Jurnal Natural Vol. 14, No. 2, 23-32, September 2014 ISSN 1141-8513
The Application of Fitness Sharing Method in Evolutionary Algorithm to Optimizing the Travelling Salesman Problem (TSP) Nurmaulidar Jurusan Matematika, FMIPA Universitas Syiah Kuala, Darussalam, Banda Aceh Abstract. Travelling Salesman Problem (TSP) is one of complex optimization problem that is difficult to be solved, and require quite a long time for a large number of cities. Evolutionary algorithm is a precise algorithm used in solving complex optimization problem as it is part of heuristic method. Evolutionary algorithm, like many other algorithms, also experiences a premature convergence phenomenon, whereby variation is eliminated from a population of fairly fit individuals before a complete solution is achieved. Therefore it requires a method to delay the convergence. A specific method of fitness sharing called phenotype fitness sharing has been used in this research. The aim of this research is to find out whether fitness sharing in evolutionary algorithm is able to optimize TSP. There are two concepts of evolutionary algorithm being used in this research. the first one used single elitism and the other one used federated solution. The two concepts had been tested to the method of fitness sharing by using the threshold of 0.25, 0.50 and 0.75. The result was then compared to a non fitness sharing method. The result in this study indicated that by using single elitism concept, fitness sharing was able to give a more optimum result for the data of 100-1000 cities. On the other hand, by using federation solution concept, fitness sharing can yield a more optimum result for the data above 1000 cities, as well as a better solution of data-spreading compared to the method without fitness sharing. Keywords: Travelling salesman problem (TSP), evolutionary algorithm, fitness sharing.
ini sangat tepat digunakan untuk menyelesaikan masalah optimasi kompleks yang sukar diselesaikan dengan metode konvensional [1].
Pendahuluan Travelling Salesman Problem (TSP) dikenal sebagai salah satu masalah optimasi yang banyak menarik perhatian para peneliti sejak beberapa dekade terdahulu karena permasalahan TSP termasuk ke dalam persoalan yang sulit diselesaikan dan membutuhkan waktu yang sangat lama untuk jumlah kota yang besar. TSP juga merupakan permasalahan dalam bidang diskrit dan optimasi kombinatorial. Sebagai permasalahan kombinatorial persoalan ini tergolong memiliki kemungkinan jawaban yang sangat banyak dan termasuk kedalam Non-Polinomial Complete Problem.
Algoritma berevolusi telah diaplikasikan secara meluas pada berbagai persoalan dan telah menunjukkan performance yang baik. Meskipun demikian, algoritma berevolusi sebagaimana algoritma lainnya juga bisa mengalami fenomena kekonvergenan dini, dimana variasi dihilangkan dari suatu populasi yang terdiri dari individu-individu ideal sebelum solusi yang komplit didapatkan. Kekonvergenan dini sudah dikaji secara mendalam oleh para pakar evolutionary. Sejumlah mekanisme untuk pemeliharan dan peningkatan variasi di dalam suatu populasi sudah diusulkan, salah satu dari mekanisme tersebut adalah fitness sharing [2].
Beberapa metode telah digunakan untuk memecahkan persoalan tersebut namun hingga saat ini belum ditemukan algoritma yang tepat untuk menyelesaikannya. Cara termudah untuk menyelesaikan TSP yaitu dengan mencoba semua kemungkinan rute dan mencari rute terpendek. Namun metode tersebut memiliki kompleksitas dan waktu penyelesaian yang sangat lama jika jumlah kotanya banyak. Untuk menyelesaikan persoalan tersebut digunakan algoritma berevolusi yang merupakan bagian dari Metode Heuristik. Algoritma
Fitness sharing yang berdasarkan pada teknik pemberian reward telah diusulkan untuk memelihara keanekaragaman dari suatu populasi dan mencegah kekonvergenan dini, dengan menerapkan fitness sharing untuk individu-individu di dalam populasi maka akan mencegah pengambilan-alih oleh individu terbaik, sehingga tidak ada individu yang muncul begitu sering dan mendominasi suatu
23
Nurmaulidar: The Application of Fitness…
Jurnal Natural: Vol.14, No.2, September 2014
populasi. Dengan menyeimbangkan antara eksploitasi dan eksplorasi yaitu dengan menambahkan metode fitness sharing ke dalam algoritma berevolusi akan terlihat bahwa solusi dari Travelling Salesman Problem (TSP) menjadi lebih optimum.
TSP dengan 4 Kota: 1
2
1
2
1
2
4
3
4
3
4
3
Gambar 2. TSP dengan 4 kota
Tinjauan Teoritis Travelling Salesman Problem (TSP). Travelling Salesman Problem (TSP) dideskripsikan sebagai suatu persoalan untuk menentukan urutan dari sejumlah kota yang harus dilalui oleh seorang sales. Setiap kota hanya boleh dilalui sekali dalam perjalanan dan perjalanan berakhir pada kota awal dimana seorang sales memulai perjalanannya [3].
Permasalahan TSP dengan 4 kota belum memerlukan komputasi karena jumlah kemungkinan solusinya hanya (4-1)!/2 = 3. 2. TSP dengan 5 kota: Permasalahan dengan 5 kota mulai memerlukan komputasi karena jumlah kemungkinan solusi adalah (5-1)!/2=12.
Persoalan optimasi yang ingin dicapai adalah rute yang dilalui dan biaya yang digunakan paling minimum. Bila dipandang dari sudut komputasinya, persoalan ini dapat diselesaikan dengan cepat walaupun dengan menggunakan algoritma konvensional seperti brute force sekalipun, jika kotakota yang akan dikunjungi sedikit. Namun, jika kota-kota yang akan dikunjungi banyak, maka algoritma konvensional tidaklah menjadi pilihan lagi karena memiliki kompleksitas dan waktu penyelesaian yang sangat lama [4].
Permasalahan dengan jumlah kota yang semakin banyak akan menghasilkan semakin banyak kemungkinan. Untuk 20 kota akan menghasilkan 19!/2 atau sekitar 6,08 x kemungkinan solusi. Sampai saat ini, belum ada algoritma yang dapat menghasilkan solusi terbaik dengan waktu yang lebih cepat untuk persoalan TSP. Algoritma yang ditemukan hingga saat ini belum dapat melakukan komputasi dengan banyak input untuk menentukan solusi TSP. Hal yang dapat dilakukan adalah mencari solusi paling optimal yaitu solusi yang memiliki kesesuaian antara waktu pemrosesan dengan hasil yang didapatkan.
Permasalahan pada TSP adalah mencari sirkuit terpendek pada suatu graf tidak berarah yang berasal dari suatu simpul dengan melewati seluruh simpul dan kembali ke simpul asal. Dalam menyelesaikan permasalahan TSP, kota dapat dinyatakan sebagai sebuah simpul graf, sedangkan sisi menyatakan jalan yang menghubungkan antara dua kota dan bobot pada sisi menyatakan jarak antara dua kota [5]. Jika setiap simpul pada graf berbobot mempunyai sisi ke simpul lain maka graf tersebut adalah graf lengkap berbobot. Pada sembarang graf lengkap dengan n buah simpul untuk maka jumlah sirkuit
Algoritma Berevolusi. Algoritma berevolusi adalah algoritma yang dikembangkan dari proses pencarian solusi optimasi menggunakan pencarian acak, ini terlihat dari proses pembangkitan populasi awal yang menyatakan sekumpulan solusi yang terpilih secara acak. Algoritma ini memanfaatkan proses seleksi alamiah yang dikenal dengan proses evolusi. Dalam proses evolusi, individu secara terus-menerus mengalami perubahan gen untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan hidupnya. Hanya individu yang kuat yang mampu bertahan, sehingga dalam proses evolusi diharapkan dapat memperoleh individu yang terbaik [6].
hamilton yang berbeda adalah . Berikut adalah beberapa contoh penangganan permasalahan Travelling Salesman Problem dengan menggunakan sirkuit hamilton:
Algoritma berevolusi digunakan untuk mendapatkan solusi yang tepat dari masalah optimasi dengan satu variabel atau multi variabel. Berbeda dengan teknik pencarian konvensional, algoritma berevolusi bermula dari himpunan solusi yang dihasilkan secara acak. Himpunan ini disebut populasi, sedangkan setiap individu didalam populasi disebut kromosom yang merupakan representasi dari solusi. Kromosom-kromosom berevolusi dalam suatu proses iterasi yang berkelanjutan yang disebut generasi. Pada setiap generasi, kromosom dievaluasi
2 1
3 TSP dengan 3 kota: Gambar 1. TSP dengan 3 kota Permasalahan TSP dengan 3 kota tidak memerlukan komputasi karena jumlah kemungkinan solusi hanya satu.
1.
24
Nurmaulidar: The Application of Fitness…
Jurnal Natural: Vol.14, No.2, September 2014
berdasarkan suatu fungsi evaluasi sampai didapatkan suatu individu yang dianggap optimal [7]. Fitness Sharing. Gagasan utama dari fitness sharing adalah untuk membagi-bagi suatu populasi individu berdasarkan letaknya didalam search space. Ketika suatu individu i mempunyai letak yang berdekatan dengan individu lain disekelilingnya, fitness fi diturunkan secara proporsional terhadap jumlah kedekatan tersebut. Fitness sharing juga memodifikasi peningkatan pencarian dengan mengurangi reward untuk daerah yang padat populasi. Fitness sharing menurunkan fitness dari tiap-tiap anggota populasi dengan jumlah yang hampir sama dengan banyaknya individu yang memiliki kemiripan didalam populasi. Fitness fi’ yang dibagi dari suatu individu dengan fitness secara sederhana dapat dituliskan:
dengan threshold yang besar diharapkan akan semakin besar ketidakmiripan antara individuindividu di dalam populasi atau semakin jauh letak individu tersebut dengan individu lain di sekililingnya. Nilai untuk suatu individu adalah . Jarak antara individu dan mempunyai range , sedangkan nilai threshold mempunyai batasan . Parameter adalah suatu nilai yang berbentuk bilangan bulat atau integer. Nilai yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1. Hal ini dikarenakan adalah nilai yang sangat sering digunakan dalam penelitian untuk kasus optimasi seperti TSP. Tidak ada informasi yang lebih jauh tentang penentuan nilai yang paling sesuai untuk kasuskasus optimasi seperti ini. Namun, berdasarkan rumus di atas dapat dianalisis bahwa jika nilai
Dimana mi adalah hitungan niche (kedudukan yang sesuai) untuk mengukur jumlah jarak yang berdekatan dari individu-individu dengan siapa fitness fi dibagi. Hitungan niche dihitung dengan menjumlahkan suatu fungsi sharing atas semua anggota populasi. Secara matematis dapat dituliskan seperti berikut ini:
semakin besar atau
maka
,
dengan batasan karena berarti menuju ke suatu nilai yang besar, ini menyebabkan nilai menjadi besar, sehingga cendrung untuk mempunyai nilai yang kecil. Akan tetapi, jika ,
,
akan menghasilkan
Dimana merupakan ukuran populasi dan adalah jarak antara individu dan individu , kemudian fungsi sharing mengukur tingkat kesamaan antara dua anggota populasi. Nilainya 1 jika individu-individu tersebut identik, bernilai 0 jika
nilai yang negatif, menyebabkan nilai juga bernilai negatif. Kenyataan ini menjadi kontradiksi
jarak lebih tinggi dari batas dissimilarity dan suatu nilai tengah pada perbedaan jarak tingkat menengah. Secara meluas penggunaan fungsi sharing diberikan seperti dibawah ini:
menghasilkan sehingga mengakibatkan Hal ini tidak akan mempunyai arti apapun karena menyebabkan nilai
,
,
dengan pernyataan bahwa nilai selalu berada diantara 0 dan 1. Begitu juga jika nilai , akan
tidak terdefinisi. Dengan demikian, nilai harus selalu lebih besar dari 0, dengan konsekuensi
jika semakin jauh dari 1 atau , maka akan cendrung untuk mempunyai nilai yang kecil. Oleh karena itulah, nilai yang sering digunakan di sini adalah
Dimana merupakan batas dissimilarity (threshold) dan adalah parameter konstanta yang mengatur bentuk dari fungsi sharing. Nilai threshold dideskripsikan sebagai batas toleransi untuk individu-individu di dalam populasi. Jika jarak antar individu-individu tersebut lebih kecil dari batas toleransi, maka individu-individu tersebut akan diberikan pinalti. Sebaliknya, jika jaraknya lebih besar dari threshold, maka individu-individu tersebut terbebas dari pinalti. Semakin besar nilai threshold, maka semakin banyak individu-individu di dalam populasi yang akan mendapatkan pinalti, Sehingga,
Metode Penelitian Studi Literatur Studi literatur mengenai Traveling Salesman Problem (TSP). Algoritma berevolusi dan fitness sharing. 25
Nurmaulidar: The Application of Fitness…
Jurnal Natural: Vol.14, No.2, September 2014
dishare dengan menggunakan rumus di bawah ini:
Desain Algoritma dan Pembuatan Program Komputer 1. Menyusun flowchart algoritma berevolusi. 2. Membuat program berevolusi untuk memecahkan permasalahan TSP. Pemrograman akan dilakukan dalam bahasa matlab. Tahapan dalam melakukan pemrograman adalah: a. Membaca file data TSP. b. Inisialisasi: menentukan ukuran populasi, jumlah generasi, banyaknya offspring, treshold, gen dan kromosom. Jumlah gen dalam setiap kromosom sama dengan jumlah kota. c. Evaluasi kromosom: melakukan evaluasi fungsi objektif yaitu dengan mencari nilai cost function yang lebih minimum dengan menggunakan rumus jarak kartesian antara kota A dan kota B:
Dengan adalah fungsi fitness dan adalah fitness sharing dari individu . d. Crossover dan mutasi: metode crossover yang digunakan adalah order-based crossover dan metode mutasi yang digunakan adalah swap mutation. Program order-based crossover dan swap mutation di download dari GAOT. e. Elitism: dalam setiap generasi dilakukan penyalinan beberapa kromosom terbaik ke dalam populasi baru. Dalam penelitian ini digunakan konsep dengan 1 elitism dan n elitism. f. Populasi baru: dari proses fitness sharing, crossover, mutasi dan elitism terbentuklah populasi baru dengan nilai fitness yang lebih baik.
|| AB||( (XA XB)2 (YA YB)2
( X A , YA )
dengan
menyatakan
posisi
koordinat kota A dan ( X B , YB ) adalah posisi koordinat kota B. Kemudian fungsi objektif dikonversikan kedalam fungsi fitness.
Pengujian Komputasi. Data yang digunakan dalam pengujian komputasi adalah data sekunder yang didownload dari: http://www.iwr.uniheidelberg .de/groups/comopt/software/TSPLIB95. Spesifik data TSP yang digunakan dapat dilihat pada Tabel1.
d. Seleksi kromosom: metode seleksi kromosom yang digunakan adalah metode roulette wheel, dimana masing-masing kromosom dengan nilai fitness tinggi menempati potongan lingkaran yang lebih besar dibandingkan dengan kromosom yang bernilai rendah. Program roulette wheel yang digunakan di download dari GAOT (Genetic Algorithm Optimization Toolbox). e. Fitness sharing: dalam melakukan fitness sharing, akan dihitung fungsi sharing terlebih dahulu dengan menggunakan rumus berikut:
,
,
Tabel 1. Dataset TSP dengan jumlah kota (100-1500)
Dengan adalah jarak antara individu dan , dalam hal ini individu adalah urutan antar kota yang direpresentasikan sebagai satu solusi yang valid dan sebagai treshold. Setelah fungsi sharing didapat maka langkah selanjutnya adalah menghitung nilai pinalti untuk masing-masing individu dengan menggunakan rumus:
Selanjutnya adalah mencari nilai fitness sharing dari individu-individu yang sudah 26
No
Data
Jumlah Kota
Edge Type
1
kroA100
100
EUC_2D
2
kroA150
150
EUC_2D
3
kroB150
150
EUC_2D
4
u159
159
EUC_2D
5
gil262
262
EUC_2D
6
fl417
417
EUC_2D
7
d493
493
EUC_2D
8
att532
532
EUC_2D
9
rat575
575
EUC_2D
10
p654
654
EUC_2D
11
d657
657
EUC_2D
12 13
rat783 u817
783 817
EUC_2D
14
rl934
934
EUC_2D
15
pr1002
1002
EUC_2D
16
pcb1173
1173
EUC_2D
17
d1291
1291
EUC_2D
18
rl1323
1323
EUC_2D
19
fl1400
1400
EUC_2D
20
u1432
1432
EUC_2D
21
fl1577
1577
EUC_2D
EUC_2D
Nurmaulidar: The Application of Fitness…
Jurnal Natural: Vol.14, No.2, September 2014
Pengujian Komputasi untuk data di atas dilakukan dengan menggunakan parameter-parameter pengujian. Parameter yang digunakan untuk maksimum generasi adalah 1000, population size adalah 10, nilai faktor pembanding offspring 5 dan nilai treshold yang digunakan adalah 0.25, 0.50, dan 0.75. Pengujian komputasi dilakukan untuk melihat nilai minimum solusi, populasi solusi dan standar deviasi dari metode yang menggunakan fitness sharing dengan metode yang tanpa fitness sharing. Konsep Algoritma berevolusi yang digunakan adalah dengan 1 elitism dan n elitism. Simulasi ini dilakukan sebanyak 10 kali percobaan untuk masingmasing dataset, untuk masing-masing konsep dan untuk setiap metode. Hasil yang diperoleh kemudian diolah dengan menggunakan software Excel untuk mencari nilai rata-rata dari masingmasing data. Tahap selanjutnya adalah membandingkan hasil yang didapat dari metode fitness sharing dengan metode non fitness sharing.
kecil 0.25, ukuran sedang 0.50 dan ukuran besar 0.75. Hasil simulasi dari solusi TSP yang menggunakan fitness sharing (FS) secara langsung dibandingkan dengan algoritma yang tanpa fitness sharing (Non FS). Untuk memudahkan dalam melakukan analisa, data dipisahkan ke dalam 3 bagian yaitu data ukuran kecil yang terdiri dari 100500 kota, data ukuran sedang terdiri dari 500-1000 kota dan data ukuran besar dengan jumlah kota lebih dari 1000 kota. Untuk setiap dataset dilakukan 10 kali percobaaan. Hasil percobaan dari setiap dataset diperlihatkan seperti berikut: Konsep dengan 1 elitism. Hasil simulasi untuk metode fitness sharing dan non-fitness sharing untuk solusi minimum dan nilai standar deviasi yang menggunakan 1 elitism akan diperlihatkan pada tabel-tabel berikut ini. Tabel 2 memperlihatkan perbandingan nilai solusi minimum yang dihasilkan dari metode fitness sharing dengan metode non fitness sharing. Untuk data ukuran kecil rata-rata nilai yang dihasilkan dengan metode fitness sharing lebih kecil sebesar 0.20% dan 0.42% dengan treshold yang berturut-turut 0.25 dan 0.75. Akan tetapi dengan treshold 0.50 rata-rata nilai yang dihasilkan lebih maksimum sebesar 0.16%. Tabel 3 memperlihatkan bahwa nilai solusi minimum untuk data ukuran sedang dengan metode fitness sharing menghasilkan nilai yang lebih kecil sebesar 0.11%, 0.45% dan 0.43% untuk treshold yang berturut-turut 0.25, 0.50 dan 0.75.
Hasil dan Pembahasan Simulasi dan Hasil. Dalam pembahasan ini digunakan 2 konsep dari Algoritma berevolusi, konsep pertama dengan 1 elitism dan konsep kedua dengan n elitism. Untuk setiap konsep, simulasi dilakukan terhadap metode algoritma berevolusi. Algoritma berevolusi ini diuji pada dataset TSPLIB95 dengan jumlah kota antara 100 sampai 1500 kota. Nilai treshold (T) yang digunakan dikatagorikan menjadi 3 yaitu: treshold berukuran
Tabel 2. Nilai solusi minimum untuk data ukuran kecil Data
Kota
Non FS
Fitness sharing T(0.25)
%
T(0.50)
%
T(0.75)
%
KroA100
100
135,103
136,845
1.29%
137,633
1.87%
136,101
0.74%
KroA150
150
216,853
214,691
-1.00%
215,538
-0.61%
214,189
-1.23%
KroB150
150
213,531
213,312
-0.10%
213,341
-0.09%
213,295
-0.11%
u159
159
381,379
380,155
-0.32%
377,590
-0.99%
378,322
-0.80%
gil262
262
23,647
23,621
-0.11%
23,820
0.73%
23,837
0.80%
fl417
417
441,306
434,830
-1.47%
439,094
-0.50%
429,370
-2.70%
d493
493
405,842
407,027
0.29%
408,777
0.72%
407,214
0.34%
-0.20%
Average
0.16%
-0.42%
Tabel 3. Nilai solusi minimum untuk data ukuran sedang Data
Kota
att532 532 rat575 575 p654 654 d657 657 rat783 783 u817 817 rl934 934 Average
Non FS 1,474,094 103,253 1,839,741 789,455 165,508 939629 6314101
T(0.25) % 1,460,325 -0.93% 103,950 0.68% 1,826,907 -0.70% 792,171 0.34% 165,723 0.13% 938556 -0.11% 6301598 -0.20% -0.11%
27
Fitness sharing T(0.50) % 1,449,756 -1.65% 103,276 0.02% 1,837,955 -0.10% 783,435 -0.76% 165,749 0.15% 931145.3 -0.90% 6321091 0.11% -0.45%
T(0.75) % 1,446,141 -1.90% 102,404 -0.82% 1,828,430 -0.61% 791,484 0.26% 164,845 -0.40% 940399 0.08% 6E+06 0.39% -0.43%
Nurmaulidar: The Application of Fitness…
Jurnal Natural: Vol.14, No.2, September 2014
Tabel 4. Nilai solusi minimum untuk data ukuran besar Data
Kota
Non FS
PR1002
1002
pcb1173
Fitness sharing T(0.25)
%
T(0.50)
%
T(0.75)
%
6,052,365
6,045,429
-0.11%
6,047,893
-0.07%
6,039,557
-0.21%
1173
159,202
158,135
-0.67%
162,322
1.96%
159,368
0.10%
d1291
1291
1,637,558
1,640,244
0.16%
1,634,159
-0.21%
1,637,049
-0.03%
rl1323
1323
9,248,501
9,218,792
-0.32%
9,247,956
-0.01%
9,230,617
-0.19%
fl1400
1400
1,570,858
1,560,756
-0.64%
1,569,135
-0.11%
1,572,696
0.12%
u1432
1432
3,703,269
3,727,861
0.66%
3,730,550
0.74%
3,764,869
1.66%
fl1577
1577
1,279,027
1,283,317
0.34%
1,294,369
1.20%
1,289,608
0.83%
Average
-0.08%
0.50% 0.33% fitness sharing untuk 1 elitism dengan mengambil nilai rata-rata dari 10 kali percobaan untuk setiap dataset juga dapat dilihat dalam bentuk grafik 5,6 dan 7 di bawah ini. Grafik yang diperlihatkan hanya diambil 3 sampel dari setiap kelompok data, dimulai dari data ukuran kecil, sedang dan besar. Sumbu x menyatakan banyaknya generasi dan sumbu y menyatakan solusi dari TSP.
Untuk data ukuran besar seperti yang diperlihatkan pada tabel 4, nilai solusi minimum dengan metode fitness sharing menghasilkan rata-rata nilai yang lebih kecil 0.08% dengan treshold 0.25 dan nilainya lebih maksimum 0.50% dan 0.33% dengan treshold yang berturut-turut 0.50 dan 0.75.Perbandingan nilai dari metode fitness sharing dengan metode non
Non FS FS
Gambar 5. Grafik perbandingan untuk solusi minimum dataset kroA150
Non FS FS
28
Nurmaulidar: The Application of Fitness…
Jurnal Natural: Vol.14, No.2, September 2014
Gambar 6. Grafik perbandingan untuk solusi minimum dataset d657.
Non FS FS
Gambar 7. Grafik perbandingan untuk solusi minimum dataset pcb1173 Konsep dengann elitism (solusi gabungan). Tabel 5, 6 dan 7 memperlihatkan bahwa nilai solusi minimum untuk data ukuran kecil dan sedang dengan n elitism dengan menggunakan fitness sharing memberikan hasil yang lebih maksimum. Untuk data ukuran besar dengan treshold 0.25 hasil yang didapatkan menjadi lebih maksimum, akan tetapi dengan menggunakan treshold 0.50 dan 0.75 hasilnya menjadi lebih
minimum sebesar 0.58% dan 0.21%. Perbandingan nilai dari metode fitness sharing dengan metode non fitness sharing yang menggunakan n elitism juga dapat dilihat dalam bentuk grafik di bawah ini. Grafik yang diperlihatkan hanya diambil 3 sampel dari setiap kelompok data, dimulai dari ukuran kecil, sedang dan besar. Sumbu x menyatakan banyaknya generasi dan sumbu y menyatakan solusi dari TSP.
Tabel 5. Nilai solusi minimum untuk data ukuran kecil dengan n elitism Fitness sharing Data
Kota
Non FS FS(0.25)
%
FS(0.50)
%
FS(0.75)
%
KroA100
100
97679
99968
2.34%
103509
5.97%
98554
0.90%
KroA150
150
165139
167300
1.31%
157063
-4.89%
156178
-5.43%
KroB150
150
159180
155413
-2.37%
163103
2.46%
160076
0.56%
u159
159
280079
289873
3.50%
289324
3.30%
282726
0.95%
gil262
262
18075
18611
2.97%
18555
2.65%
19017
5.21%
fl417
417
321293
324580
1.02%
314148
-2.22%
321192
-0.03%
d493
493
316491
307603
-2.81%
312007
-1.42%
309950
-2.07%
0.85%
Average
0.84%
0.01%
Tabel 6. Nilai solusi minimum untuk data ukuran sedang dengan n elitism Fitness sharing Data
Kota
Non FS FS(0.25)
%
FS(0.50)
%
FS(0.75)
%
att532
532
1070774
1122594
4.84%
1106463
3.33%
1078178
0.69%
rat575
575
79807
80749
1.18%
80909
1.38%
80154
0.43%
p654
654
1297964
1295529
-0.19%
1309095
0.86%
1326582
2.20%
d657
657
628040
619047
-1.43%
642659
2.33%
621441
-1.05%
rat783
783
127110
130910
2.99%
128822
1.35%
128683
1.24%
u817
817
689396
698832
1.37%
684385
-0.73%
696839
1.08%
rl934
934
4929305
4979944
1.03%
4947623
0.37%
5125259
3.98%
29
Nurmaulidar: The Application of Fitness…
Jurnal Natural: Vol.14, No.2, September 2014
1.46%
Average
1.42%
0.77%
Tabel 7. Nilai solusi minimum untuk data ukuran besar dengan n elitism Fitness sharing Data
Kota
Non FS FS(0.25)
%
FS(0.50)
%
FS(0.75)
%
PR1002
1002
4775673
4702091
-1.54%
4773503
-0.05%
4769920
-0.12%
pcb1173
1173
115547
116230
0.59%
111804
-3.24%
115980
0.37%
d1291
1291
1298813
1320376
1.66%
1295588
-0.25%
1307242
0.65%
rl1323
1323
7350830
7375619
0.34%
7356694
0.08%
7301440
-0.67%
fl1400
1400
1146842
1152755
0.52%
1153708
0.60%
1114666
-2.81%
u1432
1432
2942520
2990466
1.63%
2929744
-0.43%
2957036
0.49%
fl1577
1577
1017496
1007738
-0.96%
1009348
-0.80%
1023883
0.63%
Average
0.32%
-0.58%
Non FS
-0.21%
FS
Gambar 8. Grafik perbandingan untuk solusi minimum dataset kroA150.
Non FS FS
Gamba 9. Grafik perbandingan untuk solusi minimum dataset d657.
30
Nurmaulidar: The Application of Fitness…
Jurnal Natural: Vol.14, No.2, September 2014
Non FS
FS
Gambar 10.Grafik perbandingan untuk solusi minimum dataset pcb1173.
treshold yang kecil dapat meminimalkan pergerakan acak yang ditimbulkan oleh sistem replacing dengan 1 elitism. Pergerakan acak yang kuat juga disebabkan oleh ukuran search space yang besar dan treshold yang besar. Sistem replacing dengan 1 elitism dapat membuat solusi menjadi menyebar di dalam search space, akan tetapi penyebarannya tidak memberikan pengaruh yang bagus terhadap kualitas solusi TSP.
Pembahasan Hasil yang diperlihatkan pada tabel 3-4 dan tabel 5-7 dapat diringkas ke dalam tabel 8. Pada tabel 8 terlihat bahwa fitness sharing dengan semua ukuran treshold dapat mempengaruhi kualitas solusi (nilai solusi minimum dan solusi populasi) dengan 1 elitism untuk data ukuran kecil dan sedang, sedangkan untuk data ukuran besar hasilnya lebih minimum dengan menggunakan treshold yang kecil. Hal ini dikarenakan
Tabel 8. Pengaruh fitness sharing terhadap kualitas solusi TSP yang menggunakan 1 elitism dan n elitism Ukuran data
1 elitism
n elitism
Kecil
Pengaruh (dengan semua treshold)
Tidak pengaruh
Sedang
Pengaruh (dengan semua treshold)
Tidak pengaruh
Besar
Pengaruh (dengan treshold yang kecil)
Pengaruh (dengan treshold yang besar)
Nilai Solusi
Ini dikarenakan penyebaran dengan 1 elitism adalah penyebaran acak yang tanpa kontrol, sedangkan penyebaran dengan fitness sharing dilakukan secara terkontrol dengan ukuran treshold tertentu. Oleh karena itu, penyebaran dengan fitness sharing dapat mempengaruhi kualitas solusi TSP menjadi lebih baik. Tabel 8 juga memperlihatkan pengaruh fitness sharing
terhadap kualitas solusi TSP dengan n elitism (solusi gabungan). Untuk data ukuran kecil dan sedang, fitness sharing tidak memberikan hasil yang lebih bagus. Hal ini dikarenakan sistem replacing setengah acak sudah sangat efisien untuk search space ukuran kecil dan sedang. Ukuran search space yang kecil juga menyebabkan kemungkinan terjadinya
31
Nurmaulidar: The Application of Fitness…
Jurnal Natural: Vol.14, No.2, September 2014
minimum lokal menjadi lebih kecil, sehingga penambahan fitness sharing tidak memberikan pengaruh yang signifikan. Sementara, untuk data ukuran besar hasilnya lebih minimum dengan menggunakan treshold yang besar. Ini dikarenakan treshold yang besar mampu melakukan penyebaran solusi yang lebih luas, sehingga dapat menjangkau keseluruh sisi space ukuran besar. Dengan demikian, probabilitas untuk menemukan solusi-solusi baru yang optimum menjadi lebih besar.
Traveling Salesman Problem, ITB, Bandung. 3.
F. Filman. 2009. Penyelesaian Travelling salesman problem dengan Algoritma heuristic, http://mail.informa tika.org/~rinaldi/Matdis/20082009/Mak alah2008/Makalah0809-028.pdf, diakses pada tanggal 28 Desember 2009.
4.
F. Aulia. 2006. Penerapan Algoritma Genetika pada persoalan pedagang Keliling, ITB, Bandung. .
5.
G. Mitsuo, C. Runwei. 1997. Genetic Algorithm and Engineering Design, John Wiley & Sons, United States.
6.
R.I. McKay. 2000. Fitness Sharing in Genetic Programming, proc. GECCO2000, San Francisco.
7.
M. Rinaldi. 2005. Matematika Diskrit, Informatika ITB, Bandung.
8.
M. Rinaldi. 2006. Strategi Algoritmik, Informatika ITB, Bandung.
9.
R.A. Amin. 2007, Travelling Salesman Problem, http://informatika.org/~rinaldi /stmik/Makalah/MakalahStmik30.pdf, diakses pada tanggal 28 Desember 2009.
Kesimpulan Berdasarkan pembahasan di atas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Fitness sharing dengan semua treshold dapat meminimumkan solusi TSP yang menggunakan 1 elitism untuk data ukuran kecil dan sedang. Untuk data ukuran besar solusi TSP menjadi lebih minimum dengan menggunakan treshold yang kecil. 2. Fitness sharing dapat memberikan hasil yang lebih bagus untuk solusi TSP dengan 1 elitism. 3. Fitness sharing dengan semua treshold tidak mempengaruhi kualitas solusi TSP yang menggunakan n elitism untuk data ukuran kecil dan sedang. Untuk data ukuran besar, fitness sharing dengan treshold yang besar dapat mempengaruhi kualitas solusi TSP menjadi lebih baik. 4. Fitness sharing dapat mempengaruhi kualitas solusi TSP yang menggunakan n elitism menjadi lebih baik untuk data ukuran besar. 5. Fitness sharing dalam algoritma berevolusi dapat mengoptimumkan kualitas solusi TSP baik yang menggunakan 1 elitism maupun n elitism.
10. J.B. Richard. 2001. Mathematics, Prentice International, Chicago.
11. S. Bruno. 1998. Fitness Sharing and Niching Methods Revisited, IEEE, Transactions on Evolutionary Computation 2 (3) 23-28. 12. S. R. Forrest, A. Perelson. 1993. Searching for diverse, cooperative subpopulations with genetic algorithms, Evolutionary Computation.
Daftar Pustaka 1.
2.
Discrete Hall
B. Ahmad. 2003. Algoritma Genetika Suatu Alternatif Penyelesaian Permasalahan Searching, Optimasi dan Machine Learning, Politeknik Elektronika Negeri Surabaya, Surabaya.
13. S. Admi. 2007. Hybrid Genetic Algorithm dengan Fuzzy Logic Controller: Sebuah Pendekatan Baru Penyelesaian Travelling Salesman Problem (TSP), Universitas Lampung, Lampung.
F. M. Irvan. 2007. Perbandingan Penggunaan Algoritma Genetika dengan Algoritma Konvensional pada
32