Studi Deskriptif mengenai Parasocial Relationship (PSR) pada Penggemar Super Junior (ELF) Berusia 11-20 Tahun di Kota Bandung
Elisabet B. Helena, Eveline Sarintohe, dan Fundianto Fakultas Psikologi, Universitas Kristen Maranatha, Bandung
Abstract This research was done to find out the illustration of parasocial relation on Super Junior fans club (ELF) at the age between 11-20 years old in Bandung. Method used in this research was descriptive method. Samples were gathered using accidental sampling, with the amount of sample is 65 respondent. Measuring tool for the research is modified result from Riva Tukachinsky, Ph.D. about two forms of parasocial relations, and those are parasocial friendship (PSF) and parasocial love (PSL). The questionnaire consists of 26 items about PSF and 26 items about PSL, with validity have between 0.244 to 0.756 and reliability have between 0.923 to 0.926. Results shown that the percentage of Super Junior’s fans (ELF) between 11-20 years old in Bandung has experienced PSF in low degree and experienced PSL in low degree, and also experienced in low PSF &PSL profile. The researcher is hoping that this research gives knowledge about idolizing and so helps you to minimalizing effects from PSR. To the parents can gives knowledge for consideration to supervise and direct your children in the case of idolizing. Keywords : parasocial relationship, parasocial friendship, parasocial love
I.
Pendahuluan Dunia hiburan di tanah air berkembang dengan cukup pesat. Beragam acara di televisi
ditayangkan, mulai dari acara talk show, sinetron/drama, live music, hingga acara reality show. Program-program yang disajikan bukan hanya yang berasal dari Indonesia, tetapi program-program yang berasal dari negara di luar Indonesia. Beberapa program yang disiarkan di Indonesia merupakan adaptasi dari program-program yang terlebih dahulu sudah disiarkan di luar negeri. Salah satu negara dengan kemajuan dunia hiburan yang berkembang cukup pesat saat ini adalah Korea Selatan. Masyarakat Indonesia yang memiliki ketertarikan terhadap musik mendapatkan pengetahuan baru dengan bermunculannya boyband, girlband, dan band yang berasal dari Korea Selatan yang dikemas dalam bentuk yang berbeda dari yang biasa disajikan oleh band-band atau penyanyi di Indonesia. Daya tarik yang menjadi keunggulan boyband, girlband, dan band yang berasal dari Korea Selatan adalah style musik mereka yang easy 1
Humanitas Volume 2 Nomor 1 April 2015
listening yang disertai dengan performance panggung yang menarik baik costume, dance, dan property yang digunakan. Selain itu, artis K-Pop juga memiliki tampilan fisik yang menarik, wajah yang tampan atau cantik dan postur tubuh yang proporsional sehingga enak dipandang oleh mata. Kelebihan lainnya, selain jago dalam hal bernyanyi, mereka juga memiliki keahlian dalam berakting. Keunggulan tersebut membuat banyak masyarakat Indonesia terutama remaja Indonesia mengidolakan boyband, girlband dan band Korea tersebut. Keberagaman budaya yang ada di Indonesia membuat masyarakat di Indonesia mudah mengadaptasi sesuatu yang dinilai baru. Hal yang diadaptasi bisa beragam, seperti nilai etos kerja. Pengidolaan dapat terjadi pada perempuan maupun laki-laki dengan objek pengidolaan dari domain yang berbeda-beda. Objek pengidolaan (idolization) sendiri dapat berasal dari domain yang bervariasi seperti dari dunia olahraga, hiburan, musik, politik, dan agama. Juara olahraga, aktris/aktor, bintang pop, pemimpin politik dan agama dapat dijadikan figur idola (Raviv et al. 1996). Begitu juga dengan boyband, girlband dan band-band Korea yang dapat menjadi idola bagi banyak orang, termasuk masyarakat Indonesia. Salah satu boyband Korea Selatan dengan jumlah penggemar terbanyak adalah Super Junior. Super Junior memiliki kelompok penggemar yang biasa disebut dengan Everlasting Friends (ELF). Pengidolaan yang dialami oleh ELF membuat mereka merasa ada kedekatan dengan idolanya. Individu merasa mengenal dan memahami seperti apa idolanya, apa yang dirasakan idolanya, padahal idolanya tidak mengetahui apa-apa tentang mereka. Interaksi antara idola dan fans ini merupakan salah satu bentuk relasi parasosial. Relasi Parasosial adalah pengalaman akan keakraban, persahabatan, dan keterlibatan afektif yang kuat yang dialami oleh seseorang dalam interaksinya dengan figur media (Tukachinsky, 2010). Stever, 2013 menambahkan bahwa pihak lainnya (idola) tidak mengetahui atau bahkan sama sekali tidak menyadari keberadaan pihak tersebut (fans). Relasi parasosial memiliki dua bentuk, yaitu parasocial friendship dan parasocial love. Pada umumnya para anggota ELF berusia 11-20 tahun. Menurut Piaget, mereka berada pada tahap perkembangan remaja yang memiliki pemikiran yang bersifat abstrak (dalam Santrock 2003). Dengan pemikiran yang bersifat abstrak ini membuat remaja mengembangkan sikap antisipatif. Menurut Piaget, tidak semua remaja berpikir secara operasional formal sepenuhnya. Piaget menyimpulkan bahwa pemikiran operasional formal baru akan tercapai sepenuhnya di akhir masa remaja yaitu usia 15-20 tahun. Hal ini yang membuat bagaimana pengidolaan pada remaja awal dan akhir dapat berbeda. Remaja di bawah usia 15 tahun belum sepenuhnya berpikir secara operasional formal/ 2
Studi Deskriptif mengenai Parasocial Relationship (PSR) pada Penggemar Super Junior (ELF) Berusia 11-20 Tahun di Kota Bandung (Elisabet B. Helena, Eveline Sarintohe, dan Fundianto)
berpikir abstrak. Pada ELF remaja awal mungkin dapat ditemukan bahwa ia mengidolakan Super Junior lebih terlihat bersemangat dibandingkan ELF remaja akhir, misalnya lebih terlihat histeris atau “mengebu-gebu” ketika melihat Super Junior melalui media atau melihat langsung, atau ELF remaja awal akan lebih mudah tergoda untuk membeli pernak-pernik yang berhubungan dengan Super Junior dibandingkan dengan ELF remaja akhir. Hal ini disebabkan, pemikiran abstrak sepenuhnya pada ELF remaja akhir menghantarkan pada sikap antisipasi yang lebih baik. Dengan melihat fenomena mengenai ELF dengan perilakunya yang terkait dengan pengidolaan terhadap Super Junior, peneliti ingin meneliti lebih lanjut mengenai bentuk parasocial relationship, yaitu parasocial friendship dan parasocial love pada penggemar Super Junior (ELF) yang berusia 11-20 tahun di Kota Bandung. II.
Metodologi Penelitian Metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Metode deskriptif yaitu penelitian
yang menggambarkan suatu situasi, masalah, fenomena, pelayanan atau program, pemberian informasi mengenai suatu hal, perkataan, kondisi kehidupan suatu komunitas, atau menggambarkan perilaku yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti secara sistematik (Kumar, 2009). Alat ukur yang digunakan merupakan hasil modifikasi dari alat ukur yang dibuat oleh Tukachinsky (2010), mengenai dua bentuk parasosial yaitu parasocial friendship dan parasocial love. Alat ukur berbentuk kuesioner dan terdapat 26 item dari kedua bentuk relasi parasosial. Pengujian content validity dilakukan melalui proses expert judgement. Kriteria dari expert judgement adalah penilaian dari seorang ahli dalam bidang yang diteliti. Validitas item-item berkisaran antara 0,244 sampai 0,756 dengan satu item tidak valid. Reliabilitas alat ukur yang diperoleh antara 0,923 sampai 0,926. Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh anggota aktif ELF yang berusia 11-20 tahun dan bersedia untuk mengisi kuesioner yang diberikan. Keseluruhan jumlah subjek dalam penelitian ini adalah 65 orang. III. Hasil Penelitian Tabel I. Gambaran Bentuk Parasocial Relationship ELF PSF PSL
Tinggi (f) 32 29
% 49,2% 44,6%
Rendah (f) 33 36
% 50,8% 55,4%
3
Humanitas Volume 2 Nomor 1 April 2015
Tabel II Gambaran Profile Bentuk Parasocial Relationship ELF f
%
PSF & PSL Tinggi
26
40%
PSF & PSL Rendah
30
46,2%
PSF Tinggi, PSL Rendah
6
9,2%
PSF Rendah, PSL Tinggi
3
4,6%
Tabel III Tabulasi Silang Bentuk Parasocial Relastionship dengan Motivasi
PSF
Rendah Tinggi
1
2
3
4
5
6
7
8
5
7
5
5
1
1
5
4
7,7%
10,8%
7,7%
7,7%
1,5%
1,5%
7,7%
6,2%
5
0
0
9
2
1
5
10
13,8%
3,1%
1,5%
7,7%
15,4%
7,7% PSL
Rendah Tinggi
8
6
4
7
1
1
4
5
12,3%
9,2%
6,2%
10,8%
1,5%
1,5%
6,2%
7,7%
2
1
1
7
2
1
6
9
3,1%
1,5%
1,5%
10,8%
3,1%
1,5%
9,2%
13,8%
Ket: 1= daya tarik tugas, 2= daya tarik fisik, 3= karakteristik individual, 4=daya tarik fisik dan tugas, 5=daya tarik tugas dan karakteristik individual, 6= daya tarik fisik dan karakteristik individual, 7= daya tarik tugas, fisik, dan karakteristik individual, 8= lain-lain. Tabel IV Tabulasi Silang Bentuk Parasocial Relastionship dengan kesamaan sifat
PSF
PSL
TIDAK ADA
%
ADA
%
Rendah
25
38,5%
8
12,3%
Tinggi
14
21,5%
18
27,7%
Rendah
28
43,1%
8
12,3%
Tinggi
11
16,9%
18
27,7%
Tabel V Tabulasi Silang Bentuk Parasocial Relastionship dengan keterlibatan dalam kelompok fans
PSF
PSL
4
BERGABUNG
%
TIDAK
%
Rendah
21
32,3%
12
18,5%
Tinggi
28
43,1%
4
6,2%
Rendah
23
35,4%
13
20%
Tinggi
26
40%
3
4,6%
Studi Deskriptif mengenai Parasocial Relationship (PSR) pada Penggemar Super Junior (ELF) Berusia 11-20 Tahun di Kota Bandung (Elisabet B. Helena, Eveline Sarintohe, dan Fundianto)
Tabel VI Tabulasi Silang Bentuk Parasocial Relastionship dengan intensitas mencari informasi mengenai idola PSF
Rendah Tinggi
PSL
Rendah Tinggi
Tidak Pernah 1 1,5% 0 1 1,5% 0
1-2 hari 17 26,2% 8 12,3% 19 29,2% 6 9,2%
3-5 hari 4 6,2% 9 13,8% 5 7,7% 8 12,3%
4-6 hari 1 1,5% 4 6,2% 1 1,5% 4 6,2%
Setiap hari 10 15,4% 11 16,9% 10 15,4% 11 16,9%
*dalam seminggu Tabel VII Tabulasi Silang Bentuk Parasocial Relastionship dengan jenis kelamin Laki-Laki PSF
PSL
%
Perempuan
%
Rendah
6
9,2%
27
41,5%
Tinggi
2
3,1%
30
46,2%
Rendah
8
12,3%
28
43,1%
Tinggi
0
29
44,6%
Tabel VIII Tabulasi Silang Bentuk Parasocial Relastionship dengan Usia PSF PSL
IV.
Rendah Tinggi Rendah Tinggi
11-15 Tahun 15 13 13 15
% 23,1% 20% 20% 23,1
16-20 Tahun 18 19 23 14
% 27,7% 29,2% 35,4% 21,5%
Pembahasan Dalam penelitian ini, parasosial dibagi menjadi dua bentuk/jenis hubungan, yaitu
persahabatan dan cinta romantis. Menurut Tuchakinsky (2010) pada konteks parasosial, persahabatan dapat dikonseptualisasikan sebagai menyukai karakter/idola, perasaan solidaritas dengan kepercayaan terhadap media figur, dan menginginkan keterbukaan dan komunikasi dengan karakter/ idola. Sedangkan pada konteks parasosial, cinta difokuskan pada romantic love, jenis ini sangat didorong oleh daya tarik seksual, kebutuhan untuk berdekatan secara fisik dan emosional (Riva Tuchakinsky, 2010, dalam Aimee Adam 2013). Parasosial yang berhubungan dengan persahabatan disebut dengan Parasocial Friendship (PSF), parasosial yang berhubungan dengan cinta romantis disebut dengan Parasocial Love (PSL). Berdasarkan Tabel I, diperoleh hasil bahwa dari 65 orang ELF mayoritas ELF mengalami PSF dengan derajat yang rendah (50,8%), dan mengalami PSF dengan derajat
5
Humanitas Volume 2 Nomor 1 April 2015
tinggi (49,2%). Pada ELF yang mengalami PSF dengan derajat yang rendah ELF tidak terlalu menganggap Super Junior merupakan sosok yang dapat dijadikan teman atau sahabat. ELF tidak begitu mengharapkan adanya komunikasi yang terbuka dengan Super Junior, tidak begitu menginginkan untuk dapat meminta saran kepada Super Junior. ELF juga tidak terlalu memercayai Super Junior, tidak terlalu menginginkan untuk berbagi dan memberikan bantuan kepada Super Junior. Meskipun ELF memiliki ketertarikan secara fisik terhadap Super Junior tetapi ELF tidak melibatkan perasaan atau emosinya dalam berinteraksi dengan Super Junior. Berdasarkan Tabel I, juga diperoleh hasil bahwa dari 65 orang ELF, mayoritas ELF mengalami PSL dengan derajat yang rendah yaitu 55,4%, dan mengalami PSL dengan derajat yang tinggi yaitu 44,6%. Ketika ELF mengalami PSL dengan derajat yang rendah berarti ELF tidak begitu merasakan adanya jenis hubungan cinta romantis dengan Super Junior. ELF tidak terlalu menganggap Super Junior merupakan sosok yang dapat dijadikan teman dekat atau sahabat. ELF tidak begitu mengharapkan adanya komunikasi yang terbuka dengan Super Junior, tidak begitu menginginkan untuk dapat meminta saran kepada Super Junior. ELF juga tidak terlalu memercayai Super Junior, tidak terlalu menginginkan untuk berbagi dan memberikan bantuan kepada Super Junior. Meskipun ELF memiliki ketertarikan secara fisik terhadap Super Junior, ELF tidak melibatkan perasaan atau emosinya dalam berinteraksi dengan Super Junior. Pada penelitian ini juga digambarkan profile dari bentuk-bentuk parasosial, yaitu dibagi menjadi 4 profile diantaranya, kelompok responden yang berada pada profile PSF & PSL tinggi, PSF tinggi dan PSL rendah, PSF rendah dan PSL tinggi, dan PSF & PSL rendah. Berdasarakan hasil pengolahan pada Tabel 2, diperoleh data bahwa sebagian besar responden, sebanyak 30 orang (46,2%) berada pada profile PSF & PSL rendah, sebanyak 26 orang (40%) berada pada profile PSF & PSL tinggi, sebanyak 6 orang (9,2%) berada pada profile PSF tinggi dan PSL rendah, dan sisanya sebanyak 3 orang (4,6%) berada pada profile PSF rendah dan PSL tinggi. Profile pertama adalah ELF yang berada pada profile PSF & PSL rendah. Gambaran ELF yang berada pada profile ini adalah ELF menghayati hubungan antara dirinya dan Super Junior hanya sebatas hubungan penggemar dan idola. Menurut Stever (2013), parasosial adalah area progresif yang dimulai dengan PSI (Parasocial Interaction) yang berpotensi menjadi PSR (Parasocial Relationship) dan kemudian menjadi PSA (Parasocial Attachment). PSI merupakan respon psikologis langsung individu ketika melihat paparan/ idola dan PSR merupakan respon psikologis yang lebih stabil dan jangka panjang yang dapat muncul bukan hanya saat individu melihat paparan idola (Schmann & Klimmt, 2011). Sebagian besar ELF 6
Studi Deskriptif mengenai Parasocial Relationship (PSR) pada Penggemar Super Junior (ELF) Berusia 11-20 Tahun di Kota Bandung (Elisabet B. Helena, Eveline Sarintohe, dan Fundianto)
berada pada profile PSF & PSL rendah menunjukkan bahwa mereka lebih mengalami PSI (Parasocial Interaction), yaitu respon psikologis responden terhadap Super Junior muncul hanya ketika melihat Super Junior secara langsung, misalnya ketika sedang menonton Super Junior di TV/ youtube, tetapi belum menimbulkan potensi sampai mengalami PSR. Riva Tuchankinsky menyatakan bahwa untuk memastikan hal tersebut perlu untuk melakukan pengukuran mengenai PSI, karena walaupun parasosial adalah area progresif, tetapi belum dapat ditentukan ketika individu memiliki derajat rendah pada PSF dan PSL, berarti individu tersebut mengalami PSI, karena bisa jadi individu tersebut mengembangkan jenis hubungan lainnya. Profile kedua adalah yang berada pada profile PSF & PSL tinggi. ELF menghayati hubungannya dengan Super Junior sebagai hubungan yang lebih dari seorang teman, tetapi juga melibatkan adanya hubungan cinta romantis. ELF memiliki ketertarikan secara fisik dengan Super Junior yang disertai adanya respon emosional yang kuat dengan Super Junior. ELF merasa dirinya dan Super Junior bukan hanya dapat menjadi teman, tetapi juga dapat membina hubungan yang hangat. ELF memiliki perasaan kagum, suka dan bahkan perasaan cinta dengan Super Junior. Romantic love yang dirasakan oleh responden tercermin dari pernyataan ELF yang menyatakan bahwa responden memiliki keinginan untuk bertemu dengan Super Junior untuk memeluk, berfoto, meminta tanda tangan. ELF juga memiliki keinginan untuk menjadikan Super Junior pacar atau suami. Profile ketiga adalah adalah ELF yang berada pada profile PSF tinggi dan PSL rendah. ELF yang berada pada profile ini mengembangkan persahabatan dengan Super Junior tanpa melibatkan romantic love. ELF menginginkan adanya komunikasi yang terbuka dengan Super Junior seperti keinginan untuk berbagi informasi, pengalaman, dan cerita mengenai dirinya kepada Super Junior dan hal yang telah dilakukan responden saat menjadi penggemar Super Junior dan keinginan untuk dapat memercayai Super Junior dengan sepenuhnya. Tetapi pada ELF yang berada pada profile ini memiliki ketertarikan terhadap Super Junior tetapi tidak melibatkan adanya respon emosional dengan Super Junior. Profile keempat adalah ELF yang berada pada profile PSF rendah, PSL tinggi. ELF pada profile ini melibatkan romantic love dalam pengidolaan terhadap Super Junior. ELF tidak mengganggap Super Junior sebagai teman tetapi, mengganggap Super Junior sebagai objek romantic love. ELF yang mengalami profile ini memiliki ketertarikan secara fisik terhadap Super Junior memandang Super Junior tampan dan berpenampilan menarik, baik dari cara berpakaian, gaya rambut dan aksesoris yang digunakan oleh Super Junior dan melibatkan respons emosional terhadap Super Junior, merasakan kekhawatiran ketika terjadi 7
Humanitas Volume 2 Nomor 1 April 2015
hal-hal negatif terjadi pada Super Junior, dan merasakan semangat ketika mendengarkan lagu atau mengingat perjuangan Super Junior dalam merintis karier. Responden menganggap bahwa Super Junior dapat menjadi teman dekat yang sempurna. Banyak faktor yang dapat memengaruhi munculnya relasi parasosial. Menurut Hoffner, 2002 (dalam Sekarsari, 2009), faktor yang memengaruhi relasi parasosial adalah, motivasi, faktor kesamaan, adanya keinginan untuk mengidentifikasi idola, komunikasi antara sesama fans, lama waktu yang dihabiskan untuk melihat idola/ mencari informasi mengenai idola (Altman dan Taylor (dalam Sekarsari, 2009)), jenis kelamin (Riva Tuchakinsky, 2010). Terdapat tiga faktor yang memiliki keterkaitan paling erat dengan relasi parasosial ELF, yaitu faktor kesamaan, intensitas menonton/mencari informasi mengenai Super Junior dan keterlibatan dalam kelompok penggemar. Berdasarkan Tabel 2 diperoleh data bahwa yang mengalami PSF dan juga pada ELF yang mengalami PSL dengan derajat rendah menghayati bahwa ELF merasa tidak memiliki kesamaan dengan Super Junior. Sedangkan pada ELF yang mengalami PSF dan juga pada ELF yang mengalami PSL dengan derajat tinggi menghayati memiliki kesamaan dengan Super Junior. Turner (1993, dalam Giles, 2002) menyatakan bahwa dari perspektif homophily, menemukan kesamaan adalah faktor penting dalam kekuatan hubungan parasosial, terutama dalam kaitannya dengan sikap, penampilan, dan latar belakang. Dalam hal ini mayoritas ELF tidak merasa memiliki kesamaan dengan Super Junior. Faktor Selanjutnya adalah lama waktu/ intensitas yang digunakan untuk mencari informasi mengenai Super Junior. Altman dan Taylor (dalam Sekarsari 2009) menyatakan semakin lama waktu yang dihabiskan individu untuk menonton TV/ mencari informasi mengenai idola akan semakin kuat relasi parasosial yang dialami individu. Berdasarkan Tabel 4, diperoleh data sebagian besar ELF mengalami PSF dengan derajat rendah memiliki intensitas melihat dan mencari informasi mengenai idola adalah 1-2 hari dalam seminggu (26,2%). ELF yang mengalami PSL dengan derajat rendah memiliki intensitas melihat dan mencari informasi mengenai idola 1-2 hari dalam seminggu (29,2%). Pada ELF yang mengalami PSF dengan derajat tinggi memiliki intensitas mencari informasi mengenai idola adalah setiap hari (16,9%), begitu juga pada ELF yang mengalami PSL dengan derajat tinggi memiliki intensitas mencari informasi mengenai idola adalah setiap hari (16,9%). Intensitas menonton/ mencari informasi berkaitan dengan kegiatan kognitif yang terjadi pada diri ELF yang berhubungan dengan penilaian dan pengetahuan ELF. Semakin lama intensitas menonton atau mencari informasi maka akan semakin banyak informasi yang akan masuk sehingga memengaruhi perasaan dan relasi parasosial yang terjadi pada ELF. 8
Studi Deskriptif mengenai Parasocial Relationship (PSR) pada Penggemar Super Junior (ELF) Berusia 11-20 Tahun di Kota Bandung (Elisabet B. Helena, Eveline Sarintohe, dan Fundianto)
Faktor selanjutnya adalah keterlibatan dengan kelompok fans. Keterlibatan dengan kelompok fans berkaitan dengan komunikasi dengan sesama ELF. Berdasarkan Tabel 5, dapat dilihat bahwa baik ELF yang mengalami PSF, atau yang mengalami PSL dengan derajat yang rendah dan tinggi sebagian besar bergabung dalam kelompok fans tetapi bergabungnya dengan kelompok fans tidak berdampak karena tidak cukup banyak kegiatan bersama yang dilakukan. V.
Simpulan dan Saran
5.1
Simpulan Berdasarkan pengolahan data dan pembahasan hasil, dapat ditarik beberapa simpulan
mengenai relasi parasosial (PSR) pada Penggemar Super Junior (ELF) yang berusia 11-20 tahun di Kota Bandung, yaitu: 1) Mayoritas penggemar Super Junior (ELF) yang berusia 11-20 tahun di Kota Bandung memiliki derajat yang rendah pada Parasocial Friendship (PSF). 2) Mayoritas penggemar Super Junior (ELF) yang berusia 11-20 tahun di Kota Bandung memiliki derajat yang rendah pada Parasocial Love (PSL). 3) Berdasarkan profile, dapat disimpulkan bahwa mayoritas ELF mengalami PSF & PSL rendah. 4) Tiga faktor yang erat kaitannya dalam penelitian ini adalah, kesamaan dengan idola, lama waktu/ intensitas yang digunakan untuk mencari informasi mengenai Super Junior, dan keterlibatan dengan kelompok fans. 5.2
Saran 5.2.1 Saran Teoretis 1) Untuk penelitian selanjutnya, disarankan untuk mengukur juga parasocial interaction untuk mendapatkan gambaran mengenai area progresif dari parasosial, sehingga dapat memastikan apakah ketika individu mengalami PSF dan PSL dengan derajat yang rendah berarti mengalami PSI. 2) Melakukan penelitian lebih dalam mengenai bentuk-bentuk dari parasocial relationship, yaitu parasocial friendship dan parasocial love, serta keterkaitannya dengan faktor-faktor yang memengaruhi. 3) Pada penelitian ini hanya mengungkap parasocial relationship di satu fans club, sebaiknya dapat dilihat pada subjek penelitian di fans club yang berbeda untuk 9
Humanitas Volume 2 Nomor 1 April 2015
mendapat hasil yang lebih bervariasi 5.2.2 Saran Praktis Berdasarkan simpulan yang telah dibuat, terdapat beberapa saran praktis yang berkaitan dengan relasi parasosial pada penggemar Super Junior (ELF): 1) Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan kepada ELF. Guna memberikan pengetahuan tersebut peneliti akan membuat artikel mengenai hasil penelitian ini, sehingga dapat memberikan gambaran kepada ELF mengenai relasi parasosial dan nantinya dapat berguna bagi ELF dalam meminimalisir dampak negatif dari relasi parasosial, diantaranya, waktu yang lebih banyak dihabiskan untuk mencari informasi sehingga waktu belajar menjadi kurang. Selain itu ELF juga merasa tidak peka dengan lingkungan disekitar dikarenakan ELF sibuk sendiri dengan gadget untuk mencari informasi mengenai Super Junior. Oleh karena itu, ELF sebaiknya melakukan pengendalian diri dalam penggunaan gadget. 2) Hasil menunjukkan lebih banyak yang mengalami parasocial love. Diharapkan dapat menjadi informasi bagi orang tua untuk memberikan lebih banyak pendampingan bagi remaja sehingga tidak memiliki pengidolaan berlebihan pada kelompok yang diidolakan. 3) Memberikan pengetahuan bagi kelompok penggemar ELF, agar membuat program atau acara yang dapat menyalurkan relasi parasosial yang dialami ELF menjadi lebih positif dan berguna, misalnya dengan mengadakan belajar bersama mengenai belajar bahasa Korea atau mewadahi kegemaran dance cover pada ELF. VI. Daftar Pustaka Adam, A., Sizemore, B. (2013). Parasocial Romance: A Social Exchange Perspective. An International Journal on Personal Relationship, Volume 7(1), 12-25 Giles, D. (2002). Parasocial Interaction: A Review of the Literature and a Model for Future Research. Journal of Media Psychology Vol. 4, 279-305 Giles, D. (2003). Media Psychology. New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates, Inc. Kumar. Ranjit. 1996. Research Methodology. New York: Sage Publication Octricia, C. (2013). Gaya Hidup Konsumtif Remaja Korean Addict (Studi Kasus terhadap Dua Orang Remaja Putri Korean Addict di Kota Bandung), Bab I. Skripsi. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia: Dipublikasikan.
10
Studi Deskriptif mengenai Parasocial Relationship (PSR) pada Penggemar Super Junior (ELF) Berusia 11-20 Tahun di Kota Bandung (Elisabet B. Helena, Eveline Sarintohe, dan Fundianto)
Papalia, Diana E., Olds, Sally W., Feldman Ruth D. (2009). Human Development: Perkembangan Manusia Edisi 10 Buku 2: Jakarta: Salemba Humanika Raviv, A., Bar Tal, D., Raviv, A., & Ben Horin, A. (1996). Adolescent idolization of pop singers: Causes, expressions, and reliance. Journal of Youth and Adolescence, 25, 631-650 Santrock, John W. (2003). Adolescence: Perkembangan Remaja: Jakarta: Erlangga Sekarsari, M. (2009). Hubungan antara Loneliness dengan Perilaku Parasosial pada Perempuan Dewasa Awal. Jakarta: Universitas Indonesia: Dipublikasikan Siregarm Syofian. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana Stever, G. S. (2011). Fan Behavior and Lifespan Development Theory: Explaining Para-Social and Social Attachment to Celebrities. Journal of Adult Development, 1-7. . (2013). Mediated vs. Parasocial Relationship: An Attachement Theory. Journal of Media Psychology, Volume 17 No. 3, Winter, 2013, 1-31. . (2009). Parasocial and Social Interaction with Celebrities: Classification of Media Fans. Journal of Media Psychology, Volume 14 No. 3, Summer, 2013, 1-40. Tukachinsky, R. (2010). Para-Romantic Love and Para-Friendships: Development and Assessment of a Multiple Parasocial Relationship Scale. American Journal of Media Psychology.
Daftar Rujukan Guinness Book of Records. (20 September 2012). Gangnam Style Holds Guinness World Record Record for Most ‘Liked’ Video in Youtube History. diunduh pada 4 April 2014 dari Guiness Book of Records: http://www.guinnessworldrecords.com/news/2012/9/gangnam-style-nowmost-liked-video-in-youtube-history-44977/ Merdeka. (23 Februari 2014). Mengapa Remaja Demam K-Pop. Diunduh pada 23 Februari 2014 dari Merdeka: http://www.merdeka.com/peristiwa/mengapa-remaja-demam-kpop.html Tempo. (12 September 2012). Demam Gangnam Style di Selebriti Dunia (3). diunduh pada 24 Mei 2014 dari Tempo: http://www.tempo.co/read/news/2012/09/12/112428990/Demam-GangnamStyle-di-Selebriti-Dunia-3 Tempo. (15 Oktober 2012). Makassar Pecahkan Rekor Gangnam Style Terbanyak. diunduh pada 24 Mei 2014 dari Tempo: http://www.tempo.co/read/news/2012/10/15/219435648/MakassarPecahkan -Rekor-Gangnam-Style-Terbanyak Tempo. (2 Desember 2012). Resep Psy Sukses Ajak Dunia Naik Kuda. diunduh pada 24 Mei 2014 dari Tempo:
http://www.tempo.co/read/news/2012/12/02/219445332/Resep-Psy-Sukses-Ajak-
11
Humanitas Volume 2 Nomor 1 April 2015
Dunia-Naik-Kuda Thaufik, T. (2013). Gambaran Relasi Parasosial pada Perempuan Dewasa Awal yang Menjadi Fans Korean Pop (K-Pop) di Indonesia. Skripsi. Bandung: Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran. . (26 Januari 2013). Grup Idola Manakah yang Terpopuler di Negara-Negara Dunia?. diunduh pada 24 Mei 2014 dari KoreanIndo: http://koreanindo.net/2013/01/26/grup-idolamanakah-yang-terpopuler-di-negara-negara-dunia/
12