Tantangan Pendidikan Islam.
Tantangan dan Peluang Pendidikan Islam di Indonesia s . . . I i S u a t u Kajian Proses Pemhelajaran Oleh Sarbiran
Dosen Program Pascasarjana IKlPYogyakarta
Agama Islam, balk secara ber-
menghadapi non-
Pendidikan Islam mau tidakmauju ga menghadapi kedua tantangan tersebut. Sisi yang terasa lebih berat adalah tantangan yang- bersumber da? ri dalam (mikro), yaSisi yang terasa itu-Islamyuffiwrf oleh lebih berat orang Islam sendiri. Dengan ditambah ad^ah oleh faktor tantang tantangan yang
Islam (Kristenisme,
bersumber dari
gantian maupim secara bersamaan, selalu saja menghadapi tantangan se cara makro (ekster-
nal) dan tantcing^ secara mikro (inter
nal). Tantangan ser cara makro adalah
an makro, maka mun-
cuUah banyak masalah yang harus dihayaitti Islam dapi dan dipecahkan jumud oleh pok-kelompok lain oleh pendidikanIslam orang Islam yang benci terhakhtisusnya, dan umat dap Islam karena tiIslam pada umumsendiri. dak mau mengetanya. Dari sini munhui Islam dengan cul pertanyaan, yabaik. Sedangkan tantangan Islam itu telah berhasilkah pendidikan Is secara mikro, adalah keberadaan lam di Indonesia memecahkan persebagian besar umat Islam yang be- soalan tersebut? Apabila jawaban dari pertanya lum tepat dalamberlslam, yang mungkin juga karena belum mengetahui an tersebut berhasil, maka kita sebagai umat Islam perlu bersyukur. Islam dengan bai)c. Oleh karena adanya dua macam Tetapi sejauh mana melihat kebertantangan yang demikian ini, maka hasil^ tersebut? Apa.saja kriteria
orientalisme, komunisme, dan Yahudiisme), atau kelom-
dalam (mikro),
IVlFakultas Tarbiyah UII, Vol3 THAI Mei.1997
65
Sarbiran, Tantangan.
untuk menyatakan keberhasilannya? Tetapi, kalau jawabannya belum berhasil, maka apa penyebabnya, dan juga kriteria apa sehingga
dapat menyimpulkan Pendidikan
jaran agama Islam dianggap sebagai pekerjaan rutin untuk mencari income dan untuk keperluan hidup, maka berakibat munool masalah: apakah siswa untuk kuriku-
Islam di Indonesia belum berha-
lum atau kurikulum untuk siswa?
silnya?
Sehingga mengakibatkan siswa mengejar NEM semata-mata? Atau berakibat pada, asalkan kurikulum telah disampaikan, maka tugasnya dianggap selesai oleh guru? Apa kah seperti itu profile pembelajaran
Untiik persoalan yang disebutkan terakhir,perlu menyebutkan di agnosis penyebab. Misalnya, apakah ketidakberhasilan pendidikan Islam dalam mencapai tujuannya
disebabkan pleh proses pembelajarannya sendiri yang dinilai belum tepat sampai pada sasarannya? Atau karena di dalam proses pembelajarannya ada pelajaran
anak didik di Indonesia?
Fembaharuan dalam Pendidikan Islam
Pendidikan Is
lam, sebaiknya ti
bahasa Arab dira-
sakan sukar oleh gu ru, apalagi olehsiswa? Atau oleh karena ba-
nyak guru agama yang tidak dapat berbahasa Arab, bahkan
tidak dapat membaca Alquran? Ataukah karena berbagai
persoalan-persoalan lain, termasuk keku-
Pendidikan Islam,
dak diartikan sem-
sebaiknya tidak diartikan sempit, tetapi hams luas,
pit, tetapi hams luas, sehingga tidak
sehin^ tid^ teikesan
terkesan hanya sebagai proses me ngajarkan ilmu aga ma saja. Ini sekaligus untuk menghindari dari keterjebakan
hanya sebagai proses mengajarkan ilmu agama saja. sekaligus untuk mPfighinHari dari keterjebakan dalam pengakuan adanya dikhotomi ilmu, yaitu ilmu afflma Han ilmu umum.
rangan waktu untuk dapat mensosialisasikan pelajaran aga ma Islam dengan baik? Samakah mengajarkan agama Islam dengan mata pelajaran-pelajaran yang lain? Karena gaji guru agama sama dengan gaji guru yang lain, maka hasilnya tidak perlu berbeda? Jika guru agama Islam mengajar dan terlibat dalam pembela-
66
dalam pengakuan adanya dikhotomi ilmu, yaitu ilmu aga ma dan ilmu umum.
Perlunya menghindarkan diri dari asumsi tersebut,
karena kita mengetahui dan mengakuibahwa semua ilmu datang dari Allah.
Selain itu, pengertian sempit
pendidikan Islam akan berdampak pada pengertian banyaknya ilmuan muslim dibandingkan dengan ilJPI Fakultas Tarbiyah Ull, Vol.3 THJIMei 1997
Sarbiran, Tantangan.
muan non-Muslim, yang komuni-
Menurut firman di atas/maka
fenomena menunjukkan bahwa umat Islam jauh ketinggalan oleh umat lain di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga kenyataan ini seringkali pula menyudutkandanmer^ebak umat Islam untuk mengikuti hegemoni non-muslim. Kita masih ingat posisi dan ketersudutan umat Islam seperti dalam perang Teluk, Bosnia, Chechnen, Moro di Filipina, dan seba-
sungguhnya Allah tidak membatasi manusia untuk sepenuhnya mengorientasikan diri pada akhirat dengan melupakan dunia. Tetapi ha rus sekaligus memperhatikan keduanya. Kekuatah bahwa manusia harus tetap memperhatikan aspek duniawi, ditegaskan kembali oleh Allah dalam surat lain, yaitu: Allah telah mendptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmur
gainya.
bumi (QS 11:61).
tasnya jauh lebih seikit. Padahal, kita dapat memahami bahwa se-
Salah satu pilar imtuk dapat memakmurkan bumi adalah ilmu pe ngetahuan dan teknologi (IPTEK), da fenomena lam hal ini dimajumenunjukkan bahwa kan, dikembangkan umat Islam jauh berdasarkan orienketin^alan oleh umat tasi akhirat. Untuk lain di bidang ilmu mencapai sasaran pengetahuan dan tersebut, setiap lemteknologi, sehingga baga pendidikan kenyataan ini atau proses didik ha seringkali pula rus mengandung pemenyudutkan dan ngembang IPTEK menjebak umat Islam dan transformasi ni-
Dalam kenyataannya, pendidikan Islam memang sangat menekankan akhirat, ka-
rena memang demikian keharusan-
nya. Tetapi apakah kemudian harus me-
lupakan dunia? Untuk menjawab persoalan ini, kita da-
pat mendasarkannya pada firman Allah dalam QS. 28:77. Di sini Allah
menyatakan: Dan tmtuk mengikuti lai-nilai Islami pada carilah apa yang telah hegemoni non-muslim para siswa melalui dianugerahkan kepapendidikan agama damu kebahagiaan negeri akhirat dan janganlah kamu me- Islam di setiap lembaga pendidikan lupakan hahagianmu dari kenikmatan dan kampus. Ini sekaligus sebagai duniawi, dan berbuat baiklah kepada konsekuensi sebagai calon atau inorang lain sebagaimana Allah telah telektual muslim yang harus me berbuat baik kepadamu dan janganlah nunjukkan perilaku berdasarkan berbuat kerusakan di muka bumi. Sung- akhlaqul karimah, yaitu mengemguh Allah sangat bend kepada orang- bangkan IPTEK yang bernuansa orang yang berbuat kerusakan. agamis.
JPI Fakultas Tariiyah UII, Vol.3 TH.IIMei 1997
67
Sarfoiran^ Tantangan.
Di bagian lain, umat Islam di Indonesia yang sekaligus sebagai insan Pancasila, menghadapi timtutan yang keras terhadap hal tersebut, karena sila pertama dalam Pancasila {Ketuhanan Yang Maha Esa), dan sila-sila yang lain sesung-
gnhnya merupakan nilai-nilai Is lam.-Untuk itu> sangat signifikan jika sekarang diperlukan pemikiran dan langkah pembaruan dalam pendidikan Islam di Indonesia, khususnya menyangkut proses pembelajarannya, yang dapat menjangkau tujuan duniawi dan tujuan
sama orang-orang yang taqwa kare na beriman dengan benar. Allah akan memberi petunjuk kepada orangorang yang beriman dengan benar, bahkan memberikan rezeki yang tidak disangka-sangka. Kebenaran
mutlak akan agama Islam, yang datang dari Allah melalui para Rasul, sesungguhnya rherupakah peluang besar untuk mencapai keberhasilan pendidikan Islam yang tidak hanya di Indonesia, tetapi di seantero bumi ini.
Proses Pembelajaran
Proses pembelajaran dalam pen
ukhrawi.
Sebab, substansi
didikan Islam ada-
ajaran agama Islam yang jelas akan bo-
lah proses untuk
bot dan kebenaran-
nya, telah ditunjukkan melalui ayatayat dalam Alquran. AUah SWT menyatakan, "Sesungguhnya
agama yang diridhai Allah hanyalah Islam", QS 5:3. Ini berarti kebenaran Islam diakui secara mutlak di sisi Allah. "Pada
sangat signifikan jika sekarang diperlukan pemikiran dan langkah pembaruan dalam pendidikan Islam di Indonesia,. khususnya menyangkut proses pembelajarannya,
yang dapat menjangkau tujuan duniawi dan tujuan ukhrawi
hari ini telah Aku (Al
mencapai tujuan-tu-
juan yang telah dirumuskan dalam Pendidikan Islam
itu sendiri, yaitu se bagai sesuatu yang harus
dihasilkan
dari proses pem
belajaran tersebut. Untuk dapat men capai tujuan-tujuan pendidikan Islam, maka perlu diingat adanya empat di-
lah)sempumakan agamamu,Aku ridla
mensi dalam suatu proses pembe-
bahwa Islam menjadi agamamu" QS 5:3. "Tidak ada paksaan dalam agama Islam, sesungguhnya telah jelas mana jalan yang benar dan mana yang sesat"
lajaran, yaitu: (1) sasaran, (2) tekanan, (3) proses, dan (4) produk atau
(QS 2:256). Konsekuensi kebenaran-kebe-
naran tersebut, maka Allah akanber-
68
hasil.
Proses pembelajaran dalam pen didikan Islam harus jelas dalam
mencapai sasaran dan pada tekanan apa yang perlu diperhatikan. JPl Fakultas Tarbiyah UIl, Vol.3 TH.II Met 1997
Sarbiran, Tantangan.
serta tidak mengabaikan proses un- tepat. Proses pembelajaran atau tuk mencapai tujuan pokoknya. Hal proses belajar mengajar dapat diini perlu ditekankan agar tidak ter- gambarkan sebagai suatu sistem, kesan hanya sekedar mengejar yaitu masukan-proses-keluaran. NEM dari pelajaran agama Islam dan pelajaran-pelajaran lain yang MASUKAN PROSES KELUARAN ada di dalamnya. Proses pembelajaran dalam Kurikulum Mmpengarulii Apa yang diperbleh siswa pendidikan Islam, harus meman- Dosen/Curu Mengarahkan Tempainya iujuan kelompok dang siswa secara utuh atau menye- Fasililas Mmbenluk akhlak Tercapainya tujuanindividu luruh sebagai peserta didik yang Lingkun^ Membangunjalidm Apa tujuan PI memilikibanyakpotensi (manusia Tantangan Merubali mwasan Menmukan nilai Islam diciptakan oleh Allah dalam kea- Pendukung Mmbangun fisik Menyatunya Islam dalam indi daan sempurna sehingga menjadi lain vidu siswa khalifah fil ardhi). Di sini, tugas Teqxnuhinya kqxnlin^ dengan ilmu, Idcnologi, dansebagainya. pendidik adalah mengembangkan potensi yang ada dalam diri siswa Agar dapat tercaagarbisaberkembang pai tujuan-tujuan seoptimal mungkin, tugas pendidik. sehingga memiliki pendidikan Islam-, makna di masyaraadalah diperlukan model kat, yaitu mememengembangkan pembelajaran yang gang teguh nilai-niefektif dan efisien. Se potensi yang ada lai Islam, amal saleh, berani mene-
dalam diri siswa
cara khusus istilah
buatan tidak baik,
agar bisa berkembang seoptimal mungkin,
dan mengembang
sehingga memiliki
"model" juga diartikan sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai pe-
kan IPTEK sesuai
makna di
doman dalam me-
masyarakat
lakukan sesuatu ke-
gakkan kebenaran dan menjauhi per-
tuntunan akhlaqul karimah. Kekurangberhasilan pendi
dikan Islam di Indonesia dalam
giatan. Pengertian la in, "model" juga diartikan sebagai benda tiruan dari benda yang sesungguhnya, seperti "glo
mencapai tujuan-tujuannya, dapat ditengarai oleh adanya krisis pen
be" adalah model dari bumi tem-
didikan di Indonesia. Benarkah?
pat kita hidup.
Kekurangberhasilan suatu pro ses pendidikan, memang dapat disebabkan karena penerapan sistem dan proses pembelajaran yang tidak
Dalam uraian selanjutnya, isti lah model .digunakan untuk menunjukkan pengertian yang pertama sebagai ker^gka konseptual.
JPI
Tarbiyah UII, Vol.3 TH.IIMei 1997
69
Sarbiran, Tantangan.
Atas dasar pemikiran tersebut, maka yang dimaksud dengan "model pembelajaran" adalah kerangka konseptuai yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar,
Dalam kaitan dengan hal ter sebut, beberapa model pembelajaran adalah, Pertama, model pengolahan informasi, Kedua, model personal atau "personal model", Ketiga, model sosicd atau "social model", dan Keem-
untuk mencapai tujuan tertentu, serta berfungsi sebagai pedoman bagi para pendidik pembelajaran dan para instruktur pengajar dalam
pat, model sistem perilaku atau "be
merencanakah dan melaksanakan
formasi. Model belajar mengajar pe
aktivitas belajar mengajar.
ngolahan informasi pada dasamya menitikberatkan pada cara-cara memperkuat dorongan-dorongan internal (datang dari dalam diri)
Dengan demikian aktivitas be lajar mengajar benar-benar merupakan kegiataii bertujuan yang tertata secara sistematis. Sebagaimana ditegaskan oleh Joyce dan Weill (1986), hakekat mengajar atau
teaching ada^ "membantu para pelajar memperoleh informasi, ide, keteram-
pilan, nilai, cara ber-
pikir, sarana mehgekspresikan diri, dan cara-cara belajar bagaimana belajar". Dalam kenyataan sesungguhnya, hasil akhir
atau
pat diuraikan sebagai berikut: Pertama, model pengolahan in
manusia untuk memahami dunia
dengan cara menggali dan mengorga-
hakekat mengajar atau teaching adalah "membantu para pelajar memperoleh informasi, ide, keterampilan, nilai, cara berpikir, sarana mengekspresikan diri, dan cara-cara belajar b^aimana belajar^.
hasil
jangka panjang dari proses belajar mengajar ialah "... the student's increased capabilities to leam more easily and effectively in the fu ture". Oleh karena itu, proses belajar mengajar tidak hanya memiliki makna deskriptif dan kekinian, tetapi juga bermakna prospektif dan berorientasi masa depan.
70
havioral model". Penjabarannya da-
nisasikan data, me-
rasakan adanya masalah, dan mengupayakan jalan pemecahannya, serta mengembangkan bahasa untuk me-
ngungkapkannya. Beberapa bagian dalam kelompok model ini, membe-
rikan kepada para pelajar sejumlah konsep, sebagian lagi menitikberatkan pada pembentukan konsep dan pengajuan hipotesis, serta sebagian lainnya memusatkan perhatian pada pengembangan kemampuan kreatif. Bagian-bagian tertentu dari model ini sengaja dirancang untuk mem perkuat kemampuan intelektual seJPI Fakultas Tarbiyah UII, Vol.3 TH.U Met 1997
Sarbiran, Tantangan.
cara umum. Aspeknya meliputi ber- kesadaran dan kepedulian yang pikir induktif, latihan penelitian, tinggi dalam bentuk pertemuan kelas dan latihan kesadaran. dan penelitian ilmiah. Ketiga, model sosial atau "social Kedua, model personal atau "per sonal model". Disadaribahwa kenya- model". Harus diakui bahwa kerjataan hidup manusia pada akhimya sama (ukhuwah) merupakan salah terletak pada kesadaran individu. satu fenomena kehidupan masyaManusia mengembangkan kepriba- rakat. Dengan kerjasama manusia dian yang imik dan melihat dunia dapat membangkitkan dan meng dari sudut pandangannya sendiri himpun energi atau "power" dan se yang juga unik, merupakan hasil cara bersama pula yang kemudian dari pengalaman dan kedudukan- menghasilkan apa yang dikenal de nya. Maka dari itu, proses pembela- ngan "sinergy". Hasilnya cukup mejaran sengaja diusahakan untuk yakinkan, bahwa ternyata belajar memungkinkan dapat memahami bersama dapat membantu berbagai diri sendiri dengan baik, memikul proses belajar. Aspek yang ha tanggungjawab karena hasil pendidikrus dicatat pula ialah, bahwa sinergi annya, serta lebih Dengan keijasama dapat memberikan kreatif untuk menmanusia dapat keuntungan cukup capai kualitas hi membangkitkan dup yang lebih ba banyak. Oleh karena dan menghimpun lk. Hasil pembelaitu, model sosial meenergi atau "power" jaran untuk jenjang rupakan bagian dan secara bersama yang lebih tinggi, penting dari proses pula yang menunjukkan perbelajar mengajar kemudian secara keseluruhan. bedaan yang signimenghasilkan apa fikan dengan jen Model ini diujudkan yang dikenal jang pendidikan di dalam bentuk, mibawahnya. dengan "sinergy". salnya bermain peran, latihan di laboModel personal memusatkan perharatorium, penelitian tian pada pandangan perseorangan sosial, dan penelitian kelompok. Keempat, model sistem perilaku dan berusaha menggalakkan kemandirian yang produktif atau "behavioral system". Dasar teosehingga manusia menjadi semakin ritis dari model ini ialah teori-teori sadar diri dan bertanggungjawab belajar sosial yang dikenal dengan atas tujuannya, yaitu menjadi ma social learning theories. Model ini di nusia utama. Model personal ini kenal pula sebagai model modifi-
mengarah kepada pembentukan JPI Fakultas Tarbiyah VII. Vol.3 TH.II Mei 1997
kasi perilaku atau "behavioral modi71
Sarbiran, Tantangan.
fication". Sedangkan dasar pemikir- nyelesaikan kendala dalam proses an dari kelompok model ini ialah pembelajaran yang dihadapi sela sistem komimikasi yang mengorek- ma ini. Ini memang mengandung si diri sendiri atau self-correcting resiko seperti SDM yang memadai, communications system yang memo- sarana dan prasarana yang cukup, difikasi perilaku dalam hubungan- dan diterapkan setelah pendidikan nya dengan bagaimana tugas-tugas Islam yang dimaksud menjalankan dijalankan dengan sebaik-baiknya. taksonominya yang dibangun berDengan berdasar pada konsep dasarkan diagnosis permasalahan bagaimana seseorang memberikan yang dihadapinya. respon terhadap tugas dan umpan balik, para ahli psikologi seperti Kepustakaan Skinner (1953), telah mempelajari Departemen Agama RI., 1977., Albagaimana mengorganisasikan Qiir'an dan Terjemahannya. De struktur tugas dan umpan balik partemen Agama RI, Jakarta. agar dapat memberikan kemudah- Loekman Sutrisno, 1994., Pembaan terhadap hilangngunan Manusia In nya rasa takut pada donesia sebagai pendiri seseorang, bagai Jika model-model di diikung Masyarakat mana belajar mematas dapat diterapkan Industrial Pancasila. baca dan berhitung, Majalah Ilmiah akasecara konsisten dalam mengembangkan demika, UMS, No. dunia pendidikan pada keterampilan sesu02/Th.Xn/1994,hal. umumnya dan atu dalam kehidup28-29. pendidikan Islam pada an sosial, menghiMuhammad Djazkhususnya, di duga langkan rasa cemas man, 1992., Impleakan membantu dan cara santai, serta mentasi Ajaran Pen menyelesaikan kendala mempelajari ketedidikan K.H. Ah dalam proses rampilan-keterammad Dahlan dalam pembelajaran yang pilan intelektual so Menyongsong Pemdihadapi selama ini sial dan fisik. Dalam bangunan Jangka model ini dikenal Panjang Tahap ILMamodel tuntas, model kontrol diri, model latihan, serta model keteram
pilan dan konsep. Jika model-model di atas dapat diterapkan secara konsisten dalam dunia pendidikan pada umumnya dan pendidikan Islam pada khususnya, di duga akan membantu me-
72
kalah Seminar EHes NataKes XXVII
IBCCP Yogyakarta. Nasution, Harun, 1989., Islam Rasional:
Gagasan dan Pemikiran. Penerbit Mizan, Bandung. Rais,M. Amien, 1996., Tujuh Nilai Potret Pembangunan Indon^ia. KedaulatanPakyat,25 Desember, hal. 5.
JPI FakuUas Tarbiyah UII, Voi3 TH.lIMei 1997
Sarbiran, Tantangan
Sarbiran, 1996., Peran Intelektual Muslim dalam Dinamika Dak-
w'ah dan Kebangkitan Umat. Prasaran dalam Forum Silat-
urahmi dan Diskusi Islam II,
masjid A1 Mujahiddin Karangmalang, Yogyakarta. , 1996., Sumber Daya Manusia dan Teknologi dalam Menghadapi Era Globalisasi. Makalah disampaikan pada Kuliah Perdana FE dan FTI
Universitas Ahmad Dahlan, 14
September. -, 1996., Pemberdayaan IKIP sebagai Lembaga Perguruan Tinggi. Majalah Ilmiah Cakraivala Pendidikan IKIP Yogya karta, edisi Dies Natalis.
JPI Faku!tas Tarbiyah UII, Vol.3 TH.IIMei 1997
,1996., Pemberdayaan Potensi Mahasiswa dalam Upaya Pengembangan Iptek. Makalah disampaikan pada Kursus pembinaan Mental Resimen Mahasiswa se-Indonesia di
Kaliurang, 26-29 Nopember. -, 1996, Transformasi Nilai-
Nilai dalam Kampus. Makalah disampaikan pada Panel Dis kusi UKKI HOP Yogyakarta di Gedimg Rektoriat, 20 Oktober. -, 1996., Kepemimpinan da lam Islam. Makalah disampai kan pada Penataran UIQQ IKIP Yogyakarta, 20-22 September dan 2-4 Oktober.
Quraish Shihab, 1989., Wawasan Al-
Qur'an: TafsirMaudhu'i atas Pelbagai Persoalan Umat. Bandung : Mizan.
73