Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi V Program Studi MMT-ITS, Surabaya 3 Pebruari 2007
STUDI PENANGANAN JALAN RUAS BUNDER – LEGUNDI AKIBAT PEKEMBANGAN LALU - LINTAS Hery Wiriantoro Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Jl. Cokroaminoto 12A Surabaya
ABSTRAK Kondisi eksisting jalan Bunder - Legundi masih sampit dengan lebar jalan bervariasi antara 4-6 meter sehingga perlu peningkatan kapasitas menjadi 7 meter dan struktur jalan untuk mengantisipasi perkembangan volume lalu-lintas yang lewat. Perkembangan lalu lintas yang lewat menunjukkan peningkatan yang cukup tinggi yaitu dari Lalu Lintas Harian Rata – rata pada awal umur rencana sebesar 17.502,48 meningkat pada Lalu Lintas Harian Rata – rata pada akhir umur rencana (tahun kelima) sebesar 23.811,94 (meningkat sebesar 36,05%). Sedangkan kapasitas jalan sebesar 2.850 smp/jam. Penanganan peningkatan memerlukan pelebaran jalan selebar 1 meter pada Km. 11 + 000 sampai Km. 13 + 999 dan pelebaran jalan selebar 2 meter pada Km. 14 + 000 sampai Km. 25 + 500 sekaligus dengan melakukan perkerasan baru dengan tebal perkerasan rata – rata 4 cm. Program pembiayaan penanganan (pemeliharaan rutin dan peningkatan) dilakukan secara bertahap dengan membutuhkan waktu relatif lama (16 tahun), mengingat anggaran dari APBD Propinsi setiap tahunnya relatif kecil (Rp. 3 Milyar sampai Rp. 4 Milyar). Kata Kunci: Pemeliharaan jalan, peningkatan kapasitas dan struktur perkerasan jalan PENDAHULUAN Seiring dengan perkembangan sektor industri dan agraris sebagai motor penggerak pertumbuhan ekonomi, peran wilayah Kabupaten/Kota dan transportasi khususnya prasarana jalan akan semakin besar. Dalam rangka memperlancar mekanisme pemasaran produk-produk tersebut diatas ke pusat-pusat perdagangan di dalam wilayah Surabaya, perkembangan pembangunan prasarana dan sarana ekonomi antar daerah perkotaan dan daerah perdesaan perlu di dorong guna meningkatkan akses ekonomi wilayah. Dari keterkaitan tersebut, struktur jaringan jalan di wilayah Gerbangkertosusia pembagiannya didasarkan pada keterkaitan fungsi pusat-pusat pengembangan dan tingkat kebutuhan pelayanan wilayah. Yang menjadi permasalahan perlunya penanganan jalan Bunder – Legundi adalah : Bagaimana tingkat pelayanan jalan berkaitan dengan kapasitas, derajat kejenuhan dan kecepatan yang terjadi pada ruas jalan Bunder-Legundi ? Bagaimana perkembangan lalulintas ditinjau dari aspek teknis pada ruas jalan Bunder-Legundi ? Bagaimana rencana penanganan fisik ruas jalan Bunder-Legundi, mengingat kondisinya bergelombang dan banyak keretakan ? Bagaimana menentukan prioritas penanganan ruas jalan Bunder-Legundi ?
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi V Program Studi MMT-ITS, Surabaya 3 Pebruari 2007
Maksud Dan Tujuan 1.
2. 3. 4.
Sesuai dengan perumusan masalahnya, maka tujuan dari studi ini adalah untuk : Menganalisa tingkat pelayanan jalan yang berkaitan dengan kapasitas, derajat kejenuhan dan kecepatan sesungguhnya dari kendaraan berat pada arus lalulintas di ruas jalan Bunder-Legundi. Mengetahui perkembangan lalulintas ditinjau dari aspek teknis pada ruas jalan Bunder-Legundi. Mengetahui rencana penanganan ruas jalan Bunder-Legundi baik dengan pemeliharaan rutin, berkala dan peningkatan. Mendapatkan prioritas penanganan ruas jalan Bunder-Legundi.
Batasan Maslah Untuk menghindari ruang lingkup yang terlalu luas, maka diperlukan adanya batasan – batasan penelitian akan lebih terarah yaitu : 1. Jenis kendaraan yang ditinjau adalah kendaraan berat, kendaraan ringan, sepeda motor dan kendaraan tidak bermotor. 2. Lokasi penelitian pada ruas jalan Bunder-Legundi sepanjang kurang lebih 25 km. 3. Analisa tingkat pelayanan jalan yang berkaitan dengan kapasitas, derajat kejenuhan dan kecepatan hanya menggunakan Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI 1997). Penggunaan MKJI disebabkan karena MKJI merupakan hasil penelitian diseluruh Indonesia sehingga MKJI dianggap mampu mewakili kondisi yang ada dilokasi penelitian. 4. Survey lalu lintas dilakukan hanya pada jam-jam sibuk atau jam puncak yaitu pagi hari dan sore hari. METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan melalui tahapan-tahapan seperti terlihat pada gambar diagram alir berikut ini : Permasalahan
Pelaksanaan Survey dan Pengumpulan data
Data Sekunder - data lalulintas - data jaringan jalan
Data Primer - data volume lalulintas - data geometric jalan
Pengolahan Data
Analisis dan Pembahasan
Kesimpulan
Gambar 1. Diagram Alir Penelitian
ISBN : 979-99735-2-X E-3-2
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi V Program Studi MMT-ITS, Surabaya 3 Pebruari 2007
Lokasi Studi Studi ini mengambil lokasi di ruas Jalan Bunder-Legundi, dimana arus lalu lintas pada ruas tersebut padat dengan lebar jalan pada ruas tersebut mengalami penyempitan yang menuju ke arah Bunder. Lalulintas yang melewati pada ruas tersebut sebagian besar adalah mobil penumpang, angkutan umum, truk, dan sepeda motor. Dilihat dari jumlah lalu lintas yang melewati ruas jalan ini mempunyai frekuensi kepadatan lalu lintas lintasan yang cukup tinggi. Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini ada dua, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang didapat dari survey langsung dilapangan yang meliputi data volume lalu lintas. Data volume lalu lintas adalah data yang dibutuhkan untuk diolah menjadi variabel derajat kejenuhan lalu lintas. Data sekunder yang digunakan adalah data kondisi jalan, volume lalu lintas, jaringan jalan dan potensi wilayah. HASIL PENELITIAN Ruas jalan yang ditinjau adalah ruas jalan Bunder-Legundi sepanjang 25,5 Km. Data yang diperoleh tentang ruas jalan tersebut adalah sebagai berikut : - Nama ruas jalan : Bunder-Legundi (link 169) - Klasifikasi/Status : Jalan Propinsi - Lokasi ruas jalan : Sidoarjo-Gresik - Panjang jalan : 25,5 Km - Lebar perkerasan : 4,9 – 5,5 m - Lokasi studi : Sidoarjo-Gresik a. Kondisi Perkerasan Kondisi eksisting perkerasan jalan Bunder-Legundi dapat ditabelkan sebagai berikut; Tabel 1. Kondisi Perkerasan Jalan Bunder-Legundi No
Nama Ruas
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Bunder-Legundi Bunder-Legundi Bunder-Legundi Bunder-Legundi Bunder-Legundi Bunder-Legundi Bunder-Legundi Bunder-Legundi Bunder-Legundi Bunder-Legundi
Kilometer (Km) Km Km Km Km Km Km Km Km Km Km
01 02 03 04 05 06 07 08 09 10
+ + + + + + + + + +
000 000 000 000 000 000 000 000 000 000
-
Km Km Km Km Km Km Km Km Km Km
01 02 03 04 05 06 07 08 09 10
Kondisi Perkerasan Jalan + + + + + + + + + +
ISBN : 979-99735-2-X E-3-3
999 999 999 999 999 999 999 999 999 999
Beraspal dengan lebar 7 m, kondisi baik Beraspal dengan lebar 7 m, kondisi baik Beraspal dengan lebar 7 m, kondisi baik Beraspal dengan lebar 7 m, kondisi baik Beraspal dengan lebar 7 m, kondisi baik Beraspal dengan lebar 7 m, kondisi baik Beraspal dengan lebar 7 m, kondisi baik Beraspal dengan lebar 7 m, kondisi baik Beraspal dengan lebar 7 m, kondisi baik Beraspal dengan lebar 7 m, kondisi baik
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi V Program Studi MMT-ITS, Surabaya 3 Pebruari 2007
No
Nama Ruas
Kilometer (Km)
Kondisi Perkerasan Jalan
11 Bunder-Legundi
Km 11 + 000 - Km 11 +
12 Bunder-Legundi
Km 12 + 000 - Km 12 +
Beraspal dengan lebar 5-6 m, kondisi retak999 retak/berlubang Beraspal dengan lebar 5-6 m, kondisi retak999 retak/berlubang
13 Bunder-Legundi
Km 13 + 000 - Km 13 +
Beraspal dengan lebar 5-6 m, kondisi retak999 retak/berlubang dan sebagian amblas
14 Bunder-Legundi
Km 14 + 000 - Km 14 +
15 Bunder-Legundi
Km 15 + 000 - Km 15 +
16 Bunder-Legundi
Km 16 + 000 - Km 16 +
17 Bunder-Legundi
Km 17 + 000 - Km 17 +
18 Bunder-Legundi
Km 18 + 000 - Km 18 +
19 Bunder-Legundi
Km 19 + 000 - Km 19 +
20 Bunder-Legundi
Km 20 + 000 - Km 20 +
21 Bunder-Legundi
Beraspal dengan lebar 5-6 m, 999 retak/berlubang dan sebagian Beraspal dengan lebar 5-6 m, 999 retak Beraspal dengan lebar 5-6 m, 999 retak Beraspal dengan lebar 4-5 m, 999 retak
kondisi retakamblas kondisi retak-
kondisi retakamblas kondisi retak-
Km 21 + 000 - Km 21 +
Beraspal dengan lebar 4-5 m, 999 retak/berlubang dan sebagian Beraspal dengan lebar 4-5 m, 999 retak/berlubang Beraspal dengan lebar 4-5 m, 999 retak Beraspal dengan lebar 4-5 m, 999 retak
22 Bunder-Legundi
Km 22 + 000 - Km 22 +
999 Beraspal dengan lebar 4-5 m, kondisi baik
23 Bunder-Legundi
Km 23 + 000 - Km 23 +
999 Beraspal dengan lebar 4-5 m, kondisi baik
24 Bunder-Legundi
Km 24 + 000 - Km 24 +
999 Beraspal dengan lebar 4-5 m, kondisi baik
25 Bunder-Legundi
Km 25 + 000 - Km 25 +
500 Beraspal dengan lebar 4-5 m, kondisi baik
kondisi retakkondisi retak-
kondisi retakkondisi retak-
b. Rute Jalan Rencana Perencanaan penanganan jalan Bunder-Legundi di daerah dataran melalui daerah pertambahan. Penentuan rute tersebut sesuai dengan status jalan Bunder-Legundi sebagai Jalan Propinsi. Tujuan utama penanganan Jalan Bunder-Legundi adalah untuk memperlancar transportasi disamping untuk pengembangan daerah yang menghubungkan Mojokerto dan Gresik. c. Data Lalu-Lintas Harian Rata-Rata (LHR) Untuk perencanaan tebal perkerasan diperlukan data Lalu-Lintas Harian Ratarata. LHR atau Average Daily Traffic (ADT) yaitu jumlah Lalu-lintas Harian Rata-rata yang melewati jalur jalan selama 24 jam secara terus-menerus selama satu tahun. Tabel 2. Data LHR Jalan Bunder-Legundi Tanggal 04-06-05 05-06-05 LHR Max
Gol. 1 5.633 5.060 10.693
Gol. 2 807 473 1.280
Gol. 3 650 585 1.235
Catatan : LHR maxs : jumlah kendaraan khusus klas A dan B Gol. Kendaraan :
ISBN : 979-99735-2-X E-3-4
Gol. 4 727 655 1.382
Gol. 5. 69 26 95
Gol. 6 1.505 16 1.521
Gol. 7 416 935 1.351
Gol . 8 90 81 171
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi V Program Studi MMT-ITS, Surabaya 3 Pebruari 2007
EVALUASI DAN PEMBAHASAN Perencanaan geometrik jalan merupakan perencanaan jalan yang dititik beratkan pada tingkat pelayanan yang paling optimal, sehingga dapat memberikan pelayanan yang optimal pada arus lalu-lintas. Dalam perencanaan geometrik ruas jalan Bunder-Legundi ini, ketentuan pokok desain jalan yang dipakai adalah : - Status Pengelolaan Jalan Propinsi - Panjang 25,5 Km - Lebar Perkerasan 2 x 3,5 m - Bahu Jalan 1 x 2m - Daerah Milik Jalan dengan lebar 20 m - Kecepatan 60 Km/jam - Kemiringan melintang bahu 4% - Kemiringan tikungan maksimum 10% - Kemiringan normal 2% a. Komponen Penanganan Jalan Dalam menentukan kebutuhan penanganan ruas jalan Bunder-Legundi perlu diperhitungkan beberapa komponen penanganan jalan, yaitu : - Pelebaran aspal (perkerasan baru) - Pelebaran bahu jalan - Saluran tepi - Pelapisan ulang perkerasan b. Kebutuhan Pelebaran Perkerasan Jalan Dengan melihat kondisi eksisting ruas jalan Bunder-Legundi, dibutuhkan pelebaran perkerasan jalan pada segmen ruas yang lebar perkerasannya masih dibawah 7 meter. Adapun kebutuhan pelebaran perkerasan jalan Bunder-Legundi sebagaimana tabel dibawah ini : Tabel 3. Kebutuhan Pelebaran Jalan Bunder-Legundi No
Nam a Ruas
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
B u n d e r-L e g u n d i B u n d e r-L e g u n d i B u n d e r-L e g u n d i B u n d e r-L e g u n d i B u n d e r-L e g u n d i B u n d e r-L e g u n d i B u n d e r-L e g u n d i B u n d e r-L e g u n d i B u n d e r-L e g u n d i B u n d e r-L e g u n d i B u n d e r-L e g u n d i B u n d e r-L e g u n d i B u n d e r-L e g u n d i B u n d e r-L e g u n d i B u n d e r-L e g u n d i B u n d e r-L e g u n d i B u n d e r-L e g u n d i B u n d e r-L e g u n d i B u n d e r-L e g u n d i B u n d e r-L e g u n d i B u n d e r-L e g u n d i B u n d e r-L e g u n d i B u n d e r-L e g u n d i B u n d e r-L e g u n d i B u n d e r-L e g u n d i
K ilo m e t e r (K m ) Km Km Km Km Km Km Km Km Km Km Km Km Km Km Km Km Km Km Km Km Km Km Km Km Km
01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
+ + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + +
000 000 000 000 000 000 000 000 000 000 000 000 000 000 000 000 000 000 000 000 000 000 000 000 000
-
Km Km Km Km Km Km Km Km Km Km Km Km Km Km Km Km Km Km Km Km Km Km Km Km Km
01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
ISBN : 979-99735-2-X E-3-5
+ + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + +
999 999 999 999 999 999 999 999 999 999 999 999 999 999 999 999 999 999 999 999 999 999 999 999 500
L e b a r E k s is t in g (m ) 7 m e te r 7 m e te r 7 m e te r 7 m e te r 7 m e te r 7 m e te r 7 m e te r 7 m e te r 7 m e te r 7 m e te r 6 m e te r 6 m e te r 6 m e te r 5 m e te r 5 m e te r 6 m e te r 5 m e te r 5 m e te r 5 m e te r 5 m e te r 5 m e te r 5 m e te r 5 m e te r 5 m e te r 5 m e te r
P e le b a r a n (m ) 1 m e te r 1 m e te r 1 m e te r 2 m e te r 2 m e te r 1 m e te r 2 m e te r 2 m e te r 2 m e te r 2 m e te r 2 m e te r 2 m e te r 2 m e te r 2 m e te r 2 m e te r
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi V Program Studi MMT-ITS, Surabaya 3 Pebruari 2007
Bahu Jalan
Perkerasan
Bahu Jalan
1m
7m
1m
Gambar 2. Potongan Melintang Ruas Jalan Bunder-Legundi
c. Kebutuhan Pengaspalan Baru Bagi Pelebaran Jalan Dari kebutuhan pelebaran jalan Bunder-Legundi, dapat diperhitungkan berapa lebar kebutuhan pengaspalan untuk pelebaran jalan Bunder-Legundi. Tabel 4. Kebutuhan Pengaspalan Untuk Pelebaran Jalan Bunder-Legundi N o 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
N am a R uas B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B
K e b u t u h a n P e n g a s p a la n
K ilo m e t e r (K m )
u n d e r-L e g u n d i u n d e r-L e g u n d i u n d e r-L e g u n d i u n d e r-L e g u n d i u n d e r-L e g u n d i u n d e r-L e g u n d i u n d e r-L e g u n d i u n d e r-L e g u n d i u n d e r-L e g u n d i u n d e r-L e g u n d i u n d e r-L e g u n d i u n d e r-L e g u n d i u n d e r-L e g u n d i u n d e r-L e g u n d i u n d e r-L e g u n d i u n d e r-L e g u n d i u n d e r-L e g u n d i u n d e r-L e g u n d i u n d e r-L e g u n d i u n d e r-L e g u n d i u n d e r-L e g u n d i u n d e r-L e g u n d i u n d e r-L e g u n d i u n d e r-L e g u n d i u n d e r-L e g u n d i
K K K K K K K K K K K K K K K K K K K K K K K K K
m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m
01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
+ + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + +
000 000 000 000 000 000 000 000 000 000 000 000 000 000 000 000 000 000 000 000 000 000 000 000 000
-
K K K K K K K K K K K K K K K K K K K K K K K K K
m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m
01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
P e le b a r a n J a la n (m ) + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + +
999 999 999 999 999 999 999 999 999 999 999 999 999 999 999 999 999 999 999 999 999 999 999 999 500
m m m m m m m m m m m m m m m
1 1 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2
e te r e te r e te r e te r e te r e te r e te r e te r e te r e te r e te r e te r e te r e te r e te r
d. Bahu Jalan Kebutuhan pelebaran untuk bahu jalan Bunder – Legundi adalah 2 m, masingmasing dengan lebar 1 m sisi kiri dan kanan jalan sebagai tempat pemberhentian sementara/darurat bagi kendaraan yang mengalami kerusakan. Tabel 5. Kebutuhan Bahu Jalan Bunder-Legundi No
Nama Ruas
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Bunder-Legundi Bunder-Legundi Bunder-Legundi Bunder-Legundi Bunder-Legundi Bunder-Legundi Bunder-Legundi Bunder-Legundi Bunder-Legundi Bunder-Legundi Bunder-Legundi Bunder-Legundi Bunder-Legundi Bunder-Legundi Bunder-Legundi Bunder-Legundi
Kebutuhan Pelebaran Bahu
Kilometer (Km) Km 01 + 000 - Km Km 11 + 000 - Km Km 12 + 000 - Km Km 13 + 000 - Km Km 14 + 000 - Km Km 15 + 000 - Km Km 16 + 000 - Km Km 17 + 000 - Km Km 18 + 000 - Km Km 19 + 000 - Km Km 20 + 000 - Km Km 21 + 000 - Km Km 22 + 000 - Km Km 23 + 000 - Km Km 24 + 000 - Km Km 25 + 000 - Km
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
ISBN : 979-99735-2-X E-3-6
+ + + + + + + + + + + + + + + +
999 999 999 999 999 999 999 999 999 999 999 999 999 999 999 500
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
Jalan (m) meter meter meter meter meter meter meter meter meter meter meter meter meter meter meter
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi V Program Studi MMT-ITS, Surabaya 3 Pebruari 2007
Hasil rekomendasi untuk perencanaan saluran tepi tersebut didapatkan seperti tabel dibawah ini : Tabel 6. Daftar Saluran Tepi SEGMEN
JENIS SALURAN TEPI
Km. Bunder 25+816 - 24+100
Saluran Trapesium
Km. Bunder 22+550 - 21+885
Saluran Trapesium
Km. Bunder 19+950 - 17+025
Saluran Trapesium
Km. Bunder 17+150 - 16+200
Saluran Trapesium
Km. Bunder 16+770 - 15+250
Saluran Trapesium
Km. Bunder 14+210 - 14+715
Saluran Trapesium
Km. Bunder 14+950 - 13+150
Saluran Trapesium
Km. Bunder 13+360 - 10+000
Saluran Trapesium
Km. Bunder 10+190 - 10+300
Saluran Trapesium
Km. Bunder 10+650 - 10+950
Saluran Trapesium
Km. Bunder 9+600 - 9+810
Saluran Trapesium
Km. Bunder 8+500- 5+100
Saluran Trapesium
Km. Bunder 3+210 - 3+410
Saluran Trapesium
Km. Bunder 1+475 - 0+560
Saluran Trapesium
Dilakukan desain dengan menggunakan saluran Trapesium, mengingat kondisi lahan yang ada masih memungkinkan keperluan pelebaran jalan dikemudian hari apabila diperlukan dan disisi kiri dan kanan merupakan padat pemukiman. e. Tebal Perkerasan Jalan Lama Tabel 7. Kebutuhan Tebal Perkerasan Jalan Lama No
Nama Ruas
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Bunder-Legundi Bunder-Legundi Bunder-Legundi Bunder-Legundi Bunder-Legundi Bunder-Legundi Bunder-Legundi Bunder-Legundi Bunder-Legundi Bunder-Legundi Bunder-Legundi Bunder-Legundi Bunder-Legundi Bunder-Legundi Bunder-Legundi Bunder-Legundi
Kilometer (Km) Km Km Km Km Km Km Km Km Km Km Km Km Km Km Km Km
01 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
+ + + + + + + + + + + + + + + +
000 000 000 000 000 000 000 000 000 000 000 000 000 000 000 000
-
Km Km Km Km Km Km Km Km Km Km Km Km Km Km Km Km
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
ISBN : 979-99735-2-X E-3-7
Tebal Perkerasan (cm) + + + + + + + + + + + + + + + +
999 999 999 999 999 999 999 999 999 999 999 999 999 999 999 500
4.00 3.73 3.80 4.00 4.00 3.75 3.80 3.80 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00
cm cm cm cm cm cm cm cm cm cm cm cm cm cm cm
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi V Program Studi MMT-ITS, Surabaya 3 Pebruari 2007
f. Kebutuhan Tebal Untuk Lapis Permukaan, Lapis Pondasi dan Lapis Pondasi Bawah Tabel 8. Kebutuhan Tebal Lapis Permukaan, Lapis Pondasi dan Lapis Pondasi Bawah Lebar No
Nama Ruas
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Bunder-Legundi Bunder-Legundi Bunder-Legundi Bunder-Legundi Bunder-Legundi Bunder-Legundi Bunder-Legundi Bunder-Legundi Bunder-Legundi Bunder-Legundi Bunder-Legundi Bunder-Legundi Bunder-Legundi Bunder-Legundi Bunder-Legundi Bunder-Legundi
Kilometer (Km) Km Km Km Km Km Km Km Km Km Km Km Km Km Km Km Km
01 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
+ + + + + + + + + + + + + + + +
000 000 000 000 000 000 000 000 000 000 000 000 000 000 000 000
-
Km Km Km Km Km Km Km Km Km Km Km Km Km Km Km Km
(m)
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
+ + + + + + + + + + + + + + + +
999 999 999 999 999 999 999 999 999 999 999 999 999 999 999 500
1 1 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2
Kebutuhan Tebal (cm) lapis lapis lapis permukaan pondasi pondasi bawah 56.15 4.00 20.00 54.50 4.00 22.00 54.50 4.00 22.00 51.00 4.00 25.00 56.15 4.00 20.00 55.00 4.00 21.00 56.15 4.00 20.00 56.15 4.00 20.00 56.15 4.00 20.00 56.15 4.00 20.00 56.15 4.00 20.00 54.50 4.00 22.00 54.50 4.00 22.00 54.50 4.00 22.00 54.50 4.00 22.00
g. Perhitungan Pembiayaan Untuk pembiayaan penanganan ruas jalan Bunder-Legundi sepanjang kurang lebih 25,5 Km dilakukan berdasarkan kondisi dilapangan, namun juga disesuaikan dengan ketersediaan dana yang ada (APBD Propinsi). Jalan sepanjang 25,5 Km tersebut dibagi per-segmen, tiap segmen dengan panjang 1 Km. Penanganannya dilakukan melalui program peningkatan jalan dengan kegiatan pemeliharaan rutin dan peningkatan jalan. Berdasarkan perhitungan pembiayaan yang dilakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Propinsi Jawa Timur untuk tiap tahun seperti tabel dibawah ini : Tabel 9.Pembiayaan Penanganan Jalan Bunder-Legundi TAHUN
KEGIATAN PENINGKATAN (Rp,/Km)
PEMELIHARAAN (Rp,/Km)
2002
2.023.000.000
26.000.000
2003
2.238.000.000
33.000.000
2004
2.305.000.000
55.000.000
Dari tabel diatas, untuk biaya penanganan ruas jalan Bunder-Legundi dilapangan dengan kondisi membutuhkan penanganan peningkatan sepanjang 14 Km idealnya membutuhkan dana sebesar Rp. 32.270.000.000 dan penanganan pemeliharaan rutin sepanjang 11,5 Km idealnya membutuhkan dana sebesar Rp. 632.500.000 sehingga kebutuhan total sebesar Rp. 32.902.500.000,-. Pada tahun 2005 dari APBD Propinsi dialokasikan dana sebesar Rp. 4.400.000.000 dan pada tahun 2006 dialokasikan sebesar Rp. Rp. 3.300.000.000, terdapat penurunan pembiayaan disamping alokasinya masih jauh dari kebutuhan ideal yang ada. Hal ini disebabkan keterbatasan dana APBD Propinsi disamping penanganannya dilakukan secra bertahap. Pemanfaatan dana tersebut tentunya dioptimalkan dengan pendistribusian untuk penanganan peningkatan pada kondisi jalan yang benar-benar kritis (amblas) dan sebagian untuk penanganan pemeliharaan dengan tujuan menjaga jalan yang sudah kondisinya baik tidak mengalami degradasi (penurunanan umur rencana).
ISBN : 979-99735-2-X E-3-8
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi V Program Studi MMT-ITS, Surabaya 3 Pebruari 2007
Tabel 10. Pemanfaatan biaya untuk penanganan ruas Jalan Bunder-Legundi TAHUN
KEGIATAN PENINGKATAN (Km)
PEMELIHARAAN (Km)
KETERANGAN
2005
1,300
24,200
Rutin
2006
-
25,500
23,100 (Rutin) dan 2,400 (Berkala)
Dari kondisi tabel tersebut diatas, dengan pembiayaan yang sangat terbatas belum sebanding dengan kebutuhan dilapangan maka penentuan prioritas penanganan didasarkan pada segmen ruas yang benar-benar kondisinya kritis (ambles) sehingga dapat menyebabkan konstruksi perkerasan patah. Disamping itu juga perlu dilakukan penanganan pemeliharaan pada sebagian alokasi dana yang ada untuk menjaga agar kondisi jalan yang sudah baik tidak rusak. h. Program Pelaksanaan Kebutuhan dari total biaya untuk peningkatan jalan Bunder-Legundi sepanjang kurang-lebih 14 Km sebesar Rp. 632.500.000. Diasumsikan biaya untuk penanganan jalan Bunder-Legundi setiap tahunnya adalah sebesar Rp. 3.500.000.000 sampai dengan Rp. 4.000.000.000,00, sesuai dengan historis pembiayaan APBD Propinsi tiga tahun ke belakang (Tahun Anggaran 2003, 2004 dan 2005) berkisar antara Rp. 3.000.000.000,00 sampai dengan Rp. 4.000.000.000,00. Maka waktu yang dibutuhkan untuk penanganannya seperti tabel dibawah ini : Tabel 11. Penanganan Jalan Bunder-Legundi No
Tahun
1
Biaya Fisik /
2006
Tahun (Rp) Rp 3,300,000,000
Km
2
2007
Rp
3,500,000,000
Km
3
2008
Rp
3,500,000,000
Km
4
2009
Rp
3,750,000,000
Km
5
2010
Rp
3,750,000,000
Km
6
2011
Rp
3,850,000,000
Km
7
2012
Rp
3,500,000,000
Km
8
2013
Rp
4,000,000,000
Km
9
2014
Rp
4,000,000,000
Km
10
2015
Rp
4,000,000,000
Km
11
2016
Rp
4,000,000,000
Km
12
2017
Rp
4,000,000,000
Km
13
2018
Rp
4,000,000,000
Km
14
2019
Rp
4,000,000,000
Km
15
2020
Rp
4,000,000,000
Km
16
2021
Rp
4,000,000,000
Km
Penanganan Peningkatan (Km) Pemeliharaan Rutin 11 + 000 - Km 11 + 999 Km 01 + 000 - Km 10 ( 1 Km ) Km 12 + 000 - Km 25 ( 24,5 Km ) 11 + 000 - Km 11 + 999 Km 01 + 000 - Km 11 ( 1 Km ) Km 13 + 000 - Km 25 ( 24,5 Km ) 12 + 000 - Km 12 + 999 Km 01 + 000 - Km 12 ( 1 Km ) Km 14 + 000 - Km 25 ( 24,5 Km ) 13 + 000 - Km 13 + 999 Km 01 + 000 - Km 13 ( 1 Km ) Km 15 + 000 - Km 25 ( 24,5 Km ) 14 + 000 - Km 14 + 999 Km 01 + 000 - Km 14 ( 1 Km ) Km 16 + 000 - Km 25 ( 24,5 Km ) 15 + 000 - Km 15 + 999 Km 01 + 000 - Km 15 ( 1 Km ) Km 17 + 000 - Km 25 ( 24,5 Km ) 16 + 000 - Km 16 + 999 Km 01 + 000 - Km 16 ( 1 Km ) Km 18 + 000 - Km 25 ( 24,5 Km ) 17 + 000 - Km 17 + 999 Km 01 + 000 - Km 17 ( 1 Km ) Km 19 + 000 - Km 25 ( 24,5 Km ) 18 + 000 - Km 18 + 999 Km 01 + 000 - Km 18 ( 1 Km ) Km 20 + 000 - Km 25 ( 24,5 Km ) 19 + 000 - Km 19 + 999 Km 01 + 000 - Km 19 ( 1 Km ) Km 21 + 000 - Km 25 ( 24,5 Km ) 20 + 000 - Km 20 + 999 Km 01 + 000 - Km 20 ( 1 Km ) Km 22 + 000 - Km 25 ( 24,5 Km ) 21 + 000 - Km 21 + 999 Km 01 + 000 - Km 21 ( 1 Km ) Km 23 + 000 - Km 25 ( 24,5 Km ) 22 + 000 - Km 22 + 999 Km 01 + 000 - Km 22 ( 1 Km ) Km 24 + 000 - Km 25 ( 24,5 Km ) 23 + 000 - Km 23 + 999 Km 01 + 000 - Km 23 ( 1 Km ) Km 25 + 000 - Km 25 ( 24,5 Km ) 24 + 000 - Km 24 + 999 Km 01 + 000 - Km 24 ( 1 Km ) Km 26 + 000 - Km 25 ( 24,5 Km ) 25 + 000 - Km 25 + 500 Km 01 + 000 - Km 25 ( 0,5 Km ) ( 25 Km )
ISBN : 979-99735-2-X E-3-9
(Km) + 999 + 500 + +
999 500
+ +
999 500
+ +
999 500
+ +
999 500
+ +
999 500
+ +
999 500
+ +
999 500
+ +
999 500
+ +
999 500
+ +
999 500
+ +
999 500
+ +
999 500
+ +
999 500
+ +
999 500
+
500
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi V Program Studi MMT-ITS, Surabaya 3 Pebruari 2007
KESIMPULAN Dari Studi Penanganan Jalan Ruas Bunder-Legundi Akibat Perkembangan LaluLintas yang telah disusun dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Dari kondisi yang ada (eksisting), jalan Bunder – Legundi sebagai Jalan Propinsi kurang memadai dengan lebar hanya 4,00 sampai 6,00 meter, sehingga harus ditingkatkan menjadi lebar 7,00 meter (2 x 3,5) dengan kapasitas 2.850 smp / jam. 2. Perkembangan Lalu Lintas Harian Rata – rata ( LHR ) jalan Bunder – Legundi mengalami peningkatan yang cukup tinggi. Dari kondisi Lalu Lintas Harian Rata – rata pada awal umur rencana sebesar 17.502,48 meningkat pada akhir umur rencana ( pada tahun ke lima ) menjadi sebesar 23.811,94 atau meningkat sebesar 36,05 %. 3. Penanganan jalan Bunder – Legundi berupa pemeliharaan rutin pada Km. 1 + 000 sampai Km. 10 + 999, pelebaran badan jalan ( kapasitas ) pada Km. 11 + 000 sampai Km. 13 + 999 dengan lebar 1 meter dan Km. 14 + 000 sampai Km. 25 + 500 dengan lebar 2 meter sekaligus melakukan perkerasan baru dengan tebal perkerasan rata – rata 4 cm. 4. Program pelaksanaan penanganan jalan Bunder – Legundi dimulai pada awal tahun 2006 dengan menyesuaikan anggaran dari APBD Propinsi yaitu sebesar Rp. 3,3 Milyar yang digunakan untuk peningkatan jalan sepanjang 1 Kilometer pada Km. 11 + 000 sampai Km. 11 + 999 dan pemeliharaan rutin sepanjang 24,5 kilometer pada Km. 1 + 000 sampai Km. 10 + 999 dan Km. 12 + 000 sampai Km. 25 + 500. Sedangkan rencana penyelesaian penanganannya pada akhir tahun 2021 dengan anggaran sebesar Rp. 4 Milyar yang digunakan untuk peningkatan sepanjang 0,5 kilometer pada Km. 25 + 000 sampai Km. 25 + 500 dan pemelihraan rutin pada Km. 1 + 000 sampai Km. 24 + 999. DAFTAR PUSTAKA Departemen Perhubungan ; Undang-Undang No. 13 Tahun 1980 Tentang Jalan Direktorat Jenderal Bina Marga ; Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) Pebruari 1997, Direktorat Bina Jalan Kota. Direktorat Jenderal Bina Marga ; Pedoman Penentuan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya No.01/PD/B/1983 Hendarmin,. R. Affandy Ir (1986) ; Dasar – dasar Konstruksi Perkerasan Morlok (1985) ; Pengantar Teknik dan Perencanaan Transportasi, Penerbit Erlangga, Jakarta Taylor, MAP, Young. W, Bonsall, PW (1996) ; Understanding Traffic System, Avebury Technical England. SECID (South East Consortium for International Development), Sistem Desain Drainase Lengkap
ISBN : 979-99735-2-X E-3-10