STRUKTUR KEPRIBADIAN DAN KONFLIK BATIN YANG DIALAMI TOKOH SEITA DALAM ANIME HOTARU NO HAKA (KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA)
SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memenuhi Ujian Sarjana Program Strata I Humaniora dalam Ilmu Sastra Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro
Oleh: Rizza Febry Pramadhani NIM 13050112140088
PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2017
i
STRUKTUR KEPRIBADIAN DAN KONFLIK BATIN YANG DIALAMI TOKOH SEITA DALAM ANIME HOTARU NO HAKA (KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA)
「 蛍の墓 」というアニメにいる清太 の人格構造と内葛藤
SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memenuhi Ujian Sarjana Program Strata I Humaniora dalam Ilmu Sastra Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro
Oleh: Rizza Febry Pramadhani NIM 13050112140088
PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2017
ii
HALAMAN PERNYATAAN
Dengan sebenarnya peneliti menyatakan bahwa skripsi ini disusun tanpa mengambil bahan hasil penelitian baik oleh suatu gelar sarjana maupun diploma yang sudah ada di suatu universitas maupun hasil penelitian lain. sejauh yang peneliti ketahui, skripsi ini juga tidak mengambil bahan publikasi atau tulisan orang lain kecuali yang sudah dirujukan. Peneliti bersedia menerima sanksi jika terbukti melakukan penjiplakan.
Semarang, 09 Juni 2017
Penulis
iii
iv
v
MOTTO
Barang siapa belum merasakan pahitnya belajar walau sebentar, maka ia akan merasakan hinanya kebodohan sepanjang hidupnya. -Imam Syafi’i-
Di dalam mengarungi kehidupan banyak ombak dan mungkin badai yang akan dihadapi, tapi itulah seni kehidupan. Teruslah kembangkan layar dan nikmati perjalanan kita hingga sampai ke tujuan. Bekerja dengan sungguh-sungguh. Berdoa dengan sungguh-sungguh. -Ahmad Rifai Rifan-
Skripsi ini kupersembahkan untuk Sosok luar biasa dalam hidupku, ibu dan ayah. Adik tersayang, Rizza Aulia Rahman Dan semua yang telah mendukung serta menemaniku.
vi
PRAKATA
Alhamdulillahirabbil’alamin. Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas limpahan nikmat dan karunia. Berkat rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Tujuan penulisan skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat kelulusan dan memperoleh gelar Sarjana dalam Program Sastra Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro Semarang. Atas kehendak Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini yang berupa skripsi. Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena itu penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam kepada: 1. Bapak Dr. Redyanto Noor, M.Hum., selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro Semarang. 2. Ibu Elizabeth Ika Hesti A.N.R, S.S, M.Hum, selaku Ketua Jurusan Sastra Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro Semarang. 3. Ibu Yuliani Rahmah S.Pd, M.Hum selaku Dosen pembimbing. Terimakasih atas waktu, saran, arahan, dan bimbingannya selama ini. Seluruh semangat dan kedisiplinan Sensei akan selalu saya ingat. 4. Ibu Lina Rosliana S.S, M.Hum selaku Dosen Wali Akademik Sastra Jepang. Terimakasih atas segala saran, bimbingan, pelajaran, dan motivasi Sensei selama ini. Pengorbanan Sensei selalu saya ingat.
vii
5. Seluruh dosen Sastra Jepang dan Bahasa Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro Semarang yang telah memberikan ilmu, jasa dan pengalaman yang tak ternilai. 6. Kepada Ibu, Ayah, Aul, juga seluruh keluarga besar di Semarang dan Bukittinggi yang tak henti-hentinya memberikan dukungan, doa, pengalaman, semangat dan segalanya hingga saat ini. 7. Sahabat dari semester satu hingga saat ini Putri Claresta, Ririn Pratiwi, Nila Tunjungsari, Sutia Windary dan Novy Sheila yang tergabung dalam Wer-ewer, terima kasih atas segala canda, tawa, waktu, semangat dan kenangan yang telah terukir hingga kini. 8. Sahabat Halaqoh Muntijah ( Mbak Nisa, Mbak Ella, Mbak Mudah, Asrikha, Dini, Diana, Firas, Jelita, Atun, Rafngi ) terimakasih atas segala dukungan, pengalaman, cerita, canda, waktu, dan selalu menjadi pengingat dan penyemangatku untuk selalu berubah menjadi lebih baik lagi. 9. Rosi Nungki Sayekti dan Putri Claresta Mukti, terima kasih karena selalu ada, mendukung, dan memberi saran apapun yang akan aku lakukan hingga saat ini. 10. Sahabatku Fatha Sandika dan Nanda Yul yang hingga kini masih setia mendengar keluh kesahku, penghiburku, selalu mendengarkanku dan tak hentinya selalu membantu. Terimakasih untuk segalanya yang telah kalian korbankan, semoga persahabatan ini akan selalu berlanjut bahkan hingga kita sudah mempunyai kehidupan masing-masing.
viii
11. Pasukan penyemangat cilik (Rossa, Mira, Ratna, Lisa, Aril, Fauzi, Tarisa) terimakasih atas canda tawa dan momen kesederhanaan namun penuh kebahagiaan. 12. Teman-teman KKN Desa Mijen Kudus (Rizka, Ria, Widhi, Ica, Rozak, Dhika, Rio, Bentar, Arif) terimakasih sudah memotivasi dan menjadi tempat berbagi susah dan senang. 13. Teman-teman seperjuangan bimbingan Yuli sensei. Terimakasih telah memberikan semangat hingga pembuatan skripsi ini selesai 14. Teman-teman Sastra Jepang Universitas Diponegoro angkatan 2012 yang tidak dapat disebutkan satu-persatu. Terimakasih sudah banyak membantu dan berbagi canda tawa selama 4 tahun ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat suatu kekurangan, oleh karena itu, peneliti mengharapkan saran dan kritik dari pembaca demi perbaikan pada waktu yang akan mendatang.
Semarang, 10 Juni 2017 Penulis
Rizza Febry Pramadhani
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... ii HALAMAN PERNYATAAN........................................................................ iii HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... iv HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ v MOTTO .......................................................................................................... vi PRAKATA ...................................................................................................... vii DAFTAR ISI ................................................................................................... x ABSTRAK ...................................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN 1.1.
Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ....................................................................... 3 1.3. Tujuan Penelitian ........................................................................ 3 1.4. Ruang Lingkup Penelitian .......................................................... 3 1.5. Metode Penelitian ....................................................................... 4 1.6. Manfaat Penelitian ...................................................................... 4 1.7. Sistematika Penulisan Laporan ................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI 2.1
Tinjauan Pustaka ........................................................................ 6
2.2
Kerangka Teori ........................................................................... 9 2.2.1 Teori Karakterisasi ........................................................... 9 x
1. Metode Langsung ( Telling ) ............................................. 9 2. Metode Tidak Langsung ( Showing) ................................. 10 2.2.2 Psikologi Sastra ................................................................ 13 1. Faktor yang mempengaruhi jiwa....................................... 14 2. Struktur Kepribadian ......................................................... 18
BAB III ISI DAN HASIL ANALISIS 3.1
Sinopsis Anime Hotaru no Haka ................................................ 22
3.2
Karakteristik Tokoh Seita .......................................................... 23
3.3
Bentuk Konflik Batin dan Penyebabnya .................................... 39
BAB IV SIMPULAN 4.1
Simpulan ................................................................................... 60
4.2
Saran.......................................................................................... 62
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 64 要旨 .................................................................................................................. 65
xi
ABSTRACT Pramadhani, Rizza Febry. 2017. “Struktur Kepribadian dan Konflik Batin yang Dialami oleh Tokoh Seita dalam Anime Hotaru no Haka”. Thesis, Department of Japanese Studies Faculty of Humanities, Diponegoro University. First Advisor Yuliani Rahmah, S.pd, M.Hum. This research discusses about Seita’s personality conflict in Hotaru no Haka anime. Seita is a Japanese boy that has been one of the victim in 1945 World War. After that, Seita and his sister Setsuko have lost their home and even their parent. This condition forces Seita and his sister to live their life by themselves, and causes various mental pressure to Seita. From this anime, we can see how Seita as a little boy that must carry so much problem that usually happen to adult people and maybe even they can’t bear it. The purpose of this research are to answer the problem about personality conflict of Seita based on Hotaru no Haka anime by Ghibli Studio. The methods which used in this research are fiction characterication method and Sigmund Freud’s personality method. The result shows that although at first Seita’s ego always abandon his superego, but that’s not for a long time. Because if Seita’s ego is abandoning his superego, and his id is fulfilled, there would be fear in Seita. In example, at the second conflict, Seita’s id wants him to give his sister a nutritious food, but because their condition and Seita wasn’t able to work, his ego follows his id. Seita decided to steal the food in someone’s farm because his ego. His id is fulfilled, but somebody knows about Seita’s theft, so Seita’s superego appears. His superego wants Seita’s ego to fulfill his id but in the right way. So, his ego decided Seita won’t steal again to fulfill his sister’s needs.
Keywords : Hotaru no Haka, anime, Sigmund Freud, coflict, personality.
xii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain sehingga manusia merupakan makhluk sosial. Namun, ada waktunya dimana ketika hidup bermasyarakat tersebut terjadi suatu permasalahan yang terjadi akibat faktor antar individu maupun dari faktor lingkungan yang ditempatinya. Akibat dari masalah tersebut timbul konflik yang dapat berupa konflik eksternal dan konflik internal. Konflik internal tersebut tidak hanya terjadi dalam kehidupan nyata namun juga bisa terjadi dalam sebuah karya sastra. Karya sastra yang sering menyajikan tentang konflik biasanya jenis rekaan yang berupa novel maupun cerpen ataupun karya sastra visual seperti film. Karya sastra visual berasal dari berbagai sumber teks sastra seperti puisi yang dapat di musikalisasi menjadi sebuah lagu atau novel dan cerpen yang dapat diubah menjadi sebuah film atau animasi. Di Jepang banyak karya sastra yang diubah menjadi anime terutama manga dan novel. Sedangkan salah satu contoh animasi yang diadaptasi dari sebuah novel Jepang adalah anime berjudul Hotaru no Haka. Anime tersebut berasal dari novel semi-autobiografi dengan judul sama yang ditulis oleh Akiyuki Nosaka. Pada tahun 1988 novel tersebut diubah menjadi anime yang ditulis dan disutradarai oleh Isao Takahata dengan durasi 01.28.32 yang diproduksi oleh studio Ghibli. Studio Ghibli merupakan sebuah studio film animasi yang berada di Tokyo. Film-film animenya mengandung unsur provokatif, imajinatif, emosional dan telah mendapatkan pujian dari seluruh
1
2
dunia. Studio Ghibli didirikan pada tahun 1985 dan dipimpin oleh sutradara ternama Hayao Miyazaki bersama rekannya Isao Takahata. Hotaru no Haka, anime yang menceritakan tokoh bernama Seita seorang anak kecil bersama adiknya bernama Setsuko yang hidup di daerah Kobe, dengan umur mereka yang masih anak-anak, mereka harus mengalami berbagai penderitaan dan ancaman. Awalnya mereka hidup dalam keluarga yang berkecukupan. Namun, sejak negara mereka mengalami masa Perang Dunia II, ayah mereka yang seorang pimpinan sebuah Angkatan Laut, harus ikut dalam peperangan tersebut, sehingga mereka tinggal bertiga bersama ibunya. Di saat yang sama, rumah mereka terkena serangan udara, sehingga mengharuskan mereka untuk mengungsi dari rumah mereka. Namun ibu mereka terkena serangan tersebut dan tewas terbakar. Setelah kejadian tersebut mereka diasuh oleh bibinya, namun semakin lama sifat bibinya berubah dan membenci mereka berdua. Akhirnya mereka berdua berkeinginan untuk keluar dari rumah itu dan mencari kehidupan mereka sendiri. Mereka akhirnya menemukan tempat tinggal yang berbentuk menyerupai gua di tepi bukit dan sejak saat itu Seita berperan menjadi ibu bagi Setsuko. Setelah beberapa hari berlalu, Seita mengetahui bahwa Perang Dunia II telah usai, dan dia mendapatkan berita bahwa seluruh awak kapal Angkatan Laut hancur tak tersisa, termasuk ayahnya. Mendengar hal tersebut muncul berbagai rasa takut dan tertekan pada diri tokoh Seita sebagai seorang anak kecil yang sejak saat itu harus hidup berdua dengan Setsuko. Hal itu semakin rumit ketika Setsuko mulai sakit-sakitan akibat mengalami gizi buruk. Dari cerita tersebut dapat dilihat bagaimana Seita yang hanya seorang anak kecil harus
3
mengalami berbagai permasalahan yang seharusnya dihadapi oleh orang dewasa yang merekapun belum tentu semua bisa menghadapinya. Dari penjelasan sinopsis di atas, maka penulis ingin mengetahui konflik batin yang dialami oleh tokoh Seita dalam menghadapi permasalahan hidupnya.
1.2 Rumusan Masalah Berdasar latar belakang yang telah diuraikan,masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah. 1.
Bagaimana karakteristik tokoh utama dalam anime Hotaru no Haka?
2.
Bagaimana struktur kepribadian pada konflik batin yang dialami tokoh utama?
1.3 Tujuan Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dirumuskan, maka penelitian ini bertujuan. a.
Mendeskripsikan karakteristik Seita dalam anime Hotaru no Haka.
b.
Mengetahui bentuk konflik batin yang dihadapi tokoh Seita.
1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu. 1.
Manfaat Teoritis
Yang dapat diketahui dari hasil penelitian ini adalah menambah pemahaman penonton mengenai tokoh Seita dalam anime Hotaru no Haka dan mengenai
4
penerapan pendekatan psikoanalisis untuk mengetahui penyebab serta bentuk konflik batin dalam kehidupan yang dialami oleh Seita. 2.
Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi tambahan bagi penonton dan pembelajar ilmu sastra, khususnya bagi mereka yang ingin mempelajari kajian psikoanalisis terhadap karya sastra.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan dan referensi diperoleh dari sumber tertulis yang terkait. Untuk objek material penelitian ini adalah anime Hotaru no Haka yang dirilis pada tahun 1998 oleh studio Ghibli, untuk objek formal berupa konflik batin dalam kehidupan sosial tokoh utamanya.
1.6 Metode Penelitian. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ada dua yaitu: a.
Menganalisis karakteristik tokoh menggunakan metode tidak langsung (showing) dalam telaah fiksi.
b.
Metode sosiologi sastra dengan pendekatan psikologi sastra dengan cara
memahami unsur-unsur kejiwaan tokoh Seita dalam anime Hotaru no Haka.
5
1.7 Sistematika Penulisan Skripsi ini terdiri dari empat bab dan disusun dengan sistematika sebagai berikut. Bab I adalah pendahuluan yang berisi latar belakang dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, landasan teori, metode dan langkah kerja penelitian dan sistematika penulisan. Bab II adalah tinjauan pustaka dan kerangka teori yang berisi tentang penelitian terdahulu dan penjelasan tentang teori psikoanalisis. Bab III adalah penyajian hasil analisis terhadap film Hotaru no Haka berisi tentang karakter tokoh Seita, dan bentuk konflik batin yang dialami oleh Seita. Bab IV penutup. Bab ini berisi mengenai simpulan dari hasil analisis data.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI
Dalam bab ini berisi tinjauan pustaka yang memuat penjelasan tentang penelitian sebelumnya serta memaparkan tentang landasan teori yang akan digunakan. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan penelitian terdahulu sebagai referensi yaitu penelitian Ika Riani Widyastuti, Hanif Febrian Adityo dan Rini Purwaningsih. Ketiga penelitian tersebut, memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian penulis.
2.1
Tinjauan Pustaka
Dalam menganalisis karya sastra, teori psikoanalisis dari Sigmund Freud sudah digunakan oleh para peneliti seperti dalam penelitian mahasiswa Sastra Jepang Undip bernama Ika Riani Widyastuti dengan judul “Pergolakan Batin dan Pertahanan Ego:Telaah Psikoanalisis atas Tokoh Genin dalam Cerpen Rashomon karya Akutagawa Ryunosuke”. Dalam penelitiannya Ika Riani Widyastuti mengikutsertakan metode sosiologi sastra karena objek yang diteliti berhubungan dengan masalah sosial sehingga menyebabkan timbulnya konfik batin yang dialami oleh tokoh Genin. Selanjutnya teori psikoanalisis Sigmund Freud juga digunakan oleh Hanif Febrian Adityo mahasiswa Sastra Jepang Undip. Skripsi yang ditulis berjudul “Kepribadian Tokoh Aku dalam Cerpen Hitofusa no Budou Karya Arishima
6
7
Takeo”. Dalam skripsinya, Hanif Febrian Adityo menganalisis kepribadian tokoh tidak hanya menggunakan teknik analitik dan teknik dramatik saja, melainkan juga menggunakan teori psikoanalisis tersebut untuk menganalisis kepribadian tokoh. Dalam penelitiannya Hanif tidak menganalisis tentang konflik batin namun tetap menggunakan teori psikoanalisis untuk memaparkan kepribadian tokoh dengan cara menganalisis dahulu struktur id, ego, dan superego yang dapat membuat kepribadian tokoh berubah-ubah tergantung pada struktur kepribadian apa yang mendominasi pada saat suatu peristiwa terjadi. Untuk objek penelitiannya sendiri, sudah ada yang pernah meneliti yaitu oleh Rini Purwaningsih mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia. Penelitian yang ditulis berjudul “Analisis Karakter dan Konflik Tokoh Utama dalam Anime Hotaru no Haka”. Dalam penelitiannya Rini Purwaningsih menjelaskan tentang konflik utama yang terjadi antara Seita dengan bibinya dan menjelaskan tentang karakter tokoh Seita menggunakan metode karakterisasi dalam telaah fiksi. Berkaitan dengan tiga penelitian yang telah dijelaskan di atas, terdapat perbedaan dan persamaan dengan apa yang akan diteliti oleh penulis saat ini. Pada skripsi milik Ika Riani Widyastuti, terdapat persamaan dalam analisis pergolakan batin tokoh yaitu dengan menggunakan metode sosiologi sastra. Untuk perbedaannya terdapat pada objek penelitian, objek yang digunakan oleh Ika Riani Widyastuti adalah cerpen, sedangkan objek yang digunakan oleh penulis berupa anime. Kemudian dalam penelitiannya, Ika Riani Widyastuti tidak hanya menganalisis karakter tokoh aku, namun juga menganalisis unsur lain seperti tema, alur, dan setting dalam objek penelitianya menggunakan teori struktural.
8
Sedangkan penulis menganalisis karakter tokoh utama saja tanpa menganalisis unsur-unsur lainnya. Pada skripsi milik Hanif Febrian Adityo, terdapat persamaan dalam penggunaan teori dengan penulis yaitu menggunakan teori psikoanalisis dari Sigmund Freud dan menggunakan teknik analitik serta teknik dramatik. Namun, dalam
penggunaan
teori
psikoanalisis,
Hanif
Febrian
Adityo
hanya
mengaplikasikan teori tersebut untuk menganalisis kepribadian tokoh saja bukan untuk mengetahui konflik batin yang dialami oleh tokoh. Meskipun cara menganalisisnya sama yaitu dengan memilah id, ego, superego tetapi teori psikoanalisis digunakan untuk menetukan kepribadian tokoh yang berubah-ubah ketika terjadi suatu peristiwa. Sedangkan bagi penulis, teori psikoanalisis digunakan untuk memilah id, ego dan superego dilakukan untuk mengetahui konflik batin yang dialami oleh tokoh utama. Untuk objek penelitian yang digunakan juga berbeda dengan penulis yaitu menggunakan cerpen. Dalam penelitian milik Rini Purwaningsih, subjek yang digunakan untuk penelitian sama dengan objek penelitian yang digunakan oleh penulis yaitu berupa anime Hotaru no Haka. Dalam penelitiannya Rini Purwaningsih juga menggunakan metode karakterisasi dalam telaah fiksi untuk mengetahui karakter tokoh utama yang bernama Seita. Meskipun objek yang diteliti oleh penulis sama, namun terdapat perbedaannya, yaitu pada rumusan masalah yang diulas. Dalam penelitiannya, Rini Purwaningsih membahas konflik utama dalam anime tersebut. Konflik utama yang ada dalam penelitiannya membahas pertentangan antara tokoh utama bernama Seita dengan bibinya. Sedangkan masalah yang akan dikaji
9
oleh penulis saat ini adalah konflik batin tokoh utama saja tanpa melibatkan tokoh lain dalam anime tersebut.
2.2
Kerangka Teori
pada penelitian ini peneliti menggunakan dua teori yaitu teori metode karakterisasi dan teori psikoanalisis. Teori metode karakterisasi digunakan untuk menganalisis bagaimana karakter Seita dengan cara teknik analitik dan teknik dramatik. Sedangkan teori psikoanalisis digunakan
untuk menganalisis
bagaimana bentuk konflik batin yang dialami oleh Seita dengan cara menjabarkan unsur penunjangnya yang berupa id, ego, dan superego. Dalam penelitian ini peneliti juga memaparkan hubungan antara psikologi sastra dengan sosiologi karena unsur yang dianalisis mempunyai hubungan yang kuat antara diri tokoh dengan keadaan lingkungan sekitarnya.
2.2.1
Metode Karakterisasi dalam Telaah Fiksi.
Dalam menyajikan dan menentukan karakter para tokoh, pada umumnya pengarang menggunakan dua cara atau metode dalam karyanya yaitu. 2.2.1.1 Teknik Langsung (Telling). Teknik telling mengandalkan pemaparan watak tokoh pada eksposisi dan komentar langsung dari pengarang (Pickering dan Hoeper, 1981:27). Melalui teknik ini keikutsertaan atau turut campurnya pengarang dalam menyajikan perwatakan tokoh sangat terasa, sehingga para pembaca memahami
10
dan menghayati perwatakan tokoh berdasarkan paparan pengarang (Minderop, 2005:6). Teknik langsung mencakup:Karakterisasi:Melalui Penggunaan Nama Tokoh (Characterization through the use of names), Melalui Penampilan Tokoh (Characterization through appearance),dan Karakterisasi Melalui Tuturan Pengarang (Characterization by the author). 2.2.1.2 Teknik Tidak Langsung (Showing). Minderop (melalui Pickering dan Hooper,1981:27) menyatakan teknik showing memperlihatkan pengarang menempatkan diri di luar kisahan dengan memberikan kesempatan kepada para tokoh untuk menampilkan perwatakan mereka melalui dialog dan action. Teknik tidak langsung mencakup. 1. Karakterisasi Melalui Dialog. Karakterisasi melalui dialog meliputi. a. Apa yang dikatakan penutur. Pembaca harus memperhatikan substansi dari suatu dialog. Apakah dialog tersebut sesuatu yang terlalu penting sehingga dapat mengembangkan peristiwaperistiwa dalam suatu alur atau sebaliknya. Bila si penutur selalu berbicara tentang dirinya sendiri, tersembul kesan ia seorang yang berpusat pada diri sendiri dan agak membosankan. Jika si penutur selalu membicarakan tokoh lain ia terkesan tokoh yang senang bergosip dan suka mencampuri orang lain. b. Jatidiri Penutur. Jatidiri penutur disini adalah ucapan yang disampaikan oleh seorang protagonis (tokoh sentral) yang seyogyanya dianggap lebih penting daripada apa yang
11
diucapkan oleh tokoh bawahan (tokoh minor), walaupun percakapan tokoh bawahan kerap kali memberikan informasi krusiel yang tersembunyi mengenai watak tokoh lainnya. Tidak semua percakapan mencerminkan kedirian tokoh yang bersangkutan. Namun, percakapan yang baik, yang efektif, yang lebih fungsional adalah yang menunjukkan perkembangan plot dan sekaligus mncerminkan karakter tokoh pelakunya. c.
Lokasi dan Situasi Percakapan.
Dalam kehidupan nyata, percakapan yang berlangsung secara pribadi dalam suatu kesempatan di malam hari biasanya lebih serius dan lebih jelas daripada percakapan yang terjadi di tempat umum pada siang hari. Bercakap-cakap di ruang duduk keluarga biasanya lebih signifikan daripada berbincang di jalan. Demikianlah, sangat mungkin hal ini dapat terjadi pada ceritera fiksi. Namun pembaca
harus
mempertimbangkan
mengapa
pengarang
menampilkan
pembicaraan di tempat-tempat seperti di jalan, tentunya merupakan hal penting dalam pengisahan ceritera. d. Jatidiri Tokoh yang Dituju oleh Penutur. Penutur disini berarti tuturan yang disampaikan tokoh dalam ceritera, maksudnya tuturan yang diucapkan tokoh tertentu tentang tokoh lainnya. e. Kualitas Mental Para Tokoh. Kualitas mental para tokoh dapat dikenali melalui alunan dan aliran tuturan ketika para tokoh bercakap-cakap. Misalnya, para tokoh yang terlibat dalam suatu diskusi yang hidup menandakan bahwa mereka memiliki sikap mental yang open-
12
minded. Ada pula tokoh yang gemar memberikan opini, atau bersikap tertutup (close-minded) atau tokoh yang penuh rahasia dan menyembunyikan sesuatu. f. Nada Suara, Tekanan, Dialek, dan Kosa Kata. Nada suara, tekanan, dialek dan kosakata dapat membantu dan memperjelas karakter para tokoh apabila pembaca mampu mengamati dan mencermatinya secara tekun dan sungguh-sungguh. 1.) Nada Suara. Nada suara, walaupun diekspresikan secara eksplisit atau implisit dapat memberikan gambaran kepada pembaca watak si tokoh apakah ia seorang yang percaya diri, sadar akan dirinya atau pemalu, demikian pula sikap ketika si tokoh bercakap-cakap dengan tokoh lain. 2.) Tekanan. Penekanan suara memberikan gambaran penting tentang tokoh karena memperlihatkan keaslian watak tokoh bahkan dapat merefleksikan pendidikan, profesi dan dari kelas mana si tokoh berasal. 3.) Dialek dan Kosa kata. Dialek dan kosakata dapat memberikan fakta penting tentang seorang tokoh karena keduanya memperlihatkan keaslian watak tokoh bahkan dapat mengungkapkan pendidikan, profesi dan status sosial si tokoh. g. Karakterisasi Melalui Tindakan Para Tokoh. 1.) Melalui Tingkah Laku. Untuk membangun watak dengan landasan tingkah laku, penting bagi pembaca untuk mengamati secara rinci berbagai peristiwa dalam alur karena peristiwa-
13
peristiwa tersebut dapat mencerminkan watak para tokoh, kondisi emosi dan psikis yang tanpa disadari mengikutinya serta nilai-nilai yang ditampilkan. Apa yang dilakukan orang dalam wujud tindakan dan tingkah laku, dapat dipandang sebagai menunjukkan reaksi, tanggapan, sifat dan sikap yang mencerminkan perwatakannya. 2.) Ekspresi Wajah. Bahasa tubuh atau ekspresi wajah biasanya tidak terlalu signifikan bila dibandingkan dengan tingkah laku, namun tidak selamanya demikian. Kadang kala tingkah laku samar-samar atau spontan dan tidak disadari sering kali dapat memberikan gambaran kepada pembaca tentang kondisi batin, gejolak jiwa atau perasaan si tokoh.
2.2.2 Teori Psikologi Sastra. Psikologi sastra adalah kajian sastra yang memandang karya sebagai aktivitas kejiwaan. Karya sastra yang dipandang sebagai fenomena psikologis, akan menampilkan aspek-aspek kejiwaan melalui tokoh-tokoh jika kebetulan teks berupa drama atau prosa (Endraswara, 2003:96). Psikoanalisis adalah wilayah kajian psikologi sastra. Model kajian ini dimunculkan oleh Sigmund Freud, ia mengemukakan gagasannya bahwa kesadaran merupakan bagian kecil dari kehidupan mental sedangkan bagian besarnya adalah ketaksadaran. Dalam kajian psikologi sastra, akan berusaha mengungkap psikoanalisis kepribadian yang dipandang meliputi tiga unsur kejiwaan yaitu id, ego, dan superego. Ketiga sistem
14
kepribadian ini satu sama lain saling berkaitan serta membentuk totalitas, dan tingkah laku manusia yang tak lain merupakan produk interaksi ketiganya.
2.2.2.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi jiwa manusia. Dalam kehidupan sehari-hari, kejiwaan manusia dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor yang mempengaruhi jiwa manusia secara umum terbagi menjadi dua yaitu faktor personal dan faktor situasional (Rakhmat, 2009:32-47). 1. Faktor Personal Faktor personal merupakan faktor yang berasal dari diri sendiri, yang dapat berupa sikap, instink, motif, kepribadian, sistem kognitif yang menjelaskan perilaku manusia. Faktor personal terdiri dari. a. Faktor Biologis Warisan biologis manusia menetukan perilakunya, dapat diawali sampai struktur DNA yang menyimpan seluruh memori warisan biologis yang diterima dari kedua orangtuanya. Faktor ini merupakan bawaan manusia dan tidak ada hubungannya dengan lingkungan atau situasi. b. Faktor Sosiopsikologis Karena manusia makhluk sosial, dari proses sosial ia memperoleh beberapa karakteristik
yang
mempengaruhi
perilakunya.
Faktor
sosiopsikologis
diklasifikasikan ke dalam tiga komponen yaitu. 1.) Komponen Afektif Komponen afektif merupakan aspek emosional dari faktor sosiopsikologis yang terdiri dari.
15
a.) Motif Sosiogenesis Motif sosiogenesis sering juga disebut sebagai motif sekunder, motif ini sangat menetukan dalam pembentukan perilaku sosial. Motif sosiogenesis terdiri dari motif ingin tahu, motif kompetensi, motif cinta, motif harga diri dan kebutuhan untuk mencari identitas, kebutuhan akan nilai dan makna kehidupan serta kebutuhan akan pemenuhan diri. b.) Sikap Sikap adalah kecenderungan bertindak, berpersepsi, berpikir dan merasa dalam menghadapi objek, ide, situasi, atau nilai. Sikap mempunyai daya pendorong atau motivasi. Sikap bukan sekedar rekaman masa lalu, tetapi juga menentukan apakah orang harus pro atau kontra terhadap sesuatu. c.) Emosi Emosi menunjukkan kegoncangan organisme yang disertai oleh gejala-gejala kesadaran, keperilakuan, dan proses fisiologis. Emosi tidak selalu jelek, dapat berupa pembangkit energi dan memobilisasi energi kita. Emosi merupakan pembawa informasi, dengan emosi kita dapat mengetahui keadaan diri kita serta juga sebagai pembawa pesan dalam komunikasi intrapersonal. Emosi berbeda-beda dalam hal intensitas dan lamanya. Ada emosi yang ringan, berat dan desintegratif. Emosi ringan meningkatkan perhatian kepada situasi yang kita hadapi, disertai dengan perasaan tegang dan masih mampu mengendalikan dan menghindarinya. Emosi kuat disertai rangsangan fisiologis yang kuat seperti detak jantung, tekanan darah, pernafasan, dan produksi adrenalin. Emosi disintegratif terjadi dalam intensitas emosi yang memuncak.
16
Seperti tentara yang menghadapi pertempuran, orang yang telah lama menumpuk penderitaan. Dari segi lamanya, ada emosi yang berlangsung singkat ada yang berlangsung lama. Mood adalah emosi yang menetap selama berjam-jam atau beberapa hari. Bila suasana menjadi kronis maka disebut dengan tempramen. 2.) Komponen Kognitif. Komponen kognitif adalah aspek intelektual yang berkaitan dengan apa yang diketahui oleh manusia. Komponen ini terdiri dari. a.) Kepercayaan. Merupakan keyakinan bahwa sesuatu benar atau salah atas dasar bukti, sugesti, pengalaman atau intuisi. b.) Kebiasaan. Kebiasaan merupakan aspek perilaku manusia yang menetap, berlangsung secara otomatis tidak direncanakan. Kebiasaan mungkin merupakan hasil pelaziman yang berlangsung pada waktu yang lama atau sebagai reaksi khas yang diulangi seseorang berkali-kali. c.) Kemauan Kemauan mempunyai kaitan yang erat dengan tindakan, bahkan ada yang mendefinisikan kemauan sebagai tindakan yang merupakan usaha seseorang untuk mencapai tujuan. 3.) Komponen Konatif Komponen konatif merupakan aspek volisional, yang berhubungan erat dengan kebiasaan dan kemauan bertindak.
17
2.
Faktor Situasional
Faktor situasional terdiri atas faktor ekologis, faktor rancangan dan arsitektural, faktor temporal, suasana perilaku, teknologi, faktor-faktor sosial, lingkungan psikososial, dan stimuli yang mendorong dan memperteguh perilaku. 1.
Faktor Ekologis
Faktor ekologis berupa keadaan alam yang dapat mempengaruhi gaya hidup dan perilaku manusia. 2.
Suasana Perilaku
Pada setiap suasana terdapat pola-pola hubungan yang mengatur perilaku orangorang di dalamnya. 3.
Teknologi
Revolusi teknologi sering disusul dengan revolusi dalam perilaku sosial. 4.
Faktor-Faktor Sosial
Sistem peranan yang ditetapkan dalam suatu masyarakat, struktur kelompok dan organisasi, karakteristik populasi, adalah faktor-faktor sosial yang menata perilaku manusia. Dalam organisasi, hubungan antara anggota dengan ketua diatur oleh sistem peranan dan norma-norma dalam kelompok. Karakteristik populasi seperti usia, kecerdasan, karakteristik biologis, mempengaruhi pola-pola perilaku anggota-anggota populasi tersebut.
18
5.
Lingkungan Psikososial
Iklim psikososial menunjukkan persepsi seseorang tentang kebebasan individual, ketepatan pengawasan, kemungkinan kemajuan dan memperteguh perilaku kejiwaan. 2.2.2.2 Struktur kepribadian menurut Sigmund Freud. Menurut teori psikoanalitik Sigmund Freud, kepribadian terdiri dari tiga elemen. Ketiga unsur kepribadian terebut dikenal sebagai id,ego dan superego yang bekerja sama untuk menciptakan perilaku manusia yang kompleks. 1. Id Adalah sistem kepribadian yang paling dasar, sistem yang didalamnya terdapat naluri-naluri bawaan yang bertindak sebagai penyedia atau penyalur kekuatan untuk sistem-sistem yang lain dalam operasi-operasi atau kegiatan-kegiatan yang dilakukannya. Id tidak bisa menolerir adanya penumpukan kekuatan yang menyebabkan meningginya taraf tegangan individu secara keseluruhan atau keadaan tidak menyenangkan, baik adanya rangsangan dari luar maupun dari dalam. Id berusaha meredakan ketegangan itu dengan prinsip mempertahankan konstansi yang bertujuan menghindari keadaan tidak menyenangkan dan mencapai keadaan yang menyenangkan. Id terletak di bagian tak sadar yang merupakan reservoir pulsi dan menjadi sumber energi psikis serta naluri yang menekan manusia agar memenuhi kebutuhan dasar. Sebagai contoh, peningkatan rasa lapar atau haus harus menghasilkan upaya segera untuk makan atau minum. Id ini sangat penting dalam awal kehidupan, karena itu memastikan bahwa kebutuhan terpenuhi.
19
2. Ego Ego adalah sistem kepribadian yang bertindak sebagai pengarah individu kepada obyek dari kenyataan, dan menjalankan fungsinya berdasarkan prinsip kenyataan. Ego terbentuk pada struktur kepribadian individu sebagai hasil kontak dengan dunia luar. Antara id dan ego selalu bertentangan, karena fungsi mereka yaitu id sebagai naluri dari individu sedangkan ego merupakan pemberi pertimbangan tentang bentuk yang mampuditerima oleh masyarakat. Ego berada di antara dua kekuatan yang bertentangan dan dijaga serta patuh pada prinsip realitas dengan mencoba memenuhi kesenangan individu yang dibatasi oleh realitas. Bertugas sebagai penengah yang mendamaikan tuntutan pulsi dan larangan superego. 3. Superego. Superego adalah sistem kepribadian yang berisi aturan-aturan yang sifatnya evaluatif (menyangkut baik-buruk) dan terbentuk melalui internalisasi nilai-nilai oleh individu dari sejumlah sosok yang berperan. Fungsi utama superego adalah pengendali impuls dari id agar tersalurkan dalam bentuk yang diterima oleh masyarakat, mengarahkan ego pada tujuan-tujuan yang sesuai dengan moral daripada kenyataan, dan mendorong individu kepada kesempurnaan. Terletak sebagian di bagian sadar dan sebagian lagi di bagian tak sadar bertugas mengawasi dan menghalangi pemuasan sempurna pulsi-pulsi tersebut yang merupakan hasil pendidikan dan identifikasi pada orang tua. Struktur yang ketiga ini mengacu pada moralitas dalam kepribadian. Munculnya unsur id, ego dan superego yang terjadi dari tokoh ini menyebabkan konflik dalam dirinya juga muncul. Sehingga antara unsur id, ego
20
dan superego memiliki keterkaitan dengan konflik. Nurgiyantoro (melalui Meredith&Fitzgerald, 1972:27) menyatakan konflik merupakan unsur yang esensial dalam pengembangan plot sebuah teks fiksi. Konflik adalah sesuatu yang dramatik, mengacu pada pertarungan antara dua kekuatan yang seimbang dan menyiratkan adanya aksi dan aksi balasan. Konflik menunjuk pada pengertian sesuatu yang bersifat tidak menyenangkan yang terjadi dan atau dialami oleh tokoh-tokoh cerita, yang jika tokoh-tokoh itu mempunyai kebebasan untuk memilih, ia tidak akan memilih peristiwa itu menimpa dirinya. Bentuk konflik sebagai bentuk peristiwa dapat dibedakan ke dalam dua kategori yaitu. 1. Konflik eksternal. Konflik eksternal adalah konflik yang terjadi antara seseorang tokoh dengan sesuatu yang ada di luar dirinya, mungkin dengan lingkungan alam mungkin lingkungan manusia atau dengan tokoh lain. Konflik eksternal dibedakan menjadi dua kategori. a.
Konflik Fisik
Konflik fisik adalah konflik yang disebabkan adanya perbenturan antara tokoh dengan lingkungan alam, misalnya banjir besar, kemarau panjang, gunung meletus, dan sebagainya. b.
Konflik Sosial
Konflik sosial adalah konflik yang disebabkan kontak sosial dengan manusia, seperti masalah perburuhan, penindasan, percekcokan, peperangan atau kasuskasus hubungan sosial lainnya.
21
2. Konflik Internal. Konflik internal adalah konflik yang terjadi dalam hati dan pikiran, dalam jiwa seorang tokoh cerita. Ia merupakan konflik yang dialami manusia dengan dirinya sendiri, yang didasarkan atas perasaan senang, susah, bahagia dan kecewa. Konflik itu lebih merupakan masalah intern seseorang manusia. Misalnya, hal-hal yang terjadi akibat adanya pertentangan antara dua keinginan, keyakinan, pilihan yang berbeda, harapan-harapan, atau masalah-masalah lainnya.
BAB III PEMAPARAN HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Sinopsis anime Hotaru no Haka Hotaru no Haka merupakan anime yang berasal dari novel semi-autobiografi dengan judul sama yang ditulis oleh Akiyuki Nosaka. Pada tahun 1988 novel tersebut diubah menjadi anime yang ditulis dan disutradarai oleh Isao Takahata dengan durasi 01.28.32 dan diproduksi oleh studio Ghibli. Anime ini menceritakan tokoh bernama Seita bersama adiknya yang bernama Setsuko. Mereka yang masih anak-anak, mereka harus mengalami berbagai penderitaan dan ancaman. Sejak negara mereka mengalami masa Perang Dunia II, ayah mereka yang seorang pimpinan sebuah Angkatan Laut, harus ikut dalam peperangan tersebut, sehingga mereka tinggal bertiga bersama ibunya. Namun sang ibu tewas saat daerah rumah mereka terkena serangan. Setelah kejadian tersebut mereka diasuh oleh bibinya, namun semakin lama sifat bibinya berubah dan membenci mereka berdua. Akhirnya mereka berdua berkeinginan untuk keluar dari rumah itu dan mencari kehidupan mereka sendiri dan sejak saat itu Seita berperan menjadi ibu bagi Setsuko. Selama tinggal di gua tersebut kehidupan mereka serba kekurangan dan makan seadanya sehingga menyebabkan adiknya
menderita
kekurangan
gizi.
Karena
keadaan
adiknya
yang
memprihatinkan tersebut, Seita akhirnya berniat untuk mengambil semua uang ibunya yang disimpan di bank. Saat mengambil uang di bank, Seita mendengar bahwa Perang Dunia II telah usai, dan dia mendapatkan berita bahwa seluruh
22
23
awak kapal Angkatan Laut hancur tak tersisa, termasuk ayahnya. Hal ini membuat Seita semakin putus asa dan bingung harus berbuat apa. Seita hanya bisa mengurus adiknya sekuat tenaganya, membelikan makanan yang bergizi untuk adiknya. Namun, saat Seita telah dapat membelikan makanan untuk adiknya, ternyata hal itu terlambat karena adiknya sudah tidak tertolong lagi. Semenjak kematian adiknya, Seita tidak mau menempati gua tersebut dan menjadi gelandangan di stasiun sambil terus mengantongi abu kremasi adiknya yang dimasukkan dalam kaleng bekas permen buah sampai akhirnya Seita sendiri meninggal di stasiun tersebut.
3.2 Karakteristik Tokoh Seita dalam Anime Hotaru no Haka Dalam pembahasan mengenai tokoh, penulis tidak membahas keseluruhan tokoh yang berada dalam anime tersebut. Penulis hanya membahas tokoh utama yang mempunyai peranan penting dalam jalan cerita anime Hotaru no Haka ini. Tokoh utama anime Hotaru no Haka ini adalah tokoh Seita yang kemunculannya mendominasi jalan cerita dari awal hingga akhir, sedangkan tokoh Setsuko, bibi, dan orang-orang disekitarnya adalah tokoh bawahan yang membantu memperjelas jalannya cerita ini. Dalam anime Hotaru no Haka, tokoh utama digambarkan dengan teknik penokohan tidak langsung (showing). Teknik penokohan tidak langsung ditampilkan melalui dialog, lokasi dan situasi percakapan, jatidiri tokoh yang dituju oleh penutur, kualitas mental para tokoh, nada suara, tekanan, dialek dan
24
kosa kata bahkan karakterisasi melalui tindakan para tokoh. Sebagai anak lakilaki, Seita digambarkan memiliki sifat sebagai berikut. 1.
Siaga dan Berbakti.
Dalam anime Hotaru no Haka ini, tokoh Seita memiliki sifat siaga dan berbakti. Salah satu kutipan secara tidak langsung yang menggambarkan karakter Seita dipaparkan melalui tingkah laku tokoh dan jatidiri penutur, yaitu ketika berbicara dengan ibunya dan kegiatan yang ia lakukan saat akan terjadi serangan udara di daerahnya yang terjadi di menit ke 00.05.25-00.05.36 dan terlihat pada menit ke 00.23.04-00.24.54.
( 00.05.25-00.05.36) せいた
はやで
清太 :お母ちゃん、そんなことええから早出な!。 はは
母
:はい
せいた
清太 :あっ はは
母
:はい
はい。 お母ちゃん はい
くすり
薬
も
持った?。
もちました。
Seita : “ibu,segera keluar dari tempat ini” Ibu : “iya, iya” Seita : “a’ ibu sudah bawa obat?” Ibu : “iya, iya sudah ibu bawa.”
25
( Time Code 00.23.17 )
( Time Code 00.24.11)
( Time Code 00.24.54 ) おばさん
:あ~
ニシンに
うめぼ
それに梅干し。いや~ ひじょうじ
ぶしほ
いも
たまご
かつお節干し 芋 に 卵 これ
ば た
バターやない
の!非常時 いうてもあるとこには や。
あるもん
ぐんじん
Bibi
軍 人 さんばっかり ぜいたくして。 : “wah,ada ikan kering, kentang kering, telur, dan asinan plum. Aaa, ini pasti mentega kan! Sangat sulit mendapatkan ini semua saat keadaan seperti ini. Para tentara selalu saja berperang”
Kutipan diatas menceritakan Seita yang sedang menimbun barang-barang yang berharga untuk kebutuhan sehari-hari jika serangan udara telah selesai. Sambil menimbun barang, Seita mengingatkan ibunya yang mempunyai penyakit jantung agar tidak lupa membawa obatnya serta menyuruh ibunya agar segera menyelamatkan diri sebelum serangan udara datang. Dari dialog dan tingkah laku tokoh yang disajikan di atas dapat disimpulkan bahwa Seita memiliki sifat sebagai
26
anak yang berbakti pada ibunya. Selain itu dia juga memiliki sifat yang siaga, hal tersebut terlihat saat Seita menimbun barang menjelang serangan udara. 2.
Bertanggung Jawab.
Selain berbakti, Seita juga digambarkan sebagai tokoh yang bertanggung jawab. Karakter Seita tersebut dipaparkan melalui jatidiri tokoh yang dituju oleh penutur, hal tersebut dapat terlihat dari ucapan ibunya dengan adiknya yang bernama Setsuko. Selain itu, terlihat juga dari sikap ibunya yang memasrahkan urusan pengungsian kepada Seita yang terlihat pada menit ke 00.05.07-00.05.26.
( Time Code 00.05.07-00.05.26 ) はは
母
き
はや
い
Ibu
節子
ちゃんの言うことよう聞くんよ。 : “Sebaiknya kalian cepat pergi menurutlah pada kakakmu,ya!”
ぼうくうごう
: 防空壕
お兄
き
( Time Code 00.05.40-00.05.52) せつこ
せつ
:あんたらも気ぃつけて 早 おいでよ。 節 ちゃん
い や
イヤやなぁ。
kesana.
Setsuko,
27
せいた
い
清太
ばくだん
と
:そないなこと言うとって 爆 弾 で し
はや
れても知らんで! Setsuko Seita
早う
ぶっ飛ばさ
おぶさり。
: “Aku tidak suka pengungsian”. : “Jangan bicara seperti itu, bagaimana kalau nanti terkena bom? Cepat naiklah”.
( Time Code 00.06.26-00.08.06)
( Time Code 00.10.00-00.10.24) せいた
しんぱい
だいじょうぶ
清太 : 心 配 あらへんここやったら 大 丈 夫 や。
せつこ
節子 :お母ちゃん
せいた
ぼうくうごう
清太 : 防 空 壕 に ちょくげき
い
どこ行った? しょうぼううら
ごう
き ろ
いてるよ。 消 防 裏 の 壕 250キロ だいじょうぶ
の 直 撃 かて 大 丈 夫
にほんまつ
い
しんぱい
言うとったもん 心 配 ないわ。 き
にほんまつ
お
お母ちゃんきっと二本松 に来てるわ。二本松 で落ち あ
やす
合うはずやから。もうちょっと 休 んでから行こう。 Seita : “Tenanglah kita aman disini.” Setsuko: “Ibu ada dimana?”
28
Seita
: “Pasti di pengungsian. Pengungsian di kantor pemadam kebakaran bisa menahan 250 kilo bom,tidak usah khawatir. Ibu pasti sudah sampai di Nihonmatsu, kami sudah berjanji bertemu disana. Setelah istirahat sebentar, ayo kita pergi”
( Time Code 00.13.55-00.14.11) せいた
清太 せつこ
節子 せいた
清太
: どないした? め
いた
:目
痛 いねん。
: こすったら がっこう
学校
せつこ
節子 せいた
清太
あかん。
いっ
行 ったら
: お母ちゃん
あら
洗 うてくれるよ。
どないしたん?
がっこう
: 学 校 におるわ。
せつこ
節子 : がっこう?
せいた
はや
い
清太 : そや 早 行こう。 Seita : “Ada apa?” Setsuko: “Mataku sakit.” Seita : “Jangan dikucek. Nanti kita bersihkan di gedung sekolah.” Setsuko: “Ibu bagaimana?” Seita : “Ada di sekolah.” Setsuko: “Sekolah?” Seita : “Ayo cepat kita pergi.”
29
( Time Code 00.14.23) Dari dialog dan tingkah laku tokoh yang disajikan di atas dapat disimpulkan bahwa Seita memiliki sifat sebagai anak yang bertanggung jawab. Dia mampu mengurusi adiknya meski dalam keadaan pelik sekalipun tanpa bergantung terhadap bantuan orang lain. Dia mampu menghadapi berbagai keadaan dan mampu mengambil keputusan saat itu juga. 3.
Penyayang.
Dalam penggambaran karakter yang berikutnya juga menggunakan penggambaran jatidiri penutur dan tingkah laku tokoh, yaitu berupa dialog Seita dengan adiknya bernama Setsuko yang terjadi setelah serangan udara dan mereka sedang berada di tempat yang aman dari serangan tersebut.
(Time Code 00.10.52-00.11.24) せいた
清太
やす
か? せつこ
節子
からだ
:もうちょっと 休 んでから行こう。 体 せつこ
節子。
げ た ひ とつ
:下駄1 つ
あらんようになった。
なん
何 ともない
30
せいた
清太 せつこ
節子 せいた
清太
: え?, 兄ちゃん : うちも せつこ
かね
お金
か
買うたるよもっとええのん。 も
持ってるねん。これ
あ
開けて。
かねも
:節子は金持ちやなぁ。
Seita
: “Setelah istirahat sebentar, ayo kita pergi, apa tubuhmu baik-baik saja Setsuko?” Setsuko : “sandalku hilang satu” Seita : “ha? nanti akan kakak belikan yang lebih bagus lagi”. Setsuko : “aku juga punya uang, tolong bukakan”. Seita : “Setsuko kaya yah”. Kutipan di atas memperlihatkan bahwa Seita mempunyai sifat perhatian dan suka menghibur adiknya. Kutipan di atas menceritakan saat Seita dan Setsuko berhasil meloloskan diri dari serangan udara dan menemukan tempat aman,
yang
Seita langsung membersihkan wajah sang adik dan menanyakan
keadaannya. Sifat perhatian dan suka menghibur adiknya tersebut tidak hanya diperlihatkan pada adegan itu saja melainkan masih ada adegan lain yang menampilkan seperti di menit 00.26.05-00.28.15 dan menit 00.33.24-00.33.48.
(Time Code 00.26.05-00.28.15) せつこ
節子 せいた
清太 せつこ
節子 せいた
清太
なに
: 何 なん? :あ~ :あっ
おと
あの 音 。
しょくよう
こわ
食 用 ガエルや、 怖 いことあれへん。
ホタル!あ~!
:ほら つかまえてみ。 あ~あ つぶれてしもた。
31
せつこ
節子 せいた
清太
なに
:何や
節子
変 なにおい。 にぎ
:ハハハ… ギュっと 握 るからや。 ぎょうさんおるなぁ ホタルが。 せつこ
そや せつこ
へん
め
節子、目ぇ
つむって
ア~ンしてみ。
なん
: 何 でや?
せいた
なん
清太 : 何 でもええから
ア~ン。
せつこ
節子 Setsuko Seita Setsuko Seita Setsuko Seita
Setsuko Seita Setsuko
:ア~ン。ロオップ!
う~ん!
: “Suara apa itu?”. : “ah,tidak usah takut,itu suara katak”. : “wah,kunang-kunang”. : “nih coba tangkap”. “kau malah meremasnya”. : “baunya aneh sekali”. : “hahaha,kau terlalu keras memegangnya”. “ternyata disini banyak kunang-kunangnya” “oya Setsuko,tutup matamu dan bilang aaaa” : “kenapa?” : “tidak apa-apa,aaaaa” : “aaaa, permen buah!permen buah!”
Kutipan di atas menceritakan Seita dan Setsuko yang sedang mandi, saat mandi Seita membuat mainan berupa gelembung untuk adiknya. Setelah itu, Seita mengajak Setsuko keluar rumah pada malam hari. Dalam adegan tersebut, terlihat Seita yang mengalihkan pikiran adiknya agar tidak teringat ibunya yang telah meninggal dengan cara melihat kunang-kunang di sebuah sawah. Selain mengajak melihat kunang-kunang, Seita juga memberikan sebuah permen buah yang disukai oleh adiknya. Dari dua dialog dan dua penggambaran cerita di atas dapat disimpulkan bahwa Seita memiliki sifat suka menghibur dan perhatian. 4.
Mandiri.
Dalam penggambaran karakter berikutnya hanya melalui dialog antar tokoh. Penggambaran karakter melalui jatidiri penutur ini terjadi di waktu 00.17.40-
32
00.17.53 yaitu percakapan antara Seita dengan seorang bibi saat berada di tempat pengungsian.
(Time Code 00.17.40-00.17.53) かい
きょうしつ
おばさん:うちら2 階 の 教 室 やねん。みんないてるか ら せいた
清太
らい
来 ぇへん? ぼく
:すみません 僕 ら あと
おばさん :ほな 後 でな
ご
い
後で行きますさかい。
せつ
節 ちゃん。
Bibi :“kami semua ada dikelas lantai dua,bagaimana kalau kalian ikut kami saja?” Seita : “maaf mungkin lain kali saja”. Bibi : “baiklah, sampai jumpa secchan”. Kutipan di atas menceritakan kejadian setelah serangan udara ketika seita dan adiknya menuju ke pengungsian untuk menengok keadaan ibunya dan adiknya dititipkan ke seseorang yang mereka panggil “bibi” di pengungsian. Setelah menengok ibunya, ia kembali ke adiknya, saat itu juga “bibi” memberikan dua kantong biskuit untuk mereka dan menawarkan supaya mereka berdua tinggal bersamanya di gedung sekolah, namun Seita menolak dan meminta maaf karena ia akan pergi ke rumah bibi dari ayahnya untuk tinggal sementara di sana. 5.
Pekerja Keras.
Dalam penggambaran karakter berikutnya hanya melalui tingkah laku tokoh. Penggambaran karakter melalui tingkah laku ini terjadi di waktu 00.23.06-
33
00.24.33 dan 00.50.28-00.51.05 yaitu cuplikan gambar tanpa dialog yang terjadi setelah serangan udara dan ketika Seita sedang mencari kayu bakar bersama adiknya.
(Time Code 00.23.06-00.24.33)
(Time Code 00.50.28-00.51.05) Gambar di atas menunjukkan sifat Seita yang bekerja keras. Walaupun dalam kutipan diatas tidak ada dialog yang memperlihatkan sifat Seita, tapi dari tingkah
lakunya
dapat
diketahui
sifatnya.
Kutipan
gambar
tersebut
memperlihatkan keadaan saat setelah serangan udara, dimana Seita berusaha mencari barang-barang yang ia timbun di rumahnya yang telah hancur, menarik gerobaknya sendiri tanpa ada yang membantu. Selain itu juga terlihat dalam kutipan gambar kedua diperlihatkan kehidupan dia bersama adiknya setelah mereka memisahkan diri dari keluarga bibinya dan memutuskan untuk tinggal di sebuah goa yang berada di pinggir bukit. Dalam gambar tersebut diceritakan
34
tentang Seita dan adiknya yang bekerja sama untuk mencari kayu yang akan digunakan sebagai bahan bakar. 6.
Nekat dan Rela Berkorban.
Penggambaran karakter berikutnya melalui jatidiri penutur. Penggambaran karakter ini terjadi di saat Seita sedang mencuri tomat yang terlihat pada kutipan berikut.
( Time Code 01.00.26)
( Time Code 01.00.27)
( Time Code 01.00.27)
( Time Code 01.00.28)
( Time Code 01.00.29)
( Time Code 01.00.40)
35
( Time Code 01.00.44)
( Time Code 01.00.49)
( Time Code 01.00.55) 節子 せいた
清太
:ええのん? :うん うん…。
Setsuko: “boleh?” Seita : “ya,ya” Kutipan di atas menceritakan keadaan dimana Seita dan Setsuko sedang dalam keadaan terdesak. Saat mereka sedang berjalan tiba-tiba pesawat penjajah melintas diatas mereka dan melepaskan tembakan sehingga membuat mereka berlari dan berlindung di antara pohon tomat. Setelah pesawat penjajah hilang, Seita yang tersadar bahwa dia dan adiknya berada di bawah pohon tomat langsung mengambil tomat yang sudah ranum dan langsung memakannya. Dia mengambil satu tomat untuk adiknya, semula sang adik ragu dan tidak berani memakan tomat
36
tersebut namun diyakinkan oleh Seita dan akhirnya tomat tersebut dimakan. Saat adiknya makan tomat, Seita sibuk mencuri tomat tersebut sebanyak-banyak dan dibawa pulang ke goa tempat mereka tinggal. Penggambaran sifat nekat yang dimiliki oleh Seita tidak hanya terlihat dalam adegan tersebut saja, hal ini dapat terlihat penggambaran karakter melalui dialog antar tokoh dalam adegan berikut ini.
(Time Code 01.03.01-01.04.05) おとこ
ひと
やろう
男 の 人 :この野郎!
せいた
かんにん
清太
: 堪 忍 してください!すんません! ください!うっ! さとうじる
砂糖汁
おとこ
いもうと
かんにん
堪 忍 して
びょうき
妹
病気 やから。
の
飲ましてやりとうて.
なに
せんじか
の
じゅうざい
男 の人 : 何 ぬかす!戦時下 の野 あらしは 重 罪 やねん が き
ぞ!おっ!このガキ ゃ!こら ら
なに
何 や!
しょう
へん
節子
ほ
はたけ
まえ
あらしとったんはお 前
:兄ちゃん!兄ちゃん!
せいた
清太 おとこ
いも
こないな 小 っこい 芋 まで掘りく
さって!この 辺 の 畑 やな! せつこ
ま
待 たんかい!こ
:すんません ってに。 ひと
かんにん
堪 忍 してくださいもうしませんよ
す
男 の 人 :すんませんで済むのやったら ある
けいさつ
警察 は
ぶ た ばこい
いらん
わい!さっさと 歩 かんかい!ブタ箱入りじゃ!
37
せつこ
節子 せいた
清太
にい
:兄ちゃん! いもうと
: 妹
ほ ん ま
き
びょうき
ホンマに 病 気 なんです!
Lelaki : “Dasar brengsek!” Seita : “Maafkan aku, maafkan aku, aku tidak bermaksud begitu. adikku sakit, aku hanya ingin memberinya gula.” Lelaki : “banyak alasan, mencuri adalah tindakan yang sangat buruk saat perang! anak kurang ajar! hei tunggu! apa ini! kau mencuri ubi juga, jadi kau yang mencuri di sekitar sini ya?! Setsuko : “kakak! kakak!” Seita : “maafkan aku, aku tidak akan melakukannya lagi, aku berjanji”. Lelaki : “katakan itu pada polisi! akan kubawa kau kesana, cepat jalan! kau akan dipenjara!” Setsuko : “kakak!” Seita : “kumohon, adikku sakit” Kutipan di atas memperlihatkan Seita yang sedang mencuri sebatang tebu untuk adiknya yang sedang sakit, namun perbuatannya diketahui oleh pemilik kebun dan pemilik kebun tidak memaklumi perbuatan Seita karena hal itu sangat buruk jika dilakukan dalam masa perang sehingga Seita dibawa ke kantor polisi. Selain itu, sifat nekat dan rela berkorban yang dimiliki oleh Seita juga terlihat dari penggambaran karakter melalui tingkah laku tokoh yang terdapat dalam adegan berikut.
( Time Code 01.06.39)
( Time Code 01.06.41)
38
( Time Code 01.06.43)
( Time Code 01.06.46)
( Time Code 01.06.45)
( Time Code 01.06.53)
Dalam kutipan tersebut tidak terdapat percakapan sedikitpun, namun dalam adegan tersebut diceritakan bahwa saat penyerangan oleh para penjajah Seita yang mendengar sirine peringatan langsung keluar dari goa tempat tinggalnya dan langsung menuju ke sebuah desa yang diperkirakan akan diserang. Disaat penduduk desa sibuk berlari untuk menyelamatkan diri ke tempat pengungsian, justru Seita berlari berlawanan arah dan mengambil kesempatan untuk mencuri ke rumah-rumah yang kosong karena ditinggal para pemiliknya. Pada waktu itu apa yang dilakukan oleh Seita sangat beresiko karena bisa saja rumah yang dia datangi untuk dicuri terkena serangan bom penjajah. Saat melakukan pencurian tersebut, seita seolah tidak peduli dengan keadaan yang kacau di luar sana, dia tetap mengambil apapun yang ada dalam rumah tersebut bahkan sempat memakan nasi dengan lahap.
39
Dari tiga kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa Seita memiliki sifat nekat dan rela berkorban. Dia nekat melakukan hal apapun demi memenuhi kebutuhan adiknya yang masih kecil meskipun resikonya sangat fatal.
3.3 Konflik Batin yang Dialami oleh Seita dan Penyebabnya. Pada bagian ini, analisis lebih ditujukan ke aspek kejiwaan tokoh Seita dalam anime Hotaru no Haka. Analisis difokuskan dalam hal konflik batin serta penyebab terjadinya konflik batin yang dialami oleh Seita. Konflik ini terjadi di dalam dirinya sendiri namun berasal dari lingkungan dan orang-orang sekitarnya yang mempengaruhinya. Penulis menggunakan konsep dari Sigmund Freud dalam teori kepribadiannya seperti id, ego, dan superego. 1.
Konflik Batin karena Ibunya Meninggal.
Peristiwa ibunya meninggal akibat terkena serangan udara menjadi inti timbulnya konflik batin yang dialami oleh Seita. Awalnya, Seita mendapat kabar bahwa ibunya sedang terluka parah dan Seita segera melihat keadaan ibunya. Hal tersebut terlihat pada kutipan berikut.
( Time Code 00.14.34-00.14.40) おんな
ひと
女 の人
:あっ
せいた
せいた
清太さん!清太さん け が
はや
はった?ケガ しはったのよ, 早
あ
お母さんに会い おこな
行 ったげな。
40
み
こわ
うち 見 てたげる。 怖 かったね 泣かんかった?
ふし
節 ちゃん,
な
せつこ
節子
:うん。
おんな
ひと
女 の人
Wanita
Setsuko Wanita
よう
まつ
:お兄ちゃん ご 用 があるからちょっと 待 っ とろうね。 : “Aa,Seita!Seita apa kau sudah bertemu ibumu?dia terluka,cepatlah kesana!akan bibi temani adikmu. Apa kau ketakutan,secchan?apa kau menangis?” : “iya” : “kakakmu harus pergi ke suatu tempat,tunggu sebentar ya”
( Time Code 00.14.48)
( Time Code 00.14.56-00.15.02) おとこ
ひと
男 の人
せいた
清太 男の人
せいたくん
清太君
;お母ちゃんは? :こっちや。これ
せいた
清太 おとこ
:あぁ
さが た ん や げ ん き げんき
捜 してたんや元気やった? お母さんのや。
:え~!? ひと
男 の人 Lelaki Seita
:こっち こっち。 : “Seita,aku mencarimu,apa kau baik-baik saja?” : “ibu mana?”
41
Lelaki Seita Lelaki
: “kesini. Ini milik ibumu?” : “hah!?” : “kesini,kesini.
(Time Code 00.14.28-00.15.54) おとこ
ひと
男 の人
いま
:今
ね
びょういん
ようやく寝はったんや。どっか 病 院 あ はい
き
ったら 入 れたほうがええねんけどな。聞 いて にしのみや
かいせいびょういん
や
もろてるねん。 西 宮 の 回 生 病 院 は焼 け んかったらしいけどな。 せいた
清太
:あの… くすり
の 薬 おとこ
ひと
男 の人
Lelaki
Seita Lelaki
しんぞうわる
お母ちゃん 心 臓 悪 いんですけどそ
もらえませんか? き
く
:ああ 聞 いてみような。ほな また来 るか ら。 : “akhirnya dia tertidur juga. Sepertinya dia harus dirawat di rumah sakit. Kami sudah merujuknya. Mungkin rumah sakit Kaisei di Nishinomiya belum hancur.” : “maaf,ibuku punya penyakit jantung,bisakah anda memberinya obat?” : “Baiklah akan kucoba tanyakan. Baiklah, aku akan kembali lagi.”
Setelah melihat keadaan ibunya yang memprihatinkan, id Seita menuntut untuk menyembunyikan keadaan ibunya kepada adiknya. Melihat keadaan ibunya yang terluka parah, Seita melihat adiknya dari kejauhan dan dia merasa sangat sedih. Dia kebingungan apa yang harus dikatakan kepada adiknya sehingga
42
membuat resah dan akhirnya Seita memutuskan dia tak ingin adiknya melihat langsung keadaan ibunya. Dari desakan id tersebut, superego Seita mendorong untuk menceritakan kepada adiknya namun tetap tidak menginginkan adiknya melihat langsung keadaan ibunya. Oleh karena itu, ego Seita bertindak dengan cara meletakkan cincin ibunya ke dalam dompet Setsuko dan memintanya untuk menjaga cincin tersebut serta menceritakan bahwa ibunya sedang terluka parah. Untuk mengelabuhi Setsuko agar tidak melihat langsung keadaan ibunya, Seita memutuskan untuk berbohong bahwa ibunya sudah dirawat di rumah sakit di daerah Nishinomiya yang jaraknya jauh dari tempat tinggal mereka. Sehingga Seita mengajak adiknya untuk menuju ke rumah bibinya yang juga tinggal di Nishinomiya. Rangkaian konflik batin tersebut terlihat pada kutipan berikut.
(Time Code 00.16.57-00.18.03) せいた
清太
ゆびわ
:この指輪
さいふ
財布へ
なおしとき。なくしたら わる
あかんで。お母ちゃんちょっとキイキ 悪 いね ん。じき ようなるよってな。 せつこ
節子
:どこにおるの?
43
せいた
びょういん
清太
にしのみや
: 病院 や
西 宮 のな。そやから
がっこう
と
あした
学 校 へ兄ちゃんと泊まって明日 し
ばちゃん知 ってるやろ?
きょう
今日 は
にしのみや
西 宮 のお
いけ
池 のそばの。あそ
い
こへ行こ。なっ。 おんな
ひと
女 の人
:うちら から
せいた
来へん?
:すみません 僕 ら ひと
女 の人
せいた
清太 せつこ
節子 せいた
いてる
き
ぼく
清太 おんな
かい
2 階 の教室やねんみんな
あと
:ほな 後 でな
あと
い
後 で行きますさかい。
せつ
節 ちゃん。
た
:食べるか? い
:お母ちゃんとこ行きたい。 あした
おそ
清太
:明日ならな
Seita
: “simpan cincin ini di dalam dompetmu, jangan sampai hilang ya! Ibu sedang terluka, tapi akan cepat sembuh” : “memang ada dimana?” : “di rumah sakit di Nishinomiya. Lebih baik sekarang kita bermalam saja disini. Besok, kita ke rumah bibi di Nishinomiya.ya?” : “kami semua di lantai dua,bagaimana kalau ikut kami saja?” : “maaf, kami akan pergi malam ini” : “baiklah,sampai jumpa Secchan” : “mau makan?” : “aku ingin pergi ke tempat ibu” : “besok saja ya,sekarang sudah gelap”
Setsuko Seita
Wanita Seita Wanita Seita Setsuko Seita
もう 遅 いやろ。
Keesokan harinya, Seita mendapatkan kabar bahwa ibunya telah meninggal dunia sebelum sempat dibawa ke rumah sakit di Nishinomiya dan harus segera dikremasi. Sehingga Seita memberangkatkan adiknya dahulu menuju
44
Nishinomiya sedangkan Seita mengurus proses kremasi ibunya. Peristiwa tersebut dapat terlihat dalam kutipan berikut.
(Time Code 00.19.23-00.20.02) おとこ
ひと
ほうたい
と
み
男 の 人 1 : 包 帯 は 取 れないな 見 ないほうがいいよ いたい
遺体は。 おとこ
ひと
なに
男 の人2 : 何 せ と ら っ く
ようき
きょう
この 陽気 ではなぁ。 今日 からでも はこ
トラックで 箱 ばな。 おとこ
ひと
いもうと
男 の 人 3 : 妹 さん
せいた
にしのみや
清太 おとこ
どないしたんや? とお
しんせき
け さ
: 西 宮 の 遠 い 親 戚 に今朝 た。 ひと
男 の 人 3 :そうか にんむ
それは
Lelaki 2 Lelaki 3 Seita Lelaki 3
き
き
預 けて来まし
よかった。ほな
任務があるさかいこれで
Lelaki 1
あず
わたし
私 は
げんき
元気でな
: “kami tak bisa membuka perbannya,lebih baik kau tidak lihat.” : “dengan luka bakar separah ini, hari ini dia harus diangkut dengan truk” : “adikmu bagaimana?” : “aku bawa ke kerabat jauh kami di Nishinomiya tadi pagi. : “oh,baguslah kalau begitu.” “kalau begitu,aku mau melanjutkan pekerjaanku. Jaga dirimu ya”
45
Setelah peristiwa tersebut, id Seita ingin menyembunyikan kabar kematian ibunya kepada adik dan bibinya. Superego Seita mendorong untuk berbohong kepada adik dan bibinya. Oleh karena itu, ego Seita berperan dengan cara menceritakan kepada adik dan bibinya bahwa ibunya masih terluka dan masih harus dirawat di rumah sakit Kaisei. Id Seita sementara terpenuhi, namun selang beberapa waktu kemudian, ternyata hal itu disadari oleh bibinya yang melihat raut muka Seita ketika sang bibi menanyakan keadaan ibunya kembali dan mengatakan ingin menemui ibunya. Tuntutan id Seita yang semula ingin menyembunyikan kabar kematian ibunya dari sang bibi menjadi tidak terpenuhi dan timbulah rasa bersalah dalam diri Seita terhadap bibinya, sehingga superego Seita mendesak untuk jujur terhadap bibinya. Ego Seita bertindak dengan cara mengakui tentang ibunya yang sudah meninggal sejak sebelum dibawa ke Nishinomiya kepada bibinya. Hal ini terlihat pada kutipan berikut.
( Time Code 00.21.39) せつこ
節子
:お母ちゃん!お母ちゃんは?お母ちゃん ま げんき
だ元気いたいの? せいた
清太
:うん
くうしゅう
け が
空 襲 でケガしはって。
46
おばさん
:おかえり。お母さん
どないやった?
かいせいびょういん
回生病院 ?
せいた
清太
:はぁ。
Setsuko Seita Bibi
: “ibu! Ibu dimana?apa ibu belum baikan?” : “iya, luka karena serangan udara” :“selamat datang. Bagaimana keadaan ibumu?masih di rumah sakit Kaisei?” : “iya”
Seita
(Time Code 00.24.55-00.25.36) おばさん
せいた
:それで
びょういん
清太 さん、 病 院
さき
よ
きたる
寄 って 来 は
そうだん
せつ
った? 先 のことも 相 談 せんならんし 節 ちゃ つ
み ま
ん連れて
おこな
いっぺんお見舞いに 行 ってこんな
おもう
らん 思 とるんやけど。あかんかったんか? せいた
清太
:お母ちゃん
おばさん
: 何 やて?
なに
なん
と
何で
みず
がっこう
し
学 校 で死 んだんですおとつい。 し
死 にはった…!そんならそう い
すぐに言 うてくれはらへんかった こ
ん。 水 くさい子やなぁ。 せいた
せつこ
し
清太
:節子に知られとうなかったんです。
おばさん
:死にはったんか…。
Bibi
し
: “o iya Seita,apakah kau tidak datang lagi ke rumah sakit? Bibi ingin membicarakan tentang keadaan kita,Setsuko
47
juga bisa ikut bibi menjenguknya. Apakah ada sesuatu yang mengkhawatirkan?”. Seita : “ibu sudah meninggal saat di gedung sekolah.” Bibi : “apa?dia sudah meninggal?kenapa kau tidak langsung memberi tahu bibi, kau malah menyembunyikannya.” Seita : “aku tidak ingin Setsuko mengetahuinya.” Bibi : “jadi dia sudah meninggal...” Beberapa waktu kemudian, saat Seita dan adiknya memutuskan untuk hidup pisah dari bibinya, Seita yang dulu ingin menyembunyikan tentang kematian ibunya kepada adiknya juga tidak terpenuhi. Sebelum mereka hidup memisahkan diri, ternyata bibinya yang telah mengetahui kabar kematian ibu mereka mengatakan kepada Setsuko tanpa sepengetahuan Seita. Id Seita yang tidak ingin adiknya mengetahui tentang kematian ibunya yang awalnya terpenuhi menjadi tidak terpenuhi karena tindakan sang bibi sehingga, superego Seita mendesak untuk mengakui keadaan yang sebenarnya dengan cara ego bertindak menceritakan letak makam ibu mereka dan mengajak sang adik menengok kuburan sang ibu di suatu saat nanti.
(Time Code 00.56.44-00.57.47) せいた
清太 せつこ
節子
なに
: 何 しとんねん? はか
:お 墓
つく
はか
てんねんや ろ?うち 母ちゃん て。
はい
作 ってんねん。お母ちゃんもお 墓 に 入 っ し
き
おばちゃんに聞 いてん。お はか
なか
もう死にはってお 墓 の 中 にいてるねん
48
せいた
清太
:いつか ぬのびき
はか
お墓 ちか
い
せつこ
行 こな。節子
おぼ
覚 えてへんか?
ぼ ち い
布 引 の 近 くの墓地行 ったことあるやろ。あすこ おお
く す
き
した
に いてはるわ お母ちゃん 大 きなクスの木の 下 の。 Seita : “apa yang kamu lakukan?” Setsuko : “sedang membuat kuburan. Bukankah ibu juga ada dikuburan kan?aku mendengar dari bibi. Ibu sudah meninggal dan sekarang ada di kuburan. Seita : “kapan-kapan kita ke makamnya ya. Apa kau ingat kuburan yang ada di nunobiki?disanalah ibu dimakamkan,di bawah pohon kamper yang besar”
Sesaat setelah ibunya meninggal dia melihat adiknya dengan rasa iba karena umur adiknya yang masih kecil itu harus hidup tanpa ibu. Adiknya tidak mengetahui sama sekali bahwa ibunya telah meninggal, Seita ingin memberitahukan kabar tersebut kepada adiknya. 2.
Konflik Batin ketika Adiknya Sakit.
Peristiwa adiknya yang sakit karena kurangnya asupan nutrisi menjadi pemicu timbulnya konflik batin dalam diri Seita. Semenjak mereka berdua hidup memisahkan diri dari bibinya,mereka tinggal di sebuah gua kosong yang berada di bawah bukit. Hidup mereka di gua tersebut sangat memprihatinkan sehingga mereka makan seadanya. Dengan kehidupan mereka yang seperti itu akhirnya membuat sang adik menjadi mudah terserang penyakit yang terlihat pada kutipan sebagai berikut.
49
( Time Code 01.02.40-01.02.56) せつこ
節子:兄ちゃん。
せいた
清太:うん? せつこ
節子:うち… せいた
はら
うちなお 腹
おかしいねん。
び
清太:冷えたんか? せつこ
節子:もうずっとビチビチやねん。 Setsuko : “kakak” Seita : “iya?” Setsuko : “perutku terasa aneh.” Seita : “kedinginan?” Setsuko : “mencretku tidak berhenti” Diceritakan bahwa adiknya merasa ada yang aneh di tubuhnya, karena keadaan ini, id Seita menuntut untuk mencari makanan yang layak untuk mereka berdua. Karena dia tak memiliki apa-apa untuk dimakan, sedangkan adiknya harus diberi asupan, oleh karena itu Seita melakukan hal yang terlihat bahwa superego Seita mendorong supaya berperilaku yang menyimpang demi memenuhi kebutuhan adiknya. Oleh karena itu, ego Seita bertindak dengan cara nekat mencuri tebu dan ubi di suatu kebun milik warga sekitar. Namun, ketika sedang melakukan pencurian, pemilik kebun tersebut mengetahui perbuatan Seita dan menyeret Seita ke kantor polisi untuk di introgasi. Hal tersebut terlihat pada kutipan berikut.
50
(Time Code 01.03.01-01.04.05) おとこ
ひと
男 の人
せいた
やろう
:この野郎! かんにん
清太
: 堪 忍 してください!すんません!
かんにん
堪忍
いもうと
してください!うっ! 妹 びょうき
さとうじる
の
病 気 やから。砂糖汁
おとこ
ひと
男 の人
なに
せんじか
飲ましてやりとうて…。 の
じゅうざい
: 何 ぬかす!戦時下 の野 あらしは 重 罪 やね が き
んぞ!おっ!このガキゃ!こら こら
なに
何 や!
ま
待たんかい!
しょう
いも
ほ
こないな 小 っこい 芋 まで掘 へん
はたけ
りくさって!この 辺 の 畑
あらしとったん
まえ
はお 前 やな! せつこ
た ん
節子
:兄ちゃん!兄ちゃん!
せいた
かんにん
清太 おとこ
:すんません 堪 忍 してくださいもうしませ んよってに…。 ひと
男 の人
す
:すんませんで済 むのやったら ある
けいさつ
警察 は
い
ぶ た ばこい
らんわい!さっさと 歩 かんかい!ブタ 箱入 り じゃ! せつこ
節子
せいた
清太
:兄ちゃん! いもうと
: 妹
ほ ん ま き びょうき
ホンマに 病 気 なんです!
Lelaki : “Dasar brengsek!” Seita : “Maafkan aku, maafkan aku, aku tidak bermaksud begitu. Adikku sakit, aku hanya ingin memberinya gula.” Lelaki : “banyak alasan, mencuri adalah tindakan yang sangat buruk saat perang! anak kurang ajar! hei tunggu! apa
51
ini! kau mencuri ubi juga,jadi kau yang mencuri di sekitar sini ya?! Setsuko : “kakak! kakak!” Seita : “maafkan aku, aku tidak akan melakukannya lagi,saya berjanji”. Lelaki : “katakan itu pada polisi! akan kubawa kau kesana, cepat jalan! kau akan dipenjara!” Setsuko : “kakak!” Seita : “kumohon, adikku sakit.” Akibat tuntutan id di atas belum terpenuhi, sehingga Seita memilih cara lain. Pada suatu malam saat serangan udara oleh para penjajah, Seita yang mendengar sirine peringatan langsung keluar dari goa tempat tinggalnya dan langsung menuju ke sebuah desa yang diperkirakan akan diserang. Disaat penduduk desa yang sibuk berlari untuk menyelamatkan diri ke tempat pengungsian, justru Seita berlari berlawanan arah dan mengambil kesempatan untuk mencuri ke rumah-rumah yang kosong karena ditinggal para pemiliknya. Pada waktu itulah apa yang dilakukan oleh Seita sangat beresiko karena bisa saja rumah yang dia datangi untuk dicuri terkena serangan bom dari penjajah. Saat melakukan pencurian tersebut, Seita seolah tidak peduli dengan keadan yang kacau di luar sana, dia tetap mengambil apapun yang ada dalam rumah tersebut. Saat ego yang pertama tidak dapat memenuhi tuntutan id, hal ini menyebabkan superego mengendalikan Seita supaya mencari cara lain untuk kebutuhan adiknya. Hingga akhirnya, ego Seita bertindak dengan cara mencuri barang-barang di rumah yang kosong karena ditinggal penghuninya yang sedang melarikan diri dari serangan udara. Rangkaian konflik tersebut terlihat pada kutipan berikut.
52
( Time Code 01.07.53)
( Time Code 01.08.04)
( Time Code 01.08.13)
( Time Code 01.08.20)
Pada hari-hari berikutnya, Seita menggunakan cara yang sama yaitu mencuri di rumah-rumah kosong yang ditinggal. Suatu hari, ketika dia kembali ke goa tempat tinggalnya, dia mendapati adiknya tergeletak di rerumputan dan sudah dalam keadaan sangat lemas, melihat keadaan adiknya yang semakin memprihatinkan itu, akhirnya Seita membawa adiknya ke dokter. Hal tersebut terlihat pada kutipan berikut ini.
(Time Code 01.10.54-01.11.33)
53
せいた
清太
:それから…
なんにち
げ り
と
もう 何 日 も下痢 が止 まらない
しっしん
あ せ も
ん で す 。 湿 疹 も アセモ や な い み た い や し しおみず
あら
いた
潮 水 で 洗 うとしみて 痛 がるだけなんです。
いしゃ
医者
えいようしっちょう
も せいた
清太 せつこ
節子 せいた
清太 いしゃ
医者
せいた
きた
すいじゃく
げ り
: 栄 養 失 調 から 来 る 衰 弱 ですな。下痢 そのせいだ。はい なに
くすり
:何か
ひと
次の人。
ちゅうしゃ
薬 とか 注 射 とか…。
ちゅうしゃ
: 注射
つぎ
い や
イヤや。 なに
ねが
:とにかく 何 か手当てしてくださいお 願 いし ます。 くすり
なに
じよう
: 薬 も 何 も…まぁ 滋養 つけることですな。 それしかない。どうしました? じよう
じよう
清太
:滋養いうても…。滋養なんか ですか!
Seita
: “Diare adik saya tak kunjung sembuh sampai sekarang. Biang keringat, campak dan air laut yang merusak kulitnya. : “Dia kekurangan gizi. Makanya dia diare. Selanjutnya” : “Apa tak bisa dikasih obat atau suntikan?” : “Aku tidak mau disuntik.” : “Pokoknya obatilah adik saya, saya mohon.” : “Obat tidak ada gunanya, yang dibutuhkan anak ini hanyalah makanan bergizi. Ada apa?” : “ Makanan bergizi?memang dimana aku bisa mendapatkan benda seperti itu!”
Dokter Seita Setsuko Seita Dokter Seita
どこにあるん
Diperlihatkan bahwa sang adik mengalami beberapa gejala yang menyebabkan diare dan disarankan oleh dokter untuk diberi makanan bergizi. Mengetahui keadaan adiknya yang semakin memprihatinkan tersebut, id Seita menuntut ingin memenuhi kebutuhan gizi adiknya agar keadaannya dapat pulih
54
kembali. Karena Seita sudah tidak bisa mencuri lagi dan sudah tidak dimungkinkan untuk menjual barang-barang curian lagi, supaya tuntutan id terpenuhi, Seita berusaha berbagai cara mendapatkan makanan untuk adiknya. Melihat keadaan adiknya yang semakin memprihatinkan, superego bertindak memerintahkan Seita untuk melakukan hal yang jujur untuk memenuhi kebutuhan gizi adiknya. Karena keadaan yang sudah tidak dimungkinkan, akhirnya ego Seita bertindak dengan cara mengambil tabungan yang dia punya di bank untuk membeli beberapa makanan bergizi. Peristiwa tersebut terlihat pada kutipan berikut.
(Time Code 01.13.40-01.14.29) ぎんこういん
銀行員 1
おとこ
ひと
おとこ
ひと
えん
:はい
3000 円 。
たいふう
こん
男 の人1 : 台風
近 づいとるんやて?
あ め り か
こうさん
男 の 人 2 : アメリカ に 降 参 してしもてからなんぼ かみかぜ
ふ
あと
神 風 が吹いたかて 後 の祭りやがな
せいた
こうさん
清太 おとこ
・・・
: 降参 て … ひと
なに
せんそう
戦 争 に負けたんですか!?
し
男 の 人 1 : 何 も知らんのか
せいた
清太
ま
アホらし。
ま
あんた。
ほんとう
にほん
: 負 け た っ て 本 当 で す か ? 日本 が ? だいにっぽんていこく
大 日 本 帝 国 が?
ぎんこういん
銀行員 2
せいた
清太
:ああ
むじょうけんこうふく
無 条 件 降 伏 やがな。
れんごうかんたい
: 連合艦隊
・・・
どないしたんや … 。
55
ぎんこういん
銀 行 員 2 :あかん
むかし
あかん。そんなもんとうの 昔 に
しず
いっせき
ざん
沈 んでしもて 一 隻 も 残 っとらんわい。
せいた
なに
清太
: 何 やて!そんなら
じゅんようかん
お父ちゃんの 巡 洋 艦
しず
へんじ
きたる
も 沈 んでしもたんか!?それで返事 も 来 なん だんか! ぎんこういん
銀行員 2
せいた
清太
:そんなこと
し
わしが知るかい。
:お父ちゃんのアホ~!
Pegawai Bank 1 Lelaki 1 Lelaki 2
: “silakan, ini 3000 yen” : “apa hari ini akan ada badai?” : “untungnya kita mendapat angin segar setelah kita menyerah kepada Amerika.” Seita : “menyerah? Apa kita kalah dalam perang?” Lelaki 1 : “kau tidak tahu ya...” Seita : “benarkah Jepang telah kalah? pasukan kaisar Jepang?” Pegawai Bank 2 : “ya, menyerah tanpa syarat.” Seita : “bagaimana dengan angkatan lautnya...” Pegawai Bank 2 : “semua telah tenggelam, tak ada satupun yang tersisa.” Seita : “apa? Apa kapal ayahku juga tenggelam? Apa karena itu dia tidak membalas! Pegawai Bank 2 : “mana kutahu soal itu!” Seita : “ayah bodoh!” Setelah mengambil seluruh uang di bank, Seita membeli bahan makanan untuk adiknya, namun hal tersebut sia-sia karena ketika Seita sedang menyiapkan makanan, sang adik telah meninggal. Hal tersebut terlihat pada kutipan berikut.
(Time Code 01.15.53-01.16.44)
56
せいた
せつこ
おそ
いましろ
た
清太 :節子 遅 うなってごめん。 今 白 いおかゆさん炊 い たるさかいな。 せつこ
うえおこな
したおこな
と
節子 : 上 行 った…。 下 行 った…。あ~止まった…。
せいた
たまご
か
清太 :うまいことかしわも 卵 も買えたんやで。それから な…
せつこ
なに
ん?節子
何 なめとるんや!?これ きょう
やろドロップちゃうやんか!今日は ええもん 。
き
せつこ
おはじき
兄ちゃんもっと だいず
もろて来たんや。節子の大好きなもんやで
Seita :“Setsuko, maaf kakak lama. Sekarang, biar kakak masakkan bubur beras putih yang kau inginkan ya.” Setsuko: “Mereka naik....terus turun...yah,berhenti” Seita : “Kakak juga membeli daging ayam dan telur. Karena itu,hmm? Setsuko,apa yang ada di mulutmu?!ini kelereng,bukan permen! Hari ini kakak sudah membelikan apa yang kamu sukai”
(Time Code 01.16.45-01.18.40) せつこ
節子 せいた
清太
:兄ちゃん… なに
: 何 や?
せつこ
どうぞ…。
せつこ
節子。 た
節子 :ごはんや…。おから炊いたんもあげましょうね…。 どうぞ… せいた
た
おあがり…。食べへんの? ぬす
清太 :節子…ほら スイカや すごいやろ。 盗 んだんや ないで。ほら スイカや。
57
せつこ
節子
:おいしい…。
せいた
ま
たまごい
清太 :待っててや い。スイカ せつこ
節子 せつこ
すぐ 卵 入 りのおかゆさん
作 るさか
お
ここへ置いとくさかいな。なっ?
:兄ちゃん…
<節子は
つく
おおきに…。 め
さ
そのまま目を覚まさなかった>
Setsuko: “Kakak,silakan...” Seita : “Ada apa Setsuko?” Setsuko: “Ini nasi. Ini aku yang membuat. Silahkan... dimakan... kenapa tidak dimakan?” Seita : “Setsuko...lihat ini semangka hebat kan. Ini bukan hasil curian, ini semangkanya.” Setsuko: “Enak.” Seita : “Tunggu ya, kakak akan buatkan kau bubur dan telur, semangkanya kakak letakkan di dekatmu ya, ya?” Setsuko: “Kakak, terimakasih.” (Setelah itu Setsuko tak pernah bangun lagi) Dari dua rangkaian konflik batin yang dijelaskan di atas, memperlihatkan bahwa superego Seita tidak sepenuhnya berperan. Pada konflik batin yang pertama superego Seita tidak dapat berperan karena ego lebih dominan. Hal ini juga dikarenakan melihat kondisi adiknya yang masih terlalu kecil sehingga Seita tidak tega untuk memberitahukan kabar ibunya yang meninggal. Karena peristiwa inilah, superego yang berkaitan dengan moral yang berfungsi sebagai penahan perilaku Seita untuk tidak berbohong menjadi tidak berlaku. Pada konflik batin yang kedua, superego yang pertama juga tidak berfungsi karena melihat keadaan adiknya yang sangat memprihatinkan dan harus segera diberi makan yang bergizi, dan Seita sendiri juga tak mampu untuk bekerja. Oleh karena itu, Seita memilih untuk mencuri namun saat tindakannya dilihat oleh pemilik kebun, hal tersebut mengubah cara berpikir Seita. Pada bagian
58
ini superego Seita menjadi dominan, sehingga membuat Seita untuk memilih jalan yang baik untuk memenuhi kebutuhan adiknya. Pada akhir cerita Seita yang sangat terpukul ketika mengetahui adiknya telah meninggal, hanya bisa memeluk jenazah sang adik dan melakukan sendiri proses kremasi adiknya pada keesokan harinya. Setelah kematian sang adik, Seita memutuskan untuk tidak lagi menempati kembali gua yang dulu ditinggali sang adik. Ia kemudian pergi ke stasiun menjadi gelandangan hingga akhirnya dirinyapun meninggal. Penggalan cerita tersebut terlihat pada kutipan berikut ini.
( Time Code 01.19.19)
(Time Code 01.19.42)
(Time Code 01.23.09-01.24.46)
59
せいた
よくあさ
清太 : 翌 朝
ぼく
僕は
せつこ
ほね
ローセキのかけらのような節子 の 骨
かん
おさ
やま
お
ごう
をドロップの 缶 に 納 めて 山 を下 りそのまま 壕 へは もど
戻 らなかった.
Seita : “Keesokan paginya, kusimpan abu Setsuko di dalam kaleng permen. Lalu aku pergi menuruni bukit. Aku tak pernah kembali ke gua itu.
( Time Code 00.00.45-00.01.00) きたな
男の人:おっと… 汚 いやっちゃなぁ。おい! んかい!
き
気ぃつけ
Lelaki : “hah...dasar gelandangan. Hei! hati-hati!
(Time Code 00.01.43-00.02.26) えきいん
駅員 1
えきいん
駅員 2
なに
:またか…。 何 や?
これ。 す
:ほっとけ ほっとけ捨てといたらええのや。
60
えきいん
駅員 1
:ん?こっちのヤツももうじき め
ひら
いてまいよる
で。目 ポカっと 開 けてるようになったら
あかんわ。
Petugas stasiun 1: “ada lagi...Apa ini?” Petugas Stasiun 2: “jangan diganggu, sudah dibuang saja”. Petugas Stasiun 1: “hm?sepertinya yang disini juga mati, itu bisa terlihat dari matanya”.
Dari uraian konflik batin diatas, konflik batin yang dialami oleh Seita dipengaruhi oleh motif sosiogenesis yang masuk ke dalam faktor sosiopsikologis. Hal ini dikarenakan keadaan lingkungan sosial serta perubahan perilakunya dalam menghadapi
keadaan
sekitarnya
mempengaruhi
kejiwaan
Seita.
BAB IV PENUTUP 4.1
Simpulan
Anime Hotaru no Haka merupakan salah satu karya animasi dari Studio Gibli yang dirilis pada tahun 1988. Tokoh utama dalam anime Hotaru no Haka ini adalah Seita. Seita merupakan seorang anak laki-laki yang menjadi salah satu korban peperangan yang terjadi pada tahun 1945 di Jepang. Akibat dari peperangan tersebut Seita dan adiknya yang bernama Setsuko terpaksa harus kehilangan tempat tinggal bahkan kedua orang tua mereka karena serangan penjajah. Analisis yang dilakukan untuk menjelaskan karakter tokoh utama dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan teori karakterisasi yang berupa metode penggambaran karakter melalui showing dan telling. Dari analisis tersebut dapat diketahui bahwa tokoh Seita memiliki sifat siaga, berbakti, bertanggung jawab, penyayang, mandiri, pekerja keras, nekat dan rela berkorban. Karakter yang dimiliki oleh Seita tersebut muncul sejak dia menjadi korban peperangan dan tidak mempunyai apa-apa, sedangkan di sisi lain adiknya yang masih kecil juga harus dipenuhi segala kebutuhannya dari keadaan yang terjadi dari sekitarnya itulah yang mendorong Seita untuk bertahan hidup. Dalam menganalisis konflik batin, penelitian ini menggunakan teori psikoanalisis dari Sigmund Freud yang di dalamnya meliputi tiga unsur kejiwaan yang berupa id, ego, dan superego. Konflik batin tokoh Seita difokuskan tentang
61
62
pergolakan batin yang dialami Seita serta penyebab konflik batin tersebut muncul. Terdapat dua konflik batin yang dialami oleh Seita yaitu konflik batin ketika ibunya meninggal serta konflik batin ketika adiknya sakit. Dari dua konflik batin di atas, faktor karena peperanganlah yang menyebabkan timbulnya konflik dalam diri Seita. Sehingga hal tersebut membuat dirinya harus menghadapi tekanan dari berbagai arah untuk bertahan hidup. Termasuk tekanan yang bersumber dari bibinya sendiri. Dari konflik yang dialami oleh Seita, terdapat aspek psikologis yang berupa id, ego, dan superego yang berada dalam diri Seita. Pada konflik batin yang pertama, di awal konflik superego yang sebagai pengendali tidak dapat berfungsi sehingga ego lebih dominan dan mengendalikan Seita sepenuhnya dalam memenuhi tuntutan id. Setelah tuntutan id terpenuhi, ternyata hal tersebut menimbulkan rasa bersalah dan rasa takut dalam diri Seita sehingga superego mengambil peran dan menyebabkan Seita mengambil tindakan yang jujur dan id menjadi tidak terpenuhi serta ego mengikuti pengendalian dari superego. Pada konflik batin yang kedua, sama halnya dengan konflik batin yang pertama, superego awalnya tidak berfungsi karena ego lebih memilih hal yang tidak baik demi memenuhi tuntutan id. Meskipun id telah terpenuhi, namun Seita harus menanggung perbuatan tercelanya karena perbuatan tersebut
diketahui oleh
seseorang dan harus dipertanggung jawabkan. Oleh karena itu, pada hari berikutnya Seita memenuni tuntutan id dengan cara yang baik sehingga ego Seita bertindak mengikuti pengendalian dari superego. Di akhir cerita dari konflik batin Seita, diceritakan bahwa saat Seita sedang berusaha memenuhi keinginan adiknya
63
ternyata sang adik telah meninggal. Hal tersebut membuat Seita sangat terpukul sehingga Seita memutuskan untuk tidak menempati goa tersebut lagi dan dia menjadi gelandangan di sebuah stasiun hingga dia meninggal dunia.
4.2
Saran
Pada penelitian ini, penulis hanya memfokuskan pada struktur kepribadian dan konflik batin beserta penyebab munculnya konflik batin yang dialami oleh Seita. Sehingga, penulis menyarankan agar penelitian selanjutnya dapat lebih dalam menganalisis tokoh Seita dengan membahas mengenai kecemasan dan pertahanan diri dari tokoh Seita yang merupakan korban perang dunia.
64
DAFTAR PUSTAKA Bertens, Kees.2006. Psikoanalisis Sigmund Freud. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Endraswara , Suwardi. 2008. Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta : Pustaka Widyatama. Koswara. E. 1991. Teori-Teori Kepribadian, Bandung: Penerbit PT. Eresco. Minderop, Albertine. 2005. Metode Karakterisasi Telaah Fiksi. Jakarta : Yayasan Pustaka Obor Indonesia. ________. 2010. Psikologi Sastra, Karya Sastra Metode, Teori dan Contoh Kasus. Jakarta : Yayasan Pustaka Obor Indonesia. Noor, Redyanto. 2009. Pengantar Pengkajian Sastra. Semarang : Fasindo. Nurgiyantoro, Burhan. 2013. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta : Gajah Mada University Press. Rakhmat, Jalaluddin. 2009. Psikologi Komunikasi. Bandung : PT. Remaja Rosda Karya. Ratna, Nyoman Kutha. 2004. Teori, Metode dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta : Pustka Pelajar. Teeuw, A. 1988. Sastra dan Ilmu Sastra, Pengantar Teori Sastra. Jakarta: Pustaka Jaya. Wellek, Rene dan Austin Warren. 1989.Teori Kesusastraan. Terjemahan Melani Budiyanto. Jakarta: Gramedia. https://www.anibatch.me/hotaru-no-haka (Diakses pada tanggal 16 September 2015).
65
要旨 じんかくこうぞう
本論文のテーマは「蛍の墓」というアニメにいる清太 の 人 格 構 造 ないかっとう
と 内 葛 藤 である。このテ-マを選んだ理由は第二次世界大戦の ぎせいしゃ
犠牲者 として清太という男の子は大人が直面すべき問題に欠かせるこ せいぞんきょうそう
とが感動しているからである。また、清太の 生 存 競 争 がそのアニ メの観客にモチベーションになれるからだと思っている。その理由で 本論文が書いた目的は「蛍の墓」というアニメにいる清太 の性格と、 じんかくこうぞう
かっとう
人 格 構 造 と清太の 葛 藤 を知るためである。 本論文に筆者は「 Studi Pustaka 」という研究方法を使った。それは研 きろく
究の対象がある関係の資料を集めたり、記録 したり、読んだりして、 せいしんてき
ようそ
分析する方法である。また、清太の 精 神 的 な要素 を理解するために 筆者は「 Psikoanalisis 」という理論を使って、清太の性格を分析するた めに、「 Telling 」と「 Showing 」というキャラクターの方法を使った。 とうじょうじんぶつ
「 Telling 」というのは作者が説明の通りに 登 場 人 物 の性格を分析 とうじょうじんぶつ
することである。それで、「 showing 」というのは一人の 登 場 人 物
66
とうじょうじんぶつ
の性格が理解するために、外の 登 場 人 物 の行動や対話などの通り の分析することである。 ないかっとう
また、 清 太の 内 葛 藤 を分 析する た めに筆 者 は「 Sigmund Freud の せいしんりろん
精神理論 」というアプローチを使った。分析の結果として下記のこと
が分かった。 ちゅうぎ
せきにん
まず「 Showing 」で清太は覚悟で 忠 義 で 責 任 をもって情け深い人 ぎせい
である。また、彼もにっしんで犠牲 できる人ということが分かるよう になった。 せいしんりろん
ないかっとう
次は「 Sigmund Freudの 精神理論 」で清太の 内 葛 藤 は二つがあっ かっとう
て、それはお母さんが死亡した時の 葛 藤 と妹が重い病気になった時の かっとう
ないかっとう
葛 藤 である。一番の 内 葛 藤 に清太の「 id 」は妹にお母さんの死亡が
話したくないので、清太の
「 ego 」 はその「 id 」の希望通りした。
しかし、妹はおばさんにお母さんの死亡と聞いた時、清太の 「 superego 」は強くして、妹にお母さんの事実のことを自白した。 ないかっとう
二番の 内 葛 藤 には、清太の「 id 」は妹に栄養がある食べ物を持っ てあげたいである。しかし、清太は何もないし、彼も働けないし、
67
その「 id 」の希望をたすために清太の「 ego 」は農園に食べ物を盗む と決めた。しかし、その時彼を構えたので、清太の「 superego 」が強 くなって、そのときから、どんな苦しくても妹のために食べ物をもう 二度と約束した。 「蛍の墓」のアニメを分析した後、筆者は戦争は清太の性格に強い えいきょう
せいた
影 響 を与えると結論した。清太の「 ego 」は「 superego 」を軽視し こうていてき
たのに、清太が 肯 定 的 な性格をもっているから、どんな問題に罹っ じんかくこうぞう
ても彼は必死で頑張った。今回筆者は清太 の性格や、 人 格 構 造 や、 ないかっとう
内 葛 藤 しか分析しなかったが機会があったら、その性格で清太はど
んな自分の防衛をするかについて分析したいと思って。