LAPORAN PENELITIAN
EKSPERIMENTASl -MEDIA KARTU BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSA KATA BAHASA INGGRIS (VOCABULARY) PADA ANAK TUNARUNGU DI SLTPLB WACANA ASIH PADANG
M-AmINA, S.Pd. ( Ketua Tim Peneliti )
Penelitian ini dibiayai oleh : Dana Rutin Universitas Negeri Padang Tahun Anggaran 2000 Surat Perjanjian Kerja Nomor : 1498iK12/KURutin/2000 Tanggal 1 Mei 2000
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
EKSPERIMENTASI MEDIA KARTU BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSA KATA BAHASA INGGRIS PADA ANAK TUNARUNGU Dl SLTPLB WACANA AS1H PADANG
Oleh : Marlina, S. Pd. (Ketua Peneliti) Anggota : Drs. Tarrnansyah, Sp.Th. Dra. Taufina Taufik, M.Pd. Drs. Jon Efendi, M.Pd.
EKSPERIMENTASI MEDIA KARTU BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSA KATA BAHASA INGGRIS PADA ANAK TUNARUNGU Dl SLTPLB WACANA ASlH PADANG Marlina Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan media kartu bergambar dengan media gambar pajang terhadap penguasaan kosa kata bahasa lnggris anak tunarungu di SLTPLB Wacana Asih Padang. Subyek penelitian lima orang anak tunarungu kelas I1 SLTPLB. Metode penelitian eksperimen semu, dengan disain one group pretest postest design. Metode pengumpulan data adalah tes, observasi dan dokumentasi. lnstrumen penelitian media kartu bergambar untuk kelompok eksperimen, media gambar pajang untuk kelompok kontrol. Alat pengumpui data tes penguasaan kosa kata bahasa Inggris. Data dianalisis dengan statistik nonparametrik, yaitu Tes U Mann Whitney. Hasil analisis data menunjukkan pada taraf signifikansi 95%, n = 5 dipemleh Uhitung= 15 > UtJbel=4. Berarti penguasaan kosa kata bahasa lnggris anak tunarungu di SLTPLB Wacana Asih Padang lebih tinggi bila menggunakan media kartu bergambar daripada media gambar pajang. Dari hasil analisis dapat disimpulkan : (1) Penguasaan kosa kata bahasa lnggris awal yang menggunakan gambar pajang dan media kartu bergambar masih rendah dengan rata-rata 12,8 dan 17,4. (2) Penguasaan kosa kata bahasa lnggris akhir yang menggunakan media garnbar pajang dengan rata-rata 20,8. (4) Penguasaan kosa kata bahasa lnggris akhir yanag menggunakan media kartu bergambar mengalami peningkatan dengan rata-rata 76. (5) Peningkatan penguasaan kosa kata bahasa lnggris anak tunarungu di SLTPLB Wacana Asih Padang dari pengaruh media kartu bergambar adalah 55,2.
PENGANTAR Kegiatan penelitian merupakan bagian dari darma perguruan tinggi, di samping pendidikan dan pengabdian kepada masyarakat. Kegiatan penelitian ini harus dilaksanakan oleh Universitas Negeri Padang yang dikerjakan oleh staf akademikanya ataupun tenaga fungsional lainnya dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan, melalui peningkatan mutu staf akademik, baik sebagai dosen maupun peneliti. Kegiatan penelitian mendukung pengembangan ilmu serta terapannya. Dalam ha1 ini, Lembaga Penelitian Universitas Negeri Padang bemsaha mendorong dosen untuk melakukan penelitian sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan mengajarnya, baik yang secara langsung dibiayai oleh dana Universitas Negeri Padang maupun dana dari sumber lain yang relevan atau bekerja sama dengan instansi terkait. Oleh karena itu, peningkatan mutu tenaga akademik peneliti dan hasil penelitiannya dilakukan sesuai dengan tingkatan serta kewenangan akademik peneliti. Kami menyambut gembira usaha yang dilakukan peneliti untuk menjawab berbagai permasalahan pendidikan, baik yang bersifat interaksi berbagai faktor yang mempengaruhi praktek kependidikan, penguasaan materi bidang studi, ataupun proses pengajaran dalam kelas yang salah satunya muncul dalam kajian ini. Hasil penelitian seperti ini jelas menambah wawasan dan pemahaman kita tentang proses pendidikan. Walaupun hasil penelitian ini mungkin masihmenunjukkan beberapa kelemahan, namun kami yakin hasilnya dapat dipakai sebagai bagian dari upaya peningkatan mutu pendidikan pada umumnya. Kami mengharapkan di masa yang akan datang semakin banyak penelitian yang hasilnya dapat langsung diterapkan dalam peningkatan dan pengembangan teori dan praktek kependidikan. Hasil penelitian ini telah ditelaah oleh tim pereviu usul dan laporan penelitian Lernbaga Penelitian Universitas Negeri Padang, yang dilakukan secara "blind reviewing'. Kemudian untuk tujuan diseminasi, hasil penelitian ini telah diseminarkan yang melibatkan dosenltenaga peneliti Universitas Negeri Padang sesuai dengan fakultas peneliti. Mudahmudahan penelitian ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu pada urnurnnya, dan peningkatan mutu staf akademik Universitas Negeri Padang. Pada kesempatan ini kami ingin mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang membantu terlaksananya penelitian ini, temtama kepada pimpinan lembaga terkait yang menjadi objek penelitian, responden yang menjadi sarnpel penelitian, tim pereviu Lembaga Penelitian dan dosen senior pada setiap fakultas di lingkungan Universitas Negeri Padang yang menjadi pembahas utama dalam seminar penelitian. Secara khusus kan~imenyampaikan terima kasih kepada Rektor Universitas Negeri Padang yang telah berkenan memberi bantuan pendanaan bagi penelitian ini. Kami yakin tanpa dedikasi dan kerjasama yang terjalin selama ini, penelitian ini tidak akan dapat diselesaikan sebagaimana yang diharapkan dan semoga kerjasama yang baik ini akan menjadi lebih baik lagi di masa yang akan datang. Terima kasih. ang, Desember 2000 tua Lembaga Penelitian iversitas Negeri Padang,
.$,
ii
,-,Prof. Drs. Kurnaidi, MA., Ph.D. 130605231
A-. - - -,;r--:-"NIP
DAFTAR IS1
ABSTRAK...............................................................................................i
. . ................................................................ ...II
PENGANTAR ....................
DAFTAR IS1 ............................................... ,...........................................5 i . i DAFTAR TABEL
......................................................................................r
DAnAR GRAFIK .................................................................................... r i DAFTAR GAMBAR
.. .................................................................................. .v11
DAFTAR LAMPIRAN ...................................... ~ BAB I
ii
PENDAHULUAN A . Latar Belakang Masalah ..........................................................1
0 . ldentifikasi Permasalahan
.................................................... 3
D. Pembatasan Masalah .......................
F. Tujuan Penelitian
...............................
4
................................................................... 5
G. Manfaat Penelitian .............................................................
5
BAB II KAJIAN TEORI. KERANGKA PEMlKlRAN DAN PENGAJUAN HlPOTESlS A . Kajian Teori
............................ . . ......................................
B. Kerangka Pemikiran .......................................................... C. Hipotesis Penelitian ......................
. ..................................
6
13
13
BAB Ill METODOLOGI PENELITIAN
.................... ......
.......................
15
0 . Metode Penelitian ..............................................................
15
A . Pendekatan Penelitian
C. Variabel Penelitian
.................... . ................................... 17
D. Subyek Penelitian .............................................................. 18
E. Tempat dan Waktu Penelitian
..............................................
F. Paradignia dan Disain Penelitian
..........................................
G. Metode Pengumpulan Data .................................................. H . Pembakuan dan Pengkajian lnstrumen ................................ I . Teknik Analisis Data
............................................................
BAB N LAPORAN HASlL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A . Deskripsi Penguasaan Kosa Kata Bahasa Inggris Anak Tunarungu di SLTPLB Wacana Asih Padang ........................
B . Hasil Pengujian Hipotesis
...................................................
C.Pembahasan Hasil Penelitian
........................ ....................
D. Keterbatasan Penelitian ......................................................
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A . Kesimpulan ....................................................................... B. lmplikasi C. Saran
....................... . ...............................................
.......................... . ................................................
D A n A R PUSTAKA .............................................................................
LAMPIRAN .........................................................................................
DAFI'AR TAREL
Tabel 1Data Hasil Penguasaan Kosa Kata Bahasa lnggris dengan Media Gambar Pajang pada Kelompok Kontrol ................
29
Tabel 2 Data Hasil Penguasaan Kosa Kata Bahasa lnggris dengan Media Kartu Bergambar pada K e l o m p k Eksperimen .......
29
Tabel 3 Data Hasil Postest Penguasaan Kosa Kata Bahasa lnggris Pada Kelompok Kontrol ...................................................
31
Tabel 4 Data Hasil Postest Penguasaan Kosa Kata Bahasa lnggris Pada Kelompok Eksperimen .............................................
31
Tabel 5 Daftar Peringkat Data Hasil Postest Penguasaan Kosa Kata Bahasa lnggris pada Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen .....................................................
32
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1Grafik Poligon Rata-rata Hasil Perlakuan Setiap Pertemuan Antara Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ..........
30
DAFTAR GAM BAR
Gambar 1Paradigma Kelompok Eksperimen
................................. 19
Gambar 2 Paradigma Kelompok Kontrol ........................................
19
...........................................................
20
Gambar 3 Disain Penelitian
DAFTAR LAMPIRAN Larnpiran
1 Contoh Media Kartu Bergambar .............................. 41
Lampiran
2
Perhitungan Indeks Tingkat Kesulitan (IF) dan lndeks Pembeda (ID) Butir-butir Soal Penguasaan Kosa 44 Kata Bahasa Inggris...................................................
Lampiran 3
Lembar Evaluasi Penggunaan Kartu Bergambar pada Anak Tunarungu di SLTPLB Wacana Asi h Padang ...... 4 6
Larnpiran 4
Lembar Pengesahan Telah Melaksanakan Penelitian Di SLTPLB Wacana Asih Padang.................................48
Larnpiran 5
lzin Melaksanakan Penelitian ....................................49
Larnpiran 6
Lembaran Postest Tingkat penguasaan Kosa Kata Bahasa lnggris (vocabulary) Anak Tunarungu di SLTPLB Wacana Asih Padang ....................................50
viii
BAR I PENDAHULUAM A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia mempunyai empat permasalahan besar, yaitu masalah
kualitas, kuantitas, efisiensi dan efektifitas serta
relevansinya
dengan pembangunan nasional. Masalah kuantitas pendidikan menunjukkan kemajuan yang menggembirakan, yakni terli hat dengan banyaknya didirikan bangunan-bangunan sekolah mulai dari
pendidikan dasar sampai pada
perguman tinggi. Sayang sekali kemajuan pada segi kuantitas pendidikan tidak diiringi secara optimal pada segi lain. Jika dilihat dari segi efektifitas dan efisiensi, terlihat bahwa pendidikan kita masih terdapat overlaping (tumpang tindih) dalam praktek maupun struktumya. Diiihat dari segi relevansinya dengan pembangunan nasional, terlihat masih banyaknya produk pendidikan yang belum terserap dalam dunia kerja. Bila dilihat benang merahnya, apakah penyebabnya ? Mungkin dari sistem yang berlaku, mungkin dari tenaga pengajar atau dari proses belajar rnengajar yang rnelibatkan interaksi guru dengan anak didik. Meiacak pada efektivitas dan efesiensi khususnya pengajaran bahasa lnggris di sekolah masih menunjukkan keprihatinan. Sri Hastuti (Kompas, 25 April 1999) menyatakan bahwa
kemampuan berbahasa lnggris seorang
mahasiswa memprihatinkan, padahal enam tahun sebelumnya mereka telah mempelajari bahasa Inggris, 3 tahun di SLTP dan 3 tahun di SLTA. Mengkhususkan pada permasalahan kual~tasbahasa lnggris (vocabulary) boleh jadi karena belum mantapnya pengajaran bahasa lnggris di sekolah, terutama dimana pelajaran tersebut mulai dikenalkan. Sistem pendidikan kita
menempatkan pelajaran bahasa lnggris ketika anak memasuki SLTP, padahal di negara-negara tetangga bahasa lnggris mulai diperkenalkan sejak sekolah dasar. Quinn (1982:39) menyatakan : "As English is the common working language in the Singapura as well as the medium of instruction i n all instructional higher learning, there is a strong trend toward English medium schools (90% of primary enrollment is now i n English medium schools). This means t h a t the majority of pupils at the secondary level i n the years t o come English will be the first language, with Chinese, Malay o r Tamil a second language'.
Berdasarkan kutipan di atas jelaslah bahwa sebagian besar negara tetangga telah menempatkan bahasa lnggris semenjak sekolah dasar, malah ada yang menjadikan bahasa lnggris sebagai bahasa kedua di negaranya. Hal ini beralasan sekali karena dalam menyongsong era informasi dan globalisasi saat ini diperlukan penguasaan bahasa lnggris yang memadai, karena kemenangan berada d i tangan orang yang menguasai informasi, sementara i t u informasi tersebut sebagian besar berbahasa Inggris. Sepenuhnya disadari juga bahwa kebijakan menempatkan bahasa asing ini di SLTP mungkin karena di sekolah dasar pembinaan bahasa Indonesia
se bagai
bahasa
nasional
diprioritaskan
terlebih
dahulu.
Penekanannya adalah bagaimana mengoptimalkan sesuatu yang sudah ada, yakni penoalan pengajaran bahasa Inggris. Bila dilihat kenyataannya pengajaran bahasa lnggris saat ini belum mantap, ha1 ini terlihat pada penguasaan kosa kata bahasa lnggris yang belum memadai. Quinn (1982:75) menyatakan penguasaan kosa kata pada anak SLTP kurang dari 700 kata dan kira-kira 1000 kata pada anak SLTA, padahal tuntutan yang ditargetkan dalam kurikulum adalah 1000 kata untuk anak SLTP dan 4000 kata untuk anak SLTA. Penyebab permasalahan t e n e b u t adalah karena anak tedalu banyak dijejali dengan teori yang berkaitan dengan struktur kalimat, n~embaca,
menulis, dan menyimak. Sementara itu pengajaran tentang (vocabulary)
tidak
menempatkan porsi yang jelas
dan
kosa
cukup
kata dalam
kurikulum. Kendati untuk masa sekarang ini telah dikembangkan Pendekatan Komunikatif dan Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) sehingga guru tidak lagi mendominasi kegiatan belajar mengajar. Berkaitan dengan itu, bila dilihat situasi
proses belajar mengajar anak tunamngu di Sekolah Lanjutan Tingkat
Pertama Luar Biasa (SLTPLB) kurang dimodifikasi dengan metode serta penggunaan media pembelajaran sehingga guru hanya diartikan sebagai pemberi tugas dan anak sebagai pihak yang menjalankan tugas. Disadari juga
bahwa keberadaan anak tunamngu
dengan segala
keterbatasannya, dirasa perlu untuk menggunakan media dalam kegiatan belajar mengajarnya. Apalagi anak tunamngu dikenal sebagai 'Snsan pemata" yang lebih mengutamakan indera penglihatan untuk menangkap informasi disekitamya, ha1 ini disebabkan oleh keterbatasan indera pendengaran yang dimilikinya. Berpijak pada kenyataan tersebut maka media kartu bergambar dianggap sebagai altematif pemecahan masaiah keterbatasan penguasaan kosa kata khususnya kosa kata bahasa lnggris pada anak tunamngu, karena media ini sesuai dengan ciri khas anak tunamngu yang lebih mengutamakan indera penglihatan dalam menangkap informasi sekitar.
B. ldentif ikasi Permasalahan Berdasarkan
pada latar belakang masalah tersebut
maka dapat
diidentifi kasi kan permasalahannya sebagai beri kut :
1. Pentingnya
penguasaan
kosa kata bahasa
informasi dan globalisasi saat ini.
lnggris
dalam
era
2. Pengajaran bahasa lnggris yang masih mempri hatinkan yakni masi h rendahnya penguasaan kosa kata bahasa lnggris pada anak SLTP apalagi pada anak tunarungu di SLTPLB. 3. Kegiatan
belajar
rnonoton, adanya
mengajar bahasa lnggris
di
SLTPLB
kurang niemotivasi anak untuk belajar yakni penggunaan
media
pengajaran
dalam
proses
masih kurang belajar
mengajar.
4. Perlu dicari solusi dari permasalahan tenebut, salah satunya adalah penggunaan media kartu bergambar dalam kegiatan belajar mengajar bahasa lnggris khususnya pada kosa kata (vocabulary). Asumsi
1. Anak tunarungu mengalami kelainan dalam pendengaran sehingga mengalami hambatan dalam menerima informasi bahasa verbal.
2.
Kelainan tenebut mengakibatkan rnereka lebih mengutamakan indera penglihatan dalam menerima informasi bahasa, sehingga mereka dikenal juga sebagai insan pemata.
3.
Kondisi tersebut memiliki konsekuensi terhadap proses belajar mengajar, yakni penggunaan media pembelajaran.
4.
Salah satu media yang relevan dengan keberadaan anak tunarungu adalah media kartu bergambar, karena media ini mampu memotivasi serta merangsang kemampuan berbahasa mereka.
D. Pembatasan Masalah Agar pembahasan penelitian ini terarah, maka permasalahan dibatasi pada efektivitas media kartu bergambar untuk meningkatkan penguasaan kosa kata bahasa lnggris pada anak tunarungu di SLTPLB Wacana Asih Padang.
E. Perurnusan Masalah Adapun
rumusan
permasalahan penelitian ini adalah
: seberapa
besarkah efektivitas media kartu bergambar untuk rneningkatkan penguasaan kosa kata bahasa lnggris pada anak tunarungu di SLTPLB Wacana Asih Padang ?
E. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah : untuk mengetahui seberapa besar efektivitas media kartu
bergambar untuk meningkatkan
penguasaan kosa kata bahasa lnggris pada anak tunarungu di SLTPLB Wacana Asih Padang.
F. Manfaat Penelitfan Manfaat dari hasil penelitian ini adalah :
1. Sebagai bahan masukan bagi ahli media pendidikan untuk mengembangkan lebih lanjut tentang media kartu bergambar khususnya yang sesuai dengan karakteristik anak tunarungu.
2.
Sebagai bahan masukan bagi guru dalam memilih dan menggunakan media pengajaran untuk meningkatkan penguasaan kosa k3t3 bahasa lnggris anak tunarungu.
3.
Sebagai wahana untuk rnembantu memberi pelayanan pendidikan dan pengajaran tentang penguasaan kosa kata pada anak tunarungu.
BA8 I1 KAJIAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN MN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Kajian Teorl 1. Pengajaran Bahasa lnggris ( h a Kata) dl SLTPLB Tunarungu Bahasa merupakan alat untuk mengungkapkan makna yang diwujudkan melalui tata bahasa dan kosa kata. Bahasa lnggris merupakan bahasa asing pertama di lndonesia rang dianggap penting untuk tujuan penyerapan dan pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi
dan
seni
budaya serta
pembinaan hubungan dengan bangsa-bangsa lain. Mata pelajaran bahasa lnggris merupakan mata pelajaran wajib di SLTP begitu juga di SLTPLB dan berfungsi sebagai pengembangan diri anak. Dalam GBPP Bahasa lnggris SLTPLB Tunarungu (1995) menyatakan bahwa fungsi mata pelajaran bahasa lnggris adalah alat pengembangan diri anak dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan seni budaya hingga mereka tumbuh dan berkmbang rnenjadi warga negara yang
cerdas,
terampil
dan
berkepribadian Indonesia serta siap mengambil bagian dalam pembangunan nasional. Adapun tujuan dan ruang lingkup v i a j a r a n bahasa lnggris di SLTPLB Tunarungu secara jelas dinyatakan dalam Kurikulum SLTPLB Tunarungu
(1995) bahwa tujuannya adalah agar anak memiliki keterampilan membaca, menyimak, berbicara dan menulis dalam bahasa lnggris melalui tema yang dipilih berdasarkan tingkat pengembangan dan minat rnereka dengan tingkat penguasaan kosa kata kurang lebih 500 kosa kata. Sedangkan ruang lingkupnya meliputi keterampilan membaca, berbicara, dan menulis. Sangat
disayangkan, ternyata dalam kurikulum tidak
dinyatakan
dengan jelas aspek keterampilan berbahasa yang menyangkut kosa kata.
Sementara i t u bila dilihat pada karakteristik dari segi bahasa, anak tunamngu Sastrawinata (1987;45)
memiliki keterbatasan dalam kosa kata. Emon menyatakan sebagai berikut : a. b. c. d.
Miskin dalam kosa kata. Sulit mengartikan ungkapan-ungkapan bahasa yang mengandung arti kiasan. Sulit mengartikan kata-kata yang abstrak. Kurang menguasai irama dan gaya bahasa.
Berdasarkan pada kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa fondasi awal aspek berbahasa yang perlu ditanamkan pada anak tunarungu adalah aspek kosa kata, karena kosa kata dapat dipandang sebagai fondasi untuk mempelajari aspek berbahasa yang lain. Dengan kata lain bagaimana anak bisa memahami sebuah wac'ana apabila mereka belum memiliki sepenngkat kosa kata yang diprasyaratkan. Kembali kepada persoalan anak tunarungu,
bahwa dalam proses
belajar mengajar mereka berbeda dengan anak normal lainnya. Perbedaan tersebut bukan saja karena kecacatan yang dimilikinya tetapi juga karena kompensasi dari keterbatasannya. Kalau anak
tunarungu secara umum
intelegensi mereka sama dengan anak normal lainnya, ada yang tinggi, sedang dan ada juga yang bawah rata-rata. Kalaupun ada prestasi belajar anak tuna mngu rendah ha1 tenebut bukan karena intelegensinya yang rendah namun k a n n a keterbatasan indra pendengarannya sehingga mempengaruhi proses pemerolehan informasi yang diterima. Berpijak pada alasan tersebut di atas maka dalam k g i a t a n belajar mengajar pada anak tunarungu, sewajarnya dimodifikasi dan diselingi dengan penggunaan media pengajaran yang nlevan dengan karakteristik menka.
2. Media Kartu Bergambar
Berbicara tentang media kartu bergambar tidak terlepas dari kata media. Soeparno (1989:l) mengartikan media sebagai suatu alat yang dapat dipakai sebagai saluran (channel) untuk menyampaikan pesan (message) atau informasi dari suatu sumber pada penerimanya (receiver). Dalam dunia pembelajaran pada umumnya pesan atau informasi tersebut berasal dari gum kepada anak didiknya. Penggunaan media dalam proses belajar mengajar sangat manfaatnya begi
anak sehingga dapat
rnembantu
tercapainya
besar tujuan
pengajaran dengan baik. Oemar Hamalik (1988:70) menyatakan manfaat media itu adalah :
1) Memperbesar dan meningkatkan perhatian anak. 2) Mencegah verbalisme. 3) Memberikan pengalaman yang nyata dan langsung. 4) Membantu menumbuhkan pemikiran atau pengertian yang teratur dan sistematis. 5) Mengembangkan sikap eksploratif. 6) Berorientasi pada lingkungan dan memberi kemarnpuan dalam pengamatan. 7) Memberikan motivasi kegiatan belajar serta memberikan pengalaman yang menyeluruh.
Koyo K. dan Zulkarnain (1987:78) mengatakan selain media berfungsi untuk mengatur langkah-langkah ktmajuan serta untuk memberikan umpan balik, media juga mempunyai nilai praktis. Nilai praktis tersebut berupa :
1) 2) 3) 4)
Mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki. Mengatasi ruang kelas. Memungkinkan adanya interaksi langsung antara siswa lingkungan. Menghasilkan keseragaman pengamatan. 5) Menanamkan konsep dasar yang benar, konkret dan realitas. 6) Membangkitkan motivasi dan merangsang anak untuk belajar. 7) Membangkitkan keinginan dan minat baru. 8) Memberikan pengalaman yang integral, dari yang konknt sampai yang bersifat abstrak.
Secara umum media terdiri dari rnedia audio, media visual, dan media audio visual. Briggs dalarn Arief S. Sadirnan (1990:20)
mengidentifikasikan
menjadi 13 macam media yang digunakan dalam proses belajar mengajar yaitu : object, models, suara langsung, rekaman audio,
media cetak,
pembelajaran terprogram, papan tulis, film bingkai, film, televisi, dan gambar. Berdasarkan pendapat tenebut media yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah media gambar yang dirnodifi kasi, yakni berupa rnedia kartu bergambar yang berisi kosa kata dalam bahasa lnggris dan bahasa Indonesia sesuai dengan gambar yang tertera dalam kartu tersebut. Lebih jelasnya berikut ini pendapat para ahli tentang batasan media gambar. Imam Supadi (1989:27) media gambar adalah suatu jenis media pendidikan yang berupa repmduksi bentuk asli dalam dua dimensi dan gambar tenebut dapat berupa foto atau lukisan. Pernanfaatan gambar sebagai media pengajaran sangat penting artinya, karena menurut Edgar Dale yang dikutip Dirdjosumarto (1986:17) bahwa 75% pengalaman belajar manusia melalui indera penglihatan, 13% melaiui indera pendengaran, dan 12% melalui indera yang lain. Dengan demikian penerapan media kartu bergambar pada anak tunarungu sangat tepat sekali mengingat kondisi rnereka dalam
menangkap
informasi
sekitar lebih dominan
menggunakan indera penglihatan. b. Ksleblhan dan Kekurangan Medla Kartu Bergambar Ada pepatah Cina yang mungkin nlevan dengan iceberadaan rnedia kartu bergambar, yaitu Sebuah gambar berbicara lebih banyak daripada sen bu kata'. Pepatah tenebut rnenggambarkan bahwa media gambar banyak memiliki kelebihan. Arief S. Sadiman (1986:29-31) misalnya kelebihan media gambar sebagai berikut :
rnenyatakan
1) Sifatnya konknt. Gambar atau foto lebih nalistik menunjukkan pokok permasalahan dibandingkan media verbal semata. 2) Gambar dapat mengatasi keterbatasan ruang dan waktu. 3) Tidak semua benda, obyek atau peristiwa dapat dibawa ke kelas, dan tidak selalu bisa anak-anak dibawa ke obyek atau peristiwa tersebut. 4) Media gambar atau foto dapat mengatasi keterbatasan pengamatan. 5) Dapat mempe jelas suatu masalah dalam bidang apa saja dan untuk tingkat usia berapa saja, sehingga dapat mencegah atau membetulkan kesalahpahaman. 6) Murah harganya dan gampang didapat serta digunakan tanpa mernerlukan peralatan khusus. Selain i t u Latuheru (1988:41) menambahkan kelebihan media gambar sebagai berikut :
1) Gambar diam dapat menejemahkan ide-ide yang abstrak kedalam bentuk yang lebih realistik. 2) Gambar diam dengan mudah dapat diiemukan dalam buku-buku pelajaran, majalah surat kabar, kalender, perpustakaan dan lain-lain. 3) Mudah menggunakannya. 4) Dapat digunakan pada semua jenis dan jenjang pendidikan. 5) Menghemat waktu dan tenaga gum, dan gambar diam juga menarik perhatian siswa. Disadari juga bahwa setiap ada kelebihan tentu ada
kekurangan,
Latuheru (1988:42) mengemukakan keterbatasan media gambar, yakni : 1) Kadang-kadang terlalu kecil ukurannya untuk digunakan pada kelompoksiswa yang terlalu kecil. Memang suatu gambar dapat diperbesar tetapi ha1 itu memerlukan biaya yang cukup besar pula. 2) Pada umumnya hanya dua dimensi yang nampak pada suatu gambar, sedangkan dimensi yang lai nnya tidak jelas. 3) Tidak dapat diperlihatkan suatu gerakan secara utuh untuk suatu gambar, kecuali jika menggambarkan atau menampilkan sejumlah gambar dalam suatu urutan peristiwa pada pola gerak tertentu. 4) Tanggapan dapat berbeda terhadap gambaryang sama.
Kelemahan-blemahan yang terdapat pada media gambar
dapat
d i t a m f e r pada media kartu bergambar. Untuk menduksi keterbatasan media kartu bergambar, maka dituntut Merampitan serta knativitas guru untuk menggunakan media kartu bergambar dalam proses belajar mengajar. Untuk mengatasi gambar yang terlalu
hcil,
maka
media kartu
bergambar dibuat sesuai dengan jumlah dan kondisi anak. Untuk rnengatasi
tanggapan yang berbeda terhadap suatu gambar, maka guru hendakla h menyelingi penggunaan media dengan penjelasan. Berkaitan dengan penelitian ini, maka media yang dibuat mernperhatikan karakteristik anak tunarungu. Artinya
sebelum
memberikan media kartu bergambar terlebih dahulu
diketahui kemampuan anak dalam rnenggunakan media kartu bergambar. Kemampuan awal anak dalam rnenggunakan kartu bergambar akan diketahui melalui pretest penguasaan kosa kata bahasa Inggris. c. Cara Menggunakan Media Kartu Bergambar dalam PBM
Penggunaan media kartu bergambar dalam proses belajar rnengajar, masing-masing anak memperoleh media yang sama. Disamping i t u guru pun memegang sejumlah kartu yang sama dengan anak didik. Satu penatu kartu dikeluarkan oleh guru, sambil menjelaskan cara tercantum dalam kartu tenebut sesuai
membaca
kata yang
dengan ejaan bahasa Inggris.
Proses belajar mengajar diselingi dengan tanya jawab dengan anak didik. Penguasaan kosa kata bahasa lnggris diusahakan dalam sekali tatap muka ada sepuluh kartu yang dipelajari serta dikuasai oleh anak. 3. AnakTunarungu lstilah tunarungu diambil dari kata "tuna' dan 'rungu'.
Tuna artinya
kurang dan rungu artinya pendengaran. Anak dikatakan tunarungu bila ia tidak mampu atau kurang mampu mendengar, Hallahan dan Kauffman (1991) yang dikutip permanarian (1996:26) menyatakan batasan tunarungu sebagai berikut : Hearing impairment. A generic term indicating a hearing disability that may range in severity from mild to profound it includes the subsets of deaf and hard of hearing. A deaf person is one whose hearing disability precludes successful processing of linguistic information through audition, with or without a hearing aid.
A hard of hearing is one generally with use of hearing aid, has residual hearing sufficient to enable information through audition.
successfuI processing
of
linguistic
Bila batasan tersebut didefinisikan secara bebas maka tunarungu adalah
istilah umum
yang menunjukkan
kesulitan
rnendengar,
yang
rneliputi keseluruhan kesulitan rnendengar dari tuna ringan sampai yang berat, digolongkan kedalam tuli dan kurang dengar. Orang tuli adalah seseorang yang kehilangan kemampuan mendengar sehingga menghambat proses informasi bahasa melalui pendengaran baik dengan atau tanpa alat bantu mendengar. Sedangkan seseorang yang kurang
dengar adalah
seseorang yang biasanya dengan rnenggunakan alat bantu mendengar, sisanya pendengarannya c u kup rnemungkinkan keberhasilan proses informasi bahasa rnelalui pendengaran. Secara urnurn anak tunamngu rnemiliki karakteristik khas, sebagairnana yang dinyatakan Rachmat Wahab (1990:17)yaitu : Cara berjalannya kaku dan agak mernbungkuk. Gerakan matanya cepat dan beringas. Gerakan kaki dan tangannya sangat cepat/lincah. Pernafasannya pendek dan agak terganggu. Menutup din. Perasaan cernburu dan sakwa sangka dan rnerasa diperlakukan tidak adil. Kurang dapat bergaul, Mudah rnarah dan berlaku agresif. Miskin dalam kosa kata. Sulit mengartikan ungkapan bahasa yang mengandung arti kiasan. Sulit mengartikan kata-kata yang abstrak. Kurang menguasai irama dan gaya bahasa. Ketunarunguan rnempengaruhi perkembangan bahasa anak, karena mereka mengalami k n d a l a dan gangguan dalam pendengaran, padahal pendengaran yang baik merupakan sarana pertama dan utama dalam perkembangan bahasa-bicara secara wajar. Suwarto (1983:l) rnenyatakan tanpa
pendengaran yang berfungsi baik,
perkembangan
bahasa-bicara
seseorang akan terhambat bahkan dapat berhenti sama sekali. Ditambahkan oleh Suwarto (1983:2)saat terjadinya ketunarunguan dan berat ringannya taraf kehilangan pendengaran mernpengaruhi besar kecilnya hambatan.
B. Kerangka Pemikiran Kondisi ketunarunguan menyebabkan anak tunarungu kurang dan atau tidak memiliki stimulus auditif, apalagi bagi mereka yang
mengalami
ketunarunguan sejak masih kecil, bagi mereka dunia ini hanya hampa belaka. mereka mengalami latar belakang kehidupan yang komplek, terutama yang berkaitan dengan masalah kebahasaan, diantaranya penguasaan kosa kata bahasa Inggris. Aspek kosa kata sangat berperan dalam penguasaan bahasa lnggris karena kosa kata merupakan fondasi bagi seseorang untuk menguasai bahasa Inggris. Namun sayang, anak tunarungu kurang memili ki kemampuan tersebut. Mereka
kesulitan dalam membaca kosa kata,
apalagi
dalam
bahasa
Inggris, antara tulisan dengan bacaan berbeda pengucapannya. Kondisi ini menyulitkan bagi anak tunarungu untuk menguasai bahasa lnggris karena sebagian besar mereka menerima informasi bahasa dari bahasa bibir ataupun bahasa isyarat. Sesuai dengan karakteristik serta kompensasi ketunarunguan, yaitu mengoptimalkan indera penglihatan untuk menangkap informasi bahasa, maka
untuk
mengeliminir
permasalahan
tersebut
di
atas,
peneliti
rnenawarkan sesuatu alternatif media pengajaran kosa kata bahasa lnggris yaitu media kartu bergambar.
Hipotesis sebagai
merupakan pernyataan yang diterima secara
suatu kebenaran sebagaimana adanya. Moh. Nazir
sementara
(1988:182)
menyatakan bahwa hipotesis tidak lain dari jawaban sementara terhadap masalah penelitian, yang kebenarannya harus diuji secara ernpiris. Adapun hipotesis penelitian yang diajukan adalah : ' Penguasaan kosa kata bahasa lnggris pada anak tunarungu di SLTPLB Wacana Asih Padang akan leMh tinggi apabila menggunakan media kartu bergambaf.
BAB Ill METODOLOGI PENELrrlAN
A. Pendekatan Penelitian Secara u m u m pendekatan dalam penelitian dapat dibedakan menjadi dua, yakni
pendekatan
pendekatan yang kuantitatif,
kuantitatif
digunakan
dan
pendekatan
dalam penelitian
ini
kualitatif. adalah
Adapun
pendekatan
karena bertitik tolak dari anggapan bahwa semua gejala dapat
diubah, dapat diamati, dan dapat diukur dalam bentuk angka, sehingga memungkinkan sekali digunakan
teknik analisis statistik. Adapun tujuan
penelitian kuantitatif i t u rnenurut Soedarsono (1988:7) adalah :
1. Menggambarkan suatu gejala kuantitatif dengan sajian skor ratarata, penyimpangan, grafik dan lain-lain. Menerangkan suatu gejala, misalnya dengan menunjukkan besarnya koefisien dan arah korelasi, besarnya suatu variabel, ada tidaknya perbedaan dua kelompok dan sebagainya. Membuat prediksi atau estimasi berdasarkan hasil analisis dan model yang telah ditetapkan.
2. 3.
Adapun pendekatan yang digunakan dalam penelitian kuantitatif, karena dalam penelitian ini antara
dua
kelompok
serta
ini adalah
melihat ada tidaknya perbedaan
menggunakan
analisis
statistik
untuk
membu k t i kan hipotesis yang telah diajukan.
6. Metode Penelitian Suharsimi (1993: 188) mengarti kan metode penelitian sebagai suatu cara yang dipakai dalam mengumpulkan data. Metode
yang digunakan
dalam penelitian ini adalah quasi eksperimen, ha1 in; karena pemecahan masalah dalam penelitian yaitu dengan sengaja mengusahakan timbulnya variabel-variabel yang selanjutnya dikontrol untuk dilihat pengaruhnya. Hal tersebut diperkuat oleh Sumadi Suryabrata (1992:29) rnenyatakan bahwa
metode
penelitian
eksperimen
ditujukan
untuk
menyelidiki
kemungkinan saling h u bungan
sebab aki bat dengan cara mengenakan
kepada satu atau lebih kelompok eksperimen dan mernbandingkan hasilnya dengan satu atau lebih kelompok kontrol yang tidak dikenai perlakuan. Mengacu
pada
konsep
metode
eksperimen
rnaka
pelaksanaan
eksperinien dilakukan dengan tahap praeksperimen dan tahap eksperimen.
1. Tahap Pra Eksperirnen Pada tahap pra eksperimen terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan terhadap subyek penelitian (variabel non eksperimental) yang diasumsikan akan mempengaruhi hasil penelitian yaitu : usia, tingkat ketunarunguan, tingkat kecerdasan, pekerjaan orang tua, tempat tinggal dan penguasaan kosa kata bahasa lnggris awal. Berdasarkan hasil studi dokumentasi ternyata kondisi dan kemampuan anak sudah sama.
2. Tahap Eksperirnen Tahap ini dibagi dua yaitu tahap persiapan eksperimen dan tahap pelaksanaan eksperimen. a. Tahap Persiapan Eksperimen Tahap ini
bertujuan untuk
mempersiapkan segala sesuatu yang
berhubungan dengan eksperimen secara teknis seperti persiapan instrumen penelitian, persiapati media yang digunakari dan persiapan ruangan. b. Tahap Pelaksanaan Eksperirnen
Tahap ini bertujuan untuk mengumpulkan data. Eksperimen dilakukan dengan membagikan media kartu bergambar sesuai dengan kelompok kartu (nama-nama anggota tubuh, buah-buahan, alat transportasi, perlengkapan belajar, nama binatang, anggota keluarga, perlengkapan makan dan minum, profesi, aktivitas sehari-hari, dan benda disekitar anak). Perlakuan diberikan denean memberikan sejumlah kartu (sesuai denean kelompok kartu) kepada anak. Disamping i t u peneliti juga memegang sejumlah kartu yang sama. Setiap
pertemuan diberikan satu kelompok kartu untuk dipelajari. Pelaksanaan perlakuan dilakukan sebanyak 10 kali, setiap perlakuan membutuhkan waktu 2 jam pelajaran. Contoh media kartu bergambar disajikan dalam lampiran Iaporan. C. Variabel Penelitian Sutrisno Hadi (1993:437) menyatakan dalam penelitian eksperimen variabel merupakan semua keadaan, faktor, kondisi, atau tindakan yang dapat mempengaruhi hasil eksperimen. Adapun variabel yang akan dilihat dalam penelitian ini adalah variabel : bebas, terikat, kontrol d a n ekstrane. Selanjutnya Kerlinger (1993:58-59) menyatakan dalam penelitian eksperimen varia be1 bebas diarti kan sebagai varia be1 yang dimanipulasi kan (dimain kan), sedangkan variabel terikat variabel yang tidak dimanipulasikan, melainkan diamati variasinya sebagai hasil yang dipradugakan dari variabel bebas. Selanjutnya Sutrisno Hadi (1993:438) adalah variabel
non-eksperimental yang
rnenyatakan variabel kontrol dapat dikontrol,
dan variabel
eskatrane adalah variabel non e ksperimental yang berada di luar kekuasaan eksperit~ienuntuk dikontrol atau dikendalikan. Vanabel penelitian ini adalah :
1. Variabel Eksperimental a. Variabel bebas : media kartu bergambar b. Variabel terikat : penguasaan kosa kata bahasa lnggris.
2. Variabel Non Eksperlrnental. a. Variabel kontrol : tingkat kecerdasan, tingkat ketunarunguan, tempat tinggal anak, pekerjaan orang tua, dan penguasaan kosa kata awal. b. Variabel ekstrane : ruangan, ukuran media kartu bergambar, tingkat keterbacaan media, dan waktu pelaksanaan eksperimen.
D. Subyek Penelitian
Penelitian ini terrnasuk penelitian populasi karena rneneliti sernua elemtn yang ada dalam wilayah penelitian. Suharsimi Arikunto (1993:104) menyatakan bahwa penelitian populasi hanya dapat dilakukan bagi subyek yang tidak terlalu banyak dan kesinipulan penelitian hanya berlaku bagi subyek penelitian yang benangkutan. Subyek penelitian adalah anak tunarungu kelas I1 di SLTPLB Wacana
Asih Padang yang berjumlah 5 orang. Kedaan subyek penelitian 4 orang perempuan dan 1 laki-laki.
E. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat
penelitian ini di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Luar
Biasa (SLTPLB) Wacana Asih Padang, di Jalan Proklamasi Padang.
2. Waktu Penelitian Waktu yang digunakan dalam penelitian adalah 4 bulan, dimulai pada bulan Juli sarnpai Nopember 2000. Perincian waktunya adalah : a. Bulan Juli 2000 untuk pembuatan dan penyusunan instrunien penelitian (media kartu bergambar). b. Awal bulan Agustus sampai pertengahan bulan Agustus 2000,
uji coba
instrumen serta pengolahan data hasil uji coba. c. Akhir
bulan Agustus sampai akhir
bulan
September 2000 untuk
pengumpulan data. d. Bulan Oktober 2000 untuk penulisan dan seminar laporan. e. Bulan Nopember 2000
untuk pemantapan laporan hasil penelitian dan
penggandaan laporan penelitian.
F. Paradigma dan Disain Penelitian
1. Paradigma Penelitian Paradigma penelitian oleh Kerlingsr (1993:484) dinyatakan sebagai model relasi antar variabel-variabel dalam suatu penelitian. Paradigma itulah yang nierupakan struktur suatu penelitian, yakni kerangka pengaturan atau konfigurasi struktur yang menghubungkan dengan cara-cara yang jelas serta tertentu. Adapun paradigma kelompok eksperimen adalah :
d Media Kartu Bergambar
Bahasa lnggris
p 1 P Paradigma kelompok kontrol adalah : Media Gambar Pajang
Bahasa lnggris
2. Disain Peneiitian Kerlingtr (1993:483) mengartikan disain penelitian sebagai suatu rencana dan struktur penyelidikan yang disusun sedemikian rupa sehingga peneliti akan memperoleh jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitian. Dalam penelitian eksperimen, disain penelitian disebut juga dengan disain eksperimental atau rancangan eksperimental. Ada bermacam-macam disain eksperimen, antara lain : the one-shot case study, one group pretestposttest design, the static group comparison,
randomized control group
pretest-posttest design, randomized Solomon four-group design dan factorial design. Berkaitan dengan penelitian ini, peneliti menggunakan one group pretest-posttest
design.
pengaruh perlakuan
p
p
p
p
p
p
Sumadi
Suryabrata
(1992:41)
diperhitungkan lewat perbe-re-*---,
/
p
p
-
-
-
-
-
-
--.-
menyatakan ..
I,!;-; pL-,,,; < i" 2 ;!.~,9,.:!:,14 UN1V. N E G L l l F i i O ;'r i * u .-a:.,.-.
-
-
-
/
I
TI.
-
Rancangan ini digunakan pada satu kelompok subyek. dilakukan
pengukuran pada subyek
dikenakan
Pertama-tama
(sebagai kelompok kontrol),
lalu
perlakuan untuk jangka waktu tertentu, kemudian dilakukan
pengukuran untuk kedua kalinya. Kemudian dilakukan pengukuran pada subyek yang sania (sebagai kelompok eksperi li~en).Bila mengacu pada disain eksperimen
Sumadi
Suryabrata
(1992:41)
tenebut,
maka
peneliti
menurunkan disain eksperimen sebagai berikut : T1
X"
T2
Keterangan :
TI
= Pengukuran awal penguasaan kosa kata bahasa lnggris pada subyek penelitian.
X,
= Perlakuan pada subyek penelitian dengan menggunakan media kartu bergambar pada kelompok eksperimen dan media gambar pajang pada kelompok kontrol.
T2 = Pengukuran akhir penguasaan kosa kata bahasa lnggris pada subyek penelitian. Ditambahkan oleh Sumadi Suryabrata (1992:43)
bahwa
pemberian
pretest i t u memberikan landasan untuk membuat komparasi prestasi subyek yang sama sebelum dari sesudah dikenai experimental treatment. Adapun prosedur pelaksanaan eksperimennya adalah sebagai berikut : a. Kenakan TI,
yaitu pretest untuk mengukur mean penguasaan
kosa kata awal sebelum su byek di beri perlakuan media kartu bergambar. b. Kenakan subyek dengan XI yaitu perlakuan dengan media kartu bergambar dalam jangka waktu tertentu. c. Berikan T2, yaitu postest, untuk mengukur mean penguasaan kosa
kata akhir setelah subyek dikenakan variabel eksperimental.
d. Bandingkan T1 dan T2 untuk menentukan seberapakah perbedaan yang timbul, jika sekiranya ada, sebagai akibat dari digunakannya variabel eksperimental (media kartu bergambar). e. Terapkan tes statistik yang cocok, yaitu untuk rnengukur apakah perbedaan itu signifikan dan efektif.
G. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan adalah tes, observasi, dan dokumentasi. Tes digunakan untuk mengumpulkan data primer, observasi dan doku mentasi digunakan untu k mengumpulkan data sekunder.
1.Tes Suhanimi
(1993:123)
latihan atau alat lain yang
mengartikan tes digunakan
sebagai
pertanyaan
atau
untuk mengukur keterampilan,
pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau
kelompok. Selanjutnya Nurkancana dan Sumartana (1983) dalam
Nurgiyantoro (1987:56)menyatakan tes adalah suatu cara untuk melakukan penilaian yang berbentuk tugas-tugas yang harus dikejakan siswa untuk nlendapatkan data tentang nilai dan prestasi siswa tenebut yang dapat dibandingkan dengan yang dicapai kawan-kawannya atau nilai standar yang telah ditetapkan. Lebih lanjut Nurgiyantoro (198757) menjelaskan
bahwa tes dapat
dibedakan pada tes perbuatan dan tes verbal, dan bila dilihat dari cara menjawabnya tes verbal dapat dibedakan pada tes lisan dan tes tertulis. Disamping i t u tes juga dibedakan pada tes buatan guru dan tes terstandar. Sehubungan dengan penelitian ini maka tes yang digunakan adalah tes verbal tertulis bukan tentandar (buatan guru). Adapun pembakuan item tes
dilakukan dengan memperhatikan validitas dan reliabilitas item tes serta diuji dengan rnenggunakan tes statistik.
2. Observasl Observasi merupakan suatu metode pengumpulan data dengan cara mengamati obyek tertentu. Observasi yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah cara
pengumpulan data yang bersifat sekunder, yaitu untuk
mengamati perilaku anak didik selama perlakuan diberikan yang mungkin mempengaruhi hasil penelitian, serta untuk mengamati gejala yang secara langsung rnemungkinkan pencatatan tentang suatu gejala.
3. Dokumentasi Metode dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data sekunder melalui dokumen-dokumen yang ada. Metode dokumentasi ini digunakan untuk mengetahui tingkat ketunarunguan, tingkat kecerdasan, pekerjaan orang tua siswa, tempat tinggal siswa dan kepemilikan media kartu bergambar.
H. Pembakuan dan Pengkajian Instrumen 1. Pengembangan Instrumen Pengembangan instrumen penelitian meliputi efektivitas butir soal dan daya pembeda butir soal. Nurgiyantoro (1987:128)
menyatakan tingkat
kesulitan butir soal (item difficulty) adalah pernyataan tentang seberapa mudah atau sulit sebuah butir soal bagi siswa yang dikenai pengukuran. Tingkat kesulitan butir soal berkisar antara 0,O sampai 1,O. lndeks 0,O berarti soal terlalu sulit, rumusnya adalah :
indeks 1,O berarti soal terlalu mudah. Adapun
Keterangan : IF = (item facility) indeks tingkat kesulitan yang dicari. FH = (frequency high) jumlah jawaban betul kelompok tinggi. FL = (frequency low) jumlah jawaban betul kelompok rendah.
N = j u n ~ l a hsiswa kedua kelompok. Selain tingkat kesulitan butir soal, juga dicari daya pembeda butir soal (item discrimination). Nurgiyantoro (1987:129)mengartikan daya pembeda butir soal yaitu seberapa besar butir soal dapat membedakan antara siswa kelompok tinggi dengan siswa kelompok rendah. Butir soal yang baik adalah yang dapat membedakan kedua kelompok tenebut. Butir soal yang memiliki indeks daya pembeda yang baik oleh Nurgiyantoro (1987:130) paling tidak mencapai 0,25.
lndeks yang kurang dari 0,25 dianggap tidak dapat
membedakan siswa kelompok tinggi dengan siswa kelompok rendah. Pada bagian yang sama Nurgiyantoro menjelaskan rumusnya sebagai berikut :
Keterangan : ID = item discrimination atau daya pembeda yang dicari. FH = jumlah jawaban betul kelompok tinggi. FL = jumlah jawaban betul kelompok rendah. N = jumiah subyek kelompok tinggi atau rendah.
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh tingkat kesulitan butir soal sebagai beri kut :
1. lndeks 0 , l sebanyak 2 butir, yaitu soal 20 dan 37. 2. lndeks 0,2 sebanyak 3 butir, yaitu soal9, 26, 62 3. lndeks 0,3 sebanyak 9 butir, yaitu soal 6, 13, 23, 25, 34, 42, 61, 64, 70.
4. lndeks 0,4 sebanyak 13 butir, yaitu soal 10, 19, 30, 32, 41, 51, 60, 63, 65, 66, 72, 74, 82.
5. lndeks 0,5 sebanyak 15 butir, yaitu soal 1, 4, 16, 29, 33, 44, 48, 55, 59, 67, 73, 75,80, 81, 85.
6. lndeks O,6 sebanyak 16 butir, yaitu soal 3, 5, 7, 12, 15, 24, 36, 39, 43, 49, 54, 69, 71, 78, 79, 84.
7. lndeks 0,7 sebanyak 10 butir, yaitu soal 11, 18, 21, 38, 45, 50, 53, 57, 76, 83. 8. lndeks 0,8 sebanyak 11 butir, yaitu soal 2, 8, 17, 22, 28, 31, 35, 40, 52, 56, 77. 9. lndeks 0,9 sebanyak 3 butir, yaitu soal 27, 46, 58. 10. lndeks 1,O sebanyak 2 butir, yaitu soal 14 dan 47. Selanjutnya adalah perhitungan daya beda butir soal, diperoleh 7 butir soal yang dianggap tidak dapat membedakan anak kelompok tinggi dan anak kelompok rendah , yaitu : 1. Soal nomor 9 dengan indeks daya beda 0,17. 2. Soal nomor 20 dengan indeks daya beda 0,19.
3. Soal nomor 26 dengan indeks daya beda 0,18. 4. Soal nomor 37 dengan indeks daya beda 0,21. 5. Soal nomor 46 dengan indeks daya beda 0,20. 6. Soal nomor 47 dengan indeks daya beda 0,19.
7. Soal nomor 62 dengan indeks daya beda 0,14. lndeks soal yang dinyatakan terlalu sulit, terlalu mudah dan tidak dapat membedakan antara siswa kelompok tunggi dengan kelompok rendah, maka soal tenebut dibuang dan diganti dengan soal yang baru.
2. Uji Validitas Instrumen Suharsimi Ari kunto (1993: 136) rnenyatakan bahwa validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Pada bagian lain ditambahkan bahwa validitas ada dua macam sesuai dengan cara pengujiannya, yaitu validitas eksternal dan validitas internal. Validitas eksternal instrumen dicapai apabila data yang dihasilkan instrumen sesuai dengan dataatau informasi lain mengenai variabel penelitian. Validitas internal instrumen dicapai apabila terdapat kesesuaian antara bagianbagian instrumen dengan instrumen secara keseluruhan. Validitas instrumen diuji dengan menggunakan Korelasi Product Moment dari Pearson dalam Su harsimi Arikunto (1993:138) dengan rumus sebagai berikut :
N CXY rxy=
- (CX) (EY)
Jr N zx2 - o ( ) Z
N
n2- (cY)~)
Dalam penelitian ini, skor butir dipandang sebagai X dan skor total dipandang sebagai nilai Y. Kemudian angka hasil perhitungan dikonsultasikan dengan tabel r product moment pada tamf signifikansi 5
%.
I t e m tes
dikatakan valid jika r , > r m h l , Secara teknis proses perhitungan diselesaikan dengan bantuan komputer, selengkapnya disajikan pada lampiran laporan penelitian.
2. Uji Reliabilitas lnstrumen Reliabilitas lnstrumen oleh Masri Singarimbun dan Sofian Effendi
(1989:140) merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Suhanimi Arikunto (1993:143) membagi reliabilitas pada dua, yaitu reliabilitas eksternal dan reliabilitas
internal. Untuk menguji reliabilitas eksternal menurut sumber yang sama ada dua cara, yaitu dengan teknik paralel dan dengan teknik ulang. Reliabilitas eksternal yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan teknik ulang (teknik single test double trial) yaitu peneliti hanya membuat satu perangkat instrumen yang diujicobakan kepada sejunilah responden yang telah ditetapkan, kemudian hasilnya dicatat. Pada kesempatan lain instrumen tenebut diberikan kepada kelompok yang semula untuk dikejakan lagi, hasilnya juga dicatat. Kedua hasil tersebut kemudian dikorelasikan. Untuk
menguji
(1993:144)
reliabilitas
internal
diperoleh dengan cara
menurut
Suharsimi
menganalisis dari satu
Arikunto kali
hasil
pengetesan. Reliabilitas internal menggunakan rumus Kuder dan Richardson yaitu KR-20 dalam Suhanimi Arikunto (1993:154) sebagai berikut :
Keterangan : r l l = reliabilitas yang dicari.
K = banyaknya butir pertanyaan.
Vt = varians total. p
= proporsi subyek yang menjawab betul pada suatu butir (proporsi subyek yang ~nendapatskor 1) banyaknya su byek yang skornya 1 P=
q
N
= proponi subyek yang mendapat skor 0 (q = 1- p). Secara teknis proses perhitungan koefisien reliabilitas diselesaikan
dengan komputer, selengkapnya disajikan pada lampiran.
I. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang ditetapkan adalah rnenggunakan statistik non parametrik yaitu Tes U Mann Whitney dari Meh. Nazir (1988:471) dengan
Keterangan : R1 = jumlah rank untuk sampel 1. R2 = jumlah rank untuk sampel 2. U = koefisien U test.
n l = sampel variabel pertama. n2 = sampel variabel kedua. Tes U Mann Whitney digunakan untuk menguji beda mean dari dua sampel. Tes U Mann Whitney menurut Sidney Siegel (1995:142) merupakan tes-tes yang paling kuat diantara tes-tes nonparametrik. Adapun kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis pada taraf signifikansi 0.05 menurut Nazir (1988:473) adalah :
H, ditolak, diterima HAji ka Uhitung> Utabel H, diterima, ditolak HAiika Uhnung< U tabel.
Adapun prosedur yang digunakan untuk menguji dan menganalisis data dengan Tes U Mann Whitney dalam penelitian ini diambil dari Moh. Nazir (1985:472-473) yakni : 1. Dan percobaan dua kelompok dengan perlakuan yang berbeda, tentukan masing-masing sampel, yaitu n l dan n2 dengan total besar sampel n=nl+n2.
2. Ukuran hasil dari percobaan diurutkan dalam satu seri dan dibuat rangkingnya dari 1 sarnpai ke-n.
3. Beri tanda dibawah rangking tersebut, dari
kelompok
mana
pengamatan tersebut berasal.
4. Hitung nilai U dari masing-n-rasing sampel tersebut yaitu U 1 dan U2 sesuai dengan rumus.
5. Pilih U 1 dan U2 yang terkecil, dan inilah yang disebut U. U = nilai U 1 atau U2 yang terkecil.
6. Nilai U di atas dibaodingkan dengan nilai U pada tabel U Mann Whitney sesuai dengan level signifikansi yang diinginkan dan sesuai dengan besar kelompok. Tentukan daerah penolakan hipotesis.
7. Berdasarkan perbandingan antara U kesimpulan.
hitung
dan U tabel, tariklah
BAB IV LAPORAN HASlL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Penguasaan Kosa Kata Bahasa Inggris Anak Tunarungu di SLTPLB Wacana Asih Padang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penguasaan kosa kata bahasa lnggris anak tunarungu di SLTPLB Wacana Asih Padang masih rendah, terbukti dari sedikitnya skor yang diperoleh memungkinkan responden
melalui pretest. Tes yang disebarkan,
memperoleh 'nilai tertinggi 87 sesuai dengan
jumlah soal. Data penguasaan kosa kata bahasa lnggris awal diperoleh dari hasil pretest yang disebarkan pada responden, sedangkan data aspek penguasaan kosa kata bahasa lnggris akhir diperoleh berdasarkan
hasil
postest. Adapun data hasil perlakuan penguasaan kosa kata bahasa Inggris disaji kan sebagai beri k u t : Tabel 1: Data Hasil Penguasaan Kosa Kata Bahasa lnggris dengan Media Gambar Pajang pada Kelompok Kontrol
Tabel 2 Data Hasil Penguasaan Kosa Kata Bahasa lnggris dengan Media Kartu Bergambar pada Kelompok Eksperimen
30
Data hasil perlakuan pada kelornpok kontml dan kelompok eksperimen digambarkan dalam sebuah grafik poligon. Grafik tersebut rnenggambarkan hasil perlakuan pada kedua kelompok tenebut. Selengkapnya dapat dilihat pada grafik berikut :
I
II
El
g
g
g
5
a
B
Z
Pcrldman Grnf'ik 1 Grafik Poligon N i l n i Rata-rnta H n s i l PcrlJkuJn S c t i n p P c r t c r n u Antarn Kclompok Eicsperimcn dan Kcl. Kontrol
Berdasarkan pada grafik poligon di atas, terlihat hasil perlakuan yang bervariasi. Pada kelompok eksperimen yang diberi perlakuan dengan media kartu bergambar menggambarkan grafik yang progresif, bervariasi dan meyakinkan, dengan skor tertinggi 7 6 dan terrendah 16. Pada kelompok kontrol dengan perlakuan media gan-rbar pajang, perubahan hasil perlakuan kurang meyakinkan dan monoton, dengan skor tertinggi 17 dan terrendah 13. Dengan demikian temyata media kartu bergambar lebih mampu meningkatkan penguasaan kosa kata bahasa Inggris pada anak tunamngu di SLTPLB Wacana Asih Padang daripada media gambar pajang. Untuk
mengetahui
efe ktivitas
media
kartu
bergambar
terhadap
penguasaan kosa kata bahasa Inggris, dilakukan dengan membandingkan hasil postest kelompok eksperimen denean kelompok kontrol. Setelah beberapa kali diberikan perlakuan kepada kedua kelompok, maka diperoleh hasil postest pada kedua kelornpok tersebut. Selengkapnya disajikan pada tabel berikut. Tabel3: Data Hasil Postest Penguasaan Kosa Kata Bahasa lnggris pada Kelompok Kontrol Nomr
1
Subyek
1
---
Skor
1
Tabel4: Data Hasil Postest Penguasaan Kosa Kata Bahasa lnggris pada Kelompok Eksperimen Nomor
Subyek
Skor
1
Rt Rz DI Rk Fm
87
2 3 4 5
87 82 68 56
Selanjutnya data kedua kelompok tenebut diurutkan dari yang terrendah sarnpai yang tertinggi dan diberi rangking dari rnana subyek itu berasal, dari kelompok kontrol atau kelompok eksperimen. Daftar peringkat hasil postest disajikan pada tabel berikut. Tabel 5 Daftar Peringkat Data Hasil Postest Penguasaan Kosa Kata Bahasa lnggris pada Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen Peringkat
1
2
3
4
5
6
7
8
Skor
17
18
20
24
25
56
68
Kelompok
K
K
K
K
K
E
E
9
1
0
82
57
57
E
E
E
Keterangan :
K = Kelompok Kontrol
E = Kelompok Eksperimen Selanjutnya
dihitung
nilai
U1 dan
U2
masing-masing
sampel
menggunakan rumus Moh. Nazir (1988:471) dengan perhitungan sebagai berikut :
Dengan demikian, maka diperoleh nilai U1 = 4 0 dan U2 = 15. Kemudian dipilih nilai U1 atau U2 yang terkecil, yakni U2 = 15, inilah nilai U, sehingga U yang ditetapkan untuk menguji adalah U2 dengan n l = 5 dan n!: = 5 pada taraf signifikansi 0,05 (95%). Setelah itu dikonsultasikan dengan tabel U Mann Whitney diperoleh Utah! = 4. Tabel U disajikan pda lampiran.
B. Hasil Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis rnenggunakan test U Mann Whitney yaitu untuk mencari perbedaan penguasaan kosa bahasa lnggris pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis mengacu pada Moh. Nazir (19883472) yaitu :
Ho ditolak, diterima HAjika U15> U4
Ho diterima, ditolak HAjika Uls < U4. Pada taraf signifikansi 0,05 (95%) dan n = 5 maka diperoleh nilai U hrtung
= 1 5 dan U t,kl = 4, berarti U hitung lebih besar dari U
bkl,
dengan demikian
hipotesis yang berbunyi "Penguasaan kosa kata bahasa lnggris pada anak
tunarungu dl SLTPLB Wacana Aslh Padang leblh tlnggl blla menggunakan media kartu bergambar" dapat diterima. Artinya media kartu bergambar lebih efektif untuk meningkatkan penguasaan kosa kata bahasa lnggris pada anak tunarungu di SLTPLB Wacana Asih Padang daripada media gambar pajang.
C. Pembahasan Hasil Penelitlan
Anak tunarungu merupakan anak yang memiliki gangguan pendengaran sedemi kian rupa baik sebagian maupun menyeluruh yang mengganggu proses penerimaan informasi bahasa, sehingga mereka mengalami gangguan dalam aspek berbahasa. Kondisi tersebut mengaki batkan mereka ku rang menliliki penepsi bahasa yang menyebabkan mereka miskin kosa kata, sulit mengartikan kata atau ungkapan
yang bersifat abstrak, dan sebagainya.
Kondisi keterbatasan akan lebih berat bila kata atau ungkapan tersebut dalam bahasa lnggris, apalagi kosa kata bahasa lnggris berbeda cara membacanya dengan tulisannya. Pemyataan tersebut terbu kti pada hasil penelitian yang menunjukkan bahwa nilai rata-rata hasil pretest penguasaan kosa kata bahasa lnggris yang diperoleh menunjukkan 12,8yang bisa menjawab benar Berdasarkan pada hasil penelitian, dengan ekperimentasi media kartu bergambar yang dilaksanakan selama 10 kali perlakuan, ternyata penguasaan kosa kata bahasa lnggris pada anak tunarungu mengalami peningkatan. Hal ini ditunjukkan dengan hasil penelitian tentang penguasaan kosa kata bahasa lnggris pada anak tunarungu, yaitu adanya perbedaan yang signifikan antara kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen. Berdasarkan evaluasi pada postest yang dianalisis dengan Uji Mann Whitney, pada taraf signifikansi 95 dengan n = 5 diperoleh U
hitung
= 15 dan U
tabel
%
= 4 berarti 15 > 4 dengan
demikian hipotesis penelitian ini diterima. Peningkatan penguasaan kosa kata bahasa lnggris setelah menggunakan media kartu bergambar disebabkan karena media tenebut memiliki nilai kepraktisan dan kesederhanaan, sehingga sangat efektif bila diterapkan dalarn proses belajar mengajar bahasa Inggris. Kepraktisan media kartu bergambar yaitu dapat dipakai di rumah, di sekolah, di tempat bcrmain, di tas, di meja
belajar, mudah mengambil dan menggunakannya serta tidak membutuhkan alat bantu lain. Kesederhanaan media kartu k r g a m b a r , yaitu terbuat dari bahan yang murah, dan mudah didapat, serta dapat digunakan untuk semua jenis dan jenjang pendidikan. Disamping i t u media ini juga benifat konkrit, niengatasi batas ruang waktu dan tempat, mengatasi kekurangan kemanipuan penglihatan, menarik perhatian anak, merangsang anak untuk belajar, serta mampu menjelaskan suatu kata yang benifat absrak.
D. Keterbatasan Penelitian Meskipun telah dilakukan uji validitas, uji reabilitas, uji tingkat kesukaran butir soal, uji daya pembeda butir soal, bukan tidak mungkin masih ada variabel non eksperimental yang dapat mempengaruhi hasil penelitian. Disamping itu kondisi ketunarunguan subjek penelitian mempengaruhi pemberian
perlakuan
sehingga
akan
mempengaruhi
hasil
penelitian.
Keterbatasan selanjutnya adalah adanya penggunaan subjek yang sedikit (kecil), ha1 ini peneliti lakukan karena keterbatasan waktu, tenaga, dan biaya. Keterbatasan lain adalah jumlah perlakuan yang sedikit, sehingga peningkatan penguasaan kosa kata bahasa lnggris pada kelompok eksperimen bisa saja karena faktor kebaruan.
BAB V KESIMPULAN, IMPLlKASl DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan :
1. Penguasaan kosa kata bahasa lnggris awal yang menggunakan media gambar pajang pada anak tunarungu di SLTPLB Wacana Asih Padang masih rendah dengan rata-rata 12,8.
2. Penguasaan kosa kata bahasa lnggris awal yang menggunakan media kartu bergambar pada anak tunarungu di SLTPLB Wacana Asih Padang masih rendah dengan rata-rata 17,4.
3. Penguasaan kosa kata bahasa lnggris akhir yang menggunakan media gambar pajang pada anak tunarungu di SLTPLB Wacana Asih Padang dengan rata-rata 20,8. 4. Penguasaan kosa kata bahasa lnggris akhir yang menggunakan media kartu bergambar pada anak tunarungu di SLTPLB Wacana Asih Padang mengalami peningkatan dengan rata-rata 76.
5. Penguasaan kosa kata bahasa lnggris anak tunarungu di SLTPLB Wacana Asih Padang lebih tinggi bila menggunakan media kartu bergambar daripada media gambar pajang.
6. Peningkatan penguasaan kosa kata bahasa lnggris pada anak tunarungu di SLTPLB Wacana Asih Padang dari pengaruh media kartu bergambar adalah 55,2.
B. lmplikasi lmplikasi hasil penelitian adalah sebagai berikut :
1. Digunakan oleh guru-guru SLTPLB Wacana Asih Padang dalam rangka memilih, membuat dan menggunakan media kartu bergambar untuk meningkatkan penguasaan kosa kata bahasa Inggris.
2. Digunakan oleh anak tunarungu di SLTPLB Wacana k i h Padang untuk meningkatkan penguasaan kosa kata bahasa Inggris.
3. Penelitian ini nampak kecil sumbangannya terhadap kemajuan anak tunarungu
di
SLTPLB
Wacana
Asih
Padang
karena
hanya
mengungkap aspek penguasaan kosa kata bahasa Inggris, namun peneliti yakin bahwa hasil penelitian ini sangat besar sumbangannya terhadap pelayanan pendidikan dan pengajaran di SLTPLB Wacana Asih Padang, karena penguasaan kosa kata bahasa lnggris sangat diperlukan di era informasi global saat ini. Saran
1. Bagi guru-guru SLTPLB Wacana Asih Padang disarankan untuk memilih, membuat dan n~enggunakan media kartu berganibar daripada media gambar pajang jika
bermaksud meningkatkan
penguasaan kosa kata bahasa Inggris.
2. Bagi pengelola SLTPLB Wacana Asih Padang disarankan untuk melengkapi koleksi media khususnya kartu bergambar.
3. Bagi anak tunarungu di SLTPLB Wacana Asih Padang disarankan untuk lebih menggunakan media kartu bergambar daripada media gambar pajang untuk meningkatkan penguasaan kosa kata bahasa Inggris.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. 1993. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta. Dirdjosumarto, S. 1986. Media Pendidikan I Pengertian dan Jenis Media. Jakarta : Depdikbud. Hadi, S. 1993. Metodologi Research Jilid Ill.Yogyakarta : Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada. Harnalik, 0.1988. Media Pendidikan. Bandung : Alumni. Kerlinger,
FN.
1993. Asas-asas
Penelitian
Behavioral
(Terjemahan).
Yogyakarta : Gajah Mada University Press. Koyo K. dan Zulkamain. 1987. Pengelolaan Sumber Belajar. Jakarta : Depdikbud. Latuhem, John. D. 1988. Media Pembelajaran dalam Proses Belajar Mengajar Masa Mni. Jakarta : Depdikbud. Masri, S. dan Effendi Sofian. 1989. Metode Penelitian Sunai. Jakarta : LP3ES. Nazir, Moh. 1988. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia. Nurgiyantoro, 8. 1987. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta : BPFE Yogyakarta. Qiunn, G. 1982. English Teaching Policy. Unpublisher Paper Sadiman, Arief S. 1986. Media Pendidikan. Jakarta : CV Rajawali. Sastrawinata, E. 1987. Pendidikan Anak Tunarungu. Jakarta : Depdikbud. Siegel, S. 1992. Statistik Nonpararnetrik untuk Ilmu-ilmu Sosial. Jakarta : PT. Grarnedia Pustaka Utama. Soedanono, FX. 1988. Analisis Data I.Jakarta : Depdikbud. Soeparno. 1989. Media Pengabran Bahasa. Jakarta : lntan Pariwara. Somad,
Permanarian
dan
Hemawati,
T.
1996. Ortopedagogik
Tunarungu. Jakarta : Depdi kbud Dirjendikti.
Anak
Supadi,
1.
1987.
Efektivitas Penggunaan Media
Pengajaran
dalam
Hubungannya dengan Prestasi Belajar Siswa di Sekolah. Yogyakarta :
FIP IKIP Yogyakarta. Suryabrata, S. 1992. Metodologi Penelitian. Jakarta : Rajawali Press. Suwarto. 1983. Pedoman Gl~ruBahasa Indonesia untl~kSLB Bagian 6. Jakarta : Depdikbud.
Wahab, R. 1990. Dasar-dasar Anak Berkelainan. Yogyakarta : FIP IKlP Yogyakarta.
LAMPIRAN
Lampiran '1 Contoh Mcdia Kartu Bc~garnbclr
v ---7r-7----.---z
;; r..
.'
. , .
,
.
,
'
,
,
I
-,<{::, ,,?
.
.
- ,
.--,
,. .;:v
*,
Itt
. . .:- .
''.,-'-""{. ,
I
r .
... 1
pencil /pensel/
driver /draive/
eat
/it/
market /ma:kit/
bus /bas/
hand / haend/
mother /ma:dze/
Perhitungan Indeks T i k a t Kesulitan 0dan Indeks Daya Pembeda 0)
Butir-butir Soal Penguasaan Kosa Kata Bahasa Inggris
LEMBAR EVALUASI PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR PADA
ANAK TUNARUNGUDI SLTPLB WACANA ASIH PADANG PETUNJUK PENGISIAN Berilah tanda s i l q (X) pada jawaban yang paling mmggambarkan kesederfianaan m d a kartu bergambar yang dgmalcan.
NO
JAWABAN
PERNYATAXN
1.
Rahan untuk memhuat kartu hergambar
S
2.
Bentuk kmtu bergambar
S
3. 4.
Cara membuat kartu bergambar Kesederhanaan gambar untdk clipahmni
5.
K e s e d e h m m &unbar dan kata untuk dipahami
6.
Kesederhmam ksrtu untuk digmakin d i m m s3j3
7.
Pemberim wsm3 p3d3 kmtu bergambg
8.
Komposisi gambar terhadap luas k e r b
I
S S S S S
CS CS CS CS CS CS
TS
CS
TS TS
CS
TS TS TS TS TS
LEMBAR PENGESAHAN Yang bertanda tangan di bawah ini, Kepala Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Luar Biasa (SLTPLB) Wacana Asih Padang, menyatakan bahwa :
N a m a : Marlina, S.Pd. N I P. 132 206 170 Staf Pengajar Jurusan PLB FIP UNP Padang Adalah benar-benar telah melaksanakan penelitian di SLTPLB Wacana Asih Padang, dengan judul "Eksperimentasi
Media Kartu Bergambar untuk
Meningkatkan Penguasaan Kosa Kata Bahasa lnggris di SLTPLB Wacana Asih Padang". Demikianlah lembar pengesahan ini kami buat, untu k digunakan sebagai mana mesti nya.
Padang, 3 1 Oktober 2000 LTPLB Wacana Asi h Padang
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL KANTOR WILAYAH PROPINSI SUMATERA BARAT JALAN JENDERAL SUDIRMAN No. 52 PADANG -I ~i0751) 27510 - 20152
TELEPON KAKANWIL: 21955 KORMIN :21187
TAUS
, I
49
16 5F_ 111rg I F L / ~ O O O
h-2mnr L,zmpiran Perihai
2 4 ~ g z s z i s 2!!tId
--
: : Izin nr~~zgunrpulkmt
d&a Pm c!itl an.
Sehubungm dengan slrrat Smidxa Yo: 1068;13.:12.3.'F'G.'Z000 t m r s d 1 .?sruztus 300!! tentmg Permohon izin Pznzlitian yang ~ ~ S ; U ~ ~ ~ - ' E ~ - S P E Hh3EDI.4 ~ ~ ~ E ZKARTLT VTASI BERGd&bfB,il R EXTCK MEi?iIlYGn"ATKk'4ilrPt'~VGCS.44iV liliOS,4. L 4 T.4 B,-Lti.-LS.-1 12*.7GGRTRTS (I 'OCJ B lrLAR Y) PA Did ,4V4 K TLriY4 R L.viliGU DI SLB CVA CAVA ASIH PADAPIG" Pada prinsipnya kami memberikan izin kepada : LL
~13i7?!5~ {I, S‘Pd : 132206170 Jz r~~raz,/.pck : Pendd. h a r Bitsc .FiP 1 . y n i ~c ~ s i , * ~Keg v e r i Padm:g. LoFra,-i . SLB CVamr a Asi fr Padcu:g.
1fbmc ! j Q
I
F
untuk mel&sanakm penelitian ini di mulai tansgd 7 Agrr,rtus sr'd 31 Okiobcr 2000.
I
Untuk itu diharapka~yang Sersanskutan dapat mrnghub~r.qiK q d ~ SlLB ' :Skca:a Ad?: Padma, guna berkonsuitasi szperlunya cim d a l m rnelaksanakan penelitian tersebut asar tidak rnengganggu proses belajar mengaj ar.
I
4
Setelall selesai nlelakukatl petleIitim, nlaka hasil penulisan petielitim disanlpaikm kepada kami Up. Kabag Tata Usaha sebanyak 1 (satu) eksemplar.
'i
Dernikian disampaikan untuk dipergunakan oleh yang bersangkutan.
4i
/ /
--
a n . ELepala .l
-..
i
.u.b. 1:epala Bagian Tata Usaha
,
.
"?
-------------I. LTuX-anw:v;,! h @ ; . I ~ c Prop. s Srnbcr. 2. Kepnla SLB PPIacn.wn .+i zi ,%,7'(irz~. ; KL:,k~.q&p'fj,;?:cs :(+&:F*PL::;::,?;.-0 -7. Kcpnla BiJtzn,? L)ik~ir~; Ll:.?!u'~iL?DC!:.~I?~L; 4. rr rnr:,p :lc:.rA-(:r:Z.t:irc v .
'
1
1
.
I-.
Prc?~?. ;.yumbr:l:
: 20152
26
0.50
0.49
0.CB
Gugur
27
0.66
O.Gi
0.2
Sahh
28
0.71
nm
n.~25
hhh
29 30
0.72
0.63
I I
C
1
1
1 1
1
1
0.Ojl
I
1
Sahm
I
0.88
0.75
0.26 0.012
SahR
O.Cl7
Sahh
Sahh
31
0.69
0.64
12
0.68
0.68
32
0.65
0.64
0.E3
~hih
34
0.66
0,65
nc;!
~ahh
35 36
0.64
0.67
1
O.C;4
Sahih
0.i3
0,66
1
0.~23
sdilal
0.51
0.49
0.09
hgur
38
0.68
0.71
0.022
Sahih
39
0.67
070
0.0i6
sdtlil
40
0.60
0.64
0.09
Sahh
41
0.74
0.75
0.024
Sahh
42
0.76
0.73
O.G.?S
Sailill
43
0.81
0.66
0.024
Sahh
44
084
0.64
0.023
Sahh
45
0.76
0.67
0.33
63
0.70
0.65
0.012
Sahh
64
0.66
0.67
0.022
Sahh
65
0.64
0.69
0.021
sdhh
66
0.69
0.75
0.0 1 1
sdhh
67
0.78
0.81
0.023
Sahh
37
1
1
I
1