HUBUNGAN ANTARA KONDISI SANITASI KANDANG TERNAK DENGAN KEJADIAN DIARE PADA PETERNAK SAPI PERAH DI DESA SINGOSARI KECAMATAN MOJOSONGO KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2008
Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat
Disusun Oleh:
PUJI ANITASARI J 410 040 021
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2008
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Diare merupakan penyebab kematian nomor tiga di dunia, paling umum merupakan penyebab kematian pada balita dan membunuh lebih dari 1,5 juta orang per tahun. Penyakit diare masih sering menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB) dan terjadi peningkatan kesakitan atau kematian kasus 2 kali atau lebih dibandingkan jumlah kesakitan atau kematian karena diare yang biasa terjadi pada kurun waktu sebelumnya. Angka kejadian diare di Indonesia pada tahun 2003 berkisar antara 200374 per 1000 penduduk sedangkan angka kematian akibat diare adalah 23 per 100 ribu penduduk. Pada tahun 2006, sebanyak 41 kabupaten di 16 propinsi melaporkan KLB diare di wilayahnya. Jumlah kasus diare yang dilaporkan sebanyak 10.980 dan 277 diantaranya menyebabkan kematian dengan Case Fatality Rate (CFR) sebesar 2,5% (Anonim, 2007a). Diare masih menjadi persoalan yang sangat serius di Boyolali. Pada tahun 2006, kasus diare di Boyolali sebanyak 12.519 dengan Incidence Rate (IR) 133, 4 per 1000 penduduk dan Point Prevalence sebesar 133,0 per 1000 penduduk. Sedangkan pada balita sebanyak 3.445 atau sekitar 27,52% dari seluruh kasus diare yang ada dan IR sebesar 7,6 per 1000 balita (Dinkes Boyolali, 2006). Kecamatan Mojosongo merupakan salah satu sentra peternakan sapi perah di Kabupaten Boyolali. Angka kejadian diare di
Mojosongo selalu mengalami
peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2003 kasus diare mencapai 1121 kasus,
tahun 2004 mencapai 1372 kasus, tahun 2005 mencapai 1481 kasus, tahun 2006 mencapai 1554 kasus, dan tahun 2007 mencapai 1832 kasus (Puskesmas Mojosongo, 2008). Desa Singosari merupakan sentra peternakan terbanyak di wilayah Kecamatan Mojosongo. Sebanyak 2429 total penduduk menurut mata pencahariannya, 2122 berprofesi sebagai peternak sapi yaitu 1620 peternak sapi perah dan 502 peternak sapi potong. Usaha peternakan tersebut merupakan pekerjaan sampingan dari usaha tani maupun buruh tani (Kelurahan Singosari, 2007). Pada Bulan Juli 2007, Desa Singosari dinyatakan mengalami KLB diare dengan jumlah penderita 55 orang. Angka kejadian diare selalu lebih tinggi setiap bulannya bila dibandingkan dengan desa lain di wilayah Kecamatan Mojosongo. Tahun 2006, kasus diare di Desa Singosari mencapai 377 penderita dengan IR sebanyak 86 per 1000 penduduk dan tahun 2007 mencapai 322 penderita dengan IR sebanyak 73,7 per 1000 penduduk. Meskipun angka kematian adalah 0% namun kejadian ini cukup meresahkan masyarakat, khususnya para peternak sapi perah yang dituding sebagai penyebab meningginya angka kejadian diare pada setiap bulannya. Peternak sapi di Desa Singosari pada umumnya membangun kandang sapinya dekat dengan rumah (<10 m) atau di dalam rumah dengan alasan faktor keamanan dan mempermudah pemeliharaan. Berdasarkan penelitian Untari (2002) mengenai pengaruh penempatan kandang sapi di dalam dan di luar rumah terhadap kepadatan lalat di Desa Tumang Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali diketahui bahwa penempatan kandang sapi yang tidak tepat dapat meningkatkan kepadatan lalat. Survei dari 31 kandang sapi yang ada di dalam rumah, 75,61% mempunyai tingkat
kepadatan lalat yang sedang (3-5 ekor) dan 17,07% mempunyai tingkat kepadatan lalat yang tinggi (6-20 ekor). Semakin dekat dengan rumah, kepadatan lalat makin tinggi dan semakin tinggi kepadatan lalat, makin tinggi pula penyebaran penyakit termasuk diare. Berdasarkan penelitian Sumiarto,
dkk (2005)
mengenai
epidemiologi
verocytotoxigenic E. coli (VTEC) pada peternakan sapi perah di Propinsi Jawa Tengah dan Yogyakarta, diketahui bahwa semakin kotor lantai kandang yang dimiliki peternak, memberikan infeksi VTEC hampir 21 kali lebih besar dibanding peternak yang mempunyai lantai bersih. Semakin dekat sumber air dari kandang (<10m) memberikan prevalensi VTEC 24 kali lebih besar dari pada yang jauh (>10m). Temuan ini menunjukkan sumber air terkontaminasi E. coli hampir 8 kali lebih besar sebagai sumber penyakit VTEC dibanding dengan sumber air yang tidak terkontaminasi E. coli. Kebersihan pribadi pemilik atau pekerja memberikan pengaruh 12,3% terhadap prevalensi VTEC. Bakteri E. coli mampu bertahan hidup di tanah pada temperatur 20-30°C selama 70 hari, sehingga kemungkinan pencemaran tinja sapi terhadap sumber air ataupun air tanah di sekitarnya sangat besar terutama pada musim penghujan. Kondisi sanitasi kandang yang jelek akan dapat memperparah keadaan, dan sangat memungkinkan timbulnya penyakit diare. Atas alasan inilah, perlu dilakukan penelitian.
B. Masalah Penelitian
1. Masalah Umum
Adakah hubungan antara kondisi sanitasi kandang ternak dengan kejadian diare pada peternak sapi perah di Desa Singosari Kecamatan Mojosongo Kabupaten Boyolali?
2. Masalah Khusus
a.
Apakah ada hubungan antara penempatan kandang ternak dengan kejadian diare pada peternak sapi perah di Desa Singosari Kecamatan Mojosongo Kabupaten Boyolali?
b. Apakah ada hubungan antara konstruksi kandang (atap, lantai, ventilasi, dinding, drainase) dengan kejadian diare pada peternak sapi perah di Desa Singosari Kecamatan Mojosongo Kabupaten Boyolali? c. Apakah ada hubungan antara alat perlengkapan dan kebersihan kandang dengan kejadian diare pada peternak sapi perah di Desa Singosari Kecamatan Mojosongo Kabupaten Boyolali? d. Apakah ada hubungan antara jarak sumber air dan kandang dengan kejadian diare pada peternak sapi perah di Desa Singosari Kecamatan Mojosongo Kabupaten Boyolali? e. Apakah ada hubungan antara pemanfaatan limbah ternak dengan kejadian diare pada peternak sapi perah di Desa Singosari Kecamatan Mojosongo Kabupaten Boyolali?
f. Apakah ada hubungan antara higiene pemilik atau pekerja dengan kejadian diare pada peternak sapi perah di Desa Singosari Kecamatan Mojosongo Kabupaten Boyolali?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum :
Mengetahui hubungan antara kondisi sanitasi kandang ternak dengan kejadian diare pada peternak sapi perah di Desa Singosari Kecamatan Mojosongo Kabupaten Boyolali.
2. Tujuan Khusus :
a. Mengetahui hubungan antara penempatan kandang ternak dengan kejadian diare pada peternak sapi perah di Desa Singosari Kecamatan Mojosongo Kabupaten Boyolali. b.
Mengetahui hubungan antara konstruksi kandang (atap, lantai, ventilasi, dinding, drainase) dengan kejadian diare pada peternak sapi perah di Desa Singosari Kecamatan Mojosongo Kabupaten Boyolali.
c. Mengetahui hubungan antara alat perlengkapan dan kebersihan kandang dengan kejadian diare pada peternak sapi perah di Desa Singosari Kecamatan Mojosongo Kabupaten Boyolali. d. Mengetahui hubungan antara jarak sumber air dan kandang dengan kejadian diare pada peternak sapi perah di Desa Singosari Kecamatan Mojosongo Kabupaten Boyolali.
e. Mengetahui hubungan antara pemanfaatan limbah ternak dengan kejadian diare pada peternak sapi perah di Desa Singosari Kecamatan Mojosongo Kabupaten Boyolali. f. Mengetahui hubungan antara higiene pemilik atau pekerja dengan kejadian diare pada peternak sapi perah di Desa Singosari Kecamatan Mojosongo Kabupaten Boyolali.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Dinkes dan Puskesmas
Sebagai pedoman dalam penanggulangan penyakit akibat diare pada peternak sapi perah hubungannya dengan kondisi sanitasi kandang ternak.
2. Bagi Dinas Peternakan
a. Sebagai pedoman dalam penyampaian informasi mengenai sanitasi kandang ternak sapi perah yang memenuhi syarat kesehatan. b. Sebagai tambahan pengetahuan hubungan antara sanitasi kandang dengan kejadian diare pada peternak sapi perah.
3. Bagi Masyarakat
a. Memperoleh pengetahuan dan pemahaman mengenai penempatan kandang ternak sapi perah yang baik. b. Memperoleh pengetahuan dan pemahaman mengenai konstruksi kandang yang memenuhi persyaratan teknis.
c. Memperoleh pengetahuan dan pemahaman mengenai alat perlengkapan dan kebersihan kandang yang wajib ada untuk membersihkan kandang. d. Memperoleh pengetahuan dan pemahaman mengenai jarak minimal sumber air dengan sumber pencemaran (kandang) sehingga memenuhi syarat kesehatan. e. Memperoleh pengetahuan dan pemahaman mengenai pemanfaatan limbah ternak sapi perah sehingga menjadi produk yang bermanfaat. f. Memperoleh pengetahuan dan pemahaman dalam menjaga higiene pribadi bagi pemilik atau pekerja dalam memelihara ternak sapi perah.
4. Bagi Peneliti
Sebagai tambahan ilmu pengetahuan kaitannya dengan kondisi sanitasi kandang ternak yang dapat menyebabkan kejadian diare pada peternak sapi perah.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup materi pada penelitian ini dibatasi pada hubungan antara kondisi sanitasi kandang ternak dengan kejadian diare pada peternak sapi perah di Desa Singosari Kecamatan Mojosongo Kabupaten Boyolali.