Seminar Nasional Pengaplikasian Telematika SINAPTIKA 2010 – ISSN 2086-8251
Studi Implementasi IPv6 dalam Jaringan Komputer Menggunakan Metode Dual Stack Andy Kurniawan1, Raka Yusuf 2, Desi Ramayanti3 Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Mercu Buana JL. Raya Meruya Selatan, Kembangan, Jakarta, 11650 E-mail :
[email protected],
[email protected] Abstrak -- Transisi IPv4 ke IPv6 merupakan fenomena yang tidak dapat dielakkan oleh semua kalangan. Hal ini menuntut kita secara bertahap mulai untuk mengimplementasikan IPv6. Untuk mengimplementasikan IPv6, akan menimbulkan masalah yaitu kita harus mengganti semua infrastruktur jaringan yang telah digunakan sebelumnya pada IPv4, dan hal menyebabkan biaya yang dikeluarkan akan sangat besar. Maka berdasarkan hal tersebut diatas, penulis melakukan penelitian yang bertujuan untuk mengimplementasikan Ipv6 dengan menggunakan sumber daya dan jaringan yang sudah ada sebelumnya. Dimana metoda yang digunakan dalam penelitian ini adalah dual-stack dengan menggunakan router CISCO dan protokol routing BGP. Dalam penelitian ini dilakukan analisa terhadap network yang telah diimplementasikan protokol IPv6 serta pengujian perangkat tunnelbroker disisi pengguna. Sehingga hasil dari penelitian ini adalah dapat mengaplikasikan infrastruktur jaringan yang sudah ada yaitu berbasis IPv4 kedalam protocol IPv6. Kata Kunci : Jaringan Komputer, TCP/IP, IPv4, IPv6 I. PENDAHULUAN Dalam jaringan komputer dikenal adanya suatu protokol yang mengatur bagaimana suatu node berkomunikasi dengan node lainnya didalam jaringan, dimana protokol tersebut berfungsi sebagai bahasa agar satu komputer dapat berkomunikasi satu dengan yang lainnya. Protokol yang merupakan standar de facto dalam jaringan internet yaitu protokol TCP/IP, sehingga dengan adanya TCP/IP komputer yang dengan berbagai jenis hardware dan berbagai jenis sistem operasi (linux,Windows X, X BSD, de el el) tetap dapat berkomunikasi. Internet Protocol (IP) merupakan inti dari protokol TCP/IP, seluruh data yang berasal dari layer-layer diatasnya harus diolah oleh protokol ini agar sampai ketujuan. Versi IP yang saat ini telah dipakai secara meluas di internet adalah Internet Protocol versi 4 (IPv4). Karena perkembangan internet yang sangat pesat sekarang ini menyebabkan alokasi alamat (IP addres) IPv4 semakin berkurang, hal ini menyebabkan harga IP address legal sangat
mahal. Untuk mengatasi kekurangan alokasi IP address maka IETF (Internet Engineering Task Force) mendesain suatu IP baru yang disebut Internet Protocol versi 6 (IPv6). Transisi IPv4 ke IPv6 merupakan fenomena yang tidak dapat dielakan oleh semua kalangan. Walaupun IPv4 tetap dapat digunakan, IPv6 memiliki versi design berbeda dan memiliki kegunaan lebih dibandingkan dengan IPv4, juga ditunjang dengan kemampuan addressing yang lebih luas. Disertai dengan tumbuhnya inovasi-inovasi perangkat berteknologi, yang telah mengimplementasikan IPv6 , maka kita dituntut secara bertahap mulai untuk mengimplementasikan IPv6. Untuk mengimplementasikan IPv6, tidak secara otomatis kita harus mengganti semua infratruktur jaringan yang telah digunakan sebelumnya pada IPv4, karena dengan melakukan hal ini maka biaya yang dikeluarkan akan sangat besar. Maka dalam penelitian ini, penulis melakukan penelitian yang bertujuan untuk mengimplementasikan Ipv6 dengan menggunakan sumber daya dan jaringan yang sudah ada sebelumnya. Dimana metoda yang digunakan dalam penelitian ini adalah dual-stack dengan menggunakan router CISCO dan protokol routing BGP. Dalam penelitian ini dilakukan analisa terhadap network yang telah diimplementasikan protokol IPv6 serta pengujian perangkat tunnel-broker disisi pengguna.
156
II. METODE PENELITIAN Studi Literatur Jaringan Komputer, TCP/IP, IPv4, IPv6, Metoda Dual Stack
Analisis dan Perancangan Implementasi IPv6 dalam Jaringan Komputer menggunakan Metoda Dual Stack Implementasi Implementasi IPv6 dalam Jaringan Komputer menggunakan Metoda Dual Stack
Uji coba sistem dengan Implementasi IPv6 dalam Jaringan Komputer menggunakan Metoda Dual Stack
Seminar Nasional Pengaplikasian Telematika SINAPTIKA 2010 – ISSN 2086-8251
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambar 3. Tunnel IPv6 Melintasi Jaringan IPv4 [9] 3.2 Topology Topologi yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 4. Dual Stack Network Model ISP IPv4 & IPv6 IPv 6
3.1 Analisa Pembahasan 3.1.1 Transisi IPv4 ke IPv6 Ada beberapa metode transisi yang telah diidentifikasikan dan telah diimplementasikan, yang terdiri atas tiga kategori: Teknik Dual-Stack; teknik yang memungkinkan network IPv4 dan IPv6 bekerja berdampingan dalam satu perangkat dan network yang sama. Teknik Tunneling; teknik yang digunakan untuk menghubungkan protokol IPv6 dari satu network IPv6 ke network IPv6 lainnya melalui jaringan IPv4. Teknik Translation; teknik yang memungkinkan perangkat IPv6 berkomunikasi secara langsung dengan perangkat IPv4.
ISP IPv4
Internet
Dual Stack Infrastructure 203.119.13.1 & 2001:DC6::1
Gambar 1. Contoh Network Dual-Stack [8] Penggunaan teknik dual-stack juga dapat dilakukan pada pengguna akhir yang dicontohkan pada Gambar 2 berikut.
Gambar 2. Host (PC) yang Menjalankan Dual-Stack [9]
3.1.3
Konektivitas IPv6 secara Tunnel Tunnel secara statis membutuhkan kemampuan dual-stack pada router sehingga mampu membungkus serta membuka kembali paket-paket IPv6 kedalam paket-paket IPv4, agar dapat dilewatkan pada Internet global IPv4, yang mana disetiap ujung sedikitnya memiliki paling tidak sebuah IPv4 yang dapat diakses secara global.
IPv
Konektivitas Dual-Stack Konektivitas terhadap network IPv6 yang murni dapat dilakukan dengan metode dual-stack. Hal ini banyak digunakan pada jaringan produksi yang tujuannya adalah memanfaatkan infrastruktur yang sudah ada untuk membangun jaringan IPv6 dalam masa transisi (Gambar 1).
4
218.100.4.129 & 2001:7FA:2::1
3.1.2
IXPv6
Dual
-Stack
(IPv4
& IPv6
Router IPv4 & IPv6
203.119.13.8
DNS
203.119.13.2 & 2001:DC6::2
IPv6 Tunnel Broker
IPv6 End Users
Gambar 4. Topology Network Dual-Stack 3.3 Konfigurasi 3.3.1 Konfigurasi Interface Dual-Stack Ketika sebuah interface pada router Cisco dikonfigurasi dengan alamat IPv4 dan alamat IPv6 secara berdampingan, maka interface tersebut dapat mengirimkan dan menerima data dari kedua network IPv4 dan IPv6. 1. Konfigurasi Routing BGP Nomor AS Dalam penelitian ini, digunakan Nomor AS private, namun apabila kita hendak peering provider global disarankan menggunakan nomor AS publik yang diberikan oleh RIR. Router ID BGP IPv6 BGP menggunakan sebuah router ID sebagai identitas bagi peer yang terhubung dengannya. BGP IPv6 Peer Bagian ini menjelaskan bagaimana cara konfigurasi BGP antar dua router IPv6. Advertise BGP IPv6 Routes Bagian ini menjelaskan bagaimana advertise (menyuntikkan) sebuah prefix kepada BGP peer. 2. Domain Name Server (DNS) Konfigurasi yang diperlukan pada bind9 (aplikasi DNS) adalah pada file-file berikut: file /etc/bind/named.conf file zone /etc/bind/zone/IPv6.xxx.or.id file reverse /etc/bind/zone/reverse-20010DC6.0.ip6.int: 3. Konfigurasi Tunnel Broker Perangkat tunnel-broker yang digunakan adalah perangkat bermerek HEXAGO dengan
157
Seminar Nasional Pengaplikasian Telematika SINAPTIKA 2010 – ISSN 2086-8251
perangkat lunak bernama HexOS. Perangkat tunnelbroker ini membutuhkan beberapa kebutuhan dasar agar dapat beroperasi secara baik, yaitu : Network yang sudah siap infrastrukturnya secara dual-stack. Gateway6 (router Hexago). User client Hexago Konfigurasi standar yang harus dilakukan agar perangkat Gateway6 dapat berfungsi secara benar. Konfigurasi Interface Ethernet. Konfigurasi routing statis IPv4 yang dibutuhkan untuk menjukkan gateway dari routing IPv4 Konfigurasi routing statis IPv6 yang dibutuhkan untuk menunjukkan gateway dari routing IPv6 Konfigurasi IPv6-in-IPv4 Tunnel Server Konfigurasi Model AAA Konfigurasi Tunnel Setup Protocol (TSP) Server IPv4 Konfigurasi Tunnel Broker 3.4 Implementasi Perangkat lama yang dimiliki dan digunakan untuk penelitian ini antara lain : 1. Router Cisco 7507 dengan modul Fast-Ethernet yang digunakan sebagai core router IXP Indonesia yang berbasiskan MLPA (Multilateral Peering Agreeement). 2. Router Cisco 7200 dengan modul Fast-Ethernet yang digunakan sebagai core router Organisasi X yang memiliki peering BGP IPv4 ke IXP Indonesia, serta peering BGP IPv4 ke beberapa ISP untuk akses ke Internet global. 3. Bebebrapa switch Cisco Catalyst 3750 dan 2950 yang digunakan sebagai distribusi network Organisasi X serta IXP Indonesia. 4. Linux server yang digunakan sebagai DNS server. 5. Perangkat tunnel-broker. 6. PC pengguna akhir yang menggunakan sistem operasi Windows XP SP2.
2.
interface FastEthernet0/1 description to IIX ip address 218.100.4.234 255.255.255.128 no ip redirects no ip proxy-arp no ip mroute-cache duplex full speed auto ipv6 address 2001:7FA:2::69/64 ipv6 enable no cdp enable
3.
Konfigurasi dual-stack link kearah Indo.Net untuk membuka akses Internet IPv4 & IPv6 bagi Organisasi X.
interface FastEthernet4/1 description Peer-IndoNet, Peer-Orion ip address 110.5.106.182 255.255.255.252 secondary ip address 203.84.154.254 255.255.255.252 secondary ip address 118.91.228.2 255.255.255.252 ip access-group 101 in no ip redirects no ip proxy-arp no ip mroute-cache duplex full ipv6 address 2404:170::251:A:2/126 no cdp enable
4.
Konfigurasi dual-stack port LAN Organisasi X.
interface FastEthernet4/0 description to APJII-NIR ip address 203.128.82.81 255.255.255.224 secondary ip address 203.119.13.49 255.255.255.248 secondary ip address 203.119.13.1 255.255.255.224 no ip redirects no ip mroute-cache ip policy route-map proxy-redirect duplex half ipv6 address 2001:DC6::1/32 ipv6 enable no cdp enable
3.4.2
Konfigurasi Routing BGP Untuk membuka akses Internet, dibutuhkan protokol routing BGP yang dapat menerima dan mengirimkan prefix IP yang dimiliki. 1.
3.4.1
Koneksi Organisasi X ke Network IPv6 Metode yang digunakan adalah dual-stack ke arah upstream Indo.Net sebagai link utama, serta tunnel 6in4 kearah upstream Access.Net sebagai link cadangan. 4.2.1. Konfigurasi Port Router 1.
Konfigurasi dual-stack port 0/1 kearah IXP Indonesia.
Konfigurasi tunnel sebagai link cadangan melalui Access.Net interface Tunnel0 description AccessNet IPv6 Tunneling no ip address ipv6 address 2001:D68:1000:20::2/64 ipv6 enable tunnel source 203.119.13.1 tunnel destination 202.180.7.101 tunnel mode ipv6ip
158
Konfigurasi routing BGP IPv6
router bgp 4622 bgp router-id 203.119.13.1 bgp cluster-id 3663987827 bgp log-neighbor-changes neighbor external-peers peer-group neighbor external-peers ebgp-multihop 255 neighbor 2001:7FA:2::1 remote-as 7597 neighbor 2001:7FA:2::1 description IIX IPv6 neighbor 2001:D68:1000:20::1 remote-as 38759 neighbor 2001:D68:1000:20::1 description AccessNet neighbor 2404:170::251:A:1 remote-as 9340 neighbor 2404:170::251:A:1 description INDO.Net IPv6 !
Seminar Nasional Pengaplikasian Telematika SINAPTIKA 2010 – ISSN 2086-8251
Bagian diatas ini merupakan konfigurasi pada router Organisasi X untuk membuat peers BGP ke beberapa ISP. address-family ipv6 neighbor 2001:7FA:2::1 activate neighbor 2001:7FA:2::1 soft-reconfiguration inbound neighbor 2001:7FA:2::1 route-map APJIIv6-to-AS7597v6-Import in neighbor 2001:7FA:2::1 route-map AS7597v6-EXPORT out neighbor 2001:D68:1000:20::1 activate neighbor 2001:D68:1000:20::1 soft-reconfiguration inbound neighbor 2404:170::251:A:1 activate neighbor 2404:170::251:A:1 soft-reconfiguration inbound neighbor 2404:170::251:A:1 prefix-list BOGONS6 in neighbor 2404:170::251:A:1 route-map APJIIv6-to-AS9340v6Import in neighbor 2404:170::251:A:1 route-map AS7597v6-EXPORT out network 2001:DC6::/32 exit-address-family
Bagian diatas ini merupakan konfigurasi para router Organisasi X untuk mengaktifkan peers BGP ke beberapa ISP yang telah dibuat sebelumnya pada konfigurasi sebelumnya. 2.
Kemudian pada file zone /etc/bind/zone/IPv6.xxx.or.id : @
IN
yang
berada
Konfigurasi Bogons yang dibutuhkan untuk mencegah prefix-prefix IPv6 yang tidak diinginkan masuk kedalam tabel routing router Organisasi X ipv6 access-list BOGONS6 deny ipv6 ::/8 any deny ipv6 100::/8 any deny ipv6 F000::/5 any deny ipv6 F800::/6 any deny ipv6 FC00::/7 any deny ipv6 FE00::/9 any deny ipv6 FE80::/10 any deny ipv6 FEC0::/10 any permit ipv6 any any
di
ipv6.xxx.or.id. hostmaster.xxx.or.id. 2002052501 ; serial 10800 ; refresh 3600 ; retry 604800 ; expire 86400 ) ; minimum IN NS archipelago.xxx.or.id. $ORIGIN ipv6.xxx.or.id. gate IN A 203.119.13.1 gtw IN CNAME gate gate IN AAAA 2001:0DC6::1 mail IN A 203.119.13.23 mail IN AAAA 2001:0DC6::23 archipelago IN A 203.119.13.2 archipelago IN AAAA 2001:0DC6::2 www IN A 203.119.13.20 www IN AAAA 2001:0DC6::20
$TTL 3D @ IN hostmaster.xxx.or.id. ( ; serial
Konfigurasi filter diatas digunakan untuk mencegah terjadi looping route terhadap prefix IPv6 milik Organisasi X.
file
SOA
Kemudian pada file reverse yang berada /etc/bind/zone/reverse-2001-0DC6.0.ip6.int:
Konfigurasi filter routing BGP IPv6 ipv6 access-list IPv6-IN sequence 20 permit ipv6 2001:DC6::/64 any deny ipv6 any any ! ipv6 access-list VALID-ROUTES-IN-IPv6 deny ipv6 2001:DC6::/32 host :: log permit ipv6 any any ! ipv6 access-list VALID-ROUTES-OUT-IPv6 permit ipv6 2001:DC6::/32 any deny ipv6 any any log
3.
zone "255.in-addr.arpa"{Type master; "/etc/bind/db.255"; }; zone "ipv6.xxx.or.id"{Type master; file "/etc/bind/zone/ipv6.xxx.or.id";}; zone "0.6.C.D.0.1.0.0.2.ip6.int" {Type master; file "/etc/bind/zone/reverse-2001-0DC6.0.ip6.int"; allow-transfer {none;};};
SOA
di
ipv6.xxx.or.id. 2002052401
3H ; refresh 15M ; retry 1W ; expiry 1D ) ; mininum IN NS ns.ipv6.xxx.or.id.; ;----------------------------------------, ; network part /64 | Host part 64 bits | ;--------------------|-------------------' ; 2001:0DC6:0000:0000:0000:0000:0000:0001 ; -------------------------------, ; Your Network| Your prefix (48 bits) | ; -------|-------|-------|-------| $ORIGIN 1.0.0.0.0.0.0.0.6.C.D.0.1.0.0.2.ip6.int. ; Hosts of your network ;-----------------------------; 64 bit host Address part. ;------|-------|-------|------1.0.0.0.0.0.0.0.0.0.0.0.0.0.0.0 IN gate.xxx.or.id. ; End of zone
PTR
3.4.4
3.4.3
Domain Name Server (DNS) Network ini memiliki 2 server DNS yaitu server Archipelago (203.119.13.2) sebagai master zone domain xxx.or.id dan Frodo (203.119.13.20) sebagai slave zone domain xxx.or.id. Konfigurasi yang diperlukan pada Bind9 (aplikasi domain name server) adalah pada file /etc/bind/named.conf, yaitu dengan menambahkan:
Konfigurasi Routing BGP Dual-Stack IXP Indonesia Konsep routing di IXP Indonesia adalah MLPA (multilateral peering agreement) yang diartikan juga sebagai Internet exchange yang menggunakan konsep saling mempertukarkan dan menerima prefix IP dari masing-masing anggota (peering participant). 1. Konfigurasi dual-stack port untuk coure router IXP Indonesia
Options {directory "/var/cache/bind"; query-source Address * port 53; auth-nxdomain no; listen-on-v6 { any; };}; zone "." {Type hint; file "/etc/bind/db.root";}; zone "localhost" {Type master; file "/etc/bind/db.local";}; zone "127.in-addr.arpa"{Type master; file "/etc/bind/db.127"; }; zone "0.in-addr.arpa" {Type master; file "/etc/bind/db.0";};
159
interface FastEthernet0/0 description IIX-JK2 Interface(backbone) ip address 218.100.4.13 255.255.255.252 secondary ip address 218.100.4.9 255.255.255.252 secondary ip address 218.100.4.17 255.255.255.252 secondary ip address 218.100.4.129 255.255.255.128 duplex auto speed auto ipv6 address 2001:7FA:2::1/64 ipv6 enable no cdp enable
Seminar Nasional Pengaplikasian Telematika SINAPTIKA 2010 – ISSN 2086-8251
2. Konfigurasi routing BGP IPv6
3.5.1
Lingkup Pengujian Pengujian terhadap network dual-stack ini dilakukan dengan spesifikasi perangkat keras dan perangkat lunak sebagai berikut : 1. PC/Laptop, Processor : Intel Core 2 Duo Memory : 3 GB Sistem Operasi : Windows XP SP2 2. Server, Prosesor : Intel Core 2 Duo, Memory : 2 GB, Sistem Operasi : Linux Kernel 2.6.24
router bgp 7597 bgp router-id 218.100.4.2 bgp cluster-id 3663987717 bgp log-neighbor-changes neighbor REFLECTORS peer-group neighbor REFLECTORS remote-as 7597 neighbor REFLECTORS version 4 neighbor IIX-PEERS peer-group neighbor IIX-PEERS version 4 neighbor IIXv6-PEERS peer-group neighbor IIXv6-PEERS version 4 neighbor 2001:7FA:2::4 remote-as 24048 neighbor 2001:7FA:2::6D peer-group IIXv6-PEERS neighbor 2001:7FA:2::6D description INDOSAT-INP neighbor 2001:7FA:2::6E remote-as 7587 neighbor 2001:7FA:2::6E peer-group IIXv6-PEERS neighbor 2001:7FA:2::6E description ACCESS.NET !
Bagian diatas ini merupakan konfigurasi pada router IXP Indonesia untuk membuat peers BGP ke beberapa ISP
Untuk pengujian menggunakan PC, sebelum dilakukan kita perlu menghubungkan network IPv4 yang saat ini digunakan dengan perangkat tunnelbroker dengan melakukan konfigurasi TSP klien sebagai berikut : - Alamat Gateway6 : 203.119.13.8 - Username & Password : ispxx password abcxxx
address-family ipv6 neighbor IIXv6-PEERS prefix-list VALID-ROUTES-TO-IIXv6PEERS-IN in neighbor IIXv6-PEERS prefix-list VALID-ROUTES-TO-IIXv6PEERS-OUT out neighbor 2001:7FA:2::4 activate neighbor 2001:7FA:2::4 soft-reconfiguration inbound neighbor 2001:7FA:2::5 activate neighbor 2001:7FA:2::5 soft-reconfiguration inbound neighbor 2001:7FA:2::23 activate neighbor 2001:7FA:2::6E activate neighbor 2001:7FA:2::6E soft-reconfiguration inbound bgp dampening no synchronization exit-address-family
Bagian diatas ini merupakan konfigurasi para router IXP Indonesia untuk mengaktifkan peers BGP ke beberapa ISP yang telah dibuat sebelumnya pada konfigurasi sebelumnya, dan juga diikuti dengan menambahkan perintah melakukan pengaktifan ulang peer BGP secara soft apabila peer tersebut flapping. 3.
Gambar 5. Go6 TSP Client Hasil konfigurasi IP di command from Windows XP, dengan cara mengetikkan C:\> ipconfig /all Ethernet adapter Local Connection 4: Connection-specific DNS Suffix Description . . . . . . . . . . Virtual Multi-Tunnel Adapter Physical Address. . . . . . . . F2-00-00-01 Dhcp Enabled. . . . . . . . . . Autoconfiguration Enabled . . . Autoconfiguration IP Address. . 169.254.195.209 Subnet Mask . . . . . . . . . . 255.255.0.0 IP Address. . . . . . . . . . . 2001:dc6:ff99:ffff::5 IP Address. . . . . . . . . . . fe80::50:f2ff:fe00:1%7 Default Gateway . . . . . . . . DNS Servers . . . . . . . . . . fec0:0:0:ffff::1%1 fec0:0:0:ffff::2%1 fec0:0:0:ffff::3%1
Filter terhadap prefix IPv6 yang masuk ke IXP Indonesia dibutuhkan untuk mencegah masuknya routing yang tidak diinginkan.
ipv6 prefix-list VALID-ROUTES-TO-IIXv6-PEERS-IN description input prefix-list for EBGP IPv6 sessions ipv6 prefix-list VALID-ROUTES-TO-IIXv6-PEERS-IN seq 5 deny 3FFE::/16 le 128 ipv6 prefix-list VALID-ROUTES-TO-IIXv6-PEERS-IN seq 55 deny ::/0 le 128 ! ipv6 prefix-list VALID-ROUTES-TO-IIXv6-PEERS-OUT description output prefix-list for EBGP IPv6 sessions ipv6 prefix-list VALID-ROUTES-TO-IIXv6-PEERS-OUT seq 5 deny 2001:7FA:2::/48 le 128 ipv6 prefix-list VALID-ROUTES-TO-IIXv6-PEERS-OUT seq 10 permit ::/0 le 128 route-map IIX-IPV6-EXPORT permit 10 match as-path 10
3.5 Pengujian Dalam tahap pengujian terhadap jaringan IPv6 dual-stack yang sudah dibangun ini, penulis menggunakan metode black-box, hal ini dikarenakan pengujian hanya ditujukan kepada konfigurasikonfigurasi yang telah diinput pada perangkat jaringan.
3.5.2
Area . : . : Hexago . : 02-50. : Yes . : Yes . : . : . : . : . : :: . :
Hasil Pengujian Pengujian terhada network dual-stack ini melingkupi tes ping IPv6 dan IPv4, tes traceroute, dan browsing ke website www.kame.net.
160
Seminar Nasional Pengaplikasian Telematika SINAPTIKA 2010 – ISSN 2086-8251
Tabel 1. Hasil Pengujian Network Dual-Stack Yang Diuji
Pengujian
Hasil Yang Diharapkan
Link IPv6
ping6 www.6bone.net
~$ ping6 www.6bone.net PING www.6bone.net(www.6bone.net) 56 data bytes 64 bytes from www.6bone.net: icmp_seq=1 ttl=62 time=876 ms 64 bytes from www.6bone.net: icmp_seq=2 ttl=62 time=912 ms
Sukses
ping www.6bone.net
~$ ping www.6bone.net PING 6bone.net (131.243.129.43) from 169.254.195.209 : 56(84) bytes of data. 64 bytes from 6bone.net (131.243.129.43): icmp_seq=1 ttl=110 time=2258 ms
Sukses
tracert www.kame.net
tracert http://www.kame.net Tracing route to http://www.kame.net [2001:200:0:8002:203:47ff:fea5:3085] over a maximum of 30 hops: 1 4 ms 3 ms 3 ms 2001:dc6:ff99:ffff::4 2 4 ms 5 ms 3 ms 2001:dc6::1 3 4 ms * 3 ms 2404:170::251:a:1 4 328 ms 329 ms 324 ms deadboy.tunnel.tserv2.fmt.ipv6.he.net [2001:470: 1f01:ffff::17ae] 5 331 ms 325 ms 324 ms 1g-3-9.core1.fmt1.ipv6.he.net [2001:470:0:44::3]
Link IPv4
Route Path
Browsing IPv6
Hasil
Sukses
www.kame.net Sukses
Kura-kura menari
Browsing IPv4
www.kame.net Sukses Kura-kura tidak menari
IV. KESIMPULAN Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Network IPv6 dapat diimplementasikan berbarengan dalam satu perangkat dan infrastruktur network yang sama menggunakan metode dual-stack IPv4 dan IPv6. 2. Penggunaan perangkat tunnel-broker Gateway6 mempermudah pengguna akhir untuk menggunakan network IPv6 karena tanpa kerumitan yang berarti dalam pengaktivannya. 3. Perlu kecermatan dan kehati-hatian ketika melakukan advertise prefix IP ke dalam cloud Internet global, karena kesalahan konfigurasi dapat menyebabkan kacaunya tabel routing Internet. V. DAFTAR PUSTAKA [1] Buclin, B. Durand, A. 6Bone Routing Practice. Request for Comments 2546. 1999 [2] Blanchet, M. Viagenie. Parent, F. IPv6 Tunnel Broker with the Tunnel Setup Protocol (TSP). Internet Draft. 2008
[3] Carpenter, B. Jung, C. Transmission of IPv6 over IPv4 Domains without Explicit Tunnels, Request for Comments 2529. 1999 [4] Cisco System, Inc. Cisco IOS IPv6 Configuration Guide Release 12.4. 2008 [5] Crawford, M. Transmission of IPv6 Packets over Ethernet Networks. Request for Comments 2464.1998 [6] Den, R. O’Dell, M. Deering, S. An IPv6 Aggregatable Global Unicast Address Format. Request for Comments 2374. 1998 [7] Deering, S. Hinden, R. Internet Protocol Version 6 (IPv6) Specification. Request for Comments 2460. 1998 [8] Hexago, Inc. Gateway6 HexOS Configuration Guide. 2007 [9] Hexago, Inc. Gateway6 Client With Hap6 Guide. 2007 [10] Hinden, R. Carpenter, B. Masinter, L. Format for Literal IPv6 Addresses in URL’s. Request for Comments 2732. 1999
161