V. MESIN PENGENTAL HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN 5.1 Sprayer 5.1.1
Pengertian Dasar Sprayer Sprayer adalah alat / mesin atau bentuk mekanisme yang memecah suatu cairan atau larutan suspense menjadi partikel – partikel kecil (butiran tetesan-droplets) yang halus dengan ukuran tertentu dan disebarkan secara hidrolis, pneumatis, gravimetris atau kombinasi dari cara-cara tersebut, serta didistribusikan secara seragam dengan penetrasi yang cukup ke seluruh bagian tanaman yang mengalami serangan atau sebagai sumber serangan hama dan penyakit.
5.1.2
Macam-macam Sprayer Ditinjau dari sumber daya penggeraknya, sprayer dibedakan menjadi dua yaitu sprayer yang digerakkan dengan sumber daya penggerak manusia dan sprayer yang digerakkan dengan daya penggerak motor, kemudian apabila ditinjau dan ukuran dan prinsip kerjanya, sprayer dapat digolongkan sebagai berikut : a. Hydraulic sprayer b. Hydropneumatic sprayer c. Blower sprayer d. Aerosol generator (fog-machines)
5.1.3
Bagian-bagian Utama dari Sprayer Sprayer mempunyai bagian - bagian utama yang berupa : a. Tangki, untuk tempat bahan cairan yang disemprotkan. b. Bagian yang menghasilkan tekanan terhadap cairan yang akan disemprotkan. Bentuk (ujud) maupun konstruksi dan bagian yang menghasilkan tekanan serta sistem untuk menghasilkan tekanan dan berbagai macam tipe sprayer tidak sama. Pada sprayer hidrolis, penekan cairan dengan mempergunakan pompa yang berbentuk piston, roda gigi, pompa baling-baling atau yang mempergunakan impeller. Pada sprayer yang mempergunakan udara bertekanan (pneumatic - sprayer) pompa penekan udara dapat berupa pompa tekan - isap.
e. Bagian yang membentuk butiran cairan halus (atomizing devices). Bagian dari sprayer yang berfungsi untuk memecah cairan menjadi butiran-butiran halus, biasa disebut nozzle. Macam - macam nozzle antara lain adalah gas – atomizing – nozzle. Centrifugal / rotating - nozzle, dan pressure – nozzle. Ada 3 jenis pressure – nozzle. Yaitu : hollow cone – nozzle, solid – cone – nozzle, dan fantype nozzle. f.
Distribusi cairan (slang)
g. Pengaduk / Agitator, dipakai untuk mengaduk bahan cairan yang akan disernprotkan yang berujud emulsi atau suspensi bahan yang tidak dapat terlarut. Cara mengaduknya dapat secara mekanis atau hidrolis. h. Bagian-bagian pelengkap terdiri atas : 1) Penunjuk tekanan cairan tangki 2) Klep penutup 3) Tali penyandang dan lain-lain. 5.1.4
Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Efektifitas Penggunaan Sprayer a. Faktor yang berasal dari peralatan sendiri 1). Lebar nozzle, makin lebar nozzle untuk tipe yang sama, maka penyebaran ukuran
butirannya, makin tidak
seragam
dan
mempunyai ukuran butiran yang menjadi lebih besar. Karena penyebaran ukurannya menjadi lebih besar, maka penyebaran butiran menjadi kurang merata. Hal ini disebabkan oleh karena pada waktu butiran keluar/terlempar dan nozzle akan mengalami hambatan yang sebanding dengan ukuran butiran cairan, viscositas udara dan kecepatan - awal butiran tersebut. 2). Tekanan, akan mempengaruhi ukuran butiran cairan yang disebabkan untuk suatu nozzle yang sama. Makin besar tekanannya proses penumbukan cairan pada waktu akan keluar dari nozzle makin besar, disarnping itu selisih kecepatan antara udara yang meniup dengan cairan di dalam tangki menjadi makin besar pula, sehingga lembaran cairan yang terbawa makin tipis, tumbukannya makin besar dan butiran cairan yang dihasilkan
makin kecil. Hal ini akan mempengaruhi bentuk penyebaran dan dan kemampuan melekatnya butiran pada bagian tanaman. 2). Bentuk nozzle, untuk tiap – tiap nozzle mempunyai ciri sendiri dalam hal pembentukan ukuran butirannya. b. Faktor yang ditentukan oleh cairannya. Viscositas, harga kerapatan cairan (density) dan tegangan rnuka, sangat mempengaruhi bentuk ukuran butiran maupun penyebaran butirannya. c. Faktor - faktor luar : 1). Kerapatan udara dan lengas nisbi udara berpengaruh terhadap penguapan dan tahanan jatuhnya butiran. 2). Angin atau gerakan udara, mempengaruhi ukuran penyebaran butiran cairan. 3). Suhu udara mempengaruhi penguapan. 4). Faktor
yang
dirniliki
oleh
tanaman,
habitus,
kerapatan
pertumbuhan, tingkat pertumbuhan tanaman dan lain - lain. 5.1.5
Pengukuran Karakteristik Kerja Agar dapat diperoleh persyaratan agroteknis yang diperlukan sebelum
sprayer dipergunakan, perlu dilakukan kegiatan kaliberasi. Kaliberasi dapat dilakukan secara laboratoris maupun secara aktual di lapangan. Biasanya sebelum dipergunakan di lapangan, dilakukan kaliberasi pendahuluan di laboratorium. Perhitungan untuk menentukan berapa jumlah bahan kimia yang diperlukan dalam satuan liter / menit :
Q = bahan kimia yang diperlukan / lt/menit lewat l nozzle V = kecepatan kerja, km/jam B = lebar kerja efektif, m N = jumlah larutan bahan kimia lt/ha Kalau penghasilan cairan untuk setiap waktu tidak sama seperti hand sprayer tipe knapsack maupun pada sprayer bertekanan udara dimana tekanan udara tidak dapat dibuat tetap, besarnya q diperhitungkan :
dimana
= faktor penghasilan nozzle 0,50 – 0,70
Kalau nozzlenya ganda atau jumlahnya lebih dan satu dipasang pada suatu batang, maka besarnya penghasilan : q = kecepatan jalan x panjang lengan x jumlah volume Larutan kimia yang diperlukan per satuan luas tertentu. Jumlah penghasil = Penghasilan total x jarak tiap nozzle an per nozzle Panjang lengan Pada kaliberasi dengan sprayer yang tekanannya berubah-ubah diusahakan untuk dapat mengetahui seberapa besarnya hubungan antara tekanan dengan perubahan penghasilan nozzlenya. Hal ini akan berkaitan dengan lebar kerja efektif yang dihasilkan sprayer. Lebar kerja efektif merupakan lebar kerja penyemprotan optimal yang menghasilkan sebaran melintang volume persatuan luas yang paling seragam. Lebar kerja penyemprotan adalah jarak antara suatu garis lintasan penyemprotan dengan lintasan garis berikutnya, sebelahnya. Untuk memperoleh lebar kerja yang efektif, pengambilan garis lintasan berikutnya dilakukan sedemikian rupa sehingga terjadi saling tumpang tindih (overlapping) antara penyemprotan yang terdahulu dengan penyemprotan berikutnya pola penyebaran berikutnya. Cara mencari lebar kerja efektif : Dicari pola penyebaran melintang dan salu lintasan penyemprotan dengan cara mencoba menyemprotkan sprayer di atas suatu deretan melintang alur-alur penampang dalam jangka wa1 tu tertentu. Masing - masing tampang dan setiap alur dikumpulkan dan diukur volumenya (misalnya x1 , dimana i adalah nomer urut alur penampung dari ke ke atau sebaliknya. Maka didapatkan pola penyebaran rnelintang dan harga-harga Xi dari i = 1 sarnpai i = n, dirnana n adalah nomer terakhir alur yang menampung semprotan. Pola yang didapat tadi dianalisa untuk mendapatkan lebar efektifnya dengan dua cara, yaitu secara grafis dan secara statistik. a. Secara grafis 1) Dibuat grafik yang menggambarkan pola penyebaran (absis adalah i, ordinat adalah Ki.
I = 1, 2, 3, 4, 5 ,6 … 9n-1) n 2) Dicoba suatu lebar kerja tertentu ter yaitu digainbar lagi pola - pola tadi di sebelahnya setelah digeser selebar, lebar — kerja percobaan tadi. 3) n alur gabungan (overlapping) ( dan penyernprotan de - ngan lebar kerja yang dicoba tadi diperoleh dari menjumlahkan harga x yang g ada pada setiap titik, dan hasilnya ha digambarkan. grafik setelah ada tumpang tindih
lebar efektif 4) Keseragaman atau kerataannya dilihat dari gambar hasil penjumlahan di atas. 5) Dicoba-coba coba lagi untuk lebar kerja yang lain sehingga didapatkan gambar grafik yang dilihat/diperkirakan dilihat/diperkira paling seragam. 6) Setelah diperoleh oleh maka lebar kerja yang menghasilkan grafik yang paling seragaru tadi adalah lebar kerja efektifnya. b. Secara statistik 1) Caranya seperti pada cara grafik tadi yaitu dicoba pada berbagai lebar kerja dan pola gambarnya diperoleh dan penjumlahan tumpang tindihnya. Hanya bedanya pemilihan lebar kerja yang efektif tidak hanya didasarkan pada perkiraan gambar, tetapi didasarkan pada hasil perhitungan suatu besaran kuantitatif yang dinamakan koefisien variasi ,dimana koefisien variasi : CV = standar deviasi harga rata-rata rata
harga rerata =
X
X = harga tampang setelah dijumlahkan terhadap tampang lintasan sebelahnya (setelah ditumpang tindihkan) pada titik yang sama. n = banyaknya tampang selebar lebar kerja yang diambil pada selebar lebar kerja. Standar deviasi = 2) Harga cv tadi disbanding-bandingkan untuk berbagai per cobaan lebar kerja dengan membuat daftar lebar kêrja dan CV. 3) Lebar kerja efektif dipilih dan lebar kerja dengan CV yang minimum (paling merata). 4) Lebar kerja = n x b b = lebar 1 alur Kaliberasi laboratorium penggunaan sprayer bertujuan : Untuk mendapatkan persyaratan agroteknis yang diperlukan serta mempelajari cara pengaturan bagian - bagian sprayer dalam kaitannya dengan penggunaan sprayer tersebut untuk melakukan pengendalian hama dan penyakit tanaman dengan dosis penggunaan obat-obatan yang tertentu, yang diberikan dalam konsentrasi larutan yang tertentu pula. Persyaratan agroteknis yang diperlukan tersebut diatas adalah berupa : 1. Pemberian bahan kimianya dapat teratur dan seragam baik volume maupun konsentrasinya. 2. Penyebarannya dapat seragam untuk tiap-tiap kesatuan luas. 3. Penetrasi bahan kimia yang tinggi atau bahan kimia yang diberikan tersebut dapat menyebar merata ke seluruh bagian tanaman yang mengalami serangan atau sebagai sumber serangan hama dan penyakit. 4. Bahan kimia dapat tahan melekat pada tanaman. Dengan dicapainya tujuan di atas dimaksudkan agar : 1. Usaha-usaha pengendalian hama dapat efektif. 2. Mengurangi efek sisa daripada bahan kimia. 3. Menghindari lingkungan.
terjadinya
bahaya
peracunan
ataupun
pencemaran
Pneumatic Sprayer
Blower Sprayer
Hydrolic Sprayer
Fogging Machine SP