The Effectiveness of Extension Media Provided Hawaiian Papaya (Carica papaya L) Farmers in Rumbai Bukit Sub-district Rumbai District Kota Pekanbaru City By: Franki (0606131436) Under supervision by: Roza Yulida, SP., MSi. Counsellor I, and Ir. Eliza, MSi. Counsellor II
ABSTRACT There are some types of ekstension media that are used by the farmers for running their business. Nevertheless, the type of the most effective media which is very effective to be used is still being questioned. This research about the effectiveness of media was carried out in Rumbai Bukit sub-district Rumbai District Pekanbaru City. The location was chosen under these considerations, in Rumbai Bukit subdistrict there are some Hawaiian Papaya culture which are being developed and also some existing media information used by the farmers. Sampling method used in this research is Simple Random Sampling by the number of respondents consist of 30 people. To measure attitudes, opinions, and perceptions of a person or a group of social phenomenon questionnaire was used in line with Likert scale method. With the Likert scale, the variables to be measured are translated into an indicator variable. Variables that are measured in this study are the variables of the information media effectiveness used upon the Hawaiian papaya farmers in Rumbai Bukit Sub-district Pekanbaru City. From the conducted research, there are three types of ekstension media that were obtained, namely: 1) Agricultural Extension (PPL); 2) Peasant Organizations and 3) Books, where the Agricultural Extension (PPL) is regarded as the effective information media for the Hawaiian papaya farmers in Rumbai Bukit sub-district, Rumbai district, Pekanbaru city. This is because the field of agricultural extension information media (PPL) is easily found and is sensitive to the problems of farmers. Having seen from the obtained facts and matters, the Agricultural Extension (PPL) as the media should be more active in terms of updating the information for farming activities. Furthermore, the Agricultural Extension Workers (PPL) should provide other information such as current agricultural situation continuously, due to farmers' lack of interest in reading. Media information in the form of Peasant Organization should further increase the seriousness and intensity of activity with the all problems of farmers. Therefore farmers are able to find solutions to fix their problems related to their business. Keywords: Media effectiveness, Ekstension Media, Information I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor yang mempunyai peranan strategis dan sebagai suatu yang sangat potensial kontribusinya terhadap pertumbuhan dan pembangunan ekonomi nasional. Akan tetapi dasawarsa ini, sektor pertanian merupakan sektor yang tidak mendapatkan perhatian secara serius dari pemerintah dalam pembangunan bangsa. Mulai dari proteksi, kredit hingga kebijakan lain tidak satupun yang menguntungkan bagi sektor ini. Program-program pembangunan pertanian yang tidak terarah tujuannya bahkan semakin
menjerumuskan sektor ini pada kehancuran. Meski demikian sektor ini merupakan sektor yang sangat banyak menampung luapan tenaga kerja dan sebagian besar penduduk kita tergantung padanya. (Maswir, 2007). Pembangunan pertanian di masa yang akan datang tidak hanya dihadapkan untuk memecahkan masalah-masalah yang ada, namun juga dihadapkan pula pada tantangan untuk menghadapi perubahan tatanan politik di Indonesia yang mengarah pada era demokratisasi yakni tuntutan otonomi daerah dan pemberdayaan petani. Disamping itu, dihadapkan pula pada tantangan untuk mengantisipasi perubahan tatanan dunia yang mengarah pada globalisasi dunia. Oleh karena itu, pembangunan pertanian di Indonesia tidak saja dituntut untuk menghasilkan produk-produk pertanian yang berdaya saing tinggi namun juga mampu mengembangkan pertumbuhan daerah serta pemberdayaan masyarakat. Salah satu misi yang disebutkan tersebut diatas dikembangkan pula yaitu pada sektor pertanian. Hal inipun dibuktikan pula dengan visi pada Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Riau 2020 yaitu Terwujudnya Propinsi Riau sebagai Pusat Kawasan Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura Tahun 2020(http://distan.riau.go.id). Dengan visi yang diemban oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Riau tersebut. Mewajibkan salah satu SKPD di Provinsi Riau tersebut memiliki tugas dan tanggung jawab yang cukup berat untuk dilaksanakan. Disebabkan sebelumnya masih banyaknya sektor pertanian yang berada dikawasan Republik Indonesia ini dimaksimalkan potensinya. Sehingga dengan waktu yang sangat singkat ini, Provinsi Riau harus menggalakkan potensi disektor pertanian ini. Salah satu sektor pertanian yang akan dikembangkan di Provinsi Riau ini adalah pepaya hawai yang berada di Kelurahan Rumbai Bukit kecaman Rumbai Kota Pekanbatu. Informasi yang diperoleh peneliti dari penyuluh pertanian Rumbai Bukit, saat ini petani yang sudah membudidayakan pepaya hawai sebanyak 60 orang petani dengan luas tanam petani mulai dari 0,5 Ha sampai dengan 1 Ha (PPL Rumbai Bukit, 2010). Sementara itu dilihat dari keadaan iklim dan keadaan tanahnya, kawasan tersebut dapat memenuhi syarat pertumbuhan yang dikehendaki oleh tanaman pepaya, ditambah lagi adanya kemampuan tanaman pepaya beradaptasi dengan baik terhadap lingkungannya. Dengan berbagai pertimbangan yang penulis sebutkan tersebut, terlihat bahwasannya sektor pertanian dari tanaman pepaya memiliki nilai ekonomis untuk dikembangkan, agar sektor pertanian yang dijadikan visi Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Riau ini dapat tercapai sesuai target yang direncanakan. Memperhatikan hal tersebut, maka penulis ingin melakukan penelitian dengan judul “Efektifitas Media Penyuluhanyang Diberikan Kepada Petani
2
Pepaya Hawai(carica pepaya L.) Di Kelurahan Rumbai Bukit Kecamatan Rumbai Kota Pekanbaru”. 1.2. Perumusan Masalah Di Kelurahan Rumbai Bukit terdapat beberapa media penyuluhan yang penulis belum ketahui secara pasti media penyuluhan apa saja yang digunakan petani pepaya hawai dan efektif atau tidaknya informasi yang disampaikan juga belum penulis ketahui. Memperhatikan hal tersebut maka permasalahan yang menarik untuk diteliti adalah : 1. Apa saja media penyuluhan yang digunakan petani pepaya hawai di Kelurahan Rumbai Bukit? 2. Media penyuluhanapa yang efektifdalam melakukan budidaya pepaya hawai di Kelurahan Rumbai Bukit? 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan : 1. Mengetahuimedia penyuluhanyang digunakan petani pepaya Hawai di Kelurahan Rumbai Bukit. 2. Menganalisis media penyuluhan yang efektif yang digunakan petani dalam melakukan budidaya pepaya Hawai di Kelurahan Rumbai Bukit. 1.4. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan untuk diperoleh dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Memberikan informasi mengenai media penyuluhan yang efektif dalam melakukan budidaya pepaya hawai di Kelurahan Rumbai Bukit. 2. Memberikan sumbangan wawasan terhadap penelitian sektor pertanian yang berhubungan dengan pemberian informasi kepada petani. 3. Bagi penulis, penelitian ini berguna untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai efektivitas media penyuluhan. II. METODE PENELITIAN 2.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Rumbai Bukit Kecamatan Rumbai Kota Pekanbaru. Pemilihan lokasi ini dengan pertimbangan di Kelurahan Rumbai Bukit terdapat budidaya pepaya hawai dan beberapa media penyuluhan yang digunakan petani. Waktu penelitian ini dilaksanakan selama 5 bulan mulai dari september 2012 sampai dengan januari 2013, yang terdiri dari tahap pembuatan proposal, pengumpulan data, analisis data serta penulisan laporan akhir. 2.2. Metode Pengambilan Sampel dan Data Penelitian ini menggunakan metoda penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif berusaha menggambarkan suatu gejala sosial. Dengan kata lain penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan sifat sesuatu yang tengah berlangsung pada saat studi. Metoda kualitatif ini memberikan informasi yang mutakhir sehingga bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan serta lebih banyak dapat diterapkan pada berbagai masalah (Sugiyono, 2004).
3
Populasi dalam penelitian ini adalah petani yang membudidayakan pepaya Hawai di Kelurahan Rumbai Bukit Kecamatan Rumbai Kota Pekanbaru berjumlah 60 orang petani (PPL Rumbai Bukit 2010). Dan pengambilan sampel dilakukan secara acak (Simple Random Sampling) sebanyak 50 % dari total anggota populasi yang berjumlah 30 orang responden. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri atas dua macam yaitu, data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan wawancara langsung dan kuisioner terhadap petani dengan mengunakan daftar pertanyaan yang telah disiapkan untuk petani pepaya Hawai, kemudian juga pengamatan langsung dilapangan. Data primer juga terdiri dari identitas petani contoh dan sumber media penyuluhan. Adapun data sekunder diperoleh dari sumber yang berhubungan dengan penelitian berupa monografi desa, laporan dan catatancatatan informasi yang berhubungan dengan literatur. 2.3. Analisis Data Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data dan kegiatan penelitian, selanjutnya dilakukan kegiatan menganalisa data. Kegiatan menganalisis data ini terdiri dari tiga tahap : a. Tahap Persiapan b. Tahap tabulasi. c. Tahap penerapan data Analisa data yang digunakan dalam penelitian adalah analisa data diskriptif kualitatif. Deskkritif bertujuan untuk memberikan deskripsi mengenai subjek penelitian berdasarkan data dari variabel yang diperoleh dari kelompok subjek yang diteliti dengan menggunakan teknik tabulasi, dengan menyajikan hasil penelitian tabel-tabel distribusi frekwensi dengan persentase untuk masingmasing kelompok. Menurut Daniel J. Mueller (1996), untuk menganalisis efektivitas media penyuluhan maka dilakukan analisis data secara deskriptif dengan menggunakan skala likert (skala sikap). Efektivitas dapat diukur dengan menggunakan variabel-variabel yang menggambarkan indikator tertentu dengan menggunakan skor 1-3 dengan skala ordinal. Pokok-pokok skala memakai alternatif jawaban sebagai berikut: a. kurang baik : dengan skor 1 b. baik : dengan skor 2 c. sangat baik : dengan skor 3 Rumus : Skor tertinggi – Skor terendah – 1 Jumlah kategori Selanjutnya untuk melihat efektivitas secara keseluruhan yaitu : jumlah sampel (30) orang petani responden, jumlah pertanyaan (8), skor tertinggi (3), skor terendah (1), maka besar perhitungan kisarannya adalah : Untuk menghitung skor nilai masing-masing indikator dihitung skor yang diperoleh masing-masing indikator dikali dengan responden pada masing-masing indicator. Penelitian ini menggunakan kuesioner yang terdiri dari 8 item pertanyaan dengan responden berjumlah 30 orang petani pepaya hawai.
4
Skor tertinggi Skor terendah Besar kisarannya 1
= 30 x 8 x 3 = 30 x 8 x 1 = 720 – 240 –
= 720 = 240 = 160
3 Berdasarkan kisaran diatas, maka tingkatan untuk efektifitas media penyuluhan yang digunakan papaya hawai Kelurahan Rumbai bukit Kecamatan Rumbai Kota Pekanbaru yaitu : a. Tidak Efektif : 240 – 400 b. Kurang Efektif : 401 – 560 c. Efektif : 561 – 720 3.6. Konsep Operasional Dalam melakukan penelitian ini terdapat beberapa istilah yang menyangkut dengan variabel penelitian. Oleh karena itu untuk menyeragamkan persepsi dari istilah yang digunakan, maka perlu disajikan batasan-batasan sebagai berikut : 1. Petani Pepaya Hawai adalah orang yang melakukan budidaya pepaya Hawai 2. Efektifitas adalah dicapainya keberhasilan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan atau pencapaian tujuan secara tepat. 3. Media penyuluhan adalah sebagai perantara atau pengantar terjadinya komunikasi dari pengirim menuju penerima atau suatu alat informasi yang digunakan oleh petani dalam proses usahatani pepaya Hawai. 4. Penyuluh/PPL adalah petugas penyuluh lapangan yang bertugas menyampaikan informasi serta membimbing atau membantu petani dalam proses budidaya pepaya Hawai. 5. Organisasi Tani adalah bentuk formal dari sekelompok manusia dengan tujuan individualnya masing-masing yang bekerjasama dalam suatu proses tertentu untuk mencapai tujuan bersama (tujuan organisasi) demi membangun kekuatan petani. 6. Buku merupakan suatu media penyuluhan yang sangat efektif karena dapat dijumpai di mana saja dan kapan saja. 7. Pencapaian Tujuan adalah keseluruhan upaya media penyuluhan dalam menyampaikan informasi kepetani. 8. Integrasi adalah tingkat kemampuan petani pepaya hawai dalam menerima informasi. 9. Adaptasi adalah Penyesuaian diri petani dan non petani hawai dalam merubah konseptual kehidupan ekonominya. III.HASILDANPEMBAHASAN 3.1.GambaranUmumDaerahPenelitian Kelurahan Rumbai Bukit merupakan salah satu daerah yang terdapat di Kecamatan Rumbai Kota Pekanbaru, yang memiliki jarak antara kelurahan dengan Kecamatan Rumbai yaitu 2,4 km dan dari pusatKota Pekanbaru berjarak 17 km. Lokasitersebutdapatditempuhdenganmenggunakantransportasidarat.LuaswilayahK 2 elurahanRumbai Bukitsebesar54km (Kantor CamatRumbai,2006).Berdasarkanletakgeorafis Kelurahan Rumbai Bukit adalah
5
sebelah utara berbatasan dengan Kelurahan Muara Fajar, Selatan berbatasan dengan Kelurahan Umban Sari, sebelah Barat berbatasandenganKabupatenKampardanTimurberbatasandenganKecamatanRumb aiPesisir. PendudukKelurahanRumbaiBukitdaridatayangdiperolehberjumlah5.661ji wa,yangterdiridari2.902jiwa(51,26%)pendudukpriadan 2.759(48,74%)jiwapendudukwanita. 3.2.IdentitasPetaniResponden Identitas petani responden adalah segala sesuatu hal yang berkaitan dengan petani responden yang meliputi beberapa variabel yang dapat memberikan gambaran umum tentang keadaan umum petani responden dalam melakukan usahatani pepaya hawai di Kelurahan Rumbai Bukit Kota Pekanbaru. Menurut Soekartawi (1993), aspek yang mempengaruhi petani responden dalam mengelola usahatani diantaranya umur, pendidikan, besarnya tanggungan keluarga dan pengalaman berusahatani. 3.2.1.Umur Umur merupakan faktor yang dapat mempengaruhi petani dalam mengelola usahanya, karena tingkat umur dapat mempengaruhi daya ingat, produktivitas kerja, pola pikir dalam menerima inovasi baru dan pengambilan keputusan dalam menerapkan dan mengembangkan usahanya. Menurut Simanjuntak dalam Yasin (2002), usia produktif berkisar antara usia 15 sampai 54 tahun. Mayoritas responden berada pada kelompok usia produktif dimana terdapat 29 responden (96,7%) hanya 1 responden (3,3%) berada di luar kelompok usia produktif. Umumnya petani berumur muda mempunyai kemampuan fisik yang lebih baik dan cenderung lebih cepat dalam mencari dan mengadopsi teknologi baru untuk meningkatkan usaha yang dikelolanya, dan petani yang lebih tua mempunyai kemampuan berusahatani yang lebih baik dibandingkan dengan petani yang berusia muda, karena lebih terampil dan berpengalaman. 3.2.2.TingkatPendidikan Dalam penelitian ini yang diambil sebagai patokan adalah pendidikan formal yang pernah dilalui oleh petani sampel untuk mengukur tingkat pengetahuannya. Tingkat pendidikan formal dari petani sampel bervariasi, mulai dari tamat sekolah dasar (SD) sampai dengan tamatan perguruan tinggi.Tingkat pendidikan petani responden mayoritas pada tingkat SD sebanyak 10 orang responden (33,3%) dan SMP 12 responden (40%), uraian diatas menunjukkan bahwa pendidikan petani responden masih tergolong rendah. Rendahnya pendidikan petani menjadi salah satu penyebab terhambatnya dalam pengadopsian inovasi baru karena petanidenganpendidikanyang rendahtidakterbuka terhadap informasi dan inovasi, yang nantinya bisa meningkatkankesejahteraanpetanidankeluarganya karenamampumelakukanusahatanidenganlebihbaik. 3.2.3.PengalamanBerusahaTani Pengalaman berusahatanimemegangperananpentingdalamprosesberusahatanipepaya hawai.Semakinlamapetanimelakukanusahamaka semakinbaikprosespengalokasian
6
faktor-faktor produksisehingga usaha tani akan lebih baik. MenurutYasin dan Ahmad (1996)pengalaman juga berpengaruh terhadap pengetahuan danketerampilanpetanidalampengalokasiandalamfaktorproduksidalampenerapan s uatuteknologi. Kemampuandanketerampilanpetani dalam mengelolausahatani sangatdipengaruhi oleh pengalaman berusahatani.petani responden di Kelurahan Rumbai Bukit dikategorikan sedang yaitu sebesar 36%. Kisaran pengalaman berusahatani yang dimiliki oleh petani responden yaitu 1-12 tahun. Secara teoritis petani yang lebih berpengalaman dalam menangani usahatani pepaya hawai cenderung akan lebih selektif dalam memilih dan menggunakan jenis inovasi teknologi yang akan diterapkannya, daripada petani yang pengalamannya masih kurang (rendah). Pengalaman berusahatani memegang peranan penting dalam upaya mengefisienkan faktor-faktor produksi yang akan digunakan dalam kegiatan berusahatani. Dari 30 responden, 7 responden (23,3%) memiliki pengalaman berusahatani pepaya hawai di atas 9 tahun. Meskipun pengalaman berusahatani pepaya hawai dikategorikan sedang, namun petani pepaya hawai di Kelurahan Rumbai bukit sudah terbiasa dengan kegiatan berusahatani, sehingga petani tidak canggung dalam membudidayakan pepaya hawai ini. 3.2.4. JumlahTanggunganKeluarga. Banyaknyatanggungandalamjumlahkeluargaakanmempengaruhipenyediaa n panganyang harusdisediakanolehpetanirespondensebagaikepalakeluarga.Selainitubesarnyajuml ahkeluargapetanirespondenjugaakanmemberikankontribusidalamusaha tani pepaya hawai, semakin besar tanggungan keluarga akan semakin berat beban yang ditanggung kepala keluarga dan ini akan mempengaruhi petani dalam menjalankan usahanya taninya karena akan termotivasi dalam mengembangkan usaha taninya demi mencukupi kebutuhan keluarga. Jika sebagian besar keluarga petani berada pada kisaran usia produktif yakni 14 sampai 54 tahun, maka sumbangan yang diberikan terhadappendapatankeluargaataurumahtanggapunakanbesar.Jumlah tanggungankeluarga petaniresponden masihcukuprendah,dimanajumlahtanggunganterbesaryakni34orangsebesar60%dantanggungankeluargapetanirespondenyangdemikianmasihber adapadausianonproduktifatauusiasekolahsehinggatidakadakontribusi terhadappendapatankeluargapetani. 3.3.KondisiUsahaBudidaya PepayaHawai TanamanpepayahawaiyangdiusahakandikelurahanRumbaiBukitKecamatan RumbaiKotaPekanbarudimulaipadatahun2006,Dan yangmelakukanusahabudidayapepayahawaihanyasebanyak12petani. Padaawal pembukaanusahatanipepayahawaiinibibitdiperolehdaribantuanDinas PertanianKotaPekanbaru sebanyak1000batang,Setelah penulis melakukan penelitian, informasi yang diperoleh peneliti dari penyuluh pertanian Rumbai Bukit, saat ini petani yang sudah membudidayakan pepaya hawai sebanyak 60 orang petani yang tergabung dalam 12 kelompok tani, dengan luas tanam petani mulai dari 0,5 Ha sampai dengan 1 Ha, dan dari hasil wawancara dengan salah seorang petani responden bapak Yuslizar mengatakan bahwa dalam sehari mereka memproduksi buah pepaya dari berbagai jenis rata-rata 10 ton dan harga jualnya
7
Rp. 3000/kg hingga 6000/kg. Buah-buah pepaya itu tidak hanya dipasok untuk kota Pekanbaru saja, tapi juga ke Dumai, Pelalawan dan Siak. 3.4.Media penyuluhan yang Digunakan Petani Pepaya Hawai Media penyuluhan yang digunakan oleh petani pepaya hawai di Kelurahan Rumbai Bukit ada tiga jenis media penyuluhan yaitu ; 1). Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL), 2). Organisasi Tani, dan 3). Buku. 1. Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Penyuluh dalam arti umum merupakan suatu ilmu sosial yang mempelajari sistem dan proses perubahan pada individu dan masyarakat agar dengan terwujudnya perubahan tersebut dapat tercapai apa yang diharapkan sesuai dengan pola atau rencananya. Dengan demikian maka arti penyuluhan pertanian adalah suatu usaha atau upaya untuk mengubah prilaku petani dan keluarganya, agar mereka mengetahui dan mempunyai kemauan serta mampu memecahkan masalahnya sendiri dalam usaha atau kegiatan–kegiatan meningkatkan hasil usahanya dan tingkat kehidupannya (Kastasapoetra,1991). 2. Organisasi Tani Organisasi Tani adalah bentuk formal dari sekelompok manusia dengan tujuan individualnya masing-masing yang bekerjasama dalam suatu proses tertentu untuk mencapai tujuan bersama/tujuan organisasi demi membangun kekuatan petani (Anonim, 2011). Pada penelitian yang dilakukan oleh peneliti terkait dengan media penyuluhan petani untuk Organisasi Tani di Kelurahan Rumbai Bukit terdapat satu organisasi tani yang pernah berinteraksi dengan petani yaitu Perhimpunan Petani dan Nelayan Sejahtera Indonesia (PPNSI). 3. Buku Buku adalah salah satu media penyuluhan yang dapat dijumpai dimana dan kapan saja. Melalui buku manusia dapat mengetahui informasi yang sangat luar biasa karena biasanya isi dari buku-buku tersebut adalah pengalaman pribadi seseorang atau dapat juga memotivasi orang lain agar bisa hidup lebih maju dan bermanfaat. Di Kelurahan Rumbai Bukit petani yang menggunkan media penyuluhan ini sangat sedikit sekali, buku yang mereka pakai adalah tentang budidaya pepaya, dari buku inilah mereka sedikit mengetahui tentang pepaya hawai mulai dari pengolahan lahan sampai pada pemanenan dan pemasarannya. 3.5. Efektivitas Media penyuluhan yang Digunakan Petani Pepaya Hawai Untuk mengukur efektivitas media penyuluhan yang digunakan petani pepaya hawai Kelurahan Rumbai Bukit pada penelitian ini adalah dengan menggunakan tiga indikator pada masing-masing media penyuluhan yang digunakan petani pepaya hawai tersebut, Adapun ketiga indikator tersebut adalah ; 1). Pencapaian Tujuan adalah keseluruhan upaya dalam media penyuluhan menyampaikan informasi yang tepat guna terhadap usaha tani papaya hawai. 2). Integrasi adalah pengukuran tingkat kemampuan petani papaya hawai dalam menerima informasi yang disediakan oleh media penyuluhan. 3). Adaptasi adalah penyesuaian diri non petani ataupun petani selain petani hawai dalam merubah konseptual kehidupan ekonominya menjadi melaksanakan usaha tani papaya hawai.
8
Untuk melihat efektivitas masing-masing media penyuluhan yang digunakan petani pepaya hawai di Kelurahan Rumbai Bukit Kecamatan Rumbai Kota Pekanbaru dapat dilihat pada tabel masing-masing media penyuluhanberikut: 1. Penyuluhan Pertanian Lapangan (PPL) Menurut A.W. van den Ban dan H.S. Hawkins (1999) penyuluhan merupakan keterlibatan seseorang untuk melakukan komunikasi informasi secara sadar dengan tujuan membantu sesamanya memberikan pendapat sehingga bisa membuat keputusan yang benar. Tabel 1. Pendapat Petani Responden Tentang Efektifitas Untuk Media penyuluhan Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Respon Nilai Sangat Kurang No Indikator (Skor) Baik Baik Baik (Orang) (Orang) (Orang) 1. Pencapaian Tujuan 11 17 2 69 Media yang digunakan dapat (36,7%) (56,7%) (6,7%) diterima dengan baik oleh petani 71 13 15 2 Informasi dari media tersebut (43,3%) (50%) (6,7%) dapat diterima dengan baik oleh petani Total 2.
3.
Integrasi Hasil Informasi dari Media dapat digunakan dengan baik oleh petani Media penyuluhan yang ada dapat mempengaruhi kemampuan petani dalam menjalankan usaha tani pepaya hawai dengan baik Informasi yang diterima dari Media mudah diterapkan petani dalam kegiatan budidaya dengan baik Total Adaptasi Media penyuluhan yang ada dapat mempengaruhi mutu dan produktivitas pepaya hawai Media penyuluhan yang ada dapat meningkatkan kemampuan petani Media penyuluhan yang ada dapat mempengaruhi Petani dan
140 15 (50%)
14 (46,7%)
1 (3,3%)
14 (46,7%)
13 (43,3%)
3 (10%)
14 (46,7%)
16 (53,3%)
0
74 71 74
219 13 (43,3%)
17 (56,7%)
0
13 (43,3%)
15 (50,0%)
2 (6,7%)
15 (50,0%)
14 (46,7%)
1 (3,3%)
73 71 74
9
Non petani dalam merubah konseptual kehidupan ekonominya Total 218 Berdasarkan hasil jawaban responden pada Tabel 1 diketahui bahwa 11 responden (36,7%) menyatakan bahwa media yang digunakan dapat diterima dengan sangat baik oleh petani 17 responden (56,7%) menyatakan baik dan 2 responden (6,7%) menyatakan bahwa media yang digunakan kurang baik. 13 responden (43,3%) menyatakan informasi dari media dapat diterima sangat baik oleh petani, 15 responden (50%) menyatakan baik dan hanya 2 responden (6,7%) yang menyatakan bahwa informasi dari media penyuluhan ini diterima kurang baik oleh petani. Dari segi integrasi media penyuluhan PPL ini dapat digunakan sangat baik oleh petani 15 responden (50%) yang menyatakan sangat baik, 14 responden (46,7%) menyatakan bahwa hasil informasi dari media ini dapat digunakan dengan baik oleh petani dan 1 responden (3,3%) yang menyatakan bahwa hasil informasi dari media ini digunakan kurang baik oleh petani.14 responden(46,7%) responden menyatakan bahwa media penyuluhan yang ada dapat mempengaruhi kemampuan petani dalam menjalankan usaha tani pepaya hawai dengan sangat baik, 13 responden (43,3%) menyatakan baik dan 3 responden (10%) menyatakan kurang baik. Informasi yang diterima dari media mudah diterapkan petani dalam kegiatan budidaya dengan baik ada 14 responden (46,7%) menyatakan sangat baik, 16 responden (53,3%) menyatakan baik. Dilihat dari adaptasi pada aspek media penyuluhan yang ada dapat mempengaruhi mutu dan produktifitas pepaya hawai ada 13 responden (43,3%) menyatakan sangat baik, 17 responden (56,7%) menyatakan baik. Media penyuluhan yang ada dapat meningkatkan kemampuan petani 13 responden (43,3%) menyatakan sangat baik, 15 responden (50,0%) menyatakan baik dan 2 responden (6,7%) menyatakan kurang baik. Media penyuluhan yang ada dapat mempengaruhi petani dan non petani dalam merubah konseptual kehidupan ekonominya ada 15 responden (50,0%) menyatakan sangat baik, 14 responden (46,7%) menyatakan baik, dan 1 responden (3,3%) menyatakan kurang baik. 2. Organisasi Tani Organisasi tani adalah bentuk formal dari sekelompok manusia dengan tujuan individualnya masing-masing yang bekerjasama dalam suatu proses tertentu untuk mencapai tujuan bersama demi membangun kekuatan petani (Anonim, 2011). Tabel 2. Pendapat Petani Responden Tentang Efektifitas Untuk Media penyuluhan Organisasi Tani Respon Sangat Kurang Nilai No Indikator Baik (Skor) Baik Baik (Orang) (Orang) (Orang)
10
1.
Pencapaian Tujuan Media yang digunakan dapat diterima dengan baik oleh petani Informasi dari media tersebut dapat diterima dengan baik oleh petani
7 (23,3%)
14 (46,7%)
9 (30,0%)
9 (30,0%)
15 (50,0%)
6 (20,0%)
Total
58
63
121 Respon
No 2.
Indikator
Sangat Kurang Baik Baik Baik (Orang) (Orang) (Orang)
Nilai (Skor)
Integrasi 12 13 5 67 Hasil Informasi dari Media dapat (40,0%) (43,3%) (16,7%) digunakan dengan baik oleh 67 petani 11 15 4 Media penyuluhan yang ada (36,7%) (50,0%) (13,3%) 67 dapat mempengaruhi kemampuan petani dalam menjalankan usaha tani pepaya 12 13 5 hawai dengan baik (40,0%) (43,3%) (16,7%) Informasi yang diterima dari Media mudah diterapkan petani dalam kegiatan budidaya dengan baik Total 201 3. Adaptasi 10 13 7 63 Media penyuluhan yang ada (33,3%) (43,3%) (23,3%) dapat mempengaruhi mutu dan produktivitas pepaya hawai 9 13 8 61 Media penyuluhan yang ada dapat meningkatkan kemampuan (30,3%) (43,3%) (26,7%) 71 petani 14 13 3 Media penyuluhan yang ada (46,7%) (43,3%) (10,0%) dapat mempengaruhi Petani dan Non petani dalam merubah konseptual kehidupan ekonominya Total 195 Pada tabel 2 media yang digunakan dapat diterima dengan baik oleh petani ada 7 responden (23,3%) mengatakan sangat baik, 14 responden (46,7%) mengatakan baikdan 9 responden (30,0%) yang menyatakan kurang baik.Informasi dari media tersebut dapat diterima dengan baik oleh petani ada 9 responden (30,0%) mengatakan sangat baik, 15 responden (50,0%) mengatakan baik, dan 6 responden (20,0%) mengatakan kurang baik. Dari segi integrasi pada pertanyaan hasil informasi dari media dapat digunakan dengan baik oleh petani 12
11
responden (40,0%) mengatakan sangat baik, 13 responden (43,3%) mengatakan baik, dan 5 responden (16,7%) mengatakan kurang baik. Media penyuluhan yang ada dapat mempengaruhi kemampuan petani dalam menjalankan usaha tani pepaya hawai dengan baik ada 11responden (36,7%) menyatakan sangat baik, 15 responden (50,0%) menyatakan baik, 4 responden (13,3%) menyatakan kurang baik. Informasi yang diterima dari media mudah diterapkan petani dalam kegiatan budidaya dengan baik ada 12 responden (40,0%) menyatakan sangat baik, 13 responden (43,3%) menyatakan baik dan 5 responden (16,7%) menyatakan kurang baik. Dari segi adaptasi pada tahap media penyuluhan yang ada dapat mempengaruhi mutu dan produktivitas pepaya hawai ada 10 responden (33,3%) menyatakan sangat baik, 13 responden (43,3%) menyatakan baik, dan 7 responden (23,3%) menyatakan kurang baik. Media penyuluhan yang ada dapat meningkatkan kemampuan petani 9 responden (30,3%) menyatakan sangat baik, 13 responden (43,3%) menyatakan baik dan 8 responden (26,7%) menyatakan kurang baik. Media penyuluhan yang ada dapat mempengaruhi Petani dan Non petani dalam merubah konseptual kehidupan ekonominya ada 14 responden (46,7%) menyatakan sangat baik, 13 responden (43,3%) menyatakan baik, dan 3 responden (10,0%) menyatakan kurang baik. 3. Buku Buku diartikan sebagai kumpulan kertas tercetak informasi yang dapat dijadikan salah satu sumber dalam pembelajaran (Sanyoto, 2005). Tabel 2. Pendapat Petani Responden Tentang Efektifitas Respon Sangat No Indikator Baik Baik (Orang) (Orang) 1. Pencapaian Tujuan 5 17 Media yang digunakan dapat diterima dengan baik oleh petani (16,7%) (56,7%) 7 15 Informasi dari media tersebut (23,3%) (50%) diterima dengan baik petani Total 2. Integrasi 5 12 Hasil Informasi dari Media dapat (16,3%) (40,0%) digunakan dengan baik oleh petani 5 18 Media penyuluhan yang ada (16,3%) (43,3%) dapat mempengaruhi kemampuan petani dalam menjalankan usaha tani pepaya 11 17 hawai dengan baik (36,7%) (56,7%) Informasi yang diterima dari Media mudah diterapkan petani dalam kegiatan budidaya baik Total
dan terjilid berisi proses belajar dan
Kurang Baik (Orang)
Nilai (Skor)
8 (26,7%) 8 (26,7%)
57 59 116
13 (43,3%)
52 58
7 (23,3%)
69
2 (6,7%)
179
12
3.
Adaptasi 10 17 3 67 Media penyuluhan yang ada (33,3%) (56,7%) (10,0%) dapat mempengaruhi mutu dan produktivitas pepaya hawai 13 14 3 70 Media penyuluhan yang ada dapat meningkatkan kemampuan (43,3%) (46,7%) (10,0%) 67 petani 12 13 5 Media penyuluhan yang ada (40,0%) (43,3%) (16,3%) dapat mempengaruhi Petani dan Non petani dalam merubah konseptual kehidupan ekonominya Total 204 Berdasarkan hasil jawaban responden pada tabel 2 responden mengatakan bahwa media yang digunakan dapat diterima dengan sangat baik oleh petani. 5 responden (16,7%) menyatakan sangat baik, 17 responden (56,7%) menyatakan baik, 8 responden (26,7%) menyatakan kurang baik. Informasi dari media tersebut diterima dengan baik petani ada 7 responden (23,3%) menyatakan sangat baik, 15 responden (50,0%) menyatakan baik, dan 8 responden (26,7%) menyatakan kurang baik. Pada tahap integrasi hasil informasi dari media dapat digunakan dengan baik oleh petani ada 5 responden (16,7%) menyatakan sangat baik, 12 responden (40,0%) menyatakan baik, 13 responden (43,3%) menyatakan kurang baik. Media penyuluhan yang ada dapat mempengaruhi kemampuan petani dalam menjalankan usaha tani pepaya hawai dengan baik ada 5 responden (16,7%) menyatakan sangat baik, 18 responden (43,3%) menyatakan baik, 7 responden (23,3%) menyatakan kurang baik. Informasi yang diterima dari media mudah diterapkan petani dalam kegiatan budidaya dengan baik ada 11 responden (36,7%) menyatakan sangat baik, 17 responden (56,7%) menyatakan baik, 2 responden (6,7%) menyatakan kurang baik. Pada tahap adaptasi media penyuluhan yang ada dapat mempengaruhi mutu dan produktivitas pepaya hawai ada 10 responden (33,3%) menyatakan sangat baik, 17 responden (56,7%) menyatakan baik, 3 responden (10,0%) menyatakan kurang baik. Media penyuluhan yang ada dapat meningkatkan kemampuan petani ada 13 responden (43,3%) menyatakan sangat baik, 14 responden (46,7%) menyatakan baik, 3 responden (10,0%) menyatakan kurang baik. Media penyuluhan yang ada dapat mempengaruhi petani dan non petani dalam merubah konseptual kehidupan ekonominya ada 12 responden (40,0%) menyatakan sangat baik, 13 responden (43,3%) menyatakan baik, 5 responden (16,3%) menyatakan kurang baik. 4.6. Efektivitas Media penyuluhan Secara Keseluruhan Efektifitas media penyuluhan secara keseluruhan dapat dilihat dari tabel 3 dan 4 dibawah ini ; Tabel 12. Rekapitulasi Nilai Skor Masing-Masing Indikator Media penyuluhan Media penyuluhan No Indikator Organisasi PPL Buku Tani
13
1. 2. 3.
Pencapaian Tujuan Integrasi Adaptasi TOTAL
140 219 218 577
121 201 195 517
116 179 204 499
Tabel 3 menunjukkan, dari ketiga media penyuluhan yang digunakan petani pepaya hawai Kelurahan Rumbai Bukit Kecamatan Rumbai Kota Pekanbaru, media penyuluhan PPL mempunyai nilai skor tertinggi dibandingkan dengan dua media penyuluhan lainnya, dengan alasan media penyuluhan inisering digunakan petani responden karena cepat tanggap dengan permasalahan yang sedang dihadapi petani dan sering mengadakan pertemuan dengan petani serta materi yang disampaikan mudah diterapkan dilapangan, selain itu juga media penyuluhan ini berada dilokasi petani responden sehingga apapun yang dibutuhkan petani bisa cepat diatasi. Tabel 4. Rekapitulasi Efektifitas Masing-Masing Media penyuluhan No MEDIA PENYULUHAN TOTAL SKOR KATEGORI 1. Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Efektif 577 2. Organisasi Tani Kurang Efektif 517 3. Buku Kurang Efektif 499 Dengan melihat nilai total efektifitas masing-masing media penyuluhan diatas dapat peneliti simpulkan bahwa penyuluh pertanian lapangan (PPL) adalah media penyuluhan yang efektif untuk petani pepaya hawai di Kelurahan Rumbai Bukit Kecamatan Rumbai Kota Pekanbaru dibandingkan dua media penyuluhan lainnya, Dengan alasan media penyuluhan penyuluh pertanian lapangan (PPL) ini sering bertemu dengan petani, cepat tanggap dalam mengatasi permasalahan yang sedang dialami oleh petani, selain itu rumah penyuluh pertaniannya yang berada dekat dengan lokasi, sehingga petani dengan mudah menjumpai media penyuluhan ini ketika ada permasalahan petani yang harus dicarikan solusinya demi ketepatan petani dalam mengambil sebuah keputusan untuk menjalankan usahtaninya. V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, uraian, serta analisa diatas maka dapat dikemukakan kesimpulan sebagai berikut : 1. Media penyuluhan yang digunakan petani pepaya hawai di Kelurahan Rumbai Bukit Kecamatan Rumbai Kota Pekanbaru ada tiga jenis media penyuluhan yaitu ; 1). Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL), 2). Organisasi Tani, dan 3). Buku. 2. Bahwamedia penyuluhan yang efektif digunakan petani pepaya hawai di Kelurahan Rumbai Bukit Kecamatan Rumbai Kota Pekanbaru adalah Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL), dengan alasan media penyuluhan penyuluh pertanian lapangan (PPL) ini mudah dijumpai dan peka terhadap permasalahan yang sedang dialami oleh petani. 5.2. Saran
14
Berdasarkan hasil penelitian, uraian, serta analisa diatas maka dapat dikemukakan saran sebagai berikut : 1. Media penyuluhan Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL), sebaiknya lebih aktif dalam pemberian informasi dalam kegiatan usahatani dan sebaiknya Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) juga memberikan informasi lain seperti keadaan pertanian sekarang secara terus menerus, karena kurangnya minat membaca petani. 2. Media penyuluhan Organisasi Tani, sebaiknya meningkatkan lagi keseriusan dan intensitas kegiatannya dengan petani sehingga semua permasalahan petani dapat dicarikan solusinya. DAFTAR PUSTAKA A.W, Van Dem Ban dan H.S. Hawkins. 1999. Penyuluhan Pertanian. Kanisius. Yogyakarta. Anonim. 2011. Petani dan Organisasi http://duniasisteminformasi.blogspot.com/2011/03/pengertian informasi.html. Diakses pada tanggal 08 Mei 2011.
Tani.
. 2011. Pengertian Informasi. http://www.docstoc.com/docs/54829339/PETANI-DAN-ORGANISASI-TANI. Diakses pada tanggal 25 Juni 2011. Daniel J. Mueller. 1996. Mengukur Sikap Sosial. Bumi Aksara. Jakarta. Distan.riau.go.id. 2012. Visi Distan Riau. http://distan.riau.go.id/index.php/profildistan/visi-misi. Diakses pada tanggal 26 September 2012. Kartasapoetra, A.G. Jakarta.
1991.
Teknologi Penyuluhan Pertanian.
Bumi Aksara.
Maswir. 2007. Analisis Pendapatan Usahatani Pepaya (carica papaya L) Di Kelurahan Muara Fajar Kecamatan Rumbai Kota Pekanbaru. Skripsi Mahasiswa Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian. Universitas Lancang Kuning. Pekanbaru. (Tidak Dipublikasikan). Soekartawi, 2002. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian, Teori dan Aplikasi . PT Raja Grafindo Persada. Jakarta Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Bisnis. IKAPI. Bandung.