perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN AKUNTANSI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK MENCARI PASANGAN (MAKE A MATCH) PADA SISWA KELAS XI ILMU SOSIAL 2 SMA NEGERI 1 NGEMPLAK BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2010/2011 (Penelitian Tindakan Kelas)
SKRIPSI
Oleh: KHAERUL INSANI K7407096
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN AKUNTANSI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK MENCARI PASANGAN (MAKE A MATCH) PADA SISWA KELAS XI ILMU SOSIAL 2 SMA NEGERI 1 NGEMPLAK BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2010/2011 (Penelitian Tindakan Kelas)
Oleh: KHAERUL INSANI K7407096
Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
iv
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
v Khaerul Insani. UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN AKUNTANSI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK MENCARI PASANGAN (MAKE A MATCH) PADA SISWA KELAS XI ILMU SOSIAL 2 SMA NEGERI 1 NGEMPLAK BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2010/2011. Skripsi. Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, April, 2011. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penerapan model pembelajaran kooperatif teknik Make A Match dapat meningkatkan kualitas pembelajaran akuntansi pada siswa kelas XI Ilmu Sosial 2 SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali tahun pelajaran 2010/2011. Penelitian ini menggunakan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Subyek penelitian ini adalah siswa kelas XI IS 2 SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali yang berjumlah 35 siswa. Obyek penelitian pada penelitian tindakan ini adalah berbagai kegiatan yang terjadi didalam kelas selama berlangsungnya proses pembelajaran. Penelitian ini dilaksanakan dengan kolaborasi antara peneliti, guru kelas dan melibatkan keaktifan siswa. Sumber data yang digunakan dalam penelitian tindakan ini antara lain: informan, tempat atau lokasi, peristiwa, dokumen dan arsip. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, tes, dan dokumentasi. Prosedur penelitian meliputi tahap: (1) pengenalan masalah, (2) persiapan, (3) penyusunan rencana tindakan, (4) implementasi tindakan, (5) observasi dan interpretasi, (6) refleksi dan (7) penyusunan laporan. Proses penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, masing-masing siklus terdiri dari empat tahap, yaitu: (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interpretasi dan (4) analisis dan refleksi. Setiap siklus dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan, alokasi waktu masing-masing pertemuan 2 x 45 menit. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembalajaran kooperatif teknik Make A Match dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Kualitas pembelajaran tersebut dapat dilihat dari proses dan hasil belajar. Ditinjau dari proses pembelajaran indikatornya adalah: (1) Keaktifan dan keberanian berpendapat atau mengajukan pertanyaan meningkat dari 15 siswa (42,8%) pada siklus pertama menjadi 21 siswa (60%) pada siklus kedua, (2) Keaktifan siswa dalam memahami dan dapat melakukan langkah-langkah Make A Match meningkat dari 28 siswa (80%) pada siklus pertama menjadi 32 siswa (91,4%) pada siklus kedua, (3) Dalam kelompok kooperatif, siswa dapat menjalin kerjasama dalam belajar kelompok berpasangan meningkat dari 20 siswa (57,1%) pada siklus pertama menjadi 26 siswa (74,3%) pada siklus kedua, sedangkan ditinjau dari hasil pembelajaran indikatornya adalah hasil evaluasi menunjukkan peningkatan pencapaian hasil belajar siswa yang sudah mencapai KKM sebanyak 30 siswa (85,7%) dari 35 siswa dan mengalami peningkatan dibandingkan sebelumnya pada siklus pertama, hanya dicapai 22 siswa (62,9%). Peningkatan tersebut terjadi setelah guru melakukan beberapa upaya, antara lain: (1) Penerapan model pembelajaran kooperatif teknik Make A Match, (2) Guru membuat Rencana Pembelajaran terlebih dahulu sebelum mengajar sehingga kegiatan belajar mengajar dapat berlangsung terarah dan terprogram, (3) Guru melakukan evaluasi setelah pelaksanaan pembelajaran untuk meningkatkan prestasi belajar berikutnya.
commit to user vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT Khaerul Insani. EFFORTS DONE TO IMPROVE THE QUALITY OF ACCOUNTING LEARNING THROUGH MAKE A MATCH TECHNIQUE (Classroom Action Research at Second Grade of SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali in the Academic Year of 2010/2011). Thesis. Surakarta : Teacher Training and Education Faculty. Sebelas Maret University Surakarta, April, 2011. The Objective of this research is to know what Make A Match technique can improve the quality of accounting learning of second grade of SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali in the academic year of 2010/2011. This research is a classroom action research. The subject of this research is class XI IS 2 of SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali. It consists of 35 students. The object of this research is various activities that occur in the class as long as teaching learning process. This research is collaboration among researcher, teacher and students. The source of datum is informant, location, event, document and files. The technique of collecting data is done by using observation, test, and documentation. The procedure of the research are: (1) identifying the problem, (2) preparing teaching aids, (3) planning the action, (4) implementing the action, (5) observation and interpretation, (6) reflection, and (7) make a report. This research consists of two cycles. Each cycle consists of four steps: (1) Planning, (2) Action, (3) Observation and interpretation, (4) Analysis and reflection. Each cycle consists of two meetings, time allotment is 2 x 45 minutes. Based on the research, it concluded that applying cooperative learning by using Make A Match technique can improve the quality of learning. It can be seen from the result and process of study. Based on learning process, the indicators as follows: (1) being active and brave to give opinion improved from 15 students (42,8%) in cycle 1 to 21 students (60%) in cycle 2, (2) the students are being active in comprehending and they can do each step of Make A Match are improve from 28 students (80%) in cycle 1 to 32 students (91,4%) in cycle 2, (3) the students can cooperation in cooperative group, they use Make A Match learning and improved from 20 students (57,1%) in cycle 1 to 26 students (74,3%) in cycle 2. Meanwhile, based on learning result, the indicators as follows the evaluation result show improvement of students’ achievement as many as 30 students (85,7%) the result of 35 students increase comparing the first cycle, reached by 22 students (62,9%). The improvement reached after the teacher done some efforts, such as: (1) Applied Make A Match technique as model of cooperative learning, (2) The teacher make lesson plan to be successful in teaching learning process, (3) the teacher evaluates the teaching learning process to improve the students’ achievement in the future.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO “Allah tidak akan mengubah nasib seseorang, kecuali orang itu sendiri yang mengubah nasibnya sendiri.” (Q. S Ar Ra’du : 11)
Tidak ada kebaikan ibadah yang tidak ada ilmunya dan tidak ada kebaikan ilmu yang tidak difahami dan tidak ada kebaikan bacaan kalau tidak ada perhatian untuknya. (Sayidina Ali Karamallahu Wajhah) “…kitalah armada masa depan yang akan mengukir dunia, raih semua bintang dan tebarkan, sinarnya terangi semesta…” (ADA Band – Armada Masa Depan)
Masa sekarang adalah cerminan esok, berbenah di saat ini merupakan langkah tepat memiliki jiwa tak mudah rapuh menggapai lapangnya harapan (Penulis)
commit to user vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Skripsi ini dipersembahkan sebagai wujud rasa sayang, cinta kasih penulis kepada: * Alm. Ayahanda Dulgani * Sebagai “guru” terbaik pemberi pelajaran berharga. * Ibunda Umayah * Penguat langkah untuk tetap berdiri kokoh dan keteduhan doanya di setiap waktu. * Kakak-Kakakku, Toto Sugiarto, Ade Laely Helmiah, Sugiyono, Hendri Gunawan, Ahmad Yani, Ari Saptari * Didikannya untuk bisa menciptakan sesuatu yang luar biasa. * Adikku, Asep Haryana * Sebagai penghibur kesuraman. * Kekasihku, Evi Dwi Nurmalasari * Penyemangat yang selalu ada. * Sahabat-Sahabat Terbaikku * Untuk jangan pernah takut kegagalan. * Teman-Teman Pendidikan Akuntansi 2007 * * Almamater UNS *
commit to user viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia rancangannya yang sempurna sehingga skipsi ini dapat diselesaikan dengan baik oleh penulis untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan. Hambatan dan kesulitan yang penulis hadapi dalam menyelesaikan penulisan skipsi ini dapat diatasi berkat bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, atas segala bentuk bantuannya penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Saiful Bachri, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah memberikan ijin penulisan skripsi ini. 3. Drs. Wahyu Adi, M.Pd., selaku Ketua Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dengan bijaksana. 4. Muhtar, S.Pd, M.Si., selaku Pembimbing Akademik yang telah memberikan banyak doa dan bimbingan serta semangat. 5. Drs. Ngadiman, M.Si., selaku Pembimbing I yang telah memberikan banyak sekali motivasi dan arahan dengan penuh kesabaran. 6. Laili Faiza Ulfa, S.E, MM., selaku Pembimbing II yang telah memberikan dorongan, semangat dan bimbingan dengan baik. 7. Drs. Tri Wahyudi., selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Ngemplak terimakasih atas ijin dan kemudahan bagi penulis dalam pelaksanakan penelitian. 8. Tatiek Sugiharti, S.Pd, selaku guru Akuntansi SMA Negeri 1 Ngemplak yang telah banyak membantu penulis dalam penelitian ini. Terima kasih untuk bantuan waktu tenaga serta pikiran dan juga doa yang selalu diberikan kepada Penulis. 9. Keluargaku, Almarhum Ayahanda Mama Dulgani tercinta, Ibunda Mami Umayah, Kakak-kakakku, Toto, Ade, Ugi, Heng, Iyang, Ari, dan Adikku commit user Asep. Uli bangga punya keluarga yangtomemberi kebahagaiaan. ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10. Siswa Kelas XI IS 2 SMA Negeri 1 Ngemplak terima kasih atas kerjasamanya dalam penelitian yang penulis lakukan. 11. Kekasihku, Evi Dwi Nurmalasari terima kasih buat dukungan, bantuan, dan semangatnya yang tak pernah putus (alhamdulillah kita lulus bareng ...) 12. Sahabat-sahabatku Pendidikan Akuntansi 2007, Samsul Rosadi, Mufti Arief Arfiansyah, Arief Aminudin, Adi Kurniawan, Eri Kristanto, dan teman-teman khusunya kelas B, serta teman Pendidikan Ekonomi 2007, terima kasih buat dukungan, senyum dan doanya. 13. Sahabat-sahabatku di Cirebon, yang selalu menyemangati dengan doanya, terima kasih Deden, Karyono, Ipul, Rizky, Shasih, dan Shondra_akhinya saya nyusul kalian juga buat lulus_ 14. Debrain, kalian sangat membantuku dan selalu menghiburku, terima kasih banyak Dindin Rafiudin, Eri Setiawan, Beti Nias Rokah, Frediastuti Andriyana, Andreas Agung Adi K, dan Nouranti Amrikasari. Thanks brother sister! 15. Teman-teman PPL SMA N 1 Ngemplak, kalian keluarga baruku, pasti aku merindukan kalian. 16. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan, namun penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan perkembangan ilmu pengetahuan pada khususnya.
Surakarta,
April 2011
Penulis
commit to user x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .....................................................................................
i
HALAMAN PENGAJUAN ..........................................................................
ii
HALAMAN PERSETUJUAN .....................................................................
iii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................
iv
HALAMAN ABSTRAK ...............................................................................
vi
HALAMAN MOTTO ................................................................................... vii HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... viii KATA PENGANTAR ....................................................................................
ix
DAFTAR ISI .................................................................................................. xi DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xiv DAFTAR TABEL ......................................................................................... xv BAB I
PENDAHULUAN ........................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1 B. Identifikasi Masalah ................................................................... 8 C. Pembatasan Masalah .................................................................. 8 D. Perumusan Masalah .................................................................... 9 E. Tujuan Penelitian ........................................................................ 9 F. Manfaat Penelitian ...................................................................... 9
BAB II LANDASAN TEORI ...................................................................... 11 A. Tinjauan Pustaka ........................................................................ 11 1. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Make AMatch ............................................................. 11 a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif ................................ 11 b. Model-Model Pembelajaran Kooperatif .......................... 12 c. Tujuan Pembelajaran Kooperatif...................................... 12 d. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Kooperatif ..... 13 e. Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Make AMatch . 14 2. Kualitas Proses Belajar Mengajar.................. ........................ 16 user a. Hakikat Proses commit Belajar to Mengajar.................................. ..... 16 xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Hakikat Kualitas Proses Belajar Mengajar ........................ 17 3. Hakikat Hasil Belajar ............................................................. 19 a. Hakikat Belajar .................................................................. 19 1. Pengertian Belajar ......................................................... 19 2. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Belajar ............... 21 b. Hakikat Hasil Belajar .................................................... .... 23 4. Hakikat Mata Pelajaran Akuntansi..................................... ...... 25 B. Penelitian Yang Relevan ............................................................ 27 C. Kerangka Pemikiran ................................................................... 28 D. Hipotesis ..................................................................................... 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................... 31 A. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 31 1. Tempat Penelitian ................................................................... 31 2. Waktu Penelitian ..................................................................... 32 B. Subjek dan Objek Penelitian ....................................................... 32 1. Subjek Penelitian .................................................................... 32 2. Objek Penelitian ...................................................................... 33 C. Sumber Data .............................................................................. 33 D. Pendekatan Penelitian ................................................................ 34 E. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 39 F. Prosedur Penelitian ..................................................................... 39 G. Proses Penelitian ........................................................................ 41 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 45 A. Deskripsi Lokasi Penelitian......................................................... 45 1. Sejarah Singkat SMA Negeri 1 Ngemplak ............................. 45 2. Visi, Misi dan Tujuan SMA Negeri 1 Ngemplak ................... 47 3. Keadaan Lingkungan SMA Negeri 1 Ngemplak .................... 49 B. Identifikasi Masalah Pembelajaran Akuntansi Kelas XI IS 2 di SMA Negeri 1 Ngemplak ....................................................... 53 C. Deskripsi Hasil Penelitian .......................................................... 56 commit to user 1. Siklus I .................................................................................. 56 xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
a. Perencanaan Tindakan Siklus I ........................................ 58 b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I......................................... 59 c. Observasi dan Interpretasi Siklus I................................... 63 d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus I ......................... 66 2. Siklus II ................................................................................. 68 a. Perencanaan Tindakan Siklus II ....................................... 68 b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II ....................................... 71 c. Observasi dan Interpretasi Siklus II ................................. 75 d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus II ........................ 78 D. Pembahasan ................................................................................. 79 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ...................................... 86 A. Simpulan ..................................................................................... 86 B. Implikasi ..................................................................................... 87 C. Saran ........................................................................................... 88 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 91 LAMPIRAN ................................................................................................... 94
commit to user xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Hubungan antara tujuan instruksional, pengalaman belajar dan hasil belajar ............................................................................................ 16 2. Bagan Kerangka Pemikiran........................................................................... 29 3. Siklus Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas .................................................. 36 4. Struktur Organisasi SMA Negeri 1 Ngemplak ............................................ 53 5. Grafik Kualitas Proses dan Hasil Belajar Siswa Siklus I .............................. 65 6. Grafik Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I ..................................................... 66 7. Grafik Kualitas Proses dan Hasil Belajar Siswa Siklus II............................. 77 8. Grafik Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II ................................................... 78 9. Grafik Peningkatan Keaktifan Dan Prestasi Belajar Siswa........................... 81 10. Grafik Ketuntasan hasil Belajar Siswa Siklus I dan II ................................ 82
commit to user xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Dalam Penelitian ........................................... 32 2. Indikator Ketercapaian .................................................................................. 42 3. Jumlah Ruang Kelas ...................................................................................... 49 4. Ruang Menurut Jenis, Keberadaan, Luas Dan Fungsi .................................. 49 5. Kamar Mandi dan WC .................................................................................. 51 6. Sarana Fisik SMA Negeri 1 Ngemplak ......................................................... 53 7. Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I ................................................................ 66 8. Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II ............................................................... 78 9. Data Peningkatan Keaktifan dan Prestasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran Akuntansi ........................................................ 80 10. Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus I dan II .......................................... 81
commit to user xv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran akuntansi di sekolah dewasa ini banyak mengalami perubahan, diantaranya perubahan teknik konvensional (tradisional) yang menitikberatkan dari situasi guru mengajar dan ceramah secara klasikal dengan kesannya yang abstrak yang mendominasi menjadi situasi murid belajar yang lebih mandiri dan menyenangkan serta perubahan yang lain dalam hal metode mengajar, buku-buku pelajaran, alat-alat laboratorium, maupun materi-materi pelajaran. Penerapan teknik-teknik mengajar modern yang kini banyak bermunculan untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran belum banyak diterapkan karena kurangnya pengetahuan guru dan beberapa faktor penyebab lain. Penerapan teknik mengajar konvensional umumnya kurang mampu mengaktifkan siswa dalam pembelajaran sehingga menimbulkan kebosanan dan rendahnya minat siswa dalam mengikuti kegiatan belajar. Keberhasilan proses pembelajaran merupakan hal utama yang didambakan dalam melaksanakan pendidikan di sekolah. Dalam proses pembelajaran, komponen utama adalah siswa dan guru. Pembelajaran TCL (Teacher Centered Learning) masih banyak diterapkan dalam proses pembelajaran di kelas dengan alasan pembelajaran tersebut praktis dan tidak banyak menyita waktu. Guru hanya menyajikan materi secara teoritik dan abstrak sedangkan siswa pasif, siswa hanya mendengarkan guru ceramah di depan kelas. Akibat dari kebiasaan tersebut siswa menjadi kurang kreatif dalam memecahkan masalah, partisipasi rendah, kerja sama dalam kelompok tidak optimal, kegiatan belajar mengajar tidak efisien dan pada akhirnya hasil belajar menjadi rendah Pendidikan di negeri ini masih didominasi oleh pandangan bahwa pengetahuan merupakan seperangkat fakta yang harus dihafal. Kelas masih berfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan, kemudian ceramah menjadi pilihan utama strategi belajar mengajar, sehingga kegiatan mengajar lebih commit to user memperlihatkan proses transfer pengetahuan atau konsep-konsep dari guru kepada
1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 2
peserta didik. Selain ceramah terdapat teknik diskusi berkelompok yang terkadang lebih efektif diterapkan pada suatu mata pelajaran di sekolah atau lebih variasi lagi dengan memperpadukan kedua metode pembelajaran tersebut. Akuntansi merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah menengah atas yang diajarkan. Butuh ketelitian dan keuletan serta konsentrasi yang tinggi dalam mempelajari akuntansi, terkadang bagi sebagian siswa mengikuti pelajaran ini adalah hal yang membosankan dan kurang diminati, sehingga pemakaian metode pembelajaran yang tepat dan menyenangkan diperlukan untuk meningkatkan antusias siswa. Untuk siswa SMA kelas XI Ilmu Sosial, akuntansi merupakan mata pelajaran baru, sehingga diperlukan proses belajar mengajar secara aktif sebagai dasar untuk pengembangan akuntansi lanjutan ke depannya. Proses belajar mengajar akuntansi yang baik adalah guru harus mampu menerapkan suasana yang dapat membuat murid antusias terhadap persoalan yang ada sehingga mereka mampu mencoba persoalannya. Guru perlu membantu mengaktifkan siswa untuk berpikir. Pembelajaran akuntansi yang berorientasi target penguasaan materi, terbukti berhasil dalam kompetisi. Dan inilah yang terjadi di kelas-kelas saat ini. Perlu adanya kreativitas seorang guru dalam mengajar akuntansi menjadi faktor penting agar akuntansi menjadi mata pelajaran yang menyenangkan dan diminati siswa. Banyak teknik ataupun pendekatan yang bisa dilakukan untuk mengatasinya. Diantaranya dengan berdiskusi kelompok yang tidak terlepas pula dengan keunggulan dan permasalahannya. Ada beberapa masalah dalam kelompok diskusi kelas pada umumnya, antara lain kelompok diskusi dibentuk dengan cara penarikan undian serta kelompok diskusi dengan pembagian berdasarkan urutan meja belajar, dua siswa depan berpasangan dengan dua siswa dibelakangnya atau satu deret meja ke belakang dan seterusnya. Hal yang tak terhindarkan dalam pembentukan kelompok dengan penarikan undian dan sejenisnya adalah bahwa ada kelompok yang semua anggotanya berkemampuan tinggi, ada kelompok yang anggotanya terdiri dari campuran siswa berkemampuan tinggi, sedang dan rendah, ada pula kelompok yang semua anggotanya berkemampuan rendah. Kelompok yang semua to user anggotanya berkemampuan tinggi,commit akan menyajikan materi pelajaran dengan baik.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 3
Banyak siswa yang ikut berpartisipasi di dalam diskusi kelompok tersebut, baik yang mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan maupun mengemukakan ide atau gagasan tertentu. Sebaliknya dengan kelompok yang semua anggotanya berkemampuan rendah. Kegiatan diskusi akan berjalan kurang baik. Hanya sedikit siswa yang ikut berpartisipasi, baik yang mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan maupun mengemukakan ide atau gagasan. Hal ini tentu saja akan mempengaruhi
kegiatan
diskusi
materi
pelajaran
dan
akhirnya
turut
mempengaruhi hasil belajar siswa serta kualitas pembelajarannya. Metode diskusi yang diterapkan di kelas umumnya menunjukkan kegiatan diskusi kelompok berjalan kurang optimal. Dari beberapa kelompok hanya sedikit kelompok yang terlihat cukup interaktif dan ikut berpartisipasi, yang berusaha untuk saling membantu dan mengemukakan ide atau gagasannnya dalam menyelesaikan tugas. Sisanya cenderung bekerja sendiri-sendiri dalam kelompok, bahkan ada yang sama sekali tidak ikut mengerjakan tugas atau soal latihan karena sebab-sebab tersebut yang diantaranya kurangnya pemahaman. Banyak juga siswa yang tidak senang berkelompok. Siswa yang tekun tentu akan lebih rajin, sedangkan siswa yang kurang mampu merasa tidak percaya diri dengan ditempatkannya di dalam kelompok siswa yang lebih pandai. Ada juga siswa yang tekun yang berpikiran bahwa temannya yang kurang mampu hanya menumpang saja pada hasil jerih payah mereka. Dengan demikian, kualitas pembelajaran kelas ini masih belum maksimal dan efektif dengan indikasi-indikasi tersebut. Siswa cenderung kurang akif, kurang memahami materi yang disampaikan guru, serta ada perasaan takut salah yang menyebabkan minder jika melakukan kegiatan diskusi kelompok atau ketika mengajukan pertanyaan yang belum siswa pahami. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti terhadap berbagai metode yang diterapkan di salah satu kelas di SMA N 1 Ngemplak dalam mata pelajaran Akuntansi, untuk tugas-tugas rumah yang diberikan oleh guru, mayoritas siswa masih mengerjakan di kelas sebelum pelajaran Akuntansi dimulai. Ini menunjukkan rendahnya keaktifan dan tanggung jawab siswa dalam mengikuti pelajaran. Bahkan sebelum diadakan ujian tulis, siswa masih commit to user disibukkan dengan membaca materi secara individual dan meminta waktu buat
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 4
mengulang. Ini menunjukkan persiapan siswa sangatlah kurang dan keantusiasan siswa masih belum maksimal, mereka tampak enggan mempelajari lebih dalam apalagi dengan keterbatasan buku teks, kelas yang hanya mengandalkan lewat Lembar Kegiatan Siswa (LKS) yang isinya sangat terbatas. Tanpa adanya buku tambahan sebagai penunjang materi. Proses pembelajaran terlihat pula membosankan, sebagian siswa disibukkan berbincang-bincang dengan kawan sebangkunya, ataupun siswa yang mengantuk. Mereka terlihat mendengar penjelasan gurunya di depan kelas dengan ceramahnya, tetapi tidak disertai dengan keseriusan, sehingga yang di dapat hari itu akan dilupakan dikemudian hari. Jarang terjadi interaksi aktif antara guru dan murid-murid. Pembelajaran siswa juga masih cenderung individual, ada sebagian siswa yang sudah sangat paham pelajaran, tapi ada juga sebagian yang belum menguasai secara keseluruhan. Yang menyebabkan hasil ulangan tidak memuaskan dan diperlukan latihan tambahan. Survei awal yang dilakukan peneliti tersebut, terdapat 18 siswa dari 35 siswa kelas XI Ilmu Sosial 2 belum memenuhi standar nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) mata pelajaran Akuntansi, yaitu 71,00. Dari hasil ulangan (untuk materi Jurnal Umum), nilai terendah yang diperoleh siswa kelas XI Ilmu Sosial 2 adalah 32,00, sedangkan nilai tertinggi adalah 88,00. Ini menunjukkan rendahnya keaktifan dan tanggung jawab siswa dalam mengikuti pelajaran Akuntansi. Permasalahan tersebut dapat diatasi dengan sebuah strategi belajar yang lebih memberdayakan siswa serta mengintensifkan kegiatan diskusi kelompok yang menyenangkan guna peningkatan partisipasi dan interaksi siswa dalam proses pembelajaran. Sebuah strategi belajar mengajar yang tidak mengharuskan siswa menghafal fakta-fakta, tetapi sebuah strategi pembelajaran yang mendorong siswa mengkontruksi pengetahuan mereka sendiri. Perkembangan model pembelajaran dari waktu ke waktu juga terus mengalami perubahan. Model-model tradisional yang menekankan pada guru sebagai pusat sudah mulai ditinggalkan berganti dengan model yang lebih modern dan menyenangkan. Sejalan dengan to user pendekatan konstruktivisme dalamcommit pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 5
Ada berbagai alternatif model pembelajaran yang bisa digunakan. Dalam penelitian ini, peneliti memilih model pembelajaran kooperatif (cooperative learning) sebagai salah satu strategi alternatif yang diharapkan dapat membantu siswa mengkontruksi pengetahuan mereka sendiri, meningkatkan kemampuan siswa bekerja sama dengan orang lain, meningkatkan kualitas proses dan pada saat yang sama meningkatkan hasil belajar siswa. Model pembelajaran kooperatif belum banyak diterapkan dalam pendidikan walaupun orang Indonesia sangat membanggakan
sifat
gotong
royong
dalam
kehidupan
bermasyarakat.
Kebanyakan pengajar enggan menerapkan di dalam kelas karena beberapa alasan. Alasan yang utama adalah kekhawatiran bahwa akan terjadi kekacauan di kelas dan siswa tidak belajar jika mereka ditempatkan dalam kelompok. Sebagai seorang professional, guru harus mempunyai pengetahuan dan persediaan strategistrategi pembelajaran. Tidak semua strategi atau teknik yang diketahuinya harus dilaksanakan dan bisa diterapkan di dalam kelas. Meski demikian, guru yang baik tidak akan terpaku pada satu strategi saja. Sehingga diperlukan penguasaan teknik pembelajaran yang pasti akan bermanfaat dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar sehari-hari. Untuk itu guna meningkatkan minat, keaktifan, dan hasil belajar akuntansi siswa kelas XI Ilmu Sosial 2 SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali, peneliti menerapkan model pembelajaran kooperatif yang sangat mudah dikuasai pendidik dan menyenangkan bagi siswa dengan teknik mencari pasangan (Make A Match). Teknik ini diharapkan mampu meningkatkan minat, membangun keaktifan dan meningkatkan pemahaman siswa terhadap mata pelajaran akuntansi pada proses pembelajarannya dan dengan hasil yang sesuai harapan. Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan faham konstruktivis. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Dalam pembelajaran kooperatif, belajar dikatakan commit to user belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai materi.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 6
Pada pembelajaran kooperatif siswa diberi kesempatan untuk berkomunikasi dan berinteraksi sosial dengan temannya untuk mencapai tujuan pembelajaran, sementara guru bertindak sebagai motivator dan fasilitator aktivitas siswa. Artinya segala kegiatan aktif dibangun sendiri oleh siswa dan mereka bertanggung jawab atas hasil pembelajarannya. Unsur-unsur dasar dalam pembelajaran kooperatif adalah siswa harus memiliki persepsi bahwa mereka “tenggelam atau berenang bersama”, memiliki tanggungjawab terhadap siswa atau peserta didik lain dalam kelompoknya, selain tanggungjawab terhadap diri sendiri dalam mempelajari materi yang dihadapi siswa juga harus berpandangan bahwa mereka semua memiliki tujuan yang sama dengan membagi tugas dan berbagi tanggungjawab di antara para anggota kelompok. Unsur yang lain siswa diberikan satu evaluasi atau penghargaan yang akan ikut berpengaruh terhadap evaluasi kelompok dan berbagi kepemimpinan sementara mereka memperoleh keterampilan bekerja sama selama belajar serta siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif. Menurut Thompson, et al. (1995) dalam Isjoni (2007: 13-14) di dalam pembelajaran kooperatif siswa belajar bersama dalam kelompok-kelompok kecil yang saling membantu satu sama lain. Kelas disusun dalam kelompok yang terdiri dari 4 atau 6 orang siswa, dengan kemampuan yang heterogen. Maksud kelompok heterogen adalah terdiri dari campuran kemampuan siswa, jenis kelamin, dan suku. Hal ini bermanfaat untuk melatih siswa menerima perbedaan dan bekerja dengan teman yang berbeda latarbelakangnya. Model
pembelajaran
kooperatif
memang
sangat
menarik
untuk
dipraktekkan. Selain memiliki nilai falsafah homo homini socius, model ini juga mengalihkan proses pembelajaran sistem teacher center menjadi student center. Salah satu ragam teknik dengan model pembelajaran kooperatif adalah teknik Make A Match. Teknik Make A Match atau mencari pasangan ini dikembangkan oleh Lorna Curran (1994). Salah satu keunggulannya siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang commit to user menyenangkan. Aplikasi dari teknik Make A Match dimulai sebelumnya guru
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 7
menerangkan terlebih dahulu materi yang kan diterapkan dalam teknik ini, kemudian langkah-langkahnya guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, sebaliknya satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban. Setiap siswa mendapat satu buah kartu, tiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang lalu mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya (soal jawaban) kemudian setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya dan diberi kesimpulan diakhir permainan. Demikian seterusnya. Berdasarkan pemikiran tersebut peneliti mengadakan penelitian tindakan kelas guna meningkatkan kualitas pembelajaran yang mencakup proses, minat, pemahaman, keaktifan dan hasil belajar akuntansi siswa kelas XI Ilmu Sosial 2 dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik mencari pasangan. Dalam penelitian tindakan kelas, peneliti dan guru dapat melihat sendiri praktik pembelajaran dan dapat melakukan penelitian terhadap siswa dilihat dari segi aspek interaksinya dalam proses pembelajaran. Peneliti dan guru secara refleksi dapat menganalisis dan mensintesis terhadap apa yang dilakukan di kelas. Peneliti mengharapkan dengan melaksanakan pembelajaran melalui penerapan model pembelajaran kooperatif dengan teknik mencari pasangan (Make A Match) mampu meningkatkan minat, keaktifan dan pemahaman serta antusias siswa pada mata pelajaran akuntansi yang akhirnya akan meningkatkan hasil belajar akuntansi siswa kelas XI Ilmu Sosial 2 SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali. Untuk itu penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul : “UPAYA MENINGKATKAN
KUALITAS
PEMBELAJARAN
AKUNTANSI
MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK MENCARI PASANGAN (MAKE A MATCH) PADA SISWA KELAS XI ILMU SOSIAL 2 SMA NEGERI 1 NGEMPLAK BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2010/2011”. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 8 B. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah merupakan kegiatan untuk mendeteksi, melacak, dan menjelaskan berbagai aspek permasalahan yang berkaitan dengan topik peneltian dan masalah yang akan diteliti. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka permasalahannya dapat diidentifikasikan menjadi sebagai berikut: 1.
Model pembelajaran Akuntansi yang diterapkan oleh guru belum mampu meningkatkan kualitas pembelajaran siswa, sebagian besar siswa belum mencapai KKM.
2.
Siswa cenderung kurang antusias terhadap mata pelajaran Akuntansi, siswa masih banyak yang kurang serius memperhatikan serta tidak mempergunakan kesempatan belajar yang diberikan guru saat pembelajaran berlangsung.
3.
Kegiatan diskusi kelompok siswa untuk mata pelajaran Akuntansi belum optimal, hanya beberapa siswa dalam kelompok yang antusias secara aktif mengikuti jalannya diskusi kelompok.
4.
Model pembelajaran kooperatif teknik Make A Match adalah teknik pembelajaran yang memiliki keunggulan dimana siswa dapat mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan.
C. Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah serta identifikasi masalah di atas, maka permasalahan pada penelitian ini difokuskan pada model pembelajaran kooperatif yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran, yaitu: 1. Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif teknik mencari pasangan (Make A Match) pada mata pelajaran Akuntansi. Teknik Make A Match dilakukan dengan langkah guru menyiapkan beberapa kartu, satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban. 2. Kualitas pembelajaran meliputi proses dan hasil belajar siswa. Kualitas proses pembelajaran yang dimaksud adalah keaktifan siswa dengan indikatorcommit to user indikator pencapaian, a) keaktifan dan keberanian berpendapat atau
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 9
mengajukan pertanyaan, b) mengerti dan dapat melakukan teknik mencari pasangan, dan c) siswa dapat menjalin kerjasama kelompok berpasangan. Sementara kualitas hasil pembelajaran dinilai dengan ketuntasan belajar pada evaluasi masing-masing siklus.
D. Perumusan Masalah Perumusan masalah merupakan upaya untuk mengungkap berbagai hal berkaitan dengan masalah yang akan dijawab atau dipecahkan setelah tindakan. Sesuai dengan identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang telah dikemukakan, maka dapat dirumuskan permasalahan yaitu “Apakah dengan penerapan model pembelajaran kooperatif teknik mencari pasangan (Make A Match) dapat meningkatkan kualitas pembelajaran akuntansi siswa kelas XI Ilmu Sosial 2 SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali tahun pelajaran 2010/2011?”
E. Tujuan Penelitian Tujuan dirumuskan berdasarkan topik atau masalah penelitian yang akan dipecahkan, sebagai jawaban terhadap masalah penelitian. Secara umum, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan
kualitas
pembelajaran
akuntansi
dengan
penerapan
model
pembelajaran kooperatif teknik mencari pasangan (Make A Match) pada siswa kelas XI Ilmu Sosial 2 SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali tahun pelajaran 2010/2011.
F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian yang dihasilkan diharapkan dapat memberikan manfaat kepada berbagai pihak antara lain sebagai berikut : 1. Manfaat Teoritis a. Penelitian ini memberikan kontribusi pada strategi pembelajaran akuntansi yang mulai bergeser ke pembelajaran yang mementingkan prosesnya, karena dalam proses pembelajaran disarankan untuk menggunakan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 10
paradigma belajar yang menunjukkan pada proses untuk mencapai hasil pembelajaran. b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan tentang teknik mencari pasangan dan sebagai bahan referensi peneliti yang lain yang akan meneliti permasalahan yang berhubungan dengan model pembelajaran kooperatif dengan teknik mencari pasangan (Make A Match). 2. Manfaat Praktis a. Bagi siswa Hasil penelitian ini diharapkan dapat membuat siswa memiliki minat dan antusias belajar yang besar khususnya pada mata pelajaran akuntansi sehingga berdampak pada hasil yang baik dari proses pembelajaran yang menyenangkan. b. Bagi guru Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan tambahan wawasan tentang berbagai model pembelajaran yang beragam dan bisa diterapkan pada proses pembelajaran dalam kondisi kelas seperti apapun serta memberdayakan guru akuntansi untuk merancang pembelajaran dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif teknik mencari pasangan (Make A Match). c. Bagi FKIP Pendidikan Akuntansi Hasil penelitian diharapkan dapat memberi wawasan pengetahuan dan digunakan sebagai tambahan referensi kepustakaan karya ilmiah bagi peneliti berikutnya khususnya Penelitian Tindakan Kelas (PTK) d. Bagi Peneliti Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sarana untuk menerapkan ilmu berupa teori yang diperoleh di bangku perkuliahan, dan dapat dijadikan penulis sebagai bahan pengembangan teknik pembelajaran PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan) dan sebagai masukan sebagai calon pendidik dalam memilih atau menggunakan metode pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar akuntansi. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 11 BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka 1. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Make A Match
a.
Pengertian Pembelajaran Kooperatif Isjoni (2007: 12) dalam bukunya Cooperative Learning memberikan
pengertian pembelajaran kooperatif sebagai pembelajaran kelompok yang menuntut diterapkannya pendekatan belajar yang siswa sentries, humanistic, dan demokratis yang disesuaikan dengan kemampuan siswa dan lingkungan belajarnya. Anita Lie (2008: 29) berpandangan bahwa model pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekadar belajar dalam kelompok. Ada unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif yang membedakannya dengan pembelajaran kelompok yang dilakukan asal-asalan. Pelaksanaan prosedur model kooperatif dengan benar akan memungkinkan pendidik mengelola kelas dengan lebih efektif. Menurutnya pula ada lima unsur yang membangun penerapan pembelajaran kooperatif; a) saling ketergantungan positif, b) tanggung jawab perseorangan, c) tatap muka, d) komunikasi antar anggota, dan e) evaluasi antar kelompok. Beberapa ciri pembelajaran kooperatif adalah; a) setiap anggota memiliki peran, b) terjadi hubungan interaksi langsung di antara siswa, c) setiap anggota kelompok bertanggung
jawab atas belajarnya dan juga teman-teman
sekelompoknya, d) guru membantu mengembangkan keterampilan-keterampilan interpersonal kelompok, dan e) guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat diperlukan. Berdasarkan pengertian diatas dapat dirumuskan pembelajaran kooperatif sebagai kegiatan pembelajaran kelompok yang terarah, terpadu, efektif, efisien, ke arah mencari atau mengkaji sesuatu melalui proses kerjasama dan saling commit to user membantu sehingga tercapai proses dan hasil belajar yang produktif. 11
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 12
b. Model-Model Pembelajaran Kooperatif Ada berbagai macam
model pembelajaran kooperatif menurut Slavin
(2009: 9-16) yang efektif dipergunakan di dalam kelas, antara lain: 1. Student Teams-Achievement Divisions (STAD). Para siswa dibagi dalam tim belajar yang terdiri atas empat orang yang berbeda-beda tingkat kemampuan, jenis kelamin, dan latar belakang etniknya. Guru menyampaikan pelajaran, lalu siswa bekerja dalam tim mereka untuk memastikan bahwa semua anggota tim telah menguasai pelajaran. 2. Jigsaw. Siswa dikelompokkan dalam bentuk kelompok-kelompok kecil. Setiap anggota kelompok ditugaskan untuk mempelajari materi tertentu, kemudian siswa-siswa atau perwakilan dan kelompoknya masingmasing bertemu dengan anggota-anggota dan kelompok yang mempelajari materi yang sama. 3. Team Accelerated Instruction (TAI). Dalam TAI teman satu tim saling memeriksa hasil kerja masing-masing menggunakan lembar jawaban dan saling membantu dalam menyeleseikan berbagai masalah. 4. Cooperatif Integrated Reading And Composition (CIRC). Merupakan program komprehensif untuk mengajarkan membaca dan menulis pada kelas sekolah dasar pada tingkat yang lebih tinggi dan juga pada tingkat sekolah menengah. Dapat disimpulkan banyak terdapat model pembelajaran kooperatif yang bisa diterapkan di kelas secara efektif dan dapat meningkatkan hasil siswa disamping kualitas proses pembelajarannya, diantaranya menggunakan metode Student Teams-Achievement Divisions (STAD) yang masih sangat sederhana, Jigsaw yang melibatkan tim ahli, Team Accelerated Instruction (TAI), serta Cooperatif Integrated Reading And Composition (CIRC) yang difokuskan pada media bacaan.
c.
Tujuan Pembelajaran Kooperatif Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidak
tidaknya tiga tujuan pembelajaran yaitu: 1. Meskipun pembelajaran kooperatif meliputi berbagai macam tujuan sosial, tetapi juga bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas tugas akademik. Beberapa ahli berpendapat bahwa model ini unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep yang sulit. commitkooperatif to user juga telah dapat meningkatkan Model struktur penghargaan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 13
penilaian siswa pada belajar akademik dan perubahan norma yang berhubungan dengan hasil belajar. 2. Penerimaan yang luas terhadap orang yang berbeda menurut ras, budaya,
kelas
sosial,
kemampuan,
maupun
ketidakmampuan.
Pembelajaran kooperatif memberikan peluang kepada siswa yang berbeda latarbelakang dan kondisi untuk bekerja saling bergantung satu sama lain atas tugas -tugas bersama, dan melalui penggunaan struktur penghargaan kooperatif, belajar untuk menghargai satu sama lain. 3. Tujuan penting ketiga dari pembelajaran kooperatif adalah mengajarkan kepada siswa keterampilan kerjasama dan kolaborasi. Keterampilan ini penting karena banyak anak muda dan orang dewasa masih kurang dalam keterampilan sosial. (http://mieayam.student.fkip.uns.ac.id/model-pembelajaran-kooperatif/) diakses tanggal 7 Oktober 2010.
d. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Kooperatif Sebenarnya semua model, metode, strategi, teknik pengajaran dan pembelajaran itu baik, dan semuanya itu tergantung bagaimana guru mampu mengelola proses pelaksanaannya. Dan masing-masing itu juga memilih kelebihan dan kekurangannya, akan tetapi semua itu sangat tergantung kepada pemahaman dan keterampilan guru dalam pelaksanaannya. Isjoni (2007: 25) memaparkan model pembelajaran kooperatif memiliki kelebihan dan kekurangan antara lain: 1. Kelebihan pembelajaran kooperatif Model pembelajaran ini memungkinkan siswa untuk mengembangkan pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan secara penuh dalam suasana belajar yang terbuka dan demokratis. Siswa bukan lagi sebagai objek pembelajaran namun bisa juga berperan sebagai tutor bagi teman sebayanya.
Dan juga
menghasilkan peningkatan kemampuan akademik, meningkatkan kemampuan berpikir kritis, membentuk hubungan persahabatan, menimba berbagai informasi, belajar menggunakan sopan-santun, rneningkatkan motivasi siswa memperbaiki commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 14
sikap terhadap sekolah dan belajar mengurangi tingkah laku yang kurang baik, serta membantu siswa dalam menghargai pokok pikiran orang lain. 2. Kekurangan pembelajaran kooperatif Kekurangan model pembelajaran cooperative learning bersumber pada dua faktor yaitu faktor dari dalam (intern) dan faktor dari luar (ekstern). Faktor dari dalam yaitu sebagai berikut: 1) Guru harus mempersiapkan pembelajaran secara matang, disamping itu memerlukan lebih banyak tenaga, pemikran dan waktu; 2) Agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar maka dibutuhkan dukungan fasilitas, alat dan biaya yang cukup memadai; 3) Selama kegiatan diskusi kelompok berlangsung, ada kecenderungan topik permasalahan yang sedang dibahas meluas. Sehingga banyak yang tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan; 4) Saat diskusi kelas, terkadang didominasi oleh seseorang, hal ini mengakibatkan siswa yang lain menjadi pasif.
e.
Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Make A Match Menurut Anita Lie (2008: 55) teknik yang dikembangkan oleh Lorna
Curan (1994) memiliki keunggulan dimana siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan. Teknik ini memberi kesempatan siswa bekerja sama dengan orang lain dan bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua bisa tingkatan usia didik. Langkah-langkah teknik Make A Match sebagai berikut : 1) Guru menerangkan terlebih dahulu secara singkat materi yang akan diterapakan dalam teknik ini, 2) Membuat potongan-potongan kertas yang disesuaikan dengan jumlah siswa yang ada di dalam kelas, 3) Bagi jumlah kertas-kertas tersebut menjadi dua bagian yang sama, 4) Tulis pertanyaan tentang materi yang telah diberikan sebelumnya pada setengah bagian kertas yang telah disiapkan. Setiap kertas berisi satu pertanyaan ataupun satu jawaban, 5) Pada separoh kertas yang lain, tulis jawaban dari pertanyaanpertanyaan yang telahcommit dibuat, to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 15
6) Kocoklah semua kertas sehingga akan tercampur antara soal dan jawaban yang ada, 7) Beri setiap siswa satu kertas. Jelaskan bahwa ini adalah aktivitas yang dilakukan berpasangan. Separoh siswa akan mendapatkan soal dan separoh siswa yang lain akan mendapatkan jawaban, 8) Minta siswa untuk menemukan pasangan, minta mereka untuk duduk berdekatan/satu meja, 9) Setelah semua siswa menemukan pasangan dan duduk berdekatan, minta setiap pasangan secara bergantian untuk membacakan soal yang diperoleh dengan keras kepada teman-teman yang lain. Selanjutnya soal-soal tersebut dijawab oleh oleh pasangan-pasangan yang lain. 10) Akhiri proses ini dengan membuat klarifikasi dan kesimpulan. Belajar seperti ini mampu
menciptakan
banyak memberikan manfaat bagi siswa, yaitu
suasana
belajar
aktif
menyenangkan
dan
materi
pembelajaran yang disampaikan lebih menarik perhatian siswa. Pembelajaran dengan menggunakan teknik Make A Match lebih menekankan siswa untuk berperan aktif dalam proses belajar mengajar dan lebih menunjang terjadinya interaksi antara guru dan siswa. Siswa akan banyak bergerak, keaktifan akan sangat terlihat dalam proses pembelajarannya. Dan membuat ketertarikan siswa terhadap suatu mata pelajaran yang sebelumnya mungkin tidak disukai dan menjadi minat.
2. Kualitas Proses Belajar Mengajar
a.
Hakikat Proses Belajar Mengajar Menurut Nana Sudjana (1991: 2) “Proses adalah kegiatan yang dilakukan
oleh siswa dalam mencapai tujuan pengajaran.” Ada empat unsur utama proses belajar mengajar, yakni tujuan, bahan, metode dan alat serta penilaian. Tujuan sebagai arah dari proses belajar mengajar pada hakikatnya adalah rumusan tingkah laku yang diharapkan dapat dikuasai oleh siswa setelah menerima atau commit to user menempuh pangalaman belajarnya.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 16
Bahan adalah seperangkat pengetahuan ilmiah yang dijabarkan dari kurikulum untuk disampaikan atau dibahas dalam proses belajar mengajar agar sampai kepada tujuan yang telah ditetapkan. Metode dan alat adalah cara atau teknik yang digunakan dalam mencapai tujuan. Sedangkan penilaian adalah upaya atau tindakan untuk mengetahui sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan itu tercapai atau tidak. Belajar dan mengajar sebagai suatu proses mengandung tiga unsur yang dapat dibedakan, yakni tujuan pengajaran (instruksional), pengalaman (proses) belajar mengajar dan hasil belajar. Hubungan ketiga unsur tersebut digambarkan sebagai berikut: Tujuan instruksional
(a)
(c)
Pengalaman belajar
Hasil belajar
(proses belajar mengajar)
(b)
Gambar 1. Hubungan antara tujuan instruksional, pengalaman belajar dan hasil belajar (Nana Sudjana, 1991: 2) Garis (a) menunjukkan hubungan antara tujuan instruksional dengan pengalaman belajar (proses belajar mengajar), garis (b) menunjukkan hubungan antara proses belajar mengajar dengan hasil belajar, garis (c) menunjukkan hubungan antara tujuan instruksional dengan hasil belajar. Engkoswara dalam Tabrani Rusyan, Atang Kusnandar, dan Zainal Arifin (1989: 10-11) mengklasifikasikan tujuan proses belajar dalam bentuk perilaku yang sistematis sebagai berikut: a) Perilaku
Kognitif,
yaitu
perilaku
yang
menyangkut
masalah
pengetahuan, informasi, dan masalah kecakapan intelektual. b) Perilaku Afektif, yang berupa sikap, nilai-nilai, dan apersepsi. c) Perilaku Psikomotor, terutama kelincahan tangan dan koordinasinya. Oemar Hamalik (1989: 12) berpendapat tentang proses belajar ialah mengalami, berbuat, mereaksi, dan melampaui dengan berjalan melalui commit to user bermacam-macam pengalaman dan mata pelajaran yang terpusat pada suatu
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 17
tujuan tertentu yang berlangsung secara efektif apabila pengalaman-pengalaman dan hasil-hasil yang diinginkan disesuaikan dengan kematangan peserta didik. Proses belajar yang terbaik ialah apabila peserta didik mengetahui status dan kemajuannya. Berdasarkan pendapat beberapa ahli tersebut, disimpulkan proses pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam mencapai tujuan pengajaran yang berlangsung secara efektif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan saling berhubungan antara proses dan hasilnya.
b. Hakikat Kualitas Proses Belajar Mengajar Nana Sudjana (1991: 56) menyatakan bahwa “Penilaian kualitas pembelajaran tidak hanya berorientasi pada hasil semata-mata, tetapi juga kepada proses”. Oleh sebab itu, penilaian terhadap hasil dan proses belajar harus dilaksanakan secara seimbang. Suatu proses belajar mengajar dikatakan baik, bila proses tersebut dapat membangkitkan kegiatan belajar yang efektif. Dalam hal ini perlu disadari, masalah yang menentukan bukan kolot atau modernnya pengajaran, bukan pula konvensional atau progresifnya pengajaran, tetapi pengukuran suksesnya pengajaran, syarat utama adalah hasilnya. Dalam menilai atau mendiskripsikan hasil disinipun harus cermat dan tepat, yaitu dengan memperhatikan bagaimana prosesnya. Dalam proses ini, siswa akan beraktivitas dan berkreatifitas, proses yang tidak baik atau benar akan menghasilkan capaian yang tidak baik juga atau bisa dikatakan capaian yang semu. Winarno Surakhmad dalam bukunya Pendidikan Nasional, Stategi dan Tragedi (2009) menyatakan bahwa kualitas pembelajaran ditentukan oleh 5 komponen sebagai penentu kualitas: 1) pembelajar (peserta didik), 2) program pembelajaran, 3) ekosistem pembelajaran, 4) lembaga pembelajaran, 5) fasilitator pembelajaran. Pembelajaran yang berkualitas memadukan sekurang-kurangnya peserta didik sebagai pembelajar yang berkualitas, yang difasilitasi oleh guru yang berkualitas, dengan dukungan ekosistem pembelajaran yang berkualitas, di dalam konteks lembaga pembelajaran yang berkualitas. Hanya pembelajaran yang commit user berkualitas yang mampu memberikan hasiltopembelajaran yang berkualitas.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 18
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kualitas proses belajar mengajar merupakan tingkat pencapaian tujuan pembelajaran yang berupa peningkatan pengetahuan dan keterampilan serta pengembangan sikap yang meliputi motivasi belajar dan partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran dengan memperhatikan bagaimana proses pencapaian tujuan pembelajaran tersebut. Dalam penelitian ini, indikator pencapaian kualitas proses belajar mengajar untuk mata pelajaran akuntansi meliputi : 1) keaktifan siswa mengajukan pertanyaan, pendapat atau ide dalam proses belajar mengajar, 2) keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan yang diberikan guru dan 3) interaksi antar siswa dalam kelompok kooperatif dan mengerti serta memahami langkahlangkah diskusi kelas dengan metode yang diterapkan dalam pelajaran.
3. Hakikat Hasil Belajar
a.
Hakikat Belajar
1). Pengertian Belajar Beberapa ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsiran tentang ”belajar”. Sering kali pula rumusan dan tafsiran mereka itu berbeda satu sama lain. Tabrani Rusyan, Atang Kusnandar, dan Zainal Arifin (1989: 7-9) mengemukakan bahwa belajar adalah memodifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Artinya belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan, dan bukan hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, melainkan lebih luas dari itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan hanya penguasaan latihan, melainkan perubahan kelakuan. Dan mengungkapkan beberapa butir konsepsi belajar, antara lain: a) Situasi belajar harus bertujuan dan tujuan-tujuan itu diterima, baik oleh individu maupun oleh masyarakat. Tujuan merupakan salah satu aspek dari situasi belajar. b) Tujuan dan maksud belajar timbul dari kebutuhan dan kehidupan peserta didik sendiri. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 19
c) Di dalam mencapai tujuan itu, peserta didik senantiasa akan menemui kesulitan rintangan, dan situasi-situasi yang tidak menyenangkan. d) Hasil belajar yang utama adalah pola tingkah laku yang bulat. e) Proses belajar terutama mengerjakan hal-hal yang sebenarnya, belajar apa yang diperbuat dan mengerjakan apa yang dipelajari (learning to do and doing to learning). f) Kegiatan-kegiatan dan hasil-hasil belajar disatukan dan dihubungkan dengan tujuan dalam situasi belajar. g) Peserta didik bereaksi secara keseluruhan. h) Peserta didik mereaksi suatu aspek dari lingkungan yang bermakna baginya.
Nana Sudjana (1996: 5-6) memberikan pengertian belajar sebagai suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri sesorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubah pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan, kebiasaan, serta perubahan aspek-aspek lain yang ada pada individu yang belajar dan juga terhadap lingkungannya. Sementara Dimyati dan Mudjiono (2002: 7) mengemukakan pengertian belajar sebagai tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. Siswa adalah penentu terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar. Proses belajar terjadi berkat siswa memperoleh sesuatu yang ada di lingkungan sekitar. Lingkungan yang dipelajari siswa berupa keadaan alam, benda-benda, hewan-hewan, tumbuh-tumbuhan, manusia atau hal-hal yang dijadikan bahan belajar. Skinner dan Gagne dalam Dimyati dan Mudjiono (2002: 9) berpandangan bahwa belajar adalah suatu perilaku. Pada saat orang belajar, maka responnya menjadi lebih baik. Sebaliknya, orang yang tidak belajar makan responnya menurun karena belajar merupakan kegiatan yang kompleks. Setelah belajar orang memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap, dan nilai. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 20
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Tujuan belajar pada prinsipnya sama, yakni perubahan tingkah laku, hanya berbeda cara atau usaha pencapaiannya. Dan menitikberatkan interaksi antara individu dengan lingkungan. Belajar selalu menunjukkan suatu proses perubahan perilaku atau pribadi seseorang berdasarkan praktek atau pengalaman tertentu dan hasilnya berupa keterampilan dan pengetahuan yang sebelumnya belum pernah dimiliki.
2). Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Belajar Tabrani Rusyan, Atang Kusdinar dan Zainal Arifin (1989: 23 - 25) memaparkan bahwa belajar efektif dipengaruhi oleh beberapa faktor yang mendukung baik yang berasal dalam diri siswa ataupun berasal dari lingkungan luar, yaitu : 1. Peserta
didik
yang
melakukan
proses
pembelajaran
harus
mengoptimalkan banyak kegiatan yang meliputi sistem saraf, seperti melihat, mendengar, merasakan, berpikir, dan sebagainya, maupun kegiatan-kegiatan lainnya yang diperlukan untuk memperoleh pengetahuan, sikap, antusias dan kebiasaan baik, minat, dan lainlainnya yang bermanfaat. Dengan seperti itu belajar akan lebih berhasil jika peserta didik mendapat kepuasan dan menyenangkan. 2. Belajar memerlukan latihan dengan jalan mengulang secara berkelanjutan agar pelajaran yang terlupakan dapat dikuasai secara keseluruhan kembali dan pelajaran yang belum dikuasai akan dapat menjadi
milik
peserta
didik
sepenuhnya.
Kemudian
bisa
diasosiasikan, itu sangat besar manfaatnya dalam belajar karena semua pengalaman belajar, antara lama dan yang baru, secara berurutan diasosiasikan sehingga menjadi satu kesatuan pengalaman. 3. Pengalaman masa lampau (bahan apersepsi) dan pengertianpengertian yang telah dimiliki oleh peserta didik, besar perannya to user dalam proses belajar commit yang sudah dilaksanakan.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 21
4. Faktor kesiapan belajar dan minat usaha. Peserta didik yang yang telah siap belajar akan dapat melakukan kegiatan belajar lebih mudah dan lebih berhasil. Serta minat timbul apabila murid tertarik akan sesuatu karena sesuai dengan kebutuhannya atau akan merasakan bahwa sesuatu yang akan dipelajarinya dirasakan lebih bermakna bagi dirinya. Namun, bila minat itu tidak disertai dengan usaha yang baik, maka belajar juga sulit berhasil. 5. Faktor-faktor fisiologis. Badan yang lemah dan lelah akan menyebabkan perhatian terhadap belajar tidak terkonsentrasi dan tidak sempurna. Jadi kesehatan disini diperlukan. 6. Faktor intelegensi. Peserta didik yang cerdas akan lebih berhasil dalam kegiatan belajar karena ia lebih mudah menangkap dan mamahami pelajaran. Nana Sudjana (1996: 6) menerangkan faktor yang mempengaruhi proses belajar yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal, merupakan kemampuan yang dimilikinya, minat, dan perhatiannya, kebiasaan, usaha dan motivasi serta faktor-faktor lainnya. Sedangkan faktor eksternal dalam proses pendidikan dan pengajaran dapat dibedakan menjadi tiga lingkungan, yakni lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. Faktor yang mempengaruhi proses belajar menurut Dimyati dan Mudjiono (2002: 260) yaitu: Faktor intern meliputi hal-hal seperti (i) sikap terhadap belajar, (ii) motivasi belajar, (iii) konsentrasi belajar, (iv) kemampuan mengolah bahan belajar, (v) kemampuan menyimpan perolehan hasil belajar, (vi) kemampuan menggali hasil belajar yang tersimpan, (vii) kemampuan berprestasi atau unjuk hasil belajar, (viii) rasa percaya diri siswa, (ix) intelegensi dan keberhasilan belajar, (x) kebiasaan belajar, (xi) cita-cita siswa. Faktor-faktor intern ini akan manjadi masalah sejauh siswa tidak dapat menghasilkan tindak belajar yang menghasilkan hasil belajar yang lebih baik. Sedangkan faktor ekstern meliputi, (i) guru sebagai pembina belajar, (ii) prasarana dan sarana pembelajaran, (iii) kebijakan penilaian, (iv) lingkungan sosial siswa di sekolah, (v) kurrikulum commit to user sekolah. Dari sisi guru sebagai pembelajar maka peranan guru dalam mengatasi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 22
masalah-masalah ekstern belajar merupakan prasyarat terlaksananya siswa dapat belajar. Slameto (1995: 54) menjelaskan faktor yang mempengaruhi belajar yaitu terdiri atas Faktor Intern, (1) Faktor Jasmaniah: faktor kesehatan dan cacat tubuh, (2) Faktor Psikologis: intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, dan kesiapan, (3) Faktor Kelelahan. Kemudian ada Faktor Ekstern, (1) Faktor keluarga: cara orang tua mendidik, relasi antaranggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan, (2) Faktor sekolah: metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pengajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah, (3) Faktor masayarakat: kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat. Berdasarkan pendapat beberapa ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa terdapat dua faktor pokok yang mempengaruhi belajar yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri (internal/individual) dan faktor yang berasal dari luar diri siswa atau lingkungan sekitarnya (eksternal/sosial) yang akan mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa.
b. Hakikat Hasil Belajar Proses belajar mengajar dikelas dapat digunakan untuk mengetahui berhasil atau tidaknya pembelajaran yang dicapai siswa, maka harus dilakukan evaluasi. Evaluasi terhadap penilaian hasil dan proses belajar bertujuan untuk mengetahui ketuntasan peserta didik dalam mengusai kompetensi dasar yang telah ditetapkan. Dari hasil evaluasi terhadap penilaian tersebut dapat diketahui kompetensi dasar dan materi yang belum dikuasai peserta didik. Menurut Nana Sudjana (1991: 22) hasil belajar adalah kemampuankemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Horward Kingsley dan Gagne dalam Nana Sudjana (1991:23) membagi tiga macam hasil belajar, yakni a) ketrampilan dan kebiasaan, b) pengetahuan dan to user jenis hasil belajar dapat diisi pengertian, c) sikap dan cita-cita.commit Masing-masing
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 23
dengan bahan yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Kemudian membagi lima kategori hasil belajar, yakni, a) informasi verbal, b) ketrampilan intelektual, c) strategi kognitif, d) sikap dan e) ketrampilan motoris. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah dan keempat aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi. Ranah afektif berkenaan dengan sikap yng terdiri dari lima aspek, yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi dan internalisasi. Ranah psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar ketrampilan dan kemampuan bertindak. Ada aspek ranah psikomotoris, yakni a) gerakan refleks, b) ketrampilan gerakan dasar, c) kemampuan perseptual, d) keharmonisan atau ketepatan, e) gerakan ketrampilan kompleks dan f) gerakan ekspresif dan interpretatif. Sementara itu Oemar Hamalik (1989: 13) menjelaskan beberapa pengertian tentang konsepsi hasil belajar sebagai berikut: a) Hasil-hasil belajar secara fungsional bertalian satu sama lain, tetapi dapat didiskusikan secara terpisah. b) Hasil-hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertianpengertian, sikap-sikap, apresiasi, abilitas, dan keterampilan. c) Hasil-hasil belajar diterima oleh peserta didik apabila memberi kepuasan pada kebutuhannya dan berguna serta bermakna baginya. d) Hasil-hasil belajar dilengkapi dengan jalan serangkaian pengalaman yang dapat dipersamakan dan dengan pertimbangan yang baik. e) Hasil-hasil belajar itu lambat laun dipersatukan menjadi kepribadian dengan kecepatan yang berbeda-beda. f) Hasil-hasil belajar yang telah tercapai bersifat kompleks dan dapat berubah-ubah, jadi tidak sederhana dan statis. Hasil belajar di kalangan peserta didik terdapat perbedaan disebabkan oleh berbagai faktor alternatif, antara lain faktor kematangan akibat kemajuan umur kronologis, latar belakang pribadi masing-masing, sikap dan bakat terhadap bidang mata pelajaran, jenis mata pelajaran yang diberikan, dan sebagainya. Berdasarkan penjelasan tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang dicapai oleh siswa dalam penguasaan pengetahuan dan keterampilan suatu matatopelajaran tertentu sesuai dengan tujuan commit user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 24
yang diharapkan. Hasil belajar yang diperoleh dapat berupa keterampilan, pengetahuan, kebiasaan dan cita-cita. Hasil belajar terdiri dari tiga ranah yakni ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotoris yang semuanya sudah terangkum dalam ketuntasan hasil belajar.
4. Hakikat Mata Pelajaran Akuntansi Ilmu Ekonomi saat ini telah berkembang menjadi cabang-cabang ilmu yang bersifat teoritis seperti ekonomi makro dan ekonomi mikro, maupun yang bersifat ilmu terapan seperti Ekonomi Perusahaan (bisnis). Sedangkan dalam rangka pengambilan keputusan yang tepat para pengelola perusahaan memerlukan sejumlah informasi kuantitatif antara lain mengenai transaksi keuangan yang dihimpun oleh bagian akuntansi. Dalam Sekolah Menengah Atas (SMA), mata pelajaran Ekonomi mencakup bahan kajian Ekonomi dan Akuntansi. Akuntansi merupakan suatu disiplin ilmu yang menyediakan informasi penting tentang efisiensi pelaksanaan dan evaluasi efektivitas suatu organisasi. Dalam kurikulum SMA, mata pelajaran akuntansi masuk dalam kelompok bidang studi Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang berdiri sendiri dan merupakan mata pelajaran yang utama bagi jurusan IPS. Dalam kurikulum SMA tahun 1994, mata pelajaran akuntansi diajarkan sejak kelas satu, sedangkan pada kurikulum SMA 2004 diajarkan mulai kelas dua atau kelas XI. Bagi lulusan SMA jurusan IPS, mata pelajaran ini merupakan fondasi bagi mereka yang melanjutkan ke Perguruan Tinggi ataupun terjun ke dunia kerja. Pokok bahasan yang tertuang dalam kurikulum harus memuat konsep-konsep untuk menyiapkan lulusan tersebut (Nurdin Ibrahim: 2008) Akuntansi mengkaji tentang suatu sistem untuk menghasilkan informasi berkenaan dengan transaksi keuangan. American Accounting Association (AAA) mendefinisikan akuntansi sebagai “...proses mengidentifikasikan, mengukur, dan melaporkan informasi ekonomi untuk memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut.” Definisi ini mengandung pengertian bahwa akuntansi sebagai proses to user kegiatan akuntansi yang terdiri commit dari identifikasi, pengukuran, dan pelaporan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 25
akuntansi. Serta mengandung arti sebagai kegunaan aakuntansi, diharapkan berguna dalam penilaian dan pengambilan keputusan mengenai kesatuan usaha yang bersangkutan. Menurut kegiatan utama usahanya, jenis perusahaan dapat digolongkan menjadi tiga bidang, yaitu perusahaan jasa, perusahaan dagang, dan perusahaan manufaktur (industri). Pada kelas XI Ilmu Sosial akuntansi mengajarkan seputar pencatatan perusahaan jasa. Perusahaan jasa merupakan perusahaan yang kegiatannya menjual jasa/memberikan pelayanan kepada masyarakat yang membutuhkannya,
contohnya
jasa
komunikasi,
jasa
transportasi,
jasa
perbengkelan, dan sebagainya. Adapun tujuan mempelajari Akuntansi di Sekolah Menengah Atas adalah membekali lulusannya dengan berbagai kemampuan dan pemahaman, agar mereka menguasai dan mampu menerapkan konsep-konsep dasar, prinsip dan prosedur akuntansi yang benar, baik untuk kepentingan melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi ataupun untuk terjun ke masyarakat sehingga memberikan manfaat bagi kehidupan mereka. Isi materi akuntansi untuk Sekolah Menengah Atas masih bersifat dasar (elementer), karena itu lingkup isi pelajaran tersebut dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok, yaitu : 1.
Pengertian, prinsip dan prosedur dasar akuntansi
2.
Siklus akuntansi yang meliputi
proses pencatatan, pengelompokan,
pengikhtisaran dan pelaporan transaksi keuangan pada perusahaan jasa, serta perusahaan dagang. 3.
Ketrampilan komputer akuntansi Lingkup bahan pembelajaran Akuntansi untuk kelas XI Ilmu Sosial
adalah Akuntansi sebagai Sistem Informasi, siklus akuntansi perusahaan jasa dimulai dari jurnal dan posting ke buku besar, jurnal penyesuaian serta pelaporan keuangan, penutupan buku, dan penyesuaian kembali/pembalik. Proses pembelajaran akuntansi merupakan suatu kegiatan dalam mempelajari akuntansi yang dilakukan guru mulai dari perencanaan kegiatan, pelaksanaan sampai evaluasi, dengan demikian guru memegang peranan penting commit to user dalam proses belajar mengajar. Di dalam pembelajaran terjadi proses interaksi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 26
antara guru dan siswa terhadap materi yang diajarkan. Sehingga penulis menerapkan teknik Make A Match tersebut guna meningkatkan antusias dan keaktifan siswa dalam pembelajaran akuntansi di kelas.
B. Penelitian yang Relevan Fatmawati (2010) dalam penelitiannya yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar Biologi Siswa SMP Kelas VIII 4 Melalui Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match (Mencari Pasangan) pada Konsep sistem Peredaran Darah Pada Manusia SMPN 26 Makasar”. Penelitian Tindakan Kelas ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa meningkat dari Siklus I ke Siklus II, yaitu rata-rata nilai hasil belajar siswa meningkat dari 66,67 ± 7,35 di Siklus I menjadi 77,50 ± 6,39 di Siklus II. Adapun jumlah siswa yang berada pada kategori tuntas sebanyak 21 orang di Siklus I menjadi 28 orang di Siklus II, sedangkan siswa yang berada pada kategori tidak tuntas sebanyak 9 orang di Siklus I menjadi 2 orang di Siklus II. Dan disimpulkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar siswa kelas VIII 4 SMP Negeri 26 Makasar melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif Make A Match. Suprieni (2010) dalam judul penelitian tindakan kelasnya “Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Implementasi Sortir Kartu dan Mencari Pasangan siswa kelas III SDN Kauman I Kota Blitar”. Dari penelitian tersebut dihasilkan peningkatan hasil belajar. Dari nilai rata-rata 68, pada siklus I atau pra tindakan, setelah mengalamai tindakan yaitu pengimplementasian metode yang dipakai peneliti, hasil belajar siswa meningkat ditandai meningkatnya hasil rata-rata evaluasi pada siklus II yaitu 80,4. Dedi Rohendi, Waslaluddin, dan Sri Putri Ayu (2010) dalam judul penelitian ekperimennya “Penerapan Cooperative Learning Tipe Make A Match untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa VII SMP Negeri 15 Bandung dalam Pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)”. Penelitian ini dilakukan untuk melihat peningkatan hasil belajar siswa kelas VII SMP yang mengikuti
pembelajaran
TIK.
Kesimpulannya setelah dilakukan proses commit to user Learning Tipe Make A Match pembelajaran dengan menggunakan Cooperative
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 27
pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan pembelajaran biasa terlihat bahwa terjadi peningkatan hasil belajar siswa yang lebih tinggi secara signifikan pada kelas ekperimen dibandingkan dengan menggunakan pembelajaran biasa pada kelas kontrol. Materi Pelajaran yang diambil dalam penelitian yang dilakukan oleh Fatmawati adalah pokok bahasan sistem Peredaran Darah Pada Manusia. Penelitian ini menggunakan objek yang sama pada kedua siklusnya. Penelitian yang dilakukan oleh Suprieni menggunakan pendekatan pembelajaran kooperatif teknik Make A Match yang diperbandingkan dengan Metode sortir kartu untuk mata pelajaran siswa sekolah dasar. Sementara itu Dedi Rohendi, Waslaluddin, dan Sri Putri Ayu menggunakan metode peneltian eksperimen, dengan sampel dua kelas sebagai penelitiannya yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol pada materi pelajaran Tekonologi Informasi dan Komunikasi. Adapun penelitian ini menggunakan pembelajaran kooperatif teknik Make A Match yang digunakan untuk mata pelajaran akuntansi di Sekolah Menengah Atas.
C. Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran merupakan arahan penalaran dan memberikan gambaran pemecahan masalah melalui argumentasi untuk dapat sampai pada pemberian jawaban sementara atas masalah yang telah dirumuskan sebelumnya. Kerangka berpikir ini digambarkan dengan skema secara sistematik. Kerangka pemikiran penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut: Proses belajar mengajar yang baik adalah yang bisa mendukung keberhasilan penanaman pemahaman siswa adalah berkonsentrasi pada peserta didik, padahal pengajaran yang banyak digunakan di sekolah menengah adalah pembelajaran konvensional yang berpusat pada guru atau teacher center seperti yang terjadi di sekolah yang dijadikan penelitian ini. Metode konvensional adalah metode yang mudah digunakan dimana peran guru sangat dominan dalam kelas serta kegiatan diskusi kelas yang sangat membosankan yang hanya di dominasi oleh siswa tertentu saja yang aktif, sebagian kurang antusias dalam mengajukan to user pertanyaan maupun menuangkancommit pendapat pribadi berdasarkan materi diskusi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 28
serta pembagian kelompok diskusi yang belum merata dan masih memakai teknik yang sudah sering dipakai.
Pelaksanaan pembelajaran dengan metode
konvensional, membuat siswa kurang aktif, partisipasi rendah, interaksi juga rendah dan guru tidak bisa menganalisis daya tangkap atau pemahaman siswanya secara individu. Dikarenakan metode tersebut dilakukan secara klasikal atau menyeluruh. Dengan pemakaian metode tersebut, tentu akan mempengaruhi kualitas proses pembelajaran dan hasil yang dicapai rendah, baik dari segi interaksinya, partisipasinya, maupun ketuntasannya belajarnya. Sehingga perlu adanya suatu pemecahan masalah yang bisa diterapkan dan berhasil guna. Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran diperlukan metode yang bisa menarik perhatian siswa untuk meningkatkan antusias dan prosesnya menjadi menyenangkan serta ketuntasan belajar akan meningkat. Ada banyak model pembelajaran kooperatif yang bisa diterapkan dalam kelas untuk peningkatan kualitas proses maupun hasil terutama melalui teknik diskusi berkelompok. Salah satunya penerapan model pembelajaran kooperatif teknik mencari pasangan atau Make A Match (MAM) dalam pelajaran Akuntansi guna meningkatkan kualitas pembelajaran siswa. Diharapkan metode ini akan meningkatkan hasil belajar siswa selain prosesnya juga yang akan mengalami peningkatan secara signifikan. Untuk itu disajikan skema kerangka pemikiran sebagai berikut: Proses Belajar Mengajar
Metode konvensional dalam pembelajaran Akuntansi
Penerapan model kooperatif teknik MAM dalam pembelajaran Akuntansi
Partisipasi, interaksi dan ketuntasan belajar rendah
Partisipasi, interaksi dan ketuntasan belajar meningkat
Kualitas Pembelajaran (Proses dan hasil) belajar siswa rendah
Kualitas Pembelajaran (Proses dan hasil) belajar siswa meningkat
Gambar 2. Bagan Kerangka Pemikiran commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 29 D. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang dihadapi, sebaai alternatif tindakan yang dipandang paling tepat untuk memecahkan masalah yang telah dipilih untuk diteliti. Berdasarkan landasan teori yang mencakup tinjauan pustaka, hasil penelitian yang relevan serta kerangka pemikiran, maka dapat penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut ”Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Make A Match dapat Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Siswa Kelas XI IS 2 SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali Mata Pelajaran Akuntansi Tahun Pelajaran 2010/2011”.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali yang beralamatkan di Donohudan, Ngemplak. Boyolali Kode pos 57375. Sekolah ini dipimpin oleh Bapak Drs. Tri Wahyudi. Alasan peneliti melakukan penelitian di SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali dengan pertimbangan sebagai berikut: a.
Penelitian yang bertema upaya peningkatan kualitas pembelajaran akuntansi melalui penerapan model pembelajaran kooperatif teknik Make A Match dengan jenis penelitian tindakan kelas belum pernah dilakukan pada siswa kelas IX IS 2 SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali, sehingga terhindar dari kemungkinan penelitian ulang;
b.
Pengamatan awal peneliti di kelas XI IS 2 SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali menunjukkan bahwa antusias dan minat belajar akuntansi siswa rendah, akibatnya kualitas pembelajaran yang mencakup proses dan hasilnya kurang optimal;
c.
Proses pembelajaran akuntansi yang dilakukan saat ini kurang menarik, guru cenderung menerapkan model pembelajaran ceramah secara konvensional. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan secara kolaborasi dengan guru mata
pelajaran ekonomi/akuntansi, yang membantu dalam pelaksanaan perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi selama penelitian berlangsung, sehingga secara tidak langsung kegiatan penelitian bisa terkontrol sekaligus menjaga validitas hasil penelitian.
commit to user 30
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 31 2. Waktu Penelitian
Waktu untuk kegiatan penelitian ini adalah mulai bulan Oktober 2010 sampai bulan Maret 2011. Waktu ini meliputi kegiatan persiapan, penyusunan proposal, perencanaan tindakan, implementasi tindakan, serta penyusunan laporan penelitian, dengan jadwal sebagai berikut: Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan dalam Penelitian Jenis Kegiatan 1.Persiapan Penelitian a. Penyusunan Judul b. Penyusunan proposal c. Perijinan 2. Perencanaan Tindakan 3. Implementasi Tindakan a. Siklus I b. Siklus II 4. Review 5. Penyusunan Laporan
Oktober
November
Desember
Januari
Februari
Maret
B. Subjek dan Obyek Penelitian 1. Subjek Penelitian Penelitian ini difokuskan pada kelas XI Ilmu Sosial 2, yang mana kelas XI Ilmu Sosial dibagi dalam tiga kelas yaitu kelas XI Ilmu Sosial 1, kelas XI Ilmu Sosial 2, dan kelas XI Ilmu Sosial 3. Pada ketiga kelas tersebut ditemukan adanya permasalahan-permasalahan dalam kegiatan belajar-mengajar khususnya mata pelajaran Akuntansi. Dalam penelitian ini, peneliti mengambil salah satu subjek yaitu siswa kelas XI Ilmu Pengetahuan Sosial 2 dengan jumlah 35 siswa pada semester 2 tahun ajaran 2010/2011.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 32 2. Objek Penelitian
Objek penelitian pada penelitian tindakan kelas ini adalah berbagai kegiatan yang terjadi di dalam kelas selama berlangsungnya proses belajar mengajar yang terdiri dari: a) Pemilihan strategi atau model pembelajaran. b) Pelaksanaan strategi atau model pembelajaran yang dipilih, yaitu dengan model pembelajaran kooperatif teknik Make A Match. c) Materi pelajaran : Persamaan dasar akuntansi, mekanisme debet kredit dan jurnal umum. d) Kualitas proses pembelajaran yaitu keaktifan siswa. e) Kualitas hasil pembelajaran yaitu ketuntasan siswa terhadap pembelajaran yang diterapkan dari hasil evaluasi.
C. Sumber Data Sumber data merupakan suatu sumber dimana data dapat diperoleh. Dalam memilih sumber data, peneliti harus benar-benar berpikir mengenai kelengkapan informasi yang akan dikumpulkan dan juga validitasnya. Sumber data dalam penelitian ini, antara lain: 1) Informan Dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini yang menjadi informan adalah guru mata pelajaran Ekonomi/Akuntansi kelas XI tahun pelajaran 2010/2011. 2) Tempat atau lokasi Tempat atau lokasi dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sekolah ruang kelas XI Ilmu Sosial 2 SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali. 3) Aktivitas Melalui pengamatan pada peristiwa atau aktivitas, peneliti bisa mengetahui proses bagaimana sesuatu terjadi secara langsung. Peristiwa dalam penelitian ini adalah proses kegiatan belajar mengajar mata pelajaran Akuntansi.
4) Dokumen commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 33
Dokumen dan arsip juga merupakan sumber data yang penting artinya dalam penelitian tindakan kelas. Dokumen dan arsip sebagai sumber data yang dapat membantu peneliti dalam mengumpulkan data penelitian yang ada kaitannya dengan permasalahan dalam penelitian tindakan kelas ini, yaitu: silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan hasil pekerjaan siswa, dalam hal ini siswa kelas XI Ilmu Sosial 2 SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali tahun pelajaran 2010/2011.
D. Pendekatan Penelitian Nana Syaodih Sukmadinata (2006: 140-141) memaparkan penelitian tindakan merupakan suatu pencarian sistematik yang dilaksanakan oleh para pelaksana program dalam kegiatannya sendiri (dalam pendidikan dilakukan oleh guru, dosen, kepala sekolah, konselor), dalam mengumpulkan data tentang pelaksanaan kegiatan, keberhasilan dan hambatan yang dihadapi, untuk kemudian menyusun rencana dan melakukan kegiatan-kegiatan penyempurnaan. Penelitian tindakan menggabungkan kegiatan penelitian atau pengumpulan data dengan penggunaan hasil penelitian atau pengumpulan data. Kegiatan ini dilakukan secara timbal balik membentuk spiral: rencana, tindakan, pengamatan dan refleksi. Pendekatan
yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) atau disebut juga Classroom Action Research (CAR), karena kelas merupakan bagian kecil dan bagian penting dalam sistem pembelajaran di sekolah. Menurut pandangan Basrowi dan Suwandi (2008: 2528), penelitian tindakan kelas merupakan salah satu upaya guru atau praktisi dalam bentuk berbagai kegiatan yang dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajaran di kelas. Suharsimi Arikunto (2008: 2-3) dalam bukunya menyebutkan ada tiga kata yang membentuk pengertian Penelitian Tindakan Kelas, yaitu: 1. Penelitian – menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 34
2. Tindakan – menunjuk pada suatu gerak kegiatan yang disengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk siswa. 3. Kelas – dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam pengertian yang lebih spesifik. Seperti sudah lama dikenal dalam bidang pendidikan dan pengajaran, yang dimaksud dengan istilah kelas adalah sekelompok siswa dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula. Ada berbagai macam karakteristik Penelitian Tindakan Kelas. Menurut Basrowi dan Suwandi (2008: 36-37), karakteristik PTK meliputi, a) Penelitian tindakan kelas sifatnya situasional, yaitu berkaitan dengan upaya mendiagnosis masalah dalam konteks tertentu, b) Penelitian tindakan kelas merupakan upaya kolaboratif antara guru dan siswa siswanya, c) Penelitian tindakan kelas bersifat self evaluative, yaitu kegiatan memodifiaksi praktis yang dilakukan secara kontinu, dievaluasi dalam situasi yang terus berjalan, yang tujuan akhirnya ialah peningkatan perbaikan dalam praktik nyatanya, d) Penelitian tindakan kelas bersifat luwes dan menyesuaikan, e) Penelitian tindakan kelas terutama memanfaatkan data pengamatan dan perilaku empirik, dan f) Keketatan ilmiah penelitian tindakan kelas memang agak longgar. Penelitian tindakan kelas merupakan antitesis dari desain penelitian eksperimental yang sebenarnya. Suharsimi Arikunto (2008: 2-3) menyebutkan secara rinci tujuan Penelitian Tindakan Kelas, yaitu: 1. Meningkatkan mutu isi, masukan, proses, serta hasil pendidikan dan pembelajaran di sekolah. 2. Membantu guru dan tenaga kependidikan lainnya mengatasi masalah pembelajaran dan pendidikan di dalam dan di luar kelas. 3. Meningkatkan sikap profesional pendidik dan tenaga kependidikan. 4. Menumbuhkembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah sehingga tercipta sikap proaktif di dalam melakukan perbaikan mutu pendidikan dan pembelajaran secara berkelanjutan (sustainable). Pada intinya tujuan PTK adalah meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran, mengatasi masalah pembelajaran, meningkatkan profesionalisme, dan menumbuhkan budaya akademik yang dilaksanakan dalam kawasan kelas dengan tujuan untuk memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas pembelajaran. to usermelalui empat langkah utama yang Penelitian Tindakan Kelas (PTK) commit dilaksanakan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 35
saling berkaitan, yaitu: 1) Perencanaan Tindakan, 2) Pelaksanaan Tindakan, 3) Observasi, dan 4) Refleksi. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan model PTK sebagaimana yang dikemukakan oleh Suhardjono dalam Suharsimi Arikunto, Suhardjono, dan Supardi (2008: 74). Untuk lebih jelas mengenai tahapannya, dapat dilihat pada bagan berikut: Perencanaan Tindakan I
Pelaksanaan Tindakan I
SIKLUS I
Refleksi I
Pengamatan/ Pengumpulan Data I
Permasalahan baru Hasil refleksi
Perencanaan Tindakan II
Pelaksanaan Tindakan II
Refleksi II
Pengamatan/ Pengumpulan Data II
Permasalahan
SIKLUS II
Apabila permasalahan belum terselesaikan
Dilanjutkan ke siklus berikutnya
Gambar 3. Siklus Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas (Suhardjono dalam Suharsimi Arikunto, Suhardjono, dan Supardi, 2008: 74)
Keterangan : Rincian kegiatan pada tiap tahapan adalah sebagai berikut: 1. Perencanaan Tahapan ini berupa menyusun rancangan tindakan yang menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut akan dilakukan. Secara rinci, pada tahapan perencanaan terdiri dari kegiatan sebagai berikut : commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 36
a. mengidentifikasi cara menganalisis masalah, yaitu secara jelas dapat dimengerti masalah apa yang akan diteliti. Masalah tersebut harus benarbenar faktual terjadi di lapangan, masalah bersifat umum di kelasnya, masalah cukup penting dan bermanfaat bagi peningkatan mutu hasil pembelajaran, dan masalah pun harus dalam jangkauan kemampuan peneliti. b. menetapkan alasan mengapa penelitian tersebut dilakukan, yang akan melatarbelakangi PTK. c. merumuskan masalah secara jelas, baik dengan kalimat tanya maupun kalimat pernyataan. d. menetapkan cara yang akan dilakukan untuk menemukan jawaban, berupa rumusan hipotesis tindakan. Umumnya dimulai dengan menetapkan berbagai alternatif
tindakan
pemecahan masalah, kemudian dipilih
tindakan yang paling menjanjikan hasil terbaik dan yang dapat dilakukan oleh guru. e. menentukan cara untuk menguji hipotesis tindakan dengan menjabarkan indikator-indikator keberhasilan serta berbagai instrument pengumpul data yang dapat dipakai untuk menganalisis indikator keberhasilan itu. f. membuat secara rinci rancangan tindakan. 2. Tindakan Pada tahap ini, rancangan strategi dan skenario penerapan pembelajaran akan diterapkan. Skenario atau rancangan tindakan yang akan dilakukan, hendaknya dijabarkan serinci mungkin secara tertulis. Rincian tindakan itu menjelaskan (a) langkah demi langkah kegiatan yang akan dilakukan,(b) kegiatan yang seharusnya dilakukan oleh guru, (c) kegiatan yang diharapkan dilakukan oleh siswa, (d) rincian tentang jenis media pembelajaran yang akan digunakan dan cara menggunakannya, (e) jenis intrumen yang akan digunakan untuk pengumpulan data atau pengamatan disertai dengan penjelasan rinci bagaimana menggunakannya. 3. Observasi dan Interpretasi commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 37
Tahap ini sebenarnya berjalan bersamaan dengan saat pelaksanaan. Pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang berjalan, jadi keduanya berlangsung dalam waktu yang sama. Pada tahap ini, peneliti melakukan pengamatan dan mencatat semua hal yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Pengumpulan data ini dilaksanakan dengan menggunakan format observasi/ penilaian yang telah disusun, termasuk juga pengamatan secara cermat pelaksanaan skenario tindakan dari waktu ke waktu serta dampaknya terhadap proses dan hasil belajar siswa. Data yang dikumpulkan dapat berupa data kualitatif (hasil tes, kuis, presentasi, nilai tugas, dan lain-lain) atau data kuantitatif yang menggambarkan kretifitas siswa, antusias siswa, mutu diskusi yang dilakukan, dan lain sebagainya. Data
yang
dikumpulkan
hendaknya
dicek
untuk
mengetahui
keabsahannya. Data yang telah terkumpul memerlukan analisis, baik untuk mempermudah penggunaan maupun dalam penarikan kesimpulan. Untuk hal ini berbagai teknik analisis statistika dapat digunakan. 4. Refleksi Tahapan ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan berdasarkan data yang telah terkumpul, kemudian dilakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan berikutnya. Refleksi dalam PTK menyangkut analisis, sintesis, dan penilaian terhadap hasil pengamatan atas tindakan yang dilakukan. Jika terdapat masalah dari proses refleksi maka dilakukan proses pengkajian ulang melalui siklus berikutnya yang meliputi kegiatan perencanaan ulang, tindakan ulang, dan pengamatan ulang sehingga permasalahan dapat teratasi.
E. Teknik Pengumpulan Data Untuk memecahkan masalah dalam penelitian diperlukan data yang relevan dengan permasalahannya, sedangkan untuk mendapatkan data tersebut perlu digunakan teknik pengumpulan data sehingga dapat diperoleh data yang commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 38
benar-benar valid dan dapat dipercaya. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain dengan menggunakan: 1) Observasi Observasi dilaksanakan kolaborasi antara peneliti dan guru. Yaitu dengan melaksanakan, mengamati, mengidentifikasi, dan mencatat apa kekurangan dan kelebihan dalam proses pembelajaran. 2) Dokumentasi Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda, dan sebagainya. Dalam penelitian ini, metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh data sekolah, data identitas siswa, data hasil belajar kognitif siswa yang berupa nilai ulangan harian mata pelajaran Akuntansi, untuk memperoleh data tentang kemampuan awal siswa. 3) Tes Tes merupakan alat yang digunakan peneliti untuk mengetahui hasil dari penelitian yang telah dilakukan. Tes dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh hasil belajar yang diperoleh siswa setelah kegiatan pemberian tindakan.
F. Prosedur Penelitian Prosedur Penelitian merupakan tahapan-tahapan yang ditempuh dalam penelitian dari awal sampai akhir secara urut. Prosedur penelitian ini terdiri dari beberapa tahap kegiatan yaitu: 1. Tahap Pengenalan Masalah Kegiatan yang dilakukan oleh peneliti pada tahap ini adalah : a. Mengidentifikasi masalah b. Menganalisis masalah secara mendalam dengan mengacu pada teori-teori yang relevan 2. Tahap Persiapan Tindakan Pada tahap ini peneliti melakukan persiapan yang meliputi : a. Penyusunan jadwal penelitian commit user dalam bentuk RPP b. Penyusunan bentuk tindakan yangto sesuai
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 39
c. Penyusunan soal evaluasi 3. Tahap Penyusunan Rencana Tindakan Rencana tindakan disusun dalam dua siklus, yaitu : siklus I dan siklus II. Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan interpretasi, serta tahap analisis dan refleksi. 4. Tahap Implementasi Tindakan Dalam tahap ini peneliti melaksanakan tindakan dengan menerapkan teknik Make A Match, yakni untuk menumbuhkan minat siswa dalam pembelajaran akuntansi sehingga meningkatkan kualitas proses pembelajaran yang akhirnya meningkatkan pula hasil belajar akuntansi siswa. Hal ini diukur dari tingkat partisipasi siswa dalam diskusi kelas, interaksi antar siswa dalam kelompok kooperatif dan ketuntasan hasil belajar siswa. 5. Tahap Observasi dan Interpretasi Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan terhadap siswa yang sedang melakukan kegiatan belajar-mengajar dibawah bimbingan guru. Pengamatan dapat dilakukan secara beiringan bahkan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan (interpretasi metode). Semua hal yang berkaitan dengan hal diatas perlu dikumpulkan dengan sebaik-baiknya.
6. Tahap Refleksi Pada tahap ini peneliti mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan, kemudian bersama dengan guru pelaksana mendiskusikan implementasi
rancangan
tindakan.
Dalam
hal
ini,
guru
pelaksana
merefleksikan pengalamannya kepada peneliti yang baru saja mengamati kegiatannya dalam tindakan. 7. Tahap Penyusunan Laporan Pada tahap ini peneliti menyusun laporan dari semua kegiatan yang telah dilakukan selama penelitian. Dalam kegiatan ini pertama-tama perlu ditulis paparan hasil-hasil PTK. Paparan hasil PTK ini disatukan dengan commit tujuan, to user dan kajian konsep atau teoritis. deskripsi masalah, rumusan masalah,
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 40
G. Proses Penelitian Pelaksanaan Penelitian tindakan kelas ini direncanakan terdiri dari dua siklus dimana setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu: (1) Perencanaan tindakan, (2) Pelaksanaan tindakan, (3) Observasi dan Interpretasi, dan (4) Analisis dan Refleksi. Adapun kedua siklus tersebut dijelaskan sebagai berikut: 1. Rancangan Siklus I a. Perencanaan Tindakan Pada tahap ini peneliti bersama guru melakukan berbagai persiapan dan perencanaan pembelajaran kooperatif teknik Make A Match, yaitu meliputi : 1) Menyiapkan kartu yang disesuaikan dengan jumlah siswa, separoh kartu yang berisi soal dan separoh berisi kartu jawaban yang akan diberikan pada siswa satu per satu dengan acak dengan materi persamaan dasar akuntansi dan mekanisme debet kredit. 2) Menyiapkan perangkat pembelajaran. Beberapa perangkat yang disiapkan dalam tahap ini adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan materi persamaan dasar akuntansi serta mekanisme debet kredit dan model pembelajaran kooperatif teknik Make A Match, soal tes tertulis dan lembar observasi. 3) Menyusun instrumen pengumpulan data, meliputi : a)
Kriteria keberhasilan proses dan hasil belajar siswa berdasarkan pelaksanaan tindakan; kriteria dan indikator keberhasilan siswa ditentukan bersama guru berdasarkan situasi konkrit di kelas tempat penelitian berlangsung;
b) Instrumen observasi partisipasi siswa dalam diskusi kelas; c)
Instrumen observasi interaksi antar siswa dalam kegiatan kelompok kooperatif ;
d) Instrumen observasi ketuntasan hasil belajar siswa. 4) Menetapkan indikator ketercapaian commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 41
Tabel 2. Indikator ketercapaian Aspek yang diukur
Keaktifan siswa dalam kerjasama kelompok berpasangan
Keaktifan siswa dalam kegiatan Make A Match
Interaksi keaktifan dan keberanian siswa dalam pembelajaran
Ketuntasan hasil belajar (standar nilai 71)
Persentase Target Capaian
70%
70%
Cara mengukur
Diamati saat pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi dan dihitung dari jumlah siswa yang mengajukan pertanyaan / ide dalam diskusi kelas Diamati saat pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi dan dihitung dari jumlah siswa yang menemukan dengan tepat pasangan soal/jawabannya.
60%
Diamati saat pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi oleh peneliti dan dihitung dari jumlah siswa yang berinteraksi dengan keaktifan berpendapat dan keberanian bertanya dalam KBM
80%
Dihitung dari jumlah siswa yang mendapatkan nilai 71 ke atas, untuk siswa yang mendapat nilai 71 dianggap telah mencapai ketuntasan belajar.
b. Pelaksanaan Tindakan Peneliti melakukan tindakan pembelajaran sesuai dengan rencana yang telah disusun bersama guru yang akan dilakukan di kelas XI Ilmu Sosial 2 SMA Negeri 1 Ngemplak, yaitu pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik Make A Match untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Akuntansi. Skenario pembelajaran yang akan peneliti lakukan bersama guru adalah sebagai berikut: commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 42
a)
Peneliti dan guru memberikan penjelasan tentang tujuan pembelajaran dan garis besar materi yang akan dipelajari dengan melibatkan siswa dalam diskusi kelas. Karena aspek partisipasi siswa dalam diskusi kelas maupun diskusi kelompok turut mempengaruhi kualitas proses pembelajaran maka peneliti juga perlu menjelaskan atau menyampaikan kepada siswa agar semua siswa terlibat dalam diskusi kelompok baik dalam mengemukakan ide maupun mengajukan pertanyaan. Hal ini perlu dilakukan untuk mengantisipasi adanya monopoli diskusi oleh beberapa siswa.
b) Peneliti dan guru membagikan kartu yang berisi soal dan jawaban kepada siswa, siswa dipersilahkan mencari pasangannya masing- masing dan diberi tenggang waktu, sementara peneliti berkeliling memantau kegiatan tersebut. c) Peneliti, guru dan pasangan siswa yang sudah menemukan kecocokan kartu soal/jawaban mendiskusikan hasil temuannya. d) Peneliti
dan
guru
memberi
soal
evaluasi
tertulis,
dan
siswa
mengerjakannya secara individual. c. Observasi/ Pengamatan Pada tahap ini peneliti dan guru mengamati jalannya proses pembelajaran dan mencatat hal-hal yang mungkin terjadi ketika tindakan berlangsung antara lain: (1) partisipasi siswa dalam diskusi kelas, (2) interaksi siswa dalam kegiatan kelompok kooperatif, (3) hal-hal lain yang berpengaruh terhadap tindakan yang diberikan. d. Refleksi Data-data yang diperoleh melalui observasi dikumpulkan dan dianalisis dengan model analisis interaktif. Berdasarkan hasil observasi tersebut, peneliti dan guru
dapat merefleksikan diri tentang kegiatan pembelajaran model
pembelajaran kooperatif teknik Make A Match yang telah dilakukan. Dengan demikian, dapat diketahui peningkatan kualitas proses dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Akuntansi. Berdasarkan hasil refleksi ini akan dapat commit to user diketahui kelebihan dan kelemahan kegiatan pembelajaran yang telah
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 43
dilakukan pada siklus I sehingga dapat digunakan untuk menentukan tindakan kelas pada pertemuan berikutnya atau siklus II.
2. Rancangan Siklus II Pada siklus II perencanaan tindakan dikaitkan dengan hasil yang telah dicapai pada tindakan siklus I sebagai upaya perbaikan dari siklus tersebut dengan materi jurnal umum, termasuk perwujudan tahap pelaksanaan, observasi dan interpretasi, serta analisis dan refleksi yang juga mengacu pada siklus sebelumnya dengan materi jurnal umum.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 44 BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian 1. Sejarah Singkat SMA Negeri 1 Ngemplak a) Pada bulan Juli 1994 Pada awalnya SMA Negeri 1 Ngemplak merupakan sekolah Unit Gedung Baru (UGB) yang belum memiliki gedung sendiri. Sekolah Unit Gedung Baru ini berdiri pada tahun ajaran baru. Sejak Juli 1994 kegiatan belajar mengajar dilaksanakan pada sore hari dengan meminjam gedung SMP Negeri 2 Ngemplak selama 9 bulan. Angkatan pertama sekolah tersebut dibuka untuk kelas 1 yaitu sebanyak tiga kelas. Sampai bulan Desember 1994 sekolah ini memiliki Kepala sekolah: Bapak. Basuki, S.Pd (dari SMA Negeri 1 Teras). Guru tetap: Bapak Dharmono, Ibu Haryani, Ibu Lastri Pertiwi, Ibu Mulyani dan Ibu Endang Jati Ningsih. Guru tidak tetap: Beberapa guru. Kepala TU: Bapak Bambang Sudarmadji (semula Staff SMP Negeri 2 Ngemplak yang kemudian dialih fungsikan ke SMA Unit Gedung Baru tersebut). b) Pada bulan Maret 1995 Pada bulan dan tahun ini sekolah dipindahkan ke lokasi baru yang terletak di sebelah selatan kantor kepala desa Donohudan sehingga penerimaan siswa baru yang kedua pada bulan Juli 1995 sudah dilaksanakan di sekolah yang baru. Pada tahun ajaran yang baru ini dibuka tiga kelas baru lagi, sehingga jumlah kelas menjadi enam. Pada tahun ini ada penambahan guru sebanyak tiga orang yaitu : Bapak Sugeng Hariyadi, Ibu Tatik Irawati, dan Ibu Sri Sudarmi. c) Pada bulan Oktober 1995 Berdasarkan SK Mendikbud Nomor 03015/0/1995 tanggal 26 Oktober 1995 tentang pembukaan dan penerimaan SMA Negeri 1 Ngemplak maka secara resmi SMA Negeri 1 Ngemplak berdiri dengan commit to user 44
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 45
memiliki Daftar Isian Kegiatan (DIK) dan Nomor Induk Statistik Sekolah (NISS) bernomor 30.1.03.09.11.051. Kepala sekolah beralih tangan ke Drs. Sumarno. Pada tahun 1995 SMA Negeri 1 Ngemplak telah memiliki tiga rombongan (kelompok) belajar , yaitu kelas I, II, dan III, khusus untuk kelas tiga jurusan IPA sebanyak satu kelas dan IPS sebanyak dua kelas. d) Pada tahun 1996 sampai 2000 Pada tahun ini tidak terjadi penambahan jumlah kelas. Pada tahun1997 ada tambahan satu guru tetap yaitu bapak Suwandi , S.Ag. Pada tahun 1998 ada tambahan satu guru tetap yaitu ibu Dra. Marhaeni Siwiraji. Dan pada tahun 1999 bertambah lagi satu guru tetap, yakni bapak Bangun Sartono,Spd. e) Pada tahun 2000 Pada tahun ini terjadi pergantian kepala sekolah yakni dari bapak Drs. Sumarno digantikan oleh bapak Marsun Muhammad Dahlan. Bapak Drs. Sumarno pindah menjadi kepala sekolah di SMA Negeri 1 Teras. Bapak Marsun Muhammad Dahlan berasal dari SMA Negeri 1 Tegal. f) Pada tahun 2001 sampai 2002 Pada tahun ini SMA Negeri 1 Ngemplak membuka kelas baru sehingga ada lima kelas, untuk kelas II ada tiga kelas. Sehingga jumlah kelas yang dibuka pada periode 2001-2002 sebanyak 11 kelas. g) Pada tahun 2002 Pada tanggal 27 Februari 2002 terjadi pergantian kepala sekolah dari bapak Drs.Marsun Muhammad Dahlan kepada bapak Drs. Santosa dari SMA Negeri 1 Cepogo. Penempatan kepala sekolah
tersebut
berdasarkan landasan SK Mendiknas Nomor 821/2/366 tahun 2002. Dalam periode tahun 2002 sampai dengan 2003 dibuka lima kelas lagi berbarengan dengan tahun ajaran baru , sehingga jumlah kelas menjadi 12 kelas yang terbagi menjadi 5 kelas untuk kelas 1, 4 kelas untuk kelas II, dan 3 kelas untuk kelas III. commit to user h) Periode 2004 - 2006
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 46
Pada tanggal 17 Desember 2004 terjadi pergantian kepala sekolah dari bapak Drs. Santosa dialihkan ke bapak Drs.Suranto, M.Pd yang berasal dari SMA Negeri 1 Kemusu dengan SK pengangkatan bernomor 821 / 2/ 227 tahun 2004.Bapak Drs.Santoso dipindahkan ke SMA Negeri 1 Andong.Tanggal 16 Desember 2004 sampai tahun 2006 jumlah kelasnya ada 14 kelas meliputi kelas X sebanyak 5 kelas, kelas XI sebanyak 5 kelas, dan kelas XII sebanyak 4 kelas. i) Pada bulan Desember 2006 Terjadi pergantian kepala sekolah, dari bapak Drs. Suranto MPd oleh bapak Drs.Arju Rahmanto, S.Ag. yang berasal dari SMA Negeri 1 Klego dengan SK Pengangkatan bernomor 821.2/019 tahun 2007. Dengan semangat menggali potensi akademik dan skill siswa untuk mengembangkan
IPTEK
dan
IMTAQ
dengan
mengedepankan
pengembangan ketrampilan siswa. Saaat ini telah bergabung 500 lebih siswa dan didukung 49 guru dengan kualifikasi pendidikan S1 dan S2 serta dukungan tenaga Tatausaha 9 orang. Dengan fasilitas yang berkembang dengan pesat mengikuti perkembangan jaman yang berdiri di atas tanah milik sendiri berdekatan dengan fasilitas Nasional dan Internasional yaitu Asrama Haji Donohudan dan Bandara Internasional Adi Sumarmo. Serta mudah dijangkau dengan kendaraan umum maupun sarana jalan yang mendukung untuk kendaraan pribadi. 2. Visi, Misi dan Tujuan SMA Negeri 1 Ngemplak a) Visi SMA Negeri 1 Ngemplak yang religius, disiplin, kreatif dan tangguh. b) Misi (1) Meningkatkan dan pengamalan agama dengan mengembangkan sikap toleransi dalam kehidupan sehari hari. (2) Mewujutkan tata tertib dan aturan yang berlaku . (3) Melaksanakan pembelajaran maksimal untuk menghasilkan insan commit to user yang cerdas dan berperilaku luhur.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 47
(4) Memanfaatkan kesempatan berkompetisi dalam bidang akademis dan non akademis. (5) Mengembangkan semangat belajar yang sesuai dengan ketentuan perkembangan zaman dan teknologi. (6) Meningkatkan kesadaran warga sekolah untuk siap menghadapi segala tantangan dan kemajuan zaman. c) Tujuan Bertolak dari visi dan misi, selanjutnya sekolah merumuskan tujuan. Jika visi dan misi terkait dengan jangka waktu yang sangat panjang maka tujuan dikaitkan dengan jangka waktu menengah, dengan demikian tujuan pada dasarnya merupakan tahapan atau langkah untuk mewujudkan visi sekolah yang telah dicanangkan. Tujuan SMA Negeri 1 Ngemplak adalah kondisi yang diinginkan dalam waktu tiga tahun yang akan datang yaitu: 1) Pada tahun 2010/2011 rata-rata nilai ujian nasional mencapai 6,10. 2) Tahun 2010/2011 proporsi kelulusan yang melanjutkan ke perguruan tinggi 17%. 3) Tahun 2010/2011 memiliki kelompok KIR yang mampu masuk final tingkat kabupaten. 4) Tahun 2010/2011 memiliki Tim Olah Raga 3 cabang dan mampu mejadi finalis tingkat kabupaten. 5) Tahun 2010/2011 memiliki Tim Kesenian yang mampu tampil pada acara setingkat kabupaten. 6) Tahun 2010/2011 para siswa dapat tertib dan berdisiplin di sekolah yang bersih dan sehat. 7) Tahun 2010/2011, 97% para siswa berakhlak mulia dan luhur budi pekertinya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 48
3. Keadaan Lingkungan SMA Negeri 1 Ngemplak SMA Negeri 1 Ngemplak terletak di Desa Donohudan, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali dan memiliki batas-batas sebagai berikut : a) Timur
: Persawahan milik penduduk
b) Selatan
: Perkampungan penduduk
c) Barat
: Lapangan sepak bola Donohudan
d) Utara
: Sekolah Luar Biasa Donohudan, Ngemplak, Boyolali
(1) Kondisi Fisik Sekolah Tabel.3 Jumlah Ruang Kelas Kualifikasi
Jumlah
Persen (%)
16
100
Rusak Ringan
-
-
Rusak Berat
-
-
16
100
Baik
Total
Tabel.4 Ruang menurut jenis, keberadaan, luas dan fungsi No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.
Jenis
Keberadaan Tidak Ada Ada V -
Ruang Kepala Sekolah Ruang Wakil Kepala V Sekolah Ruang Guru V Ruang Layanan V Bimbingan dan Konseling Ruang Tamu V Ruang UKS V Ruang Komite Sekolah V Ruang OSIS V Ruang Media dan Alat V Bantu PBM Ruang Penjaga Sekolah Ruang / POS keamanan V Aula G. Serbaguna Gudang V Kantin Sekolah V Halaman Sekolah V commit to user
Fungsi
Luas (m2)
Ya
Tidak
18
V
-
-
40
V
-
-
144
V
-
-
24
V
-
-
9 18 9 9
V V V V
-
-
150
V
-
V V -
9 17 200
V V V V
V V -
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 49
Tabel.5 Kamar mandi dan WC Peruntukan Kepala Sekolah Guru / Karyawan laki – laki
Keberadaan Tidak Ada Ada V V
-
Kondisi
Luas (m2)
Jumlah
8
Baik
Rusak
1
V
-
3
1
V
-
Guru / Karyawan perempuan
V
-
3
1
V
-
Siswa laki – laki Siswa perempuan Tamu
V V -
V
4 4 8
1 1 2
V V -
-
(2) Kondisi Lingkungan Sekolah a) Kebersihan Kebersihan lingkungan sekolah di SMA Negeri 1 Ngemplak sudah baik. Hal ini dapat dilihat dari kondisi kelas, halaman sekolah, ruang guru dan tempat parkir. Siswa bertanggung jawab pada kebersihan kelasnya masing-masing dengan adanya regu piket untuk tiap kelasnya. Sedangkan penjaga sekolah bertanggung jawab pada kebersihan tempat-tempat umum, misalnya: kamar mandi, halaman sekolah, ruang guru, laboratorium dan lain-lain. b) Kerapian Kerapian di SMA Negeri 1 Ngemplak dapat dilihat dari tempat parkir yang tertata rapi. Tempat parkir antar guru dan siswa terpisah. Begitu pula antara dengan sepeda dan sepeda motor diatur terpisah. Kerapian di SMA Negeri 1 Ngemplak juga dapat dilihat dari seragam yang dikenakan oleh siswa dan guru. c) Ketenangan SMA Negeri 1 Ngemplak cukup tenang karena letaknya cukup jauh dari jalan raya dan berdampingan dengan persawahan warga. d) Keamanan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 50 Kondisi keamanan di SMA Negeri 1 Ngemplak cukup baik,
dapat dilihat dari adanya penjagaan baik oleh penjaga sekolah dan satpam. e) Ketertiban Ketertiban di SMA Negeri 1 Ngemplak sudah baik, dapat dilihat dari pemberian sanksi kepada siswa yang tidak mematuhi peraturan tata tertib yang ada. Misalnya, ada siswa memakai sepatu yang tidak sesuai dengan yang ditentukan yaitu sepatu hitam, maka siswa tersebut mendapat sanksi. (3) Sarana Fisik Sarana fisik yaitu semua bentuk ruang yang menunjang pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Sarana itu antara lain : Tabel. 6 Sarana Fisik SMA Negeri 1 Ngemplak No.
Sarana
Jumlah
1.
Ruang kelas
16
2.
Ruang kepala sekolah
1
3.
Ruang wakil kepala sekolah
1
4.
Ruang guru
1
5.
Ruang BK
1
6.
Ruang tata usaha
1
7.
Laboratorium IPA
3
8.
Laboratorium Bahasa
1
9.
Laboratorium komputer
1
10.
Perpustakaan
1
11.
Ruang UKS
1
12.
Ruang OSIS
1
(4) Sarana Non Fisik Sarana non fisik meliputi dua golongan, yaitu: a) Bentuk bukan materi
commit to user Berupa administrasi dan media cetak (surat kabar dan majalah).
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 51
b) Bentuk materi yang bukan ruang Yaitu berupa alat olahraga, alat tulis menulis, alat kebersihan, alat kesenian, alat ketrampilan, komputer, printer, peralatan praktikum kimia, peralatan praktikum fisika, peralatan praktikum biologi, serta bahan-bahan praktikum. Selain itu masih ada sarana non fisik yang dapat menunjang pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, antara lain: a) LCD (Liquid Crystal Display) Proyektor SMA Negeri 1 Ngemplak menyediakan LCD Proyektor untuk menunjang kegiatan belajar mengajar di kelas. b) Papan White Board Papan white board tersedia di tiap-tiap kelas. Hal ini menjadikan suasana belajar lebih kondusif karena tidak menimbulkan polusi seperti pada penggunaan papan tulis. c) Sarana belajar lainnya seperti penggaris, penghapus, penggaris segitiga, jangka dan lainnya. d) Adanya dinding panjat (wall climbing), lapangan basket, lapangan voli, lapangan futsal, lapangan sepak bola, sangatlah menunjang kegiatan belajar mengajar Penjasorkes, selain itu juga menunjang kegiatan ekstrakulikuler di SMA Negeri 1 Ngemplak. SMA Negeri 1 Ngemplak berupaya untuk memberikan fasilitas guna mengembangkan segala minat dan bakat mereka sehingga anak-anak pun dapat menyalurkannya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 52
(5) Struktur Organisasi SMA Negeri 1 Ngemplak Struktur organisasi SMA N 1 Ngemplak dapat dilihat pada diagram: KEPALA SEKOLAH Drs. Tri Wahyudi KOMITE SEKOLAH
WK. KURRIKULUM
KOORDINATOR BK
WK. SAPRA
WALI KELAS
WK. KESISWAAN
WK. HUMAS
GURU
KA. SUBAG TU
GURU PEMBIMBING Jalur Koordinasi
STAF TU
Jalur Komando
Gambar 4. Struktur Organisasi SMA Negeri 1 Ngemplak
B. Identifikasi Masalah Pembelajaran Akuntansi di Kelas XI IS 2 di SMA Negeri 1 Ngemplak Keterlibatan dan penguasan konsep siswa dalam proses kegiatan belajar commit indikator to user mengajar dapat dijadikan sebagai keberhasilan dari kualitas
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 53
pembelajaran. Keterlibatan siswa secara penuh dalam proses pembelajaran akan mampu menciptakan proses pembelajaran yang aktif dan berpusat pada siswa, dimana siswa tidak hanya sebagai objek tetapi juga sebagai subjek dalam proses pembelajaran. Keaktifan siswa ini selanjutnya mendukung keberhasilan siswa dalam mencapai ketuntasan belajar, karena dengan terlibat aktif baik secara fisik, emosional dan mental, siswa akan lebih mampu memahami materi yang sedang dipelajari. Hal ini akan berdampak pada penguasaan konsep siswa yang ditunjukkan dengan hasil belajar siswa yang mencapai nilai batas tuntas. Sebelum melaksanakan proses penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan kegiatan identifikasi masalah (observasi awal) dengan tujuan untuk mengetahui keadaan nyata yang ada di lapangan. Observasi awal dilakukan pada hari Sabtu tanggal 5 Februari 2011 di SMA Negeri 1 Ngemplak. Hasil dari identifikasi masalah tersebut adalah sebagai berikut : 1. Ditinjau dari Segi Siswa a. Sarana dan prasarana pembelajaran kurang memadai. Pembelajaran akuntansi di SMA Negeri 1 Ngemplak didukung dengan buku paket yang mana masing-masing siswa berhak meminjam buku yang tersedia di perpustakaan sekolah. Namun, kenyataan yang terjadi adalah tidak semua siswa bisa mendapatkan buku tersebut. Hal itu dikarenakan jumlah buku yang tersedia sangat terbatas dan siswa kurang berminat meminjam buku di perpustakaan. Keterbatasan tersebut berdampak pada terhambatnya proses belajar. Pembelajaran hanya terpusat pada pembahasan materi di LKS yang sifatnya terbatas. b. Siswa kurang antusias dan kurang berminat terhadap pelajaran akuntansi. Penyebab utama siswa kurang antusias terhadap akuntansi salah satunya adalah kecenderungan guru yang mengajar di kelas dengan metode ceramah yang dilakukan secara terus menerus. Sehingga siswa akan mudah bosan yang berujung pada hasil belajar yang kurang maksimal. Pembelajaran baik proses maupun hasilnya tidak berhasil. Minat siswa akan meningkat apabila didukung oleh pembelejaran yang commit to useryang mengikuti daya pikir siswa. menyenangkan dan tidak membosankan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 54
c. Siswa kurang aktif dalam pembelajaran akuntansi. Siswa cenderung tidak mempergunakan kesempatan untuk bertanya tentang kesulitan yang mereka hadapi. Siswa merasa malu untuk mengungkapkan pendapatnya jika diadakan tanya jawab. Mereka memilih diam tidak bertanya meskipun sebenarnya mereka belum paham tentang materi yang sedang dibahas. Sebagian siswa juga masih malu untuk maju ke depan jika diminta guru untuk menjelaskan kembali apa yang mereka terima setelah mendengarkan penjelasan guru, mereka akan maju ke depan setelah ada paksaan dari gurunya, dengan demikian belum adanya kesadaran dari dalam diri siswa untuk berani mengemukakan ide, gagasan ataupun jawabanya. Begitu pula dalam proses disuksi kelompok, siswa cenderung pasif untuk berkelompok, pembagian kelompok masih sangat konvensional, seperti deret bangku dan sebagainya, kekatifan diskusi hanya didominasi beberapa siswa. 2. Ditinjau dari Segi Guru a. Guru sangat menguasai kelas dan suasana kelas sangat tenang. Pada saat pembelajaran, siswa menunjukkan sikap yang kurang berminat dan kurang antusias terhadap mata pelajaran akuntansi. Siswa terlihat bosan dan jenuh terhadap pelajaran akuntansi serta kurang memperhatikan pelajaran dengan seksama. Guru sudah mencoba membangkitkan minat siswa dengan memberikan pendekatan secara langsung dan dengan memotivasi serta menegur siswa yang tidak mau memperhatikan pelajaran. Namun, cara ini ternyata belum mampu membangkitkan semangat dan minat belajar siswa. Guru juga belum mampu mengaplikasikan metode pembelajaran yang efektif . b. Hasil belajar yang tercermin dari prestasi siswa belum menunjukkan hasil yang maksimal. Berdasarkan survei awal yang dilakukan peneliti, terdapat 18 siswa dari 35 siswa kelas XI IS 2 belum memenuhi standar nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) mata pelajaran akuntansi yaitu 71,00. Dari hasil commit to user ulangan (untuk materi Jurnal Umum), nilai terendah yang diperoleh siswa
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 55
kelas XI IS 2 adalah 32,00, sedangkan nilai tertinggi adalah 88,00. Untuk tugas-tugas rumah yang diberikan oleh guru, mayoritas siswa masih mengerjakan di kelas sebelum pelajaran dimulai. Ini menunjukkan rendahnya keaktifan dan tanggung jawab siswa dalam mengikuti pelajaran akuntansi.
C. Deskripsi Hasil Penelitian Proses penelitian ini dilakukan dalam dua siklus yang masing-masing siklus terdiri dari 4 tahapan, yaitu: (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interpretasi dan (4) analisis dan refleksi tindakan. 1. Siklus I Penerapan pembelajaran akuntansi pada siklus I melalui pembelajaran kooperatif teknik Make A Match adalah : a. Perencanaan Tindakan Siklus I Kegiatan perencanaan tindakan I dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 26 Januari 2011 di ruang guru SMA Negeri 1 Ngemplak. Guru bersama peneliti mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian ini. Peneliti mengungkapkan bahwa siswa menemui permasalahan dalam menuangkan ide, gagasan dan kreatifitas serta kurangnya minat mengikuti pelajaran akuntansi. Kemudian disepakati bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus I akan dilaksanakan selama 2 kali pertemuan, yakni pada pertemuan pertama hari Sabtu tanggal 12 Februari 2011 dan pertemuan ke dua hari Sabtu tanggal 19 Februari 2011, jam ke 12 atau pukul 07.00 – 08.30 WIB di ruang kelas XI IS 2. Tahap perencanaan tindakan I meliputi kegiatan sebagai berikut: 1) Peneliti bersama guru mendiskusikan skenario pembelajaran akuntansi menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik Make A Match, dengan skenario pembelajaran sebagai berikut: a) Pertemuan pertama (Sabtu 12 Februari 2011) (1) Salam pembuka, guru mengecek kehadiran siswa kemudian commit to user serta tujuannya mengadakan memperkenalkan peneliti
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 56 penelitian. Peneliti bertindak sebagai guru selama penelitian berlangsung.
(2) Menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif untuk membangkitkan minat siswa dengan mengecek kondisi baik siswa maupun kelas. (3) Guru bersama peneliti membuka pelajaran dengan materi tentang materi persamaan dasar akuntansi dan mekanisme debet kredit. (4) Guru bersama peneliti membagikan print out materi untuk mempermudah dan mempercepat pemahaman siswa dalam pembelajaran
kemudian
menyajikan
materi
pengertian
persamaan dasar akuntansi dan mekanisme debet kredit, menganalisis pengaruh masing-masing transaksi terhadap akun-akun. (5) Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan materi yang belum dipahami. (6) Guru bersama peneliti menjelaskan metode pembelajaran yang akan dipergunakan dalam KBM yaitu menggunakan teknik Make A Match. (7) Guru bersama peneliti membagikan kartu soal dan kartu jawaban untuk dicocokkan masing-masing siswa agar sesuai antara soal dan jawaban. (8) Mengkondisikan siswa yang sudah menemukan pasangannya untuk duduk semeja. (9) Siswa membahas apa yang ditemukan dalam soal dan jawaban yang ditemukannya bersama teman satu kelompoknya. (10) Guru bersama peneliti mengawasi jalannya diskusi kelompok sepasang dengan baik dan memberikan penilaian proses. (11) Guru dan peneliti kembali memberi kesempatan siswa untuk bertanya yang belum dipahami. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 57
(12) Guru dan peneliti memberitahukan siswa untuk belajar di rumah mempersiapkan latihan pertemuan selanjutnya. (13) Guru, peneliti dan siswa membuat kesimpulan dari materi yang sudah diajarkan sebelum menutup pelajaran dengan salam penutup. b) Pertemuan kedua (Sabtu, 19 Februari 2011) (1) Guru
mengawali
kegiatan
belajar
mengajar
dengan
mengucapkan salam, kemudian dilanjutkan dengan persensi siswa. (2) Menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif untuk membangkitkan minat siswa dengan mengecek kondisi baik siswa maupun kelas. (3) Guru bersama peneliti membuka pelajaran dengan mengulang materi tentang materi persamaan dasar akuntansi dan mekanisme debet kredit secara singkat. (4) Siswa diberikan kesempatan oleh guru untuk mempersiapkan diri menjawab pertanyaan evaluasi berupa soal esai untuk materi yang sudah didiskusikan pada pertemuan sebelumnya. (5) Guru bersama peneliti membagikan evaluasi soal materi persamaan dasar akuntansi dan mekanisme debet kredit dan meminta siswa untuk mengerjakan secara mandiri. (6) Siswa mengerjakan soal sedangkan guru bersama peneliti mengawasi dengan baik agar hasil benar-benar mencerminkan kemampuan mereka. (7) Guru bersama peneliti meminta lembar jawab soal. (8) Guru dan peneliti mengakhiri pelajaran dengan salam penutup. 2) Guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk materi materi persamaan dasar akuntansi dan mekanisme debet kredit dan menyelesaikannya dengan model pembelajaran kooperatif teknik Make A Match. Peneliti dan guru menyusun instrumen penelitian, yang commit to user tes dari hasil pekerjaan siswa berupa tes dan nontes. Instrumen
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 58
(evaluasi akhir siklus berupa latihan mandiri), sedangkan instrumen nontes dinilai berdasarkan pedoman observasi yang dilakukan oleh peneliti dengan mengamati keaktifan siswa dalam diskusi kelas dan interaksi antarsiswa dalam kegiatan kelompok kooperatif. b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I Pelaksanaan tindakan Siklus I dilaksanakan selama 2 kali pertemuan, seperti yang telah direncanakan, pertemuan pertama hari Sabtu tanggal 12 Februari 2011 dan pertemuan ke dua hari Sabtu tanggal 19 Februari 2011, jam ke 1-2 atau pukul 07.00 – 08.30 WIB di ruang kelas XI IS 2. Pertemuan dilaksanakan selama 4 x 45 menit sesuai dengan skenario pembelajaran dan RPP. Peneliti bertindak sebagai pengajar dan guru mengamati jalannya pembelajaran, dengan alasan guru menyerahkan sepenuhnya kepada peneliti yang lebih paham dengan teknik yang akan dipergunakan. Materi pada pelaksanaan tindakan siklus I ini adalah materi persamaan dasar akuntansi dan mekanisme debet kredit. Pertemuan pertama digunakan guru bersama peneliti untuk mempresentasikan materi secara garis besar, diskusi kelompok berdasar kelompok kooperatif teknik Make A Match, pembahasan soal dan jawaban tiap-tiap kelompok serta diskusi kelas membahas tentang hasil temuan dengan pasangannya. Sedangkan pertemuan kedua digunakan guru bersama peneliti untuk mengadakan evaluasi mandiri individual untuk mengetahui pencapaian belajar siswa selama mengikuti pelajaran dengan diskusi kelompoknya. Urutan pelaksanaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut : 1) Pertemuan Pertama (Sabtu, 12 Februari 2011) a) Salam pembuka, peneliti mengecek kehadiran siswa. Satu siswa yang tidak hadir dikarenakan sakit yaitu Muhammad Yuliyanto. Kemudian memperkenalkan peneliti serta tujuannya mengadakan penelitian di kelas tersebut dan rencana pertemuannya. Peneliti bertindak sebagai guru selama penelitian berlangsung. commit to user b) Peneliti memberikan pengantar materi yang akan dipelajari.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 59
c) Peneliti membagi print out materi persamaan dasar akuntansi dan mekanisme debet kredit yang akan dipelajari pertemuan pertama ini, agar pembelajaran lebih mudah dan siswa tidak perlu banyak mencatat dan menghemat alokasi waktu. d) Peneliti memotivasi siswa sebelum memulai pelajaran dengan memberi pertanyaan persamaan dasar akuntansi dan mekanisme debet kredit. Peneliti menjelaskan materi persamaan dasar akuntansi dan mekanisme debet kredit. Peneliti menunjuk beberapa siswa untuk maju mengerjakan latihan soal yang menjadi contoh suatu transaksi. Terlihat beberapa siswa antusias tinggi dalam mengikuti pelajaran dikarenakan pelajaran jam pertama dan peneliti baru pertama kali mengajar akuntansi di kelas tersebut, sehingga siswa masih bersemangat. Peneliti menunjuk siswa untuk maju, sebelumnya dengan cara sukarela peneliti berusaha membangkitkan keberanian siswa untuk mengerjakan di depan, sampai beberapa menit masih belum ada yang berani. Akhirnya peneliti menunjuk siswa secara acak. Suasana menjadi tegang. Siswa yang ditunjuk sebisa mungkin maju dan menjawab. Ada enam siswa yang ke depan. Hanya empat siswa yang mampu menjawab dengan benar, yaitu Yoga W, Kartika, Lia Nur A, dan Dwi Wahyuni. Peneliti memberikan pujian bagi mereka yang menjawab dengan benar. Sedangkan sisanya dua orang, Dani Andrian dan Khusnul Khotimah masih mengalami kekeliruan dalam menganalisis transaksi dan guru memberikan koreksi atas kerjaannya di depan kelas dan tetap memberi semangat untuk rajin berlatih dan teliti membaca soal. Sampai akhir penjelasan materi dan latihan ada beberapa siswa yang masih tetap tidak memperhatikan dengan bergurau dan bercanda dengan rekan sebangkunya. e) Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang persamaan dasar commit tohal-hal user yang menurutnya belum jelas. akuntansi dan menanyakan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 60
Pada saat itu Kartika menanyakan tentang persamaan dasar akuntansi, Heri Setyono menanyakan hal yang belum jelas karena suara peneliti kurang kedengaran dari belakang, maka peneliti menjawab sebisa mungkin hingga semuanya jelas. f) Peneliti memberikan beberapa pertanyaan lisan seputar materi yang diberikan secara acak. Banyak siswa yang mampu menjawab dengan benar. Bahkan mereka menjawab secara serempak dengan benar sebelum guru menunjuk salah satu siswa. g) Guru memulai menggunakan pembelajaran teknik Make A Match. Tampak siswa antusias dan penasaran dengan teknik yang sebelumnya tidak pernah dipraktekkan di kelas. Langkah-langkah dalam pembelajaran kooperatif ini adalah sebagai berikut: (1) Membuat kartu soal dan jawaban Peneliti sebelumnya telah mempersiapkan kartu soal dan jawaban yang berisi materi persamaan dasar akuntansi dan mekanisme debet kredit sebanyak jumlah siswa di kelas. Separoh siswa akan memperoleh kartu soal, dan sisanya mendapat kartu bertuliskan jawaban, untuk mempermudah siswa dan tidak terlalu membuang waktu, maka guru mensiasati kartu dengan dua warna, warna merah untuk kartu soal dan warna biru muda untuk kartu jawaban. (2) Menjelaskan teknik yang akan dipakai Siswa tampak bersemangat mendengar penjelasan guru tentang Make A Match, hampir semua siswa bertanya tentang teknik ini. Karena belum pernah dipraktekan sebelumnya. Peneliti berulang-ulang menjelaskan proses teknik ini sampai siswa benar-benar memahami pelaksanaannya. (3) Mengacak dan membagikan kartu Peneliti meminta satu orang siswa, Andy Pratama Malik Ibra sebagai ketua kelas untuk mengacak kartu dan membagikan commit to user secara acak pula kepada semua teman-temannya di kelas. Satu
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 61 siswa dapat satu kartu. Siswa dipersilahkan mencari pasangannya dengan batas waktu 20 menit. Siswa dengan cepat mencari kecocokan kartu, tampak suasana ramai dan aktif, tidak terdapat satu pun siswa yang berdiam diri. Mereka saling berusaha mencari pasangan soal ataupun jawabannya.
(4) Mempersilahkan siswa duduk semeja Siswa yang sudah menemukan pasangannya baik itu soal maupun jawabannya setelah batas waktu yang diberikan habis untuk duduk satu bangku, tujuannya untuk mengadakan diskusi antara soal dan jawaban apakah sudah benar dan sesuai. Hanya ada tiga pasang siswa yang paling terakhir menemukan
pasangannya.
Peneliti
menunjuk
beberapa
pasangan untuk mendiskusikan dan membacakan temuannya dan kelompok pasangan lain diperbolehkan menganggapi atau menanyakan hal-hal yang kurang jelas. Pasangan pertama yang menemukan pasangannya adalah Rezyta Ayu Pratiwi dan Siti Baitur Rohmah dan disusul teman-teman yang lainnya. h) Guru bersama peneliti mengawasi jalannya diskusi dengan baik dan memberikan penilaian proses sesuai instrumen-instrumen interaksi antarsiswa dalam kelompok kooperatif berpasangan. i) Guru, peneliti dan siswa membuat kesimpulan tentang hasil diskusi hari ini di waktu 15 menit terakhir. j) Guru dan peneliti menutup pelajaran dan memberitahukan siswa untuk mempersiapkan pada pertemuan selanjutnya diadakan latihan mandiri materi persamaan dasar akuntansi dan mekanisme debet kredit. Suasana pembelajaran terlihat tertib dari awal sampai akhir pelajaran. 2) Pertemuan Kedua (Sabtu, 19 Februari 2011) a) Guru dan peneliti mengawali kegiatan belajar mengajar dengan commit to userdilanjutkan dengan presensi siswa. mengucapkan salam, kemudian
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 62
Semua siswa dipertemuan terakhir siklus I ini hadir. Jam pertama baru dimulai, siswa masih tampak semangat. b) Siswa diberikan kesempatan oleh guru untuk mempersiapkan diri menjawab pertanyaan evaluasi berupa soal esai untuk materi yang sudah didiskusikan pada pertemuan sebelumnya. c) Peneliti membagikan soal evaluasi dan lembar jawaban untuk mempermudah pengerjaan dan meminta siswa untuk mengerjakan secara mandiri. d) Siswa mengerjakan soal evaluasi sedangkan guru bersama peneliti mengawasi
dengan
mencerminkan
baik
kemampuan
agar
hasil
mereka.
evaluasi Pada
benar-benar
saat
evaluasi
berlangsung ada salah satu siswa yang mencoba bertanya kepada teman, namun guru segera memperingatkan siswa tersebut untuk mengerjakan soal evaluasi secara mandiri. e) Kegiatan evaluasi yang dilaksanakan berlangsung cukup tertib, hasil evaluasi dikumpulkan saat itu juga. f) Kegiatan belajar dengan menggunakan teknik Make A Match dan kegiatan evaluasi pada Siklus I berakhir. c. Observasi dan Interpretasi Siklus I Peneliti dan guru mengamati proses pembelajaran akuntansi dengan berpedoman pada lembar observasi yang telah disusun. Dari hasil pengamatan dapat diambil kesimpulan bahwa guru berusaha menciptakan persaingan antar siswa dengan kegiatan yang menarik dan menyenangkan sehingga menimbulkan keaktifan dan rasa ingin tahu siswa tinggi terhadap pelajaran. Tujuan pembelajaran belum sepenuhnya tercapai, siswa masih terlihat bingung memahami teknik yang digunakan dalam materi persamaan akuntansi serta mekanisme debet kredit, terlihat hasil evaluasi yang belum mencapai target dan siswa belum terlibat dalam memberikan kesimpulan di akhir pertemuan. Akan tetapi sebagian siswa mampu bertanggung jawab secara mandiri atas hal yang didapatkannya dan terlibat commit to user aktif dalam proses pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 63
Pertemuan pertama dimulai hari Sabtu tanggal 12 Februari 2011 di kelas XI IS 2. Metode yang digunakan pada pertemuan pertama digunakan untuk presentasi oleh guru dan diskusi kelompok dengan menggunakan teknik Make A Match pada materi persamaan dasar akuntansi dan mekanisme debet kredit. Kemudian dilanjutkan pembahasan beberapa kelompok menurut pasangannya masing-masing. Pada pertemuan kedua atau yang terakhir yaitu hari Sabtu, tanggal 19 Februari 2011, digunakan guru dan peneliti untuk melakukan evaluasi akhir dari siklus I berupa evaluasi agar prestasi belajar siswa dapat diketahui. Evaluasi berupa soal esai untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa sebagai hasil dari diskusi kelompok pada pertemuan sebelumnya. Dari kegiatan tersebut, deskripsi tentang jalannya proses pembelajaran akuntansi dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik Make A Match sudah dijelaskan secara rinci dalam pelaksanaan tindakan siklus I. Siswa dikatakan dapat melakukan teknik Make A Match dengan baik dilihat dari beberapa kriteria penilaian yang peneliti tetapkan, antara lain apabila siswa memahami secara langsung sesaat setelah penjelasan pelaksanaan, siswa tersebut dapat menemukan pasangan soal atau jawaban dengan tepat, kemudian kecepatan siswa mencari pasangan sesuai alokasi waktu yang diberikan dan tidak melebihi batasnya. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap pelaksanaan proses belajar mengajar akuntansi di kelas XI IS 2, diperoleh gambaran tentang keadaan belajar siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. Dari hasil wawancara tidak terstruktur terhadap siswa, siswa merasakan banyak manfaat dengan teknik yang baru diterapkan di kelas ini yaitu, selain permainan yang menyenangkan siswa lebih dapat berinteraksi dengan rekannya, siswa tidak malas mencari soal atau jawabannya, antusias meningkat, dapat lebih mengenal karena sistem acak kartu yang dilakukan teknik ini akan memberi siswa pasangan kelompok yang tidak akrab sebelumnya. Terlihat dari persentase pencapaian yang sudah memenuhi commit to user indikator target pencapaian sebesar 70%. Kekurangannya karena baru
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 64
pertama kali, maka siswa masih terlihat bingung dan membutuhkan konsentrasi yang tinggi untuk menemukan pasangan soal maupun jawabannya. Adapun gambaran kualitas proses dan hasil pembelajaran yang dicapai siswa yaitu dengan indikator sebagai berikut: 1. Keaktifan dan keberanian berpendapat atau mengajukan pertanyaan adalah sebesar 42,8% 2. Mengerti dan dapat melakukan Make A Match sebesar 80% 3. Siswa dapat bekerjasama dalam kelompok berpasangan sebesar 57,1% 4. Kemampuan siswa mengerjakan soal dengan benar dan mencapai KKM (71) sebesar 62,9%. Hasil observasi dan interpretasi tersebut dapat dilihat pada grafik berikut ini : Prosentase
80 70 60 50 40 30 20 10 0 Keaktifan dan Mengerti dan Siswa dapat Kemampuan keberanian dapat bekerjasama siswa berpendapat melakukan dalam mengerjakan atau Make A kelompok soal dengan mengajukan Match berpasangan benar dan pertanyaan mencapai KKM
Gambar 5. Kualitas proses dan hasil belajar siswa selama KBM
Berdasarkan evaluasi pada siklus I, ketuntasan hasil belajar (Kriteria Ketuntasan Minimal adalah 71) yang tercapai pada siklus I sebanyak 22 siswa dengan presentase sebesar 62,9% dan nilai rata-rata kelas yang diperoleh sebesar 70,1. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 65
Ketuntasan belajar siswa tersebut dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 7. Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I Kriteria Tuntas Tidak Tuntas Jumlah
Ketuntasan Hasil Belajar Jumlah siswa 22 siswa 13 siswa 35 siswa
Persentase 62,9% 37,1% 100%
Ketuntasan hasil belajar siswa juga dapat dilihat pada grafik berikut ini:
25
Tuntas
20 15
Tidak Tuntas
10 5 0 Jumlah siswa
Gambar 6. Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I
d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus I Berdasarkan hasil observasi dan interpretasi tindakan pada siklus I, peneliti melakukan analisis sebagai berikut: 1) Beberapa kelemahan guru dalam siklus I ini adalah: a) Peneliti terlalu cepat menjelaskan materi, terkadang siswa yang akan mencatat tertinggal materi. b) Peneliti kurang melakukan pendekatan terhadap siswa sehingga pembelajaran terkesan monoton dan bosan tanpa ada pembicaraan ringan yang berhubungan dengan materi. c) Peneliti kurang memberi motivasi pada siswa yang kurang aktif dan lebih memberi perhatian pada siswa yang bertanya. d) Peneliti kurang keras dalam berbicara, siswa yang duduk dibelakang atau jauh dari guru kadang masih belum jelas mendengarkan penjelasn di depan. commitguru to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 66
e) Peneliti kurang berperan dalam kegiatan diskusi kelas, sehingga diskusi kelas hanya dimanfaatkan siswa yang aktif dan pandai bicara dan yang mudah bergaul. f) Pada saat evaluasi, peneliti kurang memperhatikan kondisi siswa yang duduk dibarisan belakang. Hal ini mengakibatkan siswa yang duduk dibelakang kurang sportif dalam mengerjakan soal, masih ada beberapa siswa yang bertanya dan menyontek jawaban teman sebelahnya tanpa diketahui oleh peneliti. 2) Dari segi siswa ditemukan beberapa kekurangan, yaitu sebagai berikut: a) Belum maksimalnya siswa dalam menggunakan waktu yang diberikan saat mencari berpasangan, beberapa siswa terlambat menemukan pasangannya. b) Walaupun banyak siswa yang cukup aktif dalam pembelajaran, tetapi masih banyak juga siswa yang kurang aktif bahkan cenderung diam dan mengabaikan kegiatan diskusi kelas berpasangan. c) Pada saat evaluasi berlangsung, beberapa siswa yang duduk dibarisan belakang kurang sportif dalam mengerjakan soal. Hal ini terbukti dengan adanya siswa yang bertanya dan menyontek jawaban teman sebelahnya. d) Dari segi nilai yang diperoleh siswa, nilai tertinggi adalah 90,00 dan nilai terendah 40,00 dengan nilai rata-rata kelas 70,1 siswa yang sudah mencapai KKM sebanyak 22 siswa (62,9%) dari 35 siswa dan siswa tersebut dinyatakan tuntas dalam belajar akuntansi.
Jumlah
tersebut
sudah
mengalami
peningkatan
dibandingkan sebelumnya, dengan nilai rata-rata kelas sebesar 63,3 dan hanya dicapai 17 siswa (48,6%) dari 35 siswa. Hasil tersebut belum mencapai target yang ditetapkan yaitu 80%, sehingga perlu perbaikan pada siklus beriktunya. Berdasarkan observasi dan analisis diatas, maka tindakan refleksi commit to user yang dapat dilakukan adalah :
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 67
1) Peneliti lebih banyak melakukan pendekatan dan motivasi kepada seluruh siswa terutama siswa yang kurang aktif di kelas. 2) Peneliti lebih aktif dan ikut terlibat didalam diskusi kelas. Ikut menyumbangkan ide dalam memberi penguatan materi kepada siswa yang masih bingung agar siswa benar-benar memahami materi yang disampaikan tersebut. Setelah itu baru kemudian beralih ke konsep atau materi selanjutnya. 3) Peneliti lebih memperhatikan kondisi siswa yang duduk dibarisan belakang pada saat evaluasi sehingga hal tersebut tidak memungkinkan bagi siswa yang mencoba bertanya jawaban pada teman yang duduk disebelahnya.
2. Siklus II Penerapan model pembelajaran kooperatif Teknik Make A Match berdasarkan refleksi pada Siklus I menunjukkan bahwa masih terdapat kekurangan-kekurangan, yaitu masih terdapat siswa yang kurang aktif dan hasil atau prestasi belajarnya kurang maksimal. Langkah-langkah penerapan model pembelajaran kooperatif teknik Make A Match pada Siklus II adalah sebagai berikut: a. Perencanaan Tindakan Siklus II Kegiatan perencanaan tindakan II dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 19 Februari 2011 di ruang Guru SMA Negeri 1 Ngemplak. Guru bersama peneliti mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian ini. Peneliti mengungkapkan bahwa berdasarkan hasil analisis dan refleksi dari siklus I, kemudian disepakati bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus II akan dilaksanakan selama 2 kali pertemuan, yakni pada hari Jumat tanggal 25 Februari 2011 dan hari Sabtu tanggal 26 Februari 2011 jam ke 1-2 atau pukul 07.00 – 08.30 WIB dengan rancangan sebagai berikut: commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 68
1) Peneliti bersama guru mendiskusikan skenario pembelajaran akuntansi dengan menggunakan model pembelajaraan kooperatif teknik Make A Match yaitu dengan skenario pembelajaran sebagai berikut: a) Pertemuan Pertama (Jumat, 25 Februari 2011) (1) Salam pembuka, mengecek kehadiran siswa. (2) Menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif untuk membangkitkan minat siswa dengan mengecek kondisi baik siswa maupun kelas. (3) Guru bersama peneliti membagikan print out materi untuk mempermudah dan mempercepat pemahaman siswa dalam pembelajaran kemudian menyajikan materi jurnal umum. (4) Pelajaran dilanjutkan dengan penjelasan materi Jurnal Umum. Penjelasan dimulai dari pengertian jurnal umum, fungsi jurnal umum, dan analisis transaksi perusahaan jasa ke jurnal umum. (5) Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan materi yang belum dipahami, kemudian guru menunjuk siswa secara acak untuk menjawab soal latihan yang menjadi contoh agar siswa selalu siap dalam menyelesaikan suatu permasalahan. (6) Guru bersama peneliti menjelaskan metode pembelajaran yang akan dipergunakan dalam KBM yaitu menggunakan teknik Make A Match. (7) Guru bersama peneliti membagikan kartu soal dan kartu jawaban untuk dicocokkan masing-masing siswa agar sesuai antara soal dan jawaban. (8) Mengkondisikan siswa yang sudah menemukan pasangannya untuk duduk semeja. (9) Siswa membahas apa yang ditemukan dalam soal dan jawaban yang ditemukannya bersama teman satu kelompoknya. (10) Guru bersama peneliti mengawasi jalannya diskusi kelompok sepasang dengan baik dan memberikan penilaian proses. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 69
(11) Guru dan peneliti kembali memberi kesempatan siswa untuk bertanya yang belum dipahami. (12) Guru dan peneliti memberitahukan siswa untuk belajar di rumah mempersiapkan latihan pertemuan selanjutnya. (13) Guru, peneliti dan siswa membuat kesimpulan dari materi yang sudah diajarkan sebelum menutup pelajaran dengan salam penutup. b) Pertemuan Kedua (Sabtu, 26 Februari 2011) (1) Guru dan peneliti mengawali kegiatan belajar mengajar dengan mengucapkan salam, kemudian dilanjutkan dengan presensi siswa. (2) Siswa
diberikan
kesempatan
oleh
peneliti
untuk
mempersiapkan diri menjawab pertanyaan latihan berupa soal esai untuk materi yang sudah didiskusikan pada pertemuan sebelumnya. (3) Peneliti membagikan soal evaluasi dan lembar jawaban untuk mempermudah
pengerjaan
dan
meminta
siswa
untuk
mengerjakan secara mandiri. (4) Siswa mengerjakan soal evaluasi sedangkan guru bersama peneliti mengawasi dengan baik agar hasil evaluasi benarbenar mencerminkan kemampuan mereka. Pada saat evaluasi berlangsung ada salah satu siswa yang mencoba bertanya kepada teman, namun guru segera memperingatkan siswa tersebut untuk mengerjakan soal evaluasi secara mandiri. (5) Kegiatan evaluasi dan hasilnya dikumpulkan saat itu juga. (6) Peneliti
mengucapkan
terimakasih
atas
kerjasama
dan
partisipasinya selama proses pembelajaran. (7) Peneliti menutup pembelajaran dengan salam penutup. (8) Kegiatan belajar dengan menggunakan teknik Make A Match dan kegiatan evaluasi pada Siklus II berakhir. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 70
2) Peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk materi jurnal umum ke buku besar dengan model pembelajaran kooperatif teknik Make A Match. 3) Peneliti dan guru menyusun instrumen penelitian, yang berupa tes dan nontes. Instrumen tes dari hasil pekerjaan siswa (kuis), sedangkan instrumen nontes dinilai berdasarkan pedoman observasi yang dilakukan oleh peneliti dengan mengamati keaktifan dan sikap siswa selama proses belajar mengajar berlangsung.
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II Pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan selama 2 kali pertemuan seperti yang telah direncanakan yakni pada hari Jumat tanggal 25 Februari 2011 dan hari Sabtu tanggal 26 Februari 2011 jam ke 1-2 atau pukul 07.00 – 08.30 WIB di ruang kelas XI IS 2. Pertemuan dilaksanakan selama 4 x 45 menit sesuai dengan skenario pembelajaran dan RPP. Pelaksanaan tindakan II hampir sama dengan pelaksanaan tindakan I, hanya pada pelaksanaan tindakan II ini terdapat penguatan yang masih diperlukan dari tindakan I. Materi yang disampaikan pada pelaksanaan tindakan II juga berbeda dengan pelaksanaan tindakan I. Materi pada pelaksanaan tindakan II ini adalah jurnal umum. Urutan pelaksanaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut : 1) Pertemuan Pertama (Jumat, 25 Februari 2011) a) Salam
pembuka,
guru
mengecek
kehadiran
siswa
dan
menanyakan kabar siswa. Ada satu siswa yang tidak hadir dikarenakan sakit yaitu Dani Andrian. b) Peneliti sebagai guru memberikan pengantar materi yang akan dipelajari. c) Guru membagi print out materi Jurnal Umum yang akan dipelajari pertemuan pertama ini, agar pembelajaran lebih mudah dan siswa tidak perlu banyak mencatat. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 71
d) Guru memotivasi siswa sebelum memulai pelajaran dengan memberi pertanyaan jurnal umum. Guru menjelaskan materi jurnal umum. Guru menunjuk beberapa siswa untuk maju mengerjakan latihan soal yang menjadi contoh suatu transaksi. Guru menunjuk siswa untuk maju, sebelumnya dengan sukarela guru
berusaha
membangkitkan
keberanian
siswa
untuk
mengerjakan di depan, sampai beberapa menit masih belum ada yang berani. Akhirnya guru menunjuk siswa secara acak. Suasana menjadi tegang. Siswa yang ditunjuk sebisa mungkin maju dan menjawab. Ada empat siswa yang mengerjakan soal ke depan kelas, semuanya dapat menjawab latihan dengan benar dengan sedikit kesulitan pada kerapihan tulisan yang tidak sesuai dengan pencatatan debit kredit, mereka yang maju adalah Lia Nur Andika, Dwi Lestari, Nur Khoriyah, dan Sandy Hary M. Guru memberikan pujian bagi mereka yang menjawab dengan benar. Sampai akhir penjelasan materi dan latihan siswa masih tetap tenang memperhatikan. e) Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang jurnal umum dan menanyakan hal-hal yang menurutnya belum jelas. Pada saat itu tidak ada yang menanyakan materi, dan guru menganggapnya sudah jelas. f) Guru memberikan beberapa pertanyaan lisan seputar materi yang diberikan secara acak. Banyak siswa yang mampu menjawab dengan benar. g) Guru memulai menggunakan kembali pembelajaran teknik Make A Match. Tampak siswa masih antusias walaupun pertemuan sebelumnya sudah pernah dilakukan. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: (1) Membuat kartu soal dan jawaban Guru sebelumnya telah membuat kartu soal dan jawaban yang to usersebanyak jumlah siswa di kelas. berisi materi commit jurnal umum
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 72 Separoh siswa akan memperoleh kartu soal, dan sisanya mendapat kartu bertuliskan jawaban, untuk mempermudah siswa dan tidak terlalu membuang waktu, maka guru mensiasati kartu dengan dua warna yang berbeda dengan warna kartu materi pertemuan sebelumnya, warna ungu untuk kartu soal dan warna hijau muda untuk kartu jawaban.
(2) Menjelaskan teknik yang akan dipakai Siswa masih tampak bersemangat mendengar penjelasan guru tentang Make A Match. (3) Mengacak dan membagikan kartu Guru mengacak kartu dan membagikan secara acak pula kepada semua siswa di kelas. Satu siswa dapat satu kartu. Siswa dipersilahkan mencari pasangannya dengan batas waktu 20 menit. Siswa dengan cepat mencari kecocokan kartu, tampak suasana ramai dan aktif, tidak terdapat satu pun siswa yang berdiam diri. Mereka saling berusaha mencari pasangan soal ataupun jawabannya. (4) Mempersilahkan siswa duduk semeja Siswa yang sudah menemukan pasangannya baik itu soal maupun jawabannya setelah batas waktu yang diberikan habis untuk duduk satu bangku, tujuannya untuk mengadakan diskusi antara soal dan jawaban apakah sudah benar dan sesuai. Hanya sepasang siswa yang terlambat menemukan pasangannya. Guru menunjuk beberapa pasangan untuk mendiskusikan dan membacakan temuannya dan kelompok pasangan lain diperbolehkan menganggapi atau menanyakan hal-hal yang kurang jelas. h) Guru bersama peneliti mengawasi jalannya diskusi dengan baik dan memberikan penilaian proses sesuai instrumen-instrumen interaksi antarsiswa dalam kelompok kooperatif berpasangan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 73
i) Guru, peneliti dan siswa membuat kesimpulan tentang hasil diskusi hari ini. j) Guru dan peneliti menutup pelajaran dan memberitahukan siswa untuk mempersiapkan pada pertemuan selanjutnya diadakan evaluasi mandiri materi jurnal umum
Suasana pembelajaran
terlihat tertib dari awal sampai akhir pelajaran. 2) Pertemuan Kedua (Sabtu, 26 Februari 2011) a) Guru dan peneliti mengawali kegiatan belajar mengajar dengan mengucapkan salam, kemudian dilanjutkan dengan presensi siswa. Semua siswa di pertemuan terakhir siklus II ini hadir. b) Siswa diberikan kesempatan oleh guru untuk mempersiapkan diri menjawab pertanyaan evaluasi berupa soal esai untuk materi yang sudah didiskusikan pada pertemuan sebelumnya. c) Guru membagikan soal evaluasi dibantu oleh dua orang siswa yang duduk paling depan meja guru dan lembar jawaban untuk mempermudah pengerjaan dan meminta siswa untuk mengerjakan secara mandiri. d) Siswa mengerjakan soal evaluasi sedangkan guru bersama peneliti mengawasi
dengan
mencerminkan
baik
kemampuan
agar
hasil
mereka.
evaluasi Pada
benar-benar
saat
evaluasi
berlangsung ada salah satu siswa yang mencoba bertanya kepada teman sebangkunya yaitu Sandy Hary dan Yoga W yang duduk di bangku paling belakang, namun guru segera memperingatkan siswa tersebut untuk mengerjakan soal evaluasi secara mandiri. e) Kegiatan evaluasi yang dilaksanakan berlangsung cukup tertib, hasil evaluasi dikumpulkan saat itu juga dibantu oleh guru. f) Kegiatan belajar dengan menggunakan teknik Make A Match dan kegiatan evaluasi pada Siklus II berakhir dengan salam penutup oleh peneliti dan ucapan terimakasih atas kerjasamanya. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 74
c. Observasi dan Interpretasi Siklus II Peneliti dan guru mengamati proses pembelajaran akuntansi dengan berpedoman pada lembar observasi yang telah disusun. Dari hasil pengamatan dapat diambil kesimpulan bahwa guru berusaha menciptakan persaingan dan kesadaran antar siswa dengan kegiatan yang menarik dan menyenangkan sehingga menimbulkan perkembangan keaktifan dan rasa ingin tahu siswa tinggi terhadap pelajaran. Tujuan pembelajaran telah tercapai, siswa mulai memahami teknik yang digunakan dalam materi jurnal umum dan terjadi peningkatan jumlah yang aktif melakukan teknik ini, beberapa siswa aktif bertanya seputar pelajaran, kerjasama kelompok kecil sangat hidup, namun siswa masih pasif terlibat dalam memberikan kesimpulan di akhir pertemuan. Siswa mampu bertanggung jawab secara mandiri mengerjakan evaluasi terlihat dari hasil evaluasi yang memenuhi target pencapaian sebesar 80%. Pertemuan pertama dimulai hari Jumat tanggal 25 Februari 2011 di kelas XI IS 2. Metode yang digunakan pada pertemuan pertama digunakan untuk presentasi oleh guru dan diskusi kelompok dengan menggunakan teknik Make A Match pada materi jurnal umum. Kemudian dilanjutkan pembahasan beberapa kelompok menurut pasangannya masing-masing. Pada pertemuan kedua atau yang terakhir yaitu hari Sabtu tanggal 26 Februari 2011, digunakan guru dan peneliti untuk melakukan evaluasi akhir dari siklus II berupa evaluasi agar prestasi belajar siswa dapat diketahui. Evaluasi berupa soal esai untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa sebagai hasil dari diskusi kelompok pada pertemuan sebelumnya. Dari kegiatan tersebut, deskripsi tentang jalannya proses pembelajaran akuntansi dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik Make A Match sudah dijelaskan secara rinci dalam pelaksanaan tindakan siklus II. Siswa dikatakan dapat melakukan teknik Make A Match dengan baik sama dengan siklus sebelumnya dilihat dari beberapa kriteria commit toantara user lain apabila siswa memahami penilaian yang peneliti tetapkan,
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 75
secara langsung sesaat setelah penjelasan pelaksanaan, siswa tersebut dapat menemukan pasangan soal atau jawaban dengan tepat, kemudian kecepatan siswa mencari pasangan sesuai alokasi waktu yang diberikan dan tidak melebihi batasnya. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap pelaksanaan proses belajar mengajar akuntansi di kelas XI IS 2, diperoleh gambaran tentang keadaan belajar siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. Dari hasil wawancara tidak terstruktur terhadap siswa, selama dua kali praktik dengan menggunakan teknik ini, siswa mendapat banyak manfaat yaitu, teknik ini sangat menyenangkan siswa untuk dapat berinteraksi dengan rekannya, siswa masih antusias mencari soal atau jawabannya, dan siswa juga merasakan nilai yang duperolehnya mengalami peningkatan signifikan karena dapat mengingat pelajaran lebih mudah. Adapun gambaran kualitas proses dan hasil pembelajaran yang dicapai siswa yaitu dengan indikator sebagai berikut: 1. Keaktifan dan keberanian berpendapat atau mengajukan pertanyaan adalah sebesar 60% 2. Mengerti dan dapat melakukan Make A Match sebesar 91,4% 3. Siswa dapat bekerjasama dalam kelompok berpasangan sebesar 74,3% 4. Kemampuan siswa mengerjakan soal dengan benar dan mencapai KKM (71) sebesar 85,7%.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 76
Hasil observasi dan interpretasi tersebut dapat dilihat pada grafik berikut ini : Prosentase
100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 Keaktifan dan Mengerti dan Siswa dapat Kemampuan keberanian dapat bekerjasama siswa berpendapat melakukan dalam mengerjakan atau Make A kelompok soal dengan mengajukan Match berpasangan benar dan pertanyaan mencapai KKM
Gambar 7. Kualitas proses dan hasil belajar siswa selama KBM
Berdasarkan nilai evaluasi siklus II, ketuntasan hasil belajar (standar nilai minimal adalah 71) yang tercapai pada siklus II sebanyak 30 siswa dengan presentase sebesar 85,7% dan nilai rata-rata kelas yang dicapai sebesar 82,5. Ketuntasan hasil belajar tersebut dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 8. Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II Ketuntasan hasil belajar Kriteria
Jumlah siswa
Persentase
Tuntas Tidak Tuntas
30 siswa 5 siswa
85,7% 14,3%
Jumlah
35 siswa
100%
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 77
Ketuntasan hasil belajar siswa juga dapat dilihat pada grafik berikut ini:
30 25 Tuntas
20 15 10
Tidak Tuntas
5 0
Jumlah Siswa
Gambar 8. Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II
d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus II Berdasarkan hasil observasi dan interpretasi tindakan pada siklus II, peneliti melakukan analisis sebagai berikut: 1) Guru lebih bisa membangkitkan semangat dan motivasi siswa untuk lebih memperhatikan presentasi guru saat kegiatan belajar mengajar sedang berlangsung. 2) Keaktifan
siswa
dalam
mengikuti
kegiatan
belajar
mengajar
mengalami peningkatan. Siswa jauh lebih aktif dan bersemangat saat diskusi berlangsung. Tidak ada lagi siswa
yang malu-malu
mengemukakan pendapatnya. 3) Sebagian besar siswa aktif berperan serta dalam diskusi kelas sehingga kelas nampak hidup, proses dan hasil belajar meningkat. 4) Guru sudah dapat memposisikan diri saat evaluasi berlangsung dan tidak hanya berada didepan kelas tetapi berkeliling untuk mengawasi dengan ketat jalannya kuis. Hal tersebut dilakukan agar siswa terutama siswa yang duduk dibarisan belakang tidak mempunyai kesempatan untuk berbuat curang. 5) Guru sudah berani bersuara keras, sehingga siswa yang di belakang atau jaraknya yang jauh dari guru menjelaskan dapat mendengar penjelasannya dan memahami materi yang disampaikan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 78
6) Dari segi siswa, masih ada sebagian siswa yang tidak memperdulikan jalannya diskusi berpasangan. 7) Dari segi nilai yang diperoleh siswa, nilai tertinggi adalah 95,00 dan nilai terendah 45,00 dengan nilai rata-rata kelas 82,5, siswa yang sudah mencapai KKM sebanyak 30 siswa (85,7%) dari 35 siswa dan siswa tersebut dinyatakan tuntas dalam belajar akuntansi. Jumlah tersebut sudah mengalami peningkatan dibandingkan sebelumnya pada siklus I, dengan nilai rata-rata kelas sebesar 70,1 dan hanya dicapai 22 siswa (62,9%) dari 35 siswa. Nilai tersebut dianggap sudah memenuhi target pencapaian. Sehingga pembelajaran sudah mencapai titik ketuntasan dan terbukti bahwa penerapan teknik Make A Match dapat meningkatkan kualitas pembelajaran siswa baik itu dilihat dari proses dan hasilnya, walaupun itu belum mencapai 100% siswa dinyatakan tuntas. Berdasarkan hasil observasi dan analisis tersebut, peneliti dan guru melakukan refleksi tindakan sebagai berikut: 1) Guru masih harus meluangkan waktu untuk melakukan pendekatan terhadap siswa, sehingga setiap siswa yang mengalami kesulitan akan mudah teratasi. 2) Guru lebih kreatif dalam menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif sehingga siswa memiliki motivasi belajar yang tinggi. 3) Guru lebih inovatif dalam menggunakan berbagai model pembelajaran saat mengajar, sehingga siswa lebih bersemangat mengikuti pelajaran dan tidak cepat bosan.
D. Pembahasan Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan pada siklus I dan II dapat dinyatakan bahwa terjadi peningkatan proses dan hasil belajar akuntansi melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif teknik Make A Match dari siklus I ke siklus II. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 79
Peningkatan tersebut dapat dilihat dari tabel berikut ini: Tabel. 9 Data Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Akuntansi No 1.
Aspek yang Diamati
Sebelum Tindakan
Siklus I
Siklus II
Peningkatan
Keaktifan Siswa 1. Keaktifan dan
7 siswa
15 siswa
21 siswa
8 siswa
6 siswa
keberanian
(20%)
(42,8%)
(60%)
22,8%
17,2%
0 siswa
28 siswa
32 siswa
28siswa
4 siswa
(0%)
(80%)
(91,4%)
80%
11,4%
0 siswa
20 siswa
26 siswa
20siswa
6 siswa
(0%)
(57,1%)
(74,3%)
57,1%
17,2%
Kemampuan siswa
17 siswa
22 siswa
30 siswa
5 siswa
8 siswa
mengerjakan soal
(48,6%)
(62,9%)
(85,7%)
14,3%
22,8%
berpendapat atau mengajukan pertanyaan 2. Mengerti dan dapat melakukan langkah Make A Match. 3. Siswa dapat menjalin kerjasama dalam belajar kelompok berpasangan. 2.
Hasil Belajar
dengan benar dan mencapai standar KKM (71).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 80
Peningkatan keaktifan dan hasil belajar akuntansi tersebut juga dapat dilihat pada grafik berikut ini : Prosentase
100 90 80 70
sebelum tindakan
60 50
siklus I
40 30
siklus II
20 10 0 KKB
MAM
KJS
NILAI
Gambar 9. Grafik Peningkatan Keaktifan dan Prestasi Belajar Siswa
Keterangan: KKB = Keaktifan dan keberanian berpendapat atau mengajukan pertanyaan MAM = Mengerti dan dapat melakukan Make A Match. KJS = Siswa dapat bekerjasama dalam kelompok berpasangan NILAI=Kemampuan siswa mengerjakan soal dengan benar mencapai KKM (71). Tabel 10. Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus I dan II Ketuntasan Hasil Belajar (target capaian 80%) Kriteria
Jumlah Siswa
Keterangan
Tuntas
Siklus I 22 siswa
Persentase 62,9%
Siklus II 30 siswa
Persentase 85,7%
Tidak Tuntas
13 siswa
37,1%
5 siswa
14,3%
Tercapai
Dari tabel ketuntasan hasil belajar siswa Siklus I dan Siklus II tersebut dinyatakan target ketuntasan hasil belajar tercapai karena peresentase yang commit to user diperoleh lebih dari 80%, sehingga tidak diadakan tindakan selanjutnya.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 81
Ketuntasan hasil belajar siswa juga bisa dilihat pada grafik berikut ini: 30
Tuntas
25 20 15
Tidak tuntas
10 5 0 Ketuntasan hasil belajar Ketuntasan hasil belajar siswa Siklus I siswa Siklus II
Gambar 10. Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus I dan II
Pada kedua grafik tersebut menunjukan bahwa setelah adanya penerapan model pembelajaran kooperatif teknik Make A Match berdampak terhadap proses dan hasil kegiatan pembelajaran akuntansi. Dampak positif tersebut antara lain (1) siswa lebih memahami materi yang disampaikan oleh guru, (2) siswa menjadi lebih aktif dan bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran, (3) siswa dapat bekerjasama dalam kelompok dengan siswa yang lain serta mendiskusikan hasil pekerjaannya, (4) siswa menjadi lebih bertanggung jawab terhadap tugas yang diserahkan kepada dirinya, (5) siswa menjadi lebih aktif untuk mengajukan pendapat, gagasan, dan pertanyaan di kelas, (6) serta siswa dapat mengerjakan pertanyaan dengan berani (7) selain itu, peningkatan penguasaan konsep siswa terhadap materi akuntansi sehingga berpengaruh pada hasil belajar siswa mengalami peningkatan. Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus dilaksanakan dalam empat tahap, yaitu: (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interpretasi, dan (4) analisis dan refleksi tindakan. Deskripsi hasil penelitian dari siklus I sampai siklus II dapat dijelaskan sebagai berikut: Sebelum melaksanakan siklus I, peneliti melakukan survei awal untuk mengetahui kondisi/keadaan yang ada di kelas XI Ilmu Sosial 2 SMA Negeri 1 Ngemplak dengan cara observasi. Dari hasil survei ini, peneliti menemukan commit to user bahwa prestasi belajar akuntansi pada siswa kelas XI Ilmu Sosial 2 SMA Negeri 1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 82
Ngemplak masih belum maksimal. Oleh karena itu, peneliti mengadakan diskusi dengan guru kelas dan mencari solusi untuk mengatasi masalah tersebut, yaitu dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif teknik Make A Match. Setelah mengadakan diskusi dengan guru, selanjutnya peneliti dibantu guru menyusun Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
yang akan
dilaksanakan dalam siklus I tindakan kelas. Sesuai dengan kesepakatan antara peneliti dan guru mata pelajaran akuntansi, maka materi pada pelaksanaan tindakan siklus I ini adalah persamaan dasar akuntansi dan mekanisme debet kredit. Setelah guru menjelaskan dan mendemonstrasikan materi, siswa diberi kartu soal dan jawaban yang saling dicocokan satu kelas secara berpasangan, dengan teknik Make A Match dan mendiskusikan hasil temuannya dengan duduk satu meja satu pasangan. Namun, dari hasil pengamatan terhadap proses belajar mengajar akuntansi pada siklus I masih terdapat kekurangan dan kelemahan, yaitu siswa kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran akuntansi. Hal ini dapat dilihat dari respon siswa pada saat apersepsi dan beberapa siswa dalam mengemukakan pendapatnya selama proses pembelajaran berlangsung dan hasil yang dicapai melalui evaluasi belum memenuhi target. Karena itu, peneliti mencari solusi dan menyusun rencana pembelajaran siklus II untuk mengatasi kekurangan dan kelemahan dalam pembelajaran akuntansi pada siklus I. Materi pembelajaran pada siklus II adalah materi jurnal umum. Dalam siklus ke II ini masih tetap menggunakan teknik diskusi Make A Match. Selain itu, siklus II dilaksanakan didasarkan atas perbaikan dari kelemahan siklus I. Siswa diajarkan untuk bekerja secara kelompok. Dengan cara ini, siswa menjadi lebih aktif dan akan mudah mengingat kartu yang menjadi soal atau jawaban, karena selain dapat mencari jawaban atau soalnya sendiri, siswa juga akan dituntut untuk mengenal teman-temanya yang bertemu dalam satu pasang soal maupun jawabannya. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses belajar mengajar akuntansi pada siklus II, kualitas pembelajaran baik proses maupun hasil sudah menunjukkan peningkatan. Begitupula pada ketuntasan hasil belajar siswa to user peningkatan ini ditunjukkan daricommit banyaknya siswa yang sudah mencapai batas
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 83
ketuntasan minimal yaitu sebesar 62,9% atau sebanyak 22 siswa pada siklus I dan 85,7 % atau sebanyak 30 siswa pada siklus II. Siswa yang sebelumnya kurang aktif saat pembelajaran, sekarang menjadi lebih antusias dalam proses pembelajaran. Selain itu siswa yang sebelumnya tidak bisa bekerjasama dalam kelompok, pada siklus II ini sudah dapat bekerjasama dengan siswa lain dengan baik. Meskipun begitu, masih diperlukan juga motivasi dan pendekatan dari guru untuk mendukung berhasilnya proses belajar mengajar akuntansi. Oleh sebab itu masalah yang dihadapi pada pembelajaran akuntansi sudah dapat teratasi dengan cara penerapan model pembelajaran kooperatif teknik Make A Match yang secara langsung dapat meningkatkan pemahaman siswa, mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan tindakan tersebut, guru berhasil melaksanakan pembelajaran akuntansi yang dapat menarik perhatian siswa, sehingga kualitas dan hasil belajar akuntansi dapat meningkat. Selain itu, peneliti juga dapat meningkatkan motivasi dan kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran yang efektif, menarik, dan menyenangkan. Keberhasilan pembelajaran akuntansi dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik Make A Match dapat dilihat dari indikatorindikator sebagai berikut: 1) Siswa terlihat antusias dan bersemangat dalam mengikuti pembelajaran akuntansi. 2) Siswa mampu memahami materi yang diberikan oleh guru. Hal ini terjadi karena siswa yang mulanya belum memahami benar materi yang disampaikan oleh guru dapat secara aktif sendiri mencari jawaban atau soal yang tersedia, dan mendiskusikannya bersama temannya atau menanyakan kepada gurunya. 3) Siswa menjadi lebih menyadari pentingnya kerjasama dalam kelompok untuk mnyelesaikan suatu tugas bersama. 4) Siswa merasa mendapatkan tanggung jawab, karena dituntut untuk dapat menemukan pasangannya soal maupun jawaban. 5) Siswa sudah tidak malu dan berani untuk maju ke depan kelas mempresentasikan tugas yang diberikan guru. Hal ini dikarenakan siswa sudah commit to user paham tentang materi yang akan dipresentasikan, karena sebelumnya sudah
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 84
melihat secara langsung guru menjelaskan dan memberikan contoh secara langsung mengenai materi yang sedang dipelajari. 6) Siswa sudah mampu menguasai konsep persamaan dasar akuntansi, mekanisme debet kredit dam jurnal umum. 7) Nilai evaluasi yang diberikan oleh guru mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus II dan itu merupakan usaha dari siswa untuk lebih baik.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 85 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan dalam dua siklus di kelas XI IS 2 SMA Negeri 1 Ngemplak dengan dua kali tatap muka tiap siklusnya. Setiap siklus dilaksanakan dalam empat tahap, yaitu: (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interpretasi, dan (4) analisis dan refleksi tindakan. Tujuan PTK ini adalah untuk mengetahui peningkatan kualitas pembelajaran dalam hal ini kualitas proses dan hasil belajar akuntansi dengan penerapan model pembelajaran kooperatif teknik Make A Match pada siswa kelas XI Ilmu Sosial 2 SMA Negeri 1 Ngemplak. Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang telah peneliti lakukan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan: 1. Penerapan model pembelajaran kooperatif teknik Make A Match dapat meningkatkan kualitas pembelajaran akuntansi siswa kelas XI Ilmu Sosial 2 SMA Negeri 1 Ngemplak. Peningkatan kualitas pembelajaran tersebut dapat dilihat dari proses pembelajaran dan hasil belajar dengan indikator-indikator sebagai berikut: a. Indikator peningkatan kualitas proses pembelajaran siswa, yaitu 1) Keaktifan dan keberanian berpendapat atau mengajukan pertanyaan meningkat dari 15 siswa (42,8%) pada siklus pertama menjadi 21 siswa (60%) pada siklus kedua. 2) Mengerti dan dapat melakukan langkah-langkah Make A Match meningkat dari 28 siswa (80%) pada siklus pertama menjadi 32 siswa (91,4%) pada siklus kedua. 3) Siswa dapat menjalin kerjasama dalam belajar kelompok berpasangan meningkat dari 20 siswa (57,1%) pada siklus pertama menjadi 26 siswa (74,3%) pada siklus kedua. b. Indikator peningkatan hasil pembelajaran siswa, yaitu siswa mampu commit oleh to user memahami materi yang diberikan guru dan kemampuan siswa dalam 85
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 86
mengerjakan soal benar dan mencapai standar KKM (71) meningkat. Hal ini bisa dilihat dari hasil evaluasi yang menunjukkan peningkatan pencapaian hasil belajar siswa yang sudah mencapai KKM sebanyak 30 siswa (85,7%) dari 35 siswa dan siswa tersebut dinyatakan tuntas dalam belajar akuntansi. Jumlah tersebut sudah mengalami peningkatan dibandingkan sebelumnya pada siklus I hanya dicapai 22 siswa (62,9%) dari 35 siswa. Nilai tersebut dianggap sudah memenuhi target pencapaian. Sehingga pembelajaran sudah mencapai titik ketuntasan dan terbukti bahwa penerapan teknik Make A Match dapat meningkatkan kualitas pembelajaran siswa. 2. Pelaksanaan tindakan di kelas XI IS 2 SMA Negeri 1 Ngemplak pada siklus I dan siklus II mengalami banyak kendala diantaranya, sarana dan prasarana yang mendukung pembelajaran belum sepenuhnya tersedia menyebabkan kelancaran proses pembelajaran terganggu, buku pelajaran hanya memakai LKS yang materinya terbatas. Ditinjau dari siswa, kerjasama dan komunikasi antar siswa belum maksimal, menyebabkan kemampuan siswa untuk bekerjasama dalam kelompok menjadi sulit. Dari segi pengajaran oleh guru, pada awal tindakan dan selama proses tindakan pembelajaran berlangsung siswa kurang minat dan cenderung bosan memperhatikan, serta dapat dilihat keaktifan siswa belum secara menyeluruh.
B. Implikasi Berdasarkan simpulan di atas, maka dapat dikaji implikasinya baik implikasi teoritis maupun implikasi praktis sebagai berikut: 1. Implikasi Teoritis Penerapan model pembelajaran kooperatif teknik Make A Match yang diterapkan di kelas XI IS 2 SMA Negeri 1 Ngemplak dapat meningkatkan kualitas pembelajaran akuntansi baik dari proses pembelajaran dan hasil belajarnya. Hal tersebut mendukung teori yang dikemukakan Isjoni (2007: 25) bahwa model pembelajaran
kooperatif
memungkinkan
siswa
untuk
mengembangkan
pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan secara penuh dalam suasana belajar commit tokualitas user pembelajaran akan diperoleh yang terbuka dan demokratis sehingga
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 87
optimal. Peningkatan tersebut dipengaruhi juga oleh berbagai faktor belajar, menurut Nana Sudjana (1996: 6) menerangkan faktor yang mempengaruhi proses belajar yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal, merupakan kemampuan yang dimilikinya, minat, dan perhatiannya, kebiasaan, usaha dan motivasi serta faktor-faktor lainnya. Sedangkan faktor eksternal dalam proses pendidikan dan pengajaran dapat dibedakan menjadi tiga lingkungan, yakni lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. Sementara Anita Lie (2008: 55) mengungkapkan model pembelajaran kooperatif teknik Make A Match apabila dilaksanakan secara maksimal dapat meningkatkan penguasaan konsep siswa baik itu dalam prosesnya dan hasil yang diujikan dalam evaluasi menjadi lebih baik. Hal ini dikarenakan pembelajaran teknik Make A Match tidak hanya mengajarkan pada teori tetapi pada praktek untuk keaktifan siswa. Belajar seperti ini
banyak memberikan manfaat bagi
siswa, yaitu mampu menciptakan suasana belajar aktif menyenangkan dan materi pembelajaran yang disampaikan lebih menarik perhatian siswa. Siswa akan dituntut
untuk
bertanggungjawab
terhadap
permasalahannya
dan
dapat
menemukan solusinya dalam kelompok, sehingga siswa akan lebih aktif baik fisik maupun mentalnya. 2. Implikasi Praktis Berdasarkan hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa penerapan model pembelajaran teknik Make A Match dapat meningkatkan kualitas pembelajaran siswa yang dapat dilihat dari proses (keaktifan) selama mengikuti pembelajaran dan hasil evaluasi belajar siswa yang meningkat. Peningkatan tersebut dilihat dari beberapa indikator seperti dalam prosesnya siswa mampu mengajukan pertanyaan dan berdiskusi lebih baik, dapat bekerjasama kelompok dengan baik, serta peningkatan hasil pembelajaran dari evaluasi yang diujikan di akhir materi. Oleh karena itu diharapkan model pembelajaran kooperatif teknik Make A Match dapat dipertimbangkan untuk diterapkan pada mata pelajaran akuntansi oleh guru karena model pembelajaran teknik Make A Match dapat meningkatkan kualitas pembelajaran siswa dari sisi proses maupun hasil. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 88 C. Saran
Berdasarkan simpulan dan implikasi yang telah dikemukakan, maka dapat dikemukakan saran-saran sebagai berikut: 1. Bagi Sekolah a. Sekolah lebih mengusahakan fasilitas yang dapat mendukung kelancaran kegiatan belajar mengajar, terutama kesediaan buku ajar. b. Hendaknya mendorong, membimbing dan memotivasi guru untuk selalu berusaha mengembangkan model pembelajaran yeng merangsang siswa untuk aktif dan lebih mudah dalam memahami materi pembelajaran. 2. Bagi Guru a. Guru selalu meningkatkan kemampuannya dalam mengembangkan dan menyampaikan materi serta dalam mengelola kelas, sehingga kualitas pembelajaran dapat terus meningkat seiring dengan peningkatan kemampuan yang dimilikinya. b. Guru diharapkan bisa menerapkan model pembelajaran kooperatif teknik Make A Match dalam kegiatan belajar mengajar yang tentunya disesuaikan dengan materi dan kondisi siswa. c. Kerjasama guru dan siswa selama proses pembelajaran harus diperhatikan sehingga suasana pembelajaran menjadi lebih kondusif dan siswa dapat lebih mudah memahami materi pembelajaran. d. Guru diharapkan terus mengembangkan minat serta semangat siswa selama
proses
pembelajaran
berlangsung
agar
siswa
dapat
mengembangkan dirinya. e. Guru perlu menambah pengetahuan/wawasan tentang model-model pembelajaran yang tepat diterapkan di kelas sehingga pembelajaran lebih terlihat inovatf dan menarik dan tidak membuat siswa merasa bosan. 3. Bagi Siswa a. Dengan adanya penerapan pembelajaran dengan teknik Make A Match, sebaiknya dimanfaatkan dengan baik oleh para siswa untuk bekerja sama dalam pasangan kelompok untuk memecahkan masalah dan saling commit to user mengajarkan satu sama lain.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 89
b. Siswa hendaknya mampu memiliki ketrampilan berkomunikasi yang baik dimana hal ini pada akhirnya akan sangat bermanfaat bagi siswa sehingga akan mudah bersosialisasi dengan teman sekelasnya. 4. Bagi Peneliti a. Peneliti dapat menerapkan penelitian sejenis dengan menyempurnakan dalam berbagai hal untuk mendapatkan hasil yang maksimal dan optimal. b. Peneliti sebagai calon guru dapat menerapkan model pembelajaran yang tepat untuk menyampaikan bahan ajar di kelas dalam proses belajar mengajar.
commit to user