TINJAUAN PEMANFAATAN TAILING TAMBANG BIJIH UNTUK BAHAN BANGUNAN SEBAGAI SOLUSI DI BIDANG KONSTRUKSI Oleh Mangara P. Pohan Penyelidik Bumi Madya Kelompok Program Peneliti Konservasi, Pusat Sumber Daya Geologi SARI Pembangunan perumahan dan infrastruktrur merupakan industri yang membutuhkan biaya, bahan bangunan, dan energi cukup besar. Penghematan ketiga komponen dalam industri ini merupakan sasaran utama di hampir semua negara berkembang. Untuk mencapai sasaran ini, perlu ada usaha-usaha intensive yang dilakukan untuk mengefektifkan pemanfaatan limbah industri pertambangan (tailing). Tailing selalu menjadi masalah serius, terutama dianggap sebagai perusak utama lingkungan, akan tetapi pada perkembangan saat ini tailing juga dapat dimanfaatkan. Agar tidak menimbulkan dampak negatif maka perlu pengelolaan yang lebih baik dengan memanfatkan kembali secara optimal, tepat dan bijaksana, salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan kegunaannya sebagai bahan bangunan.. Pemanfaatkan tailing hasil pengolahan bijih untuk bahan bangunan menjadi solusi di bidang konstruksi dan hal ini merupakan salah satu upaya penerapan kaidah konservasi yaitu optimalisasi bahan galian. ABSTRACT Housing and infrastructure development is an industry which requires big enough cost, construction/building materials, and energy. Saving on these three components in industrial business to be as a main target in almost all developing countries. To reach the target, there are intensive efforts should be done to effectively utilize that of mining waste disposal or tailing. Tailing always becoming a serious problem which commonly to be considered as a main cause of environmental damage, but in fact it can also be utilized to good advantage. In order not to generate a negative impact hence it needs a better management by reutilizing it properly and wisely in optimum condition. One of the efforts which can be done is by increasing its usefulness as construction/building materials. Utilization of the tailing to be as construction/building materials constituting a solution for energy saving, preservation of environment, and conservation of mineral resources.
1
PENDAHULUAN
Upaya pemanfaatan tailing dari hasil
Survey yang dilakukan oleh Lembaga Demografi
Universitas
pengolahan tambang bijih menjadi bahan
Indonesia,
dasar industri bangunan merupakan suatu
memperkirakan jumlah penduduk Indonesia
alternatif untuk mengurangi eksploitasi sumber
akan mencapai 273 juta pada tahun 2025
daya alam.
dengan pertumbuhan penduduk di bawah 1,5
TAILING HASIL PENGOLAHAN BIJH
persen (Media Indonesia Online, 2005), . penduduk
Tailing adalah bahan-bahan yang
tentunya akan meningkat pula kebutuhan akan
dibuang setelah proses pemisahan material
perumahan
berarti
berharga dari material yang tidak berharga dari
dibutuhkan komponen bahan bangunan yang
suatu bijih. Tailing yang merupakan limbah
dapat diperoleh secara kontinyu, cepat dan
hasil pengolahan bijih sudah dianggap tidak
dengan persediaan yang cukup memadai
berpotensi lagi untuk di manfaatkan, akan
dalam menunjang industri konstruksi. Untuk
tetapi dengan hasil penelitian dan kemanjuan
memenuhi hal tersebut diperlukan eksploitasi
teknologi saat ini tailing tersebut masih dapat
besar-besaran
dimanfaatkan untuk bahan bangunan.
Dengan
meningkatnya dan
jumlah
infrastruktur,
sumber daya alam untuk
Keberadaan
memproduksi material konstruksi seperti, batu bata,
batu
gamping,
pasir
semen,
baja,
pertambangan
gelas/kaca dan aluminium.
tidak
tailing
dalam
bisa
dihindari,
dunia dari
penggalian atau penambangan yang dilakukan
Sejalan dengan meningkatnya industi
hanya < 3% bijih menjadi produk utama,
konstruksi, issu penghematan sumber daya
produk sampingan, sisanya menjadi waste dan
alam dan pelestarian lingkungan semakin kuat
tailing. Secara fisik komposisi tailing terdiri dari
disuarakan.
50% fraksi pasir halus dengan diameter 0,075
Industri konstruksi lebih lanjut dapat
– 0,4 mm, dan sisanya berupa fraksi lempung
karena
dengan diameter 0,075 mm. Umumnya tailing
kebutuhan kayu dalam jumlah sangat besar,
hasil penambangan mengandung mineral yang
kenyataan kerusakan hutan di tanah air saat
secara langsung tergantung pada komposisi
ini sudah sangat mengkhawatirkan. Tingkat
bijih yang diusahakan.
menyebabkan
berkurangnya
hutan
Tailing
kerusakan hutan mengalami peningkatan dari
hasil
penambangan
emas
1,8 juta hektar per tahun pada masa Orde
umumnya mengandung mineral inert (tidak
Baru, sekarang mencapai 2,8 juta hektar per
aktif) seperti; kuarsa, kalsit dan berbagai jenis
tahun.(M.S. Kaban/MENHUT, 2008)
aluminosilikat,
serta
mengandung
emas.
Banyaknya kejadian bencana yang
biasanya
masih
Tailing
hasil
akhir-akhir ini menimpa diberbagai wilayah di
penambangan emas mengandung salah satu
Indonesia, terjadi akibat eksploitasi sumber
atau lebih bahan berbahaya beracun seperti;
daya alam secara besar-besaran, perlu kita
Arsen (As), Kadmium (Cd), Timbal (pb),
renungkan sebagai bahan pelajaran berharga
Merkuri (Hg) Sianida (Cn) dan lainnya. Logam-
mengapa
logam yang berada dalam tailing sebagian
dan
bagaimana
untuk
penanggulangan dimasa mendatang.
adalah
logam
berat
yang
masuk
dalam
kategori limbah bahan berbahaya dan beracun
2
(B3). Mineral berkadar belerang tinggi dalam
umumnya batuan induknya berupa batuan
tailing sering menjadi satu sumber potensial
silika, sehingga jumlah pasir silika cukup
bagi timbulnya air asam tambang.
berlimpah. Ukuran butir dari pasir silikanya bundar kecil yang pada hakekatnya setara
PEMANFAATAN TAILING Dengan
dengan ukuran bentuk butir silika yang di
pertumbuhan
jumlah
haruskan
untuk menghasilkan material
penduduk yang pesat, dan untuk memenuhi
bangunan ringan AAC. Material bangunan
tuntutan
ringan AAC dengan bahan baku pasir
hidup
serta
meningkatkan
kesejahteraan masyarakat, perlu diimbangi
silika dari tailing tersebut,
dengan
akan
sifat sebagai isolator panas yang sangat
perumahan, infratruktur, dan sarana penunjang
baik, bahan kedap suara dan material
kegiatan
dengan kualitas yang diinginkan serta
peningkatan sehari-hari
kebutuhan seperti
perkantoran,
sekolah, pasar dan lainnya. Industri konstruksi
sebanding
ini membutuhkan sumber daya alam yang
bangunan AAC yang menggunakan pasir
besar seperti, pasir, gamping, alumunium, besi
silika yang bersumber dari bahan material
dan juga kayu. Eksploitasi sumber daya alam
bukan tailing (www.freepatentsonline.com)
ini akan menyebabkan rusaknya hutan, lahan
b.
dengan
mempunyai
material
bahan
Bahan bangunan dan keramik
pertanian, dan tentunya berkurangnya sumber
Ahli geologi dan tambang dari tambang
daya alam. Salah satu upaya untuk mengatasi
Idaho-Maryland, USA, menemukan suatu
hal tersebut adalah dengan cara meningkatkan
proses
pemanfaatan tailing sebagai bahan bangunan.
batuan limbah dari tambang tersebut
penghalusan
dari tailing
atau
Pengembangan bahan bangunan dari
untuk dibuat material bahan bangunan
tailing ini selain dapat menunjang kebutuhan
dan keramik, melalui proses CeramextTM.
pembangunan
memecahkan
Poses ini dilakukan pada tekanan pada
masalah lingkungan yang selanjutnya produk
ruangan hampa yang dipanaskan (Idaho-
ini
dapat
juga
dapat
dikategorikan
sebagai
bahan
Maryland Mining Corp, 2008).
bangunan ekologis Pemanfaatan
c. tailing
untuk
Tailing untuk pembuatan batu bata
bahan
Di daerah pedesaan negara Jamaica,
bangunan atau konstruksi, telah dilakukan oleh
pembangunan perumahan sangat kurang
beberapa negara termasuk Indonesia melalui
dikarenakan mahalnya bahan bangunan.
penelitian-penelitian, diantaranya :
Jamaica Bauxite Institute, bekerjasama
a.
Tailing sebagai material konstruksi ringan
dengan
Tailing hasil tambang bijih porpiri di
mengembangkan bahan bangunan berupa
Negara Bagian Arizona, Amerika Serikat,
batu
telah dimanfaatkan untuk membuat suatu
menggunakan
material konstruksi
aluminium negeri itu (Dennis Morr and
kelas ringan, yang
dikenal secara umum sebagai autoclaved silika
bata
Toronto,
yang
murah
dengan
tailing
hasil
industri
Wesley Harley).
aerated cement , disingkatan AAC dengan bahan baku utama
Universitas
d.
(SiO2).
Tailng untuk pembuatan semen kekuatan tinggi, keramik, batubata.
Tambang porpiri di negara bagian ini
3
Pada tahun 1990, Akademi Ilmu Geologi
dicoba untuk dibuat bahan bangunan oleh
Cina
untuk
ex karyawan PT Aneka Tambang di P.
pemanfaatan tailing, dan merupakan yang
Bintan, dan berhasil baik. Prosesnya
pertama di Negeri China, untuk melakukan
sederhana, tailing hasil pencucian bauksit,
penyelidikan daerah tailing yang prospek
dicuci kembali untuk menghilangkan sisa
untuk dimanfaatan kembali. Lembaga ini
air
menganalisa sifat-sifat sumber daya dan
kemudian di saring. Dengan tambahan
potensi dari berbagai jenis
semen, kemudian dengan alat sederhana
mendirikan
Pusat
mengembangkan
e.
Teknik
tailing, dan
teknologi
yang
terdapat
pada
tailing,
untuk
(foto 3) dicetak menjadi batako (foto 4),
membuat sejumlah produk-produk yang
dan paving block (foto 5). Hasil inovatif
berharga dari tailing. Produk-produk ini
tersebut telah digunakan untuk pembatas
termasuk semen kekuatan tinggi, bahan
jalan, dan tembok pagar masjid yang
bangunan keramik, batu bata, dan bahan-
terletak di komplek perkantoran PT Aneka
bahan hiasan yang dibuat dari granit
Tambang (foto 6).
(
[email protected]).
oleh rakyat setempat karena murah.
dan banyak diminati
Tailing sebagai campuran beton PT Freeport Indonesia bekerja sama
PEMBAHASAN
dengan Institut Teknologi Bandung telah
Pembangunan
berhasil membuat beton dengan bahan
tahun.
Penggunaan
membawa
tailing
menuju
Bencana alam yang akhir-akhir ini banyak
jembatan S. Kaoga (foto 2), dan beberapa
diberbagai
wilayah
akibat eksploitasi sumber daya alam yang tidak
Polimer dengan komposisi semen portland
terkontrol. Selain perambah hutan, kegiatan
29,4%, polimer 0,6 %, dan tailing 70%,
pertambangan juga dituduh sebagai salah satu
dan telah memperoleh sartifikat Pengujian KIMPRASWIL
menimpa
Indonesia, umumnya akibat rusaknya hutan
konstruksi lainnya. Beton ini disebut Beton
Departemen
dengan
dapat berdampak terhadap lingkungan
tambang
Gresberg di M.28 (foto 1), pembangunan
dari
masalah
alam, kekurangbijakan dalam pengelolaannya
telah dilakukan pada tahun 2001 untuk jalan
berbagai
meningkatnya kebutuhan akan sumber daya
sebagai bahan dasar pembuatan beton pembangunan
memberikan
disadari sedikit banyak pembangunan juga
dan emas, dan merupakan hasil penelitian beberapa
akan
kemajuan bagi masyarakat tetapi juga harus
dasar tailing dari pertambangan tembaga,
perusak lingkungan dan bencana alam. Secara
pada
garis
tahun 2004 (PT Freeport Indonesia, 2006).
besar
bencana
Saat ini tailing juga telah digunakan untuk
alam
kerusakan tersebut
lingkungan telah
dan
merugikan
kehidupan manusia dan kelestarian alam,
bahan bangunan untuk pembangunan
dampak yang di timbulkan secara langsung
perumahan karyawan. f.
laut
maupun
Tailing untuk membuat paving block
tidak
langsung
semuanya
akan
berakibat pada kerugian ekonomi dan sosial.
Penelitian yang dilakukan oleh Tim KPP
Pembangunan
Konservasi di P. Bintan, mengungkapkan
yang
berwawasan
lingkungan merupakan wacana baru yang
bahwa tailing hasil pencucian bauksit telah
4
harus
dikembangkan
dalam
kategori limbah bahan berbahaya dan beracun
penyelenggaraan maupun pengelolaannya. Ini
(B3). Bahan berbahaya ini juga terdapat pada
berarti setiap kegiatan pembangunan haruslah
tailing pengolahan alumunium berupa lumpur
diikuti
merah mengandung NaOH, sodium sianida,
dengan
baik
berbagai
analisis
yang
mencakup aspek fungsi, manfaat, dan dampak
dan
fluoride.
yang mungkin ditimbulkan.
berbahaya,
penambangan
kayu,
batu
bata,
oleh
emas
bahan
rakyat
pada
aluvial
dan
baja,
penanganannya umumnya tidak melalui proses
gelas/kaca dan aluminium untuk menghasilkan
yang baku sehingga penyebarannya Hg sangat
material
signifikan di daerah-daerah tailing tambang
konstruksi,
semen,
merupakan
digunakan
Untuk memperoleh bahan bangunan seperti
Merkuri
sangat
memerlukan
sejumlah energi besar untuk menggerakan
rakyat emas aluvial.
alat-alat besar atau pengolahannya, yang
Dengan demikian pemakaian tailing
selanjutnya menghabiskan sumber daya alam
untuk bahan bangunan sebelumnya harus
dan menambah mahal material bangunan.
dilakukan
penelitian
untuk
Industri konstruksi lebih lanjut menghabiskan
kelayakan
tailing,
apakah
hutan-hutan karena memerlukan kayu dengan
mengandung senyawa kimia atau unsur-unsur
jumlah
yang
sangat
besar
untuk
konstruksi
bangunan dan perumahan.
berbahaya
bagi
menganalisis tailing
kesehatan
itu dan
lingkungan hidup atau tidak.
Tailing adalah salah satu bahan dasar
Hal ini dilakukan untuk menghindari
yang dapat digunakan untuk memproduksi
dampak
negatif
akibat
pemakaian
bahan bangunan. Umumnya keberadaannya
sebagai
bahan
bangunan
tersingkap, mudah pemercontohannya dan
panjang.
dalam
tailing jangka
dekat lokasi tambang, untuk mengelolanya tidak
diperlukan
pembabatan
KESIMPULAN
hutan,
pengupasan tanah penutup, eksplorasi, serta
Kebutuhan perumahan, infrastruktur,
lokasinya mudah dijangkau.
dan sarana umum akan semakin meningkat
Pemanfaatan tailing sebagai bahan
sejalan
dengan
meningkatnya
bangunan tentunya tidak dilakukan secara
penduduk,
langsung,
penelitian-penelitian
bahan bangunan meningkat pula. Hal ini akan
untuk mengetahui sifat-sifat tailing, kandungan
menyebabkan eksploitasi sumber daya alam
mineral yang ada, jenis materialnya. Telah
seperti, pasir, gamping, semen, alumunium,
diketahui
besi dan kayu untuk memperoleh bahan dasar
diperlukan
tailing
dari
hasil
industri
menyebabkan
bangunan
bahan beracun, sebagai contoh tailing hasil
konstruksi semakin meningkat.
penambangan emas mengandung salah satu
menyebabkan
atau lebih bahan berbahaya beracun seperti;
pertanian, dan tentunya berkurangnya sumber
Arsen (As), Kadmium (Cd), Timbal (pb),
daya
Merkuri (Hg) Sianida (Cn) dan lainnya. Logam-
mengurangi dampak tersebut adalah dengan
logam yang berada dalam tailing sebagian
cara meningkatkan kegunaan tailing sebagai
adalah
bahan dasar industri bangunan.
logam
berat
yang
masuk
dalam
5
penunjang
akan
pertambangan umumnya masih mengandung
alam.
sebagai
kebutuhan
jumlah
rusaknya Salah
Kegiatan ini
hutan,
satu
industri
upaya
lahan untuk
Umumnya keberadaan tailing, mudah
Statistik (BPS) bekerja sama dengan
pemercontohannya dan dekat lokasi tambang,
Lembaga Dana Kependudukan PBB,
untuk
Jakarta.
memanfaatkannya
pembabatan
hutan,
tidak
diperlukan
pengupasan
tanah
M.S.
Kaban/MENHUT,
2008,
pernyataan
penutup, eksplorasi, serta lokasinya mudah
dalam ” pertemuan para pengasuh
dijangkau. Sehingga pemanfaat tailing sebagai
pondok pesantren se-Jateng di Hotel
bahan bangunan merupakan salah satu solusi
Kediri,
untuk
mengurangi eksploitasi sumber daya
Bandung”,
Koran
Sore
Wawasan, 14 Januari 2008.
alam, dampak kerusakan alam, dan secara
PT
Freeport
Indonesia,
2006,
presentasi
tidak langsung juga penghematan pemakaian
“Tailing
energi.
Adalah Sumber Daya – Tailing Dapat Menjadi
Sebelum tailing digunakan sebagai
Bukan
Limbah
Bahan
bahan bangunan, perlu dilakukan penelitian
Freeport Indonesia.
mengenai kandungan mineral yang mungkin
www.freepatentsonline.com,,
–
Tailing
Konstruksi”,
PT
Method
of
ekonomis.
environmenta cleanup and producing
Selanjutnya agar penggunaan tailing sebagai
building material using copper mine
bahan bangunan tidak berdampak negatif,
tailings waste material, United States
harus
Patent 5286427
masih
dapat
diproses
dilakukan
menganalisis
secara
juga
penelitian
apakah
tailing
untuk
[email protected],
tersebut
Conservation
mengandung senyawa kimia atau unsur-unsur
Sustainable
yang
Resources, Haidian District, Beijing
berbahaya
bagi
kesehatan
dan
lingkungan.
kebutuhan
dikembangkannnya
dari
tailing
dalam
dapat
bahan
memenuhi
mendukung
program
pembangunan di bidang industri konstruksi sekaligus penanganan masalah lingkungan. PUSTAKA Dennis Morr and Wesley Harley, Bauxite Waste
Building
Material,
Jamaica
Bauxite Institute , JAMAICA. Idaho-Maryland
Mining
CeremexTM
Corp,
2008,
The
Procces, Golden Bear
Ceramic Company. Media
of
Natural
1000089, People’s Republic of China.
Dengan bangunan
Utilization
and
Indonesia
Online,
2005,
berita
peluncuran buku “Proyeksi Penduduk Indonesia 2000-2025”, Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas dan Badan Pusat
6
Sumber PT Freeport Indonesia
Foto 1. Jalan beton dari bahan dasar tailing digunakan untuk pembuatan jalan di wilayah pertambangan PT Freeport Indonesia (jalan M.28)
Foto 4. Batako bahan dasar tailing hasil pengolahan bauksi ( foto MPPohan, 2007)
Sumber PT Freeport Indonesia
Foto 2. Beton dengan bahan dasar tailing digunakan untuk pembuatan jembatan S. Kaoga
Foto 5. Paving block dari bahan dasar tailing hasil pengolahan bauksi ( foto MPPohan, 2007)
Foto 3. Pembuatan paving block dan batako dengan alat sederhana, bahan dari tailing hasil pengolahan bauksit di P. Bintan (foto MPPohan, 2007)
Foto 6. Paving block dan batako digunakan untuk bahan bangunan masjid di komplek PT ANTAM P. Bintan (foto MPPohan, 2007)
7