TANTANGAN DAN PELUANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR INDONESIA Oleh : FRANS SATYAKI SUNITO Managing Director PT Pembangunan Jaya Infrastruktur
Seminar : Research & Industrial Lingkage For Suistanable Infrastructure CIBE – ITB 13 Oktober 2016
POKOK BAHASAN INFRASTRUKTUR SEBAGAI P R A S YA R AT U TA M A P E M B A N G U N A N EKONOMI BANGSA KONDISI INFRASTRUKTUR I N D O N E S I A S A AT I N I INFRASTRUKTUR MENJADI P R I O R I TA S D A L A M 5 TA H U N K E D E PA N K E Y S U C C E S S FA C TO R S SUMBER DANA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR K E S I A PA N I N F R A S T R U K T U R L U N A K S T R AT E G I P E R B A I K A N / P E N I N G K ATA N I N F R A S T R U K T U R LUNAK A PA YA N G P E R L U K I TA L A K U K A N ? KESIMPULAN
DAYA SAING INDONESIA
TEKNOLOGI TEPAT GUNA Produktivitas
Pembangunan Ekonomi berdasarkan Strategi Pemberian Nilai Tambah Maksimal terhadap Sumber Daya Alam Inovasi Produktivitas
INFRASTRUKTUR PRASYARAT UTAMA PEMBANGUNAN EKONOMI BANGSA
INFRASTRUKTUR YANG MERATA, CUKUP dan BERKUALITAS Produktivitas
‐ Transportasi ‐ Energi ‐ Air bersih ‐ Komunikasi ‐ Sanitasi
SUMBER DAYA MANUSIA YANG HANDAL
1
KONDISI INFRASTRUKTUR INDONESIA SAAT INI
Brazil Rusia Philippines Indonesia Egypt India Italy China Mexico South Africa Australia Turkey United Staes United Kingdom Saudi Arabia South Korea Spain Japan Canada Netherlands Germany Austria Iceland United Arab Emirates France Hongkong Finland Singapore Switzerland
Masih sangat kurang dan belum merata di seluruh wilayah Indonesia.
Kualitas infrastruktur Indonesia berada diurutan #92 dari 110 negara yang dilaporkan dalam The Global Competitiveness report, 2012
10 9 8 7 6 5 4 3 2 1
0
18 16 15
25 24 23 22
20
58
36 34
40
65
82
69
88 87
92
98
101
107
92
Indonesia
60
80
100
120
Sumber : The Global Competitiveness Report 2012/ CLSA
27%
25% 20%
Ratio Biaya logistic terhadap GDP Indonesia masih yang tertinggi diantara negara‐negara sekitarnya.
13% 10%
9% 7%
Sumber : CLSA, 31 March 2015
2
KONDISI INFRASTRUKTUR INDONESIA SAAT INI (lanjutan) 1,08
JALAN Panjang Jalan per Luas Area (Km/ Km2)
0,27
0,35
0,43
0,71
Rasio panjang jalan di Indonesia terendah dibandingkan dengan negaranegara berkembang lainnya
0,44
Sumber : World Bank, CLSA
KOTA
POPULASI (JUTA)
RASIO JALAN (%)
JUML. PENGGUNA ANGKUTAN MASSAL BERBASIS REL (JUTA/ Hari)
Guangzhou
11.070
14.82
5.60
10.575
15.54
6.90
8.887
23.77
8.70
9.588
6.27
0.85
Seoul Tokyo
Jakarta
Sumber : World Bank/ JTD
Kecepatan .rata-rata di jalan raya Jakarta pada jam sibuk 7-10 km/jam
A K I B A T N Y A PRODUKTIVITAS RENDAH DAYA SAING KITA RENDAH
3
INFRASTRUKTUR MENJADI PRIORITAS DALAM 5 TAHUN KEDEPAN
Menyadari hal ini, Pemerintah telah menjadikan Pembangunan Infrastruktur sebagai prioritas utama.
Beberapa issues strategis dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015 ‐ 2019.
‐ Percepatan
Pembangunan Infrastruktur untuk penguatan koneksivitas Nasional.
‐ Pengembangan
Transportasi
Massal
Perkotaan.
‐ Peningkatan
Efektivitas
dan
Efisiensi
Pembiayaan.
Target Belanja Infrastruktur Pemerintah 2015 – 2019 adalah Rp. 2,216 Trilliun, sedangkan target belanja keseluruhan dalam bidang infrastrukutur adalah Rp. 5.519 Trilliun )* Rp. 450–1000Trilliun/thn !
*) Laporan PWC : Building Indonesia’s Future, 2015
4
INFRASTRUKTUR MENJADI PRIORITAS DALAM 5 TAHUN KEDEPAN (lanjutan)
Gbr pelabuhan yg bagus
Infrastructure Spending Requirement (2015 – 2019)
Rp (T)
(%)
Water
1,757
27
Energy
1,615
25
Roads
1,274
19
Transport
991
15
Public Housing
384
6
Railway
278
4
IT
242
4
6,541
100
TOTAL Sumber : BAPPENAS/ CLSA
5
KEY SUCCESS FACTORS UNTUK PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR
PERCEPATAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR
DANA
SUMBER DAYA MANUSIA
PENGUASAAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA
Soft Infrastructure
TA N TA N G A N K I TA : P E R C E PATA N P E M B A N G U N A N I N F R A S T R U K T U R N A I K 2 – 3 X L I PAT.
6
SUMBER DANA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR
PENDANAAN INFRASTRUKTUR VGF/Dukungan
INVESTOR (+Perbankan)
APBN/D Pajak
Tarif Pengguna Infrastruktur
MASYARAKAT
PENGGUNA
*VGF: Viability Gap Funding bagi proyek‐proyek investasi infrastruktur KPBU yang kurang layak secara finansial
7
SUMBER DANA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR (lanjutan)
Menurut RPJM 2015 – 2019 BUMN (PPP ?)
Swasta (Public Private Partnership – PPP)
Anggaran Pemerintah
Perlu diingat bahwa pendanaan melalui Badan Usaha (konsep PPP) hanya dimungkinkan apabila proyek infrastruktur yang bersangkutan memiliki kelayakan Finansial yang baik, atau mendapat subsidi kelayakan Finansial (Viability Gap Funding).
Diperkirakan hanya 15‐20 % pendanaan dapat bersumber dari konsep PPP artinya selebihnya perlu didanai oleh Pemerintah.
8
SUMBER DANA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR (lanjutan)
Bagaimana mensiasati ruang fiskal yang terbatas dalam APBN/D ? Terbitkan Obligasi Infrastruktur (Infrastruktur Bonds).
Pemerintah rakyatnya Infrastruktur .
berhutang pada untuk membangun
Tidak tergantung pada pinjaman asing.
Menciptakan rasa memiliki pada masyarakat terhadap pembangunan negeri.
proses
Masyarakat akan ikut mengawasi. 9
KESIAPAN INFRASTRUKTUR LUNAK
Siapkah kita mendukung pelaksanaan belanja infrastruktur yang meningkat 3x lipat Rp.150T/thn–Rp.500T/thn
Tenaga Insinyur di Indonesia saat ini (2016) diperkirakan 700.000 orang (2800 Ir./ 1 juta penduduk) Bandingkan dengan negara berkembanglainnya.
Hanya 15% mahasiswa memilih program studi Teknik (China 38%, Korea 35%).
Kontraktor besar* di Indonesia < 10 perusahaan.
Dibutuhkan percepatan pertumbuhan produktivitas tenaga kerja Indonesia 60% lebih tinggi daripada pertumbuhan sebelumnya (menurut McKinsey Global Institute).
*) Mampu menangani kontrak konstruksi infrastruktur ≥ Rp. 1000 Milyar/ kontrak
10
KESIAPAN INFRASTRUKTUR LUNAK (lanjutan) Jumlah tenaga Insinyur di Indonesia & negara sekitarnya
8.361.000
1.225.000
4.250.000
800.000
603.000 Jumlah Absolut
CHINA
KOREA
INDIA
VIETNAM
INDONESIA
Per 1 Juta Penduduk
6.200
25.300
3.500
9.000
2.600
764.000
80.000
498.000
25.000
42.000
Jumlah Insinyur baru Setiap Tahun
Sumber : Majalah Inspirasi Insyinyur, Januari 2013
11
STRATEGI PERBAIKAN/PENINGKATAN INFRASTRUKTUR LUNAK SASARAN STRATEGIS JANGKA PANJANG Meningkatkan kualitas dan kuantitas Sarjana Teknik. Gbr pelabuhan yg bagus
42.000/tahun 100.000/tahun SASARAN STRATEGIS JANGKA MENENGAH Meningkatkan kembali minat terhadap program Sarjana Teknik di Perguruan Tinggi. 15% 30% Gunakan momentum pembangunan Infrastruktur secara besar‐besaran saat ini dengan belajar dan meraih pengalaman sebanyak‐banyaknya Menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Berdayakan semua pelaku industri terkait untuk ikut meningkatkan kualitas pendidikan teknik di Indonesia, termasuk aktifitas riset terapan dan Balai‐Balai latihan kerja.
12
APA YANG PERLU KITA LAKUKAN ? PEMERINTAH Meningkatkan minat generasi muda untuk memilih bidang studi teknik antara lain melalui : – Pengalokasian dana cukup untuk menambah fasilitas pendidikan teknik baik kuantitas maupun kualitas. – Memberikan beasiswa untuk studi S2 dan S3 diluar negeri untuk bidang keilmuan teknik. Memperbanyak dan meningkatkan kualitas Balai‐Balai latihan kerja untuk tenaga teknik menengah. Mengkoordinasikan kegiatan Litbang di tanah air kearah riset Teknologi Terapan di bidang‐bidang spesifik yang dibutuhkan dalam percepatan pembangunan infrastruktur dan dalam mengembangkan Ekonomi berbasis Nilai Tambah yang diharapkan mengikutinya. Mewajibkan pada semua kontraktor, konsultan, dan industri industri pendukung asing yang bekerja di Indonesia untuk bekerja sama dengan pelaku industri nasional sejenis dalam bentuk yang aktif. Mewajibkan pada semua kontraktor, konsultan dan industri pendukung asing yang bekerja di Indonesia untuk menggunakan tenaga teknik Indonesia. Penyederhanaan dan harmonisasi sertifikasi tenaga teknik nasional.
13
APA YANG PERLU KITA LAKUKAN lanjutan
PELAKU INDUSTRI KONSTRUKSI Perusahaan perusahaan besar perlu mengalokasikan sebagian besar dana CSR *) nya untuk membantu meningkatkan kualitas pendidikan Teknik di Indonesia antara lain melalui : Pemberian Bea Siswa untuk mahasiswa teknik. Memberi kesempatan yang luas untuk belajar dan kerja praktek di proyek/ pabrik-pabrik yang dikelolanya. Mengalokasikan waktu para ahli teknik di perusahaan untuk memberikan kuliah umum secara periodik di perguruan tinggi. Membantu mendanai peningkatan fasilitas pendidikan teknik di Perguruan Tinggi dan BalaiBalai latihan kerja. Rumenerasi bagi sarjana teknik/ Insyinyur perlu diperbaiki agar setara dengan profesi-profesi lain di dunia usaha. *) Corporate Social Responsibility
14
KESIMPULAN Infrastruktur adalah pra‐syarat mutlak untuk pembangunan ekonomi dan kesejahteraan bangsa. Pemerintah telah menjadikan Pembangunan Infrastruktur sebagai Prioritas Utama akan ada peningkatan belanja infrastruktur 2‐3 X lipat dalam lima tahun kedepan dan seterusnya. Pemerintah harus menyediakan dana yang cukup untuk peningkatan tersebut, karena konsep PPP hanya mampu mendanai 15% – 20% Terbitkan obligasi Infrastruktur. Kita semua perlu meningkatkan kapasitas (kualitas dan kuantitas) infrastruktur lunak (Tenaga Teknik dan Teknologi) untuk mengantisipasi percepatan pembangunan infrastruktur Indonesia, agar kita tetap menjadi tuan rumah di negeri sendiri. 15
TERIMA KASIH
Seminar : Research & Industrial Lingkage For Suistanable Infrastructure CIBE – ITB 13 Oktober 2016
Skema pengembalian investasi infrastruktur (layak)
Skema pengembalian investasi infrastruktur (tidak layak)
Skema pengembalian investasi infrastruktur dengan VGF