PUBLIKASI KARYA ILMIAH DAYA PEMBENGKAKAN (Swelling power) GRANULA CAMPURAN TEPUNG GANYONG (Canna edulis kerr) dan TEPUNG TERIGU TERHADAP ELASTISITAS dan DAYA TERIMA MIE BASAH
Skripsi ini Disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh Ijazah S1Gizi
Disusun Oleh : DWI MARTINI J 310 080 034
PROGRAM STUDI GIZI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013
*Mahasiswa S-1 Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta
Page 1
HALAMAN PENGESAHAN
Judul Skripsi
: Daya Pembengkakan (Swelling Power) Granula Campuran Tepung Ganyong (Canna edulis kerr) dan Tepung Terigu Terhadap Elastisitas dan Daya Terima Mie Basah
Nama Mahasiswa
: Dwi Martini
Nomor Induk Mahasiswa
: J310080034
Telah dipertahankan di depan Tim Penguji Skripsi Program Studi Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta pada tanggal 18 Februari 2013 dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima Surakarta, 16 Februari 2013 Penguji I
: Rusdin Rauf, S.TP., MP
(
)
Penguji II
: Pramudya Kurnia, S.TP., M.Agr
(
)
Penguji III
: Agung Setya Wardana, S. TP
(
)
*Mahasiswa S-1 Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta
Page 2
STUDY PROGRAM OF NUTRITION S1 FACULTY OF HEALTH SCIENCE MUHAMMADIYAH UNIVERSITY OF SURAKARTA RESEARCH PAPER ABSTRACT DWI MARTINI J.310.080.034 RELATIONSHIP BETWEEN SWELLING POWER OF MIXED CANNA AND WHEAT FLOUR AND ELASTICITY AND ACCEPTABILITY OF WET NOODLE Swelling power is the power of flour to inflate. Canna has 50.54% proportion of amylopectin. High levels of amylopectin is the potential in the formation properties for elasticity. The existence of gel-forming ability through gelatinization and formation of strong sticky power of high levels of amylopectin is the potential for the formation of elastic characteristic. Organoleptic properties are characteristic being owned by a wet noodle canna including color, flavor, aroma, and texture. The purpose of this research was to determine swelling power granules mixed canna flour and wheat flour on elasticity and acceptability of wet noodle. . Complete randomized design was used with addition of flour percentage (0%, 10%, 20%, 30%) and Swelling power respectively with four treatments and three replications analysis. Data elasticity were analyzed using one way anova followed by duncan’s if p>0,05. The results revealed that there were significant difference of ratio mixed of wheat flour and canna flour on swelling power of wet noodles. There is a significant difference in ratio of 80:20 and 70:30 of the flour mixed. There was no difference in ratio of mixed wheat flour and canna flour on the resulting elasticity. Highest elasticity (0.17 N) contained in the mixed ratio of canna flour and wheat flour 90%: 10% and the lowest elasticity (0.11 N) contained in the mixed ratio of canna flour and wheat flour 80%: 20%. There were significant differences in ratio of mixed wheat flour and canna flour for sensory preference on colour, aroma, taste, texture and overall liked wet noodle. There was no effect of swelling power on the elasticity of the resulting wet noodle with significant value of p = 0.608 (p> 0.05). From the research suggested that in made a wet noodle, substitution of canna flour maximum 20%. Key words : Swelling power, canna Flour, Wheat Flour, Elasticity of Wet Noodle, Power acceptability of Wet Noodle Literature : 27 (1990-2010)
*Mahasiswa S-1 Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta
Page 3
PENDAHULUAN
pembengkakan
tepung
ganyong
Potensi ketersediaan pangan
(Swelling power). Bila pati dipanaskan
lokal di Indonesia sangat melimpah,
dengan air yang berlebih, granula pati
diantaranya adalah
akan membengkak dan volumenya
umbi-umbian.
Umbi-umbian dapat tumbuh dengan
meningkat.
baik
mencerminkan
hampir
di
seluruh
wilayah
Perubahan
ini
dapat
karakteristik
Indonesia (Budijanto, 2009). Salah
beberapa
satu jenis umbi-umbian yang cukup
Matsuki, 1998).
produk
tepung
dari
(Sasaki,
banyak di Indonesia adalah umbi
Amilopektin merupakan faktor
ganyong. Tanaman ganyong (Canna
penting dalam pembengkakan granula
edulis) cukup mudah dibudidayakan
tepung, semakin tinggi kandungan
baik pada tanah yang subur maupun
amilopektin pati maka semakin tinggi
pada
daya
tanah
yang
tandus
pertumbuhannya tidak
dan
memerlukan
persyaratan yang sulit (Slamet,2010). Ganyong dapat diolah menjadi tepung karena dalam bentuk tepung lebih
fleksibel
penyimpanan
dan hingga
berbulan-bulan,
bahkan
tahan hingga
tepung,
sedangkan kandungan amilosa yang tinggi
dapat
mengurangi
daya
pembengkakan tepung (Tester dan Morisson, 1990).
memperlama dapat
pembengkakan
Ganyong
merupakan
umbi-
umbian berkadar karbohidrat 84,34% dengan
proporsi
amilopektin
tahunan. Selain itu, dalam bentuk
mencapai 50,54%. Adanya bentukan
tepung
daya lengket yang kuat dari tingginya
pengguna
akan
mempermudah
mengolahnya
menjadi
kadar amilopektin merupakan potensi
berbagai jenis makanan siap saji dan
dalam pembentukan sifat kekenyalan
menyesuaikannya dengan selera yang
dan sifat tersebut dapat dimanfaatkan
disukai,
menjadi
dasar
pengolahan tepung ganyong menjadi
bahan
substitusi
mie (Nasution, 2005).
pembuatan mie ganyong (Pangesthi,
salah
satunya
adalah
Tepung ganyong agar manfaatnya dapat lebih luas dalam pengolahan pangan, maka perlu diketahui daya
pemikiran terigu
sebagai dalam
2009). Pemanfaatan ganyong dalam pembuatan
mie
basah
dapat
*Mahasiswa S-1 Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta Page 4
membantu
meningkatkan konsumsi
dan pati ganyong dapat digunakan
makanan yang lebih bervariasi bagi
sebagai bahan baku industri pangan,
masyarakat
mendorong
misalnya mie, roti, cake, cookies, dan
usaha diserfikasi pangan masyarakat
makanan tradisional seperti cendol,
serta
gizi
jenang atau ongol-ongol. Di Vietnam
terutama zat gizi mikro. Sehubungan
pati ganyong dimanfaatkan sebagai
dengan hal tersebut, maka perlu
bahan
dilakukan penelitian untuk mengkaji
(transparent
pengaruh daya pembengkakan tepung
cellophane noodles) (Hermann, 1996).
ganyong (Canna edulis kerr) terhadap
Tepung terigu merupakan bahan
elastisitas dan daya terima mie basah.
dasar pembuatan mie. Tepung terigu
luas
dan
pemenuhan
kebutuhan
baku
pembuatan
starch
noodles
mie atau
diperoleh dari biji gandum (Triticum TINJAUAN PUSTAKA
vulgare) yang digiling. Keistimewaan
Tanaman ganyong mempunyai nama
ilmiah
adalah
kemampuan
membentuk gluten pada saat tepung
Ganyong merupakan tanaman tegak
dibasahi dengan air. Gluten membuat
yang tingginya mencapai 0,9 – 1,8 m
adonan
hingga 3 m atau lebih. Daunnya lebar,
mengembang karena bersifat kedap
di
daun
udara. Bila kena bahan cair maka
menebal, terdapat keragaman pada
gluten akan mengembang dan saling
warna
mengikat
merah
daun.
tengah
edulis
terigu
Kerr.
bagian
Canna
tepung
tulang
Bunganya
jingga.
berwarna
Umbinya
dapat
mencapai panjang 60 cm, dikelililngi
kenyal
dengan
dan
kuat
dapat
membuat
adonan yang sifatnya liat (Astawan, 2005).
oleh bekas-bekas sisik dan akar tebal
Swelling power adalah kekuatan
yang berserabut. Bentuk umbinya
tepung untuk mengembang pada saat
beraneka-ragam (LIPI, 1980). Setiap
dipanaskan dalam air. Faktor-faktor
100 g tepung ganyong mengandung
yang
95,0 kkal kalori, 1 g protein, 0,1 g
perbandingan
lemak, 22,6 g karbohidrat, 21 g
panjang rantai dan distribusi berat
kalsium, 70 g fosfor, 20 mg zat besi,
molekul. Pengukuran Swelling power
0,1 mg vit B1, dan 75 g air. Tepung
dapat
mempengaruhi
antara
lain
amilosa-amilopektin,
menentukan
kemampuan
*Mahasiswa S-1 Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta Page 5
granula
pati
untuk
mengembang.
pencicipan,
dan
pendengaran
Swelling power adalah perbandingan
(Fatmaningrum, 2009).
antara
METODE PENELITIAN
berat
sedimen
pasta
pati
dengan berat kering pati yang dapat membentuk
pasta
(Wattanachant,
2002).
Jenis eksperimen
penelitian yang
mengetahui
ini
adalah
bertujuan
daya
untuk
pembengkakan
Mie Basah adalah jenis mie yang
(swelling power) granula campuran
mengalami proses perebusan setelah
tepung ganyong (canna edulis kerr)
tahap
ganyong
dan tepung terigu terhadap tekstur
adalah salah satu produk diversifikasi
dan daya terima mie basah. Penelitian
pangan sumber karbohidrat berbasis
ini menggunakan rancangan acak
tepung
ganyong
lengkap dengan 4 perlakuan dan tiga
pemotongan.
terigu
dan
Mie
pati
(Pangesthi,
2009).
Ganyong
kali
merupakan
umbi-umbian
berkadar
persentase Campuran tepung terigu :
karbohidrat 84,34% dengan proporsi
tepung ganyong 100:0; 90:10; 80:20;
amilopektin
dan 70:30.
mencapai
50,54%.
ulangan
analisis
dengan
Adanya bentukan daya lengket yang
. Penelitian pendahuluan dan
kuat dari tingginya kadar amilopektin
penelitian utama dilakukan pada bulan
merupakan
potensi
Juni-Juli
pembentukan
sifat
dalam kekenyalan.
2012.
pembengkakan
Uji
daya
(Swelling
power),
Adanya kemampuan pembentuk gel
pembuatan
melalui
dan
kesukaan (daya terima) dilakukan di
bentukan daya lengket yang kuat dari
Laboratorium Ilmu Teknologi Pangan
tingginya
(ITP)
proses
merupakan
gelatinasinya
kadar
amilopektin
potensi
dalam
pembentukan sifat elastisitas. Daya
terima
terhadap
Progdi
mie
Gizi
basah
dan
Fakultas
Kesehatan
uji
Ilmu
Universitas
Muhammadiyah Surakarta dan uji suatu
elastisitas
mie
dilakukan
makanan ditentukan oleh rangsangan
Laboratorium
Fakultas
yang timbul oleh makanan melalui
Pangan (FTP) Universitas
panca indera penglihatan, penciuman,
Mada Yogyakarta.
di
Teknologi Gadjah
*Mahasiswa S-1 Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta Page 6
Sampel penelitian yang akan
perhitungan, swelling = berat pasta
digunakan adalah tepung ganyong
dibagi berat sampel kering. Data
dan tepung terigu. Variabel bebas
elastisitas
adalah campuran tepung ganyong dan
menggunakan alat tensile grips. Data
tepung terigu, Variable antara adalah
daya
daya pembengkakan (swelling power),
sensoris.
Variabel terikat adalah elastisitas mie dan daya terima serta Varibel control adalah
jenis
ganyong,
waktu
perebusan, suhu pemanasan, tebal adonan,
ukuran
pencetakan
mie,
bumbu lain yang ditambahkan Penelitian
ini
menggunakan
jenis data kuantitatif yaitu data yang diperoleh melalui hasil percobaan dan selalu dinyatakan dalam angka. Data daya pembengkakan (swelling power) didapatkan
dengan
menggunakan
perhitungan, swelling = berat pasta dibagi berat sampel kering. Data elastisitas
didapatkan
dengan
menggunakan alat tensile grips. Dan Data daya terima didapatkan dari uji sensoris. Data diperoleh dari pencatatan secara langsung dari hasil penelitian utama
yaitu
meliputi
data
daya
pembengkakan, data elastisitas dan data
daya
terima.
pembengkakan didapatkan
Data
(swelling
dengan
daya
didapatkan
terima
dengan
didapatkan
dari
uji
HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Pendahuluan Penelitian pendahuluan yang dilaksanakan
bertujuan
menentukan substitusi
besar
tepung
untuk
persentase
ganyong
pada
pembuatan mie ganyong yang dapat di terima kesukaannya oleh panelis. Penentuan
persentase
substitusi
tepung ganyong dilakukan dengan uji kesukaan
15
panelis
dengan
substitusi tepung ganyong 0%, 25%, 50% dan 75%. Dari semua sampel mie basah yang dilalukan uji kesukaan yaitu substitusi 0%, 25%, 50% dan 75%. Menunjukkan bahwa semakin kecil persentase
substitusi
maka
daya
terima mie basah akan semakin baik. Sehingga persentase substitusi yang digunakan
pada
penelitian
utama
adalah 0%, 10%, 20% dan 30%.
power)
menggunakan
*Mahasiswa S-1 Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta Page 7
B. Hasil Penelitian Utama 1. Daya
amilopektin maka pati akan lebih
Pembengkakan
(Swelling
Power)
menyerap air (Ahmad, 2009).
Tabel daya pembengkakan campuran tepung terigu dan tepung ganyong Tepung Terigu: Tepung Ganyong 100: 0 90: 10 80: 20 70: 30 Nilai sig.
Daya pembengkakan (Swelling Power)(%) Ulangan Analisis a 610 a 620 ab 662 b 690 0,035
Anova satu arah, terdapat perbedaan perbandingan campuran tepung terigu
swelling
ganyong
power
mie
a. Campuran tepung terigu dan tepung
basah.
Berdasarkan hasil uji statistik
tepung
2. Elastisitas Mie Basah ganyong terhadap elastisitas mie
Keterangan : Notasi huruf yang berbeda menunjukkan beda nyata pada hasil analisis Duncan
dan
basah, lengket dan cenderung sedikit
Tabel Elastisitas Campuran Tepung dan Tepung Ganyong Tepung Elastisitas (N) Terigu: Ulangan Analisis Tepung 1 2 3 Ganyong 100 : 0 0,14 0,12 0,14 90: 10 0,18 0,17 0,16 80 : 20 0,10 0,14 0,11 70 : 30 0,15 0,17 0,11 Nilai Sig.
terhadap
Ratarata (N) 0,13 0,17 0,11 0,14 0,073
Berdasarkan hasil uji statistik
yang
Anova satu arah, tidak terdapat
dihasilkan. Hal ini ditunjukkan dengan
perbedaan perbandingan campuran
nilai signifikansi p = 0,035 (p < 0,05).
tepung terigu dan tepung ganyong
Terdapat perbedaan nyata setelah
terhadap elastisitas yang dihasilkan.
dilakukan
Hal ini ditunjukkan dengan nilai
uji
basah
Terigu
duncan
pada
perbandingan campuran tepung 80:20
signifikansi p = 0,073
dan 70:30.
(p > 0,05).
Sifat elastisitas dan tekstur mie
Pati yang memiliki komponen
yang dihasilkan dapat dipengaruhi
amilopektin tinggi sangat sukar untuk
oleh gluten yang mempunyai sifat
berikatan
karena
elastis (Widyaningsih dan Murtini,
rantainya bercabang, sehingga pati
2006). Gluten dapat terkoagulasi
yang amilopektinnya tinggi sangat
oleh
mudah
pemasakan mie (Astawan, 2006).
sesamanya
mengalami
Perbandingan
gelatinisasi.
amilosa
pemanasan
dalam
proses
dan
amilopektin akan mempengaruhi sifat kelarutan dan derajat gelatinisasi pati. Semakin
besar
kandungan
*Mahasiswa S-1 Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta Page 8
b. Daya Pembengkakan (Swelling power) terhadap elastisitas mie basah. Tabel Swelling power terhadap Elastisitas Mie Basah Campuran Tepung Terigu dan Tepung Ganyong Rata-rata Tepung Terigu: Swelling Elastisitas Tepung Power (N) Ganyong (%) 100 : 0 610 0,13 90 : 10 620 0,17 80 : 20 662 0,11 70 : 30 690 0,14 Nilai Sig. 0,608
Berdasarkan hasil uji statistik
3. Daya Terima Mie Basah Tabel Skor Daya Terima Panelis Terhadap Uji Daya Terima Mie Basah ganyong Tepung Terigu: Tepung Ganyong 100:0 90:10 80:20 70:30 Nilai Sig. Keterangan
daya
pembengkakan
c
c
Tekstur b
Keseluruhan
b
c
4,20 3,72 3,80 3,68 3,84 b bc a b bc 3,64 3,36 3,16 3,40 3,48 a ab a a ab 2,72 3,16 3,16 3,12 3,12 2,68a 2,84a 2,92a 3,00a 2,96a 0,000 0,001 0,000 0,015 0,000 : Notasi huruf yang berbeda
menunjukkan beda nyata pada hasil analisis Duncan
Tabel
Anova satu arah, tidak terdapat pengaruh
Warna Aroma Rasa
bahwa
di atas
warna,
aroma,
rasa,
kesukaan
mie basah yang dihasilkan. Hal ini
memiliki nilai p<0,05 yaitu warna
ditunjukkan dengan nilai signifikansi
dengan nilai p-value 0,000, aroma
p = 0,608 (p > 0,05). Nilai swelling
nilai p-value 0,001, rasa nilai p-value
power
tentu
0,000, tekstur nilai p-value 0,015 dan
menghasilkan elastisitas mie yang
kesukaan keseluruhan nilai p-value
bagus
0,000
tinggi
dibuktikan
belum
dengan
nilai
yang
mie
dan
(swelling power) terhadap elastisitas
yang
keseluruhan
menunjukkan
menyatakan
bahwa
swelling power 620% menghasilkan
terdapat
elastisitas
dilanjutkan dengan uji Duncan.
0,17
sedangkan
nilai
swelling power 662% menghasilkan
perbedaan
basah
sehingga
a. Warna
Adanya
Berdasarkan uji kesukaan yang
kemampuan pembentuk gel melalui
dilakukan penelis, persentase daya
proses gelatinasinya dan bentukan
terima panelis yang terdiri dari 25
daya lengket yang kuat dari tingginya
orang panelis mengenai warna mie
kadar
merupakan
basah dengan substitusi tepung
pembentukan sifat
ganyong yang dibuat dengan 4
elastisitas
hanya
0,116.
amilopektin
potensi dalam
elastisitas (Pangesthi, 2009).
perlakuan yang berbeda, perlakuan subtitusi tepung terigu dan tepung ganyong
100:0
dan
90:10
*Mahasiswa S-1 Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta Page 9
menghasilkan skor rasa mie basah
menghasilkan skor rasa mie basah
sebesar 4,20 dan 3,64 dengan
sebesar 3,72 dengan kriteria suka
kriteria suka yang berbeda dengan
yang berbeda nyata dengan semua
semua
lainnya.
perlakuan
subtitusi
perlakuan subtitusi tepung terigu
tepung terigu dan tepung ganyong
dan tepung ganyong 90:10 dan
80:20 dan 70:30 menghasilkan skor
80:20 menghasilkan skor rasa mie
rasa mie basah 2,72 dan 2,68
basah
dengan kriteria agak suka.
kriteria
perlakuan
Sedangkan
perlakuan
lainnya.
3,36
dan
agak
Sedangkan
3,16
suka.
dengan
Perlakuan
Penambahan tepung ganyong
subtitusi tepung terigu dan tepung
mempengaruhi warna mie basah
ganyong 70:30 menghasilkan skor
yang dihasilkan. Warna mie basah
rasa
menjadi agak gelap (coklat) bila
dengan kriteria tidak suka
dibandingkan
dengan
mie
basah
sebesar
2,84
kontrol.
Hal ini berarti penambahan
Semakin banyak tepung ganyong
tepung ganyong pada pembuatan
yang ditambahkan semakin coklat
mie basah dari segi aroma kurang
warna mie basah yang dihasilkan.
disukai oleh panelis. Pati ganyong
Menurut Winarno 2001, rendahnya
mengandung
derajat
ganyong
dibawah 1% dan kadar lemaknya
disebabkan kandungan fenol yang
tinggi yaitu 6,43%. Inilah penyebab
lebih
munculnya
putih
tinggi
peningkatan fenolase
pati
yang
berakibat
aktivitas
sehingga
aroma
protein
khas
yang
enzim
relative tajam pada pati ganyong.
menimbulkan
Substitusi pati ganyong yang lebih
warna coklat.
tinggi akan meningkatkan aroma
b. Aroma
khas yang kuat (Pangesthi, 2009).
Hasil sensorik
kadar
analisis mie
kesukaan
basah
campuran
c. Rasa Hasil
analisis
tepung terigu dan tepung ganyong
sensorik
dari
menunjukkan
tepung terigu dan tepung ganyong
perlakuan subtitusi tepung terigu
dari segi rasa menunjukkan bahwa
dan
perlakuan subtitusi tepung terigu
segi
aroma
tepung
ganyong
100:0
mie
basah
kesukaan campuran
*Mahasiswa S-1 Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta Page 10
dan
100:0
80:20 dan 70:30 menghasilkan skor
menghasilkan skor rasa mie basah
rasa mie basah 3,12 dan 3,00
sebesar 3,80 dengan kriteria suka
dengan kriteria agak suka.
yang
tepung
ganyong
berbeda
semua
Mie basah dengan substitusi
Sedangkan
tepung ganyong yang lebih sedikit
perlakuan subtitusi tepung terigu
lebih disukai. Hal ini karena mie
dan tepung ganyong 90:10; 80:20
basah dengan substitusi tepung
dan 70:30 menghasilkan skor rasa
ganyong
mie basah berkisar antara 2,92-
mempunyai
3,16 dengan kriteria agak suka.
lebih optimal yang terdapat pada
perlakuan
dengan
lainnya.
Keberadaan
kadar
lemak
yang
tepung
lebih
sedikit
kandungan
protein
terigu
dan
yang tinggi dalam pati mempunyai
ganyong.
dampak
kurang
tepung terigu dan ganyong yaitu
diantaranya
dapat membentuk adonan yang
yang
menguntungkan mengakibatkan
oksidasi
pati
dengan kandungan protein yang
menyenagkan
terlalu rendah akan menghasilkan
menjadi
tidak
rasa
(Pangesthi, 2009).
mie
d. Tekstur analisis basah
segi
tekstur
mudah Ketika
kesukaan
terlalu
lama,
campuran
lembek
dan
tepung terigu dan tepung ganyong dari
yang
dimasak.
mie
dalam
kohesif, elastis, dan lentur. Tepung
mengubah
Hasil
protein
lemak
sehingga
sensorik
Peran
campuran
menunjukkan
rusak mie
dimasak
teksturnya lengket
saat
akan
(Hoseney,
1994). e. Kesukaan Keseluruhan
bahwa perlakuan subtitusi tepung
Daya
terima
kesukaan
terigu dan tepung ganyong 100:0
keseluruhan
dan 90:10 menghasilkan skor rasa
menunjukkan
mie basah sebesar 3,68 dan 3,40
subtitusi tepung terigu dan tepung
dengan kriteria suka yang berbeda
ganyong 100:0 menghasilkan skor
dengan semua perlakuan lainnya.
rasa
Sedangkan
subtitusi
dengan kriteria suka yang berbeda
tepung terigu dan tepung ganyong
dengan semua perlakuan lainnya.
perlakuan
mie
mie
basah
bahwa
perlakuan
basah
sebesar
3,84
*Mahasiswa S-1 Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta Page 11
Sedangkan
perlakuan
subtitusi
terhadap
elastisitas
tepung terigu dan tepung ganyong
dihasilkan.
90:10;
dengan nilai signifikansi p = 0,073
80:20
dan
70:30
menghasilkan skor rasa mie basah berkisar antara 2,96-3,48 dengan kriteria agak suka.
Hal
ini
yang
ditunjukkan
(p > 0,05). 3. Terdapat pengaruh perbandingan campuran tepung terigu dan tepung
Kesukaan keseluruhan adalah
ganyong
terhadap
kesukaan
tingkat kesukaan panelis terhadap
sensorik pada warna, aroma, rasa,
suatu produk secara keseluruhan.
tekstur, dan kesukaan keseluruhan
Faktor warna, aroma, rasa, serta
mie basah dengan nilai signifikansi
penampilan
makanan
akan
masing-masing sebesar p=0,000 ;
mempengaruhi
tingkat
kesukaan
p=0,001 ; p=0,000 ; p=0,015 ; dan
masyarakat
terhadap
suatu
makanan tersebut (Winarno dan Rahayu, 1994).
p=0,000. 4. Tidak
terdapat
pembengkakan terhadap
KESIMPULAN DAN SARAN
yang
A. Kesimpulan Beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari hasil dan pembahasan penelitian utama adalah sebagai
1. Terdapat perbedaan perbandingan
(swelling
elastisitas
dihasilkan
mie dengan
daya power) basah nilai
signifikansi p = 0,608 (p > 0,05). B. Saran 1. Dalam
pembuatan
penggunaan
berikut :
pengaruh
mie
substitusi
basah tepung
ganyong maksimal sebesar 20%.
campuran tepung terigu dan tepung
Persentase
ganyong terhadap swelling power
ganyong di atas 20% daya terima
mie basah, ditunjukkan dengan nilai
secara
signifikansi p = 0,035 (p < 0,05).
disukai dan adonan sulit dibentuk.
Perbedaan
nyata
muncul
pada
terdapat
perbedaan
perbandingan
campuran
terigu
tepung
dan
tepung
keseluruhan
dilakukan
kurang
penelitian
pengaruh perlakuan perendaman
substitusi 20% keatas. 2. Tidak
2. Perlu
subtitusi
tepung ganyong
(blanching) pada umbi ganyong untuk
menghilangkan
pencoklatan
(brownig)
proses untuk
*Mahasiswa S-1 Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta Page 12
mendapatkan warna putih pada tepung ganyong. 3. Perlu dilakukan pengembangan produk makanan yang berbeda berbahan dasar tepung ganyong. DAFTAR PUSTAKA 1. Ahmad L. 2009. Modifikasi fisik pati jagung dan aplikasinya untuk perbaikan kualitas mi jagung [tesis]. Bogor: Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. 2. Astawan, Made.2005. Membuat Mie dan Bihun. Tiga Serangkai : Solo. 3. Damayanti N. 2002. Karakterisasi Sifat fisikokimia Tepung dan Pati ganyong (Canna edulis Kerr) Varietas Lokal [skripsi]. Bogor : Institut Pertanian Bogor 4. DKBM. 2005. Daftar Komposisi Bahan Makanan untuk Kalangan Sendiri. Program Studi Gizi Fakultas Ilmu Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta. 5. DKBM. 1992. Daftar Komposisi Bahan Makanan. Jakarta : Direktorat Gizi, Departemen Kesehatan RI 6. Eliasson AN. 2004. Starch in Food. Woodhead Publishing Limited Cambridge England 7. Fatmaningrum, Dewi. 2009. Kadar Kalsium, Kemekaran Linier dan Daya Terima Kerupuk Udang yang Dibuat dari Udang Putih. 8. Hee-Young An., 2005, Effects of Ozonation and Addition of Amino acids on Properties of Rice Starches. A Dissertation Submitted to the Graduate Faculty of the Louisiana state University and Agricultural and Mechanical College. James N. Be Miller dan West Lafayette, 1997, Starch Modification : Challenges and Prospects, USA, Review 127-131.
9. Hermann, M. 1996. Starch Noodles from Edible Canna. Dalam J. Janick (ed.), Progress in new crops. ASHS Press, Arlington, VA. 10. Hoseney, R. C., (1998), Principles of Cereal Science and Technology, 2nd ed., American Association of Cereal Chemists, Inc. St. Paul, Minnesota. 11. Kruger JE, Matsuo RB, Dick JW editor. 1996. Pasta and Noodle Technology. Minnesota : American Association of Cereal Chemist, Inc. 12. Leach HW, Mc Cowen LD, Schoch TJ. 2005. Structure of the starch granules. In: swelling and solubility patterns of various starches. Cereal Chem. 36: (2005) 534 – 544. 13. Li Jeng-Yune, An-I Yeh. 2001. Relationship between thermal, rheological characteristics swelling power for various starches. J Food Eng. 50 :141-148. 14. Margono, T., D. Suryati., dan S. Hartinah, 1993. Buku Panduan Teknologi angan. Pusat Informasi Wanita dalam Pembangunan PDIILIPI bekerjasama dengan Swiss Development Cooperation. Jakarta. 15. Munarso, S.Jdan Haryanto,Bambang, 2005, Perkembangan Teknologi Pengolahan Mie, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian 16. Murillo, C.E.C., Wang, Y.i., dan Perez, L.A.B., 2008, Morphological, Physicochemical and Structural Characteristics of Oxidized Barley and Corn Starches, Starch/ Starke Vol 60, 634-645. 17. Nasution Emma Z. 2005. Pembuatan mie kering dari tepung terigu dengan Tepung rumput laut yang difortifikasi Dengan kacang kedelai. Jurnal Sains Kimia 2005. Vol 9, No.2, 2005: 87-91 18. Purwantari, S.E., Ari Susilowati, Ratna Setyaningsih. 2004. Fermentasi
*Mahasiswa S-1 Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta Page 13
Tepung Ganyong (Canna edulis Ker.) untuk Produksi Etanol oleh Aspergillus niger dan Zymomonas mobilis. Bioteknologi 1 (2): 43-47, Nopember 2004, Jurusan Biologi FMIPA UNS Surakarta. 19. Rahayu dan Winarni. 1997. Penuntun Praktikum Penilaian Organoleptik. Jakarta. 20. Rahmat Rukmana, 2005. Ganyong Budidaya dan Pascapanen. Yogyakarta : Kanisius. 21. Roisah. 2009. Produksi dan Karakterisasi Sohun dari Pati Ganyong (Canna edulis Ker) [skripsi]. Bogor : Institut Pertanian Bogor
Non Beras. Media pendidikan, Gizi dan kuliner. Vol 1, no.1, oktober 2009 29. Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian Vol. 32, No. 3, 2010. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian. Bogor 30. Wattanachant, S., S.KS. Muhammad, D.M. Hashim dan R.A. Rahman. 2002. Suitability of Sago Starch as a Base for Dual-Modification. Songklanakarin J. Sci. Techno!. Vol 24 (3) : 431 - 438.
22. Sasaki, T and Matsuki, J. 1998. Effect of Wheat Starch Structure on Swelling Power. American Association of Cereal Chemists, Inc. Cereal Chem. 75(4):525-529 23. Slamet, A. 2010. Pengaruh Perlakuan Pendahuluan pada Pembuatan Tepung Ganyong (Canna Edulis) terhadap Sifat Fisik dan Amilografi Tepung yang Dihasilkan. Jur. Agrointek Vol 4, No. 2 Agustus 2010. Program Studi Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Agroindustri Universitas Mercu Buana Yogyakarta 24. Sutomo. 2008. Variasi Mie dan Pasta. Jakarta: PT. Kawan Pustaka 25. Suyanti. 2008. Membuat Mie Sehat. Jakarta : Penebar Swadaya 26. Soekarto, Soewarno T. 1985. Penilaian Organoleptik. Jakarta: Bhatara Karya Aksara 27. Tester, R.F., and Morrison, W.R. (1990). Swelling and gelatinisation of cereal starches. I. Effect of amylopectin, amylose and lipids. Cereal Chemistry, 67, 551-559. 28. Pangesthi Tri, Pemanfaatan Pati Ganyong (Canna Edulis) Pada Pembuatan Mie Segar Sebagai Upaya Penganekaragaman Pangan
*Mahasiswa S-1 Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta Page 14