PENERAPAN MODEL MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA ARAB PADA SISWA KELAS IV MI BENDILJATI WETAN SUMBERGEMPOL TULUNGAGUNG TAHUN AJARAN 2013/2014
SKRIPSI
Disusun Oleh : KOMSIATIN NIM. 3217103042
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) TULUNGAGUNG 2014
i
PENERAPAN MODEL MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA ARAB PADA SISWA KELAS IV MI BENDILJATI WETAN SUMBERGEMPOL TULUNGAGUNG TAHUN AJARAN 2013/2014
SKRIPSI
Diajukan Kepada Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Tulungagung untuk Memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan Program Sarjana Strata Satu Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Disusun Oleh : KOMSIATIN NIM. 3217103042 JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) TULUNGAGUNG 2014
ii
PERSETUJUAN
Skripsi dengan judul “ Penerapan Model Make a Match untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Bahasa Arab pada Siswa Kelas IV MI Bendiljati Wetan Sumbergempol Tulungagung Tahun Ajaran 2013/2014” yang ditulis oleh Komsiatin ini telah diperiksa dan disetujui serta layak diujikan.
Tulungagung, 7 Juli 2014 Pembimbing,
Prof. Dr. H. Imam Fu’adi, M. Ag NIP. 19690331 199403 1002 Mengetahui, Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI),
Muhammad Zaini, MA. NIP. 19711228 199903 1002
iii
PENGESAHAN PENERAPAN MODEL MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA ARAB PADA SISWA KELAS IV MI BENDILJATI WETAN SUMBERGEMPOL TULUNGAGUNG TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI Disusun oleh
KOMSIATIN NIM: 3217103042
telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal ……………….. dan telah dinyatakan diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar strata satu Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd.I)
Dewan Penguji Ketua / Penguji : .............................................. NIP.......................................
Tanda Tangan …………………
Penguji Utama .............................................. NIP.......................................
…………………
Sekretaris / Penguji : .............................................. NIP.......................................
…………………
Mengesahkan, Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Tulungagung
Dr. H. Abd. Aziz, M.Pd.I NIP. 19720601 200003 1 002
iv
MOTTO
&''( 23 4&
ִ !"# $ ִ 01 $ / , ִ☺ . )* &ִ+ <=>?@ 7!89: ֠ 56 >E A>B ☺ D
“Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah Amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al-A’Araaf : 56)*
*Ust. Salim Bahreisy dan Drs. Abdullah Bahreisy, Terjemah Al-Qur’an Al Hakim, (Surabaya: Sahabat Ilmu, 2001), hal. 158
v
PERSEMBAHAN Syukur Alhamdulillah terucap dari sanubari atas segala rahmat-Nya Sebuah karya sederhana ini ku-persembahkan kepada orang-orang yang telah memberikan makna
hidup
serta
langkah
bijak
dalam
liku-liku
kehidupan
yang
kulalui.Kupersembahkan skripsi ini untuk: 1. Kepada Ibunda Warkini, yang telah memberikan kasih sayang yang sangat tiada tara, merawat dan menjagaku sampai aku mampu untuk melangkah sendiri. Terima kasih karena telah menjadi ispirasi dan semangatku untuk menjalani hidup dan yang telah mengajariku arti sebuah kehidupan. 2. Ayahanda suparmin yang telah memberika setiap nafasmu untukku, yang telah sabar menjagaku sehingga aku besar, selalu memberiku dukungan moril maupun material. Terima kasih untuk kasih sayangmu yang telah engkau berikan 3. Kakak ku tersanyang, Ahmmad jamalin,Nur Ilham, Siti Masruroh dan adiku Rohmat sayugo, Isnaini Apri Harya. yang selalu memberi semangat dan motivasi untuk mewujudkan cita-cita semoga tali kasih di antara kita selalu abadi selamanya. 4. Sahabat-sahabatku tercinta Amilia,Anin, Azizah, Kipti,Vida, Erni, Syakur, Maszuki, mubarok, ifadati, lutfi, yang selalu memberikan motivasi dan menemaniku disaat suka maupu duka 5. Adik-adiku yang ada dipondok pesantren hidayatul mudtadiin maupun di kost tholabul Ilmi yang selalu memberikan motivasi dan semangat dan selalu pengertian dalam setiap masalah saya.
vi
6. Kepada para Guru dan Dosen yang selalu mendidikku, yang telah memberiku ilmu tiada terhingga, jasa-jasa yang engkau berikan selama ini tidak pernah ananda lupakan. Semoga untaian do’a serta pahala tidak jemu teralir hingga yaumul akhir, amin. 7. Teman-teman PGMI B-A yang selama ini telah memberikan cerita baru untuk kehidupan ini. Terimakasih atas support, kekompakan yang telah diciptakan dalam segala hal. 8. Teman-teman PPL MIN Bendiljati Wetan Sumbergempol dan teman-teman KKN di Ngepoh pengalaman bersama kalian tak akan aku lupakan. 9. Semua manusia yang mungkin pernah bertemu baik sengaja maupun tidak dan seluruh mahluk hidup yang mungkin telah tercuri ilmunya walaupun kadang-kadang
ada
semacam
kesalahan
yang
“Biasa”
dilakukan
sebagaimanusia. 10. Keluarga besar MI Bendiljati Wetan Sumbergempol yang banyak memberikan pengalaman baru dalam banyak hal dalam hal proses pembelajaran disana. 11. Almamaterku tercinta IAIN Tulungagung
vii
KATA PENGANTAR
Assalamu'alaikum. Wr. Wb.
Puji Syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala karunia-Nya sehingga laporan penelitian ini dapat terselesaikan. Shalawat dan salam semoga senantiasa abadi tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW dan umatnya. Alhamdulillah, Skripsi yang penulis beri judul "Penerapan Model Make a
Match untuk Meningkatkan Hasil Belajar bahasa Arab pada Siswa Kelas IV MI Bendiljati Wetan Sumbergempol
Tulungagung Tahun Ajaran 2013/2014" ini
dapat terselesaikan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat : 1. Bapak Dr.Maftukhin, M.Ag. selaku Rektor IAIN Tulungagung. 2. Bapak Abdul Aziz, M.Pd.I. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Tulungagung. 3. Bapak Muhamad Zaini, MA. Selaku ketua Jurusan PGMI yang telah memberikan dorongan dan motivasi penulis dalam penyusunan skripsi ini. 4. Prof. Dr. H. Imam Fu’adi, M. Ag. selaku pembimbing yang telah memberikan pengarahan dan koreksi sehingga penelitian ini dapat terselesaikan. 5. Segenap Bapak/Ibu Dosen IAIN Tulungagung yang telah membimbing dan memberikan wawasannya sehingga studi ini dapat terselesaikan.
viii
6. Ibu Siti Masruroh, M. Pd. I Kepala MI Bendiljati Wetan Sumbergempol Tulungagung yang telah memberikan izin melaksanakan penelitian. 7. Guru mata pelajaran bahasa Arab kelas IV MI Bendiljati Wetan Sumbergempol Tulungagung yang telah membantu terlaksananya penelitian ini. 8. Guru Bendiljati Wetan Sumbergempol Tulungagung yang telah banyak memberikan bantuan sehingga penelitian ini dapat terselesaikan. 9. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya penulisan laporan penelitian ini. Semoga segala bimbingan dan bantuan yang telah diberikan dapat menjadi amal hasanah, maslahah dan mendapatkan ridlo dari Allah SWT dengan teriring doaAlhamdulillah Jazakumullah Khoira. Sebagai penutup penulis menyadari bahwa masih banyak kekhilafan dan kekurangan dalam penyusunan Skripsi ini. Oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun dari para pembaca demi lebih sempurnnya Skripsi yang penulis susun ini. Akhirnya penulis berharap semoga Skripsi ini dapat berguna, bermanfaat, barokah, maslahah di Dunia dan di Akhirat.Amin.
Wassalamu'alaikum. Wr. Wb. Tulungagung, 7 juli 2014 Penulis
Komsiatin
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ...........................................................................
i
HALAMAN JUDUL .............................................................................
ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................
iii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................
iv
HALAMAN MOTTO ...........................................................................
v
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................
vi
KATA PENGANTAR ...........................................................................
viii
DAFTAR ISI .........................................................................................
x
DAFTAR TABEL .................................................................................
xiii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................
xv
DAFTAR LAMPIRAN .........................................................................
xvi
ABSTRAK .............................................................................................
xviii
BAB I : PENDAHULUAN ....................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah ..............................................................
1
B. Rumusan Masalah .......................................................................
7
C. Tujuan Penelitian ........................................................................
7
D. Manfaat Penelitian .......................................................................
8
E. Penegasan istilah .........................................................................
10
F. Sistematika Penulisan Skripsi ......................................................
11
BAB II : KAJIAN PUSTAKA ..............................................................
18
A. Model Pembelajaran ................................................................
14
a. Pengetian Model Pembelajaran ...........................................
14
b. Ciri-ciri Model Pembelajaran .............................................
16
c. Prinsip-Prinsip Penentuan Model Pembelajaran .................
17
x
d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penentuan Model Belajar 19 e. Kedudukan Model Dalam Belajar Mengajar ....................... .
21
B. Model Make A Match ........................................................................
23
a. Pegertian Model Make A Match ...........................................
24
b. Kelebihan dan kekurangan Model Make A Match ................
25
c. Penerapan Model Make a match dalam pembelajaran Bahasa Arab ............................................................................................ C. Hakikat Bahasa Arab .................................................................
26 27
1.
Pengertian Bahasa Arab .......................................................
27
2.
Karakteristik Bahasa Arab ...................................................
29
3.
Fungsi dan Tujuan Pembelajaran Bahasa Arab .....................
34
4.
Pembelajaran kosa kata bahasa Arab......................... ............
39
D. Hasil Belajar .............................................................................
42
a.
Pengertian Hasil belajar .......................................................
42
b.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belaja........ ..........
24
c.
Cirri-ciri Evaluasi hasil belajar.................................... ..........
46
A. Penelitian Terdahulu ...................................................................
48
B. Hipotesis Tindakan .....................................................................
51
C. Kerangka Pemikiran ...................................................................
51
BAB III : METODE PENELITIAN......................................................
53
A. Jenis Penelitian ...............................................................................
53
B. Lokasi dan Subjek Penelitian ..........................................................
60
C. Kehadiran Peneliti………………………………………………… ..
61
xi
D. Data dan Sumber Data…………………………………………….
62
E. Teknik Pengumpulan Data ..........................................................
63
1. Tes ........................................................................................
63
2. Observasi ..............................................................................
65
3. Wawancara ............................................................................
66
4. Dokumentasi .........................................................................
67
5. Catatan Lapangan ..................................................................
68
F. Teknik Analisis Data ...................................................................
69
G. Pengecekan Keabsahan Data………………………………………
73
H. Indikator Keberhasilan ................................................................
75
I. Tahap-tahap Penelitian ................................................................
77
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ....................
82
A. Deskripsi Hasil Penelitian ............................................................
82
1. Paparan Data .........................................................................
82
2. Temuan Penelitian .................................................................
87
B. Pembahasan Hasil Penelitian .......................................................
116
BAB V : PENUTUP ..............................................................................
120
A. Kesimpulan .................................................................................
121
B. Saran ...........................................................................................
122
DAFTAR RUJUKAN LAMPIRAN-LAMPIRAN SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP
xii
DAFTAR TABEL
Tabel
Hal.
Tabel 2.1
Data Hasil Test Awal
86
Tabel 4.2
Format Observasi Guru Siklus I
94
Tabel 4.3
Taraf Keberhasilan Tindakan Siklus I
96
Tabel 4.4
Format Observasi Siswa Siklus I
97
Tabel 4.5
Data Nilai Post Test Siklus I
100
Tabel 4.6
Format Observasi Guru Siklus II
108
Tabel 4.7
Taraf Keberhasilan Tindakan Siklus II
110
Tabel 4.8
Format Observasi Siswa Siklus
111
Tabel 4.9
Data Nilai Post Test Siklus II
115
Tabel 4.4
Rata –rata hasil dan ketuntasan belajar siswa
120
xiii
DAFTAR GAMBAR Gambar Gambar 2.1
Hal. Kerangka Pemikiran Menggunakan Model Make a
51
match Gambar 3.1
Siklus PTK Model Kemmis dan Tanggart
xiv
78
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Jadwal Pertemuan Penelitian……………………….……… 128
Lampiran 2
Daftar Nama Siswa………………………………..………... . . 129
Lampiran 3
Soal Tes Awal ………………………………….…...….......... 130
Lampiran 4
Rencana Pelaksanan pembelajaran I……………......………… 131
Lampiran 5
Soal Post Test I…………………………………..........................142
Lampiran 6
Kunci jawaban Post Test I …………….......................................143
Lampiran 7
Format Observasi Kegiatan peneliti I………………......………144
Lampiran 8
Format Observasi Kegiatan Siswa I ………………......……..... 147
Lampiran 9
Pedoman Wawancara Guru…………………............................ 150
Lampiran 10 Pedoman Wawancara Siswa ………………….......................... 151 Lampiran 11 Rencana Pelaksanan pembelajaran II………………..….........
152
Lampiran 12 Format Observasi Kegiatan Siswa……......…………………. .. 163 Lampiran 13 Format Observasi Kegiatan Peneliti………………………….166 Lampiran 14 Soal Post Test II ……………………………............................. 169 Lampiran 15 Kunci Jawaban Post Test ………………................................. 170 Lampiran 16 Validasi Instrumen Pre Test……………………………..…. ..... 171 Lampiran 17 Dokumentasi Pelaksanan Tindakan……….…........................ 180 Lampiran 18 Kartu Pembimbing………………………….………....…….... 183 Lampiran 19 Surat Pernyataan Keaslian Tulisan…………….………..…....... 186 Lampiran 20 BiodataPenulisan………………………………………………187
xv
ABSTRAK Skripsi dengan judul “Penerapan Model Make a Match untuk Meningkatkan Hasil Belajar bahasa Arab pada Siswa Kelas IV MI Bendiljati Wetan Sumbergempol Tulungagung Tahun Ajaran 2013/2014”. Ini ditulis oleh Komsiatin NIM. 3217103042 dibimbing oleh Prof. Dr. H. Imam Fu’adi. M. Ag.
Kata kunci: Penerapan Make a Match, Hasil Belajar. Penelitian dalam skripsi ini dilatar belakangi oleh sebuah fenomena bahwa dalam kegiatan pembelajaran di Madrasah Ibtidaiyah Peserta didik lemah dalam penguasaan serta pemahaman terhadap materi yang diajarkan guru, khususnya bahasa Arab. Peserta didik menganggap bahasa Arab sangat membosankan dan menakutkan karena peserta didik harus menghafal setumpuk materi yang tidak bisa dikatakan sedikit, akibatnya mereka malas dan enggan untuk mempelajari bahasa Arab. Disebabkan juga sebagian besar guru lebih suka menggunakan model ceramah ketika mengajar, sehingga dapat mengakibatkan hasil belajar peserta didik menurun. Dalam materi tentang Alamat peneliti menggunakan model pembelajaran make a match yang diharapkan dapat memotivasi peserta didik dan menjadikan kegiatan belajar mengajar menjadi lebih baik. Adapun tujuan penelitian ini adalah (1) Mendeskripsikan penerapan model make a match pada mata pelajaran Bahasa Arab materi Alamat peserta didik kelas IV MI Bendiljati Wetan Sumbergempol tulungagung.(2) Meningkatkan hasil belajar Bahasa Arab melalui model pembelajaran make a match pada pelajara bahasa Arab materi tentang Alamat peserta didik kelas IV MI Bendiljati Wetan Sumbergempol Tulungagung. Skripsi ini bermanfaat bagi penulis untuk menambah wawasan, pola piker, sikap dan pengalaman sebagai upaya meningkatkan kualitas diri sebagai guru. Bagi MI Bendiljati Wetan Sumbergempol Tulungagung dapat dijadikan sebagai sumbangan pemikiran dalam rangka merumuskan kebijakan pendidikan yang berkaitan dengan proses pembelajaran yang akan datang. Penelitian ini mengunakan penelitian tidakan kelas (Class Action Research) sebanyak dua siklus. Setiap siklus terdiri empat tahap yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), pengamatan (observasi) dan refleksi (reflection), sasaran penelitian ini adalah peserta didik kelas IV pada mata pelajaran bahasa Arab materi tentang Alamat. Adapun teknik pengumpulan datanya menggunakan tes, wawancara, observasi, catatan lapangan dan dokumentasi. Tes digunakan untuk memperoleh data tentang hasil belajar bahasa Arab peserta didik kelas IV MI Bendiljati Wetan Sumbergempol Tulungagung. sedangkan observasi, wawancara dan catatan lapangan digunakan untuk menggali data tentang proses pembelajaran bahasa Arab, respon peserta didik, keadaan peserta didik, keadaan peserta didik dan guru. Analisis data yang digunakan mencakup reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Indikator xvi
keberhasilan dalam penelitian ini apabila penguasaan materi peserta didik mencapai 75% dari tujuan yang harusnya dicapai, dengan nilai KKM 70. Langkah-langkah penerapan model make a match meliputi: 1) Peneliti menyiapkan kartu-kartu yang berisi soal dan jawaban, 2) Peneliti membagi kartu soal dan jawaban pada masing-masing peserta didik secara acak, 3) Peserta didik diberi kesempatan untuk memikirkan soal dan jawaban dari kartu yang dipegang, 4) Peserta didik mencari pasangan dari kartu yang dipegang, 5) Peserta didik yang sudah menemukan pasangan diminta untuk duduk berdekatan, 6) Setelah semua peserta menemukan pasangan dan duduk berdekatan, peserta didik secara bergantian membacakan soal yang diperoleh dengan suara keras kepada temanteman lainya. Selanjutnya, soal tersebut dijawab oleh pasangan, 7) Untuk mengecek pemahaman peserta didik, peneliti melakukan evaluasi dengan cara memberikan soal latihan pada peserta didik. Hasil penelitian yang digunakan dengan menerapkan model make a match, menunjukan adanya peningkatan hasil belajar peserta didik mulai pre test, post tes siklus I, sampai post tes siklus II. Hal ini dapat diketahui dari rata-rata nilai peserta didik 44,11(pre test), meningkat menjadi 73,52(post test siklus I), dan meningkat lagi menjadi 97% (post test siklus II). Dengan demikian, membuktikan bahwa penerapan model make a match meningkatkan hasil belajar bahasa Arab peserta didik kelas IV MI Bendiljati Wetan Sumbergempol Tulungagung.
xvii
ABSTRACT Thesis with the title "Application of Models Make a Match to Improve Learning Outcomes Arabic in Class IV MI Bendiljati Wetan Sumbergempol Tulungagung 2013/2014". It was written by Komsiatin NIM. 3217103042 guided by prof. Dr. H. Imam Fu'adi. M. Ag.
Keywords: Application Make a Match, Learning Outcomes. The research in this paper due to the background by a phenomenon that in the learning activities in Elementary School Students is weak in the mastering and understanding of the material that had been taught by teachers, especially Arabic. Students assume that arabic is very boring and frightening because students have to memorize a deck of material that is not little, as a result they are lazy and unwilling to learn Arabic. Also caused most teachers prefer to use old model of teaching, which can result in decreased student learning outcomes. In a matter of researchers used a model make a match of learning which is expected to motivate students and make teaching and learning better. The purpose of this study was (1) to describe the application of make a match the model on the subjects of Arabic fourth grade Bendiljati Wetan Sumbergempol tulungagung MI. (2) Improving learning outcomes through make a match, a model of learning Arabic on the subject is material about the fourth grade learners’ Address Bendiljati Wetan Sumbergempol Tulungagung MI. This thesis is useful for writers to add knowledge, mindset, attitudes and experiences in an effort to improve the quality of as a teacher its selves. For MI Bendiljati Wetan Tulungagung Sumbergempol can be used as a contribute ideas in order to formulate educational policies related to the learning process that will come. This research study using class actions as much as two cycles. Each cycle consists of four stages: planning (planning), execution (acting), observation (observation) and reflection (reflection), the goal of this study is the fourth grade students in the subjects of Arabic language materials on Address. The techniques used in data collection is a test, interviews, observation, field notes and documentation. The test is used to obtain data on the outcomes of students learning Arabic class IV MI Bendiljati Wetan Sumbergempol Tulungagung. while the observation, interviews and field notes are used to obtain data about the process of learning Arabic, response learners, learners circumstances, the state of the learner and the teacher. Data analysis includes data reduction, data display, and conclusion. Indicators of success in this study if learners achieve mastery of 75% of the goals that should be achieved, with the KKM 70.
xviii
Implementation steps make a match models include: 1) Researchers prepare cards containing questions and answers, 2) Researchers divided the cards and answer questions on individual students at random, 3) Students given the opportunity to think about and answer of cards, 4) Students looking for a partner of cards, 5) Students who have already found the couple asked to sit close together, 6) After all the participants found the couple and sit close together, in turn learners read about those obtained by aloud to other friends. Furthermore, the question is answered by the couple, 7) to check the students’ understanding, researchers conducted an evaluation by providing practice questions on the learner. The results of the study are used to implement the model make a match, showed an increase in the study of students begin the pre-test, post-test first cycle, second cycle until the post-test. It can be seen from the average value of 44.11 students (pre-test), increased to 73.52 (post-test cycle I), and increased again to 97% (post-test cycle II). Thus, to prove that the application of the model make a match improve learning outcomes Arabic language learners class IV MI Bendiljati Wetan Sumbergempol Tulungagung.
xix
اﳌﻠﺨﺺ اﳊﻈﺔ ﲢﺖ ﻣﻮﺿﻮع "ﺗﻄﺒﻴﻖ ﳕﺎذج ﺗﻘﺪﱘ ﻣﺒﺎراة ﻟﺘﺤﺴﲔ ﺣﺎﺻﻞ اﻟﺘﻌﻠﻢ ﺑﺎﻟﻠﻐﺔ اﻟﻌﺮﺑﻴﺔ ﰲ اﳌﺪرﺳﺔ ﺑﻨﺪﻳﻞ ﺟﺎﺗﻰ وﻳﺘﺎن ﺳﻮﻣﱪ ﲨﻔﻮل ﺗﻮﻟﻨﺞ أﺟﻮﻧﺞ ﰱ اﻟﻔﺼﻞ ﺳﺎدﺳﺔ ﻟﻠﻌﺎم اﻟﺪراﺳﻲ ."٢٠١٤/٢٠١٣وﻗﺪ ﻛﺘﺒﺖ ﲬﺴﻴﺔ دﻓﱰاﻟﻘﻴﺪ ٣٢١٧١٠٣٠٤٢اﳌﻌﻠﻢ ﳏﻤﺪ ﻓﺆادي. اﻟﻜﻠﻤﺎت اﻟﺮﺋﻴﺴﻴﺔ :ﺗﻄﺒﻴﻖ إﺟﺮاء اﳌﺒﺎراة و ﳐﺮﺟﺎت اﻟﺘﻌﻠﻢ. اﻟﺒﺤﺚ ﰲ ﻫﺬﻩ اﻟﻮرﻗﺔ ﻋﻠﻰ ﺧﻠﻔﻴﺔ أن ﰲ أﻧﺸﻄﺔ اﻟﺘﻌﻠﻢ ﰲ ﻃﻼب اﳌﺪرﺳﺔ اﻻﺑﺘﺪاﺋﻴﺔ ﺿﻌﻴﻔﺔ ﻳﺪرﺳﻮﻫﺎ ،وﺧﺎﺻﺔ اﻟﻠﻐﺔ اﻟﻌﺮﺑﻴﺔ .ﻳﻔﱰض اﳌﺘﻌﻠﻤﻮن اﻟﻠﻐﺔ اﻟﻌﺮﺑﻴﺔ ﳑﻠﺔ ﰲ إﺗﻘﺎن وﻓﻬﻢ اﳌﻌﻠﻤﲔ اﳌﻮاد اﻟﱵ ّ ﺟﺪا وﲣﻮﻳﻒ ﻷن اﻟﻄﻼب ﻟﺪﻳﻬﻢ ﺣﻔﻆ ﻛﻮﻣﺔ ﻣﻦ اﳌﻮاد اﻟﱵ ﻻ ﻳﻘﺎل ﻋﻠﻰ أﻗﻞ ﺗﻘﺪﻳﺮا ،وﻧﺘﻴﺠﺘﻬﺎ أiﻢ ﻛﺴﺎﱃ وﻏﲑ راﻏﺒﲔ ﰲ ﺗﻌﻠﻢ اﻟﻠﻐﺔ اﻟﻌﺮﺑﻴﺔ .ﻳﺴﺒﺐ أﻳﻀﺎ ﻋﻠﻰ ﻣﻌﻈﻢ اﳌﻌﻠﻤﲔ ﻳﻔﻀﻠﻮن اﺳﺘﺨﺪام ﳕﻮذج ﳏﺎﺿﺮة ﻋﻨﺪ اﻟﺘﺪرﻳﺲ ،ﺣﱴ أن ﻳﺆدي ﻫﺬا اﳊﺎل إﱃ أن ﺗﻨﺨﻔﺾ ﻧﺘﺎﺋﺞ ﺗﻌﻠﻢ اﻟﻄﻠﺒﺔ .ﰲ ﻣﺎدة ﻋﻦ اﻟﻌﻨﻮان اﺳﺘﺨﺪم اﻟﺒﺎﺣﺚ ﺟﻌﻞ اﻟﻮاﻓﻖ ﻟﻠﺘﻌﻠﻴﻢ اﻟﺬي ﻳﺮﺟﺎ إﺳﺘﻄﺎﻋﻪ ﻋﻠﻰ ﲢﻔﻴﺰ اﻟﻄﻼب وﺟﻌﻞ اﻟﺘﻌﻠﻴﻢ واﻟﺘﻌﻠﻢ أﻓﻀﻞ. وﻛﺎن اﻟﻐﺮض ﻣﻦ ﻫﺬﻩ اﻟﺪراﺳﺔ ) (١وﺻﻒ ﺗﻄﺒﻴﻖ ﳕﻮذج ﺟﻌﻞ اﻟﻮاﻓﻖ ﻋﻠﻰ ﻣﻮﺿﻮع اﻟﻌﺮﺑﻴﺔ ﳌﺎدة اﻟﻌﻨﻮان اﻟﺼﻒ اﻟﺮاﺑﻊ ﻣﺪرﺳﺔ إﺑﺘﺪاﺋﻴﺔ ﺑﻨﺪﻳﻞ ﺟﺎﺗﻰ وﻳﺘﺎن ﺳﻮﻣﱪ ﲨﻔﻮل ﺗﻮﻟﻨﺞ أﺟﻮﻧﺞ )(٢ ﲢﺴﲔ ﻧﺘﺎﺋﺞ اﻟﺘﻌﻠﻢ ﻣﻦ ﺧﻼل ﳕﻮذج ﺟﻌﻞ اﻟﻮاﻓﻖ ﰲ ﺗﻌﻠﻢ اﻟﻠﻐﺔ اﻟﻌﺮﺑﻴﺔ ﻋﻠﻰ ﻣﻮﺿﻮع اﻟﻌﺮﺑﻴﺔ ﳌﺎدة اﻟﻌﻨﻮان اﻟﺼﻒ اﻟﺮاﺑﻊ ﻣﺪرﺳﺔ إﺑﺘﺪاﺋﻴﺔ ﺑﻨﺪﻳﻞ ﺟﺎﺗﻰ وﻳﺘﺎن ﺳﻮﻣﱪ ﲨﻔﻮل ﺗﻮﻟﻨﺞ أﺟﻮﳒﺰ ﻫﺬﻩ اﻷﻃﺮوﺣﺔ ﻣﻔﻴﺪة ﻟﻠﻜﺎﺗﺐ ﻟﺰﻳﺎدة اﻟﺒﺼﲑة ،ﻋﻘﻠﻴﺔ واﳌﻮاﻗﻒ واﳋﱪات ﰲ ﳏﺎوﻟﺔ ﻟﺘﺤﺴﲔ ﺟﻮدة اﻟﺬاﰐ ﻛﻤﺪرس .ﳌﺪرﺳﺔ إﺑﺘﺪاﺋﻴﺔ ﺑﻨﺪﻳﻞ ﺟﺎﺗﻰ وﻳﺘﺎن ﺳﻮﻣﱪ ﲨﻔﻮل ﺗﻮﻟﻨﺞ أﺟﻮﻧﺞ ﳝﻜﻦ اﺳﺘﺨﺪاﻣﻬﺎ ﻛﻤﺴﺎﳘﺔ اﳌﻔﺎﻫﻴﻢ ﻣﻦ أﺟﻞ ﺻﻴﺎﻏﺔ ﺳﻴﺎﺳﺎت اﻟﺘﻌﻠﻴﻤﻴﺔ اﳌﺘﻌﻠﻘﺔ ﺑﻌﻤﻠﻴﺔ اﻟﺘﻌﻠﻢ اﻟﱵ ﺳﻮف ﺗﺄﰐ. ﻫﺬﻩ اﻟﺪراﺳﺔ اﻟﺒﺤﺜﻴﺔ ﺑﺎﺳﺘﺨﺪام ﲝﺚ ﻓﺌﺔ اﻟﻌﻤﻠﻲ ﺑﻘﺪر دورﺗﲔ .ﺗﺘﻜﻮن ﻛﻞ دورة ﻣﻦ أرﺑﻊ ﻣﺮاﺣﻞ وﻫﻲ اﻟﺘﺨﻄﻴﻂ واﻟﺘﻤﺜﻴﻞ واﳌﺮاﻗﺒﺔ واﻟﺘﻔﻜﲑ .واﳍﺪف ﻣﻦ ﻫﺬﻩ اﻟﺪراﺳﺔ ﻫﻮ ﻃﻼب اﻟﺼﻒ اﻟﺮاﺑﻊ ﰲ اﳌﻮاد ﻣﻦ ﻣﻮاد اﻟﻠﻐﺔ اﻟﻌﺮﺑﻴﺔ ﻋﻦ اﻟﻌﻨﻮان .وأﻣﺎ اﻟﺘﻘﻨﻴﺎت اﻻﺧﺘﺒﺎرة اﳌﺴﺘﺨﺪﻣﺔ ﰲ ﲨﻊ
xx
اﻟﺒﻴﺎﻧﺎت ﻫﻴﺎﻻﻣﺘﺤﺎن واﳌﻘﺎﺑﻼت واﳌﻼﺣﻈﺔ واﳌﻼﺣﻈﺎت اﳌﻴﺪاﻧﻴﺔ واﻟﺘﻮﺛﻴﻖ .وﻳﺴﺘﺨﺪم اﻻﺧﺘﺒﺎر ﻟﻠﺤﺼﻮل ﻋﻠﻰ ﺑﻴﺎﻧﺎت ﺣﻮل ﻧﺘﺎﺋﺞ ﺗﻌﻠﻢ اﻟﻄﻼب اﻟﻄﺒﻘﺔ ﻋﺮﰊ راﺑﻌﺎ ﳌﺪرﺳﺔ إﺑﺘﺪاﺋﻴﺔ ﺑﻨﺪﻳﻞ ﺟﺎﺗﻰ وﻳﺘﺎن ﺳﻮﻣﱪ ﲨﻔﻮل إدارﻳﺔ .ﰲ ﺣﲔ ﺗﺴﺘﺨﺪم اﳌﻼﺣﻈﺔ واﳌﻘﺎﺑﻼت واﳌﻼﺣﻈﺎت اﳌﻴﺪاﻧﻴﺔ ﻟﻠﺤﺼﻮل ﻋﻠﻰ ﺑﻴﺎﻧﺎت ﻋﻦ ﻋﻤﻠﻴﺔ ﺗﻌﻠﻢ اﻟﻠﻐﺔ اﻟﻌﺮﺑﻴﺔ ،واﳌﺘﻌﻠﻤﲔ ردا ﻋﻠﻰ ذﻟﻚ ،دوﻟﺔ اﳌﺘﻌﻠﻤﲔ ،واﻟﺪوﻟﺔ ﻣﻦ اﳌﺘﻌﻠﻢ واﳌﻌﻠﻢ .وﻳﺸﻤﻞ ﲢﻠﻴﻞ اﻟﺒﻴﺎﻧﺎت اﺧﺘﺰال اﻟﺒﻴﺎﻧﺎت ،وﻋﺮض اﻟﺒﻴﺎﻧﺎت ،واﻻﺳﺘﻨﺘﺎج .ﻣﺆﺷﺮات اﻟﻨﺠﺎح ﰲ ﻫﺬﻩ اﻟﺪراﺳﺔ إذا اﳌﺘﻌﻠﻤﲔ اﻟﺘﻤﻜﻦ ﻣﻦ ﲢﻘﻴﻖ ٪٧٥ﻣﻦ اﻷﻫﺪاف اﻟﱵ ﻳﻨﺒﻐﻲ ﲢﻘﻴﻘﻬﺎ ،ﻣﻊ .KKM 70 ﺿﻤﻨﺖ ﺧﻄﻮات ﺗﻄﺒﻴﻖ ﳕﺎذج ﺟﻌﻞ اﻟﻮاﻓﻖ (١ :إﻋﺪاد ﺑﻄﺎﻗﺎت ﲢﺘﻮي اﻟﺒﺎﺣﺜﻮن اﻷﺳﺌﻠﺔ واﻷﺟﻮﺑﺔ (٢ ،ﺗﻘﺴﻴﻢ اﻟﺒﺎﺣﺜﻮن اﻟﺒﻄﺎﻗﺎت واﻹﺟﺎﺑﺔ ﻋﻠﻰ اﻷﺳﺌﻠﺔ ﻋﻠﻰ اﻟﻄﻼب اﻟﻔﺮدﻳﺔ ﻋﺸﻮاﺋﻴﺎ ،ﻳﺘﻢ إﻋﻄﺎء (٣اﳌﺘﻌﻠﻤﲔ اﻟﻔﺮﺻﺔ ﻟﻠﺘﻔﻜﲑ و اﳉﻮاب اﻟﺒﻄﺎﻗﺎت اﻟﱵ ﻋﻘﺪت (٤ ،ﻃﻼب ﺗﺒﺤﺚ ﻋﻦ ﺷﺮﻳﻚ ﻣﻦ اﻟﺒﻄﺎﻗﺎت اﻟﱵ ﻋﻘﺪت (٥ ،ﻃﻼب اﻟﺬﻳﻦ وﺟﺪوا ﺑﺎﻟﻔﻌﻞ ﻃﻠﺒﺖ ﻣﻦ زوﺟﲔ اﳉﻠﻮس ا“ﺎورة(٦ ، ﺑﻌﺪ ﻛﻞ اﳌﺸﺎرﻛﲔ ﻟﻠﻌﺜﻮر ﻋﻠﻰ ﺷﺮﻳﻚ واﳉﻠﻮس ﻗﺮﻳﺒﺔ ﻣﻦ ﺑﻌﻀﻬﺎ اﻟﺒﻌﺾ ،ﺑﺎﻟﺘﻨﺎوب اﳌﺘﻌﻠﻤﲔ ﻗﺮأت ﻋﻦ ﺗﻠﻚ اﻟﱵ ﺣﺼﻠﺖ ﻋﻠﻴﻬﺎ ﺑﺼﻮت ﻋﺎل ﻷﺻﺪﻗﺎء آﺧﺮﻳﻦ .ﻋﻼوة ﻋﻠﻰ ذﻟﻚ ،ﻳﺘﻢ اﻟﺮد ﻋﻠﻰ اﻟﺴﺆال ﻣﻦ ﻗﺒﻞ اﻟﺰوﺟﲔ (٧ ،ﻟﻠﺘﺤﻘﻖ ﻣﻦ ﻓﻬﻢ اﻟﻄﻼب ،أﺟﺮى اﻟﺒﺎﺣﺜﻮن ﺗﻘﻴﻴﻤﺎ ﻣﻦ ﺧﻼل ﺗﻘﺪﱘ أﺳﺌﻠﺔ اﳌﻤﺎرﺳﺔ ﻋﻠﻰ اﳌﺘﻌﻠﻢ. وﺗﺴﺘﺨﺪم ﻧﺘﺎﺋﺞ اﻟﺪراﺳﺔ ﻟﺘﻨﻔﻴﺬ ﳕﻮذج ﺗﻘﺪﱘ ﻣﺒﺎراة ،وأﻇﻬﺮت زﻳﺎدة ﰲ اﻟﺪراﺳﺔ ﻣﻦ اﻟﻄﻼب ﺗﺒﺪأ ﻣﺮﺣﻠﺔ ﻣﺎ ﻗﺒﻞ اﻻﺧﺘﺒﺎر ،اﻟﺪورة اﻷوﱃ ﺑﻌﺪ اﻻﺧﺘﺒﺎر ،ودورة اﻟﺜﺎﻧﻴﺔ ﺣﱴ آﺧﺮ اﺧﺘﺒﺎر .ﳝﻜﻦ أن ﻳﻨﻈﺮ إﻟﻴﻪ ﻣﻦ ﻣﺘﻮﺳﻂ ﻗﻴﻤﺔ ٤٤,١١اﻟﻄﻠﺒﺔ )ﻣﺎ ﻗﺒﻞ اﻻﺧﺘﺒﺎر( ،ارﺗﻔﻊ إﱃ ) ٧٣,٥٢آﺧﺮ اﺧﺘﺒﺎر دورة ،(Iوارﺗﻔﻌﺖ ﻣﺮة أﺧﺮى إﱃ ) ٪٩٧آﺧﺮ اﺧﺘﺒﺎر دورة اﻟﺜﺎﻧﻴﺔ( .وﺑﺎﻟﺘﺎﱄ ،ﻹﺛﺒﺎت أن ﺗﻄﺒﻴﻖ ﳕﻮذج ﺗﻘﺪﱘ ﻣﺒﺎراة ﲢﺴﲔ ﻧﺘﺎﺋﺞ اﻟﺘﻌﻠﻢ ﻣﺘﻌﻠﻤﻲ اﻟﻠﻐﺔ اﻟﻌﺮﺑﻴﺔ اﻟﺼﻒ اﻟﺮاﺑﻊ اﳌﺪرﺳﺔ اﻻﺑﺘﺪﺋﻴﺔ ﺑﻨﺪﻳﻞ ﺟﺎﺗﻰ وﻳﺘﺎن ﺳﻮﻣﱪ ﲨﻔﻮل ﺗﻮﻟﻨﺞ أﺟﻮﻧﺞ إدارﻳﺔ.
xxi
xxii
BAB I PENDAHULUAN A.
Latar Belakang Pada dasarnya pendidikan merupakan usaha untuk mengantarkan manusia
pada jenjang yang lebih sempurna, yaitu keberhasilan guru atau pendidik untuk mencapai tujuan pengajarannya. Setiap pendidik dan pengajar harus mengerti dengan jelas tentang tujuan pengajaran tersebut. Untuk bisa mencapai tujuan pengajaran tersebut, maka seorang guru harus pandai-pandai menentukan strategi atau model mana yang cocok untuk digunakan dalam mengajar. Diharapkan dengan penerapan strategi atau model yang tepat dapat mendorong peserta didik lebih giat dan semangat dalam belajar, sehingga tercapailah tujuan pendidikan dengan sempurna. Belajar dan motivasi selalu mendapat perhatian khusus bagi pendidik dan peserta didik, karena memberi motivasi kepada peserta didik merupakan hal yang perlu dan penting dalam proses pembelajaran. Di sekolah, setiap anak memiliki sejumlah motivasi atau dorongan-dorongan yang berhubungan dengan kebutuhan, baik kebutuhan biologis maupun kebutuhan psikologis. Disamping itu anak juga memiliki sikap-sikap, minat-minat, penghargaan dan tujuan-tujuan tertentu. Oleh sebab itu tugas guru adalah menimbulkan motivasi yang akan mendorong anak untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan belajarnya. Menurut pakar filsafat Indonesia, N. Drijarkara dalam Naim dan sauki memberikan defisi pendidikan dengan nuansa fundamental. Pendidikan dalam 1
2
pandangan Drijarkara adalah suatu perbuatan fundamental dalam bentuk komunikasi antar pribadi, dan komunikasi tersebut terjadi proses pemanusiaan, dalam arti terjadi proses hominisasi (proses pengembangan kemanusian manusia)1 Didalam Udang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional, Bab II pasal 3 dinyatakan: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujauan untuk berkembangnya potensi perseta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokrasi serta tanggung jawab.2 Pada intinya pendidikan itu adalah suatu proses pembelajaran. dalam pembelajaran terdapat poses kegiatan belajar-mengajar yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain bahkan saling terkait. Menurut sunaryo dalam Kokom Komalasari mengatakan bahwa: Salah satu problematika yang dihadapi dunia pendidikan di Indonesia adalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran,siswa kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berfikirnya. Proses pembelajaran dikelas kebanyakan diarahkan pada kemampuan siswa untuk menghafal informasi .otak anak dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk menghubungkan dengan kehidupan sehari-hari.3 Sering terjadi
1
Ngainum Naim dan Ahamad Sauki, pendidikan Multikultural Konsep dan Aplikasi, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2009), hal. 30 2 UU RI No. 20 Th.2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional, ( Bandung: Fokus Media, 2006), hal. 5 3 Indah Komsiyah Belajar dan pemelajaran, ( Yogyakarta: PT.Teras, 2012), hal.21
3
dalam suatu peristiwa mengajar dan belajar, antara guru dan siswa tidak hubungan. Guru asyik dengan kegiatan sendiri, melamun, mengobrol, bahkan mengantuk. Dalam peristiwa ini tidak terjadi proses pembelajaran tidak terjadi kerja sama. Dalam suatu peristiwa mengajar dan belajar dikatakan terjadi pembelajaran, manakalah guru dan siswa secara sadar bersama-sama mengarah pada tujuan yang sama. Oleh karena itu, baik guru maupun siswa dalam suatu proses pembelajaran selamanya memanfaatkan segala potensi yang dimiliki untuk keberhasilan belajar.4 sama hal dengan belajar, mengajarpun pada hakekatnya adalah suatu proses, yakni proses mengatur, mengorganisasi lingkungan. Yang ada disekitar perseta didik
sehingga
dapat menumbuhkan
dan mendorong
peserta didik melakukan proses belajar. Belajar merupakan suatu kegiatan dimana seseorang membuat atau menghasilkan suatu
perubahan tingkah laku yang ada pada dirinya
dalam
pengetahuan, sikap, dan ketrampilan.5 Dalam pengertian luas, belajar dapat diartikan sebagai kegiatan psiko-psikis menuju keperkembangan pribadi seutuhnya. Kemudian dalam arti sempit belajar dimaksudkan sebagai usaha penguasaa ilmu pengetahuan yang merupakan sebagaian kegiatan menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya.6 Pembelajaran merupakan suatu proses untuk meramu sarana dan prasarana pendidikan dengan tujuan untuk mencapai kualitas sebagaimana yang dirumuskan. Tercapainya lulusan dengan kualitas yang baik sangat 4
Sadirman, Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar, (Jakarta: PT.Raja Grafindo peersada,2004), hal .42 5 Kokom Komulasari, Pembelajaran Konstektual, (Badung: PT. Rafika Aditama, 2011), hal 3 6 Oemar Hamalik, Perencanaan pembelajaran, (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2007), hal. 47
4
dipengaruhi oleh berapa jauh guru mampu mengelolah atau mengegolah segala komponen pendidikan melalui proses pembelajaran.7 Dalam keseluruhan proses pendidikan disekolah, kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu.8 Dalam masalah pendidikan senantiasa menjadi topik pembicaraan yang menarik untuk disimak, baik dalam kalangan masyarakat luar mapun pakar pendidikan pada saat ini. Masalah tersebut dapat diketahui mulai dari
mutu
pendidikan, proses pendidikan, rendahnya pemahaman serta belajar siswa terhadap materi pelajaran. Sehingga dunia pendidikan harus berkerja keras untuk berupaya meningkatkan masalah-masalah diatas menjadi lebih baik. Mata pelajaran bahasa Arab merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di Sekolah Dasar. Mata pelajaran ini di rasakan sebagai mata pelajaran yang sulit bagi siswa, karena bahasa Arab bukan bahasa percakapan yang kita lakukan dalam sehari-hari dan Bahasa Arab merupakan Bahasa Asing. Sehingga dalam mata pelajaran Bahasa Arab yang diajarkan dalam Sekolah Dasar siswa disuruh untuk memahami dan menghafalkan
kosa kata dalam Bahasa Arab,
sehingga pembelajaran tersebut kurang menarik dan bervariasi.
7
Jalaludin, Teologi Pendidikan, ( Jakarta : Rajagrafindo persada, 2001), hal. 8 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1995), hal. 14 8
5
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pembelajaran yang menyebabkan kurangnya pemahaman dan belajar siswa terhadap proses pembelajaran, bisa kita prediksi dengan melihat model pembelajaran guru yang kurang kreatif
atau
menarik yang membuat siswa mudah bosan terhadap pembelajaran tersebut “Guru seringkali mengunakan metode ceramah yang kurang menaruh perhatian terhadap siswa dan biasanya guru hanya mengambil sumber belajar dari media cetak, misalnya dari buku paket dan LKS, guru kurang memberikan pembelajaran yang menarik, yang membuat suasana pembelajaran yang kurang menyenangkan dalam proses pembelajaran”.9 “Dalam proses pembelajaran, guru harus memiliki strategi agar siswa dapat belajar secara efektif dan efisien, mengena pada tujuan yang diharapkan. Salah satu langkah untuk memiliki strategi itu ialah harus menguasai teknik-teknik penyajian, atau biasanya disebut model mengajar. Seorang guru harus mengenal sifat-sifat yang khas pada setiap tehnik penyajian. Hal itu sangat perlu untuk penguasaan setiap tehnik penyajian agar ia mampu mengetahui, memahami dan terampil menggunakannya, sesuai dengan tujuan yang akan diciptakan”.10 Dalam proses pembelajaran guru harus pandai memilih model mengajar yang dapat memudahkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran, karena tidak bisa sembarangan dalam mengunakan model banyak faktor yang mempengaruhi dan dapat dipertimbangkan :
9 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak didik dalam Interaksi Edukatif. (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hal. 187 10 Akhyak, Profil pendidikan Sukses. (Surabaya: Elkaf, 2005), hal. 42
6
a. Tujuan dengan berbagai jenis fungsinya b. Anak didik dengan berbagai tingkat kemampuan c. Situasi dengan berbagai keadaanya11 Salah satu model pembelajaran yang tepat dapat digunakan untuk memberikan pemahaman dan keaktifan peserta didik dalam pembelajaran, guru dapat mengunakan model make a match. Model make a match adalah model pembelajaran mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban/soal dari kartu yang dimiliki sebelum batas waktu yang ditetapkan. Pada model pembelajaran make a macth sangat diperlukan ketelitian, kecermatan, ketepatan dan kecepatan siswa untuk mencari pasangan dari kartu yang dimilikinya12. dengan mengunakan model tersebut, akan terjadi interaksi antara siswa yang satu dengan yang lain. Siswa lebih berani menggungkapkan pendapat atau pertanyan dengan siswa lain sehingga dapat melatih mental untuk belajar bersama dan bersosialisasi dengan temannya. Tujuan mengunakan model make a match pada mata pelajaran Bahasa Arab untuk memudahkan siswa dalam belajar memahami materi pelajaran tidak membosankan, akan tetapi pembelajaan tersebut akan menjadi pembelajaran yang menyenangkan dan menarik siswa: Dengan demikian pembelajaran, belajar-mengajar merupakan kegiatan yang tidak dapat dipisahkan satu sama yang lain. Peranan pendidik( guru) sebagai pembimbing bertolak dari cukup banyaknya anak didik yang bermasalah. Dalam
11
Shaiful Bahri, model pembelajaran . . . , hal. 186 Tanti,”Model pembelajran Make a match”, dalam http:/catantanti.blogspot.com/2012/12/model-pembelajaran-make-match.htlm. diases tanggal 1803-2013 12
7
belajar ada anak didik yang cepat mencerna bahan, ada anak didik yang sedang mencerna bahan yang diberikan oleh guru. Ketiga tipe belajar anak didik ini menghendaki agar guru mengajar strategi pengajarannya yang sesuai dengan gaya-gaya belajar.13 Namun demikian, berdasarkan pengamatan yang saya lakukan di MI Bendiljati Wetan Sumbergempol Tulungagung terdapat kendalan yang dihadapi dalam proses pembelajaran Bahasa Arab, diantaranya yaitu kurangnya pemahaman dan keaktifan pesrta didik terhadap materi-materi yang diajarkan oleh guru. kondisi tersebut disebabkan oleh berbagi hal, diantaranya adalah peserta didik kurang memperhatikan materi yang disampaikan sehingga hasil belajar yang diperoleh tidak mencapai KKM yang telah ditentukan,14 Berdasarkan uraian di atas, kurangnya pemahaman siswa terhadap materi peneliti mencoba untuk mempermudah
pemahaman siswa terhadap materi,
memotivasi siswa untuk memahami siswa untuk memahami kosa kata agar siswa tidak merasa jenuh atau bosan dalam pembelajaran, peneliti tertarik dan merasa perlu untuk mencari solusi lebih dan mengkaji lebih jauh supaya siswa mudah belajar memahami kosa kata secara mudah melalui “ penggunaan Model meke a match pada mata pelajaran
Bahasa Arab Untuk Meningkatkal hasil belajar
Bahasa Arab Siswa Di Kelas IV Di MI Bendiljati Wetan Sumbergempol Tulungagung Ajaran 2013-2014
13 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, ( Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hal.39 14 Observasi pribadi di MI Bendiljati Weta Sumbergempol Kabupaten Tulunagung Tanggal 2 februari 2014
8
B.
Rumusan Masalah Perumusan masalah merupakan salah satu pokok yang cukup penting dalam kegiatan peneliti sehingga peneliti merasa perlu dan penting sekali untuk membuat perumusan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana penerapan model make a match pada mata pelajaran Bahasa Arab siswa kelas IV MI Bendiljati Wetan Sumbergempol Tulungagung? 2. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa dengan mengunakan model pelajaran make a match pada mata pelajaran Bahasa Arab siswa kelas IV MI Bendiljati Wetan Sumbergempol Tulungagung?
C.
Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah penelitian diatas maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mendeskripsikan penerapan model make a match pada mata pelajaran Bahasa Arab
siswa kelas IV MI Bendiljati Wetan
Sumbergempol
tulungagung. 2. Meningkatkan hasil belajar Bahasa Arab melalui model pembelajaran make a match pada siswa kelas IV MI Bendiljati Wetan Sumbergempol Tulungagung. D.
Manfaat Penelitihan Manfaat dari peneliti tentang penerapan model make a match untuk meningkatkan pemahaman kosa kata Bahasa Arab siswa kelas IV MI Bendiljati Wetan Sumbergempol Tulungagung:
9
1. Manfaat teoritis Hasil peneliti ini diharapkan bisa menjadikan pengembangan ilmu pengetahuan tentang penerapan model pelajaran make a match terhadap hasil belajar Bahasa Arab. 2. Manfaat praktis a. Bagi Kepala MI Bendeljati Wetan Sumbergempol Tulungagung. 1) Hasil peneliti ini diharapkan dapat dijadikan kebijakan dalam menyusun program pembelajaran yang lebih baik dan sebagai motivasi
dalam
proses
pembelajaran,
khususnya
model
pembelajaran make a match. 2) Sebagai masukan
untuk menentukan haluan kebijakan dalam
membantu meningkatkan hasil belajar Basa Arab. b.
Bagi Guru MI Bendeljati Wetan Sumbergempol Tulungagung. Dengan dilaksanakan penelitian tindakan kelas (PTK) ini, guru dapat mengidentifikasi kembali pembelajaran yang telah dilakukan dan dapat menvariasi model pembelajaran yang lebih kreatif dalam Bahasa Arab khususnya dibidang pemahaman kosa kata Bahasa Arab pada siswa.
c.
Bagi siswa MI Bendeljati Wetan Sumbergempol Tulungagung. 1) Hasil peneliti
ini
dapat
digunakan untuk
membantu
meningkatkan hasil belajar siswa. 2) Menumbuhkan motivasi siswa untuk belajar lebih giat dengan penerapan model pembelajaran make a match.
10
3) Kemampuan memacu
semangat
siswa dalam melakukan
kreatifikasi belajar terhadap mata pelajaran Bahasa Arab. d.
Bagi peneliti selanjutnya atau pembaca. 1) Menambah pengetahuan yang dimiliki peneliti selanjutnya pembaca dalam bidang ilmu pendidikan, khususnya menyakut penelitian ini. 2) Menyumbang pemikiran dalam upaya meningkatkan kulitas pendidikan. 3) Menambah wawasan dan saranan
tentang berbagai model
pembelajaran yang kreatif dan tepat untuk anak usia sekolah dasar dalam meningkatkan kemampuan dan kualitas siswa. e.
Bagi Perpustakan IAIN Tulungagung. Melalui penelitian ini, maka hasil yang diperoleh diharapkan dapat berguna untuk dijadikan bahan koleksi dan referensi juga menambah literature digunakan
dibidang
pendidikan
sehingga dapat
sebagai sumber belajar atau bacaan
bagi siswa
lainnya.
E. Penegasan Istilah Agar tidak terjadi kesalahan dalam penasiran tentang istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka perlu dijelaskan istilah-istilah sebagai berikut:
11
a. Model pembelajaran Model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. 15 b. Make A Match Model Make a match adalah pembelajaran yang mengajak siswa mencari jawaban terhadap suatu pertanyaan atau pasangan dari suatu konsep melalui suatu permainan kartu pasangan.16 c. Bahasa Arab. Bahasa Arab adalah sebuah bahasa semitik yang muncul dari daerah yang sekarang termasuk wilayah Arab Saudi. Bahasa ini adalah sebuah bahasa yang terbesar dari segi jumlah penutur dalam keluarga bahasa semitik. Bahasa-bahasa ini dituturkan diseruh dunia Arab, sedangkan bahasa Arab baku diketahui diseruh dunia islam. Abjad Arab ditulis dari kanan kiri.17 d. Meningkatkan hasil belajar Hasil belajar merupakan perubahan perilaku siswa akibat belajar. Perubahan ini diupayakan dalam proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan.18 2. Penegasan operasional Penerapan model make a match untuk meningkatkan hasil belajar Bahasa Arab mempunyai arti: beraktifitas untuk menambah atau memperbaiki cara 15
Kokom Kumalasari. Pembelajaran Kontektual konsep dan Apalikasi,( PT. Repika Aditama: bandung, 2010), hal. 57 16 Kokom Kumalasari. Pembelajaran Kontektual konsep dan Apalikasi .. . .hal. 58 17 http: // www. Crayonpedia.org/ mw/ pengertian _Bahasa_Arab_7. 18 Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, ( Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hal. 34
12
meningkat kan hasil belajar Bahasa Arab siswa. Pengunaan model make a match untuk siswa memberikan motivasi dan semangat belajar, selain itu agar aktifitas disekolah menjadi semangat. F. Sistematika Penulisan Skripsi Untuk mempermudah dalam memahami skripsi yang akan disusun nantinya,
maka
peneliti
memandang
perlu
mengemukakan
sistematika
pembahasan skripsi. Skripsi ini nanti terbagi mejadi tiga bagian, yaitu sebagian berikut: Bagian awal terdiri : halaman sampul, halaman judul, halaman persetujuan, halaman pengesahan, moto, persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar ,daftar lampiran, transliterasi dan abstrak. Bagian Intiterdiri dari lima bab dan masing-masing bab berisi sub-sub bab, antara lain: BAB I Pedahuluan meliputi: Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan penelitian, Manfaat penelitian, Penegasan Istilah, Sistematika Penulisan Skripsi BAB II Kajaian Pustaka: Model Pembelajaran, Pengetian Model Pembelajaran,
ciri-ciri model pembelajarn, Prinsip-Prinsip Penentuan Model
Pembelajaran, Faktor-Faktor yang mempengaruhi Penentuan Model Belajar, Kedudukan Model Dalam Belajar Mengajar, Model Make A Match, Pegertian Model Make A Match, Kelebihan dan kekurangan Model Penerapan Model Make a match dalam pembelajaran Bahasa
Make A Match, Arab, Hakikat
Bahasa Arab, Pengertian Bahasa Arab, Karakteristik Bahasa Arab, Prinsip-prinsip
13
pembelajaran Bahasa Arab, Fungsi dan Tujuan Pembelajaran Bahasa Arab, model pembelajaran Bahasa Arab, Penting pembelajaran kosa kata ( mufrodat), Tahap – Tahap dalam mengajarkan kosakata, pembelajaran mufrodat mengunakan model make a match Hasil Belajar, Pengertian Hasil belajar, faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar, Ciri-ciri eavaluasi hasil belajar, penelitian terdahulu, Hipotesis Tindakan, Kerangka Pemikiran BAB III Medel penelitian meliputi: Jenis penelitian, Lokasi penelitian, Kehadiran peneliti, Data dan Sumber Data, Tehnik pengumpulan data, Teknis analisis Data, Pengecekan keabsahan data, Indikator Keberhasilan, Tahap-tahap penelitian. BAB IV Hasil penelitian dan pembahasan: Deskripsi hasil penelitian (Paparan data setiap siklus, temuan penelitian), Pembahasan hasil penelitian BAB V Penutup terdiri dari Simpulan, Rekomedasi/Saran. Bagian akhir terdiri dari: daftar rujukan dan lampiran-lampiran.
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran a. Pengertian Model Pembelajaran Model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru.
Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau
bingkai dari penerapan suatu pendekatan, model, dan teknik pembelajaran.1 Model pembelajaran ialah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran dikelas tutorial. Menurut Arends dalam agus Suprijono, menjelaskan bahwa model pembelajaran mengacu pada pendekatan yang akan digunakan, termasuk didalamnya tujuan-tujuan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas. Model pembelajaran dapat didefinisikan sebagai kerangka konseptual yang melukiskan prosedur sistematis dalam mengorganisasikan
pengalaman
belajar untuk mencapai tujuan belajar.2 Sedangkan Bell dalam Tatag Yuli Eko Siswono, menjelaskan bahwa suatu model pembelajaran adalah suatu perumusan proses pembelajaran yang dapat digunakan untuk topik-topik berbeda dalam bermacam-macam materi pokok. Setiap model diarahkan untuk membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran. Joice dan Weil mengemukakan lima unsur penting
1
Kokom Komulasari, Pembelajaran Konstektual Konsep dan Aplikasi. . . , hal. 57 Agus Suprijono, Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi Paikem, ( Yogyakarta: pustaka Belajar, 2009), hal. 46 2
14
15
dalam yang menggambarkan suatu model pelajaran, yaitu: (1) Sintaks, yakni suatu urutan pembelajaran yang biasa disebut fase; (2) sistem sosial, yaitu peran siswa dan guru, serta norma yang diperlukan; (3)Prinsip reaksi, yaitu memberikan gambaran kepada guru tentang cara memandang dan merespon apa yang dilakukan siswa; (4) Sistem pendukung, yaitu kondisi atau syarat yang diperlukan untuk terleksananya suatu model, seperti setting kelas, sistem instrukional; dan (5) dampak instuksional dan dampak pengiring. Dampak instruksional adalah hasil belajar yang dicapai langsung dengan cara mengarahkan para pelajar pada tujuan yang diharapakan. Sedangkan dampak pengiring adalah hasil belajar lainnya yang dihasilkan oleh suatu proses belajar mengajar, sebagai akibat tercapainya suasana belajar yang dialami langsung oleh para pelajar tanpa arahan langsung dari guru.3 Arends dalam Lif Khoiru, Ahmadi, menyeleksi enam model pembelajaran yang sering dan praktis digunakan guru dalam mengajar yaitu; presentasi, pembelajaran langsung, pembelajaran konsep, pembelajaran kooperatif, pembelajaran berdasarkan masalah, dan diskusi kelas. Arends dan pakar model pembelajaran yang lain berpendapat, bahwa tidak ada suatu model pembelajaran yang paling baik diantara yang lainya, karena masing-masing model pembelajaran dapat dirasakan baik apabila telah diujicobakan untuk mengajarkan materi pembelajaran tertentu. Dari beberapa model pembelajaran yang ada, perlu kiranya diselesaikan model pembelajaran mana yang sesuai untuk mengajarkan suatu materi tertentu. 3 Tatag Yuli Eko Siswono, model pembelajaran Matematika Berbasis Pengajuan dan Pemecahan Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Berfikir Kreatif, ( Surabaya: Unesa Unicertity press, 2008), hal. 58
16
Pendidik melalui model pembelajaran make a match
dapat membantu
peserta didik mendapatkan informasi, ide, keterampilan, cara berfikir, dan mengekspresikan ide. Model pembelajaran berfungsi pula sebagai pedoman bagi para peracang pembelajaran dan para pendidik dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar.4 Jadi
model
pembelajaran
adalah
serangkaian
kegiatan
pembelajaran yang disajikan secara kas oleh pendidik guna menciptakan suasana belajar yang lebih kondusif dalam mencapai tujuan pembelajaran. b. Ciri-ciri Model Pembelajaran Model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang),
merancang
bahan-bahan
pembelajaran,
dan
membimbing
pembelajaran dikelas atau yang lain. Model pembelajaran memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1) Berdasarkan teori pendidikan dan teori belajar dari para ahli tertentu. Sebagai contoh, model penelitian kelompok disusun oleh Herbert Thelen dan berdasarkan teori John Dewey dalam Rusman. Model ini dirancang untuk melatih partisipasi dalam kelompok secara demokratis, 2) Mempunyai misi dan tujuan pendidikan tertentu, misalnya model berfikir induktif dirancang untuk mengembangkan proses berfikir induktif.
4
Agus Suprijono, Cooperative Learning . ., hal 46
17
3) Dapat dijadikan pedoman untuk perbaikan kegiatan belajar mengajar dikelas. 4) Memiliki bagian-bagian model yang disamakan; (1) urutan Langkah-langkah pembelajaran (syntax); (2) adanya prinsip-prinsip reaksi; (3) sistem sosial dan (4) Sistem Pendukung. Keempat bagian tersebut merupakan pedoman praktis bila guru akan melaksanakan suatu model pembelajaran. 5) Memiliki dampak sebagai akibat terapan model pembelajaran. Dampak tersebut meliputi;(1) dampak pembelajaran, yaitu hasil belajar yang dapat diukur; (2) dampak pengiring, yaitu hasil belajar jangka panjang. 6) Memiliki persiapan mengajar (desain instruksional) dengan pedoman model pembelajaran yang dipilihnya.5 c. Prinsip-Prinsip Penentuan Model Pembelajaran Model mengajar yang digunakan guru dalam setiap pertemuan di kelas bukanlah asal pakai, tetapi setelah melalui seleksi yang berkesesuaian dengan perumusan tujuan instruksional khusus. Model apapun yang dipilih dalam kegiatan belajar mengajar hendaknya memperhatikan beberapa prinsip yang mendasari urgensi dalam proses belajar mengajar.
5
Rusman, Model-model pembelajaran Mengembangkan profesionalisme Guru, ( Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011), hal.136
18
1. Prinsip motivasi dan tujuan belajar Motivasi memiliki kekuatan yang sangat dahsat dalam proses pembelajaran. Belajar tanpa motivasi seperti badan tanpa jiwa atau laksana mobil tanpa bahan bakar. 2. Prinsip kematangan dan perbedaan individual Belajar memiliki masa kepekaan masing-masing dan tiap anak memiliki tenpo kepekaan maupun intelek yang tidak sama. 3. Prinsip penyedian peluang dan pengalaman praktis Belajar dengan memperhatikan peluang sebesar-besarnya bagi partisipasi anak didik dan pengalaman lansung oleh anak jauh memiliki makna dari pada belajar secara verbalistik 4. Integrasi pemahaman dan pengalaman Penyatuan pemahaman dan pengalaman menghendaki suatu pembelajaran yang mampu menerapkan pengalaman nyata dalam suatu daur proses belajar. Prinsip belajar ini didasarkan pada asumsi bahwa pengalaman mendahului proses belajar dan isi pengajaran atau makna sesuatu yang berasal dari pengalaman siswa sendiri. 5. Prinsip funsional Belajar merupakan proses pengalaman hidup yang bermanfaat bagi kehidupan dimasa yang akan datang. 6. Prinsip menggembirakan
19
Belajar adalah proses yang harus terus berlanjut tanpa henti, dan juga sesuai dengan kebutuhan dan tuntunan yang terus menerus berkembang. Berkaitan dengan kepentingan belajar yang terus menerus, maka model mengajar jangan mempunyai kesan memberatkan. Sehingga kesadaran belajar pada anak cepat berakhir. Jadi dapat dipahami dari pengertian di atas bahwa prinsip dari belajar itu tidak membebankan siswa, sehingga siswa merasa malas untuk belajar tetapi mempunyai prinsip yang dapat mengembangkan kemampuan dan motivasi belajar siswa serta menggembirakan sehingga anak akan lebih termotivasi untuk terus belajar. d. Faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan model belajar Pada prinsipnnya, tidak satupun model mengajar yang dapat dipandang sempurna cocok dengan semua pokok bahasa yang ada dalam setiap bidang studi. Karena setiap model pasti memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing. Oleh karena itu, guru tidak boleh sembarang memilih serta menggunakan model. Berikut ada berberapa faktor yang mempengaruhi pemilihan dan penentuan model antara lain: 1. Tujuan yang hendak dicapai Tujuan adalah sasaran yang dituju dari setiap kegiatan-kegiatan belajar mengajar. Setiap guru hendaknya memperhatikan tujuan pembelajaran. Karakteristik tujuan yang akan dicapai sangat
20
mempengaruhi penentuan model, sebab model tunduk pada tujuan, bukan sebaliknya. 2. Materi pelajaran Materi pelajaran adalah sejumlah materi yang hendak disampaikan oleh guru untuk bisa dipelajari dan dikuasai oleh peserta didik. 3. Peserta didik Peserta didik sebagai subjek belajar memiliki karakteristik yang berbeda-beda, baik minat, bakat, kebiasaan, motivasi, situasi sosial, lingkungan keluarga dan harapan masa depannya. Perbedaan peserta didik dari aspek psikologis seperti sifat pendiam, superaktif, tertutup, terbuka, periang, pemurung bahkan ada yang menunjukkan perilaku-perilaku yang sulit untuk dikenal. Semua perbedaan tadi akan berpengaruh terhadap penentuan model pembelajaran. 4. Situasi Situasi
kegiatan
belajar
merupakan
setting
lingkungan
pembelajaran yang dinamis. Guru harus teliti dalam melihat situasi. Oleh karena itu, pada waktu tertentu guru melakukan proses pembelajaran diluar kelas atau di alam terbuka. 5. Fasilitas Fasilitas dapat mempengaruhi pemilihan dan penentuan model mengajar. Oleh karena itu, ketiadaan fasilitas akan sangat mengganggu pemilihan model yang tepat, seperti tidak adanya
21
laboratorium untuk praktik, jelas kurang mendukung penggunaan model ekperimen atau demonstrasi. Jadi, fasilitas ini sangatlah penting guna berjalannya proses pembelajaran yang efektif. 6. Guru Setiap orang memiliki kepribadian, performance style, kebiasaan dan pengalaman mengajar yang berbeda-beda. Kompetensi mengajar biasanya dipengaruhui pula oleh latar belakang pendidikan. Guru yang berlatar pendidikan keguruan biasanya lebih terampil dalam memilih model dan tepat dalam melaksanakannya, sedangkan guru yang latar belakang pendidikan kurang relevan, sekalipun
tepat
dalam
menentukan
model,
namun
sering
mengalami hambatan dalam penerapannya. Jadi, untuk menjadi seorang guru pada intinya harus memiliki jiwa yang
professional.
Dengan
memiliki
jiwa
keprofesionalan
dalam
menyampaikan pelajaran atau dalam proses pembelajaran itu akan berhasil sesuai dengan yang telah ditetapkan. e. Kedudukan model dalam belajar mengajar 1) Model sebagai alat motivasi ekstrinsik Dalam mengajar, guru jarang sekali menggunakan hanya satu model, karena mereka menyadari bahwa semua model ada kelebihan dan kekurangannya. Penggunaan satu macam model cenderung
menghasilkan
kegiatan
belajar
mengajar
yang
membosankan bagi anak didik, jalan pengajaranpun tampak kaku.
22
Anak didik kurang bergairah dalam belajar. Hal ini berarti model tidak dapat difungsikan oleh guru sebagai alat motivasi ekstrinsik dalam kegiatan belajar mengajar. Akhirnya dapat dipahami bahwa penggunaan model yang tepat dan bervariasi dapat dijadikan sebagai alat motivasi ekstrinsik dalam kegiatan belajar mengajar. 2) Model sebagai strategi pengajaran Berangkat dari konsepsi dalam kegiatan belajar mengajar ternyata tidak semua anak didik memiliki daya serap yang optimal, maka perlu
strategi belajar mengajar yang tepat. Model salah satu
jawabannya. Dalam kegiatan belajar mengajar guru harus memiliki strategi agar anak didik dapat belajar secara efektif dan efesien, mengenai pada tujuan yang diharapkan. Salah satu langkah untuk memiliki strategi ini adalah harus menguasai teknik-teknik penyajian atau biasa disebut model mengajar. Dengan demikian, model mengajar adalah sebagai strategi pengajaran dalam proses belajar mengajar. 3) Model sebagai alat untuk mencapai tujuan Tujuan adalah
salah satu cita-cita yang akan dicapai dalam
kegiatan belajar mengajar. Tujuan adalah pedoman yang memberi arahan kemana kegiatan belajar mengajar akan dibawa.
23
Dalam mengembangkan kegiatan belajar mengajar. Guru pasti berusaha mencapai tujuan semaksimal mungkin. Salah satu usaha tersebut adalah menggunakan model (cara atau teknik) mengajar. Model adalah salah satu alat untuk mencapai tujuan pembelajaran. Model adalah pelicin jalan pengajaran menuju tujuan atau sasaran. Jadi, guru sebaiknya menggunakan model yang menunjukan kegiatan belajar mengajar, sehingga dapat dijadikan sebagai alat yang efesien untuk mencapai tujuan.6 B.
Model Pembelajaran Make a Match Guna meningkatkan partisipasi dan keaktifan peserta didik dalam kelas, guru menerapkan model pembelajaran make a match atau mencari pasangan, merupakan salah satu alternatif yang dapat diterapkan kepada peserta didik. Model make a match merupakan model yang meminta peserta didik untuk mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan.7 Model make a match adalah strategi yang menyenangkan yang digunakan untuk mengulangi materi yang telah diberikan sebelumnya. Namun demikian, materi baru pun tetap bisa diajarkan dengan strategi ini dengan catatan peserta didik diberikan tugas pembelajari topik yang akan dipelajari lebih dahulu, sehingga ketika masuk kelas mereka sudah memiliki
6 Wikipedia,” pembelajaran” dalam http://id. Wikipedia. Orang/wiki/pembelajaran, diakses pada tanggal 27-0402014 7 Agus Suprijono, Teknik Pengukuran dan Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Mandar Maju, 1989), hal. 1
24
bekal pengetahuan8. dan model ini memungkinkan
siswa untuk
berpasangan dan memberi pertanyaan kuis kepada temanya. a. Pengetian Model Make A Match pembelajaran make a match artinya model pembelajaran mencari pasangan model belajar dengan mencari pasangan ( make a match) oleh Lorna (1991. Salah satunya keunggulan teknik ini adalah siswa mencari pasangan sambil belajar
mengenai suatu konsep atau topik dalam
suasana yang menyenangkan9. Make a make merupakan suatu model pembelajaran yang mengajak peserta didik mencari jawaban terhadap suatu
pertanyaan atau pasangan dari suatu
konsep melalui suatu
permainan kartu pasangan.10 Hal-hal yang perlu dipersiapkan jika pembelajaran dikembangkan dengan make a match adalah kartu-kartu. Kartu-kartu tersebut berisi pertanyaan dan kartu lainya berisi jawaban dari pertanyaan tersebut. a) separo yang lain mendapat jawabannya. b) Mintak perserta didik untuk menemukan pasangan mereka. Jika ada yang sudah menemukan pasangan, mintak mereka untuk duduk yang berdekatan. Terangkan juga agar mereka tidak memberitahu materi yang mereka dapatkan kepada teman yang lain.
8
Hisyam Zaini, Strategi pembelajaran Aktif, ( Yogyakarta, CTDS UIN Sunan Kalijaga, 2008), hal. 67 9 Anita Lie, Cooprative Learning Mempratikkan Cooperative Learning Di Ruang-Ruang Kelas, (Jakarta: Gramedia, 2005), hal. 55 10 Kokom Kumalasari, Kokom Kumalasari, Pembelajaran Kontekstual, konsep dan Aplikasi, ( Bandung: PT Refika Aditama, 2010), hal.85
25
c) Setelah semua peserta didik menemukan pasangan dan duduk berdekatan, mintak setiap pasangan secara bergantian untuk membacakan soal-soal yang diperoleh dengan keras kepada teman-teman yang lain. Selanjutnya soal tersebut dijawab oleh pasangan-pasangan yang lain. d) Akhiri proses ini dengan membuat klarifikasi dan kesimpulan. Make a match ( mencari pasangan) sambil mempelajari suatu konsep atau topik tertentu didalam suasana yang menyenangkan. Model make a match ini bisa diterapkan untuk semua mata pelajaran dan tingkat kelas.11 b. Kelebihan dan Kekurangan Model Make A Match Keunggulan model make a match adalah:12 a) Suasana gembira akan tumbuh dalam proses pembelajaran. b) Kerjasama antar sesama siswa terwujud dengan dinamis. c) Munculnya dinamika gotong royong yang merata diseruh siswa. Kelemahan model make a match adalah:13 a) Jika kelas anda termasuk kelas besar (lebih dari 30 orang / kelas) berhati-hatilah. Karena jika anda kurang bijaksana maka yang muncul adalah suasana seperti pasar dengan keramaian yang tidak terkendali. Tentu saja kondisi akan mengganggu ketenangan belajar kelas. Apalagi jika gedung kelas tidak kedap suara. Tapi jangan 11
Miftahul Huda, Cooperative Learning,( Yagyakarta: Pustaka Pelajar,2011), hal.135 Tarmizi Ramadhan, http : // Pelawiselatan. Blogspot. Com/2009/04/ modelpembelajarancooperative-htlm, diakses 11 januari 2013 13 Tarmizi Ramadhan, http : // Pelawiselatan. Blogspot. Com/2009/04/ modelpembelajarancooperative-htlm, diakses 11 januari 2013 12
26
khawatir, hal ini dapat diantisipasi dengan menyepakati berapa komitmen ketertiban dengan siswa sebelum pelajaran dimulai. b) Mau tidak mau kita harus meluangkan mempersiapkan
kartu-kartu tersebut
waktu
untuk
sebelum masuk ke kelas.
Jadi, guru harus meluangkan waktu untuk
mempersiapkan
keperluan dan kartu atau digunakan untuk model make a match sebelum guru memulai pembelajaran dikelas dan guru menjaga agar siswa tidak bermain sendiri ketika melakukan belajar dikelas dengan menggunakan model make a match, sehingga siswa dapat mudah memahami materi pelajaran. c. Penerapan Model Make A Match dalam Pembelajaran Bahasa Arab. Untuk meningkatkan parsipasi dan keaktifan siswa dalam kelas, guru menerapkan model meke a match. Model meke a match atau mencari pasangan merupakan salah satu alternatif yang dapat diterapkan kepada siswa. Penerapan model ini dimulai dari teknik yaitu siswa disuruh mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban atau soal sebelum batas waktunya, siswa dapat mencocokkan kartunya diberi poin. Model meke a match atau mencari pasangan dikembangkan oleh Curran14. Sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam memahami materi maka akan disajikan aktifitas-aktifitas pembelajaran yang
14
Tarmizi Ramadhan, http:/tarmizi. Wordperees.com/2008/12/13/pembelajaran-kooperatifmake a match/, diakses April 2012
27
sesuai pendekatan kooperatif dengan menggunakan model make a match atau mencari pasangan, yakni sebagai berikut: 1. Buatlah potonganpotongan kertas sejumlah peserta dalam kelas dan kertas tersebut dibagi dua kelompok. 2. Mau tidak mau kita harus meluangkan waktu untuk mempersiapkan kartu-kartu tersebut sebelum masuk ke kelas. Jadi guru harus meluangkan waktu untuk mempersiapkan keperluan dan kartu yang di gunakan untuk model meke a match sebelum guru memulai pembelajaran di kelas dan guru harus menjaga agar siswa tidak bermain sendiri ketika melakukan belajar di kelas dengan menggunakan model
make a match,sehingga siswa dapat mudah
memahami materi pelajaran. C.
Hakikat Bahasa Arab a. Pengertian Bahasa Pendidikan seperti halnya seperti lembaga-lambaga penting lainya bagi umat orang, seperti agama, hukum, politik, perdagangan, dan bisnis adalah produk dari bahasa dan bergantung pada bahasa. Hal ini dikarena pendidikan
melibatkan
komunikasi,
interpretasi,
analisis,
sintensis,
internalisa, dan aplikasi konsep-konsep, ide-ide sekaligus merefleksikan realitas, yang kesemuanya itu memerlukan perana bahasa.15 Kata “Bahasa” dalam bahasa Indonesia semakna atau sama dengan kata Lughat dalam bahasa arab, Language dalam bahasa inggris, Langue 15
12
Muhajir AS’aril, Psikologi Belajar Bahasa Arab. ( Jakarta: PT. Bina Ilmu, 2004), hal.
28
dalam bahasa perancis, taal dalam bahasa Belanda, spraceh dalam bahasa jerman, kokugo dalam bahasa jepang, dan bahasa dalam bahasa Sansekerta. Atas dasar perbedaan sebutan itu tidak berlebihan jika dikatakan bahwa pengertian bahasa untuk sebagian orang masih belum tepat. Hingga kini, “bahasa”, didefinisikan dengan beraga pengertia.n16 Berikut adalah beberapa pengertian “ bahasa” antara lain adalah: a) Bahasa merupakan suatu alat komunikasi yang lebih banyak dipahami sebagai sistem bunyi, kendati ada yang berbentuk simbol-simbol terlulis ( bahasa tulis).17 b) Dalam buku strategi pembelajaran aktif, mendefinisikan bahasa adalah ucapan yang digunakan setiap kaum untuk mengemukakan maksud mereka.18 c) Bahasa adalah lambang bunyi yang berartikulasi ( yang duhasilkan alatalat ucap) yang konvensional dan digunakan sebagai yang konvensional dan digunakan sebagai alat komunikasi untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan.19 d) Bahasa merupakan suatu system simbol yang memiliki makna, dan makna adalah arti yang mengacu pada suatu fakta dan realita. Artinya, tidak akan terwujub suatu bahasa yang hanya merupakan
16
Ahmad Izzan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. ( Bandung: Humaniora, 2007),
hal. 2 17
Anin Nurhayati, Diklat Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab.(Tulungagung: STAIN Tulungagung, 2006), hal. 1 18 Imam M akruf, Strategi Pembelajaran Bahasa Arab Aktif. ( Semarang: Need’ Spress,2009), hal. 1 19 Muhajir As’ aril, Psikologi Belajar Bahasa . . . , hal. 12
29
serangkaian bunyi tidak bermakna. Karena bermakna itulah makna sistem simbol itu sendiri disebut bahasa.20 Dari berbagai definisi di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa bahasa merupakan alat komunikasi antar anggota-anggota masyarakat, berupa lambing bunyi- suara, yang dihasilkan oleh alat ucap manusia.21 b. Karakteristik Bahasa Arab Setiap bahasa pasti memiliki karakteristik tersendiri. Meskipun pada umunya bahasa juga memiliki kemiripan dengan bahasa lainnya. Bahasa Arab memiliki beberapa karakteristik yang cukup khas diantaranya adalah:22 1. Bahasa Arab memiliki gaya bahasa yang beragam a) Ragam sosial adalah ragam bahasa yang menunjukan stratifikasi sosial ekonomi penuturannya. Sebagai contoh, ragam bahasa arab yang digunakan oleh kalangan terpelajar tertentu berbeda dengan ragam bahasa yang dituturkan oleh orang awam. b) Ragam geografis adalah keragaman bahasa yang disebabkan oleh perbedaan wilayah geografis penuturnya. Berkaitan dengan Bahasa Arab, kita bisa mengenal berbagai dialek bahasa arab yang berbeda antara satu daerah Negara dengan yang lainya. c) Ragam idiolek berkaitan dengan karakteristik pribadi penutur bahasa Arab yang bersangkutan. Meskipun berasal dari wilayah geografis yang sama, penuturan bahasa Arab seseorang dengan
20 Fathul Mujib, Rekonstruksi Pendidikan Bahasa Arab. (Yogyakarta: Bintang Pustaka Abadi, 2010), hal. 2 21 Gorys Keraf, tata Bahasa Indonesia,(Flores: Nusa Indah, 2008), hal.16 22 Ibid .. . . . ., hal. 16
30
orang lain tentu berbeda. Setiap penutur bahasa mempunyai kepribadian masing-masing yang salah satunya akan Nampak dalam tindak berbahasanya. 2. Bahasa Arab dapat diekspresikan baik secara lisan maupun tulisan. Menurut Bloomfield salah seorang pendukung linguistik
aliran
structural, bahasa manusia yang paling utama adalah lisan, sedangkan bahasa tulis pada hakikatnya merupakan turunan dari bahasa lisan. Kenyataan ini didukung oleh fakta bahwa meskipun seseorang tidak bisa menulis, tetapi dia mau berkomunikasi dengan orang lain dengan menggunakan bahasa lisan. 3. Bahasa Arab memiliki sistem dan aturannya yang spesifik Artinya bahasa Arab memiliki karakteristik yang (a) sistemik, yakni tersusun dari elemen atau sub sistem tata bunyi ( fonologi), tata kata ( morfologi), sintaksis dan lain-lain: (b ) sistematik, artinya bahasa Arab mempunyai aturan aturan yang khas, yang antara sub sistem
bahasa saling melengkapi sesuai dengan
fungsinya masing-masing: dan (c) komplit, artinya bahasa Arab merupakan bahasa yang memiliki kosa kata yang lengkap untuk mengungkapkan segala karakteristik budaya penuturnya. 4. Bahasa Arab, sebagaimana juga dengan bahasa-bahasa lain, memiliki sifatyang arbitrer.
31
Artinya setiap bahasa bersifat mana suka baik dalam hubungan antara kosa kata dengan refrensinya maupun dalam hal aturan gramatikanya. 5. Bahasa Arab selalu berkembang, produktif dan kreatif Karakteristik bahasa Arab, dan juga bahasa-bahasa yang lain, adalah sifanya yang selalu berkembang, produktif dan kreatif. Seperti diketahui ragam bahasa Arab zaman jahiliyah, islam, abad pertengahan dan modern tentu berbeda-beda, yang menunjukkan dinamika perkembangan bahasa Arab itu sendiri. Pada sisi lain, akibat pergaulan atau interaksi dengan bahasa lain, bahsa Arab menunjukkan kreatifitasnya dalam hal menyerap kosa kata kosa kata dari bahasa lain yang tidak terdapat dalam kosa kata asli dari bahasa Arab itu sendiri. 6. Bahasa Arab memiliki sistem bunyi yang khas Sejak 15 abad yang lalu, bahasa Arab tetap konsisten dengan 29 bunyi yang disimbolkan dengan lambang bunyi yang berupa huruf hija’iyah. 7. Bahasa Arab mempunyai sistem tulisan yang khas Di samping memiliki sistem bunyi yang khas, bahasa Arab juga mempunyai sistem tulisan yang khas pula, baik dalam arah tulisan, penulisan lambang bunyi atau huruf maupun dalam hal syakal atau harokat. Dalam hal arah tulisan, kita tahu bahwa tulisan bahasa Arab dimulai dari kana ke kiri, sementara tulisan bahasa Indonesia
32
dan bahasa-bahasa lain di mulai dari kiri ke kanan. Oleh karena itu, seorang siswa Indonesia yang ingin mempelajari bahasa Arab dia juga harus belajar mengubah kebiasaannya dalam hal menulis. 8. Bahasa Arab mempunyai struktur kata yang bisa berubah dan berproduksi. Bahasa Arab adalah salah satu bahasa yang mempunyai sistem akar kata dalam morfologinya. Berbeda dengan bahasa Indonesia yang tidak mengenal sistem akar kata, tetapi hanya mengenal kata dasar dan jadian. Dengan sistem akar kata, sebuah kata tertentu bisa dilacak asal akar katanya. Dengan sistem akar pula, atau akar kata bisa diderivasikan menjadi ratusan kata yang baru. Bahasa Arab memiliki tata aturan yang berupa tashrif, dan istiqaq al- kalimat, yang sebagian besar bersifat qiyas atau analog. 9. Bahasa Arab memiliki sistem i’rob I’rab adalah perubahan bunyi atau harakat akhir suatu kata yang diakibatkan karena kedudukan kata tersebut dalam struktur kalimat atau frase, atau karena adanya kata tugas ( al-awamil) yang mendahuluinya. Kata yang sama bisa jadi bunyi atau harakat akhirnya berbeda-beda, karena menduduki posisi subjek atau predikat.
Perubahan
keseluruhan
I’rob
sangat
mempengaruhi
makna
kalimat dalam bahasa Arab, karena sesungguhnya
dengan I’rob itulah makna gramatikal
suatu kalimat bisa
33
ditentukan. Sementara, bahasa Indonesia tidak mengenal perubahan bunyi sebagaimana yang terjadi dalam bahasa Arab. 10.Bahasa Arab sangat menekankan konformitas antar unsurnya. Dalam bahasa Arab dikenal pembagian kata berdasarkan jenis kelamin dan jumlah bilangan. Ada perbedaan antara kosa kata yang bermakna tunggal dan jama’ dan lain sebagainya. Hal seperti ini tidak ditemukan dalam tata aturan gramatika bahasa Indonesia. 11.Bahasa Arab memiliki makna majazi yang sangat kaya. Majaz atau gaya bahasa merupakan ciri khas yang sangat menonjol dalam
kesusasteraan
bahasa
Arab.
Dalam
mengemukakan
gagasannya, para sastawan atau penulis Arab sering mengunakan berbagai gaya bahasa yang tentunya membutuhkan keseriusan sendiri untuk bisa memahami maknanya yang dimaksudkan. Seringkali, para penulis Arab juga mengutip atau membuat syairsyair bahasa Arab yang mungkin sangat susah untuk dicarikan padanan katanya yang tepat dalam bahasa Indonesia. Oleh karena itu, siswa Indonesia membutuhkan sense of language yang tinggi untuk bisa memahami berbagai jenis satra Arab tersebut. 12.Makna kosa kata Basaha Arab sering berbeda antara makna kamus dengan makna yang dihendaki dalam konteks kalimat tertentu. Karakteristik ini tentu berkaitan dengan tataran semantik. Sangat sering ditemukan kosa kata bahasa Arab yang mengalami perluasan makna dari makna asalnya. Dalam bahasa Indonesia, fenomena
34
perluasan makna juga dapat ditemukan, tetapi frekuensinya tidak sebanyak dalam kosa kata bahasa Arab. c. Fungsi dan Tujuan Pembelajaran Bahasa Arab a) Fungsi pembelajaran Bahasa Arab Dalam tataran kiprah manusiawi bahasa memiliki fungsi yang tak ternilai. Segala kegiatan yang dilakukan oleh manusia tak lepas dari fungsi-fungsi bahasa. Pada awalnya bahasa memang tidak begitu berperan dalam membangun kehidupan karena masih dianggap sebagai pelengkap hidup. Namun sejalan dengan perkembangan kemajauan peradapan manusia, ia menjadi salah satu penentu arah kehidupan. Ia dapat digunakan untuk berbagai kepentingan, mulai dari hal-hal yang sifatnya sederhana dan pribadi sampai kepada hal-hal yang komplek dan menyangkut hajat hidup orang banyak.23 Secara umum fungsi bahasa adalah sebagai alat komunikasi atau alat perhubungan anggota-anggota masyarakat suatu komunikasi yang diadakan dengan mempergunakan bunyi yang dihasilkan oleh alatalat ucap manusia.24 Beberapa fungsi bahasa dalam kehidupan manusia antara lain.25 1) Bahasa adalah alat berfikir Sebuah gagasan atau ide timbul dalam fikiran belum merupakan bahasa karena belum mempunyai bentuk tertentu. Tetapi, ketika
23 Acep Hennawan, Metodolagi Pembelajaran Bahasa Arab.( Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011), hal. 22 24 Gorys Keraf, Tata Bahasa Indonesia . . . ., hal. 17 25 Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran . . . , hal. 22-24
35
gagasan itu sudah dituangkan dan diatur urutan unsur-unsurnya dalam bentuk kata atau kalimat yang diucapkan dengan lisan atau dicatat dengan simbol-simbol (tulisan), gagasan itu berubah menjadi bahasa karena ia sudah mempunyai bentuk yang berwujud. 2) Bahasa untuk memenuhi kebutuhan dasar Semua manusia memiliki kebutuhan
dasar hidup sebagai
indivindu maupun sosial. Kebutuhan dasar seperti makan, minum, tidur, dan sebagainya tidak bisa ditunda-tunda sebab menyakut kelangsungan hidupnya. Untuk memenuhinya tidak bisa berkerja sendirian, tetapi memerlukan bantuan manusia lain. Pada saat yang sama ia perlu menggunakan bahasa sebagai alat untuk mengutarakan maksudnya. 3) Bahasa alat untuk berekspresi Bahasa
digunakan
orang
untuk
menyatakan
atau
mengekspresikan perasaan, emosi, harapan, keinginan, dan lainlain. Sebaliknya, bahasa juga menjadi alat untuk mengerti dan menghayati perasaan, harapan, keinginan, dan pikiran orang lain. 4) Bahasa media penghubung antar kelompok Bahasa merupakan alat komunikasi seseorang dengan orang lain, dan menjadi media penghubung antara masyarakat suatu bangsa satu dan bangsa lainnya. Dalam hal ini, bahasa
36
merupakan salah satu faktor terpenting yang dapat mempererat hubungan dan menciptakan saling pengertian antar bangsa. 5) Bahasa salah satu simbol agama Tak bisa dipungkiri bahwa bangsa sangat erat kaitannya dengan agama.
Sebab
bagaimanapun,
pesan-pesan Tuhan
harus
disampaikan melalui bahasa yang dapat dipahami oleh manusia yang melaksanakan agama itu. Misalnya, bahasa Arab menjadi alat dakwah agama islam. 6) Bahasa pendukung utama pengetahuan Tidak ada satu pengetahuan pun yang disampaikan dengan efisien selain lewat media bahasa. Sebagaian besar bidang pengajaran menjadikan bahasa sebagai alat penting dan mutlak diperlukan. Karya besar umat manusia dalam bidang sains, teknologi, seni, dan sebagainya akan mudah dipahami oleh masyarakat dengan bahasa. 7) Bahasa alat pemersatu Bangsa yang dibangun oleh kelompok masyarakat yang berbeda, baik dalam ras-etnis, agama, dan social-ekonomi hanya dapat bersatu dan kompak jika diikat dan dijalin oleh kesatuan bahasa. 8) Bahasa alat politik Salah satu kecenderungan umat manusia adalah mencari kekuasaan atas manusia lain. Kekuasaan ini senantiasa dicari
37
dengan berbagai cara yang kadang-kadang menciptakan nuansa persaingan. Persaingan –persaingan ini dalam konteks tertentu bisa
memunculkan
gerakan
subversive
untuk
mempropagandakan kepentingan-kepentingannya. Dalam halhal tertentu, bahasa dapat berfungsi lebih efektif daripada senjata lain. Fungsi utama bahasa, seperti disebutkan, adalah sebagai alat komunikasi atau saranan untuk menyampaikan informasi ( fungsi informatif). Tetapi Al-Qur’an beradad-abad yang lalu telah menjelaskan bahwa bahasa pada dasarnya lebih dari sekedar alat untuk menyampaikan informasi, mengutarakan pikiran, perasaan, atau gagasan, karena bahasa juga berfungsi sebagai berikut:26 Untuk
tujuan
praktis:
mengadakan
hubungan
dalam
pergaulan sehari-hari Untuk tujuan artistik: manusia mengolah dan menggunakan bahasa dengan seindah-indahnya guna pemuasan rasa estetis manusia. Sebagai kunci mempelajari pengetahuan-pengetahuan lain, dari luar pengetahuan kebahasaan. Untuk mempelajari sejarah masa lalu, mempelajari beritaberita, naskah-naskah tua guna menyelidiki latar belakang
26
Fathul Mujib, Rekonstruksi pendidikan . . . , hal.9
38
sejarah, kebudayaan dan adat istiadat, serta perkembangan bahasa itu sendiri ( tujuan fisiologis) b). Tujuan pembelajaran Bahasa Arab Sedang tujuan pembelajaran bahasa Arab adalah sebagai alat berhubungan sedemikian erat antara tujuan yang hendak dicapai dan ruang lingkup materi ajar urutan penyajian, sistem dan model yang digunakan. Tentang sistem dan model alternative yang harus dipilih adalah all in one sistem dan aural-oral approach. Namun pendekatan dan system ini membutuhkan fasilitas sarana fisik yang sangat mahal, karena sebuah lembaga yang ingin menerapkan sistem dan pendekatan tersebut harus menyediakan dan menunjangnya dengan sarana fisik yang memadai seperti alat bantu audio-visual ( gambar atau slide, film, taperecorder, dan laboratorium bahasa) dan sarana buku perpustakaan yang lengkap. Tujuan pembelajaran bahasa Arab jelas menghendaki agar para siswa dapat aktif menggunakan bahasa secara lisan dan tulisan. Pencapaian tujuan tersebut terutama diarahkan untuk kelompok tingkat pemula
(marhala
ibtidaiyah)
dan
tingkat
menengah
(marhalah
mutawassithah) yang akan dicapai dengan all one sistem. Sebalaiknya, tingkat lanjutan ( marhalah mutaqaddimah) tidak lagi menggunakan all in one sistem karena tingkat lanjutan ini lebih memfokuskan dari pada peningkatan empat segi kemampuan
bahasa (menyimak, berbicara,
membaca, dan menulis). Karena itu, tingkat lanjutan ini masih
39
mengunakan aural-oral approach, meskipun pelajaran bahasa Arab di marhalah mutaqaddimah sudah dibagi-bagi menjadi berbagai mata pelajaran seperti al-muthala’ah dan al- adab al-arby.27 4. Pembelajaran kosa kata Bahasa Arab Kosa kata merupakan salah satu unsur bahasa yang harus dikuasai oleh pembelajar bahasa asing untuk dapat memperoleh kemahiran berkomunikasi dengan bahasa tersebut. Akan tetapi mempelajari bahasa tidak identik dengan mempelajari kosa kata. Artinya untuk memiliki kemahiran berbahasa tidak cukup hanya dengan menghafal kosa kata saja 1. Pentingnya pembelajaran kosa kata ( mufradat) Faktor yang juga menguntungkan para pelajar bahasa Arab dan guru bahasa Arab di Indonesia adalah kosa kata atau perbendaharaan kata. Hingga kini, sudah banyak kata dan istilah Arab yang diserap dan dimasukan kedalam kosa kata bahasa Indonesia atau bahasa daerah. Sebenarnya, semakin banyak kata-kata yang berasal dari katakata Arab yang kemudian mejadi perbedaharaan kata bahasa Indonesia (bahasa ibu) semakin mudah untuk membina kosa kata dan pengertiannya, serta melekatannya kedalam ingatan seseorang.28 Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengajaran kosa kata.29
27
Ahmad Izzan, Metodologi Pembelajaran . . . , hal. 76-77 Ibid . . . , hal. 66-67 29 Ibid. . . , hal. 96-97 28
40
a. Pembatasan makna b. Kosa kata dalam konteks c. Terjemah dalam pengajaran kosa kata d. Fungsi dan Tujuan pembelajaran Bahasa Arab e. Ruang lingkup pembelajaran Bahasa Arab f. Teknik- teknik dalam pengajaran Mufrodat 2. Tahap dalam mengajarkan mufradat ( kosa kata) Dalam mengajarkan kosa kata pada siswa, ada beberapa langkah yang haru, diperhatikan agar pembelajaran unsure tersebut berhasil. Ada beberapa tahapan dalam mengajarkan kosa kata berikut dibawah ini:30 a. Dengan cara menunjuk langsung pada benda (kosa kata) yang diajarkan b. Dengan cara menghadirkan miniature benda ( kosa kata) yang diajarkan c. Dengan cara memberikan gambar dari kosa kata yang ingin diajarkan d. Tulis pertanyaan tentang materi yang telah diberikan sebelumnya pada potongan kertas yang telah dipersiapkan. Setiap kertas satu pertanyaan. e. Pada potongan kertas yang lain, tulislah jawaban dari pertanyaanpertanyaan yang telah dibuat 30
Abdul Wahab Rosyidi. Media Pembelajaran Bahasa Arab.( Malang: UIN –Malang Press, 2009), hal. 54-55
41
f. Kocokklah semua kertas tersebut sehingga akan tercampur antara soal dan jawaban g. Bagikan setiap peserta satu kertas. Jelaskan bahwa ini aktivitas yang dilakukan berpasangan. Sebagian peserta akan mendapatkan soal dan sebagian yang lain akan mendapatkan jawaban. h. Mintaklah peserta untuk mencari pasangan. Jika sudah ada yang menemukan
pasangannya, mintalah mereka untuk duduk
berdekatan. Jelaskan juga agar mereka tidak memberikan materi yang mereka dapatkan kepada teman yang lain. i. Setelah semua peserta berdekatan,
mintaklah
membacakan soal
menemukan pasangan dan duduk setiap
pasangan
secara
bergantian
yang diperoleh dengan suara keras kepada
teman-teman lainya. Selanjutnya soal tersebut dijawab oleh pasangannya. Demikian seterusnya. j. Akhiri proses ini dengan klarifikasi dan kesimpulan serta tindak lanjut. Tujuan penerapan model ini adalah untuk melatih peserta didik agar lebih cermat dan lebih kuat pemahamannya terhadap suatu. materi pelajaran
42
D. Hasil belajar a. Pengertian hasil belajar Hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan perilaku.31 Pendapat lain mengatakan bahwa hasil belajar adalah terjadinya perubahan dari hasil masukan pribadi berupa motivasi dan harapan untuk berhasil dan masukan dari lingkungan berupa rancangan dan pengelolaan
motivasional tidak
berpengaruh lansung terhadap besarnya usaha yang dicurahkan oleh siswa untuk mencapai tujuan belajar. Hasil belajar juga disebut dengan prestasi belajar. Prestasi belajar merupakan hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan
perubahan dalam diri indivindu
sebagai hasil dan aktivitas dalam belajar.32 b. Faktor-Faktor yang mempengaruhi hasil belajar Berhasil
atau tindaknya seseorang dalam belajar disebabkan
beberapa faktor yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar, yaitu berasal dari dalam diri orang yang belajar dan ada pula dari luar dirinya.33 1) Faktor internal ( Faktor dalam diri) a) Kesehatan Kesehatan jasmani dan rohani sangat besar pengaruhnya terhadap kemampuan belajar. Jika kesehatan jasmani
31
Purwanto, evaluasi Hasil Belajar, ( Yogyakarta: pustaka Belajar, 2009), hal.34 Nashar, Peran Motivasi dan kemampuan Awal Dalam Kegiatan Pembelajaran,( Jakarta: Delia Perss, 2004), hal.77 33 M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, ( Jakarta: Rineka Cipta, 2007), hal. 55 32
43
terganggu, misalnya sakit, maka hal ini jiga akan berpengaruh terhadap kemampuan belajar dan hasil belajar. Demikian pula halnya jika kesehatan rohani (jiwa) yang terganggu, karena ada gangguan pikiran, maka kegiatan belajar dan hasil belajar pun tidak akan maksimal.34 b) Itelegensi dan bakat Intelegensi adalah daya menyesuaikan diri dengan keadaan baru dengan mempengunakan alat-alat berfikir menurut tujuanya. Seseorang yang intelegensinya tinggi umunya mudah untuk belajar dan hasil belajarnya pun baik. Sebaiknya, orang yang intelegensinya rendah cenderung hasil belajarnya pun juga rendah. Bakat merupkan kemampuan bawaan sebagai potensi yang perlu dilatih dan di kembangkan agar dapat diwujud. Bakat memerlukan latihan dan pendidikan agar suatu tindakan dapat dilakukan pada masa yang akan datang. Selain kecerdasan
bakat
merupakan faktor
yang
menentukan berhasil tidaknya seseorang dalam belajar. Belajar pada bidang yang sesuai dengan bakatnya akan memperbesar kemungkinan seseorang untuk berhasil. c) Kecerdasan
34
Ibid. . . ,hal.55
44
Telah terjadi pengertian yang relative umum bahwa kecerdasan memengang peranan besar dalam menentukan berhasil tindaknya seseorang mempelajari sesuatu atau mengikuti program pendidikan. Berbagai penelitian telah menunjukkan hubungan yang erat antara
IQ dengan hasil belajar di sekolah.
Angka korelasi antara IQ dengan hasil belajar bisanya bersekitar 0.50. ini berarti bahwa 25% hasil belajar disekolah dapat dijelaskan dari IQ. Karena itu, informasi mengenai taraf kecerdasan
seseorang merupakan
hal
yang sangat berharga untuk memperkirakan kemampuan berlajar seseorang. Secara kasar beberapa ahli menetapkan bahwa orang yang normal tingkat kecerdasan memiliki IQ sekitar 90-110. Lebih dari itu, sudah termasuk katagori kurang atau tidak normal. Dengan memahami taraf IQ setiap anak, maka guru akan dapat memperkirakan tindakan yang harus diberikan kepada anak didiknya secara tepat.35 d) Minat Minat adalah rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal aktivitas tanpa ada yang menyuruh. Minat dapat timbul karena daya tarik dari luar dan juga datang dari
35
Abu Ahmadi, Strategi Belajar Mengajar,( Bandung : CV pustaka Setia, 2005), hal.108
45
diri sendiri. Minat
belajar yang besar
cenderung
menghasilkan hasil belajar yang tinggi, sebaliknya minat belajar yang kurang akan menghasilkan hasil belajar yang rendah. e) Motivasi Motivasi adalah daya pengerak atau pendorong untuk melakukan pekerjaan, yang bisa berasal dari dalam diri (intrinsik ) yaitu dorongan yang umunya karena kesadaran akan pentingnya sesuatu. Motivasi yang berasal dari luar diri ( ekstrinsik), misalnya dari orang tua, guru, atau teman. f) Cara belajar Cara belajar siswa juga mempengaruhi pencapaian hasil belajarnya. Belajar tanpa memperhatikan tekhnik dan faktor
fisiologis,
psikologis,
dan
kesehatan,
akan
memperoleh hasil yang kurang memuaskan. Siswa yang rajin belajar siang malam tanpa istirahat yang cukup. Cara belajar seperti ini tidak baik, belajar harus istirahat untuk memberikan kesempatan kepada mata, otak, serta tubuh lainya untuk memperoleh tenaga kembali. Selain itu, teknik-teknik belajar perlu diperhatikan bagaimana
caranya
membaca,
mencatat,
membuat
ringkasan, apa yang harus dicatat dan sebagainya. Selain
46
dari teknik-teknik tersebut, perlu juga diperhatikan waktu belajar, tempat, fisilitas untuk belajar. 2) Faktor Eksternal( yang berasal dari luar diri) 1. Faktor lingkungan Kondisi lingkungan juga mempengaruhi proses dan hasil belajar. Lingkungan ini dapat berupa lingkungan fisik dan dapat pula berupa lingkungan sosial.
Lingkungan alam
misalnya, keadaan suhu, kelembaban, kepengapan udara, dan sebagainya. Lingkungan social baik yang berwujud manusia maupun hal-hal lainya juga dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa. 2. Faktor instrumental Faktor-faktor instrumental adalah faktor yang keberadaan dan penggunaanya di rancang sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan. Faktor-faktor ini diharapkan dapat berfungsi sebagai sarana untuk tercapainya tujuan-tujuan belajar yang direncanakan. Faktor-faktor instrumental ini dapat berupa kurikulum, sarana, dan falsilitas, dan guru.36 c. Ciri-ciri Evaluasi Hasil Belajar a) Evaluasi yang dilakukan dalam rangka mengukur keberhasilan belajar peserta didik itu, pengukurannya dilakukan secara tidak langsung.
36
Ibd . . . , hal 32
47
b) Pengukuran dalam rangka menilai keberhasilan belajar peserta didik pada umunya
menggunakan
ukuran-ukuran
yang bersifat
kuantitatif, atau lebih sering mengunakan symbol-simbol angka. c) Kegiatan evaluasi hasil belajar pada umunya digunakan unit-unit atau satuan-satuan yang tetap. d) Prestasi belajar yang dicapai oleh para peserta didik dari waktu ke waktu adalah bersifat relatif, artinya hasil keberhasilan belajar
evaluasi terhadap
peserta didik itu pada umunya tidak selalu
menunjukkan kesamaan. e) Kegiatan evaluasi hasil belajar, sulit untuk dihindari terjadinya kekeliruan pengukuran(=eror).37 Hasil belajar atau achievement merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan pontensial
atau kapasitas
yang dimiliki seorang. Penguasaan hasil belajar oleh seseoarang dapat dilihat dari perilakunya, baik perilaku penguasaan
pengetahuan,
keteranpilan
dalam bentuk
berpikir
maupun
keterampilan motorik. Hampir sebagian terbesar dari kegiatan atau perilaku yang diperlihatkan seseorang merupakan hasil belajar. Disekolah hasil belajar ini dapat dilihat dari penguasaan siswa akan semata-mata pelajaran yang ditempunya.38 Tingkat
penguasaan
pelajaran atau hasil belajar dalam mata pelajaran disekolah dilambangkan dengan angka-angka atau huruf, seperti angka 0-10 37
Anas Sudijono, Pengantar Evalues Pendidikan,( Jakarta:PT.Raja Grafindo persada,2008), hal. 33-38 38 Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi . . ., hal. 103
48
pada pendidikan dasar dan menengah dan huruf A, B, C, D pada pendidikan tinggi. Sebenarnya hampir seluruh perkembangan atau kemajuan hasil karya juga merupakan hasil belajar, sebab proses belajar tidak hanya berlangsung di sekolah tetapi juga di tempat kerja dan di masyarakat.39 Ada beberapa prinsip yang dasar yang perlu diperhatikan di dalam menyusun tes hasil belajar, agar tes tersebut benar-benar dapat mengukur tujuan pengajaran, antara lain antara lain adalah: a) Tes
hendaknya
dapat mengukur secara jelas hasil belajar
yang telah ditetapkan sesuai dengan tujuan instruksional. b) Mengukur sampel yang representatif dari belajar dan bahan pelajaran yang telah diajarkan. c) Mencakap bermacam-macam bentuk soal yang benar-benar cocok untuk mengukur hasil belajar yang dinginkan sesuai dengan tujuan. d) Dirancang
sesuai dengan kegunaannya untuk memperoleh
hasil yang diinginkan.40 E. Penelitian terdahulu Model Make a Match telah mampu meningkatkan hasil belajar Bahasa Arab, hal ini dibuktikan dalam penelitian yang telah dilakukan oleh:
39 40
Ibid . . . , hal. 103 Harjanto, Perencanaan Pengajaran.( Jakarta: PT Rineka Cipta, 2005), hal. 283
49
1.
Nur
Indahwati
Pembelajaran
dalam
skripsinya
kooperatif
model
yang Make
berjudul”Penerapan A
Match
Untuk
Meningkatkan Aktivitas dan hasil belajar siswa kelas XI IPS Pada Mata Pelajaran Akuntansi pokok Bahasa Jurnal Umum Di SMA Kartanegara Malang’’. Dalam skripsi tersebut disimpulkan bahwa model Make A Match dapat meningkat aktivitas dan hasil belajar siswa, meskipun belum mencapai 100%. Pada sklus I aktivitas siswa dilihat dari proses
pembelajaran mencapai 76,67%
meningkat pada siklus II mencapai 88,33%. Sedangkan aktivitas siswa dari efektif siswa pada siklus I mencapai 60,9% meningkat pada siklus II mencapai 91.3%. sedangkan pada hasil belajar juga memcapai peningkatan, sedangkan selum tidak diberi skor rata-rata hasil belajar sebesar 65,7% dengan ketuntasan belajar mencapai 52,2%. Pada siklus I hasil belajar ditinjoi dari aspek konitif sebesar 65,2% meningkat pada siklus II mencapai 87% . jadi penerapan model meke a match dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas XI IPS Kartanegara malang.41 2. Nina Sultonurohmah dalam skripsinya yang berjudul “Penggunaan model Make A Match Untuk Meningkatkan Pemahaman kosa kata siswa kelas III Di MI Darussalam 02 Aryojeding Rejotangan Tulungagung disimpulkan 41
2010/2011”. bahwa
Dalam
skripsi
tersebut
pembelajaran
Bahasa
Arab
Nur Indahwati, Penerapan pembelajaran kooperatif Model A Match Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar siswa kelas IX IPS pada mata pelajaran
telah dengan
50
menggunakan
model make a match
dapat meningkatkan
pemahaman kosa kata siswa. Hal ini di tunjukan dengan hasil belajar siswa pada tes awal nilai rata-rata yang diperoleh siswa adalah 48,70% (sebelum diberi tindakan) menjadi 69,03% ( setelah diberi tindakan siklus I) dan 91,61% ( siklus I). Berdasarkan penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa dengan mengunakan model make a match dapat meningkatkan pemahaman kosa kata siswa kelas III MI Aryojeding Rejotangan Tulungagung pada semester genap tahun ajaran 2010/201142. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan peneliti mempunyai beberapa saran yang harus dilakukan oleh seorang guru, yakni: 1. Guru hendaknya mampu mengembangkan strategi atau model
pembelajaran
yang
dapat
membantu
siswa
mengembangkan hasil dan kemampuan seta membangun pengetahuan secara aktif. 2. Guru hendaknya mampu mengembangkan strategi atau model
pembelajaran
mengembangkan
hasil
yang
dapat
dan
membantu
siswa
kemampuannya
serta
membangun pengetahuan secara aktif. 3. Guru harus mampu mengendalikan situasi dari kondisi kelas agar
waktu
yang
tersedia
untuk
pembelajaran
dapatdigunakan secara optimal 42 Nina Sultonurohmah, Menggunaan Model Make A Match pada mata pelajaran Bahasa Arab Untuk Meningkatkan Pemahaman Kosa Kata Siswa Kelas III Di MI Darussalam 02 Aryojeding Rejotangan Tulungagung2010/2011,( Tulungagung: Skripsi Tidak Dterbitkan,2011)
51
4. Dalam menyusun soal sebaiknya memperhitungkan indeks kesukaran soal sehingga peningkatan hasil belajar siswa memberikan informasi yang lebih akurat. Ada
perbedaan
dari
peneliti
Menekankan
pada
meningkatnya hasil belajar bahasa Arab materi tentang Alamat. Peneliti berlangsung selama dua siklus. Disini menekankan pada matapelajaran bahasa Arab, karena mata pelajaran bahasa Arab sering sekali dianggap sulit dan membosankan. Peneliti harus mengunakan medel make a match, supaya mereka lebih tertarik dengan pelajaran ini. G. Hipotesis Tindakan Hipotesis tindakan penelitian ini adalah “jika Penerapan Model Pembelajaran Make a Match diterapkan dalam proses belajar pada mata pelajaran Bahasa Arab dikelas IV MI Bendiljati Wetan Sumbergempol
Tulungagung maka hasil belajar siswa akan
meningkat.
H. Kerangka pemikiran
Pembelajaran Bahasa Arab
Meningkat
Penerapan Model Make a Match
Hasil belajar Bahasa Arab
52
Pembelajaran Bahasa Arab di Madrasah Ibtidaiyah akan semakin meningkatkan hasil belajar Bahasa Arab. Jika diterapkan model make a match. Hal ini dikarenakan model Make a match adalah model yang dapat membimbing. Membantu dan mengaktifkan siswa dengan menemukan sendiri materi yang telah disampaikan pembelajaran.
BAB III MODEL PENELITIAN A.
Jenis Penelitian Adapun jenis penelitian yang akan dilakukan oleh penelitian ini adalah
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dalam bahasa Inggris PTK disebut Classroom Active Research (CAR). Merupakan salah satu jenis penelitian yang sekarang ini mulai dikembangkan dalam penelitian pendidikan. Di karenakan PTK menindak lanjuti masalah-masalah dalam pembelajaran di kelas. Penelitian Tindakan Kelas berasal dari tiga kata yaitu Penelitian, Tindakan, Kelas. Dengan penjelasan seperti berikut:1 1. Penelitian
diartikan
sebagai
kegiatan
mencermati
suatu
objek,
menggunakan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu dari suatu hal yang menarik minat dan penting bagi penelitian. 2. Tindakan diartikan sebagai suatu gerakan
kegiatan yang sengaja
dilakukan dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian ini berbentuk siklus kegiatan. 3. Kelas diartikan sebagai sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorang guru2. Dengan menggabungkan tiga kata tersebut maka Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan, tetapi 1
Zainal Aqib, Penelitian Tindakan Kelas. (Bandung: Yrama Widya, 2009), hal. 12 Suharsimi Arikunto, et. all., Penelitian Tindakan Kelas. (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008), hal. 2-3 2
53
54
dalam sebuah kelas. Penelitian Tindakan Kelas juga mempunyai beberapa pengertian antara lain sebagai berikut: 1. Menurut Joni dan Tisno PTK adalah suatu kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan rasional dari tindakan-tindakan yang dilakukan itu, serta untuk memperbaiki kondisi-kondisi dimana praktek-praktek pembelajaran tersebut dilakukan.3 2. Penelitian tindakan kelas adalah kajian sistematik dari upaya perbaikan pelaksanaan praktek pendidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan-tindakan tersebut.4 3. Soedarsono menyatakan bahwa PTK merupakan suatu proses dimana melalui proses ini dosen dan mahasiswa menginginkan terjadinya perbaikan, peningkatan, dan perubahan pembelajaran yang lebih baik agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal.5 4. Menurut Hopkins penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan substantif, suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuiri, atau suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang sedang terjadi, sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan.6
3
Wahidmurni dan Nur Ali, Penelitian Tindakan Kelas Pendidikann Agama dan Umum dari Teori Menuju Praktik Disertai Contoh Hasil Penelitian. (Malang: UM press, 2008), hal.14 4 Rochiati Wiriaatmadja, Metode Penelitian Tindakan Kelas: Untuk Meningkatkan Kinerja Guru dan Dosen. (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009), hal. 12 5 Wahidmurni, Penelitian Tindakan Kelas…, hal.14 6 Rochiati Wiriaatmadja, Metode Penelitian Tindakan Kelas…, hal. 11
55
5. Kemmis dan Mc. Taggart menyatakan bahwa PTK adalah studi yang dilakukan untuk memperbaiki diri sendiri, pengalaman kerja sendiri, yang dilaksanakan secara sistematis, terencana, dan sikap wawas diri.7 Dengan demikian dapat diartikan sebagai upaya atau tindakan yang dilakukan oleh guru atau peneliti untuk memecahkan masalah pembelajaran melalui kegiatan penelitian. Upaya ini dilakukan dengan cara merubah kebiasaan (misalnya model, strategi, media) yang ada dalam kegiatan pembelajaran, dengan harapan dapat meningkatkan proses dan hasil belajar.8 Berdasarkan pengertian tentang PTK diatas, maka PTK bertujuan untuk memperbaiki
dan
meningkatkan
kualitas
pembelajaran serta
membantu
memberdayakan guru dalam memecahkan masalah pembelajaran di sekolah. Pada sisi lain PTK akan mendorong para guru untuk memikirkan apa yang mereka lakukan sehari-hari dalam menjalankan tugasnya. Maka, penelitian yang dilakukan ini diharapkan mampu mengatasi masalah-masalah yang muncul dalam proses pembelajaran di kelas IV pada mata pelajaran Bahasa Arab sesuai dengan tujuan PTK, sehingga keberhasilan tindakan dapat dilihat dari adanya peningkatan hasil belajar siswa. Dalam pelaksanaannya, PTK juga mempunyai banyak manfaat yang dapat dipetik, diantaranya yaitu sebagai berikut:9 1. Dengan pelaksanaan PTK akan terjadi peningkatan kompetensi guru dalam mengatasi masalah pembelajaran yang menjadi tugas utamanya.
7 Masnur Muslich, Melaksanakan PTK itu Mudah (Classroom Action Research). (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), hal. 8 8 Wahidmurni, Penelitian Tindakan Kelas…, hal. 16 9 Ibid. . . , hal. 11
56
2. Dengan pelaksanaan PTK akan terjadi peningkatan sikap profesional guru. 3. Dengan pelaksanaan PTK akan terjadi perbaikan atau peningkatan kinerja belajar dan kompetensi siswa. 4. Dengan pelaksanaan PTK akan terjadi perbaikan atau peningkatan kualitas proses pembelajaran di kelas. 5. Dengan pelaksanaan PTK akan terjadi perbaikan atau peningkatan kualitas penggunaan media, alat bantu mengajar, dan sumber belajar lainnya. 6. Dengan pelaksanaan PTK akan terjadi perbaikan atau peningkatan kualitas prosedur dan alat evaluasi yang digunakan untuk mengukur proses dan hasil belajar siswa. 7. Dengan pelaksanaan PTK akan terjadi perbaikan atau pengembangan pribadi siswa di sekolah. 8. Dengan pelaksanaan PTK akan terjadi perbaikan atau peningkatan kualitas penerapan kurikulum. Dalam sebuah penelitian pastinya memiliki karakteristik atau ciri khusus yang membedakan penelitian tersebut dengan penelitian-penelitian yang lain. Penelitian tindakan kelas mempunyai karakteristik sebagai berikut:10 1. Didasarkan pada masalah yang dihadapi guru dalam intruksional. 2. Adanya kolaborasi dalam pelaksanaanya. 3. Peneliti sekaligus sebagai praktisi yang melakukan refleksi.
10
Zainal Aqib, Penelitian Tindakan Kelas…, hal. 16
57
4. Bertujuan memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas praktik intruksional. 5. Dilaksanakan dalam rangkaian langkah dengan beberapa siklus. Sedangkan menurut Soedarsono karakteristik PTK meliputi :11 1. Situasional, artinya berkaitan langsung dengan permasalahan, kongkret yang dihadapi guru dan siswa di kelas. 2. Kontekstual, artinya upaya pemecahan yang berupa model dan prosedur tindakan tidak lepas dari konteksnya. 3. Kolaboratif, artinya partisipasi, antara guru-siswa dan mungkin asisten yang membantu proses pembelajaran. 4. Self – reflective dan Self – evaluative, artinya pelaksana, pelaku tindakan serta objek yang dikenai tindakan melakukan refleksi dan evaluasi diri terhadap hasil atau kemajuan yang dicapai. 5. Fleksibel, artinya memberikan sedikit kelonggaran dalam pelaksanaan tanpa melanggar kaidah metodologi ilmiah. Berdasarkan paparan yang terurai diatas karakteristik PTK pada intinya merupakan refleksi guru dalam kegiatan mengajar dan PTK harus memiliki siklus dimana PTK dilakukan secara kolaborasi dengan mengangkat masalah dunia nyata yang dihadapi guru dan siswa di kelas. Ciri khusus inilah yang membedakan penelitian yang dilakukan berbeda dengan penelitian lain. Agar dalam kegiatan penelitian memperoleh informasi atau kejelasan yang lebih baik tentang Penelitian
11
Soedarsono, Aplikasi Penelitian Tindakan Kelas. (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2001), hal. 3
58
Tindakan Kelas (PTK), maka perlu kiranya dipahami prinsip-prinsip PTK. Adapun prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut:12 1. Pelaksanaan penelitian tidak boleh mengganggu atau menghambat kegiatan pembelajaran. 2. Permasalahan yang dipilih harus menarik, nyata, tidak menyulitkan, dapat dipecahkan, berada dalam jangkauan peneliti untuk melakukan perubahan dan peneliti merasa terpanggil untuk meningkatkan kualitas diri. 3. Pengumpulan data tidak mengganggu atau menyita terlalu banyak waktu 4. Model dan teknik yang digunakan tidak terlalu menuntut, baik dari kemampuan guru itu sendiri ataupun segi waktu. 5. Harus memperhatikan etika penelitian, tatakrama penelitian dan ramburambu pelaksanaan. 6. Kegiatan peneliti pada dasarmya harus merupakan gerakan yang berkelanjutan
(on
going),
karena
cakupan
peningkatan
dan
pengembangan sepanjang waktu menjadi tantangan. Penelitian tindakan kelas yang digunakan adalah dengan menggunakan jenis studi kasus. Penelitian tindakan kelas studi kasus adalah suatu jenis penelitian tindakan yang bertujuan mencari tahu, menelusuri, meneliti, menganalisa, dan menemukan solusi atau jalan keluar yang paling baik dan tepat untuk mengatasi suatu masalah.13
12 Tatag Yuli Eko Siswono, Mengajar Dan Meneliti Panduan Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru dan Calon Guru. (Surabaya: Unesa University Perss, 2008), hal. 5-6 13 Jasa Ungguh Muliawan, Penelitian Tindakan Kelas. (Yogyakarta: Gava Media, 2010), hal. 35
59
Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan secara kolaborasi, hal ini dasarkan karena penelitian dilakukan secara berpasangan antara pihak yang melakukan tindakan dan pihak yang mengamati proses jalannya tindakan. Penelitian kolaborasi dikatakan ideal karena adanya upaya untuk mengurangi unsur subjektif pengamat serta mutu kecermatan pengamatan yang dilakukan.14 Dalam penelitian kolaborasi, pihak yang melakukan tindakan adalah peneliti, sedangkan yang diminta melakukan pengamatan terhadap berlangsungnya proses tindakan adalah guru mata pelajaran. Berdasarkan jenis penelitian sebagaimana dipaparkan sebelumnya, rancangan atau desain PTK yang digunakan adalah menggunakan model PTK Kemmis & Mc. Taggart yang dalam alur penelitiannya yakni meliputi langkah-langkah: 1. Perencanaan (planning), Pada tahap perencanaan peneliti focus pada peristiwa yang perlu mendapat khusus untuk diamati, kemudian membuat sebuah instrument pengamatan untuk merekam fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung. 2. Melaksanakan tindakan (acting), Melaksanaan pembelajaran bahasa Arab dengan materi alamat sesuai dengan rancangan pembelajaran. 3. Melaksanakan pengamatan (observing), Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah pengumpulan data dan
14
Suharsimi Arikunto, et. all., Penelitian Tindakan Kelas…, hal. 17
60
mengamati semua aktifitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan format observasi yang telah disediakan. 4. Mengadakan refleksi/analisis (reflecting). Tahap ini merupakan tahap dimana peneliti melakukan instropeksi diri terhadap tindakan pembelajaran dan penelitian yang dilakukan. Dengan demikian refleksi dapat ditentukan sesudah adanya tindakan dan hasil observasi. Sehingga penelitian ini merupakan proses siklus spiral, mulai dari perencanaan,
pelaksanaan
perencanaan, dan
tindakan,
pengamatan
untuk
modifikasi
refleksi. Model Kemmis & Mc. Taggart merupakan
pengembangan dari konsep dasar yang diperkenalkan oleh Kurt Lewin, hanya saja komponen action(tindakan) dengan observer (pengamatan) dijadikan sebagai satu kesatuan disatukannya kedua komponen tersebut disebabkan oleh adanya kenyataan bahwa penerapan antara action dan observer merupakan dua kegiatan yang tidak terpisahkan, maksudnya kedua kegiatan haruslah dilakukan dalam satu kesatuan waktu. Jadi berlangsungnya suatu tindakan begitu pula dilakukan observasi.15
B. Lokasi dan Subyek Penelitian 1. Lokasi PenelitiPenelitian ini dilaksanakan di MI Bendeljati Wetan Sumbergempol Tulungagung pada peserta didik kelas IV. Lokasi ini dipilih sebagai tempat penelitian dengan pertimbangan sebagai berikut:
15
Tatag Yuli Eko Siswono, Mengajar dan Meneliti…, hal. 8
61
1. Kepala sekolah dan para guru di MIN Bendiljati Wetan terbuka untuk menerima pembaharuan dalam bidang pendidikan, khususnya dalam proses pembelajaran dikelas. 2. Di MI Bendiljati Wetan sebelumnya, belum pernah menggunakan model pembelajaran Make A Match dalam meningkatkan hasil belajar. 3. Peserta didik pada umunya menganggap Bahasa Arab pelajaran yang sulit, tidak menarik dan membosankan sehingga rata-rata hasil belajar peserta didik tergolong rendah. 2. Subjek peneliti Penetilian ini dilasksanakan dikelas IV MI Bendiljati Wetan Sumbergempol Tulungagung tahun 2013-2014 dengan subjek penelitian adalah peserta didik kelas IV sebanyak 34peserta didik dari18 laki-laki dan 16 peserta didik perempuan. .
C. Kehadiran Peneliti Sesuai dengan jenis penelitian ini yaitu penelitian tindakan kelas, maka kehadiran peneliti di tempat penelitian sangat diperlukan sebagai instrumen utama. Peneliti sebagai instrumen utama yang dimaksudkan adalah penulis bertindak sebagai pengamat, pewawancara, pemberi tindakan dan pengumpul data sekaligus sebagai pembuat laporan hasil penelitian. Karena peneliti bertanggung jawab atas semua hasil penelitian yang diperoleh. Sebagai pemberi tindakan dalam penelitian maka peneliti bertindak sebagai pengajar, membuat rencana pelaksanaan pembelajaran dan menyampaikan bahan
62
ajar selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Kemudian peneliti melakukan wawancara dan mengumpulkan data-data lalu menganalisis data, serta menarik kesimpulan dan membuat hasil laporan. Guru kelas dan teman sejawat membantu peneliti pada saat melakukan pengamatan yaitu penelitian tindakan kelas dan membantu peneliti dalam mengumpulkan data.
D. Data dan Sumber Data 1. Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data-data yang dapat menggambarkan keberhasilan dan ketidak berhasilan penelitian.16 Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Skor hasil pekerjaan secara individu dan kelompok pada latihan soalsoal b. Pernyataan verbal siswa dan guru yang diperoleh dari hasil wawancara sehubungan dengan proses pembelajaran dan pemahaman terhadap materi. c. Hasil observasi yang dilakukan melalui pengamatan oleh teman sejawat dan salah satu guru Bahasa Arab di sekolah tersebut terhadap aktivitas praktisi dan siswa dengan menggunakan lembar observasi yang disediakan oleh peniliti. d. Catatan lapangan dari rangkaian kegiatan siswa dalam pembelajaran tindakan selama penelitian. 16
80
Rosma Hartiny Sam’s, Model Penelitian Tindakan Kelas. (Yogyakarta: Teras, 2010), hal.
63
2. Sumber Data Sumber data penelitian ini adalah siswa kelas IV MI Bendiljati Wetan Sumbergempol Tulungagung yang terdiri dari 34 siswa dengan 18 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan yang diberikan tindakan dengan diterapkannya penggunaan Model make a match untuk meningkatkan hasil belajar Bahasa Arab.
E. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data merupakan langkah yang amat penting diperoleh dalam metode ilmiah, karena pada umumnya data yang dikumpulkan digunakan, kecuali untuk penelitian eksploratif, untuk menguji hipotesa yang telah dirumuskan. Datayang dikumpulkan harus cukup valid untuk digunakan.17 Teknik yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data adalah sebagai berikut 1. Tes Tes adalah suatu alat atau prosedur yang sistematis dan objektif untuk memperoleh data-data atau keterangan-keterangan yang diinginkan tentang seseorang, dengan cara yang boleh dikatakan tepat dan cepat.18 Tes juga sebagai pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu maupun kelompok.19 Tes ini
17
Ahmad Tanzeh, Pengantar Metode Penelitian. (Yogyakarta: Teras, 2009), hal. 57 Sulistyorini, Evaluasi Pendidikan Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan (Yogyakarta: Teras, 2009), hal. 86 19 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hal. 193 18
64
digunakan untuk melihat peningkatan, pemahaman dan pencapaian hasil belajar peserta didik. Dalam penelitian ini tes yang diberikan ada 2 (dua) macam sebagai berikut:20 a. Pre Test (tes awal) Tes ini diberikan sebelum dilakukannya suatu tindakan. Tes ini bertujuan untuk mengetahui pemahaman peserta didik terhadap materi yang akan diajarkan. Pre Test ini mempunyai banyak kegunaan dalam menjajaki proses pembelajaran yang akan dilaksanakan, oleh karena itu Pre Test memegang peranan yang penting dalam proses pembelajaran. b. Post Test (tes akhir) Tes ini diberikan setiap akhir tindakan untuk mengetahui pemahaman peserta didik yang ketuntasan belajar peserta didik pada masing-masing pokok bahasan. Tes yang diberikan dalam penelitian ini adalah tes tulis, dengan bentuk pilihan ganda, isian dan uraian. Pengambilan data hasil post test dilaksanakan setiap siklus. Kriteria penilaian dari hasil tes ini adalah sebagai berikut : 21
20
E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, ( Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005),
hal. 100 21
Oemar Hamalik, Teknik Pengukur dan Evaluasi Pendidikan. (Bandung: Mandar Maju, 1989), hal. 122
65
Tabel 3.1 Kriteria Penilaian Huruf
Angka 0-4
Angka 0-100
Angka 0-10
Predikat
A
4
85-100
8,5-10
Sangat baik
B
3
70-84
7,0-8,4
Baik
C
2
55-69
5,5-6,9
Cukup
D
1
40-54
4,0-5,4
Kurang
E
0
0-39
0,0-3,9
Kurang sekali
Untuk menghitung hasil tes, baik pre test maupun post test pada proses pembelajaran dengan model Make a match digunakan rumus percentages correction (hasil yang dicapai setiap siswa dihitung dari presentase jawaban yang benar). Rumusnya adalah sebagai berikut: S=
x 100
Keterangan: S
: Nilai yang dicari atau yang diharapkan
R
: Jumlah skor dari item atau soal yang dijawab benar
N
: Skor maksimum ideal dari tes yang bersangkutan
100 : konstanta (bilangan tetap).22 Adapun untuk instrumen tes sebagaimana terlampir 2. Observasi Observasi adalah kegiatan pengamatan (pengambilan data) untuk mengetahui seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran.23 22
Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004), hal. 112
66
Pengertian lain dari observasi adalah upaya merekam segala peristiwa dan kegiatan yang terjadi selama tindakan perbaikan itu langsung dengan atau tanpa alat bantu.24 Observasi ini digunakan untuk memperoleh data hasil belajar peserta didik (asfek afektif) dalam kegiatan pembelajaran dikelas. Pengambilan data dilakukan dengan pengamatan langsung dikelas mengenai kondisi peserta didik. Hasil observasi dicatat pada lembar pengamatan yang berupa system penilaian afektif peserta didik. 3. Wawancara Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan interview pada satu atau beberapa orang yang bersangkutan.25 Dalam pengertian lain, wawancara adalah suatu cara bentuk mengetahui situasi tertentu didalam kelas dilihat dari sudut padang yang lain.26 Dalam wawancara, mereka yang memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan disebut informan. Datanya berupa jawaban-jawaban atau pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Untuk memperoleh informasi dalam wawancara biasanya diajukan seperangkat pertanyaan atau yang tersusun dalam suatu daftar.
23
Ibid . . . , hal. 127 Tatag Yuli Eko Siswono, Mengajar dan Meneliti Panduan PTK untuk Guru Dan Calon Guru, ( Surabaya: Unesa University Press, 2008), hal. 25 25 Ahmad Tanzeh, Metodologi Penelitian Tindakan Praktis, ( Yogyakarta: Teras, 2011), hal.89 26 Rochiati Wiraatmadja, Metodologi Penelitian Tindakan Kelas untuk Meningkatkan Kinerja Guru dan Dosen,( Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2005), hal. 117 24
67
Pengumpulan
data
dengan
wawancara
bertujuan
untuk
memperoleh data yang diperlukan dengan cara yang lebih akurat dan dapat dipertanggung jawabkan.27 Wawancara mempunyai berapa keuntungan,diantaranya: a) secara kualitatif hasil wawancara dapat dipertanggung jawabkan, b) mempunyai nilai yang tinggi, c) kesalahan dapat dihindari, d)
informasi dapat
memberikan keterangan tambahan, e) pertanyaan dapat dikembangkan lebih lanjut. Namun cara ini juga mempunyai beberapa kelemahan, antara lain: a) data atau informasi yang dikumpulkan terbatas, b) memerlukan waktu yang lama, c) pelaksanaan bergantung pada kesiapan informasi dan pewawancara.28 Wawancara ini dapat juga digunakan untuk mengetahui letak kesulitan siswa selama mengikuti proses pembelajaran. Selain itu, wawancara juga digunakan untuk memperoleh data dari pihak sekolah tentang berbagai hal yang relevan tentang keadaan sekolah, serta untuk memperoleh informasi tentang sejarah berdirinya sekolah dari pihakpihak lain yang mengetahui tentang data-data yang diperlukan. 4. Dokumentasi Dokumentasi yaitu mengumpulkan data dengan melihat atau mencatat suatu laporan yang sudah tersedia.29 Dokumentasi adalah ditujukan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian yang
27
Ahmad Tanzeh, Metodologi . . . . , hal. 90 Widjono, Bahasa Indonesia “Mata Kuliah Pengembangan kepribadian di perguruan Tinggi”, ( Jakarta : Grasindo, 2005), hal. 228 29 Ahmad Tanzeh, Metodologi Penelitian . . .hal.92 28
68
meliputi buku-buku yang relavan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, film dokumentasi, dan data yang relavan dengan penelitian. Dokumen sebagai motode pengumpulan data adalah setiap persyaratan tertulis disusun oleh seseorang atau lembaga untuk keperluan pengujian suatu peristiwa atau menyajian akunting.30 5. Catatan lapangan Catatan lapangan berisi rangkaian seluruh data lapangan yang terkumpul selama sehari atau periode tertuntu yang disusun beradasarkan catatan pendek, catatan harian, dan juga mencakup data terkait lainya. Catatan lapangan ini dilakukan setiap kali selesai mengadakan pengamatan. Catatan ini disusun segera mungkin setelah observasi pada hari yang bersangkutan selesai, sehingga berupa data segar dan tidak mengganggu pengumpulan data selanjutnya.31 Alasan
dokumen
dijadikan sebagai alat data untuk membuktikan penelitian karena dokumen merupakan sumber yang stabil, dapat berguna sebagai bukti untuk pengujian, mempunyai sifat yang alamiah, tidak reaktif, sehingga muda ditemukan dengan teknik kajian isi, di samping ituhasil kajian isi akan membuka kesempatan untuk memperluas pengetahuan terhadap sesuatu yang diselidiki.32 Lebih memperkuat hasil penelitian ini, penelitian mengunakan dokumentasi berupa foto-foto pada saat siswa melakukan proses
30 31 32
Ibid . .. ., hal. 92 Trianto, Panduan Lengkap Penelitian Kelas, ( Surabaya: prestasi pustaka, 2010), hal. 57 Ibid .. . , hal. 93
69
pembelajaran dengan menggunakan model make a match pada mata pelajaran bahasa Arab. F. Teknik Analisis Data Analisis
data disesuaikan dengan model pengumpulan. Analisis data
adalah proses menyelesi, menyederhanakan, menfokuskan, mengorganisasikan data secara sistematis dan rasional untuk menyajikan bahan-bahan yang didapat digunakan untuk menyusun jawaban masalah yang menjadi tujuan PTK. Untuk itu seorang peneliti perlu memahami teknik analisis data yang tepat agar menfaat penelitiannya memiliki nilai ilmiah yang tinggi.33 Analisis dan dalam peneliti ini dilakukan selama dan sesudah pengumpulan data. Data yang digunakan berasal dari hasil pekerjaan tes peserta didik, hasil wawancara, observasi, dokumentasi dan hasil catatan lapangan. Analisis data yang digunakan pada penelitian ini yaitu data yang berupa informasi
berbentuk kalimat yang member gambaran tentang
ekspresi peserta didik dan tingkat pemahaman
terhadap suatu mata
pelajaran, pandangan atau sikap peserta didik terhadap model belajar yang baru, aktivitas peserta didik mengikuti pelajaran, perhatian, antusias dalam belajar, kepercayaan diri dan motivasi belajar.34 Adapun analisis data kualitatif dilakukan melalui tiga tahap, yaitu: 1. Reduksi Data Reduksi data adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar 33 34
Tatag Yuli Eko Siswono, Mengajar dan Meneliti . . . ,hal. 28 Suharsimi Arikunto, dkk, Penelitian Tindakan Kelas . . . , hal. 31
70
yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan35. Hasil tes dan transkrip hasil wawancara tentang pekerjaan siswa pada tes yang diberikan, serta catatan observasi dimungkinkan masih belum dapat memberikan informasi yang jelas. Untuk memperoleh informasi yang jelas maka dilakukan reduksi data. Reduksi data dilakukan dengan menggunakan
cara
pemilihan,
pemusatan
perhatian
pada
penyederhanaan, dan transformasi kasar yang akan diperoleh dari wawancara, observasi, dan catatan lapangan. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh informasi yang jelas dari data tersebut, sehingga
peneliti
dapat
membuat
kesimpulan
yang
dapat
dipertanggung-jawabkan. 2. Display Data Display Data merupakan kegiatan menyajikan hasil reduksi data secara naratif sehingga penarikan kesimpulan dan keputusan dalam pengambilan tindakan untuk perbaikan. Misalnya uraian proses kegiatan pembelajaran, aktivitas peserta didik terhadap kegiatan pembelajaran, serta hasil yang diperoleh sebagai akibat dari pemberian tindakan. Informasi ini diperoleh dari perpaduan data hasil observasi, wawancara, catatan lapangan dan tes. Display data melibatkan langkah-langkah pengorganisasian data, yakni menjalin (kelompok) data yang satu dengan (kelompok) data yang lain sehingga seluruh data yang dianalisis benar-benar dilibatkan dalam satu kesatuan. Dari 35
Matthew B. Miles dan A. Michael Huberman (Qualitative Data Analisis), terj. Tjetjep Rohendi Rohidi, (Jakarta: UI Press, 1992), hal. 16
71
data-data yang telah direduksi siperoleh kelompok-kelompok data, pada display data peneliti menyajikan data secara berkelompokberkelompok menurut kebutuhan dan tempatnya, penyajian data-data tersebut sangan penting sehingga sangat membantu proses analisis. Penyajian data dilakukan dalam rangka mengorganisasikan hasil reduksi dengan cara menyusun secara narasi sekumpulan informasi yang telah diperoleh dari hasil reduksi, sehingga dapat memberikan kemungkinan penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Data yang sudah terorganisir ini dideskripsikan sehingga bermakna, baik dalam bentuk narasi, grafik maupun tabel.36 Data yang telah disajikan tersebut selanjutnya dibuat penafsiran dan evaluasi untuk membuat perencanaan tindakan selanjutnya. Hasil penafsiran dan evaluasi ini dapat berupa penjelasan tentang (a) perbedaan antara rancangan dan pelaksanaan tindakan, (b) perlunya perubahan tindakan, (c) alternatif tindakan yang dianggap tepat, (d) persepsi peneliti, teman sejawat dan guru yang terlibat dalam pengamatan dan pencatatan lapangan terhadap tindakan yang telah dilakukan, (e) kendala yang dihadapi dan sebab-sebab kendala itu muncul. 3. Penarikan Kesimpulan Penarikan kesimpulan adalah proses pengambilan intisari dari sajian data yang telah terorganisasi dalam bentuk pernyataan kalimat 36
I GAK Wardani, dkk, Penelitian Tindakan Kelas. (Jakarta: Universitas Terbuka – Depdiknas, 2000) hal. 23
72
atau formula yang singkat dan padat tetapi mengandung pengertian yang luas. Pada penarikan kesimpulan ini kegiatan yang dilakukan adalah memberikan kesimpulan terhadap hasil penafsiran dan evaluasi. Dalam penelitian
tindakan kelas ini untuk
mengetahui
peningkatan hasil belajar peserta didik dengan menerapkan model pembelajaran make a match, maka data yang diperlukan berupa data hasil
observasi selama pembelajaran berlangsung dari hasil
pengamatan melalui lembar pengamatan yang telah disusun sebelumnya, yang menjadi subjek pengamatan adalah seluruh peserta didik di dalam kelas dan data hasil tes peserta didik yang diberikan diakhir tindakan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman materi terhadap peserta didik. Untuk mendeskripsikan data tentang keberhasilan atau ketuntasan belajar peserta didik dalam sub bahasa digunakan rumus prosentase berikut:37 S=
37
R X 100 N
Ngalim Purwanto, prinsip-prinsip dan Teknik Values Pengajaran , ( Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), hal.112
73
Keterangan : S : Nilai yang diharapkan (dicari) R : Jumlah skor dari item atau soal yang dijawab benar N : Skor maksimal dari tes tersebut. Adapun teknik analisis data yang digunakan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar peserta didik pada penilaian ini yakni dengan membandingkan persentase ketuntasan belajar dalam penggunaan model make a match pada mata pelajarn Bahasa Arab pada siklus 1 dan siklus II. Sedangkan
prosentase
ketentuan
belajar
dihitung
dengan
cara
membandingkan jumlah ketuntasan peserta didik dengan jumlah peserta didik secara keseluruhan (peserta didik maksimal) kemudian dikalikan 100%
G. Pengecekan Keabsahan Data Pengecekan keabsahan data yang dilakukan dalam penelitian ini difokuskan pada hasil belajar Bahasa Arab, dengan menggunakan teknik pemeriksaan tiga cara dari sepuluh cara yang dikembangkan Moleong, yaitu: ketekunan pengamatan, trianggulasi, pengecekan teman sejawat, yang akan diuraikan sebagai berikut :38 1. Ketekunan pengamatan Ketekunan
pengamatan
dilakukan
dengan
cara
peneliti
mengadakan pengamatan secara teliti, rinci dan terus menerus selama
38
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian…, hal. 127
74
proses penelitian. Kegiatan ini diikuti dengan pelaksanaan wawancara secara intensif dan aktif. Dalam kegiatan ini supaya terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan seperti subyek berdusta, menipu, atau berpurapura.guna menemukan ciri-ciri atau unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang dicari, kemudian memusatkan diri pada hal tersebut. 2. Trianggulasi Trianggulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data. Untuk keperluan pengecekan keabsahan data atau sebagai perbandingan. Trianggulasi dilakukan dalam membandingkan hasi yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap suatu data. Triangulasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah membandingkan hasil tes siswa, hasil wawancara, dan hasil observasi. Dengan triangulasi ini, penulis mampu menarik kesimpulan yang mantap tidak hanya dari satu cara pandang, sehingga keberadaan data lebih bisa diterima. 3. Pengecekan teman sejawat. Teknik ini dilakukan dengan mengekspos hasil sementara atau hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi analitik dengan pembimbing, dan teman sejawat. Hal ini dilakukan dengan harapan peneliti mendapatkan masukan-masukan baik dari metodologi maupun konteks penelitian. Di samping itu peneliti juga senantiasa berdiskusi dengan teman pengamat.
75
H. Indikator Keberhasilan Adapun indikator kinerja yang digunakan untuk
menentukan
keberhasilan pelaksanaan strategi pembelajaran peneliti dalam penelitian ini ada dua kriteria, yaitu: 1. Indikator kualitatif
meliputi tingkat keantusiasi dan semangat belajar
peserta didik dalam mengikuti pembelajaran peneliti serta sikap mereka terhadap strategi pembelajaran yang dikembangkan oleh peneliti. 2. Indikator kuantitatif berupa besarnya skor ujian yang diperoleh peserta didik dan selanjutnya dibandingkan dengan batas minimal lulus ( criteria ketuntasan minimal atau KKM) mata pelajaran. Berdasarkan kedua indikator tersebut dapat dijelaskan bahwa keberhasilan pembelajaran peneliti dalam peneliti dalam penelitian ini dapat dilihat segi proses dan dari segi hasil. Hal ini sebagaimana E. Mulyasa bahwa kualitas pembelajaran didapat dari segi proses dan dari segi hasil. Dari segi proses, pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas apabila seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagaian besar (75%) peserta didik terlibat secara aktif, baik fisik, mental, maupun sosial dalam proses pembelajaran. Di samping itu menunjukan kegairahan belajar yang tinggi, semangat belajar yang besar dan rasa percaya pada diri sendiri.39 Ini dapat ditentukan dengan berbagai pertimbangan, diataranya dengan melihat data dari observasi lapangan (pada saat proses pembelajaran berlangsung). Sehingga, jika hasil observasi yang dilakukan 39
hal. 101
E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi,( bandung: Remaja Rosdakarya,2005),
76
pengamat terhadap peneliti dan peserta didik pada tingkat keefektifan belajar mencapai ≥ 75% maka dapat dikatakan pembelajaran sudah berhasil. Sedangkan dari segi hasil, proses pembelajaran dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan perilaku yang positif pada diri siswa (peserta didik) seluruhnya setidak-tidaknya sebagaian besar 75%40. Ini dapat ditentukan dengan berbagai pertimbangan, diantaranya dengan melihat data dari hasil tes. Setiap mata pelajaran di madrasah memiliki standar ketuntasan yang berbeda-beda.madrasah yang digunakan peneliti yaitu MI Bendiljati Wetan Sumbergempol telah menentukan bahwa criteria ketentuan minimal (KKM) untuk mata pelajaran Bahasa Aarab adalah 70. KKM ini akan digunakan peneliti sebagai barometer keberhasilan belajar peserta didik kelas IV pada mata pelajaran Bahasa Arab. Artinya, jika hasil tes peserta didik telah mencapai ketuntasan 100% atau kurang-kurangnya 75% dari jumlah peserta didik memperoleh nilai ≥70 atau tepat pada KKM yang telah ditentukan, maka pembelajaran dalam penelitian yang dilakukan oleh peneliti dapat dikatakan berhasil. Penerapannya, jika criteria ketuntasan pada siklus pertama belum mencapai target yang telah ditentukan maka akan dilaksanakan siklus keduadan begitu dengan seterusnya samapai ketuntasan yang diharapkan benar-benar tercapai.
40
Binti Maunah,Pendidikan Kurikulum SD-MI,( Bandung: elKAF,2005), hal.97
77
I. Tahap-Tahap Penelitian Adapun prosedur penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini ada dua tahap. Pertama pra tindakan dan kedua tahap pelaksanaan tindakan. Rincian tahap-tahap pada penalitian ini adalah sebagai berikut: 1. pra tindakan Pra tindakan dilakukan sebagai langkah awal untuk mengetahui dan mencari informasi tentang permasalahan dalam pembelajaran bahasa Arab. Pada refleksi awal kegiatan yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut: a. Memintak izin kepada sekolah untuk mengadakan penelitian di sekolah tersebut. b. Wawancara dengan guru bidang bahasa Arab tentang apa masalah yang dihadapi selama ini, selama proses belajar. c. Menentukan subjek penelitian yaitu peserta didik kelas IVMI Bendiljati Wetan Sumbergempol Tulungagung. d. Menentukan sumber data. e. Melakukan tes awal. 2. Tindakan Berdasarkan temuan pada tahap pra tindakan, disusunlah rencana tindakan perbaikan atas masalah-masalah yang dijumpai dalam proses pembelajaran. Pada tahap ini peneliti dan kolabulator menetapkan dan menyusun rancangan perbaikan pembelajaran dengan strategi. Tahaptahap yang dilakukan dalam pelaksanaan penelitian ini mengikuti model
78
yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart yang terdiri dari 4 tahap meliputi: (1) tahap perencanan (planning), (2) tahap pelaksanaan (acting), (3) tahap observasi (observing), (4) tahap refleksi (reflecting). Uraian masing-masing tahapan tersebut adalah sebagai berikut: Adapun tahapan penelitian ini digunakan sebagai berikut:41
Perencanaan
Refleksi
SIKLUS I
Pelaksanaan
Pengamatan
Perencanaan
Refleksi
SIKLUS II
Pelaksanaan
Pengamatan
?
Gambar 3.1 Alur PTK Model Kemmis & Taggart.
41
Suharsimi Arikunto, dkk, Penelitian Tindakan Kelas .. . , hal. 16
79
Secara umum kegiatan peneliti ini dapat dibedakan dalam 2 tahap yaitu tahap pendahuluan (pra tindakan) dan tahap tindakan. a. Perencanaan (planning) Pada tahap perencanaan kegiatan yang diakukan peneliti adalah sebagai berikut: a) Mempersiapkan materi pelajaran yaitu pokok bahasan alamat b) Menyiapkan perangkat pembelajaran berupa RPP, silabus, buku paket, lembar kerja peserta didik, daftar nilai, soal pra tindakan, soal tes akhir tiap siklus. c) Menyusun dan mempersiapkan lembar observasi aktivitas peneliti atau guru dan lembar observasi
partisipasi belajar
peserta didik. d) Membuat dan mempersiapkan alat bantu mengajar yang diperlukan dalam rangka mempelancar proses pembelajaran. b. Pelaksanaan Tahap pelaksanaan yang dimaksudkan adalah melaksanakan pembelajaran Bahasa Arab dengan rancangan pembelajaran. Rencana tindakan dalam proses pembelajaran ini adalah sebagai berikut: a) Melaksanakan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan model make a match pada mata pelajaran bahasa Arab peserta didik kelas IV MI Bendiljati Wetan Sumbergempol Tulungagung. b) Peneliti member tes penempatan pada kegiatan pra tindakan dan tes akhir pada setiap siklus dalam kegiatan belajar mengajar.
80
c. Pengamatan Pengamatan dilakukan selama pelaksanaan tindakan sebagai upaya mengetahui jalannya proses pembelajaran. Kegiatan pengamatan meliputi : a)
Situasi kegiatan belajar mengajar.
b)
Keaktifan peserta didik.
c)
Kemampuan peseta didik dalam menemukan pasangan
pertanyaan dan jawaban. d)
Perilaku peserta didik didalam kelas ;
d. Refleksi Tahap ini merupakan kegiatan untuk mengemukan kembali apa yang sudah dilakukan. Refleksi merupakan analisis dan penilaian terhadap hasil perencanaan, pelaksanaan dan pengamatan yang dilakukan. Berdasarkan refleksi inilah suatu perbaikan tindakan selanjutnya ditentukan, Adapun kegiatan yang dilakukan meliputi: a) Menganalisa hasil perkerjaan peserta didik. b) Menganalisa hasil wawancara. c) Menganalisa lembar observasi peneliti d) Menganalisa lembar observasi peserta didik. Hasil analisa tersebut, peneliti melakukan refleksi yang akan digunakan sebagai bahan pertimbangan apakah kriteria yang telah diterapkan tercapai atau belum. Jika sudah tercapai dan telah berhasil maka siklus tindakan berhenti. tetapi sebaliknya
81
jika belum berhasil pada siklus tindakan tersebut, maka peneliti mengulang siklus tindakan
dengan memperbaiki kinerja
pembelajaran pada tindakan berikutnya sampai berhasil sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A Deskripsi Hasil Penelitian Data hasil penelitian yang akan dipaparkan peneliti disini adalah data hasil rekaman tentang aktivitas dari pelaksanaan tindakan yang berlangsung di MI Bendiljati Wetan Sumbergempol Tulungagung. 1. Paparan data a. Paparan Data Pra Tindakan Setelah mengadakan seminar proposal pada tanggal 10 Oktober 2013 yang dikuti oleh 10 orang mahasiswa dari program PGMI serta seorang dosen pembimbing. Pada tanggal 24 januari 2014 peneliti mengadakan pertemua dengan ibu Siti Masruroh, M. Pd.I selaku Kepala sekolah MI Bendiljati Wetan Sumbergempol Tulunagung. Pada pertemuan tersebut. Peneliti menyampaikan rencana untuk melaksanakan peneliti dari kampus
IAIN Tulungagung. Kepala
madrasah menyatakan tidak keberatan serta menyambut baik keinginan peneliti untuk melaksanakan penelitian dengan harapan agar peneliti yang dilaksanakan memberikan sumbangsih besar dalam proses pembelajaran di madrasah tersebut. Untuk langkah selanjutnya kepada madrasah menyarankan agar menemui guru kelas IV yang mengulang matapelajaran bahasaArab untuk membicarakan langkah selanjutnya dan member gambaran tentang pelaksanaan penelitian yang akan diadakan di 82
83
kelas IV, dan guru pelajaran bahasa Arab kelas IV menyambut baik rencana penelitian tersebut. Sesuai dengan saran kepala sekolah madrasah pada hari kamis tanggal 26 april 2014, mengadakan pertemuan dengan Bapak Turmudi selaku guru pelajaran bahasa Arab. Guru bahasa Arab menyaran kan agar peneliti terlebih dahulu memperkenalkan diri dikelas IV sebelum memulai penelitian. Penelitian juga bediskusi dengan guru bahasa Arab kelas IV mengenai jumlah peserta didik, dan kondisi peserta didik, latar belakang peserta didik, dan bagaimana sikap peserta didik dikelas. Berdasarkan data yang diperoleh dari guru kelas IV, jumlah peserta didik kelas IV sebanyak 34 peserta didik, laki-laki 18 anak dan perempuan 16 anak.Sesuai kondisi kelas pada umunya kemapuan paserta didik sangat heterogen dilihat dari nilai-nilai ulangan sebelunya. Latar belakang peserta didik bermacam-macam yaitu dari keluarga petani, pedagang, buruh, pegawai, dan TKI. Berikut ini adalah wawancara antara peneliti dan guru mata pelajaran bahasa Arab pada peserta didik kelas IV tentang masalah yang dihadapi berkenan dengan pembelajaran bahasa Arab. P : Bagaimana kondisi kelas IV ketika proses pembelajaran berlangsung pada mata pelajaran bahasa Arab? G : Dalam proses pembelajaran siswa diam memperhatikan penjelasan dari guru. sebagian besar siswa merasa takut dengan pelajaran bahasa Arab, lain itu sulit, siswa juga merasa terbebani dengan hafalan-hafalan yang memang harus dihafal oleh siswa. P : Dalam pembelajaran bahasa Arab, pernahkah Bapak mengunakann model make a match sebelumnya?
84
G : Belum pernah, bahkan saya tidak tahu sama sekali tentang model tersebut, baik pengertian, penerapan pada proses pembelajarannya P : Bagaimana kondisi peserta didik saat proses pembelajaran dengan mengunakan model ceramah dan penugasan? G:
Pada awalnya siswa antusias mendengarkan penjelasan materi walaupun ada berapa siswa yang ngobrol dengan temanya, tetapi selang berapa menit siswa sudah mulai bisa dikondisikan.
P : Bagaimana hasil belajar peserta di kelas IV untuk mata pelajaran bahasa Arab? G : Hasil belajar siswa bisa dikatakan bisa dikatakan kurang baik, akan tetapi tidak semua mendapatkan nilai jelak. Sebenarnya siswa sudah memahami materi yang disampaikan oleh guru, namun dalam mengerjakan soal banyak yang kurang teliti dan lupa. Karena pada mata pelajaran bahasa Arab dibutuhkan ketelitian dan penghafalan. P : Berapa nilai rata-rata peseta didik pada mata pelajaran bahsa Arab? G : Untuk nilai rata-rata siswa banyak yang mendapat nilai bahwa ratarata. Akan tetapi jika dilakukan remidi satu kali nilainya sudah semakin membaik, kecuali ada satu kali nilainya sudah semakin membaik, kecuali ada satu siswa yang memang benar-benar mengalami kesulitan dalam belajar sehingga nilainya selalu dibahwa rata-rata. P : Peneliti? G : Guru mata pelajaran bahasa Arab1 Dari hasil wawancara diatas diketahui bahwa pembelajaran mata bahasa Arab di kelas IV MI Bendiljati Wetan Sumbergempol Tulungagung.
lebih menekankan pada aspek kognitif, yaitu
pemahaman dengan teori-teori tentang masalah yang dihadapi tanpa dilakukan praktik. Selanjutnya, selain melakukan dialog tentang pembelajaran bahasa Arab, pada kesempatan itu peneliti menanyakan jadwal 1
Wawancara dengan Bapak Turmudi Pada Hari Jumat tanggal 25 Mei 2014
85
pembelajaran bahasa Arab kelas IV.
Pak roni menjelaskan bahwa
pelajaran bahasa Arab diajarkan pada hari jumat jam ke-3 (10.00-11.00 atau 60 menit untuk mata pelajaran bahasa Arab). Peneliti mulai penelitian pada
hari jumat tanggal 25 April
2014. Peneliti
menyampaikan bahwa yang akan bertindak sebagai pelaksana tindakan adalah peneliti sendiri dan
seorang mahasiswa IAIN Tulungagung
(teman sejawat) akan bertindak sebagai pengamat. Peneliti menjelaskan bahwa pengamat bertugas mengamati semua aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran. Untuk mempermudah pengamatan, pengamat akan diberi lembar observasi. Peneliti menunjukan lembar observasi dan menjelaskan cara pengisiannya. Peneliti menyampaikan bahwa sebelum penelitian akan diadakan tes awal. Setelah mengakhiri pertemuan dengan guru bahasa Arab kelas IV, pada hari itu juga setelah jam istirahat peneliti segera memasuki kelas IV yang dijadikan subjek penelitian. Pada kesempatan ini, peneliti memperkenalkan diri pada peserta didik kelas IV dan menyampaikan rencana penelitian yang akan dilaksanakan. Peneliti berharap bahwa peserta didik akan membantu kelancaran kegiatan penelitian. Peneliti juga menyampaikan bahwa hari jumat tanggal 25 April 2014 akan dilakukan pre test. Hari jumat tanggal 25 April 2014 peneliti melaksanakan tes awal (pre test) pada peserta didik kelas IV dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan awal peserta didik pada materi Alamat. Sebelum
86
mengerjakan soal, peneliti menyampaikan kepada peserta didik agar mengerjakan soal tersebut secara jujur dan mandiri, karena hasil dari pre test ini tidak ada pengaruhnya terhadap nilai peserta didik. Tes awal diikuti oleh peserta didik kelas IV dan berlangsung dengan tertib dan lancar. Adapun dari pre test terlampir pada tabel berikut: Tabel 4. 1 Data Hasil Tes Awal No
Nama Siswa
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32.
Agus Priyandika Ahmad Irfandi Ari Eko Eko Setyawan Deny Aditya Dwi Putra Dian Angga Saputra Dian Silvi Puspitasari Dicky Andrian Vernada S Dina Alfi Nushrotin Dina Alfi Shofiatin Febri Dwi Nur Wahyuni Gumna Sabila Khusna Hafiana Salsabila Hafizah Ismagutratuin Kharisma Permata A Kukuh Wista Jatmiko Mohammad Galih Bintang Muhammad Athoillah Muhammad Luqman Hakim Muhammad Nizam Arjna Muhammad Nur Sultonnudin Muhammad Rofi Akbarul Muhammad Romadhoni Muhammad Yudha A Nadya Rahmawati Najwa Faizarotul H Nobella Rahmanda Nur Aisyah Rani Hapsari Septyan Andre Setyawan Very Arviandhika Yoga Nicma pratama Yunika Hemalia
Nilai 70 40 50 40 60 80 50 70 60 70 70 70 80 50 60 40 80 50 60 80 40 60 70 65 70 60 80 60 80 40 40 50
Tuntas
Tidak Tuntas
87
33. 34.
Yusrina Mursidah Zulfa Afidah Fitriana jumlah Rata-rata
Berdasarkan
40 80 2065 41,17
tabel tersebut, dapat diketahui bahwa dari jumlah 34
peserta didik yang. mengikuti kegiatan pre test, diketahui sebanyak 14 peserta didik atau 41,17% yang telah mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 70. Sedangkan 20 peserta didik yang lain 58,33% masih belum mencapai batas ketuntasan yang ditetapkan. Sesuai dengan hasil perolehan nilai yang dilaksanakan pada kegiatan pre test, maka dapat dikatakan bahwa hasil pembelajaran bahasa Arab masih jauh dari standar ketuntasan kelas yang diharapkan, yaitu 75%. Oleh karena itu, peneliti akan mengadakan PTK guna meningkatkan hasil belajar bahasa Arab. Harapan peneliti dari adanya penerapan make a match pada pembelajaran bahasa Arab ini hasil belajar peserta didik akan mengalami peningkatan, sehingga ketuntasan kelas pun dapat tercapai yaitu setindaktidaknya 75% dari jumlah keseluruhan peserta didik dengan nilai ≥ 70. b. Paparan Data Pelaksanaan Tindakan (Siklus I) Pelaksanaan tindakan terbagi menjadi empat tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi yang membentuk suatu siklus. Secara lebih rinci, masing-masing tahap dapat dijelaskan sebagai berikut:
88
a) Tahap Perencanaan Sebelum melaksanakan tindakan peneliti menyusun rencana rencana tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian. Rencana tindakan ini disusun sebagai persiapan untuk melakukan tindakan sehingga pada saat melaksanakan tindakan tidak mengalami hambatan dan kesulitan. Adapun tahap perencanaan kegiatan yang dilakukan meliputi: a. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). b. Menyusun lembar observasi siswa, lembar wawancara, catatan lapangan. c. Menyiapkan pre test dan post test yang akan dibagikan kepada siswa. d. Menyiapkan kartu untuk pembelajaran dikelas dengan menggunakan model make a match. b) Tahap Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan ini terbagi dalam dua kali pertemuan, yaitu
pertemuan
pertama
dari
pertemuan
kedua.
Penjelasan
pertemuan-pertemuan tersebut adalah sebagai berikut: 1) Pertemuan Pertama Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari jumat, 2 Mei 2014 pukul 10.00-11.00. pada pertemuan ini peneliti bertindak sebagai guru yang dibantu satu orang observer yaitu teman sejawat.
89
Sebelum kegiatan pembelajaran
dimulai, peneliti berusaha
untuk mengkondisikan kelas, agar peserta didik benar-benar siap untuk menerima materi pelajaran. peneliti memulai kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam dan mengajak peserta didik untuk membaca basmalah bersama. Selanjutnya mengecek kehadiran peserta didik. Guru juga menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan ini yaitu tentang Alamat disekitar lingkungan rumah maupun sekolahan. Setelah itu menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari pada pertemuan ini. Kemudian. Peneliti melakukan
Tanya jawab seputar materi
yang akan diajarkan untuk menghidupkan kembali suasana belajar dikelas setelah berakhirnya pelajaran sebelumnya. Tujuan Tanya jawab ini untuk mengetahui tingkat pengetahuan peserta didik mengenai materi. Berikut ini adalah cuplikan Tanya jawab antara guru (peneliti) dengan peserta didik: Guru Siswa Guru Siswa Guru Siswa Guru
: : : : : : :
Sebelumnya ibu guru mau Tanya, apa bahasanya Alamat? Al nguwanun .. . Benar . . .apa bahasa Arab tempat bermain? saya . .. .bu guru.. . . iya kamu Dina. . malgabun bagus .. . . nak ibu guru mau Tanya lagi, apa bahasa Arab nya setasiun kereta api? Siswa : ??? (diam semua) Guru : belum ada yang tau? Coba bukunya dibuka..! Siswa : mahatotu Qitoroh Guru : iya, bagus…. Dan seterusnya.
90
Tanya jawab dengan peserta didik dimaksudkan sebagai diaolog awal agar peserta didik mempunyai kesiapan belajar dan berani untuk mengemukkan pendapat mereka meskipun belum tentu jawabannya benar. Dalam menyampaikan materi pelajaran, peneliti tidak hanya menerangkan dengan mengunakan ceramah dam model make a match saja peneliti lebih berusaha untuk membuat peserta didik aktif untuk menjawab dan juga bertanya dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan, sehingga peserta didik tidak merasa bosan. Setelah menyampaikan materi guru melakukan Tanya jawab secara lisan dengan menunjuk berapa peserta didik secara acak dan hasilny cukup memuaskan karena banyak peserta didik yang ditunjuk dapat menjawab soalyang diberikan. Peneliti memberikan kesempatan jika ada peserta didik yang mau menanyakan hal-hal yang belum dimegerti. Setelah peserta didik paham dengan materi tersebut, peneliti dibantu dengan teman sejawat membagikan potongan kartu kesemua peserta didik, kartu tersebut berisi pertanyaan dan jawaban. Setelah masing-masing peserta didik mendapatkan kartu, peneliti menjelaskan langkah-langkahnya, peserta didik disuruh mencari pasangan dari kartu yang dipegang oleh peserta lain. Siapa yang menemukan pasangan sebelum waktu yang telah ditentukan akan diberikan poin, dan dibacakan serta dibahas bersama-sama. Peserta didik sangat berperan aktif dan senang dalam dalam pembelajaran menggunakan model ini. Diakhir pembelajaran, peneliti bersama-sama peserta didik membuat kesimpulan sementara tentang materi yang baru saja dipelajari, yaitu tentang
91
Alamat. Kemudian menginformasikan bahwa pada pertemuan kedua selain akan melanjutkan materi juga akan diadakan post test I sehingga peserta didik diharapkan untuk mempersiapkan diri sebaik-baiknya. Tak lupa peneliti memberikan pesan moral kepada peserta didik, sertamemintak peserta didik untuk mengulangi materi yang telah disampaikan dirumah. Selanjutnya peneliti menutup pembelajaran dengan mengajak peserta didik membaca hamdallah bersama-sama, dan pertemuan pertama diakhiri dengan mengucapkan salam. 2) Pertemuan Kedua Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari jumat tanggal 9 Mei pukul 10.00-11.00. seperti halnya pada pertemuan pertama, sebelum kegiatan
pembelajaran
dimulai
peneliti
terlebih
dahulu
mengkondisikan kelas. Hal ini bertujuan agar peserta didik benarbenar siap untuk menerima pelajaran. Peneliti mengawali kegiatan pembelajaran dengan mengucap salam dan mengajak peserta didik membaca bismillah bersama-sama. Selanjutnya mengecek kehadiran peserta didik dan menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai setelah pembelajaran usai, serta mengingatkan tentang meteri pada pertemuan kemarin. Selanjutnya masing-masing peserta didik mempelajari sebentar materi yang diberikan guru dengan maksud peserta didik yang tadinya lupa akan teringat kembali, sehingga proses pembelajaran akan berjalan dengan lancar.
92
Seperti
yang
diberitahukan
peneliti,
bahwa
pertemuan
selanjutnya ini akan diadakan post tes I. seiring berakhirnya kegiatan tersebut peneliti membagikan lembar kerja
post test I untuk
dikerjakan oleh peserta didik selama 30 menit. Lembar kerja 10 soal untuk menjodohkan dan sepuluh soal isian. Peneliti juga menegaskan bahwa peserta didik tidak boleh saling mencontek jawaban temanya selama mengerjakan tes, peneliti langsung menegurnya. Walaupun demikian, peserta didik terlihat terbit semangat dalam mengerjakan soal yang dibagikan oleh peneliti. Pada kesempatan ini peneliti memantau peserta didik dengan berkeliling untuk sekedar melihatlihat perkerjaan peserta didik yang menemui kesulitan dalam memahami soal. Setelah waktu yang disediakan untuk mengerjakan post
test
I
habis,
peneliti
memintak
peserta
didik
untuk
mengumpulkan hasil lembar kerjanya. Menjelang akhir pelajaran, peneliti bersama peserta didik kembali menarik kesimpulan secara umum terkait materi yang telah disampaikan pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua ini. Tak lupa peneliti memberikan pesan moral kepada peserta didik, serta meminta peserta didik untuk mengulangi materi yang telah disampaikan dirumah. Selanjutnya peneliti menutup pembelajaran dengan mengajak peserta didik membaca hamdallah bersama-sama, dan pertemuan kedua diakhiri dengan mengucapkan salam.
93
B. Tahap Observasi, Wawancara, Catatan Lapangan, dan Tes Akhir 1) Hasil observasi Hasil observasi dilakukan dua observer yakni pak Turmudi selaku guru bahasa Arab kelas IV yang bertindak sebagai obsever atau pengamat pertama. Yang menilai peneliti saat mengajar dan siswa ketika diajar dan juga teman sejawat dari peneliti yaitu imroatul hasanah sebagai obsever yang bertugas mengamati peneliti dan juga siswa selama pembelajaran belangsung. Untuk mempermudah pengamatan maka peneliti menggunakan pedoman obsevasi yang dilakukan oleh observer pertama dan kedua. Dibahwa ini model observasi yang diberikan kepada obsever. Tabel 4.2 Format Observasi Guru/ Peneliti siklus I Tahap Awal
Indikator Melakukan kegiatan rutinan awal pembelajaran Menyampaika n tujuan pembelajaran
Menggali dan membangkitka n pengetahuan awal siswa (Explorasi dan Apersepsi)
Deskritor Skor a. Mengucapkan salam 5 b. Membaca basmalah bersama-sama c. Mengabsen siswa d. Mengkondisikan siswa 5 a. Tujuan pembelajara disamapikan awal pelajaran b. Tujuan pembelajaran sesuai dengan materi c. Tujuan sesuai dengan lembar kerja d. Tujuan diungkapkan dengan bahasa yang mudah dipahami a. Menanyakan 3 pengalaman atau pengetahuan siswa tentang materi b. Memacing siswa untuk mengingat kembali materi
Keterangan semua muncul
Semua muncul
b dan c yang muncul
94
c.
Inti
Penjelasan materi tentang Alamat
a.
b.
c. d.
Tanya jawab
a. b. c.
Pembentukan kelompok
a. b. c.
Tugas inti dari pembentukan kelompok
a.
b.
c.
d.
e. f.
prasyarat yang berkaitan dengan materi Memberikan penjelasan tentang materi Menjelaskan macammacam tentang alamat disekitar lingkungannya Menyebutkan tentang Alamat yang ada disekitar kita Menyediakan alat peraga Mengartikan ke dalam bahasa Indonesia/Arab tentang Alamat Memberi kesempatan siswa untuk bertanya Memancing rasa ingin tahu siswa Menjelaskan dengan bahasa yang mudah difahami siswa Mengkondisikan siswa Membagi siswa menjadi dua kelompok Menjelaskan tugas kelompok Siswa mendapatkan kartu yang berbeda (kelompok 1 berupa soal dan kelompok 2 berupa jawaban) Siswa mencocokan jawaban kartu yang telah didapat dengan temannya secara berulang-ulang Siswa membaca dengan keras dari kartu yang telah didapatnya Guru menanyakan kepada siswa tentang kesalahan dalammencocokkan kartu Siswa kembali ketempat duduk masing-masing Guru memberikan hukuman rigan kepada para siswa yang salah dalam mencocokkan kartu
5
Semua muncul
3
a dan c yang muncul
5
Semua muncul
4
95
Penutup
Penyelarasan pemahaman konsep materi yang telah dipelajari
a. Menyimpulkan materi yang telah dipelajari bersama siswa b. Memberikan kesempatan bagi siswa untuk bertanya seputar materi yang belum pahami
2
b saja yang muncul
Melakukan rutinitas kegiatan akhir pembelajaran
a. Mengkondisikan siswa b. Memberikan motivasi kepada siswa c. Mengajak membaca do’a (hamdalah) bersama d. Mengakhiri perjumpaan dengan salam
4
a, c dan d yang muncul
Jumlah
45
36
Berdasarkan table diatas, secara umum kegiatan peneliti sudah sesuai dengan rencana yang ditetapkan, meskipun ada berberapa aspek yang belum muncul. Maka nilai yang diperoleh dari pengamatan tentang aktivitas guru adalah 36. Sedangkan skor maksimal adalah 45. Sehingga nilai yang diperoleh rata-rata adalah 80% dengan perhitungan sebagai berikut: Presentasi nilai rata-rata Presentasi nilai rata-rata =
X 100%
X 100%
= 80% Tabel 4.3 Taraf Keberhasilan Tindakan Siklus I Tingkat Keberhasilan 86-100% 76-85% 60-75% 55-59% ≤ 54%
Nilai Huruf A B C D E
Bobot 4 3 2 1 0
predikat Sangat baik Baik Cukup Kurang Kurang sekali
96
Pada pengamatan tersebut dapat dikatakan bahwa aktifitas yang dilakukan peneliti sudah sesuai dengan apa yang direncanakan dengan matang terkait pelaksanaan tindakan dalam penelitian. Namun ada berapa hal yang mungkin dilupakan terkait dengan penyampaian langkah-langkah pelajaran dalam penelitian yang diamati oleh imroatul hasanah selaku pengamat yang menilai performa peneliti dalam melaksanakan tindakan. Hal-hal yang diamati tersebut dapat dilihat ditabel sebagai berikut: Tabel 4.4 Format Observasi Siswa Siklus I Tahap
Awal
indikator Melakukan aktivitas keseharian
Deskriptor a. Mengucapkan salam b. Menjawab salam c. Menjawab pertanyaan guru d. Mendengarkan penjelasan guru Memperhatikan a. Memperhatikan penjelasan tujuan guru b. Mengajukan pendapat atau jawaban pertanyaan guru c. Menanyakan hal-hal yang belum jelas Memperhatikan a. Memperhatikan penjelasan penjelasan guru materi b. Mencatat materi c. Mengajukan pendapat atau mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan materi d. Menjawab pertanyaan guru yang berkaitan dengan materi Keterlibatan a. Menjawab pertanyaan guru dalam yang berkaitan dengan materi pembangkitan b. Menanggapi penjelasan guru pengetahuan yang berkaitan dengan materi siswa tentang c. Mengemukakan pendapat materi atau alasan yang berkaitan dengan materi Memahami a. Membaca lembar kerja tugas pretes b. Berusaha memahami lembar kerja c. Bertanya kepada guru jika ada yang belum faham
Skor 4
Catatan a, b, dan d yang muncul
5
Semua muncul
4
a,b dan d yang muncul
5
Semua muncul
5
Semua muncul
97
Memanfaatkan sarana yang ada
a. Menfaatkan sarana dengan tepat b. Mengisi/ menjawab lembar kerja sesuai dengan petunjuk
5
Semua muncul
Melaporkan kerja indivindu
a. Membaca laporan b. Menjawab pertanyaa c. Membaca laporan dengan baik d. Membaca laporan dengan semangat
2
b yang muncul
Melaksanakan tes akhir (postes) Menanggapi evaluasi
a. Menanyakan jika ada yang belum dimengerti b. Mengumpulkan jawaban a. Menjawab pertanyaan guru b. Mengahargai jawaban teman c. Menghargai pendapat teman d. Menanyakan jika ada yang belum jelas a. Mengatur kelas dalam posisi semula b. Mengembangkan alat peraga c. Memperhatikan penjelasan guru d. Menjawab jawab 50
3
Semua muncul
5
Semua muncul
5
Semua muncul
Inti
Akhir
Mengakhiri pelajaran
Jumlah
43
Berdasarkan hasil dari observasi siswa pada tabel. Pengamatan dan siklus ini dapat dilihat bahwa secara umum kegiatan sudah sesuai dengan harapan yang dicapai meskipun masih ada beberapa deskriptor yang tidak muncul dalam aktivitas siswa selama pembelajaran. Nilai yang diperoleh dari aktivitas siswa adalah 43. Sedangkan skor maksimal adalah 50. Sehingga nilai yang diperoleh rata-rata adalah: Presentasi nilai rata-rata =
Taraf Keberhasilan Tindakan =
x 100%
x 100 %
= 86%
98
Sesuai katagori keberhasilan yang telah ditetapkan. Maka keberhasilan aktivitas siswa berada pada katagori yang baik. a). Hasil Siklus Berdasarkan hasil pre tes yang telah dilaksanakan rata-rata nilai siswa yaitu 61,11. dengan rician 15 siswa dinyatakan lulus dan 19 siswa dinyatakan belum memenuhi KKM yang ditetapkan oleh peneliti. Kriteria ketuntasan minimum yang ditetapkan oleh peneliti yaitu nilai 70 maka dapat dicari prosentase siswa yang lulus yaitu: S=
=`
x 100%
x 100% =44,11%
Keterangan S
: Prosentase nilai yang dicari
JL
: Jumlah siswa yang lulus
JS
: jumlah siswa seluruhnya Dilihat
dari
hasil
tersebut
kemudian
peneliti
mencoba
melakukan tindakan dengan mengunakan model make a match untuk meningkatkan penguasaan kosa kata bahasa Arab siswa kelas IV. Setelah melakukan tindakan peneliti memberikan post tes pertama untuk menguji pemahaman siswa terhadap materi. Berikut hasil siswa yang diperoleh pada post tes pertama.
99
Tabel 4.5 Daftar Nilai Post Test Siklus I No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34.
NAMA SISWA
Post Tes
Agus Priyandika Ahmad Irfandi Ari Eko Eko Setyawan Deny Aditya Dwi Putra Dian Angga Saputra Dian Silvi Puspitasari Dicky Andrian Vernada S Dina Alfi Nushrotin Dina Alfi Shofiatin Febri Dwi Nur Wahyuni Gumna Sabila Khusna Hafiana Salsabila Hafizah Ismagutratuin Kharisma Permata A Kukuh Wista Jatmiko Mohammad Galih Bintang .S Muhammad Athoillah Muhammad Luqman Hakim Muhammad Nizam Arjna Muhammad Nur Sultonnudin Muhammad Rofi Akbarul Muhammad Romadhoni Muhammad Yudha A Nadya Rahmawati Najwa Faizarotul H Nobella Rahmanda Nur Aisyah Rani Hapsari Septyan Andre Setyawan Very Arviandhika Yoga Nicma pratama Yunika Hemalia Yusrina Mursidah Zulfa Afidah Fitriana Jumlah Rata-rata
100 90 60 80 50 60 80 90 100 80 70 100 100 60 85 80 50 60 85 90 80 100 90 65 80 85 70 60 80 55 100 100 80 100 2715 73,52%
Tuntas
Tidak Tuntas
100
Dapat diketahui dari hasil post tes pertama terjadi peningkatan yang lumayan baik dari pre test yaitu 73,52% - 41,17% = 32,35%. hal ini membuktikan bahwa secara tidak langsung pengunaan model make a match dalam meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran bahasa Arab terjadi peningkatan yang lumayan baik. Untuk mendapatkan informasi yang lebih mendetil, maka peneliti juga membuat catatan lapangan dan wawancara. Catatan lapangan dibuat oleh peneliti sehubungan dengan hal-hal yang terjadi selama pelaksanaan dalam kegiatan belajar mengajar. b). hasil catatan lapangan Untuk mendapatkan informasi yang lebih lengkap selama proses pembelajaran. Maka peneliti juga membuat catatan lapangan. Catatan lapangan dibuat sehubungan dengan hal-hal yang terjadi selama perjalanan berlangsung dimana tidak terdapat indikator maupun deskriptor
pada lembar pengamatan atas observasi. Hasil catatan
lapangan pada siklus I yaitu: 1). Ada beberapa siswa yang masih belum lancar dalam membaca dan menulis bahasa arab. 2). Sebagian siswa masih ada yang terlihat diam ketika guru memberika penjelasan tentang materi Alamat. 3). Suasana kelas ramai saat siswa menerapkan model make a match
101
4). Dalam mengerjakan soal evaluasi masih ada siswa yang menyontek. Hal itu disebabkan karena siswa kurang percaya diri. d. Refleksi Bedasarkan hasil pengamatan
pembelajaran dan hasil catatan
lapangan dapat diambil kesimpulan pada siklu I. maka dapat diperoleh berapa hal berikut ini: 1). Hasil pembelajaran siklus I ini mungkin belum ada peningkatan yang maksimal. 2). Kegiatan pembelajaran menunjukkan penggunaan waktu yang sudah sesuai rencana. 3). Ada berapa hal yang dilupakan oleh peneliti dalam tindakan pembelajaran sehingga hasil yang dicapai belum begitu optimal. Masalah –masalah yang timbul disebabkan faktor-faktor antara lain: 1). Ada beberapa siswa kurang memperhatikan penjelasan dari guru dan masih banyak yang bermain-main dengan teman-teman. 2). Siswa yang kurang paham tidak mau bertanya tentang penjelasan materi yang telah di ajarkan. 3). Pembelajaran hanya terpusat pada siswa yang sudah bisa mata pelajaran bahasa Arab sehingga kecenderungan untuk menyontek jawaban masih tinggi.
102
Ditinjau dari hasil refleksi dan faktor penyebab, maka sangat perlu dilakukan tindakan-tindakan untuk mengatasi guna memperbaiki tindakan pada siklus II, antara lain. 1). Guru harus` memberikan penjelasan kepada siswa bahwa pembelajaran bahasa Arab merupakan mata pelajaran yang penting. 2). Memberikan semangat dan motivasi yang lebih untuk pembelajaran sehingga nantinya dapat diperoleh hasil yang optimal baik untuk siswa, peneliti maupun pihak sekolah. 3). Memintak siswa untuk memperhatikan dan memahami saat guru menjelaskan materi. C. Paparan Data Pelaksanaan Tindakan Siklus II Pelaksanaan tindakan terbagi dalam empat tahap, yaitu tahap perencanaan, pelaksaan, observasi, dan refleksi yang membentuk suatu siklus. Secara lebih rinci, masing-masing tahap dapat dijelaskan sebagai berikut: a). Tahap Perencanaan sebelum
melaksanakan tindakan peneliti menyusun
rencana-rencana tindakan yang akan dilakukan dalam peneliti. Rencana tindakan ini disusun sebagai persiapan untuk melakukan tindakan sehingga pada saat melaksanakan tindakan tidak
103
mengalami hambatan dan kesulitan. Adapun tahap perencanaan kegiatan yang dilakukan meliputi: 1). Memberikan motivasi kepada peserta didik agar lebih aktif dalam pembelajaran. 2). Lebih intensif membimbing peserta didik yang mengalami kesulitan. 3). Memberikan pengakuan dan penghargaan 4). Mentukan tujuan pembelajaran 5). Menyiapkan materi pembelajaran yang akan disajikan 6). Membuat instrument yang digunakan dalam siklus PTK 7). Peneliti menyiapkan lembar observasi, wawancara, lembar kerja peserta didik dan catatan lapangan serta soal tes akhir siklus II 8). Peneliti menyiapkan media dan alat peraga yang sesuai dengan tujuan dari materi pembelajaran. 9). Peneliti menyiapkan kartu untuk penggunaan model make a match yang akan digunakan dalam pembelajaran.
104
b). Tahap Pelaksanaan Tindakan Tahapan tindakan ini juga terbagi dalam dua kali pertemuan, yaitu pertemuan pertama dan pertemuan kedua. Penjelasan pertemuanpertemuan tersebut adalah sebagai berikut: 1). Pertemuan pertama Pelaksanaan tindakan pada siklus ini dilaksanakan pada hari jumat tanggal 9 Mei 2014 pukul 10.00-11.00, dalam satu pertemuan terdiri dari dua jam pelajaran. peserta didik melaksanakan kegiatan yang sama pada siklus I, yaitu penyampaian materi dengan menggunakan model make a match. Sebelum kegiatan pembelajaran dimulai, peneliti berusaha untuk mengondisikan kelas, agar peserta didik benar-benar siap untuk menerima materi pelajaran. Peneliti memulai kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam dan mengajak peserta didik untuk membaca basmalah bersama. Selanjutnya mengecek kehadiran peserta didik. Sebelum menjelaskan materi guru mengumumkan hasil pre test I yang dilaksanakan pada pertemuan sebelumnya, guru juga memberitahukan kepada peserta didik bahwa dari post test I tersebut ada beberapa peserta didik yang belum dinyatakan tuntas dalam belajar. Oleh sebab itu dalam pertemuan kali ini guru memotivasi peserta
didik
agar
lebih
sungguh-sungguh
dalam
mengikuti
105
pembelajaran supaya hasil yang diperoleh pada pembelajaran kali ini akan lebih baik dari pad pertemuan sebelumnya. Selanjutnya guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari pada pertemuan yang minggu lalu tentang materi Alamat. Guru juga menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Sebelum guru menjelaskan materi, guru melakukan apersepsi, yaitu mengulang sedikit pelajaran yang telah diajarkan pada pertemuan sebelumnya. Setelah menjelaskan materi, guru membagikan kartu yang berisi soal dan jawaban secara acak kepada peserta didik. Kemudian, peserta didik mencari pasangan dari kartu yang berisi soal dan jawaban dari teman-temannya. Berbeda dengan siklus I, pada siklus II ini semua peserta didik tampak
lebih
bersamangat,
aktif
dan
konsentrasi
dalam
memperhatikan proses pembelajaran yang dilakukan. Suasana kelas mulai ramai oleh peserta didik yang aktif menjawab pertanyaanpertanyaan dari guru kemudian peserta didik mencari pasangan dari kartu yang berisi soal dan jawaban yang diberikan guru. Peserta didik sangat antusias mengikuti proses pembelajaran dengan model make a match pada siklus kedua ini. Pada pelaksanaan siklus kedua ini, peneliti hanya sekedar melihat-lihat dan berkeliling mengamati peserta didik. Setelah peserta didik selesai, hasil temuanyaditunjukan kepada guru kemudian dibaca
106
dengan pasanganya serta ditempelkan di papan tulis. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menanyakan materi yang belum dipahami. Diakhir pembelajaran, peneliti bersama-sama peserta didik membuat kesimpulan sementara tentang materi yang baru saja dipelajari. Tak lupa peneliti memberikan pesan moral kepada peserta didik, serta meminta peserta didik untuk mengulangi materi yang telah disampaikan di rumah. Selanjutnya peneliti menutup pembelajaran dengan mengajak peserta didik membaca hamdalah bersama-sama, dan pertemuan pertama akhir dengan mengucapkan salam. C. Tahap observasi, Wawancara, catatan lapangan, dan tes akhir. Observasi dilaksanakan seperti siklus I, yakni
pengamatan
dilakukan oleh dua pengamat, yaitu pak turmudi selaku guru bahasa Arab kelas IV MI Bendiljadi Wetan Sumbergempol Tulungagung sebagai pengamat I pak Turmudi dan imroatul hasanah (teman sejawat dari IAIN Tulungagung) sebagai pengamat ke II pengamat I bertugas mengamati semua aktivitas penelti selama mengajar dan pengamat kedua mengamati aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung. Pengamatan ini dilakukan sesuai pedoman yang telah disediakan peneliti. Jika ada hal-hal penting yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran dan tidak ada dalam poin pedoman pengamat, maka hal tersebut dimasukan sebagai hasil catatan lapangan.
107
Hasil pengamatan terhadap aktivitas peneliti dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.6Format observasi guru/ peneliti siklus II Tahap
Awal
Inti
Indikator Melakukan aktivitas seharian
Deskriptor a. Mengucapkan salam b. Menjawab salam c. Menjawab pertanyaan guru d. Mendengarkan penjelasan guru Memperhatikan a. Memperhatikan penjelasan tujuan guru b. Mengajukan pendapat atau menjawab pertanyaan guru c. Menanyakan hal-hal yang belum jelas Memperhatikan a. Memperhatikan penjelasan penjelasan materi guru b. Mencatat materi c. Mengajukan pendapat atau mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan materi d. Menjawab pertanyaan guru yang berkaitan dengan materi Keterlibatan a.Menjawab pertanyaan guru dalam yang berkaitan dengan materi membangkitkan b. Menanggapi penjelasan guru pengetahuan yang berkaitan dengan materi siswa tentang c.Mengemukakan pendapat atau materi alasan yang berkaitan dengan materi
Skor 4
Catatan a, b,dan d yang muncul
5
Semua muncul
5
Semua muncul
5
Semua muncul
Memahami tugas a. Membaca lembar kerja 5 pretes b. Berusaha memahami lembar kerja d. Bertanya pada guru jika ada yang belum paham Memanfaatkan a. Memanfaatkan sarana 5 sarana yang dengan tepat sedia b. Mengisi atau menjawab lembar kerja sesuai dengan petunjuk
Semua muncul
Melaporkan hasil a. Membacakan laporan 2 kerja indivindu b. Menjawab pertanyaan c. Membacakan laporan dengan semangat
b yang muncul
Semua muncul
108
Melaksanakan tes akhir (postes) Akhir
Menanggapi evaluasi
Mengakhiri pembelajaran
Jumlah
a. Menanyakan jika ada yang belum dimengerti b. Mengumpulkan jawababn a. Menjawab pertanyaab guru b. Menghargai pertanyaan teman c. Menghargai pendapat teman d. Menanyakan jika ada yang belum jelas a. Mengatur kelas dalam posisi semula b. Mengembangkan alat peraga c. Memperhatikan penjelasan guru d. Menjawab salam 50
3
Semua muncul
5
Semua muncul
5
Semua muncul
44
Berdasarkan tabel, secara umum kegiatan penelitian sudah sesuai dengan rencana yang ditetapkan, meskipun ada beberapa aspek yang belum muncul. Maka nilai yang diperoleh dari pengamatan tentang aktivitas guru adalah 44. Sedangkan skor maksimal adalah 50. Sehingga nilai yang diperoleh rata-rata adalah 80% dengan perhitungan sebagai berikut:
Presentasi nilai rata-rata
Prensentasi nilai rata-rata =
x 100%
x 100%
= 88% Tabel 4.7 Taraf Keberhasilan Tindakan Siklus I Tingkat keberhasilan 86-100% 76-85% 60-75%
Nilai Huruf
Bobot
Prediket
A B C
4 3 2
Sangat baik Baik Cukup
55-59% ≤ 54%
D E
1 0
Kurang Kurang sekali
109
Pada pengamatan tersebut dapat dikatakan bahwa aktivitas yang dilakukan peneliti sudah sesuai dengan apa yang direncanakan dengan matang terkait pelaksanaan tindakan dalam penelitian. Selain itu penggunaan model make a match yang pada siklus yang pertama lalu kurang begitu optimal, pada siklus kedua ini sudah sesuai ataumendekati kesempurnaan
baik dalam penyampaian langkah-langkah pembelajaran
dalam penelitian maupun dalam proses belajar siswa yang sudah diamati oleh pak Turmudi
selaku pengamat pertama yang menilai performa
penelitian dalam melaksanakan tindakan. Pada kegiatan pengamatan lain, hasil pengamatan yang dilakukan oleh teman sejawat selaku pengamatan II yang dilakukan penilaian terhadap aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran dimulai sampai akhir, untuk hal-hal yang diamati tersebut dapat dilihat ditabel sebagai berikut: Tabel 4.8 Format Observasi Siswa Siklus II Tahap
Indikator Melakukan aktivitas keseharian
Awal
Memperhatikan tujuan
Deskriptor
Skor
5 a. Mengucapkan salam b. Menjawab salam c. Menjawab pertanyaan guru d. Mendengarkan penjelasan guru a. Memperhatikan 5 penjelas guru b. Mengajukan pendapat atau jawaban pertanyaan guru c. Menanyakan hal-hal yang belum jelas
Catatan semua muncul
Semua muncul
110
Memperhatikan penjelasan materi
Inti
Akhir
a. Memperhatikan penjelasan guru b. Mencatat materi c. Mengajukan pendapat atau mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan materi d. Menjawab pertanyaan guru yang berkaitan dengan materi Kertelibatan a. Menjawab dalam pertanyaan guru pembangkitan yang berkait dengan pengetahuan materi siswa tentang b. Menanggapi materi penjelasan guru yang berkaitan dengan materi c. Mengemukakan pendapat atau alasan yang berkaitan dengan materi Memahami a. Membaca lembar tugas pretes kertas b. Berusaha memahami lembar kertas c. Bertanya kepada guru jika ada yang belum paham Manfaatkan a. Memanfaatkan sarana yang saranan dengan tepat tersedia b. Mengisi atau menjawab lembar kerja sesuai dengan petunjuk Melaporkan a. Membaca laporan hasil kerja b. Menjawab pertanyaan indivindu c. Membaca laporan dengan baik d. Membacakan laporan dengan baik melaksanakan a. Menanyakan jika ada tes akhir (postes) yang belum dimengerti b. Mengumpulkan Jawaban
4
a.c. dan d yang muncul
5
Muncul semua
5
semua muncul
5
Semua muncul
5
Semua muncul
3
Semua muncul
111
Menanggapi evaluasi
Mengakhiri pembelajaran
jumlah
a. Menjawab pertanyaan 5 guru b. Menghargai jawaban teman c. Menghargai pendapat teman d. Menanyakan jika ada yang belum jelas a. Mengatur kelas 5 dalam posisi semula b. Mengembangkan alat peraga c. Memperhatikan penjelasan guru d. Menjawab salam 50 47
Semua muncul
Semua muncul
Berdasarkan hasil dari observasi siswa pada tabel, pengamatan dalam siklus II ini dapat dilihat bahwa secara umum kegiatan sudah sesuai dengan harapan yang dicapai meskipun masih ada beberapa descriptor yang tidak muncul
dalam aktivitas siswa selama
pembelajaran. Nilai yang diperoleh dari aktivitas siswa adalah 47, sedangakan skor maksimal adalah 50. Sehingga nilai yang diperoleh rata-rata adalah:
Presentasi keberhasilan rata-rata =
Taraf Keberhasilan Tindakan
=
x 100%
x 100%
= 94% Sesuai katagori keberhasilan yang telah ditetapkan, maka keberhasilan aktivitas siswa berada pada kategori sangat baik.
112
Untuk mendapatkan informasi yang lebih mendetail, maka peneliti juga membuat catatan lapangan dan wawancara. Catatan lapangan dibuat oleh peneliti sehubung dengan hal-hal yang terjadi selama pelaksanaan dalam kegiatan belajar mengajar. e. Hasil wawancara Berdasarkan
hasil wawancara yang dilakukan penelti dengan
siswa dapat disimpulkan bahwa siswa merasa tertarik dan senang ketika menggunakan model make a match, karena mereka dapat menangkap pelajaran dengan lebih muda. Siswa juga merasa tidak jenuh dan bosan karena mereka belajar sambil bermain. Disini mereka juga belajar kerja sama dengan siswa lain untuk menemukan jawaban. H. Hasil Catatan lapangan Catatan lapangan dibuat oleh peneliti sehubungan dengan hal-hal penting yang terjadi selama pembelajaran berlangsung tetapi tidak terdapat dalam indikator maupun descriptor pada pedoman observasi. Ada beberapa hal yang sempat dicatatan yang diketahui peneliti dalam penelitian tindakan kelas yang utama adalah: 1. Dalam penelitian tindakan yang dilakukan dalam siklus dua, terjadi perbedaan dalam pembelajaran. Siswa lebih tenang dalam belajar bahasa Arab 2. Siswa lebih antusias dalam mengerjakan latihan yang diberikan oleh guru.
113
3. Siswa merasa senang saat guru menerangkan materi Alamat dengan mengunakan make a match. 4. Dampaknya dalam mengerjakan soal, siswa lebih bersemangat dan juga hasil belajar yang dicapai siswa lebih optimal. 4. Hasil Tes Akhir Berdasarkan hasil tes akhir siklus II yang telah dilaksanakan, ratarata nilai siswa yaitu .. . . . dengan rincian ,,, , siswa dinyatakan lulus dan 1 siswa dinyatakan belum memenuhi KKM yang ditetapkan oleh peneliti. Kriteria ketuntasan minimum yang ditetapkan peneliti yaitu 70 maka dapat dicari prosentase siswa yang lulus yaitu: S=
x 100%
= x 100% = 22,22% Keterangan: S
: Prosentase nilai yang dicari
JL
: Jumlah siswa yang lulus
JS
: Jumlah siswa seluruhnya
100%
: Bilangan tetap
Tabel 4.9 Data Hasil Tes Akhir Siklus II No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Nama Siswa
Nilai
Agus Priyandika Ahmad Irfandi Ari Eko Eko Setyawan Deny Aditya Dwi Putra Dian Angga Saputra Dian Silvi Puspitasari Dicky Andrian Vernada S
100 75 80 100 90 100 100
Tuntas
Tidak Tuntas
114
8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34.
Dina Alfi Nushrotin Dina Alfi Shofiatin Febri Dwi Nur Wahyuni Gumna Sabila Khusna Hafiana Salsabila Hafizah Ismagutratuin Kharisma Permata A Kukuh Wista Jatmiko Mohammad Galih Bintang .S Muhammad Athoillah Muhammad Luqman Hakim Muhammad Nizam Arjna Muhammad Nur Sultonnudin Muhammad Rofi Akbarul Muhammad Romadhoni Muhammad Yudha A Nadya Rahmawati Najwa Faizarotul H Nobella Rahmanda Nur Aisyah Rani Hapsari Septyan Andre Setyawan Very Arviandhika Yoga Nicma pratama Yunika Hemalia Yusrina Mursidah Zulfa Afidah Fitriana Jumlah Rata-rata
80 90 80 100 100 100 100 90 80 100 60 80 100 100 80 100 90 100 100 90 100 90 100 100 100 70 100 3225 97%
Dari hasil post tes akhir tersebut dapat diketahui bahwa prosentase siswa yang lulus dibandingkan dengan seluruh siswa sekitar 97%. Berdasarkan presentasi ketuntasan belajar dapat diketahui bahwa pada siklus II siswa kelas IV sudah memenuhi, karena rata-ratanya 97% sudah diatas ketuntasan minimum yang telah ditentukan yaitu 70. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa model pembelajaran make a match mampu meningkatkan ketuntasan belajar siswa kelas IV MI Bendiljati Wetan Sumbergempol Tulungagung.
115
D. Tahap Refleksi Berdasarkan kegiatan refleksi terhadap hasil tes akhir, hasil pengamatan pada siklus II maka dapat diperoleh beberapa hal berikut: 1. Hasil evaluasi peserta didik berdasarkan pelaksanaan tes akhir siklus II ini sudah mengalami peningkatan yang cukup baik dibandingkan dengan tes akhir pada siklus sebelumnya, hal ini berarti pemahaman peserta didik terhadap materi meningkat. 2. Aktivitas guru telah menunjukan tingkat keberhasilan tindakan pada kategori sangat baik 3. Aktivitas
peserta didik telah menunjukan tingkat keberhasilan
tindakan pada kategori baik, ini menunjukkan antusias dan minat peserta didik untuk mengikuti pelajaran bahasa Arab meningkat. 4. Kegiatan pembelajaran telah menunjukan keaktifan peserta didik dalam pembelajaran. 5. Peserta didik tampak lebih cekatan dalam mengunakan model make a match. B. Temuan peneliti Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti dari siklus I dan sikus II ada beberapa temuan yang diperoleh diantaranya sebagai berikut: 1. penggunaan model make a match semakin meningkatkan hasil belajar dan kemampuan pesert didik dalam memahami materi
116
bahasa Arab tentang Alamat yang diberikan pada siklus I dan siklus II bagi peserta didik kelas IV yang diukur dengan tes. 2. Ada peningkatan aktivitas peserta didik yang signifikan dalam pengunaan
model make a match, hal ini terlihat dari antusias
peserta didik dalam belajar. 3. Peserta didik terlihat aktif dan senang mengikuti pelajaran, hal ini dikarenakan menggunakan model make a match yang menarik dan tidak membosankan. C. Pembahasan Hasil Penelitian 1. proses pembelajaran dengan menggunakan model make a match. Pembelajaran melalui model make match pada mata pelajaran bahasa Arab materi Alamat. Model make a match adalah model
pembelajaran
mencari
pasangan.
Hal-hal
yang
perlu
dipersiapkan jika pembelajaran dikembangkan dengan make a match adalah kartu-kartu. Kartu-kartu tersebut berisi pertanyaan-pertanyaan dan kartu lainnya berisi jawaban dari pertanyaan tersebut. Penggunaan model make a match diharapkan peserta didik akan lebih aktif dan dapat saling bekerja sama menjalakan aktivitas. Selain itu peserta didik juga dapat melihat secara langsung terjadi sebuah aktivitas. Pelaksanaan penelitian ini terdiri dari satu siklus tindakan, sedangkan pembelajaran dari siklus dalam penelitian ini terbagi pada tiga kegiatan, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.
117
Kegiatan awal ini dimaksudkan untuk mempersiapkan peserta didik baik secara fisik atau mental untuk menghadapi kegiatan ini. Pada
kegiatan
awal,
penelitian
menyampaikan
pembelajaran. Hal-hal dimaksudkan agar peserta didik
tujuan
mengetahui
mengapa mereka belajar dan apa yang dipelajari, sehingga peserta didik akan terarah, termotivasi, dan terpusat perhatiannya dalam pelajar. Disamping itu, penyampaian tujuan pembelajaran dapat membantu peserta didik untuk mengaktifkan motivasi dan perhatian terhadap materi. Pada kegiatan inti, peneliti menggunakan model pembelajaran make a match, dalam pengajaran ini peneliti menggunakan model pembelajaran make a match sebagai konteks bagi peserta didik untuk belajar tentang cara melakukan aktivitas, berfikir dan terampil, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran. Pada kegiatan akhir siklus, peneliti mengarahkan dan membimbing peserta didik untuk menuliskan hasil catatannya sebagai kesimpulan akhir pembelajaran. Kegiatan ini dimaksudkan agar pemahaman peserta didik terhadap konsep tersebut dapat bertahan lama. Membuat rangkuman dan kesimpulan dari apa yang telah dipelajari perlu dilakukan untuk mempertahankan daya ingat peserta didik. Pada kegiatan akhir, peneliti mengadakan tes sebagai alat evaluasi pemahaman peserta didik terhadap materi.
118
b. Hasil belajar siswa setelah diterapkan pembelajaran dengan model make a match Berdasarkan pada penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti dapat diambil
kesimpulan
bahwa
pembelajaran
bahasa
Arab
dengan
menggunakan model make a match dapat membantu meningkatkan penguasaan kosa kata bahasa Arab siswa kelas IV di MI Bendiljati Wetan Sumbergempol Tulungagungpada matrei Alamat. Peningkatan hasil belajar ini terjadi karena adanys motivasi dalam pembelajaran, yaitu pembelajaran dengan mengunakan model make a match membuat suasana kelas menjadi tidak menonton sehingga suasana menjadi lebih menyenangkan dan akhirnya siswa dapat mengekspresikan dirinya dalam kegiatan pembelajaran. Dengan suasana belajar yang menyenangkan ini siswa menjadi lebih termotivasi dan bersemangat dalam belajar sehingga dapat meningkatkan hasil belajar bahasa Arab. Berdasarkan keaktifan siswa dalam kegiatan yang telah dilakukan menunjukan adanya peningkatan dari tiap tindakan perubahan positif pada keaktifan siswa berdampak pula pada penguasaan kosa kata sehingga dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik dan ketuntasan belajar.
119
Tabel 4.4 Rata-rata hasil dan ketuntasan belajar siswa Kriteria Rata-rata hasil belajar siswa Ketuntasan belajar siswa
Tes awal
Siklus I
Siklus II
41,17
73,52
97
14
25
1
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa ketuntasan belajar digambarkan pada grafik dibawah ini :
120 100 80 Tes awal 60 Siklus I 40
Siklus II
20 0 tes awal
siklus I
Siklus II
Gambar 4.4 Gambar Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dengan demikian dapat dikatakan bahwa, penerapan model make a match bisa meningkatkan penguasaan kosa kata sekaligus prestasi belajar siswa kelas IV di MI Bendiljati Wetan Sumbergempol Tulungagung. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan ketuntasan belajar dari pre tes ke siklus I kemudian ke siklus II.
120
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan paparan data temuan penelitian, dan pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat disimpulkan 1. Penerapan Model make a match merupakan suatu model belajar yang bertujuan untuk mengaktifkan indivindu sekaligus kelompok dalam belajar. Adapun langkah-langkah dalam penerapan antara lain: a) Membuat potongan-potongan kertas sejumlah peserta dalam kelas dan kertas tersebut dibagi menjadi dua kelompok,
b) Menulis
pertanyaan tentang materi yang telah diberikan sebelumnya pada potongan kertas yang telah disiapkan. Setiap kertas berisi satu pertanyaan, c) Pada potongan kertas yang lain, tulis jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang telah dibuat, d) Mengocok semua kertas tersebut sehingga akan tercampur antara soal dan jawaban, e) Membagikan setiap peserta didik satu kertas. Jelaskan bahwa ini aktivitas yang dilakukan berpasangan. Sebagian peserta akan mendapatkan soal dan sebagian yang lain akan mendapatkan jawaban, f) Meminta peserta didik untuk mencari pasangannya. Jika suda ada yang menemukan pasangannya, mintaklah mereka untuk duduk berdekatan. Jelaskan juga agar mereka tidak memberikan materi yang mereka dapatkan kepada teman yang lain, g) Setelah semua peserta
120
121
menemukan pasangan dan duduk berdekatan, mintaklah setiap pasangan secara bergantian membacakan soal yang diperoleh dengan suara keras kepada teman-teman lainya. Selanjutnya, soal tersebut dijawab oleh pasangannya. Demikian seteruhnya, h)
Mengakhiri
proses
pembelajaran
dengan
klarifikasi
dan
kesimpulan. Sehingga model yang dipilih ini memiliki kesesuaian dengan materi yang akan disampaikan. Model yang diterapkan juga membantu peserta didik untuk lebih aktif, antusias tentang mata pelajaran bahasa Arab yang dianggap sulit dan membosankan. Dengan demikian penggunaan model yang sesuai akan membantu kelancaran kegiatan pembelajaran
dan peserta didik dapat mencapai hasil yang
maksimal 2. Pembelajaran dengan menggunakan
model make a macth dapat
meningkatkan hasil belajar bahasa Arab. Tingkat keberhasilan belajar meningkat dengan baik. Hal ini dapat diketahui dari indikator keberhasilan yang berupa nilai hasil belajar peserta didik dan proses pembelajaran. Proses pembelajaran akan menentukan pemahaman dari hasil belajar. Nilai hasil belajar siswa pada tes awal mencapai nilai 41,17% kemudian meningkat menjadi 73,52% pada siklus I, dan pada siklus
II
meningkat
menjadi
97%.
keberhasilannya berada pada kriteria baik.
Nilai
hasil
belajar
ini
122
B. Saran Dari hasil penelitian yang telah dilakukan di MI Bendiljati Wetan Sumbergempol Tulungagung, peneliti dapat memberikan beberapa saran sebagai berikut: 1. Bagi Kepala Sekolah MI Bendiljati Wetan Sumbergempol Tulungagung Kepala Sekolah disarankan agar memberikan peluang kepada guru untuk mengembangkan kreatifitasnya dalam pembelajaran. 2. Bagi Guru MI Bendiljati Wetan Sumbergempol Tulungagung Agar peserta didik semangat untuk selalu belajar dengan giat maka guru seharusnya berusaha untuk meningkatkan khazanah keilmuannya, yaitu dengan banyak membaca buku-buku yang menghubungkan dengan meningkatkan hasil belajar serta pemahaman pserta didik terhadap materi pelajaran dengan mengikuti program penelitian, keterampilan dan kerja sama yang erat dengan sesame guru di lingkungan kerja mereka. 3. Bagi Peserta Didik MI Bendiljati Wetan Sumbergempol Tulungagung Demi nama baik sekolah, orang tua dan terutama masa depan diri sendiri yang gemilang, hendaknya peserta didik meningkatkan belajarnya demi mencapai hasil belajar yang maksimal dan banyak menmbaca buku tentang ilmu pengetahuan di perpustakaan dan selalu dispiplin dalam belajar.
123
4. Bagi Peneliti Lain Peneliti yang berminat melaksanakan pembelajaran dengan model make a match hendaknya mempertimbangkan materi yang sesuai dengan pembelajaran ini, dan membuat persiapan yang matang agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar.
124
DAFTAR RUJUKAN Ahmadi, Abu. (2005). Strategi Belajar Mengajar. Bandung : CV pustaka Setia. Ali, Nur dan Wahidmurni. (2008). Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Agama dan Umum dari Teori Menuju Praktik Disertai Contoh Hasil Penelitian. (Malang: UM press. Aqib, Zainal. (2009) .Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widya. Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. As’aril, Muhajir. (2004). Psikologi Belajar Bahasa Arab. Jakarta: PT. Bina Ilmu. Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain, Aswan (2010) Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. (2000). Guru dan Anak didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi Et all. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara. Hamalik, Oemar. (2007). Perencanaan pembelajaran, Jakarta: PT Raja Grafindo. Hennawan, Acep. (2011). Metodolagi Pembelajaran Bahasa Arab. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, Huda, Miftahul. (2011). Cooperative Learning.Yagyakarta: Pustaka Pelajar. Indahwati, Nur Penerapan pembelajaran kooperatif Model A Match Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar siswa kelas IX IPS pada mata pelajaran
125
Izzan, Ahmad. (2007). Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. Bandung: Humaniora. Jalaludin. (2001). Teologi Pendidikan. Jakarta : Rajagrafindo persada. Komsiyah, Indah. (2012). Belajar dan pemelajaran,Yogyakarta: PT.Teras. Kumalasari, Kokom. (2010). Pembelajaran Kontekstual, konsep dan Aplikasi, Bandung: PT Refika Aditama. Lie, Anita. (2005). Cooprative Learning Mempratikkan Cooperative Learning Di Ruang-Ruang Kelas, Jakarta: Gramedia. Maunah, Binti. (2005). Pendidikan Kurikulum SD-MI,Bandung: ElKAF Mujib, Fathul. (2010). Rekonstruksi Pendidikan Bahasa Arab. Yogyakarta: Bintang Pustaka Abadi. Muliawan, Jasa Ungguh. (2010). Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Gava Media. Mulyasa, E. Mulyasa. (2005). Kurikulum Berbasis Kompetensi. bandung: Remaja Rosdakarya. Muslich, Masnur. (2012). Melaksanakan PTK itu Mudah (Classroom Action Research). Jakarta: Bumi Aksara. Naim, Ngainum dan Sauki, Ahamad. (2009). pendidikan Multikultural Konsep dan Aplikasi. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. Nurhayati, Anin(2006) Diklat Metodologi PembelajaranBaha Arab.Tulungagung: STAIN Tulungagung. Observasi pribadi di MI Bendiljati Weta Sumbergempol Kabupaten Tulunagung Tanggal 2 februari 2014.
126
Oemar Hamalik. (1989). Teknik Pengukur dan Evaluasi Pendidikan. Bandung: Mandar Maju. Purwanto, Ngalim. (2006). prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran .Bandung: PT Remaja Rosdakarya . (2009). Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: pustaka Belajar. Rusman. (2011). Model-model pembelajaran Mengembangkan profesionalisme Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Sadirman. (2004). Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarta: PT.Raja Grafindo peersada. Siswono, Tatag Yuli Eko. (2008). Mengajar Dan Meneliti Panduan Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru dan Calon Guru. (Surabaya: Unesa University Perss. Sudijono, Anas. (2008). Pengantar Evaluesi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo persada. Sulistyorini. (2009). Evaluasi Pendidikan Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Yogyakarta: Teras. Suprijono, Agus. (1989). Teknik Pengukuran dan Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Mandar Maju. (2009). Cooperative Learning, Teori dan Aplikasi Paikem, Yogyakarta: pustaka Belajar. Tanti,”Model pembelajran Make a match”, dalam Tanzeh, Ahmad. (2011). Metodologi Penelitian Tindakan Praktis. Yogyakarta: Teras. Trianto. (2006). Panduan Lengkap Penelitian Kelas. Surabaya: prestasi pustaka
127
Usman, Moh. Uzer. (1995). Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. UU RI No. 20 Th.2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Bandung: Fokus Media, 2006. Wahab, Rosyidi Abdul. (2009) Media Pembelajaran Bahasa Arab. Malang: UIN –Malang Press. Widjono. ( 2005). Bahasa Indonesia “Mata Kuliah Pengembangan kepribadian di perguruan Tinggi”, ( Jakarta : Grasindo. Wiraatmadja, Rochiati. (2005) Metodologi Penelitian Tindakan Kelas untuk Meningkatkan
Kinerja
Guru
dan
Dosen.
Bandung:
PT.Remaja
Rosdakarya.. Zaini, Hisyam (2008),
Strategi pembelajaran Aktif. Yogyakarta, CTDS UIN
Sunan Kalijaga. Wikipedia,” pembelajaran” dalam http://id. Wikipedia. Orang/wiki/pembelajaran, diakses pada tanggal 27-0402014 Tarmizi Ramadhan, http:/tarmizi. Wordperees.com/2008/12/13/pembelajarankooperatif-make a match/, diakses April 2012 http:/catantanti.blogspot.com/2012/12/model-pembelajaran-make-match.htlm. diases tanggal 18-03-2013
128
Lampiran 1. JADWAL PERTEMUAN PENELITIAN No
3
Tanggal
Kegiatan
Keterangan
1
25 April 2014
Pre tes
2
2 Mei 2014
Siklus I
- Penyampaian materi dan menerapkan Make a Match - Post test I
9 Mei 2014
Siklus II
- Penyampaian materi dan menerapkan Make a Match - Post test II
Pre Test, dilaksanakan dengan memberikan 10 soal berupa isian pada masing-masing siswa
129
Lampiran 2. DAFTAR NAMA SISWA Nama Sekolah
: MI Bendiljati Wetan Sumbergempol Tulungagung
Kelas / Semester
: IV (empat) / II (dua)
Tahun Pelajaran
: 2013/2014
No
Nama Siswa
Kode
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34.
Agus Priyandika Ahmad Irfandi Ari Eko Eko Setyawan Deny Aditya Dwi Putra Dian Angga Saputra Dian Silvi Puspitasari Dicky Andrian Vernada S Dina Alfi Nushrotin Dina Alfi Shofiatin Febri Dwi Nur Wahyuni Gumna Sabila Khusna Hafiana Salsabila Hafizah Ismagutratuin Kharisma Permata A Kukuh Wista Jatmiko Mohammad Galih Bintang .S Muhammad Athoillah Muhammad Luqman Hakim Muhammad Nizam Arjna Muhammad Nur Sultonnudin Muhammad Rofi Akbarul Muhammad Romadhoni Muhammad Yudha A Nadya Rahmawati Najwa Faizarotul H Nabella Rahmanda Nur Aisyah Rani Hapsari Septyan Andre Setyawan Very Arviandhika Yoga Nicma pratama Yunika Hemalia Yusrina Mursidah Zulfa Afidah Fitriana
APD AI AES DADP DAS DSPT DAVS DAS DAS FDNW GSK HS HI KP KWJ MGB MA MLH MNA MNS MRA MRH MYA NR NFH NR NA RH SAS VA YNP YH YM ZAF
Jenis kelamin L P
Ket
130
Lampiran 3. Nama
:
Kelas
:
No.Absen
:
SOAL PRETEST Terjemahkan Soal-soal dibawah ini kedalam Bahasa Indonesia !
1. ﻫﺬﺍ ﺑﻴﺖ
=
2. ﺗﻠﻚ ﻣﺪ ﺭ ﺳﺔ
=
3. ﻫﺬﺍ ﻣﺼﺮ ﻑ
=
4. ﺫﻟﻚ ﻫﺎ ﺗﻒ
=
5. ﻫﺬﺍ ﺳﻮﻕ
=
Terjemahkan soal-soal dibawah ini kedalam Bahasa Arab ! 6. Itu tempat bermain
=
7. Ini terminal
=
8. Ini stasiun kereta api
=
9. Ini bandara
=
10. Itu kantor
=
‘’SELAMAT MENGERJAKAN’’
131
Lampiran 4 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Hari / Tanggal
: jumat 2 Mei 2014
Sekolah
: MI Bendiljati Wetan
Mata Pelajaran
: Bahasa Arab
Kelas / semester
: IV / II
Materi Pokok
: Alamat
Alokasi Waktu
: 4 x 30 menit (2 X Satu Pertemuan)
A. Standar Kompetensi 1. Memahami informasi lisan melalui kegiatan mendengarkan dalam bentuk paparan atau dialog tentang alamat B. Kompetensi Dasar 1.2 Menemukan makna atau gagasan dari wacana lisan sederhana tentang alamat C. Indikator 1. Membaca dan menulis mufrodat dengan benar 2. Menghafal mufrodat dengan tepat 3. Menjodohkan mufrodat dengan benar D. Tujuan Pembelajaran Siswa dapat: 1. Siswa dapat membaca dan menulis mufrodat dengan benar 2. Siswa dapat Menghafal mufrodat dengan tepat 3. Siswa dapat Menjodohkan mufrodat dengan benar E. Materi ajar Alamat (lampiran 1)
132
F. Metodedan Model Pembelajaran a. Pendekatan
: Kooperatif
b. Metode
: Ceramah, Tanya jawab, demonstrasi, diskusi
c. Model
: Make A Match
G. Karakter siswa yang diharapkan : - Disiplin ( Discipline ) - Rasahormat dan perhatian ( respect) - Tekun ( diligence ) - Tanggungjawab ( responsibility) - Religius - Rasa ingin tahu - Mandiri - Percaya diri H. Langkah-langkah Pembelajaran : Pertemuan ke-1(2 x 30 menit) Tahap
Kegiatan
Kegiatan
Guru
siswa
(Sintaks) Kegiatan Pendahuluan
1. Guru
mengucapkan Menjawab
Karakter
yang
dikembangkan
Alokasi Waktu
Religius
1menit
Religius
1menit
Rasa ingin tahu
2menit
salam
salam Assalamualaikum.wr. wb 2. Salah
satu
siswa Siswa doa berdoa
memimpin
untuk bersama
bersama
mengawali pelajaran 3. Guru memeriksa
Siswa
kehadiran peserta
Mendengar
didik
kan
4. Guru menyampaikan Siswa tujuan
pembelajaran Memperhati Rasa ingin tahu
dan KKM.
kan
2 menit
133
5. Guru memberikan apersepsi dan
Memperhati kan
2menit Rasa ingintahu
motivasi Kegiatan Inti Fase 1:
6. Guru
memberikan Siswa
penjelasan Kata ganti
memperhati
Komunikatif
12menit
Rasa ingin tahu
kan Eksplorasi
7. Guru membagi siswa Memperhati Rasa ingintahu dalam kelompok 8. Gurumemberikan memberikankertuseca
3menit
kan Siswa
Percaya diri
2 menit
Percayadiri
5menit
berpasangan
raberpasangan Fase Elaborasi
2: 9. Guru
memberikan Siswaaktif
tugas masing-masing siswa 10menit
10. Gurumemberikankart u yang
Siswa
berisisoaldanmencarij
berdiskusi
awabannyakepadatem
memikirkan
Kerja keras
annyadanmenempelka jawaban nkepapantulis 11. Guru membahas hasil diskusi
Fase Konfirmasi
3: 12. Guru
Siswa
Bertanggung
menjawab
jawab
mengevaluasi Siswaaktif
hasil jawabansiswa 13. Guru memberikan
8 menit
Komunikatif
5 menit
Disiplin
5 menit
komunikatif
5 menit
dan memperhati
nilaiapabilajawabanbe kan nar 14. Guru
memberikan
kesempatanlagikepad
memperhati
134
a
siswa
untuk kan
bertanya apabila ada yang belum paham 15. Guru
memotivasi Siswa
siswa
yang
kurang bertanya
aktif Kegiatan
16. Guru bersama siswa
Penutup
Siswa aktif
Kerja keras dan 2menit komunikatif
membuat kesimpulan tentangmateriAlamat. 17. Menindak
lanjuti
pertemuan yang akan Ceramah
Religius
1menit
Rasa ingin tahu
2 menit
Disiplin
1 menit
Religius
1 menit
datang 18. Guru
memberikan
pesan moral kepada Siswa memperhati
siswa 19. Ketua kelas
kan
memimpin doa untuk
Siswa
mengakhiri kegiatan
berdoa
pembelajaran
bersama
20. Guru menutup pembelajaran dengan
Siswa
mengucapkan salam
menjawab
wassalamualaikum.wr salam .wb Pertemuan ke-2 (2 x 30 menit) Tahap
Kegiatan
(Sintaks)
Guru
dikembangkan
Waktu
1. Kegiatan
1. Guru mengucapkan Menjawab
Religius
1menit
Pendahuluan
salam
Kegiatan siswa
salam
Karakter yang Alokasi
135
Assalamualaikum.w r.wb 2. Salah
satu
siswa Siswa berdoa
memimpin
Religius
2menit
doa bersama
bersama
untuk
mengawali pelajaran 3. Guru
memeriksa Siswa
kehadiran
peserta Mendengarkan
Rasa
ingin 2menit
tahu
didik 4. Guru
memberikan Siswa
apersepsi
dan Memperhatikan
motivasi
Rasa
ingin 5menit
tahu
kepada
siswa Kegiatan Inti
5. Gurumenjelaskan materi
yang
Siswa
akan memperhatikan
disampaikan 6. Guru
Rasa tahu
ingin 10menit dan
komunikatifPe 10menit
melakukan Siswa menjawab rcaya diri
tanya jawab kepada siswa hal-hal yang belum dipahami 7. Guru
memberikan Siswa
20menit
Mandiri
tes untuk mengukur mengerjakan hasil belajar siswa 8. Guru evaluasi
mengadakan Siswa bersama memperhatikan
siswa 9. Guru evaluasi siswa
memberikan kepada terhadap
keberhasilan siswa
Rasa tahu
ingin
136
Kegiatan
10. Gurubersama siswa Siswa aktif
Penutup
Kerja keras
2menit
membuat kesimpulan 11. Guru
memberikan Siswa
komunikatif
1 menit
mendengarkan
rencana pembelajaran selanjutnya
kelas Siswa
berdoa Religius
1menit
pembelajaran
Siswa menjawab Religius
1menit
dengan
salam
12. Ketua
doa bersama
memimpin untuk
mengakhiri
kpembelajaran 13. Guru
menutup
mengucapkan salam wa’alaikumsalam wr.wb I. AlatdanSumberBelajar a. Alat dan bahan: - Kertas pelangi b. Sumber Pelajar: - Paket Bahasa Arab Akucintabukubahasa Arab IV Madrasah Ibtidaiyah Agus Wayudi - Lks Ulul Albab a. Penilaian Kognitif 1. Teknik Penilaian : tespenulisan 2. Bentuk penilaian : Menjodohkan
137
Jodohkanlahkalimat –kalimatberikutinisesuaidenganarti yang benar!
ﻫﺬﺍﺑﻴﺖ
Ini terminal
ﺗﻠﻚ ﻣﺪﺭﺳﺔ
Ini bandara
ﻫﺬﺍ ﻣﺼﺮﻑ
Itu tempat bermain
ﺫﻟﻚ ﻫﺎ ﺗﻒ
Itu kantor
ﻫﺬﺍ ﺳﻮﻕ
ﺫﻟﻚ ﻣﻠﻌﺐ
Ini Stasiun keretaapi Ini rumah
ﻫﺬﻩ ﻣﺤﻄﺔ ﺍﻟﺴﻴﺎ ﺭﺓ
Ini Bank
ﻫﺬﻩ ﻣﺤﻄﺔ ﺍﻟﻘﻄﺎﺭ
Ini pasar
ﻫﺬﺍﻣﻄﺎﺭ
ﺫﻟﻚ ﺩ ﻳﻮﺍ ﻥ
Itu sekolah
Ituhandphone
138
Kunci jawaban:
ﻫﺬﺍﺑﻴﺖ
Ini terminal
ﺗﻠﻚ ﻣﺪﺭﺳﺔ
Ini bandara
ﻫﺬﺍ ﻣﺼﺮﻑ
Itu tempat bermain
ﺫﻟﻚ ﻫﺎ ﺗﻒ
Itu kantor
ﻫﺬﺍ ﺳﻮﻕ
ﺫﻟﻚ ﻣﻠﻌﺐ
Ini Stasiun keretaapi Ini rumah
ﻫﺬﻩ ﻣﺤﻄﺔ ﺍﻟﺴﻴﺎ ﺭﺓ
Ini Bank
ﻫﺬﻩ ﻣﺤﻄﺔﺍﻟﻘﻄﺎﺭ
Ini pasar
ﻫﺬﺍﻣﻄﺎﺭ
ﺫﻟﻚ ﺩﻳﻴﻮﺍﻥ
Itu sekolah
Itu handphone
139
b. Penilaian Keaktifan No Aspek dan Kriteria Penilaian
Skor 1
1.
Demokrasi a. Menghargai pendapat teman b. Akif menyampaikan pendapat c.Menanggapi
pertanyaan
peserta
didik yang lain denganbaik 2.
Komunikatif a. Dalam menyampaikan pendapat menggunakan bahasa yang mudah dipahami b.Menyampaikanpertanyaansesuai dengan materi c.Mampu menyimpulkan hasil diskusi
3.
Rasa ingin tahu a. Selalu bertanya pada teman b. Siswa membaca buku c.Siswa
memberikan
kepada teman Keterangan Skor : 1 = Sangat kurang 2 = Kurang 3 = Cukup 4 = Baik 5 = Sangat Baik Penilaian setiap karakter : Total skor = Jumlah skor x 100 15 =........
penjelasan
2 3
Jumlah 4
5
Skor
140
J.
Penugasan Buku paket untuk MI kelas Agus Wahyudi, Hal.60,
Tulungagung, 2 Mei 2014 Guru Mata Pelajaran
Peneliti
Moh. Turmudi, S.Pd.I
Komsiatin NIM. 3217103042
Mengetahui, Kepala Sekolah MI Bendiljati Wetan
Siti Masruroh, M.Pd.I NIP. 19740501 200501 2 004
141
Lampiran 1 Kosa Kata Tentang Alamat ﺍﻟﻌﻨﻮﺍﻥ Alamat Mengunakan kata ganti dekat danjauh yaitu: ﻫﺬﺍ ﻫﺬﻩdan ﺫﻟﻚ ﺗﻠﻚ 1. ﻫﺬ ﺍ ﺑﻴﺖ
= ini rumah
2. ﺗﻠﻚ ﻣﺪ ﺭ ﺳﺔ
= itu sekolahan
3. ﻫﺬﺍ ﻣﺼﺮ ﻑ
= ini bank
4. ﺫﻟﻚ ﻫﺎ ﺗﻒ
= itu handphone
5. ﻫﺬﺍ ﺳﻮﻕ
= itu pasar
6. ﺫﻟﻚ ﻣﻠﻌﺐ
= itu tempat bermain
ُ ﻫﺬﻩ ﻣﺤ 7. ﻄﺔ ﺍﻟﺴﻴﺎ ﺭ ﺓ
= ini terminal
8. ﻫﺬﺍ ﻣﻄﺎ ﺭ
= ini bandara
9. ﺫﻟﻚ ﺩﻳﻮﺍﻥ
= itu kantor
10. ﻫﺬﻩ ﻣﺤﻄﺔ ﺍ ﻟﻘﻄﺎ ﺭ
= ini stasiun kereta api
142
Lampiran 5 NAMA
:
KELAS
:
NO.ABSEN
:
SOAL POST-TEST 1 Siklus I
Jodohkanlahkalimat –kalimat berikut ini sesuai dengan arti yang benar!
ﻫﺫﺍﺑﻳﺕ
Ini terminal
ﺗﻠﻙ ﻣﺩﺭﺳﺔ
Ini bandara
ﻫﺫﺍ ﻣﺻﺭﻑ
Itu tempat bermain
ﺫﻟﻙ ﻫﺎ ﺗﻑ
Itu kantor
ﻫﺫﺍ ﺳﻭﻕ
Ini Stasiun kereta api
ﺫﻟﻙ ﻣﻠﻌﺏ
Ini rumah
ﻫﺫﻩ ﻣﺣﻁﺔ ﺍﻟﺳﻳﺎ ﺭﺓ
Ini Bank
ﻫﺫﻩ ﻣﺣﻁﺔ ﺍﻟﻘﻁﺎﺭ
Ini pasar
ﻫﺫﺍﻣﻁﺎﺭ ﺫﻟﻙ ﺩ ﻳﻭﺍ ﻥ
Itu sekolah
Itu handphone
143
Lampiran 5 KUNCI JAWABAN Kunci jawaban:
ﻫﺫﺍﺑﻳﺕ
Ini terminal
ﺗﻠﻙ ﻣﺩﺭﺳﺔ
Ini bandara
ﻫﺫﺍ ﻣﺻﺭﻑ
Itu tempat bermain
ﺫﻟﻙ ﻫﺎ ﺗﻑ ﻫﺫﺍ ﺳﻭﻕ
Itu kantor
Ini Stasiun kereta api
ﺫﻟﻙ ﻣﻠﻌﺏ
Ini rumah
ﻫﺫﻩ ﻣﺣﻁﺔ ﺍﻟﺳﻳﺎ ﺭﺓ
Ini Bank
ﻫﺫﻩ ﻣﺣﻁﺔﺍﻟﻘﻁﺎﺭ
Ini pasar
ﻫﺫﺍﻣﻁﺎﺭ
Itu sekolah
ﺫﻟﻙ ﺩﻳﻳﻭﺍﻥ
Itu handphone
144
Lampiran 7.
FORMAT OBSERVASI KEGIATAN PENELITI Materi
:
Siklus/ Pertemuan
:
Hari/ tanggal
:
Pukul
:
Petunjuk
:
A. Isilah kolom skor sesuai pedoman penskoran berikut: a.
Skor 5 : jika semua deskriptor muncul
b.
Skor 4 : jika tiga deskriptor yang muncul
c.
Skor 3 : jika dua deskriptor yang muncul
d.
Skor 2 : jika satu deskriptor yang muncul
e.
Skor 1 : jika tidak ada deskriptor yang muncul
Tabel 4.1 Format Observasi Guru/ Peneliti siklus I Tahap Awal
Indikator Melakukan kegiatan rutinan awal pembelajaran Menyampaika n tujuan pembelajaran
a. b. c. d. a.
b. c. d.
Menggali dan membangkitka n pengetahuan awal siswa (Explorasi dan Apersepsi)
a.
b.
Deskritor Mengucapkan salam Membaca basmalah bersamasama Mengabsen siswa Mengkondisikan siswa Tujuan pembelajara disamapikan awal pelajaran Tujuan pembelajaran sesuai dengan materi Tujuan sesuai dengan lembar kerja Tujuan diungkapkan dengan bahasa yang mudah dipahami Menanyakan pengalaman atau pengetahuan siswa tentang materi Memacing siswa untuk mengingat kembali materi prasyarat yang berkaitan dengan materi
Skor 5
Keterangan semua muncul
5
Semua muncul
3
b dan c yang muncul
145
Inti
Penjelasan materi tentang Alamat
Tanya jawab
Pembentukan kelompok Tugas inti dari pembentukan kelompok
Penutup
Penyelarasan pemahaman konsep materi yang telah dipelajari Melakukan rutinitas
c. Memberikan penjelasan tentang materi a. Menjelaskan macam-macam tentang alamat disekitar lingkungannya b. Menyebutkan tentang Alamat yang ada disekitar kita c. Menyediakan alat peraga d. Mengartikan ke dalam bahasa Indonesia/Arab tentang Alamat a. Memberi kesempatan siswa untuk bertanya b. Memancing rasa ingin tahu siswa c. Menjelaskan dengan bahasa yang mudah difahami siswa a. Mengkondisikan siswa b. Membagi siswa menjadi dua kelompok c. Menjelaskan tugas kelompok a. Siswa mendapatkan kartu yang berbeda (kelompok 1 berupa soal dan kelompok 2 berupa jawaban) b. Siswa mencocokan jawaban kartu yang telah didapat dengan temannya secara berulang-ulang c. Siswa membaca dengan keras dari kartu yang telah didapatnya d. Guru menanyakan kepada siswa tentang kesalahan dalam mencocokkan kartu e. Siswa kembali ketempat duduk masing-masing f. Guru memberikan hukuman rigan kepada para siswa yang salah dalam mencocokkan kartu
5
Semua muncul
3
a dan c yang muncul
5
Semua muncul
4
semua muncul
a. Menyimpulkan materi yang telah dipelajari bersama siswa b. Memberikan kesempatan bagi siswa untuk bertanya seputar materi yang belum pahami
2
b saja yang muncul
a. Mengkondisikan siswa b. Memberikan motivasi kepada
4
a, c dan d yang muncul
146
kegiatan akhir pembelajaran
Jumlah
siswa c. Mengajak membaca do’a (hamdalah) bersama d. Mengakhiri perjumpaan dengan salam 45
36
Tulungagung, Mei 2014 Observer
(………………..........)
147
Lampiran 8
FORMAT OBSERVASI KEGIATAN SISWA Materi
:
Siklus/ Pertemuan
:
Hari/ tanggal
:
Pukul
:
Petunjuk
:
A. Isilah kolom skor sesuai pedoman penskoran
Skor 5
: jika semua deskriptor muncul
Skor 4
: jika tiga deskriptor yang muncul
Skor 3
: jika dua deskriptor yang muncul
Skor 2
: jika satu deskriptor yang muncul
Skor 1
: jika tidak ada deskriptor yang muncul
Tahap
indikator
Deskriptor
Skor Catatan
Melakukan
a. Mengucapkan salam
aktivitas
b. Menjawab salam
d yang
keseharian
c. Menjawab pertanyaan guru
muncul
4
a, b, dan
d. Mendengarkan penjelasan guru Memperhatikan a. Memperhatikan tujuan Awal
penjelasan
5
muncul
guru b. Mengajukan
Semua
pendapat
atau
jawaban pertanyaan guru c. Menanyakan
hal-hal
yang
belum jelas Memperhatikan a. Memperhatikan
penjelasan
4
a,b dan
148
penjelasan materi
guru
d yang muncul
b. Mencatat materi c. Mengajukan pendapat atau mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan materi d. Menjawab pertanyaan guru yang berkaitan dengan materi
Keterlibatan
5
yang berkaitan dengan materi
dalam pembangkitan pengetahuan siswa
a. Menjawab pertanyaan guru
Semua muncul
b. Menanggapi penjelasan guru yang berkaitan dengan materi
tentang c. Mengemukakan
pendapat
atau alasan yang berkaitan
materi
dengan materi 5
Memahami
a. Membaca lembar kerja
tugas pretes
b. Berusaha memahami lembar
Semua muncul
kerja c. Bertanya kepada guru jika ada yang belum faham Memanfaatkan sarana Inti
yang
ada
a. Menfaatkan sarana dengan
5
tepat
Semua muncul
b. Mengisi/ menjawab lembar kerja sesuai dengan petunjuk
Melaporkan
a. Membaca laporan
kerja indivindu
b. Menjawab pertanyaa c. Membaca
2
b yang muncul
laporan
dengan
laporan
dengan
baik d. Membaca semangat Melaksanakan
a. Menanyakan jika ada yang
3
Semua
149
tes akhir Akhir
belum dimengerti
muncul
(postes)
b. Mengumpulkan jawaban
Menanggapi
a. Menjawab pertanyaan guru
evaluasi
b. Mengahargai jawaban teman
5
Semua muncul
c. Menghargai pendapat teman d. Menanyakan jika ada yang belum jelas Mengakhiri pelajaran
a. Mengatur kelas dalam posisi
5
muncul
semula b. Mengembangkan alat peraga c. Memperhatikan
penjelasan
guru d. Menjawab jawab Jumlah
Semua
50
43
Tulungagung, Mei 2014 Observer
(…………………..)
150
Lampiran 9. PEDOMAN WAWANCARA GURU
1. Bagaimana kondisi belajar siswa kelas IV pada mata pelajaran bahasa Arab ? 2. Bagaimana proses pembelajaran mata pelajaran bahasa Arab siswa kelas IV? 3. Model apa yang digunakan dalam pembelajaran mata pelajaran bahasa Arab siswa kelas IV? 4. Bagaimana kondisi siswa selama pembelajaran bahasa Arab kelas IV dengan model yang digunakan ? 5. Bagaimana hasil belajar siswa kelas IV pada mata pelajaran bahasa Arab?
151
Lampiran 10
PEDOMAN WAWANCARA SISWA
1. Bagaimana pemahaman siswa terhadap materi tentang Alamat? 2. Apakah siswa pernah belajar dengan menggunakan model make a match sebelumnya? 3. bagaimana pendapat siswa mengenai pembelajaran dengan model make a match ? 4. Bagaimana
pendapat siswa mengenai pembelajaran dengan model
make a match ? 5. Apakah yang membuat kalian senang ketika diajar dengan model make a match ?
152 Lampiran 11 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Hari/Tanggal
: jumat 9 Mei 2014
Sekolah
: MI Bendiljati Wetan
Mata Pelajaran
: Bahasa Arab
Kelas / semester
: IV / II
Materi Pokok
: Alamat
Alokasi Waktu
: 4 x 30 menit (2 X Satu Pertemuan)
A. Standar Kompetensi 1. Memahami informasi lisan melalui kegiatan mendengarkan dalam bentuk paparan atau dialog tentang alamat B. Kompetensi Dasar 1.2 Menemukan makna atau gagasan dari wacana lisan sederhana tentang alamat C. Indikator 1. Membaca dan menulis mufrodat dengan benar 2. Menghafal mufrodat dengan tepat 3. Menjodohkan mufrodat dengan benar D. Tujuan Pembelajaran Siswa dapat: 1. Siswa dapat membaca dan menulis mufrodat dengan benar 2. Siswa dapat Menghafal mufrodat dengan tepat 3. Siswa dapat Menjodohkan mufrodat dengan benar E. Materi ajar Alamat (lampiran 1) F. Metode dan Model Pembelajaran a. Pendekatan
: Kooperatif
b. Metode
: Ceramah, Tanya jawab, demonstrasi, diskusi
c. Model
: Make A Match
153
G. Karakter siswa yang diharapkan : - Disiplin ( Discipline ) - Rasa hormat dan perhatian ( respect) - Tekun ( diligence ) - Tanggung jawab ( responsibility) - Religius - Rasa ingin tahu - Mandiri - Percaya diri H. Langkah-langkah Pembelajaran : Pertemuan ke-1(2 x 30 menit) Tahap
Kegiatan
Kegiatan
Guru
siswa
(Sintaks) Kegiatan Pendahuluan
1. Guru
Karakter
yang
dikembangkan
Alokasi Waktu
Religius
1 menit
Religius
1 menit
Rasa ingin tahu
2 menit
pembelajaran Memperhati Rasa ingin tahu
2 menit
mengucapkan Menjawab
salam
salam
Assalamualaikum.wr. wb 2. Salah
satu
siswa Siswa doa berdoa
memimpin
untuk bersama
bersama
mengawali pelajaran 3. Guru memeriksa
Siswa
kehadiran peserta
Mendengar
didik
kan
4. Guru menyampaikan Siswa tujuan
dan KKM. 5. Guru memberikan apersepsi dan
kan Memperhati
Rasa ingin tahu 2menit
kan
motivasi Kegiatan Inti Fase 1:
6. Guru
memberikan Siswa
penjelasan Kata ganti memperhati
Komunikatif Rasa ingin tahu
12menit
154 yang ditulis di kertas kan Eksplorasi
Memperhati Rasa ingin tahu
kartun
3menit
7. Guru membagi siswa kan Siswa
dalam kelompok
memberikan berpasangan Percaya diri
8. Guru
2 menit
Tanya jawab tentang pelajaran yany pernah diajarkan Fase Elaborasi
2: 9. Guru
memberikan Siswa aktif
Percaya diri
5 menit
tugas masing-masing siswa 10 menit
10. Guru memberikan kartu yang berisi soal
Siswa
dan mencari
berdiskusi
jawabannya kepada
memikirkan
temannya dan
jawaban
Kerja keras
menempelkan kepapan tulis 11. Guru
menjelaskan Siswa
sekilas
tentang menjawab
Bertanggung
8 menit
jawab
permainan kartu Fase Konfirmasi
3: 12. Guru
mengevaluasi Siswa aktif Komunikatif
hasil jawabansiswa
dan memperhati
13. Guru memberikan nilai apabila jawaban
5 menit
Disiplin
5 menit
komunikatif
5 menit
kan
benar 14. Guru
memberikan
kesempatan
lagi memperhati
kepada siswa untuk kan bertanya apabila ada yang belum paham 15. Guru siswa
memotivasi Siswa yang
kurang bertanya
155 aktif Kegiatan
Siswa aktif
16. Guru bersama siswa
Penutup
Kerja keras dan 2 menit komunikatif
membuat kesimpulan tentang materi Alamat. lanjuti Ceramah
17. Menindak
Religius
1 menit
Rasa ingin tahu
2 menit
Disiplin
1 menit
Religius
1 menit
pertemuan yang akan datang memberikan Siswa
18. Guru
pesan moral kepada memperhati kan
siswa 19. Ketua kelas
Siswa
memimpin doa untuk
berdoa
mengakhiri kegiatan
bersama
pembelajaran Siswa
20. Guru menutup pembelajaran dengan
menjawab
mengucapkan salam
salam
wassalamualaikum.wr .wb Pertemuan ke-2 (2 x 30 menit) Tahap
Kegiatan
(Sintaks)
Guru
dikembangkan
Waktu
1. Kegiatan
1. Guru mengucapkan Menjawab
Religius
1menit
Religius
2menit
Pendahuluan
Kegiatan siswa
salam
Karakter yang Alokasi
salam
Assalamualaikum.w r.wb 2. Salah
satu
memimpin bersama
siswa Siswa berdoa doa bersama untuk
mengawali pelajaran 3. Guru
memeriksa Siswa
Rasa
ingin 2menit
156 kehadiran
peserta Mendengarkan
tahu
didik 4. Guru
memberikan Siswa
apersepsi
Rasa
dan Memperhatikan
motivasi
ingin 5menit
tahu
kepada
siswa Kegiatan Inti
5. Gurumenjelaskan materi
yang
Rasa
Siswa
akan memperhatikan
ingin 10menit
tahu
dan
komunikatifPe
disampaikan
10menit
melakukan Siswa menjawab rcaya diri
6. Guru
tanya jawab kepada siswa hal-hal yang belum dipahami 7. Guru
20menit
Mandiri
memberikan Siswa
tes untuk mengukur mengerjakan hasil belajar siswa 8. Guru
Rasa
mengadakan Siswa
evaluasi
bersama memperhatikan
ingin
tahu
siswa 9. Guru
memberikan
evaluasi
kepada
siswa
terhadap
keberhasilan siswa Kegiatan Penutup
10. Gurubersama siswa Siswa aktif
Kerja keras
2menit
membuat kesimpulan 11. Guru
memberikan Siswa
komunikatif
1 menit
mendengarkan
rencana pembelajaran selanjutnya 12. Ketua
kelas Siswa
memimpin untuk
doa bersama
mengakhiri
berdoa Religius
1menit
157 kpembelajaran 13. Guru
menutup
pembelajaran
Siswa menjawab Religius
dengan
salam
1menit
mengucapkan salam wa’alaikum
salam
wr.wb I. Alat dan Sumber Belajar a. Alat dan bahan: - Kertas pelangi & kartun b. Sumberpelajar: - Paket Bahasa Arab Aku cinta buku bahasa Arab IV Madrasah Ibtidaiyah Agus Wayudi - Lks Ulul Albab a. Penilaian Kognitif 1. TeknikPenilaian : Tes penulisan 2. Bentuk penilaian : Uraian
158
Terjemahkanlah Soal-Soal dibawah ini kedalam Bahasa Arab !
1. Itu tempat bermain
=
2. Ini terminal
=
3. Ini stasiun kereta api = 4. Ini bandara
=
5. Itu kantor
=
Terjemahkanlah Soal-Soal dibawah Ini kedalam Bahasa Indonesia !
6. ﺫﻟﻚ ﻣﻄﺎ ﺭ
=
7.
ﺗﻠﻚ ﻣﺤﻄﺔ ﺍ ﻟﻘﻄﺎ ﺭ
=
8.
ﻫﺬﺍ ﻣﻠﻌﺐ
=
9. ﺫﻟﻚ ﺩﻳﻮﺍﻥ 10.
ﺫﻟﻚ ﻣﺼﺮﻑ
= =
159
Jawaban: 1. ﺫﻟﻚ ﻣﻠﻌﺐ 2. ﻫﺬﻩ ﻣﺤﻄﺔ ﺍﻟﺴﻴﺎ ﺭﺓ 3. ﻫﺬﻩ ﻣﺤﻄﺔ ﺍﻟﻘﻄﺎ ﺭ 4. ﻫﺬﺍ ﻣﻄﺎ ﺭ 5. ﺫﻟﻚ ﺩﻳﻮﺍﻥ 6. Itu bandara 7. Itu stasiun kereta api 8. Ini tempat bermain 9. Itu kantor 10. Itu bank
160
b. Penilaian Keaktifan No Aspek dan Kriteria Penilaian
Skor 1
1.
Demokrasi a. Menghargai pendapat teman b. Akif menyampaikan pendapat c.Menanggapi
pertanyaan
peserta
didik yang lain dengan baik 2.
Komunikatif a. Dalam menyampaikan pendapat menggunakan bahasa yang mudah dipahami b.Menyampaikan pertanyaan sesuai dengan materi c.Mampu menyimpulkan hasil diskusi
3.
Rasa ingin tahu a. Selalu bertanya pada teman b. Siswa membaca buku c.Siswa
memberikan
kepada teman Keterangan Skor : 1 = Sangat kurang 2 = Kurang 3 = Cukup 4 = Baik 5 = Sangat Baik Penilaian setiap karakter : Total skor = Jumlah skor x 100 15 =.........
penjelasan
2 3
Jumlah 4
5
Skor
161
J.
Penugasan Menghafal mufrodat
Tulungagung, 9 Mei 2014 Guru Mata Pelajaran
Peneliti
Moh. Turmudi, S.Pd.I
Komsiatin NIM. 3217103042
Mengetahui, Kepala Sekolah MI Bendiljati Wetan
Siti Masruroh, M.Pd.I NIP. 19740501 200501 2 004
162
Lampiran 1 Kosa kata tentang alamat ﺍﻟﻌﻨﻮﺍﻥ Alamat Mengunakan kata ganti dekat dan jauh yaitu: ﻫﺬﺍ ﻫﺬﻩdan ﺫﻟﻚ ﺗﻠﻚ
1. ﻫﺬ ﺍ ﺑﻴﺖ
= ini rumah
2. ﺗﻠﻚ ﻣﺪ ﺭ ﺳﺔ
= itu sekolahan
3. ﻫﺬﺍ ﻣﺼﺮ ﻑ
= ini bank
4. ﺫﻟﻚ ﻫﺎ ﺗﻒ
= itu handphone
5. ﻫﺬﺍ ﺳﻮﻕ
= itu pasar
6. ﺫﻟﻚ ﻣﻠﻌﺐ
= itu tempat bermain
ُ = ﻫﺬﻩ ﻣﺤini terminal 7. ﻄﺔ ﺍﻟﺴﻴﺎ ﺭ ﺓ 8. ﻫﺬﺍ ﻣﻄﺎ ﺭ
= ini bandara
9. ﺫﻟﻚ ﺩﻳﻮﺍﻥ
= itu kantor
10. = ﻫﺬﻩ ﻣﺤﻄﺔ ﺍ ﻟﻘﻄﺎ ﺭini stasiun kereta api
163
163
Lampiran 12
FORMAT OBSERVASI KEGIATAN SISWA Materi
:
Siklus/ Pertemuan
:
Hari/ tanggal
:
Pukul
:
Petunjuk
:
A. Isilah kolom skor sesuai pedoman penskoran
Skor 5
: jika semua deskriptor muncul
Skor 4
: jika tiga deskriptor yang muncul
Skor 3
: jika dua deskriptor yang muncul
Skor 2
: jika satu deskriptor yang muncul
Skor 1
: jika tidak ada deskriptor yang muncul
Tahap
indikator
Deskriptor
Skor Catatan
Melakukan
a. Mengucapkan salam
aktivitas
b. Menjawab salam
d yang
keseharian
c. Menjawab pertanyaan guru
muncul
4
a, b, dan
d. Mendengarkan penjelasan guru Memperhatikan a. Memperhatikan tujuan Awal
penjelasan
5
muncul
guru b. Mengajukan
Semua
pendapat
atau
jawaban pertanyaan guru c. Menanyakan
hal-hal
yang
belum jelas Memperhatikan a. Memperhatikan
penjelasan
4
a,b dan
164
penjelasan materi
guru
d yang muncul
b. Mencatat materi c. Mengajukan pendapat atau mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan materi d. Menjawab pertanyaan guru yang berkaitan dengan materi
Keterlibatan
5
yang berkaitan dengan materi
dalam pembangkitan pengetahuan siswa
a. Menjawab pertanyaan guru
Semua muncul
b. Menanggapi penjelasan guru yang berkaitan dengan materi
tentang c. Mengemukakan
pendapat
atau alasan yang berkaitan
materi
dengan materi 5
Memahami
a. Membaca lembar kerja
tugas pretes
b. Berusaha memahami lembar
Semua muncul
kerja c. Bertanya kepada guru jika ada yang belum faham Memanfaatkan sarana Inti
yang
ada
a. Menfaatkan sarana dengan
5
tepat
Semua muncul
b. Mengisi/ menjawab lembar kerja sesuai dengan petunjuk
Melaporkan
a. Membaca laporan
kerja indivindu
b. Menjawab pertanyaa c. Membaca
2
b yang muncul
laporan
dengan
laporan
dengan
baik d. Membaca semangat Melaksanakan
a. Menanyakan jika ada yang
3
Semua
165
tes akhir Akhir
belum dimengerti
muncul
(postes)
b. Mengumpulkan jawaban
Menanggapi
a. Menjawab pertanyaan guru
evaluasi
b. Mengahargai jawaban teman
5
Semua muncul
c. Menghargai pendapat teman d. Menanyakan jika ada yang belum jelas Mengakhiri pelajaran
a. Mengatur kelas dalam posisi
5
muncul
semula b. Mengembangkan alat peraga c. Memperhatikan
penjelasan
guru d. Menjawab jawab Jumlah
Semua
50
43
Tulungagung, Mei 2014 Observer
(…………………..)
166
Lampiran 13 NAMA
:
KELAS
:
NO.ABSEN
:
SOAL POST-TEST 1I Siklus II
Jodohkanlahkalimat –kalimatberikutinisesuaidenganarti yang benar!
ﻫﺫﺍﺑﻳﺕ
Ini terminal
ﺗﻠﻙ ﻣﺩﺭﺳﺔ
Ini bandara
ﻫﺫﺍ ﻣﺻﺭﻑ
Itu tempatbermain
ﺫﻟﻙ ﻫﺎ ﺗﻑ
Itu kanotr
ﻫﺫﺍ ﺳﻭﻕ
Ini Stasiunkeretaapi
ﺫﻟﻙ ﻣﻠﻌﺏ
Ini rumah
ﻫﺫﻩ ﻣﺣﻁﺔ ﺍﻟﺳﻳﺎ ﺭﺓ
Ini Bank
ﻫﺫﻩ ﻣﺣﻁﺔ ﺍﻟﻘﻁﺎﺭ
Ini pasar
ﻫﺫﺍﻣﻁﺎﺭ ﺫﻟﻙ ﺩ ﻳﻭﺍ ﻥ
Itu sekolah
Itu handphone
167
Lampiran 14 KUNCI JAWABAN Kunci jawaban:
ﻫﺫﺍﺑﻳﺕ
Ini terminal
ﺗﻠﻙ ﻣﺩﺭﺳﺔ
Ini bandara
ﻫﺫﺍ ﻣﺻﺭﻑ
Itu tempat bermain
ﺫﻟﻙ ﻫﺎ ﺗﻑ ﻫﺫﺍ ﺳﻭﻕ
Itu kantor
Ini Stasiun kereta api
ﺫﻟﻙ ﻣﻠﻌﺏ
Ini rumah
ﻫﺫﻩ ﻣﺣﻁﺔ ﺍﻟﺳﻳﺎ ﺭﺓ
Ini Bank
ﻫﺫﻩ ﻣﺣﻁﺔﺍﻟﻘﻁﺎﺭ
Ini pasar
ﻫﺫﺍﻣﻁﺎﺭ
Itu sekolah
ﺫﻟﻙ ﺩﻳﻳﻭﺍﻥ
Itu handphone
168 Lampiran 14 VALIDASI INSTRUMEN PRE TEST
A.
Judul Penelitian Penerapan Model
Pembelajaran Make A Match Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Bahasa Arab Pada Siswa Kelas IV MI Bendiljati Wetan Sumbergempol Tulungagung. B. Soal-soal 1. Standar Kompetensi 1. Memahami informasi lisan memulai kegiatan mendengarkan dalam bentuk paparan atau dialog tentang alamat 2. Kompetensi Dasar 1.2 Menemukan makna atau gagasan dari wacana lisan sederhana tentang alamat
Indikator Soal Siswa dapat membaca dan menulis mufradat dengan benar Siswa dapat menghafal mufradat dengan tepat
169 SOAL-SOAL Terjemahkan soal-soal di bawah ini ke dalam Bahasa Indonesia !
1. ﻫﺬ ﺍ ﺑﻴﺖ
=
2. = ﺗﻠﻚ ﻣﺪ ﺭ ﺳﺔ 3. = ﻫﺬﺍ ﻣﺼﺮ ﻑ 4. ﻟﻚ ﻫﺎ ﺗﻒ = ﺫ 5. ﻫﺬﺍ ﺳﻮﻕ
=
Kunci jawaban No.
Kunci Jawaban
1.
Ini rumah
2.
Itu sekolah
3.
Ini bank
4.
Itu handphone
5.
Ini pasar
170 C. Validasi Nilai Validasi No.
Indikator Validasi 5
1
Ketepatan penggunaan kata/bahasa
2
Kesesuaian soal dengan kompetensi dasar
3
Soal tidak menimbulkan penafsiran ganda
4
Kejelasan yang diketahui dan yang ditanyakan
4
3
2
1
Keterangan: 5 = Sangat baik / sangat sesuai / sangat tepat 4 = Baik / sesuai / tepat 3 = Sedang 2 = Kurang baik / kurang sesuai / kurang tepat 1 = Sangat kurang baik / sangat kurang sesuai / sangat kurang tepat Berdasarkan vadilasi di atas maka instrument ini ( layak / tidak layak ) untuk digunakan dalam pengambilan data. Catatan revisi instrument: ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………..
Tulungagung,
April 2014
Validator,
(Prof. Dr. H. Imam fu’adi M.Ag) NIP. *Coret yang tidak perlu
171 VALIDASI INSTRUMEN POST TEST 1
A. Judul Penelitian Penerapan Model Pembelajaran Make A Match Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Arab Pada Siswa Kelas IV MI Bendiljati Wetan Sumbergempol Tulungagung. B. Soal-soal 1. Standar Kompetensi 1. Memahami informasi lisan melalui kegiatan mendengarkan dalam bentuk paparan atau dialog tentang alamat 2. Kompetensi Dasar 1.2 Menemukan makna atau gagasan dari wacana lisan sederhana tentang alamat
Indikator Soal Siswa dapat membaca dan menulis mufradat dengan benar Siswa dapat menghafal mufradat dengan tepat
172 SOAL-SOAL Terjemahkan Soal-soal dibawah ini kedalam Bahasa Indonesia !
1. ﻫﺬﺍ ﺑﻴﺖ
=
2. = ﺗﻠﻚ ﻣﺪ ﺭ ﺳﺔ 3. = ﻫﺬﺍ ﻣﺼﺮ ﻑ 4. ﻟﻚ ﻫﺎ ﺗﻒ = ﺫ 5. ﻫﺬﺍ ﺳﻮﻕ
=
Terjemahkan soal-soal dibawah ini kedalam Bahasa Arab ! 6. Itu tempat bermain
=
7. Ini terminal
=
8. Ini stasiun kereta api = 9. Ini bandara
=
10. Itu kantor
=
Kunci jawaban No.
Kunci Jawaban
1.
Ini rumah
2.
Itu sekolah
3.
Ini bank
4.
Itu handphone
5.
Ini pasar
6.
ﻟﻚ ﻣﻠﻌﺐ ﺫ
7.
ُ ﻫﺬﻩ ﻣﺤ ﻟﺴﻴﺎ ﺭ ﺓ ﻄﺔ ﺍ
8.
ﻫﺬﻩ ﻣﺤﻄﺔ ﺍﻟﻘﻄﺎ ﺭ
9.
ﻫﺬﺍ ﻣﻄﺎ ﺭ
10.
ﻟﻚ ﺩﻳﻮﺍﻥ ﺫ
173 C. Validasi Nilai Validasi No.
Indikator Validasi 5
1
Ketepatan penggunaan kata/bahasa
2
Kesesuaian soal dengan kompetensi dasar
3
Soal tidak menimbulkan penafsiran ganda
4
Kejelasan yang diketahui dan yang ditanyakan
4
3
2
1
Keterangan: 5 = Sangat baik / sangat sesuai / sangat tepat 4 = Baik / sesuai / tepat 3 = Sedang 2 = Kurang baik / kurang sesuai / kurang tepat 1 = Sangat kurang baik / sangat kurang sesuai / sangat kurang tepat Berdasarkan vadilasi di atas maka instrument ini ( layak / tidak layak ) untuk digunakan dalam pengambilan data. Catatan revisi instrument: ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………. Tulungagung,
April 2014
Validator,
(Prof. Dr. H. Imam fu’adi M. Ag) NIP. *Coret yang tidak perlu
174 VALIDASI INSTRUMEN POST TEST 2
A. Judul Penelitian Penerapan Model Make A Match Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Arab Pada Siswa Kelas IV MI Bendiljati Wetan Sumbergempol Tulungagung. B. Soal-soal 1. Standar Kompetensi 1.Memahami informasi lisan memulai kegiatan mendengarkan dalam bentuk paparan atau dialog tentang alamat 2. Kompetensi Dasar 1.2 Menemukan makna atau gagasan dari wacana lisan sederhana tentang alamat.
Indikator Soal Siswa dapat membaca dan menulis mufradat dengan benar Siswa dapat menghafal mufradat dengan tepat
175 SOAL-SOAL Terjemahkanlah Soal-Soal dibawah ini kedalam Bahasa Arab !
1. Itu tempat bermain = 2. Ini terminal
=
3. Ini stasiun kereta api = 4. Ini bandara
=
5. Itu kantor
=
Terjemahkanlah Soal-Soal dibawah Ini kedalam Bahasa Indonesia !
ﺫ 6. ﻟﻚ ﻣﻄﺎ ﺭ
=
7. ﺗﻠﻚ ﻣﺤﻄﺔ ﺍﻟﻘﻄﺎ ﺭ
=
8. ﻫﺬﺍ ﻣﻠﻌﺐ
=
9. ﻟﻚ ﺩﻳﻮﺍﻥ ﺫ
=
10. ﻟﻚ ﻣﺼﺮﻑ ﺫ
=
Kunci jawaban No.
Kunci Jawaban
1.
ﻟﻚ ﻣﻠﻌﺐ ﺫ
2.
ﻟﺴﻴﺎ ﺭﺓ ﻫﺬﻩ ﻣﺤﻄﺔ ﺍ
3.
ﻟﻘﻄﺎ ﺭ ﻫﺬﻩ ﻣﺤﻄﺔ ﺍ
4.
ﻫﺬﺍ ﻣﻄﺎ ﺭ
5.
ﻟﻚ ﺩﻳﻮﺍﻥ ﺫ
6.
Itu bandara
7.
Itu stasiun kereta api
8.
Ini tempat bermain
9.
Itu kantor
10.
Itu bank
176 C. Validasi Nilai Validasi No.
Indikator Validasi 5
1
Ketepatan penggunaan kata/bahasa
2
Kesesuaian soal dengan kompetensi dasar
3
Soal tidak menimbulkan penafsiran ganda
4
Kejelasan yang diketahui dan yang ditanyakan
4
3
2
1
Keterangan: 5 = Sangat baik / sangat sesuai / sangat tepat 4 = Baik / sesuai / tepat 3 = Sedang 2 = Kurang baik / kurang sesuai / kurang tepat 1 = Sangat kurang baik / sangat kurang sesuai / sangat kurang tepat Berdasarkan vadilasi di atas maka instrument ini ( layak / tidak layak ) untuk digunakan dalam pengambilan data. Catatan revisi instrument: ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………….. Tulungagung,
April 2014
Validator,
(Prof. Dr. H. Imam Fu’adi, M.Ag) NIP. *Coret yang tidak perlu
177 Lampiran 16 DOKUMENTASI PELAKSANAAN TINDAKAN
178
179
180
Lampiran 17
KEMENTERIAN AGAMA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN Jl. Mayor Sujadi Timur 46 Telp. (0355) 321513, Fax. (0355) 321656 Tulungagung 66221 Website : ftik.iain-tulungagung.ac.id E-mail :
[email protected]
KARTU BIMBINGAN NAMA
: Komsiatin
NIM
: 3217103042
FAKULTAS
: Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
JURUSAN
: Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
DOSEN PEMBIMBING
: Prof. Dr. H. Imam Fu’adi, M.Ag
JUDUL
: “ Penerapan Model Make a Match Untuk Meningkatkan Hasil Belajar bahasa Arab pada Siswa
Kelas
IV
MI
Bendiljati
Wetan
Sumbergempol Tulungagung Tahun Aajaran 2013/2014 ” NO 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
TANGGAL
MATERI Seminar Proposal Pengajuan Validasi Soal Pengajuan Bab I, II dan III Revisi Bab I, II, III Pengajuan Bab IV dan V Revisi Bab IV dan V Pengajuan Keseluruhan Revisi Keseluruhan
TANDA TANGAN
Catatan : Pada waktu bimbingan kartu harus dibawa untuk diisi oleh Pembimbing. Dekan Fakultas
Dr. Abd. Aziz, M. Pd. NIP. 19720601 20003 1 002
Dosen Pembimbing
Prof. Dr. H. Imam Fu’adi, M. Ag NIP.19721127 199703 2 001
181
181
Lampiran 18 SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama Jenis Kelamin Tempat/Tanggal Lahir Fakultas Jurusan
: : : : :
NIM Dosen Pembimbing
: :
Komsiatin Perempuan Tulungagung, 11 November 1990 Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) 3217103042 Prof. Dr.H.Imam Fu’adi, M.Ag
Dengan ini menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi dengan judul “Penerapan Model Make a Match untuk Meningkatkan Hasil Belajar bahasa Arab pada Siswa Kelas IV MI Bendljati Weta Sumbergempol Tulungagung Tahun Ajaran 2013/2014” ini benar-benar merupakan karya sendiri, bukan merupakan pengambilan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan atau pikiran saya sendiri. Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini adalah hasil tulisan atau pikiran orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut. Tulungagung, Mei 2014 Peneliti
Komsiatin NIM. 3217103042
Lampiran 20 BIODATA PENULIS Nama
: Komsiatin
Jenis Kelamin
: Perempuan
Tempat Tanggal Lahir: Sukapulih, 11 Nopember 1990 Alamat
: Sukapulih, Kec. Pedamaran, Kab. OKI
Jurusan prodi
: Falkultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (PGMI)
NIM
: 3217103042
Riwayat Hidup
:
a. SD 1 Sukapulih ( 1997-2003) b.
SMP Ariodamar (2003-2006)
c. SMA Islam Sunan Gunung Jati (2006-2010) d. Menempuh Pendidikan S1 IAIN Tulungagung