Misi kelima
: Mendorong peningkatan derajat kesehatan, pengembangan kualitas pendidikan dan sumber daya manusia yang cerdas, terampil, kreatif, inovatif dan memilki etos kerja yang tinggi
1. Terwujudnya peningkatan kualitas dan kuantitas sumber daya kesehatan a. Hasil evaluasi capaian kinerja sasaran meningkatnya kualitas dan kuantitas sumber daya kesehatan dengan capaian indikator kinerja sasaran, sebagaiaman tersaji dalam tabel sebagai berikut: No
Indikator Sasaran
1
Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani Rasio dokter persatuan penduduk Rasio tenaga medis persatuan penduduk Jumlah tenaga kebidanan yang memiliki kompetensi kebidanan Cakupan pertolongan persalinan oleh bidan atau tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan Jumlah tenaga medis dan non medis sesuai dengan kebutuhan RS dan Puskesmas - Tenaga Medis
2 3 4 5
6
- Tenaga non medis 7
Jumlah tenaga kesehatan yang terakreditasi Rata-rata capaian kinerja
b.
Tahun 2012
Tahun 2013
Realisasi 100%
Realisasi 375
Target 100%
Realisasi 110,51%
1,07%
0,0016
0,965
---
0,0011
100%
Capaian Kinerja 2014
Target Tahun 2015
111%
100%
1,230
127%
0,995
1,936
1,24
64%
1,936
130
60%
100%
167%
100%
0%
99,95%
95%
99,94%
105%
95%
---
1,678
---
1,37
1.167
1.497
128%
---
308
162
162
100%
100%
386
1.497
1.497
100%
1167 orang 162 orang 100 orang
Tahun 2014
112,75%
Berdasarkan pada data tabel tersebut di atas bahwa pelayanan kesehatan kepada masyarakat Kota Magelang bisa dikatakan baik dan pelayanan kesehatan dapat diberikan secara optimal. Hal tersebut dapat dilihat dari jumlah rincian tenaga kesehatan di Kota Magelang dengan Dokter Spesialis 54 orang, Dokter Umum 64 orang, Dokter Gigi Spesialis 2 orang, Dokter Gigi 21 orang dan Jumlah Perawat 1.080 orang, Perawat Gigi 23 orang serta jumlah Bidan 126 orang. Dengan kondisi tersebut bila dibandingkan dengan jumlah penduduk di Kota Magelang rata-rata setiap 1.000 orang dapat dilayani oleh 1,17 dokter dan setiap 1.000 orang dapat dilayani oleh 9.14 perawat serta setiap 1.000 orang dapat dilayani oleh 1,04 Bidan. Realisasi dana yang digunakan untuk mencapai sasaran tersebut sebesar Rp. 90.462.888.367,00 dari anggaran sebesar Rp. 97.900.096.000,00 atau 92,40% dari target. Capaian indikator kinerja sasaran rata-rata sebesar 113%. Jika persentase rata-rata capaian kinerja sasaran sebesar 112,75% dibandingkan dengan persentase realisasi keuangan sebesar 93,52%, maka dapat diketahui bahwa terdapat efisiensi penggunaan sumber daya dalam mencapai sasaran tersebut.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Magelang Tahun 2014
BAB III - 132
2. Terwujudnya peningkatan kualitas sarana dan prasarana kesehatan a. Hasil evaluasi capaian kinerja sasaran meningkatnya kualitas sarana dan prasarana kesehatan dengan capaian indikator kinerja sasaran, sebagaiamana tersaji dalam tabel sebagai berikut: No 1
Indikator Sasaran
Terbangunnya informasi kesehatan yang terpadu 2 Posyandu Purnama 3 Posyandu Mandiri 4 Cakupan pemeriksaan siswa SD oleh tenaga terlatih/guru UKS/dokter kecil 5 Cakupan pemeriksaan siswa TK, SLTP, SLTA oleh tenaga kesehatan atau tenaga terlatih/guru UKS 6 Cakupan pelayanan kesehatan remaja 7 Cakupan rawat jalan terhadap jumlah penduduk 8 Cakupan rawat inap terhadap jumlah penduduk 9 Cakupan Puskesmas 10 Cakupan Pembantu Puskesmas (PUSTU) 11 Jumlah puskesmass santun usila 12 Pelayanan gangguan jiwa di sarana pelayanan kesehatan 13 Sarana kesehatan dengan kemampuan pelayanan gawat darurat yang dapat diakses masyarakat 14 Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yg harus diberikan sarana kesehatan (RS) di Kab/Kota. 15 Rasio puskesmas, poliklinik, pustu per satuan penduduk 16 Rasio Rumah sakit persatuan penduduk 17 Terwujudnya RSU Tidar terakreditasi 16 pelayanan yang menjadi rujukan bagi daerah sekitar 18 Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus diberikan sarana kesehatan (RS) di Kabupaten/Kota Rata-rata capaian kinerja
Tahun 2012
Tahun 2013
Realisasi 40
Realisasi 50%
Target 70%
Realisasi 100%
52,28 25,38 100
39,80% 44,90% 100%
53% 20% 100%
80
82%
80,52
Capaian Kinerja 2014
Target Tahun 2015
143%
80%
41,84% 47,96% 100%
76% 240% 100%
55% 20% 100%
80%
96,28%
120%
80%
80%
84%
98,82%
118%
85%
---
223204
15%
318,76%
2125%
15%
---
32571
1,50%
18,36%
1224%
1,50%
0,000042 0,0001
0.004% 0.65%
100% 75%
166,67% 70,59%
167% 94%
100% 80%
--1,83
5 unit 9.73%
5 3%
5 19,85%
100% 662%
5 3%
50
100%
100%
100%
100%
100%
100
100%
100%
100%
100%
100%
---
17
17%
16,57%
97%
18%
---
7%
8%
6,63%
83%
8%
100
100%
100%
100%
100%
100%
100
100%
100%
100%
100%
100%
Tahun 2014
319,39%
b. Cakupan rawat jalan terhadap jumlah penduduk pada tahun 2014 sebesar 318,76%, rawat inap 18,6% , Rasio Puskesmas Pustu dan poliklinik terhadap penduduk 16,57 serta Rasio Rumah Sakit terhadap penduduk 6,63. Dari cakupan tersebut merupakan gambaran bahwa pelayanan kesehatan pada masyarakat Kota Magelang sudah terjangkau/dapat dilayani oleh Rumah Sakit maupun Puskesmas yang ada di wilayah Kota Magelang. Hal tersebut dapat diukur dengan adanya sarana di Kota Magelang antara lain Puskesmas sebanyak 5 unit dimana setiap Puskesmas sesuai standar Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Magelang Tahun 2014
BAB III - 133
dapat melayani 30.000 jumlah penduduk di wilayah kota, Puskesmas Pembantu 12 unit (setiap Puskesmas Pembantu sesuai standar dapat melayani 10.000 penduduk di wilayah Kota) dan Poliklinik 3 unit. Dari data sarana pelayanan kesehatan yang ada secara umum bahwa pelayanan dasar di Kota Magelang sudah dapat diberikan secara penuh kepada masyarakat. Namun dalam pelaksanaanya bahwa pelayanan dapat diberikan secara optimal dan bermutu tidak lepas dari Sumber Daya Manusia, Sarana Peralatan dan Kondisi Sosial Ekonomi masyarakat. Realisasi dana yang digunakan untuk mencapai sasaran tersebut sebesar Rp. 4.846.650.500,00 dari anggaran sebesar Rp. 5.279.380.000,00 atau 91,80% dari target. Capaian indikator kinerja sasaran rata-rata sebesar 319,39%. Jika persentase rata-rata capaian kinerja sasaran sebesar 319% dibandingkan dengan persentase realisasi keuangan sebesar 91,80%, maka dapat diketahui bahwa terdapat efisiensi penggunaan sumber daya dalam mencapai sasaran tersebut. 3. Terwujudnya peningkatan upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat a. Hasil evaluasi capaian kinerja sasaran meningkatnya peningkatan upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat dengan capaian indikator kinerja sasaran, sebagaiamana tersaji dalam tabel sebagai berikut: No
Indikator Sasaran
1
Cakupan kunjungan ibu hamil K4 Cakupan Ibu hamil dengan komplikasi yang ditangani Cakupan pertolongan persalinan oleh bidan atau tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan Cakupan pelayanan Ibu Nifas Ibu hamil resiko tinggi yang dirujuk Cakupan kunjungan bayi Cakupan bayi BBLR ditangani Angka kelangsungan hidup bayi
2 3
4 5 6 7 8
9 10 11
12 13 14 15 16
Angka usia harapan hidup Cakupan pelayanan anak balita. Cakupan deteksi dini tumbuh kembang anak balita dan pra sekolah Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani Cakupan Kelurahan Universal Child Immunization (UCI) Balita yang datang dan ditimbang (D/S) Balita yang naik berat badannya (N/D) Balita Bawah Garis Merah (BGM)
Tahun 2012
Tahun 2013
Realisasi 92,84
Realisasi 95,60%
Target 95%
Realisasi 94,84%
100
92,82%
100%
100
99,95%
--80,4 93,61 100 ---
Capaian Kinerja 2014
Target Tahun 2015
100%
95%
110,51%
111%
100%
95%
99,94%
105%
95%
100,00% 307
90% 100%
100% 119,60%
111% 120%
90% 100%
90% 100% 995,19
105,17% 100,00% 986,75
117% 100% 99%
0,000042 0,0001
96,80% 100% 985,72 per 1000 KH 70,34 84,89%
70,81 90%
70,74 86,47%
99,90% 96%
95% 100% 995,19/ 10.000 kh 70,93% 90%
59,48
25,98%
70%
70,65%
101%
75%
100
92,82%
80%
110,51%
138%
100%
100
100,00%
100%
100%
100%
100%
69,05
89,20%
95%
80,15%
84%
95%
55,06
59,77%
60%
64,05%
107%
60%
1,53
1,07%
3,50%
0,66%
19%
3,50%
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Magelang Tahun 2014
Tahun 2014
BAB III - 134
Tahun 2012 Realisasi
Tahun 2013 Realisasi
Tahun 2014 Target
Akses terhadap ketersediaan darah dan komponen yang aman untuk menangani rujukan ibu hamil dan neonatus Cakupan Neonatal resiko tinggi/komplikasi yang ditangani Kelurahan dengan garam beryodium baik
100
100%
100
Realisasi
Capaian Kinerja 2014
Target Tahun 2015
100%
100%
100%
100%
46,67%
100%
48,10%
48%
100%
100
100%
100%
100%
100%
100%
Angka kematian bayi
---
2.86/1000 kh
1,26
100%
Cakupan penduduk yang menjadi peserta jaminan pemeliharaan kesehatan prabayar 22 Cakupan pemanfaatan buku KIA 23 Cakupan Penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat Rata-rata capaian kinerja
---
15,22 per 1000 KH 95.10%
100%
89,78%
90%
<4.86/ 1000 kh 100%
100
100%
95%
100%
105%
95,50%
100
100%
100%
100%
100%
100%
No
Indikator Sasaran
17
18
19 20
21
104,91 %
b. Dari tabel di atas dapat diketahui adanya beberapa hal yang perlu menjadi perhatian. Angka kematian bayi, balita dan ibu merupakan tolok ukur yang kuat terkait dengan derajat kesehatan masyarakat Kota Magelang, hal itu dapat dilakukan dengan peningkatan pelayanan sehingga dapat menekan/menurunkan angka kematian pada bayi, balita dan ibu bahkan diharapkan tidak terjadi kematian pada kelompok tersebut. Derajat kesehatan masyarakat Kota Magelang berdasarkan pada capaian data tabel tersebut di atas menunjukan bahwa masyarakat kota magelang sudah cukup baik, namun masih perlu ada peningkatan penanganan pada kelompok khusus bayi, balita dan ibu dimulai dari penanganan dini/pelayanan dini pada ibu hamil melalui pendampingan dokter obgin (obstetri genekologi) Kota Magelang kepada ibu hamil yang ada di wilayah Kota Magelang khususnya pada ibu yang beresiko tinggi. Realisasi dana yang digunakan untuk mencapai sasaran tersebut sebesar Rp. 11.223.235.080,00 dari anggaran sebesar Rp. 16.532.395.000,00 atau 67,89% dari target. Capaian indikator kinerja sasaran rata-rata sebesar 98%. Jika persentase rata-rata capaian kinerja sasaran sebesar 104,91% dibandingkan dengan persentase realisasi keuangan sebesar 67,89%, maka dapat diketahui bahwa terdapat efisiensi penggunaan sumber daya dalam mencapai sasaran tersebut. 4. Terwujudnya peningkatan gizi masyarakat a. Hasil evaluasi capaian kinerja sasaran meningkatnya gizi masyarakat dengan capaian indikator kinerja sasaran, sebagaiamana tersaji dalam tabel sebagai berikut:
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Magelang Tahun 2014
BAB III - 135
No
Indikator Sasaran
1
Cakupan bayi mendapat kapsul vitamin A 2 Cakupan ibu nifas mendapat kapsul vitamin A 3 Cakupan ibu hamil mendapat 90 tablet Fe 4 Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan keluarga miskin. 5 Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada bayi BGM dari keluarga miskin 6 Cakupan Balita gizi buruk mendapat perawatan 7 Persentase balita gizi buruk 8 Kecamatan bebas rawan gizi 9 Bayi mendapat Asi Eksklusif 10 Prosentase Keluarga sadar gizi Rata-rata capaian kinerja
Tahun 2012
Tahun 2013
Realisasi 100%
Realisasi 88,15%
Target 100%
Realisasi 79,81%
99,89%
100,00%
100%
91,24%
95,85%
Capaian Kinerja 2014
Target Tahun 2015
80%
100%
100%
100%
100%
100%
93,59%
94%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
0,31% 100% 24,20% 58,71%
0,27% 100% 45% 63%
1% 100% 40% 85%
0,23% 100% 56,65% 68,80%
23% 100% 142% 81% 92%
1% 100% 50% 85%
Tahun 2014
b. Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa status gizi masyarakat Kota Magelang pada tahun 2014 khususnya pada balita terjadi kenaikan gizi buruk 0,31% tahun 2012 dengan jumlah kasus 20 balita dari 6.491 balita menjadi 0,41% tahun 2013 dengan jumlah kasus 26 balita dari 9.457 balita sedangkan pada tahun 2014 masih ada kasus gizi buruk balita sebanyak 14 kasus. Kondisi tersebut perlu dukungan kuat dari pemerintah dalam upaya mengurangi dan mengatasi masalah gizi buruk. Setiap balita gizi buruk dilakukan perawatan dan penanganan secara menyeluruh sehingga cakupan perawatan balita gizi buruk 100%. Realisasi dana yang digunakan untuk mencapai sasaran tersebut sebesar Rp. 100.177.973,00 dari anggaran sebesar Rp. 107.121.000,00 atau 93,52% dari target. Capaian indikator kinerja sasaran rata-rata sebesar 92%. 5. Terwujudnya pengurangan kasus penyakit menular a. Hasil evaluasi capaian kinerja sasaran pengurangan kasus penyakit menular dengan capaian indikator kinerja sasaran, sebagaiamana tersaji dalam tabel sebagai berikut: No
Indikator Sasaran
1
Kelurahan KLB yang ditangani <24 jam Cakupan Penemuan dan penanganan penderita penyakit Acute Flacid Paralisis (AFP) Rate per 100.000 penduduk < 15 tahun Penemuan Penderita Pneumonia Balita Penemuan Pasien Baru TB BTA Positif Penderita DBD yang Ditangani Penemuan Penderita Diare Kesembuhan penderita TBC BTA (+) Penemuan kasus TBC BTA (+)-CDR
2
3 4
Tahun 2012
Tahun 2013
Realisasi 100%
Realisasi Tidk ad KLB
Target 100%
Realisasi 100%
91,24%
2
>=2
100%
518
100%
Capaian Kinerja 2014
Target Tahun 2015
100%
100%
0
100
>=2
100%
60,02%
60,02%
100%
78,13%
100%
116,28%
116,28%
100%
100% 100% 24,39%
100,00% 100,00% 62,50%
100% 100% > 85 %
100% 100% 24,00%
100% 100% 28,24%
100% 100%
96,67%
62,50%
> 70 %
11,90%
17,14%
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Magelang Tahun 2014
Tahun 2013
BAB III - 136
No
Indikator Sasaran
5
Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit TBC BTA. Klien AIDS yang mendapatkan penanganan HIV AIDS Kasus Infeksi Menular Seksual (IMS) yang ditangani Balita dengan diare yang ditangani CFR/angka kematian DBD DBD Rumah/bangunan bebas jentik nyamuk aedes API Penyakit Malaria (Angka Kesakitan)
6 7 8 9 10 11
12
Prevalens Rate Kusta
Tahun 2012
Tahun 2013
Realisasi 100%
Realisasi 100,00%
Target >85%
Realisasi 85%
100%
100%
100%
100%
100%
100% 0,00% 91,90% 0,00%
Capaian Kinerja 2014
Target Tahun 2015
100%
>85%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
73% 0% 89,47%
100% < 1% > 95 %
100% 0 93,40%
100% 100% 98%
100% <1% >95%
-
< 1/1000 pendu duk per tahun < 1/1000 00 pendu duk 100%
0
100%
<1/1000 pendudu k per tahun
0,00001
100%
--0,08/100 000 pendudu k
13
14
RFT Kusta
Cakupan Desa/Kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemiologi <24 jam Rata-rata capaian kinerja
---
penderita msih dalam pengobat an
100%
tidak ada KLB
Tahun 2013
100%
0%
0%
<1/10000 0 pendudu k 100%
100%
100%
100%
634,43%
b. Penderita baru BTA Positif dapat ditemukan dengan baik maka perlu adanya tindak lanjut yang lebih serius karena Penyakit TB Paru sifatnya menular dan lebih banyak terjadi pada kalangan ekonomi lemah, lingkungan padat dan kumuh serta sifatnya menahun, Hal itu perlu adanya penanganan khusus dan serius, bahkan jika perlu dilakukan kegiatan pelacakan/sweeping penderita TB Paru yang ada di wilayah Kota Magelang , sedangkan untuk kasus DBD dan KLB dapat ditangani dengan baik dan dilakukan tindakan sesuai standar operasinal penatalaksanaan pada kasus tersebut. Realisasi dana yang digunakan untuk mencapai sasaran tersebut sebesar Rp. 628.030.850,00 dari anggaran sebesar Rp. 679.870.000,00 atau 92,38% dari target. Capaian indikator kinerja sasaran rata-rata sebesar 87%. c.
Permasalahan Angka bebas jentik sangat sulit dicapai, karena ada banyak faktor antara lain: kesadaran masyarakat, musim dan lingkungan yang padat. Untuk mendapat kan angka/capain pada kasus malaria sangat sulita , karena kota magelang bukan darah endemik malaria. Pada kasus penyakit kusta yang sifatnya menahaun maka untuk mendapatkan angka/capaiak adalah sangat sulit.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Magelang Tahun 2014
BAB III - 137
6. Terwujudnya peningkatan ketersediaan obat dan perbekalan kesehatan a. Hasil evaluasi capaian kinerja sasaran meningkatnya ketersediaan obat dan perbekalan kesehatan dengan capaian indikator kinerja sasaran, sebagaiamana tersaji dalam tabel sebagai berikut: No 1
Tahun 2012
Tahun 2013
Realisasi 66,52%
Realisasi 100%
Indikator Sasaran Prosentase ketersediaan obat sesuai kebutuhan
Tahun 2014 Target 100%
Realisasi 100%
Capaian Kinerja 2014
Target Tahun 2015
100%
100%
b. Dari uraian pada tabel tersebut diatas bahwa ketersediaan obat dan perbekalan kesehatan dapat dikatakan cukup baik dan ada peningkatan mendekati 100%. Ketersediaan obat dan perbekalan kesehatan diharapkan dapat berlangsung terus menerus sehingga tidak terjadi kekosongan atau kekurangan, untuk hal tersebut sangat dibutuhkan komitmen yang kuat dari pemerintah bahwa obat dan perbekalan kesehatan merupakan kwajiban pemerintah untuk menyediakan semaksimal mungkin bahkan dapat tersesidia seluruhnya sesuai dengan kebutuhan yang ada. Realisasi dana yang digunakan untuk mencapai sasaran tersebut sebesar Rp. 2.312.278.000,00 dari anggaran sebesar Rp. 1.917.531.227,00 atau 82,93% dari target. Capaian indikator kinerja sasaran rata-rata sebesar 100%. Jika persentase rata-rata capaian kinerja sasaran sebesar 100% dibandingkan dengan persentase realisasi keuangan sebesar 82,93%, maka dapat diketahui bahwa terdapat efisiensi penggunaan sumber daya dalam mencapai sasaran tersebut. 7. Terwujudnya peningkatan jaminan keamanan obat dan makanan bagi kesehatan masyarakat a. Hasil evaluasi capaian kinerja sasaran meningkatnya jaminan keamanan obat dan makanan bagi kesehatan masyarakat dengan capaian indikator kinerja sasaran, sebagaiamana tersaji dalam tabel sebagai berikut: No 1
Indikator Sasaran
Prosentase jumlah obat dan makanan yang mendapatkan uji kemanan sehingga aman dikonsumsi masyarakat 2 Penyuluhan pencegahan dan penanggulangan narkotika, psikotropika dan zat adiktif (P3 Napza/Narkotika, Psikotropika) dan Bahan berbahaya (P3 Narkoba) 3 Prosentase penurunan angka korban keracunan obat dan makanan Rata-rata capaian kinerja
Tahun 2012
Tahun 2013
Realisasi 96,67%
Realisasi 100%
Target 100%
Realisasi 50%
---
4%
4,5%
---
0%
0%
Capaian Kinerja 2014
Target Tahun 2015
50%
100%
4,5%
100%
5%
0%
100%
0%
Tahun 2014
83,33%
b. Setiap tahun Dinas Kesehatan Kota Magelang melakukan pembinaan secara rutin kepada industri rumah tangga pangan. Pembinaan meliputi inspeksi ke tempat Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Magelang Tahun 2014
BAB III - 138
pengolahan makanan untuk melihat proses produksi industri rumah tangga pangan dan melakukan inspeksi lingkungan sekitar tempatproduksi. Para pengusaha juga diberi penyuluhan dan pelatihan tentang tata cara produksi yang baik dan sehat mulai dari pengolahan bahan baku, proses produksi hingga pengemasan sebelum dipasarkan. Dari hasil uji/ pemeriksaan sampel pada industri rumah tangga pangan yang mengajukan ijin penerbitan sampai diterbitkan sertifikasi P-IRT pada tahun 2013 terjadi penurunan sedikit yang semula pada tahun 2012 yang lulus uji 96,67% menjadi 95,06% pada tahun 2013, pada tahun 2014 100% PIRT mendapatkan sertifikasi. Realisasi dana yang digunakan untuk mencapai sasaran tersebut sebesar Rp. 1.917.531.227,00 dari anggaran sebesar Rp. 2.312.278.000,00 atau 82,93% dari target. Capaian indikator kinerja sasaran rata-rata sebesar 100%. Jika persentase rata-rata capaian kinerja sasaran sebesar 100% dibandingkan dengan persentase realisasi keuangan sebesar 82,93%, maka dapat diketahui bahwa terdapat efisiensi penggunaan sumber daya dalam mencapai sasaran tersebut. c.
Permasalahan: Untuk mendapatkan angka capaian pada prosentase penurunan angka korban keracunan sangat sulit dicapai karena ukuran kegiatan sulit dilakukan.
8. Terwujudnya peningkatan cakupan jaminan pemeliharaan kesehatan keluarga miskin dan masyarakat rentan a. Hasil evaluasi capaian kinerja sasaran meningkatnya jaminan pemeliharaan kesehatan keluarga miskin dan masyarakat rentan dengan capaian indikator kinerja sasaran, sebagaiamana tersaji dalam tabel sebagai berikut: No 1
Indikator Sasaran
Cakupan Jaminan pemeliharaan kesehatan Keluarga Miskin dan Masyarakat Rentan 2 Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin. 3 Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin 4 Kepemilikan kartu Jamkesda 5 Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6 - 24 bulan keluarga miskin 6 Jumlah penduduk miskin dan rentan yang memiliki jaminan pemeliharaan kesehatan Rata-rata capaian kinerja
Tahun 2012
Tahun 2013
Realisasi 100%
Realisasi 100%
Target 100%
Realisasi 100%
100%
9,72%
100%
---
134,30%
--100%
27.552 orang
Capaian Kinerja 2014
Target Tahun 2015
100%
100%
7,35%
7%
100%
100%
125,92%
126%
100%
95,20% 100%
80% 100%
30,89% 100%
39% 100%
80% 100%
27.103
27.552
27.103
98%
Tahun 2014
27.552 orang 78,33%
b. Berdasarkan indikator didapatkan cakupan pelayanan pada masyarakat miskin di Kota Magelang 100 % bahkan dengan adanya komitmen pemerintah daerah dalam rangka penanggulangan masyarakat miskin terkait dengan pelayanan kesehatan pada
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Magelang Tahun 2014
BAB III - 139
masyarakat miskin dan rentan pemerintah daerah menganggarkan kegiatan Jamkesda (Jamininan Kesehatan Daerah Kota Magelang) dengan menyediakan anggaran khusus pada tahun 2013 sebanyak Rp. 8.227.835.000,- pada tahun 2014 mendapatkan anggaran APBD Rp. 14.792.074.000,- agar semua masyarakat miskin dan rentan yang ada di wilayah Kota Magelang bisa mendapatkan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan pari purna. Realisasi dana yang digunakan untuk mencapai sasaran tersebut sebesar Rp. 42.896.300,00 dari anggaran sebesar Rp. 42.900.000,00 atau 99,99% dari target. Capaian indikator kinerja sasaran rata-rata sebesar 78,33%.
9. Terwujudnya peningkatan kemandirian masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatan a. Hasil evaluasi capaian kinerja sasaran meningkatnya kemandirian masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatan dengan capaian indikator kinerja sasaran, sebagaiamana tersaji dalam tabel sebagai berikut: No 1 2
Indikator Sasaran
Cakupan Rumah tangga sehat Cakupan Kelurahan Siaga Aktif, Strata 3 Rata-rata capaian kinerja
Tahun 2012
Tahun 2013
Realisasi 89,22% ---
Realisasi 92,40% 100%
Tahun 2014 Target 98% 100%
Realisasi 97,47% 100%
Capaian Kinerja 2014
Target Tahun 2015
99% 100%
98% 100%
99,73%
b. Untuk mencapai sasaran kemandirian masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatan adalah dengan melakukan pembinaan dan sosialisasi tentang kebiasaan masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat. Kebiasaan tersebut harus dimulai dari lingkungan terkecil yaitu rumah tangga/keluarga. Rumah tangga yang sehat akan mencerminkan kebiasaan berperilaku hidup bersih dan sehat berdasarkan 16 jenis indiktor meliputi: KIA & Gizi, Kesehatan Lingkungan, gaya hidup dan upaya kesehatan masyarakat. Rumah tangga dikatakan sehat apabila strata rumah tangga tersebut berada pada strata sehat utama dan sehat paripurna. Rumah tangga dengan strata sehat utama apabila memenuhi 11 indikator dari 16 indikator yang ditetapkan. Sedangkan strata sehat paripurna apabila 16 indikator terpenuhi semuanya. Desa siaga aktif adalah bentuk pengembangan dari desa siaga yang telah dimulai sejak tahun 2006, Desa atau Kelurahan siaga aktif adalah desa/kelurahan yang : 1. Penduduknya dapat mengakses dengan mudah pelayanan kesehatan dasar setiap hari melalui pos kesehatan desa (poskesdes) atau sarana kesehatan yang ada diwilayah tersebut seperti Puskesmas, Puskesmas Pembantu atau sarana kesehatan lainnya. 2. Penduduknya mengembangkan UKBM dan melaksanakan surveylans berbasis masyarakat (meliputi pemantauan penyakit, kesehatan ibu dan anak, gizi, lingkungan dan perilaku), kedaruratan kesehatan dan penanggulangan bencana
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Magelang Tahun 2014
BAB III - 140
serta penyehatan lingkungan sehingga masyarakatnya menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Realisasi dana yang digunakan untuk mencapai sasaran tersebut sebesar Rp. 14.197.000,00 dari anggaran sebesar Rp. 15.500.000,00 atau 91,59% dari target. Capaian indikator kinerja sasaran rata-rata sebesar 99,50%. Jika persentase rata-rata capaian kinerja sasaran sebesar 99,50% dibandingkan dengan persentase realisasi keuangan sebesar 91,59%, maka dapat diketahui bahwa terdapat efisiensi penggunaan sumber daya dalam mencapai sasaran tersebut. 10. Terciptanya lingkungan hidup yang sehat a. Hasil evaluasi capaian kinerja sasaran meningkatnya status lingkungan hidup yang sehat dengan capaian indikator kinerja sasaran, sebagaiamana tersaji dalam tabel sebagai berikut: No 1
Indikator Sasaran
Institusi yang dibina kesehatan lingkungannya 2 Rumah sehat 3 Penduduk yang memanfaatkan jamban 4 Rumah yang mempunyai SPAL 5 Sanitasi tempat umum yang memenuhi syarat (dalam kondisi baik) 6 Penyediaan air bersih dan sanitasi dasar - Penduduk kota Magelang - Penduduk pengguna air bersih/ air minum - Pengusaha Industri Air Minum Isi Ulang - Pengusaha IRT dan Restoran 7 Gerakan Cuci Tangan pakai sabun pada murid SD 8 Pengawasan Lingkungan - Industri Rumah Tangga - RS, Puskesmass, Klinik 9 Rasio Pengembangan wilayah sehat (Permukiman, Obyek Wisata, Industri Rumah Tangga) Rata-rata capaian kinerja
Tahun 2012
Tahun 2013
Realisasi 96,46%
Realisasi 95,06%
Target 85%
Realisasi 86,66%
90,74% 91,19%
89,43% 96,74%
88% 89%
88,08% 80%
88,18% 93,47%
94%
89,13%
84% 86%
Capaian Kinerja 2014
Target Tahun 2015
102%
85%
89,51% 87,36%
102% 98%
90% 90%
85% 84%
100% 93,06%
118% 111%
85% 85%
77,00% 77,00%
85,25% 91,50%
94,36% 96,08%
111% 105%
85,30% 97,50%
---
95,24%
94,50%
100,00%
106%
80,25%
80% 87%
96,55% ---
80,20% 95%
96,00% 100%
120% 105%
80,25% 100%
----84% 75%
--52% 90,63% 80,25%
55% 88% 80,30%
55% 86,96% 81%
100% 99% 100%
55% 89% 80,35%
Tahun 2014
106%
b. Dari tabel di atas dapat dilihat pada tahun 2014 prosentase keluarga dengan penyediaan air bersih 95,62% dengan perincian 28.088 rumah tangga yang menggunakan air bersih dari 41.246 rumah tangga yang diperiksa. Pemeriksaan dilakukan sepanjang tahun oleh tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas wilayah kerja masing masing dengan menggunakan metode sampling. Prosentase tersebut mengalami peningkatan dibandingkan pada tahun 2013 yang mencapai 93,45% menjadi 95,62% pada tahun 2014. Untuk prosentase indikator yang lain mengalami peningkatan juga dan capaian target telah melebihi dari target yang ditentukan, Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Magelang Tahun 2014
BAB III - 141
untuk rumah tangga menggunakan jamban sehat dari tahun 2013 capaian 97,29% menjadi 95,66% pada tahun 2014 target 88%, kepemilikan tempat sampah sehat dari 87,36% pada tahun 2013 menjadi 91,88% tahun 2014 target 85%, kepemilikan Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) dari 88,18% tahun 2013 menjadi 90,68% tahun 2014. Dari berbagai sub indikator yang perlu diperhatikan guna mempertahankan dan meningkatkan kualitas lingkungan adalah penyampaian informasi kepada masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat merupakan keharusan/wajib dilaksanakan oleh seluruh masyarakat Kota Magelang. Prosentase pengawasan lingkungan industri rumah tangga pangan merupakan keharusan agar dilakukan pengawasan secara menyeluruh (100%) harus diawasi. Prosentase tempat umum dan pengelolaan makanan (TPUM) sehat cakupan pada tahun 2013 sebanyak 92,65% meningkat menjadi 93,06% pada tahun 2014 dari 216 yang diperiksa yang sehat 201 target 80%. Prosentase institusi dibina kesehatan lingkungannya capaianya 94,16% tahun 2013 dari data 582 yang dibina 548 terjadi sedikit penurunan menjadi 86,66% pada tahun 2014 dari data sebanyak 592 yang dibina 513 target 80%. Realisasi dana yang digunakan untuk mencapai sasaran tersebut sebesar Rp. 323.664.900,00 dari anggaran sebesar Rp. 333.031.000,00 atau 97,19% dari target. Capaian indikator kinerja sasaran rata-rata sebesar 106%. Jika persentase rata-rata capaian kinerja sasaran sebesar 106% dibandingkan dengan persentase realisasi keuangan sebesar 97,19%, maka dapat diketahui bahwa terdapat efisiensi penggunaan sumber daya dalam mencapai sasaran tersebut.
11. Terkendalinya pertumbuhan penduduk serta meningkatnya keluarga yang berkualitas dan sejahtera a. Dalam rangka mewujudkan sasaran Terkendalinya pertumbuhan penduduk serta meningkatnya keluarga yang berkualitas dan sejahtera, telah dialokasikan anggaran dalam APBD Kota Magelang khususnya SKPD BPM,P dan KB Kota Magelang sebesar Rp. 965.811.000,- yaitu untuk mendanai program dan kegiatan sebagai berikut : 1.
Program Keluarga Berencana dengan anggaran sebesar Rp. 792.151.000, melalui kegiatan Penyediaan pelayanan KB dan Alat Kontrasepsi bagi keluarga miskin dengan anggaran sebesar Rp. 4.000.000,- Kegiatan Pelayanan KIE dengan anggaran sebesar Rp. 10.768.000,- Kegiatan Peningkatan Perlindungan hak Reproduksi Individu dengan anggaran sebesar Rp. 12.163.000,- Kegiatan Pembinaan Keluarga Berencana dengan anggaran sebesar Rp. 4.000.000,Kegiatan Pengadaan sarana mobilita tim KB keliling dengan anggaran sebesar Rp. 348.350.000,- serta Penyediaan peralatan/perlengkapan pelayanan KIE KB dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 412.870.000,-
2.
Program Kesehatan Reproduksi Remaja, melalui Kegiatan Advokasi dan KIE tentang Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 3.424.000,-
3.
Program Pelayanan Kontrasepsi dengan anggaran sebesar Rp. 47.048.000, melalui Kegiatan Pelayanan konseling KB dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 7.464.000,- Kegiatan Pelayanan pemasangan kontrasepsi KB dengan alokasi
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Magelang Tahun 2014
BAB III - 142
anggaran sebesar Rp. 18.804.000, serta Kegiatan Pelayanan KB medis operasi dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 20.780.000,4.
Program Pembinaan peran serta masyarakat dalam pelayanan KB/KR yang mandiri dengan anggaran sebesar Rp. 69.485.000, melalui Kegiatan fasilitasi pembentukan kelompok masyarakat peduli KB dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 25.000.000,- Kegiatan Koordinasi pengelolaan program dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 24.285.000,- serta Kegiatan Pengelolaan data dan informasi program KB dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 20.200.000,-
5.
Program Pengembangan pusat pelayanan informasi dan konseling KRR dengan anggaran sebesar Rp. 6.848.000, melalui Kegiatan Pendirian pusat pelayanan informasi dan konseling KKR dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 3.424.000.000,- Kegiatan Fasilitasi forum pelayanan KKR bagi kelompok remaja dan kelompok sebaya di luar sekolah dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 3.424.000,-
6.
Program Peningkatan keselamatan keselamatan ibu melahirkan dan anak dengan anggaran sebesar Rp. 46.855.000, melalui Kegiatan Penyuluhan kesehatan bagi ibu hamil dari keluarga kurang mampu dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 32.225.000,- Kegiatan Pemantapan program gerakan sayang ibu (GSI) Kota Magelang dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 14.630.000,-
b. Capaian indikator kinerja sasaran ini sebagaimana tersaji dalam tabel berikut : No
Indikator Sasaran
1
Rata-rata jumlah anak per keluarga Rasio akseptor KB Cakupan peserta KB aktif Peserta KB Keluarga Pra Sejahtera dan keluarga Sejahtera I Cakupan Pasangan Usia Subur yang isterinya dibawah usia 20 tahun 3,5% Cakupan sasaran Pasangan Usia Subur menjadi Peserta KB aktif 65% Cakupan Pasangan Usia Subur yang ingin ber-KB tidak terpenuhi (Unmet Need) 5% Cakupan Anggota Bina Keluarga Balita (BKB) ber-KB 70% Cakupan PUS Peserta KB Anggota Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) yang ber-KB 87% Ratio Petugas Lapangan Keluarga Berencana/Penyuluh Keluarga berencana (PKB) 1 Petugas di setiap 2 (dua ) Desa/Kelurahan Ratio Pembantu Pembina Keluarga Berencana (PPKBD) 1 (satu ) petugas di setiap Desa/Kelurahan
2 3 4
5
6
7
8 9
10
11
Tahun 2012
Tahun 2013
Realisasi 0,44%
Realisasi 0,30%
Target 0,21
Realisasi 0,20
76,00% 81,83% 74,93%
80,75% 80,75% 80%
90% 87% 80%
0,55%
0,35%
81,83%
Capaian Kinerja 2014
Target Tahun 2015
95,24%
2
80,95% 80,95% 76,00%
89,94% 93,05% 95,00%
100% 90% 68%
3,50%
0,65%
18,57%
3,50%
80,76%
65%
80,95%
124,54%
77%
108,90%
6,39%
5%
6,62%
132,40%
4%
99,50%
100%
70%
83,63%
119,47%
75%
99,82%
99,81%
87%
99,82%
114,74%
88%
100,00%
100%
100%
100%
100,00%
90%
100,00%
100%
100%
100%
100,00%
100%
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Magelang Tahun 2014
Tahun 2014
BAB III - 143
No 12
Indikator Sasaran
Cakupan penyediaan alat dan obat Kontrasepsi untuk memenuhi permintaan masyarakat 30% setiap tahun 13 Cakupan penyediaan informasi data mikro keluarga di setiap Desa/Kelurahan 100% setiap tahun 14 Presentase pasangan usia subur (PUS) yang ingin ber-KB namun tidak terlayani KB (unmet-need) 15 Partisipasi laki-laki dalam ber-KB 16 Presentase pasangan usia subur (PUS) yang ber-KB secara mandiri 17 Presentase peserta KB yang putus pakai (drop out) 18 Prosentase perempuan yang menikah di bawah 20 tahun 19 Prosentase keluarga yang mempunyai balita dan ikut dalam kegiatan Kelompok Bina Keluarga Balita (BKB) 20 Prosentase keluarga yang mempunyai remaja dan ikut dalam kegiatan kelompok Bina Keluarga remaja (BKR) 21 Prosentase kelurahan yang mempunyai kelompok BKL aktif 22 Prosentase Kelurahan yang mempunyai kelompok UPPKS aktif 23 Prosentase Kehamilan pada ibu yang berumur kurang dari 20 Tahun 24 Prosentase kehamilan pada ibu yang jarak kehamilannya kurang dari 3 tahun 25 Prosentase kehamilan pada ibu yang berumur lebih dari 35 tahun 26 Prosentase wilayah RT, yang mempunyai data mikro 27 Prosentase Kelurahan yang memanfaatkan data mikro keluarga 28 Prosentase Institusi masyarakat pengelola program KB yang aktif di kelurahan Rata-rata capaian kinerja
Tahun 2012
Tahun 2013
Realisasi 30,00%
Realisasi 30%
Target 30%
100,00%
100%
10,89%
Realisasi 30%
Capaian Kinerja 2014
Target Tahun 2015
100,00%
30%
100%
100%
100,00%
100%
5,38%
5%
6,62%
132,40%
4%
9,02% 55,96%
5,24% 55,08%
13% 75%
5,45% 54,37%
41,92% 72,49%
20% 76%
6,38%
5,62%
7%
4,01%
57,29%
5%
4,00%
4%
3%
2%
66,67%
2%
25,00%
79,35%
30%
90,49%
301,63%
40%
12,00%
95,91%
20%
74,47%
372,35%
25%
100,00%
100%
100%
100%
100,00%
100%
100,00%
100%
100%
100%
100,00%
100%
3,25%
0,15%
2%
2%
100,00%
2,67%
2%
2%
2%
100,00%
1%
1,77%
2%
1%
1%
100,00%
1%
100,00%
100%
100%
100%
100,00%
100%
100,00%
100%
100%
100%
100,00%
100%
85,00%
90%
95%
100%
105,26%
100%
Tahun 2014
111,89%
-
Indikator pertama dari Sasaran Terkendalinya pertumbuhan penduduk serta meningkatnya keluarga yang berkualitas dan sejahtera adalah Rata-rata jumlah anak per keluarga. Capaian IKK Tahun 2014 sebesar 0,2%.
-
Indikator kedua dari Sasaran Terkendalinya pertumbuhan penduduk serta meningkatnya keluarga yang berkualitas dan sejahtera adalah Rasio akseptor KB. Rasio akseptor KB merupakan perbandingan jumlah peserta KB aktif (PA) sebanyak 14.469 orang dibandingkan dengan jumlah pasangan usia subur (PUS)
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Magelang Tahun 2014
BAB III - 144
sebanyak 17.875 orang. Capaian IKK Tahun 2014 sebesar 80,95% atau meningkat sebesar 0,2% dibanding tahun 2013 sebesar 80,75%. -
Indikator ketiga dari Sasaran Terkendalinya pertumbuhan penduduk serta meningkatnya keluarga yang berkualitas dan sejahtera adalah Cakupan peserta KB aktif. Perhitungan cakupan peserta KB aktif sama dengan rasio Kb aktif yaitu perbandingan jumlah peserta KB aktif (PA) sebanyak 14.469 orang dibandingkan dengan jumlah pasangan usia subur (PUS) sebanyak 17.875 orang . Capaian IKK Tahun 2014 sebesar 80,95 % atau meningkat sebesar 0,2% dibanding tahun 2013 sebesar 80,75%.
-
Indikator keempat dari Sasaran Terkendalinya pertumbuhan penduduk serta meningkatnya keluarga yang berkualitas dan sejahtera adalah Peserta KB Keluarga Pra Sejahtera dan keluarga Sejahtera I. Perhitungan Peserta KB Keluarga Pra Sejahtera dan keluarga Sejahtera I yaitu perbandingan jumlah peserta KB aktif (PA) dari keluarga sejahtera dan keluarga sejahtera I sebanyak 4.615 orang dibandingkan dengan jumlah pasangan usia subur (PUS) dari keluarga sejahtera dan keluarga sejahtera I sebanyak 6.072 orang Capaian IKK Tahun 2014 sebesar 76,00% atau turun sebesar 4% dibanding tahun 2013 sebesar 80,00%.
-
Indikator kelima dari Sasaran Terkendalinya pertumbuhan penduduk serta meningkatnya keluarga yang berkualitas dan sejahtera adalah Cakupan Pasangan Usia Subur yang isterinya dibawah usia 20 tahun 3,5%. Perhitungan Cakupan Pasangan Usia Subur yang isterinya dibawah usia 20 tahun adalah perbandingan jumlah pasangan usia subur usia kurang dari 20 th sebanyak 114 orang dibandingkan jumlah PUS sebanyak 17.875 orang. Capaian IKK Tahun 2014 sebesar 0,65% atau naik sebesar 0,3% dibanding tahun 2013 sebesar 0,35%.
-
Indikator keenam dari Sasaran Terkendalinya pertumbuhan penduduk serta meningkatnya keluarga yang berkualitas dan sejahtera adalah Cakupan sasaran Pasangan Usia Subur menjadi Peserta KB aktif 65%. Cakupan sasaran Pasangan Usia Subur menjadi Peserta KB aktif merupakan perbandingan jumlah peserta KB aktif (PA) sebanyak 14.469 orang dibandingkan dengan jumlah pasangan usia subur (PUS) sebanyak 17.875 orang. Capaian IKK Tahun 2014 sebesar 80,95% atau meningkat sebesar 0,19% dibanding tahun 2013 sebesar 80,76%.
-
Indikator ketujuh dari Sasaran Terkendalinya pertumbuhan penduduk serta meningkatnya keluarga yang berkualitas dan sejahtera adalah Cakupan Pasangan Usia Subur yang ingin ber-KB tidak terpenuhi (Unmet Need) 5%. Perhitungan Cakupan Pasangan Usia Subur yang ingin ber-KB tidak terpenuhi (Unmet Need) adalah jumlah PUS yang ingin anak ditunda (IAD) sebanyak 694 dan jumlah PUS tidak ingin anak lagi (TIAL) sebanyak 489, sebanyak 1.183 orang dengan jumlah PUS sebanyak 17.875. Capaian IKK Tahun 2014 sebesar 6,62% atau meningkat sebesar 0,23% dibanding tahun 2013 sebesar 6,39%.
-
Indikator kedelapan dari Sasaran Terkendalinya pertumbuhan penduduk serta meningkatnya keluarga yang berkualitas dan sejahtera adalah Cakupan Anggota Bina Keluarga Balita (BKB) ber-KB 70%. Perhitungan Cakupan Anggota Bina Keluarga Balita (BKB) ber-KB adalah jumlah anggota BKB yang ber-KB sebanyak
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Magelang Tahun 2014
BAB III - 145
1.308 orang dibandingkan dengan jumlah PUS yang menjadi anggota BKB sebanyak 1.564. Capaian IKK Tahun 2014 sebesar 83,63% atau meningkat orang d sebesar 16,37% dibanding tahun 2013 sebesar 100%. -
Indikator kesembilan dari Sasaran Terkendalinya pertumbuhan penduduk serta meningkatnya keluarga yang berkualitas dan sejahtera adalah Cakupan PUS Peserta KB Anggota Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) yang ber-KB 87%. Perhitungan Cakupan PUS Peserta KB Anggota Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) yang ber-KB adalah perbandingan jumlah anggota UPPKS yang ber-kb sebanyak 1.648 dibandingkan jumlah PUS yang menjadi anggota UPPKS sebanyak 1.651 orang. Capaian IKK Tahun 2014 sebesar 99,82% atau meningkat sebesar 0,01% dibanding tahun 2013 sebesar 99,81%.
-
Indikator kesepuluh dari Sasaran Terkendalinya pertumbuhan penduduk serta meningkatnya keluarga yang berkualitas dan sejahtera adalah Ratio Petugas Lapangan Keluarga Berencana/Penyuluh Keluarga berencana (PKB) 1 Petugas di setiap 2 (dua ) Desa/Kelurahan. Untuk Kota Magelng petugas PKB sebanyak 15 orang untuk 17 kelurahan. Capaian IKK Tahun 2014 sebesar 100%
-
Indikator kesebelas dari Sasaran Terkendalinya pertumbuhan penduduk serta meningkatnya keluarga yang berkualitas dan sejahtera adalah Ratio Pembantu Pembina Keluarga Berencana (PPKBD) 1 (satu) petugas di setiap Desa/Kelurahan 100%.
-
Indikator kedua belas dari Sasaran Terkendalinya pertumbuhan penduduk serta meningkatnya keluarga yang berkualitas dan sejahtera adalah Cakupan penyediaan alat dan obat Kontrasepsi untuk memenuhi permintaan masyarakat 30% setiap tahun. Capaian IKK Tahun 2014 sebesar 30%.
-
Indikator ketiga belas dari Sasaran Terkendalinya pertumbuhan penduduk serta meningkatnya keluarga yang berkualitas dan sejahtera adalah Cakupan penyediaan informasi data mikro keluarga di setiap Desa/Kelurahan 100% setiap tahun. Capaian IKK Tahun 2014 sebesar 100%.
-
Indikator keempat belas dari Sasaran Terkendalinya pertumbuhan penduduk serta meningkatnya keluarga yang berkualitas dan sejahtera adalah Presentase pasangan usia subur (PUS) yang ingin ber-KB namun tidak terlayani KB (unmet-need). Perhitungan Cakupan Pasangan Usia Subur yang ingin ber-KB tidak terpenuhi (Unmet Need) adalah jumlah PUS yang ingin anak ditunda (IAD) sebanyak 694 dan jumlah PUS tidak ingin anak lagi (TIAL) sebanyak 489, sebanyak 1.183 orang dengan jumlah PUS sebanyak 17.875. Capaian kinerja Tahun 2014 sebesar 6,62%.
-
Indikator kelima belas dari Sasaran Terkendalinya pertumbuhan penduduk serta meningkatnya keluarga yang berkualitas dan sejahtera adalah Partisipasi laki-laki dalam ber-KB. Perhitungan Partisipasi laki-laki dalam ber-KB adalah perbandingan jumlah laki-laki ber-Kb sebanyak 788 orang(Kondom sebanyak 723 dan MOP sebanyak 65) dengan jumlah peserta Kb aktif (PA) sebanyak 14.469
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Magelang Tahun 2014
BAB III - 146
orang. Capaian IKK Tahun 2014 sebesar 5,45% atau naik sebesar 0,21 dibanding tahun 2013 sebesar 5,24%. -
Indikator keenam belas dari Sasaran Terkendalinya pertumbuhan penduduk serta meningkatnya keluarga yang berkualitas dan sejahtera adalah Presentase pasangan usia subur (PUS) yang ber-KB secara mandiri. Perhitungan Presentase pasangan usia subur (PUS) yang ber-KB secara mandiri adalah perbandingan antara PUS yang ber-KB secara mandiri sebanyak 7.867 orang dengan jumlah PA sebanyak 14.469 orang. Capaian IKK Tahun 2014 sebesar 70% atau meningkat sebesar 14,92% dibanding tahun 2013 sebesar 55,08%.
-
Indikator ketujuh belas dari Sasaran Terkendalinya pertumbuhan penduduk serta meningkatnya keluarga yang berkualitas dan sejahtera adalah Presentase peserta KB yang putus pakai (drop out). Perhitungan Presentase peserta KB yang putus pakai (drop out) adalah perbandingan antara jumlah peserta KB yang putus sebanyak 604 dengan jumlah peserta KB yang seharusnya sebanyak 15.073 orang Capaian IKK Tahun 2014 sebesar 4,01% atau mengalami penurunan sebesar 1,61 dibanding tahun 2013 sebesar 5,62%.
-
Indikator kedelapan belas dari Sasaran Terkendalinya pertumbuhan penduduk serta meningkatnya keluarga yang berkualitas dan sejahtera adalah Prosentase perempuan yang menikah di bawah 20 tahun. Capaian IKK Tahun 2014 sebesar 2%.
-
Indikator kesembilan belas dari Sasaran Terkendalinya pertumbuhan penduduk serta meningkatnya keluarga yang berkualitas dan sejahtera adalah Prosentase keluarga yang mempunyai balita dan ikut dalam kegiatan Kelompok Bina Keluarga Balita (BKB). Perhitungan Prosentase keluarga yang mempunyai balita dan ikut dalam kegiatan Kelompok Bina Keluarga Balita (BKB) adalah perbandingan jumlah keluarga yang mempunyai balita dan ikut dalam kegiatan Kelompok Bina Keluarga Balita (BKB) sebanyak 1.913 dengan jumlah anggota Kelompok Bina Keluarga Balita (BKB) sebanyak 2.114. Capaian IKK Tahun 2014 sebesar 90,49% atau naik sebesar 11,14% dibanding tahun 2013 sebesar 79,35%.
-
Indikator kedua puluh dari Sasaran Terkendalinya pertumbuhan penduduk serta meningkatnya keluarga yang berkualitas dan sejahtera adalah Prosentase keluarga yang mempunyai remaja dan ikut dalam kegiatan kelompok Bina Keluarga remaja (BKR). Perhitungan Prosentase keluarga yang mempunyai remaja dan ikut dalam kegiatan kelompok Bina Keluarga remaja (BKR) adalah perbandingan jumlah keluarga yang mempunyai remaja dan ikut dalam kegiatan Kelompok Bina Keluarga Remaja (BKR) sebanyak 627 orang dengan jumlah anggota Kelompok Bina Keluarga Remaja (BKR) sebanyak 842 orang. Capaian IKK Tahun 2014 sebesar 74,47% atau mengalami penurunan sebesar 21,44% dibanding tahun 2013 sebesar 95,91%.
-
Indikator kedua puluh satu dari Sasaran Terkendalinya pertumbuhan penduduk serta meningkatnya keluarga yang berkualitas dan sejahtera adalah Prosentase kelurahan yang mempunyai kelompok BKL aktif. Capaian IKK Tahun 2014 sebesar 100%.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Magelang Tahun 2014
BAB III - 147
c.
-
Indikator kedua puluh dua dari Sasaran Terkendalinya pertumbuhan penduduk serta meningkatnya keluarga yang berkualitas dan sejahtera adalah Prosentase Kelurahan yang mempunyai kelompok UPPKS aktif. Capaian IKK Tahun 2014 sebesar 100%.
-
Indikator kedua puluh tiga dari Sasaran Terkendalinya pertumbuhan penduduk serta meningkatnya keluarga yang berkualitas dan sejahtera adalah Prosentase Kehamilan pada ibu yang berumur kurang dari 20 Tahun. Capaian IKK Tahun 2014 sebesar 2%.
-
Indikator kedua puluh empat dari Sasaran Terkendalinya pertumbuhan penduduk serta meningkatnya keluarga yang berkualitas dan sejahtera adalah Prosentase kehamilan pada ibu yang jarak kehamilannya kurang dari 3 tahun. Capaian IKK Tahun 2014 sebesar 2%.
-
Indikator kedua puluh lima dari Sasaran Terkendalinya pertumbuhan penduduk serta meningkatnya keluarga yang berkualitas dan sejahtera adalah Prosentase kehamilan pada ibu yang berumur lebih dari 35 tahun. Capaian IKK Tahun 2014 sebesar 1%.
-
Indikator kedua puluh enam dari Sasaran Terkendalinya pertumbuhan penduduk serta meningkatnya keluarga yang berkualitas dan sejahtera adalah Prosentase wilayah RT, yang mempunyai data mikro. Capaian IKK Tahun 2014 sebesar 100%.
-
Indikator kedua puluh tujuh dari Sasaran Terkendalinya pertumbuhan penduduk serta meningkatnya keluarga yang berkualitas dan sejahtera adalah Prosentase Kelurahan yang memanfaatkan data mikro keluarga. Capaian IKK Tahun 2014 sebesar 100%.
-
Indikator kedua puluh delapan dari Sasaran Terkendalinya pertumbuhan penduduk serta meningkatnya keluarga yang berkualitas dan sejahtera adalah Prosentase Institusi masyarakat pengelola program KB yang aktif di kelurahan. Capaian IKK Tahun 2014 sebesar 100%. Permasalahan Meskipun pelaksanaan program keluarga berencana di Kota Magelang secara umum dapat dikatakan baik/berhasil, namun masih terdapat beberapa permasalahan antara lain : 1. Dalam rangka pengendalian jumlah penduduk, melalui program KB masih terdapat capaian beberapa indikator kinerja dengan nilai rendah sehingga perlu mendapatkan perhatian, antara lain : a) Belum semua keluarga pra sejahtera dan keluarga sejahtera I menjadi Peserta KB; b) Masih ada perempuan yang menikah di usia dibawah 20 th; c) Kehamilan pada ibu yang jarak kehamilannya kurang dari 3 tahun; d) Masih ada kehamilan pada ibu yang berumur lebih dari 35 th. 2. Dalam rangka menciptakan keluarga yang berkualitas dan sejahtera, salah satu upayanya adalah dengan mengikutsertakan PUS peserta KB dalam kelompok UPPKS, namun sampai saat ini keikutsertaannya masih sangat rendah.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Magelang Tahun 2014
BAB III - 148
d. Solusi 1. Dalam rangka mengatasi beberapa permasalahan terkait pengendalian jumlah penduduk melalui program KB, diperlukan langkah-langkah konkrit antara lain memberikan pemahaman kepada warga masyarakat Kota Magelang perihal pengetahuan-pengetahuan terkait program keluarga berencana. 2. Dalam rangka meningkatkan keikutsertaan PUS peserta KB dalam kelompo UPPKS, diperlukan peningkatan pengetahuan tentang UPPKS sehingga warga masyarakat tergerak untuk dapat meningkatkan pendapatan melalui keikutsertaan kelompok ini.
12. Terwujudnya peningkatan pelayanan dan rehabilitasi kesejahteraan sosial Capaian indikator kinerja sasaran ini dengan rincian sebagai berikut : No 1
Indikator Sasaran
Jumlah sarana sosial (panti jompo, panti asuhan, panti rehabilitasi) 2 Persentase (%) panti sosial skala kab/kota yang menyediakan sarana prasarana pelayanan kesejahteraan sosial 3 Persentase (%) wahana kesejahteraan sosial berbasis masyarakat (WKBSM) yang menyediakan sarana prasarana pelayanan kesejahteraan sosial 4 Persentase (%) penyandang cacat fisik dan mental, serta lanjut usia tidak potensial yang telah menerima jaminan sosial Rata-rata capaian kinerja
Tahun 2012
Tahun 2013
Realisasi 11 unit
Realisasi 13 unit
Target 13
Realisasi 12
---
69,23%
100%
20%
0%
20%
6,16%
Capaian Kinerja 2014
Target Tahun 2015
92%
9
100%
100%
100%
40%
30%
75%
30%
15%
6%
40%
6%
Tahun 2014
76,75%
Pemerintah Kota Magelang melakukan pembinaan terhadap sarana sosial seperti Panti Jompo, Panti Asuhan, panti rehabilitasi serta media lain serta penyediaan sarana dan prasarana pelayanan kesejahteraan sosial. Pada tahun 2014 ini pembinaan yang dilakukan adalah terhadap 12 sarana sosial (tercapai 92% jika dibandingkan tahun sebelumnya). Kinerja ini tercapai dikarenakan ada 1 sarana sosial yang tutup pada tahun 2014 ini. Peran serta masyarakat dalam penanganan masalah sosial hanya mampu tercapai 75% yaitu sebesar 30% dari 40% yang ditargetkan. Kendala utamanya adalah dalam hal pendanaan swadaya masyarakat. Penanganan masalah sosial terkait pemberian jaminan sosial kepada penyandang cacat serta lansia hanya mampu terwujud 40%. Target ini terwujud karena kendala penyediaan dana yang terbatas oleh pemerintah kota Magelang. Realisasi dana yang digunakan untuk mencapai sasaran tersebut sebesar Rp. 199.150.300,00 dari anggaran sebesar Rp. 238.975.000,00 atau 83,34% dari target. Capaian indikator kinerja sasaran rata-rata sebesar 76,75%.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Magelang Tahun 2014
BAB III - 149
13. Terwujudnya peningkatan pembinaan eks penyandang penyakit sosial Pengertian pemberdayaan masyarakat adalah proses langkah pemberdayaan masyarakat merupakan upaya meningkatkan kualitas hidup, kesejahteraan dan keadilan sosial bagi para Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS), pada dasarnya menyangkut peningkatan berbagai aspek kehidupan manusia seperti pangan, sandang, perumahan, pendidikan dan ketrampilan, kesehatan, pemeliharaan penghasilan, pelayanan kerja, pelayanan sosial personal dan lain sebagainya. Sesuai dengan kebijakan nasional pembangunan kesejahteraan sosial, fungsi kesejahteraan sosial adalah pencegahan, rehabilitasi, pemberdayaan dan perlindungan sosial, serta pemberian bantuan dan jaminan kesejahteraan sosial, sehingga pelayanan kesejahteraan sosial yang diberikan kepada PMKS diharapkan dapat meningkatkan fungsi sosial anak, keluarga dan komunitas agar aksesibilitas terhadap pelayanan sosial dasar dapat diperoleh atau ditingkatkan. Capaian indikator kinerja sasaran ini, dengan rincian sebagai berikut : No
Indikator Sasaran
1
Prosentase penanganan terhadap penyandang masalah kesejahteraan sosial
2
Persentase (%) PMKS skala kab/kota yang memperoleh bantuan sosial untuk pemenuhan kebutuhan dasar.
Tahun 2012
Tahun 2013
Realisasi 4,55%
Realisasi 8,45%
Target 5%
Realisasi 5,00%
2,16%
8,45%
9%
23%
Rata-rata capaian kinerja
Tahun 2014
Capaian Kinerja 2014
Target Tahun 2015
100%
12,92%
256%
12,92%
178%
Pemerintah Kota Magelang melalui Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Sosial Kota Magelang dalam penanganan terhadap PMKS adalah dalam bentuk Bantuan Sosial yag mekanismenya telah dianggarkan sesuai proposal bansos yang ada. Dari rencana pemberian bantuan sosial pada tahun 2014 ini dapat dialokasikan semua sebesar 100% dari target 5% PMKS yang menerima bantuan Sosial. Dari alokasi pemberian bansos kepada PMKS sebanyak 23% diberikan untuk memenuhi kebutuhan dasar dari 9 % yang ditargetkan. Pada tahun 2014, meskipun tidak dianggarkan, kegiatan Pemberdayaan Sosial melalui KUBE dapat dilaksanakan sebesar 12,92% terhadap PMKS. Patut disyukuri bahwa pada tahun 2014, di wilayah kota Magelang tidak terjadi bencana yang menimpa sehingga program penanganan terhadap korban bencana tidak perlu dilakukan. Realisasi dana yang digunakan untuk mencapai sasaran tersebut sebesar Rp. 126.784.900,00 dari anggaran sebesar Rp. 181.183.000,00 atau 69,98% dari target. 14. Terwujudnya peningkatan pemerataan, akses dan mutu pendidikan anak usia dini (PAUD). Capaian kinerja sasaran meningkatnya pemerataan, akses dan mutu Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang diukur melalui 7 Indikator Kinerja Utama menunjukkan kinerja yang sangat baik dengan rata-rata capaian kinerja sasaran sebesar 99,59%. Hasil pengukuran capaian kinerja sasaran meningkatnya pemerataan, akses dan mutu Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD):
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Magelang Tahun 2014
BAB III - 150
No
Indikator Sasaran
1 2
APK PAUD 20% anak usia 4-6 tahun mengikuti program TK/RA 3 90% TK/RA memiliki sarana dan prasarana belajar/ bermain 4 65% anak dalam kelompok 0-4 tahun mengikuti kegiatan TempatPenitipan Anak, Kelompok Bermain atau yang sederajat 5 50% anak usia 4-6 tahun yang belum ter-layani pada programPAUD jalur formal mengikuti program PAUD jalur non formal 6 Prosentase Sarana Prasarana PAUD layak 7 Rasio jumlah guru dengan peserta didik PAUD (1:20) Rata-rata capaian kinerja
Tahun 2012
Tahun 2013
Realisasi 64,43%
Realisasi 64,43% 97%
Target 65% 90%
Realisasi 65% 90%
90%
90%
97%
Capaian Kinerja 2014
Target Tahun 2015
100% 100%
90% 90%
90%
100%
90%
95%
95%
100%
95%
97%
95%
95%
100%
95%
41,14%
42,62%
48%
48%
100%
48%
1:9
1:16
01:10
01:12
97,14%
1 : 10
Tahun 2014
99,59%
Sumber: Dinas Pendidikan
Pencapaian indikator kinerja sasaran tersebut, dengan rincian sebagai berikut: a. Angka Partisipasi Kasar PAUD APK PAUD pada tahun 2014 sebesar 65% atau sesuai target yang ditetapkan. Capaian kinerja APK PAUD tersebut merupakan APK PAUD untuk usia 0-6 tahun. Sesuai amanat Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 1, pasal 1, butir 14 dinyatakan bahwa “Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut”. Dari amanat tersebut tersirat bahwa pendidikan anak usia dini meliputi anak usia 0-6 tahun, bukan 3-6 tahun. Capaian APK PAUD Kota Magelang pada tahun 2014 mengalami peningkatan dibandingkan capaian pada tahun 2012 dan 2013 yang baru mencapai 64,43% b. 20% anak usia 4-6 tahun mengikuti program TK/RA Kinerja indikator 20% anak usia 4-6 tahun mengikuti program TK/RA pada tahun 2014 mampu memenuhi target yang ditetapkan sebesar 90%. c. 90% TK/RA memiliki sarana dan prasarana belajar/ bermain Kinerja indikator 90% TK/RA memiliki sarana dan prasarana belajar/ bermain pada tahun 2014 mampu memenuhi target yang ditetapkan sebesar 90%. d. 65% anak dalam kelompok 0-4 tahun mengikuti kegiatan Tempat Penitipan Anak, Kelompok Bermain atau yang sederajat Kinerja indikator 65% anak dalam kelompok 0-4 tahun mengikuti kegiatan Tempat Penitipan Anak, Kelompok Bermain atau yang sederajat pada tahun 2014 telah mampu memenuhi target yang ditetapkan sebesar 95%. e. 50% anak usia 4-6 tahun yang belum ter-layani pada program PAUD jalur formal mengikuti program PAUD jalur non formal
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Magelang Tahun 2014
BAB III - 151
Kinerja indikator 50% anak usia 4-6 tahun yang belum terlayani pada program PAUD jalur formal mengikuti program PAUD jalur non formal pada tahun 2014 telah mampu memenuhi target yang ditetapkan sebesar 95%. f. Prosentase Sarana Prasarana PAUD layak Sarana prasarana PAUD layak di Kota Magelang pada tahun 2014 mampu memenuhi target sebesar 48%. Capaian kinerja indikator ini pada tahun 2014 meningkat cukup signifikan dibandingkan tahun sebelumnya dimana pada tahun 2012 baru mencapai 41,14% dan tahun 2013 sebesar 42,62%. g. Rasio jumlah guru dengan peserta didik PAUD. Lembaga PAUD yang sebagian besar dimiliki dan dikelola swasta juga berdampak pada belum terpenuhinya rasio jumlah guru dengan peserta didik PAUD dengan capaian sebesar 1: 12, belum memenuhi target sebesar 1:10. Dibandingkan capaian tahun sebelumnya, capaian indikator ini meningkat dari tahun 2013 yang baru mencapai 1:16, tetapi masih lebih rendah dibandingkan tahun 2012 yang telah mencapai 1:9. Disamping rasio guru dengan peserta didik PAUD yang belum memenuhi, kualifikasi dan kompetensi pendidik dan tenaga pendidik PAUD juga belum memenuhi. Untuk mencapai sasaran meningkatnya pemerataan, akses dan mutu Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) melalui Program Pendidikan Anak Usia Dini dengan anggaran sebesar Rp.252.640.000,00 dengan realisasi 252.390.000 atau 99,90%. Hambatan/ permasalahan: 1. Masih kurangnya kualitas dan kuantitas sarana prasarana PAUD disebabkan sebagian besar lembaga PAUD dikelola oleh swasta dan belum memiliki tempat yang layak dan memadai 2. Masih kurangnya jumlah, kualifikasi dan kompetensi tenaga pendidik PAUD. Tenaga pendidik PAUD sebagian masih berpendidikan SMA 3. Masih kurangnya lembaga PAUD yang melayani anak usia 0-2 tahun seperti Taman Penitipan Anak dan PAUD Sejenis (POS PAUD) 4. Belum terbentuknya lembaga PAUD terpadu yang memberikan layanan anak usia dini 0-6 tahun dengan beberapa layanan dalam satu lembaga 5. Kurangnya kesadaran dan pemahaman orang tua akan arti pentingnya pendidikan anak sejak usia dini, dan kurangnya pelaksanaan Parenting Educational bagi orang tua 6. Adanya anak usia 5-6 tahun yang sudah diterima di jenjang sekolah dasar. Strategi/ Pemecahan: 1. Peningkatan sarana prasarana PAUD agar layak dan sesuai dengan standar/ ketentuan 2. Peningkatan fasilitasi Pemerintah Kota Magelang melalui sosialisasi, bantuan rehab sekolah, bantuan permainan edukasi, bantuan tenaga PAUD dan peningkatan kualifikasi dan kompetensi tenaga PAUD. Kegiatan yang selama ini didanai anggaran dari provinsi masih kurang memadai, sehingga perlu pendampingan anggaran dari Pemerintah Kota Magelang
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Magelang Tahun 2014
BAB III - 152
3. Pembentukan lembaga PAUD Terpadu yang memberi layanan PAUD untuk anak usia 0 – 6 tahun yang terdiri dari TPA, Kelompok Bermain dan Taman Kanak-kanak, 4. Peningkatan pemerataan akses pelayanan PAUD melalui pembinaan PAUD, baik PAUD jalur formal seperti: Taman Kanak-kanak, Raodhatul Athfal atau bentuk lain yang sederajad, maupun PAUD jalur Non Formal seperti: Taman Penitipan Anak (TPA), Kelompok Bermain (KB), Pos PAUD atau bentuk lain yang sederajat serta jalur pendidikan informal seperti PAUD dalam keluarga atau PAUD yang diselenggarakan oleh lingkungan. 5. Dari sisi orang tua, perlu peningkatan kesadaran dan pemahaman orang tua terhadap pendidikan anak sejak usia dini melalui pelaksanaan Parenting Educational bagi orang tua. 15. Terwujudnya peningkatan pemerataan, akses dan mutu pendidikan Dasar Capaian kinerja sasaran terwujudnya peningkatan pemerataan, akses dan mutu pendidikan Dasar yang diukur melalui 57 Indikator Kinerja Utama, dengan capaian indikator kinerja sasaran rata-rata sebesar 101%. Hasil pengukuran capaian kinerja sasaran sasaran terwujudnya peningkatan pemerataan, akses dan mutu pendidikan Dasar sebagai berikut: No
Indikator Sasaran
1 2 3 4 5
APM SD/MI/Paket A APM SMP/MTs/Paket B APK SD/MI/Paket A APK SMP/MTs/Paket B Angka Rata-rata Lama Sekolah SD/MI Angka Rata-rata Lama Sekolah SMP/MTs Angka pendidikan yang ditamatkan SD/MI Angka pendidikan yang ditamatkan SMP/MTs Rasio Ketersediaan sekolah per penduduk usia sekolah Rasio guru/ murid Rasio guru/ murid per kelas rata-rata Angka Melanjutkan (AM) dari SD/MI ke SMP/MTs Angka Naik Kelas Angka Putus Sekolah SD/MI dan SMP/MTs Angka lulus SD/ MI Angka lulus SMP/MTs Ruang kelas SD/MI sesuai standar Ruang kelas SMP/MTs sesuai standar SD memiliki laboratorium IPA dan komputer SMP memiliki laboratorium IPA, Bahasa, komputer (ICT) SD dan SMP memiliki perpustakaan SD/MI dan SMP/MTs terakreditasi
6 7 8 9 10 11 12 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Tahun 2012
Tahun 2013
Realisasi 115,76% 121,65% 130,65% 154,68% 6
Realisasi 117,69% 114,69% 130,66% 154,17% 6
Target 100,00% 100,00% 175,50% 100,00% 6
Realisasi 114,87% 117,77% 129,53% 159,23% 6
3
3
3
1,9
2,8
2,37
Capaian Kinerja 2014
Target Tahun 2015
115% 118% 74% 159% 100%
116,950% 142,40% 133,95% 182,63% 6
3
100%
3
1,9
1,9
100%
1,9
2,1
2,37
2,37
100%
2,37
0,098
1:184
1:400
1:400
100%
1 : 70
01:26 01:32:01
01:25 01:15:01
01:32 1:32:01
01:16 1:16:01
117% 117%
1 : 32 1 : 32
134,30%
134,80%
100%
100%
100%
135%
98% 0,07%
98% 0,02%
99% 0,05%
99% 0,02%
100% 40%
99% 0,05%
100% 97,50% 85%
100% 99% 95%
100% 98,5% 90%
100% 99% 90%
100% 101% 100%
100% 98,5% 90%
90%
100%
95%
95%
100%
95%
55%
55%
100%
55%
85%
85%
100%
85%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
Tahun 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Magelang Tahun 2014
BAB III - 153
No
Indikator Sasaran
25
SD dan SMP melaksanakan KTSP SD dan SMP melaksanakan pembinaan kesiswaan dengan baik Jumlah Rintisan Sekolah Bertaraf Internasonal (RSBI) SD Jumlah RintisanSekolah Bertaraf Internasonal (RSBI) SMP Angka Partisipasi Sekolah SD/MI Angka Partisipasi Sekolah SMP/MTs Tersedia satuan pendidikan dalam jarak yang terjangkau dengan berjalan kaki yaitu maksimal 3 km untuk SD/MI dan 6 km untuk SMP/MTs dari kelompok permukiman permanen di daerah terpencil Jumlah peserta didik dalam setiap rombongan belajar untuk SD/MI tidak melebihi 32 orang, dan untuk SMP/MTs tidak melebihi 36 orang. Untuk setiap rombongan belajar tersedia 1 (satu) ruang kelas yang dilengkapi dengan meja dan kursi yang cukup untuk peserta didik dan guru, serta papan tulis Di setiap SMPdan MTs tersedia ruang laboratorium IPA yang dilengkapi dengan meja dan kursi yang cukup untuk 36 peserta didik dan minipmal satu set peralatan praktek IPA untuk demonstrasi dan eksperimen peserta didik Di setiap SD/MI dan SMP/MTs tersedia satu ruang guru yang dilengkapi dengan meja dan kursi untuk setiap orang guru, kepala sekolah dan staf kependidikan lainnya; dan setiap SMP/MTs tersedia ruang kepala sekolah yang terpisah dari ruang guru Di setiap SD/MI tersedia 1 (satu) orang guru untuk setiap 32 peserta didik dan 6 (enam) orang guru untuk setiap satuan pendidikan, dan untuk daerah khusus 4 (empat) orang guru setiap satuan pendidikan
26
27
28
29 30 31
32
33
34
35
Tahun 2012
Tahun 2013
Realisasi
Realisasi
Tahun 2014
Capaian Kinerja 2014
Target Tahun 2015
100%
100%
Target 100%
Realisasi 100%
100%
100%
100%
100%
0
0
100%
0
0
0
100%
0
0,03%
98,87%
98,00%
98,00%
100%
98%
0,21%
89,59%
90,00%
90,00%
100%
90%
100%
100,00%
100,00%
100%
100%
100%
100,00%
100,00%
100%
100%
100%
100,00%
100,00%
100%
100%
100%
100,00%
100,00%
100%
100%
100%
100,00%
100,00%
100%
100%
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Magelang Tahun 2014
BAB III - 154
No
Indikator Sasaran
36
Di setiap SMP/MTs tersedia 1 (satu) orang guru untuk setiap matas pelajaran, dan untuk daerah khusus tersedia satu orang guru untuk setiap rumpun mata pelajaran Di setiap SD/MI tersedia 2 (dua) orang guru yang memenuhi kualifikasi akademik S1 atau D-IV dan 2 (dua) orang guru yang telah memiliki sertifikat pendidik Disetiap SMP/MTs tersedia guru dengan kualifikasi akademik S1 atau D-IV sebanyak 70% dan separuh diantaranya (35% dari keseluruhan guru) telah memiliki sertifikat pendidik, untuk daerah khusus masing-masing sebanyak 40% dan 20% Di setiap S MP/MTs tersedia guru dengan kualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik masing-masing satu orang untuk mata pelajaran Matematika, IPA, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris Di setiap Kabupaten/Kotasemua Kepala SD/MI berkualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik Di setiap Kabupaten/Kotasemua Kepala SMP/MTs berkualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik Di setiap kabupaten/kota semua pengawas sekolah dan madrasah memilki kualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan telah memilki sertifikat pendidik Pemerintah kabupaten/kota memiliki rencana dan melaksanakan kegiatan untuk membantu satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum dan proses pembelajaran yang efektif; dan Kunjungan pengawas ke satuan pendidikan dilakukan satu kali setiap bulan dan setiap kunjungan dilakukan selama 3 jam untuk melakukan supervisi dan pembinaan
37
38
39
40
41
42
43
44
Tahun 2012
Tahun 2013
Realisasi
Realisasi 100%
Target 100,00%
Realisasi 100,00%
100%
100,00%
100%
Capaian Kinerja 2014
Target Tahun 2015
100%
100%
100,00%
100%
100%
100,00%
100,00%
100%
100%
100%
100,00%
100,00%
100%
100%
100%
100,00%
100,00%
100%
100%
100%
100,00%
100,00%
100%
100%
100%
100,00%
100,00%
100%
100%
100%
100,00%
100,00%
100%
100%
100%
100,00%
100,00%
100%
100%
Tahun 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Magelang Tahun 2014
BAB III - 155
No
Indikator Sasaran
45
Setiap SD/MI menyediakan buku teks yang sudah ditetapkan kelayakannya oleh Pemerintah mencakup mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, IPA dan IPS dengan perbandingan satu set untuk ssetiap peserta didik. Setiap SMP/MTs menyediakan buku teks yang sudah ditetapkan kelayakannya oleh Pemerintah mencakup dengan perbandingan satu set untuk ssetiap peserta didik. Setiap SD/MI menyediakan satu set peraga IPA dan bahan yang terdiri dari model kerangka manusia, bola dunia (globe), contoh peralatan optik, kit IPA untuk eksperimen dasar, dan poster/carta IPA Setiap SD/MI memilki judulbuku pengayaan dan 10 buku referensi, dan setiap SMP/MTs memiliki 200 judul buku pengayaan dan 20 buku referensi Setiap guru tetap bekerja 37,5 jam per minggu di satuan pendidikan termasuk merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, membimbing atau melatih peserta didik dan melaksanakan tugas tambahan Satuan pendidikan menyelenggarakan proses pembelajaran selama 34 minggu per tahun dengan kegiatan tatap muka sebagai berikut : Kelas I-II : 18 jam per minggu Kelas III : 24 jam per minggu Kelas IV-VI : 27 jam per minggu Kelas VII-IX : 27 jam per minggu Satuan pendidikan menerapkan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) sesuai ketentuan yang berlaku Setiap guru menerapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP0 yang disusun berdasarkan silabus untuk setiap mata pelajaran yang diampunya
46
47
48
49
50
51
52
Tahun 2012
Tahun 2013
Realisasi
Realisasi 100%
Target 100,00%
Realisasi 100,00%
100%
100,00%
100%
Capaian Kinerja 2014
Target Tahun 2015
100%
100%
100,00%
100%
100%
100,00%
100,00%
100%
100%
100%
100,00%
100,00%
100%
100%
100%
100,00%
100,00%
100%
100%
100%
100,00%
100,00%
100%
100%
Tahun 2014
100% 100% 100%
100% 100% 100%
100%
100%
100%
100,00%
100,00%
100%
100%
100%
100,00%
100,00%
100%
100%
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Magelang Tahun 2014
BAB III - 156
No
Indikator Sasaran
53
Setiap guru mengembangkan dan menerapkan program penilaian untuk membantu meningkatkan kemampuan belajar peserta didik 54 Kepala sekolah melakukan supervisi kelas dan memberikan umpan balik kepada guru dua kali dalam setiap semester 55 Setiap guru menyampaikan laporan hasil evaluasi mata pelajaran serta hasil penilaian setiap peserta didik kepada kepala sekolah setiap akhir semester dalam bentuk laporan hasil prestasi belajar peserta didik 56 Kepala sekolah atau madrasah menyampaikan laporan hasil ulangan akhir semester (UAS) dan ulangan kenaikan kelas (UKK) serta ujian akhir (US/UN) kepada orang tua peserta didik dan menyampaikan rekapitulasinya kepada Dinas pPendidikan Kabupaten/Kota atau Kantor Kementrian Agama di Kabupaten/Kota pada setiap akhir semester 57 Setiap satuan pendidikan menerapkan prinsip-prinsip manajemen berbasis sekolah (MBS) Rata-rata capaian kinerja
Tahun 2012
Tahun 2013
Realisasi
Realisasi 100%
Target 100,00%
Realisasi 100,00%
100%
100,00%
100,00%
100%
100%
100,00%
100,00%
100%
100%
100,00%
100,00%
100%
100%
100,00%
100,00%
100%
Tahun 2014
Capaian Kinerja 2014
Target Tahun 2015
100%
100%
100,77%
Sumber: Dinas Pendidikan
Kinerja sasaran meningkatnya pemerataan, akses dan mutu pendidikan dasar pada tahun 2014 cukup baik, diindikasikan dari 57 indikator, 8 indikator kinerjanya mampu melampaui target, sedangkan 49 indikator lainnya mampu memenuhi target yang ditetapkan. Delapan indikator yang telah melampaui target diantaranya: APM SD/MI/Paket A, APM SMP/MTs/Paket B, APK SD/MI/Paket A, APK SMP/MTs/Paket B, Rasio guru/ murid, Rasio guru/ murid per kelas rata-rata, Angka Putus Sekolah SD/MI dan SMP/MTs, dan Angka lulus SMP/MTs. Sarana prasarana pendidikan dasar di Kota Magelang cukup memadai, disamping itu mutu pendidikan dasar Kota Magelang sangat baik, salah satunya diindikasikan dengan hasil nilai Ujian Nasional SMPN 1 Kota Magelang pada tahun ajaran 2013-2014 yang berhasil menorehkan prestasi membanggakan meraih peringkat 1 Jawa Tengah dan bahkan juga peringkat 1 Nasional. Dengan capaian ini maka hasil nilai Ujian Nasional siswa SMPN 1 Kota Magelang mampu mempertahankan prestasi yang sama pada tahun ajaran 2012-2013, dan meningkat dibandingkan hasil ujian tahun 2011-2012 yang menempati peringkat 1 di Provinsi Jawa Tengah dan peringkat 3 tingkat Nasional.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Magelang Tahun 2014
BAB III - 157
Untuk mencapai sasaran terwujudnya peningkatan pemerataan, akses dan mutu pendidikan Dasar melalui Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun dengan anggaran sebesar Rp.21.874.038.000,00 dan serapan sebesar 16.629.977.888,00 atau 76,03%. Capaian indikator kinerja sasaran rata-rata sebesar 101% apabila dibandingkan dengan persentase realisasi keuangan sebesar 76,03%, maka dapat diketahui bahwa terdapat efisiensi penggunaan sumber daya dalam mencapai sasaran tersebut. Hambatan/ permasalahan: 1. Belum merata dan kurangnya tenaga pendidik sebagai akibat banyaknya tenaga pendidik PNS yang memasuki masa purna tugas, khususnya pada jenjang Sekolah Dasar. 2. Masih adanya tenaga pendidik yang belum memenuhi kualifikasi dan kompetensi sesuai standar yang ditetapkan 3. Kurangnya tenaga kebersihan, penjaga sekolah dan tenaga administrasi sehingga menyebabkan sebagian tenaga pendidik merangkap sebagai tenaga administrasi. 4. Kesiapan dalam pemberlakuan kurikulum baru 2013 yang berbeda dengan kurikulum-kurikulum sebelumnya karena menekankan pembelajaran tematik terpadu memerlukan kesiapan, khususnya dalam penyediaan buku pelajaran dan tenaga pendidik. 5. Lemahnya data dan sistem informasi pendidikan, diantaranya data pendidikan belum memilah asal siswa dari dalam dan luar kota. Kondisi ini berpengaruh terhadap ketepatan penyusunan program dan alokasi anggaran untuk implementasi program-program pembangunan pendidikan 6. Kualitas sekolah masih belum merata. Kesenjangan antar sekolah negeri masih dirasakan dan muncul dalam bentuk sekolah favorit dan bukan favorit. Selain itu kesenjangan antara sekolah umum dengan sekolah kejuruan, serta kesenjangan antara sekolah negeri dengan sekolah swasta. Strategi/ Pemecahan: 1. Perekrutan tenaga pendidik secara internal, penataan kembali tenaga pendidik dan dibukanya kembali penerimaan PNS tenaga pendidik khususnya tingkat dasar 2. Peningkatan kualifikasi dan kompetensi tenaga pendidik pada jenjang Pendidikan Dasar 3. Penambahan tenaga kebersihan, penjaga sekolah dan tenaga administrasi 4. Penyiapan buku dan tenaga pendidik dalam penerapan kurikulum 2013 yang menekankan pada pembelajaran tematik terpadu. 5. Pembenahan data dan system informasi pendidikan 6. Peningkatan dan pemerataan mutu pendidikan pada semua lembaga pendidikan dasar pada sekolah umum, sekolah kejuruan baik pada sekolah negeri maupun swasta.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Magelang Tahun 2014
BAB III - 158
16. Terwujudnya peningkatan pemerataan, akses, mutu, relevansi dan daya saing jenjang pendidikan menengah Capaian kinerja sasaran terwujudnya peningkatan pemerataan, akses, mutu, relevansi dan daya saing jenjang pendidikan menengah yang diukur melalui 29 Indikator Kinerja dengan rata-rata capaian kinerja sebesar 108%, adapun hasil pengukuran sebagai berikut: No
Indikator Sasaran
1 2 3
APK SMA/SMK/MA APM SMA/SMK/MA Angka Rata-rata Lama Sekolah SMA/SMK/MA 4 Angka pendidikan yang ditamatkan 5 Angka Partisipasi Sekolah SMA/SMK/MA 6 Rasio Ketersediaan Sekolah terhadap penduduk usia sekolah 7 Rasio Guru terhadap murid 8 Rasio Guru per murid per kelas rata-rata 9 Penduduk yang berusia>15 Tahun melek huruf (tidak buta aksara) 10 Angka Melanjutkan (AM) dari SMP/MTs ke SMK/SMA/MA 11 Rasio SMK : SMA = 70 : 30 12 Angka Kelulusan (AL) SMA/SMK/MA 13 Angka Putus Sekolah SMA/SMK/MA 14 Ruang kelas SMA/SMK sesuai standar 15 SMA/SMK memiliki Perpustakaan 16 SMA/SMK memiliki laboratorim 17 Jumlah rintisan SBI SMK 18 Jumlah rintisan SBI SMA 19 SMA/SMK Menerapkan ICT Based Learning 20 Nilai Rata-rata UN SMA/SMK/MA 21 SMK Memiliki Bengkel 22 30 mata pelajaran SMK memiliki buku teks layak menurut BSNP 23 SMA/SMK melaksanakan KTSP 24 SMA/SMK Terakreditasi 25 SMA/ SMK Melaksanakan MBS dengan baik 26 Jumlah SMA yang menerapkan ISO 9001 – 2000 27 Jumlah SMK yang menerapkan ISO 9001 –2000 28 SMA/SMK Melaksanakan Pembinaan Kesiswaan dengan baik 29 Penerapan Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO Rata-rata capaian kinerja
Tahun 2012
Tahun 2013
Realisasi 108,85% 80,65% 3
Realisasi 186,78% 82,83% 3
Target 110% 81% 3
Realisasi 186,22% 135,99% 3
3,45
3,62
3,28
88,50%
89%
100%
Capaian Kinerja 2014
Target Tahun 2015
169% 168% 100%
108,85% 80,70% 3
3,62
110%
3,11
88,50%
88,50%
100%
94,00%
1:245
100%
100%
100%
100%
01:10 01:10:31
01:11 01:11:31
01:10 1:10:31
01:10 1:10:31
100% 100%
87.564
88.676
87.364
92.180
106%
1 : 10 1 : 10 : 31 87.164 orang
75%
181%
90%
90%
100%
90%
60:40 99%
61:39 99%
70:30 100%
70:30 100%
100% 100%
70 : 30 100%
0,60%
0,30%
0,50%
0,50%
100%
0,50%
75%
100%
75%
75%
100%
75%
100%
100%
100%
100%
75% 0 0 75%
75% 0 0 75%
100% 100% 100% 100%
75% 0 0 75%
72
72
100%
72
90% 40%
90% 40%
100% 100%
90% 40%
100% 100% 100%
100% 100% 100%
100% 100% 100%
100% 100% 100%
4
4
100%
4
5
8
160%
6
100%
100%
100%
100%
9
12
133%
13
Tahun 2014
108,48%
Sumber: Dinas Pendidikan
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Magelang Tahun 2014
BAB III - 159
Dari 29 indikator pada sasaran ini, sebagian besar yaitu 19 indikator memenuhi target, 8 indikator kinerjanya melampaui target, sedangkan 2 indikator lainnya tidak memenuhi target yang ditetapkan. Dua indikator yang tidak memenuhi target yaitu Rasio Guru terhadap murid dengan capaian 1:14 dibawah target 1:10 dan Rasio Guru per murid per kelas rata-rata dengan capaian 1:14:31 di bawah target 1:10:31. Walaupun kedua indikator ini tidak memenuhi target tetapi dengan rasio demikian masih dalam kondisi ideal karena di bawah SPM pendidikan yang mensyaratkan 1:32. Mutu pendidikan pada jenjang pendidikan menengah di Kota Magelang cukup baik, diindikasikan dari prestasi yang berhasil diraih sekolah menengah di Kota Magelang dalam pelaksanaan Ujian Nasional Tahun 2013-2014: 1. SMAN 1 Kota Magelang Peringkat 1 Jawa Tengah (Jurusan IPA) 2. SMAN 1 Kota Magelang Peringkat 2 Jawa Tengah (Jurusan IPS) 3. SMAN 4 Kota Magelang Peringkat 1 Jawa Tengah (Jurusan Bahasa) 4. Rerata UN Terbaik untuk jenjang SMK Prestasi yang berhasil diraih dalam pelaksanaan UN Tahun 2012/2013 adalah: 1. SMAN 1 Kota Magelang peringkat 1 Jawa Tengah 2. SMPN 2 Kota Magelang peringkat 5 Jawa Tengah. Sedangkan prestasi pendidikan menengah Tahun Pelajaran 2011-2012, yaitu: 1. SMAN 1 Kota Magelang Peringkat 1 Jawa Tengah (dalam mata pelajaran IPS) 2. SMKN 2 Kota Magelang Peringkat 1 Jawa Tengah (Sekolah Negeri) 3. SMKN 1 Kota Magelang Peringkat 9 Jawa Tengah (Sekolah Negeri) 4. SMK Kesdam Kota Magelang Peringkat 2 Jawa Tengah (Sekolah Negeri dan Swasta) Mutu pendidikan menengah di Kota Magelang yang cukup tinggi banyak menarik minat warga sekitar Kota Magelang untuk menyekolahkan anaknya di Kota Magelang, diindikasikan dari tingginya Angka Partisipasi Kasar (APK) pada jenjang pendidikan menengah yang mencapai 186,22% jauh melampaui target yang ditetapkan sebesar 110%, begitu pula dengan Angka Partisipasi Murni (APM) yang mencapai 133,99%, jauh melampaui target 81%. Untuk mencapai sasaran peningkatan pemerataan, akses, mutu, relevansi dan daya saing jenjang pendidikan menehgah, Pemerintah Kota Magelang melaksanakan bebagai kegiatan melalui Program Pendidikan Menengah dengan anggaran sebesar Rp.6.069.890.000,00 dengan serapan 3.193.530,00 atau 52,61%. Capaian indikator kinerja sasaran rata-rata sebesar 108% apabila dibandingkan dengan persentase realisasi keuangan sebesar 52,61%, maka dapat diketahui bahwa terdapat efisiensi penggunaan sumber daya dalam mencapai sasaran tersebut. Hambatan/ permasalahan: 1. Belum meratanya kualitas sumber daya pendidik dan tenaga kependidikan. Masih adanya tenaga pendidik yang belum memenuhi kualifikasi dan kompetensi sesuai standar yang ditetapkan
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Magelang Tahun 2014
BAB III - 160
2. Kurangnya tenaga administrasi sehingga menyebabkan sebagian tenaga pendidik juga merangkap sebagai tenaga administrasi. 3. Kurangnya relevansi pendidikan dengan kebutuhan pasar kerja 4. Pemberlakuan kurikulum baru 2013 yang berbeda dengan kurikulum-kurikulum sebelumnya, memerlukan kesiapan, khususnya bagi tenaga pendidik. 5. Lemahnya data dan sistem informasi pendidikan yang berpengaruh terhadap ketepatan penyusunan program dan alokasi anggaran untuk implementasi program-program pembangunan pendidikan 6. Belum meratanya kualitas sekolah. Masih terjadinya kesenjangan antar sekolah negeri, antara sekolah umum dengan sekolah kejuruan, serta kesenjangan antara sekolah negeri dengan sekolah swasta. Strategi/ pemecahan: 1. Peningkatan kualifikasidankompetensi tenaga pendidik sesuai standar yang ditetapkan 2. Penambahan tenaga administrasi untuk meningkatkan tertib administrasi sekolah dan mendukung kelancaran proses balajar mengajar 3. Penyiapan tenaga pendidik dan sarana prasarana pendukung pendidikan dalam penerapaan kurikulum baru 2013. 4. Peningkatan data dan system informasi pendidikan sebagai dasar petimbangan perumusan kebijakan serta peningkatan ketepatan penyusunan program kegiatan. 5. Peningkatan dan pemerataan kualitas pendidikan antar sekolah negeri, antara sekolah umum dan kejuruan serta antara seklah negeri dengan sekolah swasta. 17. Terwujudnya peningkatan pemerataan, akses, mutu, relevansi dan daya saing pendidikan Non formal dan Informal Capaian kinerja sasaran terwujudnya peningkatan pemerataan, akses, mutu, relevansi dan daya saing pendidikan Non formal dan Informal yang diukur melalui 10 indikator dengan rata-rata capaian kinerja sasaran sebesar 101%. Hasil pengukuran capaian kinerja sasaran peningkatan pemerataan, akses, mutu, relevansi dan daya saing pendidikan Non formal dan Informal sebagai berikut: No 1 2 3
4
5
Indikator Sasaran Angka Melek Huruf Angka Buta Aksara usia > 45 tahun Angka Rata-Rata lama sekolah Dasar Menengah Pendidikan Kesetaraan a. Angka lulus pendidikan kesetaraan Paket A b. Angka lulus pendidikan kesetaraan Paket B c. Angka lulus pendidikan kesetaraan Paket C Usia dewasa yang belum bersekolah terlayani pendidikan kesetaraan
Tahun 2012
Tahun 2013
Realisasi 95% 4%
Realisasi 98% 1%
Target 98% 2%
Realisasi 99% 1,11%
9 3
9 3
9 3
94%
75%
92%
Capaian Kinerja 2014
Target Tahun 2015
101% 145%
97% 2%
9 3
100% 100%
96%
68,75%
71,61%
9 3 97% 97%
94%
94%
85,47%
90,93%
90%
84%
79%
88%
89,95%
102,22%
60%
54%
51%
58%
58%
100%
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Magelang Tahun 2014
Tahun 2014
BAB III - 161
No
Indikator Sasaran
Kursus 6 Persentase pengangguran usia 15-44 th memperoleh layanan pendidikan Kecakapan Hidup 7 Persentase Lembaga PNF terakreditasi C 8 Jumlah model layanan PNF unggulan 9 Persentase dukungan terhadap capaian APK Dikdas 10 Angka pendidikan yang ditamatkan - SD/MI - SLTP/MTs - SLTA/SMK/MA Rata-rata capaian kinerja
Tahun 2012
Tahun 2013
Realisasi
Realisasi
Target
6%
3,50%
1%
Realisasi
Capaian Kinerja 2014
Target Tahun 2015
8%
8%
100%
9% 3%
30%
3%
3%
100%
50%
3%
6,60%
7%
7%
100%
2,60%
2,60%
2,00%
2,60%
2,60%
100%
Tahun 2014
1,9 1,78 2,33 3,62
1,9 2,33 3,66
1,9 2,37 3,67
1,9 2,37 3,67
100% 100% 100% 100,72%
2,37 3,62
Sumber: Dinas Pendidikan
Pencapaian indikator kinerja sasaran tersebut, dengan uraian sebagai berikut : a. Angka Melek Huruf Prosentase Angka Melek Huruf Kota Magelang selama tiga tahun menunjukkan kinerja yang semakin meningkat. Angka Melek Huruf pada tahun 2012 sebesar 95%, meningkat menjadi 98% pada tahun 2013, dan mencapai 98,89% pada tahun 2014 melebihi target yang ditetapkan sebesar 98%. b. Angka Buta Aksara usia > 45 tahun Angka Buta Aksara usia > 45 penduduk Kota Magelang pada tahun 2014 sebesar 1,11% melampaui target sebesar 1%. Angka Buta Aksara penduduk Kota Magelang tahun 2014 mengalami penurunan tajam dibandingkan tahun 2012 sebesar 4%. c. Angka Rata-Rata lama sekolah Angka rata-rata lama sekolah pendidikan dasar mampu memenuhi target 9 tahun, demikian pula dengan pendidikan menengah sebesar 3 tahun. Indikator ini tidak relevan dengan sasaran terwujudnya peningkatan pemerataan, akses, mutu, relevansi dan daya saing pendidikan Non formal dan Informal, sehingga harus dikeluarkan dari pengukuran sasaran ini. d. Pendidikan Kesetaraan 1) Angka Lulus Pendidikan Kesetaraan paket A Capaian indikator Angka Lulus Pendidikan Kesetaraan paket A pada tahun 2014 sebesar 68,75% di bawah target 98%. Kinerja inidkator ini juga lebih rendah dibandingkan capaian tahun sebelumnya yang sudah mencapai 98%, dan 95% pada tahun 2012. 2) Angka Lulus Pendidikan Kesetaraan paket B Kinerja indikator Angka Lulus Pendidikan Kesetaraan paket B pada tahun 2014 sebesar 85,47% dibawah target 94%. Capaian indikator ini lebih rendah daripada capaian pada tahun sebelumnya sebesar 94%, dan 92% pada tahun 2012. 3) Angka Lulus Pendidikan Kesetaraan paket C Setelah sempat mengalami penurunan capaian kinerja dari 84% pada tahun 2012 menjadi 79% pada tahun 2013, capaian kinerja indikator Angka Lulus Pendidikan Kesetaraan paket C pada tahun 2014 mampu menunjukkan peningkatan kinerja
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Magelang Tahun 2014
BAB III - 162
e.
f.
g.
h.
i.
j.
yang cukup baik sebesar 89,95%, melebihi dari target yang ditetapkan sebesar 88%. Usia dewasa yang belum bersekolah terlayani pendidikan kesetaraan Capaian indikator Usia dewasa yang belum bersekolah terlayani pendidikan kesetaraan pada tahun 2014 memenuhi target yaitu 58%, meningkat dibandingkan capaian tahun 2012 sebesar 54% dan tahun 2013 yang mengalami penurunan degan capaian 51%. Persentase pengangguran usia 15-44 th memperoleh layanan pendidikan Kecakapan Hidup. Kinerja indikator Persentase pengangguran usia 15-44 th memperoleh layanan pendidikan Kecakapan Hidup pada tahun 2014 memenuhi target sebesar 8%. Dengan capaian ini, maka terjadi peningkatan dibandingkan dengan capaian tahun-tahun sebelumnya yaitu 6% pada tahun 2012 dan 3,5% pada tahun 2013. Dalam upaya untuk menangani pengangguran, maka dilaksanakan Program Kecakapan Hidup yang diharapkan dapat memberikan jalan keluar bagi penganggur dan pemuda yang ada di Kota Magelang untuk mendapatkan bekal pengetahuan dan keterampilan sehingga dapat menjadi sarana agar dapat berusaha dan dapat meningkatkan kesejahteraan diri dan lingkungannya. Pengetahuan dan ketrampilan merupakan modal dasar bagi para penganggur agar dapat meningkatkan daya saingnya di dunia kerja yang semakin kompetitif. Pelaksanaan pendidikan Kecakapan hidup di Kota Magelang pada jalur pendidikan non formal diselenggarakan melalui: (a) Lembaga Kursus dan Pelatihan pendidikan non-formal; (b) Lembaga pelatihan Kerja (LPK), (c) Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), (d) Desa Vokasi dan (e) Pendidikan Kecakapan Hidup yang dilaksanakan di beberapa SMK. Sementara pada jalur pendidikan formal diselenggarakan pada jenjang SD sampai dengan jenjang SLTA. Persentase Lembaga PNF terakreditasi C Persentase Lembaga PNF terakreditasi C pada tahun 2014 sebesar 3% memenuhi target yang ditetapkan. Capaian ini sama dengan capaian tahun 2013 yang telah mencapai 3% dan tahun 2012 yang hanya mencapai 1%. Yang telah dilaksanakan selama ini berupa penilaian kinerja, dari total 27 Lembaga PNF, 9 diantaranya sudah dilaksanakan penilaian kinerja. Sedangkan lembaga yang berwenang melaksanakan akreditasi adalah BAN PNF (Badan Akreditasi Nasional Pendidikan Non Formal) selama ini sudah mengajukan akreditasi, tetapi belum dilaksanakan visitasi penilaian oleh BAN PNF. Jumlah model layanan PNF unggulan Prosentase jumlah model layanan PNF unggulan pada tahun 2014 sebesar 50% memenuhi target yang ditetapkan. Persentase dukungan terhadap capaian APK Dikdas Persentase dukungan terhadap capaian APK Dikdas sebesar 2,6% sesuai target, meningkat dibandingkan tahun 2013 sebesar 2%, namun relatif sama dibandingkan tahun 2012 sebesar 2,6%. Angka pendidikan yang ditamatkan Angka pendidikan yang ditamatkan jenjang pendidikan SD pada tahun 2014 sebesar 1,9 memenuhi target, relatif sama dengan capaian tahun 2013 namun lebih daripada capaian tahun 2012 sebesar 1,78%
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Magelang Tahun 2014
BAB III - 163
Pada jenjang SLTP/MTs, angka pendidikan yang ditamatkan sebesar 2,37 memenuhi target dan lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 2,33. Demikian pula dengan capaian angka pendidikan yang ditamatkan pada jenjang SLTA/SMK/MA juga memenuhi target yang ditetapkan yaitu sebesar 3,67 meningkat dibandingkan capaian tahun sebelumnya sebesar 3,66 dan tahun 2012 sebesar 3,62. Indikator ini tidak relevan dengan sasaran terwujudnya peningkatan pemerataan, akses, mutu, relevansi dan daya saing pendidikan Non formal dan Informal, sehingga seharusnya dikeluarkan dari pengukuran sasaran ini. Untuk mencapai sasaran terwujudnya peningkatan pemerataan, akses, mutu, relevansi dan daya saing pendidikan Non formal dan Informal didukung anggaran sebesar Rp. 397.440.000,- dengan realisasi sebesar Rp. 391.940.000,- dengan serapan anggaran sebesar 98,62%melalui Program Pendidikan Non Formal, Program Wajib Belajar Pendidikan Sembilan Tahun dan Program Pendidikan Menengah. Capaian indikator kinerja sasaran rata-rata sebesar 101% apabila dibandingkan dengan persentase realisasi keuangan sebesar 98,62%, maka dapat diketahui bahwa terdapat efisiensi penggunaan sumber daya dalam mencapai sasaran tersebut. Hambatan/ permasalahan: 1. Kurangnya minat belajar khususnya bagi warga belajar keaksaraan fungsional usia di atas 44 tahun; 2. Pelaksanaan program pendidikan keaksaraan yang kurang mendapatkan pembinaan tindak lanjut, melahirkan peserta belajar yang cenderung buta aksara kembali; 3. Masih terdapat masyarakat yang buta aksara karena belum terjangkau (terlayani) oleh program pendidikan manapun, seperti anak jalanan, pengemis, dan pemulung usia 15-24 tahun; 4. Belum efektifnya koordinasi integratif pelayanan garapan keaksaraan pada usia muda; 5. Masih terdapatnya pengangguran usia 15-44 tahun yang belum memperoleh layanan pendidikan Kecakapan Hidup 6. Sarana prasarana pendukung pendidikan non formal dan informal belum memadai; 7. Kapasitas lembaga penyelenggara dan kompetensi pendidik maupun tenaga kependidikan non formal dan informal sangat beragam dan secara umum cenderung belum memadai; 8. Anggaran pendidikan nonformal dan informal, khususnya pendidikan keaksaraan masih relatif kecil apabila dikaitkan dengan jumlah sasaran; 9. Koordinasi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program pendidikan keaksaraan cenderung kurang efektif sehingga pelaksanaan program pendidikan keaksaraan sering kurang mendapat perhatian. Strategi/ pemecahan: 1. Pengimplementasian metode pembelajaran yang aplikatif seperti calistung dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan ketrampilan usaha yang diminati ; 2. Meningkatkan akses pembelajaran bagi anak jalanan, pengemis, dan pemulung usia 15-24 tahun dengan menyediakan berbagai alternatif layanan keaksaraan fungsional antara lain melalui PKBM, organisasi masyarakat dan lain-lain.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Magelang Tahun 2014
BAB III - 164
3. Peningkatan koordinasi dan integrasi antara berbagai lembaga dan Dinas/ Instansi terkait dalam pelayanan garapan keaksaraan pada usia muda; 4. Meningkatkan akses bagi pengangguran usia 15-44 tahun memperoleh layanan pendidikan Kecakapan Hidup. 5. Peningkatan sarana prasarana pendukung pendidikan non formal dan informal baik oleh pemerintah maupun melalui partisispasi masyarakat; 6. Peningkatan kapasitas lembaga penyelenggara dan kompetensi pendidik maupun tenaga kependidikan non formal dan informal; 7. Pemenuhan alokasi anggaran pendidikan nonformal dan informal, dan disesuaikan dengan jumlah sasaran; 8. Peningkatan koordinasi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program pendidikan non formal dan informal. 9. Optimalisasi PNFI dengan mengikut sertakan berbagai potensi yang ada dalam masyarakat, baik sebagai tutor, penyedia sarana, dan sebagainya. Program PNFI diintegrasikan dalam suatu PKBM, LPK, dan LKP. Melalui PKBM, LPK, dan LKP potensi masyarakat dikembangkan dan dioptimalkan melalui pendidikan kesetaraan berbasis kewirausahaan, keaksaraan fungsional berbasis kecakapan hidup (life skills), Kelompok Belajar Usaha (KBU), dan pelatihan life skills berupa kursus-kursus keterampilan praktis. Pelayanan pendidikan semacam ini diharapkan dapat meningkatkan kecakapan vokasi, akademik, personal dan sosial masyarakat. 18. Terwujudnya peningkatan pemerataan, akses, mutu, relevansi dan daya saing pendidikan Khusus Capaian kinerja sasaran terwujudnya peningkatan pemerataan, akses, mutu, relevansi dan daya saing pendidikan khusus dengan rata-rata capaian kinerja sasaran sebesar 100%. Hasil pengukuran capaian kinerja sasaran peningkatan pemerataan, akses, mutu, relevansi dan daya saing pendidikan khusus sebagai berikut: No
Indikator Sasaran
1 2
Pendidikan Khusus Terakreditasi Persentase APK Pendidikan Khusus 3 Angka Partisipasi Murni 4 Angka Naik Kelas 5 Angka Lulus Pendidikan Khusus 6 Kelas Sesuai Standar 7 Persentase Sarana Pendidikan Khusus Terakreditasi 8 Angka Rata-Rata Lama Sekolah Rata-rata capaian kinerja
Tahun 2012
Tahun 2013
Realisasi 35% 50%
Realisasi 75% 75%
Target 75% 75%
Realisasi 75% 75%
100% 93% 92% 65% 65%
65% 90% 100% 70% 70%
100% 89% 95% 70% 70%
12
12
12
Capaian Kinerja 2014
Target Tahun 2015
100% 100%
80% 50%
100% 89% 95% 70% 70%
100% 100% 100% 100% 100%
100% 89% 95% 70% 70%
12
100% 100%
12
Tahun 2014
Sumber: Dinas Pendidikan
Capaian kinerja kedelapan indikator kinerja utama sasaran pemerataan, akses, mutu, relevansi dan daya saing pendidikan khusus mampu memenuhi target yang telah ditetapkan.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Magelang Tahun 2014
BAB III - 165
Pencapaian indikator kinerja sasaran tersebut, dengan uraian sebagai berikut : 1. Pendidikan Khusus Terakreditasi Kinerja indikator pendidikan khusus terakreditasi pada tahun 2014 mencapai 75% sesuai dengan target relatif sama dibandingkan dengan capaian tahun sebelumnya. Pendidikan khusus merupakan pendidikan untuk peserta didik yang berkelainan atau peserta didik yang memiliki kecerdasan luar biasa yang diselenggarakan secara inklusif (bergabung dengan sekolah biasa) atau berupa satuan pendidikan khusus pada tingkat pendidikan dasar dan menengah. Kota Magelang memiliki 4 Sekolah Luar Biasa yang menangani pendidikan luar biasa yang terdiri dari 3 sekolah menangani jenjang pendidikan SD, SMP dan SMA yaitu SLBN, SLB/ B YPPALB, dan SLB/ C YPPALB, dan 1 sekolah yang menangani jenjang pendidikan TK dan SD yaitu SLB Autis Bina Anggita. Total jumlah siswa yang bersekolah di keempat Pendidikan Luar Biasa (PLB) pada tahun 2014 berjumlah 263 siswa, terdiri dari siswa SLBN sebanyak 182 siswa, SLB/B YPPALB 65 siswa, SLB/C YPPALB 76 orang, dan SLB Autis Bina Anggita 32 siswa. Ketiga Sekolah berkebutuhan khusus yang dikelola swasta yaitu Sekolah Khusus Autisme Bina Anggita terletak di Kelurahan Potrobangsan yang berdiri pada tanggal 15 Juli 2002. Sekolah tersebut mengkhususkan bagi anak-anak usia dini dengan gejala lambat atau tidak bisa bicara, hiperaktif, interaksi sosial kurang, suka menjerit atau menangis tanpa sebab, tidak diperhatikan, dan lain sebagainya. 2. Persentase APK Pendidikan Khusus Capaian kinerja indikator APK Pendidikan Khusus pada tahun 2014 memenuhi target sebesar 75%, sama dengan tahun sebelumnya dan lebih tinggi daripada capaian tahun 2012 sebesar 50%. Permasalahan dalam bidang pendidikan khususyaitu masih adanya sebagian orang tua yang malu karena mempunyai anak berkebutuhan khusus dengan menyembunyikannya dan tidak menyekolahkan anak tersebut. 3. Angka Partisipasi Murni Capaian APM pendidikan khusus pada tahun 2014 memenuhi target 100%, meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya tercapai 65%. 4. Angka Naik Kelas Angka Naik Kelas pendidikan khusus pada tahun 2014 memenuhi target sebesar 89%, mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 90% dan juga tahun 2012 yang telah mencapai 93%. 5. Angka Lulus Pendidikan Khusus Angka lulus pendidikan khusus pada tahun 2014 sebesar 95% sesuai target, lebih rendah dari capaian tahun 2013 sebesar 100%, namun lebih tinggi dibandingkan capaian tahun 2012 sebesar 92%. 6. Kelas Sesuai Standar Prosentase kelas sesuai standar pada tahun 2014 telah mencapai 70%, memenuhi target, relative sama dengan tahun sebelumnya, dan meningkat dibandingkan capaian tahun 2012 sebesar 65%. 7. Persentase Sarana Pendidikan Khusus Terakreditasi Capaian indikator Persentase Sarana Pendidikan Khusus Terakreditasi pada tahun 2014 telah mencapai 70% memenuhi target, sama dengan capaian tahun sebelumnya serta lebih tinggi daripada capaian tahun 2012 sebesar 65%.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Magelang Tahun 2014
BAB III - 166
8. Angka Rata-Rata Lama Sekolah Angka Rata-Rata Lama Sekolah pada pendidikan khusus mampu memenuhi target sebesar 12, dan juga sama dengan capaian tahun sebelumnya. Untuk mencapai sasaran terwujudnya peningkatan pemerataan, akses, mutu, relevansi dan daya saing pendidikan Khusus melalui: 1. Program Wajib Belajar Pendidikan Sembilan Tahun dengan 2 kegiatan yaitu: Penyediaan subsidi bantuan sekolah (SBS) jenjang SD/MI/SDLB dan SMP/MTS serta pesantren salafiyah dan satuan pendidikan non-islam setara SD dan SMP dan Penyediaan sarana peningkatan mutu pendidikan SD/MI/SDLB (DAK) 2. Program Manajemen Pelayanan Pendidikan dengan 3 kegiatan yaitu: Pemberian beasiswa dan bantuan kepada siswa dan sekolah, Pengadaan imbal bagi sekolah (bantuan keuangan provinsi), dan Manajemen pengelolaan bantuan oprasional sekolah. Hambatan/ permasalahan: 1. Masih kurang memadainya sarana prasarana pendidikan khusus, khususnya pada lembaga swasta. 2. Masih terdapatnya anak berkebutuhan khusus yang tidak mendapatkan kesempatan belajar pada pendidikan khusus karena disembunyikan orang tuanya malu mempunyai anak berkebutuhan khusus. 3. Belum meratanya kualifikasi dan kompetensi tenaga pendidik dan tenaga kependidikan pada pendidikan khusus 4. Masih kurangnya ketrampilan dan penghargaan hasil karya anak berkebutuhan khusus Strategi/ pemecahan: 1. Peningkatan sarana prasarana pendidikan khusus, khususnya pada lembaga swasta 2. Penyadaran terhadap orang tua akan pentingnya pendidikan dan hak bagi semua anak termasuk anak berkebutuhan khusus memperoleh layanan pendidikan. 3. Peningkatan kualifikasi dan kompetensi tenaga pendidik dan tenaga kependidikan pada pendidikan khusus. 4. Peningkatan ketrampilan tenaga pendidik dan fasilitasi hasil karya anak berkebutuhan khusus. 19. Terwujudnya peningkatan kinerja pendidik dan tenaga kependidikan Capaian kinerja sasaran terwujudnya peningkatan kinerja pendidik dan tenaga kependidikan, dengan rata-rata capaian kinerja sasaran sebesar 92,30%. Hasil pengukuran capaian kinerja sasaran peningkatan kinerja pendidik dan tenaga kependidikan sebagai berikut: No 1 2
Indikator Sasaran Guru yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV Pendidik yang berkualifikasi dan prasarana pada pendidikan khusus terpenuhi
Tahun 2012
Tahun 2013
Realisasi 85%
Realisasi 90%
Target 95%
Realisasi 84,40%
75%
100%
95%
95%
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Magelang Tahun 2014
Tahun 2014
Capaian Kinerja 2014
Target Tahun 2015
88,84%
100%
100%
100%
BAB III - 167
No
Indikator Sasaran
3
a. Persentase pada Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) 4 b. Prosentase pada satuan Pendidikan SD/SDLB/MI 5 c. Prosentase pada satuan Pendidikan SMP/SMPLB/MTs 6 d. Prosentase pada satuan Pendidikan SMA/SMALB/MA dan SMK 7 e. Prosentase pada Pendidikan Kesetaraan A, B dan C Pendidik bersertifikat pendidik mencapai: 8 Prosentase PAUD 9 Prosentase Satuan Pendidikan SD/SDLB/MI 10 Pada Satuan Pendidikan SMP/SMPLB/MTs 11 Pada Satuan Pendidikan SMA/SMALB/MA dan SMK 12 Prosentase Pengawas TK/RA/SD/SDLB/ MI bersertifikat pengawas 13 Prosentase Pengawas SMP/MTs bersertifikat pengawas 14 Prosentase Pengawas SMA/SMK/MA bersertifikat pengawas 15 Prosentase laboran pada Satuan Pendidikan SMP/MTs bersertifikat laboran 16 Prosentase laboran pada Satuan Pendidikan SMA/SMK/MA bersertifikat laboran. 17 Prosentase instruktur Kejuruan bersertifikat kompetensi keahlian 18 Prosentase pustakawan pada SMP/MTs bersertifikat pustakawan 19 Prosentase pustakawan pada SMA/SMK/MA bersertifikt pustakawan 20 Prosentase Pendidik/ Instruktur kursus kejuruan bersertifikat bidang keahlian Rata-rata capaian kinerja
Tahun 2012
Tahun 2013
Realisasi 55%
Realisasi 50%
Target 65%
Realisasi 57%
92%
80%
97%
100%
95%
100%
50%
Capaian Kinerja 2014
Target Tahun 2015
88,18%
65%
75,45%
77,78%
97%
100%
94,09%
94,09%
100%
96%
90%
95,93%
106,59%
90%
90%
60%
60%
100%
60%
40% 85%
28,35% 49,90%
70,88% 58,71%
40% 85%
95%
81,44%
85,73%
95%
90%
67,60%
75,11%
90%
100%
100%
100,00%
100%
100%
100%
100,00%
100%
100%
100%
100,00%
100%
8%
8%
100,00%
8%
8%
8%
100,00%
8%
45%
45%
100,00%
45%
30%
30%
100,00%
30%
33%
33%
100,00%
33%
45%
45%
100,00%
45%
Tahun 2014
92,30%
Sumber: Dinas Pendidikan
Pencapaian indikator kinerja sasaran tersebut, dengan uraian sebagai berikut : 1. Guru yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV Prosentase Guru yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV pada tahun 2014 sebesar 84,40%, lebih rendah dari target yang ditetapkan sebesar 95%, dan juga lebih rendah dibandingkan capaian tahun sebelumnya sebesar 90% dan capaian tahun 2012 sebesar 85%. 2. Pendidik yang berkualifikasi dan prasarana pada pendidikan khusus terpenuhi Capaian indikator Pendidik yang berkualifikasi dan prasarana pada pendidikan khusus terpenuhi pada tahun 2014 memenuhi target yang ditetapkan sebesar 95%, namun lebih rendah daripada capaian tahun sebelumnya sebesar 100%, namun lebih tinggi daripada capaian tahun 2012 sebesar 75%. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Magelang Tahun 2014
BAB III - 168
3. Persentase pada Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Persentase pendidik yang berkualifikasi pada Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) pada tahun 2014 sebesar 57,32%, masih di bawah target 65%. Capaian ini lebih tinggi dibandingkan capaian tahun 2013 sebesar 50% dan capaian tahun 2012 sebesar 55%. 4. Prosentase pada satuan Pendidikan SD/SDLB/MI Capaian prosentase pendidik yang berkualifikasi pada satuan Pendidikan SD/SDLB/MI pada tahun 2014 sebesar 75,45%, di bawah target 97%. Capaian ini lebih rendah dibandingkan capaian tahun 2013 sebesar 80% dan capaian tahun 2012 sebesar 92%. 5. Prosentase pada satuan Pendidikan SMP/SMPLB/MTs Capaian prosentase pendidik yang berkualifikasi pada satuan Pendidikan SMP/SMPLB/MTs pada tahun 2014 sebesar 94,09%, di bawah target 100%. Capaian ini lebih rendah dibandingkan capaian tahun 2013 sebesar 95% dan capaian tahun 2012 sebesar 100%. 6. Prosentase pada satuan Pendidikan SMA/SMALB/MA dan SMK Capaian prosentase pendidik yang berkualifikasi pada satuan Pendidikan SMA/SMALB/MA dan SMK pada tahun 2014 sebesar 95,93%, melampaui target 90%. Capaian ini lebih rendah dibandingkan capaian tahun 2013 sebesar 96% dan capaian tahun 2012 sebesar 100%. 7. Prosentase pada Pendidikan Kesetaraan A, B dan C Kinerja indikator prosentase pendidik yang berkualifikasi pada satuan Pendidikan Kesetaraan A, B dan C pada tahun 2014 memenuhi target sebesar 60%, namun lebih rendah dari capaian tahun 2013 sebesar 90%. Untuk mencapai sasaran terwujudnya peningkatan kinerja pendidik dan tenaga kependidikan melalui Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan dengan anggaran sebesar Rp.1.204.493.000,00 dengan realisasi anggaran/ serapan sebesar 1.008.039.000,00 atau 83,69%. Capaian indikator kinerja sasaran rata-rata sebesar 92,30% apabila dibandingkan dengan persentase realisasi keuangan sebesar 83,69%, maka dapat diketahui bahwa terdapat efisiensi penggunaan sumber daya dalam mencapai sasaran tersebut. Hambatan/permasalahan: 1. Masih adanya tenaga pendidik yang belum memenuhi kualifikasi dan kompetensi sesuai standar yang ditetapkan. 2. Terbatasnya jumlah guru yang menguasai mata pelajaran matematika, sains, dan sejarah (mata pelajaran utama dalam kurikulum). Hasil tes Uji Kompetensi Guru jenjang TK, SD, SMP, SMA menunjukkan bahwa angka penguasaan mata pelajaran hanya 57%. 3. Masih kurangnya tenaga pendukung pendidikan yang memiliki keahlian dan kompetensi di bidangnya seperti tenaga laboran, pustakawan, instruktur dan profesi-profesi lain pendukung pendidikan
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Magelang Tahun 2014
BAB III - 169
Strategi/ pemecahan: 1. Peningkatan kualifikasi dan kompetensi guru sesuai standar minimal yang dipersyaratkan yaitu D-4/ S-1, 2. Peningkatan penguasaan mata pelajaran,kualifikasi dan kompetensi pendidik sesuai dengan latar belakang pendidikan, 3. Peningkatan kompetensi dan perekrutan tenaga laboran, pustakawan, instruktur dan profesi-profesi lain pendukung pendidikan sesuai standar yang dipersyaratkan. 20. Terwujudnya peningkatan tata kelola, akuntabilitas dan pencitraan publik pada penyelenggaraan pendidikan. Capaian kinerja sasaran terwujudnya peningkatantata kelola, akuntabilitas dan pencitraan publik pada penyelenggaraan pendidikanyang diukur melalui 4 Indikator Kinerja Utama menunjukkan kinerja yang sangat baik dengan rata-rata capaian kinerja sasaran sebesar 113,89%. Hasil pengukuran capaian kinerja sasaran peningkatantata kelola, akuntabilitas dan pencitraan publik pada penyelenggaraan pendidikan sebagai berikut: No
Indikator Sasaran
1
Penerapan Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO 2 Prosentase lembaga PAUD memiliki tatakelola dan citra yang baik 3 Prosentase SD/MI dan prosentase SMP/MTs menerapkan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) 4 Prosentase SMA/SMK/MA melaksanakan program MBS dengan baik Rata-rata capaian kinerja
Tahun 2012
Tahun 2013
Realisasi 7
Realisasi 8
Target 9
Realisasi 14
45%
60%
55%
93%
100%
93%
100%
Capaian Kinerja 2014
Target Tahun 2015
156%
10
55%
100%
55%
98%
98%
100%
98%
98%
98%
100%
98%
Tahun 2014
114%
Sumber: Dinas Pendidikan
Pencapaian indikator kinerja sasaran tersebut, dengan uraian sebagai berikut : a. Penerapan Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO telah diterapkan pada 14 lembaga pendidikan di Kota Magelang, jauh melampaui target yang ditetapkan 9 lembaga, atau tercapai 156%. Keempat belas lembaga pendidikan yang sudah menerapkan Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO dan mendapatkan sertifikasi ISO 9001:2008 adalah: SMPN 1, SMPN 2, SMAN 1,SMAN 2, SMAN 3, SMKN 1, SMKN 2, dan SMKN 3, SMK Yudya Karya, SMK Adipura, SMK Muhammadiyah, SMK Kesdam, dan SMK Ma’arif. Bibandingkan dengan tahun 2013, terjadi peningkatan jumlah lembaga yang menerapkan SMM ISO, dari 8 lembaga meningkat menjadi 14 lembaga. Peningkatan yang cukup signifikan karena terdapat 5 SMK swasta yang sudah menerapkan Sistem Manajemen Mutu. Penerapan Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO merupakan salah satu indikator yang dipersyaratkan dalam penyelenggaraan pelayanan publik, sesuai dengan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Magelang Tahun 2014
BAB III - 170
Permenpan Nomor 7 tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Publik pada Unit Pelayanan Publik, dan Undang-Undang Nomor 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik. Dalam SMM ISO terdapat beberapa ketentuan yang harus dipenuhi dan sebagai evaluasi kendali mutu agar tercapai peningkatan tata kelola dan akuntabilitas. Sertifikat ISO 9001:2008 merupakan pengakuan internasional terhadap sistem manajemen mutu (quality management system) suatu organisasi, juga merupakan pengakuan bahwa suatu organisasi telah menerapkan SMM ISO 9001:2008. Dengan penerapan ISO 9001:2008 setiap proses senantiasa dilakukan dengan perencanaan yang matang, implementasi yang terukur dengan jelas, dilakukan evaluasi dan analisis data yang akurat serta tindakan perbaikan yang sesuai dan monitoring pelaksanaannya agar benar-benar bisa menuntaskan masalah yang terjadi di sekolah. b. Prosentase lembaga PAUD memiliki tata kelola dan citra yang baik Prosentase lembaga PAUD yang memiliki tatakelola dan citra yang baik pada tahun 2014 telah memenuhi target sebesar 55%, lebih rendah dari capaian tahun 2013 sebesar 60%, namun lebih tinggi daripada capaian tahun 2012 yang mencapai 45%. Untuk meningkatkan tatakelola dan citra yang baik, ke depan pemerintah direncanakan akan mengeluarkan kebijakan penyelenggara PAUD haruslah berupa yayasan, bukan lembaga. Selain itu, pemerintah direncanakan akan mendirikan 60 buah PAUD Negeri Terpadu di seluruh wilayah Propinsi Jawa Tengah, dimulai dengan pendirian 1 buah PAUD di masing-masing kabupaten/ kota pada tahun 2013. Namun demikian mengingat keterbatasan lahan, Kota Magelang pada tahun 2013 belum dapat merealisasikan pendirian PAUD Negeri terpadu tersebut. c. Prosentase SD/MI dan prosentase SMP/MTs menerapkan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) Prosentase SD/MI dan prosentase SMP/MTs menerapkan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) pada tahun 2014 sesuai dengan target yang ditetapkan yaitu 98%. Capaian ini lebih rendah daripada capaian tahun sebelumnya yang telah mencapai 100%, namun lebih tinggi daripada capaian tahun 2012 sebesar 93%. d. Prosentase SMA/SMK/MA melaksanakan program MBS dengan baik Prosentase SMA/SMK/MA menerapkan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dengan baik pada tahun 2014 memenuhi target sebesar 98%, lebih rendah daripada capaian tahun 2013 yang telah tercapai 100%, namun lebih tinggi daripada capaian kinerja tahun 2012 sebesar 93%. Untuk mencapai sasaran terwujudnya peningkatan tata kelola, akuntabilitas dan pencitraan publik pada penyelenggaraan pendidikan melalui 3 Program yaitu Program Manajemen Pelayanan Pendidikan, Program Peningkatan Mutu Pendidikan Dasar Sembilan Tahun, dan Program Peningkatan Mutu Pendidikan Menengah dengan total alokasi anggaran sebesar Rp.8.040.036.000,00. Capaian indikator kinerja sasaran rata-rata sebesar 113,89% apabila dibandingkan dengan persentase realisasi keuangan sebesar 95,10%, maka dapat diketahui bahwa terdapat efisiensi penggunaan sumber daya dalam mencapai sasaran tersebut.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Magelang Tahun 2014
BAB III - 171
Hambatan/ permasalahan: 1. Mahalnya biaya yang diperlukan baik untuk memperoleh sertifikasi SMM ISO maupun untuk manajemen review atau gugus kendali mutu yang dilaksanakan setiap tahunnya. 2. Belum semua sekolah menerapkan Sistem Manajemen Mutu (ISO) 3. Masih banyaknya lembaga PAUD yang belum memiliki tata kelola dan citra yang baik Strategi/ pemecahan: 1. Fasilitasi pemerintah Kota Magelang bagi sekolah-sekolah untuk proses sertifikasi dan manajemen review atau gugus kendali mutu yang dilaksanakan setiap tahunnya. 2. Peningkatan jumlah lembaga pendidikan yang menerapkan SMM ISO, sedangkan lembaga yang telah menerapkan SMM ISO harus tetap mempertahankan standarisasi penerapan SMM ISO. Dengan penerapan SMM ISO, maka sekolah akan mencapai kinerja yang lebih baik karena melaksanakan Standar Operating Prosedur (SOP). 3. Peningkatan lembaga PAUD agar memiliki tata kelola dan citra yang baik. 21. Terwujudnya peningkatan wawasan kebangsaan, kearifan lokal dan kesetaraan gender dalam penyelenggaraan pendidikan Capaian kinerja sasaran terwujudnya peningkatan wawasan kebangsaan, kearifan lokal dan kesetaraan gender dalam penyelenggaraan pendidikan dengan rata-rata capaian kinerja sasaran sebesar 100%. Hasil pengukuran capaian kinerja sasaran peningkatan wawasan kebangsaan, kearifan lokal dan kesetaraan gender dalam penyelenggaraan pendidikan sebagai berikut: No
Indikator Sasaran
1
Prosentase sekolah melaksanakan kurikulum Bahasa Jawa 2 Gap laki-laki dan perempuan dalam partisipasi pendidikan 3 Jumlah perempuan yang menduduki posisi pengambil kebijakan pendidikan meningkat 4 Prosentase sekolah melaksanakan pembinaan wawasan kebangsaan Capaian rata-rata kinerja
Tahun 2012
Tahun 2013
Realisasi 100%
Realisasi 100%
Target 100%
Realisasi 100%
3,25
3,8
7
7
96%
97%
Capaian Kinerja 2014
Target Tahun 2015
100%
100%
3,8
100%
3,2
7
7
100%
7
98%
98%
100%
98%
Tahun 2014
100%
Sumber: Dinas Pendidikan
Pencapaian indikator kinerja sasaran tersebut, dengan uraian sebagai berikut : a. Prosentase sekolah melaksanakan kurikulum Bahasa Jawa Seluruh sekolah di Kota Magelang telah melaksanakan kurikulum Bahasa Jawa sehingga capaian kinerjanya 100%, sama dengan capaian tahun sebelumnya sebesar 100%. Kurikulum Bahasa Jawa telah diajarkan di seluruh sekolah di Kota Magelang sebagai kurikulum muatan lokal.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Magelang Tahun 2014
BAB III - 172
b. Gap laki-laki dan perempuan dalam partisipasi pendidikan Gap laki-laki dan perempuan dalam partisipasi pendidikan pada tahun 2014 memenuhi target sebesar 3,8. Kesenjangan antara laki-laki dan perempuan dalam partisipasi pendidikan di Kota Magelang semakin menurun. Berbagai upaya telah dilaksanakan dalam mewujudkan keadilan dan kesetaraan gender sejak digulirkan tahun 2000. Payung hukum kebijakan berupa Inpres No. 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender (PUG). Di bidang pendidikan, payung hukum kebijakan tersebut ditindaklanjuti oleh Permendiknas No. 84 Tahun 2008 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengarusutamaan Gender Bidang Pendidikan pada tingkat Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota. c. Jumlah perempuan yang menduduki posisi pengambil kebijakan pendidikan meningkat Kesetaraan gender dalam tataran pengambil kebijakan di bidang pendidikan juga telah menunjukkan perkembangan yang positif, diindikasikan dengan jumlah perempuan yang menduduki posisi pengambil kebijakan pendidikan di Kota Magelang pada tahun 2014 telah mampu memenuhi target yang ditetapkan yaitu 7 orang, sama dengan capaian kinerja tahun sebelumnya sebesar 7 orang. d. Prosentase sekolah melaksanakan pembinaan wawasan kebangsaan Kinerja indikator prosentase sekolah melaksanakan pembinaan wawasan kebangsaan telah memenuhi target yang ditetapkan sebesar 98%. Dibandingkan capaian tahun-tahun sebelumnya yaitu sebesar 97% pada tahun 2013 dan 96% pada tahun 2012, capaian kinerja indikator ini mengalami peningkatan. Pembinaan wawasan kebangsaan yang dilaksanakan di sekolah-sekolah bertujuan untuk menanamkan kecintaan terhadap tanah air dan peningkatan nasionalisme bagi siswa didik, yang pada akhirnya akan semakin meningkatkan ketahanan bangsa Indonesia dalam menghadapi berbagai pengaruh asing dan globalisasi yang merusak. Untuk mencapai sasaran terwujudnya peningkatan wawasan kebangsaan, kearifan lokal dan kesetaraan gender dalam penyelenggaraan pendidikan melalui Program Pendidikan Non Formal, Program Manajemen Pelayanan Pendidikan, Program Peningkatan Mutu Pendidikan Dasar Sembilan Tahun, dan Program Peningkatan Mutu Pendidikan Menengah, dengan total alokasi anggaran sebesar Rp. 536.615.000,00 dengan realisasi sebesar Rp. 485.445.000,- atau 93,57%. Capaian indikator kinerja sasaran rata-rata sebesar 100% apabila dibandingkan dengan persentase realisasi keuangan sebesar 93,57%, maka dapat diketahui bahwa terdapat efisiensi penggunaan sumber daya dalam mencapai sasaran tersebut. Hambatan/ permasalahan: 1. Kemampuan baca tulis perempuan lebih rendah daripada laki-laki 2. Masih rendahnya partisipasi perempuan pada jenjang pendidikan SMP 3. Proporsi guru perempuan pada jenjang pendidikan dasar, menengah maupun professional dan teknik sangat kecil dibandingkan guru laki-laki. 4. Semakin menurunnya nasionalisme dan wawasan kebangsaan serta terjadinya degradasi moral sebagai akibat globalisasi dan pengaruh asing yang merusak.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Magelang Tahun 2014
BAB III - 173
Strategi/ pemecahan: 1. Peningkatan kesadaran dan akses bagi perempuan untuk meningkatkan kemampuan baca tulis 2. Meningkatkan kesadaran orang tua akan pentingnya anak perempuan menempuh pendidikan yang lebih tinggi daripada SD 3. Mendorong dan memfasilitasi peningkatan jumlah guru perempuan di seluruh jenjang pendidikan. 4. Meningkatkan nasionalisme, wawasan kebangsaan di kalangan pelajar dan pemuda untuk menangkal pengaruh globalisasi dan arus informasi yang merusak. 22. Terwujudnya peningkatan minat baca masyarakat Capaian kinerja sasaran peningkatan minat baca masyarakat dengan rata-rata capaian kinerja sasaran sebesar 112,04%. Hasil pengukuran capaian kinerja sasaran peningkatan minat baca masyarakat sebagai berikut: No
Indikator Sasaran
1
Koleksi buku yang tersedia di perpustakaan daerah 2 Jumlah pengunjung perpustakaan per tahun 3 Jumlah Perpustakaan - Perpustakaan Sekolah - Perpustakaan Kelurahan - Desa Buku - Perpustakaan Kota Rata-rata capaian kinerja
Tahun 2012
Tahun 2013
Realisasi 36.870
Realisasi 39.875
Target 38.109
67.693
62.012
230 211 17 1 1
245 226 17 1 1
Realisasi 41.476
Capaian Kinerja 2014
Target Tahun 2015
108,84%
39.500
56.834
91.957
161,80%
229 211 17 1 1
244 226 17 1 1
107% 107% 100% 100% 100% 112,09%
58.834 orang 2
Tahun 2014
Sumber: Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah
Pencapaian indikator kinerja sasaran tersebut, dengan uraian sebagai berikut : a. Koleksi buku yang tersedia di perpustakaan daerah Capaian kinerja koleksi buku perpustakaan daerah Kota Magelang pada tahun 2014 sebanyak 41.476 buku telah melampaui dari target yang ditetapkan sebanyak 38.109 buku atau mencapai 109%. Koleksi buku perpustakaan daerah Kota Magelang pada tahun 2014 meningkat 1.604 buku dari 39.875 buku pada tahun 2013. Dengan kondisi demikian, secara total jumlah buku pada tahun 2014 meningkat sebanyak 4.606 buku dibandingkan jumlah buku tahun 2012. b. Jumlah pengunjung perpustakaan per tahun Jumlah pengunjung perpustakaan pada tahun 2014 mencapai 91.957 pengunjung, melampaui target 56.834 atau mencapai 162% dari target. Capaian jumlah kunjungan ke perpustaan tahun 2014 meningkat cukup signifikan setelah pada tahun 2013 mengalami penurunan dari tahun 2012 yaitu dari 67.693 pengunjung berkurang menjadi 62.012 pengunjung. Peningkatan yang cukup signifikan ini salah satunya disebabkan Kantor Perpustakaan menempati lokasi baru di lokasi eks Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Magelang Tahun 2014
BAB III - 174
Gedung Sasana Bumi Kyai Sepanjang yang lebih representatif dan memadai dibandingkan lokasi sebelumnya. Perpustakaan daerah Kota Magelang tidak hanya melayani penduduk Kota Magelang saja, tetapi juga penduduk Kabuaten Kota Magelang. c. Jumlah Perpustakaan Jumlah perpustakaan di Kota Magelang pada tahun 2014 sebanyak 245 buah, melampaui target 230 buah atau 107% dari target. Perpustakaan Kota Magelang terdiri dari perpustakaan sekolah sejumlah 226 buah, perpustakaan kelurahan 17 buah, desa buku 1 buah, dan perpustakaan kota sebanyak 1 buah. Jumlah perpustakaan Kota Magelang dibandingkan tahun 2013 sama, sedangkan dibandingkan tahun 2012 telah mengalami peningkatan 15 buah. Untuk mencapai sasaran peningkatan minat baca masyarakat melalui Program Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan yang dilaksanakan Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 844.145.000,00 dengan realisasi/ serapan anggaran 833.955.200,00 atau 98,79% . Capaian indikator kinerja sasaran rata-rata sebesar 112,04% apabila dibandingkan dengan persentase realisasi keuangan sebesar 98,79%, maka dapat diketahui bahwa terdapat efisiensi penggunaan sumber daya dalam mencapai sasaran tersebut. Hambatan/ permasalahan: 1. Semakin menurunnya minat masyarakat mengunjungi Desa Buku 2. Kurangnya minat baca masyarakat sebagai akibat masih kurangnya budaya membaca masyarakat. 3. Belum optimalnya kualitas pelayanan perpustakaan (perpustakaan daerah, perpustakaan perguruan tinggi, perpustakaan khusus/ instansi, perpustakaan kelurahan, perpustakaan rumah ibadah, dan perpustakaan sekolah). Strategi/ pemecahan: 1. Revitalisasi peran Desa Buku agar eksistensinya bisa terus terjaga dengan baik 2. Optimalisasi berbagai sarana perpustakaan dan penyelenggaraan berbagai even untuk meningkatkan minat baca dan meningkatkan budaya baca masyarakat 3. Peningkatan kualitas pelayanan perpustakaan (perpustakaan daerah, perpustakaan perguruan tinggi, perpustakaan khusus/ instansi, perpustakaan kelurahan, perpustakaan rumah ibadah, dan perpustakaan sekolah). 23. Terwujudnya peningkatan kualitas dan partisipasi generasi muda dalam pembangunan daerah Terdapat dua kegiatan yang penyerapannya rendah, yakni : 1. Pembinaan pemuda pelopor keamanan lingkungan Sisa dana terjadi karena tidak dilaksanakannya pengiriman pemuda pelopor ke tingkat nasional. Pengiriman hanya sampai di tingkat Provinsi atas nama HARPENI TAPSIRINA yang beralamat di Jl. Pahlawan, Botton I/15A Magelang untuk Bidang Seni Budaya.Namun dalam kompetisi tersebut gagal untuk dapat bersaing di tingkat nasional. 2. Lomba tata upcara dan PBB SMA/SMK Dalam lomba TUB-BB tingkat Bakorwil II Kedu yang dilaksanakan di Kabupaten Kebumen, Tim Kota Magelang yang diwakili SMA Negeri 1 Kota Magelang berhasil Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Magelang Tahun 2014
BAB III - 175
meraih 7(tujuh) kategori terbaik petugas upacara, namun gagal dalam baris berbaris, sehingga secara agregat gagal dalam meraih gelar juara I sekaligus gagal mempertahankan gelar tahun lalu yakni Juara Umum tingkat Provinsi. Kegagalan ini menyebabkan tidak adanya pengiriman kontingen ke lomba TUB-BB tingkat Provinsi. a. Capaian Indikator Kinerja No
Indikator Sasaran
1
Jumlah kegiatan kepemudaan 2 Jumlah organisasi pemuda 3 Tersedianya 5 program kepemudaan oleh lembaga kepemudaan untuk meningkatkan kapasitas kemampuan pemuda di bidang kewirausahaan, kepemimpinan, wawasan kebangsaan, kebudayaan dan, pendidikan 4 Partisipasi pemuda dalam kegiatan pembangunan, pemberdayaan masyarakat di bidang pendidikan, kesehatan, sosial ekonomi, dan kemasyarakatan meningkat 5 persen setiap tahun 5 Angka pengangguran pemuda menurun 5 persen setiap tahun 6 1 (satu) tahun sekali statistik pendidikan dan pemuda dikeluarkan secara resmi oleh pemerintah 7 1 (satu) tahun sekali laporan kemajuan pendidikan dan pemuda disampaikan oleh pemerintah kepada masyarakat Rata-rata capaian kinerja
Tahun 2012
Tahun 2013
Realisasi 13
Realisasi 20
Target 16
32
31
13
Realisasi 17
Capaian Kinerja 2014
Target Tahun 2015
106,25%
20
29
35
120,69%
30
16
4 program 16 keg
4 program 17 keg
100%
4 program 19 kegiatan
9 KUPP
10 KUPP
8 KUPP, 14 okp murni, 5 OKP turunan parpol, 14 org
9 KUPP, 13 okp murni, 9 okp turunan parpol, 13 org kemahasiswaan/ pelajar
100%
8 KUPP, 9 okp murni, 7 OKP turunan parpol, 14 org
---
9,06
9
10,53%
117%
9
0
1
1
1
100%
1
0
1
1
1
100%
1
Tahun 2014
106,28%
Sumber : Disporabudpar
Total anggaran yang disediakan untuk mencapai sasaran ini sebesar Rp 604.316.000,00 dengan penyerapan 90,60% dan tahun 2013 dan Rp 509.500.000,00 dengan penyerapan 98,37%. Pada tahun 2014 Bidang Kepemudaan Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata Kota Magelang melaksanakan 4 program dengan 17 kegiatan sebagaimana tabel diatas. Program/kegiatan yang terkait dengan pembangunan kepemudaan baik secara langsung maupun tidak langsung juga
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Magelang Tahun 2014
BAB III - 176
dilakukan oleh Bidang maupun SKPD yang lain seperti pada kegiatan pemilihan Duta Wisata, pengembangan seni budaya, pengembangan olahraga, pendidikan/pelatihan ketrampilan dan lain-lain. - SKPD-SKPD selain Disporabudbar yang seringkali menjadi pendukung pengembangan potensi kepemudaan antara lain : Dinas Pendidikan, Disnakertransos, Diskoperindag, Dinas Kesehatan, Badan Kesbangpolinmas, BPMPKB dan Kantor Litbang Statistik serta utamanya adalah Kecamatan dan Kelurahan. - Pemerintah Kota Magelang juga mendukung/bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi maupun Pemerintah Pusat dengan cara selalu berpartisipasi aktif dalam pengiriman peserta ke berbagai efent/program yang diselenggarakan di tingkat atas. - Jumlah OKP yang tercatat di Kota Magelang ada 35 OKP yang terdiri dari 13 OKP murni kelompok masyarakat pemuda, 9 OKP turunan Partai Politik, dan 13 Organisasi Kepelajaran dan Kemahasiswaan. Dari jumlah tersebut yang saat ini diketahui masih aktif ada 30 OKP. - Sedangkan dari 11 KUPP yang sudah berjalan selama ini, ada 9 yang masih nampak aktif. Pada tahun 2013 dan 2014 ada 12 KUPP/KWP baru telah dibentuk, namun perkembangannya masih perlu mendapat perhatian lebih khusus. - Jumlah pemuda Kota Magelang tahun 2014 sebanyak 27.676 orang atau 21,02% dari jumlah penduduk. Terdiri dari laki-laki 14.202 (51,32%) dan perempuan 13.474 (48,68%). - Jumlah pemuda Kota Magelang yang sudah memiliki pekerjaan sebanyak 32,54% dari total pemuda, dengan profesi terbanyak sebagai karyawan swasta (20,71%). - Jumlah pemuda yang berwiraswasta sebanyak 1.139 (4,12%). - Jumlah pemuda yang masih menganggur (belum bekerja 8,52% ditambah tanpa keterangan 2,01%) menjadi sebanyak 10,53%. - Jumlah pemuda yang masih berstatus pelajar/mahasiswa sebanyak 50,03%. - Statistik pendidikan dan kepemudaan diwujudkan dalam bentuk Profil Pendidikan yang dikeluarkan olh Dinas Pendidikan dan Laporan Pemantauan Pembangunan Kepemudaan yang dikeluarkan oleh Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata. b. Permasalahan yang dihadapi 1) Permasalahan OKP : - Ada banyak OKP yang komposisi pengurus dan anggotanya berusia diluar batas 16-30 tahun. Meskipun demikian, keseluruhan OKP tersebut memiliki orientasi dan tujuan yang sama yakni mendayagunakan potensi pemuda.Batasan ini seringkali menjadi kendala ketika hal itu menjadi persyaratan dalam program-program pemerintah. - Seringkali visi, misi, dan progres organisasi tidak disusun secara jelas. Tujuan pembentukannya pun kadang tidak untuk dipergunakan/dipertahankan dalam waktu yang relatif lama, personel tidak konsisten, kurang komitmen dan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Magelang Tahun 2014
BAB III - 177
dedikasi, proses kaderisasi dan regenerasi (periodisasi kepengurusan) tidak berjalan dengan baik. - Keterbatasan dana, sarana dan prasarana operasional kurang diimbangi dengan kemampuan untuk bermitra dengan pihak-pihak eksternal yang kemungkinan bisa membantu. 2) Permasalahan Data : - Data/informasi masih sangat minim, ada beberapa OKP yang belum memberikan informasi profilnya, sehingga untuk kepentingan analisis dirasakan masih sangat kurang.Informasi-informasi yang perlu diupayakan adalah :Data Potensi, Data Prestasi Pemuda, Data Kegiatan (efent-efent) yang diselenggarakan/diikuti oleh pemuda dan Peta situasi Pemuda. 3) Permasalahan Sarana dan prasarana : - Sarana prasarana kepemudaan sangat minim, seperti gedung pemuda, pusat eksplorasi potensi, sekretariat pemuda, jejaring informasi dan komunikasi, dll. - Sarana prasarana kepemudaan di Disporabudpar sendiri juga bisa dikatakan tidak ada. Utamanya adalah sarana mobilitas untuk pengiriman pemuda dalam efent di tingkat provinsi maupun nasional seperti pelatihan-pelatihan, kompetisi, pameran dan lain-lain. Seringkali pula Disporabudpar terpaksa harus menyewa tempat/gedung/sound system dll untuk pelaksanaan kegiatan-kegiatan kepemudaan. c. Evaluasi dan rekomendasi Ada beberapa hal yang perlu mendapat perhatian lebih serius yakni : 1) Penyiapan pemuda guna kompetisi di tingkat atas seperti : pemilihan pemuda pelopor, peserta Jambore Pemuda dan lain-lain yang bersifat prestasi. 2) Penyiapan kader-kader penggerak pembangunan dan pemeliharaan eksistensi OKP/KUPP. 3) Pembinaan/pengembangan berkelanjutan terhadap KUPP/KWP. Beberapa rekomendasi yang disimpulkan dari hasil pemantauan dan evaluasi: 1) Ditingkatkannya koordinasi dengan OKP/KUPP dan pemantauan/tinjauan lapangan yang lebih intensif; 2) Monitoring/pendataan OKP/KUPP aktif dan pasif yang dilanjutkan dengan pemutakhiran data; 3) Identifikasi masukan program/kegiatan yang dibutuhkan pemuda termasuk upaya memunculkan terobosan/inovasi baru; 4) Perencanaan dan pelaksanaan program/kegiatan yang lebih tepat sasaran dan manfaat; 5) Koordinasi lebih intensif dengan SKPD lain, tim anggaran dan DPRD, guna keterpaduan pelaksanaan program/kegiatan. 6) Peningkatan sarana dan prasarana. 7) Pembentukan jaringan OKP per wilayah dilanjutkan dengan adanya forum komunikasi secara periodik.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Magelang Tahun 2014
BAB III - 178
24. Terwujudnya pembibitan, pembinaan, pemanduan olah raga secara kontinyu a. Capaian Indikator Kinerja No
Indikator Sasaran
1 2 3
Jumlah klub olah raga Jumlah organisasi olah raga Jumlah even/ kegiatan olah raga yang diselenggarakan Jumlah gedung olah raga Rasio Lapangan Olahraga dalam kondisi baik Terpilihnya juara kompetisi olahraga antar kelurahan
4 7 8
9
Terlaksananya kejuaraan tenis lapangan antar klub 10 Jumlah prestasi olah raga dalam even karesidenan 11 Jumlah prestasi olah raga dalam even propinsi 12 Jumlah prestasi olah raga dalam even Nasional 13 Jumlah atlet yang dikirim pada lomba tingkat provinsi 18 15 Klub Olahraga Pelajar yang dibina di wilayah kabupaten/kota 20 Satu lapangan terbuka dapat digunakan 5 sekolah 22 7 cabang olahraga yang dikompetisikan secara teratur minimal setiap dua tahun sekali Rata-rata Capaian Kinerja
Tahun 2012
Tahun 2013
Realisasi ----43
Realisasi 168 32 23
27 0,87
Capaian Kinerja 2013
Tahun 2014
Capaian Kinerja 2014
Target Tahun 2015
110% 106% 144%
162 31 17
100% 100% 110%
Target 164 33 25
Realisasi 180 35 36
28 86%
100% 99%
36 95%
36 95%
100% 100%
27 9
---
---
---
3 kali
2 kali
200%
3 cabang (12 juara) 2 kali
100%
1
3 cabang (12 juara) 2 kali
100%
145
4 cabang 5 cabang 1 cabang 194
124
100%
142
150
106%
Pering kat 26 30
-60%
115
76
66,09%
115 (5 besar) 50
81%
46
18
39%
250
194
100%
232
232
100%
15
15
100%
15
15
100%
1
2
100%
2
2
100%
13
15
100%
14
14
100%
97,90%
Sumber : Disporabudpar
Total anggaran yang disediakan untuk mencapai sasaran ini : Tahun 2014 = Rp 1.165.969.000,00 dengan penyerapan 83,48% Tahun 2013 = Rp 841.385.000,00 dengan penyerapan 89,85% Capaian kinerja : Tahun 2014 = 97,94% Tahun 2013 = 96,27% Tahun 2012 = 109,46% Tahun 2011 = 64,89% Terdapat dua kegiatan yang penyerapannya rendah, yakni : 1. Pemberian penghargaan bagi insan olahraga yg berdedikasi dan berprestasi Dengan menurunnya prestasi olahraga maka menurun pula jumlah atlet yang menerima penghargaan. Sisa anggaran terjadi karena tidak tercapainya target tersebut. 2. Pengembangan olahraga rekreasi Beberapa komponen belanja ternyata juga dialokasikan oleh SKPD lain (BPMKB) untuk kepentingan yang sama. Sisa anggaran terjadi karena sebagian pembiayaan telah dilakukan oleh BPMKB.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Magelang Tahun 2014
BAB III - 179
3. Pembinaan olahraga yg berkembang di masyarakat Terdapat satuan biaya dalam DPA yang melebihi Standarisasi Biaya, pembelanjaan disesuaikan dengan standarisasi tersebut, sehingga terdapat sisa anggaran. Capaian indikator kinerja sasaran rata-rata sebesar 97,94% apabila dibandingkan dengan persentase realisasi keuangan sebesar 83,48%, maka dapat diketahui bahwa terdapat efisiensi penggunaan sumber daya dalam mencapai sasaran tersebut. b. Permasalahan yang dihadapi : - Fasilitas olahraga yang ada belum standar nasional/internasional, sehingga ketika terjadi persaingan untuk menjadi tuan rumah Pekan Olahraga kalah bersaing dengan daerah lain. - Pembangunan stadion madya terkendala anggaran, sehingga masih banyak yang belum bisa dimanfaatkan. - Dalam dua tahun terakhir, Pekan Olahraga antar Kelurahan (PORKEL) tidak dilaksanakan karena keterbatasan anggaran. - Prestasi olahraga terus mengalami penurunan karena kurangnya kompetisi olahraga yang berjenjang dan agenda kompetisi tidak menentu. Perlu diadakan kompetisi yang diselenggarakan pihak KONI dan masyarakat secara berkala. Tabel 3.9 Data Prestasi Olahraga Tahun 2014 N0
TINGKAT
1 2
Nasional Nasional
Aditya Septrian Pratama Gandi Budi S
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
Propinsi Propinsi Propinsi Propinsi Propinsi Propinsi Propinsi Propinsi Propinsi Propinsi Propinsi Propinsi Propinsi Propinsi Propinsi Propinsi Propinsi Propinsi Propinsi Propinsi Propinsi Propinsi Propinsi Propinsi Propinsi
Antika Ula Shafi Antika Ula Shafi Muhammad Esa Veitsal Yahya Dyah Fulana Prima Arif Samsudin Prima Arif Samsudin Erwyn Rahardiyan's Putra Nancy Reza N Nancy Reza N Nancy Reza N Ivandriyant Samudro Ivandriyant Samudro Shella Nanda Hieronimus Dori Ridwan Surya Ridwan Surya Eka Kurniawati Firman Faidin Fairus Alia R Fairus Alia R Fairus Alia R Muhammad Ali Devi Larasati Fedyansyah Satria Manggala Natasha Jeanny Salsabilla
Juara 3 Poomsae Perorangan Juara 1 Poomsae Pra junior Juara 3 Sepakbola Juara 3 Lompat Jauh Juara 3 Renang 100 M Bebas Juara 3 Renang 200 M Bebas Juara 3 Bulutangkis Juara 1 Renang 50 M Dada Juara 2 Renang 100 M Dada Juara 3 Renang 200 M Dada Juara 2 Renang 200 M Kupu Juara 1 Renang 200 M Kupu-kupu Juara 3 Taekwondo Under 47 Kg Juara 3 Poomsae Beregu Pa Juara 3 Taekwondo Under 68 Kg Juara 3 Poomsae Beregu Pa Juara 1 Taekwondo Under 59 Kg Juara 3 Poomsae Beregu Pa Juara 3 Renang 50 M Kupu Juara 3 Renang 100 M Kupu Juara 3 Renang 200 M Kupu Juara 2 Kelas 46 Kg Juara 2 Tarung Bebas 62-68 Juara 1Tarung Bebas 49 Juara 1Tarung Bebas 46 Kg
PEMBERI PENGHARGAAN PB Wushu Gub Jateng & Chairman Kadispora Prov Pengprov TI Kadispora Prov Kadispora Prov Kadispora Prov Kadispora Prov Kadispora Prov Kadispora Prov Kadispora Prov Kadispora Prov Kadispora Prov Pengprov PRSI Kadispora Prov Kadispora Prov Kadispora Prov Kadispora Prov Kadispora Prov Kadispora Prov Kadispora Prov Kadispora Prov Kadispora Prov Pengprov Pertina Pengprov KODRAT Pengprov KODRAT Pengprov KODRAT
28 29
Propinsi Propinsi
Juara 1 100 m Kupu2 KU II Juara 3 Ganda Pa KU 14
Pengda PRSI DIY Pengda PELTI DIY
30
Propinsi
Philip Kristian Lilik Majid M Fazaka & Putra Pijar Ramadhan Talitha Araminta
Juara 2 Tunggal Pi KU 10
Pengda PELTI DIY
31
Propinsi
Juara 2 Ganda Pi KU 12
Pengda PELTI DIY
ATAS NAMA
Jenifer Kartika Sari & Carolina Martha Sanjaya
PRESTASI YANG DIRAIH Juara 3 Gunshu Junior A Juara 3 Kategori Pelajar
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Magelang Tahun 2014
BAB III - 180
N0
TINGKAT
ATAS NAMA
PRESTASI YANG DIRAIH
32
Propinsi
Juara 3 Ganda Pa KU 12
33 34 35 36
Propinsi Propinsi Propinsi Propinsi
Juara 2 Kumite Pemula 35 Kg Juara 1 Kumite Usia Dini +25 Kg Juara 3 Taijiquan Juara 1 Jiti Putra
FORKY DIY FORKY DIY Pengprov WI Pengprov WI
37 38 39
Propinsi Propinsi Propinsi
Juara 2 Poomsae Pra junior Juara 3 Poomsae Pra junior Juara 3 Ganda Pa KU 12
Pengprov TI Pengprov TI Pengcab PELTI Tmg
40
Propinsi
Juara 2 Ganda Pemula
Pengprov PBSI
41 42 43 44 45
Propinsi Propinsi Propinsi Propinsi Propinsi
Juara 2 Tunggal Pemula Juara 2 Ganda Pemula Juara 1 Poomsae Pra junior Juara 3 Tunggal Anak Juara 2 Ganda Anak
Pengprov PBSI Pengprov PBSI Pengprov TI Pengprov PBSI Pengprov PBSI
46 47 48
Propinsi Propinsi Propinsi
Juara 1 Sepakbola Juara 3 Tunggal Pradini Juara 3 Ganda Pradini
Kadispora Prov Pengprov PBSI Pengprov PBSI
49
Propinsi
Juara 3 Ganda ANAK-ANAK
Pengprov PBSI
50
Propinsi
Juara 1 Ganda ANAK-ANAK
Pengprov PBSI
51
Propinsi
Juara 3 Ganda Usia Dini
Pengprov PBSI
52
Propinsi
Juara 3 Ganda Pemula
Pengprov PBSI
53
Propinsi
Juara 1 Tunggal Dewasa
Pengprov PBSI
54 55
Propinsi Propinsi
Juara 3 Tunggal Usia Dini Juara 3 Ganda Usia Dini
Pengprov PBSI Pengprov PBSI
56
Propinsi
Juara 2 Ganda Anak-anak
Pengprov PBSI
57
Propinsi
M. Dicky Saputra & Nasim Hamid Dini Kusumaningrum Restiana Uqianisa Sabrina Eurico Ezekiel Rahmat Saputra Eurico Ezekil R S; Indra Cipta L & Addson Theo Muhammad Radifa Atha N Luthfia Putri Suhendar Muhammad Dicky Saputra & Dhimas Renadi Noor Wijaya Rodes Ragil Pramesti & Gabrielle Irene Mintarja Rodes Ragil Pramesti M Fikri Anradaeka Arkan Taufiq Shihabudin Bta Jeanita Bta Jeanita & Novella Jestine Estrelita Hendrian Prayoga Valencia Nathania Santoso Valencia Nathania Santoso & Indnes Marinda M Fikri Anradaeka & M Arya Widjaksena Erwyn Rahardian Putra & Iqbal Safran Al Muzakka Ashila Anugrah Dewangga & I Made Emas S A Royhan Malik Sinatriya & Difa Fajar Indra Bayu Sentosa & Aditya Ramadhan Indnes Marinda Indnes Marinda & Valencia Nathania Santoso Hafidz Nurrohman & Daffa Danang Bagaswara Eveline Gracela
PEMBERI PENGHARGAAN Pengda PELTI DIY
Juara 3 Renang200 M Gy Punggung
Pengprov PRSI
58
Propinsi
Christiani N
Ganda anak
Pengprov PBSI
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Magelang Tahun 2014
BAB III - 181
Misi Keenam : Mengembangkan paham kebangsaan dan meningkatkan kualitas keimanan dan ketaqwaan guna mewujudkan rasa aman ketentraman masyarakat. 1. Terwujudnya peningkatan kesadaran wawasan kebangsaan masyarakat Forum Persaudaraan Bangsa Indonesia (FPBI) merupakan wahana revitalisasi dan aktualisasi guna menumbuhkan wawasan kebangsaan, rasa cinta tanah air dan jati diri bangsa, serta meningkatkan apresiasi nilai-nilai kebangsaan. Tujuan forum tersebut adalah untuk menananmkan rasa kebangsaan pada masyarakat Kota Magelang sehingga muncul rasa bangga terhadap Bangsa Indonesia. Adapun capaian kinerja indikator sasaran meningkatnya kesadaran wawasan kebangsaan masyarakat Kota Magelang pada tahun 2014 dengan rincian sebagai berikut: No 1
2
Indikator Sasaran Frekuensi kegiatan Forum Persaudaraan Bangsa Indonesia (FPBI) Jumlah konflik bernuansa SARA
Tahun 2012
Tahun 2013
Realisasi 2 kali
Realisasi 2 kali
Target 3 kali
Realisasi 3 kali
0 konflik
0 konflik
0 konflik
0 konflik
Rata-rata capaian kinerja Sumber : Badan Kesbangpolimas Kota Magelang, 2014 data diolah
Tahun 2014
Capaian Kinerja 2014
Target Tahun 2015
100%
2
100%
0 konflik
100%
Realisasi dana yang digunakan untuk mencapai sasaran tersebut sebesar Rp. 127.996.000,00 dari anggaran sebesar Rp. 129.996.000,00 atau 98,46% dari target. Capaian indikator kinerja sasaran rata-rata sebesar 100%. Jika persentase rata-rata capaian kinerja sasaran sebesar 100% dibandingkan dengan persentase realisasi keuangan sebesar 98,46%, maka dapat diketahui bahwa terdapat efisiensi penggunaan sumber daya dalam mencapai sasaran tersebut. 2. Terwujudnya kelancaran pelaksanaan Pemilihan Umum Presiden, Legislatif, dan Kepala Daerah Indikator dari sasaran terwujudnya kelancaran pelaksanaan Pemilihan Umum (PEMILU) Presiden, Legislatif dan Kepala Daerah adalah adanya Frekuensi dialog antar warga masyarakat dengan Forum Pimpinan Daerah. Kegiatan ini selain merupakan kegiatan penyuluhan, juga sekaligus sebagai wahana dialog antara forum pimpinan daerah Kota Magelang dengan tokoh masyarakat; mempererat tali silaturahmi serta menjalin komunikasi antara forum pimpinan daerah dengan warga masyarakat Kota Magelang; wahana sosialisasi pemilihan Presiden dan Wakil Presiden 2014; serta untuk meningkatkan kepedulian dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan, khususnya dalam memelihara iklim sejuk dan kondusif di Kota Magelang. Sasaran kegiatan penyuluhan tersebut adalah seluruh elemen lapisan masyarakat Kota Magelang yang meliputi : Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, Tokoh Wanita, Tokoh Pemuda, serta perwakilan RT/RW di Kota Magelang. Adapun capaian kinerja indikator sasaran dengan rincian sebagai berikut:
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Magelang Tahun 2014
BAB III - 182
No
Tahun 2012
Indikator Sasaran
Tahun 2013
Tahun 2014
Realisasi Realisasi Frekwensi dialog antara warga --1 kali masyarakat dengan Forum Pimpinan Daerah Sumber : Badan Kesbangpolimas Kota Magelang, 2014 data diolah 1
Target 1 kali
Realisasi 1 kali
Capaian Kinerja 2014
Target Tahun 2015
100%
2 kali
Realisasi dana yang digunakan untuk mencapai sasaran tersebut sebesar Rp. 26.443.000,00 dari anggaran sebesar Rp. 26.433.000,00 atau 100,00% dari target. 3. Terwujudnya peningkatan pembinaan politik daerah Indikator dari sasaran terwujudnya peningkatan pembinaan politik di daerah, adalah prosentase partisipasi masyarakat dalam Pemilu Pilpres/Pilkada (pembinaan politik daerah), dan tingkat pelanggaran dalam Pemilu. Adapun capaian indikator kinerja sasaran ini sebagai berikut: No 1
Indikator Sasaran
Persentase partisipasi masyarakat dalam Pemilu, Pilpres, Pilkada (pembinaan politik daerah) 2 Tingkat pelanggaran dalam pemilu Rata – rata capaian kinerja
Tahun 2012
Tahun 2013
Realisasi ---
Realisasi 66,70%
Target 74,67%
Realisasi 79,21%
---
0
0
0
Tahun 2014
Capaian Kinerja 2013
Target Tahun 2015
106%
75,00%
100%
0 pelang-garan
103,04%
Sumber : Badan Kesbangpolimas Kota Magelang, 2014 data diolah
Realisasi partisipasi masyarakat dalam pemilihan umum di Kota Magelang pada tahun 2014 adalah sebesar 79,21%, dari target 74,67% atau capaian kinerja sebesar 106,08% menunjukkan bahwasannya tingkat kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam Pemilu di Kota Magelang cukup memuaskan. Realisasi dana yang digunakan untuk mencapai sasaran tersebut sebesar Rp. 192.038.900.000,00 dari anggaran sebesar Rp. 424.477.000,00 atau 45,24% dari target. Capaian indikator kinerja sasaran rata-rata sebesar 100%. Jika persentase rata-rata capaian kinerja sasaran sebesar 100% dibandingkan dengan persentase realisasi keuangan sebesar 45,24%, maka dapat diketahui bahwa terdapat efisiensi penggunaan sumber daya dalam mencapai sasaran tersebut. 4. Terwujudnya pembinaan terhadap LSM, Ormas dan OKP Pembinaan terhadap Lembaga Swadaya Masyarakat, Organisasi Kemasyarakatan, maupun Organisasi Kepemudaan bertujuan mempererat jalinan silaturahmi, komunikasi serta hubungan kerjasama antara Pemerintah Daerah dengan Ormas dan LSM, dan sebagai wahana untuk menumbuhkembangkan nilai-nilai wawasan kebangsaan serta menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan bangsa. Indikator dari sasaran terwujudnya pembinaan terhadap LSM, Ormas dan OKP adalah jumlah ormas yang mengikuti kegiatan wawasan kebangsaan di tingkat provinsi dan nasional. Adapun capaian kinerja dari indikator tersebut adalah sebesar 163% atau 26 ormas mengikuti kegiatan wawasan
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Magelang Tahun 2014
BAB III - 183
kebangsaan di tingkat provinsi dan nasional, lebih besar dari 16 ormas yang direncanakan di tahun 2014. Capaian kinerja untuk indikator sasaran sebagai berikut: No
Indikator Sasaran
Tahun 2012
Tahun 2013
Tahun 2014
Realisasi Realisasi Target Jumlah ormas yang mengikuti 14 25 16 kegiatan wawasan kebangsaan di ormas ormas ormas tingkat Provinsi dan Nasional Sumber : Badan Kesbangpolimas Kota Magelang, 2014 data diolah 1
Realisasi 26 ormas
Capaian Kinerja 2014
Target Tahun 2015
162,50%
15 ormas
Realisasi dana yang digunakan untuk mencapai sasaran tersebut sebesar Rp. 57.478.000,00 dari anggaran sebesar Rp. 60.604.000,00 atau 94,84% dari target. Capaian indikator kinerja sasaran rata-rata sebesar 162,50%. Jika persentase rata-rata capaian kinerja sasaran sebesar 162,50% dibandingkan dengan persentase realisasi keuangan sebesar 94,84%, maka dapat diketahui bahwa terdapat efisiensi penggunaan sumber daya dalam mencapai sasaran tersebut. 5. Terwujudnya masyarakat yang hidup dengan dasar norma-norma agama. Indikator dari sasaran terwujudnya masyarakat yang hidup dengan dasar norma-norma agama adalah adanya frekuensi koordinasi forum umat beragama dan dialog antar umat agama agar tercipta iklim sejuk dan kondusif serta memantapkan persatuan dan kesatuan bangsa dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia. Capaian indikator kinerja sasaran dengan rincian sebagai berikut : No
Indikator Sasaran
Tahun 2012
Tahun 2013
Tahun 2014
Realisasi Realisasi Target Frekuensi koordinasi FKUB dan 3 keg. 2 keg. 3 keg. dialog antar umat agama Sumber : Badan Kesbangpolimas Kota Magelang, 2014 data diolah 1
Realisasi 4 keg.
Capaian Kinerja 2014
Target Tahun 2015
133,33%
6. Terwujudnya peningkatan ketertiban dan keamanan masyarakat Ada beberapa indikator pencapaian sasaran terwujudnya peningkatan ketertiban dan keamanan masyarakat antara lain: Indikator jumlah Linmas per 10.000 penduduk berdasarkan jumlah penduduk Kota Magelang (per Desember 2014) yaitu sebanyak 131.703 jiwa, dengan tingkat capaian kinerja 70,82%; indikator petugas Linmas di Kota Magelang Tahun 2014 terdapat sebanyak 782 personil dari 916 personil yang di targetkan, sehingga capaian kinerja sebesar 85,37%. Dari data tersebut maka cakupan rasio petugas Linmas Kota Magelang adalah sebesar 0,77 atau sebesar 85,56%; untuk indikator jumlah Pos Keamanan Lingkungan (Poskamling) per jumlah Kelurahan tahun 2014 yaitu sebanyak 262 poskamling, yang meliputi 113 poskamling aktif, 65 poskamling cukup aktif, dan 84 poskamling kurang aktif, dengan capaian kinerja sebesar 118,54% atau 15,41 per tiap kelurahan; untuk indikator jumlah Polisi Pamong Praja per 10.000 penduduk, mengacu pada data penduduk Kota per desember 2014 sebesar 131.703 jiwa dan jumlah polisi pamong praja sebanyak 59 orang, maka capaian kinerja ini adalah sebesar 4,47 atau sebesar 111,75% dari target yang ditetapkan.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Magelang Tahun 2014
BAB III - 184
Berbagai indikator kinerja dalam pencapaian sasaran terwujudnya peningkatan ketertiban dan keamanan masyarakat adalah :
No 1 2 3
Tahun 2012
Tahun 2013
Realisasi 4,42%
Realisasi 4,51%
Target 4
56,51%
59,77%
740%
Realisasi 4
Capaian Kinerja 2014
Target Tahun 2015
100,00%
7
83,85
59,38
70,82%
84,62
782%
916
782
85,37%
15,41%
15%
13
15,41
118,54%
1.100 orang 13 unit
---
5 keg.
5
5
100,00%
10
Indikator Sasaran Jumlah Polisi Pamong Praja per 10.000 penduduk Jumlah Linmas per 10.000 penduduk Petugas Linmas di Kota
4
Jumlah Pos Kamling aktif per jumlah Kelurahan 5 Penegakan Perda dan Peraturan KDH yang berkaitan dengan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat Rata-rata capaian kinerja
Tahun 2014
94,95%
Sumber : Badan Kesbangpolimas Kota Magelang, 2014 data diolah
Realisasi dana yang digunakan untuk mencapai sasaran tersebut sebesar Rp. 738.624.800,00 dari anggaran sebesar Rp. 776.440.000,00 atau 95,13% dari target. Capaian indikator kinerja sasaran rata-rata sebesar 94,45%. 7. Terwujudnya peningkatan profesionalitas aparat kamtibmas, satlinmas, SAR, Satpol PP Adapun untuk indikator dari sasaran terwujudnya peningkatan profesionalisme aparat Kamtibmas, Satlinmas, SAR dan Satuan Polisi Pamong Praja pada tahun 2014 diwujudkan melalui pelatihan tenaga pengendali bencana yang bertujuan agar aparat mampu cepat tanggap, baik dalam memberikan pertolongan baik untuk dirinya sendiri maupun masyarakat disekitarnya, serta diharapkan mampu berkoordinasi dan bekerjasama dengan pihak-pihak yang terlibat langsung dalam penanggulangan bencana khususnya di wilayah Kota Magelang. Adapun jumlah aparat Kamtibmas, Satlinmas, SAR dan Satuan Polisi Pamong Praja yang mendapatkan diklat linmas/kamtibmas/SAR/Satuan Polisi Pamong Praja sebanyak 85 orang dari 100 orang yang di targetkan. Capaian kinerja untuk indikator sasaran sebagai berikut: No
Indikator Sasaran
1
Jumlah aparat yg mendapatkan diklat linmas/ kamtibmas/SAR/Satpol PP
Tahun 2012 Realisasi 97 keg.
Tahun 2013 Realisasi 295 keg.
Tahun 2014 Target 100 orang
Realisasi 85 orang
Capaian Kinerja 2013 85%
Target Tahun 2015 150 orang
Sumber : Badan Kesbangpolimas Kota Magelang, 2014 data diolah
Realisasi dana yang digunakan untuk mencapai sasaran tersebut sebesar Rp. 410.040.850,00 dari anggaran sebesar Rp. 444.440.000,00 atau 92,26% dari target. Capaian indikator kinerja sasaran rata-rata sebesar 85%.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Magelang Tahun 2014
BAB III - 185
8. Terwujudnya peningkatan pemahaman dan kemampuan aparatur dan masyarakat menangani resiko korban bencana Ada beberapa indikator untuk mewujudkan sasaran peningkatan pemahaman dan kemampuan aparatur dan masyarakat mengenai resiko korban bencana antara lain: Tersedianya satuan perlindungan masyarakat inti penanggulangan bencana, target yang ditetapkan sebesar 62 orang, dimana capaian kinerja indikator tersebut sebesar 100%; Frekuensi sosialisasi dan pelatihan penanggulangan bencana dengan target sebesar 2 kali dengan capaian kinerja sebesar 100%; Adapun rincian capaian indikator kinerja sebagai berikut: No
Indikator Sasaran
1
Tersedianya Satlinmas inti penanggulangan bencana Cakupan pelayanan bencana kebakaran Kota
2
3
Frekuensi sosialisasi dan pelatihan menghadapi resiko bencana 4 Tingkat waktu tanggap daerah layanan Wilayah Manajemen Kebakaran (Response Time Rate) Rata-rat capaian kinerja
Tahun 2012
Tahun 2013
Realisasi 60 orang 1 mobil : 26000
Realisasi 62 orang 100%
2
100%
Tahun 2014
Capaian Kinerja 2014
Target Tahun 2015
69%
90
96,82%
Realisasi 62 orang 1 mobil : 21.667
3
Target 90 orang 1 mobil : 21.000 3
2
67%
1 mobil : 26.000 3
100%
100%
100%
100%
100%
83,09%
Sumber : Badan Kesbangpolimas Kota Magelang, 2014 data diolah
Realisasi dana yang digunakan untuk mencapai sasaran tersebut sebesar Rp. 24.799.000,00 dari anggaran sebesar Rp. 24.799.000,00 atau 100% dari target. Capaian indikator kinerja sasaran rata-rata sebesar 83,09%. B. REALISASI ANGGARAN
Hasil penggunaan biaya untuk mencapai sasaran strategis tahun 2014 sesuai dengan Perjanjian Kinerja tahun 2014, untuk mencapai 105 sasaran strategis dianggarkan sebesar Rp. 318.770.114.705,00 dan terrealisasi sebesar Rp. 251.384.018.651,00 atau 83,38%. M i s i
Sasaran
Anggaran
Realisasi
% Rata-rata capaian kinerja sasaran
Ket.
3
4
5
6
7
8
1
Meningkatnya pengelolaan administrasi perkantoran dengan baik dan tertib dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan yang professional menuju pelayanan publik yang prima
7
94.673.770.705
78.624.452.916
83,05%
87,86%
efisien
2
Terwujudnya pemerintahan yang bersih, responsif, bertanggungjawab dan akuntabel
7
3.522.132.000
2.634.156.999
74,79%
105,77%
efisien
1 1
Indikator
% Anggaran
2
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Magelang Tahun 2014
BAB III - 186
M i s i
Sasaran
Anggaran
Realisasi
% Rata-rata capaian kinerja sasaran
Ket.
3
4
5
6
7
8
3
Diwujudkannya pelayanan publik yang cepat, transparan, dan adil
13
1.136.343.000
1.020.069.425
89,77%
93,90%
efisien
4
Perlakuan aparatur yang mencerminkan nilai-nilai good governance (adil, transparan, penegakan hukum, menghormati ham) dalam memberikan pelayanan publik
3
80.676.000
77.882.175
96,54%
132,35%
efisien
5
Terwujudnya peningkatan kualitas dokumen perencanaan pembangunan daerah yang partisipatif dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan publik
10
2.590.280.000
2.349.986.176
90,72%
122,08%
efisien
6
Terciptanya hubungan resiprositas (timbal balik) antara pemerintah, DPRD, dunia usaha, masyarakat berbasis demokrasi dan transparansi informasi (penghormatan hak asasi, penegakkan hukum, dan pemenuhan kewajiban tanggungjawab pada publik)
7
20.218.998.000
16.819.906.294
83,19%
100,71%
efisien
7
Terwujudnya peningkatan penegakan hukum dan kepastian hukum yang adil bagi semua
4
112.362.000
83.028.600
73,89%
108,33%
efisien
8
Terwujudnya ketaatan pemerintahan daerah pada peraturan perundang-undangan
2
389.792.000
261.101.600
66,98%
100,00%
efisien
1
Terciptanya keterpaduan sumber pendanaan baik dari pusat, provinsi dan daerah terdiri dari Terkelolanya aset-aset daerah
1
415.887.000
404.893.300
97,36%
41,00%
tidak efisien
2
882.897.000
730.765.125
82,77%
100,00%
efisien
3
Terciptanya kemudahan akses pendanaan melalui lembaga-lembaga keuangan serta membangun kemitraan dalam memanfaatkan skema pendanaan al: Kerjasama pemerintah dan swasta (KPS)/Public Private Partnership (PPP), Corporate Social Responsibilility (CSR) dan donasi/zakat)
6
194.042.000
187.205.000
96,48%
102,58%
efisien
4
Terwujudnya intensifikasi dan ekstensifikasi pajak dan retribusi daerah Terciptanya kerjasama antar daerah dalam hal investasi
3
218.287.000
113.775.910
52,12%
226,00%
efisien
1
63.812.000
60.534.750
94,86%
100,00%
efisien
6
Terciptanya iklim investasi dan realisasi investasi
2
597.185.000
563.178.150
94,31%
221%
efisien
7
Terwujudnya kemudahan pelayanan dalam mendorong peluang investasi di daerah
3
8.999.000
8.999.000
100,00%
187,67%
efisien
8
Terbangunnya kepercayaan/komitmen antara stakeholder dengan dunia usaha
5
389.792.000
261.101.600
66,98%
125,40%
efisien
1
2
Indikator
% Anggaran
2
2
5
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Magelang Tahun 2014
BAB III - 187
M i s i
Sasaran
Anggaran
Realisasi
% Rata-rata capaian kinerja sasaran
Ket.
3
4
5
6
7
8
9
Terwujudnya pengembangan infrastruktur kawasan strategis dalam rangka mendukung peningkatan perekonomian kota
1
58.150.000
53.274.000
91,61%
300,00%
efisien
10
Terbangunnya kemitraan dengan memanfaatkan skema pendanaan melalui Kerjasama pemerintah dan swasta PES (Payment for Ecological/Environment Services = imbal jasa lingkungan)
1
15.155.000
15.055.000
99,34%
100,00%
efisien
11
Terwujudnya identifikasi investasi swasta
3
111,00%
efisien
12
Tersedianya data dan informasi ketenagakerjaan yang aksesibel dan akurat
1
269.770.000
253.718.280
94,05%
100,00%
efisien
13
Terwujudnya pembangunan BLK di tingkat Kota
1
3.237.095.000
5.405.000
0,17%
100,00%
efisien
14
Tercapainya peningkatan jumlah penempatan tenaga kerja
5
138.485.000
129.893.500
93,80%
185,91%
efisien
15
Tercapainya peningkatan kualitas dan produktivitas tenaga kerja
6
138.485.000
129.893.500
93,80%
190,55%
efisien
16
Terwujudnya perlindungan pengembangan lembaga ketenagakerjaan Terwujudnya pembinaan dan pengawasan ketenagakerjaan
3
53.539.000
48.325.450
90,26%
203,52%
efisien
4
156.534.000
131.107.500
83,76%
237,50%
efisien
Terwujudnya peran serta dan partisipasi lembaga-lembaga pendidikan dalam penyiapan kualitas tenaga kerja Terwujudnya peningkatan kesejahteraan pekerja Terciptanya wirausaha baru
1
10.803.000
10.353.000
95,83%
92,86%
tidak efisien
3
920.930.000
894.660.100
97,15%
93,83%
1
279.616.000
267.225.000
95,57%
320,00%
tidak efisien efisien
21
Terlindunginya hak-hak keselamatan tenaga kerja
2
61.094.000
55.658.900
91,10%
172,87%
efisien
1
Terwujudnya pertambahan pelaku usaha di sektor riil (berbagai bidang usaha) Terwujudnya peningkatan akses permodalan bagi pelaku usaha ekonomi kerakyatan Tersedianya kawasan PKL yang tertata sesuai rencana tata ruang
1
9.391.548.000
1.378.331.390,00
14,68%
237,92%
efisien
1
810.424.000
735.259.100
90,73%
78,26%
tidak efisien
1
174.043.000
153.040.720
87,93%
117,75%
efisien
4
Terwujudnya peningkatan kemampuan kelembagaan PKL sebagai potensi ekonomi kerakyatan
2
73.821.000
73.407.410
99,44%
100,00%
efisien
5
Tersedianya pangan yang cukup baik dari segi jumlah maupun mutunya, aman, merata, halal dan terjangkau oleh daya beli masyarakat
7
26.280.000
18.607.700
70,81%
94,27%
efisien
1
2
17
18
19 20
3
Indikator
% Anggaran
2
3
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Magelang Tahun 2014
BAB III - 188
M i s i
Sasaran
Indikator
Anggaran
% Anggaran
Realisasi
% Rata-rata capaian kinerja sasaran
Ket.
3
4
5
6
7
8
6
Terwujudnya peningkatan kualitas konsumsi pangan masyarakat melalui gerakan percepatan diversifikasi konsumsi pangan berbasis sumber daya lokal
3
195.241.000,00
193.716.000,00
99,22%
100,64%
efisien
7
Terwujudnya peningkatan produktifitas UMKM melalui pemanfaatan teknologi dan pemenuhan sarana prasarana usaha
2
1.609.585.000
1.106.863.520
68,77%
100,00%
efisien
8
Terwujudnya peningkatan kapasitas kelembagaan koperasi sesuai dengan jati diri koperasi
2
209.011.000
186.905.900
89,42%
111,00%
efisien
9
Terwujudnya perluasan pangsa pasar UMKMK
4
76,00%
efisien
10
Terwujudnya peningkatan jumlah UMKM dan daya saing usaha
2
312,50%
efisien
11
Terwujudnya peningkatan volume fasilitasi kredit yang bisa diakses UMKMK
1
27.860.000
27.669.300
99,32%
209,74%
efisien
12
Terwujudnya SDM pertanian, peternakan dan perikanan yang berkualitas Terwujudnya peningkatan jenis usaha agribisnis
3
1.350.000.000
1.243.429.200
92,11%
110,45%
efisien
70,00%
efisien
Terfasilitasinya pengolahan hasil, pasca panen dan pemasaran Termanfaatkannya tanah bengkok untuk pengembangan agribisnis
2
100,00%
efisien
100,00%
efisien
16
Tersusunnya strategi optimalisasi pemanfaatan lahan sawah untuk agribisnis tanaman pangan
1
100,00%
efisien
17
Terwujudnya peningkatan kualitas dan kuantitas produksi pertanian (pertanian, peternakan, perikanan dan kelautan)
1
65,00%
efisien
18
Terwujudnya peningkatan produk hasil ternak baik secara kuantitas dan kualitas
7
708.840.000
678.362.375
95,70%
120,45%
efisien
19
Terwujudnya peningkatan pelayanan kesehatan hewan dan kesmavet
2
440.300.000
428.408.100
97,30%
150,29%
efisien
20
Teridentifikasinya kondisi sosial ekonomi petani Kota Magelang
1
132.682.000
127.778.850
96,30%
116,30%
efisien
21
Terwujudnya intensifikasi pertanian dengan menggunakan varietas unggul baru
1
865.976.000
819.729.825
94,66%
104,55%
efisien
22
Terwujudnya penurunan serangan OPT Tersedianya benih/bibit berkualitas
1
7.500.000
7.499.100
99,99%
100,00%
efisien
2
257.300.000
252.452.900
98,12%
238,38%
efisien
Terwujudnya peningkatan penggunaan sarana dan prasarana produksi komoditas pangan
1
218.203.000
212.160.000
97,23%
100,00%
Efisien
1
2
13
14 15
23 24
1
3.632.008.000
2.544.389.944
70,05%
1
45.575.000
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Magelang Tahun 2014
44.150.000
96,87%
BAB III - 189
M i s i
Sasaran
Realisasi
Ket.
3
4
5
Terwujudnya perlindungan hutan
3
645.132.000
606.341.300
1
Tersedianya kelengkapan Rencana Tata Ruang dari RTRW, RDTRK, RTH dan RTBL Terwujudnya Peningkatan kualitas Prasarana/ infrastruktur Perkotaan
18
25
446.015.000
405.521.100
90,92%
105,33%
efisien
3
Terwujudnya Pengembangan Infrastruktur perumahan
12
446.015.000
405.521.100
90,92%
100,50%
efisien
4
Terwujudnya Peningkatan Kualitas Lingkungan Hidup
18
19.837.264.000
16.617.192.069
83,77%
108,04%
efisien
5
Terwujudnya Pengembangan Infrastruktur Kawasan Strategis
1
1.462.030.000
216.025.500
14,78%
100,00%
efisien
6
Terwujudnya Peningkatan Kualitas Infrastruktur Transportasi Angkutan Darat
27
7.405.975.000
5.983.575
0,08%
114,03%
efisien
7
Terwujudnya prasarana komunikasi dan informasi masyarakat yang berkelanjutan Tercapainya peningkatan daya saing dan daya jual destinasi pariwisata guna meningkatkan pelayanan yang lebih baik kepada wisatawan
8
4.568.000.000
4.019.881.596
88,00%
100,85%
efisien
3
1305,03%
efisien
9
Terdatanya lembaga/kelompok seni dan budaya
1
100,00%
efisien
10
Terwujudnya pembinaan lembaga/ kelompok seni dan budaya
10
172,87%
efisien
11
Terpeliharanya Museum dan peninggalan purbakala, serta cagar budaya
2
98,61%
efisien
12
Terwujudnya peningkatan partisipasi masyarakat dalam pembangunan
5
131,83%
efisien
13
Meningkatnya pengembangan kreativitas dan inovasi teknologi terapan masyarakat
2
111,30%
efisien
14
Terwujudnya pengembangan kegiatan ekonomi masyarakat
1
81,45%
efisien
15
Terwujudnya review pokjanal orientasi kader dan pemilihan posyandu berprestasi
2
62,26%
efisien
16
Meningkatnya koordinasi dan kinerja TKPK secara sinergis
1
100,00%
efisien
17
Terwujudnya peningkatan kualitas program PNPM
1
100,00%
efisien
18
Terlaksananya PMTAS
1
202,25%
efisien
19
Terwujudnya Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan anak
15
372,42%
efisien
1
Terwujudnya peningkatan kualitas dan kuantitas sumber daya kesehatan
7
112,75%
efisien
2
2
8
5
Anggaran
% Rata-rata capaian kinerja sasaran
25
1
4
Indikator
% Anggaran
6
7
8
93,99%
68,63%
tidak efisien
1,0622222 22
97.900.096.000
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Magelang Tahun 2014
90.462.888.367
92,40%
BAB III - 190
M i s i
Sasaran
Anggaran
Realisasi
% Rata-rata capaian kinerja sasaran
Ket.
3
4
5
6
7
8
2
Terwujudnya peningkatan kualitas sarana dan prasarana kesehatan
18
5.279.380.000
4.846.650.500
91,80%
319,39%
efisien
3
Terwujudnya peningkatan upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat
23
16.532.395.000
11.223.235.080
67,89%
104,91%
efisien
4
Terwujudnya peningkatan gizi masyarakat Terwujudnya pengurangan kasus penyakit menular
10
107.121.000
100.177.973
93,52%
92,00%
tidak efisien efisien
Terwujudnya peningkatan ketersediaan obat dan perbekalan kesehatan Terwujudnya peningkatan jaminan keamanan obat dan makanan bagi kesehatan masyarakat
1
8
Terwujudnya peningkatan cakupan jaminan pemeliharaan kesehatan keluarga miskin dan masyarakat rentan
6
42.900.000
42.896.300
9
Terwujudnya peningkatan kemandirian masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatan
2
15.500.000
10
Terciptanya lingkungan hidup yang sehat Terkendalinya pertumbuhan penduduk serta meningkatnya keluarga yang berkualitas dan sejahtera
9
333.031.000
1 5
Indikator
% Anggaran
2
5
6
7
11
14
634,43%
2.312.278.000
1.917.531.227
82,93%
100,00%
tidak efisien
83,33%
efisien
99,99%
78,33%
tidak efisien
14.197.000
91,59%
99,73%
efisien
323.664.900
97,19%
106,00%
efisien
111,89%
efisien
3
28
12
Terwujudnya peningkatan pelayanan dan rehabilitasi kesejahteraan sosial
4
238.975.000
199.150.300
83,34%
76,75%
tidak efisien
13
Terwujudnya peningkatan pembinaan eks penyandang penyakit sosial
5
181.183.000
126.784.900
69,98%
1,14
efisien
14
Terwujudnya peningkatan pemerataan, akses dan mutu pendidikan anak usia dini (PAUD)
7
99,59%
efisien
15
Terwujudnya peningkatan pemerataan, akses dan mutu pendidikan Dasar Terwujudnya peningkatan pemerataan, akses, mutu, relevansi dan daya saing jenjang pendidikan menengah
53
100,77%
efisien
108,48%
efisien
17
Terwujudnya peningkatan pemerataan, akses, mutu, relevansi dan daya saing pendidikan Non formal dan Informal
10
100,72%
efisien
18
Terwujudnya peningkatan pemerataan, akses, mutu, relevansi dan daya saing pendidikan Khusus
8
100,00%
efisien
19
Terwujudnya peningkatan kinerja pendidik dan tenaga kependidikan
20
92,30%
efisien
20
Terwujudnya peningkatan tata kelola, akuntabilitas dan pencitraan publik pada penyelenggaraan pendidikan
4
114,00%
efisien
16
29
6.069.890.000
1.204.493.000
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Magelang Tahun 2014
3.193.530
1.008.039.000
0,05%
83,69%
BAB III - 191
M i s i
Sasaran
3
Anggaran
Realisasi
8 efisien
100,00%
efisien
7
106,28%
efisien
Terwujudnya pembibitan, pembinaan, pemanduan olah raga secara kontinyu
14
97,90%
efisien
1
Terwujudnya peningkatan kesadaran wawasan kebangsaan masyarakat
2
129.996.000
127.996.000
98,46%
100,00%
efisien
2
Terwujudnya kelancaran pelaksanaan Pemilihan Umum Presiden, Legislatif, dan Kepala Daerah Terwujudnya peningkatan pembinaan politik daerah Terwujudnya pembinaan terhadap LSM, Ormas dan OKP
1
26.433.000
26.443.000
100,04%
100,00%
tidak efisien
2
424.477.000
192.038.900
45,24%
103,04%
efisien
1
60.604.000
57.478.000
94,84%
162,50%
efisien
5
Terwujudnya masyarakat yang hidup dengan dasar norma-norma agama
1
133,33%
efisien
6
Terwujudnya peningkatan ketertiban dan keamanan masyarakat Terwujudnya peningkatan profesionalitas aparat kamtibmas, satlinmas, SAR, Satpol PP Terwujudnya peningkatan pemahaman dan kemampuan aparatur dan masyarakat menangani resiko korban bencana
5
776.440.000
738.624.800
95,13%
94,95%
1
444.440.000
410.040.850
92,26%
85,00%
tidak efisien tidak efisien
4
24.799.000
24.799.000
100,00%
83,09%
tidak efisien
318.770.114.705
251.384.018.651
83,38%
141,39%
efisien
Terwujudnya peningkatan wawasan kebangsaan, kearifan lokal dan kesetaraan gender dalam penyelenggaraan pendidikan
3
22
Terwujudnya peningkatan minat baca masyarakat
4
23
Terwujudnya peningkatan kualitas dan partisipasi generasi muda dalam pembangunan daerah
24
3 4
7
8
Jumlah
844.145.000
5
833.955.200
6
Ket.
7
2 21
4
% Rata-rata capaian kinerja sasaran
112,09%
1
6
Indikator
% Anggaran
98,79%
Pada tahun 2014, Pemerintah Kota Magelang, melaksanakan tugas pembantuan di SKPD Dinas Kesehatan Kota Magelang dan Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial dengan uraian sebagai berikut : No.
1.
SKPD
Dinas Kesehatan Kota Magelang
Program/Kegiatan
Program Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak
Anggaran
Realisasi Fisik (%)
Realisasi keuangan (%)
Keterangan
523.550.000
100,00
99,97
Efisien
Kegiatan Pengaturan, Pembinaan, Pengawasan dan Pelaksanaan Penataan Bangunan dan Lingkungan, Pengelolaan gedung dan Negara Rumah Tangga
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Magelang Tahun 2014
BAB III - 192
No.
2.
SKPD
Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Sosial kota Magelang
Program/Kegiatan
Program Penempatan dan Perluasan Kesempatan Kerja
Anggaran
Realisasi Fisik (%)
Realisasi keuangan (%)
Keterangan
398.535.000
100,00
100,00
efiseien
Kegiatan Pengembangan dan Peningkatan Perluasan Kesempatan Kerja
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Magelang Tahun 2014
BAB III - 193