STRATEGI PENGEMBANGAN Dalam menyusun suatu strategi pengembangan suatu usaha, dalam ha1 ini adalah pengembangan manggis, perlu dilakukan suatu analisa yang mendalam. Pada penelitian ini metode analisis data yang digunakan adalah dengan Analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities and Threats Analysis), yaitu analisis potensilkekuatan, kelemahan, peluang dan ancamanlkendala. Analisis ini diawali dengan inventarisasi dan klasifikasi terhadap permasalahanlkelemahan dan kelebihantkekuatan baik secara internal usaha manggis di wilayah Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung, maupun secara eksternal yang berasal dari lingkungan di luar Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung. Langkah-langkah yang harus di lakukan adalah (1) Input stage (analisis data input dan Analisis Lingkungan Strategis), (2) Matching stage (analisis pencocokan), (3) Desicion stage (analisis pengambilan keputusan). Analisis Data Input Proses analisis dimulai dengan pendalaman atau identifikasi lingkungan strategis, kemudian dilanjutkan dengan analisis faktor internal dan faktor eksternal. Proses analisis akan menghasilkan beberapa asumsi atau peluang strategis untuk mendapatkan faktor-faktor kunci keberhasilan. Analisis Lingkungan Strategis. Lingkungan strategis yang mempengaruhi kinerja dalam proses perencanaan dan pengembangan komoditas unggulan manggis di Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung dibagi atas faktor internal dan eksternal. Faktor internal, mencakup kekuatan (S = Strengths) dan kelemahan (W = Weakness). Sementara yang tergolong dalam faktor eksternal adalah peluang ( 0 =
Opportunities) dan ancaman (T = Threaths). Dari hasil pengamatan dan
wawancara di lapangan, diperoleh daftar faktor internal dan eksternal dalam usaha pengembangan manggis di Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung sebagaimana berikut:
Faktor Internal Kekuatan.
Faktor
internal
yang
merupakan
suatu
kekuatan
untuk
mengembangkan manggis adalah: 1. Potensi lahan yang sesuai dengan karakteristik lahan yang dibutuhkan oleh
tanaman manggis masih luas ( f 80.341 ha) atau 26.4% dari total luas wilayah Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung.
2. Manggis ditetapkan sebagai komoditas unggul spesifik lokasi. 3. Pemerintah pusat dan daerah telah rnelakukan program pengembangan dengan memberikan anggaran khusus untuk pengembangan manggis (APBN dan APBD).
4. Wilayah Kabupaten dibelah oleh jalan Lintas Tengah Sumatera sehingga memiliki akses yang relatif lebih mudah. 5. Lembaga penyuluhan dan penelitian telah mendukung.
6. Khasiat manggis tidak dimiliki oleh buah lain. 7. Rasa buah manggis lebih manis dan kulit lebih tebal dibanding manggis dari
daerah lain khususnya di Sumatera Barat. 8. Masa panen manggis di Indonesia tidak bersamaan dengan wilayah lain di dunia. Kelemahan. Faktor internal yang merupakan suatu kelemahan adalah sebagai berikut: 1. Masa juvenile tanaman manggis lama (8-10 tahun). 2. Tingkat keabsahan dokumen lahan rendah. 3. Hukum adat yang sangat kuat menghambat perkembangan perekonomian dan perkembangan wilayah. 4. Ketersediaan bibit unggul bermutu masih rendah.
5. Kemampuan sumberdaya manusia dalam sistem budidaya masih rendah. 6. Sistem kelembagaan rendah.
7. Sarana dan prasarana pendukung terutama jalan dan jembatan rendah. 8. Sistern informasi pasar lemah. 9. Belum berkembangnya industri pengolahan manggis.
Faktor Eksternal Peluang. Beberapa peluang yang mendukung pengembangan manggis di Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung:
1. Peluang pasar untuk konsumsi buah segar masih terbuka lebar. 2. Berkembangnya teknologi pembuatan xanthone baik di Indonesia maupun
negara lain yang membutuhkan buah manggis dalam jumlah besar. 3. Semakin berkembangnya sistem informasi yang mendukung pengembangan
dan tata niaga manggis.
4. Munculnya teknologi baru. 5. Potensi kerjasama kemitraan dengan pedagang dan stakeholder masih terbuka.
Ancaman. Beberapa faktor lingkungan yang menjadi ancaman pengembangan manggis adalah sebagai berikut: 1. Kemampuan sumberdaya manusia di negara dan di daerah pesaing lebih baik.
2. Negara dan daerah pesaing sebagai produsen manggis memiliki kualitas produksi lebih baik. Analisis Faktor Internal Hasil analisis menunjukan bahwa pengaruh faktor internal yang lebih dominan terjadi pada unsur potensi lahan yang masih besar, masa juvenil manggis lama,
sarana dan prasarana pendukung yang rendah, kemampuan SDM,
kemudian adanya kebijakan pemerintah dalam penetapan anggaran guna pengembangan manggis. Faktor ini merupakan bagian dari kekuatan dan kelemahan yang
perlu diperhitungkan dalam mempengaruhi perkembangan
manggis. Faktor kelembagaan pengolahan hasil adalah faktor terakhir yang memberikan pengaruh terhadap perkembangan manggis di
Kabupaten
Sawahlunto/Siju~~jung. Pada Tabel 31 ditampilkan hasil analisis faktor internal secara terinci.
Tabel 3 1 Analisis faktor internal dalam pengembangan manggis di Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung Faktor Internal Strategis Kekuatan: 1. Potensi lahan yang sesuai untuk dikembangkan manggis masih luas. 2. Manggis ditetapkan sebagai komoditas unggul spesifik lokasi. 3. Pemerintah pusat dan daerah telah melakukan program pengembangan dengan memberikan anggaran khusus untuk pengembangan manggis (APBN dan APBD). 4. Hiik"rii adat jiarigkiiae ddm pendisfiil,lisim tanah, mampu menahan laju alih fungsi lahan dari pertanian ke non pertanian. 5. Wilayah Kabupaten dibelah oleh jalan Lintas Tengah Sumatera sehingga memiliki akses yang relatif lebih mudah. 6. Lembaga penyuluhan dan penelitian telah mendukung. 7. Khasiat manggis tidak dimiliki oleh buah lain 8. Rasa buah manggis lebih manis dan kulit lebih tebal dibanding manggis dari daerah lain. 9. Masa panen manggis tidak bersamaan defigmdi wilayati
Bobot Rating Skor*
0,15
4
0,60
0,05
3
0,15
0,07
4
0,05
3
Potensi lahan, dukungan 0,28 anggaran dan adat mendukung pengem0,15 bmga
0,02
2
0,04
0,04
3
0,12
0,03 0,02
1 1
0,03 0,02
0,03
2
0,06
Kelemahan: 1. Masa juvenile tanaman manggis lama 2. Tingkat keabsahan dokumen lahan rendah. 3. Hukum adat yang sangat h a t disisi lain menghambat perkembangan perekonomian dan perkembangan wilayah. 4. Ketersediaan bibit unggul bermutu yang rendah. 5. Kemampuan sumberdaya manusia dalam sistem budidaya rendah. 6. Sistem kelembagaan rendah. 7. Sistem informasi pasar lemah. 8. Belum berkembangnya industri pengolahan. 9. Sarana dan prasarana pendukung terutama jalan dan jembatan kurang. Jumlah
*
= skor adalah hasil
Komentar
Penelitian
dan perbaikan
SDM, sarana dan prasarana Pendukung Ditingkatkan
1,00 perkalian bobot dengan skor (bobot x skor).
Analisis Faktor Eksternal Hasil identifikasi faktor eksternal selanjutnya dilakukan tahap analisis faktor eksternal sebagaimana Tabel 32 berikut: Tabel 32 Analisis ekstemal dalam pengembangan lnanggis di Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung Faktor Eksternal Strategis
Bobot Rating Skor* Komentar
Peluang : 1. Peluang pasar untuk konsumsi buah segar masih terbuka lebar 2. Berkembangnya teknologi pembuatan xanthone baik di Indonesia maupun negara lain yang membutuhkan buah manggis dalam jumlah besar. 3. Semakin berkembangnya informasi yang mendukung pengembangan dan tata niaga manggis. 4. Munculnya teknologi ban 5. Menjalin kerjasama kemitraan dengan stakeholder dan pelaku tata niaga
0,25
4
1,O
0,lO
3
02
0,lO
2
0,2
0,15 0,lO
2
0,3 0,3
0,15
2
0,15
1
3
Peluang pasar besar Meningkatkan kerjasama dan peningkatan jaringan informasi
Ancaman : 1. Negara pesaing dan daerah pesaing sebagai
produsen manggis memiliki kualitas produksi lebih baik. 2. Kemampuan sumberdaya manusia di Negara pesaing dan di daerah pesaing lebih baik.
0,30 Kualitas perlu ditingkatkan dengan 0,15 meningkatkan SDM, teknologi dan
*= skor adalah hasil perkalian bobot dengan skor (bobot x skor)
Hasil analisis menunjukkan bahwa faktor eksternal yang dominan adalah peluang pasar yang masih terbuka baik pasar lokal maupun intemasional khususnya untuk konsumsi buah segar. Perkembangan teknologi dan sistem informasi, kerjasama dengan pihak stakeholder dan pelaku tata niaga manggis merupakan peluang yang dapat diraih. Produksi manggis di negara pesaing dan dari daerah pesaing lebih baik serta kelnampuan sumberdaya manusia yang lebih tinggi
menjadi
ancaman
bagi
pengembangan
manggis
di
Kabupaten
Sawahlunto/Sijunjung. Faktor ini berada di luar wilayah pengembangan, sehingga
dibutuhkan
koordinasi
dan
kerjasama
seluruh
instansi
terkait
guna
memaksimalkan kemampuan guna rneminimalkan ancaman yang dimulai sejak penyusunan perencanaan pengembangan. Faktor eksternal perkembangan teknologi serta kerjasama kemitraan dengan stakeholder dan pelaku tata niaga merupakan faktor yang melibatkan peran pemerintah dan masyarakat yang masih terbuka seiring dengan peningkatan kuaiitas dan kuantitas produksi manggis. Hal ini terkait erat dengan perkembangan sistem informasi walaupun hasil analisis menunj~tkanbahwa unsur ini berada dibawah unsur sebelumnya. Perhatian dan koordinasi antara pelaku usaha dan pemerintah akan lnengarahkan penetapan kegiatan yang bisa dikerjasamakan secara fungsional sesuai dengan tupoksi masing-masing instansi atau lembaga terkait. Pencocokan Langkah berikutnya adalah tahap pencocokan. Dengan menggunakan strategi silang, tahap pencocokan dengan matrik TOWS atau SWOT daiam Analisis SWOT dihasilkan beberapa asulnsi strategis sebagai bahan untuk pencapaian kemungkinan altematif strategi pengembangan manggis di Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung. Strategi dan hasil dari pencocokan tersebut selanjutnya dilakukan proses penetapan "Asumsi Alternatif Strategis".
Matrik tahap
pencocokan dari analisa ini disajikan pada Tabel 33. Sesuai matrik SWOT pada Tabel 33, diperoleh berbagai asumsi altematif strategi yang dapat dilakukan dalam upaya pengembangan manggis di Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung yaitu: Strategi Strenghts-Opportunities, yaitu me~nanfaatkan kekuatan untuk meraih peluang, dengan strategi yang mungkin dapat dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Memanfaatkan potensi lahan yang sesuai (f80.341 ha) untuk pengembangan
manggis dan sumberdaya petani manggis guna meraih peluang pasar manggis. 2. Mengolah manggis kualitas BS menjadi produk olahan bernilai ekenomi
tinggi seperti juice dan xanthone untuk meraih peluang pasar manggis.
Tabel i
33
Matrik SWOT pengembangan Sawahlunto/Sijunjung
Faktor Internal
manggis
di
Kabupaten
S 1.Potensi lahan luas (80.341 ha). 2.Komoditas unggul spesifik lokasi. 3.APBN dan APBD telah dianggarkan. 4.Lokasi wilayah. 5.Lembaga penyuluhan dan penelitian. 6.Khasiat manggis beda 7.Rasa bu& mixigsis. 8.Masa panen manggis berbeda.
W 1. Masa panen manggis lama 2. Tingkat keabsahan dokumen lahan rendah. 3. Hukum adat menghambat perkembangan ekonomi dan wilayah. 4. Ketersediaan bibit unggul bermutu yang rendah. 5. Kemampuan sumberdaya manusia rendah. 6, Sisteiiikeleiiibsgigaaii ieiid&.
Alternatif Strategis SO:
Alternatif Strategis WO:
7. Sarana dan pmarana pendukung terutama infrastruktu~jalan rendah. 8. Sistem informasi pasar lemah. 9. Belum berkembangnya industri pengolahan.
Faktor Ekstemal 0 1. Peluang pasar untuk 1. Memanfaatkan potensi konsumsi buah segar lahan yang sesuai untuk manggis untuk meraih masih terbuka lebar. 2. Pembuatan peluang pasar manggis. 2. Mengolah mnthone. manggis 3. Sistem informasi menjadi produk olahan berkembang. bemilai ekonomi tinggi. 4. Munculnya 3. Meningkatkan pola kemitraan dan kerjasama teknologi baru. dengan stakeholder untuk 5. Menjalin kerjasama kemitraan stakeholder pengembangan manggis dan pelaku tata niaga secara terintegasi. 4. Meningkatkan kemampuan lembaga penelitian dalam mengembangkan teknologi baru.
ASUMSI Strategis ST:
1.Meningkatkan tingkat keabsahan dokumen tanah untuk meningkatkan kerjasama dan produksi. 2.Meningkatksn SDM guns penin&atan teknologi budidaya dan sistem informasi, meraih peluang pasar dan menjalin kerjasama dan kemitraan. 3.Meningkatkan fasilitas pendukung terntama jalan dan jembatan guna menjalim kerjasama k e m i h . 4.Meningkatkan sistem kelembagaan untuk memanfaatkan peluang pasar manggis.
ASUMSI Strategis WT:
I N=sara PeSailig diiri Me"ga16&ili~ idggaran Mg6pfimdm SDM, APBN dan APBD untuk peningkatan kualitas produksi, daerah pesaing mengeliinir ancaman. memiliki kualitas dan kuantitas produksi 2. Melaksanakan kejasama lebih baik. teknologi dan SDM dengan 2 Kemampuan SDM di negaraldaerah Negara pesaing dan di pesaing. d a d pesaing lebih baik.
giina
3. Meningkatkan pola kemitraan dan kejasama dengan stakeholder untuk
pengembangan manggis secara terintegrasi.
4. Meningkatkan kemampuan lembaga penelitian dalam mengembangkan teknologi baru. Strategi Weaknesses-eportunities, yaitu meminimalkan kelemahan untuk mencapai dan memanfaatkan peluang yang ada, dengan strategi yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Meningkatkan sistem kelembagaan untuk memanfaatkan peluang pasar. 2. Meningkatkan tingkat keabsahan dokumen tanah untuk meningkatkan
kejasama dan produksi. 3. Meningkatkan SDM guna menerapkan teknologi dan sistem informasi, meraih
peluang pasar serta menjalin kejasama dan kemitraan.
4. Meningkatkan fasilitas pendukung terutama jalan dan jembatan guna menjalin kejasama kemitraan. Strategi Strengths-nreats, yaitu strategi yang memanfaatkan kekuatan untuk mengurangi ancama. dengan strategi alternatif yang dapat dilakukan adaiah sebagai berikut :
1. Mengalokasikan anggaran APBN dan APBD uhtuk mengeliminir ancaman. 2. Melaksanakan kejasama teknologi dan SDM dengan negara pesaing dan daerah pesaing guna peningkatan kualitas manggis. Strategi Weaknesses-Threats, yaitu m e ~ p a k a n taktik untuk bertahan yang diarahkan untuk mengurangi kelemahan-kelemahan internal serta menghindar dari ancaman-ancaman lingkungan, dengan strategi alternatif yang dapat dilakukan adalah mengoptimalkan sumber daya manusia guna meningkatkan kualitas produksi manggis.
Pengambilan Keputusan
Langkah terakhir adalah Langkah Pengambilan Keputusan, dimana didalam analisis ini dipakai metode QSPM (Bantifatif Strategic Planning Matrix), yaitu rancangan untuk menentukan kemenarikan relatif (relative aftraetiveness) dari tindakan strategi altematif yang mungkin dapat dilakukan.
Tabel 33 berikut adalah matrik QSPM dari berbagai strategi altematif yang mungkin dapat dilakukan:
Tabel 34 Quantitat$Strategic Plann?ng Mafxik (QSPM) pengembangan manggis di Kabupaten Sawablunto/Sijunjung ~~
~~p~ ~~
-
~~
~
-~~~-~ -
Alternatif strategi Faktor Utama
Rating
Potensi daerah
TAS
AS
Mengolah manppis Pola kemitraan AS
TAS
AS
TAS
Kelembagaan
Failits Menhgkatkan SDM pendukunp
AS TAS
AS
TAS
Kerjssama dgn pesaing
Anmaran
AS
TAS
AS
TAS
AS
TAS
OPPORTUNITIES (0) 1. Peluang pasar untuk konsumsi buah
segar masih terbuka lebar
4
1
4
4
16
4
16
4
16
1
4
4
2. Pembuatan xanthone 3. Sistem informasi berkembang.
3 3
3 2
9 6
4 2
12 6
3 2
9 6
1 4
3 12
3 3
9 9
1 4
3
4 3
2
2
4
4
8
4
8
4
8
4
8
4
8
3
3
9
3
9
3
9
1
3
3
9
2
4
4
4
4
4
4
3
3
4
4
4
8
2
4
2
4
1
2
4
3
3
9
3
9
3
9
1
3
3 3 2
4 2 1
6 2
2 1 1
6 3 2
4 2 1
12 6 2
4 1 1
3
2
6
4
12
2
6
4
4
1
6
4
16
9
4 4
12 12
2
4
4
8
6
3
9
4
12
2
2
3
3
4
4
8
2
4
3
6
4
8
3
9
1
3
3
9
1
3
12 3 2
4 1 1
12 3
4 1
12 3
4 1
12 3
2 2
6 6
2
2
4
1
2
1
2
12
4
1
1
3
1
2
16 1
2
4. Menjalin kerjasama ikemitraan dan stake-
holder 3. Munculnya teknologi baru
THREATS (T) 1. Negara dan daerah pesaing memiliki
kualitas dan kuantitas produksi lebih baik. 1 2. Kemampuan SDM di negara dan di daerah pesaing lebih baik. 2
STRENGHTS (S) Potensi lahan luas Komoditas unggul spesifik lokasi. APBN dan APBD telah dianggarkan Hukum adat mencegah alih fungsi lahan 5. Lokasi wilayah
1. 2. 3. 4.
6. Lembaga penyuluhan dan penelitian
1
2
2
3
9
3
9
w
m
Alternatif Strategi Faktor Utama
7. Khasiat manggis beda 8. Rasa buah manggis 9. Masa panen manggis berbeda
Rating
Poensi daorah
Mengalah man&$
Pola k c m i m n
AS
TAS
AS
TAS
AS
1
2
2
4
4
1
1
1
4
2
2
4
4
Kelembagaan
AS
TAS
AS
TAS
AS
TAS
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
1 6
1
2
1 3
1
1
1
2
4
1 8
1
1
1
4
I
1
8
1
2
6. Sistem kelembagaan rendah. 7. Sarana dan prasarana pendukung terutama jalan dan jrmbatan kurang. 8. Sistem informasi pasar lemah. 9. Belum berkembangnya industri pengolahan.
Keterangan nilai AS (AltracfivenessScore): 1 = tidak menarik, 2 = agak menarik, 3 = secara logis menarik, 4 = sangat menarik TAS (Total Attractivenes Score) = Rating x AS
dgn pesaing
TAS
AS
1. Masa panen manggis lama. 2. Tingkat keabsahan dokumen lahan rendah. 3. Hukum adat menghambat perkembangan ekonomi dan wilayah 4. Ketersediaan bibit unggul bermutu yang rendah. 5. Kemampuan sumberdaya manusia rendah.
Keriasama
Anggaran
AS
TAS
WEAKNESSES (W)
Fasilim Mcningkatkan SOM pendukung
TAS
Tabel Quantitatif Strategic Planning Matrik (QSPM) di atas menunjukkan bahwa pengembangan manggis di Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung dapat dilakukan melalui beberapa alternatif strategi, dengan urutan strategi sebagai berikut: Tabel 35 Urutan altematif strategi yang dapat dilaksanakan sesuai hasil analisis QSPM No
Strategi
Total Score
1.
Memanfaatkan potensi lahan yang sesuai untuk pengembangan
187
manggis dan sumberdaya petani manggis untuk meraih peluang pasar manggis. 2.
Mengalokasikan
anggaran
APBN
dan
APBD
untuk
meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi. 3.
Meningkatkan pola kemitraan dengan menjalin kerjasama stakeholder dan pelaku tata niaga sebagai upaya pengembangan manggis secara terintegrasi.
4.
Kerjasama dalam bidang teknologi dan sumberdaya manusia dengan daerah pesaing dan negara pesaing dalam upaya meningkatkan kualitas produksi.
5.
Meningkatkan SDM guna menerapkan teknologi dan sistem infonnasi, meraih peluang pasar serta menjalin kerjasama dan kemitraan.
6.
Mengolah manggis menjadi produk olahan bemilai ekenomi tinggi untuk meraih peluang pasar.
7.
Meningkatkan fasilitas pendukung guna menjalin kerjasama kemitraan.
8.
Meningkatkan
sistem kelembagaan untuk
memanfaatkan
peluang pasar manggis. Langkah
awal
yang
dapat
dilaksanakan
oleh
pemerintah
Kabupaten
SawahIunto/Sijunjung adalah dengan memanfaatkan potensi lahan yang sesuai untuk pengembangan manggis yang ada untuk meraih peluang pasar manggis serta melakukan pengalokasian dana untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi. Secara rinci, langkah konkrit untuk menunjang pelaksanaan setiap urutan strategi tersebut adalah sebagai berikut:
Strategi pertama, memanfaatkan potensi daerah yaitu lahan yang sesuai untuk pengembangan manggis dan sumber daya petani untuk meraih peluang pasar. Tujuan yang ingin dicapai adalah me~nanfaatkanpotensi daerah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat tani dengan sasaran utama adalah meningkatnya luas tanam, produksi dan pendapatan petani manggis rakyat. Potensi daerah, khususnya potensi lahan, memiliki kesesuaian lahan dengan kelas sangat sesuai sampai dengan sesuai marjinal untuk pengembangan manggis yang mencapai luasan 80.341 ha. Potensi ini perlu dikelola dan diberdayakan lebih intensif sehingga mampu meningkatkan produksi yang optimal. Saat ini jumlah populasi baru mencapai 83.873 pohon yang ditanam secara polikultur di kebun calnpuran seluas 21.300,842 ha. Namun populasi tersebut lebih terpusat di Kecamatan koto VII, Lubuk Tarok, Tanjung Gadang dan Sijunjung. Langkah konkrit yang dapat dilaksanakan antara lain: 1. Melakukan analisis kesesuaian lahan dalam skala lebih detail (1 : 50.000) 2. Pengadaan dan perbanyakan serta penyebaran bibit manggis oleh pemerintah daerah untuk ditanam di lahan pekarangan dan kebun campuran milik masyarakat.
3. Mempennudah perijinan investasi bagi pemodal/investor 4. Pemanfaatan
lahan
adatlulayat
untuk
pengembangan
manggis
secara
berkelanjutan melalui pembuatan kebun manggis yang dimiliki oleh setiap sukukaum.
5. Pembuatan kebun bibit manggis (pemeliharaan pohon induk, penangkaran bibit unggul) yang mampu memproduksi bibit unggul 7.000- 10.000 batang per tahun. 6 . Pelatihan penangkar bibit unggul
7. Melakukan pengembangan manggis dengan pembuatan kebun manggis pada lahan yang saat ini merupakan semak, lahan terlantar, tanah terbuka yang sesuai untuk pengembangan manggis. 8. Penyusunan peraturan daerah tentang sistem kepemilikan lahan yang mampu
berdampingan dengan hukum adat, sehingga tercipta situasi usaha yang kondusif.
9. Meningkatkan kualitas petani manggis dalam penanganan panen dan pengemasan. Strategi kedua adalah mengaiokasikan anggaran APBN dan APBD untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi. Tujuan dari strategi ini adalah mengoptimalkan pemanfaatan potensi daerah guna meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi dengan dukungan infrastruktur
dengan sasaran utalna
termanfaatkannya potensi daerah sesuai dengan dukungan infrastruktur. Adapun langkah konkrit yang mungkin dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Perbaikan jalan (jalan negara, propinsi dan kabupaten). 2. Pembukaan dan perbaikan jalan pedesaanlnagari. 3. Pembangunan jalan dan jembatan untuk membuka daerah terisoler yang masuk
dalam kawasan budidaya. 4. Pembukaan jalan usahatani di kawasan budidaya.
Strategi ketiga adalah meningkatkan pola kemitraan dan inenjalin kerjasama stakeholder sebagai upaya pengembangan manggis secara terintegrasi. Tujuan dari strategi ini adalah mengoptimalkan kerjasama petani dan pedagang serta kerjasama antar instansi sehingga terwujud pengembangan manggis secara terintegrasi dengan sasaran
utama
tenvujudnya
koordinasi
antar
instansi dalam
mendukung
pengembangan manggis. Adapun iangkah kegiatan yang dapat dilaksanakan antara lain: 1. Melakukan koordinasi antar instansi terkait (BAPPEDA, Dinas Pekerjaan
Umum, Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura, Dinas Transmigrasi, Dinas Perkebunan dan Dinas Kehutanan) dalam mengembangkan komoditas manggis. 2. Melakukan temu kemitraan antara petani dan pedagang.
3. Melakukan kerjasama perdagangan manggis antara kelompok tani dengan eksportir.
4. Melakukan promosi, negosisasi dan kerjasama dengan investor swasta yang dituangkan dalam suatu kontrak kerjasama. 5. Pembangunan klinik dan sub terminal agribisnis manggis beserta petugasnya.
Strategi keempat adalah kerjasama dalam bidang teknologi dan sumberdaya manusia dengan daerah pesaing dan negara pesaing dalam upaya meningkatkan kualitas produksi. Tujuan dari strategi ini adalah meningkatkan kualitas, kuantitas dan kontinyuitas produksi manggis, dengan sasaran utama tenvujudnya produksi manggis yang sesuai dengan kebutuhan pasar. Langkah konkrit yang dapat dilaksanakan antara lain :
1. Melakukan penjajagan untuk mencari mitra swasta, daerah dan negara lain yang memiliki kompetensi dalam bidang teknologi dan kapital untuk investasi usaha manggis.
2. Melakukan berbagai penelitian sehingga diperoleh teknologi budidaya manggis spesifik lokasi yang mampu mempersingkat masa tunggu panen dan meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi manggis. 3. Kerjasama dalam penguatan sistem informasi pemasaran.
4. Mempersiapkan sumberdaya manusia melalui berbagai pelatihan. Strategi kelima adalah meningkatkan sumberdaya manusia guna menerapkan teknologi dan sistem informasi, meraih peluang pasar serta menjalin kerjasama dan kemitraan, dengan tujuan utama adalah meningkatkan sistem pelaksanaan kegiatan dan pelayanan dalam pengembangan manggis daerah. Sasaran yang dituju dari strategi ini adalah terciptanya Sumberdaya manusia yang handal dalam pengembangan manggis daerah. Langkah yang dapat diambil adalah dengan melakukan upaya peningkatan kuantitas dan kualitas sumberdaya manusia untuk pengembangan manggis daerah, ha1 ini dapat dilakukan dengan berbagai langkah antara lain : 1. Pelatihan petani dan aparat dalam budidaya dan pasca panen manggis. 2. Alokasi penyuluh pengembangan manggis daerah. 3. Peningkatan kualitas sumberdaya manusia khusus untuk pengembangan klinik
dan sub terminal agribisnis manggis daerah.
4. Pelatihan dan magang calon petugas klinik dan sub terminal agribisnis manggis. Strategi keenam adalah mengolah manggis menjadi produk olahan bernilai ekenomi tinggi untuk meraih peluang pasar. Tujuan dari strategi ini adalah mengkaji dan memanfaatkan peluang pasar buah dan produk olahan manggis daerah, dengan sasaran utama tersalurkannya buah dan produk olahan manggis daerah. Adapun langkah konkrit yang dapat diambil adalah sebagai berikut : 1. Perbaikan dan pelatihan teknik panen dan pasca panen manggis:
a. Perbaikan dan pelatihan teknik panen. b. Peningkatan dan pelatihan teknik pengemasan hasil panen.
2. Pengembangan aneka ragam produk olahan (industri) manggis: a. Pelatihan, pembinaan dan pengembangan syrop manggis. b. Pelatihan, pembinaan dan pengembanganjuice manggis. c. Pelatihan, pembinaan dan pengembangan selai manggis. d. Pelatihan, pembinaan dan pengembangan xanthone. e. Pelatihan, pembinaan dan pengembangan pengolahan limbah manggis (kompos).
3. Memfasilitasi, membina, mengembangkan pemasaran buah
manggis dengan promosi
dan produk olahan
melalui pameran, website pemerintah daerah dan
kegiatan-kegiatan yang menunjang promosi (Mangosteen day, kontes buah manggis dan lain-lain). Strategi ketujuh adalah meningkatkan fasilitas pendukung guna menjalin kerjasama kemitraan. Tujuan dari strategi ini adalah memperbaiki fasilitas pendukung guna meningkatkan daya tarik investor dengan sasaran utama meningkatkan fasilitas panen, pasca panen dan distribusi manggis.
Langkah konkrit yang dapat
dilaksanakan adalah:
1.
Pemeliharaan gudang penyimpan buah manggis berpendingin ("coldstorage").
2.
Pemeliharaan alat dan mesin pengolahan buah manggis.
3.
Pemeliharaan alat dan mesin pengemasan produk olahan manggis
4.
Pemeliharaan traktor pengolahan tanah kebun manggis
5.
Pemeliharaan jalan usahatani dan jalan produksi. Strategi kedelapan adalah meningkatkan
sistem kelelnbagaan
untuk
memanfaatkan peluang pasar. Tujuan dari strategi ini adalah meningkatkan kernampuan sistem kelembagaan terkait dengan pengetnbangan manggis dengan sasaran utama meningkatkan pelayanan letnbaga keuangan, ke~nampuanlembaga petani dan penyuluhan serta kelembagaan pemasaran. Adapun langkah kegiatan yang dapat dilaksanakan adalah :
1.
Pembinaan dan penguatan serta pemberdayaan kelompok tani dalam ha1 budidaya dan pasca panen manggis.
2.
Fasilitasi pembentukan kelompok kolaborasi petani dan pengusaha (pengusaha pupuk, pengusaha produk olahan, dan pedagang) berupa gabungan kelompok tani.
3.
Pembinaan sub tenninal agribisnis manggis daerah.
4.
Rekayasa dan pembinaan jaringan
infomasi dan perdagangan untuk
pengembangan manggis daerah (antar daerah, antar propinsi dan antar negara). Secara ringkas, disajikan dalam Tabel 36. Strategi pertama yaitu, tnemanfaatkan potensi daerah yaitu iahan yang sesuai untuk pengembangan manggis dan sumber daya petani untuk meraih peluang pasar dan strategi kedua yaitu mengalokasikan anggaran APBN dan APBD untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi adalah strategi yang dapat dilakukan untuk tahun pertama, kedua dan ketiga.
Melakukan analisis kesesuaian lahan dalam skala lebih detail yaitu 1 : 50.000 adalah langkah pertarna yang hams dilakukan oleh Pemerintah Daerah, karena dari hasil analisis ini akan diperoleh infonnasi fisik lahan yang sesuai untuk manggis sehingga akan mempermudah Pemerintah Daerah dalam melakukan promosi potensi daerah guna menarik investor manggis untuk mengembangkan manggis di Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung. Pengadaan dan perbanyakan serta penyebaran bibit manggis oleh pemerintah daerah untuk ditanam di lahan pekarangan dan kebun campuran milik masyarakat, temtama di Koto VII, Lubuk Tarok, Tanjung Gadang dan Sijunjung. Hal ini dilakukan karena manggis saat ini belum menjadi komoditas primer, sehingga penanaman manggis masih bersifat sekunder sehiigga penanmati di pekarangan dan kebun campuran adalah langkah yang dapat ditempuh dalam peiigciiibang* iiiaiig.g.is menilju teiwujudriya ktiiYasaii iii*ggis. Pembuatan kebun bibit manggis
yaitu pemeliharaan pohon induk dan
penangkaran bibit unggul dengan kapasitas produksi bibit sebanyak 7.000 batang per tahun, diharapkan mampu mendukung
- 10.000
pengembangan manggis di
pekarangan dan pemanfaatan lahan adatlulayat untuk pengembangan manggis secara berkelanjutan melalui pembuatan kebun manggis yang dimiliki oleh setiap sukukaum serta pengembangan manggis dengan pembuatan kebun manggis pada lahan yang saat ini merupakan semak, lahan terlantar, tanah terbuka yang sesuai untuk pengembangan manggis. Pembuatan kebun bibit oleh pemerintah daerah ini hams disertai dengan pelatihan penangkar bibit dari kalangan petani, sehimgga kapasitas produksi bibit dapat ditingkatkan dan petani lebih mandii. Kebijakan pemerintah dalam memberikan kemudahan perijinan investasi bagi pemodal atau investor diharapkan mampu mendukung pengembangan manggis dengan sistem perkebunan di tanahtanah terbukalterlantarltanah ulayat.
Tabel 36 Matriks uraian rencana kerja pada setiap strategi terpilih dalam pengembangan komoditas manggis Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung berdasarkan hasil analisis QSPM
STRATEGI 1. Memanfaatkan daerah untuk peluang pasar.
TUJUAN
potensi Memanfaatkan potensi meraih manggis daerah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat tani.
SASARAN Meningkatnya luas tanam, produksi dan pendapatan manggis rakyat.
KEGIATAN 1. Melakukan analisis kesesuaian lahan dalam skala lebih detail (1 :50.000) 2. Pengadaan dan perbanyakan serta penyebaran bibit manggis oleh pemerintah daerah untuk ditanam di lahan pekarangan dan kebun campuran milik masyarakat, terutama di Koto VII, Lubuk Tarok, Tanjung Gadang dan Sijunjung 3. Mempemudah perijinan investasi bagi pemodaVinvestor 4. Pemanfaatan lahan adatfulayat untuk pengembangan manggis secara berkelanjutan melalui pembuatan kebun manggis yang dimiliki oleh setiap sukukaum. 5. Pembuatan kebun bibit manggis (pemeliharaan pohon induk, penangkaran bibit unggul) yang mampu memproduksi bibit unggul7.000- 10.000 batang per tahun. 6 . Pelatihan penangkar bibit unggul 7. Melakukan pengembangan manggis dengan pembuatan kebun manggis pada lahan yang saat ini merupakan semak, lahan terlantar, tanah terbuka yang sesuai untuk pengembangan manggis. 8. Penyusunan peraturan daerah tentang sistem kepemilikan lahan yang mampu berdampingan dengan hukum adaf sehingga tercipta situasi usaha yang kondusif. 9. Meningkatkan kualitas petani manggis dalam penanganan panen dan pengemasan.
-
N P
STRATEGI
TUJUAN
KEGIATAN
SASARAN
2. Mengalokasikan anggaran APBN dan APBD untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi.
Mengoptimalkan pemanfaatan potensi daerah sesuai dengan dukungan infrashuklur.
Termanfaatkannya 1. Perbaikan jalan (jalan negara, propinsi dan kabupaten). potensi daerah sesuai 2. Pembukaan dan ~erbaikanialan ~edesaanlna~ari. dengan dukungan 3. Pembangunan hlan dan jembatan untuk membuka daerah inhhuktur. terisoler -yann- masuk dalam kawasan budidaya. 4. Pembukaan jalan usahatani di kawasan budidaya.
3. Meningkatkan pola kernitraan dan menjalin kerjasama stakeholder sebagai upaya pengembangan manggis secara terintegrasi.
Mengoptimalkan kerjasama petani pedagang dan antar instansi sehingga terwujud pengembangan manggis secara terintegrasi.
Temjudnya kemitman dan koordinasi antar instansi dalam mendukung pengembangan manggis.
-
1. Melakukan koordinasi antar instansi terkait (BAPPEDA, Dinas
2. 3.
4. 5. 4. Kerjasama dalam bidang teknologi dan sumberdaya manusia dengan daerahtnegara pesaing dalam upaya meningkatkan kualitas produksi.
Meningkatkan kualitas, kuantitas dan kontinyuitas produksi manggis.
Tenvujudnya produksi manggis yang sesuai dengan kebutuhan pasar.
Pekerjaan Umum, D i a s Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura, Dinas Transmigrasi, Dinas Perkebunan dan Dinas Kehutanan) dalam mengembangkan komoditas manggis. Melakukan temu kemitraan antara petani dan pedagang. Melakukan kerjasama perdagangan manggis antara kelompok rani dengan eksportir. Melakukan promosi, negosisasi dan kerjasama dengan investor swasta yang dituangkan dalam suatu kontrak kerjasama. Pembangunan klinik dan sub terminal agribisnis manggis beserta petugasnya.
I. Melakukan penjajagan untuk mencari mitra swasta, daerah dan negara lain yang memiliki kompetensi dalam bidang teknologi dan kapital untuk investasi usaha manggis. 2. Melakukan berbagai penelitian sehingga diperoleh teknologi budidaya manggis spesifik lokasi yang mampu mempersingkat masa tunggu panen dan meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi manggis. 3. Kerjasama dalam penguatan sistem informasi pemasaran. 4. Mempersiapkan sumberdaya manusia melalui berbagai pelatihan.
-
N vI
SASARAN
KEGIATAN
STRATEGI
TUJUAN
5. Meningkatkan SDM guna menerapkan teknologi dan sistem informasi, meraih peluang pasar serta menjalin kerjasama dan kemitraan.
Meningkatkansistem pelaksanaan kegiatan dan pelayanan dalam pengembang an manggis daerah.
6. Mengolah manggis menjadi produk olahan bemilai ekenomi tinggi untuk meraih peluang pasar.
Mengkaji dan memanfaat Tersalurkannya buah kan peluang pasar buah dan produk olahan dan produk olahan manggis daerah. manggis daerah.
1. Perbaikan dan pelatihan teknik panen dan pasca panen manggis: a.Perbaikan dan pelatihan teknik panen. b.Peningkatan pelatihan teknik pengemasan hasil panen. 2. Pengembangan aneka ragam produk olahan (industri) manggis: a. Pelatihan, pembinaan dan pengembangan syrop manggis. b. Pelatihan, pembinaan dan pengembangan juice manggis. c. Pelatihan, pembinaan dan pengembangan selai manggis. d. Pelatihan, pembinaan dan pengembangan xanthone. e. Pelatihan, pembinaan dan pengembangan pengolahan lirnbah manggis (kompos). 3.Memfasilitasi, membina, mengembangkan pemasaran buah dan produk olahan manggis dengan promosi melalui pameran, website pemerintah daerah dan kegiatan-kegiatan yang menunjang promosi (Mangosteen day, kontes buah manggis dan lain-lain).
7. Meningkatkan fasilitas pendukung guna menjalin kerjasama kemitraan.
Memperbaiki fasilitas pendukung guna meningkatkan daya tarik investor.
1. Pemeliharaan gudang penyimpan buah manggis berpendingin ("cold storage"). 2. Pemeliharaan alat dan mesin pengolahan buah manggis. 3. Pemeliharaan alat dan mesin pengemasan produk olahan manggis 4. Pemeliharaan traktor pengolahan tanah kebun manggis
Terciptanya SDM yang handal dalam pengembangan manggis daerah.
Meningkatkan fasilitas panen,pasca panen dan distribusi manggis.
1. Pelatihan petani dan aparat dalam budidaya dan pasca panen manggis. 2. Alokasi penyuluh pengembangan manggis daerah. 3. Peningkatan kualitas sumberdaya manusia khusus untuk pengembangan klinik dan sub terminal agribisnis rnanggis daerah. 4. Pelatihan dan magang calon petugas klinik dan sub terminal agribisnis manggis.
-
STRATEGI
TUJUAN
SASARAN
KEGIATAN 5. Pemeliharaan jalan usahatani dan jalan produksi.
8. Meningkatkan sistem kelembagaan untuk memanfaatkan peluang pasar.
Meningkatkan kemampuan sistem kelembagaan terkait dengan pengembangan manggis.
Meningkatkan pelayanan lembaga keuangan, kemampuan lembaga petani dan kelembagaan pemasamn.
1. Pembinaan dan penguatan serta pemberdayaan kelompok tani dalam ha1 hudidaya dan pasca panen manggis. 2.Fasilitasi pembentukan kelompok koluborusi petani dan pengusaha (pengusaha pupuk, pengusaha produk olahan, dan pedagang) berupa gabungan kelompok tani. 3. Pembinaan sub terminal agribisnis manggis daerah. 4. Rekayasa dan pembinaan jaringan informasi dan perdagangan untuk pengembangan manggis daerah (antar daerah, antar propinsi dan antar negara).
Meningkatkan kualitas petani manggis dalam penanganan panen dan pengemasan manggis segar adalah upaya yang dilakukan dalam mendukung pemasaran manggis yang telah ada saat ini. Peningkatan kualitas petani diarahkan pada petani dan kelompok tani manggis yang telah terbentuk, terutama di kawasan sentra produksi yaitu kecamatan Koto
VII, Lubuk Tarok, Tanjung Gadang dan Sijunjung. Hal ini juga harus didukung peran pemerintah dalam menciptakan kondisi perdagangan manggis yang lebih menguntungkan yaitu dengan terjaiinnya kemitraan antara pedagang dan petani, serta terjadinya pergeseran peran kelompok tani menjadi tidak saja produsen, tetapi nlampu berperan sebagai distributor manggis yang mampu bermitra langsung dengan eksportir. Langkah-langkah di atas h a m didukung oleh instansi lain, khususnya Dinas Pekerjaan Umum dalam penyediaan infrastruktur tertutama jalan dan jembatan guna mendukung kelancaran distribusi produksi dan pemasaran manggis serta meningkatkan pendapatan petani karena turunnya biaya pengangkutan hasil dan t m y a jumlah buah yang rusak akibat pengangkutan, sehingga dapat menarik minat investor untuk menanamkan modalnya di kabupaten SawahluntolSijunjung. Langkah-langkah konkrit di atas dapat dilakukan sebagai langkah awal dalam pengembangan manggis, dengan harapan tumbuh sebuah kawasan pengembangan manggis yang berada di lingkungan masyarakat, menyatu dan membudaya dengan kehidupan masyarakat sehari-hari. Diharapkan dengan dihasilkan berbagai strategi dan langkah-langkah konkrit yang mungkin dapat dilaksanakan oleh pemerintah daerah dan pemerintah pusat melalui analisis SWOT yang telah dilaksanakan dalam penelitian ini dapat memberikan masukan dalam upaya pengembangan manggis di Kabupaten SawahluntolSijunjung.