USULAN PENATAAN JALUR PEJALAN KAKI PADA KORIDOR DI SEKITAR JAM GADANG Fathoni Ria Sumba, Tomi Eriawan, ST, MT, Fidel Miro, SE, MSTr Jurusan Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Bung Hatta, Padang Email :
[email protected],
[email protected],
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk memberikan arahan penataan serta pemanfaatan fasilitas jalur pejalan kaki pada koridor-koridor di sekitar kawasan Jam Gadang guna mendukung aktivitas wisata dan perdagangan yang ada di sekitar Jam Gadang, selain itu dalam penelitian ini juga merekomendasikan kebutuhan jalur pejalan kaki, sarana pendukung, serta konsep pengembangan dan pengaturan ruang bebas jalur pejalan kaki. Pada tahapan pengumpulan data metode yang digunakan adalah survey sekunder berupa pengumpulan data pada instansi pemerintah dan survey primer berupa pengambilan data di lapangan/kawasan studi. Data-data yang dibutuhkan seperti kebijakan pemerintah (sekunder) dan data di lapangan seperti jumlah pejalan kaki, kecepatan pejalan kaki, jalur pejalan kaki, sarana pendukung, ruang bebas jalur pejalan kaki, aktivitas kawasan serta jaringan jalan. Pada tahapan analisa, metode yang digunakan adalah metode LOS (tingkat pelayanan jalur pejalan kaki), dan metode deskriptif berupa perbandingan kebutuhan jalur pejalan, standar sarana pendukung serta ruang bebas jalur pejalan kaki. Tingkat pelayanan jalur pejalan kaki berpengaruh terhadap konsep yang digunakan, sementara itu kebutuhan jalur pejalan kaki berdasarkan arus pejalan kaki merupakan rekomendasi lebar jalur pejalan kaki yang disinergikan dengan aktivitas kawasan. Tingkat pelayanan jalur pejalan kaki di kawasan studi yang memiliki pejalan kaki dengan akses terpadat terdapat di Kawasan Pasar Wisata dengan standar LOS D, berdasrkan pertimbangan hal tersebut sudah dapat dikembangkan sebagai jalur khusus pejalan kaki. Kata kunci : Jalur pejalan kaki, Tingkat pelayanan, Kebutuhan dan Konsep
THE PROPOSED OF ARRANGEMENT ON PEDESTRIAN PATHWAYS TO CORRIDOR AROUND JAM GADANG Fathoni Ria Sumba, Tomi Eriawan, ST, MT, Fidel Miro, SE, MSTr Jurusan Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Bung Hatta, Padang Email :
[email protected],
[email protected],
[email protected]
Abstract This study aims to provide guidance on structuring and utilization of pedestrian paths in the corridors around the Clock Tower area to support tourism activities and existing trading around the Clock Tower, in addition itudalam this study also recommends the needs of pedestrian paths, means of support, and concept development and regulation of free space pedestrian path. At the stage of data collection method used is a secondary form of collecting survey data on government agencies and primary survey in the form of data collection in the field / area of study. These data are needed as government policies (secondary) and field data such as the number of pedestrians, the speed of pedestrians, pedestrian pathways, supporting facilities, free space pedestrian paths, neighborhood activities as well as the road network. At the stage of the analysis, the method used is a method of LOS (level of service pedestrian paths), and descriptive methods form a comparison needs walkways, standard facilities, and free space pedestrian path. Service level pedestrian pathways influence the concepts used, while the needs of pedestrian paths based on the current width of the pedestrian is a pedestrian path on the synergy with the activities of the region. Service level pedestrian lane in the study area has the densest pedestrian access is located in Region Travel Market at LOS D standards, based on those considerations that had to be developed as a pedestrian mall. . Keywords: Paths pedestrian, Level of service, Needs and Concepts .
Pendahuluan
lingkungan, dan sistem transportasi
1.1
masih belum terwujud.
Latar Belakang Kota sebagai suatu proses yang
dapat
dilihat
hasilnya
perkembangannya
harus
dijadikan
jalur
pedestrian
prioritas
dalam
menonjol
perencanaan transportasi perkotaan.
dibandingkan dengan kawasan luar
Pembangunan jalur pedestrian yang
kota
baik sesuai perencanaan jalur pejalan
serta
cenderung
menekankan dianggap
lebih
dan
Kenyamanan
lebih
pada
segi
ekonomi,
kaki
pada
jalur
sebagai
hasil
rekayasa
meningkatkan
umum
akan
kenyamanan
dan
manusia untuk memenuhi kehidupan
kuantitas pejalan kaki. Selain itu jalur
ekonomi penggunanya. Selain itu, kota
pedestrian juga dapat meningkatkan
juga mempengaruhi kehidupan segala
kesehatan pejalan kaki dan kualitas
bidang,
yang
timbulnya
berdampak
pada
lingkungan perkotaan.
masalah-masalah
yang
1.2
semakin kompleks yang memerlukan pemecahan.
Rumusan Masalah Jalur
dibangun
Dalam
sepanjang
telah koridor
penghubung ke kawasan jam gadang,
03/2014 menegaskan Jaringan pejalan
kurang berfungsi efektif. Di karenakan
kaki
dan
berbagai hal, misalnya Jalur Pejalan
perkotaan
Kaki digunakan aktifitas lain seperti
merupakan komponen penting yang
aktifitas pedagang asongan keliling
harus disediakan untuk meningkatkan
yang
keefektifan
di
kenyamanan pengguna utama Jalur
ketersediaan
Pejalan Kaki, aktivitas Pedagang Kaki
jaringan pejalan kaki belum dapat
Lima (PKL) yang menggunakan jalur
memenuhi kebutuhan warga baik dari
pejalan
segi
Pejalan Kaki yang kurang mendukung,
manusiawi
perkotaan.
aman, di
nyaman,
kawasan
mobilitas Saat
jumlah
PU
di
yang
No.
yang
PERMEN
pedestrian
ini
warga
maupun
standar
kemungkinan
kaki,
menggangu
infrastruktur
penyediaannya. Selain itu keterpaduan
serta
antar jalur pejalan kaki dengan tata
tempat sampah, pot bunga, lampu
bangunan,
penerangan, serta kemiringan jalur
aksesibilitas
antar
penempatan
papan
Jalur
reklame,
pejalan kaki ke kiri atau ke kanan,
(Pedestrian Way) pada koridor
permasalahan
di sekitar Kawasan Jam Gadang
tersebut
dapat
menghambat arus sirkulasi pejalan kaki
serta
mengurangi
Membandingkan
kondisi
rasa
eksisting Jalur Pejalan Kaki
kenyamanan dan daya tarik pejalan
(Pedestrian Way) pada koridor
kaki dalam menggunakan jalur pejalan
disekitar Kawasan Jam Gadang
kaki. Hal ini dapat terlihat dari pejalan
dengan standar Jalur Pejalan
kaki masih memilih menggunakan
Kaki (Pedestrian Way) yang ada
kendaraan untuk berpindah tempat ke tempat
lainnya
dari
pada
Menentukan bentuk, ukuran, dan fungsi
Jalur
Pejalan
Kaki
menggunakan Jalur Pejalan Kaki.
(Pedestrian Way) pada koridor
1.3
di sekitar Kawasan Jam Gadang
Tujuan dan Sasaran Adapun
tujuan
yang
ingin
yang sesuai dengan aktivitas
dicapai dalam penelitian ini yaitu :
kawasan serta didukung oleh
MengidentifikasiJalurPejalan
sarana pendukung Jalur Pejalan
Kaki
Kaki (Pedestrian Way).
(Pedestrian
Way)
padakoridor
yang
beradadisekitarKawasan
Jam
Gadang
1.4
Ruang Lingkup
a. Ruang Lingkup Wilayah Adapun
kawasan
studi
atau
Memberikan arahan penataan
ruang batasan kajian adalahkoridor
Jalur Pejalan Kaki (Pedestrian
yang ada disekitar Jam Gadang yang
Way) pada koridor yang berada
terletak di Kelurahan Benteng Pasar
disekitar Kawasan Jam Gadang
Atas, Kecamatan Guguak Panjang.
sesuai
Adapun koridor-koridor yang masuk
mendukung
fungsinya aktivitas
guna wisata
dalam kajian yaitu :
pada Kawasan Jam Gadang.
a. Koridor Yos Sudarso
Adapun sasaran yang digunakan
b. Koridor Ahmad Karim
dalam penelitian ini yaitu : Mengidentifikasi bentuk, ukuran dan fungsi JalurPejalan Kaki
c. Koridor Ahmad Yani d. KoridorTengku Umar e. Koridor Jam Gadang
f. Koridor
Imam
Bonjol
dan
c. Kajian
tentang
penyediaan
Kawasan Jam Gadang
sarana pendukung Jalur Pejalan
g. Koridor Minangkabau
Kaki (Pedestrian Way) yang
h. Koridor Perintis Kemerdekaan
sesuai
i. Kawasan Pasar Wisata (Pasar
dalammen
Atas) dan Pasar Lereng 1.5
Adapun yang menjadi ruang lingkup materi dalam studi Usulan Jalur
Pejalan
kebutuhan
dukung
aktivitas
kawasan studi.
b. Ruang Lingkup Materi
Penataan
dengan
Kaki
(Pedestrian Way) pada Koridor di
Metedologi dan Pendekatan
a. Tahap Pengumpulan Data Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah : Survey Sekunder
Sekitar Jam Gadang yaitu
Pengambilan data ke Instansi
a. Kajian tentang permasalahan
berupa
eksisting Jalur Pejalan Kaki
kebijakan
atau
peraturan pemerintah.
seperti
Survey Primer
bentuk, ukuran, penempatan,
Pengumpulan
aktivitas tambahan, dan sarana
dilakukan ke lapangan berupa
pendukung.
pengukuran, pengamatan dan
(Pedestrian
Way)
b. Kajian tentang perbandingan dengan standar Jalur Pejalan Kaki
yang
mengarahkan penataan fungsi
dan Jalur
ada pada
dan arahan
pengaturan
kuesioner. b. Tahap Analisis Data Metode analisa yang digunakan adalah : Analisis kualitatif digunakan
Kaki
untuk kondisi Jalur Pejalan
(Pedestrian Way) yang sesuai
Kaki (Pedestrian Way) yang
dengan peruntukan sehingga
terdiri atas bentuk, ukuran,
akan
penempatan,
menjadi
Pejalan
datayang
salah
satu
aktivitas
pendukung aktivitas koridor
tambahan,
disekitar kawasan jam gadang
pendukung lainnya dianalisis
dalam upaya mempertahankan
secara dengan menjelaskan
landmark Kota Bukittinggi.
secara faktual kondisi-kondisi
dan
sarana
yang ada di kawasan studi
Ruang Bebas Jalur Pejalan Kaki
(lapangan). Kondisi faktual yang ditemukan di lapangan akan
dibandingkan
Spesifikasi ruang bebas jalur pejalan kaki ini yaitu sebagai berikut :
kesesuaiannya dengan standar -standar dalam referensi yang
2,5 meter;
digunakan dalam penelitian. Analisis kebutuhan digunakan untuk
melihat
Memiliki tinggi paling sedikit
Memiliki
kedalaman
paling
sedikit 1 meter;
besaran
Memiliki lebar samping paling sedikit dari 0,3 meter.
kebutuhan lebar jalur pejalan kaki berdasarkan arus pejalan
Jalur Pejalan Kaki Jalur pejalan kaki ini setidaknya
kaki. Analisis
LOS
untuk
mengetahui
digunakan tingkat
pelayanan jalur pejalan kaki pada tiap koridor yang ada
berukuran lebar 1,8 hingga 3,0 meter atau lebih untuk untuk memenuhi tingkat pelayanan yang diinginkan dalam
kawasan
yang
memiliki
intensitas pejalan kaki yang tinggi.
dalam kawasan studi.
Lebar
minimum
untuk
kawasan
Studi Literatur
pertokoan dan perdagangan yaitu 2
Kebutuhan Ruang Pejalan Kaki
meter. Untuk jalur pejalan kaki di
Berdasarkan
perhitungan
jalan kolektor adalah
1,2 meter,
dimensi tubuh manusia, kebutuhan
sedangkan jalan arteri adalah 1,8
ruang minimum pejalan kaki:
meter.
Tanpa
membawa
barang
dan
keadaan diam yaitu 0,27 m; Tanpa
membawa
barang
Untuk lebar minimal jalur perabot dan
keadaan bergerak yaitu 1,08 m; dan Membawa barang dan keadaan bergerak yaitu antara 1,35 m 1,62 m.
Jalur Perabot Jalan
jalan paling sedikit 0,6 meter, jika jalur
perabot
jalan
dimanfaatkan
sebagai jalur hijau yang berfungsi sebagai penyangga yang ditanami pohon maka lebar minimalnya 1,50 meter. Jalur pejalan kaki memiliki
perbedaan ketinggian dengan jalur
Tempat sampah terletak di luar
perabot jalan dengan kisaran sekitar 15
ruang bebas jalur pejalan kaki
centimeter
dengan jarak antar tempat sampah yaitu 20 meter.
Sarana Jaringan Pejalan Kaki
f. Marka, Perambuandan Papan
a. Jalur Hijau Jalur hijau ditempatkan pada jalur amenitas centimeter
dengan
lebar
dan
digunakan
bahan
adalah
150 yang
tanaman
peneduh.
Lampu penerangan terletak di luar ruang bebas jalur pejalan kaki jarak
Marka,
antar
lampu
penerangan yaitu 10 meter. Lampu penerangan di buat dengan tinggi maksimal 4 meter. c. Tempat Duduk Tempat duduk terletak di luar ruang bebas jalur pejalan kaki dengan jarak tempat duduk yaitu 10 meter
0,4 – 0,5 meter. d. Pagar Pengaman Pagar pengaman di luar ruang bebas jalur pejalan kaki pada titik yang
dan
papan
informasi terletak di luar ruang bebas jalur pejalan kaki, pada titik interaksi social dan pada jalur
Marka,
memerlukan
perlindungan dan dibuat dengan
perambuan
dan
papan
informasi disediakan sesuai dengan kebutuhan
serta
menggunakan
material yang memiliki durabilitas tinggi dan tidak menimbulkan efek silau. Kebutuhan Lebar Jaringan Pejalan Kaki Berdasarkan Penggunaan Lahan. Penggunaan Lahan
dan dibuat dengan dimensi lebar
tertentu
perambuan
pejalan kaki dengan arusp adat.
b. Lampu Penerangan
dengan
Informasi
Perumahan Perkantoran Industri Sekolah Terminal/ Stop Bis Pertokoan/ Pebelanjaan/ Hiburan Jembatan/ Terowongan
Lebar Minimum (m) 1,6 2 2 2 2
Lebar yang Dianjurkan (m) 2,75 3 3 3 3
2
4
1
1
tinggi 0,9 meter. e. Tempat Sampah
Lebar jalur pejalan kaki dapat dihitung dengan persamaan :
W = (P/35) + n Dimana : W = Lebar jalur pejalan kaki (m) P
V = Kecepatan pejalan kaki (meter/menit) Q = Arus pejalan kaki (orang/meter/menit) D = Kepadatan pejalan kaki (orang/m2)
= Volume pejalan kaki rencana b. Kecepatan Pejalan Kaki
(orang/menit/meter) n
(Meter/Menit)
= Lebar tambahan (m)
V = L/t Tingkat Pelayanan Jalur Pejalan
Dimana :
Kaki
V = Kecepatan pejalan kaki (meter/menit) L = Panjang penggal pengamatan (meter) t = Waktu tempuh pejalan kaki lewat segmen pengamatan (menit)
Standar besaran ruang untuk jalur pejalan kaki dapat dikembangkan dan
dimanfaatkan
sesuai
dengan
tipologi ruas pejalan kaki dengan memperhatikan kebiasaan dan jenis
c. Arus Pejalan Kaki(Orang/Menit)
aktivitas setempat. Standar pelayanan
Q = N/T
jalur pejalan kaki terdiri atas :
Dimana :
LOS
S (m2/ orang)
V (meter/ menit)
A B C D E F
≥ 12 ≥ 3,6 ≥ 2,2 ≥ 1,4 ≥ 0,5 < 0,5
≥ 78 ≥ 75 ≥ 72 ≥ 68 ≥ 45 < 45
Indikator
Q (orang/ meter/ menit) ≤ 6,7 ≤ 23 ≤ 33 ≤ 50 ≤ 83 Variabe l
Pengukuran
D (orang/ m2) ≤ 0,08 ≤ 0,28 ≤ 0,40 ≤ 0,60 ≤ 1,00 1,00
Tingkat
Pelayanan Jalur Pejalan Kaki a. Ruang Pejalan Kaki (M2 / Orang) S = V/Q atau 1/D Dimana : S = Ruang pejalan kaki (m2/orang)
Q = Arus pejalan kaki (orang/meter/menit) N = Jumlah pejalan kaki (orang/meter) T = Waktu pengamatan (menit) d. Kepadatan Pejalan Kaki (Orang / M2) D = Q/V Dimana : D = Kepadatan pejalan kaki (orang/m2) Q = Arus pejalan kaki (orang/meter/menit) V = Kecepatan pejalan kaki (meter/menit)
Jumlah Pejalan Kaki dan Kecepatan Pejalan Kaki
Koridor
Yos Sudarso Ahmad Karim Ahmad Yani Tengku Umar Istana dan H. Agus Salim Imam Bonjol dan Jam Gadang Minangkabau Perintis Kemerdekaan Pasar Wisata (Pasar Atas dan Pasar Lereng)
4,62 5,78 6,07 4,17 7,03
Kecepatan Pejalan Kaki Sejauh 10 m (detik) 13 16 15 11 17
3,54
21
5,52 8,17
22 17
12,17
26
Jumlah Pejalan Kaki (orang)
Pembahasan Arus Pejalan Kaki Arus Pejalan Kaki (orang/ meter/ menit) 4,62 5,78 6,07 4,17 7,03 3,54
Koridor Yos Sudarso Ahmad Karim Ahmad Yani Tengku Umar Istana dan H. Agus Salim Imam Bonjol dan Jam Gadang Minangkabau Perintis Kemerdekaan Pasar Wisata (Pasar Atas dan Pasar Lereng)
5,52 8,17 12,17
Istana dan H. Agus Salim Imam Bonjol dan Jam Gadang Minangkabau Perintis Kemerdekaan Pasar Wisata (Pasar Atas dan Pasar Lereng)
58,83 47,61 45,46 58,83 38,47
Kepadatan Pejalan Kaki Koridor Yos Sudarso Ahmad Karim Ahmad Yani Tengku Umar Istana dan H. Agus Salim Imam Bonjol dan Jam Gadang Minangkabau Perintis Kemerdekaan Pasar Wisata (Pasar Atas dan Pasar Lereng)
Kepadatan Pejalan Kaki (orang/m2) 0,060 0,093 0,092 0,046 0,120 0,075 0,122 0,139 0,317
Ruang Pejalan Kaki Koridor Yos Sudarso Ahmad Karim Ahmad Yani Tengku Umar Istana dan H. Agus Salim Imam Bonjol dan Jam Gadang Minangkabau Perintis Kemerdekaan Pasar Wisata (Pasar Atas dan Pasar Lereng)
Ruang Pejalan Kaki (m2/orang) 16,66 10,82 10,99 21,81 8,37 13,45 8,24 7,21 3,17
Kecepatan Pejalan Kaki Koridor Yos Sudarso Ahmad Karim Ahmad Yani Tengku Umar
Kecepatan Pejalan Kaki (meter/menit) 76,93 62,5 66,67 90,91
Tingkat Pelayanan Jalur Pejalan Kaki Untuk mengkaji tingkat palayanan jalur pejalan kaki digunakan ruang pejalan kaki (M2 / Orang) karena
persamaan yang terdapat dalam ruang
dengan pelayanan jalur pejalan kaki
pejalan
mengandung
eksisting. Sementara itu untuk lebar
kecepatan pejalan kaki dengan arus
jalur pejalan kaki bagi pengguna kursi
pejalan kaki.
roda akan ditambah lebar jalur pejalan
kaki
Koridor Yos Sudarso Ahmad Karim Ahmad Yani Tengku Umar Istana dan H. Agus Salim Imam Bonjol Minangkabau Perintis Kemerdekaan Pasar Wisata (Pasar Atas dan Pasar Lereng)
sudah
Ruang Pejalan Kaki (m2/orang) 16,66 10,82 10,99 21,81 8,37
sebesar 1,50 meter yang ditambah Standar LOS A B B A B
13,45 8,24 7,21
A B B
3,17
C
pada lebar tambahan. Kebutuhan
Koridor
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Yos Sudarso Ahmad Karim Ahmad Yani Tengku Umar Istana dan H. Agus Salim Imam Bonjol Minangkabau Perintis Kemerdekaan Pasar Wisata (Pasar Atas dan Pasar Lereng)
Lebar Tambahan (m) 0,64 1,17 1,18 0,62 0,71 0,61 1,16 1,24 1,85
pejalan kaki pada setiap koridor sangat agar
dapat
Kaki
(orang) Selama 15 Menit
No
Koridor
1 2 3 4 5
Yos Sudarso Ahmad Karim Ahmad Yani Tengku Umar Istana dan H. Agus Salim Imam Bonjol Minangkabau Perintis Kemerdekaan Pasar Wisata (Pasar Atas dan Pasar Lereng)
6 7 8 9
Lebar Tambahan (m) 2,8 3,9 3,6 2,6 5,1 9,5 4,5 5,2 11,9
Kesimpulan dan Rekomendasi Kesimpulan
Tingkat Pelayanan Jalur Pejalan Kaki pada setiap koridor dalam kawasan studi pada umumnya sudah baik, namun perlu sedikit
Pada perhitungan diatas, lebar jalur
berbeda,
Pejalan
Berdasarkan Jumlah Pejalan Kaki
Kebutuhan Jalur Pejalan Kaki Berdasarkan Arus Pejalan Kaki (orang/meter/menit) No
Jalur
menampung
seluruh kriteria maka dipilih lebar jalur pejalan kaki yang terbesar sesuai
penambahan lebar kebutuhan serta beberapa sarana pendukung jalur pejalan kaki. Tingkat pelayanan jalur pejalan kaki di kawasan studi yang paling padat terdapat pada
Kawasan Pasar Wisata (Pasar
prasarana pendukung jalur pejalan
Atas dan Pasar Lereng)
kaki dalam kawasan studi juga
Tingkat pelayanan jalur pejalan
masih
kaki dengan standar LOS tidak
berupa hambatan samping seperti
dapat
parkir
menjadi
acuan
dalam
kendaraan,
pedagang
gerobak serta pedagang kaki lima,
kaki karena sifat standar LOS
terutama pada Kawasan Pasar
hanya terjadi pada waktu dimana
Wisata,
pengamatan
koridor
Minangkabau,
pejalan
kaki
Ahmad Karim, Ahmad Yani dan
dilakukan.
Pengembangan
dan
Perintis Kemerdekaan
kebutuhan
jalur
pejalan
kaki
studi
lebih
kawasan
mengacu pada standar kebutuhan
Rekomendasi
sedangkan
tingkat
dengan
pelayanan
LOS,
standar LOS digunakan sebagai
(full
Koridor-koridor dalam kawasan studi perlu penambahan lebar sesuai dengan standar kebutuhan, Imam
Bonjol
tidakperludilakukanpenambahank arenalebareksistingdiprediksikans
Kawasan
Pasar
metode Wisata
pedestrian
mall)
karena
Dalam RTRW Kota Bukittinggi Koridor
Imam
Bonjol
akan
dikembangkan sebagai pedestrian mall, hal tersebut perlu dikaji karena
berdasarkan
perhitungan standar LOS koridor
kaki Sarana pendukung jalur pejalan kaki pada kawasan studi masih dan
belum
diatur
sepenuhnya untuk kenyamanan pejalan
menggunakan
kaki
memiliki standar LOS C
ulang
udahdapatmenampungpejalan
kurang
pejalan
sebagai jalur khusus pejalan kaki
konsep pengembangan
koridor
jalur
sudah bisa untuk dikembangkan
pertimbangan dalam pengambilan
namun
Berdasarkan perhitungan tingkat pelayanan
berdasarkan aktivitas kawasan,
permasalahan
mengkaji kebutuhan jalur pejalan
dalam
terdapat
kaki,
sementara
itu
tersebut masih dibawah ambang batas untuk direncanakan sebagai pedestrian mall karena memiliki tingkat pelayanan jalur pejalan kaki denganstandar LOS A
Lebar jalur pejalan kaki yang
analisis yang terbagi dalam 3 jenis
dibutuhkan sesuai dengan analisis
konsep pengembangan yaitu
merupakan ruang untuk sirkulasi
jalur
pejalan kaki, sedangkan untuk
khusus
penempatan
pendukung
dengan tipe full pedestrian
jalur pejalan kaki perlu disediakan
mall dan enclosed mall,
ruang bebas pejalan kaki.
jenis pengembangan ini
Untuk penambahan lebar jalur
akan dikembangkan pada
pejalan
Kawasan
sarana
kaki
ada
dua
pejalan
Pasar
kaki
Wisata
kemungkinan dalam penyediaan
(Pasar Atas dan Pasar
ruang tambahan yaitu mengambil
Lereng)
ruang
Imam Bonjol.
jalan
mengambil
kendaraan ruang
atau
halaman
serta
Pengembangan
Koridor
jalur
bangunan serta mempertahankan
pejalan kaki dengan tipe
lebar
sidewalk
atau
kondisi
eksisting
(jalur
pejalan
jaringan jalan dalam kawasan
kaki di sisi jaringan jalan),
studi, sedangkan pada koridor
jenis pengembangan ini
yang
ruang
akan dikembangkan pada
maka
koridor
Perintis
digunakan jaringan jalan untuk
Kemerdekaan,
Ahmad
pengembangan kebutuhan jalur
Karim,
pejalan kaki, sebagai antisipasi
Tengku Umar, Istana dan
kemacetan
diatur
H. Agus Salim.
system transportasi seperti parkir,
Pengembangan
tidak
halaman
Pengembangan
memiliki bangunan
maka
perlu
Yos
Sudarso,
jalur
sirkulasi dan manajemen lalu
pejalan kaki dengan tipe
lintas kendaraan.
arcade (jalur pejalan kaki
Pengembangan jalur pejalan kaki
di sisi bangunan), jenis ini
disesuaikan
konsep
akan dikembangkan pada
pengembangan jalur pejalan kaki
koridor Minangkabau dan
dari hasil pertimbangan dalam
Ahmad Yani.
dengan
Untuk jalur pejalan kaki yang
Munawar, Ahmad. 2004. Manajemen
bersahabat dan dapat digunakan
Lalu Lintas Perkotaan. Beta Offset.
loleh penyandang cacat (difabel)
Yogyakarta.
akan
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum.
disediakan
berguna
ramp
untuk
yang
memberikan
2014,
Pedoman Dan
Perencanaan,
kemudahan bagi kursi roda yang
Penyediaan,
Pemanfaatan
digunakan serta penambahan lebar
Prasarana dan Sarana Jaringan
jalur pejalan kaki yang sesuai
Pejalan Kaki di Kawasan Perkotaan,
dengan kursi roda
Jakarta. Shirlex, Robert dkk Editors. 2003.
DAFTAR PUSTAKA :
Time-Saver
Standar
For
Urban
Aulia, Muhamad Fakhri. 2008, Sistem
Design.
Transportasi Transjakarta dari Sudut
USA.
Pandan
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota
Pedestrian.
Skripsi,
McGraw-Hill
Profesional,
Universitas Indonesia.
Bukittinggi 2010 – 2030. Dinas
Badan Pusat Statistik, 2014. Kota
Pekerjaan Umum Kota Bukittinggi.
Bukittinggi Pusat
dalam
Statistik
Angka,Badan
Propinsi
Sumatera
Pekerjaan
Umum,
Barat. Padang. Departemen
Direktorat Jenderal Bina Marga. 1999, Pedoman Perencanaan Jalur Pejalan Kaki
Pada
Jalan
Umum,
PT.
Mediatama Saptakarya. Jakarta. Hendrayana,
dkk.
2013,
Analisis
Pelayanan Fasilitas Pejalan Kaki. Jurnal Ilmiah, Universitas Udayana Mulyandari, Hestin. 2011. Pengantar Arsitektur Kota. CV Andi Offset. Yogyakarta.