SKRIPSI
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG KARIES GIGI DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN KARIES GIGI PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR (6-12) TAHUN DI SD MUHAMMADIYAH SIDOKARTO KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan STIKES A.Yani Yogyakarta
AN
A YAK K A OG
T ANI Y S U .Y
P AL A R E ER
P
D
S
S
E K I T
N JE
OLEH :
NIKEN LANTARI PUJI ASTUTI NPM: 3207020
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA 2011
A
T AR
N ARTA A A AK
K OGY A T IY
S . YAN U P A
R ERAL E P ND E J S
S
E K I T
THE RELATION KNOWLEDGE LEVEL OF PARENTS ABOUT THE DENTAL CARIES WITH DENTAL CARIES BEHAVIOR PREVENTION IN PRIMARY SCHOOL AGE CHILDREN AT MUHAMMADIYAH SIDOKARTO ELEMENTARY SCHOOL Niken Lantari Puji Astuti1, Ni Ketut Mendri2, Ratna Lestari3 ABSTRACT Background: Parents are most involved in creating and developing health especially dental health care. The role of parents in child dental health is as a motivator, educator and facilitator. The dental health care of children under 12 years old depends on their parents. Parental behavior on dental health can be used to predict the status of dental health. If the parents has a good knowledge about dental caries, it means that the behavior of parents to prevent dental caries in children is good also (Pratiwi, 2007). Purposes: The study aim at finding the relation parent’s level knowledge about the dental caries with the behavior of preventing dental caries in primary school age children at Muhammadiyah Sidokarto elementary school. Method: The methods used in this study was correlation study with cross-sectional design. The subjects was the parents of school age children at Muhammadiyah Sidokarto elementary school and 62 samples were involved. Statistical test used SPSS with the level of significant p <0.05. Results: Sixty two objects were interviewed in this study. Most of the study's respondents had knowledge of dental caries is in fairly good (56.45%). Most of the respondents of this study indicate that dental caries preventive behaviors classified as positive (83.87%). The study showed that there was correlations between the level of knowledge about the behavior of dental caries prevention (χ2 = 9.515, p = 0.009 <0.05). The relation between the knowledge level of parents about dental caries with dental caries prevention behaviors in chidren classified as strong (C = 0.365). Conclusion: Level of knowledge of parents in this study mostly fairly good and the behavior of dental caries prevention included in the class applied to the positive. There was a significant association between the level of parental knowledge about the behavior of dental caries prevention in children. Keywords : the knowledge level, dental caries, the behavior of dental caries Prevention
AN
A YAK K A OG
T ANI Y S U .Y
P AL A R E ER
P
S
E K I T
D
N JE
S
iii
A
T AR
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG KARIES GIGI DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN KARIES GIGI PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR (6-12) TAHUN DI SD MUHAMMADIYAH SIDOKARTO Niken Lantari Puji Astuti1, Ni Ketut Mendri2, Ratna Lestari3 INTISARI Latar Belakang: Orang tua paling berperan dalam mewujudkan dan mengembangkan kesehatan secara umum dan memelihara kesehatan gigi secara khusus. Peranan orang tua dalam kesehatan gigi anak adalah sebagai motivator, edukator dan fasilitator. Pemeliharaan kesehatan gigi anak yang berumur di bawah 12 tahun masih bergantung pada orang tua. Perilaku orangtua mengenai kesehatan gigi dapat digunakan untuk meramalkan status kesehatan gigi. Apabila pengetahuan orang tua tentang karies gigi baik dapat diramalkan perilaku dalam mencegah karies gigi anak juga baik, (Pratiwi, 2007). Tujuan : Mengetahui hubungan tingkat pengetahuan orang tua tentang karies gigi dengan perilaku pencegahan karies gigi pada anak usia sekolah dasar di SD Muhammadiyah Sidokarto. Metode : Penelitian ini menggunakan studi korelasional dengan rancangan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah orang tua dari anak yang bersekolah di SD Muhammadiyah Sidokarto yang berjumlah 62 sampel. Uji statistik dengan menggunakan contingensy coeffisien dengan tingkat kemaknaan p< 0,05. Hasil : Dari 62 sampel didapatkan data sebagian besar responden penelitian ini mempunyai pengetahuan tentang karies gigi yang tergolong cukup baik (56,45%). Sebagian besar responden penelitian ini menunjukkan perilaku pencegahan karies gigi yang tergolong positif (83,87%). Terdapat hubungan yang bermakna antar tingkat pengetahuan tentang karies gigi dengan perilaku pencegahan karies gigi (χ2=9,515; p=0,009<0,05). Hubungan antar tingkat pengetahuan tentang karies gigi dengan perilaku pencegahan karies gigi tergolong kuat (C=0,365). Kesimpulan: Tingkat pengetahuan orang tua dalam penelitian ini sebagian besar cukup baik dan perilaku pencegahan karies gigi yang diterapkan termasuk dalam golongan positif. Ada hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan orang tua tentang karies gigi dengan perilaku pencegahan karies gigi pada anak. Kata kunci : tingkat pengetahuan, karies gigi, perilaku pencegahan
AN
A YAK K A OG
T ANI Y S U .Y
P AL A R E ER
P
S
E K I T
D
N JE
S
iv
A
T AR
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi dengan judul : HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG KARIES GIGI DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN KARIES GIGI PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI SD MUHAMMADIYAH SIDOKARTO yang dibuat untuk memenuhi persyaratan menjadi Sarjana Keperawatan pada Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Yogyakarta, sejauh yang saya ketahui bukan merupakan tiruan atau duplikasi skripsi yang sudah dipublikasikan dan atau pernah dipakai untuk mendapatkan gelar kesarjanaan di lingkungan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
AN
Jenderal Achmad Yani Yogyakarta maupun di Perguruan Tinggi atau Instansi
A
RT manapun, kecuali bagian yang sumber informasinya dicantumkan sebagaimana A AK mestinya. Y OG Y NI A . Y Yogyakarta, Februari 2012 A L A ER D EN J S E K I ST
A K A
T S U
P R E
P
Niken Lantari Puji Astuti NPM. 3207020
v
KATA PENGANTAR Assalamualaikum Wr.Wb Puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Orang tua Tentang Karies Gigi dengan Perilaku Pencegahan Karies Gigi Pada Anak Usia Sekolah Dasar”. Sholawat serta salam kepada utusan – Nya Muhammad SAW, sahabat – sahabatnya dan para pengikutnya yang selalu istiqomah dijalanNya. Rangkaian penelitian dan penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk mencapai gelar sarjana strata satu (S1) di Achmad Yani Yogyakarta.
Stikes Jenderal
AN
Terwujudnya penyusunan Skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan,
A YAK K A OG
ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
T ANI Y S U .Y
1. dr. I. Edy Purwoko, Sp.B., selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Yogyakarta, yang telah menyediakan sarana dan
P AL A R E ER
prasarana dalam menyelesaikan proposal skripsi ini.
P
2. Yanita Trisetyaningsih, S.Kep.,Ns., selaku Kepala Program Studi Ilmu
D
N JE
Keperawatan yang telah memberikan petunjuk, ijin dan kemudahan selama
S E K I 3. Dra. ST Ni Ketut Mendri, S.Kep.,Ns.,M.Sc., selaku pembimbing Proposal Skripsi, penyelesaian proposal skripsi ini.
yang dengan penuh kesabaran telah memberikan masukan dan bimbingan selama proses penyelesaian proposal skripsi ini.
4. Ratna Lestari, S.Kep.,Ns., selaku pembimbing Proposal Skripsi, yang dengan penuh kesabaran telah memberikan masukan dan bimbingan selama proses penyelesaian proposal skripsi ini. 5. Atik Badi’ah, S.Kep.,S.Pd.,M.Kes., selaku dosen penguji Proposal Skripsi yang dengan penuh kesabaran telah memberikan masukan dan bimbingan selama proses penyelesaian proposal skripsi ini. viii
A
T AR
dukungan serta bantuan dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis
6. Seluruh Dosen dan karyawan yang telah membantu selama masa studi. 7. Keluargaku tercinta yang senantiasa memberikan dukungan dan do’a serta nasehat bagi penulis. 8. Kepala Sekolah SD Muhammadiyah Sidokarto atas ijin yang diberikan untuk penelitian. 9. Kepala Sekolah SD N Tangkilan atas ijin yang diberikan untuk penelitian. 10. Bapak dan Ibu guru serta responden di SD Muhammadiyah Sidokarto yang turut andil dan terlibat dalam melaksanakan penelitian ini. 11. Bapak dan Ibu guru serta responden di SD N Tangkilan yang turut andil dan terlibat dalam melaksanakan penelitian ini. 12. Teman-teman PSIK angkatan 2007 yang telah bersedia membantu dan memberikan nasehat serta dorongan kepada penulis, serta pihak yang tidak
AN
bisa penulis sebutkan satu-persatu.
A
RT Semoga bantuan yang telah diberikan menjadi amal baik dan mendapatkan A K Aini, balasan yang lebih besar dari Allah SWT. Dalam penulisan skripsi penulis Y G O mengharapkan menyadari masih banyak terdapat kekurangan, untukI itu Ypenulis AN Semoga skripsi ini dapat saran dan kritik untuk perbaikan di masa mendatang. Y A. sekalian. bermanfaat bagi Ilmu Keperawatan dan pembaca L RA E Wassalamualaikum, wr.wb. ND E SJ E Yogyakarta, Februari 2012 IK T S
A K A
T S U
P R E
P
penulis
ix
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL..................................................................................... HALAMAN PERSETUJUAN...................................................................... ABSTRACT.................................................................................................. ABSTRAK..................................................................................................... HALAMAN PERNYATAAN....................................................................... HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN........................................... KATA PENGANTAR .................................................................................. DAFTAR ISI................................................................................................. DAFTAR GAMBAR .................................................................................... DAFTAR TABEL......................................................................................... DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................
AN
BAB I.
i ii iii iv v vi viii x viii ix x
PENDAHULUAN A. Latar Belakang........................................................................ B. Rumusan Masalah................................................................... C. Tujuan Penelitian.................................................................... D. Manfaat Penelitian.................................................................. E. Keaslian Penelitian ................................................................. BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoretis.................................................................... 1. Anak usia sekolah dasar .................................................. 2. Karies Gigi ...................................................................... 3. Orang tua......................................................................... 4. Pengetahuan .................................................................... 5. Perilaku............................................................................. B. Kerangka teori ........................................................................ C. Kerangka konsep .................................................................... D. Hipotesis ................................................................................. BAB III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan penelitian.............................................. B. Lokasi dan Waktu Penelitian.................................................. C. Variabel Penelitian ................................................................. D. Definisi Operasional ............................................................... E. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampel ................................... F. Alat dan Metode Pengumpulan Data...................................... G. Validitas dan Reliabilitas ....................................................... H. Metode dan Pengolahan Analisis Data ................................... I. Jalannya Penelitian ................................................................. J. Etika Penelitian........................................................................
A YAK K A OG
T ANI Y S U .Y
RP
PE
LA
A
R DE
N
E J S
E K I T
S
x
1
A
T AR 5 6 6 7
10 10 14 25 27 31 39 40 41 42 42 42 43 44 46 48 51 56 57
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Lokasi Penelitian................................................... B. Hasil Penelitian...................................................................... C. Pembahasan ........................................................................... . D. Keterbatasan dan Kekuatan Penelitian............................... ... BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan............................................................................ B. Saran......................................................................................
59 59 64 70 71 71
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
AN
A YAK K A OG
T ANI Y S U .Y
P AL A R E ER
P
S
E K I T
D
N JE
S
xi
A
T AR
DAFTAR GAMBAR Daftar Gambar Gambar 1 Anatomi gigi sehat dan Karies Gigi..........................................
15
Gambar 2 Lingkaran penyebab Karies Gigi..............................................
17
Gambar 3 Patofisiologi Karies Gigi..........................................................
23
Gambar 4 Kerangka Teori Penelitian........................................................
39
Gambar 5 Kerangka Konsep Penelitian....................................................
40
AN
A YAK K A OG
T ANI Y S U .Y
P AL A R E ER
P
S
E K I T
D
N JE
S
xii
A
T AR
DAFTAR TABEL
Daftar Tabel Tabel 1
Tabel Kisi-kisi pernyataan tingkat pengetahuan........................
47
Tabel 2
Tabel Karakteristik responden...................................................
60
Tabel 3
Tabel Distribusi tingkat pengetahuan orangtua tentang karies..
61
Tabel 4
Tabel Distribusi perilaku orang tua dalam pencegahan karies..
62
Tabel 5
Tabel hubungan tingkat pengetahuan orang tua tentang karies dengan perilaku pencegahan karies gigi..................................
AN
62
A YAK K A OG
T ANI Y S U .Y
P AL A R E ER
P
S
E K I T
D
N JE
S
xiii
A
T AR
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Surat Ijin Studi Pendahuluan Lampiran 2: Permohonan Menjadi Responden Lampiran 3: Lembar Persetujuan Menjadi Responden Lampiran 4: Kuesioner Lampiran 5: Tabel Dummy Lampiran 6: Rincian dana Lampiran 7: Jadwal Penelitian Lampiran 8: Lembar Konsultasi Bimbingan Proposal Skripsi Lampiran 9: Tabulasi Olah data penelitian
AN
A YAK K A OG
T ANI Y S U .Y
P AL A R E ER
P
S
E K I T
D
N JE
S
xiv
A
T AR
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak adalah mereka yang berusia 1-12 tahun. Anak usia sekolah dasar disebut juga sebagai masa sekolah. Anak yang berada pada masa ini berkisar antara usia 6-12 tahun, masa bersekolah dalam periode ini sudah menampakkan kepekaan untuk belajar sesuai dengan sifat ingin tahu anak (Papalia dkk, 2008). Pada masa kanak-kanak, penyakit yang sering terjadi salah satunya adalah karies gigi padahal awal tumbuh gigi merupakan
AN
A YAK K A OG
usia prasekolah dan usia sekolah dasar mengalami gigi berlubang. Pada
T ANI Y S U .Y
umumnya keadaan kebersihan mulut anak lebih buruk dan anak lebih banyak
P AL A R E ER
makan makanan dan minuman yang menyebabkan karies dibanding orang
P
dewasa. Anak-anak umumnya senang gula-gula, apabila anak terlalu banyak
ND E makan gula-gula S J dan jarang membersihkannya, maka gigi-giginya banyak E IKmengalami karies (Chemiawan dkk, 2004). yang T S Penyakit gigi dan mulut merupakan penyakit tertinggi keenam yang dikeluhkan masyarakat Indonesia dan menempati peringkat keempat penyakit termahal dalam pengobatan. Terdapat dua penyakit gigi dan mulut yang mempunyai prevalensi cukup tinggi di Indonesia yaitu karies dan penyakit
periodontal. Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) pada tahun 2010, prevalensi karies mencapai (90,05%) sedangkan penyakit periodontal mencapai (96,58%) (Pratiwi, 2007).
1
A
T AR
peristiwa penting dalam proses tumbuh kembang anak, sekitar (92%) anak
Sangat penting untuk menangani karies gigi pada anak usia sekolah dasar,selain menyebabkan terjadinya kerusakan pada struktur gigi, karies dapat menimbulkan gangguan kesehatan seperti nyeri, gigi tanggal, infeksi, dan berbagai jenis penyakit yang lainnya, sehingga akan mengganggu aktivitas sehari-hari dan prestasi belajar anak. Anak usia sekolah dasar tertarik terhadap pencapaian hasil belajar, mereka mengembangkan rasa percaya dirinya terhadap kemampuan dan pencapaian yang baik dan relevan. Penyakit gigi dan mulut, akan sangat berpengaruh pada derajat kesehatan,
AN
proses tumbuh kembang bahkan masa depan anak. Anak -anak rawan
A YAK K A OG
kekurangan gizi. Rasa sakit pada gigi dan mulut jelas menurunkan selera
T ANI Y S U .Y
makan mereka. Dampak lainnya, kemampuan belajar mereka pun turun
P AL A R E ER
sehingga jelas akan berpengaruh pada prestasi belajar hingga hilangnya masa depan anak (Pratiwi, 2007).
P
D
N JE
Karies gigi adalah penyakit jaringan gigi yang ditandai dengan kerusakan
S
E K I T
jaringan, dimulai dari permukaan gigi, meluas ke arah pulpa. Tandanya
S adalah, adanya demineralisasi jaringan keras gigi
yang diikuti kerusakan
komponen organiknya. Akibatnya terjadi infeksi bakteri dan kematian pulpa serta penyebaran infeksi ke jaringan peri apeks yang dapat menyebabkan nyeri. Banyak faktor yang berhubungan dengan karies gigi, baik faktor langsung yang ada di dalam mulut, maupun faktor yang tidak langsung merupakan faktor predisposisi dan faktor penghambat terjadinya karies gigi. Penyebab karies gigi adalah adanya interaksi dari berbagai faktor, diantaranya
2
A
T AR
adalah faktor perilaku dalam memelihara kebersihan gigi dan mulut, faktor diet, atau kebiasaan makan dan faktor ketahanan dan kekuatan gigi (Pratiwi, 2007). Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT, 2004), prevelansi kariesdi Indonesia mencapai (90,05%) dan ini tergolong lebih tinggi dibandingkan dengan negara berkembang lainnya. Karies menjadi salah satu bukti tidak terawatnya kondisi gigi dan mulut masyarakat Indonesia. Pada usia 6-12 tahun, jumlah kerusakan gigi mencapai (43,9%). Terdapat banyak faktor resiko lain yang mengkontribusi kepada perjalanan penyakit ini antara
AN
lain ialah cara pemberian makanan anak, sikap tentang kesehatan,
A YAK K A OG
pengetahuan tentang kesehatan oral orangtua, diet, status sosio-ekonomi, gizi
T ANI Y S U .Y
orang tua, kesehatan dan perilaku pencegahan penyakit oral orang tua. Sikap
P AL A R E ER
itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Pengetahuan merupakan hasil “tahu”,
P
D
N JE
dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek
S
E K I T
tertentu. Perilaku kesehatan oral pada dasarnya adalah suatu respons individu
S terhadap stimulus yang berkaitan dengan kesehatan oral. Respons pasif ialah pengetahuan, persepsi dan sikap dan respons aktif ialah tindakan nyata atau practice.Tingkat pendidikan orangtua merupakan faktor yang paling penting yang mempengaruhi status karies anaknya. Anak-anak dengan ibu yang memiliki tingkat pendidikan rendah memiliki resiko karies lebih tinggi dibandingkan dengan anak-anak dengan ibu yang memiliki tingkat pendidikan tinggi (Pratiwi, 2007).
3
A
T AR
Semua perilaku orang tua, cara mendidik anak dan kebiasaannya dapat dijadikan contoh bagi anak. Orang tua paling berperan dalam mewujudkan dan mengembangkan kesehatan secara umum dan memelihara kesehatan gigi secara khusus. Peranan orang tua dalam kesehatan gigi anak adalah sebagai motivator, edukator dan fasilitator. Pemeliharaan kesehatan gigi anak yang berumur di bawah 12 tahun masih bergantung pada orang tua, terutama kepada ibunya karena pada umumnya anak mempunyai hubungan batin yang lebih dekat dengan ibunya. Perilaku orang tua mengenai kesehatan gigi dapat digunakan untuk meramalkan status kesehatan gigi dan gingiva anak. Apabila
AN
perilaku ibu mengenai kesehatan anak baik, dapat diramalkan bahwa status
A YAK K A OG
kesehatan gigi dan gingiva anaknya juga baik (Pratiwi, 2007).
T ANI Y S U .Y
Peran serta orang tua sangat diperlukan di dalam membimbing,
P AL A R E ER
memberikan pengertian, mengingatkan, dan menyediakan fasilitas kepada anak agar anak dapat memelihara kebersihan gigi dan mulutnya. Selain itu
P
D
N JE
orang tua juga mempunyai peran yang cukup besar di dalam mencegah
S
E K I T
terjadinya akumulasi plak dan terjadinya karies pada anak. Pengetahuan
S orang
tua sangat penting dalam mendasari terbentuknya perilaku yang
mendukung atau tidak mendukung kebersihan gigi dan mulut anak. Pengetahuan tersebut dapat diperoleh secara alami maupun secara terencana yaitu melalui proses pendidikan. Orang tua dengan pengetahuan rendah mengenai kesehatan gigi dan mulut merupakan faktor predisposisi dari perilaku yang tidak mendukung kesehatan gigi dan mulut anak. Contoh upaya ibu mencegah karies gigi pada anak SD yaitu memeriksa rongga mulut dan
4
A
T AR
membawa anak ke praktik dokter gigi untuk pemeriksaan, penggantian sikat gigi yang rusak, pengawasan jenis jajanan, menggunakan pasta gigi berflourida. Berdasarkan survei pendahuluan yang dilakukan pada murid SD di Sekolah Dasar
Muhammadiyah Sidokarto, dari 123 murid, didapatkan
(35%) murid yangmemiliki karies gigi dan (19%) mengalami gigi berlubang. Mereka mengatakan bahwa mereka gemar mengkonsumsi makanan manis, dan jajan. Mereka belum mengerti cara menjaga kesehatan gigi dan mulut karena orang tua mereka tidak mengontrol pola jajan mereka, dan perilaku
AN
orang tua yang masih mengabaikan kebersihan gigi dan mulut mereka. Hal
A YAK K A OG
tersebut dilandasi oleh kurangnya pengetahuan orang tua akan pentingnya
T ANI Y S U .Y
pemeliharaan dan bagaimana menjaga kesehatan gigi dan mulut anak.
P AL A R E ER
Berdasarkan alasan-alasan tersebut diatas penulis tertarik untuk meneliti tingkat pengetahuan orang tua tentang karies gigi dengan perilaku
P
D
N JE
pencegahan karies gigi pada anak usia sekolah dasar di SD Muhammadiyah
S
E K I T
Sidokarto, di Desa Jetis Prenggan Sidokarto, Godean, Sleman, Yogyakarta.
S
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka peneliti membuat sebuah rumusan masalah yaitu “Adakah hubungan tingkat pengetahuan tentang karies gigi dengan pencegahan karies gigi pada anak usia sekolah dasar di SD Muhammadiyah Sidokarto?”
5
A
T AR
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Diketahui hubungan tingkat pengetahuan orang tua tentang karies gigi dengan perilaku pencegahan karies gigi pada anak usia sekolah dasar di SD Muhammadiyah Sidokarto. 2. Tujuan Khusus a. Diketahui tingkat pengetahuan orang tua tentang karies gigi pada anak
AN
usia sekolah dasar di SD Muhammadiyah Sidokarto.
A YAK K A OG
b. Diketahui perilaku pencegahan karies gigi anak usia sekolah dasar di
T ANI Y S U .Y
SD Muhammadiyah Sidokarto.
P AL A R E ER
c. Diketahui keeratan hubungan tingkat pengetahuan orang tua tentang karies gigi dengan perilaku pencegahan karies gigi pada anak usia
P
D
N JE
sekolah dasar di SD Muhammadiyah Sidokarto.
S
E K I T
S
D. Manfaat Penelitian 1. Teori Penelitian ini untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai penelitian kesehatan dan permasalahan gigi dan mulut. 2. Praktisi Dapat memberikan referensi untuk peneliti lain dan menumbuhkan minat untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai permasalahan tentang
6
A
T AR
gigi dan mulut. Penelitian ini dapat merupakan tambahan pengetahuan dan wawasan terhadap masalah yang terkait dengan kesehatan gigi dan mulut terutama mengenai karies gigi. Untuk merubah sikap dan tingkah laku individu atau sekelompok orangyang meliputi pengetahuan, sikap dan tindakan yang mengarah kepada upaya hidup sehat. 3. Bagi orang tua/ responden Agar orang tua tahu pentingnya menjaga dan memelihara kesehatan gigi dan mulut anak sejak dini, dan pentingnya mencegah penyakit gigi dan mulut salah satunya karies gigi.
AN
A YAK K A OG
E. Keaslian Penelitian
T ANI Y S U .Y
1. Penelitian Warni (2009), “ Hubungan Perilaku murid SD kelas 5 dan 6
P AL A R E ER
Pada Kesehatan Gigi dan Mulut Terhadap Status Karies Gigi di Kecamatan Delitua Kabupaten Deli Serdang”. Penelitian ini menggunakan
P
D
N JE
desain Cross-sectional. Populasi penelitian ini adalah seluruh murid SD
S5 dan 6 seluruh Kecamatan Delitua yang berjumlah 2.238 orang. kelas E K TI
S
Sampel didapat dari rumus Taro Yamane berjumlah 96 orang. Metode pengambilan data primer menggunakan kuesioner dengan langsung menanyakan kepada responden. Hasil penelitian ini status karies gigi murid kelas 5 dan 6 SD seluruh kecamatan Delitua cukup baik. Dari analisa bivariat dan multivariat didapat faktor pengetahuan, sikap, pendidikan, dan status pekerjaan orang tua tidak ada hubungan bermakna dengan status karies gigi, hanya variabel tindakan yang mempunyai
7
A
T AR
hubungan bermakna dengan status karies gigi. 2. Penelitian Widyawati (2009),“Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut (Metode Demonstrasi) Terhadap Sikap Anak dalam Memelihara Kesehatan Gigi dan Mulut pada Siswa kelas IV dan V SD di SDK Santa Maria Ponorogo”. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian quasy eksperimen, dengan rancangan penelitian non equivalent control group dengan
jenis
kuantitatif,
dengan
memberikan
perlakuan
berupa
penyuluhan kesehatan tentang gigi dan mulut. Populasi penelitian sebanyak 72 orang yang terbagi menjadi kelompok kontrol dan kelompok
AN
eksperimen yang masing-masing terdiri dari 36 responden, di mana cara
A YAK K A OG
menentukan kelompok kontrol dan kelompok eksperimen adalah dengan
T ANI Y S U .Y
cara acak. Analisis untuk uji hipotesis dengan menggunakan uji statistik
P AL A R E ER
paired t test dan independent t test. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh penyuluhan kesehatan gigi dan mulut (dengan
P
D
N JE
metode demonstrasi) terhadap sikap anak dalam memelihara kesehatan
S mulut dan adanya perbedaan efektifitas antara sikap anak dalam gigiEdan K TI
S
memelihara kesehatan gigi dan mulut yang tidak mendapatkan penyuluhan dengan sikap anak dalam memelihara kesehatan gigi dan mulut yang mendapat penyuluhan.
3. Penelitian Gultom (2009),“Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Ibu-Ibu Rumah Tangga Terhadap Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Anak Balitanya, Di Kecamatan Balige, Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara”. Jumlah sampel 150 orang ibu-ibu rumah tangga dan anak balitanya
8
A
T AR
yang diambil secara purposif dari 3 kelurahan di Kecamatan Balige. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara menggunakan kuesioner. Dari 150 orang ibu-ibu rumah tangga yang diteliti, (67,33%) mengetahui sikat gigi yang baik bagi anak balita, (54,67%) mengetahui menyikat gigi pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur, (61,33%) mengetahui pemberian pasta gigi mulai usia 2 tahun dan (65,33%) mengetahui peran dokter gigi sebagai tempat konsultasi mengenai pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak balita. Responden menunjukkan sikap yang baik untuk menyikat gigi anak sebelum tidur (98%), pemberian pasta gigi mulai
AN
usia 2 tahun (90,67%) dan tidak memberikan makanan dan minuman
A YAK K A OG
manis di luar jam makan (76%). Tindakan responden menyikat gigi anak
T ANI Y S U .Y
pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur (38%), menggunakan sikat
P AL A R E ER
gigi khusus anak balita (46%) dan memberikan makanan dan minuman manis di luar jam makan (46,67%). Sebanyak (49,33%) anak balita
P
D
N JE
menderita karies botol, gigi berlubang (24,67%), gusi berdarah (10,67%)
S
S danEgusi K TI
bengkak (8,67%). Sebagian besar responden tidak pernah
membawa anak ke dokter gigi. Fokus permasalahan penelitian diatas berbeda dengan penelitian yang dilakukan dan penelitian saat ini lebih difokuskan pada tingkat pengetahuan orang tua tentang karies gigi dengan perilaku pencegahan karies gigi anak. Metode yang digunakan Cross-sectional, tempat penelitian di
SD Muhammadiyah Sidokarto Kecamatan
Kabupaten Sleman Yogyakarta.
9
A
T AR
Godean
AN
A YAK K A OG
T ANI Y S U .Y
P AL A R E ER
P
S
E K I T
D
N JE
S
10
A
T AR
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Lokasi Penelitian SD Muhammadiyah Sidokarto terletak di Desa Jetis Prenggan, Kelurahan Sidokarto, Kecamatan Godean, Kabupaten Sleman, Yogyakarta
dengan
karakteristik geografis yang mudah dijangkau, karena terletak didekat jalan raya. Tenaga kerja di SD Muhammadiyah Sidokarto berjumlah 45 (empatpuluh lima) orang, terdiri dari 24 (dua puluh empat) tenaga pendidik, 16
AN
(enam belas) tenaga administrasi (Tata Usaha) dan 5 (lima) orang tenaga
A YAK K A OG
wiyata bakti. Sumber daya manusia yang memiliki kualifikasi sarjana
T ANI Y S U .Y
sebanyak 65% sedangkan berlatar belakang non Sarjana 35%.
P AL A R E ER
Berdasarkan data murid di SD Muhammadiyah Sidokarto tahun 20102011 berjumlah 123anak. Jumlah ini terdiri dari kelas I berjumlah 19 anak,
P
D
N JE
kelas II berjumlah 24 anak, kelas III berjumlah 22 anak, kelas IV berjumlah
S
E K I T
13 anak, kelas V berjumlah 28 anak, dan Kelas VI berjumlah 17 anak.
S
B. Hasil Penelitian 1. Karakteristik Responden Karakteristik responden dalam penelitian ini mencakup umur, pendidikan, dan pekerjaan.Distribusi frekuensi karakteristik responden disajikan dalam Tabel 1 berikut.
59
A
T AR
Tabel 2. Karakteristik Responden Karakteristik Responden Umur (tahun): a. 20 – 35 b. > 35 Total
Jumlah (orang) 32 30 62
51,61 48,39 100,00
Pendidikan: a. SD b. SMP c. SLTA d. D3/S1 Total
8 14 25 15 62
12,90 22,58 40,32 24,19 100,00
Pekerjaan: a. IRT b. PNS c. Wiraswasta d. Buruh Total
29 10 16 7 62
Umur Anak (tahun): a. 6 - 8 b. 9 - 12 Total
PE
LA
A
R DE
N
Jenis Kelamin Anak: a. Perempuan b. Laki-laki Total
E J S
AN
46,77 16,13 25,81 11,29 100,00
IKE
34 28 62
54,84 45,16 100,00
30 32 62
48,39 51,61 100,00
Sumber: Data primer, 2012 diolah.
Pada Tabel 2 diatas dapat dilihat bahwa karakteristik responden menurut usia yang paling banyak adalah usia antara 20-35 tahun yaitu sebanyak 32 orang (51,61 %) dan paling sedikit adalah usia lebih dari 35 tahun yaitu sebanyak 30 orang (48,39%).
60
A
T AR
A YAK K A OG
T ANI Y S U .Y
RP
ST
Persentase (%)
Karakteristik responden menurut pendidikan paling banyak berlatar pendidikan SLTA 25 orang (40,32%), dan paling sedikit yaitu pendidikan SD sebanyak 8 orang (12,90%). Karakteristik responden menurut pekerjaan yang terbanyak adalah sebagai ibu rumah tangga (IRT) sebanyak 29 orang (46,77%), dan paling sedikit bekerja sebagai buruh sebanyak 7 orang (11,29%). Karakteristik responden menurut umur anak terbanyak adalah umur 6-8 tahun sebanyak 34 orang (54,84%), dan paling sedikit umur anak 9-12 tahun sebanyak 28 orang (45,16%).
AN
Dari jenis kelamin anak yang paling banyak adalah mempunyai anak laki-
A YAK K A OG
laki sebanyak 32 orang (51,61%), dan paling sedikit mempunyai anak
T ANI Y S U .Y
perempuan sebanyak30 orang (48,39%).
P AL A R E ER
2.
Analisis Univariat
P
D
N JE
a. Distribusi Tingkat Pengetahuan Orang Tua Tentang Karies
STabel 3.Distribusi Tingkat Pengetahuan Orang Tua
S
E K I T
Tentang Karies Gigi
Tingkat Pengatahuan Orang Tua Tentang Karies Gigi Kurang Baik Cukup Baik Baik Total
Sumber: Data primer, 2012 diolah.
Jumlah (Orang)
Persentase (%)
6 35 21 62
9,68 56,45 33,87 100,00
Berdasarkan Tabel 3 menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan cukup adalah tingkat pengetahuan terbanyak yang dimilki oleh 61
A
T AR
responden yaitu sebanyak 35 orang (56,45%) dan tingkat pengetahuan kurang paling sedikit dimiliki oleh responden sebanyak 6 orang (9,68%).
b. Distribusi Perilaku Pencegahan Karies Gigi Tabel 4. Distribusi Perilaku Pencegahan Karies Gigi Perilaku Pencegahan Karies Gigi Negatif Positif Total
Jumlah (Orang) 10 52 62
Sumber: Data primer, 2012 diolah.
Persentase (%) 16,13 83,87 100,00
AN
A YAK K A OG
disajikan dalam Tabel 4 tampak bahwasebagian besar responden
T ANI Y S U .Y
penelitian ini telah menunjukkan perilaku pencegahan karies gigi
P AL A R E ER
terhadap anaknya yang tergolong positif yaitu sebanyak 52 orang
P
(83,87%).
S
E K I T
D
N JE
S
62
A
T AR
Berdasarkan distribusi perilaku pencegahan karies gigi sebagaimana
3. Analisis Bivariat a. Uji Tabulasi silang tingkat pengetahuan orang tua tentang karies gigi dengan perilaku pencegahan karies gigi pada anak Tabel 5.
Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Orang Tua Tentang Karies Gigi dengan Perilaku Pencegahan Gigi Perilaku Pencegahan Karies Gigi
Tingkat Pengetahuan Orang Tua Tentang Karies Gigi
Negatif
Total
Positif
N % Kurang Baik 3 50,0 Cukup Baik 7 20,0 Baik Chi Square = 9,515; p = 0,009 Contingency Coeficient = 0,365
N
3 28 21
% 50,0 80,0 100,0
N
AN
6 35 21
% 100,0 100,0 100,0
A YAK K A OG
T ANI Y S U .Y
Sumber: Data primer, 2012 diolah.
P AL A R E ER
Analisis bivariat bertujuan untuk mengetahui hubungan antara
variabel bebas yaitu tingkat pengetahuan orang tua tentang karies gigi
P
D
N JE
dan variabel terikat yaitu perilaku pencegahan karies gigi pada anak
Ssekolah dasar. Hubungan antara tingkat pengetahuan orang tua usia E K TI
S
A
T AR
tentang karies gigi dengan perilaku pencegahan karies gigi pada anak
usia sekolah dasar pada Tabel 5 memperlihatkan bahwa pada orangtua yang memilki tingkat pengetahuan tentang karies gigi cukup baik dan baik cenderung mempunyai perilaku pencegahan karies gigi yang positif. Dari 6 orang responden yang memiliki tingkat pengetahuan tentang karies gigi yang tergolong kurang baik, 3 orangdi antarnya menunjukkan perilaku pencegahan karies gigi yang tergolong negatif, 63
dan 3 orang menunjukkan perilaku pencegahan karies gigi yang tergolong positif. Dari 35 orang responden yang memiliki tingkat pengetahuan tentang karies gigi yang tergolong cukup baik, 7 orang di antaranya menunjukkan perilaku pencegahan karies gigi yang tergolong negatif, dan 28 orang menunjukkan perilaku pencegahan karies gigi yang tergolong positif. Nilai chi-square sebesar 9,515 dengan p=0,009. Pada tingkat signifikansi α=5% atau 0,05, maka nilai p(0,009)<0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa hubungan antara tingkat pengetahuan tentang
AN
karies gigi dengan perilaku pencegahan karies gigi bermakna. Nilai
A YAK K A OG
koefisien kontingensi sebesar 0,365; hal ini menunjukkan bahwa
T ANI Y S U .Y
hubungan antara tingkat pengetahuan tentang karies gigi dengan
P AL A R E ER
perilaku pencegahan karies gigi tergolong kuat.
P
C. Pembahasan
S
E K I T
D
N JE
1. Tingkat Pengetahuan Tentang Karies Gigi dan Perilaku pencegahan
S
Karies Gigi Pengetahuan orang tua tentang karies gigi sangat penting dalam
mendasari terbentuknya perilaku yang mendukung atau tidak mendukung pencegahan karies gigi. Pengetahuan tersebut dapat diperoleh secara alami maupun secara terencana yaitu melalui proses pendidikan, informasi tentang karies gigi dan kesadaran akan pentingnya kesehatan gigi dan mulut terutama tentang permasalahannya. Orang tua dengan pengetahuan rendah mengenai 64
A
T AR
karies gigi merupakan faktor predisposisi dari perilaku yang tidak mendukung pencegahan karies gigi anak. Hal ini dapat dilihat dari responden dalam penelitian ini yang meneliti tingkat pengetahuan orangtua dari “Tahu” tentang karies gigi sampai “memahami” karies. “Tahu” merupakan tingkat pengetahuan yang yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tau tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya.“Memahami” diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang
AN
yang memiliki tingkat pemahaman terhadap objek atau materi harus dapat
A YAK K A OG
menjelaskan, menyebutkan (Notoadmodjo, 2005).
T ANI Y S U .Y
Sebanyak 6 orang (9,68%) di antaranya memiliki tingkat pengetahuan
RP
tentang karies gigi yang tergolong kurang,
PE
LA
hal ini disebabkan karena
A
kurangnya informasi tentang karies gigi dan minimnya kesadaran akan
R DE
N
pentingnya mencegah karies gigi pada anak.
E J S
E tua dengan tingkat pengetahuan tentang karies gigi yang baik akan Orang K I T
S
memiliki perilaku pencegahan yang positif, dalam penelitian ini sebanyak
21 orang (33,87%) memiliki tingkat pengetahuan tentang karies gigi yang tergolong baik dengan perilaku pencegahan karies gigi yang positif sebanyak 52 orang (83,87%). Hal ini karena kemajuan informasi tentang karies gigi,bagaimana cara mencegahnya, serta kesadaran yang tinggi akan pentingnya peran orang tua dalam memelihara kesehatan gigi dan mulut anak mereka. Hal ini sesuai dengan pendapat Riyanti (2005), orang tua 65
A
T AR
memegang peranan penting di dalam memelihara serta menerapkan perilaku yang positif dalam mencegah permasalahan gigi dan mulut anak. Namun tidak semua orang tua dengan pengetahuan baik mempunyai perilaku pencegahan karies gigi yang positif, dapat dilihat dari Tabel 3, dari 35 orang responden yang memiliki tingkat pengetahuan tentang karies gigi yang tergolong cukup baik, 7 orang (20,0%) di antaranya menunjukkan perilaku pencegahan karies gigi yang tergolong negatif, sebagian responden hanya sebatas “tahu” tentang karies gigi dan belum “memahami” karies gigi. Hal ini terjadi karena banyak faktor yang mempengaruhi pengetahuan
AN
dan terbentuknya perilaku kesehatan, sebagai contoh orang tua dengan
A YAK K A OG
pengetahuan tentang karies gigi yang baik namun masih memiliki perilaku
T ANI Y S U .Y
pencegahan karies gigi yang negatif karenamenurut Notoadmodjo (2003),
P AL A R E ER
perilaku kesehatan seseorang ditentukan oleh niat orang terhadap obyek kesehatan, ada atau tidaknya dukungan masyarakat, keterbatasan dari
P
D
N JE
individu untuk mengambil keputusan, dan situasi yang memungkinkan
S
E K I T
untuk berperilaku atau bertindak, “Tahu” saja tidak cukup, perlu diikuti
S
dengan peduli dan bertindak. Dari hasil penelitian ini, sebanyak 6 orang responden yang memiliki tingkat pengetahuan tentang karies gigi yang tergolong kurang, tiga orang (50,0%) di antaranya menunjukkan perilaku pencegahan karies gigi yang tergolong negatif, artinya pengetahuan orang tua sangat menentukan perilaku orang tua dalam memelihara kesehatan gigi dan mulut anaknya.
66
A
T AR
Penelitian Gultom (2009) menjelaskan bahwa penyebab timbulnya masalah kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat salah satunya adalah faktor perilaku atau sikap mengabaikan kebersihan gigi dan mulut. Hal tersebut
dilandasi
oleh
kurangnya
pengetahuan
akan
pentingnya
pemeliharaan gigi dan mulut. Anak masih sangat tergantung pada orang dewasa dalam hal menjaga kebersihan dan kesehatan gigi karena kurangnya pengetahuan anak mengenai kesehatan gigi dibanding orang dewasa. Semua perilaku orangtua, cara mendidik anak dan kebiasaannya dapat
AN
dijadikan contoh bagi anak. Orang tua paling berperan dalam mewujudkan
A YAK K A OG
dan mengembangkan kesehatan secara umum dan memelihara kesehatan gigi
T ANI Y S U .Y
secara khusus. Peranan orang tua dalam kesehatan gigi anak adalah sebagai
P AL A R E ER
motivator, edukator dan fasilitator. Pemeliharaan kesehatan gigi anak yang berumur di bawah 12 tahun masih bergantung pada orang tua, terutama
P
D
N JE
kepada ibunya karena pada umumnya anak mempunyai hubungan batin yang
S
E K I T
lebih dekat dengan ibunya. Perilaku orang tua mengenai kesehatan gigi dapat
S digunakan
untuk
pembentukan
meramalkan
prilaku
yang
status
kesehatan
diharapkan
gigi
memerlukan
anak. waktu
Proses serta
kemampuan dari para orang tua di dalam mengajarkan anak. Oleh karena itu bila pola hidup yang dijalaninya merupakan pola hidup yang sehat maka perilaku yang akan diterapkan di dalam memelihara kesehatan gigi dan mulutpun merupakan pola hidup yang sehat (Pratiwi, 2007).
67
A
T AR
Perilaku orang tua dalam mencegah karies gigi pada anak
diantaranya;
memeriksa rongga mulut dan membawa anak ke praktik dokter gigi untuk pemeriksaan, penggantian sikat gigi yang rusak, pengawasan jenis jajanan, menggunakan pasta gigi berflourida.
2. Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang karies Gigi dengan Perilaku Pencegahan Karies Gigi Berdasarkan interpretasi korelasi maka diketahui bahwa hubungan antara variabel tingkat pengetahuan orang tua tentang karies gigi dengan
AN
perilaku pencegahan karies gigi pada anak usia sekolah dasar dapat
A YAK K A OG
dibuktikan kemaknaannya secara statistik, sehingga ada hubungan antara
T ANI Y S U .Y
dua varibel tersebut.Nilai chi-square sebesar 9,515 dengan p=0,009. Pada
P AL A R E ER
tingkat signifikansi α=5% atau 0,05, maka nilai p(0,009)<0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa hubungan antara tingkat pengetahuan tentang
P
D
N JE
karies gigi dengan perilaku pencegahan karies gigi bermakna. Nilai
S
S E koefisien K TI
kontingensi sebesar 0,365.Hal ini menunjukkan bahwa
hubungan antara tingkat pengetahuan tentang karies gigi dengan perilaku pencegahan karies gigi tergolong kuat. Namun tidak semua responden yang mempunyai pengetahuan baik juga memiliki perilaku pencegahan karies gigi yang positif, dari 35 orang responden yang memiliki tingkat pengetahuan tentang karies gigi yang tergolong cukup baik, 7 orang di antaranya menunjukkan perilaku pencegahan karies gigi yang tergolong negatif. Dari hasil tabulasi silang 68
A
T AR
didapatkan 6 orang responden yang memiliki tingkat pengetahuan tentang karies gigi yang tergolong kurang baik, 3 orang di antaranya menunjukkan perilaku pencegahan karies gigi yang tergolong negatif, dan 3 orang menunjukkan perilaku pencegahan karies gigi yang tergolong positif. Dari 35 orang responden yang memiliki tingkat pengetahuan tentang karies gigi yang tergolong cukup baik, 7 orang di antaranya menunjukkan perilaku pencegahan karies gigi yang tergolong negatif, dan 28 orang menunjukkan perilaku pencegahan karies gigi yang tergolong positif. Hal ini disebabkan karena hal ini terjadi karena banyak faktor yang
AN
mempengaruhi pengetahuan dan terbentuknya perilaku kesehatan, juga
A YAK K A OG
ditentukan oleh niat orang terhadap obyek kesehatan, ada atau tidaknya
T ANI Y S U .Y
dukungan masyarakat, keterbatasan dari individu untuk mengambil
P AL A R E ER
keputusan, dan situasi yang memungkinkan untuk berperilaku atau bertindak (Notoadmodjo,2003).
P
D
N JE
Meskipun perilaku adalah bentuk respon atau reaksi terhadap stimulus
S E atau rangsangan dari luar organisme (orang), namun dalam memberikan K TI
S
respon sangat tergantung pada karakteristik atau faktor-faktor lain dari orang yang bersangkutan. Hal ini berarti, meskipun stimulusnya sama
bagi beberapa orang, namun respon tiap-tiap orang berbeda. Faktor-faktor yang membedakan respon terhadap stimulus yang berbeda disebut determinan perilaku.
69
A
T AR
D. Keterbatasan dan Kekuatan Penelitian 1. Keterbatasan Penelitian a. Penelitian
menggunakan
metode
crossectional
yang
hanya
menggambarkan keadaan sekarang, sehingga peneliti tidak bisa mengikuti perkembangan perilaku orang tua selanjutnya ataupun perilaku orang tua pada saat lampau. b. Pada penelitian ini peneliti tidak melihat secara langsung (observasi) bagaimana perilaku pencegahan karies gigi yang diterapkan orang tua dalam sehari-harinya sehingga kejujuran
AN
keluarga dalam menjawab semua pertanyaan dari peneliti dalam hal
A YAK K A OG
ini sangat dibutuhkan untuk meminimalkan bias dalam penelitian
T ANI Y S U .Y
ini.
P AL A R E ER
c. Instrumen penelitian yang sulit dimengerti, terlalu banyak item
P
pilihan
jawaban
sehingga
responden
kebingungan
dalam
D
N JE
menentukan pilihan yang tepat. Untuk mengatasi hal tersebut,
Speneliti menjelaskan kembali satu per satu pernyataan yang telah E K TI
S
tertera dalam kuesioner sehingga responden bisa memahami maksud dan tujuan kuesioner.
2. Kekuatan penelitian Kekuatan dalam penelitian ini adalah peneliti mendapatkan data langsung dari orang tua yang benar-benar mengerti keadaan anak dan sepengetahuan peneliti belum pernah ada penelitian yang serupa sehingga penelitian ini dapat menambah referensi Ilmu Keperawatan. 70
A
T AR
AN
A YAK K A OG
T ANI Y S U .Y
P AL A R E ER
P
S
E K I T
D
N JE
S
71
A
T AR
71
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang hubungan tingkat pengetahuan orang tua tentang karies gigi dengan perilaku pencegahan karies gigi pada anak usia sekolah dasar, dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan tentang karies
gigi
dengan
perilaku
pencegahan
karies
gigi
(χ2=9,515;
AN
p=0,009<0,05).
A
RT 1. Sebagian besar responden penelitian ini mempunyai pengetahuan tentang A AK Y karies gigi yang tergolong cukup baik (56,45%). OG Y 2. Sebagian besar responden penelitian ini menunjukkan NI perilaku pencegahan A .Y karies gigi yang tergolong positif (83,87%). A L A 3. Keeratan hubungan antara ER tingkat pengetahuan tentang karies gigi dengan D EN karies gigi tergolong kuat (C=0,365). J perilaku pencegahan S E K I B. Saran ST
A K A
T S U
P R E
P
1. Bagi orang tua murid SD Muhammadiyah Sidokarto Hasil penelitian ini diharapkan dapat menunjukkan betapa pentingnya pengetahuan tentang karies gigi dalam hubungannya dengan pencegahan karies gigi. Oleh karena itu, diharapkan para orang tua murid memiliki pengetahuan yang luas dan baik mengenai kesehatan anaknya, khususnya dalam masalah karies gigi. Dengan pengetahuan yang luas dan baik, maka
72
akan dapat melakukan pencegahan karies gigi pada anaknya dengan lebih baik. 2. Bagi SD Muhammadiyah Sidokarto Bagi pihak sekolah, untuk kepala sekolah, guru-guru, dan staff diharapkan dapat memberikan penyuluhan-penyuluhan baik kepada orang tua murid maupun para murid mengenai karies gigi. Penyuluhan yang diberikan tersebut sebaiknya mencakup faktor-faktor penyebab, akibatakibat dari karies gigi. Dengan adanya penyuluhan tersebut, maka orang tua dan anak akan lebih memiliki pengetahuan dan kesadaran mengenai
AN
pentingnya pencegahan karies gigi. Serta bekerja sama dengan instansi
A YAK K A OG
puskesmas untuk memeriksa keadaan gigi anak secara berkala.
T ANI Y S U .Y
3. Bagi peneliti lain
P AL A R E ER
Bagi peneliti lain yang beminat untuk mengembangkan kajian ini, diharapkan dapat mengembangkan kerangka pemikiran dan analisis data
P
D
N JE
yang digunakan, sehingga akan diperoleh hasil penelitian yang lebih
S
E K I T
komprehensif dan lebih berguna dibanding penelitian ini. Sebagai contoh,
S
peneliti lain dapat menambahkan variabel-variabel lain yang secara teoritis dapat mempengaruhi perilaku pencegahan karies gigi, selain pengetahuan tentang karies gigi.
4. Bagi ilmu keperawatan Anak Hasil
penelitian
ini
diharapkan
dapat
memberikan
A
T AR
tambahan
kepustakaan ilmiah di bidang ilmu keperawatan, khususnya pengetahuan
73
yang bersifat empiris mengenai hubungan antara pengetahuan tentang karies gigi yang tergolong cukup baik.
AN
A YAK K A OG
T ANI Y S U .Y
P AL A R E ER
P
S
S
E K I T
D
N JE
A
T AR
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Edisi V. Jakarta : Rineka Cipta. Azwar, S. (2007). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Azwar, S. (2008). Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Cawson, R.A. dan Odell, E.W. (2008). Cawson`s Essentials of: Oral Pathology and Oral Medicine. Philadeldhia: Churchill Livingstone Elsevier. Chemiawan, Eka dkk. (2004). Prevalensi Nursing Mouth Caries Pada Anak Usia 15-60 Bulan Berdasarkan Frekuensi Penyikatan Gigi di Posyandu Desa Cileunyi Wetan Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung. FKG Universitas Padjajaran: Bandung.
AN
A
T AR
Gultom, M. (2009). Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Ibu-Ibu Rumah Tangga Terhadap Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Anak Balitanya. [internet]. Diakses pada tanggal 01 Desember 2010.
A YAK K A OG
T ANI Y S U .Y
Gunarsa. (2002). Bimbingan Bagi Orang tua dalam Penerapan Pola Asuh untuk meningkatkan Kematangan Sosial Anak. Fakultas Psikologi UNY: Yogyakarta.
P AL A R E ER
Hidayat, A.A.A. (2007). Metode Penelitian Keperawatan dan Tehnik Analisa Data. Jakarta: Salemba Medika.
P
ND E Mount, G. dan Hume, S J R. (2003). Dental Caries. UCLA: School of Dentistry LA. E IK S. (2002). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Notoadmodjo, T S
Notoadmodjo, S. (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Notoadmodjo, S. (2005). Promosi Kesehatan: Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta. Notoadmodjo, S. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta. Papalia, E. Diane dkk. (2008). Human Development.Jakarta:Kencana Prenada Media Grup. Pratiwi, S. (2007). Pedoman Bagi Orang tua Menjaga Kesehatan Gigi dan mulut Anak. Yogyakarta: Genius Printika.
Roeslan, B. Oe. (2002). Imunologi Oral: Kelainan di Dalam Rongga Mulut. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. Setijanto, R.D. (2004). Tiga Tingkat Pencegahan di Bidang Kedokteran Gigi. Majalah Ked.Gigi. (Dent.J.) Sugiyono. (2006). Statistika untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta. Suryabrata, S. (2000). Pengembangan Alat Ukur Psikologis. Yogyakarta: ANDI Warni, L. (2009). Hubungan Perilaku murid SD kelas 5 dan 6 Pada Kesehatan Gigi dan Mulut Terhadap Status Karies Gigi di Kecamatan Delitua Kabupaten Deli Serdang. [internet]. Tersedia dalam: http:// skripsistikes’sBlog.com / [Diakses pada tanggal 04 Januari 2011]. Widyawati, Y. (2009). Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut (Metode Demonstrasi) Terhadap Sikap Anak dalam Memelihara Kesehatan Gigi dan Mulut pada Siswa kelas IV dan V SD di SDK Santa Maria Ponorogo. [internet]. Tersedia dalam: http:// skripsistikes’sBlog.com//. [Diakses pada tanggal 12 Januari 2011].
AN
A YAK K A OG
T ANI Y S U .Y
P AL A R E ER
P
S
S
E K I T
D
N JE
A
T AR