EFEKTIVITAS PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG PROGRAM PERENCANAAN PERSALINAN DAN PENCEGAHAN KOMPLIKASI TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN P4K PADA IBU HAMIL DI WILAYAH PUSKESMAS KARANGNONGKO KLATEN Sri Wahyuni , Endang Wahyuningsih ABSTRAK Latar belakang penelitian, penanggulangan AKI di Indonesia sebesar 214/100.000 kelahiran hidup dan AKB sebesar 34/1.000 kelahiran hidup dapat dilakukan dengan terobosan P4K sebagai wujud kepedulian masyarakat untuk persiapan dan tindak dalam menyelamatkan ibu dan bayi baru lahir. Penyuluhan P4K diperlukan ibu hamil sehingga pengetahuan ibu meningkat dan program perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi dapat teratasi secara dini. Wawancara pada 20 ibu hamil di Puskesmas Karangnongko, hanya 50% ibu hamil yang mengerti tentang P4K. penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penyuluhan kesehatan tentang program perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi terhadap peningkatan pengetahuan P4K pada ibu hamil. Metode penelitian adalah quasy experiment dengan rancangan one-group pra-post test design. Populasi penelitian adalah semua ibu hamil di wilayah Puskesmas Karangnongko Klaten di bulan November 2013 sebanyak 249 orang. Pengambilan sampel dengan teknik simple random sampling dan diperoleh sebanyak 71 responden. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner. Data di analisis menggunakan uji Wilcoxon. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan ibu hamil tentang P4K sebelum diberi penyuluhan adalah kurang sebanyak 37 responden (52,1%) sedangkan setelah diberi penyuluhan adalah cukup sebanyak 38 responden (53,5%), p value sebesar 0,001 (p < 0,05). Kesimpulan penelitian ini adalah penyuluhan kesehatan tentang program perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi efektif terhadap peningkatan pengetahuan P4K pada ibu hamil di wilayah Puskesmas Karangnongko Klaten. Saran bagi ibu hamil yaitu agar melakukan perencanaan persalinan sejak awal serta mengenali adanya tanda bahaya kehamilan dan persalinan sejak awal. Kata kunci : Efektivitas, Penyuluhan Kesehatan, P4K
Sri Wahyuni , Endang Wahyuningsih *, Efektivitas Penyuluhan Kesehatan … 65
I. PENDAHULUAN Menurut data World Health Organization (WHO) tahun 2011 memperkirakan di seluruh dunia setiap tahunnya lebih dari 585.000 meninggal saat hamil atau bersalin. Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia pada tahun 2011 adalah 214 per 100.000 kelahiran hidup sedangkan Angka Kematian Bayi (AKB) sebesar 34 per 1.000 kelahiran hidup (Depkes, 2012). AKI Propinsi Jawa Tengah tahun 2011 sebesar 116 per 100.000 kelahiran hidup dan AKB sebesar 10 per 1.000 kelahiran hidup. Jumlah kematian maternal di Kabupaten Klaten tahun 2012 sebanyak 19 kematian sedangkan AKB adalah 10 per 1000 kelahiran hidup (Profil Kesehatan Kabupaten Klaten, 2012). Sebagian besar kematian ibu disebabkan oleh penyebab langsung yaitu perdarahan, eklampsi, infeksi, persalinan lama dan abortus komplikasi abortus. Disamping itu, kematian ibu juga dilatarbelakangi oleh rendahnya tingkat sosial ekonomi, tingkat pendidikan, kedudukan dan peran perempuan, faktor sosial budaya serta faktor transportasi, yang kesemuanya berpengaruh pada munculnya dua keadaan yang tidak menguntungkan yaitu: 1) ”tiga terlambat” (terlambat mengenal tanda bahaya dan mengambil keputusan, terlambat mencapai fasilitas kesehatan dan terlambat mendapatkan pelayanan di fasilitas kesehatan); 2) ”empat terlalu” (terlalu muda melahirkan, terlalu sering melahirkan, terlalu rapat jarak melahirkan dan terlalu tua untuk melahirkan). Mengingat penyebab dan latar belakang kematian ibu yang sangat kompleks dan menyangkut bidang-bidang yang ditangani oleh banyak sektor, baik di lingkungan pemerintah maupun swasta, maka upaya percepatan penurunan AKI memerlukan penanganan yang menyeluruh terhadap masalah yang ada dengan melibatkan sektor terkait (Depkes, 2009). Pada tahun 2007 Menteri Kesehatan mencanagkan Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) dengan Stiker yang merupakan ”upaya terobosan” dalam percepatan penurunan angka kematian ibu dan bayi baru lahir melalui peningkatan kegiatan akses dan kualitas pelayanan, yang sekaligus merupakan kegiatan yang membangun potensi masyarakat, khususnya kepedulian masyarakat untuk persiapan dan tindak dalam menyelamatkan ibu dan bayi baru lahir (Depkes, 2009). Perencanaan persalinan dapat dilakukan manakala ibu, suami dan keluarga memiliki pengetahuan mengenai tanda bahaya kehamilan, persalinan dan nifas; asuhan perawatan ibu dan bayi; pemberian ASI; jadwal imunisasi; serta informasi lainnya. Dalam hal ini untuk meningkatkan pengetahuan ibu
66 MOTORIK, VOL .11 NOMOR 23, AGUSTUS 2016
hamil maka diperlukan adanya penyuluhan P4K sehingga program perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi dapat terwujud (Depkes, 2010). Peyuluhan tentang P4K efektif meningkatkan pengetahuan ibu tentang program perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi, dimana hal ini sesuai dengan tujuan penyuluhan yaitu terbentuknya perubahan perilaku individu, keluarga dan masyarakat dalam membina dan memelihara perilaku hidup sehat dan lingkungan sehat, serta berperan aktif dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yang optimal (Creasoft, 2008). Pengetahuan yang baik tentang P4K, maka ibu hamil secara tepat dan akurat akan tercatat serta dapat dipantau secara intensif oleh tenaga kesehatan dan kader di wilayah tersebut, sehingga setiap kehamilan sampai persalinan dan nifas diharapkan dapat berjalan dengan aman dan selamat (Depkes, 2012). Selain itu, pengetahuan tentang program P4K pada ibu hamil juga mendorong ibu hamil untuk memeriksakan kehamilan, bersalin, pemeriksaan nifas dan perawatan bayi baru lahir oleh tenaga kesehatan terampil termasuk skrining status imunisasi tetanus lengkap pada setiap ibu hamil. Kaum ibu juga didorong untuk melakukan inisiasi menyusu dini (IMD) dilanjutkan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan (Depkes, 2010). Studi pendahuluan yang penulis lakukan pada 22 November 2013 di Puskesmas Karangnongko, menunjukkan data jumlah ibu hamil pada bulan November sebanyak 249 orang. AKI tahun 2012 ditemukan sebanyak 2 kematian dan AKB sebanyak 11 kematian sedangkan pada tahun 2013 kematian ibu tidak ditemukan dan kematian bayi sebanyak 8. Penulis melakukan wawancara di Puskesmas Karangnongko dengan 20 ibu hamil yaitu 7 ibu hamil trimester I, 7 ibu hamil trimester II dan 6 ibu hamil trimester III yang memeriksakan kehamilannya tentang pengertian dan tujuaan P4K. Hasil yang diperoleh yaitu 6 (30%) ibu hamil mengatakan bahwa P4K merupakan stiker yang harus ditempelkan untuk merencanakan persalinan, 4 (20%) mengatakan bahwa P4K merupakan sebuah catatan perencanaan persalinan pada ibu hamil sedangkan 10 (50%) ibu hamil mengatakan tidak tahu tentang P4K karena bidan hanya memberikan buku KIA (buku berwarna pink) tanpa memberi informasi tentang P4K. Hasil studi pendahuluan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa pengetahuan ibu hamil tentang P4K masih kurang, hal ini dapat berdampak pada pada ibu dan bayi terhadap kesehatannya baik dalam masa kehamilan, persalinan dan nifas, asuhan perawatan ibu dan bayi, pemberian ASI dan jadwal imunisasi. Ibu yang mengerti tentang P4K mengatakan mendapat informasi tentang P4K dari Bidan.
Sri Wahyuni , Endang Wahyuningsih *, Efektivitas Penyuluhan Kesehatan … 67
II. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah quasy experiment yaitu suatu penelitian yang memberikan pengujian hipotesis yang paling tertata dan cermat tanpa adanya kelompok control. Rancangan penelitian ini adalah one-group prapost test design. Dalam penelitian ini yang digunakan sebagai populasi adalah semua ibu hamil di wilayah Puskesmas Karangnongko Kabupaten Klaten di bulan November tahun 2013 sebanyak 249 orang. Pengambilan sampel yaitu Besarnya sampel dapat dilakukan perhitungan dengan rumus Solvin. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah simple random sampling. pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan data primer, Pengumpulan data primer diperoleh langsung dari objek penelitian. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan kuesioner yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya tentang hal-hal yang diketahui. III. HASIL DAN PEMBAHASAN a) Analisis Univariat 1. Umur Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Umur Responden di Puskesmas Karangnongko Klaten No. 1 2 3
Umur <20 tahun 20-35 tahun >35 tahun Jumlah
Frekuensi 2 62 7 71
% 2,8 87,3 9,9 100
Sumber: Data Primer 2014 Tabel 4.1 di atas diketahui bahwa sebagian besar umur responden pada penelitian ini antara 20-35 tahun sebanyak 62 responden (87,3%). 2. Pendidikan Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Pendidikan Responden di Puskesmas Karangnongko Klaten No. 1 2 3 4
Pendidikan SD SMP SMA/SMK Perguruan Tinggi Jumlah
Frekuensi 1 31 37 2 71
% 1,4 43,7 52,1 2,8 100
Sumber: Data Primer 2014 Pada tabel 4.2 di atas diketahui bahwa sebagian besar responden tamat SMA/SMK sebanyak 37 orang (52,1%).
68 MOTORIK, VOL .11 NOMOR 23, AGUSTUS 2016
3. Pekerjaan Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Pekerjaan Responden di Puskesmas Karangnongko Klaten No. 1 2 3
Pekerjaan IRT Buruh Swasta Jumlah
Frekuensi 33 21 17 71
% 46,5 29,6 23,9 100
Sumber: Data Primer 2014 Pada tabel 4.3 di atas diketahui bahwa sebagian besar responden adalah IRT (ibu rumah tangga) sebanyak 33 responden (46,5%). 4. Gravida Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Gravida Puskesmas Karangnongko Klaten No. 1 2 3
Gravida Primigravida Multigravida Grandemultigravida Jumlah
Frekuensi 24 47 0 71
pada
Responden
di
% 33,8 66,2 0 100
Sumber: Data Primer 2014 Pada tabel 4.4 di atas diketahui bahwa sebagian besar kehamilan responden sebanyak adalah kehamilan multigravida sebanyak 47 responden (66,2%). 5. Trimester Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Trimester Kehamilan Responden di Puskesmas Karangnongko Klaten No. 1 2 3
Trimester Trimester I Trimester II Trimester III Jumlah
Frekuensi 6 36 29 71
% 8,5 50,7 40,8 100
Sumber: Data Primer 2014 Pada tabel 4.5 di atas diketahui bahwa sebagian besar usia kehamilan responden adalah 13-24 minggu sebanyak 36 responden (50,7%).
Sri Wahyuni , Endang Wahyuningsih *, Efektivitas Penyuluhan Kesehatan … 69
6. Pengetahuan tentang P4K sebelum dan sesudah penyuluhan Tabel 4.6 Pengetahuan Responden tentang P4K Sebelum dan Sesudah Diberi Penyuluhan di Puskesmas Karangnongko Klaten No
Pengetahuan
Pretest
1 2 3
Baik Cukup Kurang Total Sumber: Data Primer 2014
f 6 28 37 71
Postest % 8,5 39,4 52,1 100
f 8 38 25 71
% 11,3 53,5 35,2 100
Tabel 4.6 di atas terlihat bahwa pengetahuan ibu hamil tentang P4K sebelum diberi penyuluhan sebagian besar adalah kurang sebanyak 37 responden (52,1%), ibu hamil berpengetahuan cukup sebanyak 28 responden (39,4%) dan ibu hamil yang berpengetahuan baik sebanyak 6 responden (8,5%) sedangkan setelah diberi penyuluhan, pengetahuan ibu hamil dalam kategori baik meningkat menjadi 8 responden (11,3%), ibu hamil berpengetahuan cukup meningkat menjadi 38 responden (53,5%) sedangkan ibu hamil yang berpengetahuan kurang mengalami penurunan menjadi 25 responden (35,2%). b) Analisis bivariat efektivitas penyuluhan kesehatan tentang program perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi terhadap peningkatan pengetahuan P4K pada ibu hamil Tabel 4.7 Analisis Bivariat Efektivitas Penyuluhan Kesehatan tentang Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi terhadap Peningkatan Pengetahuan P4K pada Ibu Hamil di Wilayah Puskesmas Karangnongko Klaten No 1 2 3
Pengetahuan Baik Cukup Kurang Total
Pretest f 6 28 37 71
Sumber: Data Primer 2014
% 8,5 39,4 52,1 100
Postest f 8 38 25 71
P % 11,3 53,5 35,2 100
0,001
70 MOTORIK, VOL .11 NOMOR 23, AGUSTUS 2016
Hasil analisis bivariat diketahui bahwa nilai p = 0,001 berarti p < 0,05 artinya penyuluhan kesehatan tentang program perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi efektif terhadap peningkatan pengetahuan P4K pada ibu hamil di wilayah Puskesmas Karangnongko Klaten. A. Bahasan Hasil penelitian mengenai pengetahuan ibu hamil sebelum diberi penyuluhan sebagian besar adalah kurang sebanyak 37 responden (52,1%). Pengetahuan yang kurang pada responden menunjukkan bahwa pentingnya pemberian penyuluhan pada responden untuk meningkatkan pengetahuan. Berdasarkan penyuluhan yang disampaikan, setiap responden memiliki daya tanggap yang berbeda dalam menangkap informasi yang diterima, hal ini dikarenakan faktor umur, pendidikan, pekerjaan dan paritas. Hasil penelitian mengenai umur responden pada tabel 4.1 bahwa sebagian besar adalah berumur 20-35 tahun sebanyak 62 responden (87,3%). Responden pada usia ini lebih banyak ditemukan karena pada usia ini seseorang sudah disebut sebagai usia dewasa. Menurut Mubarak (2007), dengan bertambahnya umur seseorang, pada aspek psikologis atau mental taraf berpikir seseorang semakin matang dan dewasa sehingga semakin matang dalam menerima informasi. Berdasarkan hasil penelitian mengenai pendidikan responden pada tabel 4.2 menunjukkan bahwa sebagian besar responden telah menempuh pendidikan hingga tingkat SMA/SMK sebanyak 37 orang (52,1%). Hal ini menunjukkan bahwa responden telah memahami arti penting pendidikan sehingga dapat menempuh pendidikan hingga tingkat menengah. Menurut Mubarak (2007), semakin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah pula mereka menerima informasi dan pada akhimya makin banyak pula pengetahuan yang dimilikinya. Menurut Effendy dalam Maulana (2008), pendidikan dapat mempengaruhi cara pandang seseorang terhadap informasi baru yang diterimanya. Maka dapat dikatakan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikannya, semakin mudah seseorang menerima informasi yang didapatnya. Pada penelitian ini dibuktikan dengan pendidikan yang tinggi maka semakin mudah menerima informasi saat penyuluhan dan semakin meningkatkan pengetahuan tentang P4K. Dengan pengetahuan yang baik
Sri Wahyuni , Endang Wahyuningsih *, Efektivitas Penyuluhan Kesehatan … 71
maka seseorang akan lebih mudah dalam menjalankan perannya sebagai ibu hamil. Berdasarkan pekerjaan pada tabel 4.3 diperoleh bahwa dari 71 responden, sebanyak 33 responden (46,5%) adalah ibu rumah tangga. Menurut Notoatmodjo (2007), seseorang yang tidak bekerja akan kurang pengetahuan dan pengalamannya karena kurangnya pergaulan dan berinteraksi sosial. Kurangnya pergaulan dapat membedakan daya tanggap ibu terhadap sebuah informasi, dalam hal ini tentang P4K sehingga ibu hamil kurang memperhatikan kehamilannya. Hasil penelitian ini diperoleh bahwa sebagian besar kehamilan responden adalah multipara sebanyak 47 responden (66,2%). Banyaknya kehamilan yang dialami akan menjadikan pengalaman serta meningkatkan pengetahuan pada ibu hamil sehingga akan lebih baik dalam menjalani kehamilannya. Hal ini didukung oleh Notoatmodjo (2007), bahwa pengalaman yang disusun secara sistematik oleh otak maka hasilnya adalah pengetahuan. Pengetahuan kurang yang dimiliki responden disebabkan kurangnya informasi tentang P4K karena dengan informasi yang cukup maka pengetahuan seseorang akan menjadi lebih baik. Hal ini didukung oleh Notoatmodjo (2010), yang menyatakan bahwa dalam mendapatkan pengetahuan seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah informasi. Pengetahuan seseorang biasanya diperoleh dari berbagai macam sumber misalnya media massa, media elektronik, buku-buku, petugas kesehatan, media poster, kerabat dekat dan sebagainya. Pengetahuan ibu hamil setelah diberi penyuluhan mengalami perubahan dimana pengetahuan ibu dalam kategori baik meningkat menjadi 8 responden (11,3%), ibu hamil berpengetahuan cukup meningkat menjadi 38 responden (53,5%) sedangkan ibu hamil yang berpengetahuan kurang mengalami penurunan menjadi 25 responden (35,2%). Hasil ini membuktikan bahwa pemberian penyuluhan kepada ibu hamil tentang P4K sangat penting untuk meningkatkan pengetahuan ibu tentang P4K kehamilan ibu dapat terpantau dan menurunkan resiko AKI dan AKB. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu, pengetahuan umumnya datang dari penginderaan yang terjadi melalui panca indera manusia, yaitu: indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba,
72 MOTORIK, VOL .11 NOMOR 23, AGUSTUS 2016
sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2010). Hasil analisis bivariat yang menunjukkan p value sebesar 0,001, yang berarti pemberian penyuluhan tentang P4K terbukti sangat efektif meningkatkan pengetahuan ibu hamil artinya penyuluhan kesehatan tentang program perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi efektif terhadap peningkatan pengetahuan P4K pada ibu hamil di wilayah Puskesmas Karangnongko Klaten. Hasil penelitian ini didukung oleh Dewi (2012), yang menunjukkan bahwa ada pengaruh penyuluhan kesehatan tentang program p4k terhadap pemilihan penolong persalinan oleh ibu hamil di Desa Karangsari Karangpawitan Garut Jawa Barat (p = 0,009). Peyuluhan tentang P4K efektif meningkatkan pengetahuan ibu tentang program perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi, dimana hal ini sesuai dengan tujuan penyuluhan yaitu terbentuknya perubahan perilaku individu, keluarga dan masyarakat dalam membina dan memelihara perilaku hidup sehat dan lingkungan sehat, serta berperan aktif dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yang optimal (Creasoft, 2008). Hasil ini membuktikan pentingnya penyuluhan pada setiap kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan ibu. Penyuluhan adalah suatu kegiatan pendidikan yang bersifat non formal yang ditujukan untuk mengubah perilaku manusia, diantaranya pengetahuan, sikap dan keterampilan (Arsury, 2009). Penyuluhan mengenai program perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi penting dilakukan untuk meningkatkan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan serta perencanaan persalinan sejak awal dan mengenali adanya tanda bahaya kehamilan dan persalinan sejak awal. Keberadaan, kemampuan dan keterampilan tenaga kesehatan untuk memberikan penyuluhan P4K sangat menentukan pengetahuan ibu hamil tentang P4K dan kesediaan ibu hamil dalam penempelan stiker P4K. Pengetahuan yang baik tentang P4K, maka ibu hamil secara tepat dan akurat akan tercatat serta dapat dipantau secara intensif oleh tenaga kesehatan dan kader di wilayah tersebut, sehingga setiap kehamilan sampai persalinan dan nifas diharapkan dapat berjalan dengan aman dan selamat (Depkes, 2012). Selain itu, pengetahuan tentang program P4K pada ibu hamil juga mendorong ibu hamil untuk memeriksakan kehamilan, bersalin, pemeriksaan nifas dan perawatan bayi baru lahir oleh tenaga kesehatan terampil termasuk skrining status imunisasi tetanus lengkap pada setiap ibu hamil. Kaum ibu juga
Sri Wahyuni , Endang Wahyuningsih *, Efektivitas Penyuluhan Kesehatan … 73
didorong untuk melakukan inisiasi menyusu dini (IMD) dilanjutkan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan (Depkes, 2010). Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pengetahuan ibu hamil tentang P4K dapat meningkat dengan diadakannya penyuluhan sehingga perencanaan persalinan dan tanda bahaya kehamilan dapat dikenali sejak awal. Selain itu kehamilan ibu akan lebih optimal jika adanya dukungan atau motivasi, dalam hal ini adalah motivasi yang diberikan dari kader kesehatan,. tenaga kesehatan atau bidan desa setempat. Hal ini didukung oleh Notoatmodjo (2007), bahwa metode penyuluhan merupakan salah satu unsur input yang berpengaruh pada pelaksanaan pendidikan kesehatan IV. KESIMPULAN 1. Pengetahuan ibu hamil tentang P4K sebelum diberi penyuluhan di wilayah Puskesmas Karangnongko Klaten adalah kurang sebanyak 37 responden (52,1%). 2. Pengetahuan ibu hamil tentang P4K setelah diberi penyuluhan di wilayah Puskesmas Karangnongko Klaten adalah cukup sebanyak 38 responden (53,5%). 3. Penyuluhan kesehatan tentang program perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi efektif terhadap peningkatan pengetahuan P4K pada ibu hamil di wilayah Puskesmas Karangnongko Klaten dengan p value 0,001 (p < 0,005). V. SARAN 1. Bagi Puskesmas a. Meningkatkan program cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan. b. Kepala Puskesmas perlu memotivasi para bidan agar memantau setiap ibu hamil di wilayah desa yang ditugasi dalam rangka menurunkan AKI dan AKB. c. Puskesmas perlu meningkatkan penyuluhan kepada ibu hamil mengenai P4K. 2. Bagi bidan a. bidan perlu meningkatkan pemberian penyuluhan kepada ibu hamil mengenai p4k. b. bidan harus mendata seluruh ibu hamil tanpa ada yang terlewat agar diketahui jika ada ibu hamil yang beresiko.
74 MOTORIK, VOL .11 NOMOR 23, AGUSTUS 2016
c. bidan perlu memberi motivasi pada ibu hamil agar mau memeriksakan kehamilannya secara rutin setiap bulan agar dapat terdeteksi apabila ditemukan masalah dalam kehamilannya. d. bidan harus memberikan buku kia pada setiap ibu hamil dan menggunakan buku kia sebagai alat bantu dalam pemberian konseling tentang kehamilan. 3. Bagi ibu hamil a. memberi informasi kepada ibu hamil yang lain mengenai cara menjalani kehamilan yang baik hingga proses persalinan. b. aktif dalam pelaksanaan anc minimal sebanyak 4 kali selama kehamilan sesuai prosedur pemeriksaan kehamilan. c. menempelkan stiker p4k didepan rumah agar diketahui adanya ibu hamil. d. melakukan perencanaan persalinan sejak awal serta mengenali adanya tanda bahaya kehamilan dan persalinan sejak awal.
Sri Wahyuni , Endang Wahyuningsih *, Efektivitas Penyuluhan Kesehatan … 75
DAFTAR PUSTAKA Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta. Jakarta. Arisman. 2010. Gizi Dalam Daur Kehidupan. EGC. Jakarta. Arsury, 2009. Proses Pembelajaran dalam Penyuluhan. Didapat dari: http://vivanews.com/2009/02/beberapa-prinsip-prosespembelajaran.html. Tanggal akses 26 Desember 2013. Atikah Proverawati dan Siti Asfuah. 2009. Buku Ajar Gizi untuk Kebidanan. Numed Medika. Yogyakarta. Creasoft. 2008. Penyuluhan Kesehatan. http://creasoft.wordpress. com/2008/05/01/penyuluhan-kesehatan/. Tanggal akses 17 Desember 2013. Depkes. 2009. Pedoman Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi dengan Stiker. Depkes RI. Jakarta. Depkes. 2010. Untuk Menurunkan Angka Kematian Ibu dan Kematian Bayi Perlu Kerja Keras. Didapat dari : http://www.depkes.go.id/index.php?vw=2&id=793. tanggal akses 2 Desember 2012. Depkes. 2012. Ibu Selamat, Bayi Sehat, Suami Siaga. Didapat dari : http://www.depkes.go.id/index.php/berita/press-release/790-ibuselamat-bayi-sehat-suami-siaga.html. Tanggal akses 21 November 2013. Depkes. 2012. Menkes: Sebagian Besar Sasaran Mdgs Akan Tercapai. Didapat dari: http://depkes.go.id/index.php/berita/press-release/2127-menkessebagian-besar-sasaran-mdgs-akan-tercapai.html. tanggal akses 2 Desember 2012. Depkes. 2013. Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi. Direktorat Bina Kesehatan Ibu Ditjen Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak, Kementerian Kesehatan RI. Jakarta. Dewi. 2012. Pengaruh Penyuluhan Kesehatan tentang Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) terhadap Pemilihan Penolong Persalinan oleh Ibu Hamil di Desa Karangsari Karangpawitan Garut Jawa Barat. Universitas Indonesia.
76 MOTORIK, VOL .11 NOMOR 23, AGUSTUS 2016
Dinkes Jawa Tengah. 2012. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012. Departemen Kesehatan Jawa Tengah. Djatiningsih. 2011. Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil tentang Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) di Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang. AKBID Panti Wilasa Semarang. Emilia O., 2008. Promosi Kesehatan Dalam Lingkup Kesehatan Reproduksi. Pustaka Cendekia Press. Yogyakarta. Machfoedz, I dan Suryani E. 2008. Pendidikan Kesehatan bagian dari Promosi Kesehatan. Fitramaya. Yogyakarta. Mikrajab. 2012. Peran Kader Kesehatan dalam Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi pada Ibu Hamil di Posyandu di Kota Mojokerto Jawa timur. Poltekkes Jawa Timur. Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. PT. Rineka Cipta. Jakarta . Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta. Nursalam, 2008, Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan, Salemba Medika, Jakarta. Profil Kesehatan Kabupaten Klaten. 2012. Angka Kematian Ibu. DKK Klaten. Riwidikdo. 2007. Statistik Kesehatan. Mitra Cendikia Press. Yogyakarta. Saifuddin. 2006. Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. YBPSP. Jakarta. Soekanto. 2007. Sosiologi Suatu Pengantar. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Administrasi. Alfabeta. Bandung. Suliha U.,dkk. 2004. Pendidikan Kesehatan Dalam Keperawatan. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta. Wiknjosastro. 2005. Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. 2011. Angka Kematian Ibu. SDKI. 2012. Laporan Pendahuluan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia. Badan Pusat Statistik. Jakarta.