PENGARUH PERSEPSI SISWA PADA PENGGUNAAN PREPARAT JARINGAN TUMBUHAN SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN MATERI POKOK STRUKTUR TUBUH TUMBUHAN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII MTS NU BANAT KUDUS SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Pendidikan Biologi
Oleh : Zhulfa Aliya NIM. 053811336
JURUSAN TADRIS BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2010
ii
iii
PERNYATAAN Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang telah pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satu pun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.
Semarang,
Juni 2010
Zhulfa Aliya NIM. 053811336
iv
MOTTO
ََ ْ ِ ﱠ. . . . (٢ :ﳐﺮﺟﺎ )اﻟﻄﻼق ً ََْ ُﳚﻌﻞ َﻟﻪ ْ َ َْ َوﻣﻦ ﻳَﱠـﺘﻖ اﻟﻠﻪ “ . . . Dan barang siapa bertakwa kapada Allah niscaya Dia akan mengadakan jalan keluar baginya.” (QS. At-Tholaq : 2) 1
1
Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur'an dan Terjemahnya, (Surabaya: Duta Ilmu Surabaya, 2006), hlm. 189.
v
PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada : 1. Bapak (Alm) & Ibu tercinta terima kasih atas kasih sayang dan doanya untukku. 2. Kakak-kakakku (Mas Ahsan, Mba Nayli, Mba Layyina), my nieces (Misca & Zahira) & Tanteku, Terima kasih untuk semuanya. 3. Teman-teman Tadris Biologi ’05 di Kampus Hijau tercinta. 4. Guru dan Almamaterku.
vi
KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Preparat Jaringan Tumbuhan sebagai Media Pembelajaran Materi Pokok Struktur Tubuh Tumbuhan terhadap Hasil Belajar Siswa kelas VIII MTs. NU Banat Kudus” dengan lancar. Skripsi ini merupakan syarat akademis dalam menyelesaikan Studi Strata 1 untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan Islam pada Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang. Melalui ini penulis banyak belajar sekaligus memperoleh pengalaman-pengalaman secara langsung yang belum pernah diperoleh sebelumnya, dan diharapkan pengalaman tersebut dapat bermanfaat di masa yang akan datang. Dalam menyusun skripsi ini penulis telah menerima banyak bimbingan, dorongan dan bantuan dari berbagai pihak yang tak ternilai harganya. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Prof. Dr. H. Abdul Djamil, MA., Rektor IAIN Walisongo Semarang. 2. Prof. Dr. H. Ibnu Hadjar, M.Ed., Dekan Fakultas Tarbiyah. 3. Drs. H. Abdul Wahid, M.Ag., Ketua Jurusan Tadris. 4. Hj. Nur Khasanah, S.Pd. M.Kes., Dosen pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini. 5. Drs. H. Abdul Wahib, M.Ag., Dosen pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini. 6. Muhammad Nafy ’Annury, S.Pd., M.Pd., Dosen wali studi yang selalu membimbing penulis selama menempuh studi di Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang. 7. Hj. Churiyati RF, S.Pd.I., Kepala MTs. NU Banat Kudus yang telah memberikan ijin penelitian. 8. Hj. Fauziyah Agustiani, SP, Guru Biologi kelas VIII MTs. NU Banat Kudus yang telah banyak membantu penulis selama dalam melaksanakan penelitian. 9. Para siswa kelas VIII MTs. NU Banat Kudus yang telah bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.
vii
10. Keluargaku atas segala dukungan material dan spiritual yang tulus dalam penyusunan skripsi ini. 11. Teman-temanku yang telah memberikan semangat untuk maju dan membuatku selalu tersenyum. 12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu yang turut serta membantu penulis hingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan, yang disebabkan oleh keterbatasan waktu, tenaga dan kemampuan penulis. Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun senantiasa penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi pembaca. Amin.
Semarang, Juni 2010
Zhulfa Aliya NIM. 053811336
viii
Abstrak Zhulfa Aliya (NIM. 053811336). Pengaruh Penggunaan Preparat Jaringan Tumbuhan sebagai Media Pembelajaran Materi Pokok Struktur Tubuh Tumbuhan terhadap Hasil Belajar Siswa kelas VIII MTs. NU Banat Kudus. Skripsi. Jurusan Tadris Biologi. Fakultas Tarbiyah. IAIN Walisongo Semarang, 2010. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Untuk mengetahui penggunaan media preparat jaringan tumbuhan pada materi pokok struktur tubuh tumbuhan di MTs. NU Banat Kudus, 2) Untuk mengetahui apakah ada pengaruh penggunaan preparat jaringan tumbuhan terhadap hasil belajar siswa kelas VIII MTs. NU Banat Kudus. Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah : 1) Bagaimanakah persepsi siswa mengenai penggunaan media pembelajaran preparat jaringan tumbuhan pada materi pokok struktur tubuh tumbuhan di MTs. NU Banat Kudus, 2) Bagaimanakah hasil belajar siswa setelah menggunakan preparat jaringan tumbuhan, 3) Adakah pengaruh penggunaan preparat jaringan tumbuhan terhadap hasil belajar siswa. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas VIII MTs. NU Banat Kudus yang berjumlah 336 siswa. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 34 siswa. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif survei. Variabel penelitian ini adalah preparat jaringan tumbuhan (X), dan hasil belajar (Y). Metode pengumpulan data menggunakan observasi, dokumentasi, dan kuesioner. Analisis data menggunakan regresi satu prediktor dengan program statisik SPSS. Berdasarkan analisis hipotesis menunjukkan penggunaan preparat jaringan tumbuhan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Hasil analisis regresi memperoleh persamaan Ỷ = 59,673 + 0,350 X. Uji F dilihat dengan taraf signifikansi 5% dan N sebesar 34 diperoleh Fhitung > Ftabel dengan angka 10,22 > 2,49. Berdasarkan hasil ini diharapkan bagi para guru khususnya guru biologi diharapkan dapat menciptakan media pembelajaran yang baik dan menarik yang sesuai dengan materi agar siswa benar-benar dapat menerima pelajaran dengan baik.
ix
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL ……………………………………………………..
i
PENGESAHAN PENGUJI .........................................................................
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ..............................................................
iii
PERNYATAAN …………………………………………………………..
iv
MOTTO …………………………………………………………...............
v
PERSEMBAHAN ………………………………………...........................
vi
KATA PENGANTAR ……………………………………………………
vii
ABSTRAK………………………...………………………………………
ix
DAFTAR ISI ……………………………………………………………..
x
DAFTAR TABEL .......................................................................................
xiv
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................
xv
BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah ...........................................................
1
B. Penegasan Judul …………………............................................
4
C. Perumusan Masalah ..................................................................
5
D. Manfaat Penelitian ....................................................................
5
BAB II LANDASAN TEORI .....................................................................
7
A. Deskripsi Teori.........................................................................
7
1. Konsep Tentang Persepsi ..................................................
7
2. Preparat Jaringan Tmbuhan ................................................
8
x
a. Pengertian preparat jaringan tumbuhan ...............................
8
b. Bagian-bagian mokroskop dan fungsinya ............................
9
c. Langkah-langkah penggunaan preparat mikroskopis .........
12
3. Media Pembelajaran ..................................................................
14
a. Pengertian media pembelajaran ...........................................
14
b. Kategori Media Pembelajaran .............................................
16
c. Manfaat media pembelajaran ..............................................
18
d. Preparat Jaringan Tumbuhan sebagai Media Pembelajaran ...
21
4. Hasil Belajar .................................................................................
21
a. Pengertian hasil belajar ..........................................................
21
b. Macam-macam Hasil Belajar ................................................
24
c. Instrumen Hasil Belajar ..........................................................
25
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar .....................
26
5. Materi Pokok Struktur Tubuh Tumbuhan ......................................
27
a. SK, KD, Indikator Materi Pokok Struktur Tubuh Tumbuahan .. 27 b. Struktur akar ............................................................................
29
c. Struktur batang ........................................................................
30
d. Struktur daun ...........................................................................
32
B. Kajian Penelitian yang Relevan ........................................................... 34 C. Pengajuan Hipotesis ............................................................................
36
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .............................................................. 37 A. Tujuan Penelitian .................................................................................. 37 B. Waktu dan Tempat Penelitian ……………………………………….. 37
xi
C. Variabel Penelitian ……………………………………………
37
D. Metode Penelitian ……………………………………………..
38
E. Populasi, Sampel dan teknik pengambilan sampel …………….
38
1. Populasi ……………………………………………………..
38
2. Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel …………………
38
F. Teknik Pengumpulan Data .......................................................
39
1. Metode Dokumentasi ………………………………………
39
2. Metode Kuesioner / Angket ………………………………..
39
G. Teknik Analisis Data …………………………………………..
40
1. Analisis Pendahuluan ……………………………………….
40
2. Analisis Hipótesis …………………………………………..
40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................
42
A. Hasil Penelitian ..........................................................................
42
1. Deskripsi Data Hasil Penelitian ..........................................
42
2. Analisis Uji Hipotesa .........................................................
47
B. Pembahasan …………………………………………………...
51
1. Penggunaan Preparat Jaringan Tumbuhan ………………..
51
2. Hasil Belajar Siswa ……………………………………….
52
3. Pengaruh Penggunaan Preparat Jaringan Tumbuhan terhadap Hasil Relajar Siswa …………………………….. C. Keterbatasan Penelitian ………………………………………...
xii
52 53
BAB V PENUTUP .....................................................................................
54
A. Kesimpulan ...............................................................................
54
B. Saran ..........................................................................................
54
C. Penutup ………………………………………………………..
55
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP
xiii
DAFTAR TABEL Tabel
Halaman
3.1 Daftar analisis variasi (Anava) regresi linear sederhana satu prediktor
36
4.1 Skor hasil angket tentang penggunaan preparat jaringan tumbuhan …...
38
4.2 Data variabel x …………………………………………………………
39
4.3 Kualitas variabel x ……………………………………………………...
40
4.4 Data variabel y (Nilai hasil belajar) …………………………………….
41
4.5 Peta Korelasi Product Moment Antara Variabel x (Penggunaan Preparat Jaringan Tumbuhan) dan Variabel y (Hasil Belajar Siswa) …………….
42
4.6 Tabel ringkasan daftar analisis variasi (Anava) regresi linear satu prediktor
47
xiv
DAFTAR GAMBAR Gambar
Halaman
2.1 Bagian-bagian mikroskop …………………………………………….
8
2.2 Jaringan akar ………………………………………………………….
24
2.3 Jaringan batang ……………………………………………………….
26
2.4 Jaringan daun …………………………………………………………
28
xv
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH Masalah pendidikan dan pengajaran merupakan masalah yang cukup kompleks di mana banyak faktor yang ikut mempengaruhinya. Salah satu faktor tersebut diantaranya adalah guru. Guru merupakan komponen pengajaran yang memegang peranan penting dan utama, karena keberhasilan proses belajar-mengajar sangat ditentukan oleh faktor guru. Tugas guru adalah menyampaikan materi pelajaran kepada siswa melalui interaksi komunikasi dalam proses belajar-mengajar yang dilakukannya. Keberhasilan guru dalam menyampaikan materi sangat tergantung pada kelancaran interaksi komunikasi antara guru dengan siswanya. Ketidaklancaran komunikasi membawa akibat terhadap pesan yang diberikan guru. 1 Dalam proses belajar mengajar tujuan belajar hanya dapat dicapai secara efektif dan efisien jika seorang guru secara nalar mampu memperkirakan dengan tepat metode apa yang harus digunakannya. Dalam pengajaran IPA karena tidak hanya merupakan penanaman fakta-fakta, melainkan juga mengarah kepembentukan sikap dan pengenalan cara kerja ilmiah. Maka metode pengajaran IPA harus merupakan metode-metode yang mengandung esensi pendekatan–pendekatan yang digunakan dalam sains atau pengetahuan ilmiah. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam
sekitar.
memungkinkan
Biologi
merupakan
peserta
didik
untuk
salah
satu
pelajaran
mempelajari
diri
IPA
yang
sendiri
serta
lingkungannya dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Kegiatan belajar mengajar merupakan suatu proses interaksi aktif antara guru dan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Interaksi timbal balik antara guru dan siswa dapat terjadi jika proses pembelajaran berlangsung dua arah antara guru dan siswa. Guru berperan sebagai pemberi informasi kepada siswa dan siswa berperan sebagai pengolah informasi berdasarkan penjelasan guru. Dalam proses pemberian informasi kepada siswa, perlu adanya media 1
Asnawir, M.Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), hlm. 1.
1
2
yang sesuai agar informasi tersebut dapat diterima dengan baik oleh siswa. Kurangnya media pembelajaran di sekolah menyebabkan pembelajaran di kelas berlangsung monoton hanya dengan metode ceramah saja, sehingga siswa merasa cepat bosan dengan materi yang diajarkan. Oleh karena itu, penggunaan media yang sesuai dapat membantu proses pembelajaran. Media
pembelajaran
memiliki
kelebihan
yang
dapat
mengatasi
kekurangan-kekurangan penyampaian informasi oleh guru. Oleh karena itu dalam proses balajar mengajar hendaknya dipilih pula media pembelajaran yang benar-benar efektif dan efisien sehingga dapat menyampaiakan pesan pembelajaran, yang akhirnya terbentuk kompetensi tertentu dari siswa. Dalam proses pembelajaran di MTs. NU Banat Kudus, media pembelajaran sangat penting dalam upaya pencapaian tujuan pembelajaran. Terlebih pada mata pelajaran IPA Biologi yang dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar. Pada proses pembelajaran di dalam kelas terdiri dari beragam kualitas individu. Hal ini dapat dilihat dari adanya siswa yang pandai, sedang, dan kurang pandai. Dalam pembelajaran, kelas pada umumnya didominasi oleh mereka yang termasuk siswa yang pandai. Dengan adanya media pembelajaran maka akan menarik minat siswa dalam belajar tidak terkecuali pada siswa yang kurang pandai. Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk pengajaran biologi kelas VIII SMP, terdapat materi pokok mengenai struktur tubuh tumbuhan. Organ tumbuhan, seperti halnya organ pada hewan, tersusun atas jaringan (sekelompok sel yang mempunyai keaktifan khas). Jaringan tersusun atas sel. Di dalam setiap sel hidup terdapat protoplasma yang dibatasi oleh dinding sel dan di dalam sel itulah semua proses metabolisme terjadi. Secara umum, organ tumbuhan terdiri atas akar, batang, daun, dan bunga. Akar tumbuh ke dalam tanah sehingga memperkuat berdirinya tumbuhan. Akar juga berfungsi untuk mengambil air dan garam mineral dari dalam tanah. Seperti halnya beberapa organ lain pada tumbuhan, akar juga berfungsi untuk menyimpan
makanan.
Pada
batang
terdapat
daun
yang
berfungsi
menghasilkan makanan melalui fotosintesis dan mengeluarkan air melalui
3
transpirasi. Selain itu, batang juga berperan untuk lewatnya air dan garam mineral dari akar ke daun dan lewatnya fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tumbuhan. 2 Akar, batang, dan daun mempunyai struktur dan fungsi yang berbeda. Struktur luar dapat diamati langsung di lingkungan tanpa melalui bantuan mikroskop. Sedangkan struktur dalam tidak dapat diamati di lingkungan secara langsung. Misalnya pada epidermis daun terdapat stomata. Stomata terdiri dari sepasang sel penjaga yang mengelilingi suatu lubang pori. Stomata dapat membuka atau menutup yang disebabkan oleh perubahan kandungan air dan bentuk sel penjaga. Stomata berfungsi sebagai tempat pertukaran gas. 3 Untuk mempelajarinya perlu dibuat media dalam bentuk preparat awetan, sehingga dapat diamati secara langsung oleh siswa dengan bantuan mikroskop, dengan harapan siswa akan lebih dapat memahaminya. Media preparat jaringan tumbuhan dari berbagai macam tanaman yang ada di lingkungan sekitar mempunyai struktur/bentuk yang berbeda-beda. Sehingga siswa dapat melihat secara langsung berbagai macam tipe jaringan tumbuhan yang sudah dibuat dalam bentuk preparat mikroskopis. Berdasarkan hal tersebut siswa dapat membandingkan antara objek yang asli dan gambar yang ada di buku pelajaran. Dengan pengamatan langsung tersebut diharapkan pemahaman siswa terhadap struktur dan fungsi organ tumbuhan dapat lebih baik. Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dilakukan pembuatan media pembelajaran yang berupa preparat jaringan tumbuhan sebagai salah satu alternatif dalam mengatasi permasalahan pembelajaran biologi. Berangkat dari alasan tersebut maka peneliti mengangkat judul “ PENGARUH PERSEPSI SISWA PADA PENGGUNAAN PREPARAT JARINGAN TUMBUHAN SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN MATERI POKOK STRUKTUR TUBUH TUMBUHAN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII MTs. NU BANAT KUDUS. ”
2 3
Sri Mulyani E.S., Anatomi Tumbuhan, (Yogyakarta: Kanisius, 2006), 16-17. Sumarwan, et. al., Sains Biologi SMP, (Jakarta: Erlangga, 2004), hlm. 13-14.
4
B. PENEGASAN JUDUL Untuk menghindari kemungkinan adanya pemahaman yang berbeda dari para pembaca maka dalam penulisan skripsi ini perlu dikemukakan arti dari istilah kata-kata yang menjadi judul penelitian ini : 1. Preparat jaringan tumbuhan merupakan obyek yang hanya dapat dilihat melalui bantuan mikroskop untuk mengetahui struktur jaringan tumbuhan yang ada di dalam. 2. Media pembelajaran adalah seperangkat alat bantu untuk mengajar. Media pengajaran digunakan dalam rangka upaya peningkatan atau mempertinggi mutu proses kegiatan belajar mengajar. 4 Media pembelajaran yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah preparat jaringan tumbuhan. 3. Materi pokok struktur tubuh tumbuhan merupakan salah satu materi dari pelajaran biologi yang diberikan pada kelas VIII tingkat SMP/MTs. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. 4. Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. 5 Hasil belajar merupakan kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. 6 Penguasaan hasil belajar oleh siswa dapat dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam bentuk
penguasaan
pengetahuan,
keterampilan
berpikir
maupun
7
keterampilan motorik. Hasil belajar yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah nilai ulangan harian yang diperoleh melalui tes. Dengan demikian maksud dari judul dalam skripsi ini yaitu untuk mengetahui pengaruh penggunaan preparat jaringan tumbuhan dalam proses pembelajaran biologi materi pokok struktur tubuh tumbuhan terhadap nilai ulangan harian siswa.
4
Asnawir, M. Basyiruddin Usman, op.cit., hlm.19. Mulyono Abdurrahman, Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1999), Cet. 1, hlm. 37. 6 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1999), Cet. 6, hlm. 22. 7 Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004), Cet. 2, hlm. 103. 5
5
C. PERUMUSAN MASALAH Berdasarkan uraian di atas, permasalahan yang akan di teliti dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimanakah penggunaan media pembelajaran preparat jaringan tumbuhan pada materi pokok struktur tubuh tumbuhan di MTs. NU Banat Kudus? 2. Apakah terdapat pengaruh penggunaan preparat jaringan tumbuhan terhadap hasil belajar siswa kelas VIII MTs. NU Banat Kudus?
D. TUJUAN PENELITIAN Sesuai dengan permasalahan, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui penggunaan media preparat jaringan tumbuhan pada materi pokok struktur tubuh tumbuhan di MTs. NU Banat Kudus. 2. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh penggunaan preparat jaringan tumbuhan terhadap hasil belajar siswa kelas VIII MTs. NU Banat Kudus.
E. MANFAAT PENELITIAN Dengan adanya penelitian ini manfaat yang diharapkan adalah sebagai berikut : 1. Secara Teoritis Mengetahui cara pembuatan media pembelajaran yang berupa preparat mikroskopis jaringan tumbuhan dari berbagai macam tanaman. 2. Secara Praktis a. Bagi guru, sebagai bahan masukan untuk menerapkan suatu media pembelajaran dan menjadi salah satu pemicu kreatifitas guru untuk mengembangkan media pembelajaran. b. Bagi siswa, dapat menumbuhkan semangat belajar dan meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran biologi. c. Bagi sekolah, dapat meningkatkan kualitas sekolah demi kemajuan pendidikan.
6
d. Bagi peneliti, dapat meningkatkan kreativitas dan inovasi dalam menuangkan ide untuk menyusun suatu media pembelajaran. Selain itu dapat
menambah
pengalaman
secara
langsung
sebagaimana
penggunaan media pembelajaran yang baik dan menyenangkan.
BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. DESKRIPSI TEORI 1. Konsep tentang Persepsi Persepsi,
menurut
Rakhmat
Jalaludin
(1998:
51),
adalah
pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafslrkan pesan. Menurut Ruch (1967: 300), persepsi adalah suatu proses tentang petunjuk petunjuk inderawi (sensory) dan pengalaman masa lampau yang relevan diorganisasikan untuk memberikan kepada kita gambaran yang terstruktur dan bermakna pada suatu situasi tertentu. Senada dengan hal tersebut Atkinson dan Hilgard (1991: 201) mengemukakan bahwa persepsi adalah proses dimana kita menafsirkan dan mengorganisasikan pola stimulus dalam lingkungan. Gibson dan Donely (1994: 53) menjelaskan bahwa persepsi adalah proses pemberian arti terhadap lingkungan oleh seorang
individu.
Dikarenakan
persepsi
bertautan
dengan
cara
mendapatkan pengetahuan khusus tentang kejadian pada saat tertentu, maka persepsi terjadi kapan saja stimulus menggerakkan indera. Dalam hal ini persepsi diartikan sebagai proses mengetahui atau mengenali obyek dan kejadian obyektif dengan bantuan indera (Chaplin, 1989: 358). Sebagai cara pandang, persepsi timbul karena adanya respon terhadap stimulus. Stimulus yang diterima seseorang sangat komplek, stimulus masuk ke dalam otak, kernudian diartikan, ditafsirkan serta diberi makna melalui proses yang rumit baru kemudian dihasilkan persepsi (Atkinson dan Hilgard, 1991 : 209). Dalam hal ini, persepsi mencakup penerimaan stimulus (inputs), pengorganisasian stimulus dan penerjemahan atau penafsiran stimulus yang telah diorganisasi dengan cara yang dapat mempengaruhi perilaku dan membentuk sikap, sehingga orang dapat
7
8
cenderung menafsirkan perilaku orang lain sesuai dengan keadaannya sendiri (Gibson, 1986: 54). 1 Proses pembentukan persepsi dijelaskan oleh Feigi (dalam Yusuf, 1991: 108) sebagai pemaknaan hasil pengamatan yang diawali dengan adanya stimuli. Setelah mendapat stimuli, pada tahap selanjutnya terjadi seleksi yang berinteraksi dengan interpretation, begitu juga berinteraksi dengan closure. Proses seleksi terjadi pada saat seseorang memperoleh informasi, maka akan berlangsung proses penyeleksian pesan tentang mana pesan yang dianggap penting dan tidak penting. Faktor-faktor fungsional yang menentukan persepsi seseorang berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu dan hal-hal lain termasuk yang kita sebut sebagai faktor-faktor personal (Rakhmat 1998: 55). Selanjutnya Rakhmat menjelaskan yang menentukan persepsi bukan jenis atau bentuk stimuli, tetapi karakteristik orang yang memberi respon terhadap stimuli. Persepsi meliputi juga kognisi (pengetahuan), yang mencakup penafsiran objek, tanda dan orang dari sudut pengalaman yang bersangkutan (Gibson, 1986 : 54). Selaras dengan pernyataan tersebut Krech, dkk. (dalam Sri Tjahjorini Sugiharto 2001: 19) mengemukakan bahwa persepsi seseorang ditentukan oleh dua faktor utama, yakni pengalaman masa lalu dan faktor pribadi. 2
2. Preparat Jaringan Tumbuahan a. Pengertian preparat jaringan tumbuhan Preparat jaringan tumbuhan merupakan obyek yang hanya dapat dilihat melalui bantuan mikroskop untuk mengetahui struktur/bentuk jaringan tumbuhan yang ada di dalam. Dalam penelitian ini jaringan tumbuhan yang akan diteliti yaitu bagian akar, daun dan batang.
1
http://id.shvoong.com/social-sciences/psychology/1837978-definisi-persepsi/ di unduh tgl. 5 Juli 2010, Pukul 20.19 WIB. 2 http://www.pdfound.com/pdf/%27pengertian-persepsi-menurut-para-ahli-psikologi-tahunterbaru.html, di unduh tgl. 5 Juli 2010, Pukul 20:10 WIB.
9
Penelitian ini
menggunakan preparat mikroskopis. Berdasarkan atas
lamanya ketahanan/keawetan preparat, preparat mikroskopis dapat dibedakan menjadi preparat sementara, semi permanen, dan permanen. Preparat sementara adalah preparat yang keawatannya hanya sementara dan tidak lebih dari 24 jam. Preparat ini tidak diawetkan dengan menggunakan proses apapun, sesudah selesai pengamatan obyek yang bersangkutan dapat langsung dibuang. Tujuan pembuatan preparat sementara ini untuk mempelajari suatu obyek dalam keadaan segar. Preparat semi permanen adalah preparat yang keawetannya hanya sampai
beberapa
bulan
saja.
Preparat
ini
diawetkan
dengan
menggunakan beberapa macam zat kimia tetapi pada akhir. Tujuan pembuatan preparat ini adalah untuk dapat memperpanjang ketahanan preparat yang sedang diamati, sehingga pengamatan suatu preparat yang bersangkutan dapat ditunda untuk sementara waktu. Preparat permanen adalah preparat yang keawetannya bertahun-tahun. Preparat permanen ini proses pembuatannya memerlukan beberapa macam peralatan dan bahan kimia. Tujuan pembuatan preparat permanen adalah agar selalu tersedia bahan praktikum setiap saat. Dalam penelitian ini preparat yang akan digunakan adalah preparat sementara yang tidak diawetkan dengan menggunakan proses apapun. Jadi dalam pembuatan preparat mikroskopis jaringan tumbuhan ini hanya sederhana saja. b. Bagian-bagian mikroskop dan fungsinya Preparat mikroskopis merupakan obyek yang hanya dapat dilihat melalui bantuan mikroskop. Mikroskop berasal dari bahasa Yunani, mikros berarti kecil dan skopeo berarti melihat. Mikroskop merupakan alat untuk melihat benda-benda atau objek yang sangat kecil dan tidak dapat dilihat dengan mata biasa (tanpa alat bantu). Adapun bagianbagian pada mikroskop yaitu lensa okuler, tabung mikroskop, tombol
10
pengatur fokus, revolver, lensa objektif, meja preparat, tombol pengatur meja preparat, penjepit objek, diafragma, cermin, kaki mikroskop. 3
Gbr. 2.1 Bagian-bagian Mikroskop
4
Mikroskop terdiri atas bagian optik, meliputi lensa yang membuat proyeksi bayangan benda di mata kita dan bagian non-optik (mekanik), seperti kaki mikroskop, pemutar, dan meja menunjang bagian optik. 1) Bagian Optik (a) Lensa Okuler, terdiri atas susunan lensa, biasanya terdapat 2 buah dengan pembesaran masing-masing 6x dan 10x. (b) Lensa Obyektif, merupakan susunan lensa, biasanya terdapat 3 buah dengan pembesaran masing-masing 10x, 45x dan 100x. (c) Kondensor, berfungsi mengumpulkan sinar yang dipantulkan oleh cermin dan difokuskan kepada obyek. (d) Cermin, berfungsi untuk mengarahkan cahaya kepada obyek. Permukaan yang satu berupa cermin datar dan yang lainnya 3 4
Sriyono, dkk., Sains Biologi, (Jakarta: PT. Sunda Kelapa Pustaka, 2004), hlm. 11. Ibid, hlm. 11.
11
merupakan cermin cekung. Cermin ini dapat diputar-putar menurut dua sumbu yang bersilang tegak lurus sehingga kemampuan putarnya besar sekali untuk mengarahkan sinar ke kondensor. (e) Diafragma, terdapat di sebelah bawah dari kondensor, untuk mengatur banyaknya sinar yang akan sampai ke obyek. 2) Bagian mekanik (a) Tubus (tabung), menghubungkan lensa okuler dan obyektif. (b) Revolver, adalah alat pemutar obyektif. Pada bagian tersebut terdapat lensa-lensa obyektif yang berbeda-beda panjangnya (pembesarannya). Masing-masing dapat digeser hingga berada di sumbu optik. (c) Makrometer (pemutar kasar), adalah alat untuk menggerakkan tubus (berikut okuler dan obyektif) secara kasar sehingga obyek yang terfokuskan dapat terlihat. (d) Mikrometer (pemutar halus), adalah alat untuk menggerakkan tubus secara lebih halus dan teliti. Alat ini dipakai jika obyek telah terfokuskan dengan memutar sekerup pengarah kasar. (e) Meja preparat, di bagian tengahnya terdapat lubang untuk melalukan sinar. Selain itu terdapat pula alat penggerak preparat yang dapat digerakkan ke depan dan ke belakang serta ke kanan dan ke kiri. Pada beberapa mikroskop, sediaan yang diletakkan pada meja preparat ini ditahan oleh penjepit dan preparat digerakkan dengan menggeser-geserkan dengan tangan. (f) Sekerup pengatur kondensor, berfungsi untuk menaikkan dan menurunkan kondensor supaya diperoleh cahaya yang optimum. (g) Pemegang, merupakan tempat memegang waktu mengangkat mikroskop. (h) Sendi inklinasi, di bagian ini terdapat persediaan hingga alat pegangan (dengan bagian-bagian lainnya yang melekat padanya)
12
dapat
dimiringkan
ke
belakang.
Sendi
inklinasi
ini
menghubungkan alat pemegang dengan bagian kaki. (i) Kaki yang kukuh dan berat berguna supaya mikroskop dapat berdiri dengan stabil walaupun alat pegangan dimiringkan. 5 c. Langkah-langkah penggunaan preparat mikroskopis Dalam penelitian ini akan menggunakan preparat sementara. Dalam pembuatan preparat sementara langkah-langkah yang harus dilakukan adalah : 1) Mengiris atau menyayat permukaan objek (jaringan tumbuhan) yang akan diteliti. Dalam mengiris jaringan tersebut harus kita usahakan agar setipis mungkin, ini dilakukan agar gambar jaringan dalam tumbuhan dapat terlihat dengan jelas. 2) Memberi medium (berupa setetes air) di atas kaca obyek kemudian bahan yang akan diamati diletakkan di dalam medium tersebut dan ditutup dengan kaca penutup. Dalam menutup obyek yang akan diteliti harus diusahakan agar tidak terdapat gelembung udara pada medium. Hal ini dapat dilakukan dengan beberapa langkah berikut; (a) memegang kaca penutup dengan posisi 45° terhadap gelas obyek, (b) tepi bawah kaca penutup disentuhkan pada permukaan medium dan perlahan-lahan direbahkan sehingga kaca penutup terletak di atas kaca obyek, (c) apabila masih ada gelembung udara maka pekerjaan tersebut harus diulangi sampai tidak ada gelembung udara. 6 Langkah-langkah dalam penggunaan mikroskop antara lain sebagai berikut : 1) Mikroskop diarahkan ke sumber cahaya dan diputar (digeserkan) lensa obyektif yang terlemah (10x) ke arah sumber optik.
5
Buddy D. Kosasih, Teknik Mikroskopis Tumbuhan, (Jakarta: PT Dharma Karsa Utama, 1992), hlm. 13-15. 6 “MikroskopdanPenggunaannya”,http://www.bima.ipb.ac.id/~tpbipb/materi/prak.biologi/mikr oskopdanpenggunaannya.pdt, hlm. 3-4.
13
2) Mengatur alat pengatur kondensor kemudian kondensor dinaikkan setinggi-tingginya. 3) Melalui lensa okuler, cermin diatur agar sinar masuk pada kondensor sehingga lapangan pandangan atau lapangan optik menjadi terang, tanpa adanya gangguan apa pun. Cermin datar digunakan untuk sinar matahari yang menembus kaca jendela dan cermin cekung untuk sinar lampu. Fungsi cermin cekung ini yaitu untuk mengumpulkan sinar yang keluar dari bola lampu secara menyebar. 4) Kaca obyek (sediaan) diletakkan pada meja sediaan, dan dipasang pada penjepit atau penggerak sediaan. Kemudian kaca obyek diatur hingan obyek terdapat tepat di atas lubang meja sediaan. 5) Dengan memperhatikan obyek dari samping mikroskop, sekerup pemutar kasar diputar dengan hati-hati hingga tubus bergerak turun dan lensa obyektif terdapat pada posisi serendah mungkin tanpa menyentuh kaca penutup dari sediaan, sebab dengan menurunkan tubus sedikit saja ada kemungkinan lensa menjadi rusak begitu pula kaca penutupnya akan pecah. Pada beberapa mikroskop sekolah telah dibuat pengaman, sehingga lensa obyektif tidak akan menyentuh kaca obyek. 6) Dengan melihat obyek melalui lensa okuler, sekerup pemutar kasar diputar agar tabung naik kembali dengan perlahan-lahan, hingga bayangan obyek terlihat. Dengan memutar sekerup pemutar halus, bayangan difokuskan hingga terlihat gambar yang lebih jelas lagi. 7) Apabila belum sesuai, kekuatan sinar yang dikehendaki dapat dicapai dengan mengubah diafragma untuk mengatur banyaknya sinar. Obyek yang akan diamati diarahkan ketengah-tengah lapangan optik. 8) Lensa obyektif yang lebih kuat memerlukan penyinaran yang lebih kuat pula. Meja sediaan hanya boleh dimiringkan apabila memakai sediaan awetan. Untuk sediaan segar, meja sediaan tidak boleh dimiringkan karena reagen akan mengalir dan membasahi meja sediaan.
14
9) Apabila penggunaan mikroskop telah selesai maka obyektif terlemah diputar kearah sumbu optik, kemudian kaca obyek (sediaan) diambil dari meja obyek. 10) Obyektif diturunkan serendah mungkin, tetapi sebelum itu kondensor diturunkan terlebih dahulu. 11) Hal terakhir yang harus diperhatikan yaitu memeriksa segala sesuatunya sekali lagi, kemudian mikroskop diangkat dengan hatihati dengan tangan kanan dan menopangnya dengan telapak tangan kiri, selanjutnya mikroskop dimasukkan ke dalam tempat yang aman. 7
3. Media Pembelajaran a. Pengertian Media Pembelajaran Secara harfiah kata media memiliki arti “perantara” atau “pengantar”. 8 Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia “media adalah alat (sarana) komunikasi.” 9 Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti ‘tengah’, ‘perantara’ atau ‘pengantar’. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. 10 Pendapat lain merumuskan media dalam arti sempit dan dalam arti luas. Dalam arti sempit, media pengajaran hanya meliputi media yang dapat digunakan secara efektif dalam proses pengajaran yang terencana, sedangkan dalam arti luas, media tidak hanya meliputi media komunikasi elektronik yang kompleks, tetapi juga mencakup alat-alat
7
Buddy D. Kosasih, op.cit. hlm. 15-17. Syaiful Bahri Djamarah dan Asman Zein, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006), Cet. 3, hlm. 120. 9 Anton M. Moeliono, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1990), hlm. 640. 10 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003), Cet. 5, hlm. 3. 8
15
sederhana, seperti slide, fotografi, diagram, dan bagan buatan guru, objek-objek nyata serta kunjungan ke luar sekolah. 11 Menurut Akhmad Sudrajat media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari “Medium” yang secara harfiah berarti “Perantara” atau “Pengantar” yaitu perantara atau pengantar sumber pesan dengan penerima pesan. Beberapa ahli memberikan definisi tentang media pembelajaran. Schramm (1977) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. Sementara itu, Briggs (1977) berpendapat bahwa media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti : buku, film, video dan sebagainya.
Sedangkan,
National
Education
Association
(1969)
mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk teknologi perangkat keras. Dari ketiga pendapat di atas disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang fikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik. 12 Banyak batasan yang diberikan orang tentang media. Asosiasi Teknologi dan Komunikasi Pendidikan (Association of Education and Communication Technology / AECT) di Amerika, membatasi media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan/informasi. Gagne (1970) menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Sementara itu Briggs (1970) berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. 13 “Media pembelajaran merupakan 11
Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, (Jakarta: Bumi Aksara, 2002), cet.1., hlm. 202. 12 Akhmad Sudrajat, “Media Pembelajaran”, http://www.akhmadsudrajat.wordpress.com, hlm.1. 13 Arief S. Sadiman, et. al., Media Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persasda, 2007), hlm. 6.
16
piranti
yang
pembelajaran.”
memegang
peranan
tersendiri
dalam
proses
14
Media dapat dilihat menurut karakteristik ekonomisnya, lingkup sasarannya yang dapat diliput, dan kemudahan kontrol pemakai. Karakteristik
media
juga
dapat
dilihat
menurut
kemampuan
membangkitkan rangsangan indera penglihatan, pendengaran, perabaan, pengecapan, maupun penciuman, atau kesesuaiannya dengan tingkat hierarki belajar seperti yang digarap oleh Gagne, dan sebagainya. Karakteristik media ini sebagaimana dikemukakan oleh Kemp (1975) merupakan dasar pemilihan media sesuai dengan situasi belajar tertentu. Dia mengatakan “the question of what media attributes are necessary for a given learning situation becomes the basis for media selection.” Jadi klasifikasi media, karakteristik media dan pemilihan media merupakan kesatuan
yang
tidak
terpisahkan
dalam
penentuan
strategi
pembelajaran. 15 Dari berbagai macam pengertian media pembelajaran yang telah dijelaskan di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran merupakan seperangkat alat bantu pembelajaran yang digunakan untuk mempermudah penangkapan belajar siswa dan memegang peranan penting dalam merangsang anak untuk belajar. b. Kategori Media Pembelajaran Berdasarkan perkembangan teknologi, media pengajaran dapat dikelompokkan ke dalam empat kelompok, yaitu: 16 1) Media hasil teknologi cetak, adalah cara untuk menghasilkan atau menyampaikan materi, seperti buku dan materi visual statis terutama melalui proses pencetakan mekanis atau fotografis. Kelompok media hasil teknologi cetak meliputi teks, grafik, foto atau representasi fotografik dan reproduksi. 14
Martinis Yamin, Desain Pembelajaran Berbasis Tingkat Satuan Pendidikan, (Jakarta: GP Press, 2007), Cet. 1, hlm. 173. 15 Arief Sadiman, op.cit., hlm. 28. 16 Azhar Arsyad, op.cit., hlm.29-32.
17
2) Media hasil teknologi audio-visual, adalah cara menghasilkan atau menyampaikan materi dengan menggunakan mesin-mesin mekanis dan elektronik untuk menyajikan pesan-pesan audio dan visual. Ciriciri utama teknologi media audio-visual adalah: (a) Bersifat linear (b) Menyajikan visual yang dinamis (c) Digunakan dengan cara yang telah ditetapkan sebelumnya oleh perancang/ pembuatnya (d) Merupakan representasi fisik dari gagasan real atau gagasan abstrak (e) Dikembangkan menurut prinsip psikologis behaviorisme dan kognitif (f) Umumnya berorientasi kepada guru dengan tingkat pelibatan interaktif murid yang rendah. 3) Media hasil teknologi berbasis komputer, merupakan cara menghasilkan atau menyampaikan materi dengan menggunakan sumber-sumber yang berbasis mikro-prosesor. Beberapa ciri media yang dihasilkan teknologi berbasis komputer adalah sebagai berikut: (a) Dapat digunakan secara acak, non-sekuensial atau secara linear. (b) Dapat digunakan berdasarkan keinginan siswa atau berdasarkan keinginan
perancang/pengembang
sebagaimana
direncanakannya. (c) Gagasan-gagasan disajikan dalam gaya abstrak dengan kata, simbol dan grafik. (d) Berprinsip-prinsip ilmu kognitif untuk mengembangkan media ini. (e) Pembelajaran
dapat
berorientasi
siswa
dan
melibatkan
interaktivitas siswa yang tinggi. 4) Media hasil gabungan teknologi cetak dan komputer, adalah cara untuk
menghasilkan
dan
menyampaikan
materi
yang
18
menggabungkan
pemakaian
beberapa
bentuk
media
yang
dikendalikan oleh komputer. c.
Manfaat Media Pembelajaran Akhmad Sudrajat mengemukakan bahwa media pembelajaran memiliki beberapa fungsi, 17 diantaranya : 1) Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh para peserta didik. Pengalaman tiap peserta didik berbeda-beda, tergantung dari faktor-faktor yang menentukan kekayaan pengalaman anak, seperti ketersediaan buku, kesempatan melancong, dan sebagainya. Media pembelajaran dapat mengatasi perbedaan tersebut. Jika peserta didik tidak mungkin dibawa ke obyek langsung yang dipelajari, maka obyeknyalah yang dibawa ke peserta didik. Obyek dimaksud bisa dalam bentuk nyata, miniatur, model, maupun bentuk gambar-gambar yang dapat disajikan secara audio visual dan audial. 2) Media pembelajaran dapat melampaui batasan ruang kelas. Banyak hal yang tidak mungkin dialami secara langsung di dalam kelas oleh para peserta didik tentang suatu obyek, yang disebabkan, karena : (a) obyek terlalu besar; (b) obyek terlalu kecil; (c) obyek yang bergerak terlalu lambat; (d) obyek yang bergerak terlalu cepat; (e) obyek yang terlalu kompleks; (f) obyek yang bunyinya terlalu halus; (f) obyek mengandung berbahaya dan resiko tinggi. Melalui penggunaan media yang tepat, maka semua obyek itu dapat disajikan kepada peserta didik. 3) Media pembelajaran memungkinkan adanya interaksi langsung antara peserta didik dengan lingkungannya. 4) Media menghasilkan keseragaman pengamatan. 5) Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, konkrit, dan realistis.
17
hlm.1.
Akhmad Sudrajat, “Media Pembelajaran”, http://www.akhmadsudrajat.wordpress.com,
19
6) Media membangkitkan keinginan dan minat baru. 7) Media membangkitkan motivasi dan merangsang anak untuk belajar. 8) Media memberikan pengalaman yang integral/menyeluruh dari yang konkrit sampai dengan abstrak. Hamalik (1986) mengemukakan bahwa pemakaian media pengajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan media pengajaran pada tahap orientasi pengajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu. Di samping membangkitkan motivasi dan minat siswa, media pengajaran juga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data, dan memadatkan informasi. Secara umum media pendidikan mempunyai kegunaan-kegunaan sebagai berikut : 18 1) Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka). 2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera. 3) Penggunaan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif anak didik. Di samping itu ada beberapa manfaat lain yang lebih khusus. Kemp dan Dayton (1985), mengidentifikasikan tidak kurang dari delapan manfaat media dalam kegiatan pembelajaran, yaitu : 19 1) Penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan. 2) Proses pembelajaran menjadi lebih menarik. 3) Proses belajar siswa menjadi lebih interaktif. 4) Jumlah waktu belajar-mengajar dapat dikurangi. 18 19
Arief S. Sadiman, op.cit., hlm. 17. Martinis Yamin, op.cit., hlm. 178-181.
20
5) Kualitas belajar siswa dapat ditingkatkan. 6) Proses belajar dapat terjadi di mana saja dan kapan saja. 7) Sikap positif siswa terhadap bahan pelajaran maupun terhadap proses belajar itu sendiri dapat ditingkatkan. 8) Peran guru dapat berubah ke arah yang lebih positif dan produktif. Menurut Levie & Lentz (1982) yang dikutip Azhar Arsyad dalam bukunya Media Pembelajaran mengemukakan bahwa ada empat fungsi media pengajaran, khususnya media visual, yaitu fungsi atensi, fungsi afektif, fungsi kognitif, dan fungsi kompensatoris. 1) Fungsi atensi media visual merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran. 2) Fungsi afektif media visual dapat terlihat dari tingkatkenikmatan siswa ketika belajar (atau membaca) teks yang bergambar. Gambar atau lambing visual dapat menggugah emosi dan sikap siswa. 3) Fungsi kognitif media visual terlihat dari temuan-temuan penelitian yang mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar dapat memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar. 4) Fungsi kompensatoris media pengajaran terlihat dari hasil penelitian bahwa media visual yang memberikan konteks untuk memahami teks mambantu siswa yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali. Dengan kata lain, media pengajaran berfungsi untuk mengakomodasi siswa yang lemah dan lambat menerima dan memahami isi pelajaran yang disajikan dengan teks atau disajikan secara verbal. 20
20
Azhar Arsyad, op.cit., hlm. 16-17.
21
Dengan menggunakan media pembelajaran akan muncul berbagai hal yang menarik, yang membuat anak terpacu rasa ingin tahunya serta belajar mengamati sesuatu dengan lebih seksama. 21 Dari uraian tentang manfaat media pembelajaran yang telah dipaparkan diatas dapat disimpulkan bahwa selain membuat siswa senang dan menjadi lebih berminat untuk belajar media pembelajaran juga dapat membantu dalam proses belajar mengajar, antara lain membantu siswa agar lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran selain itu guru juga dapat melaksanakan tugas menjadi lebih baik serta efektif dan efisien. d. Preparat Jaringan Tumbuhan sebagai Media Pembelajaran Pada penelitian ini preparat jaringan tumbuhan digunakan sebagai media pembelajaran pada materi pokok struktur tubuh tumbuhan, karena dengan menggunakan media tersebut siswa dapat melihat sekaligus mempelajari bagaimana struktur dalam tubuh tumbuhan melalui preparat mikroskopis. Dengan diciptakannya media preparat jaringan tumbuhan sebagai media pembelajaran diharapkan hasil belajar siswa meningkat yang dapat dilihat melalui tes ulangan hariannya.
4. Hasil Belajar a. Pengertian Hasil Belajar Istilah hasil belajar berasal dari bahasa Belanda “prestatie”, dalam bahasa Indonesia menjadi prestasi yang berarti hasil usaha. Dalam literatur, prestasi selalu dihubungkan dengan aktivitas tertentu, seperti dikemukakan oleh Robert M. Gagne (1988 : 65) bahwa dalam setiap proses akan selalu terdapat hasil nyata yang dapat diukur dan dinyatakan sebagai hasil belajar (achievement) seseorang. 22 21
Ike Junita Ekomadyo, Prinsip Komunikasi Efektif untuk Meningkatkan Minat Belajar Anak, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005), Cet. 1, hlm. 58. 22 Abu Muhammad Ibnu Abdullah, “Prestasi Belajar”, http://www.spesialistorch.com/content/view/120/29, hlm.1.
22
“Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertianpengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan.” 23 “Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar.” 24 Arti kata belajar menurut Sally Wehmeier dapat dijelaskan sebagai berikut: learn is o again knowledge or skill by studying, from experience, from being taught, etc. 25 Belajar adalah untuk memperoleh pengetahuan atau ketrampilan dengan mempelajari, dari pengalaman, dari diajar, dan lain-lain. Sedangkan Shaleh Abdul Aziz dan Abdul Aziz Abdul Majid dalam kitab at-Tarbiyah wathuruqut at-Tadris, mendefinisikan belajar sebagai berikut : 26
ان اﻟﺘﻌﻠﻢ ﻫﻮ ﺗﻐﻴﲑ ﰱ ذﻫﻦ اﳌﺘﻌﻠﻢ ﻳﻄﺮأ ﻋﻠﻰ ﺧﱪة ﺳﺎ ﺑﻘﺔ ﻓﻴﺤﺪث ﻓﻴﻬﺎ ﺗﻐﻴﲑا ﺟﺪﻳﺪا Belajar adalah perubahan tingkah pada hati jiwa si pelajar berdasarkan pengetahuan yang sudah dimiliki menurut perubahan baru. Menurut Clifford T. Morgan mengemukakan pengertian belajar yaitu Lerning may be defined as any relativcly permanent change in behavior which occurs as a result of experience, or practice. 27 Belajar dapat didefinisikan sebagai perubahan tingkah laku yang relatif tetap yang merupakan hasil dari pengalaman atau latihan. Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku di dalam diri manusia. Bila telah selesai suatu usaha belajar tetapi tidak terjadi perubahan pada diri individu yang belajar, maka tidak dapat dikatakan bahwa pada diri individu tersebut telah terjadi proses belajar. Kemudian, Supartinah Pakasi (1981: 41) dalam buku: “Anak dan Perkembangannya,” mengatakan pendapatnya antara lain: “1) Belajar 23
Agus Suprijono, Cooperative Learning, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), cet. 1., hlm. 5. Mulyono Abdurrahman, Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1999), Cet. 1, hlm. 37. 25 Sally Wehmeier, Oxford Advanced Learner’s Dictionary, Sixth Edition, (New York: Cxford University Press, 2000), P. 371. 26 Shaleh Abdul Aziz dan Abdul Aziz Abdul Majid, at-Tarbiyah wa Thuruqut at-Tadris, (Mesir: Darul Ma’arif, 1979), hlm.169. 27 Clifford T. Morgan, Inroduction to Psychology, (New York: McGrow-Hill Book Company, 1971), P.63. 24
23
merupakan suatu komunikasi antar anak dan lingkungannya; 2) Belajar berarti mengalami; 3) Belajar berarti berbuat; 4) Belajar berarti suatu aktivitas yang bertujuan; 5) Belajar memerlukan motivasi; 6) Belajar memerlukan kesiapan pada pihak anak; 7) Belajar adalah berpikir dan menggunakan daya pikir; dan 8) Belajar bersifat integratif.” 28 Dari beberapa pengertian belajar tersebut dapat dipahami bahwa belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. 29 Jadi hasil belajar siswa pada hakikatnya merupakan perubahan tingkah laku yang mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik. “Hasil belajar merupakan kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.”30 “Penguasaan hasil belajar oleh siswa dapat dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan berpikir maupun keterampilan motorik.” 31 Menurut Akhmad Sudrajat hasil belajar peserta didik dapat diklasifikasi ke dalam tiga ranah (domain), yaitu: (1) domain kognitif (pengetahuan atau yang mencakup kecerdasan bahasa dan kecerdasan logika – matematika), (2) domain afektif (sikap dan nilai atau yang mencakup kecerdasan antar pribadi dan kecerdasan intrapribadi, dengan kata lain kecerdasan emosional), dan (3) domain psikomotor
28
Abu Muhammad Ibnu Abdullah, “Prestasi Belajar”, http://www.spesialistorch.com/content/view/120/29, hlm.1. 29 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 1995), Ce.2, 30 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1999), Cet. 6, hlm. 22. 31 Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004), Cet. 2, hlm. 103.
24
(keterampilan atau yang mencakup kecerdasan kinestetik, kecerdasan visual-spasial, dan kecerdasan musikal). 32 Hasil belajar sering dipergunakan dalam arti yang sangat luas yakni untuk bermacam-macam aturan terhadap apa yang telah dicapai oleh murid, misalnya ulangan harian, tugas-tugas pekerjaan rumah, tes lisan yang dilakukan selama pelajaran berlangsung, tes akhir catur wulan dan sebagainya. 33 Dalam penelitian skripsi ini hasil belajar yang dimaksudkan adalah hasil tes ulangan harian siswa pada materi pokok struktur dan fungsi organ tumbuhan. b. Macam-macam Hasil Belajar Menurut Gagne yang di kutip oleh Nana Sudjana dalam bukunya Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar membagi lima macam tipe hasil belajar, yakni verbal information, intelektual skill, cognitive strategy, attitude, dan motor skill. Sementara itu Benyamin Bloom berpendapat bahwa tujuan pendidikan yang hendak kita capai digolongkan atau dibedakan menjadi tiga bidang, yakni: 34 1) Bidang kognitif, bidang ini dibagi menjadi 6 tipe: (a)
Tipe hasil belajar pengetahuan hafalan (knowledge)
(b)
Tipe hasil belajar pemahaman (comprehention)
(c)
Tipe hasil belajar penerapan (aplikasi)
(d)
Tipe hasil belajar analisis
(e)
Tipe hasil belajar sintesis
(f)
Tipe hasil belajar evaluasi
2) Bidang afektif, hal ini berkenaan dengan sikap dan nilai. Beberapa ahli mengatakan, bahwa sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya, bila seseorang telah menguasai bidang kognitif 32
Akhmad Sudrajat, “Penilaian Hasil Belajar”, http://www.akhmadsudrajat.wordpress.com, hlm.1. 33 Abu Muhammad Ibnu Abdullah, “Prestasi Belajar”, http://www.spesialistorch.com/content/view/120/29, hlm.1. 34 Nana Sudjana, “Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar”, (Bandung: Sinar Baru Algesindo), Cet. 9, hlm. 45-54.
25
tingkat tinggi. Tipe hasil belajar afektif tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku seperti atensi/ perhatian terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru dan teman sekelas, kebiasaan belajar dan lain-lain. 3) Bidang psikomotorik, tampak dalam bentuk keterampilan (skill), kemampuan bertindak individu (seseorang). Ada 6 tingkatan keterampilan, yakni : (a) Gerakan refleks (keterampilan pada gerakan yang tidak sadar). (b) Keterampilan pada gerakan-gerakan sadar. (c) Kemampuan perseptual termasuk di dalamnya membedakan visual, membedakan auditif motorik dan lain-lain. (d) Kemampuan di bidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan, ketepatan. (e) Gerakan-gerakan skill, mulai dari keterampilan sederhana sampai pada keterampilan yang kompleks. (f) Kemampuan yang berkenaan dengan non decursive komunikasi seperti gerakan ekspresif, interpretatif. c. Instrumen Hasil Belajar Pada umumnya instrumrn/ alat evaluasi dibedakan menjadi dua jenis, yakni tes dan non tes. Kedua jenis ini dapat digunakan untuk menialai ketiga sasaran penilaian yang telah dikemukakan pada macam-macam hasil belajar di atas. 35 1) Tes, dalam hal ini tes ada yang sudah distandardisasi, artinya tes tersebut telah mangalami proses validasi (ketepatan) dan reliabilitas (ketetapan). Sebagai contoh, penyusunan THB (Tes Hasil Belajar) merupakan usaha penyusunan tes yang sudah distandardisasi. Di samping itu yang banyak kta temukan ialah tes buatan guru sendiri. Tes ini terdiri dari tiga bentuk yakni: tes lisan, tes tulisan, dan tes tindakan. Jenis tes tersebut biasanya digunakan untuk menilai isi pendidikan, misalnya aspek pengetahuan, 35
Nana Sudjana, Op.cit., hlm. 113-115.
26
kecakapan, keterampilan, dan pemahaman pelajaran yang telah diberikan guru. 2) Non tes, Untuk menilai aspek yingkah laku, jenis non-tes lebih sesuai di gunakan sebagai alat evaluasi. Seperti menilai aspek sikap, minat, perhatian, karakteristik, dan lain-lain yang sejenis. Alat evaluasi jenis non-tes ini antara lain ialah: (a)
Observasi, yakni pengamatan pada tingkah laku pada suatu situasi tertentu.
(b)
Wawancara,
ialah
komunikasi
langsung
antara
yang
mewawancarai dengan yang diwawancarai. (c)
Studi kasus, yaitu untuk mempelajari individu dalam periode tertentu
secara
terus
menerus
untuk
melihat
perkembangannya. (d)
Rating scale (skala penilaian), merupakan salah satu alat penilaian yang menggunakan skala yang telah disusun dari ujung yang negatif sampai kepada ujung yang positif, sehingga pada skala tersebut si penilai tinggan hanya membubuhkan tanda cek saja.
(e)
Check list, alat evaluasi ini hampir menyerupai rating scale, hanya pada check list tidak perlu disusun kriteria atau skala dari yang negatif sampai pada yang positif. Cukup dengan kmungkinan-kemungkinan jawaban
yang akan kita minta
dari yang dievaluasi. (f)
Inventory, yaitu daftar pertanyaan yang disertai alternatif jawaban di antara setuju, kurang setuju, atau tidak setuju.
d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Hasil belajar yang dicapai siswa diengaruhi oleh dua faktor utama yakni faktor dari dalam diri siswa dan faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan. Faktor yang datang dari diri siswa terutama kemampuan yang dimilikinya. Faktor kemampuan besar sekali pengaruhnya terhadap hasil belajar yang dicapai. Seperti
27
dikemukakan oleh Clark bahwa hasil belajar siswa di sekolah 70% dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan 30% dipengaruhi oleh lingkungan. 36 Di samping faktor kemampuan yang dimiliki siswa, juga ada faktor lain, seperti motivasi belajar, ketekunan, sosial, ekonomi, faktor fisik dan psikis. Hasil belajar yang dapat diraih masih juga bergantung dari lingkungan. Salah satu lingkungan belajar yang paling dominan mempengaruhi hasil belajar di sekolah, ialah kualitas pengajaran. Maksudnya adalah tinggi rendahnya atau efektif tidaknya proses belajar mengajar dalam mencapai tujuan pengajaran. Menurut Bloom ada tiga variabel utama dalam teori belajar di sekolah, yakni karakteristik individu, kualitas pengajaran dan hasil belajar siswa. Sedangkan Caroll berpendapat bahwa hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh lima faktor, yakni : 37 1) Bakat pelajar 2) Waktu yang tersedia untuk belajar 3) Waktu yang diperlukan siswa untuk menjelaskan pelajaran 4) Kualitas pengajaran 5) Kemampuan individu
5. Materi Pokok Struktur Tubuh Tumbuhan a. SK, KD, dan Indikator Materi Pokok Struktur Tubuh Tumbuhan Materi pokok yang digunakan dalam penelitian ini adalah struktur tubuh tumbuhan. Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk pengajaran biologi kelas VIII SMP, terdapat materi pokok mengenai struktur tubuh tumbuhan dengan Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator sebagai berikut:. Standar Kompetensi : 2. Memahami sistem dalam kehidupan tumbuhan 36 37
Nana Sudjana, op.cit., hlm. 39. Nana Sudjana, op.cit., hlm. 40.
28
Kompetensi Dasar : 2.1. Mengidentifikasi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan. Indikator : 1. Menjelaskan struktur dan fungsi jaringan di akar, batang dan daun 2. Menunjukkan letak epidermis korteks dan stele pada tumbuhan 3. Menjelaskan fungsi jaringan tertentu yang dijumpai pada tubuh tumbuhan Organ tumbuhan, seperti halnya organ pada hewan, tersusun atas jaringan (sekelompok sel yang mempunyai keaktifan khas). Jaringan tersusun atas sel. Di dalam setiap sel hidup terdapat protoplasma yang dibatasi oleh dinding sel dan di dalam sel itulah semua proses metabolisme terjadi. Secara umum, organ tumbuhan terdiri atas akar, batang, daun, dan bunga. Materi pokok struktur tubuh tumbuhan ini sejalan dengan ayat AlQur’an yang terdapat dalam Surat An-Nahl ayat 98-99: 38
☯
☺ ⌧
⌧ ☺ ☺ “Dan Dialah yang menurunkan air hujan dari langit, lalu kami tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan Maka kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang menghijau. kami keluarkan dari 38
Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur'an dan Terjemahnya, (Surabaya: Duta Ilmu Surabaya, 2006), hlm. 189.
29
tanaman yang menghijau itu butir yang banyak; dan dari mayang korma mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-kebun anggur, dan (Kami keluarkan pula) zaitun dan delima yang serupa dan yang tidak serupa. perhatikanlah buahnya di waktu pohonnya berbuah dan (perhatikan pulalah) kematangannya. Sesungguhnya pada yang demikian itu ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman.” (QS. AnNahl: 98-99) b. Struktur akar Struktur akar terdiri dari struktur bagian luar (morfologi) dan struktur bagian dalam (anatomi).
Gbr. 2.2 Jaringan Akar 39
1) Struktur luar Struktur luar akar antara lain terdiri dari rambut akar dan tudung akar (kaliptra). (a) Rambut akar Rambut akar adalah tonjolan-tonjolan yang merupakan perpanjangan dari sel-sel epidermis. Rambut akar umumnya terbentuk di daerah dekat ujung akar dan hanya berumur pendek. (b) Tudung akar (kaliptra)
39
Sri Mulyani, Anatomi Tumbuhan, (Yogyakarta: Kanisius, 2006), hlm. 191.
30
Kaliptra terletak di ujung akar. Kaliptra berfungsi melindungi sel-sel akar dari kerusakan akibat pertumbuhan akar menembus tanah. 2) Struktur dalam Struktur dalam akar berurutan dari luar ke dalam sesuai irisan melintang adalah epidermis, korteks, endodermis, dan silinder pusat. (a) Epidermis Merupakan lapisan terluar yang terdiri atas sel-sel yang letaknya rapat dan mengalami modifikasi membentuk bulubulu akar yang berfungsi menyerap air dan unsure hara dari dalam tanah. Epidermis berfungsi untuk melindungi jaringan yang ada di bawahnya. (b) Korteks Terdiri dari beberapa lapis sel parenkim yang tersusun agak renggang. Korteks berfungsi untuk menyimpan makanan. (c) Endodermis Terdiri dari satu lapis sel yang membatasi antara korteks dan silinder pusat (stele). Endodermis berfungsi mengatur aliran bahan-bahan dari larutan bawah tanah kedalam jaringan. (d) Silinder pusat Merupakan bagian terdalam dari akar. Terdapat berkas pengangkut yang terdiri dari floem (pembuluh tapis) dan xilem (pembuluh kayu). Akar tumbuh ke dalam tanah sehingga memperkuat berdirinya tumbuhan. Akar juga berfungsi untuk mengambil air dan garam mineral dari dalam tanah. Seperti halnya beberapa organ lain pada tumbuhan, akar juga berfungsi untuk menyimpan makanan dan membantu pernapasan. Selain itu juga berfungsi sebagai alat perkembangbiakan vegetatif. c. Struktur batang
31
Batang merupakan bagian yang menyokong tubuh tumbuhan. Bagian luar dari batang menunjukkan ciri-ciri khusus yang dapat digunakan untuk megidentifikasi jenis tumbuhan. Misalnya batang yang keras, lunak, berwarna, hijau, atau berwarna cokelat. Pada batang terdapat daun yang berfungsi menghasilkan makanan melalui fotosintesis dan mengeluarkan air melalui transpirasi. Selain itu, batang juga berperan untuk lewatnya air dan garam mineral dari akar ke daun dan lewatnya fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tumbuhan. 40 Air dan garam mineral yang berasal dari akar masuk ke dalam pembuluh xilem batang untuk diangkut ke daun. Hasil fotosintesis di daun dilanjutkan ke pembuluh floem batang untuk dibawa ke akar dan bagian lain tumbuhan. 1) Struktur luar Batang tumbuhan berkayu memiliki ciri keras dan tebal. Di bagian tertentu terdapat lentisel. Lentisel berhubungan dengan bagian dalam batang dan berfungsi sebagai tempat pertukaran gas. Pada tumbuhan herba, misalnya pacar air, batangnya lunak. Bagian luar batang terdiri dari epidermis yang tipis dan tidak mengandung gabus. Pada epidermis terdapat stomata sehingga terjadi pertukatan gas. 2) Struktur dalam Struktur dalam batang hampir sama dengan struktur dalam akar. Bagian dalam batang terdiri dari epidermis, korteks, endodermis, dan silinder pusat. (a) Epidermis Dinding sel epidermis pada batang agak tebal dan dilapisi oleh kutikula. Lapisan epidermis batang berfungsi melindungi bagian di dalamnya. (b) Korteks
40
Sri Mulyani, Op.cit., 16-17.
32
Di lapisan sebelah dalam epidermis terdapat lapisan korteks yang selnya berbentuk bulat dan berdinding tipis. Korteks berfungsi sebagai tempat menyimpan persediaan makanan. (c) Endodermis Lapisan endodermis terletak di sebelah dalam lapisan korteks. Lapisan endodermis pada batang tidak begitu jelas dan hampir menyatu dengan lapisan korteks.
(d) Silinder pusat Silinder pusat merupakan bagian terdalam dari batang. Di dalam silinder pusat terdapat empulur, pembuluh kayu (xilem), dam pembuluh tapis (floem). Xilem dan floem membentuk suatu berkas yang disebut berkas pembuluh angkut.
Gbr. 2.2 Jaringan Batang 41
d. Struktur daun Daun ditopang oleh tangkai daun. Tangkai daun berhubungan dengan tulang daun. Tulang daun bercabang-cabang membentuk jaring-jaring pembuluh angkut. Daun merupakan bagian yang
41
Estiti B. Hidayat, op.cit., hlm. 157
33
terpenting bagi tumbuhan. Fungsi daun antara lain sebagai tempat fotosintesis dan tempat terjadinya pertukaran gas. 1) Struktur luar Daun pada umumnya berbentuk pipih melebar dan berwarna hijau. Warna hijau disebabkan oleh klorofil yang terdapat pada kloroplas. Pada helai daun terdapat tulang atau urat daun. Bentuk tulang daun ada yang menyirip, misalnya pada daun mangga. Ada yang menjari misalnya pada daun pepaya. Ada yang bertulang daun melengkung sejajar, misalnya pada daun jagung. Daun bertipe menyirip dan menjari umumnya terdapat pada tumbuhan dikotil. Sebaliknya, tulang daun melengkung sejajar biasa ditemukan pada tumbuhan monokotil. 2) Struktur dalam (a) Epidermis terdapat epidermis atas dan bawah. Pada epidermis atas terdapat lapisan kutikula yang berfungsi mencegah penguapan yang terlalu besar. Pada epidermis bawah terdapat stomata. Stomata terdiri dan sepasang sel penjaga yang mengelilingi suatu lubang pori. Stomata dapat membuka atau menutup yang disebabkan oleh perubahan kandungan air dan bentuk sel penjaga. Stomata berfungsi sebagai tempat pertukaran gas.42 Pada tumbuhan dikotil, stomata hanya terdapat di epidermis bawah. Pada tumbuhan monokotil, stomata terdapat di epidermis atas dan bawah. (b) Palisade (jaringan tiang) sel-selnya berbentuk panjang tersusun rapat dan banyak mengandung klorofil. Palisade berperan sebagai tempat terjadinya fotosintesis. (c) Spons (jaringan bunga karang) 42
Sumarwan, et. al., Sains Biologi, (Jakarta: Erlangga, 2004), hlm. 13-14.
34
sel-selnya tersusun longgar sehingga banyak rongga udara untuk tempat pertukaran gas.
Gbr. 2.3 Jaringan Daun 43
Akar, batang, dan daun mempunyai struktur dan fungsi yang berbeda. Struktur luar dapat diamati langsung di lingkungan tanpa melalui bantuan mikroskop. Sedangkan struktur dalam tidak dapat diamati di lingkungan secara langsung sehingga diperlukan bantuan mikroskop untuk mengamatinya.
B. KAJIAN PENELITIAN YANG RELEVAN Kedudukan penelitian yang akan peneliti lakukan merupakan pengembangan dari hasil riset sebelumnya untuk menghindari adanya temuantemuan yang sama, penulis memberikan beberapa contoh penelitian yang berkaitan dengan media pembelajaran : 1. Skripsi yang disusun Ernawati (NIM. 3104320) pada tahun 2009 mahasiswa IAIN Walisongo Semarang Fakultas Tarbiyah dengan judul “CD Interaktif sebagai Media Pembelajaran Biologi untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Materi Pokok Sistem Peredaran Darah Kelas VIII SMP Hj. Isriati Semarang” dari penelitian ini dapat menunjukkan bahwa CD Interaktif sebagai media pembelajaran biologi dapat meningkatkan hasil belajar 43
“Daun”, http://www.bima.ipb.ac.id/~tpbipb/materi/prak.biologi, hlm. 1.
35
siswa materi pokok sistem peredaran darah kelas VIII SMP Hj. Isriati Semarang. 2. Skripsi yang disusun Musriatun (3104117) pada tahun 2009 mahasiswa IAIN Walisongo Semarang Fakultas Tarbiyah dengan judul “Pengaruh Persepsi Siswa pada Penggunaan Media Charta dalam Pembelajaran Biologi Materi Pokok Fotosintesis Terhadap Hasil Belajar Kelas VIII di MTs. NU Nurul Huda Mangkang Kulon Semarang” dari penelitian ini terdapat pengaruh positif antara persepsi siswa pada penggunaan media charta (X) terhadap hasil belajar (Y) di MTs. NU Nurul Huda Mangkang Kulon Semarang. 3. Skripsi yang disusun Retno Kusumastuti (NIM. 4401403043) pada tahun 2008 mahasiswa UNNES Fakultas MIPA dengan judul “Pemanfaatan Preparat Stomata sebagai Media Pembelajaran Konsep Struktur dan Fungsi Organ Tumbuhan pada SMP Kelas VIII” dari penelitian ini terdapat pengaruh positif dari siswa pada materi pokok struktur dan fungsi organ tumbuhan setelah preparat stomata digunakan sebagai media pembelajaran. 4. Skripisi yang disusun oleh Sukarno (NIM. 3104017) pada tahun 2009 mahasiswa IAIN Walisongo Semarang Fakultas Tarbiyah dengan judul “Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Terhadap Prestasi Belajar PAI Siswa Kelas XI IPA SMAN 3 Semarang” dari penelitian ini ada pengaruh positif dan signifikan dalam penggunaan media pembelajaran terhadap prestasi belajar siswa. Dari beberapa kajian pustaka tersebut diketahui bahwa penelitian ini mempunyai beberapa persamaan dan perbedaan. Persamaan yang ada dalam penelitian ini yaitu sama-sama menggunakan media pembelajaran sebagai alat yang digunakan untuk proses belajar mengajar mata pelajaran biologi dan mempunyai persamaan menggunakan metodologi penelitian survey kuantitatif namun berbeda. Perbedaan itu terletak pada materi pokok dan media yang digunakan.
36
C. PENGAJUAN HIPOTESIS Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Dari arti katanya hipotesis memang berasal dari 2 penggalan kata, “hypo” yang artinya “di bawah” dan “thesa” yang artinya “kebenaran”. Jadi hipotesis yang kemudian cara menulisnya disesuaikan dengan Ejaan Bahasa Indonesia menjadi hipotesa, dan berkembang menjadi hipotesis. 44 Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah : Ha
= Ada pengaruh positif antara penggunaan preparat jaringan tumbuhan terhadap hasil belajar siswa.
Ho
= Tidak ada pengaruh positif antara penggunaan preparat jaringan tumbuhan terhadap hasil belajar siswa.
44
64.
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002), Cet. 12, hlm.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. TUJUAN PENELITIAN Sesuai dengan permasalahan, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui penggunaan media preparat jaringan tumbuhan pada materi pokok struktur tubuh tumbuhan di MTs. NU Banat Kudus. 2. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh penggunaan preparat jaringan tumbuhan terhadap hasil belajar siswa kelas VIII MTs. NU Banat Kudus.
B. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN Penelitian skripsi ini dilakukan pada bulan Juli – Agustus 2009 di MTs. NU Banat Kudus yang terletak di Jl. KHR. Asnawi 30 Kudus.
C. VARIABEL PENELITIAN Dalam penelitian kuantitatif, biasanya peneliti melakukan pengukuran terhadap keberadaan suatu variabel dengan menggunakan instrumen penelitian. Variabel merupakan gejala yang menjadi fokus peneliti untuk diamati. 1 1. Variabel Bebas Variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel terikat. 2 Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu penggunaan preparat jaringan tumbuhan dengan indikator sebagai berikut : 1) Ketersediaan preparat jaringan tumbuhan. 2) Ketersediaan mikroskop. 3) Kemampuan siswa dalam mengamati preparat mikroskopis. 2. Variabel Terikat (Y) Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. 3 Variabel terikat dalam
1
Sugiyono, Statistik untuk Penelitian, (Bandung: CV. Alfabeta, 2005), cet.8, hlm. 2. Ibid., hlm. 3. 3 Ibid., hlm. 3. 2
37
38
penelitian ini adalah hasil belajar, dimana indikator dari variabel tersebut adalah nilai ulangan harian siswa pada materi pokok struktur tubuh tumbuhan.
D. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kuantitatif dengan menggunakan pendekatan survai dan teknik analisis regresi linear sederhana satu prediktor. Dalam survai, informasi dikumpulkan dari responden dengan menggunakan kuesioner. Penelitian survai adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok. 4 Sedangkan dalam metode kuantitatif disini akan mengambil data kemudian diproses dan dimanipulasi menjadi informasi yang berharga bagi pengambilan keputusan. 5 Pemrosesan dan manipulasi data mentah menjadi informasi yang bermanfaat inilah yang merupakan jantung dari analisis kuantitatif.
E. POPULASI, SAMPEL DAN TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL 1. Populasi Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. 6 Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas; obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. 7 Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII MTs. NU Banat Kudus yang berjumlah 343 siswa. 2. Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. 8 Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi 4
Masri Singarimbun, Sofian Effendi, Metode Penelitian Survai, (Jakarta: Pustaka LP3ES, 2006), cet. 3., hlm. 1. 5 Mudrajad Kuncoro, Metode Kuantitatif, (Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2007), cet.3, hlm.1. 6 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002), Cet. 12, hlm. 108. 7 Sugiyono, Op.cit., hlm. 55. 8 Suharsimi Arikunto, op.cit., hlm.109.
38
39
tersebut. 9 Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan teknik random sampling yaitu mengambil sampel secara random atau tanpa pandang bulu. 10 Cara demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen. Sampel diambil berdasarkan pendapat Suharsimi Arikunto, yaitu apabila subjek kurang dari 100, lebih baik diambil semua. Selanjutnya apabila jumlah populasi besar atau lebih dari 100 maka dapat diambil 10% - 15% atau 20% - 25% atau lebih. 11 Dalam penelitian ini penulis mengambil sampel 10% dari 343 siswa atau 34 siswa di MTs. NU Banat Kudus.
F. TEKNIK PENGUMPULAN DATA Dalam penelitian ini metode yang digunakan untuk mengumpulkan data yaitu dengan : 1. Metode Dokumentasi Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda, dan sebagainya. 12 Metode ini digunakan untuk mendapatkan data mengenai nilai ulangan harian siswa, nama-nama dan jumlah siswa MTs. NU Banat Kudus. 2. Metode Kuesioner atau Angket Kuesioner atau angket ini digunakan sebagai suatu daftar pertanyaan untuk memperoleh data berupa jawaban responden. Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan metode kuesioner atau angket adalah daftar pertanyaan yang berisikan pertanyaan mengenai media pembelajaran preparat jaringan tumbuhan, sehingga metode ini dapat digunakan sebagai instrumen penelitian untuk memperoleh data yang diperlukan.
9
Sugiyono, op.cit., hlm.56. Sutrisno Hadi, metodologi Research, (Yogyakarta: Andi Offset, 2001), cet.32. hlm.75. 11 Suharsimi Arikunto, op.cit., hlm. 111-112. 12 Suharsimi Arikunto, op.cit., hlm. 206. 10
39
40
G. TEKNIK ANALISIS DATA 1. Analisis Pendahuluan Pada tahap ini data yang diperoleh dari hasil angket yang disebarkan selama penelitian dimasukkan ke dalam tabel persiapan yang diberi skor atau bobot nilai pada setiap alternatif jawaban responden. Dengan kata lain mengubah data semula kualitatif menjadi kuantitatif dengan skor data sebagai berikut : 1) Untuk jawaban A diberikan skor 4 2) Untuk jawaban B diberikan skor 3 3) Untuk jawaban C diberikan skor 2 4) Untuk jawaban D diberikan skor 1 2. Analisis Hipotesis a. Analisis product moment Analisis ini digunakan untuk menguji hipotesis yang diajukan dengan mengadakan perhitungan lebih lanjut dengan menggunakan analisis product moment, 13 dengan rumus : rxy =
N ∑ XY − (∑ X )(∑ Y )
{N ∑ X 2 − (∑ X 2 )}{N ∑ Y 2 − (∑ Y 2 )}
Dimana :
rxy
= koofisien kolerasi antara variabel X dan variabel Y
N
= jumlah siswa/responden
∑X
= jumlah skor variabel X
∑Y
= jumlah skor variabel Y
∑XY = jumlah hasil kali perkalian antara X dan Y Kemudian hasil rxy yang didapat dari perhitungan dibandingkan dengan rtabel. Harga rtabel dihitung dengan taraf signifikansi 5 % dan N sesuai dengan jumlah siswa. Jika rxy > rtabel, maka Ha diterima. b. Uji linieritas regresi sederhana Selanjutnya, analisis dapat dilanjutkan dengan menghitung persamaan regresinya. Persamaan regresi dapat digunakan untuk memutuskan apakah naik dan menurunnya variabel dependen dapat dilakukan melalui menaikkan dan menurunkan keadaan variabel 13
40
Sugiyono, Statistik untuk Penelitian, (Bandung: CV. Alfabeta, 2002), cet.4. hlm.216.
41
independen, atau untuk meningkatkan keadaan variabel dependen dapat dilakukan dengan meningkatkan variabel independen atau sebaliknya. 14 Jadi dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui pengaruh penggunaan media preparat jaringan tumbuhan terhadap hasil belajar siswa dengan menggunakan rumus sebagai berikut 15 : Y = a + bX Dimana : Y
= Subyek dalam variabel dependen yang diprediksikan.
a
= Koefisien regresi (konstanta).
b
= Angka arah atau koefisien regresi untuk veriabel dependen.
X
= Subyek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu. Untuk membuktikan kebenaran hipotesis digunakan uji F yaitu
untuk mengetahui seberapa besar variabel preparat jaringan tumbuhan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa dengan teraf signifikansi 5%. Dengan rumus sebagai berikut 16 : Fhitung =
SSreg / dbreg SSres / dbres
Untuk memudahkan perhitungan bilangan F maka dibuat tabel ringkasan analisis garis regresi. Tabel. 3.1 Daftar analisis variasi (Anava) regresi linear sederhana satu prediktor Sumber Variasi Db SS S² F Regresi
1
∑ xy ∑x (∑ xy ) ∑ y ²- x ∑ ∑y² 2
2
Residu
n-2
2
2
Total
n-1
SS reg dbreg
S 2 reg S 2 res
SS res dbres
_
_
_
Harga F diperoleh Fhitung kemudian dikonsultasikan dengan harga Ftabel pada taraf signifikansi 1% dan 5%. hipotesis diterima jika Fhitung ≥ Ftabel . 14
Sugiyono, Statistik untuk Penelitian, (Bandung: CV. Alfabeta, 2005), cet. 8,. hlm.243. Ibid, hlm. 244. 16 Sudjana, Metode Statistika, (Bandung: Tarsito), hlm. 355. 15
41
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Data Hasil Penelitian Setelah melakukan penelitian, peneliti mendapatkan data tentang penggunaan media preparat jaringan tumbuhan dalam pembelajaran biologi dan hasil belajar siswa kelas VIII di MTs NU Banat Kudus sebagai berikut : 1) Data penggunaan madia preparat jaringan tumbuhan Sebelum peneliti mendapatkan data, terlebih dahulu peneliti mengetahui proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru kepada siswa dalam materi pokok struktur tubuh tumbuhan. Penggunaan media preparat jaringan tumbuhan yang diterapkan dalam materi pokok struktur tubuh tumbuhan ada beberapa langkah sebagai berikut : a. Menetapkan tujuan pembelajaran dengan menggunakan media preparat jaringan tumbuhan. Pada langkah ini, guru merumuskan tujuan yang akan dicapai sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. b. Langkah kegiatan belajar dalam proses pembelajaran tersebut yaitu dengan memberikan keterangan mengenai materi struktur tubuh tumbuhan kemudian langkah selanjutnya yaitu memberikan keterangan
mengenai
jaringan
dalam
tumbuhan
dengan
menggunakan media preparat jaringan tumbuhan. c. Mengadakan evaluasi kepada siswa sebagai langkah akhir dalam pembelajaran biologi materi pokok struktur tubuh tumbuhan dengan menggunakan media preparat jaringan tumbuhan. Untuk memperoleh data tentang media pembelajaran preparat jaringan tumbuhan, peneliti menggunakan angket yang dijawab oleh responden yaitu siswa kelas VIII MTs. NU Banat Kudus yang berjumlah 34 orang. Angket tersebut terdiri dari 20 item pertanyaan mengenai media preparat mikroskopis jaringan tumbuhan, masing-
42
43
masing item pertanyaan terdiri 4 alternatif jawaban yaitu a, b, c, d dengan bobot nilai 4, 3, 2, 1. untuk menentukan nilai kuantitatif dilakukan dengan cara mengalikan bobot nilai dengan jumlah alternatif jawaban yang terpilih. Hasil rekapitulasi angket/variabel x dapat dilihat pada tabel sebagai berikut : Tabel. 4.1 Skor hasil angket tentang penggunaan preparat jaringan tumbuhan.
No. Resp.
A
Jawaban B C
4
Skor 3 2
1
Juml. Nilai X
D
1
14
4
1
1
56
12
2
1
71
2
11
0
7
2
44
0
14
2
60
3
10
2
6
2
40
6
12
2
60
4
11
4
4
1
44
12
8
1
65
5
7
6
5
2
18
18
10
2
58
6
5
8
6
1
20
24
12
1
57
7
4
9
7
0
16
27
14
0
57
8
12
5
2
1
48
15
4
1
68
9
12
3
4
1
48
9
8
1
66
10
2
8
9
1
8
27
18
1
54
11
7
3
10
0
28
9
20
0
57
12
8
7
5
0
32
21
10
0
63
13
12
4
2
1
48
12
4
1
65
14
3
6
11
0
12
18
22
0
52
15
11
0
7
2
44
0
14
2
60
16
9
5
6
0
36
15
12
0
63
17
8
9
3
0
32
27
6
0
65
18
1
6
13
0
4
18
26
0
49
19
5
9
5
1
20
27
10
1
58
20
7
5
8
0
28
15
16
0
59
21
12
6
1
1
48
18
2
1
69
22
10
5
4
1
40
15
8
1
64
23
16
0
2
2
64
0
4
2
70
24
7
7
6
0
28
21
12
0
61
25
12
5
2
1
48
15
4
1
68
26
7
7
4
2
28
21
8
2
59
27
7
11
2
0
28
33
4
0
65
28
10
6
4
0
40
18
8
0
66
29
13
0
7
0
52
0
14
0
66
30
0
9
11
0
0
27
22
0
48
44
31
8
5
7
0
32
15
14
0
61
32
8
4
8
0
32
12
16
0
60
33
5
5
8
2
20
15
16
2
53
34
10
6
4
0
40
18
8
0
Jumlah
66
2083
Dari data di atas yaitu variabel bebas (penggunaan preparat jaringan tumbuhan), dapat dideskripsikan sebagai berikut :
Tabel. 4.2 Data variabel x No.
Skor
No.
Skor
Resp.
Resp. 1
71
19
58
2
60
20
59
3
60
21
69
4
65
22
64
5
58
23
70
6
57
24
61
7
57
25
68
8
68
26
59
9
66
27
65
10
54
28
66
11
57
29
66
2
63
30
48
13
65
31
61
14
52
32
60
15
60
33
53
16
63
34
66
17
65
∑x=
2083
18
49
45
Kemudian untuk mengetahui kualitas hasil penelitian variabel x, maka perlu dicantumkan interval skor. Adapun caranya adalah sebagaimana tabel di bawah ini : Tabel. 4.3 Kualitas variabel x Option
Skor
Interval
Kualitas
A
4
61-80
Baik
B
3
41-60
Cukup
C
2
21-40
Kurang
D
1
1-20
Jelek
Untuk mengetahui kualitas variabel x, maka dapat dilihat dengan cara sebagai berikut : Mx = =
∑x N 2083 34
= 61,26 2) Data hasil belajar siswa materi pokok struktur tubuh tumbuhan Data hasil belajar siswa pada materi pokok struktur tubuh tumbuhan pada penelitian ini diambil 2 nilai. Nilai pertama diambil pada ulangan harian materi pokok struktur tubuh tumbuhan sebelum menggunakan media preparat jaringan tumbuhan, sedangkan nilai yang kedua diambil pada ulangan harian setelah menggunakan media preparat jaringan tumbuhan. Untuk mengetahui data dari hasil belajar nilai ulangan harian siswa pada materi pokok struktur tubuh tumbuhan dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel. 4.4 Data variabel y (Nilai hasil belajar) No. Resp. 1
Nilai Sebelum
Nilai Sesudah
Rata-rata
83
95
89
2
73
81
77
3
72
81
76,5
46
4
70
75
72,5
5
65
78
71,5
6
69
81
75
7
65
76
70,5
8
75
87
81
9
75
85
80
10
73
79
76
11
69
72
70,5
12
75
83
79
13
75
83
79
14
70
76
73
15
73
81
77
16
75
79
77
17
74
85
79,5
18
65
80
72,5
19
78
80
79
20
76
78
77
21
82
80
81
22
75
80
77,5
23
70
85
77,5
24
72
78
75
25
85
85
85
26
80
81
80,5
27
83
85
84
28
79
80
79,5
29
80
80
80
30
89
85
87
31
70
81
75,5
32
75
81
78
33
74
79
76,5
34
87
85
86
47
Rata-
75,02
81,17
-
rata
Dari analisis data di atas dapat dilihat bahwa nilai rata-rata ulangan harian siswa sebelum menggunakan preparat jaringan tumbuhan sebesar 75,02 sedangkan setelah menggunakan preparat jaringan tumbuhan meningkat menjadi 81,17.
2. Analisis Uji Hipotesa
1) Analisis product moment Dalam analisa uji hipotesa ini mengadakan perhitungan terlebih dahulu melalui tabel distribusi frekuensi. Setelah diketahui nilai dari masing-masing
variabel
maka
langkah
selanjutnya
adalah
memasukkan ke dalam tabel koefisien antara variabel x dan y.
Tabel. 4.5 Peta Korelasi Product Moment Antara Variabel x (Penggunaan Preparat Jaringan Tumbuhan) dan Variabel y (Hasil Belajar Siswa) No x y x² y² xy
1
71
95
5041
9025
6745
2
60
81
3600
6561
4860
3
60
81
3600
6561
4860
4
65
75
4225
5625
4875
5
58
78
3364
6084
4524
6
57
81
3249
6561
4617
7
57
76
3249
5776
4332
8
68
87
4624
7569
5916
9
66
85
4356
7225
5610
10
54
79
2916
6241
4266
11
57
72
3249
5184
4104
12
63
83
3969
6889
5229
13
65
83
4225
6889
5395
14
52
76
2704
5776
3952
48
15
60
81
3600
6561
4860
16
63
79
3969
6241
4977
17
65
85
4225
7225
5525
18
49
80
2401
6400
3920
19
58
80
3364
6400
4640
20
59
78
3481
6084
4602
21
69
80
4761
6400
5520
22
64
80
4096
6400
5120
23
70
85
4900
7225
5950
24
61
78
3721
6084
4758
25
68
85
4624
7225
5780
26
59
81
3481
6561
4779
27
65
85
4225
7225
5525
28
66
80
4356
6400
5280
29
66
80
4356
6400
5280
30
48
85
2304
7225
4080
31
61
81
3721
6561
4941
32
60
81
3600
6561
4860
33
53
79
2809
6241
4187
34
66
85
4356
7225
5610
Σ
2083
2760
128721
224610
169479
Jadi diketahui : N
= 34
∑x ∑y ∑x ∑y ∑ xy
= 2083 = 2760
2
= 128721
2
= 224610 = 169479
49
Kemudian dari jumlah tersebut dimasukkan rumus korelasi product moment sebagai berikut : N ∑ XY − (∑ X )(∑ Y )
rxy =
{N ∑ X 2 − (∑ X 2 )}{N ∑ Y 2 − (∑ Y 2 )}
=
5762286 − 5749080 (4376514 − 4338889)(7636740 − 7617600
=
13206 37625.19140
= 0,492 2) Uji Linieritas Regresi Sederhana Selanjutnya, analisis dapat dilanjutkan dengan menghitung persamaan regresinya. Persamaan regresi dapat digunakan untuk melakukan prediksi seberapa besar nilai variabel dependen bila nilai variabel independen dimanipulasi (dirubah). Secara umum regresi linear sederhana 1 prediktor dapat dirumuskan sebagai berikut 1 : Y = a + b. X
Dimana : Y = Nilai variabel dependen yang diperoleh dari prediksi a = Konstanta atau bila harga X=0 b = Koefisien regresi X = Nilai variabel independen yang diprediksikan
a =
(∑ y )(∑ x 2 ) − (∑ x)(∑ xy ) N .∑ x 2 − (∑ x) 2
=
355269960 − 353024757 4376514 − 4338889
=
2245203 37625
= 59,673
1
Sugiyono, Statistik untuk Penelitian, (Bandung: CV. Alfabeta, 2007), cet.12, hlm. 261.
50
b=
N .∑ xy − (∑ x)(∑ y ) N .∑ x 2 − (∑ x) 2
=
5762286 − 5749080 4376514 − 4338889
=
13206 37625
= 0,350 Maka, Y = a + b. X = 59,673 + 0,350 X Setelah diketahui persamaan garis rergresinya, langkah selanjutnya adalah mencari varian regresi untuk menguji regresi. Uji varian regresi menggunakan analisis bilangan F (uji F) yaitu untuk mengetahui seberapa besar variabel preparat jaringan tumbuhan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa dengan teraf signifikansi 5%. Dengan rumus sebagai berikut 2 :
(∑ xy ) ∑x
2
a. SSreg = =
2
150932,25 1106,61
= 136,6 b. SSres =
∑y
(∑ xy ) ∑x
2
2
-
2
= 563 – 136,3 = 426,7 c. S²reg
=
=
SS reg
1 136,3 1
= 136,3
2
Sudjana, Metode Statistika, (Bandung: Tarsito), hlm. 355.
51
d. S²res
=
SS res N −2
=
426,7 32
= 13,33
e. F
= =
2 S reg 2 S res
136,3 13,33
= 10,22 Apabila Fhitung ≥ Ftabel maka signifikan, sehingga Ha diterima dan Ho ditolak. Tabel. 4.6 Tabel ringkasan daftar analisis variasi (Anava) regresi linear satu prediktor. Sumber Variasi Db SS S²
F
Regresi
1
136,3
136,3
10,22
Residu
32
426,6
13,33
_
Total
33
562,9
_
_
B. Pembahasan 1. Penggunaan Preparat Jaringan Tumbuhan Tabel. 4.7 Kualitas variabel x Option
Skor
Interval
Kualitas
A
4
61-80
Baik
B
3
41-60
Cukup
C
2
21-40
Kurang
D
1
1-20
Jelek
Berdasarkan hasil deskripsi dalam penggunaan preparat jaringan tumbuhan yang telah dipaparkan di atas menunjukkan bahwa penggunaan
52
preparat jaringan tumbuhan dikategorikan tinggi. Ditinjau dari interval 120 termasuk dalam kualitas jelek, 21-40 termasuk dalam kualitas kurang, 41-60 termasuk dalam kualitas cukup, dan 61-80 termasuk dalam kualitas baik. Dilihat dari skor hasil penelitian yang diperoleh pada variabel x, nilai rata-rata yang didapatkan yaitu 61,26 karena nilai tersebut terdapat pada tingkat teratas dan termasuk dalam kualitas baik, maka penggunaan preparat jaringan tumbuhan yang dilakukan dalam penelitian ini dapat dikatakan dalam kategori tinggi.
2. Hasil Belajar Siswa
Berdasarkan deskripsi mengenai hasil belajar yang telah dikemukakan diatas menunjukkan bahwa, nilai ulangan harian siswa yang menggunakan media preparat jaringan tumbuhan lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak memakai media preparat jaringan tumbuahan. Hal ini dapat dilihat pada nilai rata-rata kelas meningkat sebesar 6,15 yang semula 75,02 meningkat menjadi 81,17. Dari hasil tersebut diatas menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada materi pokok struktur tubuh tumbuhan sangat dipengaruhi oleh variabel x yaitu penggunaan preparat jaringan tumbuhan. Hal ini terlihat dari hasil skor angket mengenai penggunaan preparat jaringan tumbuhan yang menunjukkan hasil yang tinggi pula.
3. Pengaruh Penggunaan Preparat Jaringan Tumbuhan Terhadap Hasil Belajar Siswa
Dari data yang telah dipaparkan pada analisis uji hipotesa, terlihat bahwa preparat jaringan tumbuhan merupakan faktor yang penting untuk menumbuhkan minat belajar siswa sehingga nilai hasil belajar yang diperoleh dapat lebih baik, terlihat dengan tingginya skor angket yang didapatkan oleh responden. Hasil analisis data penelitian tentang hubungan penggunaan preparat jaringan tumbuhan dengan hasil belajar siswa dapat ditunjukkan dari harga rhitung dan rtabel dengan taraf signifikansi 5% dan N
53
sebesar 34. Berdasarkan hasil analisis dari data menunjukkan rhitung > rtabel dengan angka 0,492 > 0,339. Kemudian untuk membuktikan kebenaran hipotesis tentang seberapa besar pengaruh penggunaan preparat jaringan tumbuhan terhadap hasil belajar siswa dapat dilihat pada harga Fhitung dengan Ftabel dengan taraf signifikansi 5% dan N sebesar 34. Berdasarkan analisis data menunjukkan Fhitung > Ftabel dengan angka 10,22 > 2,49. Karena Fhitung > Ftabel maka Ha diterima dan Ho ditolak. Hal ini berarti bahwa variabel penggunaan preparat jaringan tumbuhan (x) berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar siswa kelas VIII di MTs. NU Banat Kudus (y). Adanya pengaruh tersebut menunjukkan bahwa dengan tingginya skor angket tentang penggunaan media pembelajaran preparat jaringan tumbuhan maka hasil belajar yang didapatkan siswa akan tinggi pula. Dari data tersebut menunjukkan bahwa penggunaan media preparat jaringan tumbuhan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi meningkatnya nilai hasil belajar siswa. Dengan demikian menunjukkan bahwa preparat jaringan tumbuhan berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar siswa.
C. Keterbatasan Penelitian
Peneliti menyadari bahwa dalam penelitian ini pasti terjadi banyak kendala dan hambatan. Hal tersebut bukan karena faktor kesengajaan akan tetapi terjadi karena adanya keterbatasan dalam melakukan penelitian. Penelitian ini hanya dilakukan di MTs. NU Banat Kudus dan yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII MTs. NU Banat Kudus dan sampel yang diambil sebesar 34 siswa dari 336 siswa. Oleh karena itu, hasil penelitian ini hanya berlaku untuk siswa kelas VIII MTs. NU Banat Kudus saja, dan tidak berlaku bagi siswa kelas VIII dari MTs/SMP yang lainnya.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasannya, maka dapat diambil suatu kesimpulan sebagai berikut : 1. Penggunaan media pembelajaran preparat jaringan tumbuhan di MTs. NU Banat Kudus termasuk dalam kualitas baik dengan skor rata-rata sebesar 61,26. 2. Ada pengaruh signifikan antara penggunaan preparat jaringan tumbuhan terhadap hasil belajar siswa, hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian yang dibuktikan dengan pengolahan data dengan rumus korelasi product moment dengan taraf signifikansi 5% dan N sebesar 34 diperoleh harga rxy sebesar 0,492 sedangkan rtabel sebesar 0,339. Karena harga rxy > rtabel maka Ha diterima dan Ho ditolak. Kemudian pada uji F dapat dilihat dengan taraf signifikansi 5% dan N sebesar 34. Berdasarkan analisis data menunjukkan Fhitung > Ftabel dengan angka 10,22 > 2,49 sehingga Ha diterima dan Ho ditolak.
B. Saran 1. Bagi
Lembaga
Pendidikan
NU
Banat
Kudus
hendaknya
dapat
meningkatkan peran serta dalam membenahi kualitas pembelajaran dengan memberikan fasilitas media pembelajaran yang memadai. 2. Bagi para guru khususnya guru biologi diharapkan dapat menciptakan media pembelajaran yang baik dan menarik yang sesuai dengan materi agar siswa benar-benar dapat menerima pelajaran dengan baik. 3. Bagi siswa agar lebih meningkatkan belajar agar dapat tercapai cita-cita yang diinginkan.
54
55
C. Penutup Puji syukur selalu kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat, hidayah dan inayah-Nya kepada penulis melalui bimbingan para dosen, dan bantuan dari beberapa pihak sehingga skripsi yang sederhana ini dapat terselesaikan dengan baik meskipun masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik konstruktif sangat penulis harapkan demi perbaikan di masa mendatang. Akhirnya penulis berdo’a semoga skripsi ini bermanfaat dan Allah SWT selalu memberikan ilmu yang bermanfaat kepada penulis dan para pembaca yang budiman.
56
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Abu Muhammad Ibnu. “Prestasi Belajar”. http://www.spesialistorch.com/content/view/120/29 Abdurrahman, Mulyono. 1999. Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta. Arsyad, Azhar. 2003. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Asnawir, M.Basyiruddin Usman. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: Ciputat Pers. Aziz, Shaleh Abdul dan Abdul Aziz Abdul Majid. 1979. at-Tarbiyah wa Thuruqut at-Tadris. Mesir: Darul Ma’arif. Djamarah, Syaiful Bahri dan Asman Zein. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Ekomadyo, Ike Junita. 2005. Prinsip Komunikasi Efektif untuk Meningkatkan Minat Belajar Anak. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Hadi, Sutrisno. 2001. metodologi Research. Yogyakarta: Andi Offset. Hamalik, Oemar. 2002. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: Bumi Aksara. Hidayat, Estiti B. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung: Penerbit ITB. Kosasih, Buddy D. 1992. Teknik Mikroskopis Tumbuhan. Jakarta: PT Dharma Karsa Utama. Kuncoro, Mudrajad. 2007. Metode Kuantitatif. Yogyakarta : Andi Offset. “MikroskopdanPenggunaannya”,http://www.bima.ipb.ac.id/~tpbipb/materi/prak.b iologi/mikroskopdanpenggunaannya.pdt Morgan, Clifford T. 1971. Inroduction to Psychology. New York: McGrow-Hill Book Company. Moeliono, Anton M. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
57
Mulyani, Sri. 2006. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta: Kanisius. Sadiman, Arief S., dkk. 2007. Media Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persasda. Singarimbun, Masri. 2006. Sofian Effendi. Metode Penelitian Survai. Jakarta: Pustaka LP3ES Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Sriyono, dkk. 2004. Sains Biologi. Jakarta: PT. Sunda Kelapa Pustaka. Sudjana. Metode Statistika. Bandung: Tarsito. Sudjana, Nana. 1999. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Sudrajat, Akhmad. “Media http://www.akhmadsudrajat.wordpress.com
Pembelajaran”,
Sugiyono. 2002. Statistik untuk Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta. Sugiyono. 2005. Statistik untuk Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Sukmadinata, Nana Syaodih. 2004. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Sumarwan. dkk. 2004. Sains Biologi SMP. Jakarta: Erlangga. Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning, Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Wehmeier, Sally. 2000. Oxford Advanced Learner’s Dictionary, Sixth Edition. New York: Cxford University Press. Yamin, Martinis. 2007. Desain Pembelajaran Berbasis Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: GP Press.
Lampiran 1
VISI – MISI – TUJUAN MADRASAH A. VISI MADRASAH Terwujudnya madrasah putrid sebagai pusat keunggulan yang mampu menyiapkan dan mengembangkan SDM yang berkualitas di bidang IMTAQ dan IPTEK yang islami yang sunni.
B. MISI MADRASAH Menyelenggarakan pendidikan yang berorientasi kualitas, baik akademik, moral maupun social sehingga mampu menyiapkan dan mengembangkan SDM berkualitas di bidang IMTAQ dan IPTEK dalam rangka mewujudkan Baldatun Thoyyibatun Warobbun Ghofur.
C. TUJUAN MADRASAH Membekali siswa agar : 1. Mampu memahami ilmu agama dan umum. 2. Mampu mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dalam kehidupan sehari-hari sehingga terwujud generasi muslim yang mar’atus sholihah berakhlak mulia. 3. Memiliki ilmu keterampilan sebagai bekal hidup di masyarakat. 4. Mampu berkomunikasi sosial dengan modal bahasa asing praktis (Bahasa Arab dan Inggris). 5. Mampu
memahami
ilmu-ilmu
yang
pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi.
dibutuhkan
untuk
melanjutkan
Lampiran2
DAFTAR KUESIONER/ANGKET PENELITIAN
I. Petunjuk Mengerjakan Angket 1. Tulislah nama dan kelas anda pada identitas responden yang telah tersedia. 2. Jawablah pertanyaan pada daftar pertanyaan dengan memberi tanda silang atau melingkari salah satu huruf yang menjadi pilihan anda. 3. Peneliti berharap saudara memberi jawaban pada semua pertanyaan ini dengan sebenarnya karena jawaban saudara tidak akan mempengaruhi nilai raport dan akan dijamin kerahasiaannya.
II. Identitas Responden 1. Nama : 2. Kelas :
III. Daftar Pertanyaan a. Ketersediaan Preparat Jaringan Tumbuhan 1. Dalam pembelajaran biologi, apakah guru anda menggunakan media pembelajaran? a. Selalu
b. Sering
c. Jarang
d. Tidak pernah
2. Apakah dalam materi pokok struktur dan fungsi tubuh tumbuhan guru anda menggunakan media pembelajaran preparat jaringan tumbuhan? a. Selalu
b. Sering
c. Jarang
d. Tidak pernah
3. Jika menggunakan preparat jaringan tumbuhan apakah bahan tersebut sudah tersedia dan anda tinggal menggunakannya? a. Selalu
b. Sering
c. Jarang
d. Tidak pernah
4. Apakah anda pernah disuruh membawa bahan preparat jaringan tumbuhan sendiri dari rumah? a. Selalu
b. Sering
c. Jarang
d. Tidak pernah
5. Apakah alat dan bahan untuk pembuatan preparat jaringan tumbuhan sudah tersedia dengan lengkap di sekolah anda? a. Sangat lengkap b. Cukup lengkap c. Kurang lengkap d. Tidak lengkap
b. Ketersediaan Mikroskop 6. Apakah di sekolah anda memiliki berbagai macam mikroskop? a. Ya b. Memiliki 2 jenis mikroskop c. Memiliki 1 jenis mikroskop d. Tidak memiliki mikroskop 7. Apakah di laboratorium sekolah anda memiliki mikroskop yang memadai? a. Ya (apabila dibutuhkan selalu ada) b. Tersedia mikroskop tetapi harus bergantian dengan kelas lain c. Tersedia tetapi jarang digunakan d. Tidak mempunyai mikroskop 8. Apakah mikroskop tersebut pernah digunakan dalam praktikum biologi? a. Selalu digunakan b. Digunakan hanya pada saat mempunyai jam pelajaran lebih c. Jarang digunakan d. Tidak pernah digunakan 9. Apakah di kelas anda pernah kekurangan mikroskop pada saat di kelas lain juga sedang melaksanakan praktikum menggunakan mikroskop? a. Tidak pernah
b. Jarang
c. Sering
d. selalu
10. Berapakah jumlah mikroskop yang tersedia di sekolah anda? a. >20
c. >5
b. >10
d. <5
11. Satu mikroskop biasanya digunakan oleh berapa siswa? a. 3 siswa
b. 4 siswa
c. 5 siswa
d. >5 siswa
c. Cara Pengamatan Preparat Mikroskopis 12. Sebelum menggunakan preparat mikroskopis, apakah guru anda menerangkan materinya terlebih dahulu? a. Selalu
b. Sering
c. Jarang
d. Tidak pernah
13. Apakah guru anda memberikan pengarahan bagaimana cara mengamati preparat mikroskopis? a. Selalu
b. Sering
c. Jarang
d. Tidak pernah
14. Apakah guru anda memberikan pengarahan tersebut dengan jelas? a. Sangat jelas b. Jelas c. Kurang jelas d. Tidak jelas 15. Apakah anda memahami bagaimana cara pengamatan preparat mikroskopis? a. Paham b. Paham jika ada petunjuk penggunaan/pengarahan dari guru c. Kurang paham d. Tidak paham 16. Apakah anda bisa mengamati preparat mikroskopis setelah guru anda menerangkannya? a. Bisa b. Bisa tetapi guru harus menerangkan lebih dari 1 kali c. Bisa tetapi guru harus selalu mendampingi d. Tidak bisa 17. Apakah anda bisa mengoperasikan preparat mikroskopis sendiri tanpa bantuan orang lain? a. Bisa
b. Bisa tetapi harus mengulang beberapa kali untuk depat melihat objek c. Bisa tetapi dengan bantuan guru atau teman d. Tidak bisa 18. Pada pembuatan preparat jaringan tumbuhan, biasanya dilakukan berulang kali untuk melihat objek/gambar dengan jelas, apakah anda juga begitu? a. Tidak b. Mengulang 2 kali c. Mengulang 3 kali d. Mengulang lebih dari 3 kali 19. Apakah anda bisa melihat dengan jelas objek/gambar yang telah anda buat? a. sangat jelas b. jelas c. Kurang jelas d. Tidak jelas 20. Menurut anda dalam penggunaan preparat mikroskopis apakah anda merasa kesulitan? a. Mudah
b. Biasa saja
c. Cukup sulit
d. Sulit sekali
Lampiran 3
Daftar Nama Responden kelas VIII MTs. NU Banat Kudus
No
Nama Responden
1
Aliya Rahmawati
2
Asyifatul Fitri
3
Desy Nurulliana
4
Devi Zahrotus Salamah
5
Elisa Khoirul Ummah
6
Ernawati Zulfa
7
Fadlillah Nuzula Fathma
8
Fauziyah Fitri
9
Fitri Utami Julianti
10
Hasda Nuril Mala
11
Ifa Nadya Sabrina
12
Indah Wulandari
13
Inna Alvi N.
14
Khoirin Nida
15
Khairun Ni’mah
16
Kunny AB.
17
Lubaba
18
Lutfi Agustina
19
Meidy Umu Imamah
20
Nahila Salsabila
21
Nailin Nafisah
22
Nike Nilasari
23
Ni’matul Wafa
24
Nisa Sofia
25
Noor Nailir Rochim
26
Nurul Fadhillah
27
Ria Ristiana
28
Syarifatun Nisa
29
Tria Yulisar Ulfa
30
Vicky Iffah
31
Vida Kartika Sari
32
Zahra Nanda P.
33
Zana Asfarina
34
Zidny Ilma
Lampiran 4
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SEKOLAH
: MTs. NU BANAT
KELAS / SEMESTER
: VIII / 1 (Satu)
MATA PELAJARAN
: ILMU PENGETAHUAN ALAM
STANDAR KOMPETENSI : 2.
Memahami sistem dalam kehidupan tumbuhan
KOMPETENSI DASAR
Mengidentifikasi struktur dan fungsi jaringan
: 2.1.
tumbuhan. INDIKATOR : 1. Menjelaskan struktur dan fungsi jaringan di akar, batang dan daun 2. Menunjukkan letak epidermis korteks dan stele pada tumbuhan 3. Menjelaskan fungsi jaringan tertentu yang dijumpai pada tubuh tumbuhan
ALOKASI WAKTU : 4 x 40 (2 x pertemuan)
A. Tujuan Pembelajaran Siswa dapat : 1. Menjelaskan struktur dan fungsi akar, batang, dan daun 2. Membedakan letak epidermis, korteks, dan stele pada tumbuhan 3. Menunjukkan fungsi jaringan teretntu yang dijumpai pada tubuh tumbuhan 4. Menunjukkan letak dan fungsi stomata 5. Membedakan peran pembuluh xilem dan floem dalam pengangkutan 6. Melakukan
pengamatan
struktur
mikroskopis jaringan tumbuhan
tubuh
tumbuhan
melalui
preparat
B. Materi Pembelajaran Struktur tubuh tumbuhan
C. Metode Pembelajaran 1. Model : Direc Instruction Kooperatif Learning 2. Metode : Eksperimen
D. Langkah-langkah Kegiatan 1. Pertemuan Pertama a. Kegiatan Pendahuluan 1) Motivasi dan Apersepsi •
Tahukah kalian organ apa saja yang dimiliki tumbuhan berpembuluh ?
2) Prasyarat Pengetahuan •
Dapatkah kamu menduga bagian tumbuhan yang berperan dalam pembuatan makanan?
b. Kegiatan Inti 9 Guru membimbing siswa dalam membentuk kelompok 9 Guru dan siswa mendiskusikan fungsi akar, batang, dan daun 9 Guru dan siswa mendiskusikan perbedaan difusi dan osmosis 9 Guru membimbing siswa dalam mengamati jaringan tumbuhan melalui preparat mikroskopis 9 Siswa mendiskusikan perbedaan letak epidermis, korteks, dan stele (dengan pengamatan cerita) c. Kegiatan Penutup 9 Guru bersama siswa membuat kesimpulan / rangkuman hasil belajar 9 Guru memberi tes untuk mengetahui daya serap materi yang baru dipelajari 9 Guru memberi tugas rumah berupa pertanyaan
2. Pertemuan Kedua a. Kegiatan Pendahuluan 1) Motivasi dan Apersepsi •
Pernahkah kalian mengamati akar ketela pohon atau tumbuhan yang lainnya?
•
Apakah isi akar yang menggembung pada ketela tersebut?
2) Prasyarat Pengetahuan •
Menyayat penampang daun harus setipis mungkin
3) Pra Eksperimen •
Guru memberikan penjelasan kepada siswa agar hati-hati terhadap peralatan praktikum, misalnya : mikroskop.
b. Kegiatan Inti 9 Guru memberikan instruksi kepada siswa untuk melaksanakan eksperimen kelompok 9 Siswa melakukan eksperimen dengan menggunakan preparat akar, batang, dan daun tumbuhan yang telah disiapkan 9 Guru membimbing siswa dalam mengamati jaringan tumbuhan melalui preparat mikroskopis 9 Siswa mendiskusikan perbedaan letak epidermis, korteks, dan stele (dengan pengamatan preparat jaringan tumbuhan) c. Kegiatan Penutup 9 Guru dan siswa membuat kesimpulan 9 Guru memberikan tes tertulis tentang materi struktur tubuh tumbuhan
E. Sumber Belajar
Buku siswa
Referensi
Preparat jaringan tumbuhan
Mikroskop
Pipet, silet, pinset, beker gelas, kaca penutup.
F. Penilaian Hasil Belajar 1. Teknik Penilaian
: a. Tes tulis b. Penugasan
2. Bentuk Penilaian
: a. Tes isian b. Tes uraian
3. Contoh Instrumen 1) Organ yang dimiliki tumbuhan berpembuluh adalah . . . 2) Tuliskan struktur dalam akar secara berurutan dari luar ke dalam!
Kunci : 1. Akar, batang dan daun 2. Epidermis, korteks, Endodermis, stele.
Kudus,
Juli 2009
Guru Mata Pelajaran
Peneliti
Hj. Fauziyah Agustiani, SP
Zhulfa Aliya
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
: Zhulfa Aliya
Jenis Kelamin
: Perempuan
Tempat/Tanggal Lahir
: Kudus, 15 Februari 1987
Alamat
: Jl. Jepara Gg. H. Moeso 09/1 No. 410A Prambatan Lor Kaliwungu Kudus 59361
Jenjang Pendidikan
: 1. SD Nawa Kartika Kudus Lulus Tahun 1999 2. MTs. NU Banat Kudus Lulus Tahun 2002 3. MA. NU Banat Kudus Lulus Tahun 2005 4. Jurusan Tadris Biologi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang Angkatan 2005
Semarang,
Juni 2010
Zhulfa Aliya NIM. 053811336