HUBUNGAN ANTARA DISIPLIN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 CEMPAKA KECAMATAN SUNGKAI JAYA KABUPATEN LAMPUNG UTARA TAHUN AJARAN 2015/2016 (Skripsi)
Oleh DWI YULIA SARI AY
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2016
ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA DISIPLIN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 CEMPAKA KECAMATAN SUNGKAI JAYA KABUPATEN LAMPUNG UTARA TAHUN AJARAN 2015/2016
Oleh Dwi Yulia Sari AY
Masalah dalam penelitian ini adalah rendahnya prestasi belajar IPS dan kurangnya sikap disiplin siswa. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui hubungan yang positif antara disiplin belajar dengan prestasi belajar IPS. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian korelasional. Populasi pada penelitian ini seluruh siswa kelas IV SD Negeri 1 Cempaka Tahun Ajaran 2015/2016 dengan jumlah 53 siswa yang sekaligus menjadi sampel. Teknik pengumpulan data adalah observasi, kusioner dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan rumus korelasi product moment. Hasil penelitian menyatakan bahwa (1) ada hubungan yang positif antara disiplin belajar dengan prestasi belajar IPS, koefisien korelasi 0,781. (2) terdapat hubungan yang erat antara disiplin belajar dengan prestasi belajar IPS dengan koefisiensi korelasi sebesar 0,781 lebih besar daripada rtabel yaitu 0,271.
Kata Kunci: Disiplin Belajar, Prestasi Belajar IPS.
ii
HUBUNGAN ANTARA DISIPLIN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 CEMPAKA KECAMATAN SUNGKAI JAYA KABUPATEN LAMPUNG UTARA TAHUN AJARAN 2015/2016
OLEH DWI YULIA SARI AY
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Pada Program Studi S1 PGSD Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2016
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Dwi Yulia Sari AY lahir di Kotabumi, pada tanggal 2 Juli 1994, sebagai anak kedua dari empat bersaudara. Putri pasangan Bapak Aripin, S.Pd dan Ibu Yulida. Penulis mengawali pendidikan formal di SDN 1 Cempaka pada tahun 2000 hingga tahun 2006, kemudian penulis melanjutkan pendidikan di SMPN 1 Sungkai Jaya pada tahun 2006 hingga tahun 2009. Pada tahun 2009 penulis menjalani pendidikan di SMAN 2 Kotabumi hingga lulus pada tahun 2012. Selanjutnya pada tahun 2012, penulis diterima sebagai mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) FKIP Universitas Lampung melalui jalur SNMPTN.
Pada tahun 2015, penulis melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di desa Puralaksana Kecamatan Way Tenong Kabupaten Lampung Barat, dan melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SD Negeri 1 Puralaksana.
vii
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
Alhamdulillahirobbilalamin… Kuhaturkan kepada Allah SWT yang telah mencurahkan ridho dan karuniaNya, serta suri tauladanku Nabi Muhammad SAW yang menjadi pedoman hidup dalam berikhtiar Sebuah kata demi kata terangkai dengan tulis dalam sejarah kehidupan yang penuh perjuangan dan ketulusan hati demi mewujudkan mimpi-mimpi indah masa depan yang akan ku raih sampai titik penghabisan hidupku Untuk segala Cinta, Kasih dan Penantian, Setulus hati kupersembahkan untuk orang-orang yang berarti dan ku sayang dalam perjalanan hidupku Teruntuk Bapak, Ibu, Batin, Paduka, Ega, Rika, Ale yang tidak akan pernah tergantikan dihatiku dan tak pernah lelah untuk memberi dukungan dalam perjuangan kecilku ini serta mengingatkanku bahwa kehidupan tidak semudah yang dibayangkan Seseorang yang telah memberikan arti kehidupan dan perjuangan yang sesungguhnya serta doa yang merupakan sumber kekuatan dari segalanya Seluruh guru dan dosen yang pernah mengajariku dari SD hingga Perguruan Tinggi serta seluruh sahabat terbaik yang telah memberikan banyak ilmu, pelajaran dan pengalaman hidup sebagai bekalku dikemudian hari Almamater tercinta tempatku berjuang dan menaruh semua harapan gemilang demi mencapai masa depan ku kelak
viii
MOTO
”Sesuatu mungkin mendatangi mereka yang mau menunggu, namun hanya didapatkan oleh mereka yang bersemangat mengejarnya “ (Abraham Lincoln)
“Barang siapa yang menempuh jalan untuk mendapatkan ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga” (Bukhari Muslim)
“Ingin mutira selamilah lautan Ingin bahagia tempuhlah penderitaan Ingin kejayaan relailah pengorbanan” (Nidia Anisa Bastari)
“Hidup harus diusahakan, tidak selalu keberuntungan akan datang” (Penulis)
ix
SANWACANA
Assalamualaikum.Wr. Wb Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi yang penulis susun ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Lampung, dengan Judul “Hubungan antara Disiplin Belajar dengan Prestasi Belajar IPS Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Cempaka Kecamatan Sungkai Jaya Kabupaten Lampung Utara Tahun Ajaran 2015/2016”. Dalam kesempatan ini penulisi mengucapkan terimakasih kepada: 1. Bapak Dr. Muhammad Fuad, M.Hum. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung, beserta seluruh staf dan jajarannya yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 2. Ibu Dr. Riswanti Rini, M.Si. selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah memberikan bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 3. Bapak Drs. Maman Surahman, M.Pd selaku ketua program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang telah membimbing kami selama ini. 4. Bapak Dr. H. Darsono, M.Pd selaku Pembimbing Pertama sekaligus Pembimbing Akademik atas kesediaanya untuk memberikan bimbingan,
x
waktu, motivasi, saran dan kritik kepada penulis dalam proses penyelesaian skripsi ini sehingga menjadi lebih baik. 5. Bapak Drs. Riyanto M. Taruna, M.Pd selaku dosen Pembimbing Kedua atas kesediaanya untuk memberikan bimbingan, waktu, motivasi, saran dan kritik kepada penulis dalam proses penyelesaian skripsi ini sehingga menjadi lebih baik. 6. Bapak Dr. Sulton Djasmi, M.Pd selaku Pembahas atas kesediaanya untuk memberikan bimbingan, waktu, saran dan kritik kepada penulis dalam proses penyelesaian skripsi ini. 7. Seluruh Dosen Pendidikan Guru Sekolah Dasar dan seluruh staf yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan saat penulis menyelesaikan perkuliahan. 8. Ibu Sugiarti, S.Pd selaku Kepala SD Negeri 1 Cempaka yang telah memberikan izin dan bantuan selama penelitian. 9. Kedua orangtua yang luar biasa Bapak Aripin, S.Pd dan Ibu Yulida tercinta, yang telah ikhlas menyayangiku dari kandungan hingga saat ini, selalu mendukung dan mendoakan setiap langkahku, semuanya tak akan pernah bisa aku balas dengan apapun. 10. Batin Iin Pidania AY, S.Pt, Paduka Andri Irawan, Kedua adikku Ega Rahma Putri AY dan Nurma Yurika AY, serta keponakan cantik Alesha Yutiara Putri. Semoga kita semua bisa membahagiakan dan membanggakan bapak dan ibu. Amin yarobbalallamin. 11. Yoga Harlis Sidiawan, S.Pd lelaki teristimewa kedua setelah bapak Aripin, sekaligus motivator dan fasilitator dalam berbagai hal, yang selalu memberikan dukungan dalam penulisan skripsi ini. Semoga kita bisa sukses sama-sama dan segala mimpi kita yang setinggi langit itu bisa tercapai. xi
12. Sahabat terbaikku di PGSD Tia Nur Meilinda yang lemah lembut, Febry Helvita Sari yang selalu ceria, Giatri Ramadhania yang super percaya diri, terimakasih untuk segala motivasi, bantuan, dan kebersamaan yang telah terjalin selama ini, semoga persahabatan kita tetap terjalin dan kita semua bisa sukses. 13. Teman seperjuangan di PGSD Kampus 2012 yaitu: Ayu, Aini, Mukti, Ega, Diyan, Anggi, Posma, Yuli, Dije, Diana, Muldi, Asrul, Rizki, Yuda, Rendi, Santri, Desti, Nur, Citra, Vivi, Aulia, Desil, Maya, Meva, Selvi, Umi, Dea, Lucia, Risqhe. Semoga kekeluargaan kita tetap terjalin. 14. Mbak Vivin, bang Rian, dan terutama bang Putra yang sudah membantu berbagai urusan surat menyurat di prodi dan dekanat. 15. Adik tingkat PGSD 2013, Nasta, Made, Rizki, Dita, Irfan, terimakasih sudah menuhin kursi audience waktu seminar hasil. Semoga lancar KKN dan PPL, dan secepatnya bisa ikut nyusun skripsi. 16. Teman-teman KKN dan PPL Puralaksana, Pras, Helvi, Ratih, Beni, Niko, Mia, Dea, Arini, dan Ola. Semoga kita semua menjadi orang sukses, dan kekeluargaan kita tetap terjalin. 17. Semua Pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini. Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua, amin. Bandar Lampung, Penulis
Dwi Yulia Sari AY xii
Maret 2016
DAFTAR ISI
Halaman DAFTAR TABEL ...................................................................................... DAFTAR GAMBAR ..................................................................................
xv xvi
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah................................................................... B. Identifikasi Masalah ....................................................................... C. Pembatasan Masalah ........................................................................ D. Rumusan Masalah ............................................................................ E. Tujuan Penelitian .............................................................................. F. Manfaat Penelitian ............................................................................ G. RuangLingkup Penelitian ................................................................
1 8 8 8 9 9 10
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Disiplin Belajar............ .................................................................... 1. Pengertian Disiplin............ ........................................................... 2. Pengertian Belajar............ ............................................................ 3. Pengertian Disiplin Belajar............ .............................................. B. Prestasi Belajar ................................................................................. 1. Pengertian Prestasi Belajar............ .............................................. 2. Macam-Macam Tes Prestasi Belajar............................................ 3. Langkah-langkah Menilai Prestasi Belajar............ ...................... 4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar............ ....... C. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) ......................................................... 1. Pengertian IPS ............ ................................................................. 2. Tujuan Pendidikan IPS............ .................................................... D. Penelitian yang Relevan ................................................................... E. Kerangka Pikir ................................................................................. F. Hipotesis Penelitian ..........................................................................
11 11 14 20 25 25 26 29 30 31 31 33 34 35 37
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ............................................................................ B. Populasi dan Sampel Penelitian ...................................................... 1. Populasi Penelitian............ ........................................................... 2. Sampel Penelitian......................................................................... C. Variabel Penelitian ..........................................................................
38 39 39 40 41
xiii
D. Definisi Konseptual dan Operasional Variabel ............................... 1. Variabel Disiplin Belajar............ ................................................. 2. Variabel Prestasi Belajar IPS............ ........................................... E. Metode Pengumpulan Data .............................................................. 1. Metode Observasi............ ............................................................ 2. Metode Dokumentasi............ ....................................................... 3. Metode Angket/Kuisioner............ ................................................ F. Uji Persyaratan Instrumen ................................................................ 1. Uji Validitas Angket............ ........................................................ 2. Uji Reliabilitas Angket............ .................................................... G. Teknik Analisis Data........................................................................ H. Pengujian Hipotesis .........................................................................
42 42 44 45 45 45 46 47 47 48 49 50
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ................................................ 1. Visi Misi Sekolah ........................................................................ 2. Situasi dan Kondisi Sekolah ........................................................ B. Hasil Uji Persyaratan Instrumen ...................................................... 1. Hasil Uji Validitas Angket Disiplin Belajar ................................ 2. Hasil Uji Reliabilitas Angket Disiplin Belajar ............................ C. Deskripsi Data Penelitian ................................................................. 1. Data Disiplin Belajar Siswa ........................................................ 2. Data Prestasi Belajar IPS ............................................................. D. Hasil Analisis Data .......................................................................... 1. Angket Disiplin Belajar ............................................................... 2. Pengumpulan Data Prestasi Belajar IPS ...................................... 3. Hubungan Disiplin Belajar dengan Prestasi Belajar IPS ............. E. Pembahasan Hasil Penelitian ...........................................................
51 51 51 53 54 56 56 57 60 63 63 64 64 66
V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan .......................................................................................... B. Saran ................................................................................................
68 69
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................
71
LAMPIRAN ................................................................................................
74
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
1.1
Perilaku belajar siswa kelas IV SD Negeri 1 Cempaka ...................
5
1.1
Nilai UTS mata pelajaran IPS siswa kelas IV SD Negeri 1 Cempaka Kecamatan Sungkai Jaya Lampung Utara Tahun Ajaran 2015/2016 ............................................................................
6
3.1
Jumlah Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Cempaka……………………
40
3.2
Definisi Konseptual dan Operasional Disiplin Belajar ....................
43
3.3
Definisi Konseptual dan Operasional Prestasi Belajar IPS .............
44
3.4
Interpretasi reliabilitas instrumen ....................................................
49
4.1
Data Fasilitas SD Negeri 1 Cempaka Kecamatan Sungkai Jaya Kabupaten Lampung Utara ..............................................................
52
4.2
Jumlah Siswa SD Negeri 1 Cempaka Tahun Ajaran 2016 ..............
53
4.3
Alternatif Jawaban Instrumen Angket .............................................
54
4.4
Hasil Pengujian Validitas Angket Disiplin Belajar .........................
55
4.5
Hasil Uji Reliabilitas Angket Disiplin Belajar ................................
56
4.6
Distribusi Frekuensi Disiplin Belajar Siswa Kelas IV ....................
58
4.7
Kriteria Pengelompokan Siswa........................................................
59
4.8
Distribusi Frekuensi Kualitatif Disiplin Belajar ..............................
59
4.9
Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar IPS Siswa kelas IV ...............
61
4.10 Distribusi Frekuensi Kualitatif Prestasi Belajar IPS ........................
62
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
2.1 Arah kerangka pikir hubungan disiplin belajar dengan prestasi belajar IPS…………………… ...........................................................
37
4.1 Histogram Disiplin Belajar .................................................................
60
4.2 Histogram Prestasi Belajar ..................................................................
63
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
1.
Kisi-kisi Instrumen Penelitian Disiplin Belajar Siswa………………
74
2.
Angket Penelitian Disiplin Belajar Siswa SD Negeri 1 Cempaka Kecamatan Sungkai Jaya Kabupaten Lampung Utara Tahap I..........
75
Tabel Untuk Jawaban Item Untuk Uji Coba Angket Penelitian Tahap I ...............................................................................................
77
4.
Hasil Perhitungan Uji Validitas Angket Tahap I ...............................
78
5.
Tabel Hasil Pengujian Validitas Angket (X) Tahap I ........................
79
6.
Angket Penelitian Disiplin Belajar Siswa SD Negeri 1 Cempaka Kecamatan Sungkai Jaya Kabupaten Lampung Utara Tahap II ........
80
Tabel Untuk Jawaban Item Untuk Uji Coba Angket Penelitian Tahap II ..............................................................................................
82
8.
Hasil Perhitungan Uji Validitas Angket Tahap II ..............................
83
9.
Tabel Hasil Pengujian Validitas Angket (X)Tahap II........................
84
10. Hasil Perhitungan Uji Reliabilitas Angket .........................................
85
11. Lembar Validasi Format Angket Disiplin Belajar Siswa...................
86
12. Jawaban Item Untuk Angket Disiplin Belajar Siswa .........................
87
13. Daftar Nilai IPS UAS Semester Ganjil Kelas IV A SDN 1 Cempaka Tahun Ajaran 2015/2016 ...................................................................
88
14. Daftar Nilai IPS UAS Semester Ganjil Kelas IV B SDN 1 Cempaka Tahun Ajaran 2015/2016 ...................................................................
91
15. Akumulasi Nilai UAS IPS Siswa Kelas IV A dan IV B SD Negeri 1 Cempaka Tahun Ajaran 2015/2016 ...................................................
92
3.
7.
xvii
16. Korelasi Variabel X dengan Variabel Y ............................................
94
17. Tabel Harga kritik r Product Moment ................................................
96
18. Foto-foto Penelitian (Dokumentasi)...................................................
97
19. Pengajuan Judul .................................................................................
99
20. Surat Keterangan Mengambil Judul...................................................
100
21. Surat Izin Penelitian Pendahuluan .....................................................
101
22. Surat Balasan Izin Penelitian .............................................................
102
23. Surat Keterangan Penelitian ...............................................................
103
xviii
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu hal yang terpenting dalam kehidupan manusia, karena melalui pendidikan akan dapat menciptakan manusia yang cerdas, terampil, kreatif, berbudi pekerti luhur dan memiliki ide cemerlang sebagai bekal untuk memperoleh masa depan yang lebih baik. Dalam arti sederhana pendidikan sering diartikan sebagai usaha sadar manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan sekitarnya. Pada dasarnya pendidikan mengacu pada perkembangan kognitif, afektif, dan psikomotor yang berarti menghendaki adanya keseimbangan antara pengembangan intelektual, kepribadian maupun keterampilan siswa. Hal inilah yang menyebabkan pendidikan juga dipandang sebagai salah satu aspek yang memiliki peranan pokok dalam mempersiapkan sekaligus membentuk karakter bangsa.
Berdasarkan hal tersebut pendidikan idealnya berorientasi ke masa depan, artinya program pendidikan yang dijalankan tidak hanya sesuai dengan yang diharapkan masyarakat pada satu waktu tapi juga harus bersifat jangka panjang, baik diterapkan pada waktu sekarang, dan berdampak positif bagi perkembangan karakter generasi bangsa di waktu yang akan datang. Ihsan (2008: 4) menyatakan bahwa, pendidikan sebagai salah satu sektor yang
2
paling penting dalam pembangunan nasional, dijadikan andalan utama untuk berfungsi semaksimal mungkin dalam upaya meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia, dimana iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa menjadi sumber motivasi kehidupan segala bidang.
Sedangkan Hasan (2007: 263) menyatakan, pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau sekelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Dalam hal ini berarti pendidikan adalah suatu proses penting yang berfungsi meningkatkan kualitas hidup manusia dan tidak dijalankan secara instan. Proses
pendidikan
melalui
tahapan-tahapan
yang berkesinambungan
sehingga akhirnya salah satu tujuan nasional NKRI yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dapat tercapai.
Pada hakikatnya pendidikan berfungsi untuk mengembangkan potensi yang dimiliki individu, membentuk kepribadian individu yang cakap, kreatif, mandiri, berkarakter, serta bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini selaras dengan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 3 yang menyebutkan bahwa: Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Berdasarkan fungsi pendidikan nasional yang tercantum dalam UndangUndang No. 20 Tahun 2003 Pasal 3 terlihat dengan jelas bahwa pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam mengembangkan kemampuan
3
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat. Untuk mewujudkan hal tersebut maka menjadi tugas dan tanggung jawab seluruh masyarakat
tanpa
terkecuali.
Tanggung
jawab
tersebut
realisasinya
diwujudkan dalam bentuk pendidikan formal, nonformal dan informal. Pendidikan formal di Indonesia meliputi pendidikan tingkat SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi.
Terkait pelaksanaan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar Suharjo (2006: 1) mengungkapkan bahwa pada pendidikan di Sekolah Dasar (SD) dimaksudkan sebagai upaya pembekalan kemampuan dasar siswa berupa pengetahuan, keterampilan dan sikap yang bermanfaat bagi dirinya sesuai tingkat perkembangannya, serta mempersiapkan mereka untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Soemanto (2006: 1) meyatakan bahwa tujuan pendidikan dasar adalah mempersiapkan generasi muda untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi.
Berdasarkan hal tersebut, pendidikan di SD menjadi sangat penting. Hal ini disebabkan, jika ada kesalahan konsep pengetahuan, keterampilan maupun sikap yang diterima siswa di SD maka kesalahan tersebut akan terus dibawa siswa ke jenjang pendidikan selanjutnya, bahkan selama hidupnya. Apabila kesalahan tersebut hanya dalam konsep pengetahuan tentu tidak akan begitu sulit untuk diperbaiki, karena dapat begitu sulit untuk diperbaiki dengan berbagai aktivitas belajar, misalnya seperti membaca. Hal ini berbeda apabila kesalahan tersebut terjadi dalam konsep sikap atau keterampilan. Untuk memperbaiki kesalahan konsep sikap dan keterampilan yang sudah bertahan dalam jangka waktu yang lama tentu saja membutuhkan waktu yang tidak
4
sebentar dan usaha yang juga tidak sedikit. Oleh karena itu, sebisa mungkin mutu pendidikan di sekolah dasar harus baik, guna menghindari berbagai kesalahan konsep tersebut.
Mutu pendidikan dapat dikatakan baik apabila siswa menjalankan proses belajar dengan baik dan juga memperoleh keberhasilan belajar berupa prestasi belajar dengan baik. Pada kenyataannya tidak semua siswa dapat memperoleh prestasi belajar sesuai harapan. Masih banyak siswa memperoleh nilai di bawah standar. Tidak dapat dipungkiri bahwa prestasi siswa dalam belajar dipengaruhi oleh banyak faktor. Menurut Slameto (2010: 17) faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua, yaitu: a. Faktor internal: yaitu faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, faktor intern terdiri dari: 1) Faktor jasmaniah (kesehatan dan cacat tubuh). 2) Faktor psikologis (inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan). 3) Faktor kelelahan b. Faktor eksternal: yaitu faktor yang ada di luar individu. Faktor ekstern terdiri dari: 1) Faktor keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan). 2) Faktor sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin di sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran diatas ukuran, keadaan gedung, dan fasilitas sekolah, metode dan media dalam mengajar, dan tugas rumah). 3) Faktor masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat, media massa, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat). Dari kedua faktor yang mempengaruhi prestasi belajar di atas, disiplin di sekolah siswa menjadi penyebab yang cukup mendasar. Disiplin merupakan perilaku siswa yang tidak secara otomatis melekat pada dirinya sejak lahir, tetapi dibentuk melalui pola asuh dan perlakuan orang tua di rumah, guru di
5
sekolah, dan masyarakat di lingkungan sekitarnya. Sekolah merupakan salah satu tempat pembentukan sekaligus penerapan sikap disiplin siswa, terutama disiplin belajar. Untuk belajar secara konsisten dan bersunguh-sungguh sangatlah sulit dilakukan, dalam belajar diperlukan adanya semangat dan kesadaran diri siswa. Melalui semangat dan kesadaran diri untuk belajar inilah dapat tercermin sikap disiplin belajar. Sehingga siswa yang sudah terbentuk menjadi seorang individu yang memiliki sikap disiplin belajar akan mampu mengendalikan dan mengarahkan dirinya pada perilaku yang taat, patuh, serta menunjukkan keteraturan dalam belajar.
Berdasarkan hasil observasi pada penelitian pendahuluan, diperoleh bahwa disiplin belajar siswa kelas IV SD Negeri 1 Cempaka masih relatif rendah. Hal ini dapat terlihat ketika proses pembelajaran berlangsung. Dari 53 siswa kelas IV dengan rincian 27 siswa kelas IV A dan 26 siswa kelas IV B, banyak siswa yang mencerminkan sikap tidak disiplin dalam belajar. Di bawah ini adalah data perilaku tidak disiplin belajar siswa kelas IV SD Negeri 1 Cempaka:
Tabel 1.1 Perilaku Tidak Disiplin Belajar Siswa kelas IV SDN 1 Cempaka Kelas IV No Perilaku Siswa Jumlah IV A IV B 1 Ribut di kelas 4 6 10 2 Sering izin keluar kelas 2 3 5 3
Tidak mengerjakan pekerjaan rumah
3
2
5
4
Mennyalin pekerjaan teman
5
3
8
5
Sering datang terlambat
2
1
3
16
15
31
Jumlah Sumber: Hasil Observasi Penulis
Berdasarkan tabel 1.1 diketahui dari 27 siswa kelas IV A 16 siswa memiliki perilaku tidak disiplin dalam belajar. Sedangkan dari 26 siswa kelas IV B
6
berdasarkan hasil observasi 15 siswa juga berperilaku tidak disiplin dalam belajar. Dari data tersebut terlihat bahwa siswa yang berperilaku tidak disiplin jumlahnya lebih dari setengah jumlah keseluruhan siswa kelas IV SD Negeri 1 Cempaka, sehingga dapat dikatakan bahwa perilaku disiplin siswa kelas IV SD Negeri 1 Cempaka masih cukup rendah.
Selain itu, berdasarkan data yang didapat dari wali kelas IV, diketahui bahwa prestasi belajar mata pelajaran IPS siswa juga masih cukup rendah. Hal ini diketahui dari nilai UTS IPS siswa kelas IV SD Negeri 1 Cempaka Tahun Ajaran 2015/2016. Padahal IPS merupakan salah satu mata pelajaran pokok di jenjang pendidikan dasar, karena IPS merupakan perpaduan dari berbagai disiplin ilmu sosial yang kajiannya menyangkut berbagai hal yang sering ditemui siswa dalam kehidupannya sehari-hari sehingga IPS berperan besar terhadap pembentukan watak dan karakter siswa.
Tabel 1.2 Nilai UTS Semester Ganjil IPS kelas IV SD Negeri 1 Cempaka Tahun Ajaran 2015/2016 Nilai Kelas
Jumlah ≤65
≥65
IV A
16
11
27
IV B
14
12
26
Siswa
30
23
53
Presentase
57%
43%
100%
Sumber: Wali Kelas IV SD Negeri 1 Cempaka Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa prestasi belajar siswa kelas IV SDN 1 Cempaka kecamatan Sungkai Jaya kabupaten Lampung Utara pada mata pelajaran IPS masih tergolong rendah. Dari 53 siswa yang memperoleh nilai
7
≤65 sejumlah 30 siswa atau 57%, dan yang memperoleh nilai ≥65 adalah 23 siswa atau 43%. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa presentase siswa yang nilainya ≤65 lebih tinggi dibandingkan siswa yang nilainya ≥65. Hal ini menunjukkan bahwa prestasi belajar IPS siswa kelas IV SDN 1 Cempaka kecamatan Sungkai Jaya kabupaten Lampung Utara masih rendah.
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa salah satu penyebab rendahnya prestasi belajar siswa adalah kurangnya disiplin belajar yang dimiliki siswa. Di dalam proses pembelajaran, disiplin belajar merupakan suatu masalah penting. Hal ini disebabkan karena dengan adanya disiplin siswa dalam belajar, maka pola belajar mereka lebih teratur dan terarah sehingga tujuan dari proses belajar dapat tercapai dan prestasi belajar siswa dapat diperoleh sesuai harapan. Tanpa adanya kesadaran akan keharusan melaksanakan disiplin dalam belajar maka tujuan pembelajaran tidak akan tercapai dan siswa tidak akan memperoleh prestasi belajar yang maksimal.
Jadi agar prestasi belajar siswa tinggi diperlukan disiplin belajar yang juga optimal. Disiplin belajar yang optimal tersebut bisa tercermin dalam berbagai aktivitas belajar siswa yang mampu mengendalikan dan mengarahkan dirinya pada prilaku yang taat, patuh, serta menunjukkan keteraturan dalam belajar yang dilakukan di rumah atau yang dilakukan ketika siswa di sekolah. Untuk mengetahui hubungan disiplin belajar dalam meningkatkan prestasi belajar IPS siswa, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Hubungan antara Disiplin Belajar dengan Prestasi Belajar IPS Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Cempaka kecamatan Sungkai Jaya kabupaten Lampung Utara Tahun Ajaran 2015/2016”.
8
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka identifikasi masalah yang diambil penulis adalah sebagai berikut: 1.
Dalam kegiatan pembelajaran masih terdapat siswa yang sering izin keluar kelas.
2.
Pada saat pembelajaran berlangsung masih terdapat siswa yang sering ribut.
3.
Banyak siswa yang tidak mengerjakan pekerjaan rumah.
4.
Ada siswa yang menyalin tugas temannya.
5.
Ada siswa yang sering terlambat.
6.
Prestasi belajar IPS siswa kelas IV SD Negeri 1 Cempaka kecamatan Sungkai Jaya kabupaten Lampung Utara Tahun Ajaran 2015/2016 masih rendah.
C. Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah maka penelitian ini dibatasi pada rendahnya disiplin belajar (X) dan prestasi belajar IPS (Y) siswa kelas IV di SD Negeri 1 Cempaka kecamatan Sungkai Jaya kabupaten Lampung Utara Tahun Ajaran 2015/2016.”
D. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: “Apakah ada hubungan positif antara disiplin belajar dengan prestasi belajar IPS siswa kelas IV di SD Negeri 1
9
Cempaka kecamatan Sungkai Jaya kabupaten Lampung Utara Tahun Ajaran 2015/2016?”.
E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan yang positif antara disiplin belajar dengan prestasi belajar IPS siswa kelas IV di SD Negeri 1 Cempaka kecamatan Sungkai Jaya kabupaten Lampung Utara Tahun Ajaran 2015/2016.
F.
Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi siswa, dapat membentuk siswa terlatih disiplin dalam belajar, sehingga dapat meningkatkan disiplin belajar siswa dan prestasi belajar siswa meningkat. 2. Bagi guru, dapat menambah pengetahuan dan wawasan guru untuk mengembangkan dan menerapkan disiplin belajar kepada siswa sehingga siswa dapat meningkatkan prestasi belajarnya. 3. Bagi kepala sekolah, diharapkan dapat dijadikan masukan dalam usaha meningkatkan disiplin di sekolah dalam rangka meningkatkan mutu sekolah dan membentuk siswa yang berprestasi, dan berkarakter baik sesuai dengan tujuan pendidikan nasional Indonesia. 4. Bagi peneliti lain, sebagai kajian/referensi dalam menambah wawasan dan pengetahuan tentang disiplin belajar dan hubungannya dengan prestasi belajar siswa.
10
G. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah mencakup hal-hal sebagai berikut: 1. Ruang lingkup ilmu Ruang lingkup ilmu dalam penelitian ini adalah mata pelajaran IPS pada semester ganjil. 2. Ruang lingkup subjek Ruang lingkup subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 1 Cempaka semester genap Tahun Ajaran 2015/2016 3. Ruang lingkup objek Ruang lingkup objek penelitian ini adalah disiplin belajar siswa kelas IV SD Negeri 1 Cempaka yang berhubungan dengan waktu, tempat, dan peraturan yang ada dalam pembelajaran siswa di sekolah dan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran IPS. 4. Ruang lingkup tempat penelitian Ruang lingkup tempat penelitian adalah SD Negeri 1 Cempaka yang beralamat di Jl. Raya Cempaka no 1 Desa Cempaka Kecamatan Sungkai Jaya Kabupaten Lampung Utara. 5. Ruang lingkup waktu penelitian Ruang lingkup waktu penelitian adalah semester genap Tahun Ajaran 2015/2016.
11
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Disiplin Belajar 1. Pengertian Disiplin Dalam kehidupan sehari-hari kata disiplin sudah tidak asing lagi digunakan. Disiplin sering merujuk pada ketaatan dan kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku. Seperti yang dikemukakan Nuazman (2013: 95), disiplin merupakan kepatuhan terhadap peraturan. Dalam pelaksanaannya ada dua jenis disiplin yang dilakukan, yang pertama adalah disiplin yang dilakukan karena didorong oleh sesuatu yang berasal dari luar diri seseorang berupa hadiah maupun hukuman, yang kedua adalah disiplin yang dilakukan karena didorong kesadaran dari dalam hati seseorang itu sendiri.
Disiplin yang baik adalah dilakukan perseorangan ataupun kelompok yang dicerminkan dalam tindakannya untuk selalu berinisiatif melakukan yang seharusnya dilakukan tanpa menunggu perintah. Meskipun demikian tetap menjaga kepatuhan terhadap perintah atau peraturan yang telah ada atau ditetapkan. Seperti yang dikemukakan Arikunto (2001: 114) bahwa disiplin yaitu menunjuk pada seseorang dalam mengikuti tata tertib karena didorong kesadaran yang ada pada kata hatinya. Lebih lanjut Rahman (dalam Tu’u 2004: 32) menyatakan disiplin adalah upaya mengendalikan diri dan sikap
12
mental individu atau masyarakat dalam mengembangkan kepatuhan dan ketaatan terhadap peraturan dan tata tertib berdasarkan dorongan dan kesadaran yang muncul dari dalam hatinya. Sedangkan menurut Djamarah (2002: 12), disiplin adalah suatu tata tertib yang dapat mengatur tatanan kehidupan pribadi dan kelompok.
Berdasarkan
penjelasan
diatas,
dapat
disimpulkan bahwa disiplin
merupakan tindakan ketaatan atau kepatuhan terhadap tata tertib yang mengatur tatanan kehidupan, dilakukan secara sadar, konsisten, dan murni tumbuh dari dalam diri seseorang.
a.
Tujuan Disiplin Pada kenyataannya manusia diciptakan untuk hidup dalam lingkungan tertentu dan terbatas, betapapun luasnya lingkungan itu. Hal ini karena manusia hidup secara berkelompok, dimana setiap anggota kelompok bisa saja memiliki kepentingan dan kebutuhan yang berbeda. Sehingga seluruh anggota kelompok harus mampu melakukan penyesuaian diri guna menghormati kebutuhan manusia lainnya. Guna memudahkan penyesuaian diri tersebut dibutuhkan suatu pembatasan terhadap sikap dan tingkah laku seorang manusia agar berjalan tanpa saling merugikan manusia lainnya. Apabila tidak ada pembatasan terhadap sikap dan tingkah laku, maka seorang manusia akan melakukan berbagai hal sesuka hatinya yang tidak lagi berdasarkan kebutuhan namun berdasarkan nafsu. Pembatasan terhadap sikap dan tingkah laku tersebut diwujudkan dalam suatu bentuk peraturan atau tata tertib. Peraturan dan tata tertib tersebut tentu tidak akan bermanfaat tanpa
13
diiringi disiplin setiap orang yang terikat dalam peraturan atau tata tertib tersebut. Zuriah (2007: 23) menyatakan bahwa ciri-ciri seseorang disiplin ialah melakukan pekerjaan dengan tertib dan teratur sesuai dengan waktu dan tempatnya, serta dikerjakan dengan: 1) Penuh kesadaran; 2) Ketekunan; 3) Tanpa paksaan dari siapapun atau ikhlas.
Berdasarkan hal tersebut, berarti seseorang yang hanya mematuhi tata tertib tanpa adanya kesadaran, ketekunan dan ikhlas belum dapat dikatakan disiplin. Durkheim (dalam Ginting, 2000: 35), menyatakan bahwa, disiplin memiliki tujuan ganda yaitu: 1) Mengembangkan suatu keteraturan tertentu dalam tindaktanduk manusia dan memberinya suatu sasaran tertentu yang sekaligus juga membatasi cakrawalanya. 2) Mengembangkan sikap yang lebih mengutamakan hal-hal yang merupakan kebiasaan dan juga membatasinya. 3) Mengatur dan memaksa. 4) Menjawab segala sesuatu yang selalu terulang dan bertahan lama dalam hubungan manusia. Tujuan
disiplin
yang
dikemukakan
mengindikasikan
bahwa
pada
mengembangkan
keteraturan
oleh
Durkheim
dasarnya
dalam
disiplin
bentuk
di
atas,
bertujuan
peraturan,
juga
mengembangkan kebiasaan manusia, sekaligus membatasi tindaktanduk manusia agar tetap berada di koridor seharusnya.
b. Pengintegrasian Disiplin di Sekolah Agar
disiplin
dapat
menjadi
kebiasaan
siswa
yang
terus
dilaksanakannya maka disiplin perlu diintegrasikan dalam aktivitas belajar anak sehari-hari. Zuriah (2007: 88) menyatakan, contoh pengintegrasian disiplin disekolah pada saat kegiatan olahraga, upacara
14
bendera, dan menyelesaikan tugas yang diberikan guru. Lebih lanjut Durkheim (dalam Ginting, 2000: 106) menjelaskan bahwa: Dalam kenyataan memang telah ada sistem aturan menyeluruh di sekolah yang menentukan perilaku si anak. Ia harus teratur masuk kelas, harus tiba pada waktu yang sudah ditetapkan, ia tidak boleh membuat onar di kelas, ia harus sudah mempersiapkan pelajarannya, mengerjakan pekerjaan rumah, dan telah menyelesaikannya dengan baik. Berdasarkan pendapat Zuriah dan Durkheim tersebut berarti ada sejumlah kegiatan yang harus dilakukan siswa di sekolah. Kegiatankegiatan tersebut diintegrasikan di sekolah bertujuan untuk membentuk sikap disiplin siswa. Melalui pengintegrasian tersebut diharapkan siswa dapat menanamkan sikap disiplin dalam kegiatan sehari-harinya.
2.
Pengertian Belajar Ketika berbicara tentang pendidikan tentu saja tidak terlepas dengan istilah pembelajaran. Pembelajaran merupakan proses pendidikan yang dilakukan agar tujuan pendidikan dapat tercapai, yang mana pada proses pembelajaran terdapat kegiatan mengajar yang dilakukan guru dan kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa. Dimyati dan Mudjiyono (2009: 22) menyatakan bahwa, siswa adalah subjek yang terlibat dalam kegiatan pembelajaran di sekolah, namun pada umumnya siswa belum menyadari pentingnya belajar.
Pada saat ini tidak banyak siswa yang menganggap belajar adalah suatu kebutuhan yang harus dilakukan untuk meningkatkan ilmu pengetahuan serta prestasinya. Banyak yang hanya memandang kegiatan belajar sebagai formalitas yang harus mereka lakukan di sekolah maupun ketika di rumah. Belajar merupakan hal yang sangat penting bagi setiap siswa. Melalui
15
belajar siswa memahami dan menguasai sesuatu sehingga siswa dapat meningkatkan kemampuannya menjadi lebih baik.
Kurikulum saat ini menjadikan siswa sebagai pusat dari proses pembelajaran di dalam kelas (student centered), artinya siswa yang berperan penuh dalam proses pembelajaran, bukan guru. Siswa yang akan merumuskan masalah, serta siswa juga yang akan menemukan penyelesaian masalahnya. Oleh karena itulah, dalam proses belajar siswa memegang peranan yang sangat vital. Menurut Hamalik (2012: 27) belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil dan tujuan. Belajar bukan hanya mengingat lebih luas dari itu yakni mengalami.
Siahaan (dalam Hamiyah, 2014: 2) mengartikan belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dengan cara bertingkah laku yang baru berdasarkan pengalaman dan latihan. Perubahan yang dimaksud Siahaan berupa kegiatan yang dilakukan dengan berulang-ulang. Sehingga dengan belajar seseorang mengalami suatu perubahan di dalam dirinya yang dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk, seperti perubahan dari tidak bisa menjadi bisa, tidak disiplin menjadi disiplin, dan tidak terampil menjadi terampil.
Selain proses mengalami, diperoleh berdasarkan pengalaman siswa dan perubahan cara bertingkah laku, Djamarah (2011: 13) menyebutkan tiga ranah yang menyangkut perubahan tingkah laku dengan menyatakan bahwa belajar adalah serangkaian jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman individu dalam interaksi
16
lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif dan psikomotor. Hal ini juga sejalan dengan pendapat Winkel (2004: 6) yang mendefinisikan bahwa: Belajar sebagai suatu proses kegiatan mental pada diri seseorang yang berlangsung dalam interaksi aktif individu dengan lingkungannya, sehingga menghasilkan perubahan yang relatif menetap/bertahan dalam kemampuan ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses pendidikan yang dilakukan berdasarkan pengalaman dan latihan siswa yang diperoleh dari interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut ranah kognitif, afektif dan psikomotor untuk memperoleh perubahan cara bertingkah laku.
a. Tujuan Belajar Belajar merupakan serangkaian proses kegiatan berinteraksi dengan lingkungan dalam memperoleh suatu pengetahuan atau keterampilan sehingga terjadi perubahan tingkah laku dalam diri individu secara keseluruhan. Sehingga belajar menjadi unsur yang sangat fundamental dalam menyelenggarakan jenis dan jenjang pendidikan. Hal ini berarti keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan sangat tergantung pada keberhasilan proses belajar siswa di sekolah dan lingkungan sekitarnya.
Pandangan seseorang tentang belajar akan mempengaruhi tindakantindakannya
yang
berhubungan
dengan
belajar.
Setiap
orang
mempunyai pandangan yang berbeda tentang belajar. Pada hakikatnya belajar bukanlah suatu tujuan. Belajar adalah suatu proses pendidikan yang dilakukan untuk mencapai tujuan.
17
Tujuan belajar adalah perubahan tingkah laku siswa ke arah positif, sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Menurut Hamalik (2012: 28) tujuan belajar itu prinsipnya sama, yakni perubahan tingkah laku, hanya berbeda cara atau usaha pencapaiannya. Dimyati dan Mudjono (2009: 25) menyatakan bahwa belajar bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa, sehingga ranah kognitif, afektif, dan psikomotor semakin berfungsi, akibat belajar tersebut siswa mencapai tujuan belajar tertentu. Sedangkan menurut Suryani dan Leo (2012: 39), tujuan belajar pada dasarnya merupakan rumusan tingkah laku dan kemampuan yang harus dicapai dan dimiliki siswa setelah ia menyelesaikan pengalaman dan kegiatan belajar dalam proses belajar. Tujuan belajar tersebut dapat tercapai apabila guru dan siswa bersama-sama memaknai belajar itu penting. Guru memberikan informasi tentang sasaran belajar yang akan dicapai, sementara siswa terus berupaya untuk mencapai sasaran belajar yang di informasikan oleh guru sehingga meningkatkan kemampuan siswa.
Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa belajar bertujuan untuk mengubah tingkah laku seseorang kearah yang lebih positif, sehingga akhirnya dapat mengembangkan potensi kognitif, afektif dan psikomotor yang ada dalam dirinya sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.
b.
Prinsip-Prinsip Belajar Telah dijelaskan sebelumnya bahwa belajar adalah suatu proses pendidikan untuk memperoleh perubahan kognitif, afektif dan
18
psikomotor. Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang banyak sekali baik sifat maupun jenisnya, karena itu sudah tentu tidak semua perubahan dalam diri seseorang merupakan bentuk dari hasil belajar yang sama. Djamarah (2011: 95) menyatakan bahwa, agar setelah melakukan kegiatan belajar didapatkan hasil yang efektif dan efisien tentu saja diperlukan prinsip-prinsip belajar tertentu yang dapat melapangkan jalan ke arah keberhasilan belajar.
Burton (dalam Hamalik, 2012: 31) menyimpulkan uraiannya yang cukup panjang tentang prinsip-prinsip belajar sebagai berikut: 1.
Proses belajar ialah pengalaman, berbuat, mereaksi, dan melampaui (under going). 2. Proses itu melalui bermacam-macam ragam pengalaman dan mata pelajaran-mata pelajaran yang terpusat pada suatu tujuan tertentu. 3. Pengalaman belajar secara maksimum bermakna bagi kehidupan murid. 4. Pengalaman belajar bersumber dari kebutuhan dan tujuan murid sendiri yang mendorong motivasi yang kontinu. 5. Proses belajar dan hasi belajar disyarati oleh hereditas dan lingkungan. 6. Proses belajar dan hasil usaha belajar secara materiil dipengaruhi oleh perbedaan-perbedaan individual di kalangan murid-murid. 7. Proses belajar berlangsung secara efektif apabila pengalamanpengalaman dan hasil-hasil yang diinginkan disesuaikan dengan kematangan murid. 8. Proses belajar yang terbaik apabila murid mengetahui status dan kemajuan. 9. Proses belajar merupakan kesatuan fungsional dari berbagai prosedur. 10. Hasil-hasil belajar secara fungsional bertalian satu sama lain, tetapi dapat didiskusikan secara terpisah. 11. Proses belajar berlangsung secara efektif di bawah bimbingan yang merangsang dan membimbing tanpa tekanan dan paksaan. 12. Hasil-hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-niai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, abilitas, dan keterampilan.
19
13. Hasil-hasil belajar diterima oleh murid apabila memberi kepuasan pada kebutuhannya dan berguna serta bermakna baginya. 14. Hasil-hasil belajar dilengkapi dengan jalan serangkaian pengalaman-pengalaman yang dapat dipersamakan dan dengan pertimbangan yang baik. 15. Hasil-hasil belajar itu lambat laun dipersatukan menjadi kepribadian dengan kecepatan yang berbeda-beda. 16. Hasil-hasil belajar yang telah dicapai adalah bersifat kompleks dan dapat berubah-ubah (adaptable), jadi tidak sederhana dan statis. Berdasarkan penjelasan di atas berarti pada prinsip nya belajar merupakan proses yang dilakukan berdasarkan pengalaman, berbuat, mereaksi, dan melampaui (under going), yang mana pengalaman diperoleh dari lingkungan, dan beragam mata pelajaran yang bertujuan untuk perubahan tingkah laku dengan indikasi perubahan pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian, sikap-sikap, apresiasi, abilitas, dan keterampilan.
c.
Aktivitas-Aktivitas Belajar Belajar merupakan proses dasar dari perkembangan hidup manusia. Dalam belajar seseorang tentu akan mengalami suatu situasi. Situasi akan menentukan aktivitas apa yang akan dilakukan oleh seseorang. Jadi ketika seseorang sedang melakukan proses belajar tentu ia akan melakukan suatu aktivitas. Tidak pernah terlihat orang yang belajar tanpa melibatkan aktivitas raganya. Bahkan ketika belajar bisa lebih dari satu aktivitas yang dilakukan secara bersamaan oleh seseorang.
Djamarah (2011: 38) menyatakan bahwa aktivitas belajar itu berhubungan dengan masalah belajar menulis, mencatat, memandang, membaca, mengingat, berpikir, latihan atau praktek dan sebagainya.
20
Sama hal nya dengan Djamarah, Soemanto (2006: 107) juga menyebutkan aktivitas-aktivitas belajar, yaitu: 1) Mendengarkan; 2) Memandang; 3) Meraba, membau, dan mencicipi atau mengecap; 4) Menulis atau mencatat; 5) Membaca; 6) Membuat ikhtisar atau ringkasan, dan menggaris bawahi; 7) Mengamati tabel-tabel, diagramdiagram dan bagan-bagan; 8) Menyusun paper atau kertas kerja; 9) Mengingat; 10) Berpikir; 11) Latihan atau praktek;
Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa ketika belajar seseorang melakukan berbagai aktivitas yang melibatkan raganya, bahkan seseorang bisa melakukan lebih dari satu aktivitas secara langsung.
Berbagai
aktivitas
tersebut
adalah
mendengarkan,
memandang, meraba, membau, hingga berupa latihan atau praktek.
3. Pengertian Disiplin Belajar Dalam proses pembelajaran, umumnya tidak semua siswa memperoleh hasil belajar sesuai dengan yang diharapkan. Ada siswa yang memperoleh hasil belajar yang baik dan ada siswa yang memperoleh hasil belajar kurang baik. Siswa yang memperoleh hasil belajar kurang baik bukan berarti siswa tersebut sama sekali tidak belajar, karena ada banyak hal yang menyebabkan ketidak berhasilan siswa dalam belajar. Menurut Djamarah (2002: 10), penyebab ketidak berhasilan dalam belajar yaitu: 1) Belajar tidak teratur; 2) Tidak disiplin; 3) Kurang bersemangat; 4) Tidak tahu bagaimana cara berkonsentrasi dalam belajar; 5) Mengabaikan masalah pengaturan waktu dalam belajar; 6) Istirahat yang cukup; 7) Kurang tidur;
21
Penyebab ketidak berhasilan dalam belajar tersebut akan dijelaskan dibawah ini.
1.
Belajar tidak teratur. Artinya adalah kegiatan belajar tersebut tidak dilakukan secara berkelanjutan, namun hanya pada saat-saat tertentu, misalnya belajar hanya menjelang ujian. Padahal belajar harus dilakukan secara teratur, karena dengan begitu akan lebih memudahkan siswa untuk memahami suatu materi pelajaran.
2.
Disiplin dan bersemangat, seseorang yang mempunyai semangat tinggi untuk belajar, otomatis ia dapat menghilangkan rasa malas. Djamarah (2002: 12) menyatakan bahwa: Disiplin yang muncul karena kesadaran disebabkan faktor seseorang dengan sadar bahwa hanya dengan disiplinlah akan didapatkan kesuksesan dalam segala hal, dengan disiplinlah akan didapatkan keteraturan dalam kehidupan, dengan disiplinlah dapat menghilangkan kekecewaan orang lain, dengan disiplinlah orang akan mengaguminya.
3.
Konsentrasi, ketika belajar diperlukan konsentrasi dalam perwujudan perhatian terpusat. Orang yang tidak dapat berkonsentrasi dalam belajar tidak akan berhasil menyimpan dan menguasai bahan pelajaran sehingga prestasi belajarnya rendah.
4.
Pengaturan waktu, masalah pengaturan waktu bagi siswa sangat penting, salah satunya membagi waktu belajarnya dengan cara membuat jadwal pelajaran dan melaksanakannya dengan tertib.
5.
Istirahat dan tidur, keduanya sangat berguna untuk menghilangkan kelelahan dan ketegangan pikiran sehingga membuat tubuh menjadi sehat dan siap melakukan berbagai aktivitas belajar.
22
Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa disiplin merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi keberhasilan belajar siswa. Seperti yang dikemukakan Tu’u (2004: 37), disiplin penting karena alasan sebagai berikut: 1. Dengan disiplin yang muncul karena kesadaran diri, siswa berhasil dalam belajarnya. Sebaliknya, siswa yang kerap kali melanggar ketentuan sekolah pada umumnya terhambat optimalisasi potensi dan prestasinya. 2. Tanpa disiplin yang baik, suasana sekolah dan juga kelas, menjadi kurang kondusif bagi kegiatan pembelajaran. Secara positif, disiplin memberi dukungan lingkungan yang tenang dan tertib bagi proses pembelajaran. 3. Orang tua senantiasa berharap di sekolah anak-anak dibiasakan dengan norma-norma, nilai kehidupan dan disiplin. Dengan demikian, anak-anak dapat menjadi individu yang tertib, teratur dan disiplin. 4. Disiplin merupakan jalan bagi siswa untuk sukses dalam belajar dan kelak ketika bekerja. Kesadaran pentingnya norma, aturan, kepatuhan dan ketaatan merupakan prasyarat kesuksesan seseorang. Belajar akan memperoleh keberhasilan apabila siswanya disiplin, namun akan lebih baik apabila disiplin tersebut tumbuh karena kesadaran yang muncul dari dalam diri siswa itu sendiri. Disiplin dalam hal ini adalah disiplin belajar. Menurut Sanjaya (2005: 9), disiplin belajar adalah hal yang sangat diperlukan bagi setiap siswa, dengan adanya disiplin belajar, tujuan pendidikan akan lebih mudah dicapai. Sedangkan menurut Degunarso dalam Ahmadi (2007: 6), disiplin belajar adalah suatu proses dan latihan belajar yang bersangkut paut dengan pertumbuhan dan perkembangan, seseorang dapat dikatakan berhasil mempelajari, jika mengikuti dengan sendirinya proses disiplin tersebut. Sedangkan menurut Mahendra (2008: 4), disiplin belajar adalah: Suatu predis posisi (kecenderungan) suatu sikap mental untuk mematuhi aturan, tata tertib dan sekaligus mengendalikan dan
23
menyesuaikan diri terhadap aturan-aturan yang berasal dari luar sekalipun yang mengekang dan menunjukkan kesadaran akan tanggung jawab terhadap tugas dan kewajiban. Disiplin belajar yang baik akan melahirkan susana yang nyaman ketika kegiatan pembelajaran. Siswa yang disiplin belajar secara otomatis akan melaksanakan kegiatan belajar dengan teratur dan bersungguh-sungguh tanpa adanya paksaan. Sehingga suasana belajar di kelas akan lebih kondusif dan lebih nyaman yang menyebabkan pengoptimalan potensi dan tujuan pendidikan akan lebih mudah untuk dicapai.
Lebih lanjut Djamarah (2002: 97-107) menyebutkan unsur-unsur yang berkaitan dengan disiplin belajar di kelas antara lain: 1) Masuk kelas tepat waktu; 2) Memperhatikan penjelasan guru; 3) Menghubungkan pelajaran yang sudah diterima dengan bahan yang sudah dipelajari; 4) Mencatat halhal yang dianggap penting; 5) Aktif dan kreatif dalam kerja kelompok; 6) Bertanya mengenai hal-hal yang belum jelas; 7) Mempergunakan waktu istirahat
sebaik-baiknya;
8)
Membentuk
kelompok
belajar;
9)
Memanfaatkan perpustakaan sekolah;
Unsur-unsur yang berkaitan dengan disiplin belajar di kelas akan dijelaskan dibawah ini. 1.
Masuk kelas tepat waktu Artinya siswa akan langsung masuk kelas ketika mendengar bel masuk, atau sudah berada di kelas 5 menit sebelumnya. Siswa yang terlambat masuk kelas selain mengganggu konsentrasi belajar siswa lain yang sedang belajar, juga akan kehilangan informasi yang diperoleh dari proses belajar sebelum ia masuk kelas.
24
2.
Memperhatikan penjelasan guru Artinya siswa fokus ketika belajar dan mendengarkan penjelasan guru. Memperhatikan penjelasan guru sangat penting, sebab terkadang apa yang guru jelaskan tidak ada dalam buku paket.
3.
Menghubungkan pelajaran yang sedang diterima dengan bahan yang sudah dipelajari Artinya ketika belajar siswa menghubungkan pelajaran dengan pengetahuan atau pengalaman sebelumnya. Melalui kegiatan ini siswa akan lebih mudah mencerna pelajaran.
4.
Mencatat hal-hal yang dianggap penting Dalam kegiatan ini siswa mencatat hal yang dianggap penting sehingga materi mudah dipahami siswa, dan apabila lupa siswa dapat membuka kembali catatannya.
5.
Aktif dan kreatif dalam kerja kelompok Melalui kerja kelompok siswa diberikan tugas dan tanggung jawab untuk menyelesaikan permasalahan yang diberikan oleh guru secara berkelompok, dengan begitu akan menumbuhkan disiplin belajar dan tanggung jawab pada diri siswa, serta melatih kerjasama antar siswa.
6.
Bertanya mengenai hal-hal yang belum jelas Melalui bertanya siswa memperoleh kejelasan dan dapat menguasai bahan pelajaran dengan baik. Selain itu melalui kegiatan ini, siswa dapat menambah pengetahuannya.
7.
Mempergunakan waktu istirahat sebaik-baiknya Ketika istirahat pergunakan waktu untuk mengistirahatkan otak, sehingga ketika bel masuk siap untuk mengikuti pelajaran selanjutnya.
25
8.
Membentuk kelompok belajar Melalui kelompok belajar siswa dapat bertukar pikiran mengenai pelajaran-pelajaran yang belum dipahami.
9.
Memanfaatkan perpustakaan sekolah Melalui berkunjung ke perpustakaan anak akan memperoleh banyak ilmu dan pengetahuan sebagai penunjang keberhasilan belajar.
Berdasarkan berbagai penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa disiplin belajar merupakan tindakan ketaatan dan keteraturan siswa dalam mengikuti proses belajar yang dilakukan secara sadar dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, sehingga siswa dapat dapat meningkatkan prestasi belajarnya dan akhirnya tujuan pendidikan dapat lebih mudah untuk dicapai, yang didukung juga oleh kondisi kesehatan jasmani siswa, kemampuan guru, serta sarana dan prasarana yang tersedia di sekolah.
B. Prestasi Belajar 1. Pengertian Prestasi Belajar Tujuan pendidikan adalah pengoptimalan potensi yang ada dalam diri siswa, sehingga akhirnya terjadi perubahan tingkah laku pada diri siswa menjadi yang lebih baik. Dalam proses pembelajaran menyangkut dua hal yakni proses belajar dan prestasi belajar. Menurut Hamalik (2004: 48) prestasi belajar adalah perubahan tingkah laku yang diharapkan pada siswa setelah dilakukan proses mengajar. Prestasi belajar merupakan puncak dari suatu
proses
pembelajaran.
Jadi
setelah
siswa
menjalani
proses
26
pembelajaran di dalam kelas, akan terlihat hasil dari proses pembelajaran tersebut, berupa prestasi yang baik atau prestasi yang kurang baik.
Lazimnya prestasi belajar di sekolah berupa angka atau nilai sebagai bukti penguasaan terhadap suatu bidang ilmu maupun mata pelajaran tertentu. Seperti yang dijelaskan Djamarah (2002: 21) yang menyatakan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang dicapai dan perwujudan prestasi dapat dilihat dengan nilai yang diperoleh dari setelah mengikuti tes. Lebih lanjut Tu’u (2004: 75) menyatakan bahwa: Prestasi merupakan hasil yang dicapai seseorang ketika mengerjakan tugas atau kegiatan tertentu. Prestasi akademik merupakan hasil yang diperoleh dari kegiatan pembelajaran di sekolah yang bersifat kognitif dan biasanya ditentukan melalui pengukuran dan penilaian. Prestasi belajar merupakan penguasaan terhadap mata pelajaran yang ditentukan lewat nilai atau angka yang diberikan guru. Berdasarkan penjelasan di atas, penulis menyimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil dari sebuah proses belajar, yang di wujudkan dalam bentuk nilai sebagai bentuk penguasaan siswa terhadap mata pelajaran yang diperoleh setelah melewati tahap penilaian berupa tes atau ujian.
2. Macam-Macam Tes Prestasi Belajar Guna menentukan prestasi belajar yang berupa nilai, harus ada tes yang disusun untuk memudahkan prestasi belajar tersebut. Sehingga prestasi belajar yang diperoleh sesuai dengan usaha dan bakat siswa. Djamarah dan Zain (2010: 106) menyatakan bahwa untuk mengukur dan mengevaluasi tingkat keberhasilan belajar dapat dilakukan melalui tes prestasi belajar. Tes atau penilaian prestasi belajar perlu dilakukan untuk mengukur sampai sejauh mana pemahaman siswa terhadap mata pelajaran yang dipelajari di
27
sekolah. Melalui diadakannya tes guru dapat menentukan rencana pembelajaran yang akan dilakukan sehingga siswa dapat memahami pelajaran secara utuh.
Menurut Daryanto (2012: 36) ditinjau dari segi kegunaan untuk mengukur siswa maka dibedakan atas adanya 3 macam tes, yaitu: tes diagnostik, tes formatif, dan tes Sumatif. Sedangkan Sudjana (2009: 5) menyatakan, dilihat dari fungsinya, jenis penilaian ada beberapa macam, yaitu penilaian formatif, penilaian sumatif, penilaian diagnostik, penilaian selektif, dan penilaian penempatan.
Berdasarkan kedua pendapat di atas, macam-macam tes atau penilaian tersebut akan dijelaskan di bawah ini: a. Tes diagnostik Daryanto (2012: 37) menyatakan bahwa, tes diagnostik adalah tes yang digunakan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan siswa sehingga berdasarkan kelemahan-kelemahan tersebut dapat dilakukan pemberian perlakuan yang tepat. Jadi, tes diagnostik dilakukan untuk memperoleh gambaran daya serap siswa terhadap pokok bahasan yang telah diajarkan sebelumnya, sehingga hasil tes ini dapat dimanfaatkan untuk menentukan proses pembelajaran yang akan dilakukan. b. Tes formatif Menurut Daryanto (2012: 38) tes formatif berasal dari kata “form” yang merupakan dasar dari istilah “formatif” maka istilah formatif yang dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana siswa siswa telah terbentuk setelah mengikuti suatu program tertentu. Jadi tes formatif
28
merupakan tes yang dilakukan di akhir proses pembelajaran yang bermanfaat untuk mengetahui sejauh mana siswa pemahaman siswa terhadap suatu pokok bahasan secara menyeluruh, sebagai penguatan bagi siswa, dan sebagai bahan untuk mendiagnosa serta memperbaiki kekurangannya dalam proses pembelajaran. c. Tes Sumatif Tes sumatif dilaksanakan pada akhir seluruh kegiatan belajar mengajar. Jihad dan Haris (2013: 222) menyatakan bahwa tujuannya untuk memberi tahu guru dan siswa tentang seberapa jauh yang telah dicapai selama satu triwulan atau semester. Jadi, dalam pengalaman di sekolah tes sumatif disamakan dengan ulangan akhir semester dan ujian nasional. Manfaat tes sumatif adalah untuk menentukan nilai akhir siswa dan dicatat pada catatan kemajuan belajar siswa yang berupa rapor atau ijazah, sehingga siswa dapat diketahui kedudukannya bisa melanjutkan program belajar selanjutnya (naik kelas) atau harus mengulang program belajar kembali (tinggal kelas). d. Tes Selektif Menurut Sudjana (2009: 5), tes selektif adalah penilaian yang bertujuan untuk keperluan seleksi. Jadi tes selektif bermanfaat untuk melakukan seleksi atau penyaringan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan. Contoh tes ini adalah ujian untuk masuk perguruan tinggi dan olimpiade atau perlombaan. e. Tes Penempatan Sudjana (2009: 5) menyatakan, tes penempatan adalah penilaian yang ditujukan untuk mengetahui keterampilan prasyarat yang diperlukan
29
bagi suatu program belajar dan penguasaan belajar seperti yang diprogramkan sebelum memulai kegiatan belajar untuk program itu. Tes ini bermanfaat untuk mencocokan kemampuan yang dimiliki siswa dengan program belajar yang akan diikutinya. Contohnya adalah tes jurusan bagi siswa SMA untuk menyesuaikan kemampuan siswa dengan jurusan yang akan diambil.
3.
Langkah-Langkah Menilai Prestasi Belajar Siswa Agar siswa dapat memperoleh hasil belajar berupa prestasi belajar yang sesuai dengan usaha dan kemampuannya, guru perlu menyusun langkahlangkah penilaian prestasi belajar yang tepat. Sardiman A.M (2012: 174175) mengungkapkan langkah-langkah menilai prestasi belajar, yaitu: a.
b.
c.
Mengumpulkan data prestasi belajar siswa yang diperoleh saat: 1) Setiap kali ada usaha mengevaluasi selama pelajaran berlangsung. 2) Pada akhir pelajaran. Menganalisis data prestasi belajar siswa, dengan langkah ini guru akan mengetahui: 1) Siswa yang menemukan pola-pola belajar yang lain. 2) Keberhasilan atau tidaknya siswa dalam belajar. Menggunakan data prestasi belajar siswa, dalam hal ini menyangkut: 1) Lahirnya feed back untuk masing-masing siswa dan ini perlu diketahui oleh guru. 2) Adanya feed back itu maka guru akan menganalisis dengan tepat follow up atau kegiatan-kegiatan berikutnya.
Berdasarkan penjelasan di atas setidaknya ada 3 langkah yang harus dilakukan guru untuk menilai prestasi belajar siswa di kelas. Ketiga langkah tersebut dilakukan dengan berkesinambungan satu sama lain, sehingga guru bisa menilai prestasi belajar siswa secara obyektif dan dapat dimanfaatkan untuk kemajuan belajar siswa.
30
4.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Pandangan seseorang tentang belajar akan mempengaruhi tindakantindakannya yang berhubungan dengan belajar. Tindakan-tindakan tersebut tentu saja akan mempengaruhi prestasi belajar siswa. Selain berbagai tindakan yang dilakukan siswa, ada berbagai faktor lain yang berasal bukan dari tindakan yang dilakukan siswa.
Pada dasarnya ada banyak faktor yang mempengaruhi prestasi belajar sebagai hasil belajar siswa. Menurut Munadi (dalam Rusman, 2012: 124) faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar antara lain meliputi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi faktor fisiologis dan faktor psikologis. Sementara faktor eksternal meliputi faktor lingkungan dan faktor instrumental. Menurut Slameto (2010: 17) faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua, yaitu: a. Faktor internal: yaitu faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, faktor intern terdiri dari: 1) Faktor jasmaniah (kesehatan dan cacat tubuh). 2) Faktor psikologis (inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan). 3) Faktor kelelahan b. Faktor eksternal: yaitu faktor yang ada di luar individu. Faktor ekstern terdiri dari: 1) Faktor keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan). 2) Faktor sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran diatas ukuran, keadaan gedung, dan fasilitas sekolah, metode dan media dalam mengajar, dan tugas rumah). 3) Faktor masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat, media massa, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat).
31
Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa tersebut, dapat disimpulkan bahwa secara umum ada dua faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa yaitu faktor internal dan faktor eksternal, dan disiplin yang merupakan salah satu variabel dalam penelitian ini termasuk dalam faktor eksternal. Agar siswa dapat memperoleh prestasi belajar yang baik dan sesuai dengan tujuan belajar, berbagai faktor yang mempengaruhi prestasi tersebut sebisa mungkin harus disinergikan sehingga bisa mendukung proses belajar siswa.
C. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) 1. Pengertian IPS Nama IPS dalam pendidikan dasar dan menengah di Indonesia muncul bersamaan dengan diberlakukannya kurikulum SD, SMP dan SMA tahun 1975. Dilihat dari sisi ini maka IPS sebagai bidang studi masih “baru“, meskipun yang dikaji di IPS bukanlah hal yang baru. Pada dasarnya konsep IPS sama dengan pendahulunya, ilmu sosial. Ilmu sosial adalah cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku manusia dan mempelajari manusia sebagai anggota masyarakat. Tingkah laku manusia dalam masyarakat itu banyak sekali aspeknya seperti aspek ekonomi, aspek mental, aspek budaya, aspek hubungan sosial, dan sebagainya.
Pembelajaran IPS berperan merealisasikan ilmu-ilmu sosial yang bersifat teoritis kekehidupan nyata di masyarakat. Oleh karenanya secara substansi materi IPS di tingkat persekolahan mengintegrasikan berbagai ilmu sosial dalam pembelajarannya. Pengintegrasian berbagai ilmu sosial tersebut
32
disesuaikan dengan kebutuhan dan tahap perkembangan siswa. Sehingga melalui pembelajaran IPS diharapkan siswa tidak hanya mampu menguasai teori-teori IPS di kehidupan masyarakat, tapi juga mampu menjalani kehidupan nyata di masyarakat sebagai insan sosial secara dewasa dan bijak.
Sapriya (2006: 7) menyatakan bahwa, IPS merupakan ilmu pengetahuan yang memadukan sejumlah konsep pilihan dari cabang-cabang ilmu sosial dan ilmu lainnya kemudian diolah berdasarkan prinsip pendidikan dan didaktik untuk dijadikan program pengajaran pada tingkat persekolahan. Sedangkan Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang standar isi menyatakan bahwa: Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaan yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai. Berdasarkan pendapat di atas IPS merupakan hasil kombinasi atau hasil pemfusian atau perpaduan dari sejumlah mata pelajaran seperti: geografi, ekonomi, sejarah, dan sosiologi. Mata pelajaran tersebut mempunyai ciriciri yang sama, yaitu mengkaji fakta dan isu-isu sosial yang berhubungan dengan lingkungan sekitar. Kemudian diolah berdasarkan prinsip pendidikan dan didaktik untuk dijadikan program pengajaran pada tingkat persekolahan Sehingga melalui mata pelajaran IPS siswa diarahkan menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai.
33
2. Tujuan Pendidikan IPS Tujuan pendidikan berarti sesuatu yang hendak dicapai atau diharapkan setelah proses belajar dilakukan. Pada hakikatnya tujuan pendidikan IPS di sekolah dasar merupakan program pengajaran yang bertujuan untuk mengembangkan potensi siswa agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi dimasyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya maupun yang menimpa masyarakat. Menurut Hasan (dalam Supriya dkk 2006: 5) menyatakan tujuan pendidikan IPS dapat dikelompokkan dalam tiga kategori, yaitu pengembangan intelektual siswa, pengembangan rasa tanggung jawab sebagai anggota masyarakat dan bangsa, serta pengembanan diri siswa sebagai pribadi.
Dalam Permendiknas No. 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi menyatakan bahwa mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: 1) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya. 2) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial. 3) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan. 4) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama, dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, ditingkat lokal, nasional dan global. Sedangkan menurut Sapriya (2006: 133) menyatakan bahwa tujuan IPS yaitu:
34
a) Mengajarkan konsep-konsep dasar sejarah sosiologi, antropologi, ekonomi, dan kewarganegaraan melalui pendekatan pedagogis, dan psikologis. b) Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, inkuiri, problem solving, dan keterampilan sosial. c) Membangun komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan. d) Meningkatkan kerja sama dan kompetensi dalam masyarakat yang heterogen baik secara nasional maupun global. Berdasarkan berbagai pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan IPS adalah untuk mendidik siswa agar prestasi belajarnya meningkat dengan mengembangkan potensi yang ada pada dirinya melalui keterampilan-keterampilan
IPS.
Keterampilan
tersebut
meliputi
keterampilan berpikir logis dan kritis, inkuiri, menemukan masalah dan memecahkan masalah. Selain itu diharapkan siswa juga memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial, serta mampu meningkatkan kerja sama dan kompetensi dalam masyarakat yang heterogen baik secara nasional maupun global.
D. Penelitian yang Relevan Guna kesempurnaan dan kelengkapan penelitian ini, maka penulis merujuk beberapa penelitian terdahulu yang pokok permasalahannya hampir sama atau bisa dikatakan juga relevan dengan penelitian ini. Berikut beberapa penelitian yang relevan tersebut: 1.
Mengkaji hubungan disiplin dan waktu belajar di rumah dengan prestasi belajar IPS siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 3 Bandar Lampung yang hasilnya menyatakan ada hubungan antara disiplin dan waktu belajar di rumah dengan prestasi belajar IPS. (Wulan Apriliya, 2009).
35
2.
Mengkaji hubungan antara disiplin belajar dengan prestasi belajar siswa kelas IV SD Negeri 1 Dayamurni Tulang Bawang Barat Tahun Pelajaran 2014/2015 yang hasilnya menyatakan terdapat hubungan yang signifikan dan positif antara disiplin belajar siswa dan prestasi belajar pada mata pelajaran Matematika siswa kelas IV SD Negeri 1 Dayamurni. (Umawaroh, 2015).
3.
Mengkaji hubungan disiplin belajar dengan prestasi belajar IPS siswa kelas IV SDN 1 Rajabasa Raya Bandar Lampung yang hasilnya menyatakan ada hubungan yang positif antara disiplin belajar dan prestasi belajar siswa. (Mentari Intan Rifani, 2015).
Ketiga penelitian tersebut mengkaji mengenai disiplin belajar siswa baik di rumah maupun di sekolah pada jenjang SD dan SMP. Berdasarkan hal tersebut, ketiga penelitian di atas bisa dikatakan relevan dengan penelitian ini yang memfokuskan pada hubungan antara disiplin belajar siswa dengan prestasi belajar IPS siswa di tingkat SD.
E. Kerangka Pikir Kerangka pikir merupakan bagian dari suatu karya ilmiah, yang menjelaskan tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang dinilai mempengaruhinya. Menurut Arikunto (2001: 99) kerangka pikir adalah bagian dari teori yang menjelaskan tentang alasan atau argumen bagi rumusan hipotesis, akan mengambarkan alur pemikiran peneliti dan memberikan penjelasan kepada orang lain, tentang hipotesis yang diajukan. Pada bagian ini akan dijelaskan hubungan antara disiplin belajar dengan prestasi belajar siswa.
36
Setiap siswa yang menjalani proses belajar pasti mengharapkan keberhasilan belajar. Pada kenyataannya tidak semua siswa memperoleh keberhasilan dalam belajar, hal ini dapat diidentifikasi dari prestasi belajar siswa yang rendah. Dalam penelitian ini, peneliti memfokuskan pada prestasi belajar IPS siswa. Berdasarkan penelitian pendahuluan diketahui bahwa banyak siswa kelas IV SD Negeri 1 Cempaka yang memperoleh nilai IPS ≤65 atau dibawah standar. Padahal IPS merupakan mata pelajaran yang sangat berpengaruh dalam pembentukan karakter siswa dan merupakan salah satu mata pelajaran yang diujikan dalam ujian nasional. Ada banyak faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa yang rendah, salah satunya adalah disiplin belajar.
Disiplin belajar merupakan bentuk kepatuhan dan ketaatan siswa terhadap tata tertib yang berlaku. Tata tertib tersebut bisa berupa tata tertib baku yang ditetapkan oleh sekolah maupun tata tertib tidak baku yang mengatur prilaku siswa secara pribadi berkaitan dengan belajar. Pada dasarnya disiplin belajar merupakan tindakan belajar siswa yang dilakukan secara sadar, dan teratur dalam mengikuti proses belajar yang dilakukan di kelas.
Siswa yang berhasil dalam belajar dan berkarya disebabkan mereka selalu menempatkan disiplin pada semua tindakan dan perbuatan, terutama di dalam kelas ketika keiatan belajar sedang dilakukan. Disiplin di dalam kelas diantaranya meliputi, masuk ke dalam kelas tepat waktu, memperhatikan pelajaran yag disampaikan guru, mengumpulkan tugas tepat waktu, mencatat hal-hal yang dianggap penting, aktif dan kreatif dalam kerja kelompok di kelas, bertanya mengenai hal-hal yang belum jelas, dan mempergunakan waktu istirahat sebaik-baiknya.
37
Disiplin belajar terbentuk dari hasil latihan yang berkesinambungan, artinya disiplin belajar tidak terbentuk dengan sendirinya namun harus melewati proses, dimulai dari pembiasaan, terbiasa, dan akhirnya menjadi kebutuhan yang tumbuh dari dalam diri siswa itu sendiri. Disiplin belajar yang dilakukan secara berkelanjutan akan memberi dampak bagi pertumbuhan kepribadian yang baik, tertib, dan berdampak pula pada prestasi belajar siswa. Berdasarkan uraian tersebut, maka kerangka pikir dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut: Disiplin Belajar (X)
Prestasi Belajar IPS (Y)
Gambar 2.1 Arah kerangka pikir hubungan disiplin belajar dengan prestasi belajar IPS
F. Hipotesis Penelitian Menurut Soehartono (2004: 26), hipotesis adalah suatu pernyataan yang masih harus diuji kebenarannya secara empirik. Sedangkan Narbuko (2001: 13) menyatakan bahwa, hipotesis merupakan dugaan sementara yang masih dibuktikan kebenarannya melalui suatu penelitian, dan hipotesis terbentuk sebagai hubungan antara dua variabel atau lebih. Dari pendapat para ahli di atas peneliti menyimpulkan bahwa hipotesis adalah dugaan sementara yang masih perlu dibuktikan kebenarannya melalui penelitian.
Untuk menguji ada atau tidaknya hubungan antara variabel X (disiplin belajar) dengan variabel Y (prestasi belajar IPS), dalam penelitian ini penulis mengajukan hipotesis “Ada hubungan positif antara disiplin belajar dengan prestasi belajar IPS pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Cempaka kecamatan Sungkai Jaya kabupaten Lampung Utara Tahun Ajaran 2015/2016.”
38
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian Sugiyono (2012: 3) menyatakan bahwa metode penelitian pendidikan diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan
mengantisipasi
masalah
dalam
bidang
pendidikan.
Jadi
untuk
mendapatkan data yang valid dan tujuan penelitian dapat dicapai, harus ditentukan metode penelitian yang sesuai dengan tujuan penelitian. Berdasarkan tujuan dalam penelitian ini yaitu mengetahui hubungan antara disiplin belajar dan prestasi belajar IPS, maka metode yang sesuai untuk digunakan adalah penelitian korelasional. Sudijono (2011: 179) menyatakan, kata “korelasi” berasal dari bahasa Inggris correlation.
Dalam
bahasa
Indonesia
sering
diterjemahkan
dengan
“hubungan”, atau “saling hubungan”, atau “hubungan timbal balik”. Menurut Gay (dalam Sukardi, 2007: 166), penelitian korelasi adalah suatu penelitian yang melibatkan tindakan pengumpulan data guna menentukan apakah ada hubungan dan tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih. Lebih lanjut Arikunto (2010: 4) menyatakan bahwa, penelitian korelasional adalah
39
penelitian yang dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih, tanpa melakukan perubahan, tambahan atau manipulasi terhadap data yang sudah ada.
Berdasarkan hal tersebut, penelitian korelasional adalah suatu penelitian yang melibatkan tindakan pengumpulan data untuk mengetahui tingkat hubungan antara dua variabel tanpa memberikan tindakan berupa perubahan, tambahan atau manipulasi data yang sudah ada. Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui adanya hubungan positif antara disiplin belajar dengan prestasi belajar IPS siswa kelas IV SD Negeri 1 Cempaka kecamatan Sungkai Jaya kabupaten Lampung Utara Tahun Ajaran 2015/2016, tanpa memberikan tindakan berupa perubahan, tambahan atau manipulasi data yang sudah ada.
B. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian Dalam suatu penelitian terdapat salah satu faktor yang cukup penting, yakni populasi penelitian. Populasi penelitian menjadi penting karena subjek dari suatu penelitian adalah bagian dari populasi. Bisa saja sebagian populasi menjadi subjek penelitian atau bisa juga seluruh populasi merupakan subjek penelitian. Menurut Sukardi (2007: 530), populasi pada prinsipnya adalah semua anggota kelompok manusia, binatang, peristiwa, atau benda yang tinggal bersama dalam satu tempat dan secara terencana menjadi target kesimpulan dari hasil akhir suatu penelitian. Sedangkan Sugiyono (2012: 117) mengungkapkan populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
40
ditetapkan
oleh
peneliti
untuk
dipelajari
dan
kemudian
ditarik
kesimpulannya.
Berdasarkan penjelasan tersebut populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas IV SD Negeri 1 Cempaka kecamatan Sungkai Jaya kabupaten Lampung Utara Tahun Ajaran 2015/2016 yang berjumlah 53 orang siswa. Terdiri dari 2 kelas yaitu kelas IV A berjumlah 27 orang, dan IV B berjumlah 26 orang.
Tabel 3.1. Jumlah Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Cempaka Banyak siswa No Kelas L P 1 IV A 12 15 2 IV B 17 9 Jumlah Sumber: Tata Usaha Sekolah
Jumlah 27 26 53
2. Sampel Penelitian Sugiyono (2013: 118) mengungkapkan bahwa, sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sedangkan Silaen dan Heriyanto (2013: 14) menyatakan sampel adalah sebagian dari populasi yang diambil dengan cara-cara tertentu untuk diukur atau diamati karakteristiknya, kemudian ditarik kesimpulan mengenai karakteristik tersebut yang dianggap mewakili populasi. Selanjutnya Arikunto (2006: 131) mengemukakan bahwa sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti dan apabila subyeknya kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.
Berdasarkan penjelasan tersebut, dalam penelitian ini sampel penelitiannya adalah seluruh populasi penelitian. Hal ini disebabkan karena populasi
41
penelitian kurang dari 100 orang, jadi peneliti menggunakan total sampling sebagai teknik pengambilan sampelnya. Total sampling berarti menjadikan seluruh anggota populasi sebagai sampel penelitian. Maka dalam penelitian ini, seluruh siswa kelas IV SD Negeri 1 Cempaka kecamatan Sungkai Jaya kabupaten Lampung Utara yang berjumlah 53 siswa adalah sampel penelitian.
C. Variabel Penelitian Sudijono (2009: 36) menyatakan, kata “variabel” berasal dari bahasa Inggris variable dengan arti: “ubahan”, “faktor tak tetap”, atau “gejala yang dapat diubah-ubah”. Menurut Sugiyono (2013: 38), variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan Arikunto (2006: 116) menyatakan bahwa, variabel penelitian merupakan objek penelitian yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.
Ada dua variabel dalam penelitian ini, yakni variabel bebas (independent variable), dan variabel terikat (dependent variable). Lebih lanjut Martono (2010: 57) menjelaskan bahwa variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi variabel lain atau menghasilkan akibat pada variabel yang lain, yang umumnya berada dalam urutan tata waktu yang terjadi terlebih dahulu. Sedangkan variabel terikat merupakan variabel yang diakibatkan atau dipengaruhi oleh variabel bebas. Berdasarkan hal tersebut terdapat dua variabel dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut:
42
1.
Variabel Bebas (Independent Variable) Variabel bebas (X) yang mempengaruhi variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah “disiplin belajar”.
2.
Variabel Terikat (Dependent Variable) Variabel terikat (Y) yang menjadi akibat atau yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah “prestasi belajar IPS siswa”.
D. Definisi Konseptual dan Operasional Variabel 1. Variabel Disiplin Belajar Telah dijelaskan sebelumnya bahwa disiplin belajar merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi prestasi belajar siswa. Diharapkan semakin siswa disiplin dalam belajar semakin tinggi juga prestasi belajar yang diperolehnya. Pada kenyataannya disiplin belajar bagi siswa adalah hal yang rumit dan kompleks, sebab disiplin belajar terkait dengan banyak hal, yaitu pengetahuan, sikap, dan tingkah laku siswa. Pada hakikatnya disiplin belajar merupakan bentuk kesadaran dan kesediaan yang dimiliki seseorang untuk menaati segala aturan yang berlaku baik tertulis maupun tidak tertulis.
Tujuan diberlakukannya disiplin belajar adalah untuk mengadakan perubahan dalam diri individu, mulai dari perubahan tingkah laku, sikap, kebiasaan, ilmu pengetahuan, keterampilan, dan sebagainya. Disiplin belajar sebaiknya dilakukan secara berkelanjutan, tercermin dengan tingkah laku belajar siswa sehari-hari yang patuh dan taat pada peraturan. Melalui
43
disiplin belajar yang dilakukan secara berkelanjutan diharapkan siswa akan terbiasa. Sehingga lama kelamaan siswa akan memiliki kesadaran untuk menerapkan disiplin dalam berbagai kegiatan belajarnya. Kemudian akhirnya disiplin belajar bukan hanya menjadi kebiasaan tapi juga kebutuhan yang harus dilakukan. Pada tabel di bawah ini akan dipaparkan definisi konseptual dan operasional variabel disiplin belajar.
Tabel 3.2 Definisi Konseptual dan Operasional Disiplin Belajar Variabel
Disiplin Belajar (X)
Konsep Variabel
Indikator
Sub Indikator
Dalam kenyataan memang telah ada sistem aturan menyeluruh di sekolah yang menentukan perilaku si anak. Ia harus teratur masuk kelas, harus tiba pada waktu yang sudah ditetapkan, ia tidak boleh membuat onar di kelas, ia harus sudah mempersiapkan pelajarannya, mengerjakan pekerjaan rumah, dan telah menyelesaikannya dengan baik. (Emile Durkheim, dalam Lukas Ginting 2000: 106)
Mentaati tata tertib sekolah
Selalu datang ke sekolah, kecuali sakit atau ada keperluan yang penting. Masuk ke dalam kelas tepat waktu
Disiplin Memperhatikan dalam belajar pelajaran yang di kelas disampaikan guru Mencatat hal-hal yang dianggap penting Bertanya mengenai hal-hal yang belum jelas Tidak ribut didalam kelas Meminta izin guru untuk masuk dan keluar kelas Patuh dalam mengerjakan tugas-tugas sekolah.
Sumber: Hasil Analisis Penulis
Mengumpulkan tugas tepat waktu Aktif dan kreatif dalam kerja kelompok di kelas Tidak mencontek hasil pekerjaan teman
44
2. Variabel Prestasi Belajar IPS Prestasi belajar adalah hasil dari sebuah proses belajar, yang di wujudkan dalam bentuk nilai sebagai bentuk penguasaan siswa terhadap mata pelajaran yang diperoleh setelah melewati tahap penilaian berupa tes atau ujian. Bentuk tes tersebut bisa berupa tes diagnostik, tes formatif atau tes sumatif. Dalam penelitian ini salah satu variabel penelitiannya adalah prestasi belajar IPS. Mata pelajaran IPS dipilih karena IPS merupakan perpaduan dari berbagai disiplin ilmu sosial yang kajiannya menyangkut berbagai hal yang sering ditemui siswa dalam kehidupannya sehari-hari sehingga IPS berperan besar terhadap pembentukan watak dan karakter siswa. Pada tabel dibawah ini akan diuraikan definisi konseptual dan operasional prestasi belajar IPS.
Tabel 3.3 Definisi Konseptual dan Operasional Prestasi Belajar IPS Variabel
Prestasi Belajar IPS (Y)
Konsep Variabel
Prestasi merupakan hasil yang dicapai seseorang ketika mengerjakan tugas atau kegiatan tertentu. Prestasi akademik merupakan hasil yang diperoleh dari kegiatan pembelajaran disekolah yang bersifat kognitif dan biasanya ditentukan melalui pengukuran dan penilaian. Prestasi belajar merupakan penguasaan terhadap mata pelajaran yang ditentukan lewat nilai atau angka yang diberikan guru (Tulus Tu’u, 2004: 75)
Sumber: Hasil Analisis Penulis
Indikator
Nilai Pelajaran Semester Ganjil
Sub Indikator
Nilai UAS IPS semester ganjil kelas IV SDN 1 Cempaka kecamatan Sungkai Jaya kabupaten Lampung Utara
45
E. Metode Pengumpulan Data Pada penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan melalui 3 cara, yaitu
dengan
teknik
observasi,
teknik
dokumentasi,
dan
teknik
angket/kuisioner.
1. Metode Observasi Teknik observasi adalah suatu teknik mengumpulkan data dengan lebih banyak
menggunakan
indra
penglihatan,
jadi
penulis
melakukan
pengumpulan data dengan cara pengamatan secara langsung terhadap suatu objek penelitian. Menurut Sukardi (2007: 78), teknik observasi akan lebih efektif jika informasi yang hendak diambil berupa kondisi atau fakta alami, tingkah laku dan hasil kerja responden dalam situasi alami.
Dalam penelitian ini kegiatan
observasi
yang dilakukan penulis
dilaksanakan pada saat penelitian pendahuluan. Penulis mengamati tingkah laku siswa pada saat mengikuti kegiatan belajar, dengan melakukan pengamatan langsung terhadap kegiatan dan aktivitas belajaran siswa kelas IV di SD Negeri 1 Cempaka kecamatan Sungkai Jaya kabupaten Lampung Utara peneliti dapat mengidentifikasi permasalahan apa yang muncul dan sering dialami ketika proses belajar sedang berlangsung. Selanjutnya permasalahan tersebut akan dirumuskan dan dibahas oleh penulis sebagai objek penelitian.
2. Metode Dokumentasi Menurut Arikunto (2006: 231), teknik dokumentasi merupakan suatu cara pengumpulan data yang menghasilkan catatan-catatan penting yang
46
berhubungan dengan masalah yang diteliti sehingga akan diperoleh data yang lengkap, sah dan bukan berdasarkan perkiraan. Pada teknik ini, peneliti dimungkinkan memperoleh informasi dari bermacam-macam sumber tertulis atau dokumen yang ada di tempat penelitian. Dalam penelitian ini, dokumentasi yang digunakan berupa daftar nilai siswa kelas IV, visi dan misi sekolah, dan foto-foto siswa sebagai bukti bahwa penulis benar melakukan penelitian di SD Negeri 1 Cempaka.
3. Metode Angket/Kuisioner Sukardi (2007: 76), menyatakan bahwa kuisioner ini juga sering disebut sebagai angket dimana dalam kuisioner tersebut terdapat beberapa macam pertanyaan yang berhubungan erat dengan masalah penelitian yang hendak dipecahkan, disusun, dan disebarkan ke responden untuk memperoleh informasi di lapangan. Melalui penggunakan angket, data yang diperoleh bisa lebih mewakili keadaan responden. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini menggunakan metode angket dengan harapan responden dapat menuangkan jawabannya sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
Angket yang digunakan adalah tipe pilihan dengan empat alternatif jawaban yang bertujuan memudahkan responden dalam menjawab item-item angket. Angket dibuat oleh peneliti dengan 20 item soal dan diuji coba kepada 25 siswa di luar sampel penelitian yang telah ditentukan sebelumnya. Selanjutnya dilakukan analisis angket untuk mengetahui kevalidannya, setelah valid kemudian angket diberikan kepada 53 siswa kelas IV SD Negeri 1 Cempaka kecamatan Sungkai Jaya kabupaten Lampung Utara Tahun Ajaran 2015/2016 untuk mendapatkan tingkat disiplin belajar siswa.
47
F. Uji Persyaratan Instrumen Angket merupakan pengumpulan data yang utama dalam penelitian ini. Sebelum angket disebarkan terlebih dahulu diadakan uji coba angket. Uji coba ini dimaksudkan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas item-item angket.
1. Uji Validitas Angket Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat dan kevaliditasan dan ketepatan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang hendak diukur. Menurut Sukardi (2007: 122), validitas suatu tes yang perlu diperhatikan oleh para peneliti adalah bahwa ia hanya valid untuk satu tujuan tertentu saja. Sudjana (2009: 12) menyatakan, validitas tidak berlaku universal sebab bergantung pada situasi dan tujuan penilaian.
Sebelum digunakan untuk penelitian, terlebih dahulu instrumen angket dikonsultasikan dengan ahli (judgment). Setelah selesai selanjutnya instrumen tersebut dicobakan pada sampel diluar penelitian, yang pada hal ini akan dicobakan pada 25 siswa. Setelah uji coba selesai selanjutnya dilakukan tabulasi data menggunakan rumus korelasi product moment. Adapun untuk mengukur validitas instrumen angket dalam penelitian ini menggunakan bantuan program SPSS versi 17.0, dan di bawah ini rumus korelasi product moment. 𝒓𝒙𝒚 =
𝐍 𝐍
Keterangan: 𝑟𝑥𝑦 N
𝐗𝐘 − ( 𝐗)( 𝐘)
𝐗 𝟐 − ( 𝐗)𝟐 𝐍
𝐘 𝟐 − ( 𝐘)𝟐
: Koefisien kerelasi antara variabel X dan Y : Jumlah sampel
48
X : Skor butir soal 𝑌 : Skor total (Arikunto, 2010: 213)
2. Uji Reliabilitas Angket Sudijono (20011: 16) menyatakan, reliabilitas alat penilaian adalah ketetapan atau keajegan alat tersebut dalam menilai apa yang dinilainya. Menurut Sukardi (2007: 127), suatu instrumen penelitian dikatakan mempunyai nilai reliabilitas yang tinggi, apabila tes yang dibuat mempunyai hasil yang konsisten dalam mengukur yang hendak diukur. Jadi reliabilitas merupakan alat untuk mengukur sejauh mana alat ukur digunakan dapat dipercaya, dengan memberikan hasil yang relatif sama kapanpun alat atau instrumen penelitian tersebut digunakan. Dalam penelitian ini, uji reliabilitas digunakan rumus alpha cronbach. Adapun untuk mengukur reliabilitas instrumen angket dalam penelitian ini menggunakan bantuan program SPSS versi 17.0, dan di bawah ini rumus alpha cronbach.
𝑛 𝜎𝑏2 𝑟11 = 1− 2 (𝑛 − 1) 𝜎1 Keterangan: 𝑟11 = Reliabilitas instrument 2 𝜎𝑏 = Skor tiap-tiap item n = Banyaknya butir soal 2 𝜎1 = Varians total (Arikunto, 2010: 239)
Kriteria uji reliabilitas dengan rumus alpha cronbach apabila rhitung > rtabel, maka alat ukur tersebut reliabel dan juga sebaliknya, jika rhitung < rtabel maka alat ukur tidak reliabel. Jika instrumen itu valid, maka selanjutnya
49
menginterpretasikan besarnya nilai kuisioner. Sudijono (2011: 173) menyatakan, dalam memberikan interpretasi secara sederhana terhadap angka indeks korelasi “r” product moment (rxy ), pada umumnya dipergunakan pedoman atau ancar-ancar sebagai berikut:
Tabel 3.4 Interpretasi reliabilitas instrumen Besarnya “r” product moment Interpretasi (𝐫𝐱𝐲 ) 0,00-0,20 Sangat rendah atau sangat lemah 0,20-0,40
Rendah atau lemah
0,40-0,70
Cukup atau sedang
0,70-0,90
Tinggi atau kuat
0,90-1,00
Sangat Tinggi atau sangat kuat
Sudijono (2009: 193)
G. Teknik Analisis Data Analisis data merupakan suatu langkah penting dalam penelitian. Data yang sudah diperoleh dari responden dianalisis untuk menguji hipotesis yang diajukan peneliti. Dalam penelitian ini, yang berperan sebagai alat analisis data penelitian adalah statistik. Statistik merupakan cara-cara ilmiah yang dipersiapkan untuk mengumpulkan, mengajukan, dan menganalisis data yang berwujud angka. Data yang dimaksud dalam penelitian ini adalah data variabel bebas (disiplin belajar), dan data variabel terikat (prestasi belajar IPS). Sehingga dengan menggunakan statistik sebagai alat bantu dapat diketahui hubungan antara disiplin belajar (X) dan prestasi belajar IPS siswa (Y). Adapun rumus statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis ialah rumus korelasi product moment, dikarenakan data-data yang dikumpulkan adalah data kuantitatif yang didapat dari angket dan nilai siswa.
50
Berikut ialah rumus korelasi product moment:
𝒓𝒙𝒚 =
𝐍 𝐍
𝐗𝐘 − ( 𝐗)( 𝐘)
𝐗 𝟐 − ( 𝐗)𝟐 𝐍
𝐘 𝟐 − ( 𝐘)𝟐
Keterangan: 𝑟𝑥𝑦 : Koefisien kerelasi antara variabel X dan Y N : Jumlah sampel X : Skor variabel X 𝑌 : Skor variabel Y 𝐗 : Jumlah skor variabel X 𝐘 : Jumlah skor variabel Y 𝟐 𝐗 : Jumlah kuadrat skor variabel X 𝟐 𝐘 : Jumlah kuadrat skor variabel Y (Arikunto, 2010: 317)
H. Pengujian Hipotesis Pengujian selanjutnya yaitu uji hipotesis yang berfungsi mencari makna hubungan antara variabel X terhadap variabel Y. Hipotesis yang akan diuji adalah: Ha : Ada hubungan yang positif antara disiplin belajar dengan prestasi belajar siswa kelas IV SD Negeri 1 Cempaka kecamatan Sungkai Jaya kabupaten Lampung Utara Tahun Ajaran 2015/2016. Ho : Tidak ada hubungan yang positif antara disiplin belajar dengan prestasi belajar siswa kelas IV SD Negeri 1 Cempaka kecamatan Sungkai Jaya kabupaten Lampung Utara Tahun Ajaran 2015/2016.
Dengan kriteria pengujian jika rhitung > rtabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima dan jika rhitung < rtabel Ho diterima dan Ha ditolak. Nilai rtabel diperoleh dengan mengkonsultasikan jumlah sampel pada tabel Pearson Product Moment dengan α = 0,05.
68
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan Berdasarkan data hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa ada hubungan positif antara disiplin belajar dengan prestasi belajar IPS siswa kelas IV SD Negeri 1 Cempaka kecamatan Sungkai Jaya kabupaten Lampung Utara Tahun Ajaran 2015/2016. Hal ini diketahui dari hasil analisis yaitu:
1. Nilai korelasi antara variabel X (disiplin belajar) dengan variabel Y (prestasi belajar IPS) sebesar 0,781 berarti korelasi tersebut positif, dan tergolong erat.
2. Selain itu nilai korelasi variabel X dan variabel Y lebih besar dari rtabel yakni 0,271, maka Ho ditolak dan Ha yang berbunyi ada hubungan yang positif antara disiplin belajar dengan prestasi belajar IPS siswa kelas IV SD Negeri 1 Cempaka kecamatan Sungkai Jaya kabupaten Lampung Utara Tahun Ajaran 2015/2016 diterima.
3. Pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Cempaka berdasarkan identifikasi masalah tingkat disiplin dan prestasi belajar IPS siswanya masih rendah, dan setelah penelitian dapat diketahui bahwa tingkat disiplin yang rendah berbanding lurus dengan prestasi belajar IPS siswa yang juga rendah.
69
4. Artinya apabila disiplin belajar siswa tinggi maka akan mendorong prestasi belajar yang diperoleh siswa juga menjadi tinggi, sedangkan apabila disiplin belajar siswa rendah maka akan mendorong prestasi belajar siswa juga menjadi rendah.
B. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah disimpulkan di atas, maka dapat diajukan saran-saran untuk meningkatkan disiplin belajar dan prestasi belajar siswa khususnya pada mata pelajaran IPS siswa kelas IV SD Negeri 1 Cempaka yaitu sebagai berikut.
1. Bagi siswa, Diharapkan siswa dapat melatih dan membiasakan disiplin dalam belajar, tidak hanya di kelas namun juga disiplin belajar di rumah, sehingga dapat meningkatkan prestasi belajarnya tidak hanya pada mata pelajaran IPS tetapi juga pada mata pelajaran yang lainnya.
2. Bagi guru Disarankan
kepada
guru
untuk
memberi
contoh,
mengajarkan,
mengembangkan, dan membiasakan disiplin belajar kepada siswa dalam proses belajar di dalam kelas maupun di luar kelas. Sehingga hasil pembelajaran akan lebih maksimal dan prestasi belajar siswa dapat meningkat.
3. Bagi kepala sekolah Diharapkan kepala sekolah mampu memberi contoh disiplin kepada siswa
70
dan lebih mengoptimalkan disiplin belajar siswa melalui penerapan tata tertib sekolah, dalam rangka usaha meningkatkan mutu, proses, dan prestasi belajar siswa di setiap kelas.
4. Bagi peneliti lain Bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian dibidang ini, diharapkan mampu merumuskan angket dengan kalimat sederhana sehingga dapat lebih mudah dimengerti oleh siswa, dan mencari sumber pustaka yang lebih banyak, sehingga gambaran, informasi dan masukan tentang hubungan antara disiplin belajar dengan prestasi belajar IPS lebih kaya lagi.
5. Bagi sekolah Diharapkan sekolah memiliki berbagai tata tertib yang mampu membentuk, membiasakan, dan menerapkan displin belajar siswa, serta memiliki sanksi yang mengikat seluruh warga sekolah apabila melanggar tata tertib yang telah ditentukan.
71
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu. 2007. Psikologi Pekembangan. PT Rineka Cipta: Jakarta. Apriliya, Wulan. 2009. Hubungan Disiplin dan Waktu Belajar di Rumah dengan Prestasi Belajar IPS Siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 3 Bandar Lampung.(Skripsi).Universitas Lampung: Bandar Lampung Arikunto, Suharsimi. 2001. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara: Jakarta …………. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. PT Rineka Cipta: Jakarta. …………. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. PT Rineka Cipta: Jakarta. Daryanto. 2012. Evaluasi Pendidikan. PT. Rineka Cipta: Jakarta. Dimyati & Mudjono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. PT. Rineka Cipta: Jakarta: Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru.Usaha Nasional: Surabaya. …………. 2005.Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. PT. Rineka Cipta: Jakarta. …………. 2011. Psikologi Belajar. PT. Rineka Cipta: Jakarta. Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain, Aswan. 2010. Strategi Belajar Mengajar. PT. Rineka Cipta: Jakarta. Ginting, Lukas. 2000. Pendidikan Moral. Penerbit Erlangga: Jakarta. Hamalik, Oemar. 2004. Kurikulum dan Pembelajaran. Bumi Aksara: Jakarta. …………. 2012. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara: Jakarta. Hamiyah, Nur. 2014. Strategi Belajar Mengajar di Kelas. Prestasi Pustakarya:
72
Jakarta. Hasan Alwi, dkk. 2007. Cetakan ketiga. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka: Jakarta. Ihsan, Fuad. 2008. Dasar-Dasar Kependidikan. Rineka Cipta: Jakarta. Jihad, Asep dan Abdul Haris. 2013. Evaluasi Pembelajaran. Multi Pressindo: Yogyakarta: Mahendra, Agus. 2008. Pembinaan Rasa Tanggung Jawab dan Disiplin Belajar. Bumi Aksara: Bandung Martono, Nanang. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif. Rajawali Pers: Jakarta. Mentari, I.R. 2015. Hubungan Antara Disiplin Belajar dengan Prestasi Belajar IPS Siswa Kelas IV SDN 1 Rajabasa Raya Kecamatan Rajabasa Kota Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015.(Skripsi).Universitas Lampung: Bandar Lampung. Narbuko, Cholid. 2001. Metodologi Penelitian. Bumi Aksara: Bandung. Nuazman. 2013. Kamus Standar Bahasa Indonesia. Fokus Media: Bandung. Kemendibud. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Kemendikbud: Jakarta Kemendikbud. Permendiknas No. 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan Untuk Satuan Pendidikan Dasar SD/MI. Kemendikbud: Jakarta Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran. Raja Grafindo Persada: Jakarta. Sanjaya. 2005. Psikologi Belajar. PT. Gramedia Pustaka: Jakarta. Sardiman A.M. 2012. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta: Sapriya, dkk. 2006. Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Belajar IPS. UPI PRESS: Bandung. Silaen, Sofar dan Heriyanto. 2013. Pengantar Statistika Sosial. IN MEDIA: Jakarta Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. PT. Rineka Cipta: Jakarta. Soehartono, Irawan. 2004. Metode Penelitian Sosial. PT. Remaja Rosdakarya
73
Offset: Bandung. Soemanto, Wasty. 2006. Psikologi Pendidikan. PT. Rineka Cipta: Jakarta Sudijono, Anas. 2011. Pengantar Statistik Pendidikan. Raja Grafindo Persada: Jakarta. Sudjana, Nanang. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. PT. Remaja Rosdakarya Offset: Bandung. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Alfabeta: Bandung. . 2013. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif. Alfabeta: Bandung. Suharjo. 2006. Mengenal Pendidikan Dasar Teori dan Praktek. Departemen Pendidikan Nasional: Jakarta. Sukardi. 2007. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bumi Aksara: Jakarta. Suryani, Nunuk dan Leo, Agung. 2012. Strategi Belajar dan Mengajar. Ombak: Jakarta. Tu’u, Tulus. 2004. Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa.PT. Gramedia Widiasarana: Jakarta. Umawaroh. 2015. Hubungan Disiplin Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Dayamurni Tulang Bawang Barat Tahun Pelajaran 2014/2015. (Skripsi). Universitas Lampung: Bandar Lampung. Winkel. 2004. Psikologi Belajar. PT. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta. Zuriah, Nurul. 2007. Pendidikan Moral dan Budi Pekerti dalam Perspektif Perubahan. Bumi Aksara: Jakarta