Vol. / 07 / No. 02 / Oktober 2015
Tindak Tutur Direktif dalam Novel Sala Lelimengan Karya Suparto Brata Oleh: Abdul Kholiq Program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa
[email protected] Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan jenis tindak tutur direktif dan fungsi tindak tutur direktif yang terdapat dalam novel Sala Lelimengan karya Suparta Brata. Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Sumber data penelitian ini adalah novel Sala Lelimengan karya Suparta Brata. Data penelitian ini berupa kutipan-kutipan novel Sala Lelimengan karya Suparta Brata. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan teknik pustaka, teknik simak, dan teknik catat. Instrumen yang digunakan adalah penulis sendiri dibantu dengan menggunakan kartu pencatat data, alat tulis, buku-buku dan media lain yang mendukung sebagai acuan. Teknik keabsahan data menggunakan validitas semantis dan ketekunan pengamatan. Kemudian analisis data, peneliti menggunakan teknik analisis konten (content analysis). Penyajian hasil analisis menggunakan metode informal. Hasil analisis itu meliputi 11 tindak tutur direktif diantaranya tindak tutur direktif memaksa terdapat 6 data, tindak tutur direktif mengajak terdapat 3 data, tindak tutur direktif meminta terdapat 4 data, tindak tutur direktif menyuruh terdapat 7 data, tindak tutur direktif menagih terdapat 4 data, tindak tutur direktif mendesak terdapat 2 data, tindak tutur direktif memohon terdapat 5 data, tindak tutur direktif menyarankan terdapat 7 data, tindak tutur direktif memerintah terdapat 5 data, tindak tutur direktif memberikan aba-aba terdapat 3 data, dan tindak tutur direktif menantang terdapat 3 data. Dari sebelas jenis tindak tutur direktif yang terdapat dalam novel Sala Lelimengan karya Suparta Brata masing-masing mempunyai fungsi sendiri-sendiri, yaitu agar mitra tutur melakukan tindakan yang disebutkan dalam tuturan yang ada di dalamnya dan berkaitan dengan kehidupan pada waktu itu. Kata kunci: tindak tutur direktif, Novel Sala Lelimengan
Pendahuluan Bahasa dalam kehidupan sehari-hari mempunyai peran sebagai alat komunikasi. Bahasa menjadi alat yang paling tepat untuk mengutarakan berbagai keinginan, perasaan, gagasan dan hal-hal lainnya kepada orang lain, agar orang yang diajak berkomunikasi memahami tentang apa yang disampaikan. Bahasa sebagai alat komunikasi dapat diaplikasikan penggunaannya dalam karya sastra. Dalam penelitian ini penulis akan membahas tentang sebuah karya sastra yang berupa novel. Sebuah novel diciptakan dengan menggunakan bahasa yang baik, cerita yang menarik, yang di dalamnya terdapat tokoh-tokoh yang menjalani perannya masing-masing. Adanya
Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo
139
Vol. / 07 / No. 02 / Oktober 2015
sebuah analisis pragmatik di dalam bahasa, digunakan untuk menganalisis sebuah percakapan ataupun tuturan yang tidak dimengerti. Dalam pragmatik terdapat sebuah istilah tindak tutur atau speech act. Tindak tutur sendiri merupakan tindakan dan ucapan yang dilakukan oleh seorang penutur. Menurut Scarle dalam Rustono (1999: 37) tindak tutur dikategorikan menjadi lima jenis yaitu tindak tutur representatif, direktif, ekspresif, komisif dan deklarasi. Dari kelima jenis tindak tutur tersebut, penulis ingin menganalisis satu jenis tindak tutur yang telah disebutkan dalam judul penelitian yaitu tindak tutur direktif. Tindak tutur direktif merupakan tindak tutur yang dilakukan oleh penuturnya dengan maksud agar lawan tutur melakukan tindakan yang disebutkan dalam tuturan itu. Tindak tutur direktif ini meliputi tindak tutur direktif memaksa, memerintah, mengajak, meminta, menyuruh, menagih, mendesak, memohon, menyarankan, memberikan aba-aba dan menantang. Pada penelitian ini penulis memilih novel Sala Lelimengan untuk dijadikan bahan penelitian. Penulis memilih novel Sala Lelimengan karena di dalam novel tersebut terdapat berbagai macam tuturan yang mengandung tindak tutur direktif. Tujuan dari penelitian ini yaitu ingin mendeskripsikan tindak tutur direktif dan mendeskripsikan fungsi tindak tutur direktif yang terdapat dalam Sala Lelimengan karya Suparta Brata.
Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Arikunto (2010: 3) berpendapat bahwa penelitian deskriptif kualitatif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidik keadaan, kondisi, atau hal-hal lain yang sudah disebutkan, yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian. Sumber data menurut Arikunto (2010: 172) adalah subjek dari mana data diperoleh. Sumber data pada penelitian ini adalah novel Sala Lelimengan karya Suparto Brata. Data adalah hasil pencacat penelitian, baik berupa fakta ataupun angka yang dapat dijadiakan bahan untuk menyusun suatu informasi (Arikunto, 2010: 161). Data pada penelitian ini berupa tuturan-tuturan yang mengandung tindak tutur direktif yang dituturkan oleh para tokoh dalam novel Sala Lelimengan karya Suparto Brata. Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo
140
Vol. / 07 / No. 02 / Oktober 2015
Teknik pengumpulan data menggunakan teknik pustaka, simak, dan catat. Instrumen yang dipakai dalam penelitian ini adalah penulis sebagai instrumen dibantu dengan alat tulis, buku dan kartu pencatat data. Teknik keabsahan data menggunakan validitas semantis dan ketekunan pengamatan. Menurut Krippendrof dalam Endraswara (2013: 164) validitas semantis adalah teknik yang dilakukan dengan mengukur tingkat kesentisifian makna simbolik yang berhubungan dengan konteks karya sastra dan konsep analisis. Menurut Sugiyono (2010: 370) meningkatkan ketekunan berarti meningkatkan pengamatan secara cermat, mendalam, dan berkesinambungan. Teknik analisis data, peneliti menggunakan teknik analisis konten (content analysis) atau analisis isi. Content analysis adalah sebuah teknik penelitian untuk membuat inferensi-inferensi dengan mengidentifikasi secara sistematik dan objektif karakteristik-karakteristik khusus dalam sebuah teks (Ismawati, 2011: 81). Penyajian hasil analisis menggunakan metode informal. Teknik informal adalah perumusan hasil analisis dengan menggunakan kata-kata biasa tanpa menggunakan tanda dan lambang (Sudaryanto, 1993: 145).
Hasil Penelitian Hasil penelitian ini yaitu berupa jenis tindak tutur direktif dalam novel Sala Lelimengan karya Suparta Brata, selanjutnya tindak tutur direktif tersebut akan dideskripsikan fungsinya yaitu dengan mendeskripsikan tindak tutur direktif dalam novel Sala Lelimengan karya Suparta Brata. Hasil penelitian ini berisi jenis tindak tutur direktif yang meliputi memaksa, memerintah, mengajak, meminta, menyuruh, menagih, mendesak, memohon, menyarankan, memberikan aba-aba, dan menantang. 1.
Tindak tutur direktif memaksa terdapat 6 data, berikut ini merupakan tindak tutur direktif memaksa. Kutipan
:
“Dhoreng! Dhoreng! Stop! Hus! Stop!” pambengoke Biangga nyegah. (SL: 20) Terjemahan: ‘Dhoreng! Dhoreng! Stop! Hus! Stop! Jeritannya Biangga untuk mencegah.’ Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo
141
Vol. / 07 / No. 02 / Oktober 2015
Kutipan di atas merupakan tindak tutur direktif memaksa karena di dalamnya berisi paksaan yang disampaikan oleh Biangga kepada Dhoreng yang memaksanya untuk berhenti berbicara dan berbuat kasar kepada Bakhtiyar. Fungsi tuturan yang diucapkan Biangga kepada Dhoreng yaitu agar Dhoreng berhenti bertindak kasar terhadap Bakhtiyar. 2.
Tindak tutur direktif mengajak terdapat 3 data, berikut ini merupakan tindak tutur direktif mengajak. Kutipan : “Ayo dak terake mrono yen pingin ketemu.” (SL: 6) Terjemahan: ‘Ayo saya antarkan bila ingin bertemu.’ Kutipan di atas merupakan tindak tutur direktif mengajak karena di dalamnya terdapat ajakan yang dituturkan Sumandi kepada Bakhtiyar yang mengajaknya untuk bertemu Kaswanda karena dari tadi Bakhtiyar bertanya-tanya tentang Kaswanda. Fungsi tuturan tersebut yaitu agar Bakhtiyar mau diajak bertemu Kaswanda.
3.
Tindak tutur direktif meminta terdapat 4 data, berikut ini merupakan tindak tutur direktif meminta. Kutipan : “Pak, tulung kula diewangi nggotong adhik kula teng griya sakit.” (SL: 33) Terjemahan: ‘Pak, tolong bantu saya mengangkat adik saya ke rumah sakit.’ Kutipan di atas merupakan tindak tutur direktif meminta karena didalamnya terdapat tuturan yang berisi permintaan yang dituturkan Bakhtiyar kepada tukang becak supaya membantu menggotong adiknya dan mengantarkannya ke rumah sakit. Fungsinya yaitu agar tukang becak mau membantu menggotong adiknya Bakhtiyar dan mengantarnya ke rumah sakit.
Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo
142
Vol. / 07 / No. 02 / Oktober 2015
4.
Tindak tutur direktif menyuruh terdapat 7 data, berikut ini merupakan tindak tutur direktif menyuruh. Kutipan : “Ngga, Pak, mlebet mawon.” (SL: 33) Terjemahan: ‘Silahkan Pak, masuk saja.’ Kutipan di atas merupakan tindak tutur direktif menyuruh karena didalamnya terdapat tuturan yang mengandung suruhan yang disampaikan oleh tukang becak kepada Bakhtiyar supaya masuk dan duduk ke dalam becaknya. Fungsi tuturan ini yaitu agar Bakhitar masuk ke dalam becak dan duduk.
5.
Tindak tutur direktif menagih terdapat 4 data, berikut ini merupakan tindak tutur direktif menagih. Kutipan : “Den. Becake dereng dibayar!” (SL: 102) Terjemahan: ‘Tuan. Becaknya belum dibayar.’ Kutipan di atas adalah tindak tutur direktif menagih karena didalamnya terdapat permintaan menagih yang disampaikan tukang becak kepada Bakhtiyar supaya membayarnya. Fungsi tuturan yang disampaikan tukang becak kepada Bakhtiyar yaitu agar Bakhtiyar membayarnya, karena sebelumnya Bakhtiyar sudah diantarkan oleh tukang becak tersebut.
6.
Tindak tutur direktif mendesak terdapat 2 data, berikut ini merupakan tindak tutur direktif mendesak. Kutipan : “Buku cathetan menika kedah enggal kula waos. Sampun ngantos kasep, lan sampun ngantos kecepeng ing spionipun mengsah. Spionipun mengsah menika sinten, kita mboten saged sumerep. Kedah adu kaprayitnan. Inggih, Dhimas, keparenga kula ngampil sekedhap, kula waosipun enggal-enggal. Benjing ngaten, kula utusan murugi ing ndalem panjengengan….” (SL: 27) Terjemahan:
Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo
143
Vol. / 07 / No. 02 / Oktober 2015
‘Buku catatan itu harus segera saya baca. Jangan sampai terlambat dan jangan sampai jatuh ketangan musuh. Sebab musuh tersebut siapa, kita tidak mengetahuinya. Ya Dik, saya pinjam sebentar, saya akan baca secepatnya. Besok, saya suruh utusan untuk mengantarkannya ke rumah anda….’ Kutipan di atas merupakan tindak tutur direktif mendesak karena didalamnya terdapat kata-kata yang mendesak yang disampaikan oleh Gusti Mutu kepada Bakhtiyar supaya meminjamkan buku peninggalan Baidowi yang telah disimpannya. Tuturan tersebut memiliki fungsi agar seseorang yang didesak yaitu Bakhtiyar supaya meminjamkan buku peninggalan Baidowi. 7.
Tindak tutur direktif memohon terdapat 5 data, berikut ini merupakan tindak tutur direktif memohon. Kutipan : “Kula nderek panjenengan, inggih, Mas?” (SL: 54) Terjemahan: ‘Saya ikut anda ya Mas?’ Kutipan di atas merupakan tindak tutur direktif memohon karena didalamnya terdapat suatu permohonan yang disampaikan Estuningsih kepada Bakhtiyar. Tuturan tersebut memiliki fungsi yaitu agar Bakhtiyar mengijinkan Estuningsih ikut dengannya.
8.
Tindak tutur direktif menyarankan terdapat 7 data, berikut ini merupakan tindak tutur direktif menyarankan. Kutipan : “Cacak budhal, ya. Kon engkuk mangana dhesik ae lek tekake kebengen,” ujare karo nyeret-nyeret sepatune. (SL: 16) Terjemahan: ‘Aku berangkat dulu ya. Nanti kalau aku pulangnya kemalaman makanlah dulu,” kata Bakhtiyar sambil menyeret-nyeret sepatunya.’ Kutipan di atas termasuk tindak tutur direktif menyarankan karena didalamnya terdapat saran yang disampaikan Bakhtiyar kepada adiknya yaitu menyarankan supaya adiknya disuruh makan terlebih dahulu. Fungsi tuturan tersebut yaitu
Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo
144
Vol. / 07 / No. 02 / Oktober 2015
agar Jakfar melakukan saran yang diberikan kakaknya yaitu menyuruh makan terlebih dahulu apabila kakaknya pulang larut malam. 9.
Tindak tutur direktif memerintah terdapat 5 data, berikut ini merupakan tindak tutur direktif memerintah. Kutipan : “Dhimas Biangga. Tuning dhawuhana ngladekake unjukan,” ngomonge Gusti Mutu. (SL: 22) Terjemahan: ‘Dik Biangga. Suruhlah Tuning untuk menyajikan minuman,” kata Gusti Mutu.’ Kutipan tersebut merupakan tindak tutur direktif memerintah karena didalamnya terdapat perintah yang disampaikan Gusti Mutu kepada Biangga yang memerintah supaya menyuruh Estuningsih membuatkan minuman. Fungsi tuturan tersebut yaitu agar Biangga menyuruh Estuningsih supaya menyajikan minuman kepada tamunya Gusti Mutu.
10. Tindak tutur direktif memberikan aba-aba terdapat 3 data, berikut ini merupakan tindak tutur direktif memberikan aba-aba. Kutipan : “Pak, terus ngilen nggih. Teng mangkuyudan!” (SL: 35) Terjemahan : ‘Pak belok ke barat ya. Di Mangkuyudan!’ Kutipan tersebut merupakan tindak tutur direktif memberikan aba-aba karena didalamnya terdapat aba-aba yang disampaikan Bakhtiyar kepada tukang becak yang memberikan aba-aba supaya jalan terus. Tuturan tersebut memiliki fungsi yaitu agar pengemudi becak belok ke arah barat dengan tujuan ke Mangkuyudan. 11. Tindak tutur direktif menantang terdapat 3 data, berikut ini merupakan tindak tutur direktif menantang. Kutipan : “Edan ya kowe, mlaku ndlereng wae! Matamu kok deleh ngendi?! Cuh! Apa?! Wani karo aku?!” (SL: 19)
Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo
145
Vol. / 07 / No. 02 / Oktober 2015
Terjemahan : ‘Gila kamu ya, jalan gak lihat-lihat, matamu kamu taruh dimana?! Cuh! Apa?! Berani sama saya?!’ Tuturan tersebut merupakan tindak tutur direktif menantang karena didalamnya terdapat kalimat yang kasar yang disampaikan Dhoreng kepada Bakhtiyar. Fungsi tuturan tersebut yaitu agar Bakhtiyar melakukan perlawanan kepada Dhoreng. Simpulan Adapun jenis tindak tutur direktif yang terdapat dalam novel Sala Lelimengan karya Suparta Brata adalah sebagai berikut: tindak tutur direktif memaksa terdapat 6 data, tindak tutur direktif mengajak terdapat 3 data, tindak tutur direktif meminta terdapat 4 data, tindak tutur direktif menyuruh terdapat 7 data, tindak tutur direktif menagih terdapat 4 data, tindak tutur direktif mendesak terdapat 2 data, tindak tutur direktif memohon terdapat 5 data, tindak tutur direktif menyarankan terdapat 7 data, tindak tutur direktif memerintah terdapat 5 data, tindak tutur direktif memberikan aba-aba terdapat 3 data, dan tindak tutur direktif menantang terdapat 3 data. Dari sebelas jenis tindak tutur direktif yang terdapat dalam novel Sala Lelimengan karya Suparta Brata masing-masing mempunyai fungsi sendiri-sendiri, yaitu agar mitra tutur melakukan tindakan yang disebutkan dalam tuturan yang ada di dalamnya dan berkaitan dengan kehidupan pada waktu itu yaitu Indonesia baru saja merdeka, apakah tuturan tesebut mengandung paksaan, ajakan, permintaan, suruhan, tagihan, desakan, permohonan, saran, perintah, pemberian aba-aba, dan tantangan.
Daftar Pustaka Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Endraswara, Suwardi. 2013. Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta: CAPS. Ismawati, Esti. 2011. Metode Penelitian Pendidikan Bahasa dan Sastra. Surakarta: Yuma Pustaka. Rustono. 1999. Pokok-pokok Pragmatik. Semarang: IKIP Semarang Press.
Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo
146
Vol. / 07 / No. 02 / Oktober 2015
Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa (Pengantar Penelitian Wahana Kebudayaan secara Linguistis). Duta Wacana University Press.
Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo
147