GAMBARAN PERSEPSI PERAWAT TENTANG STRESSOR BEBAN KERJA SELAMA BEKERJA DI BANGSAL PERINATOLOGI RSUD WATES KABUPATEN KULON PROGO PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
AN
A YAK K A OG
T ANI Y S U .Y
P AL A R E ER
P
S E K I
Disusun Oleh :
D EN
J
SRI LESTARI
NPM : 3208145
ST
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA 2012
A
T AR
AN
A YAK K A OG
T ANI Y S U .Y
P AL A R E ER
P
S
E K I T
D
N JE
S
ii
A
T AR
GAMBARAN PERSEPSI PERAWAT TENTANG STRESSOR BEBAN KERJA SELAMA BEKERJA DI BANGSAL PERINATOLOGI RSUD WATES KABUPATEN KULON PROGO PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Sri Lestari1, Maria H. Bakri2, Sriyono3 INTISARI Latar Belakang: Stres telah dikenal selama 20 abad dan dipandang sebagai interaksi yang kompleks dan dinamis antar individu dan lingkungan kerja mereka. Faktor-faktor yang dapat menimbulkan stres sering disebut stressors. Perawat banyak mendapatkan stressor dari lingkungan kerjanya yaitu rumah sakit. Ruang Perinatologi RSUD Wates merupakan salah satu ruang rawat inap yang disediakan khusus untuk pasien bayi lahir 0-28 hari. Rumah sakit dapat meminimalisasi dampak dari stres kerja dengan memberikan perhatian khusus pada pemicu stres atau stressor. Tujuan: Mengetahui gambaran persepsi perawat tentang stressor beban kerja di Bangsal Perinatologi RSUD Wates Kabupaten Kulon Progo Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Metode: Desain dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif/ simpel kualitatif dengan wawancara kepada informan. Penelitian dilakukan dari bulan juni sampai juli 2012. Sampel penelitian adalah perawat yang bekerja di bangsal perinatologi yang sesuai dengan kriteria inklusi dan ekslusi. Instrumen dalam penelitian ini adalah pedoman wawancara. Hasil: Gambaran persepsi perawat tentang stressor beban kerja di bangsal perinatologi sebagian besar informan menyatakan berat karena kurangnya tenaga kesehatan (perawat/ bidan) dan banyaknya pasien yang harus dirawat serta pekerjaan diluar bangsal perinatologi (ruang OK dan VK). Beban kerja berpengaruh terhadap kondisi fisik karena pasien banyak, tenaga kurang, dan jenis kelamin perawat di bangsal perinatologi yang semua adalah perempuan. Terdapat perbedaan antar ketiga shift kerja, dengan shift kerja malam hari lebih berat. Tenaga kesehatan di bangsal perinatologi kurang dibandingkan dengan jumlah pasien dan tidak ada waktu khusus untuk istirahat saat bekerja. Kesimpulan: Gambaran persepsi perawat tentang stressor beban kerja di bangsal perinatologi dari segi beban kerja berat, beban kerja berpengaruh terhadap kondisi fisik, Shift kerja malam hari lebih berat, tenaga kesehatan kurang (perawat/ bidan) dan tidak ada waktu khusus untuk istirahat.
AN
A YAK K A OG
T ANI Y S U .Y
P AL A R E ER
P
S
E K I T
D
N JE
S
Kata Kunci : Stres kerja, Stressor, Perawat, Beban Kerja
1
Mahasiswa PSIK STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta Dosen POLTEKKES Yogyakarta 3 Perawat RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten iii 2
A
T AR
THE DESCRIPTION OF NURSES’ PERCEPTION ABOUT STRESSOR WORK LOAD IN PERINATOLOGY WARD OF WATES GENERAL HOSPITAL KULON PROGO DISTRICT YOGYAKARTA PROVINCE Sri Lestari1, Maria H. Bakri2, Sriyono3 ABSTRACT Background: Stress has been known for 20 centuries and considered as complex and dynamic interaction among individuals and their work environment. Factors that may cause stress are also mentioned as stressors. Nurses obtain many stressors from work environment, hospitals. Perinatologi ward of Wates General Hospital is one of inpatient rooms provided for newborns of 0-28 days. Hospital can minimize the impact of work stress by paying special attention to stressors. Objective: to figure out the description perception of nursing stressor work load in perinatology ward of wates general hospital kulon progo district yogyakarta province. Method: the design in this research are simple qualitative descriptive with interview with informan. This research are conducted since june until july 2012. Sampels are nurses who work in perinatology ward which is suitabel with inclusion and exlusion criteria. Instrument in this research is interview guide. Results: The description perception of nurses work load in perinatologi some informans infward is heavy due to lack of health workers (nurse/ midwife) and a big number of patient who need treatment and duties beside perinatologi ward. Work load has effect on physical condition because of a lot of patiens, less health workers, and nurses sex in perinatologi ward which are all female. There is a difference between three work shift in which nigh shift has heavies work load. Health workers in perinatology ward have fewer number compared to patient number and there is no spesific time for rest during work. Conclusions: the description perception of nurses stressor work load in perinatology ward from the aspect of heavy work load, work load has effect on physical condition, work shift at night is heavier, health worker is lack (nurse/ midwife), and there is no special time for rest.
AN
A YAK K A OG
T ANI Y S U .Y
P AL A R E ER
P
S
E K I T
D
N JE
S
Keyword: work stress, stressors, nurse, work load
1
Student of Nursing Education Programme Achmad Yani Yogyakarta Lecture of Nursing of Education Health Polytechic Yogyakarta 3 Nurse Of Central General Hospital dr. Soeradji Tirtinegoro Klaten 2
iv
A
T AR
PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul: Gambaran Persepsi Perawat Tentang Stressor Beban Kerja Selama Bekerja Di Bangsal Perinatologi RSUD Wates Kabupaten Kulon Progo Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta adalah hasil tulisan saya sendiri. Tidak terdapat karya tulis yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Yogyakarta, Juli 2012
AN
A YAK K A OG
T ANI Y S U .Y
P AL A R E ER
P
S
E K I T
D
N JE
S
v
A
T AR
Sri Lestari
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum, Wr. Wb. Alhamdulillahi robbil „aalamiin, Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahan rahmat dan karunia-Nya. Dengan segala kekuasaan dan rahmat Allah SWT akhirnya saya dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi dengan judul “Gambaran Stressor Perawat Ditinjau dari Beban Kerja Selama Bekerja di Bangsal Perinatologi RSUD Wates Kabupaten Kulon Progo Propinsi DIY ”. yang merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta. Penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, dorongan dan bimbingan dari semua pihak baik secara langsung maupun tidak langsung, untuk itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada: 1. Bapak Dr. I Edy Purwoko, Sp.B, selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Yogyakarta. 2. Ibu Dwi Susanti, S.Kep., Ns, selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyusun skripsi ini. 3. Ibu Maria H. Bakri, SKM. M.Kes, selaku Dosen Pembimbing I yang telah banyak memberikan bimbingan, pengarahan dan masukan kepada saya dalam melakukan persiapan, pelaksanaan dan penyusunan skripsi ini. 4. Bapak Sriyono, S.Kep.,Ns, selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak memberikan bimbingan, pengarahan dan masukan kepada saya dalam melakukan persiapan, pelaksanaan, dan penyusunan skripsi ini. 5. Ibu Wenny Savitri, S.Kep.,Ns., MNS, selaku penguji yang telah banyak memberikan masukan dalam penyusunan skripsi ini. 6. Kepala ruang dan perawat Bangsal Perinatologi RSUD Wates yang telah meluangkan waktu untuk membantu peneliti dalam penelitian ini. 7. Teristimewa untuk kedua orang dan adikku yang telah memberikan dukungan doa dan motivasi demi terselesainnya skripsi ini. 8. Teman-teman dan sahabat angkatan 2008 khususnya kelas C terimakasih atas dukungan, dan kasih sayangnya, dan semua pihak yang telah memberikan dukungan dan semangat kepada penulis sehingga skripsi ini selesai yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
AN
A YAK K A OG
T ANI Y S U .Y
P AL A R E ER
P
S
E K I T
D
N JE
S
Harapan penulis semoga skripsi ini bermanfaat nantinya demi kemajuan ilmu pengetahuan khususnya ilmu keperawatan. Wassalamualaikum, wr.wb. Yogyakarta, Juli 2012
Penulis vi
A
T AR
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ...............………………………...………..…..……….. i LEMBAR PENGESAHAN..…………………………………….………... ii INTISARI ........................................................................................................ iii ABSTRACT................................................................................................... iv PERNYATAAN.............................................................................................. v KATA PENGANTAR ..............……………………………...……………. vi MOTTO ......................................................................................................... viii PERSEMBAHAN ......................................................................................... ix DAFTAR ISI ………………………………………………..……................ x DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………….....….... xii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang …………………………………..….................………... 1 B. Rumusan Masalah ……..............……………………………..…………...4 C. Tujuan Penelitian ...........…………………………………..…………... 5 D. Manfaat Penelitian …………………………..………............…………. 5 E. Ruang Lingkup Penelitian …………………………………..…………... 6 F. Keaslian Penelitian …...........…………………………..………............... 6
AN
A YAK K A OG
T ANI Y S U .Y
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori……………….................…………………………..…...…9 1. Persepsi ............................................................................................. 9 a. Pengertian ..................................................................................... 9 b. Aspek-Aspek Persepsi ................................................................ 9 c. Macam-Macam persepsi ............................................................ 10 d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi .............................. 10 e. Syarat agar Individu Dapat Mengadakan Persepsi .................... 11 f. Proses Terjadinya persepsi ......................................................... 11 2. Stressor .............................................................................................. 11 a. Pengertian ………………………………………………..………... 11 b. Macam-Macam…………………………..........………..…............12 c. Respon Tubuh pada Stressor Tiba-Tiba ....……….……….……...... 13 3. Perawat .…....……………..……..................................................... 15 a. Pengertian……………………….....…………………..…............ 15 b. Peran dan Fungsi Perawat ……………………..………...................... 16 4. Beban Kerja .........................................................................................18 a. Pengertian .......................................................................................18 b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Beban Kerja ........................ 21 c. Macam-Macam Beban Kerja ...................................................... 22 5. Ketegangan Kerja ........................................................................... 23 B. Landasan Teori ..........................................................................................24
P AL A R E ER
P
S
E K I T
D
N JE
S
ix
A
T AR
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian …………………………………......…......................... 25 B. Lokasi dan Waktu ........…………………………………......…............... 25 C. Populasi dan Sampel ……..........……………………………………..……. 25 . D. Variabel Penelitian ………...……………………………..….…....……...26 E. Cara Pengumpulan dan Jenis Data …..……………………………...…...…. 27 F. Instrumen Penelitian …….............……………………….…………....….27 G. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data .....……………………………......... 27 H. Jalannya Penelitian ……………………............……………..……..……… 32 I. Teknik Analisa Data ……………..………............……………..…….......33 J. Etika Penelitian .……..…………….....…………………………………. 36 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Tempat Penelitian dan Karakteristik Informan ........ 38 B. Hasil Penelitian dan Pembahasan ........................................................... 41 C. Faktor Pendukung dan Penghambat ..................................................... 48 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ..............................................................................................48 B. Saran ........................................................................................................49
AN
T ANI Y S U .Y
P AL A R E ER
P
S
E K I T
D
N JE
S
x
A
T AR
A YAK K A OG
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Lampiran 2 Lampiran 3. Lampiran 4. Lampiran 5. Lampiran 6. Lampiran 7. Lampiran 8. Lampiran 9. Lampiran 10. Lampiran 11. Lampiran 12. Lampiran 13. Lampiran 14.
Jadwal Penyusunan Skripsi Mahasiswa Pedoman Wawancara Permohonan Menjadi Informan Kesediaan Menjadi Informan Transkrip Wawancara Analisa Data Hasil Wawancara Surat Ijin Studi Pendahuluan dari RSUD Wates Surat Ijin Penelitian dari STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta yang Ditujukan Kepada Ka. RSUD Wates Surat Ijin Penelitian dari Pemerintah Provinsi DIY Surat Ijin Penelitian dari Kantor Pelayanan Terpadu Kabupaten Kulon Progo Surat Ijin Penelitian dari Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo Surat Ijin Penelitian dari RSUD Wates Kabupaten Kulon Progo Lembar Kegiatan Bimbingan Skripsi Lembar Konsultasi Pedoman Wawancara
AN
A YAK K A OG
T ANI Y S U .Y
P AL A R E ER
P
S
E K I T
D
N JE
S
xi
A
T AR
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian WHO (1994 sampai 2006) di negara-negara maju menemukan bahwa stres berperan secara langsung maupun tidak langsung sebagai pemicu berbagai penyakit yang berakhir fatal. Beberapa penyakit yang terbukti berlatar belakang stres adalah penyakit jantung koroner, penyakit autoimun, metastasis berbagai karsinoma, penyakit kulit, dan lain-lain. Stres terbukti menyebabkan kehilangan jam kerja sebanyak 74 juta jam dalam tahun 2004 pada 7 juta pekerja mulai dari yang tidak terampil sampai professional di Amerika Serikat (Nedley A.N, 2011; Carlson D.L, 2004). Stres telah dikenal selama 20 abad dan dipandang sebagai interaksi yang kompleks dan dinamis antar individu dan lingkungan kerja
AN
mereka dimana tuntutan pekerjaan melebihi kemampuan dan sumber daya mereka
Pemberian pelayanan kesehatan menjadi prioritas utama bagi banyak
T ANI Y S U .Y
negara, termasuk Indonesia. Rachmawati (2008) dalam Atmaji (2011) menyatakan bahwa sumber daya manusia adalah faktor sentral dalam suatu
P AL A R E ER
organisasi. Apapun bentuk serta tujuannya, organisasi dibuat berdasarkan visi
P
untuk kepentingan manusia dan dalam pelaksanaan visi tersebut dikelola oleh
D
N JE
manusia. Jadi manusia merupakan faktor strategis dalam semua kegiatan
S E K I paling ST bernilai tinggi dibandingkan sumber daya finansial maupun non finansial. organisasi. Sumber daya manusia merupakan aset organisasi rumah sakit yang
Salah satu sumber daya manusia yang berkontribusi besar dalam meningkatkan
mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit adalah perawat. Perawat memberikan pelayanan perawatan kepada pasien selama 24 jam setiap harinya. Waktu dinas tenaga perawat terbagi dalam 3 shift yaitu dinas pagi, sore, dan malam. Pengaturan shift kerja pada perawat harus baik dan adil agar tidak terjadi kelelahan fisik dan psikis sehingga tercapai kepuasan kerja (Suryanto et al., 2011).
1
A
T AR
A YAK K A OG
(Seyedfatemi, et al., 2007; Zaghloul & Enein, 2009).
2
Permasalahan
stres
kerja
merupakan
permasalahan
yang
perlu
mendapatkan perhatian. Masalah tersebut akan berdampak pada produktifitas, penampilan personal, kepuasan kerja, kinerja, dan kesehatan dari karyawan, dalam hal ini para karyawan rumah sakit terutama perawat (Zaghloul & Enein, 2007). Stres dalam takaran yang proporsional dapat berfungsi sebagai motivator dalam bekerja, stres seperti ini sering disebut dengan eustress. Namun pada kenyataannya stres kerja yang sering terjadi adalah stres kerja yang membawa dampak negatif. Menurut Handoko T.H (2008) dalam Atmaji (2011) menyatakan bahwa karyawan yang menggalami stres bisa menjadi nervous dan merasakan kekhawatiran kronis. Mereka sering menjadi lebih mudah marah, tidak dapat rileks, atau menunjukkan sikap yang tidak kooperatif, sehingga dapat mengganggu pelaksanaan kerja mereka.
AN
Hasil penelitian pada 72 orang perawat menunjukkan bahwa stres kerja
A
RT berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja perawat (Atmaji, A 2011). K Asecara Y Secara sederhana stres diartikan sebagai suatu keadaan tertekan baik fisik G maupun psikologis. Sedangkan stres kerja adalah sebagai YOperasaan atau emosi I AN psikis dari interaksi antara yang tertekan dan berbahaya, dan akibat dari reaksi Y A. pekerjaan melebihi kemampuan atau pekerjaan dengan lingkungan dimanaLbeban A (2011) menyatakan bahwa stres yang dialami RA.S sumber daya mereka. Munandar E D Nhasil tenaga kerja sebagai atau akibat lain dari proses bekerja, yang dapat E J S berkembang menjadikan tenaga kerja sakit fisik dan mental sehingga tidak dapat E K I bekerja ST lagi secara optimal.
A K A
T S U
P R E
P
Ruang Perinatologi merupakan ruang rawat inap yang disediakan khusus untuk pasien bayi lahir 0-28 hari. Baik bayi dalam keadaan sehat maupun bayi dalam keadaan patologis dan kelainan kongenital dimana beberapa penyakit patologis diantaranya Asfiksia, Hiperbilirubin, Sepsis neonatorus, Tetanus neonaturus, ARDS, Prematur, BBLR, Imaturus dan dengan kelainan konginetal antara lain: CHD, Atresia ani, dan Hisprung. Tujuan dan prinsip keperawatan perinatologi adalah terselenggaranya pemberian asuhan keperawatan secara komprehensif untuk pemenuhan kebutuhan, memfasilitasi bonding attechment serta melibatkan keluarga dalam perawatan bayi, menurunkan angka kematian
3
bayi, terselenggaranya pelayanan keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan, dan terselenggaranya pelayanan keperawatan dengan menggunakan pedoman asuhan keperawatan. Perawat sebagai tenaga kesehatan yang bertanggung jawab mencapai tujuan dan melaksanakan prinsip perawatan perinatologi dan bekerja selama 24 jam, hal ini tentu akan memicu perawat mendapatkan banyak stressor dari lingkungan kerjanya yaitu rumah sakit. Rumah sakit dapat meminimalisasi dampak dari stres kerja dengan memberikan perhatian khusus pada pemicu stres atau stressor. Memang ada beberapa faktor yang tidak bisa dikendalikan oleh rumah sakit untuk meminimalisasi stressor, seperti faktor lingkungan dan juga faktor individu. Dengan adanya perhatian di faktor organisasi, maka setidaknya dapat mengurangi tingkat stres yang dialami oleh karyawan rumah sakit khususnya perawat.
AN
Memperhatikan lingkungan kerja, memberikan peraturan-peraturan dan prosedur
A
RT kerja yang baik, kepemimpinan yang baik, memberi waktu untuk acara keluarga, A K Acara Y dan pengaturan shift kerja, libur, dan cuti merupakan beberapa untuk G meminimalisir adanya stressor kerja yang tinggi bagi Iperawat YO (Kriswandaru E.S, AN 2011). Y . Ayang Berdasarkan studi pendahuluan dilakukan pada februari 2012 di L A RSUD Wates Kabupaten Kulon ERProgo, diketahui bahwa jumlah tenaga kesehatan D di Bangsal Perinatologi ENberjumlah 20 orang yang terdiri dari 17 orang perawat dan J S perawat adalah D III Keperawatan berjumlah 15 orang (70%), 3 bidan. Pendidikan E K I dan STD IV Keperawatan berjumlah 2 orang (30%). Lama kerja perawat antara 3
A K A
T S U
P R E
P
hingga 18 tahun. Jumlah perawat untuk shift pagi yaitu 6 orang, shift sore 3 orang dan shift malam 3 orang. Perhitungan kebutuhan tenaga kerja per kebutuhan dan belum dihitung menggunakan rumus perhitungan kebutuhan tenaga kerja. Kapasitas Ruang Perinatologi adalah 28 bed yang terdiri dari NICU 8 bed dan Peri 20 bed, jumlah pasien per bulan rata-rata 200 pasien dengan rata-rata rawat inap 3-5 hari. Karena pihak rumah sakit tidak mengizinkan untuk menolak pasien, jumlah pasien pada waktu-waktu tertentu sering melebihi kapasitas hingga 35 pasien, sehingga pasien harus ditempatkan pada bed cadangan yang telah disediakan di ruang perinatologi. Kepala ruang juga mengungkapkan bahwa
4
RSUD wates sebagai rumah sakit Tipe B sudah memiliki peralatan yang lengkap di Bangsal Perinatologi, dan sebagai rumah sakit utama di kulon progo yang menjadi penggerak program-program dari dinas kesehatan, RSUD Wates berusaha memberikan pelayanan dan menyediakan fasilitas sebagai penunjang pelaksanaan program penurunan angka kematian bayi. Berkaitan dengan stressor kerja perawat, dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti pada kepala ruang dan salah seorang perawat di Bangsal Perinatologi RSUD Wates menggungkapkan bahwa beban kerja di Bangsal Perinatologi cukup berat khususnya saat shift pagi. Karena shift pagi terdapat banyak kegiatan seperti memandikan bayi, visite dokter, membuat askep dan kegiatan sentral lain. Hal ini tidak didukung oleh tenaga keperawatan yang memadai atau sesuai dengan kebutuhan dan jumlah pasien, sehingga perawat
AN
merasakan beban kerja yang berat. Perawat mengatakan kondisi lingkungan kerja
A
RT nyaman, hubungan antar rekan kerja baik, belum pernah terjadi masalah berat A AKmanajer Y antar rekan kerja yang sampai mengganggu pekerjaan. Peran manajerial, G mengerti tentang kebutuhan atau permintaan fasilitasI ruang YO perinatologi sesuai AN dengan kebutuhan ruang perinatologi. Y . Akondisi Berdasarkan uraian dan gambaran di Bangsal Perinatologi RSUD L A Wates Kabupaten Kulon Progo, ERpeneliti merasa tertarik untuk meneliti bagaimana D gambaran persepsi perawat EN tentang stressor beban kerja di Bangsal perinatologi. J S E K I ST
A K A
T S U
P R E
P
B. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah berdasarkan latar belakang penelitian tersebut adalah “Bagaimanakah Gambaran Persepsi Perawat Tentang Stressor Beban Kerja selama bekerja di Bangsal Perinatologi RSUD Wates Kabupaten Kulon Progo Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta ? “
5
C. Tujuan Penelitian Ingin mengetahui gambaran persepsi perawat tentang stressor beban kerja selama bekerja di Bangsal Perinatologi RSUD Wates Kabupaten Kulon Progo Provinsi DIY.
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Hasil
penelitian
ini
diharapkan
dapat
menambah
dan
mengembangkan Ilmu pengetahuan tentang stressor kerja perawat. 2.
Manfaat Praktis a. Bagi RSUD Wates
AN
Memberikan masukan kepada bagian manajemen RSUD Wates
A
RT terutama Kabid Keperawatan mengenai gambaran persepsi perawat A K Aperinatologi. Y tentang stressor beban kerja perawat di bangsal OG kebijakan Diharapkan dapat dijadikan pedoman dalam pengambilan Y I N oleh pihak manajemen, dan digunakan YAsebagai masukan bagi perawat . A bangsal perinatologi untuk memahami sumber-sumber stressor kerja L A R sehingga dapat E meminimalisir dampak stressor kerja dalam upaya D meningkatkan EN pelayanan keperawatan di bangsal perinatologi. J SPendidikan Keperawatan b. E Bagi K TI
A K A
T S U
P R E
P
S
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi atau
menambah referensi perpustakaan STIKES Jenderal Achmad Yani tentang gambaran stressor kerja yang ada di rumah sakit, sehingga dapat memotivasi pendidikan keperawatan untuk menciptakan lulusan perawat yang siap menghadapi dunia kerja, siap menghadapi tuntutan tugas dan peran sebagai perawat professional khususnya dalam keperawatan anak.
6
E. Ruang Lingkup Penelitian Tempat penelitian di RSUD Wates Kabupaten Kulon Progo Propinsi DIY, penelitian dilaksanakan bulan juni sampai Juli 2012, sedangkan materi dalam penelitian ini adalah materi-materi yang berhubungan dengan persepsi, stressor, perawat, dan beban kerja.
F. Keaslian Penelitian 1.
Roswita (2011). Judul penelitian “Hubungan Persepsi Perawat terhadap Pemberdayaan Diri dengan Tingkat Kepuasan Kerja Perawat di Ruang Rawat Inap Penyakit Dalam RSUP DR. Sardjito Yogyakarta”. Jenis penelitian ini merupakan penelitian Analitik, penelitian ini bersifat analitik korelasi dengan
AN
pendekatan cross sectional. Penelitian ini terdiri dari 2 variabel yaitu variabel
A
RT bebas pemberdayaan diri, dan variabel terikat tingkat kepuasan kerja perawat. A K Asebanyak Y Teknik pengambilan sampel yaitu dengan cara total sampling 56 G O orang perawat. Pengambilan data dengan kuesioner dengan data ordinal yang Y I AN ini menunjukkan bahwa meliputi rendah, sedang, dan tinggi. HasilYpenelitian A. pemberdayaan diri dengan tingkat ada hubungan persepsi perawatL terhadap A kepuasan kerja perawatEdiRRuang Rawat Inap Penyakit Dalam RSUP DR. NDHal ini didasarkan pada uji korelasi yang menunjukkan Sardjito Yogyakarta. E J Stingkat hubungan korelasi sedang ( r=0,549). E K I ST Perbedaan penelitian yang dilakukan Ida Roswita (2011) dengan
A K A
T S U
P R E
P
penelitian yang dilakukan ini adalah lokasi, jenis penelitian, jumlah variabel, sampel dan instrumen penelitian yang dipergunakan. Jenis penelitian yang ini adalah penelitian deskriptif dengan metode interview menggunakan pedoman wawancara sebagai instrumen penelitian. Populasi penelitian adalah perawat yang bekerja di Bangsal Perinatologi RSUD Wates Kabupaten Kulon Progo. Jumlah variabel dalam penelitian ini adalah satu variabel yaitu gambaran persepsi perawat tentang stressor beban kerja. 2.
Atmaji (2011). Judul penelitian “Pengaruh Stres Kerja dan Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Perawat Studi pada Rumah Sakit Islam Sultan Agung
7
Semarang”. Jenis penelitian ini merupakan penelitian Analitik, penelitian ini bersifat analitik regresi. Penelitian ini terdiri dari 3 variabel yaitu variabel bebas stres kerja dan kepuasan kerja dan variabel terikat kinerja karyawan. Teknik pengambilan sampel yaitu dengan teknik simple random sampling dengan jumlah sampel 72 orang. Pengumpulan data dengan kuesioner mengenai stres kerja, kepuasan kerja serta kinerja. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa stres kerja berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja perawat sedangkan kepuasan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja perawat. Perbedaan penelitian yang dilakukan Luthfan Atmaji (2011) dengan penelitian ini adalah lokasi, jenis penelitian, jumlah variabel, populasi dan instrumen penelitian yang dipergunakan. Jenis penelitian ini adalah penelitian
AN
deskriptif dengan metode interview menggunakan pedoman wawancara
A
T R sebagai instrumen penelitian. Jumlah variabel dalam penelitian yang akan A AK tentang Y dilakukan adalah satu variabel yaitu gambaran persepsi perawat OG yang bekerja di stressor beban kerja. Populasi yang diteliti adalah perawat Y I N Bangsal Perinatologi RSUD Wates Kabupaten YAKulon Progo. . Masitoh (2009). Judul penelitian “A Tingkat Stres Kerja dan Sumber Stres L A R Sakit Umum Daerah Panembahan Senopati Kerja Perawat di IGD E Rumah D N ini merupakan penelitian Deskriptif, penelitian ini Bantul“. Jenis E penelitian J S bersifat deskriptif analitik. Penelitian ini terdiri dari 2 variabel yaitu tingkat E K I Tstres kerja dan sumber stres kerja. Teknik pengambilan sampel yaitu dengan
A K A
T S U
3.
P R E
P
S
cara total sampling sebanyak 16 responden. Pengambilan data dengan kuesioner tingkat stres kerja dan sumber stres kerja dengan skala likert yaitu rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat stres kerja yang dialami oleh perawat sebagian besar adalah rendah yaitu sebanyak 13 orang (81,25%), dan tidak ada perawat dengan stres kerja tinggi atau sangat tinggi dan sumber stres yang paling dominan menimbulkan stres kerja perawat adalah pendidikan dan pelatihan dengan skor rata-rata 27,3.
8
Perbedaan penelitian yang dilakukan Rohayati Masitoh (2009) dengan penelitian ini adalah lokasi, jumlah variabel dan instrumen yang dipergunakan. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode interview, menggunakan pedoman wawancara sebagai instrumen penelitian. Sampel yang diteliti adalah perawat yang bekerja di Bangsal Perinatologi RSUD Wates Kabupaten Kulon Progo. Penelitian ini terdiri dari satu variabel yaitu gambaran persepsi perawat tentang stressor beban kerja. 4.
Suswastiningsih (2009). Judul penelitian “Gambaran Dukungan Sosial Perawat pada Pasien Rawat Inap di Bangsal Bedah IRNA I RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta”. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan rancangan cross sectional (potong lintang) yang bersifat deskriptif eksploratif. Penelitian ini terdiri dari satu variabel yaitu gambaran dukungan
AN
sosial perawat pada pasien rawat inap. Teknik pengambilan sampel yaitu
A
RdiT dengan cara purposive sampling sebanyak 4 orang pasien hospitalisasi A AK Y bangsal bedah. Pengambilan data dengan pedoman wawancara mendalam G dilengkapi identitas responden untuk memperoleh Idata primer. YO N Perbedaan penelitian yang dilakukan YASuwastiningsih (2009) dengan . penelitian ini adalah lokasi, L danApopulasi penelitian. Populasi dalam RA adalah perawat yang bekerja di Bangsal penelitian yang akan dilakukan E NDlokasi penelitian di RSUD Wates Kabupaten Kulon Perinatologi, dengan E J Progo.ES IK T S
A K A
T S U
P
P R E
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Tempat Penelitian dan Karakteristik Informan 1. Gambaran Umum Tempat Penelitian Rumah Sakit Umum Daerah Wates terletak di dusun Beji kecamatan wates Jl. Tentara pelajar KM. 1 No. 5 wates kulon progo dengan luas tanah 31. 010m, luas bangunan 8,731m. Pembangunan diresmikan oleh Menteri Kesehatan RI yang menjabat saat itu, dr Suwardjono Suryaningrat pada tanggal 26 Februari 1983 dengan status kelas D. Maka secara resmi tanggal tersebut dijadikan Hari Bakti Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum Daerah Wates kabupaten Kulon Progo. Dasar hukum keberadaan rumah sakit sebelum terbentuk masih menjadi bagian dari Dinas Kesehatan, dengan ketetapan Perda Kabupaten Dati II Kulon
AN
Progo No 5 tahun 1982 dan mencabut Perda Kabupaten Dati II Kulon Progo No. 6
A YAK K A OG
kedudukan RSUD Wates tetap sebagai Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD).
T ANI Y S U .Y
Pengelolaannya mulai diatur secara mandiri setelah terbitnya Perda Kab Dati II Kulon Progo No 22 Tahun 1994 tentang pembentukan Rumah Sakit Umum
P AL A R E ER
Daerah Wates dan Perda Kab Dati II Kulon Progo No 23 Tahun 1994 tentang
P
Organisasi dan Tata Kerja RSUD Wates. Sejak diterbitkannya dua Perda tersebut
D
N JE
maka kedudukan RSUD Wates semakin mantap.
S E K I dengan ST diterbitkannya Surat Keputusan Menkes Nomor 491/SK/V/1994 tentang Rumah Sakit Umum Daerah Wates ditingkatkan kelasnya menjadi kelas C
Peningkatan kelas Rumah Sakit Umum Daerah Wates milik Pemda Tk II Kulon Progo menjadi kelas C. Upaya untuk meningkatkan RSUD Wates dalam pengelolaannya agar lebih mandiri terus diupayakan, salah satunya dengan
mempersiapkan RSUD Wates menjadi Unit Swadana melalui tahap ujicoba selama 3 tahun. Setelah menjalani ujicoba maka ditetapkan menjadi RSUD Unit Swadana melalui SK Bupati No. 343/2001.
38
A
T AR
Tahun 1963. Sesuai Perda Kabupaten Dati II Kulon Progo No. 18 tahun 1994,
39
Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor: 720/Menkes/SK/VI/2010 tentang Peningkatan Kelas Rumah Sakit Umum Daerah Wates Milik Pemerintah Daerah Kabupaten Kulon Progo sebagai RSUD Kleas B Non Pendidikan pada tanggal 15 Juni 2010. Sejak berdirinya RSUD Wates telah mengalami pergantian pimpinan. Berikut daftar urutan Direktur RSUD Wates: dr. Samadikun Maryadi tahun 1966 sampai 1977, dr. M. Harsono tahun 1977 sampai 1987, dr. Edhi Jatno, MMR tahun 1987 sampai 2001, dr. Moerlani M Dahlan, Sp.PD tahun 2001 sampai 2005, dr. Bambang Haryatno, M.Kes tahun 2005 sampai 2012 dan dr. Lies Indriyati, Sp.A tahun 2012 hingga sekarang. Budaya kerja karyawan RSUD Wates yaitu: kejujuran, keadilan, keterbukaan, kerjasama, pelayanan pelanggan dan professionalisme. Instalasi Rawat Inap memberikan pelayanan rawat inap bagi pasien yang
AN
sedang menderita sakit dan diharuskan untuk menjalani rawat inap di RSUD
A
RIII,T Wates. disesuaikan dengan kebutuhan dari pasien, yang meliputi ruang kelas A K Aterdiri Y II, I dan ruang kelas Utama (VIP). Ruang rawat inap RSUD Wates dari G ruang wijaya kusuma, ruang anggrek, ruang bougenville, ruang cempaka, ruang YO I N A edelweis, ruang melati, ruang dahlia, ruangY flamboyan, kamar bersalin, ruang . A gabung. RSUD Wates berkedudukan kenanga, ICU, NICU, Perinatologi L rawat A R sebagai Rumah Sakit Umum milik Pemerintah Daerah yang merupakan unsur E ND Daerah, di bidang pelayanan kesehatan yang pendukung tugas E Pemerintah J Sseorang dipimpin oleh direktur yang berada di bawah dan tertanggung jawab E K I kepada ST Bupati melalui Sekretaris Daerah. Tugas RSUD wates yaitu melaksanakan
A K A
T S U
P R E
P
pelayanan kesehatan secara berdaya guna dengan mengutamakan upaya penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu. Fungsi RSUD wates yaitu: menyelenggarakan pelayanan penunjang medis dan non medis, menyelenggarakan pelayanan dan asuhan keperawatan, menyelenggarakan
pelayanan
dan
asuhan
kebidanan,
menyelenggarakan
pelayanan rujukan medis, non medis dan lainnya, menyelenggarakan pendidikan dan
latihan,
menyelenggarakan
penelitian
dan
menyelenggarakan administrasi umum dan keuangan.
pengembangan
dan
40
Penelitian ini dilakukan di ruang perinatologi yang terdiri dari Neonatal Intensive Care Unit dengan 8 tempat tidur dan perinatologi bermasalah 20 tempat tidur. Terdiri dari 5 ruangan dengan 4 tempat tidur disetiap ruang. Jumlah perawat di bangsal perinatologi berjumlah 17 orang.
2. Karakteristik Informan a. Perawat Kode Usia
Pendidikan
Lama Kerja
(Thn) P1
29
D III Keperawatan
4 Thn, 5 Bln
P2
35
D III Keperawatan
6 bulan
P3
32
D III Keperawatan
8 Thn, 5 Bln
P4
30
D III Keperawatan
7 Thn, 5 Bln
P5
30
D III Keperawatan
8 Thn
AN
A YAK K A OG
T ANI Y S U .Y
Tabel 1. Karakteristik Informan
P AL A R E ER
P
Data diperoleh melalui wawancara (Simple Qualitatif Study). Masing-
D
N JE
masing informan bebas menjawab dan menceritakan apapun yang ada dalam
S E K TI beban kerja Sdari
pikiran mereka, yang mereka rasakan mengenai stressor perawat yang ditinjau selama bekerja di bangsal perinatologi. Wawancara
berlangsung sekitar 10 hingga 30 menit, pertanyaan yang diajukan kepada informan sesuai dengan pedoman wawancara. Dalam penelitian jumlah keseluruhan informan ada 5 orang, karakteristik informan yang bersedia diwawancarai bervariasi dari 1 informan sampai 5 informan, semua informan perempuan, dengan usia 21-40 tahun (dewasa muda). Tingkat pendidikan D III keperawatan. Lama kerja informan dari 6 bulan hingga 8 tahun.
A
T AR
41
b. Kepala Ruang Kepala ruang dalam penelitian ini merupakan salah satu sumber data untuk memvalidasi data yang telah informan berikan kepada peneliti yang menurut peneliti data perlu divalidasi kepada orang sekitar informan penelitian. Hal ini dilakukan untuk lebih menguatkan data yang telah informan berikan kepada peneliti sehingga didapatkan data yang benar.
B. Hasil Penelitian dan Pembahasan 1. Beban Kerja perawat di bangsal perinatologi Dari hasil wawancara dengan informan, menunjukkan bahwa sebagian besar persepsi perawat tentang beban kerja perawat di bangsal
AN
perinatologi sebagian besar informan menyatakan berat, hal ini karena
A
RT kurangnya tenaga kerja dan banyaknya pasien (bayi) yang harus dirawat, A K Adan Y jarak antara peri dan OK yang jauh, ruang perinatologi NICU G O digabung serta pekerjaan yang ada diluar bangsal (ruang VK Yperinatologi I N dan OK). Berikut hasil wawancara dengan YAinforman: . A “Bagi saya ya kadang beban berat kan ini perinatologi sama L A NICU nya kan sama jadi makanya kan kadang itu yang R bebandigabung E jadi beratnya kan itunya kadang pasien NICU berapa D N perinya E berapa yang jadi beratnya, dan tergantung kondisi J pasiennya juga jumlah pasiennya”. (P1) S E TIK “Sekarang-sekarang ini karena pasienya tambah banyak jadi
A K A
T S U
P R E
P
S
tambah berat beratnya itu kalau pasien banyak dan tenaga kerja kita kurang jadi harus dibagi ini itu...”. (P3) “Pada saat ini mungkin agak berat karena sekarang 25 dulu 15 kadang pasienya penuh, membagi waktu untuk panggilan sesar panggilan dari VK jadi kita merasa berat”. (P4) “Ya mungkin kembali ke ini terasa beratnya kalau pas pasiennya banyak itu apa, yang jaga kok Cuma sedikit. Kerjanya kok jadi berat juga ya”. (P5) “Ya mungkin kembali ke itu tadi mb ya menyadari kekurangan SDM nya jadi beban kerjanya lebih berat ya mb. Karena minimal tenaga kerjanya, ya tetep lebih berat”. (P5). Dari data jumlah pasien di bangsal perinatologi pada bulan juni 2012 yaitu 155 pasien dan bulan juli 2012 yaitu 158 pasien. Rata-rata
42
pasien setiap hari berjumlah 20 hingga 25 pasien dengan rata-rata rawat inap 3 hari. Beban kerja adalah keadaan dimana pekerja dihadapkan pada tugas yang harus diselesaikan dalam batas waktu tertentu. Beban kerja secara kuantitatif timbul akibat tugas-tugas terlalu banyak atau sedikit, sedangkan secara kualitatif jika pekerja merasa tidak mampu untuk melakukan tugas, atau tugas tidak menggunakan keterampilan atau potensi diri dari tenaga kerja (Munandar, A.S. 2010). Beban kerja perawat yang berat atau ringan bisa membuat perawat merasa kelelahan dalam bekerja, sehingga akan membuat perawat tersebut menjadi stres/ tertekan (Berry, 1993). Beban kerja yang semakin bertambah dan segala sesuatu yang ada kaitannya dengan pekerjaan merupakan salah satu faktor dilingkungan kerja yang
AN
dapat menyebabkan ketegangan pada diri seseorang (Anoraga, 2009).
A YAK K A OG
2. Pengaruh beban kerja terhadap kondisi fisik
Dari hasil wawancara dengan informan menunjukkan bahwa
T ANI Y S U .Y
persepsi perawat tentang beban kerja informan merasakan adanya
P AL A R E ER
pengaruh antara beban kerja dengan kondisi fisik informan. Hal ini selain dikarenakan oleh pasien yang banyak dan tenaga yang kurang juga karena
P
jenis kelamin tenaga kerja di bangsal perinatologi yang semua adalah
D
N JE
perempuan. Berikut hasil wawancara dengan informan:
S“Ada pengaruh juga karena kita semua yang bertugas perempuan
S
E K I T
A
T AR
kalau nga fit menjaga diri sendiri kan tetep ada pengaruh mb dan karena pasien banyak dengan kondisi pasien jadi harus menjaga kesehatan sendiri, apalagi dirumah menjadi ibu rumah tangga yang punya anak dan suami juga.”(P1) “Mungkin orang baru awal-awal jadi terasa capenya terasa...”. (P2) “Karena pasienya banyak kalau cape ya cape, jaga kondisi aja...”. (P3) “Kalau pengaruh ya jelas pengaruh apalagi jaga malam itu terasa berat banget maksutnya cape banget. Secara tidak sadar kalau persalinan, resusitasi meskipun fisiknya kita nga harus mondarmandir tapi berat kita cape fikiran”. (P4) “Kalau beban kerja ke kondisi fisik ya mempengaruhi juga Mb kalau kita cape kelelahan pastilah tetep mempengaruhi juga Mb”. (P5)
43
Beban berlebih secara fisikal atau mental, yaitu harus melakukan terlalu banyak hal, merupakan kemungkinan sumber stres pekerjaan. Unsur yang menimbulkan beban berlebih kuantitatif adalah kondisi kerja, yaitu setiap tugas diharapkan dapat diselesaikan secepat mungkin secara tepat dan cermat. Pada saat tertentu hal ini merupakan motivasi dan menghasilkan prestasi, namun bila desakan waktu menyebabkan banyak kesalahan atau menyebabkan kondisi kesehatan seseorang berkurang maka ini merupakan cerminan adanya beban berlebih kuantitatif (Everly & Girdano (1980). Pembangkit stres di pekerjaan merupakan pembangkit stres yang besar perananya terhadap kurang berfungsinya atau jatuh sakitnya seseorang tenaga kerja yang bekerja (Munandar, A.S, 2010). Bagi wanita pekerja, bagaimanapun mereka juga adalah ibu rumah tangga yang
AN
sulit lepas begitu saja dari lingkungan keluarganya. Karenanya, dalam
A
RT meniti karier wanita mempunyai beban dan hambatan lebihAberat AK Y dibandingkan rekan prianya (Anoraga, 2009). OG Dari hasil wawancara dengan kepala ruang dan perawat didapatkan Y I N Asakit dalam bulan juni dan juli hasil bahwa terdapat 2 perawat yang Y cuti . Amengetahui apakah perawat sakit akibat 2012. Namun peneliti tidak bisa L A beban kerja yang adaEdiR bangsal perinatologi atau karena sebab lain diluar D pekerjaan. EN SDiJdalam lingkungan kerja, ketegangan yang sering dialami oleh E TIK
A K A
T S U
P R E
P
S
karyawan akan menggangu situasi kerja serta konsentrasi dalam menyelesaikan tugasnya. Berikut kutipan wawancara dari informan:
“Pertama mengangu konsentrasi ya mb kalau kita bekerja, kedua dengan kurangnya konsentrasi bekerja kan nantinya tidak maksimal dalam menjalankan tugas tiap shift-shiftnya”. (P5). 3. Kerja Shift/ kerja malam Berdasarkan hasil wawancara dengan informan menunjukkan bahwa persepsi perawat tentang pengaruh kerja shift terhadap beban kerja yaitu ada perbedaan antara ketiga shift kerja, shift kerja malam hari lebih
44
terasa berat karena kondisi bekerja malam hari saat waktu istirahat dan panjangnya waktu jaga malam hari yaitu 12 jam. Berikut hasil wawancara dengan informan: “Karena malam hari beban lebih banyak karena kerjanya ibaratnya 2 kali shift 12 jam sendiri, mungkin karena kondisi malam kan beda antara malam dan siang,...” (P1) “Shift malam terasa lebih berat karena kita harus benar-benar fit, badanya harus benar-benar siap dan kalau malam kan memang seharusnya waktu untuk istirahat” (P2) “Malam yang paling beban karena malam panjang 12 jam, disini kan kalau pas pasienya sedikit itu kita gantian bobo”. (P3) “kalau malam kan 12 jam kadang baru bisa istirahat itu jam setengah 1”. (P4) “Kalau bagi saya yang kelihatan beban kerjanya lebih berat dan waktunya lebih panjang itu ya pastinya shift malam”. (P5)
AN
A
RT Kerja shift atau kerja malam merupakan tuntutan tugas yang dapat A AKPenelitian Y menyebabkan gangguan kesehatan bagi para pekerja. G Outama menunjukkan bahwa kerja shift merupakan sumber dari stres bagi Y I N para pekerja pabrik (Mont dan Tepas, 1985 YAdalam Munandar, 2010). . A L A tenaga kerja (perawat) dengan beban kerja Rantara 4. Perbandingan atau rasio E ND hasil wawancara dengan informan menunjukkan Berdasarkan E J Sgambaran bahwa persepsi perawat tentang perbandingan beban kerja E K I ST dengan petugas yang ada tidak seimbang. Hal ini karena penambahan
A K A
T S U
P R E
P
kapasitas tempat tidur dan adanya peraturan tidak diperbolehkan menolak pasien. Berikut hasil wawancara dengan informan: “Kurang kalau menurut saya, karena antara tempat tidur yang tersedia banyak dan kadang pasien lebih dari TT yang ditentukan”. (P1) “Kalau dilihat saja sepertinya kurang kalau pasienya segini Mb”. (P2) “Disini kalau tidak ada diklat tetap kurang. Kapasitas sekarang aja kapasitasnya bertambah”. (P3) “Kalau bayinya banyak itu ya tidak seimbang sebagai...”. (P4)
45
“Kalau rasio jumlah tenaga kerja SDM nya disini saya rasa si masih kurang ya mb.” (P5) Dari hasil wawancara diperoleh informasi bahwa waktu libur perawat 1 hari dalam seminggu, waktu cuti 6 hari dalam 6 bulan, cuti minimal 3 hari. Data jumlah tenaga kesehatan di ruang perinatologi berjumlah 20 orang yang terdiri dari 16 orang perawat, 3 orang bidan, dan 1 orang perawat sebagai kepala ruang.
AN
Faktor Koreksi
A YAK K A OG
T ANI Y S U .Y
Tugas Non Keperawatan = (kebutuhan tenaga+loss day) x 15%
P AL A R E ER
Kebutuhan Tenaga Perawat = (13,5) x (25 x 28) =
P =
D
N JE
SDay = Loss E K TI
S
A
T AR
Tugas Non Keperawatan = (15+4) x 15% = 19 x 25 % = 4, 75 Kebutuhan Tenaga Keperawatan = 15 + 4 + 5 = 24 Kepala ruang 1 orang + 24 + 1 = 25
Berdasarkan rumus perhitungan kebutuhan tenaga perawat minimal menurut Depkes (2002), diperoleh hasil bahwa kebutuhan tenaga kesehatan di bangsal perinatologi adalah 25 orang. Namun kebutuhan tenaga perawat dipengaruhi pula oleh kegawatan dan kondisi pasien.
46
Perawat diruangan melaksanakan asuhan keperawatan selama 24 jam dan bekerja secara bergiliran shift jaga, perbandingan jumlah perawat dalam satu shift jaga sering tidak seimbang dengan jumlah pasien. Akibatnya perawat bekerja melebihi kapasitasnya. (PPNI, 2000). Beban kerja perawat pada setiap ruang rawat tidak sama. Menurut penelitian jauhari (2005) bahwa standar beban kerja perawat senantiasa harus sesuai dengan asuhan keperawatan yang berorientasi pada kebutuhan pasien. Untuk menghasilkan pelayanan yang efektif dan efisien diupayakan kesesuaian antara ketersediaan tenaga perawat dengan beban kerja yang ada.
5. Waktu Istirahat Saat Bekerja
AN
Berdasarkan hasil wawancara gambaran persepsi perawat tentang
A
RT waktu istirahat saat bekerja di bangsal perinatologi yaitu tidak adaA waktu K Adan Y khusus untuk istirahat, dan waktu istirahat tergantung kondisi jumlah G pasien dan waktu istirahat bergantian denganIperawat YO lain. Berikut hasil AN wawancara dengan informan: Y A. L RAwaktu intinya untuk istirahat. Istirahat “Harus Curi-curi E tergantung NDpasien juga...”. (P1) E J di sela-sela waktu kerja istirahatnya pas ada tengang S“Mungkin waktu saja, kesempatan makan, makan atau minum tidak ada E TIK waktu khusus untuk istirahat”. (P2)
A K A
T S U
P R E
P
S
“Kalau pas sela bisa istirahat bisa duduk-duduk gini kalau pas sibuk ya disambi minum ya disambi”. (P3) “Sering sampai mau pulang nga istirahat minum itu sambil nyelanyela tapi sering sibuk banget, sore juga kadang sering dari datang sampai pulang istilahnya nga istirahat.” (P4) “Nga ada waktu istirahat khusus umpama jam 11, sampe jam 12 atau jam 01 istirahat, terus bareng nga” (P5) Hasil penelitian Purwanti dengan judul Analisis Pengaruh Persepsi
Tenaga Keperawatan Tentang Stressor Kerja Terhadap Keinginan Pindah Kerja terdapat 71, 42 % dari jumlah sampel 85 orang yang berpersepsi jam istirahat kurang.
47
C. Faktor Pendukung dan Penghambat Faktor pendukung dalam penelitian ini adalah sikap kooperatif dari kepala ruang dan perawat atau informan dalam membantu peneliti memberikan informasi tentang gambaran persepsi perawat tentang stressor beban kerja di bangsal perinatologi. Faktor penghambat dalam penelitian ini adalah wawancara yang tidak selalu terfokus pada tujuan penelitian dan kesibukan dari kepala ruang dan perawat di bangsal perinatologi, sehingga peneliti tidak bisa melakukan triangulasi waktu.
AN
A YAK K A OG
T ANI Y S U .Y
P AL A R E ER
P
S
S
E K I T
D
N JE
A
T AR
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya maka dapat diambil kesimpulan bahwa: 1. Gambaran persepsi perawat tentang stressor beban kerja perawat di bangsal perinatologi RSUD wates diketahui bahwa sebagian besar informan menyatakan beban kerja perawat di bangsal perinatologi berat dari aspek beban kerja. 2. Gambaran persepsi perawat tentang stressor beban kerja di bangsal perinatologi pada aspek pengaruh beban kerja terhadap kondisi fisik diketahui bahwa beban kerja berpengaruh terhadap kondisi fisik atau
AN
kesehatan perawat terutama pada jadwal jaga atau shift malam yang
A YAK K A OG
waktu untuk istirahat.
T ANI Y S U .Y
3. Gambaran persepsi perawat tentang stressor beban kerja di bangsal perinatologi pada aspek perbandingan jumlah perawat dengan beban kerja
P AL A R E ER
yang ada diketahui petugas kesehatan kurang atau terjadi ketidaksesuaian
P
perbandingan jumlah petugas kesehatan dengan pasien yang ada di bangsal
D
N JE
perinatologi.
S E K TI perinatologi pada aspek waktu istirahat saat bekerja diketahui bahwa tidak
4. Gambaran persepsi perawat tentang stressor beban kerja di bangsal
S
ada waktu khusus untuk beristirahat saat bekerja dan tidak bisa dijadwalkan waktu khusus untuk beristirahat, waktu istirahat tergantung jumlah pasien dan kondisi pasien. Waktu untuk istirahat bergantian dengan perawat lain dan disambi dengan mengerjakan atau menangani pasien.
48
A
T AR
memiliki waktu jaga lebih lama dengan kondisi bekerja di malam hari saat
49
B. Saran 1. Bagi RSUD Wates Dari hasil penelitian diperoleh bahwa gambaran persepsi perawat tentang stressor beban kerja, perawat di bangsal perinatologi masih kurang sehingga diharapkan bidang keperawatan dapat memenuhi kebutuhan petugas kesehatan baru baik perawat maupun bidan untuk bertugas di bangsal perinatologi. Sehingga jumlah petugas akan sesuai dengan jumlah pasien yang dirawat, beban kerja akan sesuai dengan kemampuan perawat dan stressor kerja akan dapat diminimalisir. Berdasarkan hasil penelitian bahwa beban kerja berpengaruh terhadap kondisi fisik terutama shift kerja malam hari. Bagi para perawat di bangsal perinatologi untuk lebih menjaga kesehatan dan meluangkan waktu untuk dapat beristirahat saat
AN
bekerja terutama untuk jadwal jaga/ shift malam hari.
A YAK K A OG
2. Bagi Pendidikan Keperawatan STIKES Jenderal Achmad Yani
Penelitian ini dapat memberikan informasi, sebagai bacaan mahasiswa dan
T ANI Y S U .Y
menambah referensi perpustakaan STIKES Jenderal Achmad Yani tentang
P AL A R E ER
Gambaran persepsi perawat tentang Stressor beban Kerja di Rumah Sakit. Dapat digunakan sebagai bahan untuk penelitian selanjutnya dengan ruang
P
lingkup penelitian yang sama.
S
S
E K I T
D
N JE
A
T AR
DAFTAR PUSTAKA
Anoraga, P. (2009). Psikologi Kerja. Jakarta: Rineka Cipta Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Prineka Cipta. Atmaji, L. (2011). Pengaruh Stres Kerja dan Kepuasan Kerja terhadap Kinerja perawat Studi pada Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang. Skripsi. Fakultas Ekonomi UNDIP. Semarang. Carlson, D.L. (2004). Mengatasi Kelelahan dan Stres. Yogyakarta: ANDI. Dep. Kes. RI. (2004). Standar Tenaga Keperawatan di Rumah Sakit. Direktorat Pelayanan Keperawatan. Jakarta: Ditjen Yan. Med.
AN
(2004). Pedoman Penyusunan Perencanaan SDM Kesehatan Tingkat Profinsi, Kabupaten serta Rumah Sakit. Jakarta: Depkes
A YAK K A OG
Ernawati. (2006). Analisis Kinerja Perawat Ditinjau dari Beban Kerja dan Karakteristik Individu di Instalasi Rawat Inap RSD Raden Mattaher Jambi. FK UGM Yogyakarta: Tidak dipublikasikan.
T ANI Y S U .Y
P AL A R E ER
Friedman, H.S & Schustack, M.W. (2006) Kepribadian teori Klasik dan Riset modern edisi Ketiga Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
P
A
T AR
D
N JE
Groenewegen, P.P. Hutten, J. B. F. (2001). Work Load and Job Satisfaction Among General Praktisioner: a review of the literature.
S E K I Hawari, ST D. (2008). Manajemen Stres, Cemas, dan Depresi. Jakarta: FKUI. Kalat. & James, W. (2010) Biopsikologi. Jakarta: Salemba Humanika
Kristanto, A.A., Dewi, K.S., & Dewi, E.K. (2010). Faktor-faktor Penyebab Stres Kerja pada Perawat ICU Rumah Sakit Tipe C di Kota Semarang. Fakultas Psikologi UNDIP. Semarang. Kurniawati, S. (2009). Persepsi Perawat Terhadap Prinsip Perawatan Atraumatik Pada Anak Di Ruang III RSU Dr. Pirngandi Medan. Skripsi. Marbun, B.N. (2003). Kamus Manajemen. Jakarta: Pustaka harapan.
Masitoh, R., (2009). Tingkat Stres Kerja dan Sumber Stres Kerja Perawat di IGD Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan Senopati Bantul, Skripsi. STIKES Jenderal Achmad Yani. Yogyakarta. Moleong L.J. (2006). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya Munandar. A.S. (2010). Psikologi Industri dan Organisasi, Jalan Salemba 4 jakarta. Penerbit Universitas Indonesia. Nedley, A.N. (2009). Riset Menajubkan Bukti Nyata dalam Memerangi Penyakit dan Mencapai Kesehatan Optimal Melalui Makanan dan Pola Hidup. Bandung: Indonesia Publising House. Nursari, A. Y. (2000). Kasus Manajemen Keperawatan. Jakarta: FK UI. Priyanto. (2007). Perawat Rumah Sakit Tertekan. Diambil pada tanggal 6 Februari 2012. http://prasetya.brawijaya.ac.id.
AN
Praptianingsih, S. (2006). Kedudukan Hukum Perawat Dalam Upaya Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit.- Ed.1- Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
A YAK K A OG
Purwanti, U.M. (2008). Analisis Pengaruh Persepsi Tenaga Keperawatan tentang Stressor Kerja terhadap Keinginan Pindah Kerja pada Tenaga keperawatan di RSU dr. R. Soetrasno Rembang. Tesis. UNDIP. Semarang.
T ANI Y S U .Y
P AL A R E ER
Robbins, S.P. (2001). Perilaku Organisasi Ed. VIII Jilid I. Jakarta: PT Prehallindo.
P
D
Roswita, I. (2011). Hubungan Persepsi Perawat terhadap Pemberdayaan Diri dengan Tingkat Kepuasan Kerja perawat di Ruang Rawat Inap Penyakit Dalam RSUP DR. Sardjito Yogyakarta. PSIK FK UGM. Yogyakarta.
N JE
S E K I Sastroasmoro, Dasar-Dasar ST Jakarta:S.CV(2002). Sagung Seto.
Metodologi Penelitian Klinis. Ed.2.
Website RSUD wates. Sejarah RSUD Wates. Diambil pada tanggal 7 juni 2012. http://rsud.kulonprogokab.go.id/index.php?pilih=hal&id=4 Seyedfatemi, N. dkk. (2007). Experienced Stressors and Coping Strategis Among Iranian Nursing Students. PubMed, 6, 6-11 Sobur, A. (2009). Psikologi Umum Dalam Lintasan Sejarah Cet. II. Bandung: CV Pustaka Setia. (2010). Psikologi Umum. Bandung: CV PUSTAKA SETIA. Steven, P. J. M dan Bourdoi, F. (2000). Ilmu Keperawatan. Jakarta: EGC.
A
T AR
Sugiyono. (2007). Stastitika Untuk Penelitian. Bandung: CV ALFABETA. (2010). Metode Penelitian Kualtitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: ALFABETA (2012). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV ALFABETA Supardi. (2007). Analisa Stres Kerja pada Kondisi dan Beban Kerja Perawat Dalam Klasifikasi Pasien di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Tingkat II Putri Hijau Kesdam I Medan. Tesis. Universitas Sumatra Utara. Medan. Suwastiningsih. (2011). Gambaran Dukungan Sosial Perawat pada Pasien Rawat Inap di Bangsal Bedah IRNA I RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. PSIK FK UGM. Yogyakarta Tavris., dkk. (2008). Psikologi Edisi kesembilan Jilid 1. Jakarta : Erlangga Utomo, H.J,N dan Sugiarto, M. (2007). Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Ardana Media.
AN
A
T R A . (2004). Pengantar Psikologi Umum. - Ed. IV Yogyakarta: Andi. AK Y Zaghloul, A.A.Z., and Enein, N.Y.A. (2009). Nurse StressG O at Two Different Y Organizational Setting in Alexandria. PubMed, 2, 45-51. I N YA . A L RA E ND E SJ E IK T S Walgito, B. (2001). Pengantar Psikologi. Yogyakarta: Andi.
A K A
T S U
P
P R E