TREND PERKEMBANGAN SERANGAN HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN KARET DI PROVINSI SUMATERA UTARA Oleh : Muklasin, SP dan Christina Oktora Matondang, SP
Balai Besar Perbenihan Dan Proteksi Tanaman Perkebunan Medan Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian
ABSTRAK Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui trend serangan hama dan penyakit tanaman karet di Provinsi Sumatera Utara. Untuk mengetahui trend perkembangan hama dan penyakit tanaman karet di Provinsi Sumatera Utara dilakukan dengan cara melihat persamaan regresi linier dari data serangan tahun 2009-2011. Trend perkembangan serangan penyakit jamur upas dan rayap secara kumulatif di Provinsi Sumatera Utara meningkat, sedangkan trend serangan JAP dan Mouldy-rot menurun. Serangan rayap dan jamur upas diprediksi akan meningkat bila dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, walaupun peningkatannya relatif rendah. Trend serangan hama dan penyakit pada tingkat kabupaten tidak selalu sama dengan trend pada tingkat provinsi. Trend serangan JAP meningkat di Kabupaten Langkat, Mandailing Natal dan Padang Lawas Utara. Trend serangan Mouldy-rot meningkat di Kabupaten Deli Serdang, Langkat dan Padang Lawas Utara. Trend serangan jamur upas meningkat di Kabupaten Langkat dan Padang Lawas Utara. Trend serangan rayap meningkat di Kabupaten Langkat dan Nias. Kata kunci: trend serangan, OPT karet.
PENDAHULUAN
Latar Belakang Karet merupakan salah satu komoditi perkebunan yang menduduki posisi cukup penting sebagai sumber devisa non migas bagi Indonesia. Luas pertanaman karet Indonesia menduduki tempat kedua setelah Thailand (Setyamidjaja, 1999).
Luas area perkebunan karet tahun 2005 tercatat
mencapai lebih dari 3.2 juta ha yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Dari luasan tersebut 85% merupakan perkebunan karet milik rakyat, dan hanya 7% perkebunan besar negara serta 8% perkebunan besar milik swasta. Produksi 1
karet secara nasional pada tahun 2005 mencapai angka sekitar 2.2 juta ton (Anwar, 2001). Dalam upaya meningkatkan pendapatan petani karet dan ekspor non migas, mulai tahun 1980-an pemerintah telah mengembangkan pertanaman karet dengan pola intensifikasi, rehabilitasi, perluasan areal dan penanaman ulang. Sebagai konsekuensinya, berbagai masalah telah timbul, diantaranya adalah hama dan penyakit. Hama dan penyakit merupakan salah satu faktor pengganggu yang penting dibanding masalah gangguan lainnya dan bahkan seringkali menggagalkan suatu usaha pertanian. Hama dan penyakit penting yang sering menimbulkan kerugian pada tanaman karet adalah rayap, jamur akar putih, jamur upas dan Mouldy-rot (Anwar, 2001). Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman
dan
Peraturan
Pemerintah
Nomor
6
Tahun
1995
telah
mengamanatkan bahwa kegiatan perlindungan tanaman merupakan tanggung jawab
pemerintah
dan
masyarakat
yang
dilaksanakan
dengan
mengimplementasikan pengendalian hama terpadu (PHT) yang aman terhadap manusia dan lingkungan (Umayah, 2012). Salah satu usaha pengendalian adalah secara preventif, yaitu usaha pengendalian yang dilakukan sebelum kejadian serangan hama dan penyakit. Untuk melakukan usaha preventif dibutuhkan informasi mengenai trend perkembangan hama dan penyakit.
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka
perlu kiranya dilakukan kegiatan penyusunan informasi mengenai trend perkembangan hama dan penyakit tanaman karet di Provinsi Sumatera Utara. Tujuan Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui trend perkembangan serangan hama dan penyakit tanaman karet di Provinsi Sumatera Utara.
2
HAMA DAN PENYAKIT PENTING TANAMAN KARET
Rayap Klasifikasi rayap menurut Kalshoven (1981), masuk ke dalam Kingdom Animalia,
Phylum
Arthropoda,Class
Insecta,
Ordo
Isoptera,
Family
Rhinotermitidae dan Termitidae, Genus Coptotermes dan Microtermes, Species Coptotermes curvignathus Holmgr. dan Microtermes inspiratus Kemn. Rayap hidup dalam bentuk koloni sebagai serangga sosial.
Sebuah
koloni dapat beranggotakan ratusan hingga jutaan individual. Bersarang diatas maupun di bawah tanah pada batang pohon yang mati dan banyak menyerang kayu-kayu konstruksi pada bangunan dengan sifat serangannya yang meluas.
Gambar 1. Hama Rayap pada Akar dan Batang Tanaman Karet Pada perkebunan karet hama ini menyerang tanaman baru tanam (TBM). Coptotermes dan Microtermes dapat dibedakan berdasarkan ukuran dan daya rusak terhadap serangganya.
Pada umumnya rayap mulai
menyerang tanaman karet dari akar yang mati serta pangkal kayu yang ada di sekitar batang karet. Adanya gerekan pada batang dari ujung sampai ke akar dan memakan akar. Biasanya pada kebun yang terserang JAP akan diiringi dengan serangan rayap sehingga mempercepat tanaman mati.
3
Gambar 2. Gejala Serangan Rayap pada Tanaman Karet
Jamur Akar Putih (JAP) Penyakit jamur akar putih disebabkan oleh jamur Rigidoporus lignosus, yang dalam klasifikasinya termasuk ke dalam Kingdom Fungi, Phylum Basidiomycota, Class Basidiomycetes, Subclass Agaricomycetidae, Ordo Polyporales, Family Meripilaceae, Genus Rigidoporus, Spesies (Klotzsch) Imazeki (CABI, 2007). Jamur Rigidoporus lignosus membentuk tubuh buah berbentuk kipas tebal, agak berkayu, mempunyai zona-zona pertumbuhan, sering mempunyai struktur serat yang radier, mempunyai tepi yang tipis. Warna permukaan tubuh buah dapat berubah tergantung dari umur dan kandungan airnya. Pada permukaan tubuh buah benang-benang jamur berwarna kuning jingga, tebalnya 2,8-4,5 µm, mempunyai banyak sekat (septum) yang tebal. Pada waktu masih muda berwarna jingga jernih sampai merah kecoklatan dengan zona gelap yang agak menonjol. Permukaan bawah berwarna jingga, tepinya berwarna kuning jernih atau putih kekuningan. Jika menjadi tua atau kering tubuh buah menjadi suram, permukaan atasnya coklat kekuningan pucat dan permukaan bawahnya coklat kemerahan (Semangun, 2000). Penyakit jamur akar putih mengakibatkan kerusakan pada akar tanaman. Gejala pada daun terlihat pucat kuning dan tepi atau ujung daun terlipat ke dalam. Kemudian daun gugur dan ranting menjadi mati. Ada kalanya terbentuk daun muda, atau bunga dan buah lebih awal. Pada perakaran tanaman sakit tampak benang-benang jamur berwarna putih dan agak tebal (rizomorf). Jamur
4
kadang-kadang membentuk badan buah mirip topi berwarna jingga kekuningkuningan pada pangkal akar tanaman. Serangannya terjadi pada akar, tanaman yang terinfeksi cepat menjadi mati terutama pada infeks yang bersifat akut. Menurut Semangun (2000), pada serangan berat, akar tanaman menjadi busuk sehingga tanaman mudah tumbang dan mati. Kematian tanaman sering merambat pada tanaman tetangganya. Penularan jamur biasanya berlangsung melalui kontak akar tanaman sehat ke tunggul-tunggul, sisa akar tanaman atau perakaran tanaman sakit. Penyakit akar putih sering dijumpai pada tanaman karet umur 1-5 tahun terutama pada tanaman yang bersemak, banyak tunggul atau sisa akar tanaman dan pada tanah gembur atau berpasir.
Gambar 3. Penyakit Jamur Akar Putih (JAP) pada Karet Mouldy-rot Penyakit Mouldy-rot disebabkan oleh jamur Ceratocystis fimbriata, yang dalam klasifikasinya termasuk ke dalam Kingdom Fungi, Phylum Ascomycota, Class Ascomycetes, Subclass Sordariomycetidae, Ordo Microascales, Family Ceratocystidaceae, Genus Ceratocystis, Spesies Ceratocystis fimbriata Ellis and Halsf (CABI, 2007). Penyakit ini termasuk penyakit bidang sadap, karena mengakibatkan kerusakan pada bidang sadapan. pemulihan kulit terganggu.
Serangan penyakit ini menyebabkan
Bekas bidang sadapan menjadi bergelombang
sehingga sangat mempersulit penyadapan berikutnya. Ada kalanya bidang sadap rusak sama sekali sehingga tidak mungkin lagi untuk disadap (Semangun, 2000).
5
Pada bidang sadap dekat alur sadap mula-mula terlihat selaput tipis berwarna putih, kemudian berkembang membentuk lapisan seperti beludru berwarna kelabu, sejajar alur sadap, jamur mempunyai benang-benang hifa yang membentuk lapisan berwarna kelabu pada bagian yang terserang. Spora banyak dihasilkan pada bagian yang sakit, dan dapat bertahan hidup dalam keadaan kering. Bila lapisan kelabu ini dikerok akan tampak bintik-bintik berwarna coklat atau hitam. Serangan ini meluas sampai ke kambium hingga ke bagian kayu. Penularan jamur berlangsung dengan penyebaran spora yang diterbangkan oleh angin dalam jarak jauh (Semangun, 2000).
Gambar 4. Gejala Penyakit Mouldy-rot pada Karet Di samping itu jamur juga dapat ditularkan oleh pisau sadap yang membawa benih penyakit dari bidang sadap yang sakit. Serangan Mouldy-rot biasanya timbul pada musim hujan, juga sering dijumpai pada kebun-kebun yang mempunyai kelembapan tinggi, daerah beriklim basah dan tanaman disadap terlalu sering dan terlalu dalam (Semangun, 2000). Jamur Upas Penyakit jamur upas disebabkan oleh jamur Coticium salmonicolor, yang dalam
klasifikasinya
termasuk
ke
dalam
Kingdom
Fungi,
Phylum
Basidiomycota, Class Basidiomycetes, Subclass Agaricomycetidae, Ordo Polyporales,
Family
Cortiaceae,
Genus
Corticium,
Spesies
Coticium
salmonicolor Berk and Broome (CABI, 2007). Penyakit jamur upas menyerang tanaman muda dan tanaman yang sudah menghasilkan. Jamur ini mempunyai empat tingkat perkembangan, 6
mula-mula terbentuk lapisan jamur yang tipis dan berwarna putih pada permukaan kulit, kemudian jamur berkembang membentuk kumpulan-kumpulan benang jamur selanjutnya terbentuk lapisan kerak berwarna merah muda (corticium).
Pada tingkat ini jamur telah masuk ke bagian kayu dan pada
tahapan selanjutnya jamur akan membentuk lapisan tebal berwarna coklat kehitaman (necator) (Umayah, 2012).
Gambar 5. Gejala Penyakit Jamur Upas pada Karet Mula-mula jamur membentuk benang-benang mengkilat seperti sarang laba-laba pada permukaan kulit cabang atau ranting yang berkayu (stadium sarang laba-laba). Jamur berkembang terus ke dalam kulit dan menyebabkan kulit membusuk, sedang pada permukaan kulit jamur membentuk kerak berwarna merah jamur seperti warna ikan salmon (stadium Corticium). Pada tingkatan ini jamur membentuk basidiospora yang dapat dipencarkan oleh angin. Jamur berkembang terus, meskipun kulit sudah mati, dan membentuk badan buah berbentuk piknidium berwarna merah bata (stadium nekator) yang menghasilkan konidium. Konidium dipencarkan oleh percikan air atau oleh serangga (Umayah, 2012). Pada bagian yang terserang biasanya keluar lateks berwarna coklat hitam pada permukaan batang tanaman. Kulit yang sakit akhirnya membusuk dan berwarna hitam kemudian mengering dan terkelupas, pada bagian kayu dibawah kulit yang sakit akan menjadi lapuk dan menghitam sehingga mudah patah oleh angin. Serangan jamur upas sering dijumpai pada tanaman muda antara umur tiga sampai dengan tujuh tahun terutama pada daerah yang memiliki tingkat kelembapan dan curah hujan yang tinggi (Umayah, 2012). 7
METODOLOGI
Trend perkembangan hama dan penyakit tanaman karet disusun berdasarkan data historis serangan selama kurun waktu 3 tahun, yaitu dari 2009 sampai dengan 2011.
Data yang dipergunakan berasal dari laporan
petugas pengamat yang ada di 35 UPPT di 18 kabupaten se-Sumatera Utara. Untuk mengetahui trend perkembangan penyakit Mouldy-rot di Provinsi Sumatera Utara dan di tingkat kabupaten dilakukan dengan beberapa langkah, yaitu sebagai berikut: 1. Penyusunan data base.
Data luas serangan penyakit Mouldy-rot yang
diperoleh dari laporan hasil pengamatan petugas UPPT dari tahun 20092011 disusun dalam bentuk data base. 2. Pembuatan grafik. Grafik trend perkembangan serangan penyakit Mouldyrot dibuat untuk melihat pola perkembangan serangan hama dan penyakit karet. Grafik dibuat berbasis data provinsi dan kabupaten.
TREND SERANGAN HAMA DAN PENYAKIT KARET
Hama
dan
penyakit
yang
sering
menimbulkan
kerugian
pada
perkebunan karet di Provinsi Sumatera Utara adalah rayap, jamur akar putih (JAP), jamur upas dan Mouldy-rot. Serangan ke empat OPT ini selalu terjadi setiap tahun bahkan setiap triwulan (Tabel 1). Prioritas program dapat didasarkan pada trend perkembangan hama dan penyakit. Bila trend meningkat program diarahkan pada usaha pengendalian dini. Sebaliknya bila trend turun, maka upaya-upaya yang telah dilakukan sebelumnya tetap dipertahankan. Trend perkembangan serangan hama dan penyakit tanaman karet di Provinsi Sumatera Utara dapat di lihat pada Gambar 5. Dari Gambar 5 dapat kita prediksi bahwa serangan penyakit jamur upas dan rayap akan meningkat, sedangkan serangan JAP dan Mouldy-rot akan menurun. Nilai β (beta) dari masing-masing
persamaan
regresi
linier
menunjukkan
besar-kecilnya
peningkatan penurunan kejadian serangan. 8
Tabel 1. Luas Serangan (Ha) Hama dan Penyakit Penting Tanaman Karet di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2009 hingga 2011. Tahun / Triwulan 2009 / 1 2 3 4 2010 / 1 2 3 4 2011 / 1 2 3 4
JAP 12,769.60 58,595.76 35,218.86 12,535.06 43,130.39 13,071.94 14,632.31 26,539.47 15,357.35 16,202.99 20,305.01 16,251.49
Luas Serangan OPT Karet (Ha) Jamur Upas Mouldy-rot 123.00 11,937.26 521.75 47,084.34 304.42 38,406.65 1,930.36 13,202.50 502.75 27,726.08 212.72 7,436.89 151.50 8,207.51 15,540.92 18,171.99 411.33 10,997.14 212.76 9,992.07 223.56 10,344.46 248.39 10,122.45
Rayap 1,327.05 1,587.10 1,434.65 1,390.09 996.55 712.65 1,236.54 1,579.24 1,144.27 1,197.95 1,502.67 1,972.75
Sumber: Rekapitulasi data dari BBP2TP Medan dari Tahun 2009-2011
Serangan rayap dan jamur upas diprediksi akan meningkat bila dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Walaupun peningkatannya relatif
rendah, harus tetap diwaspadai agar tidak menimbulkan kerugian yang cukup besar. Demikian pula terhadap serangan JAP dan Mouldy-rot, walaupun trend serangannya menurun, upaya-upaya pengendalian sejak dini harus tetap dilaksanakan agar serangan tidak lagi meningkat. Selama tiga tahun terakhir serangan JAP dan Mouldy-rot selalu lebih tinggi dibandingkan dua OPT lainnya. Tetapi trendnya menurun. Sebaliknya, pada serangan jamur upas dan rayap, luas serangannya rendah, tetapi trendnya meningkat. Bila dilihat lebih jauh, dari trend perkembangan serangan ini dapat disimpulkan bahwa pada tahun-tahun kedepan yang akan menjadi permasalahan tanaman karet di Sumatera Utara adalah jamur upas dan rayap. Trend serangan hama dan penyakit karet di Provinsi Sumatera Utara merupakan kumulatif dari perkembangan serangan hama dan penyakit karet dari 18 kabupaten.
Program pengendalian hama dan penyakit sebaiknya
dilakukan lebih spesifik kabupaten, oleh sebab itu perlu dilakukan analisis trend serangan pada tiap-tiap kabupaten.
9
Jamur Akar Putih
Jamur Upas
70000
18000
Luas Serangan (Ha)
y = -1655.x + 34480 R² = 0.165
50000 40000 30000 20000
Luas Serangan (Ha)
16000
60000
10000
14000
y = 124.1x + 891.5 R² = 0.010
12000 10000 8000 6000 4000 2000
0
0
TW-1TW-2TW-3TW-4TW-1TW-2TW-3TW-4TW-1TW-2TW-3TW-4 2009
2010
TW-1TW-2TW-3TW-4TW-1TW-2TW-3TW-4TW-1TW-2TW-3TW-4
2011
2009
Mouldy Rot
2010
2011
Rayap
50000
2500
45000
Luas Serangan (Ha)
35000 30000 25000 20000 15000 10000
2000
Luas Serangan (Ha)
y = -2057.x + 31176 R² = 0.325
40000
1500
1000
y = 20.03x + 1209. R² = 0.050
500
5000 0
0
TW-1TW-2TW-3TW-4TW-1TW-2TW-3TW-4TW-1TW-2TW-3TW-4 2009
2010
2011
TW-1TW-2TW-3TW-4TW-1TW-2TW-3TW-4TW-1TW-2TW-3TW-4 2009
2010
2011
Gambar 5. Trend Perkembangan Hama dan Penyakit Tanaman Karet di Provinsi Sumatera Utara. Dari 18 kabupaten yang melaporkan, hanya 9 kabupaten yang luas serangan hama dan penyakit karet relatif tinggi.
Kesembilan kabupaten
tersebut adalah Kabupaten Asahan, Deli Serdang, Labuhan Batu Utara, Langkat. Mandailing Natal, Nias, Padang Lawas, Padang Lawas Utara dan Simalungun. Sedangkan 9 kabupaten lainnya serangan hama dan penyakit karet sangat rendah, bahkan tidak ada, sehingga tidak masuk dalam pembahasan. Kabupaten Asahan Jamur akar putih merupakan satu-satunya OPT yang menjadi masalah pada tanaman karet di Kabupaten Asahan. Luas serangan penyakit ini selalu tinggi dari tahun ke tahun. Hal ini disebabkan usaha-usaha pengendalian yang dilakukan saat ini belum efektif. Penurunan serangan baru terjadi pada triwulan IV tahun 2011. Serangan rayap, jamur upas dan Mouldy-rot dilaporkan tidak pernah menyerang tanaman karet.
Hal ini perlu mendapat perhatian khusus, bila
memang belum pernah ada serangan, maka harus dilakukan usaha-usaha 10
pencegahan agar ketiga OPT ini tidak menyerang perkebunan karet di Kabupaten Asahan. Trend serangan penyakit JAP di Kabupaten Asahan terlihat mendatar. Penurunan trend terjadi karena rendahnya kejadian serangan pada triwulan IV tahun 2011 (Gambar 6).
Ini merupakan pertanda baik, artinya usaha
pengendalian mulai terlihat hasilnya.
Jamur Akar Putih 4000
Luas Serangan (Ha)
3500 3000 2500 2000 1500
y = -69.34x + 3461. R² = 0.174
1000 500
2009
2010
TW-4
TW-3
TW-2
TW-1
TW-4
TW-3
TW-2
TW-1
TW-4
TW-3
TW-2
TW-1
0
2011
Gambar 6. Trend Perkembangan Penyakit JAP Karet di Kabupaten Asahan. Kabupaten Deli Serdang Hama dan penyakit utama yang menyerang tanaman karet di Kabupaten Deli Serdang adalah JAP, jamur upas dan Mouldy-rot. Namun yang dominan hanya JAP dan Mouldy-rot, sedangkan jamur upas tingkat serangannya sangat rendah. Trend serangan JAP dan jamur upas menurun, sedangkan Mouldy-rot meningkat (Gambar 7). Trend serangan Mouldy-rot di Kabupaten Deli Serdang berbeda dengan trend serangan Mouldy-rot secara kumulatif Sumatera Utara yang menurun (Gambar 5).
Hal ini harus diwaspadai dan perlu dilakukan
penanganan sejak dini agar kejadian di tahun-tahun mendatang tidak meningkat.
11
Jamur Upas
Mouldy Rot 1200
1200
50
1000
2009
2010
60 0 40 0
2011
2009
2010
2011
2009
2010
TW-4
TW-3
TW-2
TW-1
TW-4
TW-3
TW-2
TW-1
TW-4
TW-3
TW-2
y = 29.3x + 538.2 R² = 0.662
TW-1
TW-4
TW-3
TW-2
TW-1
TW-4
0
TW-3
0
TW-1
20 0
TW-4
TW-3
TW-2
TW-1
TW-4
TW-3
TW-2
TW-1
TW-4
TW-3
TW-2
TW-1
0
80 0
10
TW-2
y = -48.05x + 1253. R² = 0.771
20 0
TW-1
40 0
20
TW-4
60 0
y = -2.067x + 25.98 R² = 0.126
30
TW-3
80 0
40
TW-2
1000
Luas Serangan (Ha)
60
Luas Serangan (Ha)
Luas Serangan (Ha)
Jamur Akar Putih 1400
2011
Gambar 7. Trend Perkembangan Beberapa Penyakit Karet di Kabupaten Deli Serdang. Kabupaten Labuhan Batu Utara Hama dan penyakit yang menyerang tanaman karet di Kabupaten Labuhan Batu Utara adalah JAP, jamur upas dan Mouldy-rot. Namun yang sangat dominan adalah JAP dan Mouldy-rot, sedangkan jamur upas serangannya sangat rendah. Trend serangan penyakit JAP dan Mouldy-rot di Kabupaten Labuhan Batu Utara menurun (Gambar 8). Hal ini sesuai dengan trend serangan JAP dan Mouldy-rot tingkat Provinsi Sumatera Utara.
Jamur Akar Putih
Mouldy Rot
50000
35000 30000
30000
y = -2365.x + 23316 R² = 0.252
20000
10000
2009
2010
2011
y = -1745.x + 16941 R² = 0.306
20000 15000 10000 5000
2009
2010
TW-3
TW-2
TW-1
TW-4
TW-3
TW-2
TW-1
TW-4
TW-3
TW-2
-5000
TW-1
TW-3
TW-2
TW-1
TW-4
TW-3
TW-2
TW-1
TW-4
TW-3
TW-2
-10000
25000
0
TW-1
0
Luas Serangan (Ha)
Luas Serangan (Ha)
40000
2011
Gambar 8. Trend Perkembangan Beberapa Penyakit Karet di Kabupaten Labuhan Batu Utara.
Kabupaten Langkat Hama dan penyakit utama yang menyerang tanaman karet di Kabupaten langkat adalah JAP, jamur upas, Mouldy-rot dan rayap, namun yang dominan hanya dua yaitu JAP dan Mouldy-rot.
12
Trend serangan hama dan penyakit di Kabupaten Langkat terlihat pada Gambar 9.
Gambar 9 menunjukkan bahwa trend perkembangan serangan
JAP, Mouldy-rot, jamur upas dan rayap seluruhnya meningkat. Namun bila dilihat dari nilai β (betha), peningkatan yang cukup tinggi terjadi pada penyakit JAP dan Mouldy-rot. Trend perkembangan penyakit JAP dan Muoldy-rot di Kabupaten Langkat berbeda dengan trend perkembangan penyakit JAP dan Muoldy-rot kumulatif Sumatera Utara. Trend perkembangan penyakit JAP dan Mouldy-rot sangat tinggi, sehingga perlu upaya-upaya pengendalian sejak dini agar perkembangan kedua penyakit ini tidak sampai pada kondisi yang merugikan.
Jamur Akar Putih
Jamur Upas
12000
3500
2500 2000
2009
2010
2009
2011
TW-4
TW-3
TW-2
TW-1
TW-4
TW-3
TW-2
2010
Mouldy Rot
2011
Rayap
9000
300 y = 401.4x + 65.57 R² = 0.450
7000 6000 5000 4000 3000 2000
250
Luas Serangan (Ha)
8000
200
y = 5.851x + 24.46 R² = 0.077
150 100 50
1000
2009
2010
2011
2009
2010
TW-4
TW-3
TW-2
TW-1
TW-4
TW-3
TW-2
TW-1
TW-4
TW-3
TW-2
TW-4
TW-3
TW-2
TW-1
TW-4
TW-3
TW-2
TW-1
TW-4
TW-3
TW-2
0
TW-1
0
TW-1
Luas Serangan (Ha)
TW-1
TW-1
TW-4
TW-3
TW-2
TW-1
TW-4
TW-3
TW-2
TW-1
TW-4
TW-3
0
TW-2
500
0
TW-4
1000
2000
-2000
y = 2.149x + 590.9 R² = 6E-05
1500
TW-3
4000
3000
TW-2
6000
TW-1
Luas Serangan (Ha)
8000
Luas Serangan (Ha)
y = 670.9x - 961.3 R² = 0.646
10000
2011
Gambar 9. Trend Perkembangan Hama dan Penyakit Karet di Kabupaten Langkat. Kabupaten Mandailing Natal Jamur akar putih (JAP) dan Mouldy-rot merupakan penyakit dominan yang menyerang perkebunan karet di Kabupaten mandailing Natal.
Trend
perkembangan serangan penyakit JAP di Kabupaten Mandailing Natal selama tahun 2009 sampai dengan tahun 2011 terlihat meningkat walaupun tidak terlalu tinggi, berbeda dengan trend perkembangan JAP Sumatera Utara. Sedangkan penyakit Mouldy-rot menurun (Gambar 10). 13
Mouldy Rot 25000 Luas Serangan (Ha)
y = 67.31x + 3709. R² = 0.020
20000
y = -844.1x + 11330 R² = 0.323
15000 10000 5000
2009
2010
2011
2009
2010
TW-4
TW-3
TW-2
TW-1
TW-4
TW-3
TW-2
TW-1
TW-4
TW-3
TW-2
TW-1
TW-4
TW-3
TW-2
TW-1
TW-4
TW-3
TW-2
TW-1
TW-4
TW-3
TW-2
0 TW-1
Luas Serangan (Ha)
Jamur Akar Putih 10000 9000 8000 7000 6000 5000 4000 3000 2000 1000 0
2011
Gambar 10. Trend Perkembangan Hama dan Penyakit Karet di Kabupaten Mandailing Natal. Kabupaten Nias Berbeda dengan hampir kebanyakan kabupaten, hama dan penyakit dominan di Kabupaten Nias adalah rayap dan Mouldy-rot. Sedangkan JAP dan jamur upas serangannya sangat rendah.
Mouldy Rot
Rayap
2009
2010
2011
2009
2010
TW-4
TW-3
TW-2
TW-1
TW-4
TW-3
TW-2
TW-1
TW-4
TW-3
TW-2
TW-1
TW-4
TW-3
TW-2
TW-1
TW-4
TW-3
TW-2
TW-1
0
y = 32.24x + 914.5 R² = 0.130
TW-4
y = -1.487x + 1628. R² = 0.000
500
TW-3
1000
TW-2
1500
2000 1800 1600 1400 1200 1000 800 600 400 200 0 TW-1
2000
Luas Serangan (Ha)
Luas Serangan (Ha)
2500
2011
Gambar 11. Trend Perkembangan Hama dan Penyakit Karet di Kabupaten Nias. Trend perkembangan penyakit Mouldy-rot menurun sangat rendah, sedangkan trend serangan hama rayap meningkat juga sangat rendah (Gambar 11).
Trend perkembangan
kedua penyakit ini
sama
dengan trend
perkembangan penyakit di Sumatera Utara. Kabupaten Padang Lawas Hama dan penyakit dominan yang menyerang perkebunan karet di Kabupaten Padang Lawas adalah JAP dan rayap.
Trend perkembangan 14
penyakit JAP di Kabupaten Padang Lawas menurun, dan ini sesuai dengan trend perkembangan penyakit JAP di Sumatera Utara (Gambar 12). Sedangkan trend perkembangan hama rayap menurun, dan hal ini tidak sesuai dengan trend yang terjadi di Sumatera Utara.
Rayap
Jamur Akar Putih 700
2009
2010
2011
2009
2010
TW-4
TW-3
TW-2
TW-1
TW-3
TW-4
TW-3
TW-2
TW-1
TW-4
TW-3
TW-2
TW-1
TW-4
TW-3
TW-2
0 TW-1
100
0
TW-2
200
50
TW-1
100
300
TW-4
150
400
TW-3
200
y = -32.97x + 444.5 R² = 0.630
500
TW-2
250
600
TW-1
y = -19.22x + 272.1 R² = 0.698
300
Luas Serangan (Ha)
Luas Serangan (Ha)
350
TW-4
400
2011
Gambar 12. Trend Perkembangan Hama dan Penyakit Karet di Kabupaten Padang Lawas. Kabupaten Padang Lawas Utara Hama dan penyakit dominan pada tanaman karet di Kabupaten Padang Lawas Utara adalah JAP, jamur upas dan Mouldy-rot. Trend perkembangan penyakit JAP dan Mouldy-rot di Kabupaten Padang Lawas Utara meningkat (Gambar 13).
Hal ini tidak sesuai dengan trend perkembangan penyakit di
Sumatera Utara.
15
Jamur Akar Putih
Jamur Upas
16
60
12 10 8 6 4 y = 1.074x + 0.056 R² = 0.635
2
y = 2.734x - 2.349 R² = 0.403
50
Luas Serangan (Ha)
40 30 20 10
2009
2010
2011
2009
2010
TW-4
TW-3
TW-2
TW-1
TW-4
TW-3
TW-2
TW-1
TW-4
TW-3
TW-1
TW-4
TW-3
TW-2
TW-1
TW-4
TW-3
TW-2
TW-1
TW-4
TW-3
TW-2
0 TW-1
0
TW-2
Luas Serangan (Ha)
14
2011
Mouldy Rot Luas Serangan (Ha)
60 50 y = 1.340x + 3.340 R² = 0.141
40 30 20 10
2009
2010
TW-4
TW-3
TW-2
TW-1
TW-4
TW-3
TW-2
TW-1
TW-4
TW-3
TW-2
TW-1
0
2011
Gambar 13. Trend Perkembangan Hama dan Penyakit Karet di Kabupaten Padang Lawas Utara. Kabupaten Simalungun Hama dan penyakit dominan yang menyerang perkebunan karet di Kabupaten Simalungun adalah JAP, jamur upas dan Mouldy-rot.
Trend
perkembangan penyakit JAP dan Mouldy-rot di Kabupaten Simalungun menurun, ini sesuai dengan trend pperkembangan penyakit di Sumatera Utara (Gambar 14).
Jamur Akar Putih
Mouldy Rot
160
30
120 100
y = -2.152x + 62.78 R² = 0.053
80 60 40 20
25 20 15 10 5
y = -0.625x + 22.99 R² = 0.089
2009
2010
2011
2009
2010
TW-4
TW-3
TW-2
TW-1
TW-4
TW-3
TW-2
TW-1
TW-4
TW-3
TW-2
TW-1
TW-4
TW-3
TW-2
TW-1
TW-4
TW-3
TW-2
TW-1
TW-4
TW-3
TW-2
0
TW-1
0
Luas Serangan (Ha)
Luas Serangan (Ha)
140
2011
Gambar 14. Trend Perkembangan Hama dan Penyakit Karet di Kabupaten Simalungun.
16
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Jamur akar putih dan Mouldy-rot merupakan penyakit yang paling dominan pada tanaman karet di Provinsi Sumatera Utara. Serangan penyakit jamur upas dan rayap selalu terjadi setiap tahun, namun dengan luas serangan yang masih rendah. Trend perkembangan serangan JAP dan Mouldy-rot menurun ditingkat Provinsi Sumatera Utara, sedangkan trend perkembangan serangan penyakit jamur upas dan rayap meningkat. Trend serangan hama dan penyakit pada tingkat kabupaten tidak selalu sama dengan tingkat provinsi. Trend serangan JAP meningkat di Kabupaten Langkat, Mandailing Natal dan Padang Lawas Utara. Trend serangan Mouldyrot meningkat di Kabupaten Deli Serdang, Langkat dan Padang Lawas Utara. Trend serangan jamur upas meningkat di Kabupaten Langkat dan Padang Lawas Utara.
Trend serangan rayap meningkat di Kabupaten Langkat dan
Nias.
Saran Perlu tindakan preventif terhadap penyakit jamur upas dan rayap agar serangannya tidak meningkat di tahun-tahun mendatang. Perlu dianalisa kembali tentang trend serangan hama dan penyakit karet dengan memasukkan data serangan tahun 2012. Rencana
kerja
dan
program
pengendalian
hendaknya
disusun
berdasarkan prioritas pada masing-masing kabupaten.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, C., 2001. Manajemen dan Teknologi Budidaya Karet. Pusat Penelitian Karet. Medan CAB International, 2007. Crop Protection Compedium. Wallingford, UK. 2007 Edition. 17
Kalshoven, L. G. E., 1981. Pests Of Crops in Indonesia. P.T. Ichtiar Baru-Van Hoeve. Jakarta. Semangun, 2000. Penyakit-penyakit Tanaman Perkebunan di Indonesia. UGM Press. Yogyakarta Setyamidjaja, D., 1999. Karet. Kanisius. Yogyakarta. Umayah, A. 2012. Penyakit KAS Tanaman Karet. http://www.bp4kmesuji.net/perkebunan/77-penyakit-kas-tanamankaret.html?showall=1&limitstart. Diunduh pada tanggal 24 Januari 2012.
18