TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM DALAM PERSPEKTIF HADITS Oleh: Abd. Basir Abstrak Tujuan pendidikan Islam yang sangat mendasar adalah menciptakan manusia menjadi hamba Allah yang sebenarbenarnya. Yakni menjadikan seluruh kehidupanya mengabdi hanya untuk Allah Swt.. Disamping itu, tujuan pendidikan Islam adalah menciptakan kehidupan yang seimbang antara kehidupan dunia dan akhirat. Pendidikan Islam juga bertujuan untuk mengembangkan potensi manusia agar menjadi manusia yang sempurna (insan kamil). Kata Kunci: Penghambaan kepada Allah, keseimbangan, pengembangan karakter dan potensi
A. Pendahuluan Pendidikan pada intinya merupakan sebuah proses sosial, yang mana proses tersebut mengaktualkan suatu dimensi utama dari berbagai filsafat pendidikan. Peran penting dimensi sosial filsafat pendidikanyang beranekaragam ini menunjukkan suatu konsep bagaimana individu-individu itu berada, atau menjadi, atau berhubungan dengan yang lain1. Pendidikan dari sudut pandangan sosiologis tersebut, berarti pewarisan kebudayaan dari generasi tua kepada generasi muda yang bertujuan agar hidup masyarakat tetap berlanjut, atau dengan kata lain agar suatu masyarakat mempunyai nilai-nilai
Penulis adalah Dosen PAI Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN Antasari Banjarmasin. 1 Mian Muhammad Tufail. 1966. Iqbal’s Philosophy and Education. Edisi I. (Lahore: The Bazm-I-Iqbal), h. 98.
295
296 Ta’lim Muta’allim, Vol. III Nomor 06 Tahun 2013 budaya yang senantiasa tersalurkan dari generasi ke generasi dan senantiasa terpelihara dan tetap eksis dari zaman ke zaman.2 Sementara tujuan pendidikan Islam sebenarnya adalah bagaimana menjadikan manusia mejadi hamba Allah Swt. yang sesungguhnya dalam arti mengabdikan diri kepada Allah Swt. yang teraktualisasi dalam kehidupan sebagai khalifatullah di atas muka bumi. Hal tersebut dimaksudkan agar tujuan umum pendidikan Islam yakni kebahagian dunia akhirat tercapai. Untuk itu, maka sebagai hamba Allah sekaligus khalifullah haruslah berakhlak mulia mencontoh akhlak Rasulullah Saw. sebagai suri teladan terbaik bagi manusia. Pengembangan potensi yang sudah ada dalam diri manusia perlu mendapatkan perhatian serius dalam rangka tercapainya tujuan pendidikan Islam sebagaimana disebutkan di atas. Dalam makalah ini, penulis mencoba untuk melihat tujuan pendidikan Islam dalam perspektif hadits Rasulullah saw. yang relevan dengan manusia sebagai hamba Allah, kebahagian dunia akhirat, pembentukan karakter dan pengembangan potensi. B. Pembahasan 1. Penghambaan Diri Kepada Allah Hadits yang berhubungan dengan penghambaan diri kepada Allah Swt., sebagai berikut:
ﺻﻠﱠﻰ ا ﱠُ َﻋﻠَﻴْ ِﻪ َو َﺳﻠﱠ َﻢ َ ُِﻮل ا ﱠ ِ َﻋ ْﻦ ﻋُﺒَـْﻴ ِﺪ ا ﱠِ ﺑْ ِﻦ أَِﰊ رَاﻓِ ٍﻊ َﻋ ْﻦ َﻋﻠِ ِّﻲ ﺑْ ِﻦ أَِﰊ ﻃَﺎﻟِﺒ َﻌ ْﻦ َرﺳ ْض َﺣﻨِﻴﻔًﺎ َ َاﻷَر ْ َات و ِ ْﺖ َو ْﺟ ِﻬ َﻲ ﻟِﻠﱠﺬِي ﻓَﻄََﺮ اﻟ ﱠﺴﻤَﺎو ُ َﺎل َو ﱠﺟﻬ َ ﱠﻼةِ ﻗ َ أَﻧﱠﻪُ ﻛَﺎ َن إِذَا ﻗَﺎ َم إ َِﱃ اﻟﺼ ُﻳﻚ ﻟَﻪ َ ﲔ َﻻ َﺷ ِﺮ َ َب اﻟْﻌَﺎﻟَ ِﻤ ِّ ََﺎﰐ ِﱠِ ر ِ ي وَﳑ َ َﳏﻴَﺎ َْﲔ إِ ﱠن ﺻ ََﻼِﰐ َوﻧُ ُﺴﻜِﻲ و َ َِوﻣَﺎ أََ ِﻣ ْﻦ اﻟْ ُﻤ ْﺸ ِﺮﻛ ٣ .ﲔ َ ْت َوأََ ِﻣ ْﻦ اﻟْ ُﻤ ْﺴﻠِ ِﻤ ُ ِﻚ أُﻣِﺮ َ َوﺑِ َﺬﻟ “Diriwayatkan dari Ubaidillah bin Abi Rafi’ dari Ali bin Abi Thalib r.a. dari Rasululllah Saw. Sesungguhnya apabila 2
Hasan Langgulung, Asas-asas Pendidikan Islam, (Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1987), h. 3. 3 Imam Muslim, Shahis Muslim, pada bab Al-Doa fi shalati llaili wa qiyamihi, juz. 4, h. 169 versi Maktabah Syamilah.
411
312 Ta’lim Muta’allim, Vol. III Nomor 06 Tahun 2013 Muhammad Zakariya, Maulana, al-Kandahlawi, Himpunan Fadhilah Amal, Fadhilah Tabligh, terj. A.Abdurrahman Ahmad, Yogyakata, Penerbit As-Shaf, 2003. Mujib, Abdul, dan Yusuf Mudzakir, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana, 2006. Munawwir, A.W., Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia Terlengkap, Yogyakarta, Pustaka Progressif, 1997. Qushairy, Muslim bin Hajjaj bin Muslim al-Naisabuty. Sahih Muslim. Kairo: Dar al-Hadith, 1412 H / 1991 M. Suharsono. Melejitkan IQ, IE & IS. Jakarta: Insani Press, 2001. Tafsir, Ahmad, Filsafat Pendidikan Islam, Integrasi Jasmani, Rohani dan Kalbu Memanusiakan Manusia, Bandung, Rosda, 2006. Wensink, A. J. al-Mu’jam al-Mufahrath li Al-faz al-Hadith alNabawiy. Leiden: E. J. Brill, 1967.
Abd. Basir 297 Tujuan Pendidikan Islam ... Rasulullah Saw berdiri untuksholat beliau berkata:”Aku hadapkan wajahku kepada Allah yang menciptakan langit dan bumi dengan penuh ketulusan dan tidaklah aku tergolong orang musyrik. Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidup dan matiku untuk Allah Tuhan pemelihara alam semesta, tidak ada syarikat bagi-Nya, demikianlah aku diperintahkan dan aku termasuk orang yang berserah diri (kepada-Nya).4 Dari hadits di atas dapat dipahami dengan jelas, bahwa tujuan pendidikan Islam secara umum adalah menjadikan manusia menjadi hamba Allah sepenuhnya. Sebagai hamba Allah Swt. maka manusia harus mengabdikan dirinya sepenuhnya untuk Allah. Sebagaimana firman Allah Swt. dalam surah Azzariyah ayat 56:
ِِ َ ۡ ُ ُ ون
ِ َ َ ۡ ُ ٱ ۡ ِ وَٱ ۡ ِ َ إ
َ َو
Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku”. (Q.S.51:56) Dalam kitab Al-Inabah al-Kubra karya Ibnu Buthah, menjelaskan mengenaitafsir ayat di atas sebagai berikut:
: ﻗﺎل، ﺣﺪﺛﻨﺎ ﳏﻤﺪ ﺑﻦ إﲰﺎﻋﻴﻞ: ﻗﺎل، ﺣﺪﺛﻨﺎ أﺑﻮ ﺷﻴﺒﺔ ﻋﺒﺪ اﻟﻌﺰﻳﺰ ﺑﻦ ﺟﻌﻔﺮ ﻋﻦ أﰊ اﻟﻌﺎﻟﻴﺔ، ﻋﻦ اﻟﺮﺑﻴﻊ ﺑﻦ أﻧﺲ، ﺣﺪﺛﻨﺎ أﺑﻮ ﺟﻌﻔﺮ اﻟﺮازي: ﻗﺎل، ﺣﺪﺛﻨﺎ وﻛﻴﻊ وﺣﻘﻘﻮﻩ، » ﺗﻜﻠﻤﻮا ﺑﻜﻼم اﻹﳝﺎن: ﻳﻘﻮل.أوﻟﺌﻚ اﻟﺬﻳﻦ ﺻﺪﻗﻮا وأوﻟﺌﻚ ﻫﻢ اﳌﺘﻘﻮن: ، اﻹﳝﺎن ﻛﻼم وﺣﻘﻴﻘﺘﻪ اﻟﻌﻤﻞ: وﻛﺎن اﳊﺴﻦ ﻳﻘﻮل: ﻟﻌﻤﻞ « ﻗﺎل اﻟﺮﺑﻴﻊ ﺑﻦ أﻧﺲ وﺣﺴﺒﻚ ﻣﻦ ﻛﺘﺎب ﷲ ﻋﺰ: ﻗﺎل اﻟﺸﻴﺦ.ﻓﺈن ﱂ ﳛﻘﻖ اﻟﻘﻮل ﻟﻌﻤﻞ ﱂ ﻳﻨﻔﻌﻪ اﻟﻘﻮل وﻣﺎ ﺧﻠﻘﺖ اﳉﻦ: ﻗﻮﻟﻪ ﻋﺰ وﺟﻞ، وﻛﻞ ﻋﻤﻞ ﺻﺎﱀ، وﺟﻞ ﻳﺔ ﲨﻌﺖ ﻛﻞ ﻗﻮل ﻃﻴﺐ ٥ واﻹﻧﺲ إﻻ ﻟﻴﻌﺒﺪون 4
Terjemahan di atas penulis terjemahkan menurut versi penulis
sendiri.
5 Al-Inabah al-Kubra Li Ibnil Buthah, bab Firman Allah : أوﻟﺌﻚ اﻟﺬﯾﻦ ﺻﺪﻗﻮا, juz 3, h. 100. Versi Maktabah Syamilah.
298 Ta’lim Muta’allim, Vol. III Nomor 06 Tahun 2013
Abd. Basir 311 Tujuan Pendidikan Islam ...
Diriwayatkan dari Abu Syaibah, dari Muhammad bin Ismail dari Waki’ ia berkata, diriwayatkan dari Abu ja’far Ar-Razi, dari AlRabi’ bin Anas, dari Abul ‘Aliyah ia berkata tentang ayat أوﻟﺌﻚ اﻟﺬﯾﻦ ﺻﺪﻗﻮاوأوﻟﺌﻚ ھﻢ اﻟﻤﺘﻘﻮنadalah berkatalah dengan perkatan iman dan benarkan iman tersebut dengan amal. Rabi’ bin Anas berkata mengutip perkatan al-Hasan bahwa iman itu sebuah perkataan dan hakikatnya adalah amal perbuatan” Jika perkataan iman tidak dibenarkan dengan perbuatan, maka tidak ada manfaatnya perkataan tersebut. Karena itu Ibnu Buthah berkata: cukuplah bagimu untuk memahami hal tersebut dengan satu ayat dari firman Allah yang menghimpun semuanya baik perkataan yang baik sekaligus amal perbuatan yang sholeh adalah firman: وﻣﺎ ﺧﻠﻘﺖ اﻟﺠﻦ واﻹﻧﺲ إﻻ ﻟﯿﻌﺒﺪونyang artinya: “tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk menyembah-Ku”. Atau mengabdi kepada-Ku. Selanjutnya:
واﻹﳝﺎن،ﻓﺈﻧﻪ ﲨﻊ ﰲ ﻫﺬﻩ اﻵﻳﺔ اﻟﻘﻮل واﻟﻌﻤﻞ واﻹﺧﻼص واﻟﻄﺎﻋﺔ ﻟﻌﺒﺎدﺗﻪ وﻃﺎﻋﺘﻪ ٦
ﺑﻪ وﺑﻜﺘﺒﻪ ورﺳﻠﻪ
Sebab pada ayat tersebut terhimpunmaksud secara kesuluruhan baik perkataan, perbuatan, keikhlasan, ketaatan untuk beribadah kepada-Nya dan menaati-Nya, beriman kepada-Nya, kepada kitab-kitab-Nya dan kepada para rasul-Nya. Uraian tersebut lebih jelas lagi dengan firman Allah Swt. dalam surah Al-Anbiya ayat 25, sebagai berikut:
۠ َ َ ٓ ِ ُ ِ ٓ إ ِ َ ۡ ِ َ ُۥ َ ٓ إ ِ َ ٰ َ إ
ِ ِ ر ُ لٍ إ
َ َِۡ
ِ
َ ۡ َ َو َ ٓ أَ ۡر َِ ۡ ُ ُ ون
Artinya: Dan Kami tidak mengutus seorang Rasulpun sebelum kamu melainkan Kami wahyukan kepadanya: "Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, Maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku". Selanjutnya Allah Swt. berfirman kepada kekasihnya Rasulullah Saw. dalam firman-Nya surah Al-An’am ayat 162-163:
6
. Ibid
Al-Qardawy, Yusuf. Sunnah, Ilmu Pengetahuan dan Peradaban. terj. Abad Badruzzaman. Yogya karta:Tiara Wacana, 2001. Al-Thabrani, Al-Mu'jam al-Awsath, Juz 7, h. 74, dalam alMaktabah al-Syâmilah. Al-Tirmidhy, Abu ‘Isa Muhammad bin ‘Isa. Sunan al-Tirmidhy. Riyad: Maktabat al-Ma’arif, T.Th. Arifin, Muhammad, Ilmu Pendidikan Islam Suatu Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan Pendekatan Interdisipliner, Jakarta: Bumi Aksara, 1991. Barnadib, Sutari Imam. Pengantar Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: Andi Offset, 1993. Ibn Majah, Abu ‘Abd Allah Muhammad bin Yazid al-Qazwiny. Sunan Ibn Majah. Riyad: Maktabah al-Ma’arif, T.Th. Ibnil Buthah, Al-Inabah al-Kubra, bab Firman Allah : أوﻟﺌﻚ اﻟﺬﯾﻦ ﺻﺪﻗﻮا,juz 3, h. 100. Versi Maktabah Syamilah. Imam Bukhari, Jami’ as- Shahih, bab Waminhum man Yaqulu Rabbana…, juz,13, h. 469. Versi Maktabah Syamilah. Imam Muslim, Shahis Muslim, pada bab Al-Doa fi shalati llaili wa qiyamihi, juz. 4, h. 169versi Maktabah Syamilah. Langgulung, Hasan. Asas-asas Pendidikan Islam.Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1987. Mastuhu, Menata Ulang Pemikiran Sistem Pendidikan Nasional Abad 21. Yogyakarta: Safiria Insani Press, 2003. Muhammad Tufail, Mian. Iqbal’s Philosophy and Education. Edisi I. Lahore: The Bazm-I-Iqbal, 1966.
310 Ta’lim Muta’allim, Vol. III Nomor 06 Tahun 2013 dikendalikan oleh hatinya.23 Kalau begitu kalbu inilah yang menjadi sasaran pengembangan potensi dalam pendidikan Islam. Nabi Saw bersabda:
َُت ﻓَ َﺴ َﺪ اﳉَْ َﺴ ُﺪ ُﻛﻠﱡﻪ ْ ﺻﻠَﺤَﺎﳉَْ َﺴ ُﺪ ُﻛﻠﱡ ُﻬ َﻮإِذَا ﻓَ َﺴﺪ َ َﺖ ْ ﺻﻠَﺤ َ ﻀﻐَﺔً إِذَا ْ أََﻻ َوإِ ﱠن ِﰲ اﳉَْ َﺴ ِﺪ ُﻣ ٢٤ ْﺐ ُ أََﻻ َوِﻫ َﻲ اﻟْ َﻘﻠ Artinya: “Ketahuilah! Sesungguhnya dalam diri manusia ada segumpal daging, kalau ia baik, maka baik seluruh badannya, dan jika rusak maka rusak seluruh badannya, ketahuilah! Itu kalbu (hati). Dari penjelasan di atas, sudah jelas bahwa pendidikan Islam bertujuan untuk mengembangkan potensi manusia agar menjadi manusia yang sempurna. Yakni manusia yang memilki iman yang sempurna, amal yang sholeh dan memilki keterampilan sebagai bekal hidup di dunia, dan tercapai kesejahteraan dunia dan kebahagian di akhirat. C. Simpulan Dari penjelasan hadits-hadits dan ayata-ayat Alquran terdahulu dapat diambil kesimpulan bahwa tujuan pendidikan Islam adalah terciptanya manusia sebagai hamba Allah dan menjadikan seluruh kehidupanya mengabdi hanya untuk Allah Swt. Disamping itu, bahwa tujuan pendidikan Islam adalah pendidikan kesimbangan antar kehidupan dunia dan akhirat, berakhlak mulia danmengembangkan potensi manusia agar menjadi manusia yang sempurna. D. Daftar Pustaka Al-Abrasyi, Muhammad Athiyah, 'Azhamat al-Rasul Shalla Allah 'alayh wa Sallam, Kairo: Dar al-Qalam, 1966. Al-Bayhaqiy, Abu Bakar Ahmad Ibn al-Husayn Ibn 'Ali, Sunan al-Bayhaqiy. Juz 2, h. 472, dalam al-Maktabah al-Syâmilah. 23
Ibid. Al-Bukhary, loc.cit, juz, 1, h. 90.
24
Abd. Basir 299 Tujuan Pendidikan Islam ...
َ ِ ٰ َ ِ َ ِ َ َ ُۖۥ َو
َ
َ ِ َ ٰ َ ۡ َب ٱ ِّ ِ ِ ر
ِ َ َ َ َ ِ َو ُ ُ ِ َو َ ۡ َ يَ َو
ُ ۡ إ ِن
َ ِ ِ ۡ ُ ۡ ۡت َو َ َ ۠ أَو ُل ٱ ُ ِ ُأ
Artinya: “Katakanlah: Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagi-Nya; dan demikian Itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)". Dari penjelasan hadits dan ayat-ayat Alquran tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa tujuan pendidikan Islam yang sangat mendasar adalah bagaimana proses pendidikan itudapat menciptakan manusia menjadi hamba Allah yang sebenarbenarnya. Yakni menjadikan seluruh kehidupanya mengabdi hanya untuk Allah Swt. 2. Tujuan Pendidikan Islam untuk kebahagian dunia akhirat a. Hadits tentang Kebahagian Dunia dan Akhirat.
ي َﻋ ْﻦ ﲪَُْﻴ ٍﺪ َﻋ ْﻦ ٍّ ﱠﺎﱐﱡ َﺣ ﱠﺪﺛـَﻨَﺎ ﳏَُ ﱠﻤ ُﺪ ﺑْ ُﻦ أَﺑِﻴ َﻌ ِﺪ ِ َْﲕ اﳊَْﺴ َ ﱠﺎب زَِ ُد ﺑْ ُﻦ ﳛ ِ َﺣ ﱠﺪﺛـَﻨَﺎ أَﺑُﻮ اﳋَْﻄ ﲔ ﻗَ ْﺪ َ ُﻼ ِﻣ ْﻦ اﻟْ ُﻤ ْﺴﻠِ ِﻤ ً ﺻﻠﱠﻰ ا ﱠُ َﻋﻠَﻴْ ِﻪ َو َﺳﻠﱠ َﻢ ﻋَﺎ َد َرﺟ َ ُِﻮل ا ﱠ َ َﺴﺄَ ﱠن َرﺳ ٍ ِﺖ َﻋ ْﻦ أَﻧ ٍ َﺑ ْﺖ ﺗَ ْﺪﻋُﻮ َ ﺻﻠﱠﻰ ا ﱠُ َﻋﻠَْﻴ ِﻪ َو َﺳﻠﱠ َﻢ َﻫ ْﻞ ُﻛﻨ َ ُِﻮل ا ﱠ ُ َﺎل ﻟَﻪُ َرﺳ َ َﺖ ﻓَﺼَﺎ َر ِﻣﺜْ َﻞ اﻟْﻔَﺮِْخ ﻓَـﻘ َ َﺧﻔ ُْﺖ ُﻣﻌَﺎﻗِِﱯ ﺑِِﻪ ِﰲ ْاﻵ ِﺧَﺮةِ ﻓَـﻌَ ِّﺠﻠْﻪ َ ُﻮل اﻟﻠﱠ ُﻬ ﱠﻢ ﻣَﺎ ُﻛﻨ ُ ْﺖ أَﻗ ُ َﺎل ﻧـَ َﻌ ْﻢ ُﻛﻨ َ َﻲ ٍء أ َْو ﺗَ ْﺴﺄَﻟُﻪُ إِﱠ ﻩُ ﻗ ْ ﺑِﺸ ﺻﻠﱠﻰ ا ﱠُ َﻋﻠَﻴْ ِﻪ َو َﺳﻠﱠ َﻢ ُﺳﺒْﺤَﺎ َن ا ﱠِ َﻻ ﺗُﻄِﻴ ُﻘﻪُ أ َْو َﻻ َ ُِﻮل ا ﱠ ُ َﺎل َرﺳ َ ِﱄ ِﰲ اﻟ ﱡﺪﻧْـﻴَﺎ ﻓَـﻘ َاب َ ْﺖ اﻟﻠﱠﻬُﻢ آﺗِﻨَﺎ ِﰲ اﻟ ﱡﺪﻧْـﻴَﺎ َﺣ َﺴﻨَﺔً وَِﰲ ْاﻵ ِﺧَﺮةِ َﺣ َﺴﻨَﺔً َوﻗِﻨَﺎ َﻋﺬ َ ﺗَ ْﺴﺘَﻄِﻴﻌُﻪُ أَﻓ ََﻼ ﻗُـﻠ ٧ َُﺎل ﻓَ َﺪﻋَﺎ ا ﱠَ ﻟَﻪُ ﻓَ َﺸﻔَﺎﻩ َ اﻟﻨﱠﺎ ِرﻗ
7
Imam Muslim, Shahih Muslim, bab Karahiatuddoabi ta’jilil uqubah, juz 13, h. 194. Juga terdapat pada bab fadhlu al-doabi Allahumma fi al-dunya hasanah, juz 13, h. 198. Menurut versi Maktabah Syamilah.
300 Ta’lim Muta’allim, Vol. III Nomor 06 Tahun 2013 “Diriwayatkan dari Abul Khattab Ziyad bin Yahya al-Hassany, dari Muhammad bin Abi Adi, dari Humaid, dari Tsabit, dari Anas ra Sesungguhnya Rasulullah Saw. mengunjungi seorang laki-laki muslim yang ditimpa musibah sakit. Rasulullah Saw. bersabda kepadanya: “Apakah engkau berdoa atau meminta sesuatu kepada-Nya”, lelaki tersebut menjawab:” Ya, saya berkata: Ya Allah sekiranya Engkau menyiksaku di akhirat lebih baik disegerakan saja di dunia”. Maka Rasulullah Saw berkata “ Maha suci Allah, engkau tidak akan sanggup. Kenapaengkau tidak berdoa, Ya Allah berikanlah kepadaku kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat serta hindarkanlah aku dari siksa neraka. Maka Rasulullah Saw mendoakannya, maka disembuhkan oleh Allah. Diriwayatkan dalam kitab Jami’ as shahih Imam Bukhari meriwatkan sebuah hadits Rasulullah Saw. dari sahabat Anas ra. bahwa Rasulullah Saw. berdoa: ٨
َاب اﻟﻨﱠﺎر َ اﻟﻠﱠ ُﻬ ّﻢ َرﺑـﱠﻨَﺎ آﺗِﻨَﺎ ِﰲ اﻟ ﱡﺪﻧْـﻴَﺎ َﺣ َﺴﻨَﺔً وَِﰲ ْاﻵ ِﺧَﺮةِ َﺣ َﺴﻨَﺔً َوﻗِﻨَﺎ َﻋﺬ
Artinya: “Ya AllahTuhan kami berikanlah kepada kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan hindarkanlah kami dari siksa neraka”. Dari hadits di atas, bahwa sesungguhnya pendidikan Islam mengajarkan kepada manusia kehidupan yang seimbang antara kehidupan dunia dan kehidupan akhirat. Suatu hal yang patut disayangkan adalah bahwa kebanyakan ayat-ayat Alquran dipahami secara keliru. Contohnya hipotesa bahwa pendidikan Islam hanya mengajarkan ketuhanan semata, tanpa mengajarkan keduniaan, padahal pendidikan Islam mengajarkan kedua-duanya. Inilah yang tidak ada pada pendidikan barat. Sementara Pendidikan Islam menghendaki kebahagian baik dunia maupun di akhirat. Firman Allah Swt. dalam surah Al-Baqarah ayat 201 berbunyi:
Abd. Basir 309 Tujuan Pendidikan Islam ... Apa sebenarnya hakikat manusia menurut agama Islam? Untuk menjawab pertanyaan tersebut tentu sulit dari mana kita memulainya. Maka yang pertama sekali, yang perlu dipahami adalah siapa manusia itu? Manurut Ahmad Tafsir mengutip pendapat Al- Syaibani, bahwa manusia itu terdiri dari tiga unsur; jasmani, akal, dan ruhani itulah yang membangun manusia.21 Pendidikan menurut Al-Syaibani haruslah mengembangkan ketiga potensi manusia tersebut secara seimbang,22 terarah, dan proporsional. Pendidikan Islam tidak hanya mementingkan satu atau dua potensi saja yang harus dikembangkan tetapisecara holistic. Pendidikan Islam tidak lain adalah mengembangakan ketiga potensi yang ada pada diri manusian itu sendiri. Orang Yunani, lebih kurang 600 tahun sebelum masehi tetah mengingatkan bahwa tugas pendidikan ialah membantu manusia menjadi manusia. Tatkala kita mendidik seseorang, seringkali kita didik adalah otaknya saja, belum tentu kita mendidik mausianya, seringkali kita mendidik tangannya atau ketrampilannya belum tentu manusianya, sehingga menghasilkan kecerdasan dan keterampilanyang belum tentu menghasilkan manusia yang cerdas dan terampil. Suatu ketika serombongan orang Arab padang pasir datang menemui Nabi Muhammad Saw. sambil berkata “Ya Rasulullah kami telah beriman.” Nabi yang mulia mengatakan “Janganlah kalian mengatakan kami telah beriman, katakan saja kami telah tunduk, sebab iman itu belum masuk ke dalam kalbu kalian.” Iman yang begitu tinggi kedudukannya dalam kehidupan manusia terletak di dalam kalbu, bukan di kepala atau di jasmani. Manusia dikendalikan oleh world view-nya, karena iman adalah sesuatu world view maka manusia dikendalikan oleh imannya. Iman letaknya di hati, maka dapat dikatakan manusia 21
8 Imam Bukhari, Jami’ as- Shahih, bab Waminhum man Yaqulu Rabbana…, juz,13, h. 469. Versi Maktabah Syamilah.
Ahmad Tafsir, Filsafat Pendidikan Islam, Integrasi Jasmani, Rohani dan kalbu Memanusiakan Manusia, (Bandung: Rosda, 2006), h. 26 . 22 Ibid.
308 Ta’lim Muta’allim, Vol. III Nomor 06 Tahun 2013 imajinasi, fisik, ilmiah, linguistic, baik secara individu, maupun secara kolektif dan memotivasi semua aspek tersebut kepada kebaikan dan pencapaian kesempurnaan. Tujuan akhir pendidikan bertumpu pada terealisasinya ketundukan kepada Allah SWT. baik dalam level individu, komunitas, dan manusia secara luas. 4. Tujuan Pendidikan Islam untuk pengembangan potensi diri a. Hadits tentang manusia lahir atas dasar fhitrah
ﺻﻠﱠﻰ َ ﱠﱯ َﺎل اﻟﻨِ ﱡ َ ُﻮل ا ﱠِ ﺻﻠﻰ ﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ ﻗ ُ َﺎل َرﺳ َ َﺎل ﻗ َ َﻋ ْﻦ أَِﰉ ُﻫَﺮﻳْـَﺮةَ َر ِﺿ َﻰ ا ﱠُ َﻋﻨْﻪُ ﻗ ﺼﺮَاﻧِِﻪ أ َْو ﳝَُ ِّﺠﺴَﺎِِﺮواﻩ ِّ َا ﱠُ َﻋﻠَﻴْ ِﻪ َو َﺳﻠﱠ َﻢ ﻣَﺎ ِﻣ ْﻦ ﻣ َْﻮﻟُﻮٍدإﱠِﻻﻳُﻮﻟَ ُﺪ َﻋﻠَﯩﺎﻟْ ِﻔﻄَْﺮةِﻓَﺄَﺑـَﻮَاﻩُ ﻳـُ َﻬ ِّﻮدَاﻧِِﻪ أ َْوﻳـُﻨ 19 اﻟﺒﺨﺎرى Artinya: “Dari Abu Hurairah ra. bahwa Nabi Muhammad Saw bersabda: Tidak ada seorang anak yang lahir kecuali dilahirkan atas dasar fithrah, kedua orang tuanya menjadikannya seorang yahudi, nasrani atau majusi”. (H.R. Bukhari dan lainnya) Fithrah adalah berasal dari kata fathara yang berarti merobek, membelah atau menciptakan. Dan fithrah diartikan sebagai sifat pembawaan.20 Sifat pembawaan dimaksud adalah sifat semula jadi yang telah Allah Swt. ciptakan bagi setiap manusia yang lahir ke dunia, yaitu pembawaan tentang keimanannya kepada Allah Swt. Setelah ia lahir ke dunia maka yang semula adalah janin, berubah sebutannya menjadi manusia yang memiliki potensi pembawaan yang harus dikembangkan sesuai dengan fihrahnya. Untuk mengembangkan fithrah manusia agar menjadi manusia yang sempurna, tentu diperlukan sebuah pendidikan yang tepat sesuai dengan petunjuk Allah Swt dan Rasul-Nya.
19
Al-Bukhary, Opcit, juz 5 h. 145. Maktabah Syamilah. A.W. Munawwir, Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia Terlengkap, (Yogyakarta: Pustaka Progressif, 1997), h. 1063. 20
Abd. Basir 301 Tujuan Pendidikan Islam ...
َِاب ٱ ر َ َ
َ ِ ِ َ ة ِ َ َ َ ٗ َو
َ َ َ ٗ َو ِ ٱ
َ ۡ َ ُ ُل َر َ ٓ ءَا ِ َ ِ ٱ
ُ ۡ ِ َو
Artinya: “Di antara mereka ada orang yang bendoa: "Ya Tuhan Kami, berilah Kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah Kami dari siksa neraka" Dalam kitab Fadilah Tabligh karangan Maulana Zakariya dijelaskan maksud ayat di atas menurut penafsiran para sahabat dan tabi’in. Qatadah ra. berkata, “Kebaikan di dunia adalah keselamatan dan keperluan hidup yang cukup”. Ali ra. Berkata, “Makna dari kebaikan di dunia adalah seorang isteri yang shalihah.” Hasan al-Basrirah r.a. berkata, “Makna dari kebaikan di dunia adalah ilmu Islam dan Ibadah.” Su’udi raa. berkata, “Makna dari kebaikan dunia adalah harta yang halal.” Ibnu Umar ra, berkata, ”Makna kebaikan di duniaadalah anak-anak yang berbakti kepada orang tua dan menyayangi orang lain.” Ja’far ra. Berkata, “Kebaikan di dunia maknanya adalah badan yang sehat, rezeki yang cukup,pengetahuan tentang Alquran, kemenangan terhadap musuh Islam, dan bergaul dengan para shalihin.”9 Meskipun ada pendapat bahwa makna “kebaikan di dunia” adalah kemajuan (dan penulis sependapat), itu pun maknanya adalah untuk keperluan ibadah. Tetapi kebaikan dunia tidak berarti kita harus selalu menyibukkandiri kita dalam keduniaan sampai kita melupakan akhirat; juga bukan berarti bahwa kita harus menyibukkan diri dalam keakhiratan semata; Sebenarnyakeduniaan kitadapat dijadikan sarana ibadah. Dan tidak ada larangan dalam Islam untuk mendapatkan keduniaan. Kita harus sadar bahwa memperoleh keduniaan sedikit atau banyak bukanlah tujuan kita. Sesungguhnya, maksud dari ayat di atas atau hadits Nabi tentang kebaikan dunia dan kebaikan akhirat adalah agar kaum muslimin tidak hanya menumpuk kemewahan dunia sehingga melupakan perintah-perintah Allah dan kehidupan akhirat. Betapapun sibuknya usaha keduniaan kita, usaha tersebut 9
Maulana Muhammad Zakariya al-Kandahlawi, Himpunan Fadhilah Amal, Fadhilah Tabligh, terj. A.Abdurrahman Ahmad, (Yogyakata: Penerbit As-Shaf, 2003), h. 334.
302 Ta’lim Muta’allim, Vol. III Nomor 06 Tahun 2013
Abd. Basir 307 Tujuan Pendidikan Islam ...
jangan sampai melebihi usaha untuk mencapai akhirat. Sekurangkurangnya, usaha akhirat dan dunia hendaknya seimbang.10 Untuk lebih jelasnya maksud keterangan tersebut adalah beberapa firman Allah berikut ini:
َ َ َ َ َ ۡ َ َ ُۥ
ُ ُ ِ
َ ِ َ َ ُ ْوٞ ِ ۡ ُ َ ُ َ ۡ َ َ َو
َ ِ َ َ َ ٓ ُء
َ َ ٰ َ َ ِ َ ةَ َو
َ ِ ۡ َ َ ُۥ
َ َ َ ِ َ ۡ َ نَ ُ ِ ُ ٱ
ۡ ُ رٗ َو َ ۡ أَرَا َد ٱ
ٗۡ ُ ر
ٗ ُ ۡ َ َٰ ۡ َ
ُ ُ ۡ َ ََ ن
Artinya: “Barangsiapa menghendaki kehidupan sekarang (duniawi), Maka Kami segerakan baginya di dunia itu apa yang Kami kehendaki bagi orang yang Kami kehendaki dan Kami tentukan baginya neraka Jahannam; ia akan memasukinya dalam Keadaan tercela dan terusir. dan Barangsiapa yang menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh sedang ia adalah mukmin, Maka mereka itu adalah orang-orang yang usahanya dibalasi dengan baik.” (Q.S. Al-Isra: 18-19)
.... ۚ َِ َ ة
ُِ ُٱ
ُ
ِ ُ ِ ُ ٱ ۡ َ َو
ُ
ِ ....
Artinya: “di antaramu ada orang yang menghendaki dunia dan diantara kamu ada orang yang menghendaki akhirat…” (Q.S. Ali Imran: 152)
ب ِ َ ۡ َ ٰ ِ َ َ َ ٰ ُ ٱ ۡ َ َ ٰ ة ِ ٱ ۡ َ ۖ وَٱ ُ ِ َ هُۥ ُ ۡ ُ ٱ.... Artinya: “... itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allahlah tempat kembali yang baik (surga)” (Q.S.Ali Imran: 14)
ً ِ َ َ ِّ َ ِ ٱ َ ٰ َو َ ُ ۡ َ ُ نٞ ۡ َ ُِ َ ة
وَٱٞ ِ َ َ ۡ ۡ َ َ ٰ ُ ٱ.... ُ
Artinya: “.... katakanlah: "Kesenangan di dunia ini hanya sebentar dan akhirat itu lebih baik untuk orang-orang yang bertakwa, dan kamu tidak akan dianiaya sedikitpun.” (Q.S. An Nisa: 77)
10
. Ibid, h.335
telah merumuskan tujuan pendidikan yang merangkum maksudmaksud hadis di atas, antara lain: a. Tujuan pendidikan Islam adalah terbentuknya insan kamil yang di dalamnya memiliki wawasan kaffah agar mampu menjalankan tugas-tugas kehambaan, kekhalifahan dan pewaris Nabi.17 b. Rumusan tujuan hasil keputusan seminar pendidikan Islamse Indonesia tanggal 7 s.d. 11 Mei 1960 di Cipayung, Bogor: Tujuan pendidikan Islam adalah menanamkan taqwa dan akhlak serta menegakkan kebenaran dalam rangka membentuk manusia yang berpribadi dan berbudi luhur menurut ajaran Islam. c. Rumusan tujuan pendidikan Islam yang dihasilkan dari seminar pendidikan Islam sedunia tahun 1980 di Islamabad adalah Education aims at the balanced growth of total personality of man through the training of man's spirit, intellect, thr rational self, feeling and bodile sense. Education should, therefore, cater for the growth of man in all its aspects, spiritual, intellectual, imaginative, phisycal, scientific, linguistic, both individually and collevtively, and motivate all this aspects toward goodness and attainment f perfection. The ultimate aim of education lies in the realization of complete submission to Allah on the level of individual, the community and humanity at large,18 Maksudnya, pendidikan seharusnya bertujuan mencapai pertumbuhan yang seimbang dalam kepribadian manusia secara total melalui pelatihan spiritual, kecerdasan, rasio, perasaan, dan panca indera. Oleh karena itu, pendidikan seharusnya pelayanan bagi pertumbuhan bagi manusia dalam segala aspeknya yang meliputi aspek spiritual, intelektual, 17
M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam Suatu Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan Pendekatan Interdisipliner, (Jakarta: Bumi Aksara, 1991), h. 41. 18 M Arifin, Kapita Sekta Pendidikan Islamdan Umum, (Jakarta: Bumi Aksara, 1991), h. 4.
306 Ta’lim Muta’allim, Vol. III Nomor 06 Tahun 2013
Abd. Basir 303 Tujuan Pendidikan Islam ...
menganjurkan agar umatnya senantiasa menerapkan akhlak tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan secara tegas, beliau menyatakan bahwa kualitas iman seseorang itu dapat diukur dengan akhlak yang ditampilkannya.15 Itu berarti bahwa semakin bagus kualitas iman seseorang akan semakin baik pula akhlaknya. Dengan kata lain, akhlak seseorang yang jelek merupakan pertanda bahwa imannya tidak bagus. Rasulullah saw. telah memperlihatkan akhlak yang mulia sepanjang hidupnya. Al-Abrasyi mengemukakan bahwa Nabi saw. adalahyang paling baik tingkah lakunya, pemuda yang paling bersih, manusia yang paling zuhud dalam hidupnya, hakim yang paling adil dalam memutuskan perkara, prajurit yang paling berani dalam membela kebenaran, ikutan yang terbaik bagi orangorang saleh dan para pendidik.16 Pribadi beliau merupakan presentasi akhlak yang sesuai dengan Alquran. Bila misi utama Rasulullah saw. Adalah menyempurnakan kemuliaan akhlak, maka proses pendidikan seyogianya diarahkan menuju terbentuknya pribadi umat yang berakhlak mulia. Hal ini sesuai dengan penegasan Allah bahwa Nabi saw. Adalah teladan utama bagi umat manusia (QS. AlAhzab: 21).
َ َ ِ َ َو َذ
ِّ َ َ نَ َ ۡ ُ ا ْ ٱ َ وَٱ ۡ َ ۡ َم ٱٞ َ َ َ ٌَ ۡ َ نَ َ ُ ۡ ِ َر ُ ِل ٱ ِ أُ ۡ َة ٗ ِ َ َ ٱ
Artinya: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” Untuk mencapai hal itu, akhlak mulia harus ditegaskan dalam formulasi tujuan pendidikan. Para ahli pendidikan Islam
َ ّ ِ ِ َ َ ُ نَۚ أَ َ َ َ ۡ ِ ُ نٞ ۡ َ ُِ َ ة
Lihat, Muhammad Athiyah al-Abrasyi, 'Azhamat al-Rasul Shalla Allah 'alayh wa Sallam, (Kairo: Dar al-Qalam, 1966), h. 169. 16 Abdul Mujib dan Yusuf Mudzakir, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana, 2006), Cet. 1, h. 85-86.
َِو َ ٱ ۡ َ َ ٰ ةُ ٱ ۡ َ ٓ إ
Artinya: “Dan Tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari mainmain dan senda gurau belaka dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertaqwa. Maka tidakkah kamu memahaminya?” (Q.S. Al An’am: 32) Maksudnya: kesenangan-kesenangan duniawi itu hanya sebentar dan tidak kekal. janganlah orang terperdaya dengan kesenangan-kesenangan dunia, serta lalai dari memperhatikan urusan akhirat. Firman Allah Swt.:
ۚ َ ۡ َو َذرِ ٱ ِ َ ٱ َ ُوا ْ دِ َ ُ ۡ َ ِ ٗ َو َ ۡ ٗ َو َ ۡ ُ ُ ٱ ۡ َ َ ٰ ةُ ٱ Artinya: ”Dan tinggalkan lah orang-orang yang menjadikan agama mereka sebagai main-main dan senda gurau. Dan mereka telah ditipu oleh kehidupan dunia...”. (Q.S. Al-An’am: 70)
ٞ ِ َ ٌ ِ َ ُ ِ َ ةَۗ وَٱ
ُ ِ ُ ونَ َ ََض ٱ ۡ َ وَٱ ُ ُ ِ ُ ٱ...
Artinya: “...kamu menghendaki harta benda duniawiyah sedangkan Allah menghendaki (pahala) akhirat (untukmu). dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”.(Q.S. Al-Anfal: 67)
ٌ َِ
ِِ َةِ إ
ِ َةِ َ َ َ َ ٰ ُ ٱ ۡ َ َ ٰةِ ٱ ۡ َ ِ ٱ
ِ ُ ِ ۡ َ َ ٰ ة ِ ٱ ۡ َ ِ َ ٱ... أَ َر
Artinya: “...apakah kamu puas dengan kehidupan di dunia sebagai ganti kehidupan di akhirat? Padahal kenikmatan hidup di dunia ini (dibandingkan dengan kehidupan) diakhirat hanyalah sedikit”. (Q.S. AtTaubah: 38).
ََ نَ ُ ِ ُ ٱ ۡ َ َ ٰ ةَ ٱ ۡ َ َوزِ َ َ َ ُ ّ َِف إ ِ َ ۡ ِ ۡ أَ ۡ َ ٰ َ ُ ۡ ِ َ َو ُ ۡ ِ َ َ ُ ۡ َ ُ ن
َْ ُ ا 15
ۖ َو َ ا ُر ٱٞ ۡ َ َوٞ ِ َ
ٞ ِ ٰ َ َ َ ُ ا ْ ِ َ َو
َ
َ ِ َ ِ َ ة ِ إ ِ ٱ ُر ۖ َو
أُ ْو َ ِ َ ٱ ِ َ َ ۡ َ َ ُ ۡ ِ ٱ ََ ۡ َ ُ ن
Artinya: “Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka
َ
304 Ta’lim Muta’allim, Vol. III Nomor 06 Tahun 2013
Abd. Basir 305 Tujuan Pendidikan Islam ...
Balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan.Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan”. (Q.S. Huud: 15-16)
ٞ َٰ َ
ِِ َ ة ِ إ
َو َ ِ ُ ا ْ ِ ۡ َ َ ٰ ة ِ ٱ ۡ َ َو َ ٱ ۡ َ َ ٰ ةُ ٱ ۡ َ ِ ٱ...
Artinya: “... dan mereka bergembira dengan kehidupan di dunia, Padahal kehidupan dunia itu (dibanding dengan) kehidupan akhirat, hanyalah kesenangan (yang sedikit).”(Q.S. Ar-Raad: 26)
َ َ َ ۡ َ ٰ ِ َ ِ َ ُ ُ ٱ ۡ َ َ ا ْ ٱ ۡ َ َ ٰ ةَ ٱ
ٞ ِ َ َاب ٌ َ ۡ ُ َ ّ ِ َ ٱ ِ َوٞ َ َ ... ... ِ ِ َ ة
ٱ
Artinya: “...maka kemurkaan Allah menimpanya dan baginya azab yang besar. Yang demikian itu disebabkan karena Sesungguhnya mereka mencintai kehidupan di dunia lebih dari akhirat…” (Q.S. An-Nahl: 106-107) Dari ayat-ayat yang telah dituliskan di atas menyatakan bahwa barangsiapa mementingkan kehidupan dunia daripada kehidupan akhirat, tentu akan merugi. Jika keduanya tidak dapat dicapai, hendaknya akhirat lebih dipentingkan dan ditunaikan keperluannya. Maulana Zakaria menyatakan bahwa dunia memang perlu, tetapi tidaklah bijaksana jika kita duduk terus di dalam WC, walaupun kita memerlukan tempat itu.11 Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan Islam sebenarnya adalah pendidikan kesimbangan antara kehidupan dunia dan akhirat. Hal tersebut dilakukan untuk terwujudnya kebahagian hidup di dunia dan kebahagian hidup selepas kematian. 3. Tujuan Pendidikan Islam untuk pembentukan karakter Manusia yang berkarakter (berkhlak mulia) harus menjadi tujuan utama dalam proses pendidikan Islam. Karena hal 11
Ibid, h. 337.
tersebut adalah misi utama Rasulullah Saw beliau diutus ke permukaan bumi. Berkenaan dengan akhlak mulia sebagai tujuan pendidikan dapat dilihat dari hadis-hadis antara lain:
ْﺖ ﻷَُﲤَِّﻢ ُ إِﳕﱠَﺎ ﺑُﻌِﺜ:ُﻮل ا ﱠِ ﺻﻠﻰ ﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ ُ َﺎل َرﺳ َ َﺎل ﻗ َ َﻋ ْﻦ أَِﰉ ُﻫَﺮﻳْـَﺮةَ َر ِﺿ َﻰ ا ﱠُ َﻋﻨْﻪُ ﻗ ١٢
(َﻣﻜَﺎ ِرَم اﻷَ ْﺧﻼَق)رواﻩ اﻟﺒﻴﻬﻘﻰ
Abu Hurairah r.a.meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. Bersabda: Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak.
َﺎم ِ َﲏ ﺑِﺘَﻤ ِْ ﻋﻦ ﺟﺎﺑﺮ ﺑﻦ ﻋﺒﺪ ﷲ ﻗﺎل ﻗﺎل رﺳﻮل ﷲ ﺻﻠﻰ ﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻤِﺈ ﱠن ﷲَ ﺑـَ َﻌﺜ ١٣ رواﻩ اﻟﻄﱪاﱏ.َﺎل ِ َﺎل ﳏَﺎ َِﺳ ِﻦ اﻷَﻓْـﻌ ِ َﻣﻜَﺎ ِرِم اﻷَ ْﺧﻼ َِق َوَﻛﻤ Dari Jabir bin Abdullah berkata, Rasulullah saw. Berkata 'Sesungguhnya Allah mengutusku dengan tugas membina kesempurnaan akhlak dan kebaikan pekerjaan.
ََﺎﺣﺸًﺎ َوﻻ ِ ﻓ- ﺻﻠﻰ ﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ- ُِﻮل ا ﱠ ُ َﺎل َﱂْ ﻳَ ُﻜ ْﻦ َرﺳ َ ﻗ:َِﻋ ْﻦ َﻋْﺒ ِﺪ ا ﱠِ ﺑْﻦ ١٤ َﺎﺳﻨُ ُﻜ ْﻢ أَ ْﺧﻼَﻗًﺎرواﻩ اﻟﺒﺨﺎرى ِ إِ ﱠن ِﺧﻴَﺎ َرُﻛ ْﻢ أَﺣ:ُﻮل ُ َوإِﻧﱠﻪُ ﻛَﺎ َن ﻳـَﻘ، ُﻣﺘَـ َﻔ ِّﺤﺸًﺎ Dari Abdullah bin Amr RA, berkata, “Nabi SAW bukan seorang yang keji dan bukan pula bersikap keji. Beliau bersabda, ‘Sesungguhnya yang terbaik di antara kamu adalah yang paling baik akhlaknya’.” Ketiga hadis di atas menunjukkan dengan tegas bahwa misi utama Rasulullah Saw. adalah memperbaiki karakter manusia agar berakhlak mulia. Beliau melaksanakan misi tersebut dengan cara menghiasi dirinya dengan berbagai akhlak yang mulia dan 12 Abu Bakar Ahmad Ibn al-Husayn Ibn 'Ali al-Bayhaqiy (Selanjutnya disebut al-Bayhaqiy, Sunan), Sunan al-Bayhaqiy. Juz 2, h. 472, dalam al-Maktabah al-Syâmilah. 13 Al-Thabrani, Al-Mu'jam al-Awsath, Juz 7, h. 74, dalam alMaktabah al-Syâmilah. 14 Al-Bukhâriy, Op.cit., Juz 4, h. 2444; Muslim, Op.cit., Juz 4, h. 1810 Sesuai dengan maksud hadis yang diriwayatkan oleh Abu Daud, Tirmizi dan Ahmad (lihat Abu Daud, 13: 412; Trmizi, 5: 5; dan Ahmad, 16: 138).