Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi V Program Studi MMT-ITS, Surabaya 3 Pebruari 2007
STUDI EVALUASI KINERJA JARINGAN JALAN PADA RUAS JALAN WARU - SIDOARJO Bambang Joelianto, Achmad Faiz Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Jl. Cokroaminoto 12A Surabaya
ABSTRAK Sidoarjo dimana wilayahnya berdekatan dengan Kota Metropolitan Surabaya dan sebagai penyangga Ibu Kota Propinsi Jawa Timur tersebut tidak terlepas dari permasalahan transportasi. Dalam perkembangannya, Pemerintah Kabupaten Sidoarjo telah menitik beratkan pembangunan jaringan jalan dengan pergerakan dari dalam Kota Sidoarjo ke arah utara dan selatan sehingga terjadi kerumitan dan kemacetan lalu lintas pada arah timur khususnya pada Ruas jalan Waru – Wadungasri. Makalah ini ditujukan untuk meniliti permasalahan tersebut. Makalah ini mendokumentasikan permasalahan transportasi yang terjadi di Ruas Jalan Waru – Wadungasri. Selain data primer, data sekunder juga dilaksanakan melalui observasi lapangan dengan pengamatan mata dalam rangka menilai system transportasi pada Ruas Jalan Waru – Wadungasri. Karakteristik jalan dan karakteristik lalu-lintas dievaluasi dalam menentukan kapasitas jaringan jalan ruas tersebut. Makalah ini menemukan bahwa kondisi Ruas Jalan Waru – Wadungasri sudah dalam kondisi jenuh. Kapasitas jalan yang ada sudah tidak memenuhi syarat untuk menampung volume lalu-lintas yang ada. Kondisi Simpang Pabrik Paku dan Simpang Berbek sudah tidak mampu menampung volume lalu-lintas sekarang ini. Kinerja jaringan jalan pada Ruas Jalan Waru – Wadungasri sangat rendah. Dengan kondisi ini, ruas jalan tersebut tidak mampu untuk menampung volume lalu-lintas yang ada. Kata Kunci: Permasalahan Transportasi, Sistem Transportasi, Volume Lalu-lintas PENDAHULUAN Permasalahan transportasi hampir selalu tidak dapat dipisahkan dari permasalahan yang muncul sebagai efek dari perkembangan kota-kota besar di Indonesia pada khususnya dan negara-negara berkembang pada umumnya. Sebagian besar masyarakat beranggapan bahwa masalah transportasi identik dengan kerumitan dan kemacetan lalu lintas pada suatu jalan dimana hal itu sebenarnya tidak hanya berhenti sampai disitu saja. Untuk itu perlu suatu analisa penyebab terjadinya permasalahan transportasi dan mencari langkah-langkah penyelesaiannya. Sidoarjo sebagai kabupaten dimana wilayahnya berbatasan dengan kota Surabaya dan juga merupakan penyangga Ibu Kota Propinsi Jawa Timur tersebut tidak terlepas dari permasalahan transportasi seperti diuraikan di atas. Beban lalu lintas yang semakin besar harus dipikul suatu jaringan jalan yang kadang melebihi kemampuan jalan tersebut. Sampai saat ini moda transportasi dalam kota di Sidoarjo yang berkembang adalah melalui angkutan kota dan kendaraan pribadi. Untuk jenis moda lain belum berkembang, dilihat dari daerah dan pelayanan serta frekwensi perjalanannya. Dengan kondisi yang demikian, Kabupaten Sidoarjo melakukan berbagai upaya untuk memecahkan masalah tersebut. Upaya yang dilakukan lebih ditujukan untuk mengurangi arus lalu lintas yang melalui pusat kota terutama pada jam-jam puncak seperti pada Ruas Jalan Waru – Wadungasri.
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi V Program Studi MMT-ITS, Surabaya 3 Pebruari 2007
Tujuan dilakukannya penelitian terhadap kinerja jaringan jalan pada Ruas Jalan Waru – Wadungasri adalah sebagai berikut: Mengetahui kondisi dan kapasitas Ruas Jalan Waru – Wadungasri. Mengetahui kondisi dan kapasitas Simpang Pabrik Paku dan Simpang Berbek pada Ruas Jalan Waru – Wadungasri. Ruang lingkup pembahasan tulisan ini ditujukan untuk mengevaluasi lalu lintas dan fasilitas yang telah disediakan pada daerah studi. Pembahasan akan di titik beratkan pada analisa kapasitas dan tingkat pelayanan. Dari sini diharapkan dapat diketahui apakah fasilitas jalan yang ada dapat menerima beban lalu lintas yang ada. 1. Karakteristik Jalan Tipe Jalan Untuk menganalisa kapasitas jalan, tipe jalan dibagi menjadi 4 yaitu: 1. Jalan dua lajur dua arah tak terbagi (2/2 UD) 2. Jalan empat lajur dua arah (4/2 UD) 3. Jalan empat lajur dua arah terbagi (4/2 D) 4. Jalan enam lajur dua arah terbagi (6/2 D) Kelas Jarak Pandang Jarak Pandang adalah jarak maksimum dimana pengemudi (dengan tinggi mata 1,5 m) mampu lihat kendaraan lain atau benda dengan ketinggian tertentu (1,3 m). Kelas jarak pandang ditentukan berdasarkan prosentase dari segmen jalan yang mempunyai jarak pandang 300 m. 2. Karakteristik Lalu-lintas Satuan Mobil Penumpang (smp) Satuan mobil penumpang adalah acuan untuk arus lalu-lintas dimana arus berbagai kendaraan yang berbeda telah diubah menjadi arus kendaraan ringan (termasuk mobil penumpang) dengan menggunakan ekivalensi mobil penumpang (emp) untuk berbagai kendaraan dan type jalan. Kecepatan Dan Kecepatan Rata-rata Kecepatan adalah jarak yang ditempuh dalam waktu tertentu. Faktor yang mempengaruhi kecepatan adalah : Kondisi jalan, volume lalu-lintas, kondisi kendaraan dan lingkungan. Sedangkan kecepatan arus bebas adalah kecepatan pada saat tingkatan arus nol, sesuai dengan kecepatan yang akan dipilih pengemudi seandainya mengendarai kendaraan bermotor tanpa halangan bermotor lainnya. Kapasitas Kapasitas didefinisikan sebagai arus maksimum yang dapat dipertahankan persatuan jam yang melewati suatu titik jalan dalam kondisi yang ada. Untuk jalan dualajur dua-arah, kapasitas didefinisikan untuk dua arah (kedua arah kombinasi), tetapi untuk jalan dengan banyak jalur, arus dipisahkan per-arah perjalanan dan kapasitas didefinisikan per-lajur. Jumlah Lajur dan Koefisien Distribusi Kendaraan (C) Lajur rencana adalah salah satu lajur lalu lintas dari suatu sistem jalan raya, yang menampung beban lalu lintas terbesar. Pada umumnya merupakan salah satu lajur dari jalan raya atau dua lajur tepi luar dari jalan raya yang berlajur banyak.
ISBN : 979-99735-2-X E-6-2
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi V Program Studi MMT-ITS, Surabaya 3 Pebruari 2007
Derajat Kejenuhan Derajat kejenuhan didefinisikan sebagai rasio arus terhadap kapasitas, digunakan sebagai faktor kunci dalam penentuan perilaku lalu-lintas pada suatu simpang atau segmen jalan. Nilai derajat kejenuhan ditunjukkan apakah segmen jalan akan mempunyai masalah atau tidak. METODE PENELITIAN Untuk tujuan tersebut dilakukan sejumlah kegiatan yang berkesinambungan. Pengumpulan data diperoleh dari data sekunder. Data tersebut terdiri dari volume lalu lintas dan geometrik jalan yang akan dipergunakan untuk mengidentifikasi kapasitas di ruas jalan tersebut. Data kemudian dikompilasi melalui beberapa tahapan untuk memperoleh data yang memadai. Survei pandangan mata juga dilakukan untuk memberikan gambaran umum mengenai keadaan jalan pada saat ini. Masalah kemacetan atau antrian kendaraan dapat diidentifikasi dengan menganalisa data yang telah dikompilasi tersebut. Literatur Kondisi Empiris Kinerja Jaringan Jalan
Karakteristik Jalan
Unit Informasi
Data Primer: Data Lalu-Lintas
Analisa Data Analisa Ruas Jalan WaruWadungasri Evaluasi Simpang
Karakteristik Lalu-lintas
.
Data Sekunder: Data Volume Ruas Data Volume Simpang
Kesimpulan dan Saran Peningkatan Kinerja Ruas Jalan Waru - Wadungasri
Gambar 1. Bagan Alir Penelitian
PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA Data volume lalu lintas digunakan untuk menghitung volume lalu lintas pada ruas jalan Waru-Wadungasri. Data ini dipergunakan bersama-sama dengan data geometrik jalan. Data-data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Data Volume Ruas dan Data Volume Simpang Jalan Waru - Wadungasri dan Berbek - Berigjen Katamso. a. Analisa Ruas Jalan Waru-Wadung Asri Dari analisa data didapatkan kapasitas masing-masing ruas dengan indicator derajat kejenuhan (DS) berdasarkan prediksi volume lalu luntas. Berikut adalah analisa lalu lintas ruas Waru-Wadung Asri (untuk daerah yang dekat dengan Waru) seperti terlihat pada Tabel 1 di bawah ini.
ISBN : 979-99735-2-X E-6-3
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi V Program Studi MMT-ITS, Surabaya 3 Pebruari 2007
Tabel 1. Prediksi Volume Lalu-lintas Waru
NO
TAHUN
VOLUME LALU LINTAS (Kend/hari)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
49622 52599 55755 59100 62646 66405 70390 74613 79090 83835
DERAJAT KEJENUHAN DS (V/C RATIO) ex. 2 Lajur 0.955
KEBUTUHAN LAJUR (Lebar per-lajur min. 3.0 m bahu 1.0 m) 3
1.204
3
1.613
3
Kemudian berikut adalah hasil analisa berdasarkan prediksi volume lalu lintas ruas Waru-Wadung Asri (untuk daerah yang dekat dengan Wadung Asri) seperti terlihat pada Tabel 2. Tabel 2. Prediksi Volume Lalu-lintas Wadungasri
VOLUME LALU DERAJAT LINTAS KEJENUHAN NO TAHUN DS (V/C (Kend/hari) RATIO) ex. 2 Lajur 1 2005 31362 0.603 2 2006 33244 3 2007 35239 4 2008 37353 5 2009 39594 0.762 6 2010 41970 7 2011 44488 8 2012 47157 9 2013 49987 10 2014 52986 1.02
KEBUTUHAN LAJUR (Lebar per-lajur min. 3.0 m bahu 1.0 m) 2
2
3
Dari hasil analisa diatas nampak bahwa ruas Waru-Wadung Asri untuk daerah yang dekat dengan Waru kapasitas eksistingnya sudah jenuh dalam artian bahwa ruas jalan tersebut sudah tidak mampu lagi menampung jumlah volume kendaraan yang ada. Sehingga kebutuhan pelebaran/penambahan lajur dari 2 lajur menjadi 3 lajur di lokasi tersebut mutlak harus dilakukan. Untuk daerah yang dekat dengan Wadung Asri untuk lima tahun kedepan kapasitas jalan eksisting masih bisa menampung volume lalu lintas yang ada. Penambahan lajur baru akan diperlukan pada tahun ke-6 dari 2005 b. Evaluasi Simpang 1. Simpang Waru-Kertomenanggal-Brigjen Katamso
ISBN : 979-99735-2-X E-6-4
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi V Program Studi MMT-ITS, Surabaya 3 Pebruari 2007
Ke Surabaya
U 3
2
4
Ke Wadung 5 Asri
1 6
Jl. Brigjen Katamso
Ke Sidoarjo
Gambar 2. Peta Situasi Simpang Waru – Kertomenanggal – Brigjen Katamso Tabel 3. Evaluasi Simpang Kertomenanggal – Brigjen Katamso
ARAH
PENDEKAT
Utara Barat Timur
Jl. Kerto Menanggal Jl. Brigjen Katamso Jl. Brigjen Katamso
ARAH
PENDEKAT
Utara Barat Timur
Jl. Kerto Menanggal Jl. Brigjen Katamso Jl. Brigjen Katamso
JUMLAH JALUR KAPASITAS EXISTING SIMPANG (per-lajur min 3.0 m) 2/2 UD 2/2 UD 1.222 2/2 UD JUMLAH JALUR KAPASITAS RENCANA SIMPANG (per-lajur min 3.0 m) 4/2 UD 4/2 UD 0.814 4/2 UD
Catatan : Analisa simpang lengan-3 tak bersinyal, jika kapasitas rencana tidak mencukupi volume lalu-lintas maka direkomendasikan untuk membuat simpang bersinyal lengan-3.
ISBN : 979-99735-2-X E-6-5
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi V Program Studi MMT-ITS, Surabaya 3 Pebruari 2007
2. Simpang Berbek-Brigjen Katamso Ke Berbek
1
2
U 1
A n a l i s a
6 5
R u a s
Ke Waru
Ke Wadung Asri
3 4
J a l a n
Gambar 3. Peta Situasi Simpang W Berbek - Brigjen Katamso
Tabel 4. Evaluasi
ARAH
PENDEKAT
Utara Barat Timur
Jl. Kerto Menanggal Jl. Brigjen Katamso Jl. Brigjen Katamso
ARAH
PENDEKAT
Utara Barat Timur
Jl. Kerto Menanggal Jl. Brigjen Katamso Jl. Brigjen Katamso
a r u Simpang Berbek – Brigjen Katamso W a d JUMLAH JALUR KAPASITAS u EXISTING n SIMPANG (per-lajurg min 3.0 m) a 2/2 UD s 2/2 UD ri 0.983 2/2 UD2 E v a l JUMLAH JALUR KAPASITAS u RENCANA a SIMPANG (per-lajurs min 3.0 m) i
4/2 UD 4/2 UD 4/2 UD
Catatan : Analisa simpang lengan-3 mencukupi volume lalu-lintas maka bersinyal lengan-3.
S 0.767 i m p a tak bersinyal, jika kapasitas rencana tidak n g direkomendasikan untuk membuat simpang
KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan pada data yang didapatkan dan analisa yang telah dilaksanakan, kesimpulan yang didapatkan adalah sebagai berikut: 1. Kondisi ruas jalan Brigjen Katamso – Wadung Asri sudah dalam kondisi jenuh, kapasitas jalan yang ada sudah tidak memenuhi syarat untuk menampung volume lalu lintas yang ada.
ISBN : 979-99735-2-X E-6-6
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi V Program Studi MMT-ITS, Surabaya 3 Pebruari 2007
2. Kondisi Simpang Berbek dan Simpang Pabrik Paku sudah tidak mampu menampung beban volume lalu lintas eksisting maupun di masa mendatang. 3. Perlu adanya penambahan lajur lalu lintas pada ruas jalan Brigjen KatamsoWadung Asri dari 2 lajur 2 arah menjadi 4 lajur 2 arah untuk menampung beban volume lalu lintas sampai dengan 10 tahun mendatang. 4. Perlu adanya pelebaran kedua simpang diatas khususnya simpang Pabrik Paku direkomendasikan untuk menggunakan simpang bersinyal, sedangkan simpang Berbek cukup melebarkan ruas jalan Brigjen Katamso. Berdasarkan kesimpulan di atas, saran yang bisa diambil dalam memecahkan permasalahan transportasi Ruas Jalan Waru – Wadungasri adalah sebagai berikut: Perlu adanya studi lanjutan tentang perencanaan jaringan jalan baru, mengingat metode pengembangan jaringan jalan dengan cara pelebaran kurang optimal. Studi pengembangan wilayah dengan pembuatan jaringan jalan baru akan sangat diperlukan. DAFTAR PUSTAKA
ISBN : 979-99735-2-X E-6-7