SKRIPSI
PENGARUH PENERAPAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KEPEGAWAIAN TERHADAP KINERJA PEGAWAI NEGERI DI KANTOR BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH (BKD) KOTA PALOPO LAURENSIUS J PASANDA E211 12 251
JURUSAN ILMU ADMINISTRASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS HASANUDDIN 2016
UNIVERSITAS HASANUDDIN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK JURUSAN ILMU ADMINISTRASI PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA
ABSTRAK LAURENSIUS J PASANDA (E211 12 251), “Pengaruh Penerapan Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian terhadap Kinerja Pegawai Negeri di Kantor Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kota Palopo”, xvi + 125 halaman, + 6 Gambar, + 3 Grafik, + 45 Tabel, + 25 Daftar Pustaka (1994-2015). Dibimbing oleh Drs. Lutfi Atmansyah, MA dan Drs. Nelman Edy, M.Si. Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian (SIMPEG) merupakan suatu sistem yang melingkupi proses pengumpulan, pengolahan, penyimpanan hingga proses penyampaian data dan informasi mengenai kepegawaian di suatu daerah tertentu. Pengembangan dari sistem informasi yang diterapkan untuk pendataan pegawai ini merupakan suatu metode yang memungkinkan terlaksananya pendataan kepegawaian dengan lebih efektif dan efisien. SIMPEG dalam perkembangan selanjutnya tidak semata hanya merujuk pada pendataan pegawai saja melainkan dapat pula dimanfaatkan untuk berbagai keperluan lain yang dapat meningkatkan kualitas para pegawai, antara lain: pendidikan dan pelatihan, pembinaan dan pengembangan karir, hingga kebutuhan-kebutuhan pegawai lainnya. Oleh karena itu, untuk melihat seberapa jauh pengaruh adanya SIMPEG ini terhadap Kinerja para petugasnya, maka dilakukanlah penelitian dalam mengkajinya. Ada dua hal yang menjadi tujuan dari penelitian ini di antaranya: pertama, untuk mengetahui bagaimana penerapan Sistem Infomasi Manajemen Kepegawaian di Kantor Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kota Palopo dan kedua, untuk melihat seberapa besar pengaruh Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian terhadap kinerja pegawai di Kantor Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kota Palopo. Teknik yang digunakan untuk meneliti tujuan tersebut adalah kuantitatif dengan metode asosiatif melalui studi lapangan dan kuesioner dengan informan adalah para pegawai negeri yang berkepentingan dalam proses SIMPEG. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dan penghitungan jawaban (dengan bantuan SPSS) dalam lembaran kuesioner yang telah diisi oleh informan, maka diperoleh hasil bahwa pengaruh penerapan Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian terhadap Kinerja Pegawai Negeri di Kantor BKD Kota Palopo termasuk dalam kategori “kuat” (berdasarkan pedoman interpretasi korelasi oleh Sugiyono) yakni sebesar 39,7%. Sisanya dipengaruhi oleh faktor lain di luar SIMPEG.
i
UNIVERSITAS HASANUDDIN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK JURUSAN ILMU ADMINISTRASI PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA
ABTRACT LAURENSIUS J PASANDA (E211 12 251), “The Influence Of Human Resourches Information System Application Toward Civil Servants Performance On The Staffing Area of Palopo City” xvi + 125 pages, + 6 pictures, + 3 Graphics, + 45 Tables, + 25 Bibliographies (1994-2015). Supervised by Drs. Lutfi Atmansyah, MA and Drs. Nelman Edy, M.Si. Human Resourches Information System (HRIS) is a system which include data collecting processing, data tabulating processing, data saving processing and data or information conveying processing about staffing in a specific area. Developing of this system for data collection of employees is an enabling methode to carry out the more effective and effecient data collection of employees. The next developing of HRIS not only for the data collection of employees but also needed for other necessaries for increasing the quality of employees, for examples: education and coaching of employees, founding and development career of employees, and other necessary of employees. For that reasons, to look the influence of HRIS toward official performance, so the writer making a scientific research to investigate it. There are two objective on this research, they are: first, to know the application Human Resourches Information System and second to find out the influence of human resourches information system application toward civil servants performance on the staffing area of Palopo City. The technique for researching that objective is quantitative technique by associative methode and doing by area researching and admission filling of questionnaire for the informants are the civil servant which have the interest on HRIS processing. Based of the output researching and the counting of the answers of questionnaire (by using SPSS) which have filled by informants, so the writer have got the result that the influence of human resourches information system application toward civil servants performance on the staffing area of Palopo City is counted to the “strong” category (based of the directive of the correlating interpretation by Sugiyono), it is 39,7%. The remainder is influenced by the another element beside HRIS.
ii
iii
iv
v
UNIVERSITAS HASANUDDIN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK JURUSAN ILMU ADMINISTRASI PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA
HALAMAN PERSEMBAHAN S’mua Baik Dari semula T’lah kau tetapkan Hidupku dalam tanganMu Dalam rencanaMu Tuhan
Rencana indah T’lah kau siapkan Bagi masa depanku Yang penuh harapan
S’mua baik...s’mua baik Apa yang t’lah Kau perbuat di dalam hidupku S’mua baik...sungguh teramat baik Kau jadikan hidupku berarti
vi
UNIVERSITAS HASANUDDIN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK JURUSAN ILMU ADMINISTRASI PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA
KATA PENGANTAR Salam sejahtera.... Puji syukur ke hadirat Tuhan yang Mahakuasa atas berkat dan rahmatNya lah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Begitu banyak tantangan dan rintangan yang penulis lalui, namun berkat anugerah-Nya sehingga semuanya dapat dilalui dengan baik. Anugerah terbesar pula penulis rasakan dalam proses penelitian yang dilakukan di Kantor BKD Kota Palopo untuk proses penyusunan skripsi ini yang berjudul Pengaruh Penerapan Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian Terhadap Pegawai Negeri Di Kantor BKD Kota Palopo. Skripsi ini penulis persembahkan buat almarhum ayahanda terkasih (Robertus Pasanda) yang penulis yakini senantiasa mendoakan penulis setiap saat. Penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya untuk ibunda tercinta (Peronika) atas doa dan dukungannya yang begitu besar dalam masa perkuliahan hingga pada akhir penyusunan skripsi ini. Terima kasih pula buat ayah tiri (Titus) dan adik-adik (Patrick dan Desy) yang juga memberikan dukungan yang sangat berarti buat penulis. Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peran serta pembimbing I (Drs. Lutfi Atmansyah, MA) yang senantiasa memberikan masukan yang sangat berarti bagi penulis. Atas waktu dan bantuan tersebut, penulis haturkan terima kasih dan mohon maaf atas segala kesalahan dan tutur kata yang mungkin tidak berkenan selama proses bimbingan.
vii
Penulis juga berterima kasih kepada pembimbing II (Drs. Nelman Edy, M.Si) yang telah memberikan arahan dan dukungan untuk bersemangat dalam menuntaskan skripsi hingga pada masa presentasi hasil penyusunan skripsi dalam ujian akhir. Dan melalui kesempatan ini pula, penulis mendoakan agar beliau diberi kesehatan kembali dari sakit sehingga dapat melanjutkan tugas dan tanggung jawab yang diberikan oleh Departemen Ilmu Administrasi sebagai sekretaris departemen. Ucapan terima kasih penulis sampaikan pula bagi semua pihak yang telah memberikan masukan dan dukungan baik secara langsung maupun tidak langsung, dalam penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih itu penulis sampaikan kepada: 1. Ibu Prof. DR. Dwia Aries Tina Palubuhu, MA selaku Rektor Universitas Hasanuddin beserta Para Pembantu Rektor dan staf rektorat dan jajarannya. 2. Bapak Prof. DR. Andi Alimuddin Unde, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin beserta Para Pembantu Dekan dan staf fakultas dan jajarannya. 3. Ibu DR. Hasniati, S.Sos, M.Si selaku Ketua Departemen Ilmu Admnistrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin dan staf departemen dan jajarannya. 4. Para Dosen penguji yakni DR. Badu Ahmad, M.Si, DR. Atta Irene Allorante, M.Si dan Drs. Ali Fausy Ely, M.Si. 5. Para Dosen Departemen Administrasi Negara FISIP UNHAS yang selama ini penulis rasakan sangat memberikan masukan dan tambahan ilmu selama proses perkuliahan.
viii
6. Bapak Drs. H.M Judas Amir selaku Walikota Palopo yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian di Kantor BKD Kota Palopo 7. Bapak Drs. H. Muchtar Basir, MM selaku Kepala dan Bapak Iwan Nursalim, SH, M.Si selaku Sekretaris BKD Kota Palopo yang memberikan persetujuan untuk melakukan penelitian, bimbingan dan arahan dalam penelitian di Kantor BKD Kota Palopo. 8. Segenap pegawai BKD Kota Palopo yang sudah membantu penulis dengan memberikan responnya melalui pengisian angket/kuesioner dan membantu dalam pengarahan dalam proses penelitian. 9. Segenap pegawai Departemen Ilmu Administrasi (Ibu Rosmina, Ibu Ani, Pak Lili dan Pak Andi). 10. Kanda Imran (Senior Adm) serta seluruh pegawai di KESBANGPOL Kota Palopo yang sudah membantu dalam pengadaan surat ijin penelitian. 11. Kanda Wahyu yang sudah meminjamkan buku-bukunya dan Kanda Robby beserta seluruh senior Departemen Administrasi Negara yang sudah memberi dukungan dan bantuannya. 12. HUMANIS FISIP UNHAS yang telah menjadi tempat berorganisasi yang baik untuk penulis selama menjalani proses perkuliahan. 13. Kawan-kawan RELASI yang sudah menjadi sahabat sejak masuk dalam proses perkuliahan yang juga memberikan dukungan dan bantuan yang sangat bernilai. 14. Sdri. Adelia
Nur Ramadhani, S.Sos
atas bantuan sarannya dalam
penngunaan SPSS yang mesti penulis cari tahu lebih banyak lagi cara mengaplikasikannya. Sdra. Muh. Aprizal N yang sudah menjadi teman konyol sepanjang perkuliahan, semoga skripsinya diperhatikan, jangan urus yang
ix
tidak perlu untuk saat ini. Muh. Ihsannur Anwar, thanks buat bantuannya mengurus berkas dan seluruh kawan-kawan RELASI yang pria atas kebersamaan yang telah kita lalui. 15. Keluarga Mahasiswa Katolik (KMK) UNHAS yang sudah menjadi tempat berbagi pengalaman rohani dan sharing bersama tentang apa saja. 16. Marlina Marindatu calon S.Hum yang sudah menemani dalam kegalauan dalam menyusun skripsi dan menata hidup. Hehe 17. Kristoporus Johan yang sudah membantu dalam menghitung dan mengimput nilai-nilai yang ada dalam kuesioner yang telah diisi oleh responden. 18. Teman satu angkatan di KMK UNHAS yang juga menemani penulis menjadi pengurus selama menjadi ketua di KMK UNHAS atas partisipasi dan dukungannya dalam penyelesaian skripsi ini. 19. PMKO FISIP UNHAS yang juga memberikan pengalaman rohani melalui kegiatan-kegiatan kerohanian yang dilakukan di berbagai tempat. 20. Adik-adik Record ’13, Union ’14 dan pendatang baru Champion ’15 atas dukungan
dan
bantuannya.
Semoga
HUMANIS
selanjutnya
bisa
menghasilkan kader-kader yang berkualitas. 21. Serta seluruh pihak yang penulis tidak sempat sebutkan namanya, namun sangat berperan dalam penyelesaian skripsi ini. Terima kasih. Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini, masih ada kekurangan dan keterbatasan yang tidak disadari oleh penulis, olehnya itu sangat diharapkan dari pihak-pihak yang membaca skripsi ini untuk memberikan masukan dan saran yang membangun. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembacanya terutama bagi penulis sendiri. Terima kasih. Syaloom. Makassar, 20 Mei 2016 Penulis
x
DAFTAR ISI
Abstrak ............................................................................................................ Abstract ........................................................................................................... Lembar Pernyataan Keaslian ........................................................................ Lembar Persetujuan Skripsi ............................................................................. Lembar Pengesahan Skripsi .......................................................................... Halaman Persembahan .................................................................................. Kata Pengantar ............................................................................................... Daftar Isi .......................................................................................................... Daftar Gambar ................................................................................................ Daftar Grafik .................................................................................................... Daftar Tabel ..................................................................................................... Bab I PENDAHULUAN ................................................................................. I.1 Latar Belakang Masalah ....................................................... I.2 Permasalahan ....................................................................... I.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian .............................................
i ii iii iv v vi vii xi xiii xiv xv 1 1 6 7
Bab II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... II.1 Sistem Informasi ................................................................... II.1.1 Sistem .................................................................................... II.1.2 Informasi ................................................................................ II.1.3 Sistem Informasi ................................................................... II.2 Sistem Informasi Manajemen ................................................ II.2.1 Manajemen............................................................................. II.2.2 Sistem Informasi Manajemen ............................................... II.3 Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian ........................ II.3.1 Pegawai ................................................................................. II.3.2 Kepegawaian ........................................................................ II.3.3 Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian ........................ II.4 Kinerja ................................................................................... II.4.1 Pengertian Kinerja ................................................................. II.4.2 Pengukuran Kinerja ............................................................... II.5 Hipotesis Konseptual ............................................................ II.6 Kerangka Konsep ..................................................................
9 9 9 14 18 23 23 26 31 31 33 34 35 35 39 40 42
Bab III Metode Penelitian ................................................................................ III.1 Pendekatan Penelitian .......................................................... III.2 Jenis/Tipe Penelitian ............................................................. III.3 Teknik Pengumpulan Data .................................................... III.4 Populasi dan Sampel ............................................................ III.5 Variabel ................................................................................. III.6 Teknik Pengolahan data ....................................................... III.7 Teknik Analisis Data ............................................................. III.7.1 Uji Koefisien Korelasi ............................................................
44 44 44 44 45 46 49 52 53
xi
III.7.2 III.7.3
Uji Koefisien Determinan ...................................................... 55 Regresi Linear Sederhana .................................................... 55
Bab IV Pembahasan ....................................................................................... IV.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ..................................... IV.1.1 Gambaran Umum Kota Palopo ............................................. IV.1.2 Gambaran Umum BKD Kota Palopo .................................... IV.1.3 Visi, Misi dan Akuntabilitas Kinerja BKD Kota Palopo ......... IV.1.4 Susunan dan Struktur Pejabat dan Staf BKD Kota Palopo . IV.2 Deskripsi Data ....................................................................... IV.2.1 Identitas Responden ............................................................. IV.2.2 Pengujian Model Statistik Deskriptif ..................................... IV.2.2.1 Uji Validitas ............................................................................ IV.2.2.2 Uji Reliabilitas ........................................................................ IV.3 Analisis Data ......................................................................... IV.3.1 Penerapan SIMPEG ............................................................. IV.3.2 Kinerja Pegawai Negeri ........................................................ IV.4 Pengujian Hipotesis .............................................................. IV.4.1 Uji Koefisien Korelasi ............................................................ IV.4.2 Uji Koefisien Determinan ...................................................... IV.4.3 Regresi Linear Sederhana .................................................... IV.5 Interpretasi Hasil Penelitian ..................................................
57 57 57 57 58 63 65 65 68 68 72 74 76 91 112 112 114 115 117
Bab V Penutup ............................................................................................... V.1 Kesimpulan ............................................................................ V.2 Saran ..................................................................................... Daftar Pustaka ................................................................................................
120 120 121 123
Daftar Riwayat Hidup ...................................................................................... 125 Lampiran
xii
DAFTAR GAMBAR Gambar II.1
Model Sistem Pemrosesan Data .......................................... 9
Gambar II.2
Model Sistem Informasi Dasar .............................................. 20
Gambar II.3
Model Sistem Informasi Manajemen .................................... 27
Gambar II.4
Gambar Kerangka Konsep ................................................... 43
Gambar IV.1
Struktur Pejabat dan Staf BKD Kota Palopo ........................ 64
Gambar IV.2
Garis Regresi ........................................................................ 117
xiii
DAFTAR GRAFIK Grafik IV.1
Identitas Responden menurut Golongan/Eselon ................. 66
Grafik IV.2
Identitas Responden menurut Jenis Kelamin ....................... 67
Grafik IV.3
Identitas Responden menurut Jenis Kelamin ....................... 68
xiv
DAFTAR TABEL Tabel III.1
Tabel Variabel .................................................................................. 46
Tabel III.2
Tabel Tingkat Hubungan .................................................................. 54
Tabel IV.1
Tabel Distribusi Nilai rtabel signifikansi 5% dan 1% ............................ 69
Tabel IV.2
Hasil Uji Validitas Variabel Penerapan SIMPEG (X) ........................ 70
Tabel IV.3
Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja Pegawai Negeri (Y) ................... 71
Tabel IV.4
Reliabilitas Penerapan SIMPEG (X) ................................................ 73
Tabel IV.5
Reliabilitas Kinerja Pegawai Negeri (Y) ........................................... 73
Tabel IV.6
Kecepatan Pengumpulan Data di Lapangan ................................... 76
Tabel IV.7
Penyelesaian Masalah Saat Pengumpulan Data ............................. 77
Tabel IV.8
Respon Pegawai Saat Pengumpulan Data ...................................... 78
Tabel IV.9
Frekuensi Indikator Pengumpulan Data ........................................... 79
Tabel IV.10
Pengerjaan Pengolahan Data .......................................................... 80
Tabel IV.11
Penyatuan Data Dari Berbagai Sumber ........................................... 81
Tabel IV.12
Respon Bidang Lain dalam Kantor terhadap Pengolahan Data ....... 81
Tabel IV.13
Frekuensi Indikator Pengolahan Data .............................................. 82
Tabel IV.14
Sistem Penyimpanan Data .............................................................. 83
Tabel IV.15
Penambahan Data Baru .................................................................. 84
Tabel IV.16
Frekuensi Indikator Penyimpanan Data ........................................... 85
Tabel IV.17
Pemanfaatan Data oleh Para Pengguna Informasi .......................... 86
Tabel IV.18
Penyajian Informasi Melalui Sistem ................................................. 87
Tabel IV.19
Penggunaan Data oleh Pimpinan .................................................... 88
Tabel IV.20
Frekuensi Indikator Penyampaian Informasi .................................... 89
Tabel IV.21
Kejelasan Data Saat Pengumpulan Data ......................................... 92
Tabel IV.22
Penyelesaian Masalah dalam Proses Penyimpanan Data ............... 93
Tabel IV.23
Frekuensi Indikator Quality ............................................................... 94
Tabel IV.24
Banyaknya Data yang bisa Diperoleh .............................................. 95
Tabel IV.25
Banyaknya Data Olahan Setiap Periode .......................................... 96
Tabel IV.26
Frekuensi Indikator Quantity ............................................................ 97
Tabel IV.27
Penyelesaian Pengolahan Data Tepat Waktu ................................. 98
Tabel IV.28
Pemberian Jangka Waktu Pelaksanaan SIMPEG per Periode ........ 99
Tabel IV.29
Frekuensi Indikator Timeliness ........................................................ 100
Tabel IV.30
Pemakaian Biaya Dalam Pelaksanaan SIMPEG ............................. 101
Tabel IV.31
Penyediaan Peralatan Kantor untuk Proses Penerapan SIMPEG ... 102
Tabel IV.32
Pengolahan Data dengan Komputer ................................................ 103
Tabel IV.33
Frekuensi Indikator Cost Of Effectiveness ....................................... 104
xv
Tabel IV.34
Respon Pimpinan saat Terjadi Masalah dalam Pengumpulan Data ........... 105
Tabel IV.35
Pengawasan Lembaga dalam Proses Penerapan SIMPEG ............ 106
Tabel IV.36
Frekuensi Indikator Need Of Supervision ........................................ 107
Tabel IV.37
Koordinasi dengan Pegawai Lain dalam Proses Penyimpanan Data .......... 108
Tabel IV.38
Kerja Sama Pegawai dalam Penyelesaian Masalah Penerapan SIMPEG .. 109
Tabel IV.39
Frekuensi Indikator Interpersonal Input ............................................ 110
Tabel IV.40
Koefisien Korelasi Product Moment ................................................. 113
Tabel IV.41
Pedoman untuk memberikan interprestasi Koefisien Korelasi ......... 113
Tabel IV.42
Koefisien Determinan ....................................................................... 115
Tabel IV.43
Regresi Linear Sederhana ............................................................... 116
xvi
Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Masalah Keberadaan hidup manusia pada hakikatnya tidak pernah lepas dari kehidupan bersosial. Manusia yang melakukan interaksi dengan orang lain menghasilkan adanya informasi. Informasi ini berguna untuk memberikan pengaruh pada kelanjutan hidup manusia di masa yang akan datang. Misalnya saja dalam hal pekerjaan, manusia dapat memperoleh pekerjaan karena adanya informasi dari berbagai pihak tentang adanya lowongan pekerjaan. Tidak hanya itu, mereka yang sudah memperoleh pekerjaan tentu saja masih membutuhkan informasi untuk pengembangan kerja mereka agar lebih baik lagi di masa yang akan datang. Sama halnya dengan penyelenggaraan pemerintahan, informasi sangat berguna bagi para pegawai untuk melakukan kerja yang lebih baik. Kinerja mereka yang pada masa silam belum memuaskan; namun dengan adanya informasi, mereka dapat berbenah diri untuk melakukan perubahan sehingga di masa yang akan datang, mereka mampu melaksanakan kerja dengan lebih baik. Teori informatika menekankan bahwa agar benar-benar mampu memberikan dukungannya kepada proses pengambilan keputusan manajerial dan agar aplikasinya tepat, informasi yang dibutuhkan oleh suatu organisasi harus memenuhi persyaratan kelengkapan, kemutakhiran, kehandalan, terolah dengan baik, tersimpan dengan rapi, dan mudah ditelusuri dari tempat penyimpanannya apabila diperlukan. Teori ini perlu mendapat penekanan karena, seperti dimaklumi, data tidak mempunyai nilai intrinsik dalam proses 1
pengambilan keputusan. Oleh karena itu, data yang dikumpulkan dari berbagai memerlukan pengolahan lebih lanjut agar sifatnya berubah menjadi informasi yang memiliki nilai sebagai alat pendukung proses pengambilan keputusan. Dalam
penyelenggaraan
pemerintahan
sangat
penting
adanya
informasi. Informasi tidak hanya dibutuhkan untuk kepentingan keluar dari suatu lembaga melainkan sangat berpengaruh pula pada internal lembaga itu sendiri. Dengan adanya informasi, maka penyelenggaraan pemerintahan dapat dikontrol sehingga pimpinan lembaga dapat melihat kekurangan dan kelebihan pelayanan yang diberikan. Keadaan ini memungkinkan sebuah informasi harus tertata dengan
baik
sehingga
harus
memerlukan
sebuah
pedoman
dalam
penyusunannya dalam bentuk sistem yang terpadu. Dalam menghadapi pertumbuhan dan pembangunan suatu organisasi yang sudah demikian kompleksnya dibutuhkan tersedianya suatu sistem informasi manajemen yang mampu untuk membantu penyediaan data dan informasi sebagai bahan penentuan kebijaksanaan dan strategi pembangunan maupun bagi tersedianya data dan informasi operasional (Komorotomo dan Margono, 2004 :1) Dalam Keputusan Menteri Dalam Negeri N0.17 tahun 2000 disebutkan bahwa: “Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian (SIMPEG) merupakan suatu totalitas terpadu yang terdiri dari perangkat pengolah meliputi pengumpul prosedur, tenaga pengolah dan perangkat lunak, perangkat penyimpanan meliputi pusat data dan bank data serta perangkat komunikasi yang saling berkaitan, saling ketergantungan dan saling menentukan dalam rangka penyediaan informasi di bidang kepegawaian”.
2
Sistem terpadu pada sebuah Sistem Manajemen Kepegawaian memiliki pengaruh yang besar pula terhadap kinerja para pegawai. Pengaruh yang paling dominan timbul dengan adanya alat penunjang informasi berupa teknologi dalam hal ini komputer. Keberadaan komputer dalam sebuah lembaga menjadi suatu alat perangsang yang sangat penting mengingat dengan adanya alat teknologi ini kerja yang sistematis dapat terlaksana dengan baik dan cepat. Hal ini terkait dengan prinsip manajemen yakni efisien dan efektif. Sebuah informasi akan tersalurkan dengan baik apabila memiliki perangkat yang mendukung untuk proses penyebarannya. Faktor utama penyaluran informasi yang cepat dan akurat yakni adanya dukungan teknologi yang baik. Keberadaan teknologi merupakan salah satu hal mendasar dalam proses penyampaian informasi sehingga apa yang hendak disampaikan dapat tersalurkan dengan lebih cepat. Teknologi
dan
informasi
sekarang
ini
menjadi
dasar
utama
pengembangan sebuah lembaga di samping ketersediaan sumber daya manusia yang memang harus handal. Lembaga negara yang menyediakan sistem teknologi informasi yang memadai memungkinkan lembaga tersebut dapat memberikan pelayanan yang lebih akurat dan mukhtahir. Sebaliknya, ketika ketersediaan teknologi yang terbatas dalam suatu lembaga akan membuat sistem pelayan pun akan melambat bahkan sangat sulit untuk memberikan pelayanan yang memuaskan. Perkembangan teknologi dan informasi tidak dapat melepaskan kita dari tuntutan penerapan teknologi tersebut dalam meningkatkan layanan pemerintah kepada warganya. Salah satu sarana peningkatan layanan tersebut adalah electronic
government
(e-Government). Adapun konsep dari e3
Government adalah menciptakan interaksi yang ramah, nyaman, transparan dan murah antara pemerintah dan masyarakat (G2C-government to citizens), pemerintah dan perusahaan bisnis (G2B-government to business enterprises) dan hubungan antar pemerintah (G2G-inter-agency relationship). Dalam kehidupan di masa yang akan datang, sektor teknologi informasi merupakan sektor yang paling dominan. Siapa pun yang mahir dalam pemanfaatannya maka dia akan mengetahui lebih banyak dari yang lainnya. Bagi pemerintah pun metode
seperti itu, penciptaan sistem kerja atau tata kerja dengan
e-Government
sudah
menjadi
hal
yang
sangat
dibutuhkan.
Pengaktualisasian metode ini dapat diterapkan melalui pembuatan web site ataupun pembuatan program lain yang dapat menunjang kinerja para pegawai di lembaga pemerintahan. Inisiatif e-Government di Indonesia telah diperkenalkan melalui Instruksi Presiden No. 6/2001 tgl. 24 April 2001 tentang Telematika (Telekomunikasi, Media dan Informatika) yang menyatakan bahwa aparat pemerintah harus menggunakan teknologi telematika untuk mendukung good governance dan mempercepat proses demokrasi. Lebih jauh lagi, e-Government wajib diperkenalkan untuk tujuan yang berbeda di kantor-kantor pemerintahan. Administrasi publik adalah salah satu area dimana internet dapat digunakan untuk menyediakan akses bagi semua masyarakat yang berupa pelayanan yang mendasar dan mensimplifikasi hubungan antar masyarakat dan pemerintah. Dari pandangan tersebut, dapat disimpulkan bahwa peranan IT sebagai salah Kepegawaian
satu komponen dalam sangatlah
penting
dalam
pelaksanaan
Sistem
kelangsungan
Manajemen
suatu
lembaga
pemerintah. Oleh karena itu, keberadaan IT dalam suatu lembaga pemeritahan 4
tidak hanya semata-mata merupakan kebutuhan pimpinan saja melainkan para pegawai pun membutuhkan keberadaan IT untuk menunjang kinerja mereka. Kinerja para pegawai dalam suatu lembaga pemerintahan dapat diukur dari sejauh mana mereka memperoleh informasi dengan cepat hingga pada sejauh mana mereka mengolah informasi tersebut dengan akurat sehingga menjadi suatu infomasi baru yang selanjutnya disampaikan kepada masyarakat ataupun pihak yang membutuhkan informasi tersebut. Dengan kata lain peranan pegawai untuk menjalankan dalam suatu lembaga patutlah diperhitungkan sehingga halhal yang menunjang kerja mereka seperti komponen IT sudah sepantasnya diperhitungkan pula. Hal dengan kehadiran IT ini pula dapat mendorong pencatatan dalam bidang kepegawaian untuk penyusunan simpeg. Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian dimaksudkan untuk proses pengoptimalan dan pengefisiensian manajemen pegawai dalam lingkungan pemerintah daerah melalui sistem pendataan kepegawaian yang terintegrasi, tertutup, tertib, teratur, transparan dan aman yang dapat pula memberikan masukan dalam proses perencanaan, pengedalian
pengembangan, hingga
kebijakan
mutasi/pengangkatan,
kesejahteraan,
terkait mengenai pegawai di lingkungan
pemerintah daerah. Melalui observasi yang dilakukan oleh penulis memperlihatkan bahwa keadaan yang seperti ini masih sangat jarang ditemukan di Kantor Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kota Palopo. Bahkan keberadaan alat teknologi (komputer) hanya terdata satu buah saja. Keadaan ini menarik untuk dikaji lebih mendalam apakah dengan adanya fasilitas yang masih terbatas tersebut kinerja pegawai dapat dinilai akurat.
5
Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian yang mengharuskan adanya pendataan pegawai dalam menyajikan informasi yang up to date dan transparan menjadi kendala bagi setiap pegawai dalam proses pencatatan. Keberadaan IT sebagai komponen pendukung dalam proses penyajian inforamasi, yang minim menjadi salah satu kendala utama untuk memberikan informasi yang cepat dan akurat. Berdasarkan latar belakang dan pandangan atas kebutuhan suatu lembaga dalam menjalankan sistem informasi yang terpadu, maka penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitiaan atas fenomena tersebut. Penelitian akan pentingnya komponen dalam sebuah Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian penulis lakukan di Kantor Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kota Palopo, Kabupaten Luwu, dengan Judul “Pengaruh Penerapan Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian terhadap Kinerja Pegawai Negeri di Kantor Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kota Palopo”.
I.2 Permasalahan Kebutuhan akan pentingnya sistem yang terpadu di manapun entah dalam lingkup sangat
lembaga pemerintahan maupun swasta menjadi faktor yang
diperlukan.
Keadaan
ini
membuat
setiap
lembaga
seharusnya
menyediakan sarana dan prasarana tersebut untuk memberikan pelayanan yang memuaskan
kepada
setiap
konsumen
atau masyarakat
yang
dilayani.
Keberadaan komponen Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian dalam pelaksanaannya diharapkan dapat memberi ruang yang baik dalam membangun hubungan antara pemerintah dan masyarakat sehingga penyampaian informasi dapat berlangsung secara efektif, efisien dan lebih ekonomis. 6
Bertolak dari pemikiran tersebut, agar arah penelitian lebih terfokus maka penulis merangkumkan pokok-pokok permasalahan yang hendak diteliti di antaranya: 1. Bagaimana penerapan Sistem Infomasi Manajemen Kepegawaian di Kantor Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kota Palopo? 2. Seberapa
besar
Kepegawaian
pengaruh
terhadap
Sistem
kinerja
Informasi
pegawai
di
Manajemen
Kantor
Badan
Kepegawaian Daerah (BKD) Kota Palopo?
I.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian I.3.1 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka dirangkumkan beberapa tujuan dari penelitian ini yang nantinya bisa dicapai setelah penelitian berakhir. Tujuan dari penelitian yang diharapkan antara lain: 1. Untuk
mengetahui
bagaimana
penerapan
Sistem
Infomasi
Manajemen Kepegawaian di Kantor Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kota Palopo. 2. Untuk melihat seberapa
besar pengaruh
Sistem
Informasi
Manajemen Kepegawaian terhadap kinerja pegawai di Kantor Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kota Palopo.
I.3.2 Manfaat Penelitian Dari penelitian ini diharapkan pula dapat memberikan manfaat kepada siapa saja yang membutuhkan atau menggunakannya. Adapun manfaat penelitian ini antara lain: 7
Manfaat Akademis Dari hasil penelitian diharapkan bahwa akan muncul pandangan baru mengenai peranan-peranan dari Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian
dalam
penyelenggaraan
pemerintahan
yang
nantinya dapat ditambahkan dalam program pembelajaran kuliah Sistem Informasi Manajemen.
Manfaat Praktis Dari penelitian ini pula diharapkan bahwa ketika terdapat masalah yang serupa seperti permasalahan yang diusung oleh penulis, dihadapi
dalam
kehidupan
sehari-hari
entah
dalam
ranah
pemerintahan ataupun swasta, maka hasil penelitian ini bisa dijadikan pedoman untuk pemecahan masalah yang terjadi.
8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 SISTEM INFORMASI II.1.1 SISTEM Pada masa ini, berbagai macam organisasi baik publik maupun swasta, telah dikelola secara sistem, yakni bahwa sumber daya manusia yang ada di dalam organisasi telah melakukan kegiatan organisasi melalui fungsinya masing-masing tanpa harus menunggu instruksi atasan tentang apa yang harus dikerjakannya. Secara sederhana suatu sistem dapat diartikan sebagai suatu kumpulan atau himpunan dari unsur-unsur, komponen atau variabel-variabel yang terorganisasi, saling berinteraksi, saling tergantung satu sma lain dan terpadu (Lucas, 1987:5).
9
Gambar II.1 di atas adalah sebuah model dari sistem pemrosesan transaksi. Input, transformasi dan output dari sistem fisik lembaga berada di bawah. Data dikumpulkan dari semua sistem fisik dan lingkungan lalu dimasukkan ke dalam basis data. Peranti lunak pemrosesan data mengubah data menjadi informasi bagi manajemen perusahaan dan bagi individu-individu dan organisasi-organisasi di dalam lingkungan lembaga. Istilah sistem paling sering digunakan untuk menunjuk pengertian metode atau cara dan sesuatu himpunan unsur atau komponen yang saling berhubungan satu sama lain menjadi satu kesatuan yang utuh. Sebenarnya penggunaannya lebih dari itu, tetapi kurang dikenal. Sebagai suatu himpunan, sistem pun didefinisikan bermacam-macam pula. Istilah sistem berasal dari bahasa Yunani “systema” yang mempunyai pengertian demikian: -
Suatu keseluruhan yang tersusun dari sekian banyak bagian (“whole compounded of several parts”-Shrode dan Voich, 1974:115).
-
Hubungan yang berlangsung di antara satuan-satuan atau komponen secara teratur (“an organized, functioning relationship among units or components”Awad, 1979:4). Jadi, dengan kata lain istilah “systema” itu mengandung arti
sehimpunan bagian atau komponen yang saling berhubungan secara teratur dan merupakan satu keseluruhan (a whole). Definisi sistem yang paling sederhana (dan tidak lengkap menurut komentar Shrode dan Voich) misalnya definisi yang dikemukakan Johnson, Kast dan Rozenzweig (alih bahasa Pamudji, 1980:4) yakni, suatu sistem adalah “suatu kebulatan/keseluruhan yang kompleks ata terorganisir, suatu himpunan atau 10
perpaduan
hal-hal
atau
bagian-bagian
yang
membentuk
suatu
kebulatan/keseluruhan yang kompleks atau utuh”. Definisi yang lebih lengkap menunjukkan adanya tujuan sesuatu sistem. Misalnya saja yang dikemukakan oleh Campbell (1979:3) yang menyatakan bahwa sistem itu merupakan himpunan komponen atau bagian yang saling berkaitan yang bersama-sama berfungsi untuk mencapai sesuatu tujuan. Atau seperti katanya, “we might define a system as any group of interrelated components or parts which function together to achieve a goal”. Rumusan sistem serupa itu tidak seberapa jauh berbeda dengan rumusan yang dikemukakan Elias M. Awad (1979:4). Hanya saja rumusan Awad ini menambahkan unsur rencana ke dalamnya, sehingga sistem itu dikatakannya merupakan sehimpunan komponen atau sub sistem yang terorganisasikan dan berkaitan sesuai dengan rencana untuk mencapai sesuatu tujuan tertentu. Atau seperti yang dikatakannya demikian: .... a system can be defined as an organized group of components (subsystem) linked together according to a plan to achieve a specific objective. Menurut Sumantri dalam (Inu
Kencana 2008:1) mengemukakan
bahwa: Sistem adalah sekelompok bagian-bagian yang bekerja bersama-sama untuk melakukan suatu maksud, apabila salah satu bagian rusak atau tidak dapat menjalankan tugasnya maka maksud yang hendak dicapai tidak akan terpenuhi atau setidaktidaknya sistem yang sudah terwujud akan mendapat gangguan”. Dalam bukunya Management Information System, menurut Gordon B. Davis, (1999:67) menyatakan bahwa: “Sistem dapat abstrak atau fisis. Sistem yang abstrak adalah susunan yang teratur dari gagasan-gagasan atau konsepsi11
konsepsi yang saling bergantungan. Sebagai contoh sebuah sistem teologi adalah sistem yang teratur dari gagasan-gagasan tentang Tuhan, manusia, dan sebagainya. Sistem yang bersifat fisis adalah serangkaian unsur yang bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan”. Kumorotomo dan Margono (2004:9) juga menambahkan bahwa unsurunsur yang mewakili suatu sistem secara umum adalah masukan (input), pengolahan (processing) dan keluaran (output). Sejalan dengan itu, Robert Bacal dalam bukunya Performance Management (2002:31), sistem merupakan seperangkat komponen yang bekerja bersama-sama secara interdenpenden untuk mencapai sesuatu. Sistem tersebut menerima input dan melalui seperangkat proses, mengubah input tersebut menjadi output-produk, jasa, ataupun informasi. Dalam buku Sistem Informasi Manajemen (Perspektif Organisasi) (2014:32) karangan Danang Sunyoto menyebutkan bahwa ada beberapa pakar yang memberikan pendapat mereka tentang sistem, di antaranya: -
Ludwig Von Bertalanfly: Sistem adalah seperangkat unsur-unsur yang terikat dalam suatu antarrelasi di antara unsur-unsur tersebut dan dengan lingkungan.
-
Anatol Rapoport: Sistem adalah suatu kumpulan kesatuan dan perangkat hubungan antara satu sama lain.
-
L.Ackof: sistem adalah setiap kesatuan secara konseptual atau fisik yang terdiri dari bagian-bagian dalam keadaan saling tergantung satu sama lain.
-
John A. Beckett: Sistem adalah kumpulan sistem-sistem yang berinteraksi. 12
Dari penjelasan dan beberapa definisi para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa sistem adalah sekumpulan komponen dan elemen yang saling bekerjasama dan menjadi satu rangkaian kerja demi pencapaian suatu tujuan tertentu. Dalam informasi manajemen ada beberapa jenis sistem, yakni:
Sistem Abstrak dan Sistem Fisik Sistem abstrak adalah suatu susunan teratur gagasan atau konsepsi yang saling tergantung. Sistem fisik adalah suatu perangkat unsur yang secara bersama-sama beroperasi untuk mencapai suatu tujuan.
Sistem Deterministik dan Sistem Probabilistik Sistem deterministik beroperasi dalam cara yang dapat diramalkan, secara tepat. Interaksi antarbagian-bagian diketahui dengan pasti. Sistem probabilistik dapat diuraikan dalam istilah perilaku yang mungkin tetapi selalu ada sedikit kesalahan atas ramalan terhadap jalannya sistem.
Sistem terbuka dan tertutup Sistem
terbuka
adalah
sistem
yang memungkinkan
terjadinya
pertukaran bahan, informasi atau energi dengan lingkungannya, contohnya sistem keorganisasian. Sistem tertutup adalah sebuah sistem yang mandiri yang tidak bertukar materi, informasi atau energi dengan lingkungannya, contohnya reaksi kimia di dalam sebuah tabung berisolasi dan tertutup. Sistem semacam ini akhirnya akan melemah atau bercerai berai. Gerak
13
menuju perpecahan ini disebut peningkatan entropi (Gordon B. Davis, 1992).
II.1.2 INFORMASI Informasi adalah data hasil pemrosesan yang memiliki makna, biasanya menceritakan suatu hal yang belum diketahui kepada pengguna. Sebagian besar informasi yang dihasilkan oleh sistem pemrosesan transaksi dimaksudkan untuk digunakan oleh orang-orang atau organisasi-organisasi di luar perusahaan. Berikut beberapa pandangan tentang pengertian informasi: -
Menurut pendapat George R. Terry dalam Moekijat (2005:10) Informasi adalah data yang penting yang memberikan pengetahuan yang berguna”.
-
Menurut Gordon B. Davis (1999:28) “Informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam mengambil keputusan saat ini atau mendatang ”.
-
Menurut Sutabri (2005:23) “Informasi adalah data yang telah diklasifikasi atau diolah atau diinterprestasi untuk digunakan dalam proses pengambilan keputusan”.
-
Menurut Samuel Eilon dikutib Onong (1989): Informasi adalah sebagai pernyataan yang menjelaskan suatu peristiwa atau suatu objek atau suatu konsep, sedemikian rupa sehingga membantu kita untuk membedakan dari yang lain. Dari
beberapa
pandangan
tersebut
memperlihatkan
bahwa
sebenarnya dalam sebuah informasi ada beberapa dimensi yang seyogyanya harus terkandung. Dimensi tersebut dapat menjiwai sebuah informasi sehingga 14
melahirkan sebuah pandangan yang benar-benar nyata. Ketika pengembang sistem (pengguna maupun spesialis informasi) mendefinisikan output yang diberikan oleh prosesor informasi, mereka akan mempertimbangkan empat dimensi dasar informasi. Keempat dimensi yang diinginkan ini akan dapat menambah nilai dari informasi tersebut, yakni: -
Relevansi Informasi memiliki relevansi jika informasi tersebut berhubungan dengan masalah yang sedang dihadapi. Pengguna seharusnya dapat memilih data yang diperlukan tanpa harus melewati dahulu sejumlah fakta-fakta yang tidak berhubungan.
-
Akurasi Idealnya, seluruh informasi seharusnya akurat. Akan tetapi fitur-fitur yang memberikan kontribusi kepada tingkat akurasi sistem akan menambah biaya dari sistem informasi tersebut.
-
Ketepatan Waktu Informasi hendaknya tersedia untuk pengabilan keputusan sebelum situasi genting berkembang atau hilangnya peluang yang ada. Informasi yang tiba setelah suatu keputusan diambil tidak akan memiliki nilai yang bermanfaat.
-
Kelengkapan Para pengguna hendaknya dapat memperoleh informasi yang menyajikan suatu gambaran lengkap atas suatu masalah tertentu atau solusinya. Informasi dikatakan lengkap jika memiliki jumlah agregasi yang tepat dan mendukung semua area di mana keputusan akan diambil. Biasanya yang terbaik adalah membiarkan pengguna menentukan
sendiri dimensi informasi yang dibutuhkannya. Bilamana dibutuhkan, spesialis 15
informasi dapat membantu pengguna melakukan pendekatan atas pekerjaan ini dengan cara-cara yang logis. Semakin pentingnya peranan informasi dalam pengelolaan suatu informasi dalam lingkungan masyarakat informasional merupakan “produk” sebab akibat. Faktor yang menjadi pemicunya adalah semakin majunya masyarakat karena berbagai macam faktor seperti pendidikan, demokratisasi politik, pembangunan
ekonomi yang membawa serta berbagai macam
permasalahan yang bentuk, jenis dan respon intensitasnya berbeda dari masamasa sebelumnya. Sebagai akibatnya respon yang diberikan oleh pakar, ilmuwan dan ahli teknologi yang berupaya
untuk menciptakan berbagai
instrumen baru untuk memecahkan berbagai permasalahan baru tersebut karena instrumen lama dirasakan dan bahkan ternyata tidak ampuh lagi. Sebagai hasilnya terobosan di bidang teknologi informasi, baik dalam arti perangkat kerasnya, perangkat lunaknya dan “perangkat otak”nya (brainware-nya). Perkembangan tersebut memungkinkan ditempuhnya delapan tahap penting dalam penanganan informasi, yaitu: -
Penciptaan informasi,
-
Pemeliharaan saluran informasi,
-
Transmisi informasi,
-
Penerimaan informasi,
-
Penyimpanan informasi,
-
Penelusuran informasi,
-
Penggunaan informasi, dan
-
Penilaian kritis dan umpan balik
16
Informasi dalam lingkup sistem informasi memiliki beberapa ciri: -
Benar atau salah Ini dapat berhubungan dengan realitas atau tidak. Jika penerima informasi yang salah memercayainya, akibatnya sama seperti yang benar.
-
Baru Informasi dapat sama sekali baru dan segar bagi penerimanya.
-
Tambahan Informasi dapat memperbaharui atau memberikan tambahan baru pada informasi yang telah ada.
-
Korektif Informasi dapat menjadi suatu koreksi atas informasi salah atau palsu sebelumnya.
-
Penegas Informasi dapat mempertegas informasi yang telah ada. Ini masih berguna karena meningkatkan persepsi penerimanya atas kebenaran informasi tersebut.
Keberadaan informasi erat kaitannya dengan proses komunikasi. Hal yang dimaksudkan yakni dalam dalam penyampaian informasi terdapat tingkatan yang memungkinkan informasi dapat dikatakan tersalurkan dengan akurat. Gordon B. Davis (1989) mengemukakan bahwa masalah komunikasi informasi dalam sistem informasi dapat dipandang dalam tiga pendekatan: -
Tingkat Teknis
:
seberapa
akurat
informasi
dapat
disalurkan.
17
-
Tingkat semantik
:
seberapa
tepat
simbol-simbol
yang
disalurkan dapat membawa arti yang diinginkan. -
Tingkat efektivitas : seberapa cocok pesan tersebut sebagai motivasi tindakan manusia.
II.1.3 Sistem Infromasi Pengamatan dan kenyataan menunjukkan bahwa perkembangan dan terobosan teknologi informasi akan terus berlanjut di masa depan. Maka itu, tidak sulit untuk memperkirakan bahwa salah satu tantangan bagi kemahiran dan kehandalan manajemen di masa depan yakni bagaimana kemampuannya memanfaatkan teknologi yang ada dan sekaligus mengenali berbagai dampak yang ditimbulkan dalam kehidupan organisasional. Dengan kata lain bahwa, kemampuan manajemen memanfaatkan informasi dalam menjalankan berbagai fungsi manajerial sangat menentukan pula berhasil tidaknya manajemen yang bersangkutan mencapai keberhasilan dalam menjalankan roda organisasi. Kebutuhan akan bermacam-macam informasi bagi berbagai jenis organisasi bukan lagi menjadi hal baru karena sejak dahulu kala penanganan sistem informasi dilakukan dengan tujuh tahap, di antaranya: -
Pengumpulan data
-
Klasifikasi data
-
Pengolahan
data
supaya
berubah
bentuk,
sifat
dan
kegunaannya menjadi informasi -
Interpretasi informasi
-
Penyimpanan informasi
-
Penyampaian informasi atau transmisi kepada pengguna 18
-
Penggunaan
informasi
untuk
kepentingan
manajemen
organisasi Dari sekian tahapan tersebut, hal yang baru pada masa ini adalah proses penanganannya yang dilakukan dengan memanfaatkan perkembangan dan terobosan teknologi, terutama dengan menggunakan komputer dan sarana lain yang bermuatan teknologi tinggi. Lahirnya masyarakat yang informasional bukan saja karena makin pentingnya peranan informasi dalam mengelola organisasi, akan tetapi juga sebagai akibat pemanfaatan perkembangan dan terobosan teknologi informasi. Gordon B. Davis dalam bukunya, Management Information System: Conceptual Foundations, Structure, and Development, menguraikan sistem informasi sebagai berikut: Sistem informasi manerima masukan data dan istruksi, mengolah data tersebut sesuai dengan instruksi dan mengeluarkan hasilnya. Model sistem dasar masukan, pengolahan dan keluaran cocok dalam hal sistem pengolahan informasi yang paling sederhana apabila semua masukan diterima pada waktu yang sama; tetapi hal semacam ini jarang terjadi. Fungsi pengolahan informasi sering memerlukan data yang dikumpulkan dan diolah sebelumnya. Oleh karena itu pada model sistem informasi ditambahkan alat penyimpan arsip data sehingga kegiatan pengolahan mempunyai data, baik yang baru maupun yang telah dikumpulkan dan disimpan sebelumnya Gambar II.2. Apabila ditambahkan alat penyimpan data maka fungsi pengolahan informasi tidak hanya mencakup pengubahan data menjadi informasi, tetapi juga penyimpanan data untuk digunakan kemudian. Yang dimaksud dengan penyimpanan data adalah penyimpanan data dalam suatu formulir yang diatur sedemikian rupa sehingga 19
data tersebut mudah ditemukan kembali apabila diperlukan. Model pengolahan informasi dasar ini sangat bermanfaat tidak hanya dalam memahami sistem pengolahan informasi secara keseluruhan, tetapi juga dalam pengolahan informasi secara tersendiri. Setiap penerapan dapat dianalisis berkenaan dengan masukan, penyimpanan, pengolahan dan keluaran.
Dalam bukunya tentang Sistem Informasi Manajemen, Tata Sutabri menyebutkan bahwa: “sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan”. Dalam ensiklopedi Administrasi, Management Information System diterjemahkan dengan “Sistem Informasi” untuk pimpinan, berarti keseluruhan jaringan informasi yang ditujukan kepada pimpinan untuk keperluan pelaksanaan 20
fungsi pimpinan, khususnya pembuatan keputusan yang tepat. Sistem informasi ini meliputi kegiatan-kegiatan: -
Pengumpulan/penciptaan data
-
Pengolahan data menjadi informasi yang siap dipergunakan.
Menurut Kenneth dan Jane (2007), sistem informasi secara teknis dapat didefinisikan sebagai sekumpulan komponen yang saling berhubungan, mengumpulkan
atau
mendapatkan,
memproses,
menyimpan
dan
mendistribusikan informasi untuk menunjang pengambilan keputusan dan pengawasan dalam suatu organisasi. Selanjutnya dalam buku yang sama dijelaskan tiga model pendekatan dalam sistem informasi yakni pendekatan teknis, pendekatan perilaku dan pendekatan sosioteknis.
Pendekatan Teknis Pendekatan teknis terhadap sistem informasi menekankan model matematika untuk mempelajari sistem informasi serta pendekatan pada teknologi secara fisik dan kemampuan format dari sistem tersebut. Disiplin ilmu yang berkontribusi adalah ilmu komputer, metode kuantitatif dan riset operasi.
Pendekatan Perilaku Bagian penting bidang sistem informasi melibatkan isu perilaku yang muncul dalam pengembangan dan pengelolaan jangka panjang dari sistem informasi. Isu seperti integrasi bisnis strategis, perancangan, implementasi, penggunaan dan manajemen tidak dapat dijelajahi dengan menggunakan model dari pendekatan teknis.
21
Pendekatan Sosioteknis Dalam pendekatan ini ditekankan kebutuhan untuk mengoptimalkan kinerja perusahaan secara keseluruhan. Ini berarti bahwa teknologi harus diubah dan dirancang sedemikian rupa untuk memenuhi kebutuhan individu dan organisasi. Dalam memahami sistem informasi, terlebih dahulu mengetahui apa
saja yang menjadi dimensi dalam sistem organisasi. Dalam buku Sistem Informasi Manajemen oleh Drs. Danang Sunyoto (2014:48-51), dimensi sistem informasi antara lain:
Organisasi Sistem informasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari organisasi. Malahan bagi sebagian perusahaan seperti perusahaan pembuat laporan kredit, bisnisnya tidak akan berjalan lancar tanpa sebuah sistem informasi. Sama halnya dengan organisasi publik, pelayanan yang cepat dan akurat tidak akan terlaksana dengan baik jika tidak memiliki sistem informasi yang baik pula.
Teknologi Teknologi informasi adalah suatu dari banyak alat yang digunakan manajer untuk menghadapi perubahan. Peranti komputer adalah peralatan fisik yang digunakan untuk kegiatan input, pemrosesan, dan output dalam sebuah sistem informasi.
Manajemen Tugas manajemen adalah untuk berusaha memahami banyak keadaan yang dihadapi oleh organisasi, mengambl keputusan dan
22
merumuskan rencana kegiatan untuk memecahkan permasalahan organisasi.
II.2 Sistem Informasi Manajemen II.2.1 Manajemen Secara umum dapat diuraikan bahwa manajemen merupakan proses atau kegiatan yang dilakukan oleh seorang pimpinan/manajer di dalam organisasi untuk mencapai tujuan bersama. Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur. Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan tertentu (Hasibuan, 2009: 1-2). Menurut Prof. Dr. Prajudi Atmosudirdjo, S.H. pengertian manajemen itu dapat dipandang sebagai:
Orang-orang Semua orang yang mempunyai fungsi atau kegiatan pokok sebagai pemimpin kerja
Proses Adanya kegiatan-kegiatan yang berarah ke bawah, jadi berupa kerja-kerja untuk mencapai tujuan tertentu
Sistem Kekuasaan Sistem kekuasaan atau sistem kewenangan supaya orangorang menjalankan pekerjaan.
Dalam hubungannya dengan istilah “sistem informasi manajemen”, manajemen dipandang sebagai orang-orang, yakni semua orang yang
23
mempunyai fungsi atau kegiatan pokok sebagai pemimpin-pemimpin kerja. Dengan kata lain, yang dimaksud dengan manajemen di sini adalah manajer. Beberapa para pakar menilai sebuah manajemen sebagai suatu proses di antaranya Drs. Sarwoto yang dalam bukunya Dasar-Dasar Organisasi Manajemen menyebutkan bahwa “Manajemen adalah suatu proses kegiatan yang dengan memanfaatkan unsur-unsur man, money, material dan method secara efisien untuk mencapai tujuan tertentu. George R. Terry dalam Hasibuan (2005: 2-3) menyatakan bahwa: “Manajemen adalah suatu proses yang khas yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya” Menurut Dr. R. Markharita, expert
PBB yang diperbantukan pada
Kantor Pusat LAN dari tahun 1977-1980 (Simbolon, 2004: 22-23) memberikan definisi yakni: “Management is the utilization of available or potentials resources in achieving a given ends”. (Manajemen adalah pemanfaataan sumber-sumber yang tersedia atau yang berpotensi di dalam pencapaian tujuan). Menurut
Suradinata
(1998),
manajemen
diartikan
sebagai
“kemampuan yang berhubungan dengan usaha untuk mencapai tujuan tertentu dengan jalan menggunakan manusia dan berbagai sumber yang tersedia dalam organisasi dengan cara seefisien mungkin”. Dalam manajemen, perlu ada koordinasi antara sumber daya manusia dan material untuk mencapai tujuan organisasi. Manajemen meliputi hal-hal: -
Mengkoordinasi sumber daya manusia, material dan keuangan ke arah tercapainya sasaran organisasi secara efektif dan efisien,
-
Menghubungkan
organisasi
dengan
lingkungan
luar
dan
merespon
kebutuhan masyarakat, 24
-
Mengembangkan iklim organisasi agar orang dapat mengejar sasaran perorangan dan sasaran bersama,
-
Melaksanakan menentukan
fungsi-fungsi sasaran,
tertentu
yang
merencanakan,
dapat
ditetapkan
membangun
seperti
sumber
daya,
mengorganisir, melaksanakan dan mengawasi, dan -
Melaksanakan
berbagai
peranan
antar
pribadi,
infrormasional
dan
memutuskan. (Muis, Saludin; Pemikiran Teori Organisasi & Manajemen antara Sun Tzu & Kini; 2007)
Dalam teori tentang kepemimpinan diketahui bahwa manajemen suatu organisasi memainkan tiga kategori peranan, yaitu peranan yang bersifat interpersonal, peranan informasional, dan peranan selaku pengambil keputusan.
Peranan yang bersifat Interpersonal Peranan yang bersifat interpersonal antara lain dimaksudkan untuk menumbuhsuburkan iklim solidaritas dan kebersamaan dalam organisasi. Peran ini sering menampakkan dirinya dalam tiga bentuk utama, yaitu: bersifat simbolis, selaku pimpinan, sebagai penghubung.
Peranan yang bersifat Informasional Yang dimaksud dengan peranan ini adalah bahwa dalam kedudukanya
selaku
unsur
pimpinan
dalam
organisasi,
manajemen menjadi pemantau utama arus informasi di samping peranan selaku penerima dan pembagi informasi.
Peranan Selaku Pengambil Keputusan Pada tingkat yang berbeda-beda para manajer dalam suatu organisasi berperan selaku pengambil keputusan, baik yang sifatnya strategis, fungsional dan teknis operasional. Peranan 25
tersebut timbul karena manajemen memiliki wewenang untuk bertindak
selaku
a)
wirausahawan,
b)
peredam
ketidaktenangan, c) penentu alokasi sarana, prasarana, sumber daya manusia dan dana serta d) selaku perunding.
II.2.2 Sistem Informasi Manajemen Menurut The Encyclopedia of Management, “Management Information System are planned and organized approaches to supplying excecutives with intelligence aids that facilitate the managerial process.” (Sistem informasi manajemen adalah pendekatan-pendekatan yang direncanakan dan disusun untuk memberikan bantuan piawai yang memudahkan proses manajerial kepada pejabat pimpinan). Pandangan lain tentang sistem informasi manajemen (management information system) yakni suatu sistem berbasis komputer yang membuat informasi tersedia bagi para pengguna yang memiliki kebutuhan serupa. Para pengguna SIM umumnya terdiri atas perangkat-perangkat organisasi formallembaga atau sub-unit dari anak lembaga. Informasi yang diberikan oleh SIM menjelaskan lembaga atau salah satu sistem utamanya ditinjau dari apa yang telah terjadi di masa lalu, apa yang sedang terjadi dan apa yang kemungkinan terjadi di masa yang akan datang. SIM akan menghasilkan informasi ini melalui penggunaan dua jenis peranti lunak: -
Peranti lunak pembuat laporan (report-writing software) yang menghasilkan
laporan
berkala
maupun
laporan
khusus.
Laporan berkala dikodekan dalam suatu bahasa program dan di siapkan sesuai jadwal tertentu. Laporan khusus, yang sering 26
disebut pula laporan ad hoc, di buat sebagai tanggapan atas kebutuhan informasi yang tidak diantisipasi sebelumnya. Sistem manajemen basis data dewasa ini memiliki fitur-fitur yang dapat dengan cepat membuat laporan sebagai respon atas permintaan akan data atau informasi tertentu. -
Model matematika menghasilkan informasi sebagai hasil dari suatu
simulasi
atas
operasional
lembaga.
Model-model
matematis yang menggambarkan operasi lembaga dapat ditulis menggunakan semua jenis bahasa pemrograman. Namun bahasa pemodelan khusus dapat menjadikan tugas lebih efektif dan efesien.
27
Dalam Gambar II.3 di atas memperlihatkan model SIM. Basis data tersebut memuat data yang diberikan oleh sistem pemrosesan transaksi. Selain itu, baik data maupun informasi dimasukkan dari lingkungan. Lingkungan menjadi terlibat ketika lembaga berinteraksi dengan lembaga-lembaga lain untuk membentuk
suatu
sistem
informasi
antarorganisasi
(interorganizational
information system-IOS). Dalam kasus seperti ini, SIM akan memasok informasi ke anggota-anggota IOS yang lain sekaligus juga kepada para pengguna dari lembaga. Anthony dan Simon (Gorry dan Morton dalam Golembiewski, 1976:320-340) mengemukakan model sistem informasi manajemen dengan melihat bahwa aktivitas utama dalam organisasi adalah aktivitas manajerial, yang meliputi: perencanaan strategis (strategic planning), alokasi sumber daya (management control), dan kontrol operational (operational control). Masingmasing aktivitas tersebut menandakan level manajerial dalam organisasi, yakni level puncak, manajemen menengah dan operasional. Robert G. Murdick dan Joel E. Ross dalam bukunya yang berjudul “Sistem Informasi untuk Manajemen Modern” (terjemahan) mendefinisikan SIM sebagai proses komunikasi di mana informasi masukan (input) direkam, disimpan, dan diproses untuk menghasilkan output yang berupa keputusan tentang perencanaan, pengoperasian dan pengawassan. Josef F. Kelly dalam bukunya “Computerized Management Information System” mendefinisikan SIM sebagai perpaduan sumber daya manusia dan sumber daya berbasis komputer yang menghasilkan kumpulan penyimpanan, komunikasi dan penggunaan data untuk tujuan operasi manajemen yang efesien serta perencanaan bisnis. 28
The Liang Gie dalam bukunya, Pokok-Pokok PPBS dan MIS, menyarankan perumusan MIS (Management Information System) yang lebih luas cakupannya sebagai: keseluruhan jalinan hubungan antara satuan-satuan dan jaringan lalu lintas, macam-macam keterangan dalam sesuatu organisasi serta segenap proses pengumpulan, pengolahan, penyimpanan, pengambilan kembali dan
penyebaran
keterangan
itu
dengan
pelbagai
peralatan
sehingga
memungkinkan para anggota melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya maupun
pimpinan
membuat
keputusan
atau
menjalankan
tugas
kepemimpinannya yang lain secara tepat. Pandangan yang senada dilontarkan oleh Robert W. Holmes yang mengungkapkan bahwa sistem informasi manajemen adalah suatu sistem yang dirancang untuk menyajikan informasi pilihan yang berorientaasi kepada keputusan yang diperlukan oleh manajemen guna merencanakan, mengawasi, dan menilai aktivitas organisasi. Menurut Gordon B. Davis (1992), sebuah sistem informasi manajemen mengandung unsur-unsur fisik sebagai berikut: -
Perangkat keras komputer
-
Perangkat lunak, meliputi perangkat lunak sistem umum, perangkat lunak terapan umum, program aplikasi.
-
Database,
yaitu
data
yang
tersimpan
dalam
media
penyimpanan komputer. -
Prosedur
-
Petugas pengoperasian.
Dari unsur tersebut, Gordon B. Davis menyimpulkan bahwa sistem informasi manajemen adalah sistem manusia/mesin yang terpadukan untuk 29
menyajikan informasi guna mendukung fungsi operasi, manajemen, dan pengambilan keputusan dalam suatu organisasi. Berdasarkan beberapa pengertian di atas tentang sistem, informasi dan manajemen serta sistem informasi manajemen; maka dapat dirangkumkan pengertian bahwa Sistem Informasi Manajemen adalah suatu rangkaian informasi yang terpadu yang dapat bermanfaat bagi para pengguna (manajer) untuk melakukan suatu kegiatan tertentu dan pada akhirnya dapat digunakan untuk proses pengambilan keputusan. Sistem
informasi
juga
memiliki
beberapa
kemampuan
teknis.
Kemampuan teknis yang dimaksudkan berasal dari sistem komputer yekni: -
Pemrosesan transaksi batch dan tunggal
-
Pemrosesan online
-
Real time
-
Komunikasi data dan switching pesan
-
Pemasukan data jarak jauh dan pemutakhiran file
-
Pencarian record dan analisis
-
Pencarian file
-
Alogaritme dan model keputusan
-
Otomatisasi perkantoran
Dalam sebuah organisasi publik, seperti yang dikemukakan dalam modul mata kuliah Sistem Informasi Manajemen yang disusun oleh Drs. Nelman, M.Si dan DR. Hj. Hasniati, M.Si (Dosen Ilmu Administrasi Universitas Hasanuddin), Sistem Informasi Manajemen memiliki dua pola yakni: -
Sistem pendukung keputusan (decision support system)
-
Sistem manajemen database untuk layanan umum 30
Dalam pola sebagai sistem pendukung keputusan, SIM digunakan untuk proses perencanaan dan pengambilan keputusan yang sifatnya strategis pada tingkat manajerial untuk proses tanggapan dan informasi yang lebih cepat. Namun sebaliknya pada sistem manajemen database penggunaan SIM lebih difokuskan pada keputusan-keputusan yang sifatnya rutin yang disertai dengan informasi yang akurat. Pada pelaksanaan SIM dalam lingkup publik di masa yang akan datang ditandai dengan berkembangnya berbagai aplikasi teknologi informasi. Tidak hanya itu dalam pola administasi akan ditata dengan baik sehingga lebih fungsional. Keadaan ini selanjutnya akan memunculkan teknikteknik baru di dalam pengembangan SIM yang berbasis komputer dan pada akhirnya akan menciptakan sistem layanan yang integratif.
II.3 Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian II.3.1 Pegawai Dalam
melaksanakan
tugas-tugas
umum
pemerintahan
dan
pembangunan agar berdaya guna dan berhasil dalam usahan mewujudkan masyarakat adil dan makmur baik materiil maupun spiritual, sangat diperlukan adanya pegawai negeri sebagai unsur aparatur negara yang penuh kesetiaan dan ketaatan kepada pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, bersih, berwibawa, bermutu tinggi dan sadar akan tugas serta tanggung jawabnya. Sejalan dengan hal tersebut, Undang-Undang N0. 8 Tahun 1974 telah meletakkan landasan yang kokoh untuk mewujudkan pegawai negeri seperti dimaksud di atas dengan cara mengatur kedudukan, kewajiban, hak dan pembinaan pegawai negeri sebaga salah satu kebijaksanaan dan langkah usaha penyempurnaan aparatur negara di bidang kepegawaian. 31
Pengertian Pegawai Negeri berdasarkan UU No 43 tahun 1999 atas perubahan Undang-undang Nomor 8 tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian disebutkan dalam bab I pasal 1 ayat 1 sebagai berikut : “Pegawai Negeri adalah setiap warga Negara Republik Indonesia yang telah memenuhi syarat yang ditentukan, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas dalam suatu jabatan negeri, atau diserahi tugas Negara lainnya, dan digaji berdasarkan peraturan Perundang-undangan yang berlaku”. Jabatan negeri adalah jabatan dalam bidang eksekutif yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundangan termasuk di dalamnya jabatan dalam kesekretariatan Lembaga Tertinggi/Tinggi Negara dan kepaniteraan pengadilan. Kategori pegawai negeri menurut Pasal 2 UU No. 8 Tahun 1974 terdiri dari: -
Pegawai Negeri Sipil dan
-
Anggota Angkatan Bersenjata Republik Indonesia. Pegawai Negeri Sipil terbagi atas :
-
Pegawai negeri sipil pusat
-
Pegawai negeri sipil daerah
-
Pegawai
negeri
sipil
lain
yang
ditetapkan
dengan
peraturan
pemerintah. Pegawai negeri sipil adalah unsur aparatur negara, abdi negara, dan abdi masyarakat yang dengan kesetiaan dan ketaatan kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, negara dan pemerintah, menyelenggarakan tugas pemerintahan dan pembangunan. Kesetiaan dan ketaatan penu tersebut mengandung pengertian bahwa pegawai negeri berada sepenuhnya di bawah
32
pimpinan Pemerintah. Hal ini perlu ditegaskan untuk menjamin kesatuan pimpinan dan garis pimpinan yang jelas dan tegas.
II.3.2 Kepegawaian Dalam pencapaian tujuan-tujuan organisasi, kepegawaian penting diperhatikan karena berhubungan langsung dengan kegiatan operasional dalam organisasi yakni pegawai atau tenaga kerja. Slamet Saksono (1997: 25), mengemukakan bahwa pengertian kepegawaian yakni “Penggunaan istilah pegawai dan pekerja, kepegawaian dan ketenaga kerjaan pada hakikatnya secara yuridis tidak mempunyai perbedaan arti dalam kaitannya dengan kehadirannya di dalam satu perusahaan atau organisasi, hanya berbeda lingkungan penggunaannya” . Apabila kepegawaian dihubungkan dengan manajemen, maka yang dimaksud adalah melaksanakan fungsi manajemen dalam kegiatan kepegawaian seperti dinyatakanoleh I.G. Wursanto (1991: 16) yang mengatakan bahwa : “Kepegawaian adalah manajemen yang berhubungan dengan perencanaan, pengorganisasian
dan
pengawasan
terhadap
bermacam-macam
fungsi
pelaksanaan usaha untuk mendapatkan, mengembangkan dan memelihara para pegawai sedemikian rupa, sehingga tujuan organisasi dapat tercapai seefisien mungkin sehingga produktivitas dapat meningkat”. Berdasarkan pandangan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kepegawaian adalah suatu hal yang memuat tentang bagaimana pegawai dalam proses kerjanya yang terkait dengan fungsinya sebagai tenaga kerja dalam suatu organisasi.
33
II.3.3 Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian Dalam Keputusan Menteri Dalam Negeri N0.17 tahun 2000 disebutkan bahwa: “Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian (SIMPEG) merupakan suatu totalitas terpadu yang terdiri dari perangkat pengolah meliputi pengumpul prosedur, tenaga pengolah dan perangkat lunak, perangkat penyimpanan meliputi pusat data dan bank data serta perangkat komunikasi yang saling berkaitan, saling ketergantungan dan saling menentukan dalam rangka penyediaan informasi di bidang kepegawaian ”. Henry Simamora (2004:90) berpendapat bahwa: “Sistem informasi manajemen kepegawaian adalah prosedur sistematik untuk mengumpulkan, menyimpan, mempertahankan, menarik, dan memvalidasi data yang dibutuhkan oleh sebuah organisasi tentang sumber daya manusia, aktivitas-aktivitas personalia, karekteristik-karakteristik unit-unit organisasi”. Human Resourches Information System (HRIS) ini dalam Bahasa Indonesia
dikenal
dengan
nama
Sistem
Informasi
Manajemen
Kepegawaian (SIMPEG), yaitu berkenaan dengan merancang formatformat
data
kepegawaian
dan
mengatur
sistem
pengumpulan,
pengolahan, penyimpanan dan pelaporan informasi kepegawaian yang terdiri dari data
pegawai,
data
jabatan,
data
pendidikan,
data
penghargaan, data pendidikan dan pelatihan, data keluarga, data kehadiran dan lain-lain, sehingga dapat dikelola informasi tentang perencanaan kebutuhan pegawai, penilaian kinerja, pembinaan dan pengembangan karirnya, kesejahteraan, serta pemberhentian atau kepensiunannya (Mc Leod dan G. Schell, 2004: 475).
Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian (SIMPEG) adalah suatu tatanan bagi proses pengumpulan, pengolahan, penganalisaan, penyajian data dan informasi yang diperlukan untuk menunjang administrasi dan manajemen yang berkaitan dengan pegawai (Musanef, 1996: 244)
34
Berdasarkan pandangan-pandangan di atas tempat sistem informasi manajemen kepegawaian, maka dapat disimpulkan bahwa suatu sistem yang terpadu yakni terkait proses pengumpulan, pengolahan, penyimpanan dan penyampaian hasil informasi tentang data kepegawaian yang dapat bermanfaat dalam proses manajerial organisasi.
II.4 Kinerja II.4.1 Pengertian Kinerja Dalam sebuah kinerja, ada beberapa hal yang menjadi faktor penentu kinerja seperti kemampuan (skill) dan upaya, keputusan dari orang lain, sumber daya yang ada, dan beberapa faktor penunjang yang lain yang mendorong pelaksanaan sebuah pekerjaan agar lebih cepat. Murphy dalam Sudarmanto (2009:8) menyatakan bahwa kinerja merupakan seperangkat perilaku yang relevan dengan tujuan organisasi atau unit organisasi tempat orang bekerja. Sementara menurut Suntoro dalam Pabundu (2008:121) beranggapan bahwa kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi dalam rangka mencapai tujuan organisasi periode waktu tertentu. Dalam tulisan Tunggul Prasodjo yang dilampirkan dalam buku Metode Penelitian Administrasi Publik karangan Dr. Harbani Pasolong, M.Si terdapat beberapa pendapat tentang kinerja seperti: -
Pendapat Rue & Bryars (1981:375) yang mengatakan bahwa kinerja adalah sebagai tingkat pencapaian hasil.
35
-
Menurut Interplan (1969:15), kinerja berkaitan dengan operasi, aktivitas, program dan misi organisasi.
-
Widodo (2006:78), mengatakan bahwa kinerja adalah melakukan suatu
kegiatan
dan
menyempurnakannya
sesuai
dengan
tanggungjawabnya dengan hasil seperti yang diharapkan. -
Gibson (1990:40), mengatakan bahwa kinerja seseorang ditentukan oleh kemampuan dan motivasinya untuk melaksanakan pekerjaan. Dikatakan bahwa pelaksanaan pekerjaan ditentukan oleh interaksi antara kemampuan dan motivasi.
-
Robbins (1989:439), berpendapat bahwa kinerja merupakan hasil evaluasi terhadap pekerjaan yang telah dilakukan oleh aparatur kemudian
dibandingkan dengan kriteria
yang
telah
ditetapkan
sebelumnya. -
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia (LAN-RI) (1999:3) merumuskan kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan
suatu
kegiatan,
program,
kebijaksanaan
dalam
mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi. Konsep kinerja yang dikemukakan LAN-RI lebih mengarah kepada acuan kinerja suatu organisasi publik. Dalam
sebuah
kinerja, terdapat metode
efektif yang
mampu
melahirkan hubungan komunikasi yang baik antara karyawan/pegawai dengan pihak manajerial/pimpinan. Metode tersebut yakni manajemen kinerja. Dalam manajemen kinerja yang menjadi patokan adalah proses komunikasi yang berlangsung terus-menerus, yang dilaksanakan berdasarkan kemitraan, antara
36
seorang karyawan dengan penyelia langsungnya. Manajemen ini meliputi upaya membangun harapan yang jelas serta pemahaman tentang: -
Fungsi kerja esensial yang diharapkan dari para karyawan
-
Seberapa besar kontribusi pekerjaan karyawan bagi pencapaian tujuan organisasi
-
Apa arti konkretnya “melakukan pekerjaan dengan baik”
-
Bagaimana karyawan dan penyelianya bekerja sama untuk mempertahankan, memperbaiki, maupun mengembangkan kinerja karyawan yang sudah ada sekarang
-
Bagaimana prestasi kerja akan diukur
-
Mengenali berbagi hambatan kinerja dan menyingkirkannya.
Pada bagian penilaian sebuah kinerja sering dibuat sebuah evaluasi untuk melihat sejauh mana hasil kerja pegawai sudah berjalan. Evaluasi kinerja merupakan proses untuk menaksir dan mengevaluasi kinerja seseorang. Proses ini adalah jawaban bagi sebuah pertanyaan sederhana, “Seberapa baiknyakah kinerja seorang karyawan selama jangka waktu tertentu?” Bagian ini merupakan hanyalah merupakan bagian dari sebuah manajemen kinerja, tetapi bukan keseluruhan proses manajemen kinerja. Manajemen kinerja meliputi pembuatan perencanaan, diagnosa masalah, identifikasi kendala kinerja dan pengembangan sumber daya manusia. Berikut ada tiga pendekatan yang sering digunakan dalam evaluasi kinerja. Dalam buku Performance Management evaluasi kinerja meliputi: sistem penilaian (rating system), sistem peringkat (ranking system), dan sistem berdasarkan tujuan (object-based system).
37
Sistem Penilaian (Rating System)
Sistem penilaian (rating system) paling tepat dideskripsikan sebagai “buku rapor tempat kerja,” hampir serupa dengan yang dipergunakan oleh guru-guru di sekolah dasar terhadap murid-muridnya. Sistem ini terdiri dari dua bagian: suatu daftar karakteristik, bidang, ataupun perilaku yang akan dinilai dan sebuah skala ataupun cara lain untuk menunjukkan tingkat kinerja dari tiap halnya. Kriteria Kinerja 1. Menyelesaikan pekerjaan pada waktunya 2. Menunjukkan keahlian dan kemampuan yang diperlukan dalam pekerjaannya
Skala Tidak Pernah 1 Tidak Konsisten 1
KadangKadang Biasanya 2 3 Konsisten 2
Selalu 4 Selalu 3
Tidak KadangPernah Kadang Biasanya Selalu inisiatif 1 2 3 4 Dapat 4. Memenuhi atau melampaui Ditingkatkan Memuaskan Luar target penjualan pada tiap Biasa kuartalnya (organisasi provit) 1 2 3 Kekuatan dari sistem ini adalah dapat diselesaikan dengan cepat dan 3. Menunjukkan kreativitas dan
dengan upaya seringan mungkin, penggunaannya satu sistem saja di seluruh jenis pekerjaan dan tidak membutuhkan pelatihan yang lebih dalam pembuatannya. Kelemahan dari sistem ini adalah penilaian yang tidak objektif karena tidak semua bagian dalam organisasi itu sama, model penilaian yang masih samar serta tidak memberitahukan bagaimana mengatasi masalah yang dihadapi.
38
Sistem Peringkat (Ranking System) Sistem peringkat meliputi perbandingan orang satu sama lain dan menentukan apakah seseorang lebih baik, setara ataupun lebih buruk dibandingkan dengan rekannya. Sistem ini memiliki potensi menyebabka efek samping yang tidak diinginkan, karena sistem ini membandingkan rekan-rekan sekerja. Sistem ini memaksa seorang untuk bersaing satu sama lain dalam arti kata yang sebenarnya.
Evaluasi Berdasarkan Tujuan dan Standar Cara terbaik yang ditawarkan dalam sebuah evaluasi kinerja yakni dengan menggunakan tujuan, standar ataupun target. Keuntungan dari sistem
ini antara
lain: mempermudah
hubungan antara tujuan perorangan dan unit kerja, mengurangi terjadinya
ketidaksepakatan
selama
pertemuan
evaluasi,
menempatkan penilai dan orang yang dinilai pada pihak yang sama. Sementara kelemahan dari sistem ini yakni: memakan banyak waktu dibanding dengan sistem lain dan menimbulkan lebih banyak pekerjaan administratif ketimbang sistem lainnya.
II. 4. 2 Pengukuran Kinerja Menurut Bernardin dan Russel dalam Rosyidi (2007) menyebutkan bahwa ada enam kriteria untuk mengukur kinerja seorang pegawai, yakni: - Quality, sejauh mana kemampuan menghasilkan sesuai dengan kualitas standar yang ditetapkan perusahaan.
39
- Quantity, sejauh mana kemampuan menghasilkan sesuai dengan jumlah standar yang ditetapkan. - Timeleness, tingkat sejauh mana suatu kegiatan diselesaikan pada waktu yang dikehendaki dengan memperhatikan koodinasi output lain serta waktu yang tersedia untuk kegiatan lain. - Cost Of Effectiveness, sejauh mana tingkat penerapan sumber daya manusia, keuangan, teknologi dan material yang mampu dioptimalkan. - Need Of Supervision, sejauh mana tingkatan seorang pegawai untuk bekerja dengan teliti tanpa adanya pengawasan yang ketat dari supervisor. - Interpersonal Input, sejauh mana tingkatan seorang karyawan dalam pemeliharaan harga diri, mana baik dan kerja sama di antara rekan kerja dan bawahan.
II.5 Hipotesis Konseptual Dalam sebuah konsep sistem informasi, keberadaan teknologi informasi (komputer) sangat menunjang kecepatan pengumpulan data yang kemudian diubah menjadi informasi baru. Komputer sebagai suatu perlengkapan elektronik yang mengolah data, mampu menerima masukan dan keluaran, dan mempunyai sifat seperti kecepatan yang tinggi, ketelitian dan kemampuan menyimpan intstruksiinstruksi untuk memecahkan masalah. (Ibid., halaman 530, dikutip dari Gerald A. Silver dan Joan B. Silver, Data Processing for Business, Harcourt Brace Javanovich, Inc,. New York, 1973, halaman 6).
Dalam pelaksananaan SIM, komputer menjadi sarana yang sangat penting untuk pelaksanaan proses data masukan menjadi ouput. Dalam proses ini kinerja para pegawai dapat diukur, sejauh mana pekerjaan dapat diselesaikan 40
dengan seefisien mungkin. Dengan adanya komputer, proses pengimputan data dapat dilakukan dengan cepat sampai pada data yang diperoleh menjadi sebuah informasi baru lagi. Pada beberapa lembaga pemerintah, khususnya di daerah-daerah yang masih sangat jauh akan sentuhan perkembangan teknologi, pelayanan mereka terhadap masyarakat tidak berjalan dengan efisien. Proses pendataan pegawai hingga pada proses pelayanan menjadi terhambat hanya karena tidak memadainya peralatan kantor yang dapat menunjang kerja mereka. Selain itu, proses penyampaian informasi masih antara lembaga-lembaga yang terkait di daera tersebut masih sangat manual yakni sepenuhnya menggunakan surat. Jika dilihat dari sisi keefisienan waktu, maka keadaan ini menjadi salah satu penghambat kerja pegawai yang harusnya lebih cepat dan akurat. Kendala yang terjadi akibat kurang memadainya sarana teknologi akhirnya dapat menghambat kerja para pegawai. Keadaan ini berujung pada melemahnya kinerja pegawai. Menurut Mangkunegara (2000), faktor yang mempengaruhi kinerja para pegawai di antaranya: -
Faktor Kemampuan Secara
psikologis,
kemampuan
(ability)
pegawai
terdiri
dari
kemampuan potensi (IQ) dan reality (knowledge+skill). -
Faktor Motivasi Faktor motivasi timbul sikap pegawai dalam menghadapi situasi kerja. Selanjutnya, William Stern dalam Mangkunegara (2006) menyatakan
faktor penentu kinerja individu adalah:
41
-
Faktor individu Dengan adanya integritas yang tinggi antara fungsi psikis dan fisik, maka seorang individu akan memiliki konsentrasi diri yang baik.
-
Faktor Lingkungan Organisasi Faktor lingkungan kerja organisasi sangat menunjang bagi individu dalam mencapai kinerja. Faktor lingkungan organisasi antara lain uraian jabatan yang jelas, autoritas yang memadai, terget kerja yang menantang, pola komunikasi kerja efektif, hubungan kerja harmonis, iklim kerja respek dan dinamis serta fasilitas kerja yang relatif memadai.
II.6 Kerangka Konsep Dalam penyusunan Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian yang melingkupi proses pengumpulan data hingga menjadi informasi baru seperti yang dikemukakan oleh Mc Leod dan G. Schell dalam pengertian tentang SIMPEG, maka dapat diketahui bahwa peranan teknologi informasi menjadi hal yang sangat mendasar untuk proses awal tersebut. Dalam hal ini, peranan komputer untuk proses penyusunan selanjutnya berupa format-format yang terstruktur memungkinkan proses pencatatan dapat lebih akurat sehingga proses kerja menjadi lebih cepat. Dalam proses audit pengolahan data, peranan komputer menjadi sangat penting di antaranya: -
Pengumpulan Data
-
Analisis Data
-
Penyimpanan Informasi 42
Dalam proses selanjutnya, peranan teknologi informasi melingkupi proses output. Dalam hal ini merupakan proses akhir dari sebuah pengubahan data menjadi informasi yang baru. Langkah-langkah di atas akan sangat berpengaruh pada kinerja pegawai yakni lebih menambah motivasi kerja sehingga pekerjaan lebih cepat dilakukan. Dalam tulisan ini pula akan diperbandingkan bagaimana manfaat yang dirasakan oleh pegawai dalam proses perumusan simpeg dengan cara manual dan cara komputerisasi. Perbandingan ini dimaksudkan agar dapat diketahui bagaimana kinerja para pegawai dengan menggunakan electronic computer. Berikut bagan yang memperlihatkan kerangka konsep yang telah dirumuskan di atas. Gambar II.4: Model Kerangka Konsep Komponen Penerapan SIMPEG (Variabel X) Pengumpulan data kepegawaian Pengolahan data kepegawaian Penyimpanan data kepegawaian Pelaporan data kepegawaian yang telah menjadi informasi baru (Musanef, 1996: 244)
Kinerja Pegawai (Variabel Y) Quality: menghasilkan sesuai standar Quantity: menghasilkan sesuai jumlah Timeleness: menyelesaikan tepat waktu Cost Of Effectiveness: penerapan sumber-sumber daya Need Of Supervision: tingkat ketelitian kerja Interpersonal Input: tingkat pembawaan diri Bernardin dan Russel dalam Rosyidi (2007)
43
Bab III Metode Penelitian III.1 Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini sesuai dengan judul skripsi yakni Pengaruh Penerapan Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian Terhadap Kinerja Pegawai di Kantor Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kota Palopo, maka pendekatan penelitian yang dilakukan adalah Pendekatan Kuantitatif Asosiatif. Pendekatan ini dipilih karena hubungan antara pengaruh dan kinerja lebih mudah diukur melalui metode kuantitatif yakni merujuk pada proses dan hasil kerja seseorang (kinerja) dan pengukuran untuk hasilnya pada umumnya pada kefektifan dan keefisienan proses kerja.
III.2 Jenis/Tipe Penelitian Pada penelitian ini, penulis menggunakan metode Penelitian Regresi Linear Sederhana yakni menggabungkan dua variabel kajian. Variabel yang ada dihubungkan untuk melihat bagaimana pengaruh varabel yang satu dengan lainnya. Variabel dalam
tulisan ini yakni bagaimana pengaruh proses
penyusunan SIMPEG dan terhadap kinerja pegawai.
III.3 Teknik Pengumpulan Data Dalam pengumpulan informasi dari para responden yang ada, maka strategi/metode yang dilakukan guna pengumpulan data yakni dengan:
44
-
Kuesioner Dalam metode kuesioner yang akan dilakukan yakni menyajikan beberapa pertanyaan yang terkait dengan objek kajian yang akan diberikan ke beberapa informan yang selanjutnya akan disimpulkan oleh penulis dengan analisis regresi.
-
Observasi Dalam metode ini, penulis mengamati bagaimana proses kerja yang dilakukan oleh para pegawai dan menyimpulkan kendala yang mereka alami dalam pekerjaan mereka dengan adanya SIMPEG yang berdampak pada kinerja mereka.
-
Studi Dokumen Dalam metode ini, penulis mempelajari beberapa dokumen, jurnal atau karya tulis lainnya yang terkait dengan bahan penelitian untuk menambah informasi yang dilakukan dengan metode-metode lainnya. Dari metode-metode tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa sumber
data yang menjadi pokok utama dalam proses penelitian ini, yakni: -
Data sekunder Data sekunder adalah data yang penulis peroleh dari beberapa model pengumpulan data seperti kuesioner, observasi dan studi atas dokumen-dokumen yang diarsipkan di Kantor Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kota Palopo.
III.4 Populasi Dan Sampel Dalam penelitian ini yang menjadi obyek penelitian (populasi) adalah semua orang yang terlibat dalam proses penyelenggaraan Sistem Informasi 45
Manajemen Kepegawaian di kantor BKD Kota Palopo. Dari jumlah pegawai yang ada di Kantor BKD Kota Palopo berdasarkan tabel data pegawai, diperoleh jumlah pegawai negeri yang terlibat dalam proses penerapan SIMPEG adalah: Golongan I
: 2 orang
Golongan II
: 6 orang
Golongan III
: 14 orang
Golongan IV
: 1 orang 25 orang
Populasi ini diharapkan dapat dijadikan sampel untuk memberikan masukan
dan
pendapat mereka serta
dapat memenuhi kriteria
untuk
memperlihatkan pengaruh keberadaan SIMPEG terhadap kinerja pegawai.
III.5 Variabel Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini terdapat varibel-variabel dalam tabel berikut:
Variabel
Indikator
Tabel III.1 Tabel Variabel Inti Pertanyaan 1. Bagaimana
proses
pengumpulan
data
dilakukan di lapangan Penerapan
Pengumpulan Data
SIMPEG
Kepegawaian
2. Bagaimana
respon
pegawai
saat
pengumpulan data 3. Bagaimana
penyelesaian
masalah
di
lapangan dilakukan. 46
1. Bagaimana pengolahan data dilakukan 2. Bagaimana penyatuan data dari berbagai Pengolahan Data sumber Kepegawaian 3. Bagaimana respon bidang lain dalam lembaga mengenai proses pengolahan data. Penyimpanan Data
1. Bagaimana penyimpanan data dilakukan.
Kepegawaian
2. Bagaimana pegawai menambahkan data baru dalam format yang telah ada. 1. Seberapa akurat data dapat dimanfaatkan oleh para pengguna informasi.
Pelaporan Data 2. Dengan sistem yang telah diterapkan, Kepegawaian Yang bagaimana penggunaan data yang ada Telah Menjadi dapat diakses. Informasi Baru 3. Bagaimana pimpinan
penggunaan ketika
proses
data
oleh
pengambilan
keputusan dilakukan secara mendadak. 1. Bagaimana kejelasan data yang diperoleh Kinerja
Quality dalam proses pengumpulan data
Pegawai
(Menghasilkan 2. Seberapa akurat pegawai menyelesaikan
Negeri
Sesuai Standar) masalah dalam pengolahan data. Quantity (Menghasilkan Sesuai Jumlah)
1. Seberapa banyak data yang diperoleh dalam proses pengumpulan data 2. Seberapa banyak data yang bisa diolah setiap masa pengerjaan simpeg. 47
1. Penyelesaian
pengolahan data sesuai
Timeleness dengan waktu yang ditetapkan lembaga (Menyelesaikan 2. Apakah
waktu
yang
diberikan
oleh
Tepat Waktu) lembaga sudah cukup bagi pegawai untuk proses pengerjaan SIMPEG. 1. Apakah biaya yang diberikan dirasakan Cost Of sudah cukup untuk pelaksanaan SIMPEG. Effectiveness 2. Apakah peralatan (komputer, mobilisasi, (Penerapan ATK) yang disediakan dirasakan sudah Sumber-Sumber cukup untuk pelaksanaan SIMPEG. Daya) 3. Dengan metode yang ada, bagaimana pengelolaan data yang telah terkumpul. Need Of 1. Bagaimana
respon
pimpinan
saat
Supervision mengalami masalah di lapangan (Tingkat Ketelitian 2. Bagaimana
peran
serta
pengawasan
Kerja) lembaga atas kerja yang dilakukan.
1. Bagaimana koordinasi pegawai dengan Interpersonal Input
pegawai
(Tingkat
penyimpanan data
Pembawaan Diri)
lainnya
dalam
proses
2. Bagaimana kerja sama dengan pegawai lain ketika mengalami masalah dalam proses pengerjaan SIMPEG
Sumber : Data sebaran kuesioner
48
III.6 Teknik Pengolahan Data Teknik
pengolahan
data
dalam
penelitian
ini
menggunakan
penghitungan komputasi dengan bantuan program SPSS (Statistical Product and Service Solution). Pengolahan data menurut Hasan (2006:24) dilakukan melalui: Editing Editing adalah pengecekan atau pengoreksian data yang telah terkumpul,
tujuannya
untuk
menghilangkan
kesalahan-kesalahan
yang
terdapat pada pencatatan dilapangan dan bersifat koreksi. Coding (Pengkodean) Coding
adalah pemberian kode-kode pada tiap-tiap data yang
termasuk dalam katagori yang sama. Kode adalah isyarat yang dibuat dalam bentuk angka atau huruf yang memberikan petunjuk atau identitas pada suatu informasi atau data yang akan dianalisis. Pemberian skor atau nilai Dalam pemberian skor digunakan skala Likert yang merupakan salah satu cara untuk menentukan skor. Kriteria penilaian ini digolongkan dalam empat tingkatan dengan penilaian sebagai berikut: Jawaban a, diberi skor 4 Jawaban b, diberi skor 3 Jawaban c, diberi skor 2 Jawaban d, diberi skor 1
49
Tabulasi Tabulasi adalah pembuatan tabel -tabel yang berisi data yang telah diberi
kode
sesuai
dengan
analisis
yang
dibutuhkan.
Dalam
melakukan tabulasi diperlukan ketelitian agar tidak terjadi kesalahan. Tabel hasil tabulasi dapat berbentuk:
Tabel pemindahan, yaitu tabel tempat memindahkan kode-kode dari kuesioner atau pencatatan pengamatan. Tabel ini berfungsi sebagai arsip.
Tabel biasa, adalah tabel yang disusun berdasar sifat responden tertentu dan tujuan tertentu.
Tabel analisis, tabel yang memuat suatu jenis informasi yang telah dianalisa (Hasan, 2006: 2016) Selanjutnya dalam pengolahan data dilakukan uji instrumen dengan
melakukan dua model pengujian yakni uji validitas dan uji realibilitas. Langkahlangkah pengujian ini adalah dengan metode sebagai berikut. Uji Validitas Uji Validitas dilakukan untuk mengetahui apakah alat ukur yang telah disusun dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur secara
tepat. Validitas
suatu
instrument
akan
menggambarkan
tingkat
kemampuan alat ukur yang digunakan untuk mengungkapkan sesuatu yang menjadi sasaran pokok pengukuran. Pengujian
ini akan dilakukan dengan
teknik korelasi product
moment dari pearson dengan standar rumus sebagai berikut:
50
Ket: rxy
= Koefisisen validitas item yang dicari.
X
= Skor responden untuk tiap item.
Y
= Total skor tiap responden dari seluruh item.
∑x
= Jumlah skor dalam distribusi X
∑y
= Jumlah skor dalam distribusi Y
∑
= Jumlah kuadrat masing-masing skor X
∑
= Jumlah kuadrat masing-masing skor Y
N
= Jumlah subyek Apabila nilai tiap faktor memiliki nilai r hitung > rtabel maka faktor tersebut
merupakan konstruk yang kuat, sehingga instrumen tersebut bisa dikatakan valid. Begitupun sebaliknya, jika nilai rhitung < rtabel maka dikatakan tidak valid. Uji Reliabilitas Uji Reliabilitas digunakan untuk mengetahui sejauh mana instrumen yang digunakan
memberikan
hasil
yang
relatif
tidak
berbeda
jika dilakukan
kembali pada objek yang sama. Dalam hal ini uji reliabilitas yang digunakan adalah koefisien reliabilitas internal dari alpha. Uji coba yang dilakukan untuk menghitung koefisien alpha hanya dilakukan sekali saja pada sekelompok responden, tanpa dilakukan pengulangan, oleh karena itu hasil uji coba yang akan dianalisis harus dibelah menjadi dua bagian, ganjil dan genap. Untuk digunakan
untuk
keperluan
analisis
menghitung
tersebut,
reliabilitas
maka
instrumen
rumus
alpha
dinyatakan
yang
sebagai
berikut: 51
(
)
Keterangan: α
= Tingkat reliabilitas yang dicari = Varian dari skor belahan pertama = Varian dari skor belahan kedua = Varian dari skor keseluruhan
(R. Gunawan Sudarmanto, Analisis Regresi Linear Berganda, 90.) Untuk menghasilkan hipotesis yang valid dan reliabel maka harus diukur dengan instrumen yang valid dan reliabel. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner, maka sebelum data yang terkumpul dianalisis harus dibuktikan terlebih dahulu bahwa kuesioner tersebut telah valid dan reliabel, sehingga dalam analisisnya nanti menghasilkan hipotesis yang valid juga. Untuk mempermudah dalam analisis data, uji validitas dan reliabilitas dilakukan dengan alat bantu SPSS.
III.7 Teknik Analisis Data Dalam penelitian ini, teknik analisis yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif yang dilakukan dengan cara statistik deskriptif yakni mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul dengan membuat generalisasi hasil penelitian. Dalam metode ini penyajian data dapat berupa tabel, grafik, diagram, persentase dan frekuensi. Tujuan dari analisis data ini adalah: Pertama, untuk mendeskripsikan data dalam bentuk frekuensi maupun tabel sehingga karakteristik datanya muda dipahami.
52
Kedua, untuk menarik kesimpulan tentang masalah yang sedang diteliti. Dalam penelitian ini penarikan kesimpulan dilakukan melalui pengujian hipotesis. Dalam penelitian ini pengujian hipotesis yang digunakan adalah pengujian hipotesis asosiatif, yakni dugaan adanya hubungan/pengaruh dalam populasi melalui data hubungan variabel dalam sampel jenuh. Berikut langkahlangkah rumus untuk pengujian tersebut:
III.7.1 Uji Koefisien Korelasi Analisis korelasi atau asosiasi merupakan analisis yang digunakan untuk menggambarkan adanya keeratan hubungan antar variabel dalam hal ini variabel penerapan SIMPEG (X) dan Kinerja Pegawai Negeri (Y). Koefisien korelasi product moment yang digunakan dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mencari dan membuktikan hubungan antara dua variabel yang dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut: (
rxy= √{
(
)(
) }{
)
(
) }
Ket: r
= Koefisien korelasi Product Moment
∑X
= Jumlah skor dalam sebaran X
∑Y
= Jumlah skor dalam sebaran Y
∑XY
= Jumlah hasil kali skor X dan Y yang berpasangan
∑
= Jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran X
∑
= Jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran Y
n
= Jumlah sampel 53
Rumus di atas dapat diakhiri dengan menyajikan pengambilan keputusan
untuk
memberi
kesimpulan
dari
pengujian
tersebut.
Dasar
pengambilan keputusan untuk keofisien korelasi (product moment) Karl Pearson adalah: Jika rhitung > rtabel maka Ho ditolak dan Ha diterima. Jika rhitung < rtabel maka Ho diterima dan Ha ditolak. Ket: Ho : Ha :
= 0 (tidak ada kesesuaian/hubungan) 0 (ada kesesuaian/hubungan)
Selanjutnya sebagai pedoman untuk memberikan interpretasi pada hasil yang diperoleh, maka dilakukan penilaian dengan pedoman yang diberikan oleh Sugiyono (2010:214). Tabel III.2 Tabel Tingkat Hubungan Interval Koefisien
Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199
Sangat Rendah
0,20 – 0,399
Rendah
0,40 – 0,599
Sedang
0,60 – 0,799
Kuat
0,80 – 1,000
Sangat Kuat
Sumber : Sugiyono, 2010
54
III.7.2 Uji Koefisien Determinan Uji koefisien determinan dapat diartikan senagai seberapa besar kemampuan semua variabel bebas (x) dalam menjelaskan indikator dari variabel terikatnya (y). Secara sederhana koefisien determinasu dihitung dengan mengkuadratkan koefisien korelasinya. Selain itu rumus umum lain yang sering digunakan pula adalah rumus yang diberikan Sarwono (2006, 159). Cd= r2 x 100%
Ket: Cd = Koefisisen determinan r2
= Koefisien Pearson
III.7.3 Regresi Linear Sederhana Analisis regresi linear sederhana adalah hubungan secara linear antara satu variabel (X) dengan variabel lainnya (Y) yang dalam penelitian ini adalah variabel Penerapan SIMPEG (X) dan Kinerja Pegawai Negeri (Y). Dalam analisis ini yang hendak dicapai adalah untuk mengetahui arah hubungan antar variabel independen (Penerapan SIMPEG) dan variabel dependen (Kinerja Pegawai Negeri) apakah menunjukkan angka positif ataukah negatif. Selain itu, melalui melalui analisis ini pula dapat diprediksi nilai variabel dependen apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan ataupun penurunan. Data yang biasanya digunakan adalah berskala interval atau rasio. Dalam menentukan regresi linear sederhana dapat digunakan rumus sebagai berikut: 55
Y = a + bX Ket: Y
= Variabel Dependen (Nilai Yang Diprediksikan)
X
= Variabel Independen
a
= Konstanta (nilai Y apabila X=0)
b
= Koefisien Regresi (nilai peningkatan ataupun penurunan) Dalam menentukan nilai a dan b maka dapat digunakan rumus berikut:
a=
(
)(
) ( (
)(
)
)
b=
Ket: a
= Konstanta
b
= Koefisien regresi
X
= Penerapan SIMPEG (variabel X)
Y
= Kinerja Pegawai Negeri (variabel Y)
(
)( (
) )
56
Bab IV Pembahasan IV.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian IV.1.1 Gambaran Umum Kota Palopo Secara geografis Kota Palopo berada pada koordinat
2º53’15” -
3º04’08” Lintang Selatan dan 120º03'10" - 120º14'34" Bujur Timur. Adapun batasan administrasi Kota Palopo terdiri dari : Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Walenrang Kabupaten Luwu Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatam Bua Kabupaten Luwu Sebelah Timur berbatasan dengan Teluk Bone dan Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Tondon Nanggala Kabupaten Toraja Utara. Kota Palopo merupakan salah satu wilayah kota administrasi yang berada didalam wilayah Provinsi Sulawesi Selatan dengan luas wilayah 258,17 Km2 dengan 9 (Sembilan) wilayah administrasi kecamatan yang meliputi Kecamatan Wara Selatan, Kecamatan Sendana, Kecamatan Wara, Kecamatan Wara Timur, Kecamatan Mungkajang, Kecamatan Wara Utara, Kecamatan Bara, Kecamatan Telluwanua dan Kecamatan Wara Barat dengan jumlah 48 kelurahan.
IV.1.2 Gambaran Umum BKD Kota Palopo Sesuai peraturan daerah pemerintah Kota Palopo No. 04 Tahun 2008 tentang pembentukan susunan organisasi dan tata kerja Badan Kepegawaian Daerah
Kota
Palopo
sebagai
Perangkat
Daerah
mempunyai
tugas 57
melaksanakan pemerintahan di bidang Kepegawaian sebagai “Penyelenggara Manajemen Pegawai Negeri Sipil” dengan salah satu fungsinya yaitu menyiapkan data dan informasi, dengan melaksanakan pengelolaan data kepegawaian yang dapat disajikan dalam bentuk informasi data PNS di lingkungan Pemerintah Kota Palopo. IV.1.3 Visi, Misi dan Akuntabilitas Kinerja BKD Kota Palopo Visi Manajemen Kepegawaian yang Handal Menuju Aparatur Profesional dan Sejahtera Visi ini mengandung makna sebagai berikut: Manajemen Kepegawaian yang Handal merupakan gambaran mengenai Organisasi Badan Kepegawaian Daerah Kota Palopo dengan sistem terpadu bidang kepegawaian yang memiliki kemampuan dan kecakapan yang memadai, kompeten serta memiliki kehandalan di bidangnya dalam mengelola atau mengurus pegawai mulai dari perencanaan pegawai, mengorganisasikan, menggerakkan, mengontrol serta mengevaluasi pegawai dengan mengembangkan sistem pelayanan kepegawaian berbasis pada prinsip-prinsip pelayanan prima sebagai upaya memenuhi tuntutan kualitas pelayanan yang terstandar, cepat, tepat dan aman, guna menjamin penyelenggaraan tugas pemerintahan dan pembangunan secara berdayaguna dan berhasilguna. Dalam menuju Aparatur yang Profesional mempunyai makna bahwa BKD Kota Palopo harus mampu membentuk SDM aparatur yang memiliki kompetensi, integritas, dedikasi dan loyalitas yang tinggi terhadap pekerjaan, lembaga dan pimpinan, bekerja sesuai dengan sistem dan 58
aturan/ketentuan yang berlaku, melaksanakan tugas dengan penuh kesungguhan, mampu menyelesaikan pekerjaan dengan efektif, efesien, ekonomis dan hasilnya dapat pertanggungjawaban serta menciptakan pola pikir dan pengembangan metode kerja yang lebih baik. Menuju Aparatur yang Sejahtera merupakan gambaran mengenai keadaan aparatur dengan kondisi dalam keadaan makmur, sehat dan damai serta mampu memenuhi kebutuhan hidup keluarganya, sehingga aparatur mampu memusatkan perhatian, pikiran dan tenaganya hanya untuk melaksanakan tugas yang dipercayakan kepadanya sehingga mendorong produktivitas dan kreativitas PNS Kota Palopo. Misi Meningkatkan Pelayanan Prima Administrasi Kepegawaian Mewujudkan Penataan Sumber Daya Aparatur Melalui Peningkatan Kualitas Disiplin, Profesionalisme dan Kesejahteraan Aparatur yang Berbasis Kompetensi dan Kebutuhan Organisasi Meningkatkan Sistem Pembinaan dan Pengembangan Aparatur Daerah Melalui Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Mengembangkan Pengelolaan Data dan Informasi Kepegawaian Berbasis Teknologi Informasi Meningkatkan Sarana dan Prasarana Aparatur dalam Pengelolaan Administrasi Kepegawaian
Akuntabilitas Kinerja Akuntabilitas Kinerja Badan Kepegawaian Daerah Kota Palopo adalah merupakan aktivitas dari setiap pekerjaan yang dihasilkan dengan harapan 59
mencapai sasaran yang diinginkan sesuai dengan sistem dan mekanismenya yang mengacu kepada DPA APBD tahun 2018 Badan Kepegawaian Daerah Kota Palopo telah melaksanakan 8 program dan kegiatannya dengan rincian sebagai berikut: Pelayanan Administrasi Perkantoran
Penyediaan jasa surat menyurat
Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik
Penyediaan
jasa
pemeliharaan
dan
perizinan
kendaraan
Dinas/Operasional
Penyediaan jasa admnistrasi keuangan
Penyediaan jasa kebersihan kantor
Penyediaan jasa perbaikan peralatan kerja
Penyediaan bahan bacaan dan peraturan per-UU
Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi keluar daerah
Penyediaan jasa administrasi umum
Penyediaan jasa administrasi pengelola barang milik daerah
Peningkatan sarana dan prasarana aparatur
Pengadaan kendaraan dinas/operasional
Pengadaan perlengkapan kantor
Pengadaan perlengkapan gedung kantor
Pengadaan moubileur
Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor
Pemeliharaan rutin/berkala mobil jabatan
Pemeliharaan rutin/berkala peralatan gedung kantor
Rehabilitasi sedang/berat gedung kantor 60
Pembangunan gedung kantor
Peningkatan disiplin aparatur
Pengadaan absen elektrik
Pengadaan pakaian khusus hari-hari tertentu
Pengadaan pakaian dinas beserta perlengkapannya
Monitoring, evaluasi dan pelaporan -
Monitoring evaluasi kinerja PNS
Peningkatan fasilitas pindah/purna tugas PNS
Penataan administrasi pensiun dan evaluasi pemberhentian pegawai
Peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan
Penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja dan keuangan
Penyusunan pelaporan prognosis realisasi anggaran
Penyususan pelaporan keuangan akhir tahun
Penyusunan standar pelayanan minimal/SOP
Monitoring dan evaluasi pelaporan -
Laporan pajak-pajak pribadi
-
Monev program kegiatan triwulan
Peningkatan kapasitas sumber daya aparatur
Pendidikan dan pelatihan pra jabatan CPNSD
Pendidikan dan pelatihan struktural bagi PNSD
Pendidikan dan pelatihan teknis tugas dan fungsi PNSD
Pendidikan dan pelatihan fungsional bagi PNSD
Bimbingan teknis implementasi per-UU 61
Sosialisasi peraturan per-UU
Pendidikan kedinesan
Pendidikan penjenjangan struktural
Pendidikan dan pelatihan teknis
Pembinaan dan pengembangan aparatur
Seleksi penerimaan calon CPNS
Penempatan PNS
Penataan sistem administrasi -
Penataan sistem administrasi kenaikan pangkat otomatis PNS
-
Penataan sistem administrasi kenaikan gaji berkala
Penyusunan istrumen analisis jabatan
Sosialisasi informasi kepegawaian
Pemberian penghargaan bagi PNS yang berprestasi
Proses penanganan Kasus-Kasus pelanggaran disiplin PNS
Pemberian bantuan tugas belajar dan ikatan dinas
Penyelenggaraan diklat teknis, fungsional
Seleksi ujian dinas dan penyesuaian ijazah
Seleksi penerimaan calon mahasiswa IPDN dan STKS
Sosialisasi
Manajemen
Kepegawaian
Daerah/rapat
teknis
kepegawaian
Pengambilan dan pengangkatan sumpah PNS
Pembangunan/pengembangan sistem informasi kepegawaian daerah
Pengelolaan arsip, informasi dan dokumentasi kepegawaian.
62
IV.1.4 Susunan dan Struktur Pejabat dan Staf BKD Kota Palopo IV.1.4.1 Susunan Pejabat dan Staf BKD Kota Palopo Adapun susunan pejabat dan staf BKD Kota Palopo berdasarkan data dari bagian kepegawaian BKD Kota Palopo: Kepala Badan Sekretaris Kasubag Umum dan Kepegawaian Kasubag Penyusunan Program
Pengadministrasian Umum
Penginventaris Barang
Pemroses Cuti
Pemroses Penyusunan Program
Pranata Komputer
Kasubag Keuangan
Staf
Kepala Bidang Pengolahan Data dan Informasi Kasubid Informasi dan Dokumentasi Kepegawaian Kasubid Pengolahan Data dan Pelaporan
Staf
Kepala Bidang Mutasi Kasubid Mutasi Jabatan Kasubid Mutasi Kepangkatan
Staf
Kepala Bidang Pengadaan dan Pemberhentian Kasubid Kebutuhan dan Pengadaan Pegawai 63
Kasubid Pemberhentian dan Pensiun
Staf
Kepala Bidang Pengembangan Pendidikan dan Pelatihan Kasubid Diklat Struktural dan Diklat Fungsional Kasubid Pengembangan dan Evaluasi Kerja
Staf
IV.1.4.2 Struktur Pejabat dan Staf BKD Kota Palopo Berikut gambar yang memperlihatkan struktur Organisasi BKD Kota Palopo:
Gambar IV.1 Struktur Pejabat dan Staf BKD Kota Palopo
Sumber : Papan Struktur Pejabat dan Staf BKD Kota Palopo
64
IV.2 Deskripsi Data IV.2.1 Identitas Responden Unsur responen dalam suatu penelitian kuantitatif merupakan bagian yang
sangat penting. Keberadaan
responden dalam
memberikan
data
merupakan subjek utama dalam pengambilan data. Data yang diberikan oleh responden dalam sebuah penelitian menjadi tolok ukur berhasilnya sebuah proses penelitian. Dalam penelitian yang dilakukan di BKD Kota Palopo terdapat 25 responden yang memberikan jawaban atas kuesioner yang diberikan. Ke-25 responden ini adalah mereka yang terlibat dalam proses pelaksanaan SIMPEG sehingga menjadi sampel jenuh. Sebelum mengisi kuesioner yang dibagikan, para responden tersebut diminta untuk mengisi data diri sebelum memberikan jawaban atas pertanyaanpertanyaan yang ada dalam kuesioner. Data diri yang diberikan yakni jenis kelamin, golongan dan jabatan. Berikut penjelasan mengenai ketiga bagian tersebut.
IV.2.1.1 Penggolongan Menurut Golongan/Eselon Unsur yang menjadi identitas responden dalam kuesioner yang diisi oleh
responden
adalah
golongan/eselon/pangkat
yang
disandang
oleh
responden tersebut. Hal ini dimaksudkan agar dapat diketahui karir seorang responden yang memberikan masukan atas proses pengumpulan data.
65
Grafik IV.1 Identitas Responden menurut Golongan/Eselon 16 14 12 10 8 6 4
2 0 Golongan 1
Golongan 2
Golongan 3
Golongan 4
Sumber : Hasil Penelitian Lapangan Februari-Maret 2016
Dari grafik di atas, dapat diketahui bahwa semua golongan dalam kantor BKD Kota Palopo memiliki peran dalam pelaksanaan SIMPEG untuk penyediaan informasi kepegawaian di Kota Palopo. Dari data yang diperoleh tercatat: golongan 1= 2 responden, golongan 2= 8 responden, golongan 3= 14 responden dan golongan 4=1 responden. Dari pengamatan ini, dapat disimpulkan bahwa responden dengan pangkat golongan 3 mendominasi tugas pelaksanaan SIMPEG sehingga mampu memberikan kontribusi yang berarti dalam pengumpulan data untuk penelitian.
IV.2.1.2 Penggolongan Menurut Jenis Kelamin Dari pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti, dapat diketahui perbandingan data antara laki-laki dan perempuan yang memberikan data. Berikut diagram perbandingan tersebut.
66
Grafik IV.2 Identitas Responden menurut Jenis Kelamin 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0 Laki-Laki
Perempuan
Sumber : Hasil Penelitian Lapangan Februari-Maret 2016
Dari grafik di atas dapat dilihat dengan jelas perbandingan responden yang dipekerjakan dalam kantor BKD Kota Palopo yang terlibat langsung dalam pelaksanaan SIMPEG di kantor tersebut. Terdapat 16 laki-laki dan 9 perempuan yang memberikan respon terhadap pengaruh sebuah pelaksanaan SIMPEG yang berkaitan dengan kinerja dalam pelaksanaannya.
IV.2.1.3 Penggolongan Menurut Jabatan Dalam kuesioner yang menyajikan identitas responden, diperoleh pula informasi mengenai jabatan yang disandang oleh para responden. Dari data yang diperoleh, peneliti menyanyikannya dalam bentuk grafik sebagai berkut.
67
Grafik IV.3 Identitas Responden menurut Jenis Kelamin 14
12 10 8 6 4 2 0 Sekretaris
Kasubag
Kabid
Kasubid
Staf
Sumber : Hasil Penelitian Lapangan Februari-Maret 2016
Dari data di atas, dapat diperoleh beberapa jabatan yang berperan penting dalam pelaksanaan SIMPEG. Sangat nampak bahwa peran staf dalam tugas ini menjadi faktor pendorong utama terlaksananya SIMPEG. Dengan begitu proses pengumpulan data lebih terfokus pada respon dari para staf dalam kantor BKD Kota Palopo.
IV.2.2 Pengujian Model Statistik Deskriptif IV.2.2.1 Uji Validitas Dalam penelitian ini, sebelum data yang diperoleh diolah maka terlebih dahulu diuji apakah data yang ada sudah valid dan sah sehingga pantas untuk dilakukan pengujian selanjutnya. Maksud dari pengujian ini adalah melihat hasil ukur dengan tepat dan akurat. Pengujian validitas dikatakan valid ketika dapat memberikan ukuran yang jelas sesuai dengan ukuran yang ditentukan. Suatu alat ukur yang valid tidak hanya mampu menghasilkan data yang tepat akan tetapi juga harus memberikan gambaran yang cermat mengenai data tersebut. 68
Uji
Validitas
Product
Momen
Person
Correction
menggunakan
prinsip
mengkorelasikan masing-masing skor item dengan skor total yang diperoleh dalam penelitian. Dalam pengujian ini, peneliti menggunakan aplikasi SPSS 21 untuk membantu dalam proses pengujian. Pada uji validitas ini, penulis mengambil sampel sebanyak 25 responden. Setelah diajukan uji validitas terdapat item yang tidak valid, maka ada beberapa pilihan yang perlu dilakukan di antaranya: mengulang dan mengganti dengan soal yang lain, mengulang angket dan dibagikan kepada responden lagi tanpa harus mengganti soalnya, atau tidak mengubah soal dan tidak membagikan ulang angket kepada responden, namun angket yang tidak valid tidak ikut terhitung dalam uji berikutnya. Dalam akhir uji validitas ini, dasar keputusan yang diambil yakni: jika nilai r hitung lebih besar dari r tabel, maka angket tersebut dinyatakan valid; namun jika nilai r hitung lebih kecil dari r tabel, maka angket tersebut dinyatakan tidak valid (nilai r hitung ≥ r tabel=valid dan jika r hitung ≤ r tabel=tidak valid). Dasar penghitungan r tabel yakni: Tabel IV.1 Tabel Distribusi Nilai rtabel Signifikansi 5% Dan 1% N
The Level of Significance 5% 1% 3 0.997 0.999 4 0.950 0.990 5 0.878 0.959 6 0.811 0.917 7 0.754 0.874 8 0.707 0.834 9 0.666 0.798 10 0.632 0.765 11 0.602 0.735 12 0.576 0.708 13 0.553 0.684 14 0.532 0.661 Sumber : www.spssindonesia.com
N 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
The Level of Significance 5% 1% 0.514 0.641 0.497 0.623 0.482 0.606 0.468 0.590 0.456 0.575 0.444 0.561 0.433 0.549 0.432 0.537 0.413 0.526 0.404 0.515 0.396 0.505
69
Berikut hasil pengujian validitas menurut variabel masing-masing: Tabel IV.2 Hasil Uji Validitas Variabel Penerapan SIMPEG (X) No. Instrumen
Keputusan
1
0.633
2
0.418
3
0.582
4
0.673
5
0.601
6
0.660
7
0.569
8
0.035
9
0.590
10
0.614
11
0.446
0.396 0.396 0.396 0.396 0.396 0.396 0.396 0.396 0.396 0.396 0.396
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak valid Valid Valid Valid
Sumber : Olahan Data Primer, Maret 2016
Dari hasil pengujian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa dari 11 instrumen yang ada atas uji validitas variabel Penerapan SIMPEG terdapat satu instrumen yang tidak valid yakni nomor 8 dengan r hitungnya adalah:
8=
0.035. Ketidakvalidan terjadi karena r hitungnya kurang dari r tabelnya yakni 0.396). Nilai tertinggi dalam uji kevalidan ini yakni pada instrumen nomor 4 yakni r hitungnya adalah
4=,673.
Sebagai kesimpulan, dalam hasil uji validitas ini terdapat 10 instrumen yang valid sementara ada 1 instrumen yang tidak valid. Dengan demikian 10 instrumen yang ada dapat mewakili untuk pengujian berikutnya sementara 1 instrumen yang tidak valid tersebut tidak akan digunakan lagi karena telah ada 10 instrumen yang valid yang akan mengukur indikator yang sama yakni Penerapan SIMPEG. 70
Tabel IV.3 Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja Pegawai Negeri (Y) No. Instrumen
Keputusan
12
0.531
0.396
Valid
13
0.641
0.396
Valid
14
0.445
0.396
Valid
15
0.274
0.396
Tidak valid
16
0.614
0.396
Valid
17
0.605
0.396
Valid
18
0.627
0.396
Valid
19
0.478
0.396
Valid
20
0.490
0.396
Valid
21
0.489
0.396
Valid
22
0.424
0.396
Valid
23
0.558
0.396
Valid
24
0.145
0.396
Tidak valid
Sumber : Olahan Data Primer, Maret 2016
Dari pengujian validitas variabel Kinerja Pegawai Negeri di atas yang terdiri dari 13 instrumen dapat diperoleh pernyataan bahwa terdapat 2 instrumen yang tidak valid yakni pada nomor 15 dan 24 dengan masing-masing r hitungnya yakni
=0.274, dan
membandingkannya
dengan
24 = 0145. Ketidakvalidan ini diperoleh dengan nilai
r
tabel
yakni
0.396
sehingga
memperlihatkan nilai yang rendah. Sementara itu terdapat 11 instrumen yang memperlihatkan nilai validitas tinggi dengan nilai tertinggi pada instrumen nomor 13 yakni
13=0.641.
71
IV.2.2.2 Uji Reliabilitas Setelah uji validitas dilakukan, maka langkah selanjutnya adalah uji reliabilitas. Pengujian ini dilakukan dengan maksud agar angket/kuesioner yang digunakan benar-benar dapat dipercaya sebagai alat pengumpul data. Dalam statistik pengujian ini berfungsi untuk mengetahui tingkat kekonsistenan angket/kuesioner yang digunakan oleh peneliti sehingga angket tersebut dapat dihandalkan. Uji reliabilitas yang akan ditampilkan mengacu pada nilai Alpha yang dihasilkan dengan bantuan aplikasi SPSS. Uji reliabilitas Alpha Cronbach’s berpedoman pada nilai-nilai yang telah diuji sebelumnya, yakni nilai yang valid dalam uji validitas itulah yang akan diuji selanjutnya, sedangkan nilai yang tidak valid, tidak dimasukkan lagi dalam uji reliabilitas. Dalam uji reliabilitas ini terdapat dasar pengambilan keputusan seperti dalam uji validitas yakni, apabila nilai Alpha lebih besar dari nilai 0,7 maka instrumen-instrumen dalam angket/kuesioner dikatakan reliabiel atau konsisten. Begitupun sebaliknya, apabila nilai Alpha lebih kecil dari nilai 0,7 maka instrumen-instrumen dalam angket/kuesioner dikatakan tidak reliabiel atau tidak konsisten. Apabila nilai Cronbach Alpha ≥0,7, maka dapat dikatakan instrumen tersebut reliabel (Johnson & Christian, 2012). Berikut hasil Uji Reliabel Cronbach Alpha variabel Penerapan SIMPEG:
72
Tabel IV.4 Reliabilitas Penerapan SIMPEG (X) Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
,824
10
Sumber : Olahan Data Primer, Maret 2016
Dalam uji validitas dari 11 instrumen terdapat 10 instrumen yang valid sehingga dalam uji reliabel hanya digunakan 10 instumen yang digunakan. Dalam pengujian reliabiel Cronbach Alpha dengan metode SPSS diperoleh hasil bahwa nilai reliabel variabel Penerapan SIMPEG yang valid adalah 0,824. Jika menggunakan rumus Johnson & Christian, maka nilai reliabel 0,824≥0,7 sehingga instrumen tersebut dapat dikatakan reliabel. Dari hasil pengujian di atas dapat disimpulkan bahwa tingkat reliabilitas atau konsistensi data di atas dapat dipercaya dalam pengumpulan data. Dengan kata lain, apabila instrumen di atas digunakan untuk mengukur variabel yang sama, maka hasil yang diperoleh akan relatif memiliki kesamaan. Selanjutnya, berikut adalah hasil uji reliabilitas variabel Kinerja Pegawai Negeri: Tabel IV.5 Reliabilitas Kinerja Pegawai Negeri (Y) Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
,802
11
Sumber : Olahan Data Primer, Maret 2016
73
Dalam uji validitas variabel Kinerja Pegawai Negeri sebelumnya diperoleh hasil yakni dari 13 instrumen yang diuji terdapat 2 instrumen yang tidak valid dan 11 instrumen yang valid. Dengan demikian dalam pengujian reliabilitas menggunakan SPSS diperoleh hasil yakni nilai reliabilitas dari 11 instrumen yang valid adalah 0,802. Jika menggunakan metode Johnson & Christian, maka nilai reliabilitasnya
0,802≥0,7
sehingga
instumen
tersebut
dapat
dikatakan
reliabel/konsisten. Dari hasil pengujian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa tingkat reliabilitas variabel Kinerja Pegawai Negeri dapat dipercaya dalam proses pengumpulan data. Hal ini dimaksudkan bahwa jika instrumen digunakan untuk mengukur variabel yang sama maka hasilnya akan relatif sama pula.
IV.3 Analisis Data Dalam penelitian ini, penulis menggunakan model analisis statistik Inferensial.
Statistik
mengupayakan
inferensial
adanya
penarikan
merupakan kesimpulan
jenis dan
analisis
data
yang
membuat keputusan
berdasarkan analisis yang telah dilakukan. Biasanya analisis ini mengambil sampel tertentu dari sebuah populasi yang jumlahnya banyak, dan dari hasil analisis terhadap sampel tersebut digeneralisasikan terhadap populasi. Oleh karena itulah statistik inferensial ini juga disebut dengan istilah statistik induktif. (Teknik Analisis Kuantitatif oleh Ali Muhson, 2006) Berdasarkan jenis analisisnya, statistik inferensial terbagi ke dalam dua bagian, yaitu:
Variabel
bebas
(Independent
Variable),
yaitu
variabel
yang
keberadaannya tidak dipengaruhi oleh variabel lain. 74
Variabel
terikat
(Dependent
Variable),
yaitu
variabel
yang
keberadaannya dipengaruhi oleh variabel yang lain. Dalam penelitian ini, variabel bebas yang dimaksudkan adalah Penerapan SIMPEG sedangkan variabel terikat yakni Kinerja Pegawai Negeri. Analisis
data
dilakukan dengan mendeskripsikan
data melalui
kuesioner yang telah dibagikan dan diisi oleh para pegawai di Kantor BKD Kota Palopo yang ada kaitannya dengan pelaksanaan SIMPEG. Dari kuesioner yang telah dibagikan peneliti hendak mengetahui sejauh mana pengaruh Penerapan SIMPEG yang telah diterapakan di Kantor BKD Kota Palopo dalam kaitannya dengan Kinerja Pegawai Negeri mereka di Kantor tersebut. Dari sebaran kuesioner, terdapat 25 pegawai dari berbagai tingkatan jabatan dalam kantor tersebut yang memberikan tanggapan dan masukan terhadap Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian terhadap kinerja mereka di kantor BKD. Ke-25 pegawai ini merupakan responden yang terkait langsung dengan sistem yang dijalankan di Kantor BKD Kota Palopo. Dari sebaran kuesioner yang ada, terdapat 11 pertanyaan tentang variabel bebas (Penerapan SIMPEG) dengan 4 indikator yakni: pengumpulan data, pengolahan data, penyimpanan data, pelaporan data yang telah menjadi informasi baru. Sementara itu, terdapat 13 pertanyaan dari variabel terikat (Kinerja Pegawai Negeri) dengan 6 indikator yakni: quality, quantity, timeleness, cost of effectiveness, need of supervision dan interpersonal input. Berikut ini adalah penjelasan mengenai pengaruh Penerapan SIMPEG terhadap Kinerja Pegawai Negeri di kantor BKD Kota Palopo yang dijelaskan dengan bantuan aplikasi komputer yakni SPSS.
75
IV.3.1 Penerapan SIMPEG IV.3.1.1 Indikator Penerapan SIMPEG Indikator Pengumpulan Data Dalam pelaksanaan sebuah SIMPEG, hal mendasar yang dilakukan adalah
pengumpulan
data.
Sejalan
dengan
yang
dikemukakan
Musanef,1996,244 bahwa dalam melaksanakan SIMPEG terlebih dahulu melakukan pengumpulan data. Dalam kuesioner yang dibagikan, pertanyaan mengenai indikator ini sebanyak 3 pertanyaan, yakni : Seberapa cepat pengumpulan data dilakukan di lapangan. Berikut tanggapan responden dalam bentuk tabel. Tabel IV.6 Kecepatan Pengumpulan Data di Lapangan Item 1
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
c
3
12,0
12,0
12,0
b
19
76,0
76,0
88,0
a Total
3 25
12,0 100,0
12,0 100,0
100,0
Sumber : Olahan Data Primer, Maret 2016
Dari tabel di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa dari 25 responden yang memberikan jawaban terhadap pertanyaan pertama, terdapat 3 responden atau 12% mengatakan kurang cepat, 19 responden atau 88% mengatakan cepat dan 3 respoden atau 12% mengatakan sangat cepat.
76
Berdasarkan data di atas, kecepatan pengerjaan pengumpulan data dalam pelaksanaan SIMPEG tergolong cukup baik mengingat kecepatan pengumpulan data sudah cukup cepat. Seberapa cepat penyelesaian masalah saat pengumpulan data. Berikut tanggapan responden dalam bentuk tabel. Tabel IV.7 Penyelesaian Masalah Saat Pengumpulan Data Item 2
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
c
9
36,0
36,0
36,0
b a
15 1
60,0 4,0
60,0 4,0
96,0 100,0
Total
25
100,0
100,0
Sumber : Olahan Data Primer, Maret 2016
Tabel di atas memperlihatkan bagaimana respon pegawai saat terdapat masalah di lapangan saat pengumpulan data. Dari data yang diperoleh terdapat 9 responden atau 36% menjawab kurang cepat, 15 responden atau 60% menjawab cepat dan 1 responden atau 4% menjawab sangat cepat. Tabel di atas memperlihatkan bahwa pegawai yang bertugas dalam proses pengumpulan data untuk kepentingan pelaksanaan SIMPEG lebih dominan menjawab cepat. Hal ini terjadi karena koordinasi antara petugas pengumpul data dengan pegawai yang hendak didata sudah terjalin baik sehingga setiap masalah yang dihadapi relatif cepat dalam penyelesaiannya. Bagaimana respon pegawai saat pengumpulan data Berikut tanggapan responden dalam bentuk tabel
77
Tabel IV.8 Respon Pegawai Saat Pengumpulan Data Item 3
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
d
2
8,0
8,0
8,0
c
7
28,0
28,0
36,0
b a
15 1
60,0 4,0
60,0 4,0
96,0 100,0
Total
25
100,0
100,0
Dari data di atas, dapat dilihat bahwa dari 25 responden yang ada terdapat 2 responden atau 8% menjawab sangat lambat, 7 responden atau 28% menjawab kurang cepat, 15 responden atau 60% menjawab cepat sedangkan yang menjawab sangat cepat hanya ada 1 responden atau 4% saja. Dari tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden yang bekerja di Kantor BKD Kota Palopo menjawab pertanyaan dengan jawaban “cepat” saat ditanya mengenai respon pegawai saat pengumpulan data. Pernyataan ini menunjukkan bahwa respon pegawai sudah cukup baik dalam memberikan data yang dibutuhkan saat pegawai pengumpulan data hendak mengumpulkan data. Dari hasil di atas, dalam proses pengumpulan data, keberadaan IT sekarang ini seharusnya sudah menjadi hal yang mendasar dalam tugas tersebut. Penggunaan IT tidak hanya diperuntukkan saat pelayanan pemberian informasi saja melainkan lebih ditingkatkan dari awal yakni saat proses pengumpulan data sehingga pelaksanaan sistem dapat lebih tertata dengan baik.
78
Dari hasil frekuensi berdasarkan indikator pengumpulan data pada variabel Penerapan SIMPEG berdasarkan teori Musanef dan sejalan dengan prinsip metodologi riset maka dihasilkan data sebagai berikut: Tabel IV.9 Frekuensi Indikator Pengumpulan Data
1
Pilihan Jawaban Responden a
2
No
Frekuensi Jawaban Responden Per Indikator Pertanyaan Nomor 1 2 3
Jumlah
%
3
1
1
5
6,7%
b
19
15
15
49
65,3%
3
c
3
9
7
19
25,3%
4
d
0
0
2
2
2,7%
25
25
25
75
100%
Total
Sumber : Olahan Data Primer, Maret 2016
Dari hasil tabel frekuensi di atas, dapat dikemukakan bahwa pada indikator Pengumpulan Data pada variabel Penerapan SIMPEG, dari 25 responden terdapat 6,7% responden memberi jawaban “a” pada ketiga pertanyaan, 65,3% responden memberi jawaban “b”, 25,3% responden memberi jawaban “c” dan 2,7% memberi jawaban “d”. Keadaan dari tabel frekuensi di atas memperlihatkan bahwa proses pengumpulan data yang dilakukan oleh Badan Kepegawaian Daerah Kota Palopo sudah cukup baik dan cepat sehingga tugas dan tanggung jawab mereka bisa terlaksana dengan prosedur yang ada. Namun hal ini tidaklah cukup mengingat ada 2,7% pegawai yang merasa belum cukup cepat sehingga harus lebih ditingkatkan lagi proses pengumpulan datanya.
79
Indikator Pengolahan Data Indikator kedua menurut Musanef dalam proses Penerapan SIMPEG adalah pengolahan data. Dalam indikator ini memuat 3 pertanyaan yang akan dianalisis satu per satu: Seberapa cepat pengerjaan pengolahan data dilaksanakan Berikut tanggapan responden dalam bentuk tabel Tabel IV.10 Pengerjaan Pengolahan Data Item 4
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
c
3
12,0
12,0
12,0
b a
20 2
80,0 8,0
80,0 8,0
92,0 100,0
Total
25
100,0
100,0
Sumber : Olahan Data Primer, Maret 2016
Dari tabel di atas terlihat bahwa dari 25 responden yang ada terdapat 3 responden atau 12% menjawab kurang cepat, 20 responden atau 80% menjawab cepat dan 2 responden atau 8% menjawab sangat cepat atas pertanyaan mengenai kecepatan pengerjaan pengolahan data setelah data dikumpulkan dari pegawai yang didata. Keadaan di atas memperlihatkan bahwa pengolahan data sudah cukup baik melihat sekitar 80% para pegawai yang bekerja dalam proses pengolahan data memberi jawaban pada jawaban “cepat”. Seberapa cepat penyatuan data dari berbagai sumber Berikut tanggapan responden dalam bentuk tabel
80
Tabel IV.11 Penyatuan Data Dari Berbagai Sumber Item 5
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
c
6
24,0
24,0
Cumulative Percent 24,0
b a
16 3
64,0 12,0
64,0 12,0
88,0 100,0
Total
25
100,0
100,0
Sumber : Olahan Data Primer, Maret 2016
Tabel di atas memperlihatkan bagaimana tanggapan responden pada saat proses penyatuan data yang telah terkumpul dari berbagai sumber. Dari 25 responden yang ada, terdapat 6 responden atau 24% menjawab kurang cepat, 16 responden atau 64% menjawab cepat dan 3 responden atau 12% menjawab sangat cepat. Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa pegawai yang bertugas dalam pelaksanaan SIMPEG yakni untuk proses penyatuan data sudah cukup baik hal ini nampak dari sebagian besar responden menjawab pertanyaan dengan jawaban “cepat”. Bagaimana respon dari berbagai bagian/seksi dalam kantor Berikut tanggapan responden dalam bentuk tabel Tabel IV.12 Respon Bidang Lain dalam Kantor terhadap Pengolahan Data
Valid
Frequency
Item 6 Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
c b
7 15
28,0 60,0
28,0 60,0
28,0 88,0
a Total
3 25
12,0 100,0
12,0 100,0
100,0
Sumber : Olahan Data Primer, Maret 2016
81
Dari tabel di atas, memperlihatkan bagaimana respon pegawai di bidang lain pada saat pengolahan data. Dari 25 responden yang menjawab pertanyaan terkait dengan pertanyaan nomor 6 di atas, diperoleh hasil yakni 7 responden atau 28% menjawab dengan jawaban kurang cepat, 15 responen atau 60% menjawab cepat dan 3 responden atau 12% menjawab dengan sangat cepat. Pernyataan di atas menunjukkan bahwa sebagian besar peran bidang lain dalam proses pengolahan data kepegawaian pada Kantor BKD Kota Palopo masih cukup baik terlihat dari 15 responden memberikan tanggapan “cepat” pada pertanyaan di atas. Namun patut juga diperhitungkan bahwa terdapat 7 responden yang menjawab kurang cepat sehingga koordinasi antarseksi harus lebih ditingkatkan. Selanjutnya, penulis menyajikan frekuensi berdasarkan indikator pengumpulan data yang berpedoman pada teori Musanef dan seturut dengan metodologi penelitian riset. Berikut tabel yang menunjukkan frekuensi tersebut: Tabel IV.13 Frekuensi Indikator Pengolahan Data Frekuensi Jawaban Responden Per Indikator Pertanyaan Nomor 4 5 6
No
Pilihan Jawaban Responden
1
a
2
3
2
b
20
3
c
4
d
Total
Jumlah
%
3
8
10,7%
16
15
51
68%
3
6
7
16
21,3%
0
0
0
0
0%
25
25
25
75
100%
Sumber : Olahan Data Primer, Maret 2016
82
Dari tebel frekuensi di atas nampak bahwa dari indikator Pengolahan Data sangat jelas adanya penataan yang cukup baik terkait dengan proses pengolahan data. Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa untuk pernyataan indikator pengolahan data, dari 3 pertanyaan yang ada terdapat 10,7% memberi jawaban “a”, 68% memberi jawaban “b” dan 21,3% memberi jawaban “c”. Keadaan dari tabel frekuensi di atas menampakkan suasana yang cukup karena lebih dari setengah dari responden memilih jawaban “b” yang menunjukkan bahwa sistem pengolahan data di Kantor BKD Kota Palopo sudah cukup cepat. Keadaan ini sangat baik untuk dipertahankan mengingat kebutuhan setiap lembaga sekarang ini terhadap informasi sangat besar sehingga harus lebih baik dalam pengolahan data. Indikator Penyimpanan Data Indikator ketiga dalam Penerapan SIMPEG menurut Musanef yakni penyimpanan data. Dalam indikator ini terdapat 2 pertanyaan yang terkait dengan indikator Penyimpanan Data. Berikut penyajian data terkait dengan indikator tersebut dari beberapa responden. Bagaimana sistem penyimpanan data dilakukan. Berikut tanggapan responden dalam bentuk tabel Tabel IV.14 Sistem Penyimpanan Data Item 7
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
c
1
4,0
4,0
4,0
b
19
76,0
76,0
80,0
a Total
5 25
20,0 100,0
20,0 100,0
100,0
Sumber : Olahan Data Primer, Maret 2016
83
Dari tabel di atas, nampak bahwa dari 25 responden yang memberikan responnya terdapat 1 responden atau 4% menjawab kurang cepat, 19 responden atau 76% menjawab cepat dan 5 responden atau 20% menjawab sangat cepat. Dari data di atas, nampak bahwa dalam pelaksanaan SIMPEG dalam hal ini penyimpanan/pengarsipan data sudah dilakukan dengan baik. Keadaan ini nampak pada tabel di atas yang memperlihatkan bahwa terdapat 76% mengatakan sudah cukup cepat dan sebagai penguat lagi bahwa terdapat 20% mengatakan sangat cepat. Bagaimana penambahan data baru Berikut tanggapan responden dalam bentuk tabel Tabel IV.15 Penambahan Data Baru Item 8
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
c
3
12,0
12,0
12,0
b a
21 1
84,0 4,0
84,0 4,0
96,0 100,0
Total
25
100,0
100,0
Sumber : Olahan Data Primer, Maret 2016
Tabel di atas memperlihatkan tanggapan dari 25 responden yang memberi jawaban atas pertanyaan mengenai bagaimana penambahan data baru ketika data yang bersangkutan sudah ada sebelumnya. Dari tanggapan tersebut diperoleh jumlah responden yang menjawab kurang cepat sebanyak 3 responden atau 12% menjawab kurang cepat, 21 responden atau 84% menjawab cepat dan 1 responen atau 4% menjawab sangat cepat.
84
Dari data tersebut dapat diinterpretasikan bahwa sebagian besar pegawai yang bekerja dalam pelaksanaan SIMPEG merasa bahwa penambahan data dapat dilakukan dengan cepat sehingga masih sistem penyimpanan data di kantor BKD Kota Palopo masih tergolong baik. Selanjutnya akan disajikan mengenai frekuensi dari responden atas indikator Penyimpanan Data yang dilakukan berdasarkan kaidah metodologi riset dan menurut pandangan Musanef tentang Penerapan SIMPEG. Tabel IV.16 Frekuensi Indikator Penyimpanan Data Frekuensi Jawaban Responden Per Indikator Pertanyaan Nomor 7 8
No
Pilihan Jawaban Responden
1
a
5
2
b
3 4
Jumlah
%
1
6
12%
19
21
40
80%
c
1
3
4
8%
d
0
0
0
0%
25
25
50
100%
Total
Sumber : Olahan Data Primer, Maret 2016
Dari tabel di atas, dari 25 responden, sebanyak 12% menjawab pilihan “a” yakni sangat cepat, 80% responden menjawab pilihan “b” yakni cepat dan 8% menjawab pilihan “c” kurang cepat sementara tidak ada responden yang menjawab sangat lambat. Dari data tersebut dapat dikatakan bahwa taraf penyimpanan data di kantor BKD Kota Palopo sesuai dengan pertanyaan terhadap para responden 85
yang terlibat langsung dalam proses Penerapan SIMPEG mengemukakan bahwa sistem penyimpanan data kepegawaian di kantor tersebut sudah cukup baik. Hal ini nampak pada jawaban responden yang mengatakan melalui tanggapan mereka bahwa sistem penyimpanan mereka sudah cukup cepat dan tergolong baik. Indikator Penyampaian Informasi Indikator keempat dalam Penerapan SIMPEG yang dikemukakan Musanef adalah Penyampaian Informasi atau pelaporan data yang telah menjadi informasi baru. Dalam indikator ini terdapat 3 pertanyaan yang masing-masing akan dianalisis satu per satu melalui tabel. Seberapa akurat data yang ada dapat dianalisis oleh pengguna informasi. Berikut tanggapan responden dalam bentuk tabel Tabel IV.17 Pemanfaatan Data oleh Para Pengguna Informasi Item 9
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
c b
2 21
8,0 84,0
8,0 84,0
8,0 92,0
a Total
2 25
8,0 100,0
8,0 100,0
100,0
Sumber : Olahan Data Primer, Maret 2016
Dari tabel di atas, sebanyak 25 responden yang memberikan tanggapan atas pertanyaan pertama dari indikator Penyampaian Informasi terdapat 2 responden atau 8% yang memberi tanggapan kurang cepat, 21 responden atau 84% menjawab cepat dan 2 responden atau 8% menjawab sangat cepat. 86
Menurut data di atas dapat dikatakan bahwa pemanfatan data oleh para pengguna data dapat diberikan atau dilayani dengan cepat. Hal ini nampak pada jawaban responden yang memberikan tanggapan “cepat” sebanyak 84%. Sementara yang mengatakan kurang cepat sebanyak 8% dan lambat 0% (tidak ditampilkan) yang memperlihatkan bahwa yang mengatakan “cepat” lebih dominan. Bagaimana penyajian informasi melalui sistem yang ada Berikut tanggapan responden dalam bentuk tabel Tabel IV.18 Penyajian Informasi Melalui Sistem Item 10
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
c
1
4,0
4,0
4,0
b
18
72,0
72,0
76,0
a Total
6 25
24,0 100,0
24,0 100,0
100,0
Sumber : Olahan Data Primer, Maret 2016
Dari tabel di atas, nampak respon dari 25 responden yang ada. Terdapat 1 responden atau 4% memberi tanggapan kurang cepat terhadap pertanyaan mengenai penyajian informasi oleh sistem yang ada di Kantor BKD Kota Palopo, 18 responden atau 72% mengatakan cepat dan 6 responden atau 24% mengatakan sangat cepat. Keadaan di atas memperlihatkan sistem penyampaian informasi pada kantor tersebut. Dari data yang ada dapat disimpulkan bahwa bentuk sistem yang ada di sudah berjalan dengan baik. Hal ini terlihat pada tanggapan
87
responden yang berjumlah 18 rsponden atau 72% yang kemudian didukung oleh respon dari 6 responden yang mengatakan sangat cepat. Penggunaan data oleh pimpinan ketika proses pengambilan keputusan dilakukan secara mendadak. Berikut tanggapan responden dalam bentuk tabel Tabel IV.19 Penggunaan Data oleh Pimpinan Item 11
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
c
8
32,0
32,0
32,0
b
17
68,0
68,0
100,0
Total
25
100,0
100,0
Sumber : Olahan Data Primer, Maret 2016
Dari tabel di atas, terdapat 25 orang yang meberikan responden terhadap pertanyaan ketiga pada indikator Penyampaian Informasi. Dari hasil yang ada, terdapat 8 responden atau 32% mengatakan kurang cepat, 17 responden atau 67% mengatakan cepat. Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa penyediaan data pada saat pimpinan membutuhkan data secara mendadak sudah tergolong cepat. Hal ini nampak pada nilai frekuensi tertinggi berada pada jawaban dengan poin 3 yakni “cepat”. Selanjutnya penulis menyajikan frekuensi mengenai indikator keempat yang dikemukakan oleh Musanef tentang Penerapan SIMPEG. Penyajian ini berdasarkan kaidah metodologi penelitian riset.
88
Tabel IV.20 Frekuensi Indikator Penyampaian Informasi
1
Pilihan Jawaban Responden a
2
No
Frekuensi Jawaban Responden Per Indikator Pertanyaan Nomor 9 10 11
Jumlah
%
2
6
0
8
10,6%
b
21
18
17
56
74,7%
3
c
2
1
8
11
14,7%
4
d
0
0
0
0
0%
25
25
25
75
100%
Total
Sumber : Olahan Data Primer, Maret 2016
Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa dari 3 pertanyaan mengenai indikator Penyampaian Informasi responden yang berjumlah 25 orang terdapat 10,6% yang menjawab pertanyaan dengan jawaban “a”, 74,7% menjawab jawaban “b”, 14,7% menjawab dengan jawaban “c”. Dari data yang ada, dapat kemukakan bahwa Sistem Penyampaian Informasi di Kantor BKD Kota Palopo sudah tertata baik. Hal ini nampak pada 3 pertanyaan dari indikator ini yang sebagain besar mengatakan bahwa sistem yang ada memungkinkan mereka yang bekerja di bidang SIMPEG dapat menyampaikan informasi dengan cepat. Namun harus lebih lagi ditingkatkan mengikat kebutuhan akan infomasi bagi sebagian besar orang pada masa ini sangat besar.
89
IV.3.1.2 Analisis Variabel Penerapan SIMPEG Setelah dilakukan analisis validitas terhadap variabel Penerapan SIMPEG (X) dari 11 item istrumen, maka yang valid ada 10 instrumen. Maka analisisnya adalah sebagai berikut: Apabila setiap item pertanyaan mendapat skor tertinggi yakni: 4 x 10 x 25=1000 Apabila setiap item pertanyaan mendapat skor terendah yakni: 1 x 10 x 25= 250 Ket: Skor tertinggi: 4 Skor terendah: 1 Jumlah responden: 25 responden Jumlah skor data pengumpulan variabel X: Rata-rata skor ideal:
=
= 40
Menurut 25 responden mengenai Penerapan SIMPEG, yakni: x 100% =
x 100% = 79,8%
Dari hasil 79,8% yang diperoleh, secara kontinum dapat dibuatkan kategori sesuai teori Sugiyono. 0%
20%
40%
60%
80%
100%
79,8% Sangat tidak baik
tidak baik
cukup baik
baik
sangat baik
Keterangan interprestasi skor : Angka 0% - 20%
= sangat buruk
Angka 21% - 40%
= buruk
Angka 41% - 60%
= cukup baik
Angka 61% - 80%
= baik
Angka 81% - 100%
= sangat baik
90
Dari perhitungan dan keterangan yang ada, dapat dianalis bahwa penerapan SIMPEG di Kantor BKD Kota Palopo sudah masuk dalam kategori sangat baik dengan perhitungan yang dibuat oleh Sugiyono. Hal ini terlihat dari hasil analisis yang memperlihatkan persentase yang baik yakni 79,8%. Dengan demikian, proses Penerapan SIMPEG mulai dari pengumpulan data pegawai sampai pada pelaporan data yang telah menjadi informasi baru telah dilaksanakan dengan baik dan dengan standar yang baik pula sesuai indikator yang disampaikan oleh Musanef.
IV.3.2 Kinerja Pegawai Negeri IV.3.2.1 Indikator Kinerja Pegawai Negeri Dalam sebuah kinerja ada beberapa indikator yang dapat diaktegorikan sebagai pengukur kinerja seseorang. Berdasarkan pengertian yang dikemukakan oleh Bernardin dan Russel dalam Rosyidi (2007), terdapat 6 indikator yang ada dalam Kinerja yakni:
Quality
: menghasilkan sesuai standar
Quantity
: menghasilkan sesuai jumlah
Timeleness
: menyelesaikan tepat waktu
Cost Of Effectiveness : penerapan sumber-sumber daya
Need Of Supervision : tingkat ketelitian kerja
Interpersonal Input
: tingkat pembawaan diri
Keenam indikator tersebut yang kemudian dijadikan sebagai variabel terikat (Kinerja Pegawai Negeri) dalam penelitian ini. Berikut analisis statistik deskriptif mengenai indikator tersebut.
91
Quality Berikut penulis sajikan data mengenai tanggapan responden terhadap indikator quality. Dari indikator ini mengandung 2 pertanyaan yang disajikan satu per satu. Seberapa jelas data yang terkumpul Berikut tanggapan responden dalam bentuk tabel Tabel IV.21 Kejelasan Data Saat Pengumpulan Data Item 12
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
c
1
4,0
4,0
4,0
b a
18 6
72,0 24,0
72,0 24,0
76,0 100,0
Total
25
100,0
100,0
Sumber : Olahan Data Primer, Maret 2016
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa dari 25 responden yang ada, terdapat 1 responden atau 4 % mengatakan kurang jelas, 18 responden atau 72% mengatakan jelas dan 6 responden atau 24% mengatakan sangat jelas. Berdasarkan data di atas dapat dikatakan bahwa saat pengumpulan data, para petugas pengumpul data kepegawaian dapat mengumpulkan data dengan jelas sehingga tidak membutuhkan waktu yang banyak untuk proses ini. Seberapa akurat penyelesaian masalah dalam proses penyimpanan data Berikut data responden dalam bentuk tabel
92
Tabel IV.22 Penyelesaian Masalah dalam Proses Penyimpanan Data Item 13
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
c
1
4,0
4,0
4,0
b
18
72,0
72,0
76,0
a Total
6 25
24,0 100,0
24,0 100,0
100,0
Sumber : Olahan Data Primer, Maret 2016
Berdasarkan data di atas, dari 25 responden terdapat 1 responden atau 4% menjawab kurang cepat terhadap pertanyaan mengenai kecepatan penyelesaian masalah dalam penyimpanan data, 18 responden atau 72% menjawab cepat dan 6 responden atau 24% menjawab sangat cepat. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa kecepatan penyelesaian masalah sudah cukup baik terlihat dari kecepatan menyelesaikan masalah yang perlihatkan oleh 18 responden dan 6 responden yang mengatakan sangat cepat. Selanjutnya akan disajikan frekuensi dari indikator Quality sebagai indikator awal pada sebuah kinerja seperti yang dikemukakan oleh Bernardin dan Russel dalam Rosyidi (2007) dan sesuai dengan kaidah metodologi penelitian.
93
Tabel IV.23 Frekuensi Indikator Quality Frekuensi Jawaban Responden Per Indikator Pertanyaan Nomor 12 13
No
Pilihan Jawaban Responden
1
a
6
2
b
3 4
Total
Jumlah
%
6
12
24%
18
18
36
72%
c
1
1
2
4%
d
0
0
0
0%
25
25
50
100%
Sumber : Olahan Data Primer, Maret 2016
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa respon pegawai yang bekerja di bidang SIMPEG masih tergolong baik. Keadaan ini terlihat dari tanggapan dari 25 responden mengenai indikator quality yakni 24% menjawab pilihan “a”, 72% menjawab “b” dan 4% menjawab “c”. Dapat disimpulkan bahwa indikator quality (menghasilkan sesuai standar) yang sesuai dikemukakan oleh Bernardin dan Russel sudah terlaksana dengan cukup baik di kantor BKD Kota Palopo sehingga peluang untuk mengembangkan lebih baik masih cukup besar.
Quantity Berikut penulis sajikan data mengenai tanggapan responden terhadap indikator quantity. Dari indikator ini mengandung 2 pertanyaan yang disajikan satu per satu. 94
Seberapa
banyak
data
yang
bisa
diperoleh
dalam
proses
pengumpulan data Berikut data responden dalam bentuk tabel Tabel IV.24 Banyaknya Data yang bisa Diperoleh Item 14
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
c
5
20,0
20,0
20,0
b
20
80,0
80,0
100,0
Total
25
100,0
100,0
Sumber : Olahan Data Primer, Maret 2016
Berdasarkan tabel di atas, dari 25 responden yang ada, terdapat 5 responden atau 28% menjawab kurang dan 18 responden atau 72% menjawab cukup terhadap banyaknya data yang dapat diperoleh setiap pengumpulan data dilakukan. Dari tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa tugas untuk mendapatkan data sudah dilakukan dengan baik. Hal ini terlihat dari respon dari pegawai yang dijadikan responden merasa bahwa sudah cukup banyak data yang bisa diperoleh setiap pengumpulan data. Berapa banyak data yang bisa diolah dalam masa pengerjaan SIMPEG setiap periode pencatatan. Berikut data responden dalam bentuk tabel:
95
Tabel IV.25 Banyaknya Data Olahan Setiap Periode Item 15
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
b
23
92,0
92,0
92,0
a
2
8,0
8,0
100,0
Total
25
100,0
100,0
Sumber : Olahan Data Primer, Maret 2016
Dari tabel di atas, dapat diperoleh bahwa dari 25 respnden yang ada, terdapat 23 responden atau 92% menjawab cukup banyak, 2 responden atau 8% menjawab sangat banyak. Berdasarkan tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa para pegawai sudah menjalankan tugas dengan baik mengingat pengerjaan mengenai pengolahan data kepegawaian sudah dilaksanakan sesuai standar yang nampak dari jawaban para responden yang menjawab cukup banyak data olahan yang bisa diselesaikan. Selanjutnya
penulis
menyajikan
frekuensi
indikator
Quantity
(menghasilkan sesuai jumlah) sebagai salah satu indikator seperti yang dikemukakan oleh Bernardin dan Russel yang dibuat sesuai kaidah metodologi riset.
96
Tabel IV.26 Frekuensi Indikator Quantity Frekuensi Jawaban Responden Per Indikator Pertanyaan Nomor 14 15
No
Pilihan Jawaban Responden
1
a
0
2
b
3 4
Jumlah
%
2
2
4%
20
23
43
86%
c
5
0
5
10%
d
0
0
0
0%
25
25
50
100%
Total
Sumber : Olahan Data Primer, Maret 2016
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa pada indikator Quantity, dari 25 responden yang ada terdapat 4% menjawab pilihan “a”, 86% menjawab pilihan “b” dan 10% menjawab pilihan “c”. Berdasarkan data dalam tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam indikator quantity (menghasilkan sesuai jumlah) sudah berjalan dengan baik di Kantor BKD Kota Palopo. Nampak pada respon pegawai yang memberikan tanggapan atas 2 pertanyaan yang terdapat pada indikator ini.
Timeleness Berikut ini akan disajikan data mengenai tanggapan respoden mengenai indikator Timeleness. Indikator ini mengandung 2 pertanyaan yang akan disajikan satu per satu. Apakah pengolahan data diselesaikan tepat waktu Berikut data responden dalam bentuk tabel: 97
Tabel IV.27 Penyelesaian Pengolahan Data Tepat Waktu Item 16
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
d
1
4,0
4,0
4,0
c b
5 19
20,0 76,0
20,0 76,0
24,0 100,0
Total
25
100,0
100,0
Sumber : Olahan Data Primer, Maret 2016
Berdasarkan tabel diatas, dari 25 responden terdapat 1 responden atau 4% mengatakan sangat lambat, 5 responden atau 20% mengatakan lambat dan 19 responden atau 76% mengatakan tepat waktu. Dari tabel di atas, ketepatan waktu para pegawai yang bekerja di bidang SIMPEG masih tergolong baik dengan persentase pilihan resonden pada pilihan tepat waktu yakni 76%. Namun patut diperhitungkan pula bahwa ada responden yang mengatakan lambat bahkan sangat lambat yakni masing-masing 4% dan 20%, sehingga harus lebih ditingkatkan lagi proses pengolahan data sehingga dapat dilaksanakan dengan tepat waktu bahkan diharapkan lebih awal. Apakah waktu yang diberikan untuk menyelesaikan proses Penerapan SIMPEG sudah cukup Berikut data responden dalam bentuk tabel:
98
Tabel IV.28 Pemberian Jangka Waktu Pelaksanaan SIMPEG per Periode Item 17
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
c
4
16,0
16,0
16,0
b Total
21 25
84,0 100,0
84,0 100,0
100,0
Sumber : Olahan Data Primer, Maret 2016
Berdasarkan tabel di atas, dari 25 responden terdapat 3 responden atau 12% mengatakan kurang cukup dan 22 responden atau 88% mengatakan sudah cukup. Dari tabel data tersebut dapat disimpulkan bahwa waktu yang diberikan oleh lembaga dalam hal ini BKD Kota Palopo sudah cukup untuk menyelesaikan tugas SIMPEG bagi para pegawai yang bekerja dalam pelaksanaan pendataan pegawai. Selanjutnya
penulis
menyajikan
frekuensi
indikator
Timeleness
(menghasilkan tepat waktu) sebagai salah satu indikator seperti yang dikemukakan oleh Bernardin dan Russel yang dibuat sesuai kaidah metodologi riset.
99
Tabel IV.29 Frekuensi Indikator Timeliness Frekuensi Jawaban Responden Per Indikator Pertanyaan Nomor 16 17
No
Pilihan Jawaban Responden
1
a
0
2
b
3 4
Total
Jumlah
%
0
0
0%
19
21
40
80%
c
5
4
9
18%
d
1
0
1
2%
25
25
50
100%
Sumber : Olahan Data Primer, Maret 2016
Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa dari 25 responden yang memberi tanggapan terdapat 8% menjawab pilihan “b”, 18% menjawab pilihan “c” dan 2% menjawab pilihan “d”. Dapat disimpulkan bahwa dari indikator Timeleness (menghasilkan tepat waktu) pilihan responden lebih dominan menjawab pilihan b sehingga pekerjaan yang dilaksanakan dalam hal ini pelaksanaan SIMPEG sangat bergantung pada waktu yang diberikan sehingga kinerja mereka dapat diukur sesuai dengan pekerjaan yang ada. Namun secara keseluruhan, tugas yang dilaksanakan pegawai yang bekerja dalam bidang SIMPEG sudah cukup baik dan menyelesaikan tugas tepat pada waktunya.
100
Cost Of Effectiveness Berikut ini akan disajikan data mengenai tanggapan respoden mengenai indikator Cost Of Effectiveness. Indikator ini mengandung 3 pertanyaan yang akan disajikan satu per satu. Apakah biaya yang diberikan untuk proses pelaksanaan SIMPEG sudah cukup Berikut data responden dalam bentuk tabel Tabel IV.30 Pemakaian Biaya Dalam Pelaksanaan SIMPEG Item 18
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
d
1
4,0
4,0
4,0
c
6
24,0
24,0
28,0
b a
15 3
60,0 12,0
60,0 12,0
88,0 100,0
Total
25
100,0
100,0
Sumber : Olahan Data Primer, Maret 2016
Berdasarkan tabel di atas, dari 25 responden terdapat 1 responden atau 4% yang mengatakan sangat tidak cukup, 6 responden atau 24% mengatakan kurang cukup, 15 responden atau 60% mengatakan cukup dan 3 responden atau 12% mengatakan lebih dari cukup. Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa dari responden yang memberi jawaban sebagian besar memilih jawaban dengan pemberian biaya yang sudah cukup untuk pelaksanaan SIMPEG sehingga tugas ini bisa dilakukan dengan maksimal. Namun patut juga diperhitungkan bahwa sebagian responden mengatakan kurang cukup bahkan ada yang menjawab sangat tidak cukup
101
dengan masing-masing persentase 4% dan 24% sehingga patut pula diperhitungkan. Apakah peralatan dari kantor (komputer, mobilisasi, ATK) yang disediakan sudah cukup untuk pelaksanaan SIMPEG? Berikut data responden dalam bentuk tabel Tabel IV.31 Penyediaan Peralatan Kantor untuk Proses Penerapan SIMPEG Item 19
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
c
1
4,0
4,0
4,0
b
20
80,0
80,0
84,0
a Total
4 25
16,0 100,0
16,0 100,0
100,0
Sumber : Olahan Data Primer, Maret 2016
Berdasarkan tabel di atas, dari 25 responden yang memberikan tanggapannya terhadap penyediaan peralatan oleh kantor untuk proses Penerapan SIMPEG terdapat 1 responden atau 4% yang menjawab kurang cukup, 20 responden atau 80% mengatakan cukup dan 4 responden atau 16% yang mengatakan lebih dari cukup. Dari data di atas dapat simpulkan bahwa penyediaan peralatan untuk proses Penerapan SIMPEG di kantor BKD Kota Palopo sudah cukup baik. Hal ini nampak pada respon pegawai yang bekerja di bagian SIMPEG yang sebagian besar menjawab pertanyaan dengan jawaban cukup. Bagaimana pengolahan data yang sudah terkumpul dengan metode komputerisasi Berikut data responden dalam bentuk tabel: 102
Tabel IV.32 Pengolahan Data dengan Komputer Item 20
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
b
18
72,0
72,0
72,0
a Total
7 25
28,0 100,0
28,0 100,0
100,0
Sumber : Olahan Data Primer, Maret 2016
Dari tabel di atas, dari 25 responden yang ada terdapat 18 responden atau 72% mengatakan cepat pada pengolahan data dengan komputer bahkan terdapat 7 responden atau 280% mengatakan sangat cepat. Dapat disimpulkan bahwa pengolahan data dengan komputer dan dengan sistem yang ada sudah cukup cepat. Namun, dengan perkembangan zaman
sekarang
ini pelayananpun
harus
sebaiknya
ditingkatkan
demi
terlaksananya pelayanan dengan standar yang baik dan memenuhi tingkat efektivitas dan efesiensi yang baik. Selanjutnya akan disajikan indikator frekuensi Cost Of Effectiveness (penerapan sumber-sumber daya) sebagai salah satu indikator seperti yang dikemukakan oleh Bernardin dan Russel yang dilaksanakan sesuai metodologi riset:
103
Tabel IV.33 Frekuensi Indikator Cost Of Effectiveness
1
Pilihan Jawaban Responden a
2
No
Frekuensi Jawaban Responden Per Indikator Pertanyaan Nomor 18 19 20
Jumlah
%
3
4
7
14
18,7%
b
15
20
18
53
70,7%
3
c
6
1
0
7
9,3%
4
d
1
0
0
1
1,3%
25
25
25
75
100%
Total
Sumber : Olahan Data Primer, Maret 2016
Berdasarkan tabel di atas, dari indikator Cost Of Effectiveness terdapat 18,7% menjawab pilihan “a”, 70,7% menjawab pilihan “b”, 9,3% menjawab pilihan “c” dan 1,3% menjawab pilihan “d”. Keadaan di atas memperlihatkan bahwa Kinerja pegawai Negeri di Kantor BKD Kota Palopo dengan indikator Penerapan Sumber Daya, sudah cukup baik mengingat sebagian besar menjawab pilihan “b” yang dikategorikan sebagai pilihan cukup baik. Dengan demikian semakin meningkatnya sumber daya yang ada, maka diharapkan pula ada peningkatan pada kinerja sehingga lebih baik pekerjaan yang dilakukan oleh para pegawai dan pelayanan pun diharapkan dapat meningkat.
Need Of Supervision Berikut ini akan disajikan data mengenai tanggapan respoden atas indikator Cost Of Effectiveness. Indikator ini mengandung 2 pertanyaan yang akan disajikan satu per satu. 104
Bagaimana respon dari pimpinan ketika terjadi masalah saat pengumpulan data Berikut data responden dalam bentuk tabel: Tabel IV.34 Respon Pimpinan saat Terjadi Masalah dalam Pengumpulan Data Item 21
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
b
22
88,0
88,0
88,0
a
3
12,0
12,0
100,0
Total
25
100,0
100,0
Sumber : Olahan Data Primer, Maret 2016
Dari tabel di atas, dari 25 responden yang memberikan tanggapannya terdapat 22 responden atau 88% memberi jawaban cepat dan 3 responden atau 12% memberi jawaban sangat cepat. Berdasarkan tabel di atas maka dapat disimpulkan bahwa respon pimpinan sudah cukup baik dalam pelaksanaan tugas SIMPEG yang dilakukan oleh pegawai sehingga masalah yang ada dapat diminimalisir. Respon pimpinan ini pula dapat menjadi bantuan bagi setiap pegawai dalam menyelesaikan tugas pencatatan SIMPEG. Bagaimana pengawasan oleh lembaga dalam pelaksanaan pencatatan SIMPEG Berikut data responden dalam bentuk tabel:
105
Tabel IV.35 Pengawasan Lembaga dalam Proses Penerapan SIMPEG Item 22
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
b
21
84,0
84,0
84,0
a Total
4 25
16,0 100,0
16,0 100,0
100,0
Sumber : Olahan Data Primer, Maret 2016
Dari tabel di atas, dari 25 responden yang ada terdapat 21 responden atau 84% menjawab cukup baik terhadap pengawasan lembaga terhadap pelaksanaan SIMPEG dan selebihnya yakni 4 responden atau 16% menjawab sangat baik. Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa pengawasan lembaga dalam hal ini BKD Kota Palopo sudah baik karena memberi perhatian pada berjalannya pelaksanaan SIMPEG. Hal ini nampak pada jawaban responden yang memberikan tanggapan cukup baik dengan persentase 88%. Selanjutnya akan ditampilkan data frekuensi indikator kelima dari variabel Kinerja Pegawai Negeri yakni Cost Of Effectiveness (penerapan sumbersumber daya) sebagai salah satu indikator seperti yang dikemukakan oleh Bernardin dan Russel yang dilaksanakan sesuai metodologi riset:
106
Tabel IV.36 Frekuensi Indikator Need Of Supervision Frekuensi Jawaban Responden Per Indikator Pertanyaan Nomor 21 22
No
Pilihan Jawaban Responden
1
a
3
2
b
3 4
Jumlah
%
4
7
14%
22
21
43
86%
c
0
0
0
0%
d
0
0
0
0%
25
25
50
100%
Total
Sumber : Olahan Data Primer, Maret 2016
Dari tabel di atas, terdapat 14% responden yang memilih jawaban “a” dan 96% memilih jawaban “b”. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dari indikator Cost Of Effectiveness (penerapan sumber-sumber daya) dapat disimpulkan bahwa pegawai yang bekerja di bidang SIMPEG di BKD Kota Palopo sudah menjalankan tugas mereka dengan baik dengan memanfaatkan sumber-sumber daya yang ada sehingga kinerja mereka dapat meningkat. Keadaan ini nampak pada respon dari 25 responden yang memilih jawaban “a” dan “b” yang masuk dalam kategori sangat baik dan baik.
Interpersonal Input Berikut ini akan disajikan data mengenai tanggapan respoden atas indikator Interpersonal Input. Indikator ini mengandung 2 pertanyaan yang akan disajikan satu per satu.
107
Bagaimana
koordinasi
dengan
pegawai
lain
dalam
proses
penyimpanan data. Berikut data responden dalam bentuk tabel. Tabel IV.37 Koordinasi dengan Pegawai Lain dalam Proses Penyimpanan Data Item 23
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
c
4
16,0
16,0
16,0
b
16
64,0
64,0
80,0
a Total
5 25
20,0 100,0
20,0 100,0
100,0
Sumber : Olahan Data Primer, Maret 2016
Berdasarkan tabel di atas, dari 25 responden yang memberikan tanggapan terdapat 1 responden atau 4% yang mengatakan kurang cepat dan 24 responden atau 96% mengatakan cepat. Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa koordinasi antarpegawai dalam Kantor BKD Kota Palopo sudah cukup baik. Hal ini dampak pada 96% responden mengatakan sudah cukup cepat koordinasi para pegawai dalam hal penyimpanan data yang memungkinkan data dapat dimuat dengan cepat pula. Bagaimana kerja sama pegawai ketika mengalami masalah dalam pelaksanaan tugas SIMPEG Berikut data responden dalam bentuk tabel.
108
Tabel IV.38 Kerja Sama Pegawai dalam Penyelesaian Masalah Penerapan SIMPEG Item 24
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
b
20
80,0
80,0
80,0
a
5
20,0
20,0
100,0
Total
25
100,0
100,0
Sumber : Olahan Data Primer, Maret 2016
Berdasarkan tabel di atas, dari 25 responden yang ada terdapat 20 responden atau 80% yang mengatakan sudah cukup baik dan 5 responden atau 20% mengatakan sangat baik. Dari tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa dari jawaban atas kerja sama pegawai dalam menangani Penerapan SIMPEG sudah cukup baik mengingat 96% pegawai mengatakan baik sehingga dalam pelaksanaan tugas SIMPEG kerja sama antar pegawai dapat terjalin dengan baik sehingga memudahkan dalam penanganan masalah SIMPEG. Selanjutnya akan ditampilkan data frekuensi indikator keenam dari Variabel Kinerja Pegawai Negeri yakni Interpersonal Input (tingkat pembawaan diri) sebagai salah satu indikator seperti yang dikemukakan oleh Bernardin dan Russel yang dianalisis sesuai metodologi riset:
109
Tabel IV.39 Frekuensi Indikator Interpersonal Input Frekuensi Jawaban Responden Per Indikator Pertanyaan Nomor 23 24
No
Pilihan Jawaban Responden
1
a
5
2
b
3 4
Jumlah
%
5
10
20%
16
20
36
72%
c
4
0
4
8%
d
0
0
0
0%
25
25
50
100%
Total
Sumber : Olahan Data Primer, Maret 2016
Berdasarkan tabel di atas, respon pegawai yang memilih jawaban “a” yakni 20%, responden yang memilih jawaban “b” yakni 72% dan yang memilih jawaban “c” yakni 8%. Dari
tabel
tersebut
dapat
disimpulkan
bahwa
dari
indikator
Interpersonal Input yang mengandung makna pembawaan diri, para pegawai sudah melaksanakannya dengan baik. Keadaan ini nampak pada pilihan dengan persentase yang paling besar terdapat pada pilihan jawaban “b” yang menggambarkan suatu keadaan yang cukup baik. Pembawaan diri setiap pegawai sudah baik mengingat penyelesaian masalah dan koordinasi satu sama lain sudah mempelihatkan keadaan yang baik.
110
IV.3.2.2 Analisis Variabel Kinerja Pegawai Negeri Setelah dilakukan analisis validitas terhadap variabel Kinerja Pegawai Negeri (Y) dari 13 item istrumen, maka yang valid ada 11 instrumen. Maka analisisnya adalah sebagai berikut: Apabila setiap item pertanyaan mendapat skor tertinggi yakni: 4 x 11 x 25=1100 Apabila setiap item pertanyaan mendapat skor terendah yakni: 1 x 11 x 25= 275 Ket: Skor tertinggi: 4 Skor terendah: 1 Jumlah responden: 25 responden Jumlah skor data pengumpulan variabel Y: Rata-rata skor ideal:
=
= 44
Menurut 25 responden mengenai Kinerja Pegawai Negeri, yakni: x 100% =
x 100% = 89,9%
Dari hasil 89,9% yang diperoleh, secara kontinum dapat dibuatkan kategori sesuai teori Sugiyono. 0%
20%
40%
60%
80%
100% 89,9%
Sangat tidak baik
tidak baik
cukup baik
baik
sangat baik
Keterangan interprestasi skor : Angka 0% - 20%
= sangat buruk
Angka 21% - 40%
= buruk
Angka 41% - 60%
= cukup baik
Angka 61% - 80%
= baik
Angka 81% - 100%
= sangat baik 111
Dari perhitungan dan keterangan yang ada, dapat dianalis bahwa Kinerja Pegawai Negeri di Kantor BKD Kota Palopo yang dikaitkan dengan penerapan SIMPEG sudah masuk dalam kategori sangat baik dengan perhitungan yang dibuat oleh Sugiyono. Keadaan ini nampak dari hasil analisis yang memperlihatkan persentase nilai yang sangat baik yakni 89,9%. Dengan demikian,
pengukuran
Kinerja
Pegawai
Negeri
melalui
indikator
yang
disampaikan oleh Bernardin dan Russel dalam Rosyidi (2007) yakni Quality, Quantity, Timeleness, Cost Of Effectiveness, Need Of Supervision dan Interpersonal Input telah terlaksana dengan baik dan dengan standar yang baik pula.
IV.4 Pengujian Hipotesis IV.4.1 Uji Koefesien Korelasi Uji Koefesien Korelasi dibuat dengan maksud untuk mengetahui tingkat keeratan hubungan yang dimiliki antarvariabel dalam sebuah penelitian. Hubungan variabel Penerapan SIMPEG (X) dan Kinerja Pegawai Negeri (Y) bersifat: Positif artinya jika x naik, maka y naik Negatif artinya jika x naik, maka y turun Dalam
penelitian
ini
digunakan
aplikasi
SPSS
untuk
proses
pengujiannya. Uji koefisien korelasi ini menggunakan uji koefisien korelasi product moment. Berikut pengujian korelasinya dengan SPSS 21.
112
Tabel IV. 40 Koefisien Korelasi Product Moment Correlations
Penerapan SIMPEG Kinerja Pegawai Negeri
Penerapan SIMPEG
Kinerja Pegawai Negeri
1
,630**
Sig. (2-tailed) N
25
,001 25
Pearson Correlation
,630**
1
Sig. (2-tailed) N
,001 25
25
Pearson Correlation
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Sumber : Olahan Data Primer, Maret 2016
Berdasarkan tabel di atas dapat diberikan 2 interpretasi, yakni nilai signifikansi dan korelasi. Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa antara Penerapan SIMPEG (x) dan Kinerja Pegawai Negeri (y) nilai signifikansi 0,001<0,005 yang berarti terdapat korelasi yang signifikan. (Berdasarkan nilai signifikansi: <0,05 terdapat korelasi) Berdasarkan tabel di atas, terdapat hubungan positif sebesar 0,630 antara Penerapan SIMPEG (X) dan Kinerja Pegawai Negeri (Y). Dapat diperbandingkan dengan tabel berikut: Tabel IV.41 Pedoman untuk memberikan interprestasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien
Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199
Sangat Rendah
0,20 – 0,399
Rendah
0,40 – 0,599
Sedang
0,60 – 0,799
Kuat
0,80 – 1,000
Sangat Kuat
Sumber : Sugiyono, 2010 113
Berpedoman pada tabel di atas, maka antara Penerapan SIMPEG (X) dan Kinerja Pegawai Negeri (Y) terdapat koefisien korelasi yang kuat karena menunjukkan angka 0,630 yang berada pada interval antara 0,60-0,799 yang mengacu pada korelasi yang kuat. Nilai korelasi x dan y sebesar 0,630, memiliki arti bahwa terdapat korelasi yang kuat antara Penerapan SIMPEG dan Kinerja Pegawai Negeri dengan arah positif. Dari tabel tersebut memperlihatkan lebih besar dari
sebesar 0,396.
Ketentuan jika jika
sebesar 0,630
<
>
diterima dan
atas, karena
>
maka
maka
ditolak dan
diterima, namun
ditolak. Oleh karena itu, sesuai data di ditolak dan
diterima, artinya bahwa
terdapat hubungan yang kuat antara Penerapan SIMPEG (x) dan Kinerja Pegawai Negeri (y) di Kantor BKD Kota Palopo. Ket:
: :
= 0 (tidak ada kesesuaian/hubungan) 0 (ada kesesuaian/hubungan)
IV.4.2 Uji Koefesien Determinan Uji Koefisien Determinan digunakan untuk menjelaskan besarnya nilai persentasi pengaruh antar variabel dalam hal ini variabel Penerapan SIMPEG (x) terhadap Variabel Kinerja Pegawai Negeri (y). Berikut adalah Model Summary dengan pengolahan menggunakan SPSS 21:
114
Tabel IV.42 Koefisien Determinan Model Summary Model
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1
,630a
,397
,371
2,641
a. Predictors: (Constant), Penerapan SIMPEG Sumber : Olahan Data Primer, Maret 2016
Pada tabel di atas diperlihatkan besarnya nilai korelasi (R) yaitu 0,630. Nilai Koefisien Determinasinya adalah hasil dari penguadratan R (R Square) yakni sebesar 0,397 yang mengandung pengertian bahwa kontribusi pengaruh Penerapan SIMPEG terhadap Kinerja Pegawai Negeri adalah sebesar 39,7%, sedangkan selebihnya dipengaruhi oleh variabel lain.
IV.4.3 Regresi Linear Sederhana Analisis Regresi Linear Sederhana digunakan untuk memprediksi pengaruh antara variabel bebas Penerapan SIMPEG (X) dengan variabel terikat Kinerja Pegawai Negeri (Y). Rumus regresi linear sebagai berikut : Rumus : Y = a + bX Keterangan : Y
= Variabel Terikat
a
= Konstanta Regresi
bX
= Nilai turunan atau peningkatan variabel bebas.
Berdasarkan hasil pengolahan data Analisis Regresi Linear Sederhana melalui SPSS versi 21, maka diperoleh nilai (a) dan (b), yaitu :
115
Tabel IV. 43 Regresi Linear Sederhana Coefficientsa Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
Model
(Constant)
1
Penerapan SIMPEG
B
Std. Error
19,730
5,122
,621
,160
t
Sig.
3,852
,001
3,892
,001
Beta
,630
a. Dependent Variable: Kinerja Pegawai Negeri Sumber : Olahan Data Primer, Maret 2016
Berdasarkan tabel di atas maka diperoleh nilai a = 19,730 dan b = 0,621. Persamaan regresinya adalah sebagai berikut: Y = a + bX Y = 19,730 + 0,621X Ket: Y = Kinerja Pegawai Negeri X = Penerapan SIMPEG a = Konstanta sebesar 19,730, artinya jika nilai penerapan SIMPEG di Kantor BKD Kota Palopo (X) nilainya 0, maka nilai Kinerja Pegawai Negeri Kantor BKD Kota Palopo sebesar 19,730. b = Koefisien Regresi sebesar 0,621, artinya jika penerapan SIMPEG di Kantor BKD Kota Palopo (X) mengalami kenaikan 1, maka Kinerja Pegawai Negeri di Kantor BKD Kota Palopo mengalami kenaikan sebesar 0,621. Telah diperoleh hasil perhitungan penerapan SIMPEG (X) sebesar 79,8 persen, maka dibuat persamaan regresinya adalah: Y = a + bX Y = 19,730 + 0,621(79,8) Y = 19,730 + 49,556 Y = 69,3 116
Dari persamaan di atas, dapat dilihat garis regresi berdasarkan bersamaan yang telah diperoleh:
Gambar IV.2 Garis Regresi
Sumber : Olahan Data Primer, Maret 2016
IV.5 Interpretasi Hasil Penelitian Berdasarkan uji coba yang telah dilakukan di atas, diketahui interpretasi dari penelitian yang berjudul Pengaruh Penerapan SIMPEG Terhadap Kinerja Pegawai Negeri Di Kantor BKD Kota Palopo, yaitu untuk menguji koefesien korelasi dengan ketentuan bahwa jika diterima dan ditolak dan diperoleh
ditolak. Begitupun sebaliknya jika
, maka , maka
diterima. Dengan berdasar pada penghitungan di atas, maka 0,630 >
0,396, maka
diterima dan
ditolak yang
berarti terdapat koefisien korelasi yang berarti.
117
Selanjutnya, dalam penghitungan besarnya pengaruh Penerapan SIMPEG (X) terhadap Kinerja Pegawai Negeri (Y) maka digunakan rumus koefisien determinan (R Square) Cd=r2 x 100% = 0,6302 x 100% = 39,7%. Hal ini berarti bahwa besarnya pengaruh Penerapan SIMPEG terhadap Kinerja Pegawai Negeri di kantor BKD Kota Palopo adalah 39,7%, sisanya dipengaruhi oleh faktor lain yang dalam hal ini tidak diteliti oleh peneliti. Tahap berikutnya adalah melakukan prediksi besaran pengaruh variabel Penerapan SIMPEG (X) terhadap Variabel Kinerja Pegawai Negeri (Y) dengan analisis linear sederhana menggunakan rumus Y = a + bX. Dari perhitungan yang telah dilakukan diperoleh konstanta yakni nilai a =19,730 yang berarti bahwa jika nilai penerapan SIMPEG di Kantor BKD Kota Palopo (X) nilainya 0, maka nilai Kinerja Pegawai Negeri Kantor BKD Kota Palopo sebesar 19,730. Sementara nilai koefesien regresi yakni b = 0,621, artinya jika penerapan SIMPEG di Kantor BKD Kota Palopo (X) mengalami kenaikan 1, maka Kinerja Pegawai Negeri di Kantor BKD Kota Palopo mengalami kenaikan sebesar 0,621. Oleh karena itu dari persamaan tersebut diperoleh persamaan, yakni Y=19,730+0,621X. Pada penghitungan sebelumnya diperoleh hasil bahwa skor instrumen pada variabel X adalah : Apabila setiap item pertanyaan mendapat skor tertinggi yakni: 4 x 10 x 25=1000, apabila setiap item pertanyaan mendapat skor terendah yakni: 1 x 10 x 25= 250 (4=Skor tertinggi, skor 1=terendah, 10=jumlah instrumen valid dan jumlah responden: 25 responden). Jumlah skor pengumpulan variabel X adalah 798. Dengan demikian diperoleh nilai penerapan SIMPEG adalah 798 : 1000 = 0,798 atau dengan persentase sebesar 79,8%. 118
Dari perhitungan variabel Y, diperoleh hasil yakni: Apabila setiap item pertanyaan mendapat skor tertinggi yakni: 4 x 11 x 25=1100, dan apabila setiap item pertanyaan mendapat skor terendah yakni: 1 x 11 x 25= 275 (4=Skor tertinggi, skor 1=terendah, 11=jumlah instrumen valid dan jumlah responden: 25 responden). Jumlah skor pengumpulan variabel Y adalah 989. Dengan demikian diperoleh nilai Kinerja Pegawai Negeri adalah 989: 1100 = 0,89 atau dengan persentase sebesar 89,9%.
119
Bab V Penutup
V.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka penulis akan memberikan kesimpulan mengenai penelitian ini yang berjudul Pengaruh Penerapan Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian (SIMPEG) Terhadap Kinerja Pegawai Negeri di Kantor BKD Kota Palopo, yakni bahwa: 1. Penerapan SIMPEG di Kantor BKD Kota Palopo sudah berjalan dengan baik. Keadaan baik ini terkait dengan indikator yang digunakan dalam menilai keberlangsungan pelaksanaan SIMPEG yang tercantum dalam kuesioner. Dari data yang ada, diperoleh bahwa
dari 25
responden yang memberikan responnya didapatkan hasil 79,8% yang berdasarkan teori Sugiyono berada dalam kategori baik. Keadaan baik ini bagi pimpinan BKD Kota Palopo pada umumnya dan petugas pelaksanaan SIMPEG pada khususnya, semestinya menjaga keadaan baik ini agar penerapan SIMPEG dapat konsisten berada dalam kategori baik dan bahkan bisa lebih meningkat lagi. 2. Besaran pengaruh Penerapan SIMPEG (X) terhadap Kinerja Pegawai Negeri (Y) yakni sebesar 0,630. Nilai ini berdasarkan tabel interpretasi Sugiyono berada pada interval kuat, yang berarti bahwa antara Penerapan SIMPEG (X) dan Kinerja Pegawai Negeri (Y) terdapat tingkat hubungan yang kuat. Nilai ini dalam koefisien determinannya memiliki nilai sebesar 0,397 yang mengandung pengertian bahwa kontribusi pengaruh Penerapan SIMPEG terhadap Kinerja Pegawai 120
Negeri adalah sebesar 39,7%, sedangkan selebihnya dipengaruhi oleh variabel atau faktor lain di luar SIMPEG,
V.2 Saran Dengan berdasar pada hasil penelitian Pengaruh Penerapan SIMPEG terhadap Kinerja Pegawai Negeri di Kantor BKD Kota Palopo yang telah dilakukan, maka penulis memberikan saran yang dapat membantu pelaksanaan SIMPEG ini agar berjalan dengan lebih baik. Dalam hal pengumpulan data diharapkan adanya pengawasan dari BKD Kota Palopo agar proses berjalannya pengumpulan data dapat telaksana dengan cepat sehingga memudahkan Bidang Pengolahan Data dan Informasi untuk selanjutnya memproses data yang telah ada. Penyediaan sarana dan prasarana yang menunjang dalam hal penyimpanan data seperti penyediaan komputer, pembenahan aplikasi data base yang digunakan dan penambahan tenaga pegawai pada Bidang Pengolahan Data dan Informasi agar bidang ini mampu menaikkan kualitas kerjanya sehingga kinerjapun dapat semakin meningkat yang membuat penyampaian informasi dapat lebih efesien dan efektif. Kolaborasi kerja antarbidang dalam Kantor BKD Kota Palopo harus lebih ditingkatkan untuk membuat suatu sistem kerja yang baik sehingga data-data tentang kepegawaian dapat terorganisir dengan baik yang nantinya menghasilkan kinerja yang tidak hanya pada bidang masing-masing melainkan memberi citra baik pada Kantor BKD Kota Palopo yang mampu memberikan pelayanan prima untuk daeranya. 121
Semboyan dari Bidang Pengolahan Data dan Informasi yakni “Telitilah Saat Input Data. 1 Kesalahan=1001 Masalah”. Semboyan ini harus terus menjadi langkah awal dalam pengimputan data oleh para pegawai agar proses pengimputan lebih fokus dan teliti sehingga mampu menghasilkan data yang lebih akurat dan terpercaya.
122
Daftar Pustaka Buku: Ahmad Badu, Nelman Edy, Adnan Nasution, Modul Mata Kuliah Electronic Government (E-Govt), Makassar 2013 Amirin, Drs. Tatang M, Pokok-Pokok Teori Sistem, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2010 Badan Kepegawaian Daerah Kota Palopo, Profil Kepegawaian Pemerintah Kota Palopo 2015, Bidang Pengolahan Data dan Informasi Kepegawian, 2015 Bacal, Robert, Performance Management, Gramedia Pustaka, Jakarta, 2001 Basuki Sulistyo, Metode Penelitian, Wedatama Widya Sastra, Jakarta, 2006 Hasan, Iqbal, Analisis Data Penelitian dengan Statistik, Bumi Aksara, Jakarta, 2006 Isa, Irwan, Reenginering Sistem Informasi, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2012 Kumorotomo, Wahyudi., Subando Agus Margono, Sistem Informasi Manajemen Dalam Organisasi-Organisasi Publik, Gadja Mada University Press, Yogyakarta 2004 McLeod, Raymond, Jr., George P. Schell, Management Infromation System (Sistem Informasi Manajemen), Salemba Empat, Jakarta 2008 Moekijat, Drs, Pengantar Sistem Informasi Manajemen, Mandar Maju, Bandung 2005 Muis, Saludin, Pemikiran Teori Organisasi & Manajemen antara Sun Tzu & Kini, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2007 Nelman, Hasniati, Modul Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen, Makassar 2013 Siagian, Sondang P, Sistem Informasi Manajemen, Bumi Aksara, Jakarta 2014 Indonesia-LAN RI, Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia, Haji Masagung, Jakarta, 1994 Sugiyono, “Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D” (Bandung: Alfabeta, 2011),
123
Zainal Mustafa EQ, “Mengurai Variabel Hingga Instrumentasi” (Yogyakarta: GrahaIlmu, 2009) Sunyoto, Drs. Danang., S.H., SE., M.M., Sistem Informasi Manajemen, CAPS (Centre of Academic Publishing Service), Yogyakarta, 2014 Tutabri, Tata, S.Kom,MM, Sistem Informasi Manajemen, Andi, Yogyakarta, 2005
Peraturan Perundang-undangan Keputusan Menteri Dalam Negeri N0.17 tahun 2000 UU No 43 tahun 1999 tentang Pokok-pokok Kepegawaian
Lainnya Azzahra, Mutia, Sistem Informasi Manajemen melalui E-Performance pada Kantor Wilayah Ditjen Sulselbarta di Kota Makassar, Skripsi Administrasi Publik Universitas Hasanuddin, Makassar, 2014 Ayu Astari, Rizky, “Pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian (SIMPEG) untuk Kebutuhan Diklat diKabupaten Sidenreng Rappang”, Skripsi Administrasi Publik Universitas Hasanuddin, Makassar, 2012 Maeyasari, Erna, “Pengaruh Efektivitas Penerapan Absensi Finger Print Terhadap Disiplin Pegawai Negeri Sipil di Sekretariat Daerah Kabupaten Lebak”, Skripsi Ilmu Administrasi Negara Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Serang 2012 Respitory.usu.ac.id, “Analisis Pengaruh Penerapan sistem Informasi Manajemen” www.spssindonesia.com
124
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
: Laurensius J pasanda
Tempat/ Tgl.Lahir
: Makassar, 27 Juli 1992
Agama
: Katolik
Alamat di Makassar
: Taman Sudiang Indah Blok G2 No.14
No. Telepon
: 0853 2536 8765
Orang Tua
:
Ayah
: Robertus Pasanda (Alm)
Ibu
: Peronika
Riwayat Pendidikan SD
: SDN 279 Tabah, Kec. Walenrang Timur, Kab. Luwu
(1998-2004) SMP
: SMP Frater Disamakan Palopo (2004-2007)
SMA
: SMA Katolik Cenderawasih, Makassar (2008-2011)
Universitas
: Universitas Hasanuddin, Jurusan Ilmu Administrasi
Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (2012-2016)
Riwayat Pengalaman Organisasi : Anggota Departemen Minat dan Bakat HUMANIS FISIP UNHAS (20132015) Anggota Divisi Kerohanian PMKO FISIP UNHAS (2013-2014) Anggota Divisi Kerohanian KMK UNHAS (2012-2013) Koordinator Divisi Kerohanian KMK UNHAS (2013-2014) Ketua KMK UNHAS (2014-2015) 125
Dokumentasi
Koridor Kantor BKD Kota Palopo
Ruangan Sekretaris BKD Kota Palopo
Ruangan Pengolahan Data dan Informasi Kepegawaian
Ruangan Sub Bagian Umum Kepegawaian
Semboyan Bagian Pengolahan Data dan Informasi Kepegawaian
Buku Karya Bagian Pengolahan Data dan Informasi Kepegawaian
Visi dan Misi BKD Kota Palopo
Struktur Organisasi BKD Kota Palopo
Nilai Angket/Kuesioner
No. Resp. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Nomor Butir Angket 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
3 3 3 2 3 2 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3
3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 2 3 2 2 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3
2 2 2 2 3 1 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 1 3 3
2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4
2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 2 3 2 2 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 2 3 4
2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4
2 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3
2 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3
2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 4
2 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 2 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3
2 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4
3 3 2 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3
2 2 1 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3
3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3
3 2 2 3 3 1 2 3 3 3 3 2 3 4 2 4 3 3 3 3 4 2 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4
3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4
3 3 3 3 2 3 2 4 3 3 3 2 4 3 3 4 4 3 3 3 3 2 3 4 3
3 3 3 3 4 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3
Skor Total 62 68 60 66 71 64 67 80 68 75 72 61 74 77 72 77 81 72 73 77 77 68 69 76 80
Hasil SPSS (Nilai Validitas) Correlations item item_ _1 Pearson
2
1
*
,449
item
item
_3
_4 *
,471
item item item item item _5
_6
_7
_8
,367 ,278 ,400 ,176 *
item
Correlation
_2
Sig. (2-tailed) N Pearson
item
Correlation
_3
Sig. (2-tailed) N Pearson
item
Correlation
_4
Sig. (2-tailed) N Pearson
item
Correlation
_5
Sig. (2-tailed) N
item _6
,024
Sig. (2-tailed)
Pearson
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
item
item
item
item
item
item
item
item
item
item
item
item
item
skor_
_10
_11
_12
_13
_14
_15
_16
_17
_18
_19
_20
_21
_22
_23
_24
total
,167
,350
*
,333 ,500
,204
,000
*
,154 ,445
,354
,379
,364
,251
,223 ,546
*
**
,204 ,633
*
*
item
N
- ,204
item
,417
Correlation _1
_9
item
,017
,071 ,179 ,047 ,399 ,038 ,328
,426
,086
,103
,011
,328
1,00
,463
,026
,083
,062
,074
,226
,285
,005
,328
,001
25
25
25
25
25
25
25
25
0 25 ,449
25 1
25 ,296
25
25
,277 ,005 ,446
*
*
,024 25 ,471
,150 25 ,296
25 1
-
,150
25
25 ,277
25
25
25
25
,337 ,373 ,415 ,324
25
25 ,337
25
25
,071
,181
,099
25
25
25
25
25
25
25 *
,373 ,440
,179
,981
,066
,028
25
25
25
25
,400
*
*
*
,415
,039
25
25
-,097
,105
,344
,254 -,177
,202
,217
,056
,284 -,073
,418
,090
,239 ,440
25
,249
,028
,644
,617
,092
,221
,397
,332
,298
,790
,169
,728
,038
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
*
*
,223
,354
,118
,144
,170
,239
,378 ,417
,295
,103
,213
,252
,039 -,144 ,582
,017
,284
,083
,575
,491
,416
,249
,062
,038
,153
,625
,306
,224
,855
,491
,002
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
*
*
,156
,045 ,673
,323
*
,037 ,587
,180
,026 ,630
,206
,104
,025
,002
,115
,862
,002
,390
,900
,001
,324
,622
,906
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
*
1 ,280 ,658 ,306 ,340 ,639
,417 ,280
25
25
1 ,373
-,140
,361
25
25
- ,163
,038 ,175
,067 ,800 ,435
,256 ,586
*
,222 -,102
,311 ,533
*
,175 ,000 ,137 ,096 25
*
*
,028 ,038 ,001 ,312 ,024 25
**
*
*
25
*
,669
*
,282
,529
**
*
*
,217
,002
,007
,456
,831
,000
25
25
25
25
25
25
25
*
-,024
,334 ,689
*
**
,075 -,097
,355 -,068 ,601
*
,001
,504
,076
,286
,627
,130
,006
,172
,103
,000
,908
,720
,646
,082
,747
,001
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
*
*
,374
,381
,107
*
,374 ,523
*
,077
,232 ,421
,396
,225
,163 ,499
,292 ,454
,714
,265
,050
,280
,436
,156
*
**
-,196 ,660
*
,053 ,026
25
*
*
*
,047
25
,005
1 ,440 ,417 ,613 ,211 ,449 ,587 **
25
,776
*
*
25
*
- ,433 ,471 ,265
25
25
- ,367 -,060 ,541
**
,446
25
*
,099 ,066 ,039 ,114 ,200 ,031
*
,005
25
,272 ,120
*
,017
,278
25
,181 ,981 ,026 ,188 ,569 ,071
*
,367
25
,066
,060
,612
,066
,007
,036
,011
,023
,347
,000
N Pearson item
Correlation
_7
Sig. (2-tailed) N Pearson
item _8
Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson
item _9
Sig. (2-tailed)
Pearson
_10
Sig. (2-tailed)
Pearson item
Correlation
_11
Sig. (2-tailed) N Pearson
item
Correlation
_12
Sig. (2-tailed) N
_13
-,272
25
25
25
,324 ,613 ,658 ,373 *
,399
,188
,114
25
25
25
-
25
*
-,120 -,265
25
25
25
,211 ,306
25 *
1 ,291 ,216 ,917
25 -,133
25 ,212
25
25
,388 -,043
25 ,217
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
25 ,345
25 ,151
25
25
,158 ,300 25
- ,291
25
25 *
,224 ,505
*
,001 ,000 ,067 25
25
**
,417
25
25
25
*
,320
,266 -,173 ,569
-,023 ,404
25
25
25 **
*
,000
,525
,310
,055
,838
,299
,091
,472
,281
,010
,913
,045
,118
,200
,409
,003
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
,292 -,140 -,125
,083 -,357
,060
,085 -,367 -,354
,057 -,327
,075 -,189
,014 -,153
-,035
,218
,157
,504
,552
,692
,080
,775
,688
,071
,083
,787
,110
,720
,365
,948
,465
,868
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
*
*
*
*
*
,273
,144
,232
,223
,000
,000
,167
,250 ,590
,187
,491
,264
,285
1,00
1,00
,425
,228
,002
0
0 25
25
25
25
1 ,255
,053
*
,038
,569
,200
25
25
25
25
*
*
,204
,367 ,433
,312 ,137 ,800 ,158 25
25
25
25
,449 ,340 ,163 ,216 ,255
1 ,408
,429
,408
,408
,250
,000 ,565
**
*
,328
,071
,031
,024 ,096 ,435 ,300 ,218
,043
,032
,043
,043
,228
1,00
,003
0 25 ,167
25
25
25
*
*
-,060 ,471
,426
,776
,017
25
25
25
25
25
,587 ,639 ,374 ,917 ,292 ,408 *
Correlation
N
item
,176
25
Correlation
N
item
25
**
**
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
*
-,073
,352
,267
,245 -,204 ,614
**
1 -,070
,333
,333
,000
,181
,369
,178
,236 ,455
,739
,103
,103
1,00
,388
,069
,394
,257
,022
,730
,085
,197
,237
,328
,001
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
*
,253
,299
,046
,129
,446
*
,002 ,001 ,066 ,000 ,157 ,043
0 25
25
,350
**
,541
25 ,223
25 ,323
25
25
- ,381 ,140
,086
,005
,284
25
25
25
,333
,090
,354
25 -
25
,133 ,140
25
25
25
,037 ,361 ,107 ,212
25
,669
,083
25
25
25
,500
,239
- ,408
25
25
25
25
,118 ,587 ,222 ,374 ,388 ,083 ,408 *
,249
25
,575
1
25
25
25
*
*
,105 ,455
,514
-,114
*
,284 ,402
,173 -,207 ,428
,739 25 ,333
25 ,105
,617
,022
,009
,588
,168
,046
,407
,321
,033
,222
,146
,828
,540
,026
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
*
*
*
1
,167
,204
,181
,215 ,401
,471
,644
*
,291 -,151
,045
,245 ,408
**
,531
*
,103
,617
25
25 *
,333 ,455
25 ,167
,426
,328
,388
,301
,047
,017
,001
,158
,472
,833
,237
,043
,006
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
*
*
1
,204 -,120
,369
,178
,118
,076 ,655
*
,002 ,286 ,066 ,055 ,692 ,043
*
*
*
*
*
,011
25
,862 ,076 ,612 ,310 ,552 ,043 25
25
*
,115 ,504 ,060 ,525 ,504 ,032 25
25
- ,429 -,070
,125 ,103
25
*
,352
,267 ,518
*
,103
,022
,426
,328
,567
,069
,394
,575
,719
,000
,408
**
,641
*
,085
,197
,008
,043
,001
N Pearson item _14
Sig. (2-tailed)
Pearson
_15
25
,204
*
,440
25 ,144
25 ,180
Correlation
N
item
25
25
- ,523 ,102
,328
,028
,491
25 **
25 -
25
25
- ,250
25
25 *
,000 ,514
25 ,204
25 ,204
25 1
25 ,147
25 ,302
25
,390 ,627 ,007 ,838 ,080 ,228
1,00
,009
N Pearson item
Correlation
_16
Sig. (2-tailed) N Pearson
item
Correlation
_17
Sig. (2-tailed) N Pearson
item
Correlation
_18
Sig. (2-tailed) N Pearson
item
Correlation
_19
Sig. (2-tailed) N Pearson
item
Correlation
_20
Sig. (2-tailed) N
25
25
25
25
25
25
-,093
,312
,185
,218
,200
,000
,445
,659
,129
,377
,295
,337
1,00
,026
,328
,328
,482
,143
,110
,003
0 25 ,000
25 -,097
25 ,170
25
25
25
25
25
25
,026 ,311 ,077 ,217 ,060 ,000
25
*
*
0 25
,181 -,114
25
25
,181 -,120
25 ,147
25 1
25 ,156
25
25
25
25
25
*
,260
,144
,129 ,511
25
25
25
25
,345
,273 -,020 -,147
,274
*
Correlation Sig. (2-tailed)
25
*
,327 ,577
*
,043 ,357
25
1,00
,644
,416
,900 ,130 ,714 ,299 ,775 1,00
,388
,588
,388
,567
,482
25
25
25
25
25
25
,239 ,630 ,533 ,232 ,345 ,085 ,565
,369
,284
,215
,369
,069
,168
,301
25
25
25
*
*
0 25 ,154
25 ,105
25
25
,617
,249
25
25
25
,344
25
25
25
,378
**
25
25
25
25
,206 ,282 ,421 ,151 *
,026
,092
,062
25
25
25
,209
,491
,091
,186
,926
,482
,185
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
,302
,156
1
,387
,283
,147
,329
,195
,230
,161
,264 ,614
,069
,143
,458
,056
,171
,483
,108
,351
,268
,442
,203
,001
*
,254 ,417
,083
,221
,038
25
25
25
-,177
,295
,397
,153
25
25
25
,202
,103
25
25
25
25
,104 ,334 ,396 ,224
,332
,625
25
25
25
- ,273
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
*
,375
,272
,161
,190
,394 -,055 ,605
,000
,065
,188
,442
,362
,052
,796
,001
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
,178 ,402
25
25
- ,144
- ,163
25
25
25
25
,110
,540
,056
25
25
25
25
25
25
25
*
*
,236
*
,173 ,471
1 ,661
,118 ,577
25 -
25
,511
*
*
25 *
,283 ,661
**
,407
,017
,575
,003
,009
,171
,000
25
25
25
25
25
25
25
25
*
-,207 ,644
1
*
**
,348
,309
,284
,283 ,405
-,144 ,627
,088
,133
,168
,170
,045
,491
,001
25
25
25
25
25
25
25
*
,093
,478
*
,257
25
,076 -,093
,260
,147
,375
,348
25
25
,022
,321
,001
,719
,659
,209
,483
,065
,088
25
25
25
25
25
25
25
25
25
*
- ,223 -,073 ,428
*
,291 ,655
1
,033 -,103 -,122 ,447
*
25
,312
,144
,329
,272
,309
25 ,033
,875
,625
,563
,025
,659
,016
25
25
25
25
25
25
1
*
,318 ,457
*
,256 ,579
*
,023 ,327
25
,387
*
,217 ,908 ,436 ,913 ,110 ,285 25
,129
,394
,354
,906 ,000 ,280 ,010 ,787 ,264
,256
,327
,047
**
25
,178
,046
,025 ,689 ,225 ,505 ,057 ,232 ,455
25
,401
25
,394
*
25
**
*
,622 ,103 ,050 ,281 ,083 ,491
,024 ,074
25
,324 ,172 ,036 ,472 ,071 ,187
**
,062
25
,367
*
,364
,009
**
,001 ,006 ,265 ,091 ,688 ,003
*
,379
25
*
,463
,354
,540
0
*
,445
,458
25
*
,490
*
,730
,033
,158
,000
,129
,491
,108
,188
,133
,875
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
,121
,022
,217
,002
,013
25
25
25
25
25
Pearson item _21
Sig. (2-tailed)
Pearson
_22
Sig. (2-tailed)
Pearson item
Correlation
_23
Sig. (2-tailed) N Pearson
_24
Sig. (2-tailed)
Pearson _ total
*
,226
,298
,306
Correlation Sig. (2-tailed) N
*
,352
,253 -,151
,352
,185
,345
,195
,161
,284 -,103
,318
*
1 ,846
*
*
,181 -,185
,489
,000
,387
,377
,013
25
25
25
25
1 -,029
,055
,424
,890
,796
,034
25
25
25
25
1
*
,002 ,720 ,011 ,045 ,720 1,00
,085
,222
,472
,085
,377
,091
,351
,442
,168
,625
,121
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
*
*
0 25 ,223
25 ,056
25
25 *
,252 ,529
*
,285
,790
,224
25
25
25
- ,292 ,320 ,097
25
25
- ,000
,267
,299
,045
,267
,218
,273
,230
,190
,283 -,122 ,457
,846
*
*
,189
,007 ,646 ,156 ,118 ,365 1,00
,197
,146
,833
,197
,295
,186
,268
,362
,170
,563
,022
,000
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
*
*
0 25 ,546
25 ,284
25 ,039
25
25
**
25
25
25
,245
,046
*
,245 ,518
*
,005
,169
,855
25
25
25
,204
25
,156 ,355 ,454 ,266 ,014 ,167
-,073 -,144
25 ,045
25 -
25 -
,200 -,020
,161
,394 ,405
,447
,256
,181 -,029
25 -
25
25
,237
,828
,237
,008
,337
,926
,442
,052
,045
,025
,217
,387
,890
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
*
*
*
-,185
- ,250 -,204
,129 ,408
,408
,000 -,147
,264 -,055 -,144
,093 ,579
,728
,491
,524
,004
25
25
25
,055
,134
1
,145
*
,068 ,196 ,173 ,153 ,328
**
,134 ,558
*
,456 ,082 ,023 ,200 ,948 ,425
Correlation
N skor
*
,213 ,586 ,075 ,499 ,404 ,075 ,000
Correlation
N
item
,217
Correlation
N
item
,251
,831 ,747 ,347 ,409 ,465 ,228
,328
,540
,043
,043
1,00
,482
,203
,796
,491
,659
,002
,377
,796
,524
,489
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
*
*
*
*
*
*
*
*
,145
1
0 25
25
25
25
,633
*
*
*
,418
**
,582
*
,001
,038
,002
25
25
25
25
25
25
,673 ,601 ,660 ,569 *
25
25
25
25
*
*
*
*
*
- ,590 ,614
,000 ,001 ,000 ,003 ,868 ,002
,001 25
25
**
25 *
25
**
25 **
25
**
25
25
,035
25
25
,446
,531
,641
,445
*
*
,026
,006
,001
,026
25
25
25
25
,274 ,614
,605
,627
,478
,490
,489
,424
,558
*
*
*
*
,185
,001
,001
,001
,016
,013
,013
,034
,004
,489
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
Reliability (Variabel Penerapan SIMPEG) Case Processing Summary N Valid Cases
Excludeda Total
% 25
100,0
0
,0
25
100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
,824
10 Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted item_1 item_2 item_3 item_4 item_5 item_6 item_7 item_9 item_10 item_11
26,00 26,32 26,40 26,04 26,12 26,16 25,84 26,00 25,80 26,32
Scale Variance if Item Deleted 9,333 9,643 8,250 9,123 9,027 8,640 9,473 9,667 9,083 9,977
Corrected Item-Total Correlation ,518 ,351 ,595 ,669 ,494 ,582 ,505 ,525 ,608 ,320
Cronbach's Alpha if Item Deleted ,808 ,825 ,800 ,795 ,811 ,800 ,809 ,809 ,799 ,825
Reliability (Variabel Kinerja Pegawai Negeri) Case Processing Summary N Valid Cases
Excluded
a
Total
% 25
100,0
0
,0
25
100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
,802
11 Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted item_12 item_13 item_14 item_16 item_17 item_18 item_19 item_20 item_21 item_22 item_23
30,08 30,08 30,48 30,56 30,44 30,48 30,16 30,00 30,16 30,12 30,24
Scale Variance if Item Deleted 8,160 8,077 8,510 8,090 8,257 6,843 8,640 8,083 8,890 8,777 7,690
Corrected Item-Total Correlation ,455 ,487 ,434 ,431 ,611 ,640 ,339 ,544 ,359 ,358 ,486
Cronbach's Alpha if Item Deleted ,787 ,784 ,790 ,791 ,776 ,766 ,798 ,779 ,797 ,796 ,786
Frequencies Statistics item item item item item item item item item item item item item item item item item item item item item item item item _1 N
Valid
_2
_3
_4
_5
_6 _7
_8
_9
_10
_11
_12
_13
_14
_15
_16
_17
_18
_19
_20
_21
_22
_23
_24
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Missing
Mean
3,00 2,68 2,60 2,96 2,88 2,84 3,16 2,92 3,00 3,20 2,68 3,20 3,20 2,80 3,08 2,72 2,84 2,80 3,12 3,28 3,12 3,16 3,04 3,20
Median
3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00
Mode
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
Minimum
2
2
1
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
1
2
1
2
3
3
3
2
3
Maximum
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
3
4
3
3
4
4
4
4
4
4
4
Frequency Table item_1 Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
b
3
12,0
12,0
12,0
c
19
76,0
76,0
88,0
d
3
12,0
12,0
100,0
25
100,0
100,0
Total
item_2 Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
b
9
36,0
36,0
36,0
c
15
60,0
60,0
96,0
d
1
4,0
4,0
100,0
25
100,0
100,0
Total
item_3 Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
a
2
8,0
8,0
8,0
b
7
28,0
28,0
36,0
c
15
60,0
60,0
96,0
d
1
4,0
4,0
100,0
25
100,0
100,0
Total
item_4 Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
b
3
12,0
12,0
12,0
c
20
80,0
80,0
92,0
d
2
8,0
8,0
100,0
25
100,0
100,0
Total
item_5 Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
b
6
24,0
24,0
24,0
c
16
64,0
64,0
88,0
d
3
12,0
12,0
100,0
25
100,0
100,0
Total
item_6 Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
b
7
28,0
28,0
28,0
c
15
60,0
60,0
88,0
d
3
12,0
12,0
100,0
25
100,0
100,0
Total
item_7 Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
b
1
4,0
4,0
4,0
c
19
76,0
76,0
80,0
d
5
20,0
20,0
100,0
25
100,0
100,0
Total
item_8 Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
b
3
12,0
12,0
12,0
c
21
84,0
84,0
96,0
d
1
4,0
4,0
100,0
25
100,0
100,0
Total
item_9 Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
b
2
8,0
8,0
8,0
c
21
84,0
84,0
92,0
d
2
8,0
8,0
100,0
25
100,0
100,0
Total
item_10 Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
b
1
4,0
4,0
4,0
c
18
72,0
72,0
76,0
d
6
24,0
24,0
100,0
25
100,0
100,0
Total
item_11 Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
b
8
32,0
32,0
32,0
c
17
68,0
68,0
100,0
Total
25
100,0
100,0
item_12 Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
b
1
4,0
4,0
4,0
c
18
72,0
72,0
76,0
d
6
24,0
24,0
100,0
25
100,0
100,0
Total
item_13 Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
b
1
4,0
4,0
4,0
c
18
72,0
72,0
76,0
d
6
24,0
24,0
100,0
25
100,0
100,0
Total
item_14 Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
b
5
20,0
20,0
20,0
c
20
80,0
80,0
100,0
Total
25
100,0
100,0
item_15 Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
c
23
92,0
92,0
92,0
d
2
8,0
8,0
100,0
25
100,0
100,0
Total
item_16 Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
a
1
4,0
4,0
4,0
b
5
20,0
20,0
24,0
c
19
76,0
76,0
100,0
Total
25
100,0
100,0
item_17 Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
b
4
16,0
16,0
16,0
c
21
84,0
84,0
100,0
Total
25
100,0
100,0
item_18 Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
a
1
4,0
4,0
4,0
b
6
24,0
24,0
28,0
c
15
60,0
60,0
88,0
d
3
12,0
12,0
100,0
25
100,0
100,0
Total
item_19 Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
b
1
4,0
4,0
4,0
c
20
80,0
80,0
84,0
d
4
16,0
16,0
100,0
25
100,0
100,0
Total
item_20 Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
c
18
72,0
72,0
72,0
d
7
28,0
28,0
100,0
25
100,0
100,0
Total
item_21 Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
c
22
88,0
88,0
88,0
d
3
12,0
12,0
100,0
25
100,0
100,0
Total
item_22 Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
c
21
84,0
84,0
84,0
d
4
16,0
16,0
100,0
25
100,0
100,0
Total
item_23 Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
b
4
16,0
16,0
16,0
c
16
64,0
64,0
80,0
d
5
20,0
20,0
100,0
25
100,0
100,0
Total
item_24 Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
c
20
80,0
80,0
80,0
d
5
20,0
20,0
100,0
25
100,0
100,0
Total
Correlations Correlations Penerapan_SI MPEG Pearson Correlation Penerapan_SIMPEG
1
Sig. (2-tailed) 25 ,630**
Kinerja_Pegawai_Negeri Sig. (2-tailed)
25
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Regression Variables Entered/Removeda
1
Variables Removed
Penerapan_SI MPEGb
Method . Enter
a. Dependent Variable: Kinerja_Pegawai_Negeri b. All requested variables entered. Model Summary Model
R
1
,630a
R Square ,397
25 1
,001
N
Variables Entered
,630** ,001
N Pearson Correlation
Model
Kinerja_Pega wai_Negeri
Adjusted R Square ,371
a. Predictors: (Constant), Penerapan_SIMPEG
Std. Error of the Estimate 2,641
25
ANOVAa Model
1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
105,685
1
105,685
Residual
160,475
23
6,977
Total
266,160
24
F 15,147
Sig. ,001b
a. Dependent Variable: Kinerja_Pegawai_Negeri b. Predictors: (Constant), Penerapan_SIMPEG Coefficientsa Model
Unstandardized Coefficients B
1
(Constant) Penerapan_SIMPEG
Std. Error
19,730
5,122
,621
,160
a. Dependent Variable: Kinerja_Pegawai_Negeri
Standardized Coefficients
t
Sig.
Beta ,630
3,852
,001
3,892
,001