengujian ini adalah sebagai berikut. Ho
: Tidak terdapat perbedaan antara kelompok yang diberi pembelajaran menulis naskah drama dengan menggunakan rekonstruksi adegan video klip lagu dan kelompok yang diberi pembelajaran menulis naskah drama tanpa menggunakan rekonstruksi adegan video klip lagu. : Terdapat perbedaan antara kelompok yang diberi pembelajaran menulis naskah drama dengan menggunakan rekonstruksi adegan video klip lagu dan kelompok yang diberi pembelajaran menulis naskah drama tanpa menggunakan rekonstruksi adegan video klip lagu.
Ha
Setelah dilakukan perhitungan, diperoleh nilai thitung = 4,295 > ttabel = 2,660, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian, terdapat perbedaan antara kelompok yang diberi pembelajaran menulis naskah drama dengan menggunakan rekonstruksi adegan video klip lagu dan kelompok yang diberi pembelajaran menulis naskah drama tanpa menggunakan rekonstruksi adegan video klip lagu. d. Analisis Data Gain Ternormalisasi Pengolahan Gain Ternormalisasi untuk mengetahui bagaimana peningkatan kemampuan menulis naskah drama siswa antara sebelum dan sesudah pembelajaran berdasarkan langkah-langkah pengolahan Gain Ternormalisasi. Tabel E.7 Deskripsi Data Gain Ternormalisasi Kelas
N
Skor Gain Ternor-
S
Interpretasi 66
CARAKA: “Jurnal Pendidikan Bahasa Indonesia & Bahasa Daerah
STKIP-Garut
Volume 5, Number 1---- Juni 2017
Eksperimen Kontrol
34
malisasi X X min maks 0,333 0,882
0,633
0,633%
0,144
Sedang
34
0,150
0,450
0,450%
0,220
Sedang
0,875
%
Dari tabel E.7 untuk kelas eksperimen diperoleh rata-rata skor hitung 0,633 dan simpangan baku 0,144, sedangkan untuk kelas kontrol diperoleh rata-rata skor hitung 0,450 dan simpangan baku 0,220 . Rata-rata Gain Ternomalisasi untuk kelas eksperimen pada interval: 0,30 ≤ g < 0,70, maka peningkatan siswa kelas eksperimen adalah sedang dan rata-rata Gain Ternomalisasi untuk kelas kontrol pada interval: 0,30 ≤ g < 0,70, maka peningkatan siswa kelas kontrol adalah sedang. 3. Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan awal menulis naskah drama antara kelas ekperimen dan kelas kontrol. Setelah diberikan perlakuan yang berbeda pada dua kelas tersebut diketahui kemampuan menulis naskah drama pada kelas ekperimen yang mendapat pembelajaran menulis naskah drama rekonstruksi adegan video klip lagu lebih baik dan lebih efektif daripada siswa yang yang mendapat pembelajaran menulis naskah drama tanpa menggunakan rekonstruksi adegan video klip lagu. Pada kelompok eksperimen, siswa dapat dengan mudah menemukan dan mengembangkan ide cerita dengan baik. Hal ini dipengaruhi tayangan adegan dalam media video klip lagu. Siswa lebih mudah dalam berimajinasi, baik dalam mengimajinasikan latar, tokoh, dan konflik dikembangkannya untuk mendukung cerita yang akan ditulisnya ketika dipentaskan. Siswa kelas eksperimen sudah mampu mengimajinasikan gerakan-gerakan dan tingkah laku yang harus dilakukan para tokoh dalam cerita tersebut. Hal ini selaras dengan pendapat Kusumawati sebagai berikut. Kusumawati (2013: 22) berpendapat bahwa “Naskah drama adalah suatu cerita yang berisi dialog para tokoh disertai keterangan-keterangan tertentu atas apa yang dilakukan tokoh dalam cerita tersebut seperti gerakan yang dilakukan pemain, tempat dan waktu terjadinya peristiwa, benda atau peralatan yang digunakan tiap babak, keadaan panggung, dan sebagainya.” Pada kelas eskperimen yang mendapatkan pembelajaran dengan merekonstruksi adegan media video klip lagu siswa lebih aktif dan antusias selama proses pembelajaran berlangsung. Hal ini terjadi karena media yang digunakan menarik perhatian siswa dan membuat siswa menjadi penasaran dan ikut terhanyut mendengarkan dan melihat video klip yang ditayangkan, sehingga kemampuan pemahaman dan kemampuan menulis naskah drama lebih berkembang dan dapat mendorong terjadinya proses pembelajaran pada diri siswa. Dalam pembelajaran ini siswa dituntut untuk mampu mengimajinasikan adegan dalam video klip lagu dituangkan ke dalam naskah drama yang secara otomatis siswa dituntut untuk berpikir secara kritis bagaimana dialog yang tepat untuk menggambarkan adegan dalam video klip lagu tersebut dengan melibatkan emosi dan imajinasi siswa 67
CARAKA: “Jurnal Pendidikan Bahasa Indonesia & Bahasa Daerah
STKIP-Garut
Volume 5, Number 1---- Juni 2017
sehingga terbangunnya unsur-unsur naskah drama. Pada saat proses pembelajaran pun siswa lebih aktif dan berani dalam menyampaikan pendapat dan pertanyaan sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan komunikatif dan lancar. Menyaksikan adegan pemain yang ada dalam video klip lagu akan merangsang siswa untuk melibatkan imajinasinya dalam menulis naskah drama dan mendengar lagu yang ada dalam video klip lagu akan merangsang siswa untuk melibatkan emosinya dalam menulis naskah drama, sehingga siswa akan lebih mudah dan cepat menentukan unsur naskah drama yang akan ditulis. Selain itu, durasi yang pendek dari media video klip lagu dapat disesuaikan dengan alokasi waktu yang telah ditentukan. Sementara itu, pada kelompok kontrol, saat proses menulis naskah drama, siswa pada kelompok kontrol mengalami kesulitan dalam menemukan dan mengembangkan ide cerita untuk dituliskan ke dalam bentuk naskah drama. Siswa kesulitan untuk berimajinasi latar seperti apa, penokohan, dan konflik bagaimana yang harus dikembangkannya untuk mendukung cerita yang akan ditulisnya. Pada kelas kontrol, saat proses pembelajaran siswa cenderung pasif dan kurang antusias dan hanya beberapa siswa yang aktif selama pembelajaran berlangsung, hal ini dapat dipengaruhi media yang digunakan pada kelas kontrol tidak menarik perhatian siswa. Aktivitas pada kelas kontrol, siswa hanya menangkap dan memahami informasi yang diberikan oleh guru. Siswa cenderung pasif selama proses pembelajaran berlangsung, siswa hanya memperhatikan penjelasan guru lalu mancatatnya. Tidak sedikit siswa yang merasa jenuh dan bosan ketika pembelajaran berlangsung karena kurangnya rangsangan dan motivasi siswa, sehingga siswa tidak terlalu antusias dan merasa tidak tertarik dalam menulis naskah drama. Pembelajaran menulis naskah drama tanpa rekonstruksi adegan media video klip lagu menyulitkan siswa untuk menemukan ide yang akan mereka tulis ke dalam naskah drama. Hal ini karena kurangnya rangsangan untuk menarik perhatian siswa dalam proses pembelajaran sehingga pembelajaran menjadi monoton. F. Simpulan 1. Simpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan hasil penelitian yang diperoleh pada kemampuan menulis naskah drama dengan rekonstruksi adegan media video klip lagu dan kemampuan menulis naskah drama tanpa rekonstruksi adegan media video klip lagu terhadap siswa kelas XI IPS 4 sebagai kelas kontrol dan XI IPS 5 sebagai kelas eksperimen di MAN 1 Garut, diperoleh simpulan sebagai berikut. a. Penggunaan rekonstriksi adegan media video klip lagu efektif dalam pembelajaran menulis naskah drama. Hal ini dibuktikan dengan siswa memperoleh nilai rata-rata pretest 45,735, sedangkan rata-rata posttest 80,147. Berdasarkan hasil analisis data gain ternormalisasi diperoleh nilai rata-rata sebesar 0,633 dengan interpretasi peningkatannya sedang. Hal ini membuktikan adanya keefektifan dan peningkatan hasil pembelajaran menulis naskah drama pada kelas eksperimen. Setelah dilakukan uji-t nonindependent, hasilnya membuktikan bahwa thitung = 20,955 > ttabel = 2,733. 68
CARAKA: “Jurnal Pendidikan Bahasa Indonesia & Bahasa Daerah
STKIP-Garut
Volume 5, Number 1---- Juni 2017
Oleh karena itu, terdapat perbedaan signifikan dalam kemampuan menulis naskah drama sebelum dan sesudah pembelajaran dan dinilai efektif. b. Tanpa penggunaan rekonstruksi adegan media video klip lagu efektif dalam pembelajaran menulis naskah drama. Hal ini dibutikan dengan siswa memperoleh nilai rata-rata pretest 44,706, sedangkan rata-rata posttest 69,044. Bedasarkan hasil analisis data gain ternormalisasi memperoleh nilai rata-rata sebesar 0,450 dengan interpretasi peningkatannya sedang. Hal ini membuktikan adanya keefektifan peningkatan hasil pembelajaran menulis naskah drama pada kelas kontrol. Setelah dilakukan uji-t nonindependent, hasilnya membuktikan bahwa thitung = 13,395 > ttabel = 2,733. Oleh karena itu, terdapat perbedaan signifikan dalam kemampuan menulis naskah drama sebelum dan sesudah pembelajaran dan dinilai efektif. c. Terdapat perbedaan antara pembelajaran menulis naskah drama yang menggunakan rekonstriksi adegan media video klip lagu dengan yang tidak menggunakan rekonstriksi adegan media video klip lagu pada siswa kelas XI MAN 1 Garut tahun pelajaran 2015/ 2016. Hal ini dibuktikan pada posttest siswa kelas ekperimen mencapai rata-rata 80,147 sedangkan pada siswa kelas kontrol mencapai rata-rata 69,044. Dari kedua kelas tersebut, siswa kelompok kontrol mempunyai nilai rata-rata yang cukup rendah dibandingkan dengan siswa kelas kontrol. Perbedaan keterampilan menulis naskah drama tersebut ditunjukkan dengan hasil uji-t independent antara postest kelompok kontrol dengan postest kelompok eksperimen, yaitu thitung = 4,295 > ttabel = 2,660. Dengan demikian, terdapat perbedaan antara kelompok yang diberi pembelajaran menulis naskah drama dengan menggunakan rekonstruksi adegan video klip lagu dan kelompok yang diberi pembelajaran menulis naskah drama tanpa menggunakan rekonstruksi adegan video klip lagu. Oleh karena itu, rekonstruksi adegan media video klip lagu efektif dalam pembelajaran menulis naskah drama. 2. Saran Berdasarkan simpulan di atas dari data hasil penelitian, maka saran yang dapat diberikan bagi pembaca baik guru maupun siswa yaitu sebagai berikut. a. Pembelajaran menulis khususnya menulis naskah drama alangkah baiknya dilakukan dengan proses pembelajaran yang menarik, salah satunya dengan merekonstruksi adegan media video klip lagu. b. Pembelajaran menulis naskah drama dengan merekonstruksi adegan media video klip lagu akan menuntut siswa untuk berpikir kritis dan kreatif, maka guru hendaknya dapat mempersiapkan dengan matang untuk selektif dalam menentukan video klip yang tepat untuk dapat digunakan sebagai naskah drama baik adegan yang ada dalam video klip tersebut maupun lirik lagunya. Adegan maupun liriknya harus mendidik tetapi sesuai dengan selera siswa dan perkembangan zaman. Selain itu, guru harus mampu mengarahkan siswa dengan baik bagaimana menulis naskah drama dengan 69
CARAKA: “Jurnal Pendidikan Bahasa Indonesia & Bahasa Daerah
STKIP-Garut
Volume 5, Number 1---- Juni 2017
c.
d.
e.
rekonstruksi adegan media video klip agar siswa dapat lebih menuangkan imajinasinya ke dalam bentuk naskah drama. Guru disarankan untuk lebih selektif dalam menentukan media yang akan digunakan agar sesuai dengan materi yang akan disampaikan, mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan, dan sesuai dengan alokasi yang disediakan. Pembelajaran menulis naskah drama dengan merekonstruksi adegan media video klip lagu tidak sepenuhnya mencapai hasil yang maksimal. Guru harus memperhatikan alat-alat yang mendukung untuk melakukan proses pembelajaran, yaitu seperti proyektor, laptop, speaker, dan alat lainnya. Bagi peneliti selanjutnya rekonstruksi adegan media video klip lagu pun dapat dijadikan alternatif dalam pembelajaran menulis lainnya, seperti menulis cerpen atau pun dalam menulis puisi.
Daftar Pustaka Arsayd, A. (2009). Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Djuharmie, E. K. (2009). Mari Bermain Drama. Bandung: CV Cipta Dea Pustaka. Farich, F. (2011). Rekonstruksi Scene Video Klip Musik Untuk Meningkatkan Kompetensi Menulis Naskah Drama Siswa Kelas Ix C Smp Negeri 2 Bojong Kabupaten Tegal [online]. Tersedia: http://farichinfarich.blogspot.co.id/2011/03/rekonstruksi-scenevideoklip-musik.html. [12 Januari 2015] Fauzi, D. H. (2007). Bagaimanakah Menulis Naskah Drama (Sebuah Tuntunan Praktis Menulis Naskah Drama Bagi Kepentingan Pentas). Bandung: CV Armico. Kartika, I. (2012). Keefektifan Penggunaan Media Film Indie (Independent) Terhadap Keterampilan Menulis Naskah Drama Siswa Kelas Xi Sma Negeri 2 Wonosari, Gunungkidul. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta. Komaidi, D. (2008). Aku Bisa Menulis. Yogyakarta: Sabda Media. Kosasih, E. (2008). Apresiasi Prosa. Jakarta: Nobel Edumedia. Kusumawati, K. (2013). Peningkatan Keterampilan Menulis Naskah Drama Satu Babak Melalui Media Kartu Gambar dengan Metode Picture and Picture pada Siswa Kelas VIII A SMP Negeri Kadungwuni. Semarang: Universitas Negeri Semarang. Marina, T. (2012). Pemanfaatan Media Video Lagu Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Naskah Drama Pada Siswa Kelas XI Ips Sma Negeri 1 Bobotsari Tahun Ajaran 2010-2011. Purwokerto: Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Sundayana, R. (2014). Statistika Penelitian Pendidikan. Garut: STKIP Garut Press. Wiyanto, A. (2002). Terampil Bermain Drama. Jakarta: PT Grasindo. Ws, Hasanuddin. (1996). Drama Karya Dalam Dua Dimensi. Bandung: PT Angkasa. Riwayat Hidup Penulis Riska Ramdiani dilahirkan di Garut, 08 Maret 1994. Alamat Kp. Desa Dayeuhmanggung RT/ RW 01/ 03 Kec. Cilawu Kab. Garut 44181. Alumnus Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia S-1 STKIP Garut Tahun Akademik 2015/ 2016.
70
CARAKA: “Jurnal Pendidikan Bahasa Indonesia & Bahasa Daerah
STKIP-Garut