Struktur Kayu Tahan Gempa Oleh: Fachrurrozy
Ir.H.Fachrurozy,dilahirkandiYogyakartapadatariggal 29 Oktober1943. S-1 diselesaikannya diFakultas Teknik
UGM tahun 1973 dan gelar S-2 diperoleh pada tahun 1976din'B. Dari tahun 1969sampaisekafangmenjadi dosentidaktetapFTSPUIfd'sampingJabatannyasebagai dosentetap FTUGMsejaktahun 1974.Pemahmenjabat PD I Fak. Teknik Sipil UU tahun 1978 - 1984. Selain jabatan-Jabatan stnjktural.yang dimiiikinya, iajuga aktif dalam tierbagai fonim iimiah &profesi ditingkat Nasional maupun intemasional, saiah satunya adalah ' Conference on Structural Engineering' di Thailand pada tahun 1982.
Pendahuluan
ertia atau gaya gempa, baik dalam arah
Menunit Badan Meteorologi & Geofisika, Wilayah Indonesia, khususnya
vertik^ maupun horisontal, akantimbuldi
Pulau Jawa dan Pantai Barat Pulau
Sumatera, menipakan daerah Gempa I. Gempa buini menipakan salah satu dari gaya alam yang dapat menimbulkan kehancuran seita mendatangkan koiban jiwa, korban harta tenda, bahkan dapat mengganggu kestabiian kehidupan ekonomi, sosial, politik di daerah yang
teikenabenc^atersebut Sampai sekarang gempabumitidakdapatdicegahdanbelum diketahui dengan past! serta belum dapat diiamalkansecaratepatolehmanusia,kapan dan dimana akan teijadi gempa bumi dan sampai berapa besar kekuatannya. Adalah
hak Allah SWT untuk menentuk^, kapan dan dimana akan teijadi gempa bumi. Apabila sebuah bangunan diamati, maka selama teijadinya gempa bumi, bangunanteisebutakanmengalami gerakan
veitikal dan gerakan horisontal. Gaya in
titik-titik pada massa struktur. Dari kedua gaya ini, gaya dalam arah vertikal hanya sedikit mengubah gaya gravitasi yang bekeija pada struktur, sedangkan struktur padalazimnyadiiencanakanteriiadapgaya vertikal dengan faktor keam^an (safety factor) yang memadai. Oleh karena itu, stiukturpadaumumnyajarangsekali runtuh
diakibatkan oleh gaya veitikal^ Sebaliknya, gaya horisontal yang diakibatkan gempa bumi menyerang titiktitiklemahpadastrukturyangkekuatannya tidak memadai dan akan langsung menyebabkan kenmtuhan/kegagalan (fail ure). Dengan alasan inilah prinsip utama dalam per^cangan tahan gempa (earth quake-resistant design) adalah meningkatkan kelmatan struktur teihadap gaya lateral (ke samping) yang pada umumnya tidak memadai. Selaras dengahgerakangempabumi 83
UNISIA, NO. 23 TAHUN XIVTRIWUUN 3 -1994
horisontal dan veitikal, bangunan akan mengalami percepataih horisontal dan vertikal. Akibatnyadiperolehkoefisiendan gaya gempa horisontal dan vertikal.
Sedangkankoefisien dangaya vertikal tidak berpengaruh besar dalam perancangan tahan gempa, _Sebagai catatandapatdikemukakan,
bahwasuatubangunanwalaupundirancang berdasaikan analisis tahan gempa, dapat mengalami kerusakan apabila memikul gaya gempa kuat yang tak terdiiga. Kerusakan ini diakibatkan oleh respons selama gempa bumi yang menimbulkan defonnasi yang besar di atas batas elastis, atau defonnasi inelastis, dengan defonnasi yang menetapsetelah gempabumi berakhir.
Tingkat kerusakan yang timbul sangat bergantung pada defonnasi lesidu (sisa). Padakasusyang ekstrihi, keruntuhan dapat teijadi, namun hal ini hams dihindari.
Dilihatdari sudutekonomi.banguhan tidak
dapat diharapkan terns aman dan bena^benar tidak liisak oleh gempa bumi yang sangat kuat Oleh karena itu, metode perancanganyangumumnyadapatditerima
dewasaini adalahmenerapkan tingkatdaya tahan gempa yang logis. Kerusakan yang Ditimbulkan Akibat Gempa Bumi. Gempa bumi yang pemah terjadi dimukabumi ini, sepanjang sejarahummat manusia, telah menimbulkan korban jiwasertahartabendayangamatbesardiseluriih dunia. Apabila diperhatikan dengan seksama, suatu hal yang sangat kurang beruntung bahwa sebagiah besar kerugian yang diakibatkan oleh gempa bumi justm
negara yang sudah maju, kemsakan yang diakibatkan oleh gempa bumi relatif tak begitu besar. Bencana ini pada umumnya disebabkanolehgagalnya bangunan buatan manusia.
Di negara-negara yang sudah maju, dengan teknik perencanaan ,serta
pelaksanaan pembuatan bangunan yang semakin "sempuma", kemsakan-kemsakan
yang diakibatkan oleh teijadinya gempa bumi dapat dikendalikan sekecil mimgkin. Apabila dilakukan pengamatan teihadap bangunan yang ada, khususriya bangunanuntuktempattinggal, maka dapat dikelom^kkan menjadi 2 kategori, yaitu bangunan-bangunan engineered dan bangunan-bangunannon engineered. Nilai. perbandinganmasing-masingkategori agak beibedauntuknegara-negaramaju, negaranegara sedang berkembang dan negaranegara belum berkembang. Sejarah telah mencatat, bahwa sebagian besaf korban yang teijadi kaiena gempa bumi disebabkan oleh mntuhnya bangunan-bangunan non engineered. Gempa bumi yang pemah teijadi di negara-negara Iran, Aljazair, seitaMeksiko, telah mengakibatkan kemsakari yang amat besar, demikian juga gempa bumi yang pem^ teijadi di Bali, NusaTenggaraBarat,
tanitung, Lampung (Liwa) telah pula memporak
porandakan
bangunan-
tiangunan hunian. Apabila dicermati
diderita oleh.negara-negara yang bejum
kerusakan akibat dari gempa bumi tersebut,' maka di Iran, Aljazair dan Meksiko lebih dari 70% bangunan yang rusak adalah dari bangunan yang terbuat dari .tembok / pasangan dari tanah liat dengan kualitas y^g masih s^gat sederhana. Demikian pula akibat gempa yang teijadi di Bali,
atau sedang berkembang. Sedangkan di
Nusa Tenggara Barat, Tarutung dan
84
Fachrurrozy, StnikturKayu Tahan Gempa
Lampung, kenisakan totaljustni teijadi pada bangunan tembok dan tanahliat, sedangkan bangunan yang memadai struktur kayu kurang begitu parah kenisakannya (masih dimiuigkinkan untuk dipeibaiki kembali). Beberapa Kendala yang Dihadapi. Adalah suatu realita, bahwa di In
donesia sebagian besar rumah-nimah tinggal yang terdapat di kota-kota dan di pelosok-pelosok desa dibangun secara
tradisional,deng^kuaIitasbahanbangunan yang masih kurang memadai. Pada umumnya tipe bangunan disesuaikan dengan adat istiadat serta kebudayaan dan bahan-bahan bangunan setempat Fakta menunjukkan bahwa bangunan-bangunan yang dibangun secara tradisibnal dengan memakai bahankonvensionalsepeiti kayu, bambu serta material lokal lainnya dapat tahanteihadapkerusakan yang diakibatkan oleh gempa bumi. Keadaan ekonomi yang membaik mengakibatkankecenderungan masyarakat untuk membangun rumah-mmah dengan dinding bata, karena meieka beranggapan bahwa rumah tembok akan meningkatkan status sosialbagi parapemiliknya. Keadaan iniseringtidakdisertai dengan pemahaman pengetahuan "engineering" tentang bangunan. Dalam PJPT n, kebutuhan akan
perumahan sahgat meningkat, akan tetapi sarana yang tersedia seperti keuangan,
keahliansertabahanbangunanmasihsangat terbatas. Hal ini akanmengakibatkanmutu/ kualitas rumah-mmah yang dibangun menjadi sangat rendah, jauh di bawah standart mutu rumah-rumah ti^isional.
Daya tahan bangunan terhadap gempa -bumi yang sedang terjadi
dipengaruhi oleh beberapa faktor: 1. Faktor perencanaan (hltungan struktur yang tepat & benar) 2. Faktor jenis dan kondisi tanah tempat bangunan didirikan. 3: Faktor bahan bangunan yang dipakai (kayu, baja, beton bertulang, pasang bata). 4. Faktor pelaksanaan (memenuhi persyaratan teknis). Dari ke empat faktor tersebut, yang paling dominanpengaruhnya adalah faktor perencanaan dan faktor pelaksanaan. Hal
ini dapat dikemukakan, me^pun bahan bangunan yang dipakai dari bahan yang kualitasnya tinggi, namun perencanaan
yang tidak tepat serta pdaksanaan tidak' memenuhi persyaratan teknis, akan menghasilkan bangunan yang rapuh daya tahannya teihadap gempa bumi. Sebaliknya, meskipun bahan bangunanyang dipakai kualitasnyarendah, namun perencanaan yang tidak tepat serta pelaksanaan tidak memenuhi persyaratan teknis, akan menghasilkan bangunan yang rspuhdayatahannyateihadapgempabumi. Sebaliknya, meskipun bahan bangunanyang dipakai kualitasnyarenlah, namun perencaiiaan tepat dan pelaksanaannya memenuhi persyaratan teknis, dapatmenghasilkanbangunan yang mempunyai daya tahan tinggi teihadap gempa bumi. Apabila mutu bahan yang rendah ini disertai pula dengan penguasaan pengetahuan "engineering" yang miskin dalam perencanaannya, maka sudah dapat diramalkan bahwa bangunan-bangunan jenis ini (tembok) akan banyak mengalami kerusakan akibat gempa bumi. Kondisi seperti inilah yang menyebabkan banyak 85
UNISIA, NO. 23 TAHUN XIVTRIWULAN 3 -1994
teijadi kenisakan padabangunan-bangunan (tembok) akibat gempa seperti yang telah di sebutkan di depan. Kenyataan menunjiikkan, bahwa sangatlah sulit untuk membendung kecenderungan membangun nimah/ bangunan semacam ini, ditambah pula dengan naiknya harga kayu terutama kayu jati yang menipakan idola bagi sebagian masyarakat Indonesia. Letak geografis wilayah Indonesia
termasuk salah satu daerah gempa bumi yang hebat di dunia (Daerah Gempa I). Namim sampai sekarang lAlnatmasyarakat untuk mempelajari lebih dalam terhadap selukbeluk gempabumi ini masih dirasakan sangat kurang. Kecenderungan masyarakat untuk selalu meningkatkan status sosial mereka dengan berlomba-ldmba membikin rumah tembok, ditambah dengan masih terlalu miskinnya akan pengetahuan "engineer ing" gempa yang dimilikinya, serta letak geografis wilayah Indonesia yang rawan terhadap gempa bumi, merupakan kendala utama bagi parapelaksana bangunan dalam usaha untuk menciptakan bangunanbangunan yang mempunyai daya tahan terhadap gempa bumi
2. transient
Getaran Gempa bumi adalah salah satu dari getaran yang menlmbulkan respons tran sient
Jenis Deformasi
Akibat getaran gaya dinamis, suatu
struktur yang bergetar akan mehgalami salah satu atau kombinasi dari 4 bentuk deformasi di bawah ini: 1. Deformasi ulur. Suatu contohdari deformasi ulur adalah
getaran vertikal dari pondasi mesin. 2. Deformasi lentur
Terjadi pada struktur yang mempunyai massa teibagai rata sepanjang tinggi bangunan. Misalnya getaran dari cerobong dan/ree standing shear wall. 3. Deformasi geser Pada umumnya terjadi pada getaran horizontal dari kolom-kolom bangunan bertingkat banyak yang disanggah
dengan kolom-kolom lantai yang kaku. 4. Deformasi torsi
Dasar Pemikiran
Terjadi akibat-twisting dari bangunan yang mempunyai kekakuan yang berbeda sebagai suatu kesatuan. Umumnya salah satujenis deformasi akan dominan, meskipun seringkali kombinasi dari 2 jenis deformasi dapat teijadi. Sebagai misal seperti kombinasi deformasi geser dan lentur untuk mode tertinggi pada struktur cerobong dan kombiriasi kolom dengan shear wall.
Suatu struktur akan bergetar oleh adanya getaran gaya dinamis akibat gempa bumi, ledakan, angin, beban bergerak, mesin-mesiii dan aliran air. Respons akibat hubungan antara gaya dinamis dan waktu dapat dikelompokkan dalam 2 jenis : 1. periodik (steady slate)
Bahan Bangunan Seperti sudah dikemukakan di depan, bahwa salah satu faktoryangmempengamhi daya tahan bangunan terhadap gempa bumi adalah faktorbahan bangunan yang dipakai. Banyak altemativ penggunaan bahan yang
Menuju ke Suatu Struktur kayu Tahan Gempa.
86
Fachrurrozy, StniklurKayu Tahan Gempa
dipakai untuk bangunan. Setiap bahan
bangunanmempunyai spesifikasi kekuitan yang tidak sama. Pada dasamya pilihan atas suatu bahan bangunan tergantung dari sifat-sifat teknis, ekonomis, ketersediaan bahan serta
keindahan bangunaii. Apabila dipilih sebagai bahan bangunan, maka perlulah diketahui sifatsifat kayu sepenuhnya, balk kekuatan, keawetan maupun kemudahan cara
mengeijakannya. Untuk itu, para perencana maupun pelaksana perlu dibekali llmu Stniktur Kayu yang memadai. Dalam era kemajuan teknologi sepertl sekarang ini, hendaknya ditinggalkan cara berfikir
tradisionai dalam merencanakan bangunan serta cara melaksanakan bangunan yang masih banyak kurang mcmenuhi persyaratanteknis.
Di bawah ini disajikan kekuatan dari masing-masing bahan bangunan
Tabel 1: Nilai modulus elastisitas (E) No
E (kg/cm^)
Bahan
Baja Beton dan beton benulang Kayu: sejajar scrat
1. 2.
2.100.000 210.000
125.000 100.000 125.000 100.000
tegaklunis serat
Pasangan
3.
(kl. I) (kl. II) (kl.l) (kl.II)
20.000
Tabel 2 : Nilai tegangan berbagai macam bahan Tegangan
1. 2. 3. 4.
Baja St. 37 Granit Batu alam
6.
Pasangan bala - PC -kapur Pasangan batukali - PC -kapuT Beton tak bertulang ♦)
7.
Manner
5.
8.
(kg/cm^)
Bahan bangunan
No
' Kayu: Klas kuat I Klas kuat II Klas kuat in
dl
dt
1200
1200
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
150 100 75
130 85 60
3d 1200 45 35 6 4 10-15 7 25 20 130 85 60
X
720 _
-
-
-
-
-
-
-
20 12 8
*) - Baton takbertulangdengancampuran l:2:3(bebas) - Nilai tersebut tak beiiaku utk K-175, K-225 dsb 87
UNISIA, NO. 23 TAHUN XIV TRIWULAN 3 -1994
Catalan:
1. 51 = tegangan lentur 5t = tegangan tank 5d = tegangan desak T = tegangan geser
2. Untukbahangranit^batualam.pasangan bata/batu, beton tanpa tulangan dan manner tidak dipertiitungan tegangan tariknya. Dari tabel 1 dan tabel 2 terlihat,
bahwa nilai modulus elastisitas kayau dan tegangan-tegangan kayu, mempunyai nilai jauh lebih tinggi dibandingk^ dengan bahan-bahan yanglain (kecuali baja). Dapat disimpulkan bahwa bahankayu lelatifleblh kuat daya tahannya dibanding bahan lain selain baja. Hal ini merupakan faktornilai lebih dari bahan kayu. Selain mempunyai tegangan tarik yang lebihtinggi, bahan kayu masihmampu untuk melawan deformasi ulur (tarik), lentur, geser maupun torsi karena memang memiliki tegangan-tegangan untuk melawan itu, sedangkan pasangan bata dan sejenisnya tidak mempunyai kemampuan melawan deformasi -deformasi tersebut Perencanaan
apabila temyata bahwa gaya-gaya gempa yang direncanakan itu jauh melampaui perkiraan yang ditetapkan, tentunya kerusakan konstruksi tidak pula dapat dihindari.
Dalam era kemajuan tekonologi seperti sekarang ini, hendaknya para pelaksana bangunan meninggalkan cara berfikir"tradisipnal" dalam merencanakan serta melaksanakan suatu bangunan, agar dapat dikurangi semaksimal mungkin teijadinyakenisakan strukturakibatgempa bumi.
Untuk bangunan-bangunan yang tinggi (high rise building) dengan struktur beton bertulang atau baja, para pakar bangunan sudah merencanakannyadengan Dasar-dasar Peihitungan Bangunan Tahan
Gempa. Akan tetapi, untuk bangunanbangunan rumah tinggal yang tingginya kurang dari 10 meter, faktor pengaruh gempa bumi pada umumnya masih belum diperhitungkan. Dengan demikian antisipasi teihadapkerusakan akibatgempa bumi belum dilakukan.
E>engan memakai bal^ kayu yang relatif lebih tahan terhadap gaya-gaya tarik,tekan, lentur dan geser yang bekeija, dibanding dengan bahan pasanganbata dan beton tidak bertulang, maka sebetulnya secara tidak langsung antisipasi teihadap kerusakan akibat gempa bumi tersebut
Faktdr perencanaan teknis suatu bangunan, akan memegang peranan yang am at penting demi terwujudnya suatu bangunan yang struktumya dapat sudah dilakukan. Beibicara mengenai struktur kayu dipertanggung jawabkan terhadap bebanbeban yang bekerja. Apabila suatu yang dipakai untuk bangunan-bangunan bangunan diperhitungkan menerimagaya- sipil, ,ada 3 hal pokok yang perlu gaya akibat gempa bumi, dan perencanaan mendapatkan peihatian: 1. Memilih jenis kayu yang klas kuatnya teknisnya memenuhi persyaratan untuk itu, tinggi serta mempunyai keawetan yang • insya Allah bangunan tersebut mampu tinggi. menahan gaya-gaya gempa yang diperhitungkan tersebut. Namun demikian . 2. Merencanakan dimensi batahg yang
^
Fachrurrozy.^Strvktur Kayu Tahan Gempa.
memeniihi persyaratan. 3. Merencanakansecarabenarsambungan-
sambunganyang akandibuatdidasarkan atas gaya-gaya yang teijadi. Sambungan-sambungan
yang
dimaksud dapat berupa sambungan
perpanjangan (karena panjang kayu terbatas), dan juga sambungan pertemuan
antara batang satu dengan batang lainnya dalam arah yang lidak satu sumbu. Dari
3
hal tersebut,
pokok
permasalahan yang perlu mendapatkan perhatian para pakar bangunan adalah di tempat sambungan yang akan dibuat tersebut.
bahwasainbunganyangsalah tersebut akan mengalami kehancuran/kegagalan struktur. Adalah suatu kenyataan bahwa didalam Peraturan Konstruksi Kayu Indo nesia ( PKKI ), penetapan tegangantegangan kayu, baik untuk tcgangan lentur, tegangan tarik, tegangan tekan serta tegangan"geser,telah mempunyai angka keamanan yang tinggi. Hal inipun juga ikut "menjamin" bahwa penggunaan struktur
kayu untiik bangunan lebih tahan terhadap kerusakan akibat gempa bumi. Faktor Jenis dan Kondisi Tanah
Suatu kenyataan yang tidak dapat
Balk perencanaan dimensi batang maupun perencanaan sambungan, harus
dipungkiri, bahwa semua bangunan sipil, khususnya bangunan tempat tinggal pasti
memenuhi ketentuan perhitungan serta
terletak di atas tanah. Diatas tanah inilah
persyaratan yang telah ditetapkan oleh
dibangun fondasi, yang merupakan tumpuan untuk bangunan-bangunan di atasnya. Fondasi akan sangat memegang
Peraturan Konstruksi kayu Indonesia (PKKI). Kenyataannya dalam praktek masih sering di jumpai sambungan yang tidak memenuhi persyaratan, baik bentuknya maupun pemakaian alat sambung yang kurang memenuhi syaral. Sebagai contoh dapat dikemukakan kesalahantersebutadalah: sambungan yang
seharusnya menahan lentur, dilaksanakan dengan menggunakan bentuk sambungan yang menahan gaya tank, atau sambungan yang seharusnya menahan gaya tarik, dilaksanakan dengan bentuk sambungan yangmenahan gayatekan. Sambungan yang
tidak tepat semacan ini banyak sekali di jumpai pada bangunan. rumah tinggal sederhana bahkan juga rumah tinggal mewah,yangpelaksanaannyatidakdidasari
dengan Ilmu Struktur Kayu. Apabila temyata terjadi lentur tambahan atau gaya tarik akibat gempa bumi, dapat dipastikan
perananpentingdalammenjagakestabilan bangunan tersebut. Artinya, apabila dalam menentukan janis dan ukuran fondasi tidak
tepat, akan terjadi kegagalan struktur fondasinya, sehingga akan mengakibatkan deformasi pada bagian-bagian di atas fondasi.
Bentuksertaukuran dari fondasi yang direncanakan akan dipengaruhi oleh jenis serta kondisi tanah setempat. Setiap jenis tanah akan mempengaruhi besarnya koefisien tanah (kt) yang dalam perencanaan bangunan tahan gempa merupakan suatu faktor yang harus dimasukkan. Disamping itu, besarnya koefisien tanah juga dipengaruhijenis strukturyang dipakaipada bangunan tersebut. Tabel di bawah ini menunjukkanpengamh-pengaruh tersebut. 89
UNISIA, NO. 23 TAHUN XIV TRIWULAN 3-1994
Tabel 3 : Koefisien tanah untuk berbagai jenis tanah dan jenis struktur Nilai kt untuk jenis struktur
Tanah
Jenis
Daya dukung (kg/cm^)
Keras
>5
Sedang
2-5
Lunak
Amat Lunak
•0,5 - 2 0-0,5
Baja
Bl ber-
Kayu
tulang 0,6 0,8 1,0 1,0
0,8 0,9 1,0 1.0
Pasa ngan
0,6 0,8 1,0 1,0
1,0 1.0 1,0 1,0
Sumber : Imam Subarkah, Ir. 1984, Vademekum LengkapTek. Sipil Tampak pada tabel,bahwa untuk jenis struktur kayu dan struktur baja mempunyai koefisien tanah (kt) yang lebih kecil dibanding denganjenis struktur beton maupun pasangan. Inl menunjukkan bahwa daya tahan terhadap gempa bumi pada • struktur kayu dan baja lebih tinggi dibandingkan denganjenis pasangan. Perlu diingat bahwa koefisien tanah irii akan mencntukan pula bcsamya koefisien gempa yang diperhitungkan. Dapat disimpulkan disini bahwa peranfaktorjenisscrta kondisi tanah dalam kcstabilan suatu bangunan, baik yang
teknis, baik pengurangan kuantitas maupun penurunan kualitas bahan, akan menghasilkan suatu bangunan yang secara teknis diragukan kekuatannya. Untuk bangunan-bangunanyangdapatdiharapkan
tahan gempa bumi, Jial iniakan diperparah
begitu saja.
lagi apabila dalam perencanaannya tidak puladiperhitungkan gay a-gay a gempa yang mungkin teijadi. Untuk menunj ang agar pelaksanaan dapat dijalankan secara baik dan benar, maka diperlukan adanya pengawas pelaksanaan. Namun disayangkan bahwa dalam praktek sampai saat ini, para pengawas pelaksaaan biasanya hanya "tertarik" mengawasi bagian-bagian pekeijaan yang biasanya mereka anggap "penting" saja, misalnya pada bagian
Pelaksanaan
^keijaan beton saja, sehingga bagian Iain seperti bagian pekcrjaan kayu dan
diakibatkan oleh beban-beban rcncana
maupun bcban-bcban akibat gempa bumi amatlahpenting.scrtatidakdapatdiabaikan
Faktor yag tidak kalah pentingnya dalam menciptakan suatu bangunan yang tahan gempa bumi adalah faktor pelaksanaan. suatu bangunan, yang meskipunsudahdircncanakan secarabcnar berdasarkan beban/gaya-gaya rencana, namun apabila dalam pelaksanaannya mcnyimpang dari. kctcntuan-ketentuan 90
semacamnya, luput dari pengawasan mereka. Bagian tersebut cukup mereka serahkan kepada tukang, karena dianggap
tidak penting. Oleh sebab itu, teijadinya penyimpangan pada pekerjaan kayu (membuat sambungan yang tidak tepat dan kurang memenuhi syarat), am at seringkali terjadikhususnyapadabangunan-bangunan
Fachrurrozy, StrukturKayu Tah^ Gempa
nimah tinggal.
Agardapatdihasilkanstniktur kayu yang tahap terhadap gempa bumi, pereiicanaanstrukturkayuhamsdirencakan dengan benar dan memenuhi peraturan. Untukmencegahteijadinyapenyimpangan
pelaksanaan, dibawah ini dikemukakan beberapa hal penting yang hams mendapatkan perhatian pengawas pelaksanaan, yaitu: 1. Hubungan fondasi dengan s/oo/kayu 2. Hubungan shof kayu dengan kolomkolom kayu
3. Hubungan dinding ring balk kayu dengan kolom-kolom kayu pengaku dinding.
4. Hubungan rangkakayudengandinding papan kayu / dinding tembok 5. Hubungan kuda-kuda dengan dinding
7. Hubungan antara kuda-kuda dengan balok bubungan 8. Sambungan-sambungan kayu (sam-
bimgan lentur, sambungan tarik dan sambungan tekan) Gambar-gambar dibawah ini memperlihatkan hubungan-huungan tersebut, dan ditekankan untuk dapat dilaksanakan dengan benar. -tembox
Gambar 1. Hubungan fondasi dengan sloof kayu
OJUiiUUUUUL
^ botu beliah
jangkor 0 minimum llntn pado tiop jarak I.SO m
n'lnlmum A poku
seng BV/G 28 otau lebih tebat. bout jangkor, I5mininiuml2mm balok sill
Gambar 2.a Hubungan sloof kayu dengan kolom kayu (bagian sudut) \
!•
boul, 0 minimum 12mm . \ /
91
UNISIA, NO. 23 TAHUN XIV TRIWULAN 3 -1994
jongkor besi
baloksill-.^,
baul jangVar 012 mm
12 mm
..pondasi umpak
'v.pondasi umpck DETAIL HUBUNGA:i
Gambar 2.b. Hubungan sloff kayu dengan fondasi umpak pordosi ompok iTdna kavu
"N.
balek lanlot-
bobk pcnq3(Qt
pondasi
baiu
Gambar 2.c. Hubungan fondasi umpak/batu dengan tiang kayu .
-_sengBWG2a nfmi lebih l0hi> tebal otau
ring boik
sens ewO 28 •'
atau lebih tebal
koism pengaku dinding
.1
I
I
minimum
' ^ paku
Gambar3. hubungan ring balk kayu dengan kolom 92
Fachrunozy, StrukturKayu Tahan Gempa
,kaki kuda-kuda 6 paku
ring balk
• kolom
senq BWC 28 otau
«
leDin leDQi,podo 2 sisi
Gambar4Hubungankolomdenganbalok-
Gambar 5. Hubungan kuda-kuda dengan
balok rangka
kolom kayu/ring balk
bolok nok kudo.kudo
^kuda. kudo
Gambarb. Ikatanmemanjang veitikal aiitar
-ikoian meman.
jong vcrtikal
kuda-kuda .tiong pcngonlung kuda-kuda
klos
minimum 4 poku—/ DETAtL A
bout S5 minimum 12mm
minimum 4pokU'-^
a
DclAlL B
.tiongpenggcnlung kudo-
Gambar 6.a. Detail sambungan ikatan
OETAiL C
kuda.
1.vBalok bubungan 2. Usuk (kasau)
3. Peyokong 4. Eaki kuda-kuda
5. Penggantung
Gambar 7. Hubungan antar kuda-kuda dengan balpk bubungan 93
UNISIA. NO. 23 TAHUN XIV TRIWULAN 3 -1994
Gambar 8. Beberapa contoh sambungan kayu Kesimpulan dan Saran
pengawasan dalam pekeijaan-pekeijaan
teitentu saja, akan tetapi juga meliputi 1. Adanya kecendeningan sebagian masyarakat untuk berpacu dalam meningkatkan status sosial mereka dengan cara membuat bangunan nimah
tinggal dari pasahgan tembok, tanpa diikuti dengan pemakaian teknologi yang tepat.
2. Ditinjau dari segi ekonomi, bangunan tidak dapat diharapkan tenis menenis
pengawasan pada pekerjaan yang mungkin dianggap "remeh", namun mempunyai peran yang menentukan dalam kestabilan stmktur bangunan tersebuL Misalnya pada bagian-bagian titik lemah dari suatu struktur (periksa gambar-gambar di depan) Penutup
aman dan benar-benar tidak rusak oleh
Tulisan yang disajikan secara
gempa bumi yang sangat kuat, namun perancangannya hams dapat diterima dengan menetapkan tingkat daya tahan
sedeiiiana ini, penulis rasa masih sangat jauh dari memuaskan. Namun penulis
gempa yang logis. 3. Untuk mengurangi tingkat kerusakan bangunan teihadap gempa bumi, dapat • dilakukan dengan cara : - Memakai .bahan struktur yang
mempunyai daya tahan tinggi terhadap semua gaya-gaya yang mungkin teijadi akibat gempa bumi. - Menetapkan dalam perencanaannya faktor gempa sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan. 4. Bahankayusecaraalamiahmempunyai daya tahan terhadap gempa bumi, karena didalam bahan kayu temyata mempunyai tegangan -tegangan dalam arah lentur, tekan, tarik dan geser. • 5. Fungsipengawasan dalam pelaksanaan pekeijaan stmkturbangunanhams lebih ditingkatkan lagi, tidak hanya 94
berharap, agar masyarakat menjadi lebih mempunyai wawasan, temtama mengenai sebab dan akibat yang dapat ditimbulkan oleh adanya gempa bumi. Kepada masyarakat dihimbau agar dalam melaksanakan pekeijaan bangunan harxislahpeduli akan hal-hal yang mungkin dianggap remeh namun sebenamyapenting untuk mendapatkan perhatian. semoga tulisan ini dapat membawa manfaat bagi para pembaca.
Daftar Pustaka
Fachmrrozy, Ir, 1980, Bahan kayu Untuk bangunan-bangunqn Teknik Sipil, Fakultas teknik, Universitas Islam Indonesia,
Yogyakarta:
Fachrurrozy, StrukturKayu Tahan Gempa
Heinz Frick, Ir, 1982, Ilmu Konstruksi Bangunan Kayu, Yayasan Kanisius, Yogyakaita. Iman Subarkah, Ir, 1984, Vademekum
Suwarno Wiryomartono, Ir, 1987, Konstruksi Kayu, Fakultas Teknik UGM, Yogyakarta. Teddy Boen, Ir & Wendy T, Ir, 1977,
Lengkap Teknik Sipil, Idea
Dasar-dasar Perhitungan
Dharma, Jakarta.
bangunan Tahan Gempa, Ja-
^yoshiMuto, \9%1,AnalisisPerancangan Gedung Tahan Gempa, alih
karta Teddy Boen, Ir, \91^, Manual Bangunan
bahasa oleh Wira MSCE,
Erlangga, Jakarta •
Tahan
,
Gempa
(rumah
tinggal), Jakarta.
95