PENGARUH TERAPI BERMAIN DENGAN MENGGAMBAR DAN MEWARNAI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH DI RUANG AR RAHMAN RS PKU MUHAMMADIYAH BANTUL
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan STIKES A.Yani Yogyakarta
N ARTA A A AK
K OGY A T IY
S . YAN U P A
ER
P IK
ST
E
D EN
J S E
L A R
Disusun oleh: WIDIYONO 3208102
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA 2012
i
N ARTA A A AK
K OGY A T IY
S . YAN U P A
ER
P
L A R
E
D EN
J S E
IK
ST
ii
PENGARUH TERAPI BERMAIN DENGAN MENGAMBAR DAN MEWARNAI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH DI RUANG AR RAHMAN RS PKU MUHAMMADIYAH BANTUL Widiyono1, Atik Badi’ah2, Retno Sumiyarini3 INTISARI Latar Belakang : Hospitalisasi adalah proses yang mengharuskan anak untuk dirawat di rumah sakit untuk mendapatkan terapi hingga sembuh dan kembali ke rumah dengan alasan direncanakan ataupun dadurat. Hospitalisasi dapat menyebabkan kecemasan. Reaksi kecemasan tersebut dapat ditunjukkan dengan cara seperti : menangis, takut, agresive, selalu bertanya, kehilangan kendali, binggung, menolak untuk makan dan menolak tindakan invasif. Pelaksanaan perawatan bagi anak tidak lepas dari pemberian terapi bermain sebagai upaya menurunkan kecemasan, meningkatkan perilaku kooperatif dan merangsang pertumbuhan dan perkembangan anak selama menjalani perawatan di Rumah Sakit. Salah satu intervensi yang dianjurkan adalah terapi bermain dengan menggambar dan mewarnai. Tujuan : Penelitian ini untuk mengetahui gambaran mengenai pengaruh terapi bermain dengan mengambar dan mewarnai terhadap tingkat kecemasan pada anak usia pra sekolah di Ruang Anak Ar Rahman RS PKU Muhammadiyah Bantul. Metode : Merupakan jenis penelitian pre eksperimental dengan rancangan prapasca test dalam satu kelompok tanpa kelompok kontrol. Total sampel dalam penelitian ini sebanyak 30 anak usia pra sekolah dengan menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan sebelum dan sesudah terapi bermain menggunakan lembar kecemasan dan dianalisa dengan uji wilcoxon signed rank test dengan α = 0.05. Hasil : Analisa wilcoxon signed rank test menunjukkan signifikansi p value = 0.000 < α = 0.05. Ini berarti ada pengaruh pemberian terapi bermain dengan menggambar dan mewarnai terhadap tingkat kecemasan pada anak usia pra sekolah di Ruang Anak Ar Rahman RS PKU Muhammadiyah Bantul. Kesimpulan : Terjadi penurunan kecemasan pada anak usia pra sekolah setelah diberi terapi bermain daripada sebelum diberi terapi bermain.
N ARTA A A AK
K OGY A T IY
S . YAN U P A
ER
P
L A R
E
D EN
J S E
IK
ST
Kata kunci : terapi bermain, kecemasan, usia pra sekolah 1
Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Jenderal Achmad Yani Yogykarta 2 Dosen Jurusan Keperawatan POLTEKES Yogyakarta 3 Dosen Jurusan Keperawatan STIKES Jenderal Achmad Yani Yogykarta
THE INFLUENCE OF PLAY THERAPY USE DRAWING AND iii
COLORING TO ANXIETY LEVEL FOR PRE SCHOOL AGE AT PEDIATRIC WARD AR RAHMAN IN HOSPITAL PKU MUHAMMADIYAH BANTUL Widiyono1, Atik Badi’ah2, Retno Sumiyarini3 ABSTRAC Background : Hospitalization is a process due to an arranged or emergency reason where children should stay at hospital, get therapy, and care until they may go home. During the process, children can have traumatic experience and heavy anxiety. The reaction of anxiety due to hospitalization are : crying, fear, agressive, often ask, lost control, confuse, reject to eat and reject on invasive procedure. Execution of nursing treatment to child cannot be quit of giving playing therapy as effort to decrease anxiety, increase co-operative behavior to child and as stimulasi for growth and development of child during experiencing treatment in hospital. One of the recommended interventions is play therapy use drawing and coloring. Objective : The objective of the study was to get illustration influence of play therapy use drawing and coloring to anxiety level for pre school age at Pediatric Ward Ar Rahman in general hospital PKU Muhammadiyah Bantul. Method : The study was a pre experiment using one group pre-post test study design. A total 30 respondents were selected by means of purposive sampling. Data were collected using anxiety observation guidance before and after play therapy and analysed with wilcoxon signed rank test with pd”0.05. Results: Results of analysis with wilcoxon signed ranks test is significant level < α=0,05. Indicating that there was significant influence of play therapy use drawing and coloring on anxiety level for pre school age at pediatric ward Ar Rahman in general hospital PKU Muhammadiyah Bantul. Conclution : There was influence of play therapy use drawing and coloring to anxiety level in pre school age at Pediatric Ward Ar Rahman in general hospital PKU Muhammadiyah Bantul.
N ARTA A A AK
K OGY A T IY
S . YAN U P A
ER
P
L A R
E
D EN
J S E
TIK : play therapy, anxiety, pre school age SKeyword 1
Nursing Education Program Student, Jenderal Achmad Yani Yogyakarta Health College 2 Nursing Education Program Lecturer, Health Polytechnic of Yogyakarta 3 Nursing Education Program Lecturer, Jenderal Achmad Yani Yogyakarta Health College
iv
HALAMAN PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya tulis yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di perguruan tinggi suatudan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Yogyakarta, Juli 2012
N ARTA A A AK Widiyono
K OGY A T IY
S . YAN U P A
ER
P
L A R
E
D EN
J S E
IK
ST
v
KATA PENGANTAR Assalamualaikum Wr.Wb. Alhamdulillahi Robbil Alamiin, segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan SKRIPSI dengan judul “Pengaruh Terapi Bermain dengan Menggambar dan Mewarnai Terhadap Penurunan Kecemasan Anak Usia Pra Sekolah Di Ruang Ar Rahman RS PKU Muhammadiyah Bantul”. Rangkaian penyusunan laporan penelitian ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk mencapai gelar sarjana strata satu (S1) di STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta. Dengan selesainya laporan usulan penelitian ini, penulis ingin menyampaikan
N ARTA A A AK
terima kasih dan rasa hormat serta penghargaannya kepada semua pihak yang telah membantu dan terutama kepada Bapak/Ibu/Saudara yang saya hormati yaitu:
K OGY A T IY
1. dr. I. Edy Purwoko, Sp.B, selaku Ketua STIKES Jenderal Achmad Yani
S . YAN U P A
Yogyakarta .
ER
2. Dwi Susanti, S.Kep.,NS selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan.
L A R
3. Ida Nursanti, S.Kep.,NS.,MPH selaku dosen penguji yang telah bersedia
P
DE N E laporan penelitian ini. serta saran terhadap J S E 4. Atik Badi’ah, S.Pd.,S.Kp.,M.Kes selaku Dosen K I STmemberikan arahan dan bimbingan pada penulis.
meluangkan waktu untuk menguji, mengoreksi, dan memberikan masukan
Pembimbing I yang telah
5. Retno Sumiyarini, S.Kep.,NS selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan arahan dan bimbingan pada penulis. 6. Bagian DIKLAT Kepala Ruang dan Perawat Ruang Anak Ar Rahman RS PKU Muhammmadiyah Bantul yang telah membantu dalam terlaksananya penelitian ini. 7. Kedua orang tua, adik dan keluarga yang selalu memberikan dukungan, do’a dan semangat pada penulis selama penyusunan laporan penelitian ini.
xi
8. Teman-teman PSIK angkatan 2008 khususnya C_Smart yang telah bersedia membantu dan memberikan nasehat serta dorongan pada penulis.
Semoga bantuan dan dukungan yang telah diberikan menjadi amal sholeh dan mendapat balasan kebaikan dari Allah SWT. Akhirnya penulis berharap semoga laporan usulan penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat menambah khasanah ilmiah pengetahuan. Masih banyak hal yang harus dibenahi. Oleh karena itu saran dan masukan yang bisa menjadi koreksi dan perbaikan sangat penulis harapkan.
Wassalamualaikum Wr.Wb.
N ARTA A A AK Yogyakarta, Juli 2012
K OGY A T IY
S . YAN U P A
ER
P
L A R
E
D EN
J S E
IK
ST
xii
Widiyono
DAFTAR PUSTAKA
HALAMAN JUDUL ............................................................................... HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................. INTISARI ................................................................................................ ABSTRACT .............................................................................................. HALAMAN PERNYATAAN.................................................................. HALAMAN MOTTO .............................................................................. HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................... KATA PENGANTAR ............................................................................. DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. DAFTAR TABEL ................................................................................... DAFTAR GAMBAR ............................................................................... DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................
i ii iii iv v vi viii ix xi xiii xv xvi
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ............................................................. B. Rumusan Masalah ...................................................................... C. Tujuan Penelitian ....................................................................... D. Manfaat Penelitian ..................................................................... E. Keaslian Penelitian .....................................................................
1 6 6 7 7
AN
A YAK K A OG
T ANI Y S U .Y
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori .......................................................................... 1. Hospitalisasi ............................................................................. 2. Kecemasan ............................................................................... 3. Bermain .................................................................................... 4. Menggambar dan Mewarnai ..................................................... B. Kerangka Teori .......................................................................... C. Kerangka Konsep Penelitian ....................................................... D. Hipotesis ....................................................................................
11 11 16 25 35 38 39 39
A. Desain Penelitian ....................................................................... B. Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................... C. Populasi dan Sampel Penelitian .................................................. D. Variabel Penelitian ..................................................................... E. Definisi Operasional ................................................................... F. Alat dan Metode Pengumpulan Data ........................................... G. Validitas dan Reliabilitas ............................................................ H. Metode Pengolahan dan Analisis Data........................................ I. Etika Penelitian........................................................................... J. Jalannya Penelitian .....................................................................
40 40 41 43 44 45 46 47 49 50
P AL A R E ER
P
S
E K I T
D
N JE
SBAB III. METODE PENELITIAN
xiii
A
T AR
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian .......................................................................... 1. Gambaran Lokasi Penelitian ..................................................... 2. Karakteristik Responden ........................................................... 3. Kecemasan Sebelum diberikan Terapi Bermain ........................ 4. Kecemasan Sesudah diberikan Terapi Bermain ......................... 5. Hasil Uji Hipotesis Wilcoxon Signed Rank Test ........................ B. Pembahasan Penelitian ............................................................... 1. Pembahasan Karakteristik Responden....................................... 2. Kecemasan sebelum terapi bermain .......................................... 3. Kecemasan sesudah terapi bermain ........................................... 4. Pengaruh Terapi Bermain terhadap Tingkat Kecemasan ........... C. Keterbatasan dan Kelemahan Penelitian .....................................
53 53 54 55 56 57 57 57 60 62 64 66
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ............................................................................... B. Saran ..........................................................................................
67 67
N ARTA A A AK
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
S . YAN U P A
ER
P
K OGY A T IY
L A R
E
D EN
J S E
IK
ST
xiv
DAFTAR TABEL TABEL 3.1. Rancangan Penelitian ........................................................... TABEL 3.2. Definisi Operasional ............................................................ TABEL 4.1. Distribusi Karakteristik Responden ...................................... TABEL 4.2. Tingkat Kecemasan Sebelum Terapi Bermain ...................... TABEL 4.3. Tingkat Kecemasan Sesudah Terapi Bermain....................... TABEL 4.4. Hasil Uji Hipotesis Wilcoxon Signed Rank Test ...................
40 44 54 56 56 57
N ARTA A A AK
K OGY A T IY
S . YAN U P A
ER
P
L A R
E
D EN
J S E
IK
ST
xv
DAFTAR GAMBAR GAMBAR 2.1. Kerangka Teori ............................................................... GAMBAR 2.2. Kerangka Konsep Penelitian ............................................
38 39
N ARTA A A AK
K OGY A T IY
S . YAN U P A
ER
P
L A R
E
D EN
J S E
IK
ST
xvi
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Jadwal Penyusunan SKRIPSI Lampiran 2. Lembar Permohonan menjadi Responden Lampiran 3. Lembar Persetujuan menjadi Responden Lampiran 4. Lembar Observasi Kecemasan Lampiran 5. Lembar Penilaian Terapi Bermain Lampiran 6. Lembar SOP Terapi Bermain Lampiran 7. Data Responden Lampiran 8. Analisis Karakteristik Responden Lampiran 9. Analisis Kecemasan Sebelum dan Sesudah Terapi Bermain Lampiran 10. Analisis Hasil Uji Hipotesis Wilcoxon Signed Rank Test Lampiran 11. Surat Ijin Penelitian Gubernur DiY Lampiran 12. Surat Ijin Penelitian Ka.Ruang Ar Rahman PKU Muhammadiyah Bantul Lampiran 13. Surat Ijin Gubernur DIY Lampiran 14. Surat Ijin BAPPEDA Kab. Bantul Lampiran 15. Surat Ijin Ka.Diklat RS PKU Muhammadiyah Bnatul Lampiran 16. Lembar Konsultasi Dosen Pembimbing
N ARTA A A AK
K OGY A T IY
S . YAN U P A
ER
P
L A R
E
D EN
J S E
IK
ST
xvii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seperti halnya orang dewasa, anak-anak juga dapat jatuh sakit dan membutuhkan hospitalisasi untuk diagnosis dan pengobatan penyakitnya (Adriana, 2011). Menurut Wong (2004) populasi anak yang dirawat di rumah sakit mengalami peningkatan yang sangat dramatis. Prosentase hospitalisasi pada anak saat ini mengalami masalah yang lebih serius dan kompleks dibandingkan kejadian hospitalisasi pada tahun-tahun sebelumnya. Menurut Rahmawati dan Murniasih (2007) hampir empat juta anak dalam satu tahun mengalami hospitalisasi. Rata-rata anak mendapat perawatan selama enam hari dan waktu
N ARTA A A AK
yang dibutuhkan untuk merawat penderita anak-anak 20 - 45% lebih banyak daripada waktu untuk merawat orang dewasa.
K OGY A T IY
Menurut Wong (2004) hospitalisasi adalah suatu keadaan krisis pada anak,
S . YAN U P A
saat anak sakit dan dirawat di rumah sakit. Keadaan ini terjadi karena anak berusaha untuk beradaptasi dengan lingkungan asing dan baru yaitu rumah sakit,
ER
sehingga kondisi tersebut menjadi faktor stressor bagi anak baik terhadap anak
P
L A R
maupun orang tua dan keluarga. Dimana dalam proses tersebut anak dapat
E
D EN
mengalami berbagai kejadian yang menurut beberapa hasil penelitian ditunjukkan
J S E
dengan pengalaman yang traumatik dan penuh dengan kecemasan (Supartini,
IK
2004).
ST
Pada anak usia pra sekolah, kecemasan paling besar adalah ketika mereka
pertama kali masuk sekolah dan kondisi sakit yang dialami anak. Apabila anak mengalami kecemasan tinggi saat dirawat di rumah sakit maka besar sekali anak akan mengalami gangguan somatik, psikomotor dan emosional (Laili, 2006). Penelitian di Miami, USA, menyebutkan kecemasan adalah keadaan yang sering terjadi pada anak, prevalensinya mulai dari 5% - 25% di belahan dunia (Ehrenreich et al., 2009). Sedangkan prevalensi kecemasan anak saat dirawat di rumah sakit yaitu sekitar 8,3 - 27% (Wibowo, 2010).
1
2
Lingkungan rumah sakit itu sendiri merupakan penyebab kecemasan bagi anak baik lingkungan fisik rumah sakit seperti bangunan atau ruang rawat, alatalat rumah sakit, bau yang khas, pakaian putih petugas kesehatan maupun lingkungan sosial seperti sesama pasien anak maupun interaksi dan sikap petugas kesehatan itu sendiri (Supartini, 2004). Selain itu, faktor penyebab kecemasan hospitalisasi pada anak antara lain tingkat ketergantungan, takut terhadap cedera tubuh, berpisah dengan orang tua atau keluarga, dan pembatasan aktivitas (Suwarsih, 2009). Pada anak yang dirawat di rumah sakit akan muncul tantangan-tantangan yang harus dihadapinya seperti mengatasi suatu perpisahan, penyesuaian dengan lingkungan yang asing baginya, penyesuaian dengan banyak orang yang
N ARTA A A AK
mengurusinya, dan terkadang harus berhubungan dan bergaul dengan anak-anak yang sakit serta pengalaman mengikuti terapi yang menyakitkan (Supartini,
K OGY A T IY
2004). Reaksi terhadap penyakit atau masalah diri yang dialami anak pra sekolah seperti perpisahan, tidak mengenal lingkungan atau lingkungan yang asing,
S . YAN U P A
hilangnya kasih sayang, dan body image dapat berupa regresi yaitu hilangnya kontrol, displacement, agresi (menyangkal), menarik diri, tingkah laku protes,
ER
L A R
serta lebih peka dan pasif seperti menolak makan dan lain-lain (Hidayat, 2005).
P
E
Sering kali hospitalisasi dipersepsikan oleh anak sebagai hukuman, sehingga ada
D EN
perasaan malu dan takut sehingga menimbulkan reaksi agresif, marah, berontak,
J S E
tidak mau bekerja sama dengan perawat (Jovan, 2007).
Dalam ilmu psikoneuroimunologi dikatakan apabila seseorang mengalami TIK Skecemasan yang diakibatkan oleh berbagai macam stressor, dalam hal ini anakanak yang menjalani hospitalisasi, maka akan terjadi peningkatan indikator kortisol oleh HPA aksis. Peningkatan kadar kortisol dalam tubuh akan menghambat sistem imun, khususnya limfosit sehingga akan menghambat proses penyembuhan (Muscari, 2001). Oleh karena itu sangat diperlukan intervensi untuk mengurangi kecemasan akibat hospitalisasi, karena akan membuat anak menjadi kooperatif dan dapat menunjang proses penyembuhan (Adriana, 2011).
3
Menurut Supartini (2004) intervensi yang penting dilakukan perawat terhadap anak berpinsip untuk meminimalkan stressor, mencegah perasaan kehilangan, meminimalkan perasaan rasa takut dan nyeri terhadap perlukaan, serta memaksimalkan perawatan di rumah sakit melalui terapi bermain. Hal yang perlu diingat adalah bahwa bermain merupakan salah satu cara yang efektif dalam mengatasi dampak hospitalisasi tersebut. Bermain dan permainan merupakan aktivitas anak yang penting dan stimulasi yang sangat tepat untuk merangsang daya pikir anak sehingga dapat mendayagunakan aspek emosional, sosial, serta fisiknya (Widyastuti, 2008). Melalui bermain, anak-anak dapat mengekspresikan apapun yang mereka inginkan, mengembangkan kemampuan dan keterampilan motorik, meningkatkan kemampuan kognitif, meningkatkan percaya diri dan
N ARTA A A AK
mengembangkan potensinya (Martin, 2008).
Terapi bermain adalah suatu terapi dengan menggunakan permainan yang
K OGY A T IY
diberikan dan digunakan anak untuk menghadapi ketakutan dan kecemasan,
mengenal lingkungan asing, belajar mengenal perawatan dan prosedur tindakan
S . YAN U P A
keperawatan serta staff rumah sakit yang ada (Wong, 2009). Terapi bermain mempunyai manfaat untuk anak yang dirawat dirumah sakit sebagai fasilitas
ER
L A R
penguasaan situasi yang tidak familiar, membantu anak untuk mengurangi stress
P
E
terhadap perpisahan, memberi kesempatan bagi anak untuk mempelajari bagian-
D EN
bagian tubuh dan fungsinya serta penyakitnya sendiri, memperbaiki pemahaman
J S E
yang salah tentang tujuan penggunaan peralatan dan prosedur medis serta
TIK peralihan dan relaksasi (Wong, 2004). Smemberi Hasil penelitian yang dilakukan oleh
Fakultas Psikologi Universitas
California, Amerika Serikat pada tahun 2005 dari Studi Eksperimental menyebutkan bahwa dari 30 anak yang menjalani perawatan di Pusat Pemulihan Trauma Anak, California Utara, 28 anak mengalami perubahan suasana hati (mood) dari sedih menjadi senang, setelah diberi terapi bermain termasuk didalamnya terapi bermain dengan menggambar dan mewarnai gambar (Hendon dan Bohon, 2007).
4
Penelitian yang lain adalah tentang “ Terapi Bermain; Strategi Manajemen Nyeri dan Menstabilkan Tekanan Darah Selama Menjalani Penggantian Balutan Luka Pada Anak”. Penelitian tersebut dilakukan di Bangsal Bedah Anak Rumah Sakit Darcy Vargas, Sao Paulo, Brazil. Dari hasil penelitian tersebut didapatkan kesimpulan bahwa terjadi penurunan tingkat nyeri, penurunan kecemasan selama perawatan luka dan keefektifan kestabilan tekanan darah setelah diberikan terapi bermain (Kiche dan Almeida, 2007). Menurut Wong (2009) bentuk permainan yang sesuai dengan anak usia pra sekolah antara lain : bermain menyusun pazzel, bermain game sederhana, bermain musik, bermain peran,
mendengarkan cerita, melihat buku-buku bergambar,
menggambar dan mewarnai gambar. Menggambar merupakan salah satu
N ARTA A A AK
permainan yang memberikan kesempatan anak untuk bebas berekspresi dan sangat
terapeutik
(Suparto,
2003).
Dengan
menggambar
anak
dapat
K OGY A T IY
mengekspresikan perasaannya, ini berarti menggambar bagi anak merupakan suatu cara untuk berkomunikasi tanpa menggunakan kata-kata, menggambar juga
S . YAN U P A
dapat membantu menyalurkan bentuk-bentuk emosi yang dirasakan anak melalui gambar (Muhammad, 2009). Mewarnai dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
ER
L A R
berarti memberi berwarna dari kata dasar warna yang berarti corak atau rupa.
P
E
Sehingga dapat disimpulkan bahwa mewarnai gambar merupakan kegiatan
D EN
memberikan warna pada gambar atau tiruan barang yang dibuat dengan coretan
J S E
pensil atau pewarna pada kertas.
TIKYogi (2000) mengatakan mewarnai merupakan aktifitas yang dapat Smembantu meningkatkan kinerja otot tangan sekaligus mengembangkan kemampuan motorik anak. Menurut Suparto (2003) menggambar dan mewarnai biasanya dilaksanakan sebelum melakukan prosedur keperawatan pada anak, hal ini bertujuan untuk mengurangi rasa tegang dan emosi yang dirasakan anak selama prosedur keperawatan. Dengan menggambar dan mewarnai di rumah sakit, anak akan belajar mengenal tentang sistem tubuh dengan melihat gambar, menggambar organ-organ tubuh, mewarnainya dan menjelaskan pada anak organ mana yang sakit (Wong, 2009).
5
Hasil riset Devisi Tumbang Anak RSUD Dr.Soetomo Surabaya dari Studi Eksperimental (pre dan post test) dengan sampel 10 pasien selama bulan Januari dengan Februari 1999 menyebutkan bahwa metode mewarnai gambar sebagai permainan terapeutik kreatif untuk menurunkan stress, kecemasan dan sarana komunikasi pada anak, diperoleh hasil 8 pasien didapatkan perubahan perilaku positif setelah intervensi seperti makan, penerimaan tindakan medis dan komunikasi (Suparto, 2003). Menurut Herliana (2001) menyebutkan anak menjadi kooperatif setelah diberi terapi bermain selama 3 kali dalam 3 hari. Hal yang hampir sama juga ditegaskan oleh Hikmawati (2000) yang mengatakan bahwa anak akan mengalami penurunan tingkat kecemasan setelah diberi terapi bermain selama 3 hari pada hari
N ARTA A A AK
kedua, ketiga dan keempat rawat inap anak sedang hari pertama rawat inap digunakan untuk membina hubungan saling percaya antara perawat dengan anak.
K OGY A T IY
Waktu yang efektif untuk bermain di rumah sakit adalah pagi dan sore, dengan lama waktu permainan adalah
selama 1 sampai 2 jam (Lisyorini, 2005).
S . YAN U P A
Sedangkan menurut Suparto (2003) terapi bermain dengan menggambar dan mewarnai buku bergambar yang disesuaikan dengan materi mengenai situasi dan
ER
L A R
kondisi rumah sakit sebagai terapi permainan yang ekspresif dan kreatif bisa
P
E
dilakukan dalam waktu 15 sampai 30 menit. Hal ini dapat sebagai media
D EN
penyuluhan untuk anak, karena dapat memberikan perubahan perilaku yang
J S E
positif, tanpa melihat diagnostik serta berat
ringannya penyakit utama yang
TIK Sdideritanya. Berdasarkan penelusuran literatur dan hasil dari studi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada 31 mei sampai 17 juni 2011 di Ruang Anak Ar Rahman RS PKU Muhammadiyah Bantul melalui observasi pada 12 pasien anak umur 3-5 tahun di Ruang Anak Ar Rahman kelas 2 dan 3 RS PKU Muhammadiyah Bantul. Dari hasil observasi didapatkan data bahwa dari 12 anak yang diobservasi semuanya menolak terhadap tindakan keperawatan yang diberikan oleh petugas kesehatan rumah sakit. Hal ini disebabkan oleh kecemasan yang dialami saat pertama kali rawat inap di rumah sakit serta mereka yang sudah pernah di rawat inap di rumah sakit sebelumnya, tindakan atau prosedur keperawatan yang
6
dilakukan oleh perawat pada anak seperti saat diinjeksi, dipasang termometer, saat perawat datang dengan membawa obat, dan saat diambil darah untuk dicek laboratorim beberapa anak mengeluarkan respon seperti menangis, meronta-ronta, memeluk ibu, mengajak pulang, dan berteriak. Sedangkan dari hasil wawancara, perawat di Ruang Anak RS PKU Muhammadiyah Bantul mengatakan sebagian besar anak-anak mengalami kecemasan terhadap tindakan keperawatan yang diberikan dan perawat lebih banyak bekerjasama dengan orangtua atau penunggu pasien saat melakukan tindakan keperawatan agar anak lebih tenang dan tidak cemas. Selain itu, perawat di Ruang Anak RS PKU Muhammadiyah Bantul jarang bahkan tidak pernah memberikan terapi bermain.
B. Perumusan Masalah
N ARTA A A AK
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah disusun, maka peneliti
K OGY A T IY
dapat menentukan rumusan masalah sebagai berikut : “Apakah terapi bermain
dengan menggambar dan mewarnai akan menurunkan tingkat kecemasan pada
S . YAN U P A
anak usia pra sekolah di Ruang Anak Ar Rahman RS PKU Muhammadiyah Bantul?”.
ER
P
1. Tujuan Umum
D EN
E
L A R
C. Tujuan Penelitian
J S E
Mengidentifikasi pengaruh terapi bermain dengan menggambar dan mewarnai
IK tingkat kecemasan pada anak pra sekolah di Ruang Anak Ar Rahman STterhadap RS PKU Muhammadiyah Bantul. 2. Tujuan Khusus a. Mengidentifikasi tingkat kecemasan anak usia pra sekolah sebelum diberi terapi bermain dengan menggambar dan mewarnai di Ruang Anak Ar Rahman RS PKU Muhammadiyah Bantul. b. Mengidentifikasi tingkat kecemasan anak usia pra sekolah sesudah diberi terapi bermain dengan menggambar dan mewarnai di Ruang Anak Ar Rahman RS PKU Muhammadiyah Bantul.
7
D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini bermanfaat terhadap berbagai aspek, yaitu : 1. Pelayanan Keperawatan Hasil penelitian ini bermanfaat untuk memberikan alternatif terapi bermain untuk menurunkan kecemasan akibat hospitalisasi pada anak pra sekolah dan memberikan pengetahuan bahwa terapi bermain dengan teknik menggambar dan mewarnai perlu dilaksanakan untuk mendukung proses penyembuhan. 2. Pendidikan Keperawatan Hasil penelitian ini dapat dijadikan literatur di keperawatan anak dan menjadi tambahan informasi tambahan tentang pengaruh terapi bermain dengan tehnik menggambar dan mewarnai untuk menurunkan kecemasan
N ARTA A A AK
akibat hospitalisasi pada anak pra sekolah di Ruang Anak Ar Rahman RS PKU Muhammadiyah Bantul.
K OGY A T IY
3. Penelitian Keperawatan
Hasil penelitian ini bermanfaat sebagai data dasar untuk penelitian
S . YAN U P A
selanjutnya, dan menambah literatur tentang terapi bermain dengan tehnik menggambar dan mewarnai terhadap kecemasan akibat hospitalisasi pada anak
ER
usia pra sekolah.
P
L A R
E
D EN
E. Keaslian penelitian
Jberhubungan dengan terapi bermain adalah : Penelitian yang S IKE (2001) melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Terapi Bermain 1.T Herliana S Terhadap Tingkat Kooperatif Selama Menjalani perawatan pada Anak Pra Sekolah di IRNA RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta”. Tujuan penelitian adalah untuk mendapatkan gambaran apakah ada pengaruh pemberian terapi bermain terhadap tingkat kooperatif anak usia pra sekolah. Metode yang digunakan adalah quasi eksperimen analitik kuantitatif dengan rancangan pre post dan post test group design without control.
8
Penelitian tersebut menggunakan alat pengumpulan data berupa pedoman observasi tingkat kooperatif dengan subjek penelitian sebanyak 30 anak. Analisa yang digunakan adalah dengan cara uji t (t-test) yaitu membandingkan rerata dari hasil observasi pada test awal dan test akhir. Hasil penelitian yang didapat menggambarkan bahwa ada pengaruh yang sangat bermakna dari pemberian terapi bermain terhadap peningkatan perilaku kooperatif anak pra sekolah di IRNA RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta (significansi 0,000). Perbedaan pada penelitian ini adalah variabel yang diteliti yaitu tingkat kecemasan pada anak pra sekolah di ruang perawatan anak Ar Rahman RS PKU Muhammadiyah Bantul dan teknik bermain yang digunakan adalah dengan menggambar dan mewarnai, sedangkan persamaan penelitian ini adalah
N ARTA A A AK
sama- sama menggunakan rancangan pre post dan post test group design without control .
K OGY A T IY
2. Widyasari (2004) mengenai “Pengaruh Terapi Bermain Terhadap Penerimaan Tindakan Invasif pada Anak Pra Sekolah di IRNA RSUD Ngudi Waluyo,
S . YAN U P A
Wlingi, Blitar”. Penelitian tersebut menggunakan rancangan One Group Pretest–Postest Design, yang merupakan salah satu desain pra eksperimental.
ER
L A R
Sampel ditentukan dengan accidental sampling dan didapatkan sebanyak 19
P
E
responden. Penelitian tersebut menggunakan alat pengumpulan data berupa
D EN
pedoman observasi penerimaan tindakan invasif pada anak yang dibuat oleh
J S E
peneliti sendiri. Analisis data yang digunakan adalah Wilcoxon signed rank test
IK bantuan komputer dengan tingkat kemaknaan p:0,05. STdengan Dari hasil penelitian didapatkan hasil P=0,00<0,05 yang
artinya ada
pengaruh terapi bermain terhadap penerimaan tindakan invasif pada anak pra sekolah di IRNA RSUD Ngudi Waluyo ,Wlingi, Blitar. Perbedaan terletak pada variabel yang diteliti yaitu tingkat kecemasan pada anak pra sekolah di Ruang Anak Ar Rahman RS PKU Muhammadiyah Bantul, teknik bermain yang digunakan yakni dengan menggambar dan mewarnai, pengambilan sampel yang dilakukan dengan cara non probability sampling dengan teknik purposive sampling.
9
Sedangkan persamaan dengan penelitian tersebut adalah sama-sama menggunkan terapi bermain di dalam ruangan dan anak usia pra sekolah sebagai responden atau subyek penelitian serta analisis data yang digunakan yakni Wilcoxon signed rank test. 3. Lisyorini (2006) mengenai “ Pengaruh Terapi Bermain Terhadap Kemampuan Sosialisasi Anak Selama Menjalani Perawatan IRNA RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta” . Penelitian tersebut merupakan penelitian eksperimen analitik kuantitatif dengan rancangan pre post dan post test group design dan jumlah sampel adalah 23 anak. Instrument yang digunakan menggunakan lembar observasi sosialisasi sedang analisis data menggunakan uji t (t-test). Berdasarkan pengujian statistik
N ARTA A A AK
yang dilakukan didapatkan hasil p< 0,05 dengan tingkat kepercayaan 95% atau
alpha 0,05 yang artinya ada perbedaan penerimaan sebelum dan sesudah
K OGY A T IY
perlakuan, jadi ada pengaruh terapi bermain terhadap kemampuan sosialisasi anak selama menjalani perawatan di IRNA RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.
S . YAN U P A
Perbedaan dengan penelitian ini adalah variebel yang diteliti yaitu tingkat kecemasan pada anak pra sekolah di ruang perawatan anak Ar Rahman RS
ER
L A R
PKU Muhammadiyah Bantul, teknik bermain yang digunakan yaitu dengan
P
E
menggambar dan mewarnai, dan analisis data yang digunakan yakni Wilcoxon
D EN
signed rank test . Persamaannya terletak pada rancangan penelitian yaitu pre
J S E
post dan post test group design without control .
IK and Almeida (2007) tentang “Therapeutic Toy: Strategy For Pain Kiche S4.TManagement and Tension Relief During Dressing Change In Children”. Penelitian tersebut dilakukan di Bangsal Bedah Anak Rumah Sakit Darcy Vargas,
Sao
Paulo,
Brazil.
Penelitian tersebut
menggunakan
Studi
Eksperimental (pre dan post test design) dengan menggunakan alat pengumpulan data berupa instrument pengkajian skala nyeri pada anak dan pedoman observasi behavioral variations. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan reaksi anak selama penggantian balutan luka sebelum dan sesudah dilakukan dukungan emosional menggunakan terapi bermain.
10
Analisa data menggunakan Wilcoxon signed dan statistic test McNemar rank test. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah
34 anak. Hasil dari
penelitian ini adalah anak yang dilakukan penggantian balutan luka setelah dilakukan terapi bermain menjadi lebih bisa beradaptasi atau menyesuaikan diri dan menerima tindakan invasif penggantian balutan luka ditandai dengan adanya skala nyeri yang rendah ditunjukkan Wilcoxon test (a=0,000) dan McNemar test (a=0,001). Selain Itu didapatkan hasil penurunan kecemasan selama perawatan luka yang ditunjukkan oleh ekspresi ketakutan (fear ekspression) dan perilaku melindungi ( behavior protection ) yang menurun setelah diberikan terapi bermain serta keefektifan kestabilan tekanan darah setelah dilberikan terapi bermain.
N ARTA A A AK
Penelitian tersebut memiliki persamaan pada variabel bebas yaitu terapi bermain pada anak yang menjalani hospitalisasi. Adapun penelitian yang akan
K OGY A T IY
dilakukan oleh peneliti adalah tentang pengaruh pengaruh terapi bermain dengan menggambar dan mewarnai terhadap penurunan tingkat kecemasan
S . YAN U P A
pada anak pra sekolah di Ruang Anak Ar Rahman RS PKU Muhammadiyah Bantul, dengan menggunakan rancangan penelitian pra-pasca test dalam satu
ER
L A R
kelompok atau One Group Pretest–Postest Design without control,
P
E
pengambilan sampel teknik purposive sampling, dan analisis data yang
D EN
digunakan yaitu dengan Wilcoxon signed rank test (Dahlan, 2008).
ST
IK
J S E
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Rumah Sakit PKU Muhammmadiyah merupakan salah satu Rumah Sakit swasta yang berada di Kabupaten Bantul provinsi Yogyakarta. Rumah Sakit ini terletak di Jalan Jendral Sudirman 124 Bantul Yogyakarta kode pos 55711 dengan telepon/ fax. (0274) 368238, 367437 dan memiliki luas tanah 5674 meter 2. Rumah Sakit ini memiliki beberapa fasilitas dan memiliki banyak ruang rawat inap, termasuk ruang rawat inap anak yaitu Ruang Anak Ar Rahman. Di
N ARTA A A AK
ruang ini terdapat 17 kamar yang terdiri dari 1 kamar VIP, 3 kamar kelas I, 1
kamar isolasi yang terdiri dari 2 bed tempat tidur, 6 kamar kelas II dan kamar
K OGY A T IY
kelas III yang terdiri dari 1 bed tempat tidur. Anak yang di rawat disini berusia
antara 1 tahun sampai 12 tahun. Jumlah pasien anak yang dirawat disini pada
S . YAN U P A
bulan januari 2012 adalah 118 pasien dan bulan februari 2012 adalah128 pasien. Penenitian ini secara keseluruhan dilaksanakan di Ruang Anak Ar Rahman kelas
ER
L A R
II dan kelas III pada tanggal 21 Maret 2012 sampai tanggal 3 Mei 2012 yaitu
P
E
selama 6 minggu. Jumlah responden dalam penelitian ini adalah sebanyak 30 anak
D EN
usia pra sekolah ( 3 sampai 5 tahun).
J S E
Di Ruang Anak Ar Rahman selama anak dirawat menunjukkan adanya
TIK Mereka akan mengeluarkan respon seperti menangis, meronta-ronta, Skecemasan. memeluk ibunya, mengajak pulang dan berteriak saat dokter, perawat atau petugas laboratorium memberikan intervensi atau prosedur keperawatan. Perawat anak disini lebih banyak bekerja sama dengan penunggu atau orang tua pasien dalam melakukan intervensi keperawatan kepada anak. Di ruang ini tidak ada terapi bermain yang dilakukan oleh perawat. Ini disebabkan karena tidak adanya ruang bermain atau fasilitas bermain bagi anak dan jumlah perawat yang ada tidak seimbang dengan jumlah anak yang dirawat selain itu perawat disini menganggap sudah cukup dengan hanya membiarkan anak bermain sendiri dengan orang
53
54
tuanya karena perawat terlalu sibuk dengan aktivitas rutinnya sehingga waktu untuk bermain dengan anak sangat sedikit.
2. Karakteristik Responden Responden dalam penelitian ini berjumlah 30 anak sesuai dengan kriteria yang peneliti tetapkan. Berdasarkan catatan pasien selama penelitian ini yang di rawat di Ruang Anak Ar Rahman PKU Muhammadiyah Bantul, karakteristik anak yang menjadi subyek penelitian dapat dilihat pada tabel sebagai berikut : Tabel 4.1. Distribusi Karakteristik Responden Anak Usia Pra Sekolah yang dirawat di Ruang Ar Rahman RS PKU Muhammadiyah Bantul Karakteristik Responden 1. Jenis kelamin Laki-laki Perempuan 2. Umur anak 3 - <4 tahun 4 - <5 tahun 5 tahun 3. Rawat kePertama Kedua 4. Lama perawatan 3 hari 4 hari 5 hari 6 hari 5. Diagnosa medis GEA Kejang Demam ISK ISPA Pneumonia Febris Rhinofaringitis Asma Typus Broncopneumonia Disentri Total Sumber ; Data Primer (2012)
Frekuensi 13 17 19 6 5
S
S
E K I T
JE
N ARTA A A AK 43,3 56,7
K OGY A T IY
S . YAN U P A
R ER E P ND
Persentase (%)
63,3 20,0 16,7
18 12
60,0 40,0
7 15 7 1
23,3 50,0 23,3 03,3
6 6 4 3 2 2 2 2 1 1 1 30
20,0 20,0 13,3 10,0 06,7 06,7 06,7 06,7 03,3 03,3 03,3 100
AL
55
Berdasarkan tabel diatas, dari 30 anak yang diambil sebagai subyek penelitian jenis kelamin perempuan lebih banyak yakni sebesar 56,7% dan sisanya laki-laki yakni sebesar 43,3%. Karakteristik responden menurut usia yang paling banyak adalah pada umur 3- <4 tahun yaitu sebesar 63,3% dan paling sedikit responden usia 5 tahun yaitu sebesar 16,7%. Sebagian besar 60,0% anak baru pertama kali dirawat dan 40,0% anak sebelumnya sudah pernah masuk dan dirawat dirumah sakit dengan lama perawatan yang bervariasi, rata-rata mendapatkan 4 hari perawatan. Hal ini memudahkan peneliti dalam memberikan terapi bermain karena rata-rata anak mendapatkan ini sebagai suatu hal yang baru dengan rata-rata perawatan 5 hari dan 6 hari anak dapat diberikan terapi bermain selama 3 hari sesuai dengan
N ARTA A A AK
kriteria waktu yang telah ditentukan. Bagi anak yang dirawat selama 3 hari terapi
bermain dilakukan sesuai dengan situasi dan kondisi. Adapun jumlah anak yang
K OGY A T IY
dirawat selama 4 hari sebesar 50,0% dan yang terkecil adalah selama 6 hari yakni sebesar 3,3%.
S . YAN U P A
Dari 30 anak, terdapat 11 jenis penyakit yang diderita anak dengan penyakit terbanyak yaitu GEA dan Kejang Demam masing-masing sebanyak
ER
L A R
20,0% dan penyakit yang diderita anak dengan penyakit paling sedikit sebanyak
P
E
3,3% untuk masing-masing jenis penyakit Bronchopneumonia, Disentri, dan
D EN
Typus. Keterbatasan aktivitas pada anak menyebabkan terapi bermain banyak
J S E
dilakukan di tempat tidur sesuai dengan kondisi berat ringannya anak.
IK S3.TKecemasan Sebelum diberikan Terapi Bermain
Hasil observasi perawat tingkat kecemasan anak dikatogorikan dengan distribusi normal menjadi 3 yaitu ringan, sedang, dan berat dengan nilai terendah 32 dan tertinggi 128. Penilaian diperoleh dari perhitungan 32 item dengan skor terendah 1 dan skor tertinggi 4. Berikut ini adalah tabel yang berisi pengkatagorian tingkat kecemasan anak berdasarkan distribusi normal sebelum diberikan terapi bermain oleh perawat.
56
Tabel 4.2. Gambaran Tingkat Kecemasan Sebelum Terapi Bermain dengan Menggambar dan Mewarnai pada Anak Pra Sekolah di Ruang Ar Rahman RS PKU Muhammadiyah Bantul Tingkat kecemasan Rentang nilai Ringan <64 Sedang 64-96 Berat >96 Total Sumber ; Data Primer (2012)
Frekuensi 1 14 15 30
Persentase (%) 03,3 46,7 50,0 100
Berdasarkan tabel 4.2. diatas, dari 30 anak yang menjadi subyek penelitian, sebelum diberikan terapi bermain oleh perawat sebanyak 50,0 % anak menunjukkan kecemasan tinggi dan sebanyak 3,3 mengalami kecemasan ringan.
4. Kecemasan Sesudah diberikan Terapi Bermain
N ARTA A A AK
K OGY A T IY
Tingkat kecemasan anak sesudah diberikan terapi bermain oleh perawat
S . YAN U P A
dapat dilihat pada tabel berikut ini
Tabel 4.3. Gambaran Tingkat Kecemasan Sesudah Terapi Bermain dengan Menggambar dan Mewarnai pada Anak Pra Sekolah di Ruang Ar Rahman RS PKU Muhammadiyah Bantul
ER
P
L A R
S
E D N Tingkat kecemasan nilai E Rentang J Ringan <64 ES Sedang 64 - 96 K I >96 T Berat Total Sumber ; Data Primer (2012)
Frekuensi 18 11 1 30
Persentase (%) 60,0% 36,7% 03,3% 100
Dari tabel 4.3. dapat dijabarkan bahwa sesudah dilakukan terapi bermain maka dilakukan kembali observasi tingkat kecemasan anak dan hasilnya didapatkankan bahwa sesudah diberikan terapi bermain tingkat kecemasan ringan adalah yang terbanyak yakni sebesar 60,0 % dan terkecil aalah kecemasan berat yakni sebesar 3,3 %.
57
5. Hasil Uji Hipotesis dengan Uji Statistik Nonparametric Wilcoxon Signed Rank Test Berikut ini adalah tabel hasil uji hipotesis dengan menggunakan Wilcoxon Signed Rank Test terhadap tingkat kecemasan sebelum dan sesudah diberikan terapi bermain. Tabel 4. 4. Analisis Tingkat Kecemasan Sebelum dan Sesudah Terapi Bermain pada Anak Pra Sekolah di Ruang Ar Rahman RS PKU Muhammadiyah Bantul Test Statistic Kecemasan (sebelum) – kecemasan (sesudah) Sumber ; Data Primer (2012)
Z -4.767
A. Sig. (2-t) .000
Uji hipotesis menggunakan analisis uji statistik Nonparametric Wilcoxon
N ARTA A A AK
Signed Rank Test. Berdasarkan tabel 4.4. diatas dapat diperoleh bahwa nilai p
value = 0.000 < α = 0.05, maka H0 ditolak yang berarti ada pengaruh terapi
K OGY A T IY
bermain dengan menggambar dan mewarnai terhadap tingkat kecemasan pada
S . YAN U P A
anak usia pra sekolah di Ruang Anak Ar Rahman RS PKU Muhammmadiyah Bantul.
ER
P
E
D EN
1. Karakteristik Responden
L A R
B. Pembahasan Penelitian
J S E
Pada tabel 4.1. Usia anak yang mendominasi adalah 3-<4 tahun yaitu sebesar 63,3%. Hal tersebut terjadi karena pada masa usia pra sekolah adalah TIKbagi Smasa anak untuk explore ke lingkungan dan cenderung lebih banyak menghabiskan waktu diluar rumah untuk bersosialisasi sehingga anak akan beradaptasi dengan lingkungan yang baru. Santrock (2011) mengatakan bahwa anak usia pra sekolah merupakan tahap inisiatif sesuai teori psikososial Erikson dimana anak memasuki dunia sosial yang lebih luas, mereka lebih banyak menghadapi tantangan daripada ketika mereka bayi dan belajar mencari pengalaman baru secara aktif dalam melakukan aktivitasnya yang bertujuan menghadapi tantangan lingkungan tersebut.
58
Dalam lingkungan yang baru tidak dipungkiri bahwa anak akan terpapar dengan berbagai hal dalam lingkungan tersebut yang mungkin dapat menyebabkan anak jatuh sakit. Anak usia 3 tahun akan jauh lebih aktif ketimbang anak usia 4 atau 5 tahun. Anak usia 3 tahun memiliki tingkat aktivitas tertinggi dalam rentang usia kehidupan manusia (Santrock, 2011). Sementara sistem imun anak usia 3 tahun akan lebih lemah dibandingkan anak usia 4 atau 5 tahun. Sesuai dengan paradigma keperawatan anak bahwa ketahanan fisik anak cenderung lebih rentan dan proses fisiologisnya belum matang. Dalam hal ini anak yang cenderung aktiv pada lingkungkan yang baru dengan sistem imun yang lebih lemah akan lebih banyak terpapar lingkungan dan akhirnya jatuh sakit jika sistem imunnya tidak kebal (Hidayat, 2005).
N ARTA A A AK
Rata-rata perawatan anak usia pra sekolah disini adalah 4 hari yaitu
sebesar 50,0%. Hal tersebut dikarenakan dari kebiasaan masyarakat bahwa orang
K OGY A T IY
tua atau keluarga akan membawa anak yang sakit ke tempat pelayanan kesehatan
setelah kurang lebih 2-3 hari karena ketika anak jatuh sakit maka akan dilakukan
S . YAN U P A
tindakan keperawatan di rumah terlebih dahulu. Wong (2004) mengatakan keterlibatan keluarga secara langsung kepada anak yang sakit merupakan bagian
ER
L A R
dari peran keluarga sebagai sistem terbuka yang berfungsi sebagai pelindung
P
E
anak, memenuhi kebutuhan anak dan mempertahankan kelangsungan hidup anak.
D EN
Sebagai contoh anak yang sakit panas tidak akan langsung dibawa orang
J S E
tuanya ke rumah sakit tetapi akan dilakukan perawatan di rumah seperti
TIK atau diberikan obat penurun panas, apabila suhu badan anak tersebut Sdikompres tidak turun pada hari berikutnya maka barulah orang tua tersebut akan membawa anaknya ke rumah sakit. Dikatakan bahwa dalam memberikan pelayanan keperawatan anak selalu diutamakan, mengingat kemampuan dalam mengatasi masalah masih dalam proses kematangan yang berbeda dengan pelayanan keperawatan pada orang dewasa (Hidayat, 2005).
59
Dilihat pada tabel 4.1. jenis penyakit yang banyak diderita oleh anak adalah GEA dan Kejang Demam yakni sekitar 20,0 % untuk masing-masing jenis penyakit tersebut. Pada masa usia pra sekolah merupakan masa anak untuk eksplore ke lingkungan. Dimana anak yang aktif pada usia ini akan terpapar dengan banyak hal di lingkungan tersebut sementara sistem anak masih lemah jika dibandingan orang dewasa sehingga anak akan mudah jatuh sakit bila sistem imunnya lemah. Anak usia pra sekolah merupakan masa berpetualang dan melakukan aktivitas fisik variatif. Mereka tidak mau diam, meloncat-loncat, melompat dan berlari bolak-balik bahkan ketika mereka tidur, mereka sedikit bergerak gelisah (Santrock, 2011). Hidayat (2005) menambahkan ketahanan fisik anak cenderung lebih rentan dan proses fisiologisnya belum matang.
N ARTA A A AK
GEA atau diare merupakan penyakit sistem pencernaan. Banyaknya anak
yang menderita diare disebabkan karena anak yang eksplore ke lingkungan
K OGY A T IY
tentunya akan mencoba merasakan dan memakan jenis makanan yang baru tapi
apabila makanan tersebut tidak ada kecocokan (alergi) dengan pencernaanya akan
S . YAN U P A
menyebabkan anak diare. Selain itu anak mencoba makanan baru karena pola makan anak yang tidak baik, morfologi gigi untuk mengunyah makanan sudah
ER
L A R
kuat, kebosanan anak terhadap suatu makanan tertentu, pola pemberian makanan
P
E
kepada anak oleh orang tua dengan cara pemaksaan disebabkan anaknya rewel
D EN
juga merupakan faktor yang dapat meningkatkan resiko terjadinya diare pada anak
J S E
(Hidayat, 2005). Dikatakan bahwa kurangnya pengetahuan orang tua terhadap
TIK misalnya higine yang kurang juga merupakan faktor resiko terjadinya Spenyakit diare mengingat penuran penyakit ini melalui finger, feses, food dan fly (Ngastiyah, 2005). Kejang Demam juga merupakan penyakit yang paling banyak diderita oleh anak. Hal ini didasarkan pada kebiasaan orang tua yang membawa anaknya yang sakit panas (hipertermia) setelah beberapa hari dirawat dirumah dan tidak mengalami perbaikan kondisi. Anak yang suhu badannya tinggi akan mencetuskan kejang. Pengobatan sekedarnya dirumah misal dengan mengompres anak tidak akan efektif akhirnya anak yang suhu badannya semakin tinggi
60
menjadi kejang. Ketika kejang sudah terjadi, barulah anak dibawa ke tempat pelayanan kesehatan. Ngastiah (2005) mengatakan kejang demam merupakan kelainan neurologis yang paling sering dijumpai pada anak umur 6 bulan sampai 4 tahun. Pada percobaan binatang,suhu yang tinggi dapat menyebabkan bangkitan kejang. Hampir 3%
anak yang berumur dibawah 5 tahun pernah menderita kejang
demam. Wong (2004) menyampaikan bahwa keluarga merupakan sistem terbuka yang berperan dalam mempertahankan kelangsungan hidup anak. Sehingga anak sakit akan diberi tindakan keperawatan dirumah sesuai dengan kemampuan mengatasi masalah kesehatan oleh keluarga tersebut. Semua pernyataan diatas tersebut sesuai dengan paragdima keperawatan anak yakni yang terdiri dari anak,
N ARTA A A AK
konsep sehat dan sakit, keluarga dan keperawatan menurut pendapat Hidayat (2005).
K OGY A T IY
2. Kecemasan Sebelum diberikan Terapi Bermain dengan Menggambar dan
S . YAN U P A
Mewarnai
Kecemasan yang terjadi pada anak-anak sebenarnya adalah normal, seperti
ER
L A R
yang diungkapkan Miller (2002) bahwa kecemasan itu sebagai reaksi yang
P
E
normal terhadap situasi yang penuh stress dan berada dalam situasi yang baru.
D EN
Dari tabel 4.2. dapat dijabarkan sebagai berikut bahwa dari 30 anak yang
J S E
menjadi subyek penelitian, sebelum diberikan terapi bermain oleh perawat
IK 50,0% anak menunjukkan kecemasan tinggi. Dilihat dari kategorinya STsebanyak terdapat katogori mayoritas anak dengan kecemasan tinggi sebelum dilakukan terapi bermain. Tingkat kecemasan berat mendominasi katagori kecemasan hasil penelitian ini yakni sebesar 50,0 % anak. Banyaknya usia anak pra sekolah di Ruang Anak Ar Rahman RS PKU Muhammadiyah Bantul yang menderita kecemasan berat disebabkan oleh beberapa hal, antara lain :
61
Pertama, anak mengalami trauma pada tindakan keperawatan seperti pemasangan jarum infus, pemberian obat lewat dengan menyuntik dan pengambilan sampel darah. Tindakan keperawatan yang seperti itu merupakan tindakan yang menyebabkan perlukaan pada anak, menyebabkan rasa nyeri dan rasa sakit pada anak. Menurut Supartini (2004) kecemasan meningkat ketika anak kehilangan kendali akibat adanya kelemahan fisik, rasa nyeri dan perasaan takut akan mati. Sedangkan reaksi karena luka pada tubuh dan rasa sakit, anak biasanya mengungkapkan secara verbal apa yang dirasakannya karena anak sudah mampu mengkomunikasikan rasa nyeri yang mereka alami dan mampu menunjukkan lokasinya. Kedua, sebagian besar anak yang dirawat yaitu 60,0% anak baru pertama
N ARTA A A AK
kali dirawat dirumah sakit. Sebagian dari mereka kecemasannya cenderung lebih tinggi dibandingkan anak yang sebelumnya pernah dirawat di rumah
K OGY A T IY
sakit. Kecemasan anak yang dialami disini juga disebabkan karena memang
anak sebelumnya tidak diorientasikan terlebih dahulu dengan lingkungan
S . YAN U P A
rumah sakit tempat anak dirawat dan tidak diperkenalkan dengan orang-orang yang berada di rumah sakit sehingga tingkat kecemasannya semakin
ER
L A R
meningkat. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Supartini (2004) bahwa
P
E
pengalaman sebelumnya dan lingkungan asing merupakan penyebab
D EN
kecemasan bagi anak baik lingkungan fisik rumah sakit seperti bangunan atau
J S E
ruang rawat, alat-alat rumah sakit, bau yang khas, pakaian putih petugas
IK maupun lingkungan sosial seperti sesama STkesehatan interaksi dan sikap petugas kesehatan itu sendiri.
pasien anak maupun
Ketiga, pembatasan aktivitas memang berpengaruh terhadap kecemasan anak ketika dihospitalisasi. Disini anak kebanyakkan menghabiskan waktu aktivitasnya ditempat tidur sehingga kecemasan yang mereka alami juga meningkat. Sesuai pernyataan Wong (2004) bahwa keterbatasan fisik dan hospitalisasi merupakan stressor yang besar bagi anak. Selain itu Nursalam (2005) menambahkan anak usia pra sekolah juga mempunyai keterbatasan dalam meknisme koping untuk mengatasi masalah maupun kejadian-kejadian yang bersifat menekan.
62
Berdasarkan pengamatan peneliti, peran aktif orang tua masih kurang dalam kaitannya menurunkan kecemasan anak. Hal tersebut sehubungan dengan keterbatasan waktu keluarga menunggu di rumah sakit, karena harus bergantian dengan anggota keluarga yang lain, sehingga akan menimbulkan rasa protes anak karena perhatian yang kurang. Orang tua cenderung lebih banyak bekerja sama dengan perawat dalam hal pelaksanaan prosedur tindakan keperawatan. Supartini (2004) mengatakan bahwa sistem pendukung yang tersedia misalnya peran aktiv orang tua akan membantu anak dalam melepaskan tekanan akibat penyakit yang dideritanya. Hasil dari observasi peneliti dan perawat pada saat perawat masuk ke ruangan dan mendekati anak, reaksi yang selalu muncul yaitu ekspresi wajah
N ARTA A A AK
tenang, memegangi atau mendekati orang tua atau saudaranya. Sedangkan pada saat perawat melakukan pemeriksaan, melakukan tindakan yang menyakitkan
K OGY A T IY
(menyuntik, mengambil darah, merawat luka, memasang infus) reaksi yang paling sering muncul pada anak yaitu ekspresi wajah tegang, anak menangis,
S . YAN U P A
memegang erat atau memanggil-manggil jika orang tuanya jauh dan merontaronta. Sementara saat perawat memberi makan, obat dan mengajak bercakap-
ER
L A R
cakap reaksi yang muncul adalah anak cenderung diam dan tidak kooperatif.
P
E
Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Jovan (2007) bahwa pada masa pra
D EN
sekolah (usia 3-5 th) reaksi anak terhadap hospitalisasi adalah menangis
J S E
perlahan, takut, reaksi agresif, marah, berontak, tidak kooperatif terhadap
IK STpetugas kesehatan dan tidak mau bekerja sama dengan perawat.
3. Kecemasan Sesudah diberikan Terapi Bermain dengan Menggambar dan Mewarnai Terapi bermain menurut Wong (2009) adalah suatu terapi dengan menggunakan permainan yang diberikan dan digunakan anak untuk menghadapi ketakutan dan kecemasan, mengenal lingkungan asing, belajar mengenal perawatan dan prosedur tindakan keperawatan serta staff rumah sakit yang ada.
63
Berdasarkan tabel 4.3. setelah dilakukan terapi bermain terjadi penurunan kecemasan dimana dari 30 anak yang diobservasi, tingkat kecemasan ringan menjadi 60,0% anak. Melihat hasil tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa setelah dilakukan terapi bermain tingkat kecemasan anak mengalami penurunan baik jumlah maupun kategorinya. Terapi bermain yang dilakukan peneliti merupakan kegiatan yang menyenangkan bagi anak sehinga tercipta perasaan bahagia. Dengan diberikan terapi bermain dengan menggambar dan mewarnai akan mampu menurunkan tingkat kecemasan pada anak karena ketakutan anak menjadi berkurang, anak menjadi familiar dengan lingkungan rumah sakit dan anak tidak akan jenuh karena adanya waktu mereka diisi dengan kegiatan
N ARTA A A AK
menggambar dan mewarnai. Hal tersebut mendukung pernyataan Wong (2004)
bahwa bermain memang sangat efektif dan berfungsi untuk menfamiliarkan
K OGY A T IY
lingkungan rumah sakit.
Dengan menggambar dan mewarnai di rumah sakit, anak akan belajar
S . YAN U P A
mengenal tentang sistem tubuh dengan melihat gambar, menggambar organorgan tubuh, mewarnai dan menjelaskan pada anak organ mana yang sakit.
ER
L A R
Peneliti dalam pemberian terapi bermain memilih jenis gambar yang
P
E
berhubungan dengan kesehatan seperti gambar profesi kesehatan, gambar
D EN
suasana rumah sakit, organ-organ tubuh dan alat-alat kesehatan agar anak anak
J S E
yang dirawat lebih familiar dengan lingkungan asing. Menurut Suparto (2003)
IK dan mewarnai biasanya dilaksanakan sebelum melakukan STmenggambar prosedur keperawatan pada anak, hal ini bertujuan untuk mengurangi rasa tegang dan emosi yang dirasakan anak selama prosedur keperawatan. Peranan orang tua dalam pelaksanaan terapi bermain sangat besar. Dari 30 anak yang peneliti observasi, anak yang orang tuanya aktif ikut dalam permainan, dekat dengan anak dan selalu berusaha menghibur, penurunan reaksi kecemasan anak lebih cepat dibandingkan anak yang orang tuanya pasif. Hal ini sesuai dengan penelitian Rodhiantho (2004) yang menyebutkan bahwa semakin tinggi tingkat dukungan keluarga maka tingkat kecemasan perpisahan
64
anak usia pra sekolah yang sedang menjalani perawatan dirumah sakit akan semakin turun. Berdasarkan hasil pengamatan peneliti selama melakukan terapi bermain, reaksi terhadap kecemasan yang muncul anak yang dirawat sangat dipengaruhi oleh pengalaman mereka selama dilakukan tindakan dan persepsi masingmasing anak terhadap tindakan pengobatan tersebut. Reaksi akibat hospitalisasi sangat berdampak bagi kerjasama anak dan orang tua sebagai dasar pemberian asuhan keperawatan (Wong, 2009). Setelah diberikan terapi bermain pada saat perawat masuk ke ruangan dan mendekati anak, reaksi anak tidak lagi menunjukkan lagi respon seperti wajah tenang, memegangi atau mendekati orang tua atau saudaranya. Sedangkan pada
N ARTA A A AK
saat perawat melakukan pemeriksaan, melakukan tindakan yang menyakitkan
(menyuntik, mengambil darah, merawat luka, memasang infus) ekspresi wajah
K OGY A T IY
tegang, anak menangis, memegang erat atau memanggil-manggil jika orang tuanya jauh dan meronta-ronta dari selalu menjadi sering muncul. Sementara
S . YAN U P A
ketika perawat memberi makan, obat dan mengajak bercakap-cakap anak tidak lagi diam dan lebih kooperatif.
ER
L A R
Dengan adanya terapi bermain reaksi kecemasan yang muncul pada anak
P
E
dapat berkurang dan meminimalkan efek hospitalisasi. Hal ini mendukung
D EN
penelitian Kiche and Almeida (2007) tentang “Therapeutic Toy: Strategy For
J S E
Pain Management and Tension Relief During Dressing Change In Children”.
IK S4.TPengaruh
Terapi Bermain dengan Menggambar dan Mewarnai Terhadap
Tingkat Kecemasan Hospitalisasi jauh dari hal yang menyenangkan bagi anak. Supartini (2004) mengatakan intervensi yang penting dilakukan perawat terhadap anak berpinsip untuk meminimalkan stressor, mencegah perasaan kehilangan, meminimalkan perasaan rasa takut dan nyeri terhadap perlukaan, serta memaksimalkan perawatan di rumah sakit melalui terapi bermain. Dalam penelitian ini, peneliti mencoba menggunakan terapi bermain dengan
65
menggambar dan mewarnai untuk menurunkan tingkat kecemasan anak usia pra sekolah yang dihospitalisasi. Adanya
pengaruh terapi bermain dengan menggambar dan mewarnai
terhadap penurunan tingkat kecemasan anak usia pra sekolah di Ruang Perawatan Anak Ar Rahman RS PKU Muhammadiyah Bantul ditunjukkan dari hasil uji hipotesis menggunakan analisis uji statistik Nonparametric Wilcoxon Signed Rank Test yaitu adanya pengaruh yang signifikan. Dalam penelitian ini anak menjadi kooperatif setelah diberikan terapi bermain dibuktikan dengan mereka yang mau makan, dan minum obat. Perilaku tersebut dapat dilihat dari lembar observasi yakni reaksi yang muncul ketika perawat memberi tindakan keperawatan anak tidak lagi menolak dan
N ARTA A A AK
lebih terbuka dengan perawat. Hal tersebut mendukung penelitian yang dilakukan oleh Herliana (2001) yakni adanya pengaruh yang bermakna dari
K OGY A T IY
pemberian terapi bermain terhadap peningkatan perilaku kooperatif anak pra sekolah di IRNA RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.
S . YAN U P A
Setelah diberikan terapi bermain anak menjadi lebih terbuka dan mau berkomunikasi artinya anak mau diajak berbicara dengan perawat setelah
ER
L A R
diberi terapi bermain. Perilaku tersebut ditunjukkan dari lembar observasi
P
E
yakni ketika perawat mengajak berbicara dengan anak, anak merespon perawat
D EN
dan tidak lagi diam. Hasil penelitian ini juga mendukung temuan Lisyorini
J S E
(2006) bahwa terapi bermain ternyata memberikan pengaruh terhadap
IK sosialisasi anak, dimana akan meningkat setelah diberikan terapi STkemampuan bermain. Dilihat dari len Setelah dilakukan terapi bermain anak lebih menerima tindakan keperawatan yang diberikan oleh perawat. Ditunjukkan dari reaksi anak yang tidak lagi meronta-ronta, menangis dan tidak lagi menyakiti perawat saat dilakukan tindakan keperawatan. Hal tersebut mendukung penelitian Widyasari (2004) yang menyimpulkan ada pengaruh terapi bermain terhadap penerimaan tindakan invasif pada anak pra sekolah di IRNA RSUD Ngudi Waluyo,Wlingi, Blitar.
66
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa bermain di rumah sakit sangat bermanfaat bagi anak untuk menurunkan kecemasan anak selama menjalani perawatan. Hal tersebut sesuai pernyataan Supartini (2004) bahwa tujuan dari terapi bermain adalah anak dapat beradaptasi secara efektif terhadap stress karena sakit dan harus dirawat dirumah sakit.
C. Keterbatasan dan Kelemahan Penelitian Penelitian ini mengalami berbagai keterbatasan dan kendala dalam penelitian antara lain : a. Adanya variabel yang tidak terkontrol yakni variabel pengganggu yang tidak dikendalikan oleh peneliti yaitu perpisahan dengan orang tua dan takut terhadap
N ARTA A A AK
cedera tubuh sehingga kevalidan hasil penelitian terjadi penurunan kecemasan karena murni pengaruh terapi bermain menjadi kurang kuat karena adanya faktor
K OGY A T IY
lain yang tidak bisa dikendalikan tersebut.
b. Pengambilan anak sebagai sampel penelitian tidak semuanya diobservasi dengan
S . YAN U P A
frekuensi yang sama. Hal tersebut dikarenakan karena jumlah sampel yang banyak dan waktu penelitian yang terbatas.
ER
L A R
c. Penelitian ini dibantu oleh asisten peneliti sehingga peneliti sendiri tidak melihat
P
E
atau mengamati secara kontinue saat asisten peneliti melakukan terapi bermain
D EN
ketika penelitian berlangsung sehingga akan mempengaruhi kejujuran penelitian
J S E
dalam pengumpulan data
TIK bias. Smeminimalkan
dan sangat dibutuhkan oleh peneliti untuk
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah adanya pengaruh yang signifikan terapi bermain dengan menggambar dan mewarnai terhadap tingkat kecemasan anak usia pra sekolah yang dihospitalisasi atau dirawat di Ruang Anak Ar Rahman RS PKU Muhammadiyah Bantul yang ditunjukkan dari hasil uji Wilcoxon Signed Rank Test dengan signifikansi p value = 0.000 < α = 0.05.
B. Saran Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti memberikan
N ARTA A A AK
saran-saran sebagai berikut:
1. Bagi Pihak Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul
K OGY A T IY
Memberi ruang dan fasilitas bermain bagi pasien anak di Ruang Anak Ar
S . YAN U P A
Rahman RS PKU Muhammadiyah Bantul dan memberikan program pelatihan atau seminar tentang terapi bermain sehingga perawat dapat lebih
ER
meningkatkan kemampuannya dan fasilitas ruang bermain yang akan
P
L A R
disediakan nantinya dapat digunakan secara optimal.
E
D EN
2. Bagi Perawat di Ruang Anak Ruang Anak Ar Rahman RS PKU
J S E diberikannya fasilitas permainan, sehingga dilaksanakan terapi Dengan K I T Muhammadiyah Bantul
S
bermain oleh perawat kepada pasien anak. Selain itu perawat juga harus lebih banyak memperhatikan pelaksanan terapi bermain sebagai salah satu intervensi penting yang tidak boleh diabaikan dalam pemberian asuhan keperawatan. Terapi bermain harus dilakukan secara berkesinambungan sebagai bagian dari pengobatan dan perawatan sehingga efektif dalam membantu menurunkan kecemasan anak dan meminimalkan efek hospitalisasi. Perawat juga bisa melibatkan keluarga atau orang tua anak dalam memberikan terapi bermain di ruang perawatan.
67
68
3. Bagi Peneliti selanjutnya khususnya Mahasiswa PSIK Keperawatan STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta Diharapkan peneliti lain dapat menindak lanjuti penelitian ini agar lebih sempurna dan bermanfaat. Diharapkan penelitian ini juga memberikan masukan atau sumber pustaka bagi penelitian yang sejenis dengan variabel terapi bermain. Sebaiknya peneliti selanjutnya meneliti dengan menggunakan jenis penelitian quasy eksperimen dan melakukan observasi sendiri dalam pengumpulan data untuk meminimalkan bias dan mendapatkan hasil penelitian yang maksimal. Penelitian ini juga sebagai dasar penelitian selanjutnya terutama faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan terapi bermain dan jenis terapi bermain yang lain selain menggambar dan mewarnai.
N ARTA A A AK
K OGY A T IY
S . YAN U P A
ER
P ST
IK
J S E
D EN
E
L A R
69
DAFTAR PUSTAKA Adriana, D. (2011). Tumbuh Kembang dan Terapi Bermain Pada Anak. Jakarta: Salemba Medika. Alwi, H. (2003). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Paktik. Jakarta: Rineka Cipta. Dahlan, M. S. (2008). Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta : Salemba Medika Danim, S. (2000). Metode Penelitian Untuk Ilmu Perilaku.Jakarta : Bumi Aksara Dorland, W. A. N. (2002). Kamus Kedokteran Dorland. Editor Huriawati Hartanto. Edisi 29. Jakarta: EGC.
N ARTA A A AK
Ehrenreich, et al . (2009). Separation Anxiety Disorder In Youth. Nationt Institutes Of Health Public, access 16, 389-412.
K OGY A T IY
Gunawan, S. D. (2005). Psikologi Anak Bermasalah. Jakarta: PT BPK Gunung Media.
S . YAN U P A
Gunawan, Y. E. S. (2003). Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pelaksannan Pelaksanaan Terapi Bermain Pada Anak Pra Sekolah Di Ruang Rawat Inap Instalasi Kesehatan Anak Rs Dr.Sardjito Yogyakarta. FK UGM Yogyakarta: Tidak Dipublikasikan.
ER
P
L A R
DE N Hidayat, A. A. J A.E (2005). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Edisi 1. Jakarta: S Salemba Medika E K I T A. A. A. (2007). Metode Penelitian Keperawatan Dan Teknik Analisis SHidayat, Data. Jakarta: Salemba Medika Hidayat, A. A. A. (2008). Riset Keperawatan Dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta: Salemba Medika Hendon, C. and Bohon, L. M. (2007). Hospitalized Children’s Mood Differences During Play And Music Therapy. Journal Compitation 2007 Blackwell Publishing Ltd Child Care, Health And Development, 34, 141-144. Herliana, L. (2001). Pengaruh Terapi Bermain Terhadap Tingkat Kooperatif Selama Menjalani perawatan pada Anak Pra Sekolah di IRNA RSUP Dr.Sardjito Yogyakarta. FK UGM Yogyakarta: Tidak Dipublikasikan.
70
Hikmawati, U.(2000). Pengaruh Terapi Bermain terhadap Kecemasan Anak Usia Pra Sekolah Selama Perawatan Pada Anak Usia Pra Sekolah di IRNA II Bangsal Perawatan Anak RSUP Dr.Sardjito Yogyakarta. FK UGM Yogyakarta: Tidak Dipublikasikan. Imam, S. (2008). Jelaskan Prosedur Medis Agar Anak Tidak Lagi Menangis. Diambil pada tanggal 22 Februari 2008, Available: http://www.tabloidnakita.com Jovan. (2007). Hospitalisasi. Diambil pada tanggal 30 Desember 2011. Available: http://jovandc.multiply.com. Kiche, M. T. and Almeida, F.A. (2007). Therapeutic toy: strategy for pain management and tension relief during dressing change in children. Acta Paul Esferm, 22, 125-130. Laili, I. E. (2006). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecemasan Pada Anak Sekolah Yang di Rawat di Instalasi Kesehatan Anak (INSKA) RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. FK UGM Yogyakarta: Tidak Dipublikasikan.
N ARTA A A AK
K OGY A T IY
Lisyorini, D. (2006). Pengaruh Terapi Bermain Terhadap Kemampuan Sosialisasi Anak Selama Menjalani Perawatan IRNA RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Perpustakaan FK UGM Yogyakarta. Jurnal ilmu keperawatan, Volume 02, 111-115.
S . YAN U P A
ER
Martin. (2008). Bermain Sebagai Media Terapi. Diambil pada tanggal 20 Februari 2008. Available: http://www.tabloid-nakita.com.
P
L A R
E
D EN
Miller. (2002). Anxiety Disorder In Children And Youth. BC”s Mental Health Journal no.14.
J S E A. (2009). Panduan Praktis Menggambar dan Mewarnai Untuk Muhammad, K I ST Anak. Yogyakarta: Powerbooks. Muscari, M. (2001). Pediatric Nursing. Edisi 3. USA: Lippincott William And William Inc. Ngastiyah. (2005). Perawatan Anak Sakit. Edisi 2. Jakarta: EGC. Nursalam. (2003). Konsep dan Penerapan Metodologi Ilmu Keperawatan : Pedoman Skripsi, Tesis. Jakarta: Salemba Medika Nursalam et al. (2005). Ilmu kesehatan anak. Jakarta : Salemba Medika
71
Potter, P. A. and Perry, G. P. (2005).Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Konsep, Proses dan Praktik.Volume 2. Alih Bahasa Indonesia. Jakarta: EGC. Rahmawati, A. dan Murniasih, E. (2007). Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Tingkat Kecemasan Akibat Hospitalisasi Pada Anak Usia Pra Sekolah Dibangsal L Perawatan Anak RSUP Dr.Soeradji Tirtoenegoro Klaten. Jurnal Kesehatan Surya Medika Yogyakarta, hal. 1-13. Regina, N. (2009). 120 Permainan Kreatif Untuk Menggali Kecerdasan Anak. Yogyakarta: Wahana Totalita Publisher. Riwidikdo, H. (2006). Statistik kesehatan.
Yogyakarta: Mitra Cendekia Press.
Rudolp, A.M. (2002). Rudopl Pediatric. Edisi 21. New York: McGraw-Hill. Rondhianto. (2004). Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan Kecemasan Perpisahan Akibat Hospitalisasi Pada Anak Usia Pra Sekolah Di Bangsal Anak RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. FK UGM Yogyakarta: Tidak Dipublikasikan
N ARTA A A AK
K OGY A T IY
Santrock, J. W. (2011). Masa Perkembangan Anak (Children). Jilid 2. Edisi 11. Jakarta : Salemba Humanika
S . YAN U P A
Simanjuntak, E. Y. B. (2005). Peran Perawat Dalam Pelaksanaan Terapi Bermain Pada Anak Pra Sekolah Di Ruang Rawat Inap Instalasi Kesehatan Anak Rs Dr Sardjito. FK UGM Yogyakarta: Tidak Dipublikasikan
ER
P
L A R
E
D EN
Soetjiningsih. (2003). Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC.
J S E
Stevens, P.J.M. (2000). Ilmu Keperawatan. Editor Monica Ester. Jilid 1. Edisi 2. Jakarta: EGC
TIK SStuart, G. W. (2001). Keperawatan Jiwa. Alih Bahasa Indonesia. Jakarta : EGC.
Sugiyono. (2010). Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta Supartini, Y. (2004). Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta : EGC. Suparto, H. (2003). Mewarnai Gambar Sebagai Metode Penyuluhan Untuk Anak ; Study Pendahuluan Pada Program Pemulihan Anak Sakit Irna Rsup Dr Soetomo Surabaya. at http://pediatrik.com/indonesia-jawa timur surabaya. Suriadi dan Yuliani, R. (2010). Asuhan Keperawatan Pada Anak. Jakarta: CV Sagung Seto
72
Susanti, R. (2012). Pengaruh Terapi Bermain Musik Terhadap Tingkat Kecemasan Anak Usia Prasekolah yang akan dilakukan Tindakan Invasif di Ruang Anak RSUD Wates. PSIK STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta : Tidak Dipublikasikan Susanto, N. (2010). Besar Sampel Dalam Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Digibooks Suwarsih. (2009). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecemasan Pada Anak Usia Pra Sekolah 3-5 Tahun Terhadp Tindakan Keperawatan Dibangsal Anak Anggrek Rsud Panembahan Senopati Bantul. Stikes A.Yani Yogyakarta: Tidak Dipublikasikan. Wibowo, T. A. (2010). Hubungan Support System Keluarga Dengan Tingkat Keluarga Pada Anak Usia Pra Sekolah Yang Dirawat Inap Dibangsal Melati 2 RSUD Dr.Moewardi Surakarta. Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta: Tidak Dipublikasikan
N ARTA A A AK
Widyasari, C. (2004). Pengaruh Terapi Bermain Terhadap Penerimaan Tindakan Invasif pada Anak Pra Sekolah di IRNA RSUD Ngudi Waluyo, Wlingi, Blitar. Jurnal Prodi Keperawatan Lawang Poltekes Depkes Malang, hal.17.
K OGY A T IY
S . YAN U P A
Widyastuti, U. (2008). Mengoptimalkan 9 Zona Kecerdasan Majemuk Anak. Sleman: Luna Publisher.
ER
P
L A R
E
Wong and Whaley’s. (2004). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: Remaja Rosdakarya.
D EN
J S E
Wong, D. L. (2004). Pedoman Keperawatan Pediatrik . Editor Sari Kurnianingsih. Edisi 4. Jakarta: EGC.
TIK SWong, D. L. (2009). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Alih Bahasa Indonesia. Jakarta : EGC.
Yogi, S. A. (2000). Coloring Book For 4 Year Old. Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer (Kelompok Gramedia).