Prosiding Focus Group Discussion Kenaikan Harga BBM dan Pencapatan MDGs wS"
UNTUK PENGAPAIAN
MDGS-II
Prof, Herman Serdiman dan Dr. Sunarno Ranuwldjsjo
1. Menurut laporan kemajuan pncapaian MDGs 2006, Indonesia
2.
3.
4.
5.
6.
temasuk dalam katqori sangat buruk bersama 7 negara fainnya yakni: hngladesh, Laos, Mongolia, Mianmar, Pakistan, Papua New Guinea, Philipine. Indikator-indikator yang mernburuk adalah: undemeight, pendidikan, gender, hutan, emisi CO2, air (urban). K e ~ m u aindikator tersebut krkait emt dengan kemiskinan, gizi dan kualitas SDM. Gizi kumng merupakan predikor morbiditas dan mortalitas. Sekitar 60% kematian anak 5alita krhubungan dengan gizi kurang. Di sisi fain gizi kurang juga merupakan refieksi dari situasi pangan dan sosial ekonorni. Kerniskinan krkait erat dengan gizi kurang. Kualibs adalah sekumpulan ciri yang menunjukan keunggulan terhadap baku. Kualitas SDM mencakup dimensi: i) llasmani (ragawi) yang meliputi kesehatan yang prima, fisik yang tangguh dan produrnfitas tinggi; ii) Rohani Oiwa) meliputi mental yang kuat, aka1 pikimn yang sehat, akhlak yang rnulia, nafsu (emosi) yang stabil dan terkendali. SDM yang krkualitas berarti prima dan seimbang jasmani dan rohani. Kualitas SDM krkait erat dengan gizi. BB rendah faktor risiko terbesar pada beban penyakit di nqara k r k e m b n g (WHO), 15% CALY (di~bi/i@ aqusfed life yea@. Gizi dan Human Development Index (HDI), G/oba! Comptifiveness Index (GCI) : Prevalensi gizi kurang pada anak balita berkorelasi negatif sangat signifikan dengan nilai HDI: r pearson= -0.80; RZ= 0.64, (UNDP 2006) Prevalensi gizi buruk berkorelasi negatif sangat signifikan dg nilai GCI; r pearson = -0.56; R2 = 0.31.(UNDP, 2006)
Prosiding Focus Group Discusion Kenaikan Harga BBM dan Pencapaian MDGs
BB rendah faktor risiko tebesar p d a beban penyakit di negara
r 6
6
r
6
e r
6
6
r
e
berkembang (WHO), 15% DALY (disbi/i& a@ust& fife yeas) Gizi kumng krhubungan dg hampir 60% kematian anak Risiko kematian anak underweight 2 kali > ketimbang anak nomal (Caulfield et a!, 2005) Anemia k r a t menyebabkan kematian bumil dan bayi lahir >60.000 ibu muda (Unicef, 2004) IDD menyebabkan 18 juta bayi lahir dengan gangguan kserdasan kekurangan ydium tingkat ringan dan sedang, mengakbatkan menurunnya IQ point 10-15 p i n ketimbang bayi nomal (Unicef, 2004) Ddsiensi asam folat rnenyebabkan "4 juta anak lahir cacad setiap tahun (Unicef, 2004) 1% kehilangan TB krhubungan dengan penurunan produkivitas keja 1,4% (Hunt 2005) Mengatasi anemia krhubungan dengan 5-17% prduktifitas keja, ra kwluruhan rnencapai 2% GDP di negara yg bemasalah (Morton and Ross, 2005) Gizi buruk meningbtkan suseptibilitas (risiko) penyakit kronis/P1M setelah dewasa:PJK, hipertensi, obitas, diabetes, osteoporosis dan kberapa jenis kanker 60% kematian dan 47 % beban penyakit krkaitan dengan diet (IASO, 2004). BBLR menurunkan 5 IQ p i n (Grantham eta,!, 1999) Stunting/pendek menurunkan 5-11 IQ p i n (Grantham et al, 1999) AGB menurunkan 8 IQ p i n (Horton and Rose, 2003) Anak kecil dan pendek sering terlambat didahrbn skolah dan cenderung putus sekolah (khrman eta,!, 2004) Status gizi krhubungan positif dng perkembangan kognitif dan keberhasilan pendidikan (Richard eta,! 2002) Peningkatan k r a t lahir 100 gr, rerata IQ pada umur 7 th rneningkat 0,s p i n (laki) dan 0,1 p i n ( p ~ m p u a n ) Kekrhasiian pendidikan usia 26 th (kohor) 1,4 kaii lebih tinggi pada bayi dg berat lahir 3-3,5 kg dp berat lahir 2-3 kg Keberhasilan pendidikan usia 26 tahun 2,6 kali lebih tinggi (OR) pada anak2 yg tinggi ketimbang anak pndek
Prosiding Focus Gmup Discuss~onKenalkan Harga BBM dan Pencapa~anMDGs % -
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14. 15.
Gizi kurang krkait erat dengan kemiskinan. Kerniskinan merupakan akar masalah gizi kurang. Konskuensi fungsional gizi kurang gizi dapat berupa gangguan metabolisme, hambatan tumbuh kernbang, dan konsekuensi lanjutan berupa irnunitas, kapasitas keQa/kineja dan risiko penyakit dqeneratif di kemudian hari. Penempatan emdikasi kemiskinan menjadi tujuan ke satu MDGs adalah tepat dan strategis. Target ke satu menurunkan proporsi wnduduk sangat miskin/extreem poverty (pendapatcan
Prosiding Focus Group Dixussion Kenaikan Harga BBM dan Pencapalan MDGs
16.
17. 18,
19.
20.
21,
yakni dari 31,68% menjadi 27,3Q0/0 atau penurunan 4,389'0, atau rata-rata penurunan 0,63% per tahun, wrlu wrcepatan melalui uwya-upaya terobosan. Seperti halnya kemiskinan, strategi penanggulangan giz kurang (unde~~e@ho semestinya tidak terfokus pada kelompk yang yang sudah undeweight apalagi yang sudah severe underweight (gizi buruk, kwasiorkor, mamsmus, busung lapar). Penanganan pada kelompok yang sudah undeweight apalagi severe udeweight analog dengan kuratif, tingkat kekrhasilan rendah dan mahal dan tidak sesuai dengan prinsip Kesmas yakni mencqah lebih b i k dan lebih murah ketimbang mengobti. 3adi konsentrasi harus pada yang k l u m underweight tetapi krisiko underweight. Kelompk yang berisiko ini jumlahnya jauh lebih besar. Prevalensi undewe@ht di atas 30% didapati provinsi-provinsi kawasan timur Indonesia (KIT) seperti NTB, NTT, Maluku, Papua, Kaltim, dan Kalbar. Sekitar 36,I0/o anak Indonesia tergolong pendek (stunte4 saat masuk usia sekolah dasar. Prevalensi anak pendek (mu<-2SD) semakin meningkat dengan bertambahnya usia. Peningkatan atau perbaikan status gizi anak baru masuk sekolah dasar dari tahun 1994 - 1999 hanya sedikit yaitu dari 39,8 % menjadi 36,1 %. Kelapamn temmbunyi (hidden hunger3 KldA, anemia, GAKY, dan defisiensi seng (Zn) jumlahnya jauh lebih besar. Sebagian terksar pada tigkat ringan (mild) sehingga penderita umumnya tidak menyadari. KVA dan GAKY' sudah mendapat perhatian yang cukup memadai, tebpi anemia klum. Stmtqi wnanggulangan harus mulai digeser dari supiemen kearah fortifikasi dan promosi untuk lebih memberdayakan masyarakat. Strategi penangguiangan gizi kurang harus digeser kearah pncegahan (pada kelompok yang kn'siko undeweight ketimbang yang sudah terlanjut undenueight. Pelibatan seluruh pemangku kepentingan menjadi suatu keharusan melalui pndekatan Komunikasi perubahan perilaku (KPP/BCC). Kaitan MDGs dengan gizi sbb:
Prosiding Focus Group Discusion Kenaikan Harga BBM dan Pencapaian MDGs i s
*
malaria dan infeksi lainnya Jumlah penduduk miskin tahun 2007 sebesar 37,17 juta jiwa atau 16,58%. Sejak krisis ekonomi tahun 1997, kemiskinan meningkat menjadi lebih dari 2 (dua) kali dalam waMu 10 tahun, yakni 39,3 juta jiwa (17,75%) pada tahun 2006, dan pada tahun 2007 angka kerniskinan sebesar 16,5894~ atau 37,17 juta orang. Penduduk miskin lebih banyak dijumpai di Jawa-Bali yakni lebih dari 59%. Konsentrasi kantong kemiskinan di Jawa-Bali berhubungan erat dengan distribusi penduduk yang tidak merata, sebagian besar krada di Jawa+-Bali sehingga mengakibatkan penduduk di JawaBzlli juga rentan terhadap perubahan ekonomi yang selanjutnya krpengaruh pada perubahan jumlah penduduk miskin secara keseluruhan. Strategi penanggulangan dengan rnemfokuskan pada daerah kanotng kemiskinan (masalah pemerataan), atau gabunganlkombinasi dengan proribs s w r a proporsional. Harga rninyak mentah dunia melonjak 130 $USD/barrel pada akhir Mei, harga BBM dalam negeri naik 30% memwrberat pencapaian
MDGs.
Prosiding Focus Group Discussion Kenaikan Harga BBM dan Pencapaian MDGs
T a k l 2. Pergeseran Penduduk Miskin, Februari 2005-Maret 2006 (persen)
BWta Resmi SCatisk No. 47/ I X / 1September 2006. Sumber: atatan: Miskin :< GK (Gars Kemiskinan); Hampir Miskiin :1,OO-1/25;GK Hampir Tidak Miskiin :1,25-1,50 GK; Tidak Miskiin :>2,50 GK
23. Kelompok yang rentan adalah kelompok hampir miskin dan hampir tidak miskin yang mendapat perhatian yang memadai di samping kefompok miskin. Jika perhatian hanya terpusat pada kelornpok miskin, bukan mustahil mereka akan segera tergantikan oleh kelompok hampir miskin dan hampir tidak miskin yang jatuh miskin karena perubahan ekonomi. 24. Miskin tidak dapat dilihat hanya dari sudut pemenuhan kebutuhan dasar atau bahkan hanya kebutuhan pangan saja, menyangkut banyak hal tentang kesjahteraan manusia wperti kesehatan, umur harapan hidup, akses pada air krsih, angka kematian bayi, gizi, buta aksara, akses pada sekolah dasar, playanan kesehatan, yang kesernuanya dicakup dalarn definisi yang digunakan Bank Dunia. Kemiskinan dalarn arti lebih luas mencakup dimensi sosial dan moral, ketimpangan pemilikan alat produksi; sikap, budaya, dan lingkungan, ketidakberdayaan suatu kelompok karena sistem pemerintahan yang mengeksploitasi. Bank Dunia mendifinisikan kemiskinan sebagai ketidahampuan rnencapai kehidupan standard minimum.
Prosiding Focus Group Discussion Kenaikan Harga BBM dan Pencapa~anMDGs "'*u"
Tabel 3. Prevalensl undemeghf pada anak Balita dari tahun 1989 2005
Sumber: Susenas, 2989-2005; * Suwei gizi mikro 2006
-