Jurnal Fokus Konseling Volume 1 No. 1, Januari 2015 Hlm. 23-33
VALIDITAS PREDIKTIF TES MASUK PADA STKIP MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG Saikhoni Bimbingan dan Konseling, STKIP Muhammadiyah Pringsewu email:
[email protected] Abstract The Quality of higher education is determined by the quality of student input. The student of higher education as a raw input has a strategic value because of its position as the subject that developed in the educational process. To get the qualified student, it is needed a valid test instrument for the student and able to measure something that should be measured. College admission test, especially in STKIP Muhammadiyah of Pringsewu Lampung is a test that is expected able to estimate or predict the success of student in university classes in the future. Keywords: Validity, Test Score, Learning Achievement
tinggi
1. PENDAHULUAN
swasta
untuk
mengatur
Paradigma pengelolaan perguruan
pemanfaatan sumber daya yang dimiliki
tinggi yang berkaitan dengan otonomi
sesuai dengan visi dan misi perguruan
perguruan
tinggi yang bersangkutan.
tinggi
telah
melahirkan
perubahan sistem manajemen internal
Isu aktual dalam pengembangan
perguruan tinggi yaitu perubahan sistem
mutu pendidikan tinggi di awal abad 21
desentralisasi perguruan tinggi khususnya
adalah
bagi
Negeri.
atmosphere, institusional commitment,
kebijakan
sustainability, dan efficiency (Depdiknas
pendidikan tinggi yang relatif terpusat
BAN PT, 2001). Selanjutnya dalam buku
pada
Pendidikan
pedoman penyusunan portofolio institusi,
Tinggi (DIRJEN DIKTI) secara bertahap
Depdiknan BAN PT 2001 dijelaskan
diberikan kepada perguruan tinggi baik
bahwa akreditasi tingkat institusi adalah
negeri maupun swasta. Bagi perguruan
evaluasi terhadap pemenuhan standar
tinggi yang pengelolaannya selama ini
minimal kriteria kelayakan yang meliputi
telah bersifat otonomi, maka dengan
lima indikator kinerja kunci antara lain
adanya
goevermance
Perguruan
Pengambilan
Direktorat
Tinggi
berbagai
Jendral
paradigma
baru
ini
akan
memberikan keluasaan bagi perguruan
adanya
relevansi
academic
(penyelenggaraan),
infrastruktur (physical
Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/fokus Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung
infrastructure),
23
Jurnal Fokus Konseling Volume 1 No. 1, Januari 2015 Hlm. 23-33
financial (financial), asset sumber daya
tinggi
(human
strategis karena posisinya sebagai sabjek
resource),
dan
informasi
(information).
yang dikembangkan
Suatu perguruan tinggi akan dapat memenuhi
kualitas
diharapkan
oleh
sebagaimana
pemerintah
dan
masyarakat jika memenuhi aspek-aspek tersebut di atas seperti relevansi, suasana akademik,
memiliki nilai yang sangat
manajemen
instituasi,
pendidikan.
Ini
dalam proses
berarti
bahwa
mahasiswa dalam kualitasnya
seperti
apapun merupakan subjek utama bagi proses pengembangan perguruan tinggi. Selanjutnya dalam buku I Naskah Akademik Akreditasi Program Studi
keberlanjutan, efisiensi, penyelenggaraan,
Sarjana
infrastruktur, financial, aset sumberdaya,
bahwa program
dan informasi. Sehubungan dengan hal
mengatur
tersebut,
meningkatkan dan menjamin mutu secara
maka
dalam
kebijakan
BAN PT, 2008 ditegaskan
diri
perencanaan pengembagan pendidikan
keberlanjutan
tinggi
dengan
aspek-aspek
tersebut
di
atas
studi harus mampu sendiri
dalam
upaya
baik yang berkenaan
masukan,
proses,
maupun
merupakan sesuatu yang harus menjadi
keluaran. Dalam buku II Standar dan
perhatian utama.
Prosedur
pendidikan
Dalam suatu proses
Akreditasi
Program
Studi
untuk menghasilkan out
Sarjana BAN PT 2008 ditegaskan bahwa
come yang berkualitas, maka komponen
program studi harus berpartisipasi secara
mahasiswa
aktif dalam sistem perekrutan dan seleksi
(termasuk
keberlanjutan
dalam
aspek
dan aset sumber daya)
calon
mahasiswa
agar
mampu
memiliki peranan yang sangat penting di
menghasilkan
samping
lulusan yang bermutu. Oleh karena itu,
komponen
lainnya
seperti
input mahasiswa dan
instrumental input dan environmental
untuk mendapatkan
input. Dengan kata lain
yang bermutu diperlukan alat ukur yang
bahwa mutu
pendidikan tinggi tidak hanya ditentukan
biasa
oleh instrumen kurikulum serta proses
mahasiswa, agar tes
pembelajaran dan lingkungan akademik
menjalankan fungsinya, maka tes tersebut
yang kondusif,
sangat
harus memenuhi syarat-syarat tes yang
ditentukan oleh input yang berkualitas.
baik. Salah satu syarat tes yang baik
Mahasiswa sebagai raw input pendidikan
adalah tes tersebut harus valid, tes harus
tetapi juga
disebut
calon mahasiswa
dengan
Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/fokus Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung
tes
masuk
tersebut
dapat
24
Jurnal Fokus Konseling Volume 1 No. 1, Januari 2015 Hlm. 23-33
tepat mengukur sesuatu yang harus
a. Tes harus valid
diukur.
Dapat dikatakan bahwa validitas
Suharsimi Arikunto (2002: 198)
suatu tes adalah taraf sejauhmana tes itu
menyatakan, "Tes adalah alat yang
mengukur
digunakan untuk mengukur ada atau
diukurnya. Jadi makin tinggi validitas
tidaknya
sesuatu
serta
besernya
kemampuan
apa
tes
maka
objek yang diteliti". Ahli lain, Burhan
mengenai
Nurgiantoro (2001: 56) mengemukakan,
menunjukkan
"Tes adalah suatu bentuk pemberian
ditunjukkan.
tugas
b. Tes harus reliabel
atau
pertanyaan
yang
harus
yang
tes
sasarannya, apa
yang
seharusnya
itu dan
semakin makin
seharusnya
dikerjakan oleh siswa (testee, tercoba)
Reliabilitas sesuatu tes adalah taraf
yang sedang dites". Lebih lanjut, Sumadi
sejauhmana tes itu sama dengan dirinya
Suryabrata
sendiri; atau kalau dikatakan secara
(1993:
rumusan
20}
pengertian
pertanyaan-pertanyaan dijawab
atau
memberikan tes
sebagai
yang
perintah-perintah
populer reliabilitas sesuatu tes adalah
harus
keajegan suatu tes.
yang
c. Tes harus distandardisasikan
harus dijalankan, yang berdasar atas
Standardisasi suatu tes bertujuan
bagaimana testee menjawab pertanyaan-
supaya setiap tes-tes yang di tes dengan
pertanyaan atau melakukan perintah-
tes tersebut mendapat perlakuan yang
perintah
benar-benar sama.
itu,
penyelidik
mengambil
dengan
cara
kesimpulan membandingkannya
dengan
standard
atau testee yang lain. Tes
psikologis
d. Tes harus objektif Objektivitas suatu tes ditinjau dari segi apakah tester (baik test administrator
alat
maupun test interpreter) mempunyai
pembanding atau pengukur supaya dapat
pengaruh terhadap penilaian hasil testing.
menjalankan
Jadi
fungsinya
sebagai
secara
baik
yang
objektif
itu
adalah
haruslah memenuhi syarat-syarat tertentu.
penilaiannya. Tes yang objektif akan
Menurut Sumadi Suryabrata (1993:23),
memberikan hasil yang sama kalau
syarat-syarat tes yang baik itu adalah
dinilai oleh tester yang berlainan.
sebagai berikut:
Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/fokus Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung
25
Jurnal Fokus Konseling Volume 1 No. 1, Januari 2015 Hlm. 23-33
e. Tes harus diskriminatif
Sebuah alat tes yang baik harus
Dengan tes dimaksud untuk dapat mengungkap
gejala
menunjukkan (diskriminasi)
beberapa
kriteria
tertentu
dan
antara lain alat test haruslah tidak terlalu
perbedaan-perbedaan
mudah atau terlalu sulit. Alat tes yang
gejala
tertentu
memenuhi
tersebut
pada
baik harus dapat dipertanggungjawabkan
individu yang satu dan individu yang
dari segi kelayakan (appropriateness),
lain. Jadi tes yang diskriminatif akan
kesahihan
mampu
(reliability),
menunjukkan
perbedaan-
(validity),
keterpercayaan ketertafsiran
perbedaan yang kecil mengenai sifat
(interpretability),
(faktor) tertentu pada individu.
(usability)" (Tuckman dalam Burhan
f. Tes harus comprehensive
Nurgiantoro, 2002: 92).
Tes
yang
sekaligus banyak
comprehensive
mengungkap hal).
Tes
dapat
(menyelidiki yang
cukup
Sementara
dan
itu
kebergunaan
"Valid
berarti
instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur"
comprehensive akan mampu mengungkap
(Sugiyono,
2008:
172).
pengetahuan tester mengenai segala hal
Suharsimi
yang harus dipelajari, jadi hal ini juga
menyatakan bahwa, "Validitas adalah
mencegah dorongan untuk berspekulasi.
suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-
g. Tes harus mudah digunakan
tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu
Arikunto
Menurut
(2002:
144)
Tes adalah suatu alat yang nilainya
instrumen". Dikemukakan pula oleh ahli
sangat tergantung kepada kegunaannya.
lain, bahwa "Validitas tes adalah alat
Kalau menggunakannya sukar, maka tes
sejauhmana tes itu mengukur apa yang
tersebut rendah nilainya. Makin tinggi
seharusnya
taraf syarat-syarat tersebut pada suatu test
Suryabrata, 1993: 24).
maka makin baiklah tes tersebut. Ngalim
Purwanto
(2001:
Menurut
diukurnya".
Sugiyono
(Sumadi
(2008:
174)
178)
validitas instrumen terdiri dari dua yaitu
menjelaskan bahwa untuk mengukur
validitas internal dan validitas eksternal.
kesesuaian, efisiensi, dan kematapan
Validitas internal atau rasional adalah
(consistency) suatu alat penilaian/tes
jika kriteria yang ada dalam instrumen
harus validitas, reliabilitas, objektivitas
secara
dan kepraktisan (practicibility).
mencerminkan
rasional apa
Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/fokus Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung
(teoritis) yang
telah diukur.
26
Jurnal Fokus Konseling Volume 1 No. 1, Januari 2015 Hlm. 23-33
Sedangkan validitas eksternal adalah bila
memang telah
hasil penelitian dapat diterapkan pada
seharusnya diukur. Inilah arti yang paling
sampel yang lain, atau hasil penelitian itu
umum.
dapat digeneralisasikan.
b. Validitas Isi (Content Validity)
Hal ini sejalan dengan apa yang
mengukur
Prosedur
apa
validitas
yang
dikemukakan Suharsimi Arikunto (2002:
mementingkan
145) bahwa validitas instrumen terdiri
Validity) biasanya dilakukan orang dalam
dari dua macam, yaitu: ā€¯Validitas internal
test prestasi. Disini validitas diartikan
dan validitas eksternal". Validitas internal
seberapa
adalah apabila data yang dihasilkan dari
pengetahuan testee mengenai suatu mata
instrumen tersebut sesuai dengan data
pelajaran tertentu. Tes prestasi ini tidak
atau informasi
menanyakan
variabel
lain yang mengenai
penelitian
yang
dimaksud.
validitas
yang
jauh
diketahui,
apa
isi
tes
mengungkap
yang
melainkan
sebenarnya telah diketahui.
dicapai jika terdapat kesesuaian antara
c. Validitas
instrumen
dengan
instrumen secara keseluruhan.
sesuatu
tes
mengukur
Konstruksi
(Contruct
ini
bergantung
pada
definisi yang lahir dari konstruksi teoritis
yang
yang telah dipandang logis bahwa sesuatu
seharusnya diukur, namun hal yang
test memang telah mengukur apa yang
dipandang
seharusnya diukur.
dapat
apa
yang
Validity) Validitas
validitas adalah taraf sejauh mana
seharusnya apa
Sementara itu validitas eksternal dapat
bagian-bagian
(content
menunjukkan
taraf
tersebut tidaklah selalu salah. Inilah yang
d. Validitas
biasa disebut bermacam-macam validitas.
Validity)
Adapun macam-macam validitas menurut
Prediktif
(Predictive
Prediktif adalah memperkirakan atau
Sumadi Suryabrata, 1993:34) adalah:
meramal mengenai hal yang akan terjadi
a. Validitas
pada masa yang akan datang, yang
Tampang/Lahir
(Face
Validity)
sekarang belum terjadi. Sebuah alat ukur
Istilah validitas tampang/lahir (face validity)
mempunyai
banyak
arti.
atau tes dikatakan memiliki validitas prediktif
(predictive
validity)
atau
Menurut pengertian ini sesuatu test
validitas ramalan apabila mempunyai
dipandang
kemampuan untuk meramalkan apa yang
valid
kalau
nampaknya
Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/fokus Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung
27
Jurnal Fokus Konseling Volume 1 No. 1, Januari 2015 Hlm. 23-33
akan terjadi pada masa yang akan datang.
melalui SK Ketua STKIPM Pringsewu
Validitas prediksi menunjukkan kepada
yang dipergunakan sebagai alat seleksi
hubungan
dengan
penerimaan mahasiswa baru sejak tahun
keadaan di waktu yang akan datang.
2009. Tes penerimaan mahasiswa baru
Ketepatan prediksi itu dinyatakan dalam
tersebut terdiri dari lima bagian yaitu
bentuk korelasi antara skor tes yang akan
logika umum, padanan kata, padanan
dicari validitasnya dengan skor tes
hubungan kata, bahasa Inggris, dan
pembanding (criterium external).
matematika dasar. Dalam penelitian ini,
e. Validitas Faktor (Factorial Validity)
nilai tes penerimaan mahasiswa baru
antara
tes,
skor,
Masalah valid tidaknya sesuatu tes
diambil dengan menggunakan metode
diuji dari faktor-faktor yang ingin diukur
dokumentasi, yaitu
dengan tes ini. Jadi suatu tes dikatakan
penerimaan mahasiswa baru tahun 2013-
valid kalau tes tersebut mengukur faktor-
2014 yang didokumentasikan di BAAK
faktor yang seharusnya diukur.
STKIPM Pringsewu Lampung. Sementara
dari data nilai tes
itu
untuk
mengukur
variabel kriterium menggunakan juga
2. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan
metode dokumentasi dengan mengambil
adalah penelitian deskriptif kuantitatif.
nilai prestasi belajar mahasiswa tahun
Penelitian ini terdiri dari dua variabel
masuk 2013-2014 semester 1 yang
yaitu (1) variabel prediktor (nilai tes
dinyatakan dengan Indek Prestasi (IP)
masuk
mahasiswa
mahasiswa
baru
STKIPM
yang
Pringsewu Tahun Akademi 2013-2014),
didokumentasikan.
dan (2) variabel kriterium (Prestasi
Populasi
penelitian
ini
adalah
belajar yang berupa nilai rata rata
mahasiswa
mahasiswa
STKIPM
Pringsewu angkatan tahun 2013/2014
Pringsewu Lampung Tahun Akademi
yang berjumlah 358 orang. Sampel
2013/2014).
ditetapkan sebesar 35%, yaitu 35/100 x
semester
1
Adapun instrumen yang digunakan untuk
mengukur
variabel
STKIP
sudah
358 = 125.
Muhammadiyah
Sampel penelitian ini
prediktor
berjumlah
125
mahasiswa.
Teknik
adalah Tes penerimaan mahasiswa baru
Sampling
yang
digunakan
dalam
yang telah disusun oleh tim khusus
penelitian ini adalah teknik proporsional
Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/fokus Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung
28
Jurnal Fokus Konseling Volume 1 No. 1, Januari 2015 Hlm. 23-33
random sampling yaitu pengambilan sampel secara random dari masing-
Tabel 1. Gambaran Nilai Tes Masuk Mahasiswa STKIPM Pringsewu Lampung Tahun Akademi 2013/2014
masing kelas diambil sesuai proporsinya
No
Interval Nilai
tanpa terkecuali.
1
76 - 100
A
0
0,00
2
66 - 75
B
4
3,20
3
55 - 65
C
29
23,20
4
50 - 54
D
18
14,40
5
0 - 49
E
74
59,20
125
100,00
Untuk
analisis
data
penelitian
digunakan
formula
statistik
Product
Moment sederhana. Analisis data ini
Huruf Mutu
Jumlah
digunakan
karena
penelitian
dimana
variabel
Persentase
in
bertujuan untuk mencari hubungan antar variabel
Juml. Mahasiswa
prediktor
Data
nilai
rata-rata
mahasiswa
semester 1 pada pada sampel 125 orang
berbentuk data interval, dan variabel
mahasiswa
STKIP
Muhammadiyah
kriterium juga berbentuk data interval.
Pringsewu Lampung
Tahun Akademi
2013-2014 sebagai berikut: 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Dari hasil penelitian pada sampel 125
orang
Bimbingan
mahasiswa
pada
Konseling,
prodi
Pendidikan
Matematika, Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, dan prodi Pendidikan Bahasa
Tabel 2. Gambaran Nilai Rata rata Mahasiswa Semester 1 STKIPM Pringsewu Lampung Tahun Akademi 2013/2014 No Interval Nilai
Huruf Mutu Juml. Mahasiswa
Persentase
1
76 - 100
A
0
0,00
2
66 - 75
B
101
80,80
3
55 - 65
C
24
19,20
Sastra Inggris diperoleh data nilai tes
4
50 - 54
D
0
00,00
masuk
5
0 - 49
E
0
00,00
125
100,00
mahasiswa
Muhammadiyah
pada
Pringsewu
STKIP Lampung
Jumlah
Tahun Akademi 2013-2014 yang secara rinci disajikan pada Tabel 1 berikut:
Dari
hasil
analisis
data
yang
dilakukan diketahui bahwa ada korelasi yang tidak signifikan antara nilai tes masuk pada STKIP Pringsewu
dengan
Muhammadiyah prestasi
belajar
mahasiswa semester satu Tahun Akademi 2013-2014 yang ditunjukkan rxy hit = 0,015 > rxy tab. 0,176. Dengan demikian
Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/fokus Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung
29
Jurnal Fokus Konseling Volume 1 No. 1, Januari 2015 Hlm. 23-33
tidak ada kesejajaran/ kesesuaian antara
Tes seleksi masuk perguruan tinggi
nilai tes masuk dengan prestasi belajar
khususnya pada STKIP Muhammadiyah
mahasiswa semester 1 Tahun Akademi
Pringsewu Lampung, adalah sebuah tes
2013-2014.
yang diharapkan mampu memperkirakan
Adanya
korelasi
yang
tidak
atau meramalkan keberhasilan mahasiswa
signifikan antara nilai tes masuk pada
dalam mengikuti perkuliahan di masa
STKIP
Muhammadiyah
Pringsewu
yang akan datang. Mahasiswa yang
dengan
prestasi
mahasiswa
diterima berdasarkan hasil tes diharapkan
belajar
semester satu Tahun Akademi 2013-
mencerminkan
2014, maka tes seleksi masuk pada
kemampuan mengikuti perkuliahan. Jika
STKIP Muhammadiyah Lampung tidak
nilai tes masuk yang diperolehnya tinggi
valid, dengan kata lain validitas prediktif
maka kelak akan berhasil perkuliahan dan
tes masuk pada STKIP Muhammadiyah
prestasi belajarnya cenderung tinggi,
Pringsewu Lampung sangat rendah.
sebaliknya seseorang mahasiswa yang
Hal ini berbeda dengan apa yang di
nalai
tes
tinggi
masuknya
rendahnya
rendah
akan
sampaikan oleh Eko Putro Widoyoko
cenderung mengalami hambatan dalam
(2012) yang menegaskan bahwa tes
perkuliahan
masuk perguruan tinggi adalah sebuah tes
cenderung rendah.
yang diperkirakan mampu meramalkan
Nilai
dan
tes
prestasi
masuk
belajarnya
pada
STKIP
keberhasilan peserta tes dalam mengikuti
Muhammadiyah Pringsewu tidak dapat
kuliah di masa mendatang. Calon yang
dijadikan dasar
tersaring berdasarkan hasil tes diharapkan
atau meramal apa yang akan terjadi pada
mencerminkan
rendahnya
masa akan datang setelah mahasiswa
kemampuan mengikuti kuliah. Jika nilai
mengikuti perkuliahan pada semester 1
tesnya
menjamin
(satu) Tahun Akademi 2013-2014. Hasil
keberhasilnya kelak, sebaliknya seorang
penelitian membuktikan bahwa tes masuk
calon dikatakan tidak lulus tes karena
pada STKIP Muhammadiyah Pringsewu
memiliki
tinggi
tinggi
nilai
diperkirakan
tentu
tes
akan
untuk memperkirakan
yang
rendah,
Lampung tidak mampu memperkirakan/
tidak
mampu
meramalkan
mengikuti perkuliahan dengan baik.
keberhasilan
mahasiswa
dalam mengikuti perkuliahan khususnya pada semester 1 Tahun Akademi 2013-
Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/fokus Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung
30
Jurnal Fokus Konseling Volume 1 No. 1, Januari 2015 Hlm. 23-33
2014. Demikian juga nilai tes masuk pada
belum
STKIP
Pringsewu
dipelajari oleh para calon mahasiswa,
Lampung tidak dapat mencerminkan
sehingga para calon mahasiswa kesulitan
tinggi rendahnya kemampuan mahasiswa
dalam menjawab soal dalam tes masuk
dalam mengikuti perkuliahan khususnya
tersebut. Dugaan ini perlu dibuktikan
dalam capaian prestasi belajar.
lebih lanjut melalui penelitian berikutnya
Muhammadiyah
Perolehan nilai tes seleksi masuk
diketahui
dan
atau
belum
dengan meneliti tingkat kesukaran tes
mahasiswa pada STKIP Muhammadiyah
masuk pada STKIP
Pringsewu
besar
Pringsewu Lampung tersebut. Tes yang
dalam kategori rendah, tetapi setelah
baik adalah tes yang menyajikan soal-
mengikuti
satu
soal yang tidak terlalu mudah atau tidak
semester yang diakhiri dengan Ujian
terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah,
Akhir Semester (UAS), sebagian besar
tidak
mahasiswa
prestasi
berusaha menyelesaikanya, sebaliknya
belajar tinggi. Kondisi ini dibuktikan
soal yang terlalu sulit akan menyebabkan
dengan adanya korelasi yang sangat
teste menjadi putus asa, tidak semangat
rendah dan tidak signifikan antara nilai
untuk mencoba lagi karena di luar
tes
jangkauan pengetahuanya.
Lampung
sebagian
perkuliahan
justru
masuk
selama
mendapat
dengan
prestasi
belajar
mahasiswa semester 1 Tahun Akademi
merangsang
Kedua, Tes
Muhammadiyah
seseorang
untuk
atau instrumen yang
2013-2014. Dengan perkataan lain tes
dijadikan standar/ kriteria/ pembanding
seleksi
masuk
Muhammadiyah
pada
STKIP
belum terstandar. Sebuah tes dikatakan
Pringsewu
Lampung
memiliki validitas prediktif jika hasilnya
tidak memiliki validitas prediktif.
sesuai
Ada beberapa kemungkinan yang
dengan
kriteria/
pembanding
tertentu, dalam arti memiliki kesejajaran
menyebabkan tes seleksi masuk pada
antara
STKIP
Pringsewu
validitasnya dengan kriteria tersebut.
antaranya.
Cara yang digunakan untuk mengetahui
Muhammadiyah
Lampung
tidak
Pertama,
Tes
Muhammadiyah
valid masuk
di
pada
Pringsewu
STKIP Lampung
hasil
tes
yang
kesejajaran
adalah
mengkorelasikan
hasil
akan
dicari
dengan tes
dengan
terlalu sulit. Tes tersebut kemungkinan
kriteria, kriteria yang digunakan sebagai
menyajikan pertanyaan-pertanyaan yang
patokan untuk menilai validitas sebuah
Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/fokus Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung
31
Jurnal Fokus Konseling Volume 1 No. 1, Januari 2015 Hlm. 23-33
tes dapat berupa hasil tes yang sudah
semester 1, nilai tes masuk sebagian
terstandar.
besar cenderung rendah, sementara nilai
Dalam
validitas
mahasiswa pada semester 1 Tahun
STKIP
Akademi 2013-2014 cenderung tinggi.
Lampung
Sebagian besar mahasiswa yang dalam
kriteria/pembanding
tes masuk mendapat nilai rendah, tetapi
berupa hasil tes atau Ujian Akhir
dalam ujian semester 1 justru mendapat
Semester (UAS) pada semester 1 yang
nilai tinggi. Hal tersebut merupakan
dinyatakan dalam bentuk nilai atau rata-
dugaan
rata prestasi belajar. Soal tes Ujian Akhir
menyebabkan tes masuk pada STKIP
Semester (UAS) yang disusun oleh dosen
Muhammadiyah
yang
memiliki validitas prediktif. Bukan tes
prediktif
menentukan tes
masuk
Muhammadiyah
pada
Pringsewu
menggunakan
digunakan
sebagai
kriteria/
yang
paling
kuat
tidak
valid,
yang
tidak
pembanding belum terstandar, belum
masuk pada STKIP
memenuhi syarat-syarat tes yang baik
Pringsewu Lampung yang tidak valid,
sehingga tidak dapat atau belum layak
tetapi
dijadikan kriteria/ pembanding untuk
mahasiswa
menentukan validitas prediktif sebuah
dijadikan kreteria atau pembanding yang
instrumen atau alat ukur.
tidak baik. Tes masuk pada STKIP
Ketiga, Nilai mahasiswa semester 1 Tahun
Akademi
2013-2014
nilai
atau pada
Muhammadiyah
prestasi
semester
belajar 1
yang
Muhammadiyah Pringsewu Lampung ada
yang
kemungkinan memiliki validitas jika
dijadikan kriteria atau pembanding dalam
dianalisis dengan menggunakan validitas
menentukan validitas prediktif tes masuk
lain, selain validitas prediktif seperti
pada STKIP Muhammadiyah Pringsewu
validitas
Lampung merupakan penilaian yang
Dugaan
mengacu kepada Penilaian Acuan Norma
kebenaranya
(PAN) yang terlalu murah, Para dosen
berikutnya.
isi, dan validitas konstruk. ini
juga
perlu
melalui
dibuktikan penelitian
cenderung memberikan penilaian murah atau obral nilai terhadap mahasiswa.
4. KESIMPULAN
Kondisi tersebut dapat dilihat dari ketidak
Berdasarkan
analisis
data
dapat
sejajaran/ tidak kesesuaian antara nilai tes
disimpulkan bahwa ada hubungan yang
masuk dengan nilai/ prestasi mahasiswa
tidak signifikan antara nilai tes masuk
Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/fokus Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung
32
Jurnal Fokus Konseling Volume 1 No. 1, Januari 2015 Hlm. 23-33
pada STKIP Muhammadiyah Pringsewu dengan
prestasi
belajar
mahasiswa
semester 1 Tahun Akademi 2013-2014 STKIP
Muhammadiyah
Pringsewu
Sugiyono. (2008). Metodologi Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta. Suharsimi Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Lampung tidak valid. Dengan perkataan lain validitas prediktif tes masuk pada STKIP
Muhammadiyah
Pringsewu
Lampung sangat rendah.
Sumadi Suryabrata. (1993). Pembimbing Psikodiagnostik, Edisi II. Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM.
5. DAFTAR PUSTAKA Eko Putro Widoyoko. (2012). Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. BAN PT. (2008). Buku I Naskah Akademik Akreditasi Prgram Studi Sarjana. Jakarta. BAN PT. (2008). Buku II Standar dan Prosedur Akreditasi Program Studi Sarjana. Jakarta. Burhan Nurgiantoro. (2001). Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: BPFE. Dinas Pendidikan. (2004). UU RI Nomor: 20 Tahun 2005. Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Depdiknas BAN PT. (2001). Pedoman Penyusunan Portofolio Institusi. Jakarta. Ngalim Purwanto. (2001). Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Karya Panduan Akademik. (2014). Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Muhammadiyah Pringsewu Lampung.
Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/fokus Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung
33