Workshop Pendirian Kebun Bibit Sumber, Demplot dan Feasibility Study untuk Perkebunan Jarak Pagar (Jatropha curcas Linn.)
TEKNIK PERSEMAIAN YANG EFEKTIF Dr. Ir. Theresia Prawitasari, M.S
A. Pengertian Perkecambahan Perkecambahan didefinisikan sebagai pengaktifan kembali aktivitas pertumbuhan embryonic axis di dalam biji yang terhenti untuk kemudian membentuk bibit (seedling). Pada embrio yang sangat muda, sel-selnya hampir sama bentuk dan ukurannya, dan belum terdapat diferensiasi organ seperti pada tumbuhan dewasa. Oi sini terjadi pertumbuhan yang meliputi pertambahan jumlah sel, pembesaran ukuran sel, dan diferensiasi sel menjadi jaringan. Secara visual dan morfologis suatu biji yang berkecambah umumnya ditandai dengan terlihatnya akar (radicle) atau daun (plumule) yang menonjol keluar dari biji. Oalam keadaan normal, semua jaringan yang kompleks dan organ yang membentuk bibit dan kemudian menjadi tumbuhan dewasa adalah berasai dari sel telur yang dibuahi. Kulit biji berasal dari tumbuhan induk dan endosperm (kalau masih ada) berasal dari persatuan antara sperma dengan polar nuclei di dalam embryosac.
B. Syarat untuk Perkecambahan Selama periode waktu tertentu sesudah panen, pada umumnya biji dar! kebanyakan tanaman menghendaki beberapa syarat khusus untuk memulai perkecambahan. Persyaratan yang berbeda-beda dari bermacammacam biji adalah penting untuk diketahui sebagai pedoman untuk penanaman biji dan pedoman untuk menetapkan treatment tertentu terhadap biji. Syarat luar utama untuk dapat aktifnya kembali pertumbuhan embryonic axis adalah:
B.1.Air Air memegang peranan penting dalam proses perkecambahan. Fungsi air pada perkecambahan biji adalah sebagai berikut:
28
Workshop Pendirian.Kebun Bibit Sumber,'Demplot dan Feasibility Study untuk Perkebunan Jarak Pagar (Jatropha curcas linn.)
1. Air yang diserap oleh biji berguna untuk melunakkan kulit biji dan menyebabkan pengembangan embrio dan endosperma. Hal ini akan mengakibatkan pecah atau robeknya kulit biji.
2. Air memberikan fasilitas untuk masuknya oksigen ke dalam biji. 3. Air berg una untuk mengencerkan protoplasma. 4. Air berguna sebagai alat transport larutan makanan dan endosperm atau kotiledon kepada titik tumbuh embryonic axis. Kecepatan penyerapan air oleh biji dipengaruhi beberapa faktor, antara lain: 1. Permeabilitas kulit biji atau membran biji
2. Konsentrasi air; penyerapan air oleh biji akan lebih cepat pada biji yang ditempatkan di dalam air mumi daripada biji di dalam larutan (solution).
3. Suhu; apabila suhu ditingkatkan maka kecepatan penyerapan juga naik sampai batas tertentu
4. Tekanan hidrostatik; dengan masuknya air ke dalam biji, timbul tekanan hidrostatik karena meningkatnya volume air pada membran biji 5. Luas permukaan biji yang kontak dengan air 6. Spesies; masing-masing spesies mempunyai kecepatan penyerapan air tertentu. Misalnya jarak menyerap air lebih lambat dibandingkan dengan kedele. 7. Varitas; masing-masing varitas mempunyai kecepatan penyerapan yang berbeda-beda. 8. Tingkat kemasakan; biji yang dipanen muda menyerap air lebih cepat dibandingkan biji yang dipanen masak atau "dent stage". 9. Komposisi Kimia; umumnya biji yang mengandung protein tinggi menyerap air iebih cepat sampai tingkat tertentu daripada biji dengan kadar karbohidrat tinggi. Biji dengan kadar minyaknya tinggi
(oily
seeds) tetapi kadar proteinnya rendah, kecepatan serapnya sarna
dengan biji berkadar karbohidrat rendah. 10. Umur; biji tua mengerap air lebih cepat dan membutuhkan air lebih banyak. Pad a tanaman jarak, biji mendapatkan perendaman awal biji selama ± 8 jam, perendaman dalam larutan fungisida selam 30 menit, kemudian
29
Workshop Pendirian Kebun Bibit Sumber, Dempiot dan Feasibility Study untuk Perkebunan Jarak Pagar (Jatropha curcas Unn.)
ditiriskan pad a kertas merang dan setelah 24 jam, biji ditanam di bedeng persemaian atau di polybag.
B.2. Suhu Bermacam-macam jenis biji mempunyai tiga titik (suhu) kritis yang berbeda-beda, disebut suhu (titik) kardinal, yang berkaitan dengan perk~cambahannya
yaitu:
1. Suhu minimum; suhu di bawah sehingga proses perkecambahan biji tidak akan terjadi seiam periode waktu perkecambahan 2. Suhu maksimum; suhu di atas sehingga proses perkecambahan biji
tidak akan terjadi selamam periode waktu pendek atau panjang 3. Suhu optimum; suhu pada mana kecepatan dan presentase biji yang berkecambah tertinggi pada periode waktu minimum Hubungan antara ketiga tiitk (suhu) kardinal dan perkecambahan dapat dilihat seperti terlukis pada grafik di bawah ini:
x A
c
B
Gambar. Hubungan antara ketiga suhu kardina! dan perkecambahan. A adalah suhu minimum, B adalah suhu optimum, C adalah suhu maksimum, X adalah persentase perkecambahan.
Hal-hal penting mengenai pengaruh suhu· terhadap perkecambahan biji seiama penyerapan (imbibisi): 1. Kondisi biji yaitu: (1) lamanya waktu sesudah panen biji tersebut, (2) tingkat kerusakan biji. Biji baru dipanen biasanya mempunyai sifat dormansi
30
dan
sering
menghendaki
suhu
yang
khusus
untuk
Workshop Pendirian Kebun Bibit Sumber, Demplotdan Feasibility Study untuk Perkebunan Jarak Pagar (Jatropha curcas Linn.)
perkecambahan maksimum. Biji yang baru dipanen mempunyai jangka suhu
minimun
ke
maksimum
(temperatur
range)
lebih
sempit
dibandingkan dengan biji yang sudah lama dipanen 2. Suhu selama fase permulaan penyerapan adalah kritis, terutama selama 30 menit permulaan 3. Imbibisi pada suhu 15°C atau lebih rendah, menurunkan jumlah dan pertumbuhan bibit yang tumbuh 4. Kulit biji yang utuh karena penundaan imbibisi selama periode waktu suhu rendah dapat menghindari kerusakan suhu rendah (chilling injury). Biji yang mengalami skarifikasi menyebabkan terjadinya imbibisi lebih awal dan cepat, sehingga merangsang terjadinya "chilling injury" 5. Efek pengrusakan oleh suhu rendah mungkin karena rusaknya membran 6. Biji bermutu rendah lebih peka terhadap "chilling injury" daripada biji bermutu tinggi 7. Umumnya suhu yang cocok (favourable temperature) untuk awal perkecambahan membutuhkan suhu antara 28-30 oC.
B.3. Oksigen Perkecambahan biji adalah suatu proses yang berkaitan dengan sel hidup yang mana membutuhkan energi. Perkecambahan biji dipengaruhi oleh
komposisi
(susunan)
udara
sekitar
(ambient
athmosphere).
Umumnya biji akan berkecambah dalam udara yang mengandung 20% O2 dan 0.03% CO 2 , terutama dibutuhkan pad a tahapan tertentu dari perkecambahan.
Sebetulnya
oksigen
tidaklah
merupakan
faktor
pembatas utama untuk perkecambahan di lapangan. Oksigen menjadi faktor pembatas apabila kadar air tanah tinggi sehingga pori-pori tanah terisi air sehingga biji kekurangan O2 . Ketersedian oksigen dalam (media) tanah ter9antun9 dari kadar air tanah. Apabila kadar air tanah (media) terlalu tin991 maka ketersedian oksigen dalam tanah akan rendah hal ini dikamakan pori-pori tanah terisi ofeh air sehin9ga oksigen tidak dapat masuk ke dalam tanah (media)
B.4. Cahaya Pentingnya
peranan
cahaya
sebagai
faktor
pengontrol
perkecambahan biji sudah lama dikenal dan banyak usaha penyelidikan
31
Workshop Penqiri9n Kebu~ Bibit Sumber, Dempiot dan Feasibility Study untuk Perkebunan Jar§ik Pagar (Jatropha curcas linn.)
untuk itu telah dHakukan. Kebutuhan biji terhadap cahaya pada sa at berkeeambah bervariasi, diantaranya adalah: 1. Biji yang hanya berkeeambah dalam gelap; 2. Biji yang hanya bisa berkeeambah dalam eahaya terus menerus; 3. Biji yang bisa berkeeambah setelah disinari sebentar; Biji yang tidak terpengaruh dengan ada atau tidak adanya eahaya selama perkeeambahan (light indifference), seperti halnya terjadi pada perkeeambahan biji jarak.
C. Teknik Persemaian C.1. Menggunakan bedengan semai + paranet Bedengan
semai
dibuat dengan
arah
Utara-Selatan.
Hal
ini
dimaksudkan agar bedengan mendapatkan sinar matahari seeara merata. Bedengan semai mempunyai ukuran dengan panjang, lebar, dan tlnggl berturut-tufut adalah 10m, 1 m, dan 0.25 m. Antar bedengan diberi jarak sekitar
0.5
m,
bisa
diguanakan
untuk jalan
atau
memudahkan
2
penyiraman. Sellap 1 m mampu menampung biji sebanyak 1 kg (± 1.500 biji). Besar pori paranet adalah 65%. Paranet dinaungkan setinggi 1 m dengan menggunakan kayu dimasing-masing sudut bedengan. Setelah biji disemai kemudian ditutup kembali oieh tanah. C.2. Menggunakan
bedengan~emai
+ naungan alami
Teknik persemaian yang kedua hampir sarna. Perbedaannya terletak pada jenis naungan. Naungan pada eara yang kedua menggunakan jenis naungan alami. Misalnya pohon Jatl atau pohon berdaun rindang. Tapi dengan syarat tidak terlalu rimbun. Hal dimaksudkan agar sinar matahari tetap bisa masuk ke areal persemaian. C.3. Persemaian di bak-bak plastik Bak plastik yang digunakan untuk persemaian memiliki panjang, lebar dan tinggi berturut-turut adalah 36 em, 27,5 em dan 5 em. Media diisikan setinggi 3 em. Satu bak dapat terisi biji sebanyak 77 bibit. Setelah biji disemai kemudian dittutup kembali oleh tanah. C.4. Persemaian pada media kertas Persemaian pada media kertas dilakukan sarna dengan eara persemaian di bak-bak plastik. Hal yang membedakan diantara keduanya adalah media. Bak yang sudah dipersiapkan dilapisi kertas sebanyak 2
32
Workshop Pendirian Kebun Bibit Sumber, Demplot dan Feasibility Study untuk Perkebunan Jarak Pagar (Jatropha curcas Unn.)
lembar. Dipercik air sampai lembab. Kemudian di atasnya diletakan bijibiji yang akan disemaL Biji-biji yang sudah disusun pada baki tersebut ditutup kembali dengan kertas sebanyak satu lembar. Lalu seteiah ditutup, diperciki air sampai basah. C.5. Penanaman langsung di polibag
Penanaman langsung di polibag dilakukan tanpa persemaian. Setelah biji mendapatkan perlakuan dan siap tanam. Kemudian biji dimasukan ke dalam media polibag ukuran 12 em atau 15 em sedalah 2,5 em.
D. Kriteria Bibit yang Baik di Persemaian 0.1. Viabilitas
Daya keeambah biji (viability orgerminabifity) erat hubungannya dengan pemasakan biji. Diketahui umumnya biji bisa berkeeambah pad a umur beberapa hari sesudah pembuahan. Pada tanaman jarak biji dapat berkeeambah dan siap pindah tanam ke polibag dari persemaian sekitar 10 hari masa semai. Umumnya bibit atau tanaman yang berasal dari biji yang sangat muda ini, lemah karena: 1. Berat kering biji rendah 2. Bij masih keeil 3. Seeara fisiologis biji belum masak 4. Jaringan penunjang tidak tumbuh dengan balk Daya keeambah (viability) ini klan meningkat dengan bertambah tuanya biji dan meneapai "maximum germination" jauh sebelum masak fisiologis atau be rat kering maksimum tereapai. Sampai masak fisiologis tereapai, "maximum germination" (100%) in! konstan, tetapi sesudah itu akan menurun dengan keeepatan yang sesuai dengan keadaan jelek lapangan. Klan jelek keadaan lapangan kian eepat turunnya viability. Daya keeambah (viabilitas) pada bibit ditandai dengan persen keeambah lebih dari 70%.
0.2. Vigor Vigor dan ukuran daripada biji hampir bersamaan (pararel), begitu juga terhadap berat kering. "Maksimum vigor", "maksimum ukuran", dan "maksimum be rat kering", tereapai pada waktu yang sama yaitu pada
33
Workshop Pendirian Kebun Bibit Sumber, Oemplot dan Feasibility Study untuk Perkebunan Jarak Pagar (Jatropha curcas Linn.)
saat tereapainya masak fisiologis. Setelah masak fisiologis tercapai, "ukuran" dan "vigor" ini menurun sesuai dengan keadaan lapangan yang jelek. Bertambah lama biji tad! berada di lapangan sesudah masak fisiologis tereapai, vigor dan ukuran klan turun. Jadi untuk mendapatkan biji dengan viability dan vigor yang tinggi, dianjurkan pemanenan jangan terlalu lambat (terlalu lama sesudah masak fisiologis). Lakukanlah pemanenan pad a sa at masak maksimum vigor dan maksimum berat kering untuk memperoieh biji dengan kualitas tinggi baik dalam arti botanis maupun ekonomis. Bibit pada persemaian yang memiliki vigor tinggi adalah tanaman yang memiliki daun 2-3
helai setelah 10 hari masa semai. Batang
berdiameter 0.5 em dan tlnggl 10 em. Bibit in! sebalknya mempunyai sistem perakaran yang baik. Ditandai dengan tumbuhnya akar yang banyak. Daun berwarna hijau, dan batang berwarna hijau sedikit berkayu. 0.3. Kecepatan Tumbuh Keeepatan tumbuh bibit pada persemaian dapat dilihat dari perbandingan umur tanaman dan besarnya tanaman. Tanaman yang memiliki kecepatan tumbuh tinggi dihitung dar! berapa pertambahan tinggi (em/hari) sesuai kondis! lapang masing2 wilayah. 0.4. Umur Pindah Umur pindah tanam dar! persemaian adalah 10 hari setelah masa semai. Apabila meleb!hi umur tersebut, kemungkinan daya adaptasinya menurun. Sehingga pertumbuhan tanaman terganggu.
34