STRATEGI GURU DALAM MENGEMBANGKAN KREATIVITAS PADA ANAK USIA PRASEKOLAH KELAS B2 DI TK ‘AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL DARUSSALAM BANYUDONO DUKUN MAGELANG (SEMESTER GASAL TAHUN AJARAN 2013/2014)
SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Disusun Oleh: Rahma Apriliana NIM: 09470089
JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2013
i
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama
: Rahma Apriliana
NIM
: 09470089
Jurusan : Kependidikan Islam Fakultas :Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya ini adalah asli hasil
penelitian penulis sendiri dan bukan plagiasi karya orang lain kecuali pada bagian-bagian yang dirujuk sumbernya.
Yogyakarta, 08 Oktober 2013
ii
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
FM-UINSK-BM-05-03/RO SURAT PERSETUJUAN SKRIPSI Hal Lamp
: Persetujuan Skripsi :-
Kepada Yth. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Di Yogyakarta Assalamu’alaikum Wr.Wb Setelah membaca, meneliti, memberikan petunjuk dan mengoreksi serta mengadakan perbaikan seperlunya, maka kami selaku pembimbing berpendapat bahwa skripsi Saudara :
Nama
: Rahma Apriliana
NIM
: 09470089
Judul Skripsi
:Strategi Guru Dalam Mengembangkan Kreativitas Pada Anak Usia Prasekolah Kelas B2 Di Tk ‘Aisyiyah Bustanul Athfal Darussalam Banyudono Dukun Magelang (Semester Gasal Tahun Ajaran 2013/2014)
Sudah dapat diajukan kepada Jurusan Kependidikan Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu Kependidikan Islam. Dengan ini kami mengharap agar skripsi saudara tersebut di atas dapat segera dimunaqasyahkan. Atas perhatiannya kami ucapkan terima
kasih. Wassalmu’alaikum Wr.Wb
Yogyakarta, 08 Oktober 2013 Pembimbing Skripsi,
Dra. Wiji Hidayati, M.Ag NIP. 19650523 199103 2 010
iii
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
FM-UINSK-BM-05-03/RO
SURAT PERSETUJUAN PERBAIKAN SKRIPSI
Kepada Yth. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Di Yogyakarta Assalamu’alaikum Wr. Wb. Setelah dilaksanakan munaqasyah pada hari Kamis tanggal 17 Oktober 2013, dan skripsi mahasiswa tersebut di bawah ini dinyatakan lulus dengan perbaikan, maka setelah membaca, meneliti, dan mengoreksi perbaikan seperlunya, maka kami selaku Konsultan berpendapat bahwa
skripsi saudara: Nama
: Rahma Apriliana
NIM
: 09470089
Judul Skripsi
: Strategi Guru Dalam Mengembangkan Kreativitas Pada Anak Usia Prasekolah Kelas B2 Di Tk ‘Aisyiyah Bustanul Athfal Darussalam Banyudono Dukun Magelang (Semester Gasal Tahun Ajaran 2013/2014)
Sudah dapat diajukan kepada Jurusan Kependidikan Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu Pendidikan Islam. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Yogyakarta, 24 Oktober 2013 Konsultan,
Dra. Wiji Hidayati, M.Ag NIP. 19650523 199103 2 010
iv
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA FM-UINSK-BM-07-03/RO
PENGESAHAN SKRIPSI Nomor : UIN.02/DT/PP.01.1/306/2013 Skripsi/Tugas Akhir dengan judul : STRATEGI GURU DALAM MENGEMBANGKAN KREATIVITAS PADA ANAK USIA PRASEKOLAH KELAS B2 DI TK ‘AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL DARUSSALAM BANYUDONO DUKUN MAGELANG (SEMESTER GASAL TAHUN AJARAN 2013/2014) Yang dipersiapkan dan disusun oleh : Nama : Rahma Apriliana NIM : 09470089 : 17 Oktober 2013 Telah dimunaqosahkan pada Nilai Munaqosah :A/B Dan dinyatakan telah diterima oleh Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Kegurun UIN Sunan Kalijaga. TIM MUNAQASYAH :
v
SURAT PERNYATAAN BERJILBAB
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
: Rahma Apriliana
NIM
: 09470089
Prodi
: Kependidikan Islam
Fakultas
:Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa saya tidak menuntut pada Program Studi Kependidikan Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas
Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta (atas pemakaian jilbab dalam ijazah strata satu saya), apabila suatu saat nanti terdapat suatu masalah. Demikian surat pernyataan ini saya buat sesungguhnya dan dengan
penuh kesadaran.
Yogyakarta, 08 Oktober 2013
vi
MOTTO
Ketahuilah bahwa pendidikan anak merupakan tugas terbesar dan terpenting dalam hidup anda1
1
Tasbih Nada, Smart Parenting 2000 kiat cerdas mendidik anak (Yogyakarta: Azkia Publisher, 2008), hal.160.
vii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada
Almamaterku Tercinta Jurusan Kependidikan Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
viii
KATA PENGANTAR
َِِِّۡ ِﭑِﭑَّۡ َ ـٰ ِﭑ
ﺤّﻤﺃﹶﻧﺪﻬﺃﹶﺷﻮﻳﻜﹶﻠﹶﻬﺮﹺﻼﹶﺷﻫﺪﺣﻮﺈﹺﻻﹶّﺍﻟﻠﻬﻼﹶﺇﹺﻟﹶﻬﺪﺃﹶﻧ ﻬﺃﹶﺷ،ِﺎﷲﻠﺒﺒﹺﺤﺎﻣﺼﺘﻋﺎﺑﹺﺎﹾﻻﻧﺮﻳﺄﹶﻣﻠﹶّﻬﹺﺎﻟﹶّﺬﻟﺪﻤﺍﹶﻟﹾﺤ ٠ﺪﻌﺎﺑﺍﻣ. ﺍﻩﺪﻬﺒﹺﻌﺘﻨﻣﺒﹺﻬﹺﻮﺤﺻﻬﹺﻮﻠﹶىﺂﻟﻋﻭّﺪﻤﺤﻠﹶىﻤّﻌﻠّﺼﻤ ﺍﹶﻟﻠﹶّﻬ.ﻩﺪﻌّﺒﺒﹺﻴﻼﹶﻧﻟﹸﻬﻮﺳﺭﻮﻫﺪﺒﺍﻋّﺪﻣ Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Tiada yang pantas dipuji selain diri-Nya. Dialah yang memberikan cahaya kepada orang-orang yang dikehendaki agar mereka selamat kembali kepada-Nya. Zat Yang Mahasuci ini pula yang menciptakan Mahluk mulia bernama Muhammad. Shalawat serta salam selalu tercurah kepada beliau. Penyusunan skripsi ini merupakan kajian singkat tentang strategi guru dalam mengembangkan kreativitas pada anak usia prasekolah kelas B2 di TK ‘Aisyiyah Bustanul Athfal Darussalam Banyudono Dukun Magelang (semester gasal tahun ajaran 2013/2014). Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, skripsi ini tidak akan terwujud. Oleh sebab itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada : 1.
Prof. Dr. H. Hamruni, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta yang telah memberikan pengerahan yang berguna selama saya menjadi mahasiswa.
2.
Dra. Nur Rohmah, M.Ag, selaku Ketua Jurusan Kependidikan Islam yang telah banyak memberi motivasi selama saya menempuh studi.
ix
3.
Drs. Misbah Ulmunir, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Kependidikan Islam, yang telah memberi pelayanan dan segala fasilitas untuk terselenggaranya proses akademik.
4.
Dra. Wiji Hidayati, M.Ag. selaku pembimbing skripsi yang telah merelakan waktunya untuk membimbing, mengarahkan, berdiskusi selama proses penyelesaian skripsi ini.
5.
Drs.H. Jamroh Latief, M.Si, selaku pembimbing akademik, yang telah memberikan bimbingan dan motivasi menuntun penulis selama masa studi.
6.
Dra. Nadlifah, M.Pd, selaku penguji I, yang telah memberikan masukanmasukan, dan dukungannya, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
7.
Muhammad Qowim M.Ag, selaku penguji II, yang telah memberikan masukan-masukan, dan dukungannya, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
8.
Segenap dosen dan karyawan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, yang telah banyak memberikan sumbangsih keilmuan kepada penulis selama masa studi ini.
9.
Ayah dan Ibu tercinta yang telah memberikan curahan kasih sayang dan atas dukungannya baik yang bersifat moril maupun materi, Mb Efin, Mas Amir, Mas Faris dan Mb Yuli, ketiga ponakanku, Hafid, Syifa dan Azka.
10. TK ‘Aisyiyah Bustanul Athfal Darussalam Banyudono Dukun Magelang, Kepala Sekolah, Guru, dan Anak Didik kelas B2 yang telah bersedia untuk diteliti dan banyak membantu memberi arahan dan nasihat yang berguna dan bermanfaat.
x
11. Teman-teman angkatan Kependidikan Islam Islam yang telah berjuang bersama menuntut Ilmu di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
12. Sahabat dan Saudara Leni, Arum, Undhan dan Mbak Mega. Teman berproses menjadi lebih dewasa dari waktu ke waktu.
13. Teman-teman kos Papringan, PJKA, Wonosari, Hibrida Dua, dan kos Sekartaji. 14. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Penulis berdo’a semoga bantuan, arahan, bimbingan, dukungan tersebut diterima sebagai amal baik oleh Allah SWT, amin.
xi
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ..................................................... ii HALAMAN SURAT PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................... iii HALAMAN SURAT PERSETUJUAN KONSULTAN ................................. iv HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... v HALAMAN SURAT PERNYATAAN BERJILBAB........................................ vi HALAMAN MOTTO ........................................................................................ vii HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................ viii KATA PENGANTAR ....................................................................................... ix DAFTAR ISI ...................................................................................................... ix DAFTAR TABEL................................................................................................. xv DAFTAR GAMBAR............................................................................................ xvi DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xvii ABSTRAK .......................................................................................................... xviii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1 B. Rumusan Masalah .................................................................................. 7 C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ............................................................ 7 D. Telaah Pustaka ........................................................................................ 8 E. LandasanTeori ........................................................................................ 12 F. Metode Penelitian ................................................................................... 27 G. Sistematika Pembahasan ........................................................................ 35
xii
BAB II GAMBARAN UMUM TK ‘AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL DARUSSALAM BANYUDONO DUKUN MAGELANG A. Letak Geografis dan Kondisi Sosial......................................................... 36 B. Sejarah berdiri dan perkembangan........................................................... 39 C. Visi, Misi dan Sasaran.............................................................................. 43 D. Tujuan Sekolah......................................................................................... 44 E. Struktur Organisasi .................................................................................. 44 F. Kondisi Guru dan Karyawan ................................................................... 52 G. Kondisi Siswa .......................................................................................... 54 H. Sarana dan Prasarana ............................................................................... 59 I.
Konsep Pendidikan .................................................................................. 62
BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Strategi guru dalam mengembangkan kreativitas pada anak usia prasekolah kelas B2 di TK ‘Aisyiyah Bustanul Athfal Darussalam 1. Penjabaran Tema, Area dan Media Pembelajaran............................. 67 a. Tema Pembelajaran...................................................................... 67 b. Model Pembelajaran Area........................................................... 73 1) Kelebihan Pembelajaran Area............................................... 74 2) Kekurangan Pembelajaran Area............................................ 75 c. Media Pembelajaran..................................................................... 79 1) Macam-macam Media Pembelajaran..................................... 79
xiii
2. Pelaksanaan pembelajaran untuk mengembangkan kreativitas pada anak usia prasekolah lewat area yang dilaksanakan dan media yang digunakan a. Strategi Pengembangan Kreativitas lewat Area Di Luar Kelas... 81 b. Strategi Pengembangan Kreativitas lewat Area Balok................ 86 c. Strategi Pengembangan Kreativitas lewat Area Bak Pasir.......... 91 d. Strategi Pengembangan Kreativitas lewat Area Bahasa.............. 93 e. Strategi Pengembangan Kreativitas lewat Area Drama............... 97 f.
Strategi Pengembangan Kreativitas lewat Area Seni................... 100
g. Strategi Pengembangan Kreativitas lewat Area IPA.................... 103 h. Strategi Pengembangan Kreativitas lewat Area Matematika........104 i.
Strategi Pengembangan Kreativitas lewat Area Di Dalam Kelas 106
j.
Strategi Pengembangan Kreativitas lewat Area Agama.............. 108
k. Strategi Pengembangan Kreativitas lewat Area Musik.............. 109 l.
Strategi Pengembangan Kreativitas lewat Area Masak.............. 110
B. Hasil yang diperoleh guru dalam mengembangkan kraetivitas pada anak usia Prasekolah kelas B2 di TK ‘Aisyiyah Bustanul Athfal Darussalam BAB IV : PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................................. 117 B. Saran-saran ............................................................................................ 119 C. Penutup ................................................................................................... 120 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 122 LAMPIRAN-LAMPIRAN
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Daftar Nama Kepala Sekolah.................................................. 42 Tabel 2 : Daftar Nama Guru dan Karyawan........................................... 53 Tabel 3 : Daftar Jumlah Anak Didik........................................................ 54 Tabel 4 : Daftar Nama Anak Didik Kelas B2 serta Kemampuan Anak... 55 Tabel 5 : Alat Permainan Edukatif di Dalam Ruang Kelas...................... 60 Tabel 6 : Alat Permainan Edukatif di Luar Ruangan................................ 61 Tabel 7 : Aset yang dimiliki..................................................................... 62 Tabel 8 : Tema, Sub Tema Pembelajaran dan Alokasi Waktu................. 70 Tabel 9 : Model Pembelajaran Area TK ‘ABA Darussalam..................... 76
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 : Struktur Organisasi TK ‘ABA Darussalam....................... 48 Gambar 2 : Struktur Kepengurusan TK ‘ABA Darussalam................... 49
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I
: Bukti Seminar Proposal
Lampiran II
: Berita Acara Seminar Proposal
Lampiran III
: Surat Penunjukan Pembimbing
Lampiran IV
: Surat Persetujuan Perubahan Judul Skripsi
Lampiran V
: Kartu Bimbingan Skripsi
Lampiran VI
: Sertifikat PPL I
Lampiran V II
: Sertifikat PPL-KKN Integratif
Lampiran VIII
: Sertifikt ICLA
LampiranIX
: Sertifikat TOEC
Lampiran X
: Sertifikat ICT
Lampiran XI
: Sertifikat SOSPEM
Lampiran XII
: Sertifikat Perpustakaan
Lampiran XIII
: Sertifikat Penulisan Karya Ilmiah
Lampiran XIV
: Sertifikat Seminar Pendidikan
Lampiran XV
: Instrumen Penelitian
Lampiran XVI
: Surat Ijin Penelitian
Lampiran XVII
: Surat Rekomendasi Penelitian
Lampiran XVIII : Hasil Wawancara Lampiran XIX
: Hasil Observasi Pembelajaran di Kelas B2
Lampiran XX
: Foto Lokasi (Papan nama) TK ‘ABA Darussalam
Lampiran XXI
: Curriculum Vitae
xvii
ABSTRAK RAHMA APRILIANA. Strategi Guru Dalam Mengembangkan Kreativitas Pada Anak Usia Prasekolah Kelas B2 di TK ‘Aisyiyah Bustanul Athfal Darussalam Banyudono Dukun Magelang. Skripsi. Yogyakarta Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan KalijagaYogyakarta. 2013. Latar belakang penelitian ini adalah ditemukannya sejumlah pembahasan mengenai bagaimanakah strategi guru dalam mengembangkan kreativitas pada anak usia prasekolah kelas B2 di TK ‘ABA Darussalam Banyudono Dukun Magelang. Berbagai macam strategi yang terdapat dalam pengembangannya yakni; Area Bahasa, Area Ipa, Area Agama, Area Memasak, Area Balok, Area Dalam Kelas, Area Drama, Area Musik, Area Seni, Area Di luar Kelas, Area Bak Pasir, Area Matimatika. Serta media yang digunakan di dalam pembelajaran yang terdapat di TK ‘Aisyiyah Bustanul Athfal Darussalam Banyudono Dukun Magelang. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, dengan mengambil latar belakang strategi guru dalam mengembangkan kreativitas pada anak usia prasekolah kelas B2 di TK ‘ABA Darussalam Banyudono Dukun Magelang. Pengumpulan data dilakukan dengan mengadakan observasi (pengamatan), dokumentasi dan wawancara. Analisis data dilakukan dengan memberikan makna terhadap data yang berhasil dikumpulkan, dan dari makna itulah ditarik kesimpulan untuk menyusun hasil karya Strategi Guru Dalam Mengembangkan Kreativitas Pada Anak Usia Prasekolah Kelas B2 di TK ‘Aisyiyah Bustanul Athfal Darussalam Banyudono Dukun Magelang. Hasil dari Strategi Guru Dalam Mengembangkan Kraetivitas pada Anak Usia Prasekolah Kelas B2 di TK ‘ABA Darussalam Banyudono Dukun Magelang adalah (1) guru melaksanakan 12 area serta menggunakan media pembelajaran berupa keteladanan guru,teknik mengajar, alat permainan, dan sarana penunjang lain. (2) Hasil yang diperoleh Guru dalam Mengembangkan kreativitas pada Anak Usia Prasekolah Kelas B2 di TK ‘ABA Darussalam adalah anak dapat melakukan aktivitas yang mereka senangi tanpa ada beban dan paksaan dari guru, leluasa dalam bermain dan mempunyai kemandirian untuk melaksanakan kegiatan atau tugas yang mereka hadapi. Sehingga muncul rasa kemandirian, rasa nyaman dan bahagia yang dirasakan oleh anak didik, ketika rasa nyaman dan bahagia telah dirasakan oleh anak didik, maka kreativitas akan timbul dalam diri anak dan guru dapat lebih mengoptimalkan kreativitas anak didik dengan memberikan apresiasi kepada anak didik dan tetap mengarahkan, membimbing serta mengawasi kegiatan yang dilakukan anak tanpa menghilangkan kreativitas anak didik.
Keyword: Strategi Guru, Kreativitas Anak Didik TK.
xviii
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Masa kanak-kanak adalah masa yang peka untuk menerima berbagai macam rangsangan dari lingkungan, guna menunjang perkembangan jasmani dan rohani yang ikut menentukan keberhasilan anak didik mengikuti pendidikannya di kemudian hari. Masa anak-anak juga masa bermain, oleh sebab itu kegiatan pendidikan di taman kanak-kanak diberikan melalui bermain sambil belajar dan belajar sambil bermain.1 Melalui kegiatan bermain, anak akan mulai mengenal lingkungan sekitarnya, dengan mengeksplorasi terhadap objek-objek yang mereka temui menggunakan
seluruh
pancainderanya.
Dalam
bermain,
anak
akan
mempelajari sesuatu yang baru dan melakukan berbagai kegiatan yang berguna untuk pengembangan dirinya, baik dari aspek kognitif, psikomotorik, afektif dan spiritualnya. Permainan anak, atau kerja anak, berfungsi karena mampu mengembangkan anggota tubuh, panca indera, dan organ tubuh mereka. Setelah perasaan dan pegangan tak teratur dari tangan kecilnya, kegiatan favorit anak adalah tertarik pada adonan lembuttanah, pasir, atau adonan lain-serta mencoba keterampilan mereka membentuk dan menghasilkan sesuatu. Pemberian contoh (modelling) merupakan salah satu hal yang penting menyangkut sifat alami anak. Namun naluri inipun jika dibiarkan begitu saja akan tidak berkembang: pendidikan harus menyediakan materi dan panduan yang penting bagi perkembangannya, dan harus mengubah sentuhan tangan yang tak bertujuan dan hanya menerka-nerka ini menjadi pembentukan sesuatu secara sistematis, dan mengarahkan naluri ini ke 1
Yeni Rachmawati & Euis Kurniati, Strategi Pengembangan Kreativitas pada Anak (Jakarta: Kencana, 2010), hal. 1.
2
saluran aktivitas yang bermanfaat, yang semuanya dilakukan di taman kanak-kanak.2 Situasi bermain yang dilakukan anak sendiri, sering kali belum sepenuhnya dapat digunakan sebagai suatu situasi pembelajaran. Anak bermain dengan kegiatan yang tidak terstruktur. Smith dan Noah, mengemukakan bahwa bermain dengan struktur yang tidak jelas akan berbahaya bagi perkembangan anak karena ia tidak belajar banyak. Tetapi dengan melihat kebutuhan anak, bermain dapat dijadikan sebagai pendekatan dalam pembelajaran.3 Pembelajaran
merupakan
usaha
manusia
guna
memperoleh
pengetahuan dan pemahaman tentang suatu hal yang dilaksanakan baik melalui keluarga, sekolah, dan masyarakat. Karena tidak dapat dipungkiri bahwa peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan syarat untuk mencapai tujuan pembangunan bangsa, dan salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia adalah dengan pendidikan. Di dalam undang-undang (sistem pendidikan nasional) SISDIKNAS No 20 tahun 2003 tertulis bahwa: Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.4
2
Doddington Cristine & Hilton Mary, Pendidikan Berpusat pada Anak (membangkitkan kembali tradisi kreatif) (Jakarta: Indeks, 2010), hal. 19. 3 Anita Yus, Penilaian Perkembangan Belajar Anak Taman Kanak-kanak (Jakarta: Kencana, 2011), hal. 34. 4 DEPDIKNAS, UU RI No. 20 th 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional (Jakarta: Depdiknas, 2003), hal. 2.
3
Taman kanak-kanak atau TK adalah salah satu bentuk pendidikan prasekolah yang menyediakan program pendidikan dini bagi anak usia 4 tahun sampai memasuki pendidikan dasar. Pendidikan prasekolah bukan merupakan persyaratan untuk memasuki pendidikan dasar. Para pelaku pendidikan di taman kanak-kanak berusaha membantu meletakkan dasar ke arah perkembangan sikap, pengetahuan, ketrampilan, dan daya cipta yang diperlukan oleh anak didik dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan untuk pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya.5 Di taman kanak-kanak, anak belajar mengenal berbagai macam pengetahuan baik bahasa, agama moral, sosial emosional, fisik, motorik, kognitif, dan seni melalui berbagai media, sarana prasarana dan fasilitas yang disediakan oleh lembaga pendidikan yang diselenggarakan oleh guru melalui kegiatan pembelajaran. Guru merupakan sosok yang vital dalam lembaga pendidikan, meskipun tidak menafikan komponen lain, seperti sarana prasarana, kurikulum, administrasi, dan tata tertib lembaga pendidikan. Melalui pembelajaran yang guru sampaikan, baik secara lisan, tertulis maupun keteladanan, akan berdampak pada pemahaman, pola pikir, perilaku, sikap dan menimbulkan kesan yang mendalam pada anak, terlebih anak TK yang dalam istilah merupakan masa the golden age atau masa emas anak, anak dapat mempelajari segala hal yang mereka temui dan menyerap segala informasi yang mereka terima dengan relatif cepat. 5
Yuliani Nurani Sujiono, dkkk, Metode Pengembangan Kognitif (Jakarta: Universitas Terbuka, 2009), hal. 5. 1. (Modul 1-12).
4
Peran guru di sini adalah bagaimana guru dapat menjadi model atau panutan yang baik untuk anak. Sebagian besar acara belajar anak di taman kanak-kanak adalah melalui imitasi atau peniruan. Artinya seluruh tindak tanduk guru diperhatikan dengan seksama dan kemudian akan dicontoh oleh anak. Dalam membangun sikap yang benar, anak akan belajar melalui pengetahuan yang diperolehnya melalui indera. 6 Anak yang mempunyai kreativitas dibutuhkan guru yang kreatif pula, guru yang kreatif dapat ditujukan dengan sikap guru yang mampu menggunakan berbagai pendekatan dan variasi dalam proses belajar mengajar. Guru dalam menyajikan kegiatan pembelajaran harus mempunyai strategi yang dibutuhkan untuk dikembangkan dalam diri anak, khususnya anak usia taman kanak-kanak, untuk mengekspresikan ide, gagasan, pemikiran dan pendapat yang dapat dituangkan ke dalam hasil karya anak. Sehingga potensi-potensi anak dapat tersalurkan dengan baik, kreativitas anak dapat ditingkatkan melalui berimajinasi, permainan dan aktifitas-aktifitas anak yang menyenangkan, mereka membutuhkan gerak dan aktifitas yang menyibukkan. Pada
dasarnya
setiap
indvidu
memiliki
potensi
kreatif.
Permasalahannya ialah apakah individu yang bersangkutan mendapat rangsangan mental dan suasana yang kondusif, baik dalam keluarga maupun sekolah untuk mengembangkan potensi kreatifnya.7
6 7
Ibid.,hal. 5.28 Yudrik Jahja, Psikologi Perkembangan (Jakarta : Kencana, 2011), hal. 68.
5
Menurut Howard Garner, sistem pendidikan yang salah dapat membunuh kreativitas anak-anak sehingga hanya tinggal 10% dari potensinya ketika usia 8 tahun. Ketika salah didik ini berlangsung sampai pada usia 12 tahun, potensi kreativitasnya menurun hingga hanya 2%. Jadi pendidikan usia dini dan sekolah dasar adalah masa-masa emas untuk mengembangkan potensi kreativitas manusia. Sebesar 95% pertumbuhan otak terjadi pada usia di bawah 12 tahun.8 Daya kreatif anak adalah modalnya untuk mampu memahami hidup dan kehidupan. Dengannya, anak akan berusaha untuk mengembangkan apa yang selama ini berada di alam pikiran dan hatinya. Jika anak diberi perhatian dan keleluasaan dalam beraktifitas, maka kreatifitas mereka akan melejit dan berkembang semakin baik. Kebebasan di sini bukan berarti membiarkan anak terus beraktifitas tanpa kontrol. Karena kebebasan di sini bermakna memberikan keleluasaan kepada mereka untuk beraktifitas yang memberikan manfaat, baik diri anak maupun terhadap lingkungannya. Disinilah peran dan profesionalitas guru sangat dibutuhkan, karena guru merupakan komponen pendidikan terpenting, setidaknya dalam lingkungan sekolah, terutama dalam mengatasi berbagai permasalahan yang berkaitan dengan peningkatan mutu pendidikan.9 Pada penelitian ini, penulis mencoba untuk meneliti Taman KanakKanak ‘Aisyiyah Bustanul Athfal Darussalam, khususnya kelas B2 (usia 5 tahun 5 bulan-6 tahun). Karena di dalam pembelajaran yang dilaksanakan di 8
Jamal Ma’mur Asmani, Manajemen Pengelolaan dan Kepemimpinan Pendidikan Profesional (Yogyakarta : Diva Press, 2009), hal. 64. 9 Abudin Nata, Paradigma Pendidikan Islam ( Jakarta : Grasindo, 2001 ), hal. 132.
6
TK ‘Aisyiyah Bustanul Athfal Darussalam hanya terdapat satu guru untuk setiap kelas dan di kelas B2 tempat penulis mengadakan penelitian, anak didik berjumlah 26 anak dengan tingkah laku, kepribadian, bakat, potensi dan minat yang beragam. Untuk itu guru harus mempunyai strategi yang sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan anak didik yang dilaksanakan dalam pembelajaran
baik
di dalam
kelas maupun
di luar kelas untuk
mengembangkan kreativitas anak usia prasekolah. Anak didik kelas B2 cukup kreatif, ditunjukan dengan kreativitas mereka berupa hasil karya anak didik, yaitu berbagai macam bentuk gambar yang ditempel pada tembok kelas serta berbagai penghargaan atau prestasi dari kejuaraan lomba, di antaranya lomba menyanyi, menari, mewarnai, melukis, bercerita, dan drumband. Konsep pembelajaran yang terdapat di TK ‘Aisyiyah Bustanul Athfal Darussalam memuat bidang pembelajaran umum, keagamaan dan kemahiran atau keterampilan hidup. Terdapat media atau alat permainan edukatif yang ada di dalam dan di luar kelas, serta mengadakan kegiatan Intra dan Ekstra kurikuler.10 Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merasa perlu untuk mengkaji terhadap permasalahan tersebut, yang kemudian timbul menjadi suatu ide untuk dijadikan judul skripsi yaitu: “ Strategi Guru Dalam Mengembangkan Kreativitas Pada Anak Usia Prasekolah Kelas B2 Di TK ‘Aisyiyah Bustanul Athfal Darussalam Banyudono Dukun Magelang (Semester Gasal Tahun Ajaran 2013/2014).” 10
Pra Observasi TK ‘Aisyiyah Bustanul Athfal Darussalam dengan Kepala Sekolah, Ibu Efin Rahmawati pada tanggal 13 Maret 2013.
7
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan dalam beberapa bentuk pertanyaan di antaranya yaitu: 1. Bagaimanakah strategi guru dalam mengembangkan kreativitas pada anak usia prasekolah kelas B2 di TK ‘Aisyiyah Bustanul Athfal Darussalam Banyudono Dukun Magelang? 2. Apa hasil yang diperoleh guru dalam mengembangkan kreativitas pada anak usia prasekolah kelas B2 di TK ‘Aisyiyah Bustanul Athfal Darussalam Banyudono Dukun Magelang? C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian a. Untuk mengetahui bagaimanakah strategi guru dalam mengembangkan kreativitas pada anak usia prasekolah kelas B2 di TK ‘Aisyiyah Bustanul Athfal Darussalam Banyudono Dukun Magelang. b. Untuk
mengetahui
apa
hasil
yang
diperoleh
guru
dalam
mengembangkan kreativitas pada anak usia prasekolah kelas B2 di TK ‘Aisyiyah Bustanul Athfal Darussalam Banyudono Dukun Magelang. 2. Kegunaan Penelitian a. Kegunaan teoritis Dari segi ilmiah, penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan dan dapat digunakan sebagai bahan acuan di bidang penelitian yang sejenis yaitu taman kanak-kanak. Dan untuk pihak Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan khususnya
8
Jurusan Kependidikan Islam yang lulusannya dapat menjadi calon pendidik, guna menambah wawasan pengetahuan dan kontribusi pemikiran tentang bagaimana mengembangkan kreativitas anak di dalam kegiatan pembelajaran. b. Kegunaan praktis 1) Bagi penulis penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan
penulis
tentang
bagaimana
pelaksanaan
pembelajaran di taman kanak-kanak. 2) Bagi sekolah penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang berarti khususnya kepada guru taman kanakkanak tentang pentingnya mengembangkan kreativitas pada anak dengan strategi yang guru laksanakan di dalam kegiatan pembelajaran baik di dalam kelas maupun di luar kelas. D. Telaah Pustaka Pendidikan anak usia prasekolah dewasa ini semakin mendapat tempat di dunia pendidikan, hal ini menyebabkan banyak orang ingin meneliti tentang lembaga pendidikan tersebut. Di bawah ini adalah penelitianpenelitian terdahulu yang membahas tentang pendidikan anak usia prasekolah yang mempunyai fokus pembahasan yang berbeda-beda, namun sedikit banyak telah memberikan gambaran kepada penulis tentang pendidikan anak usia prasekolah, serta pembuktian bahwa penelitian yang penulis laksanakan mempunyai fokus yang berbeda dengan penelitian terdahulu.
9
Penelitian yang dilakukan oleh Aminah, Jurusan Kependidikan Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, “Upaya Guru dalam Mengembangkan Kreativitas Anak Usia Dini Di Tk It/ Play Group Pesantren Anak Internasional Genius Kids Krapyak Sewon Bantul”. Dari penelitian ini menjelaskan bahwa guru dalam mengembangkan kreativitas anak mempunyai langkah-langkah pembelajaran yang cukup variatif. Ditujukan dengan banyaknya materi-materi kegiatan pengajaran yang berbeda-beda, seperti materi pembelajaran agama, materi pembelajaran umum dan kemahiran hidup. Selain itu guru dalam menyampaikan materi tidak hanya berperan sebagai pendidik, tetapi juga berperan sebagai pembimbing, kreator, motivator, dan fasilitator dalam proses pembelajarannya untuk mengembangkan kreativitas anak didiknya.11 Berbeda dari penelitian di atas yang menerangkan upaya yang dilakukan oleh guru dalam mengembangkan kreativitas anak dengan berpusat pada materi-materi pembelajaran yang variatif, penulis lebih memfokuskan pembelajaran untuk mengembangkan kreativitas anak lewat pembelajaran area yang dilaksanakan dan media yang digunakan oleh guru. Penelitian lain yaitu pada skripsi Zaenal Arifin, Jurusan Kependidikan Islam Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, “ Pengembangan Kreativitas Berfikir pada Anak”. Hasil dari penelitian ini adalah upaya pengembangan kreativitas anak dilaksanakan
11
Aminah, “Upaya Guru dalam Mengembangkan Kreativitas Anak Usia Dini Di Tk It/ Play Group Pesantren Anak Internasional Genius Kids Krapyak Sewon Bantul” Skripsi, Jurusan Kependidikan Islam Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2007.
10
dalam tiga bidang penelitian, yaitu orangtua, guru, dan masyarakat. Dalam keluarga melalui bimbingan, arahan, dan motivasi, di sekolah melalui metode mengajar, dan kemampuan dalam mengelola kelas dari seorang guru dan lingkungan belajar yang kondusif. Sedangkan dalam masyarakat dilakukan dengan cara menciptakan kebudayaan yang menumbuhkan kreativitas pada anak, dan mendirikan tempat (wadah) seperti sanggar kreativitas atau taman pintar.12 Berbeda dari penelitian di atas yang melakukan peneilitian pada tiga bidang penelitian, keluarga, sekolah dan masyarakat. Penulis dalam penelitian ini, hanya akan memfokuskan pada lembaga pendidikan taman kanak-kanak tentang strategi guru dalam mengembangkan kreativitas anak. Metode penelitian juga berbeda, penelitian di atas adalah penelitian kepustakaan (Library Research) dan studi kasus dalam masyarakat. Dalam penulisannya mengunakan acuan buku-buku atau jurnal yang berkaitan dengan penelitian, dan data yang didapat berasal dari perpustakaan. Sedangkan penulis menggunakan metode penelitian kualitatif, yang secara langsung mengamati kegiatan pembelajaran di lembaga pendidikan taman kanak-kanak. Skripsi Asori, Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, “Pembentukan Kreativitas Anak menurut Wahyudin dan Relevansinya dengan Pendidikan Islam”. Penelitian ini membahas tentang peran orangtua dalam melejitkan kreativitas anak, orangtua harus mempersiapkan bahkan sejak anak masih 12
Zaenal Arifin, Pengembangan Kreativitas Berfikir pada Anak” Skripsi, Jurusan Kependidikan Islam Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2007.
11
dalam kandungan. Dengan stimulasi yang baik ketika anak masih dalam kandungan, perkembangan kognisi, afeksi, maupun psikomotoriknya akan baik dan lancar.13 Penelitian di atas memfokuskan pendidik yakni orangtua agar memperhatikan perkembangan anak mulai saat dari kandungan, berbeda dengan penulis yang memfokuskan pada guru di lembaga pendidikan untuk mengembangkan kreativitas anak. Penelitian di atas menggunakan metode penelitian kepustakaan sedangkan penulis menggunakan metode penelitian kualitatif. Penelitian Ahmad Pito, Jurusan Kependidikan Islam Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, “Pengaruh Metode Permainan Edukatif dalam Pembelajaran PAI terhadap Kreativitas Anak Usia Dini di Paud Inklusi Ahsanu Amala Lempongsari Sariharjo Ngaglik Sleman Yogyakarta”. Dalam penelitian ini menngungkapkan bahwa pelaksanaan metode permainan edukatif dalam pembelajaran PAI PAUD Inklusi Ahsanu Amala adalah cukup baik. Kreativitas anak usia dini dalam menggambar, melukis, mewarnai, meronce, dan menyusun bangunan cukup tinggi. Terdapat pengaruh yang positif dari penggunaan permainan edukatif terhadap kreativitas anak usia dini.14 Penelitian di atas menggunakan metode penelitian kuantitatif yang mengukur adanya pengaruh antara permainan edukatif terhadap kreativitas siswa. Sedangkan penulis di sini mencoba untuk 13
Asori, “ Pembentukan Kreativitas Anak menurut Wahyudin dan Relevansinya dengan Pendidikan Islam” skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2007. 14 Ahmad Pito, Pengaruh Metode Permainan Edukatif dalam Pembelajaran PAI terhadap Kreativitas Anak Usia Dini di Paud Inklusi Ahsanu Amala Lempongsari Sariharjo Ngaglik Sleman Yogyakarta” skripsi, Jurusan Kependidikan Islam Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2012.
12
mengetahui strategi guru dalam mengembangkan kreativitas anak usia prasekolah menggunakan metode penelitian kualitatif. E. Landasan Teori 1. Strategi a. Pengertian Strategi Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Strategi ialah rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus.15 Suatu kegiatan tidak akan berjalan dengan baik tanpa perencanaan atau strategi yang cermat. Pendidik yakni guru harus mempunyai strategi yang
dilaksanakan
dalam
kegiatan
belajar
mengajar
untuk
mengembangkan kreativitas anak usia prasekolah. b. Strategi Empat P dalam Pengembangan Kreativitas Utami Munandar sehubungan dengan pengembangan kreativitas anak, menggunakan pendekatan atau strategi empat p, yaitu kreativitas ditinjau dari aspek pribadi, pendorong, proses, dan produk. 1) Pribadi Bahwa setiap individu mempunyai keunikan dalam interaksi dengan lingkungannya, pribadi yang unik dapat diharapkan timbulnya ide-ide baru dan produk-produk yang inovatif. Oleh karena itu, pendidik hendaknya dapat menghargai keunikan pribadi serta bakat-bakat anak, dan jangan mengharapkan semua anak melakukan dan menghasilkan hal-hal yang sama, atau mempunyai 15
DEPDIKBUD, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), hal. 859.
13
minat yang sama. Guru hendaknya membantu anak menemukan bakat dan potensi anak.16 2) Pendorong Untuk mewujudkan bakat kreatif anak diperlukan dorongan dan dukungan dari lingkungan (motivasi eksternal), yang berupa apresiasi, dukungan, pemberian penghargaan, pujian, merangsang anak untuk tertarik mengamati dan mempertanyakan tentang berbagai benda atau kejadian di lingkungan sekitar, yang mereka dengar, lihat, rasakan, atau mereka pikirkan dalam kehidupan sehari-hari. Dan dorongan kuat dari diri anak sendiri (motivasi internal) untuk menghasilkan sesuatu. 3) Proses Memberikan kebebasan kepada anak untuk mengekspresikan dirinya secara kreatif, misalnya dalam tulisan, lukisan, bangunan dan kegiatan yang bermanfaat lainnya yang dapat menumbuhkan kreativitas anak, membiarkan anak bersibuk diri secara kreatif tanpa perlu selalu atau terlalu cepat menuntut dihasilkannya produk kreatif yang bermakna. Produk kreatif akan muncul sendirinya dalam iklim yang menunjang dengan menerima dan menghargai kegiatan anak. 17
16
Utami Munandar, Kreativitas dan Keberbakatan, Strategi Mewujudkan Potensi Kreatif & Bakat (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1999), hal. 67. 17 Ibid.
14
4) Produk Produk kreatif anak melibatkan kondisi pribadi dan lingkungan. Yaitu sejauh mana keduanya mendorong seseorang untuk melibatkan dirinya dalam proses (kesibukan, kegiatan) kreatif. Menyediakan sarana dan prasarana yang menunjang sikap kreatif anak dengan pemberian contoh dalam melakukan permainan atau kegiatan yang dibimbing oleh guru kemudian anak mengikuti. Bisa dipastikan produk-produk kreatif anak akan muncul, dan guru dapat menghargai produk kreatif anak dan mengkomunikasikannya kepada orang lain, misalnya dengan mempertunjukkan atau memamerkan hasil karya anak. Hal ini akan lebih menggugah minat anak untuk berkreasi.18 c. Model pembelajaran berdasarkan Area Model Pembelajaran Area, anak didik diberi kesempatan untuk memilih/melakukan kegiatan sendiri sesuai dengan minat mereka. Pembelajarannya dirancang untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan spesifik anak dan menghormati keragaman budaya yang menekankan pada prinsip (1) pengalaman pembelajaran pribadi setiap anak; (2) membantu anak membuat pilihan dan keputusan melalui aktivitas di dalam area-area yang disiapkan; dan (3) keterlibatan keluarga dalam proses pembelajaran. Keterlibatan keluarga dalam pembelajaran itu sendiri dapat dilakukan melalui beberapa cara berikut:
18
Ibid., hal. 70.
15
1) Anggota keluarga dilibatkan secara sukarela dalam kegiatan pembelajaran, misalnya orangtua dilibatkan dalam mempersiapkan pengaturan media pembelajaran atau menjadi model dalam pembelajaran tertentu. 2) Anggota keluarga bermitra dengan TK dalam membuat keputusan tentang anak, misalnya orangtua diminta pertimbangannya perihal kebutuhan layanan khusus individual untuk anak 3) Anggota keluarga dapat berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan di TK, misalnya orang tua diminta membantu persiapan kegiatan tertentu di sekolah.19 Pembelajaran area bertujuan menciptakan suasana pembelajaran yang membangun suatu landasan bagi sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang penting untuk menghadapi tantangan baik di masa kini maupun yang akan datang serta didasarkan pada keyakinan bahwa anak-anak tumbuh dengan baik jika mereka dilibatkan secara alamiah dalam proses belajar dan mendorong anak untuk bereksplorasi, bereksperimen, memelopori, dan menciptakan. Menciptakan lingkungan dan bahan ajar yang menunjang pembelajaran, guru mendasarkan diri pada pengetahuan yang dimilikinya tentang perkembangan anak.20 Selain itu, dalam menyusun tujuan pembelajaran guru memerhatikan keunikan masing-masing anak, menghargai kelebihan-kelebihan dan kebutuhan-kebutuhan setiap anak, 19 20
Diana mutiah, Psikologi bermain anak usia dini (kencana: Jakarta, 2010), hal 128. Ibid.
16
menjaga keingintahuan alami yang dimiliki anak dan mendukung pembelajaran bersama. Pembelajaran area ini mencakup tiga pilar utama, yaitu; (1) konstruktivisme; (2) sesuai dengan perkembangan; dan (3) pendidikan progresif. Konstruktivisme meyakini bahwa pembelajaran terjadi saat anak berusaha memahami dunia disekelilingnya. Pembelajaran menjadi proses interaktif yang melibatkan teman sebaya anak, orang dewasa, dan lingkungan. Anak membangun pemahaman mereka sendiri atas dunia dan hal-hal yang terjadi di sekelilingnya dengan memadukan pengalaman-pengalaman baru dan pengalaman/pemahaman yang telah mereka miliki sebelumnya. Pelaksanaan pembelajaran area ini menggunakan metodologi yang selaras dengan tahap perkembangan anak. Setiap anak berkembang melalui tahapan yang umum, namun pada saat yang sama, setiap anak adalah makhluk individu yang unik. Dengan demikian guru harus mencermati dan menyimak perbedaan antara keterampilan dan minat tertentu dari anak-anak yang berusia sama. Semua kegiatan dalam pembelajaran ini didasarkan pada minat anak, tingkat perkembangan kognitif dan kematangan sosio emosional, mendorong rasa ingin tahu alamiah anak, kegembiraan terhadap pengalaman-pengalaman pancaindra dan keinginan untuk menjelajahi gagasan-gagasan baru anak itu sendiri. Pelaksanaan pendidikan
17
progresif dibangun berdasarkan prinsip-prinsip perkembangan anak dan konstruktivisme ini. Pembelajaran area menggunakan sepuluh area, yaitu: Area Agama, Balok, Bahasa, Drama, Berhitung/Matematika, IPA, Musik, Seni/Motorik, Pasir, dan Air, Membaca, dan Menulis. Dalam satu hari dapat dibuka minimal 4 area untuk disiapkan.21 Alat bermain untuk area tersebut adalah: 1) Area Agama: maket tempat ibadah dan alat peraga tata cara ibadah agama-agama di Indonesia, misalnya sebagai berikut: a) Islam: maket masjid, gambar tata cara shalat, gambar tata cara berwudhu, sajadah, mukena, peci, kain, sarung, kerudung, buku iqro’, kartu huruf hijaiyah, tasbih, juz’ amma, Al-Qur’an, dan sebagainya. b) Hindu: maket pura, gambar orang menuju ke pura, tiruan sesaji. c) Kristen/Katolik: maket gereja, Alkitab, rosario d) Buddha: maket pura, maket candi Buddha, gambar biksu. e) Kong Khucu: maket kelenteng, foto orang sembahyang. 2) Area Balok: balok dengan berbagai bentuk, ukuran, dan warna, leggo, lotto sejenis, lotto berpasangan, kepingan geometri dari triplek berbagai ukuran dan warna, kotak geometri, kendaraan mainan (kendaraan laut, udara, darat), rambu-rambu lalu lintas, kubus berpola, kubus berbagai ukuran dan warna, korek api, lidi,
21
Ibid., hal, 129.
18
tusuk es krim, tusuk gigi, bola dengan berbagai ukuran dan warna, kardus bekas, dan sebagainya. 3) Area berhitung/Matematika: lambang bilangan, puzzle, konsep bilangan, kubus permainan, pohon hitung, papan jamur, ukuran panjang pendek, ukuran tebal-tipis, tutup botol, pensil, manikmanik, gambar buah-buahan, penggaris, meteran, buku tulis, puzzle busa (angka), kalender, gambar bilangan, papan pasak, jam, kartu gambar, kartu berpasangan, lembar kerja, dan sebagainya.22 4) Area IPA: macam-macam tiruan binatang, gambar-gambar perkembangbiakkan binatang, gambar-gambar proses pertumbuhan tanaman, biji-bijian (jagung, kacang tanah, kacang hijau, beras), kerang, batu kali, pasir, bunga karang, magnet, mikroskop, kaca pembesar (lup), pipet, tabung ukur, timbangan kue, timbangan bebek (sebenarnya), gelas ukuran, gelas pencampur warna, nuansa warna, pita meteran, penggaris, benda-benda kasar-halus (batu, batu bata, amplas, besi, kayu, kapas, kain, kulit kayu, kulit binatang, dan lain-lain), benda-benda untuk pengenalan berbagai macam rasa (gula, kopi, asam, cuka garam, sirup, cabe, dan lainlain), berbagai macam bumbu (bawang merah, bawang putih, lada, ketumbar, kemiri, lengkuas, daun asam. Jahe, kunyit, jinten, dan lain-lain). Pengenalan bau aroma.
22
Ibid., hal, 130.
19
5) Area Musik: seruling, kastanyet, marakas, organ kecil, tamburin, kerincingan, triangle, gitar kecil, balok kayu, kulintang, angklung, biola, piano, harmonika, gendang, rebana, dan sebagainya dengan menyesuaikan keunikan daerah masing-masing. 6) Area Bahasa: buku-buku cerita, gambar seri, kartu kategori kata, kartu nama-nama hari, boneka tangan, panggung boneka, papan planel, kartu nama bulan, majalah anak, koran, macam-macam gambar sesuai tema, dan sebagainya. 7) Area membaca dan Menulis: buku tulis, pensil warna, pensil, kartu huruf, kartu kategori, kartu gambar, kertas plano, spidol, ballpoint, dan sebagainya. 8) Area Drama: tempat tidur anak (boneka), lemari kecil, meja kursi kecil (meja tamu, boneka-boneka, tempat jemuran, strika dan meja setrika, baju-baju besar, handuk, bekas make-up, minyak wangi, sisir, kompor-komporan, penggorengan, dandang tiruan, piring, sendok, garpu, gelas, cangkir, teko, keranjang belanja, pisau mainan, ulekan/cobek, mangkok-mangkok, tas-tas, sepatu/sandal, rak sepatu, cermin, mikser, blender, sikat gigi, odol, teleponteleponan, tiruan baju tentara dan polisi, tiruan jas dokter dan sebagainya.23 9) Area Pasir/Air: bak pasir/bak air, akuarium kecil, ember kecil, gayung, garpu, garuk, botol-botol plastik, tabung air, cangkir
23
Ibid., hal. 131.
20
plastik, literan air, corong, sekop kecil, saringan pasir, serokan, cetakan-cetakan
pasir/cetakan
agar-agar
berbagai
bentuk,
penyiraman tanaman, dan sebagainya. 10) Area Seni dan Motorik: meja gambar, meja kursi anak, krayon, pensil berwarna, pensil, kapur tulis, kapur warna, arang buku gambar, kertas lipat, kertas koran, lem, gunting, kertas warna, kertas kado, kotak bekas, bahan sisa, dan sebagainya. d. Pengelolaan kelas Pengelolaan kelas pada model pembelajaran area meliputi pengorganisasian peserta didik, pengaturan area yang diprogramkan, dan peranan guru. Untuk itu hal-hal yang diperlukan dalam pengelolaan kelas adalah: 1) Alat bermain, sarana prasarana diatur sesuai dengan area yang diprogramkan pada hari itu 2) Kegiatan dapat dilakukan dengan menggunakan meja, kursi, karpet, atau tikar sesuai dengan alat yang digunakan. 3) Pengaturan area memungkinkan guru dapat melakukan pengamatan sehingga dapat memberikan motivasi, pembinaan, dan penilaian. 4) Guru memerhatikan perbedaan individu setiap peserta didik pada saat mereka melakukan kegiatan di area. 24
24
Ibid., hal, 132.
21
2. Guru Orang yang pekerjaannya mendidik, mengajar dan mengasuh.25 Guru di TK ‘ABA Darussalam berperan penting dalam kemajuan dan kesuksesan lembaga pendidikan yang dibina, tidak hanya bertugas mengajarkan ilmu-ilmu umum seperti menulis, menghitung dan membaca, namun guru mempunyai tugas untuk mendidik anak memperkenalkan tentang ilmu agama dan moral, bagaimana berhubungan dengan orang lain atau lingkungan, nilai kesopanan dan tingkah laku yang santun. Serta mengasuh anak didik dengan penuh kasih sayang dan perhatian dengan mengenali setiap potensi, minat dan bakat serta kepribadian setiap individu atau anak sehingga dapat mengarahkan anak didik kepada kemampuan yang dimiliki menuju kegiatan yang positif untuk menghadapi tahapan kehidupan selanjutnya. a. Beberapa
hal
yang
dapat
mendukung
peran
guru
dalam
mengembangkan kreativitas siswa adalah sebagai berikut: 1) Percaya Diri Kepercayaan diri pada siswa dapat ditumbuhkan melalui sikap penerimaan dan menghargai perilaku anak. 2) Berani Mencoba Hal Baru Untuk menumbuhkan kreativitas anak, mereka perlu dihadapkan pada berbagai kegiatan baru yang bervariasi. Kegiatan baru ini akan memperkaya ide dan wawasan anak tentang segala sesuatu. 25
Peter Salim & Yeni Salim, Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer (Jakarta: Modern English Press, 1991), hal. 949.
22
3) Memberi Contoh Sosok seorang guru tetap merupakan figur dan teladan bagi muridmuridnya. Seorang pendidik yang baik tidak akan pernah mengajarkan apa yang tidak dia lakukan. Demikian juga dalam pengajaran kreativitas. Seorang guru yang tidak kreatif, tidak mungkin dapat melatih anak didiknya untuk menjadi kreatif. 4) Menyadari Keragaman Karakteristik Siswa Setiap anak adalah unik dan khas, masing-masing berbeda satu sama lain. Pemahaman dan kesadaran ini akan membantu guru menerima keragaman perilaku dan karya mereka dan tidak memaksakan kehendak. 5) Memberikan Kesempatan pada Siswa untuk Berekspresi dan Bereksplorasi Untuk mengembangkan kreativitas, guru sebaiknya memberikan kesempatan pada anak untuk berekspresi dan mengeksplorasi kegiatan yang mereka inginkan. 6) Positive Thinking Sikap penting seorang guru adalah positif thinking. Banyak anak cerdas dan kreatif menjadi korban, karena sikap guru dan lingkungannya yang negatif thinking.26
26
32.
Yeni Rachmawati & Euis Kurniati, Strategi Pengembangan Kreatifitas pada Anak, hal.
23
b. Peran Orang Tua Utami Munandar menjelaskan beberapa sikap orang tua yang menunjang tumbuhnya kreativitas, sebagai berikut: 1) Menghargai
pendapat
anak
dan
mendorongnya
untuk
mengungkapkan 2) Memberi waktu kepada anak untuk berpikir, merenung, dan berkhayal 3) Membolehkan anak mengambil keputusan sendiri 4) Mendorong anak untuk menjajaki dan mempertanyakan hal-hal 5) Meyakinkan anak bahwa orang tua menghargai apa yang ingin dicoba, dilakukan, dan apa yang dihasilkan.27 3. Mengembangkan Mengembangkan adalah proses, cara perbuatan mengembangkan. Dalam hal ini guru bertugas untuk mengembangkan kreativitas anak didik menjadi lebih berkembang dan terarah dari sifat alami anak dengan berbagai strategi yang dilaksanakan di dalam kegiatan pembelajaran. 4. Kreativitas a. Pengertian Kreativitas Kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi baru, berdasarkan data, informasi, atau unsur-unsur yang ada. Biasanya orang mengartikan kreativitas sebagai daya cipta, sebagai kemampuan untuk menciptakan hal-hal baru. Sesungguhnya apa yang
27
Ibid., hal. 33
24
diciptakan itu tidak perlu hal-hal yang baru sama sekali, tetapi merupakan gabungan (kombinasi) dari hal-hal yang sudah ada sebelumnya. Yang dimaksud dengan data, informasi, atau unsur-unsur yang ada, dalam arti sudah ada sebelumnya, atau sudah dikenal sebelumnya, adalah semua pengalaman yang telah diperoleh seorang selama hidupnya.28 b. Kreativitas Anak Yaitu kemampuan untuk menghasilkan pemikiran-pemikiran yang asli,
tidak
biasa,
dan
sangat fleksibel
dalam
merespon
dan
mengembangkan pemikiran dan aktivitas. Kreativitas ini juga dimiliki oleh mayoritas anak-anak. Akan tetapi, kreativitas ini berbeda antara satu anak dengan lainnya, dan antara satu lingkungan dengan lingkungan lainnya. Karena itu, kreativitas anak-anak sebenarnya adalah suatu pemikiran yang memiliki hasil cipta, bukan rutinitas atau mode. 29 c. Matra ciri-ciri kreativitas 1) Dorongan ingin tahu besar 2) Sering mengajukan pertanyaan yang baik 3) Memberikan banyak gagasan dan usul terhadap masalah 4) Bebas dalam menyatakan pendapat 5) Mempunyai rasa keindahan 6) Menonjol dalam salah satu bidang seni
28
Utami Munandar, Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah (Jakarta: Grasindo, 1992), hal. 47. 29 Amal Abdus-Salam Al-Khalili, Mengembang Kreativitas Anak (Jakarta: Pustaka AlKautsar, 2005), hal. 35.
25
7) Mempunyai pendapat sendiri dan dapat mengungkapkannya, tidak mudah terpengaruh oleh orang lain 8) Rasa humor tinggi 9) Daya imajinasi kuat 10) Keaslian (orisinalitas) tinggi (tampak dalam ungkapan gagasan, karangan, dan sebagainya; dalam pemecahan masalah menggunakan cara-cara orisinal, yang jarang diperlihatkan anak-anak lain) 11) Dapat bekerja sendiri 12) Senang mencoba hal-hal baru 13) Kemampuan mengembangkan atau memerinci suatu gagasan (kemampuan elaborasi)30 d. Aptitude dan Non Aptitude Traits berhubungan dengan Kreativitas Guildford membedakan antara aptitude dan non-aptitude traits yang berhubungan dengan kreativitas. Ciri-ciri aptitude dari kreativitas (berpikir kreatif) meliputi kelancaran, kelenturan (fleksibilitas), dan orisinalitas dalam berpikir, dan ciri-ciri ini dioperasikan dalam tes berpikir divergen. Namun produktivitas kreatif tidak sama dengan produktivitas divergen. Sejauh mana seseorang mampu menghasilkan prestasi kreatif ikut ditentukan oleh ciri-ciri non-aptitude (afektif). Penelitian berdasarkan analisis faktor menunjukkan korelasi yang statis bermakna (signifikan) walaupun rendah, antara ciri-ciri non aptitude atau afektif ini (seperti kepercayaan diri, keuletan, apresiasi
30
Utami Munandar, Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah, hal. 34.
26
estetik, kemandirian), dan ciri-ciri aptitude dari kreativitas (antara kelancaran, kelenturan, dan orisinalitas dalam berpikir)31 Berpikir divergen adalah kemampuan berdasarkan data atau informasi yang tersedia, menemukan banyak kemungkinan jawaban terhadap masalah, di mana penekanannya adalah pada kuantitas, ketepatgunaan, dan keragaman jawaban. Non-aptitude (afektif) adalah berupa sikap, perasaan seseorang yang dapat mempengaruhi kreativitas seseorang. 5. Usia Prasekolah atau usia dini a. Periodesasi usia dan masa perkembangan anak Charlotte Buhler membagi masa perkembangan sebagai berikut: Fase pertama, 0-1 tahun: masa menghayati objek-objek di luar diri sendiri, dan saat melatih fungsi-fungsi. Terutama melatih fungsi motorik; yaitu fungsi yang berkaitan dengan gerakan-gerakan dari badan dan anggota tubuh. Fase kedua, 2-4 tahun: masa pengenalan dunia objektif di luar diri sendiri, disertai penghayatan subjektif. Mulai ada pengenalan pada AKU sendiri, dengan bantuan bahasa dan kemauan sendiri. Anak tidak mengenal dunia luar berdasarkan pengamatan objektif, melainkan memindahkan keadaan batinnya pada benda-benda di luar dirinya. Karena itu ia sering bercakap-cakap dengan bonekanya, bergurau dan berbincang-bincang dengan kelincinya; sepertinya kedua binatang dan benda permainan itu betul-betul memiliki sifat-sifat yang dimilikinya 31
Utami Munandar, Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat (Jakarta; Rineka Cipta, 2009), hal. 10-11.
27
sendiri. Fase ini disebut pula sebagai fase bermain, dengan subjektifitas yang sangat menonojol. Fase ketiga, 5-8 tahun: masuk sosialisasi anak. Pada saat ini anak mulai memasuki masyarakat luas (misalnya taman kanak-kanak, pergaulan dengan kawan-kawan sepermainannya, dan sekolah rendah). Anak mulai belajar mengenal arti prestasi pekerjaan, dan tugas-tugas kewajiban.32 F. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Pada penelitian ini, penulis menggunakan jenis penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif disebut juga penelitian lapangan atau field reseach, pengumpulan data diperoleh secara langsung dari lapangan, baik lembaga sekolah, lembaga masyarakat, maupun perorangan. Dalam hal ini, penulis meneliti di lembaga pendidikan yakni TK ‘Aisyiyah Bustanul Athfal Darussalam untuk mengetahui strategi apa yang dilaksanakan guru untuk mengembangkan kreativitas anak usia prasekolah kelas B2 di TK ‘Aisyiyah Bustanul Athfal Darussalam. Objek dalam penelitian kualitatif adalah objek yang alamiah, atau natural setting, sehingga metode penelitian ini sering disebut sebagai metode naturalistik. Objek yang alamiah adalah objek apa adanya, tidak dimanipulasi oleh peneliti sehingga kondisi pada saat peneliti memasuki
32
Kartini Kartono, Psikologi Anak (Bandung: Mandar Maju, 1995), hal. 28-29.
28
objek, setelah berada di objek dan setelah keluar dari objek relatif tidak berubah.33 Penelitian
kualitatif
menggunakan
metode
kualitatif
yaitu
pengamatan, wawancara, atau penelaahan dokumen. Metode kualitatif ini digunakan karena beberapa pertimbangan. Pertama, menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan jamak. Kedua, metode ini menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti dan responden. Ketiga, metode ini lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama terhadap pola-pola nilai yang dihadapi.34 2. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan psikologi. Kata psikologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu psyche dan logos. Psyche berarti roh atau nafas, karena makhluk hiduplah yang memiliki nafas/roh. Sedangkan logos berarti ilmu atau pelajaran. 35 Setiap orang membutuhkan pendidikan dalam hidupnya, terutama anak usia dini yang dalam pertumbuhan dan perkembangannya perlu bimbingan dari orang dewasa baik orangtua maupun pendidik seperti guru di sekolah, supaya aspekaspek pertumbuhan dan perkembangan anak, meliputi aspek kognitif, afektif, psikomotorik maupun spiritual dapat berkembang dengan optimal.
33
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif (Jakarta: Alfabet, 2009), hal. 2. Moleong, Lexy J, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1993), hal. 9-10. 35 Diana Mutiah, Psikologi Bermain Anak Usia Dini, hal. 1. 34
29
3. Penentuan Subjek Penelitian Penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi, tetapi oleh Spradley dinamakan “ social situation” atau situasi sosial yang terdiri atas tiga elemen yaitu: tempat (place), pelaku (actors), dan aktivitas (activity) yang
berinteraksi
secara
sinergis.36
Penelitian
kualitatif
tidak
menggunakan populasi, karena penelitian kualitatif berangkat dari kasus tertentu yang ada pada situasi sosial tertentu dan hasil kajiannya tidak akan diberlakukan ke populasi, tetapi ditransferkan ke tempat lain pada situasi sosial yang memiliki kesamaan dengan situasi sosial pada kasus yang dipelajari. Sampel dalam penelitian kualitatif bukan dinamakan responden, tetapi sebagai nara sumber, atau partisipan, informan, teman dan guru dalam penelitian. Sampel dalam penelitian kualitatif, juga bukan disebut sampel statistik, tetapi sampel teoritis, karena tujuan penelitian kualitatif adalah untuk menghasilkan teori37 Dalam penelitian kualitatif teknik yang digunakan yaitu purposive sampling dan snowball sampling. Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi objek/situasi sosial yang diteliti. Snowball sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data, yang awalnya jumlahnya sedikit, lama-lama menjadi besar. Hal ini 36 37
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif , hal. 49. Ibid., hal.50.
30
karena sumber data yang sedikit belum mampu memberikan data yang lengkap, maka mencari orang lain lagi sebagai sumber data.38 Adapun yang menjadi informan (subjek) di TK‘Aisyiyah Bustanul Athfal Darussalam Banyudono Dukun Magelang. a. Kepala Sekolah di TK ‘Aisyiyah Bustanul Athfal Kepala sekolah yaitu Ibu Efin Rahmawati sebagai informan pertama kali yang dimintai pendapat sebagai pengarah, penunjuk dan pemberi nasihat, yang mengetahui kondisi para guru, karyawan dan anak didik, serta taman kanak-kanak yang menjadi tanggungjawab kepala sekolah. b. Guru TK ‘Aisyiyah Bustanul Athfal Setiap kelas mempunyai satu orang wali kelas. Penulis mengambil 1 orang guru sebagai informan (subjek) dari kelas B2 yang menjadi tempat penelitian, yaitu Ibu Titin Widiarti. c. Anak didik TK ‘Aisyiyah Bustanul Athfal Terdapat 2 pembagian kelompok di TK yang diklasifikasikan menurut usia anak yaitu, kelas A (TK kecil) dan kelas B (TK Besar), kelas A dibagi menjadi 3 kelas, kelas A1, A2 dan A3, kemudian kelas B dibagi menjadi 2 kelas, B1 dan B2. Dalam hal ini, penulis mengambil informan atau subjek untuk diteliti yaitu kelas B2 dengan usia (5 tahun 5 bulan- 6 tahun) dengan jumlah siswa 26 anak. Atas saran kepala sekolah TK ‘Aisyiyah Bustanul Athfal Darussalam,
38
Ibid., hal. 54.
31
Penulis mengambil informan dari kelas B2 karena usia tersebut sudah dapat untuk diberi pertanyaan dan berbicara dengan baik, berbeda dengan kelas A1, A2, dan A3 yang anak didik masih terlalu kecil untuk diberi berbagai macam pertanyaan. Pengambilan sumber data dan informasi, penulis lebih mengarah kepada pendekatan, mengamati, dan bercakap-cakap kepada setiap individu atau anak didik di kelas B2 sehingga anak tetap merasa nyaman dan bebas berbincang dengan penulis dan penulis leluasa mendapatkan data yang dibutuhkan terkait dengan penelitian.39 4. Metode Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah untuk mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.40 a. Metode Observasi Observasi
merupakan
cara
pengumpulan
data
dengan
mengadakan pengamatan langsung terhadap suatu objek dalam suatu periode tertentu yang diamati.41 Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang keadaan lembaga pendidikan atau gambaran umum tentang TK ‘Aisyiyah 39
Pra Observasi di TK ‘Aisyiyah Bustanul Athfal Darussalam dengan Kepala Sekolah, Ibu Efin Rahmawati, 13 Maret 2013, jam 09:30. 40 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan,pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2010), hal. 308. 41 Yusuf Hasyim, Pemahaman Individu ( Yogyakarta: Teras, 2012), hal. 28.
32
Bustanul Athfal Darussalam. Penulis juga akan mengamati kegiatan pembelajaran yang ada yaitu lewat area yang dilaksanakan serta media yang digunakan dalam pembelajaran untuk mengembangkan kreativitas anak yang berada di kelas B2 dan melakukan pencatatan seperlunya yang relevan dengan penelitian. b. Metode Wawancara I. Djumhur dan Muh. Surya dalam buku Yusuf Hasyim menjelaskan bahwa, wawancara merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan jalan mengadakan komunikasi dengan sumber data. Komunikasi tersebut dilakukan dengan dialog (tanya jawab) secara lisan, baik langsung maupun tidak langsung.42 Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara terbuka (overt) dan berbentuk
semi
structured.
Mula-mula
interviwer
menanyakan
serentetan pertanyaan yang sudah terstruktur, kemudian satu per satu diperdalam dengan mengorek keterangan lebih lanjut. Dengan demikian jawaban yang diperoleh bisa meliputi semua variabel, dengan keterangan yang lengkap dan mendalam.43 Wawancara terbuka artinya subjek penelitian tahu bahwa mereka sedang diwawancarai dan mengetahui pula apa maksud dan tujuan wawancara itu.44
42
Ibid., hal. 78. Suharmisi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Revisi VI) (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hal. 227. 44 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, hal. 189. 43
33
c. Dokumentasi Dokumen
merupakan
catatan
peristiwa
yang
sudah
berlalu.45Dalam hal ini peneliti mengumpulkan data berupa catatan, gambar, foto, pendapat, arsip-arsip yang berhubungan dengan penelitian. Metode ini digunakan untuk mendapatkan sumber data yang berkaitan dengan penelitian, seperti sejarah berdiri dan perkembangan TK ‘Aisyiyah Bustanul Athfal Darussalam, letak geografis dan kondisi sosial, visi, misi dan sasaran, tujuan sekolah, kondisi guru dan karyawan, kondisi siswa, sarana prasarana dan konsep pendidikan. 5. Metode Analisis Data Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain.46 Langkah- langkah analisis data kualitatif adalah sebagai berikut: a. Reduksi Data/Reduction Data Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Dengan dilakukannya 45 46
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, hal. 329. Ibid., hal. 335.
34
reduksi data akan mempermudah dan menjelaskan penulis dalam pengumpulan data selanjutnya. b. Penyajian Data/ Display Data Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori. Yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif. Dengan mendisplaykan data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah difahami tersebut.47 c. Penarikan Kesimpulan/Conclusion Drawing/ Verification Langkah ke tiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles and
Huberman
adalah
penarikan
kesimpulan
dan
verifikasi.
Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh buktibukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.48
47 48
Ibid., hal. 341. Ibid., hal. 345.
35
G. Sistematika Pembahasan Untuk memudahkan pembahasan dan pemahaman, dalam sistematika pembahasan skripsi ini terdapat empat bab, yang berisi sub-sub bab yang merupakan penjelasan-penjelasan dari bab utama. Adapun perinciannya sebagai berikut: BAB I adalah pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, telaah pustaka, landasan teori, metode penelitian dan sistematika pembahasan. BAB II mendeskripsikan secara umum tentang TK ‘Aisyiyah Bustanul Athfal Darussalam. Meliputi, letak geografis dan kondisi sosial, sejarah berdiri dan perkembangan, visi, misi dan sasaran, tujuan sekolah, struktur organisasi, kondisi guru dan karyawan, kondisi siswa, sarana dan prasarana, konsep pendidikan BAB III pembahasan mengenai bagaimanakah strategi guru dalam mengembangkan kreativitas pada anak usia prasekolah, serta hasil yang diperoleh guru dalam mengembangkan kreativitas pada anak usia prasekolah kelas B2 di TK ‘Aisyiyah Bustanul Athfal Darussalam Banyudono Dukun Magelang BAB IV merupakan penutup yang meliputi kesimpulan, saransaran dan daftar pustaka.
117
BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Setelah melaksanakan penelitian dan analisis dari strategi guru dalam mengembangkan kreativitas pada anak usia prasekolah kelas B2 di TK ‘Aisyiyah Bustanul Athfal Darussalam. Penulis menyimpulkan dari rumusan masalah penelitian, yaitu sebagai berikut: 1. Strategi guru dalam mengembangkan kreativitas pada anak usia prasekolah kelas B2 di TK ‘Aisyiyah Bustanul Athfal Darussalam Guru
melaksanakan
pembelajaran
lewat
12
area
dan
menggunakan media, yaitu keteladanan guru, teknik mengajar, alat permainan dan sarana penunjang lain yang terdapat di dalam kelas dan di luar kelas yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan pembelajaran. Guru berusaha memberikan kebebasan kepada anak didik untuk berkegiatan di luar kelas, memilih dan mencoba permainan yag ada di luar kelas, mengamati sesuatu yang menarik perhatian serta minat anak didik namun tetap dalam pengawasan guru. Bila ada anak yang membutuhkan bantuan atau bertanya tentang suatu hal yang belum diketahui anak maka guru akan menjelaskan dengan penjelasan yang sederhana dan jelas dengan memberikan contoh yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari anak didik. Sehingga anak didik mendapatkan pengetahuan, informasi dan pengalaman baru lebih banyak.
118
Mengembangkan kreativitas anak dengan memberikan permainan yang dapat dieksplorasi secara bebas, yang dapat menumbuhkan ide, serta gagasan yang ada difikiran anak didik, seperti permainan balok natural, menggambar bebas dengan krayon, membentuk sesuatu yang menarik dengan plastisin, membentuk bermacam roti dengan pasir, bereksperimen atau mencoba permainan lewat pencampuran warna. Guru memberikan kesempatan kepada anak untuk mengungkapkan apa yang ingin disampaikan dan dilakukan oleh anak didik, seperti tanya jawab tentang kegiatan pembelajaran, bercerita, memberikan pendapat dan aktif dalam
kegiatan.
Anak
didik
bebas
berimajinasi,
berkhayal
membayangkan suatu kejadian melalui permainan peran atau drama. Anak didik belajar membedakan ciptaan Tuhan dengan buatan manusia dengan melihat benda-benda yang ada di sekitar lingkungan anak didik, kemudian anak didik dilatih untuk mampu memberikan pertimbangan ketika menghadapi suatu persoalan, contohnya ketika kedapatan mendapat hukuman dari guru anak didik mampu memilih hukuman mana yang akan dilaksanakan, tentunya hukuman yang bersifat edukatif dan menyenangkan seperti berdoa, membaca hadits-hadits pilihan, bersajak, menari dan menyanyi. Anak didik dilatih untuk terbiasa berdoa sebelum dan setelah berkegiatan. Menghafal surat dan doa pilihan, serta pemberian pelajaran dasar keagamaan. Dan dilatih untuk mengerjakan tugas sehari-hari di rumah.
119
2. Hasil yang diperoleh guru dalam mengembangkan kreativitas pada anak usia prasekolah kelas B2 di TK ‘Aisyiyah Bustanul Athfal Darussalam Yaitu anak dapat melakukan aktivitas yang mereka senangi tanpa ada beban dan paksaan dari guru, leluasa dalam bermain dan mempunyai kemandirian untuk melaksanakan kegiatan atau tugas yang mereka hadapi. Sehingga muncul rasa kemandirian, rasa nyaman dan bahagia yang dirasakan oleh anak didik, ketika rasa nyaman dan bahagia telah dirasakan oleh anak didik, maka kreativitas akan timbul dalam diri anak dan guru dapat lebih mengoptimalkan kreativitas anak didik dengan memberikan apresiasi kepada anak didik dan tetap mengarahkan, membimbing serta mengawasi kegiatan yang dilakukan anak tanpa menghilangkan kreativitas anak didik.
B. Saran-Saran Berdasarkan hasil pengamatan selama penelitian di TK ‘Aisyiyah Bustanul Athfal Darussalam, bahwa pembelajaran yang dilaksanakan oleh kelas B2 mampu menerapkan proses pembelajaran yang edukatif, kreatif dan menyenangkan sehingga anak didik mampu melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan leluasa tanpa beban dan dapat mengembangkan kreativitas anak. Namun perlu disadari, bahwa masih ada kekurangan yang harus diperbaiki supaya pembelajaran lebih optimal. Berikut beberapa saran yang membangun, di antaranya:
120
1.
Guru hendaknya lebih mengkondisikan anak didik dalam pembelajaran sehingga semua anak didik mendapat perhatian dari guru karena mengingat hanya terdapat satu guru di dalam kelas B2 sedangkan anak didik mencapai 26 orang.
2. Memberikan teguran dan perhatian lebih kepada anak yang senang membuat gaduh dan ramai di dalam kelas. 3. Menetapkan sistem tempat duduk berpindah atau acak secara berkala sehingga anak-anak yang cenderung ramai dan membuat gaduh di dalam kelas tidak menjadi satu dan dapat duduk bercampur dengan anak-anak yang tidak ramai di dalam kelas. 4. Melengkapi kegiatan pembelajaran dengan alat elektronik seperti LCD, Komputer, OHP, dan sebagainya, hal ini memudahkan guru dalam menjelaskan pembelajaran dikarenakan didukung oleh gambar bergerak dan suara yang terdapat dalam layar LCD dan anak didik akan lebih memahami apa yang disampaikan oleh guru karena dilengkapi dengan contoh yang dapat dilihat dan didengar oleh anak didik.
C. Penutup Puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas segala nikmat yang telah diberikan, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Segenap upaya dan kemampuan telah penulis curahkan dalam pembuatan skripsi ini, namun penulis sepenuhnya menyadari bahwa penulis hanyalah manusia biasa yang mempunyai banyak keterbatasan dan
121
kekurangan. Oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan skripsi ini. Akhirnya tiada kata penulis haturkan kecuali ucapan Hamdallah dan rasa syukur kepada Allah SWT atas segala karunia-Nya. Penulis berserah diri dan memohon diberikan petunjuk kepada Allah SWT. Semoga dengan disusunnya skripsi ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi penulis pribadi dan para pendidik yang telah mengamalkan ilmunya tanpa lelah dan ikhlas serta pada para pembaca pada umumnya.
122
DAFTAR PUSTAKA Amal Abdus-Salam Al-Khalili, Mengembang Kreativitas Anak, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2005. Abudin Nata, Paradigma Pendidikan Islam, Jakarta: Grasindo, 2001. Ahmad Pito, “Pengaruh Metode Permainan Edukatif dalam Pembelajaran PAI terhadap Kreativitas Anak Usia Dini di Paud Inklusi Ahsanu Amala Lempongsari Sariharjo Ngaglik Sleman Yogyakarta” skripsi, Jurusan Kependidikan Islam Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2010. Aminah, “Upaya Guru dalam Mengembangkan Kreativitas Anak Usia Dini Di Tk It/ Play Group Pesantren Anak Internasional Genius Kids Krapyak Sewon Bantul” Skripsi, Jurusan Kependidikan Islam Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta,2007. Anita Yus, Penilaian Perkembangan Belajar Anak Taman Kanak-Kanak, Jakarta: Kencana, 2011. Asori, “Pembentukan Kreativitas Anak menurut Wahyudin dan Relevansinya dengan Pendidikan Islam” skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2007. DEPDIKBUD, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2005 DEPDIKNAS, UU RI No. 20 th 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional Jakarta: Depdiknas.
Diana Mutiah, Psikolgi Bermain Anak Usia Dini, Jakarta: Kencana, 2010. Doddington Cristine, Hilton Mary, Pendidikan Berpusat pada (membangkitkan kembali tradisi kreatif), Jakarta: Indeks, 2010.
Anak
Jamal Ma’mur Asmani, Managemen Pengelolaan dan Kepemimpinan Pendidikan Profesional,Jakarta: Diva Press, 2009 Kartini Kartono, Psikologi Anak, Bandung: Mandar Maju, 2005. Modul Sekolah, Pegangan Setiap Guru, RKH (Rencana Kegiatan Harian) dikutip pada tanggal 18 Juli 2013.
123
Modul Sekolah, Pegangan Setiap Guru, RKM (Rencana Kegiatan Mingguan) dikutip pada tanggal 18 Juli 2013. Moleong, Lexy J, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1993. _________________, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007. Peter Salim & Yeni Salim, Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer, Jakarta: Modern English Press, 1991. Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, Jakarta: Alfabet, 2009. Suharmisi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Revisi VI), Jakarta: Rineka Cipta, 2006. _______________, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Cet. 14, Jakarta: Rineka Cipta, 2010. Sri Anitah, Media Pembelajaran , Surakarta: LPP UNS dan UNS Press, 2009.
Utami Munandar, Kreativitas dan Keberbakatan, Strategi Mewujudkan Potensi Kreatif & Bakat, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1999. ______________, Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah, Jakarta: Grasindo, 1992. ______________, Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat, Jakarta: Rineka Cipta, 2009. Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2010. Wikipedia bahasa Indonesia,“Kepala sekolah” - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebasid.wikipedia.org/wiki/Kepala_sekolahDalam . .٢٠١٣ .com.Google Yeni Rachmawati & Euis Kurniati, Strategi Pengembangan Kreatifitas pada Anak, Jakarta: Kencana, 2010. Yudrik Jahja, Psikologi Perkembangan, Jakarta: Kencana, 2011.
124
Yuliani Nurani Sujiono, dkkk, Metode Pengembangan Kognitif, Jakarta: Universitas Terbuka, 2009. Yusuf Hasyim, Pemahaman Individu, Yogyakarta: Teras, 2010. Zaenal Arifin, “Pengembangan Kreativitas Berfikir pada Anak” Skripsi, Jurusan Kependidikan Islam Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2007.
INSTRUMEN PENELITIAN A. Pedoman Observasi 1.
Letak dan keadaan sosial di TK ‘Aisyiyah Bustanul Athfal Darussalam Banyudono Dukun Magelang
2.
Kondisi sarana dan prasarana
3.
Kondisi lingkungan
4.
Proses belajar mengajar di dalam kelas
5.
Observasi di dalam kelas a. Area yang dilaksanakan dalam pembelajaran b. Media yang digunakan dalam pembelajaran c. Cara guru mengajar d. Respon/ tanggapan anak didik dalampembelajaran e. Sikap kreatif anak didik dalam kegiatan pembelajaran
B. Pedoman Dokumentasi 1.
Sejarah singkat berdirinya TK ‘Aisyiyah Bustanul Athfal Darussalam Banyudono
2.
Visi, Misi, dan Sasaran
3.
Tujuan Sekolah
4.
Struktur Organisasi
5.
Kondisi Guru dan Karyawan
6.
Kondisi Siswa
7.
Sarana dan Prasarana
8.
Konsep pendidikan
C. Pedoman Wawancara 1.
Kepala Sekolah 1. Ada berapa jumlah guru yang mengajar di TK ‘ABA Darussalam? 2. Berapa banyak guru yang mengajar di setiap kelas? 3. Apakah di dalam pembelajaran di adakan berbagai area pembelajaran? 4. Ada berapa macam area yang terdapat di TK ‘ABA Darussalam? 5. Bagaimana guru menerapkan berbagai area tersebut? 6. Manfaat apa saja yang dapat diperoleh dari berbagai area yang terdapat di TK ‘ABA Darussalam? 7. Apakah pembelajaran yang dilaksanakan di TK ‘ABA Darussalam telah sesuai per tema pembelajaran?
8. Standar apa yang digunakan dalam penyesuaian per tema pembelajaran? 9. Menurut Ibu apakah media yang tersedia di TK ‘ABA telah memenuhi kriteria pembelajaran? 10. Media apa yang dirasa kurang dalam pemenuhan kegiatan pembelajaran? 11. Bagaimana kinerja para guru dalam mengajar di TK ‘ABA Darussalam? 12. Apakah guru
memberikan contoh ketika
melaksanakan kegiatan
pembelajaran atau aktifitas bermain? 13. Apakah guru memberikan kesempatan atau peluang kepada anak untuk bertanya terhadap sesuatu yang tidak diketahui oleh anak didik? 14. Apakah guru memberikan kebebasan kepada anak didik untuk berkreasi dengan media yang tersedia setelah kegiatan inti pembelajaran sudah selesai dilaksanakan? 15. Apakah dari diri anak didik sendiri mempunyai motivasi untuk belajar? 16. Apakah guru menyediakan sarana prasana kepada anak didik untuk berkreasi sesuai kebutuhan anak didik? 17. Upaya apa yang dilakukan Ibu selaku kepala sekolah untuk menumbuhkan sikap kreatif anak didik? 18. Apa saja faktor penghambat dan pendukung untuk menumbuhkan sikap kreatif anak didik? 19. Bagaimana sikap Ibu sebagai kepala sekolah dalam menyikapi adanya hambatan tersebut ? 20. Pernahkah di sekolah diadakan pentas seni yang menampilkan kreativitas anak didik?
2.
Guru kelas B2 1. Apa yang Ibu persiapkan saat akan mengajar ? 2. Apa yang menjadi tujuan dan target Ibu dalam pembelajaran ? 3.
Media apa yang Ibu gunakan dalam mengajar ?
4.
Bagaimana sikap dan respon anak didik dalam mengikuti pembelajaran?
5.
Apakah Orangtua anak didik dilibatkan dalam kegiatan pembelajaran Area dan seperti apa contohnya?
6.
Apakah orangtua anak didik berpartisipasi dalam kegiatan di Taman Kanak-Kanak?
7. Permainan seperti apa yang dapat menyebabkan anak didik terbuka terhadap
pengalaman
baru
sehingga
memungkinkan
anak
didik
mendapatkan sesuatu yang baru dan mendapat tantangan baru? 8. Permainan apa yang sesuai yang diterapkan guru untuk anak didik agar mempunyai kelenturan dalam berpikir, kaya akan ide, gagasan dan pendapat-pendapat? 9. Kebebasan dalam ungkapan diri anak didik sehingga dalam melaksanakan kegiatan dapat dengan bebas tanpa beban dapat dilaksanakan dengan menggunakan berbagai media apa saja? 10. Dengan cara seperti apa guru menghargai fantasi anak didik? 11. Kegiatan kreatif apa saja yang dapat menimbulkan minat kreatif pada anak didik? 12. Bagaimana cara guru menumbuhkan kepercayaan terhadap gagasan anak didik? 13. Ditujukan dengan apa anak didik yang mempunyai kemandirian dalam memberikan pertimbangan dalam suatu kegiatan?
Hasil wawancara dengan kepala sekolah TK ABA Darussalam, Ibu Efin Rahmawati pada tanggal 12 Juni 2013. 1. Terdapat 7 guru 2. Terdapat satu guru untuk tiap kelas 3. Menggunakan
area, bukan sentra karena sentra membutuhkan media yang lengkap
seperti alat-alat penunjang pembelajaran dan memerlukan satu ruang untuk satu sentra saja, seperti sentra musik maka ruang tersebut hanya khusus untuk pembelajaran musik, dan mempunyai alat musik yang lengkap. Berbeda dengan sentra, pembelajaran dengan area hanya menggunakan satu ruangan untuk berbagai kegiatan, seperti pembelajaran di tk aba mempunyai 13 area setiap hari menggunakan 3 area secara bergantian, contoh menggunakan area baca tulis ketika telah selesai diganti dengan area ipa lanjut dengan area fisik motorik berganti setiap hari. 4. Terdapat 13 area di dalam pembelajaran tk ‘aba a. Area bahasa/baca tulis: menebalkan tulisan, menghubungkan gambar dengan kata yang sesuai b. Area Ipa: percampuran warna, misalnya warna merah dengan warna kuning menjadi warna yang unik c. Area masak: mencuci peralatan makan bersama, membersihkan ruang kelas secara bersama, membuat siruo/teh. d. Area matematika: mengurutkan gambar dari yang terbesar sampai yang paling kecil, membilang dengan benda 1-20, menyebut urutan bilangan, membilang cangkir 1-10 dengan runtut. e. Area pai/ agama: latihan menulis huruf hijaizah, permainan huruf hijaizah, bacaan surat surat pendek, hadits pilihan, doa harian, praktek wudhu dan sholat tiap hari sabtu. f. Area drama/ bermain peran: bermain peran individu kelompok keci, besar g. Area seni/motorik: menggambar dengan krayon, membentuk dengan plastisin. h. Area balok: menyusun rumah, menata balok setelah digunakan, membuat rumah dari bungkus korek api. i. Area dalam kelas: berbagi bekal dengan teman, merapikan alat sendiri dalam tas, memakai kaos kaki sendiri j. Area musik: gerak lagu “marina menari”, bertepuk tangan dengan berbagai variasi, membuat alat perkusi dari kaleng di isi kerikil
k. Area di luar kelas: bermain bebas diluar kelas, berjalan maju pada garis lurus, memutar dan mengayunkan lengan l. Area bak pasir: mencetak roti dengan pasir, membuat rumah dari pasir, membuat lingkungan sekolah dari pasir m. Area pasir/air: mengisi gelas penuh dengan pasir, mengisi botol kecil, penuh dengan air, mencetak pasir dengan cetakan. 5. Dalam mempersiapkan area terdapat tiga area yang dilaksanakan setiap harinya. 6. Untuk mengembangkan kemampuan anak baik kognitif afektif seni bahasa fisik motorik spiritual. 7. Sudah, terdapat 11 tema a. Diri sendiri: nama fungsi anggota tubuh nama orangtua, diri sendiri, kesukaan dll b. Kebutuhanku: makanan, minuman,kebersihan, kesehatan, keamanan, c. Lingkunganku: rumah, sekolah, d. Tanaman: macam, jenis, sayur, tanaman hias e. Binatang: jenis jenis binatang, berkaki dua,empat, buas, peliharaan, tempat hidup binatang f. Rekreasi: tempat tempat rekreasi, perbekalan yang dibutuhkan, nama nama kendaraan g. Alat komunikasi: macam macam alat komunikasi yang bisa di dengar, lihat, dibaca, h. Tanah airku: macam rumah adat, pakaian adat, nama presiden dan wakil presiden, bendera indonesia i. Alam semesta: kehidupan didesa, kota. Apa yang ada di langit, apa yang ada dibumi j. Air, udara, api: asal usul, manfaat dan bahaya. 8. Standar kurikulum dinas dan depag. Rencana kegiatan harian, rencana kegiatan mingguan, Rencana pembelajaran satu tahun. Program tahunan, ditentukan kalender pendidikan, hari efektif, program yang dilaksanakan, kegiatan rutin, kegiatan terencana, misal tiap 3bulan sekali diadakan renang. Kegiatan insindental misal ada surat perintah,undangan dll, kegiatan peringatan hari besar. program semester- rencana kegiatan mingguan-rencana kegiatan harian-yang diajarkan setiap hari. 9. Sudah tapi belum sempurna karena mengingat tk ‘aba terletak di daerah pedesaan jadi yang digunakan masih minim, juga kurangnya dana.
10. Teknologi seperti ohp, lcd, komputer 11. Sudah bagus terbukti dengan prestasi yang telah diraih oleh anak didik dalam berbagai perlombaan diantaranya lomba drumband, menyanyi tunggal tanah airku, pantomim, menari, lomba membentuk dengan plastisin,lomba 3m ( melipat, menggunting,merekat) mewarnai, menggambar dan lain-lain. 12. Ya, kalau kegiatan pembelajaran harus menggunakan contoh ya guru akan menggunakan contoh, bila kegiatan tersebut untuk mengembangkan kreatifitas anak didik, kami memberikan kebebasan kepada anak didik untuk bereksplorasi dan berekspresi. 13. Ya, karena dengan memberikan kesempatan kepada anak didik, anak akan lebih berani untuk mengungkapkan pendapatnya dan ciri dari seorang anak adalah mereka ingin mengetahui sesuatu dengan lebih jauh 14. Guru memberi kebebasan kepada anak didik setelah kegiatan inti terkadang dari anak didik sendiri masih bersemangat dalam belajar padahal kegiatan inti telah selesai. 15. Ada, terbukti dengan kemauan mereka untuk mau menyelesaikan kegiatan inti. 16. Iya, sesuai kemampuan yang ada disekolah seperti adanya balok natural yang bisa digunakan untuk membuat berbagai bentuk bangunan sesuai keinginan anak.plastisin digunakan untuk kegiatan permainan membentuk berbagai macam, cat dan kuas apabila anak ingin menggambar dan melukis sesuai kebutuhan mereka. 17. Selalu memberikan dorongan kepada anak didik dan menghargai setiap prestasi atau pekerjaan anak sekecil apapun hasilnya, dan tidak pernah mencela hasil karya anak dan tidak mematahkan imaginasinya 18. Pendukung: Selalu memberikan penghargaan baik ucapan dan perbuatan, pujian, senyuman, tepuk tangan, dan tidak harus memberikan hadiah berupa kado dan lainnya, memberikan kegiatan yang menantang jadi bisa menumbuhkan kreatifitas anak untuk bisa memecahkan permasalahan, memberikan kebebasan kepada anak untuk melakukan kegiatan/ mencoba sendiri, memberikan rangsangan untuk terus mencoba Penghambat; Media belum memadai 19. Pengajuan bantuan permohonan dana kepada instansi terkait, donatur tetap, tokoh masyarakat 20. Setiap tahun mengadakan pentas seni atau tutup tahun dengan menampilkan kreatifitas anak didik seperti bermain peran, drama menari unjuk kebolehan berdoa harian, hadits pilihan, hafalan sholat wudhu adzan dan iqomat.
Observasi pertama, pembelajaran di dalam kelas B2 dan di luar kelas dengan Ibu Titin Widiarti pada hari sabtu 20 Juli 2013.
Area yang di laksanakan : Area Agama (doa sebelum dan sesudah kegiatan), Area Matematika (Menggambar bentuk geometri lebih dari 3-4 pola yang berurutan) dan Area di luar Kelas (bermain bebas di luar kelas). Pada jam 06.30 guru masuk ke dalam kelas dan menata lingkungan bermain anak dan mempersiapkan mainan yang akan digunakan oleh anak didik. Jam 07.00 semua anak didik masuk ke dalam kelas guru menyambut anak didik dan mengucapkan salam, menanyakan kabar anak didik, memulai privat Iqro dengan guru secara individu ( face to face). Pelaksanaan kegiatan rutin: doa sehari-hari, hadits dan surat pilihan. 1. Membaca doa kebaikan dunia dan akhirat dan terjemahannya 2. Membaca doa mau belajar dan terjemahannya 3. Membaca surat Al-Quraizy 4. Membaca doa Iftitah 5. Membaca doa Ruku’ dan sujud 6. Membaca doa I’tidal 7. Membaca doa tasayahud 8. Membaca surat Al Humazah 9. Membaca surat At-Takasur a. Doa dipimpin oleh salah satu anak yang ditunjuk oleh guru, yaitu anak Khoiri Syaputra dan guru ikut membaca doa b. Guru memperhatikan setiap anak membaca doa dan menegur anak dengan halus ketika kedapatan membuat gaduh dan ramai c. Berkeliling untuk mengecek setiap anak ketika membaca doa d. anak lancar dan tertib serta terlihat antusias ketika membaca doa sampai selesai. e. Guru dapat menguasai kelas dengan sangat baik, mengetahui setiap nama anak dan memahami setiap karakter dan kepribadian anak. karena anak dari masuk tk sampai lulus tk dibimbing oleh satu guru. f. Menjelaskan sesuatu dengan sederhana dan jelas sehingga anak mudah memahami g. Guru dengan sabar mendampingi anak yang kesulitan ketika mengerjakan tugas
h. Ketika kedapatan anak ramai atau suasana kurang kondusif, guru mensiasati dengan nyanyian atau tepuk tangan bersama. Kegiatan awal, guru serta anak didik bernyanyi dan menari bersama-sama, melaksanakan tema, tanya jawab dan diskusi. Kegiatan Inti, melaksanakan pembelajaran lewat area dan media yang digunakan a. Pijakan pengalaman sebelum anak bermain, berdoa sebelum berkegiatan dan persiapan b. Pijakan selama anak bermain, memberikan dorongan, arahan dan bimbingan kepada anak didik dalam melaksanakan tugas atau kegiatan. c. Pijakan setelah anak bermain, evaluasi bersama-sama antara anak didik dan guru serta apreasiasi. Area agama : doa sebelum dan sesudah kegiatan Setelah selesai berdoa bersama-sama, guru melanjutkan dengan membagi anak ke dalam 2 kelompok, kelompok pertama di sebut kelompok mata dan kelompok kedua disebut kelompok mulut. Disini guru tidak ikut membaca seperti halnya waktu doa bersama di awal kegiatan, disini guru mencoba memberikan ruang dan keleluasaan kepada anak untuk unjuk kebolehannya membaca. Mereka terlihat bersemangat menunjukkan kemahiran dalam membaca doa dan hadits, terlebih lagi ketika guru berkata bahwa nanti 2 kelompok akan di uji siapa yang paling pandai membaca akan diberi nilai dengan bentuk bintang di tulis di papan tulis, anak menjadi lebih bersemangat untuk menjadi yang paling baik. Disini terlihat bahwa ada kompetisi yang positif antar anak. Dibawah ini doa dan hadits yang diujikan: a. Doa menengok orang sakit b. Doa berpakaian c. Doa masuk masjid d. Doa keluar masjid e. Doa masuk kamar mandi f. Doa keluar kamar mandi g. Doa pembuka hati dan artinya h. Hadits jangan marah i. Hadits senyum sodaqoh j. Hadits menutup aurat k. Hadits Kebersihan l. Hadits Niat
m. Hadits surga ditelapak kaki ibu Akhirnya kelompok mulut menang mendapat 9 bintang dan kelompok mata mendapat 8 bintang, namun dari kedua kelompok tidak saling mengejek. Kelompok yang menang tidak lantas sombong dan kelompok yang kalah mau menerima kekalahan, kemudian ibu guru memberikan pujian dan apresiasi kepada kelompok mulut sedang kelompok mata yang kalah diberi motivasi untuk tidak menyerah. Setelah selesai selesai berdoa, kemudian dilanjutkan dengan tepuk tangan dan menyanyi berbagai lagu yang memunculkan semangat anak didik, setelah itu guru memulai percakapan, ditanya tentang bagaimana kabar anak didik, terjadi tanya jawab antara guru dan anak didik. Setelah area agama selesai dilaksanakan, selanjutnya guru memberikan tugas kepada anak didik, guru terlebih dahulu menjelaskan dan memberi contoh bagaimana mengerjakan tugas tersebut. Menggambar bentuk geometri lebih dari 3-4 pola yang berurutan
Anak didik diberi tugas diantaranya: a. Gambar apakah itu? Seperti lingkaran, segitiga, persegi, persegi panjang. b. Menebalkan gambar geometri yang masih berupa garis putus-putus c. Membentuk gambar geometri d. Mencocokkan gambar geometri yang sama dan gambar
geometri yang
berbeda Selanjutnya, setelah anak didik selesai mengerjakan tugas di dalam kelas, kemudian ibu guru membebaskan anak didik bermain dengan permainan yang ada di luar ruangan/ kelas. Anak didik bermain dengan mainan yang tersedia di luar kelas, seperti panjatan kubah, jungkitan, terowongan, mengamati sesuatu yang menarik bagi anak didik seperti hewan kecil yang ada di dalam tanah, tumbuhan, capung, kupu-kupu, bunga dan lain sebagainya. Anak didik terlihat bahagia dan semangat ketika berada di luar kelas, karena mereka diberi keleluasaan untuk berekspresi dan bereksplorasi terhadap hal yang ditemui anak.
Anak didik saling berbagi mainan namun terdapat juga anak yang masih belum mau berbagi mainan dengan teman-temannya dan bersikap nakal menyebabkan teman yang lain tidak dapat bermain dengan mainan yang diinginkan dan menagis, hal itu menjadi tanggung jawab guru dengan memberi nasihat, teguran yang baik dan menyuruh anak-anak yang berkelahi dan menangis untuk saling berjabat tangan, dan bermain bersama. Setelah puas bermain, anak didik dengan tertib masuk ke dalam kelas dan melajutkan kegiatan yang lain, yaitu berlatih membaca secara individu dengan guru, guru mengisi buku absen anak setiap anak yang berlatih membaca, supaya mengetahui peningkatan pelajaran membaca anak. Istirahat dan makan bekal bersama-sama Kegiatan penutup, berdoa sebelum pulang, meminta maaf bila ada kesalahan selama kegiatan pembelajaran, pesan dari guru untuk anak didik serta salam.
Observasi kedua, pembelajaran di dalam kelas B2 dan di luar kelas dengan Ibu Titin Widiarti pada hari rabu 24 Juli 2013. Area yang dilaksanakan : Area IPA (Bermain Puzel) Area IPA (Pencampuran Warna) Area Bak Pasir (Mencetak Roti dari Pasir) Pada jam 06.30 guru masuk ke dalam kelas dan menata lingkungan bermain anak dan mempersiapkan mainan yang akan digunakan oleh anak didik. Jam 07.00 semua anak didik masuk ke dalam kelas guru menyambut anak didik dan mengucapkan salam, menanyakan kabar anak didik, memulai privat Iqro dengan guru secara individu ( face to face). Pelaksanaan kegiatan rutin: doa sehari-hari, hadits dan surat pilihan 1. Membaca doa kebaikan dunia dan akhirat dan terjemahannya 2. Membaca doa mau belajar dan terjemahannya 3. Membaca surat Al-Quraizy 4. Membaca doa Iftitah 5. Membaca doa Ruku’ dan sujud 6. Membaca doa I’tidal 7. Membaca doa tasayahud 8. Membaca surat Al Humazah 9. Membaca surat At-Takasur Doa dipimpin oleh salah satu anak yang ditunjuk oleh guru dan guru ikut membimbing, mengawasi serta ikut membaca doa. Kegiatan awal, guru serta anak didik bernyanyi dan menari bersama-sama, melaksanakan tema, tanya jawab dan diskusi. Kegiatan Inti, melaksanakan pembelajaran lewat area dan media yang digunakan a. Pijakan pengalaman sebelum anak bermain, berdoa sebelum berkegiatan dan persiapan b. Pijakan selama anak bermain, memberikan dorongan, arahan dan bimbingan kepada anak didik dalam melaksanakan tugas atau kegiatan. c. Pijakan setelah anak bermain, evaluasi bersama-sama antara anak didik dan guru serta apreasiasi.
Guru mempersilahkan anak didik untuk memilih area yang di minati anak didik di dalam kelas, untuk area bak pasir yang berada di luar kelas guru meminta anak didik untu menyelesaikan area yang terdapat di dalam kelas, setelah selesai anak didik dipersilahkan untuk bermain di bak pasir. Hal ini di karenakan bila semua anak bermain di dalam dan di luar ruangan secara bersama-sama, guru tidak akan bisa maksimal dalam mengawasi, mengarahkan dan membimbing anak didik, namun dengan memfokuskan pada area yang ada di dalam kelas kemudian ketika selesai dilanjutkan ke luar kelas maka guru dapat dengan optimal mengawasi, membimbing dan mengarahkan anak didik dalam bermain. Area IPA bermain puzel Guru mempersiapkan alat permainan puzel, seperti tempat duduk anak, meja kecil, potongan-potongan puzel berbagai gambar seperti ikan, tanaman, tumbuhan, tempat untuk menempel puzel dan lain sebagainya. Setiap anak didik mengambil puzel gambar yang mereka senangi, ada yang bergambar ikan, tanaman, tumbuhan, dan lain-lain. Guru mendampingi anak didik dalam mengerjakan tugas mereka serta memberikan arahan dan bimbingan bila anak kesulitan dalam memasang puzel. Pencampuran warna Guru menyediakan cat beragam warna, ada warna putih, merah, biru, kuning, hijau, dan orange, dan merah muda. Kemudian setiap cat di masukkan ke dalam suatu wadah sendiri, anak didik dipersilahkan untuk memilih warna yang mereka suka, setelah memilih kemudian anak didik bebas berkreasi mencampur warna yang mereka senangi, warna merah dicampur dengan warna merah muda akan menjadi warna apa, dan setiap anak menebak kira-kira benda apa yang berwarna senada dengan warna yang telah dicampur. Di sisni anak didik dimintai pendapat tentang warna apa yang kira-kira dihasilkan oleh campuran warna-warna cat yang dilakukan oleh anak didik. Mencetak roti dari pasir Setelah kegiatan area pembelajaran di kelas selesai, anak didik serta guru keluar menuju bak pasir yang ada disamping bangunan kelas, guru mempersiapkan alat bermain untuk anak didik, diantaranya sekop kecil, ember kecil, mangkuk-magkuk kecil, anak didik secara bergantian mencetak dan membentuk roti dari pasir dengan berbagai bentuk dan memberikan nama pada tiap-tiap cetakan roti. Istirahat dan makan bekal bersama-sama Kegiatan penutup, berdoa sebelum pulang, meminta maaf bila ada kesalahan selama kegiatan pembelajaran, pesan dari guru untuk anak didik serta salam
Observasi ketiga, pembelajaran di dalam kelas B2 dengan Ibu Titin Widiarti pada hari kamis 25 Juli 2013. Area yang di laksanakan : Area Bahasa ( membedakan ciptaan Tuhan dan buatan manusia) Area matematika (membilang dengan benda 1-20) dan Area dalam kelas ( tepuk tangan tiga pola) Pada jam 06.30 guru masuk ke dalam kelas dan menata lingkungan bermain anak dan mempersiapkan mainan yang akan digunakan oleh anak didik. Jam 07.00 semua anak didik masuk ke dalam kelas guru menyambut anak didik dan mengucapkan salam, menanyakan kabar anak didik, memulai privat Iqro dengan guru secara individu ( face to face). Pelaksanaan kegiatan rutin: doa sehari-hari, hadits dan surat pilihan. 1. Membaca doa kebaikan dunia dan akhirat dan terjemahannya 2. Membaca doa mau belajar dan terjemahannya 3. Membaca surat Al-Quraizy 4. Membaca doa Iftitah 5. Membaca doa Ruku’ dan sujud 6. Membaca doa I’tidal 7. Membaca doa tasayahud 8. Membaca surat Al Humazah 9. Membaca surat At-Takasur Doa dipimpin oleh salah satu anak yang ditunjuk oleh guru dan guru ikut membaca doa, membimbing dan mengawasi. Kegiatan awal, guru serta anak didik bernyanyi dan menari bersama-sama, melaksanakan tema, tanya jawab dan diskusi. Kegiatan Inti, melaksanakan pembelajaran lewat area dan media yang digunakan a. Pijakan pengalaman sebelum anak bermain, berdoa sebelum berkegiatan dan persiapan b. Pijakan selama anak bermain, memberikan dorongan, arahan dan bimbingan kepada anak didik dalam melaksanakan tugas atau kegiatan. c. Pijakan setelah anak bermain, evaluasi bersama-sama antara anak didik dan guru serta apreasiasi. Guru memulai pembelajaran dengan bertepuk tangan dan bernyanyi, melakukan gerakan seperti saling berangkulan, bergandengan tangan, menyilangkan tangan, memegang pundak teman seperti bentuk kereta api. Hal ini untuk
menciptakan suasana santai dan menyenangkan supaya pembelajaran selanjutnya dapat lebih bersemangat lagi. Setelah kegiatan awal selesai dilaksanakan, kemudian guru mempersilahkan setiap anak didik untuk memilih area mana yang akan dilaksanakan terlebih dahulu. Anak didik berdoa sebelum mengerjakan tugas, a. Contoh, di dalam lembar kerja anak terdapat gambar baju pada setiap kolomnya, setiap kolom terdapat jumlah gambar baju yang berbeda-beda. Ada satu baju, ada tiga baju dan lain sebagainya. anak didik diberi tugas untuk menuliskan angka tiap jumlah baju yang ada, dan juga menebalkan angka yang belum sempurna seperti angka yang ditulis dengan garis putus-putus. b. Membedakan macam-macam benda ciptaan Tuhan dengan buatan manusia, seperti: sirup, apel, tomat, boneka, bunga, pesawat, daun, cabe, dan mata. Guru mengawali dengan memberikan pertanyaan kepada anak didik tentang ciptaan Tuhan kemudian anak didik menjawab dengan berbagai macam jawaban, setelah itu, guru menunjuk berurutan tiap anak untuk memberikan satu jawaban. Seperti macam-macam bintang tumbuhan dan lain sebagainya. kemudian dilanjutkan dengan ciptaan manusia seperti apa saja, contoh kursi, buku, pensil dan lain sebagainya. Guru memberi lembar tugas untuk dikerjakan oleh anak didik. Kemudian setelah selesai mengerjakan lembar tugas dari guru anak diajak oleh guru untuk bertepuk tangan dengan tepuk tangan tiga pola, seperti 2 1 2 (prok prokprok- prok prok). Tepuk tangan dilakukan anak didik bersama-sama dan dipandu oleh guru. ketika kedapatan anak didik yang melamun atau tidak memperhatikan pembelajaran dan salah dalam kegiatan bertepuk tangan maka anak tersebut anak diberi hukuman yang bersifat edukatif seperti bernyanyi, menari, berdoa, hafalan hadits dan surat pilihan. Anak didik secara sukarela mau melaksanakan hukuman dan hal ini dapat membuat anak tertib dan memperhatikan pembelajaran. Istirahat dan makan bekal bersama-sama. Setelelah semua kegiatan dilaksanakan, guru menutup pelajaran dengan doa bersama-sama, memberi pesan dan nasihat ke anak didik dan salam.
Observasi Keempat, pembelajaran di dalam kelas B2 dengan Ibu Titin Widiarti pada hari Jumat 26 Juli 2013. Area yang di laksanakan : Area IPA (membedakan banyak sedikit) Area Seni (mencocok gambar binatang ‘binatang darat”) dan Area balok ( menyusun rumah) Pada jam 06.30 guru masuk ke dalam kelas dan menata lingkungan bermain anak dan mempersiapkan mainan yang akan digunakan oleh anak didik. Jam 07.00 semua anak didik masuk ke dalam kelas guru menyambut anak didik dan mengucapkan salam, menanyakan kabar anak didik, memulai privat Iqro dengan guru secara individu ( face to face). Pelaksanaan kegiatan rutin: doa sehari-hari, hadits dan surat pilihan. 1. Membaca doa kebaikan dunia dan akhirat dan terjemahannya 2. Membaca doa mau belajar dan terjemahannya 3. Membaca surat Al-Quraizy 4. Membaca doa Iftitah 5. Membaca doa Ruku’ dan sujud 6. Membaca doa I’tidal 7. Membaca doa tasayahud 8. Membaca surat Al Humazah 9. Membaca surat At-Takasur Doa dipimpin oleh salah satu anak yang ditunjuk oleh guru dan guru ikut membaca doa, membimbing dan mengawasi. Kegiatan awal, guru serta anak didik bernyanyi dan menari bersama-sama, melaksanakan tema, tanya jawab dan diskusi. Kegiatan Inti, melaksanakan pembelajaran lewat area dan media yang digunakan a. Pijakan pengalaman sebelum anak bermain, berdoa sebelum berkegiatan dan persiapan b. Pijakan selama anak bermain, memberikan dorongan, arahan dan bimbingan kepada anak didik dalam melaksanakan tugas atau kegiatan. c. Pijakan setelah anak bermain, evaluasi bersama-sama antara anak didik dan guru serta apreasiasi. Setelah kegiatan awal selesai dilaksanakan, kemudian guru mempersilahkan setiap anak didik untuk memilih area mana yang akan dilaksanakan terlebih dahulu. Kelompok pertama menghitung gambar buah dan memberi simbol antara buah yang lebih banyak dan lebih sedikit dengan simbol > dan <.
Kelompok kedua mencocok gambar kelinci setelah selesai gambar kelinci ditaruh kelembar kerja dan dilem, diberi nama binatang tersebut. Dalam mengerjakan tugas mencocok gambar kelinci membutuhkan kehati-hatian karena alat pencocok bersifat benda tajam seperti paku besar dan sedikit berkarat, sehingga guru harus lebih memperhatikan dengan seksama ketika anak melaksanakan tugas mencocok gambar kelinci. Kelompok ketiga menyusun bentuk rumah dengan balok natural. (Percakapan antara peneliti dengan anak sekar ayu kinasih.) P: (mencoba membuat bangunan dari balok dijadikan bentuk kotak.) S: (mendekat tampak penasaran dengan bangunan yang peneliti buat.)” Bu lina mau buat apa ya? P: ehm...(berpikir sejenak) mau buat apa ya mbak sekar..? kira-kira apa ya? (minta pendapat) S: (berpikir sebentar)..buat rumah ya,.. (kemudian ikut menyusun balok bersama peneliti) P: boleh..( tersenyum)..rumahnya mau seperti apa mbak sekar? S: rumah yang kaya istana putri ya bu lina..(sambil sibuk fokus menyusun balok) P: ( peneliti kemudian memerhatikan apa yang dibuat oleh sekar dan membiarkan anak tersebut meneruskan balok yang sedang disusun oleh peneliti sebelumnya). Pintunya sebelah mana mbak sekar? S: pintunya disini...nanti keluarnya dari sini..(menunjuk samping kanan terdapat lubang dan diatasnya berbentuk balok segitiga) P: oh pintunya disini..(sambil melihat susunan balok yang sedang dibuat sekar) S: ini di kasih tv ya bu lina didalamnya trus didepannya tempat duduk buat nonton tv..( sambil menaruh balok segi empat kecil dan didepannya ditaruh balok persegi panjang tipis).. P: iya rumahnya bagus ya ada tvnya juga S: ini didepan rumah ada jalannya (sambil menaruh balok panjang didepan bentuk rumah) P: dikasih mobil mbak sekar.. S: ini mobilnya..ngeeeenggennnng...( menirukan suara mobil sambil memainkan balok setengah lingkaran),..ini ada lampunya juga loh..(mengambil balok panjang ditaruh sambil bentuk rumah.) P: lampu apa mbak sekar?lampu jalan ya?
S: iya lampu jalan.. P: terus dikasih apa lagi mbak sekar? S: membuat lingkaran disamping rumah... ini dikasih kolam renangnya ada tempat buat pancurannya juga loh..( sambil meletakkan balok panjang ditengah-tengah. P: wah ada pancurannya, entar ngalir air ya? S: iya entar pancurannya ngalir air..wus..wus..( sambil tangannya mempraktekkan air yg sedang mengalir kemana-mana. P: (tersenyum) S: horee udah jadi rumahnya..(sambil tersenyum puas dan menoleh kepeneliti.) P: wah mbak sekar hebat ya..rumahnya udah jadi..bagus yaa.. S: hehehehe Dari sini terlihat bahwa dengan pembelajaran menggunakan media yang sederhana ternyata dapat menjadikan anak didik mempunyai sikap kreatif karena mendapat bimbingan dan dipacu untuk berpikir kreatif. Istirahat dan makan bekal bersama-sama. Setelelah semua kegiatan dilaksanakan, guru menutup pelajaran dengan doa bersama-sama, memberi pesan dan nasihat ke anak didik dan salam.
Observasi kelima, pembelajaran di dalam kelas B2 dengan Ibu Titin Widiarti pada hari sabtu 27 Juli 2013. Area yang di laksanakan : Area seni (Menggambar bebas dengan krayon) Area Matematika (Menggambar jam 7.00 pagi, jam 13.00 siang dan jam 17.00 sore) dan Area Musik (bergerak bebas sesuai irama musik). Pada jam 06.30 guru masuk ke dalam kelas dan menata lingkungan bermain anak dan mempersiapkan mainan yang akan digunakan oleh anak didik. Jam 07.00 semua anak didik masuk ke dalam kelas guru menyambut anak didik dan mengucapkan salam, menanyakan kabar anak didik, memulai privat Iqro dengan guru secara individu ( face to face). Pelaksanaan kegiatan rutin: doa sehari-hari, hadits dan surat pilihan. 1. Membaca doa kebaikan dunia dan akhirat dan terjemahannya 2. Membaca doa mau belajar dan terjemahannya 3. Membaca surat Al-Quraizy 4. Membaca doa Iftitah 5. Membaca doa Ruku’ dan sujud 6. Membaca doa I’tidal 7. Membaca doa tasayahud 8. Membaca surat Al Humazah 9. Membaca surat At-Takasur Doa dipimpin oleh salah satu anak yang ditunjuk oleh guru dan guru ikut membaca doa, membimbing dan mengawasi. Kegiatan awal, guru serta anak didik bernyanyi dan menari bersama-sama, melaksanakan tema, tanya jawab dan diskusi. Kegiatan Inti, melaksanakan pembelajaran lewat area dan media yang digunakan a. Pijakan pengalaman sebelum anak bermain, berdoa sebelum berkegiatan dan persiapan b. Pijakan selama anak bermain, memberikan dorongan, arahan dan bimbingan kepada anak didik dalam melaksanakan tugas atau kegiatan. c. Pijakan setelah anak bermain, evaluasi bersama-sama antara anak didik dan guru serta apreasiasi. Guru mengajak anak didik duduk membentuk lingkaran dan menyanyi sambil memutar bola yang mendapat bola untuk akhir lagu diberi tugas seperti menyanyi, menari, bersajak, dan memperkenalkan diri. Hal ini berfungsi menumbuhkan
keberanian anak didik. Setelah selesai, kemudian guru mempersilahkan setiap anak didik untuk memilih area mana yang akan dilaksanakan terlebih dahulu. Menggambar bebas dengan krayon Ibu guru mempersiapkan alat untuk menggambar anak didik berupa kertas gambar dan krayon kemudian anak didik dipersilahkan untuk menggambar apa saja yang diinginkan oleh anak didik, ada yang menggambar tumbuhan, tanaman, pohon, bunga, rumah dan lain sebagainya. Menggambar jam 7.00 pagi, jam 13.00 siang dan jam 17.00 sore. kemudian untuk menggambar jam, ibu guru menyediakan lembar kerja berupa gambar jam dan anak didik menuntukan arah jam mana yang akan dibuat. Ibu guru mendampingi anak didik dalam mengerjakan tugas dan memberikan arahan ketika menjumpai anak didik yang kesulitan dalam mengerjakan tugas. Bergerak bebas sesuai irama Ibu guru mempersiapkan media yang akan digunakan, yaitu radio dan kaset kemudian ibu guru meminta anak didik mendengarkan suara musik dan memandu anak didik dalam melakukan gerakan-gerakan selanjutnya mempersilahkan anak didik untuk bergerak sesuai yang diinginkan oleh anak didik dengan menambah variasi-variasi, namun tetap dalam pengawasan guru agar tetap rapi dan teratur. Istirahat dan makan bekal bersama-sama. Setelelah semua kegiatan dilaksanakan, guru menutup pelajaran dengan doa bersama-sama, memberi pesan dan nasihat ke anak didik dan salam.
Observasi ketujuh, pembelajaran di dalam kelas B2 dengan Ibu Titin Widiarti pada hari selasa 30 Juli 2013. Area yang di laksanakan : Area Bahasa (bercerita kegiatan pada saat libur di rumah) Area musik (gerak lagu “marina menari”) dan Area masak (membersihkan ruang kelas secara bersama) Pada jam 06.30 guru masuk ke dalam kelas dan menata lingkungan bermain anak dan mempersiapkan mainan yang akan digunakan oleh anak didik. Jam 07.00 semua anak didik masuk ke dalam kelas guru menyambut anak didik dan mengucapkan salam, menanyakan kabar anak didik, memulai privat Iqro dengan guru secara individu ( face to face). Pelaksanaan kegiatan rutin: doa sehari-hari, hadits dan surat pilihan. 1. Membaca doa kebaikan dunia dan akhirat dan terjemahannya 2. Membaca doa mau belajar dan terjemahannya 3. Membaca surat Al-Quraizy 4. Membaca doa Iftitah 5. Membaca doa Ruku’ dan sujud 6. Membaca doa I’tidal 7. Membaca doa tasayahud 8. Membaca surat Al Humazah 9. Membaca surat At-Takasur Doa dipimpin oleh salah satu anak yang ditunjuk oleh guru dan guru ikut membaca doa, membimbing dan mengawasi. . Kegiatan awal, guru serta anak didik bernyanyi dan menari bersama-sama, melaksanakan tema, tanya jawab dan diskusi. Kegiatan Inti, melaksanakan pembelajaran lewat area dan media yang digunakan a. Pijakan pengalaman sebelum anak bermain, berdoa sebelum berkegiatan dan persiapan b. Pijakan selama anak bermain, memberikan dorongan, arahan dan bimbingan kepada anak didik dalam melaksanakan tugas atau kegiatan. c. Pijakan setelah anak bermain, evaluasi bersama-sama antara anak didik dan guru serta apreasiasi
Area bahasa Setelah selesai membaca doa ibu guru memulai pembelajaran dengan menanyakan kabar anak didik dan apa yang dilakukan anak didik saat libur di rumah, anak didik kemudian menanggapi pertanyaan ibu guru dengan berbagai macam jawaban, seperti membantu orang tua dengan menjaga adik di rumah, berkunjung ke rumah nenek, bertamasya ke kebun binatang dan lain sebagainya. Selanjutnya guru menawarkan kepada anak didik untuk menceritakan kegiatan liburan di rumah kepada teman-teman. Apa saja yang dilaksanakan dan bagaimana perasaanya, apakah menyenangkan atau tidak menyenangkan. Salah satu anak didik menawarkan diri untuk bercerita, yaitu Anak Dini Auliya Agustin memulai bercerita kepada teman-temannya tentang liburannya membantu kedua orangtua di rumah yaitu menjaga adiknya yang masih kecil, Dini merasa senang dan bahagia karena dapat membantu orangtua serta mempunyai adik yang lucu dan cantik. Setelah anak Dini Auliya Agustin selesai bercerita kemudian guru beserta anak didik yang lain memberikan tepuk tangan kepada anak Dini, sehingga anak Dini menjadi senang dan lebih percaya diri. Area musik Guru meminta anak didik untuk berdiri kemudian dengan dipandu oleh ibu guru anak didik menyanyikan lagu marina menari dengan gerakan-gerakan yang telah diajarkan oleh guru dan sudah mereka hafal. Setelah kegiatan area musik selesai guru menggelar karpet untuk tempat duduk anak didik dan guru membebaskan anak didik untuk bermain dengan permainan yang ada di dalam kelas seperti alat masak-masakan, dokter-dokteran, buah-buahan, boneka dan lain sebagainya. Area masak Guru dan anak didik secara bersama-sama membersihkan ruang kelas, anak didik saling bantu membantu ketika melipat karpet, menyapu, serta merapikan mainan setelah digunakan dengan menempatkan maianan pada tempat semula. Istirahat dan makan bekal bersama-sama. Setelelah semua kegiatan dilaksanakan, guru menutup pelajaran dengan doa bersama-sama, memberi pesan dan nasihat ke anak didik dan salam.
1. Nama
: Rahma Apriliana
2. No Telp/Hp
: 085728726209
3. Tempat. Tgl Lahir
: Magelang. 07 April 1991
4. Jurusan
: Kependidikan Islam
5. Fakultas
: Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
6. Agama
: Islam
7. Alamat di Yogyakarta : Jl. Laksda Adisucipto, depan toko buku Social Agency, belakang Apotik K-24, Kos Sekartaji 8. Pendidikan
: 1. (2003) Lulus MIM Muhammadiyah I Ngadipuro 2. (2006) Lulus MTs Muhammadiyah I Dukun 3. (2009) Lulus SMA Negeri 1 Dukun 4. (2009-2013) Lulus UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
8. Orangtua
a) Ayah Pekerjaan b) Ibu
: Sudarto
umur: 58
: Guru SD : Wachidah
umur: 54
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Alamat Orangtua
: Dukuh, Ngadipuro, Dukun, Magealng
No Telp/Hp
: 085725199553
Yogyakarta,07 Oktober 2013 yang membuat
Rahma Apriliana