Student Media Access In Semarang and Interaction With Family And Friends Toward Student Class of X SMA 5 Semarang Akses Media Baru Oleh Remaja SMA Kota Semarang dan Hubungannya Dengan Interaksi Dengan Lingkungan Sekitar Pada Siswa Kelas X SMA 5 Kota Semarang Fitri Norhabiba
Abstract Characteristic of new media create ilution as face to face communication. Internet uses more higher have decrease communication in real world, such as with family, increase depression and loneliness. Internet remove social relationship by face to face. This research try to test uses and gratification aspect and computer mediated communication ini correlation with benefit of student media access. Sampel research is student of class X SMA 5 Semarang, 36 students have selected by systematic random sampling. It concluded that more higher internet access did not affect on intensity of family interaction and friends. Person correlation showed that there’s positive correlation, strong, and significant r(36)=0,447 and 0,541, p<0,01. More higher internet acces, more higher too frequent of interaction with family and friends. Keywords: intensity internet access, family intensity, friends intensity, computer mediated communication, youth, uses and gratification Abstrak Media baru memiliki karakteristik khusus yaitu kemampuan untuk menciptakan ilusi seperti pada komunikasi tatap muka yang tampak nyata. Pemakaian internet yang lebih tinggi berkaitan dengan berkurangnya hubungan dengan anggota keluarga, menurunnya hubungan sosial di luar keluarga dan meningkatnya depresi dan rasa kesepian. Internet dapat menyingkirkan hubungan sosial dengan bertatap muka langsung. Penelitian ini akan menguji aspek aspek dalam uses and gratification dan computer mediated communication yang dihubungkan dengan manfaat akses media bagi anak muda, terutama di tingkat SMA dan menjadi kontribusi potret sebagian kecil anak muda di perkotaan. Sampel penelitian adalah siswa kelas X SMA 5 Semarang jumlah responden 36 orang. Tingginya akses internet ternyata tidak berdampak pada hubungan intensitas dengan keluarga maupun teman. Hasil pearson correlation memperlihatkan bahwa ada hubungan yang positif, kuat, dan signifikan antara intensitas akses internet, interaksi dengan keluarga, dan intensitas berinteraksi dengan teman, r(36)=0,447 dan 0,541, p<0,01. Jadi dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi akses internet, semakin tinggi pula intensitas berinteraksi dengan teman sekitar dan orang tua. Kata kunci: intensitas akses internet, interaksi keluarga, interaksi teman, computer mediated communication, remaja perkotaan
132
Fitri Norhabiba, Akses Media Baru Oleh Remaja SMA Kota Semarang dan Hubungannya Dengan Interaksi Dengan Lingkungan Sekitar
Pendahuluan
(McMillan dalam Lievrouw&Livingstone, 2002:170). Terdapat peluang yang timbul dari komunikasi melalui media baru, orang-orang tidak lagi harus berinteraksi secara spesifik (jarak fisik) dengan tujuan berpartisipasi dalam komunikasi dengan masyarakat.
Jaringan infrastruktur yang memadai dan juga jumlah penduduk yang semakin besar, menyebabkan tingginya beragam kebutuhan individu. Dalam keseharian, individu tak akan bisa lepas dari media. Pernah diprediksikan Kemudahan akses internet di kota besar bahwa pembaca Koran akan turun dan beralih menjadikan interaksi dengan lingkungan sekitar pada media online. Pada perkembangannya, generasi muda atau yang berusia dengan rentang berkurang. Mayoritas orangtua yang memiliki anak duduk di bangku SMA, bekerja di beragam 18-30 adalah pengguna teknologi paling aktif. sektor dan bekerja 8 jam sehari. Bagi siswa Tren pengguna internet terus naik dari kelas X SMA di Kota Semarang, saat ini mulai tahun ke tahun. Pada tahun 2012 terdapat 55 juta diterapkan sekolah 5 hari. Sesuai dengan peraturan pengguna internet di Indonesia dan sebanyak 48% menteri, sekolah 5 hari salah satunya bertujuan mengakses internet dari handphone. Pengakses memperbanyak interaksi dengan keluarga di terbesar masih berada di kota besar kareana hari Sabtu Minggu. Penelitian ini untuk menguji jaringan yang memadai. Hasil survey APJII apakah interaksi keluarga bertambah dengan menunjukkan penetrasi internet di Indonesia adanya aturan ini seiring dengan kemudahan tahun 2013 mencapai 71,19 juta, meningkat 13% akses internet di perkotaan. dibanding 2012 yang mencapai 63 juta pengguna. Penelitian ini juga akan menguji aspek Jumlah pengguna internet meningkat drastis mengalahkan media lain. Internet menawarkan aspek dalam uses and gratification dan computer semua kemudahan. Tren pengguna internet terus mediated communication yang dihubungkan dengan manfaat akses media bagi anak muda, naik dari tahun ke tahun. terutama di tingkat SMA dan menjadi kontribusi Menurut survey di 18 kota besar di Indonesia, potret sebagian kecil anak muda di perkotaan. Kota Semarang memiliki persentase 32,49% untuk mengakses internet setiap hari dan menududuki peringkat ke 9 dari 18 kota yang disurvey (Tim Metode Marketeers, 2014). Tingkat persentase ini diatas Penelitian ini mengambil tempat di SMA 5 rata rata dari semua kota yang disurvey yakni Semarang. Lokasi sekolah dipilih karena berada 31,28%. Survey yang diadakan Markeeters ini di tengah kota dan mewakili profil remaja SMA juga menghitung persentase keterlibatan warga untuk penelitian. Populasi adalah siswa kelas usia 20 hingga 50 tahun dalam komunitas offline X SMA 5 yang berjumlah 360 siswa. Sampel di kota Semarang sebesar 35,68%, sedangkan yang diambil adalah 36 siswa, sesuai dengan keterlibatan dalam sosial media sebesar 50,14%. perhitungan rumus slovin, pengambilan sampel Keterlibatan dalam komunitas offline sebesar dengan systematic random sampling. Tipe 35,68% jauh lebih baik dibanding kota besar penelitian adalah deskriptif kuantitatif dimana lainnya yang dibawah persentase kota Semarang. data yang diambil untuk menggambarkan serta Pemakaian internet yang lebih tinggi berkaitan dengan berkurangnya hubungan dengan anggota keluarga, menurunnya hubungan sosial di luar keluarga dan meningkatnya depresi dan rasa kesepian. Internet dapat menyingkirkan hubungan sosial dengan bertatap muka langsung (Kraut dalam Zhao, 2006:845).
menggeneralisasi potret remaja perkotaan. Teknik analisis data dengan Pearson’s Correlation untuk mengetahui koefisien korelasi atau derajat kekuatan hubungan dan membuktikan hipotesis hubungan antar variable. Hasil penelitian
Media baru memiliki karakteristik khusus Rata rata siswa mengakses internet lebih yaitu kemampuan untuk menciptakan ilusi seperti pada komunikasi tatap muka yang tampak nyata. dari 3 jam sehari, 47,2% responden menyatakan Inilah yang disebut sebagai interaksi parasosial. hal ini. Sedangkan 22,2% responden menyatakan mengakses internet selama kurang lebih 2 133
JURNAL INTERAKSI, Vol 4 No 2, Juli 2015 : 132 - 138
jam setiap harinya. Intensitas lebih dari 3 jam sehari termasuk dalam kategori sering/tinggi. Perkembangan teknologi dan kemudahan akese wifi di sekolah, serta mayoritas siswa sekolah memiliki handphone yang fiturnya lengkap menyebabkan akses internet bisa dilakukan kapanpun bahkan sesekali saat pelajaran berlangsung.
2 hingga 3 kali seminggu. Bagi mereka yang berlangganan Koran di rumah pun sudah jarang membaca Koran. Namun untuk mendengarkan radio, sebanyak 22,2% siswa mendengarkan setiap hari, 33,3% mendengarkan 4 hingga 8 kali dalam seminggu. Siswa biasa mendengarkan radio di malam hari, saat mengerjakan tugas. Adanya internet menjadikan siswa banyak mencari informasi seputar aktivitas mereka sehari hari. Penggunaan utama internet bagi siswa adalah mencari tugas, 66,7% responden menyatakan hal ini. Fungsi hiburan seperti download music dilakukan pula oleh siswa saat mengakses internet. Sebanyak 63,9% siswa melakukan download music saat mengakses internet diluar fungsi utama untuk mencari tugas sekolah. Fungsi internet lainnya yang dominan dilakukan siswa adalah bermain game, 58,3% siswa menggunakannya untuk bermain game saat di dunia maya.
Tingginya akses internet di kalangan siswa ternyata tidak mengurangi intensitas berinteraksi dengan teman sekolah. Sebanyak 50% responden menyatakan masih berinteraksi dengan teman sekolah lebih dari 3 jam, hal ini dikaitkan dengan aktivitas yang dilakukan bersama. Bagi siswa, interaksi berlangsung setiap hari karena saat ini sudah mulai diterapkan sekolah 5 hari. Sebanyak 16,7% siswa menyatakan mereka berinteraksi dengan teman sekolah selama 1 jam untuk aktivitas yang melibatkan berbicara, seperti membicarakan tugas, membicarakan hal di luar Siswa juga masih bergantung dari orangtua untuk uang sakunya, sehingag fungsi jual beli pelajaran saat istirahat sekolah. Siswa juga masih bergantung dari orangtua hanya 25%internet siswa dan 16,7% siswa mereka menggunakan internet untukmenyatakan uang sakunya, sehingag fungsi jual beli Dari dilakukan tingginyaoleh akses tersebut,
sebanyak 44,4% siswa berinteraksi dengan hanya dilakukan oleh 25% siswa dan 16,7% untuk berbelanja. keluarga lebih dari 3 jam setiap harinya. Namun siswa menyatakan mereka menggunakan internet 13,9% siswa menjawab mereka berinteraksi untuk berbelanja. Dari keseluruhan fungsi internetOrang tersebut, tingginya interaksi dengan orang tua dan teman dengan keluarga 2 jam setiap harinya. Dari keseluruhan fungsi internet tersebut, tua sekitar, siswa yang bersekolah perkotaan rata rata internet 33,3% siswa dimenyatakan bahwa membantu tingginyasangat interaksi denganmereka orang mengambil tua dan bekerja, sehingga waktu interaksi dengan keluarga teman sekitar, 33,3% siswa menyatakan bahwa sebagian besar dilakukan seusai bekerja. kadang kadang keputusan, 33,3% juga menyatakan Hal ini menunjukkan bahwa internetmembantu. sangat membantu mereka mengambil keputusan, juga mengambil menyatakankeputusan, kadang Temuan menarik siswa, saat tingginya keberagaman artikel pada di internet ini kadang memang33,3% membantu
intensitas mengakses internet menjadikan mereka kadang membantu. Hal ini menunjukkan bahwa tidak lagi mengakses media lain di luar internet. keberagaman artikel di internet saat ini kadang kadang juga membingungkan. Sebanyak 32,4% siswa tidak pernah membaca memang membantu mengambil keputusan, kadang juga membingungkan. Koran, sebanyak 30,6% membaca Tabel korelasi intensitasKoran akses internet, interaksi dengan keluarga, seminggu sekali, dan 25% membaca Koran dan interaksi dengan teman
Tabel korelasi intensitas akses internet, interaksi dengan keluarga, dan interaksi dengan teman Correlations INTENSITASAK INTERAKSIKEL INTERAKSITMN SEINET UARGA SEKOLAH INTENSITASAKSEINET
Pearson Correlation
1
Sig. (2-tailed) N INTERAKSIKELUARGA
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
INTERAKSITMNSEKOLAH
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
.447
**
.006 36
36
**
1
.447
.006 36 .541
**
.541
**
.001 36 .829
**
.000 36
36
**
1
.829
.001
.000
36
36
36
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
134
Hasil pearson correlation memperlihatkan bahwa ada hubungan yang positif, kuat, dan
signifikan antara intensitas akses internet, interaksi dengan keluarga, dan intensitas berinteraksi
Fitri Norhabiba, Akses Media Baru Oleh Remaja SMA Kota Semarang dan Hubungannya Dengan Interaksi Dengan Lingkungan Sekitar
Hasil pearson correlation memperlihatkan bahwa ada hubungan yang positif, kuat, dan signifikan antara intensitas akses internet, interaksi dengan keluarga, dan intensitas berinteraksi dengan teman, r(36)=0,447 dan 0,541, p<0,01. Jadi dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi akses internet, semakin tinggi pula intensitas berinteraksi dengan teman sekitar dan orang tua. Kehadiran teknologi ternyata membuat siswa melakukan banyak hal dalam waktu yang serempak. Kegiatan mengakses internet bersamaan dengan interaksi dengan teman maupun dengan keluarga. Pembahasan
selalu terhubung dengan internet, apalagi di sekola juga didukung adanya wifi. Pada aspek text based nature tercermin dalam penggunaan fitur chat dari social media yang mereka miliki. Hasil dari studi uses and gratification yang sudah pernah dilakukan sebelumnya terhadap alasan seseorang menggunakan media terbagi menjadi dua hal yakni (Stafford dan Stafford, 2004:259). • Content gratifications: seseorang menggunakan media dikarenakan konten atau isi media tersebut. Tipe gratifikasi ini berpusat pada pesan media. Misalnya informasi berita, hiburan, dan lainnya.
Karakteristik anak muda adalah masih • Process gratifications: seseorang mengmencari identitas, haus informasi, emosional, dan gunakan media untuk pengalaman yang memengaruhi orang orang di sekitarnya bahkan didapat dari proses penggunaan media. Tipe cenderung ekstrim. Pemuda merupakan pemilik gratifikasi ini berpusat pada penggunaan dan pengakses social media terbesar, memiliki sebenarnya dari media itu sendiri. Misal efek yang sangat besar, dan merespon cepat bermain dengan teknologi, browsing (Yunarto dalam Tasrief, 2013). Kecenderungan siswa sekarang tidak Menurut McKenna dan Bargh (2000) di dalam banyak membaca Koran, mereka lebih suka Guadagno dan Cialdini (2005), media komunikasi mengakses situs berita dan membacanya sekilas. berbasis internet ini mempunyai tiga faktor yang Berita online memiliki beberapa karakter yang membedakannya dengan media komunikasi lain, berbeda yaitu multimediality (integrasi dari teks yaitu (1) Menggunakan text based nature saat dengan gambar dan suara), archivality (pengguna berinteraksi, menjadikan kehadiran fisik menjadi tidak terlalu terikat pada informasi saat ini, kurang penting serta membuat individu yang mereka dapat mencari informasi yang sudah berkomunikasi tidak perlu mempertimbangkan lewat), hypertextuality (derajat interkonektivitas aspek psyhical appearance saat interaksi dari suatu bagian individual sebuah pesan di berlangsung; (2) Faktor jarak juga tidak lagi dalam rantai hubungan dari keseluruhan isi yang menjadi penghalang untuk berinteraksi sehingga terintegrasi), dan interactivity (pengiriman dan media ini mampu mengumpulkan orang-orang penerimaan informasi berada pada prinsip fungsi dengan minat yang sama walaupun berasal dari yang sejajar) (Oblak, 2005:87). Dengan adanya lokasi yang berjauhan; (3) Individu mempunyai internet, mengurangi biaya reproduksi dan kontrol atas waktu dan tempat saat interaksi akan distribusi konten tanpa biaya tambahan dalam dilakukan sehingga batasan melakukan pekerjaan berbagai skala. di rumah atau di kantor menjadi samar. Dengan Internet telah membawa banyak perubahan kata lain, dapat dikatakan bahwa smartphones bagi masyarakat. Sebagai new media, internet telah membuat setiap orang, kapan saja dapat tidak hanya memiliki fungsi sebagai alat berinteraksi dimana saja dan dengan siapa saja. produksi dan distribusi pesan sebagaimana media Hal ini diperkuat dengan asumsi bahwa untuk tradisional lainnya, namun juga sebagai media mencapai 50 juta pengguna, radio memerlukan penyimpanan pesan (McQuail, 2010:135). Tren waktu 38 tahun, 13 tahun untuk televisi, 5 tahun pembaca media di internet semakin naik, apalagi untuk internet (Temporal&Lee, 2002:7). untuk kalangan muda. Pada siswa SMA 5 kelas X intensitas Tingginya akses internet ternyata tidak penggunaan internet rata rata dalam kategori berdampak pada hubungan intensitas dengan tinggi, yakni lebih dari 3 jam setiap hari. Siswa keluarga maupun teman. Dalam interaksi memiliki smartphone yang memudahkan mereka 135
JURNAL INTERAKSI, Vol 4 No 2, Juli 2015 : 132 - 138
sosial dan bentuk-bentuk ekspresi, perspektif pesimistik memandang bahwa teknologi CMC sangat berlawanan dengan sifat manusia dan sempitnya teknologi tersebut untuk membentuk sebuah hubungan yang bermakna (Rice dalam Lievrouw&Livingstone, 2002:117). Hubungan individu dengan lingkungan sekitarnya yang paling nyata adalah hubungan di dunia nyata. Dimana kita benar-benar bisa berinteraksi secara langsung. Kajian oleh Katz, Blumer, dan Gurevitch ini menyatakan bahwa media tidak melakukan apapun untuk mengubah sikap orang, namun khalayak dipandang aktif. Teori ini mencoba untuk menjelaskan bahwa orang mengonsumsi pesan media untuk beragam alasan, dan efeknya tidak sama pada setiap orang. Dengan memahami kebutuhan khusus konsumen media, alasan konsumsi media menjadi jelas. Efek media yang khusus, atau ketiadaan efek, juga bisa dijelaskan. Orang menggunakan media untuk beragam tujuan, orang memutuskan media yang akan dikonsumsi dan efek apa dari media yang ingin mereka punyai/dapatkan. Khalayak juga yang menentukan pengaruh seperti apa yang ingin didapatkan. Teori ini menekankan pilihan orang terhadap konsumsi media untuk mengisi kebutuhan yang berbeda pada waktu yang berbeda (Griffin, 2012: 357-364). Sedangkan motif akan mengarahkan perilaku individu dalam mengkonsumsi media. Katz, dkk (Severin, 2001:357) membuat daftar kebutuhan tentang fungsi sosial dan psikologis media massa, kemudian menggolongkan ke dalam 5 kategori: (a) kebutuhan kognitif; memperoleh informasi, pengetahuan, dan pemahaman; (b) kebutuhan afektif terdiri dari emosional, pengalaman menyenangkan, dan estetis; (c) kebutuhan integratif personal yakni untuk memperkuat kredibilitas, rasa percaya diri, stabilitas, dan status; (d) kebutuhan integratif sosial yakni mempererat hubungan dengan keluarga, teman, dsb; (e) kebutuhan pelepasan ketegangan, pelarian, dan pengalihan. Media bersaing dengan sumber kepuasan lain. Pendekatan uses and gratification secara langsung mengakui kompetisi dengan media serta kegiatan lain yang bisa dilakukan saat individu memutuskan untuk mengonsumsi media. Media tidak hanya berkompetisi dengan media lain di 136
waktu yang sama, namun juga dengan aktivitas lain yang tidak membutuhkan media (Griffin, 2012: 357). Komunikasi antar individu di era internet ini mampu menukarkan pesan, suara, gambar, video melalui website interaktif, email, dan forum. Seperti yang dinyatakan oleh Mark Poster bahwa internet adalah media yang menyediakan alternative untuk model serempak, yang di dalamnya termasuk produser, distributor, dan konsumennya.Budaya digital merupakan formasi sosial yang memproduksi secara eksklusif melalui ikatan antara informasi dan teknologi komunikasi (Bury dalam Littlejohn&Foss, 2009:309). Istilah lain dari hal ini adalah budaya cyber, komunitas virtual, komunitas online, atau komunitas internet. Salah satu pengembangan dari uses and gratification adalah adanya perkembangan internet dan interaksi yang berlangsung di dalamnya. Tiga karakteristik dari communication mediated mass communication yakni (Ruggiero, 2000:15) interaktivitas, demasifikasi, dan asinkronitas. Interaktivitas dalam komunikasi massa adalah tingkat dimana partisipan dalam proses komunikasi memiliki control, dan dapat mengubah peran dalam percakapan bersama. Interaktivititas secara signifikan menguatkan konsep dasar dari penguna aktif dalam uses and gratifications. Demasifikasi adalah kemampuan dari pengguna media untuk memilih dari menu yang luas. Tidak seperti media tradisional, media baru seperti internet menyediakan karakteristik selektivitas yang memungkinkan seseorang menyesuaikan pesan pada kebutuhannya. Pada social media yang dimiliki siswa, mereka banyak menggunakan karena teman teman yang lain juga menggunakan. Disamping itu pengguna juga tetap dapat beraktivitas sehingga kehadiran internet ini menyebabkan individu menjadi multitasking. Asinkronity berarti pesan mungkin dapat diterima serempak dalam waktu tersebut. Pengirim dan penerima pesan elektronik dapat membca pesan pada waktu yang berbeda dan tetap dapat saling berinteraksi dalam waktu yang baik. Kemampuan individu untuk mengirim, menerima, menyimpan pesan dan dapat ditunda untuk dilihat kapanpun. Internet memungkinkan untuk menyimpan, menduplikasi, menyetak, atau
Fitri Norhabiba, Akses Media Baru Oleh Remaja SMA Kota Semarang dan Hubungannya Dengan Interaksi Dengan Lingkungan Sekitar
menyebarkan lagi melalui email. Ketika pesan Penelitian ini diharapkan menambah sudah bisa ditranfer dalam bentuk digital, control jumlah penelitian new media dikaitkan dengan pesan ada dalam individu itu sendiri. media habbit remaja perkotaan. Selama ini Bagi siswa, Media sosial memiliki fungsi penelitian new media lebih banyak dilakukan untuk berbagi, mendiskusikan suatu topic, oleh perusahaan konsumsi karena berkaitan dengan keputusan pembelian. Remaja perkotaan berjejaring, dan mempublikasikan pesan. yang masih bersekolah menarik karena memiliki karakter kekinian namun memiliki uang Penutup saku yang terbatas. Kemudahan teknologi ini menjadikan mereka tetap mengimbangi dengan Meskipun siswa kelas X memiliki intensitas kehidupan sosial, sehingga penelitian berikutnya akses internet yang tinggi, yakni rata rata 3 jam diharapakan menguji motivasi belajar siswa per hari, tidak menjadikan mereka pribadi yang dengan adanya internet dikombinasikan dengan asocial. Siswa tetap berinteraksi dengan keluarga dinas pendidikan sebagai stakeholder pengambil dan juga dengan teman dengan intensitas yang kebijakan. sama yakni 3jam per hari. Tingginya intensitas mengakses internet menjadikan mereka tidak lagi mengakses media lain di luar internet. Daftar Pustaka Rata rata siswa sudah tidak membaca Koran secara fisik, sedangkan radio masih didengarkan Buku oleh siswa sebagai teman belajar. Bagi siswa, danya internet menjadikan siswa banyak mencari Bury, Rhiannon. (2009). Digital Divide dalam informasi seputar aktivitas mereka sehari hari, Stephen W Lilttlejohn&Karen A. Foss (eds). untuk download music, dan main game disamping Encyclopedia of Communication Theory. funsgi utamanya untuk mencari tugas. Internet (309-310). London: Sage juga membantu siswa mengambil keputusan di Griffin, Em. (2012). A First Look at saat siswa memiliki masalah. Remaja perkotaan Communication. New York: Mc Graw Hill cenderung mengakses internet tidak berlebihan. McQuail, Denis. 2010. Mcquail's Mass Hasil pearson correlation memperlihatkan Communication Theory. 5th ed. Sage bahwa ada hubungan yang positif, kuat, dan Publications: London signifikan antara intensitas akses internet, interaksi dengan keluarga, dan intensitas berinteraksi Ronald E Rice. (2002). Primary Issues in Internet Use: Acces, Civic, and Community dengan teman, r(36)=0,447 dan 0,541, p<0,01. Involvement, and Social Interaction and Jadi dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi Expression dalam Leah A Lievrouw & Sonia akses internet, semakin tinggi pula intensitas Livingstone (eds). Handbook of New Media. berinteraksi dengan teman sekitar dan orang tua. (105-130). London: Sage Publications. Tingginya akses internet ternyata tidak berdampak pada hubungan intensitas dengan Sally J McMillan. (2002). Exploring Model of Interactivity from Multiple Research keluarga maupun teman. Dalam interaksi Traditions: Users, Documents, and Systems sosial dan bentuk-bentuk ekspresi, perspektif dalam Leah A Lievrouw & Sonia Livingstone pesimistik memandang bahwa teknologi CMC (eds). Handbook of New Media. (163-182). sangat berlawanan dengan sifat manusia dan London: Sage Publications. sempitnya teknologi tersebut untuk membentuk sebuah hubungan yang bermakna (Rice dalam Severin, Werner J., Tankard, James W. Jr. Lievrouw&Livingstone, 2002:117). Hubungan 2001. Teori komunikasi : Sejarah, Metode individu dengan lingkungan sekitarnya yang & Terapan di dalam Media Massa, (5th paling nyata adalah hubungan di dunia nyata. ed.).Prenada: Jakarta Dimana kita benar-benar bisa berinteraksi secara langsung. 137
JURNAL INTERAKSI, Vol 4 No 2, Juli 2015 : 132 - 138
Temporal, Paul, K.C. Lee. 2001. Hi-Tech Hi Touch Branding. Jakarta: Salemba Empat Jurnal Oblak, Tanja Oblak. (2005). The Lack of Interactivity and Hypertextuality in Online Media. Gazette, vol 67 no 1, halaman 87-106 Stafford, T. F., Stafford, M. R. and Schkade, L. L. (2004). Determining Uses and Gratifications for the Internet. Decision Sciences, vol 35 2000, halaman 259–288. Thomas E Ruggiero. (2000). Uses and Gratifications Theory in the 21st Century. Mass Communciation and Society, vol 3 no 1 2000, halaman 3-37 Tim Majalah Markeeters. (2014). Kota Paling Wow Untuk Pemasar di Indonesia. Marketeers, Agustus 2014, halaman 47—57 Shanzang Yao. (2006). Do Internet Users Have More Social Ties?. Journal of Computer Mediated Communication, vol 11, halaman 844-862. Internet Profil Terkini Internet Industri. www.apjii. or.id/v2/read/article/info-terkini/213/pressrelease-profil-terkini-internet-industri-ind. html akses 22 Agustus 2015 pukul 16.00 WIB Tarmizi, Tasrief (Ed). 2013, “Pengamat nilai pemuda pengaruhi kemenangan pemilu 2014”, Antaranews.com, http://www.antaranews. com/berita/353456/pengamat-nilai-pemudapengaruhi-kemenangan-pemilu-2014 akses 22 Agustus 2015 pukul 16.32 WIB
138