MENINGKATKAN KEMAMPUAN PASSING BOLA BASKET DENGAN MENERAPKAN
METODE
PEMBELAJARAN
KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT PADA SISWA KELAS X M M 1 SMK
PALEBON TAHUN
SEMARANG 2010
SKRIPSI
DI SUSUN OLEH : NAMA
: SOEPARNO
NIM
: 6301909049
PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2 0 1 0
i
SARI Soeparno : PKLO FIK UNNES 2010. Penelitian ini berjudul “Meningkatkan kemampuan passing bola basket dengan menerapkan metode pembelajaran kooperatif model TGT ( Team Games Tournament ) pada siswa kelas X Multi media SMK Palebon Semarang Tahun 2010. Tujuan lain dari penelitian ini secara umum adalah untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar Pendidikan Jasmani siswa kelas X .Penelitian akan dilaksanakan selama 2 bulan, yaitu dari bulan September hingga bulan Oktober 2010. Penelitian ini dilaksanakan dari mulai penyusunan proposal, penyusunan instrumen penelitian, pengumpulan data siklus1 dan siklus 2, analisis data siklus 1 dan 2 dan pembuatan laporan hasil penelitian. Penelitian dilaksanakan di SMK Palebon Semarang yang beralamat di Jl Palebon Raya 30 Semarang. Pemilihan tempat didasarkan pada tempat peneliti mengajar dan tempat ditemukannya masalah yang akan diteliti.Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X Multimedia 1 SMK Palebon Semarang tahun pelajaran 2010/2011. Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 2 siklus. Setiap siklus terdiri dari 2 kali tatap muka. Setiap siklus terdiri dari 4 tahapan, yaitu tahap perencanaan (Planing), pelaksanaan tindakan (Acting), observasi (Observing) serta evaluasi dan refleksi (Reflecting). Data hasil penelitian tindakan kelas ini akan dianalisis secara kualitatif dengan melihat kegiatan siswa selama mengikuti peoses pembelajaran di dalam kelas dan secara kuantitatif dengan melihat peningkatan hasil belajar siswa. Hasil analisis data ini akan digunakan untuk tindak lanjut dan akan digunakan untuk mengambil kesimpulan terhadap hasil penelitian tindakan kelas. Proses pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran kooperatif model TGT pada siklus 2 menunjukkan terjadi peningkatan motivasi belajar siswa dari rendah menjadi sangat tinggi. Sedangkan hasil belajar siswa setelah menerapkan pembelajaran kooperatif model TGT pada siklus 2 terjadi peningkatan nilai ratarata ulangan harian dari 77,66 menjadi 88,00. Prosentase nilai ketuntasan belajar klasikal dari kondisi awal ke siklus 2 yaitu dari 47% menjadi 100 %. Apabila dilihat dari kriteria ketuntasan belajar secara klasikal sebesar 88,00 % dengan nilai KKM secara individu 75 bahwa terjadi peningkatan hasil belajar yang menyebabkan terjadinya ketuntasan belajar secara individual maupun secara klasikal. Demikian hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui penerapan pembelajaran kooperatif model TGT ( Teams Games Tournament ) dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar Pendidikan Jasmani pada materi ajar passing permainan bola basket bagi siswa kelas X Multimedia 1 SMK Palebon Semarang semester 1 tahun pelajaran 2010/2011.
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang pada : Hari/Tanggal : Rabo, 29 Desember 2010 Pukul
: 13.00 – 15.00 WIB
Tempat
: Laboratorium PKLO lantai 2
Ketua
Sekretaris
Drs.Uen Hartiwan, M.Pd NIP. 19533041 198303 1 001
Drs.Nasuka, M.Kes NIP.19590916 198511 1 001 Dewan Penguji
Drs.Rubiyanto Hadi, M.Pd NIP. 19630261 198403 1 001
Drs.Hermawan, M.Pd NIP..19590401 198803 1 002
Soejdatmiko,S.Pd, M.Pd NIP. 19720815 199702 1 001 iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO : Orang – orang yang sukses menanggapi setiap tantangan sebagai loncatan kemajuan, Orang – orang yang gagal menanggapinya sebagai rintangan. TANUSHU Ltd. 10 )
PERSEMBAHAN
:
Kupersembahkan untuk : 1. Keluargaku tercinta Ayahanda
: Tanggoeh
Ibunda
: Soekimah
Istri
: Djati Utami
Anak
: 1.Sekar Jatiningrum P 2.Tegar Prananda Jati
2. Keluarga besar SMK Palebon Semarang 3. Almamater UNNES Semarang
iv
(
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Yang Maha Kuasa atas segala rahmat dan karuniaNya yang telah dilimpahkan kepada penulis sehingga dapat terselesainya penyusun skripsi yang berjudul “ Meningkatkan kemampuan passing bola basket dengan menerapkan metode pembelajaran kooperatif Team Games Tournament pada siswa kelas X Multimedia 1 SMK Palebon Semarang Tahun Pelajaran 2010/2011 “ yang diajukan dalam rangka penyelesaian studi strata I untuk mencapai gelar sarjana pendidikan. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada : 1 Rektor UNNES yang telah memberikan ijin untuk menyelesaikan studi di UNNES 2 Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang, yang telah memberi izin dalam penelitian ini. 3 Ketua Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga ( PKLO ) Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan dorongan. 4 Drs. Hermawan, M.Pd. selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan petunjuk, pengarahan dan bimbingan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini 5 Soedjatmiko SPd, M.Pd. selaku dosen pembimbing II yang telah memberi petunjuk, pengarahan dan bimbingan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 6 Kepala SMK Palebon Semarang yang telah memberi izin penggunaan siswanya sebagai sampel penelitian. v
7 Bapak-bapak dan Ibu-ibu dosen Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang yang telah mendorong dan membantu kepada penulis dalam penulisan skripsi ini. 8 Semua siswa SMK Palebon Semarang, terutama kelas X Multimedia 1 yang terlibat dalam penelitian. 9 Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan yang telah memberi bantuan dalam kelancaran penyelesaian skripsi ini. Akhirnya penulis berharap, mudah-mudahan hasil penelitian ini dapat memberi sumbangan yang positif dalam perkembangan pendidikan dan prestasi olahraga bola basket pada khususnya. Demi kesempurnaan skripsi ini, penulis akan senang hati dan sangat menghargai setiap kritik dan saran.
Penulis.
vi
DAFTAR ISI
Halaman Judul ............................................................................................ …
i
Sari ..................................................................................................................
ii
Halaman Pengesahan .......................................................................................
iii
Motto dan persembahan ..................................................................................
iv
Kata Pengantar ……………………………………………………………….
v
Daftar Isi …………………………………………………………………….. vii BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah …………………………………………………..
1
B.Identifikasi Masalah ....................................................................................
3
C.Perumusan Masalah .....................................................................................
4
D.Tujuan Penelitian ........................................................................................
4
E.Manfaat Penelitian .......................................................................................
5
BAB II LANDASAN TEORI A.Hakekat Belajar ..........................................................................................
6
1.Pengertian Belajar ........................................................................................
7
2.Motifasi Belajar ............................................................................................
7
a.Hasil Belajar .............................................................................................
9
b.Hakekat Pembelajaran ..............................................................................
10
3.Hakekat Pendidikan Jasmani .......................................................................
13
B.Hakekat Permainan Bola Basket .................................................................
15
1.Tehnik Permainan Bola Basket .................................................................
15
vii
C.Kerangka Berfikir ........................................................................................
18
D.Model Penelitian .........................................................................................
22
E.Hipotesis ......................................................................................................
25
BAB III METODE PENELITIAN A.Metode Penentuan Objek Penelitian……………………………………….
27
B.Rancangan Penelian ....................................................................................
29
C.Validasi Data ...............................................................................................
30
D.Analisis Data ...............................................................................................
31
E.Instrumen Penelitian ....................................................................................
32
F.Metode Pengumpulan Data ..........................................................................
33
G.Tehnik Analisa Data ....................................................................................
33
H.Tempat,waktu dan subjek penelitian ............................................................
36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Analisis Data Penelitian Persiklus ..............................................................
37
1.Siklus 1 ........................................................................................................
37
a.Tahap Perencanaan ..................................................................................
37
b.Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan ............................................................
37
c.Refleksi ....................................................................................................
45
d.Refisi .......................................................................................................
45
2.Siklus 2 ........................................................................................................
45
a.Tahap Perencanaan ...................................................................................
45
b.Tahap Kegiatan ........................................................................................
46
c.Refleksi .....................................................................................................
54
viii
d.Refisi ........................................................................................................
55
B.Pembahasan .................................................................................................
55
1.Ketuntasan hasil belajar siswa ....................................................................
55
2.Kemampuan Guru dalam mengelola Pembelajaran ....................................
56
3.Aktifitas siswa dalam Pembelajaran ...........................................................
57
4.Tanggapan siswa terhadap model pembelajaran TGT ................................
57
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A.Simpulan .....................................................................................................
59
B.Saran ............................................................................................................
60
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................
61
LAMPIRAN – LAMPIRAN ...........................................................................
63
ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah Pembelajaran bukan semata persoalan menceritakan. Belajar bukanlah konsekuensi otomatis dari perenungan informasi ke dalam benak siswa. Belajar memerlukan keterlibatan mental dan kerja siswa sendiri. Penjelasan dan pemeragaan semata tidak akan membuahkan hasil belajar yang maksimal. Kegiatan belajar aktif dan kreatif merupakan solusi dalam mencapai hasil belajar yang maksimal. Antara guru dan siswa harus bekerjasama untuk mencapai tujuan belajar bersama. Proses pembelajaran yang menyangkut materi, metode, sarana dan prasarana harus juga mengalami perubahan kearah pembaharuan (inovasi). Dengan adanya inovasi tersebut di atas dituntut seorang guru untuk lebih kreatif dan inovatif, terutama dalam menentukan model dan metode yang tepat akan sangat menentukan keberhasilan siswa terutama pembentukan kecakapan hidup (life skill) siswa yang berpijak pada lingkungan sekitarnya. Supaya proses belajar dapat menjadi aktif maka diperlukan banyak kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa. Para siswa harus berupaya dengan segenap kemampuan yang ada untuk dapat mengkaji gagasan, memecahkan masalah, dan kemudian menerapkan apa yang telah dipelajari. Kunci belajar aktif adalah motivasi kuat dari dalam diri siswa sendiri untuk belajar. Siswa perlu diberikan kesempatan untuk berpikir dan bertindak secara leluasa supaya merangsang motivasi dari dalam dirinya. 1
2
Proses belajar mengajar guru perlu membuat persiapan – persiapan atau rencana pembelajaran yang matang. Rencana pembelajaran tersebut terkandung tentang tujuan pembelajaran, metode pengajaran, media pembelajaran yang akan dipilih, seperangkat tes yang akan digunakan, alat – alat evaluasi untuk mengetahui
sejauh
mana
pencapaian
hasil
pembelajaran
yang
telah
dilaksananakan. Oleh sebab itu dibutuhkan pemahaman yang mendalam untuk dapat membuat persiapan pembelajaran yang matang. Di SMK Palebon Semarang sendiri di dalam proses pembelajaran penjaskes sudah di terapkan berbagai model yang sesuai dengan kondisi sekolah baik sarana maupun prasarana, namun hasilnya belum maksimal baik itu model demonstrasi maupun model pembelajaran kooperatif ( cooperative learning ) Adapun model pembelajaran kooperatif diantaranya adalah : 1. STAD ( Student Teams Achievement Divisions ) 2. TGT ( Teams Games Tournament ) 3. TAI ( Team Assisted Individualization ) 4. CIRC ( Cooperative Integrated Reading and Composition ) Dari berbagai model pembelajaran kooperatif di atas, penulis tertarik menggunakan model pembelajaran kooperatif Teams Games Tournament yaitu model pembelajaran dengan membagi siswa dalam kelompok kecil untuk melakukan kompetisi dalam pelajaran penjaskes, Oleh karena
itu, untuk
mengetahui permasalahan di atas secara tepat dan akurat di perlukan Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) sebagai upaya peningkatan kemampuan hasil belajar siswa dalam pelajaran penjaskes, pada kompetensi mempraktikkan ketrampilan
3
permainan olah raga bola besar dalam permainan bola basket materi pembelajaran passing, maka dalam penelitian ini penulis mengangkat judul : “ Meningkatkan kemampuan passing bola basket dengan menerapkan metode Pembelajaran Kooperatif Teams Games Tournament pada siswa kelas X Multimedia 1 SMK Palebon Semarang Tahun 2010 “
B.
Identifikasi masalah
Dari uraian diatas, maka dapat di identifikasikan masalah sebagai berikut : 1. Penulis merasa prihatin dengan hasil pembelajaran penjas di SMK Palebon Semarang yang masih belum maksimal 2. Untuk meningkatkan hasil belajar perlu diadakan Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) 3. Pengambilan data dilakukan dengan melaksanakan evaluasi pada hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan 4. Menentukan metode pembelajaran yaitu Kooperatif Team Games Tournament ( TGT ) sebagai upaya peningkatan hasil belajar siswa 5. Mengevaluasi hasil belajar siswa pada akhir pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode Kooperatif Team Games Tournament 6. Membandingkan hasil belajar siswa pada dua metode belajar yang telah di laksanakan.
4
C. Perumusan masalah Secara umum permasalahan dalam penelitian ini adalah sejauh mana peningkatan metode pembelajaran Team Games Tournament dalam pembelajaran Penjasorkes pada siswa kelas X SMK Palebon Semarang. Masalah umum tersebut selanjutnya dirinci sebagai berikut : 1. Seberapa besar motifasi siswa dalam meningkatkan latihan kemampuan passing bola basket di SMK Palebon Semarang 2. Sejauh manakah model pembelajaran Team Games Tuornament dapat meningkatkan kemampuan hasil belajar siswa pada pelajaran Penjas
D. Tujuan penelitian Berdasarkan latar belakang diatas maka tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui : 1 Motivasi belajar dalam peningkatan kemampuan passing bola basket bagi siswa dengan menerapkan metode team games tournament pada siswa kelas X SMK Palebon Semarang. 2. Pengaruh metode team games tournament terhadap motivasi dan kemampuan hasil belajar pendidikan jasmani pada siswa kelas X SMK Palebon Semarang
5
E. Manfaat penelitian Penulis mengharapkan dengan hasil penelitian ini dapat: 1. Memberikan informasi tentang model pembelajaran yang sesuai dengan mata diklat Penjas. 2. Meningkatkan motifasi dan kemampuan siswa pada pelajaran Penjas 3. Mengembangkan model pembelajaran yang sesuai dengan mata diklat Penjas.
BAB II LANDASAN TEORI
A
Hakekat Belajar
1. Pengertian Belajar Belajar adalah suatu proses atau usaha untuk mendapatkan suatu perubahan pada diri seseorang baik itu tingkah lakunya maupun cara berfikirnya. Perubahan ini bisa didapatkan dari proses belajar di sekolah, dari pengalaman pribadi dari lingkungannya maupun pengggabungan keduanya yaitu hasil pengalamannya yang berhubungan dengan materi pelajaran digunakan sebagai bahan diskusi di sekolah. Belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan ( Hamalik, 1982 : 21). Menurut Uzer Usman (1993 : 4) belajar diartikan sebagai perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu dan individu dengan lingkungannya sehingga mereka lebih mampu berinteraksi dengan lingkungannya. Dari beberapa pengertian belajar di atas, maka dapat diambil kesimpulan antara lain :
6
7
Belajar adalah kegiatan atau aktivitas yang dapat menghasilkan perubahan tingkah laku pada seseorang yang belajar. Dengan belajar melalui pengalaman dan latihan akan diperoleh kecakapan baru dari belum bisa menjadi bisa yang berlaku dalam waktu yang relarif lama..Perubahan itu bersifat sedikit banyak konstan. Belajar merupakan kegiatan atau usaha yang dilakukan secara sadar.
2. Motivasi Belajar Proses belajar mengajar akan berjalan sesuai dengan yang direncanakan oleh guru jika didukung oleh berbagai pihak dan sarana pembelajaran yang memadai. Bagian yang berkaitan langsung dalam pembelajaran adalah siswa itu sendiri. Salah satu hambatan dalam setiap proses belajar mengajar adalah banyaknya siswa yang tidak tertarik dengan materi maupun proses belajar mengajar yang sedang berlangsung. Siswa tidak tahu bahkan kadang tidak mau tahu dengan materi apa yang diberikan oleh guru. Akibatnya siswa hanya datang ke sekolah, duduk di dalam kelas, tidak mengikuti semua kegiatan di kelas bahkan tidak mampu memahami apa yang sedang dipelajarinya. Hal ini menunjukkan tidak adanya motivasi siswa dalam proses belajar mengajar. Pada kenyataannya motivasi sangat penting dan diperlukan oleh siswa dalam mempelajari setiap materi yang diberikan oleh guru. Jika motivasi baik, maka siswa akan merasa senang dalam mengikuti proses belajar mengajar dan akan lebih mudah dalam memahami setiap materi yang diajarkan di kelas. Dengan motivasi yang baik siswa akan lebih aktif dan muncul keberanian bertanya tentang
8
segala sesuatu yang tidak diketahuinya baik bertanya ke temannya maupun ke gurunya. Selain itu akan muncul keberanian menjawab pertanyaan sesuai dengan pengalamannya. Dengan demikian motivasi yang baik akan meningkatkan daya serapnya terhadap materi pelajaran yang pada akhirnya akan meningkatkan hasil belajar siswa. Munculnya motivasi pada diri siswa tidak akan muncul begitu saja tanpa adanya campur tangan guru . Motivasi siswa akan muncul jika guru mampu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan bagi siswa dan melibatkan siswa dalam proses pembelajaran dari awal sampai akhir pembelajaran. Motivasi dapat didefinisikan sebagai tenaga pendorong atau penarik yang menyebabkan adanya tingkah laku ke arah suatu tujuan tertentu (Morgan dalam Tuti Sukamto, 1986 : 39). Adanya motivasi dapat disimpulkan dari observasi tingkah laku. Apabila siswa mempunyai motivasi positif maka ia akan memperlihatkan minat, mempunyai perhatian, ingin ikut serta kemudian bekerja keras, memberikan waktu kepada usaha tersebut dan terus bekerja sampai tugas terselesaikan (Worell & Stilwell, dalam Tuti Sukamto, 1986: 39). Hal yang sama juga diungkapkan oleh Ngalim purwanto M (1990:71) yaitu motivasi adalah ”pendorong”, suatu usaha yang disadari untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar ia tergerak hatinya untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu”. Berdasarkan kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah kemauan dan usaha-usaha seseorang untuk mengadakan perubahan dalam dirinya dalam mencapai tujuan tertentu. Berarti siswa harus punya kemauan sendiri untuk
9
merubah tingkah lakunya dan berusaha semaksimal mungkin untuk berusaha mencapai apa yang menjadi tujuannya. Motivasi dapat keluar dari diri siswa itu sendiri (motivasi intrinsik) maupun dari lingkungan diri siswa yang bersangkutan (motivasi ekstrinsik). Motivasi intrinsik nerupakan hasil dari kesadaran dan kemauan siswa itu sendiri untuk melakukan suatu perubahan pada dirinya untuk mencapai tujuannya. Sedangkan motivasi ekstrinsik merupakan segala sesuatu diluar diri siswa yang dapat merangsang perubahan pada siswa. Untuk proses belajar mengajar, motivasi intrinsik lebih menguntungkan karena biasanya dapat bertahan lebih lama. Motivasi intrinsik dapat diberikan oleh guru dengan jalan mengatur kondisi dan situasi belajar menjadi kondusif. Dengan jalan memberikan penguatan-penguatan maka motivasi yang mula-mula bersifat ekstribsik lambat laun diharapkan akan berubah menjadi motivasi intrinsik (Galloway dalam Tuti Sukamto, 1986 : 40)
a. Hasil Belajar Perubahan tingkah laku yang terjadi pada diri seseorang sebagai hasil interaksi antar individu maupun individu dengan lingkungan merupakan tujuan akhir dari kegiatan belajar. Kegiatan belajar dikatakan berhasil bila telah mencapai hasil belajar yang sesuai dengan yang diharapkan. Hasil belajar ditunjukkan dengan perubahan tingkah laku, baik aspek pengetahuannya, aspek sikap, maupun aspek ketrampilannya. Misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, tidak sopan menjadi sopan.
10
Hasil belajar dalam kaitannya dengan proses belajar mengajar, lazimnya dinyatakan dalam bentuk angka atau huruf yang diberikan oleh guru melalui alat evaluasi setelah siswa mengikuti serangkaian kegiatan pembelajaran dalam kurun waktu tertentu. Nasrun Harahap (1979 : 26) menyatakan bahwa: “Hasil belajar yang diistilahkan dengan prestasi belajar dapat dinyatakan dalam bentuk angka atau huruf. Setelah mengumpulkan informasi taraf perkembangan dan kemajuan yang diperoleh siswa melalui evaluasi”. Dari uraian di atas dapat diambil simpulan bahwa hasil belajar adalah penilaian yang berwujud angka atau huruf sebagai pencerminan hasil yang telah dicapai oleh siswa pada suatu. kegiatan setelah berlangsungnya proses belajar mengajar . Dengan kata lain dengan standar angka atau huruf itu bisa diketahui sejauh mana siswa dapat memahami konsep-konsep yang terkandung dalam materi Passing bawah setelah berlangsungnya proses belajar mengajar. Dengan angka atau huruf itu pula bisa ditentukan apakah siswa tersebut hasil belajarnya meningkat atau tidak.
b. Hakekat Pembelajaran Dalam proses pembelajaran Pendidikan jasmani sudah seharusnya memberikan ruang gerak dan kesempatan kepada siswa untuk melakukan pengamatan di alam sekitar mereka melalui kegiatan-kegiatan yang relevan, sehingga memungkinkan siswa merekonstruksi pemahamannya terhadap suatu fakta
dan
konsep.
Proses
pembelajaran
yang
memungkinkan
siswa
mengembangkan kemampuan dan keterampilannya, secara tidak langsung
11
mengajarkan siswa tentang belajar bagaimana mempelajari sesuatu. Guru menjadi model pengembangan sikap belajar siswa. Hubungan antara guru dan siswa merupakan hubungan yang interaktif sehingga siswa merasa aman, nyaman, dan enjoy dalam proses belajarnya. Guru bukan sebagai figur yang menakutkan tetapi sebaliknya guru memberi teladan bagaimana cara belajar, menyenangi belajar dan bagaimana mendapatkan manfaat dari apa yang dipelajari. Selain itu guru menjadi motivator bagi siswanya. Dengan demikian, siswa akan terlatih untuk selalu berupaya
mengembangkan
penalaran
dan
kreativitasnya
dalam
rangka
pengembangan kemampuan dirinya. Pembelajaran menurut Isjoni (2007 : 29) adalah dalam pembelajaran anak adalah sebagai objek dalam kegiatan pengajaran. Karena itu inti proses pengajaran tidak lain adalah kegiatan belajar anak didik dalam mencapai suatu tujuan pengajaran. Tujuan pengajaran tentu saja akan tercapai jika anak didik berusaha secara aktif untuk mencapainya. Dalam suatu proses pembelajaran diperlukan berbagai cara pembelajaran yang tepat atau sesuai dengan materi pembelajaran untuk meningkatkan aktivitas siswa. Selain itu guru Pendidikan jasmani dalam menyampaikan
materi
Pendidikan
jasmani
harus
mempertimbangkan
perkembangan intelektual siswa serta kemampuan dan kesiapan siswa tersebut. Model
pembelajaran
yang
digunakan
oleh
guru
akan
banyak
mempengaruhi cara belajarnya orang yang sedang belajar. Apabila mata pelajaran diberikan tanpa tujuan dan siswa diharuskan mengingat-ingat dan mendapatkan hal-hal yang tidak bertujuan, ini akan melemahkan semangat belajar. Sebaliknya, apabila mata pelajaran diatur sedemikian rupa dan mempunyai tujuan tertentu dan
12
siswa mempunyai pengertian yang luas, maka semangat belajar akan datang dengan sendirinya. Sebagai seorang guru tentu saja tidak boleh lengah bahwa ada beberapa hal yang patut diperhatikan dalam penggunaan setiap model pembelajaran. Perhatian diarahkan pada pemahaman bahwa ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi penggunaan model pembelajaran yaitu tujuan yang berbagai jenis dan fungsinya, siswa dengan berbagai tingkat kecermatan dan kemampuannya situasi dengan berbagai keadaannya, fasilitas dengan berbagai
kualitas
dan
kuantitasnya serta pribadi guru dengan kemampuan profesionalnya yang berbeda-beda. Untuk meningkatkan semangat belajar siswa maupun hasil belajar diperlukan model pembelajaran yang tepat. Ada beberapa ciri belajar kelompok dengan kooperatif , yaitu: 1) Kelompok belajar kooperatif didasarkan atas saling ketergantungan positif yang menuntut tiap kelompok saling membantu demi keberhasilan kelompok. 2) Kelompok belajar kooperatif terdiri dari anak-anak yang berkemampuan atau memiliki karakteristik heterogen. 3) Dalam kelompok belajar kooperatif pemimpin kelompok dipilih secara demokratis. Dalam kelompok belajar kooperatif penekanan tidak hanya pada penyelesaian tugas tetapi juga pada upaya mempertahankan hubungan interpersonal antar anggota kelompok.
13
Dalam kelompok belajar kooperatif ketrampilan sosial yang dibutuhkan dalam kerja gotong royong seperti kepemimpinan, kemampuan berkomunikasi, mempercayai orang lain, dan mengelola konflik secara langsung diajarkan. Pada saat kelompok belajar kooperatif sedang berlangsung, guru terus melakukan observasi terhadap kelompok-kelompok belajar yang melakukan intervensi jika terjadi masalah dalam kerja sama antar anggota kelompok. Dalam kelompok belajar kooperatif guru memperhatikan
keefektifan proses kelompok belajar.
(Mulyono Abdurrahman, 1999 : 123)
3. Hakekat pendidikan jasmani Para guru mungkin sering menemukan atau mendengar pengertian pendidikan jasmani dari berbagai sumber. Beberapa pengertian pendidikan jasmani yang diperoleh tersebut disusun dalam redaksi yang beragam. Apabila kita cermati lebih jauh, maka keragaman tersebut pada umumnya sama seperti pandangan terhadap pendidikan di atas. Pandangan holistik ini, pada awalnya kurang banyak memasukkan aktivitas sport karena pengaruh pandangan sebelumnya, yaitu pada akhir abad 19, yang menganggap sport tidak sesuai di sekolah-sekolah. Namun tidak bisa dipungkiri sport terus tumbuh dan berkembang menjadi aktivitas fisik yang merupakan bagian integral dari kehidupan manusia. Sport menjadi populer, siswa menyenanginya, dan ingin mendapatkan kesempatan untuk berpartisipasi di sekolah-sekolah hingga para pendidik seolah-olah ditekan untuk menerima sport dalam kurikulum di sekolah karena mengandung nilai-nilai pendidikan. Hingga akhirnya pendidikan jasmani juga berubah, yang tadinya lebih
14
menekankan pada gimnastik dan fitness menjadi lebih merata pada seluruh aktivitas fisik termasuk olahraga, bermain, rekreasi atau aktifitas lain dalam lingkup aktivitas fisik. Untuk meningkatkan tingkat kesegaran jasmani dan kesehatan pemain.Dapat mendatangkan kesenangan, kegembiraan, kebahagiaan hidup serta rekreasi bagi siswa atau seseorang Di Indonesia, salah satu contoh definisi pendidikan jasmani yang didasarkan pada pandangan holistik ini dikemukakan oleh Jawatan Pendidikan Jasmani (sekarang sudah dibubarkan) yang dirumuskan tahun 1960, sebagai berikut, “Pendidikan jasmani adalah pendidikan yang mengaktualisasikan potensipotensi aktivitas manusia berupa sikap, tindak, dan karya yang diberi bentuk, isi, dan arah menuju kebulatan pribadi sesuai dengan cita-cita kemanusiaan”. Definisi pendidikan jasmani dari pandangan holistik ini cukup banyak mendapat dukungan dari para ahli pendidikan jasmani lainnya. Misalnya, Siedentop (1990), mengemukakan, “pendidikan jasmani modern yang lebih menekankan pada pendidikan melalui aktivitas jasmani didasarkan pada anggapan bahwa jiwa dan raga merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisah-pisahkan. Pandangan ini memandang kehidupan sebagai totalitas”. Wall dan Murray (1994), mengemukakan hal serupa dari sudut pandang yang lebih spesifik, “masa anak-anak adalah masa yang sangat kompleks, dimana pikiran, perasaan, dan tindakannya selalu berubah-ubah. Oleh karena sifat anakanak yang selalu dinamis pada saat mereka tumbuh dan berkembang, maka perubahan satu element sering kali mempengaruhi perubahan pada eleman
15
lainnya. Oleh karena itulah, adalah anak secara keseluruhan yang harus kita didik, tidak hanya mendidik jasmani atau tubuhnya saja.” Oleh karena itu dapatlah dikatakan bahwa pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan pendidikan melalui aktivitas jasmani untuk mencapai perkembangan individu secara menyeluruh. Namun demikian, perolehan keterampilan dan perkembangan lain yang bersifat jasmaniah itu juga sekaligus sebagai tujuan. Melalui pendidikan jasmani, siswa disosialisasikan ke dalam aktivitas jasmani termasuk keterampilan berolahraga. Oleh karena itu tidaklah mengherankan apabila banyak yang meyakini dan mengatakan bahwa pendidikan jasmani merupakan bagian dari pendidikan menyeluruh, dan sekaligus memiliki potensi yang strategis untuk mendidik.
B. Hakekat Permainan Bola Basket Teknik dasar permainan bola basket antara lain : (1) Teknik melempar dan menangkap bola, (2) Teknik menggiring bola,(3) Teknik menembak,(4) Teknik Lay-Up Shoot, dan (5) Teknik merayah/rebound. 1 Teknik melempar dan menangkap bola Melempar mengandung pengertian mengoper bola, dan menangkap berarti menerima bola. Oleh karena itu kegiatan menangkap dan melempar bola dapat berlangsung secara bergantian. Melempar dan menangkap bola biasanya dilakukan berpasangan. Apabila seseorang memegang bola, maka ia harus melemparkan bola dan sebaliknya.
16
a Mengoper bola dengan dua tangan dari depan dada (Chest pass) Mengoper bola dengan dua tangan dari depan dada merupakan operan yang sering dilakukan dalam suatu pertandingan bola basket. Operan ini berguna untuk operan jarak pendek, karena mengoper bola dengan cara ini akan menghasilkan kecepatan, ketepatan, dan kecermatan terhadap teman yang diberi bola. Jarak lemparan 5 sampai 7 meter Cara melakukan mengoper bola dengan dua tangan dari depan dada ( Chest Pass ) dapat dilihat dari gambar di bawah ini :
b Operan dari atas kepala Operan ini dilakukan dengan dua tangan dan bola berada di atas kepala agak ke belakang. Terutama dilakukan oleh pemain jangkung (tinggi) untuk menghindari bola dari raihan (serobotan) lawan, Operan ini sangat efektif dan bila diperlukan dapat mengoperkan bola segera saat menerima bola dalam posisi tinggi. c Operan Pantulan Operan pantulan dilakukan dengan dua tangan dalam posisi bola di depan dada . Operan pantulan sangat baik dilakukan untuk menerobos lawan yang
17
tinggi. Bola dipantulkan disamping kiri/kanan lawan, dan teman sudah siap menjemputnya di belakang lawan. d Operan Samping Operan samping dilakukan dengan satu tangan . namun sebelum melemparkan bola tetap dipegang dengan dua tangan. Operan ini gerakannya lebih wajar ( rileks ) sebab dapat lebih kuat dan lebih jauh. Oleh karena itu dapat digunakan untuk jarak sedang dan jarak jauh. 2. Teknik Menggiring Bola Menggiring bola adalah salah satu cara yang diperbolehkan oleh peraturan untuk membawa lari bola ke segala arah.seorang pemain boleh membawa lebih dari satu langkah, asal bola sambil dipantulkan, baik dengan berjalan maupun berlari. Menggiring bola merupakan suatu usaha untuk membawa bola menuju ke depan/ke lapangan lawan, Cara menggiring bola yang dibenarkan adalah dengan saru tangan (kanan/kiri), kegunaan menggiring bola adalah untuk mencari peluang serangan,menerobos pertahanan lawan, dan memperlambat tempo permainan. Bentuk-bentuk menggiring bola basket adalah sebagai berikut : a. Menggiring bola tinggi ( untuk kecepatan ) b. Menggiring bola rendah ( untuk mengontrol atau menguasai, terutama dengan pemain lawan dalam menerobos pertahanan lawan c. Menggiring campuran menurut kebutuhan 3. Tehnik Menembak ( shooting ) Menembak merupakan sasaran akhir permainan bola basket,keberhasilan suatu regu dalam permainan selalu ditentukan oleh keberhasilan dalam
18
menembak.Dasar-dasar teknik menembak sebenarnya sama dengan teknik lemparan, jadi jika pemain menguasai teknik mengoper (passing),maka teknik menembakpun bagi pemain tersebut akan sangat mudah dan cepat dilakukan.di samping itu,tepat tidaknya’mekanik gerakan”dalam menembak akan menentukan pula berhasil tidaknya tembakan 4 Teknik Lay-Up Tembakan Lay-Up adalah tembakan yang dilakukan dengan jarak dekat sekali dari basket sehingga seolah-olah bola itu diletakan ke dalam basket yang didahului dengan gerakan dua langkah. Gerakan melangkah dapat dilakukan dari menerima operan atau gerakan menggiring. Melangkah dua kali kemudian mengoper bola atau menembak ke keranjang harus dilatih dan diajarkan dengan cermat serta berulang-ulang, apalagi bila melangkah dua hitungan ini diakhiri dengan tembakan Lay-Up. Tembakan dengan menggunakan teknik lay-up dapat dilakukan dari sisi kanan atau sisi kiri ring basket. Satu catatan penting dalam melakukan tembakan lay-up adalah pemain yang akan melakukan lay-up dari sisi kanan akan menggunakan tangan kanan dan dari sisi kiri menggunakan tangan kiri. Tolakan kaki pun harus berlawanan. Jika tolakan dengan kaki kiri, maka tembakan oleh tangan kanan, atau sebaliknya.
C. Kerangka Berfikir Cara mengajar guru akan banyak mempengaruhi cara belajar siswa. Penggunaan model pembelajaran yang tidak tepat mungkin dapat menghambat
19
tercapainya tujuan pengajaran, sebagai contoh hasil akhir belajar siswa yang mendapat pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran diskusi kelompok konvensional akan berbeda dengan prestasi akhir belajar siswa yang diberi pembelajaran model kooperatif Team Games Tournament. Pada pembelajaran model kooperatif
Team Games Tournament guru
bertindak sebagai fasilisator yang memantau sekaligus mengamati kegiatan siswa dalam kerja kelompok. Kualitas pembelajaran Pendidikan Jasmani dapat dilihat dari tinggi rendahnya motivasi dan hasil belajar Pendidikan jasmani siswa setelah mengikuti proses pembelajaran. Motivasi dan hasil belajar Pendidikan jasmani ditentukan oleh faktor intern dan ekstern. Faktor intern adalah faktor pendorong yang muncul dari diri siswa itu sendiri. Faktor intrinsik ini bisa juga muncul karena adanya faktor ekstrinsik. Salah satu dari faktor ekstern adalah model pembelajaran yang diterapkan oleh guru. Cara mengajar yang membuat siswa senang dan nyaman akan memunculkan faktor intrinsik siswa. Jika siswa termotivasi untuk belajar maka materi yang diberikan oleh guru akan diserap dengan baik yang pada akhirnya hasil belajarnyapun meningkat. Dengan demikian baik tidaknya hasil belajar dipengaruhi oleh model-model pembelajaran yang digunakan. Salah satu model pembelajaran yang akan digunakan
oleh penulis di sini yaitu
pembelajaran model kooperatif Team Games Tournament (TGT ). Pembelajaran model Kooperatif Team Games Tournament tidak hanya menuntut
ketrampilan
psikomotorik
dan
kognitif, karakter
tetapi anggota
juga
menuntut
kelompok
yang
dikembangkannya kemudian
akan
20
mengembangkan karakter siswa. Dengan menggunakan pendekatan ini guru percaya bahwa belajar merupakan proses sosial dimana peran guru tidak hanya memberikan atau menularkan pengetahuan kepada siswa tetapi perolehan pengetahuan itu diperoleh melalui diskusi dan negosiasi. Dengan demikian peran guru adalah sebagai fasilisator, organisator, dan juga berfungsi sebagai nara sumber. Selain itu model pembelajaran ini memiliki implikasi terhadap proses demokrasi yakni semua anggota memiliki kedudukan yang sama untuk mencapai tujuan pembelajaran dan memiliki kontribusi yang bernilai bagi kelompoknya. Dengan demikian setiap siswa akan termotivasi untuk belajar karena merasa diperlukan dan dihargai oleh kelompoknya. Berdasarkan uraian di atas dapat disusun suatu kerangka pemikiran guna memperoleh jawaban sementara atas permasalahan yang timbul. Jadi diperlukan suatu kegiatan pembelajaran Pendidikan jasmani yang terorganisir dengan baik. Oleh karena itu diperlukan penelitian dengan model-model pembelajaran tertentu. Pada kondisi awal guru belum menggunakan model pembelajaran Kooperatif Team Games Tournament
menunjukkan motivasi dan hasil belajar
siswa rendah. Dari data ini perlu dilakukan tindakan dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif Team Games Tournament
Pada siklus satu
menggunakan metode pembelajaran Kooperatif Team Games Tournament tanpa menggunakan modifikasi jarak dan pada siklus 2 menggunakan model pembelajaran Kooperatif Team Games Tournament modifikasi jarak sebagai bahan latihan belajar siswa.
dengan menggunakan
21
Secara sistematis paradigma penelitian dapat digambarkan sebagai berikut : Skema Kerangka berfikir
KONDISI AWAL
Guru belum menerapkan Pemb. kooperatif team games tournament
Motivasi dan Hasil test Passing bola basket ( chest pass )
SIKLUS I Menerapkan pemb. kooperatif TGT tanpa dimodifikasi jarak latihan
TINDAKAN
Guru/peneliti menerapkan pembelajaran kooperatif model TGT SIKLUS II Menerapkan pemb. kooperatif TGTdg dimodifikasi jarak latihannya
KONDISI AKHIR
Diduga melalui penerapan pemb.kooperatif model TGT dpt meningkatkan hasil belajarPenjas pd materi ajar passing bola basket (chest pass) bagi siswa kelas X MM 1 SMK Palebon Semarang semester 1 Th pelajaran 2010/2011
Gambar 1
22
D
Model Penelitian.
1. Metode Team Games Tournament ( TGT ) Metode pembelajaran Team Games Tournament ( TGT ) adalah salah satu metode pembeljaran kooperatif yang mudah untuk diterapkan karena tidak memerlukanruangan dan peralatan khusus yang dikembangkan oleh DeVries dan Slavin. Team Games Tournament ( TGT ) mempunyai banyak manfaat antara lain sebagai alternative untuk menciptakan kondisi yang vareatif dalam kegiatan belajar mengajar, dapat membantu guru untuk menyelesaikan masalah dalampembelajaran, seperti rendahnya aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status juga melibatkan peran siswa sebagai “ tutor sebaya “ dan mengandung unsur reinforcement. Menurut Slavin (1994:84 ), ada 5 komponen utama dalam TGT, yaitu : 1. Prestasi kelas. Pada tahapan ini guru memberikan materi secara garis besar, menjelaskan rambu-rambu
permainan
dan
turnanamen,
menjelaskan
langkah-langkah
pembelajaran termasuk kompetensi apa saja yang ingin dicapai dalam pembelajaran serta motivasi siswa dalam kerja kelompok untuk menjadi pemenang dalam game dan turnamen. 2 Kerja kelompok . Pada tahapan ini, kelas dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 orang siswa yang anggotanya heterogen dilihat dari prestasi akademik ,jenis kelamin dan etnik.
23
Dalam kerja kelompok , siswa mendiskusikan materi yang diberikan bersama-sama untuk mempersiapkan games dan turnamen. 3 Permainan ( Game ). Game biasanya terdiri dari pertanyaan-pertanyaan / tugas sederhana bernomor. Siswa yang menjawab benar pertanyaan tersebut atau melaksanakan tugas dengan baik akan mendapatkan sekor yang nantinya digunakan pada saat turnamen. 4 Tournament. Turnamen biasanya diadakan pada akhir minggu atau pada setiap bab yang dibahas. Turnamen ini dibagi menjadi tiga kelompok turnamen. Kelompok 1 untuk siswa yang mempunyai kemampuan tinggi, kelompok 2 untuk siswa yang mempunyai
kemempuan
sedang
dan
kelompok
3
untuk
siswa
yang
berkemampuan rendah. Dalam turnamen siswa pada kelompok heterogen dibagi dalam kelompok turnamen dengan kemapuan dengan kemampuan akademik yang homogen berisi 3-4 siswa. Dalam turnamen ini siswa melakukan pertandingan untuk mendapatkan point.
Guru
menyediakan
beberapa
pertanyaan
untuk
dipertandingan.
Pertandingan dilakukan dengan cara siswa mengambil kartu secara acak. Nomor yang ada pada kartu merupakan nomor pertanyaan yang harus dijawab. Apabila siswa yang mengambil kartu dapat menjawab, maka dia harus menyimpan kartunya untuk dihitung pada akhir turnamen. Apabila siswa yang mengambil kartu tidak dapat menjawab, maka siswa yang lain dalam satu kelompok turnamen boleh menantang untuk menjawabnya. Penantang yang menjawab dengan
24
jawaban yang benar akan menyimpan kartunya, sedang yang menjawab dengan jawaban yang salah akan diambil 1 kartu yang telah dimiliki sebelumnya. 5 Penghargaan kelompok Setelah mengikuti turnamen, siswa-siswa kembali ke kelompok belajarnya masing-masing dengan membawa nilai dari turnamen. Nilai kemudian dijumlahkan dan dibagi sesuai dengan jumlah angota kelompok belajar. Nilai ini merupakan nilai rata-rata kelompok belajar. Kelompok belajar yang nilainya tinggi akan mendapatkan penghargaan. Penghargaan bisa berupa pemberian ucapan selamat, pujian, sertifikat, alat-alat tulis, maupun yang lainnya. Pemberian penghargaan bertujuan untuk memotivasi siswa agar dapat lebih sunguh-sunguh dalam belajar kelompok. Metode pembelajaran kooperatif Team Games Tournament (TGT) ini mempunyai kelebihan dan kekurangan. Menurut Suarjana (2000:10) dalam Istiqomah (2006), yang merupakan kelebihan dari pembelajara TGT antara lain: 1) Lebih meningkatkan pencurahan waktu untuk tugas. 2) Mengedepankan penerimaan terhadap perbedaan individu. 3) Dengan waktu yang sedikit dapat menguasai materi secara mendalam. 4) Proses belajar mengajar berlangsung dengan keaktifan dari siswa. 5) Mendidik siswa untuk berlatih bersosialisasi dengan orang lain. 6) Motivasi belajar lebih tinggi..7.) 8). Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi
Hasil belajar lebih baik
25
Kelemahan TGT adalah: 1. Bagi guru a Sulitnya pengelompokan siswa yang mempunyai kemampuan heterogen dari segi akademis. Kelemahan ini akan dapat diatasi jika guru yang bertindak sebagai pemegang kendali teliti dalam menentukan pembagian kelompok b Waktu yang dihabiskan untuk diskusi oleh siswa cukup banyak sehingga melewati waktu yang sudah ditetapkan. Kesulitan ini dapat diatasi jika guru mampu menguasai kelas secara menyeluruh 2. Bagi siswa Masih adanya siswa berkemampuan tinggi kurang terbiasa dan sulit memberikan penjelasan kepada siswa lainnya. Untuk mengatasi kelemahan ini, tugas guru adalah membimbing dengan baik siswa yang mempunyai kemampuan akademik tinggi agar dapat dan mampu menularkan pengetahuannya kepada siswa yang lain.
E
Hipotesis Berdasarkan uraian di atas dapatlah dirumuskan hipotesis PTK ini sebagai
berikut : Ada peningkatan kemampuan passing bola basket dengan diterapkannya metode pembelajaran Kooperatif Team Games Tuornament pada siswa kelas X Multimedia 1 SMK Palebon Semarang
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data Penelitian Per siklus 1. Siklus I a.. Tahap Perencanaan Pada tahap ini peneliti mempersiapkan pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 1, soal tes formatif 1 dan alat-alat pengajaran yang mendukung. Selain itu juga dipersiapkan lembar observasi pengelolahan pembelajaran metode team games tournament dan lembar observasi aktivitas siswa. b. Tahap kegiatan dan Pelaksanaan Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I dilaksanakan pada tanggal 21 September 2010 di kelas X Multimedia 1 dengan jumlah siswa 37 siswa. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran ( RPP ) yang telah dipersiapkan. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar. Sebagai pengamat adalah peneliti dibantu oleh seorang guru. Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes praktek I dengan tujuan untuk mengetahui keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan.
26
27
Gambar .1 : Suasana proses pembelajaran Siklus 1 Siswa sudah terbagi menjadi beberapa kelompok untuk melakukan latihan passing dalam bola basket,masing – masing kelompok terdiri dari 5 -6 siswa sehingga nantinya akan terjadi kompetisi antar kelompok dalam proses pembelajaran passing bola basket.
Gambar .2 : Suasana proses pembelajaran Siklus 1
28
Masing-masing kelompok latihan passing bola basket dengan menerapkan team games tournament dimana tiap-tiap kelompok melakukan passing bola basket dengan cara berputar, siswa yang memberi umpan atau passing pertama dalam kelompok harus lari ke belakang barisan dilanjutkan oleh teman berikutnya dalam kelompok tersebut hingga sampai pada giliran orang pertama lagi, kelompok mana yang lebih dulu sampai pada giliran orang pertama itulah kelompok yang dinyatakan pemenang Adapun data hasil penelitian pada siklus I adalah sebagai berikut: Tabel 1. Hasil Tes Praktik Siswa Pada Siklus I No
Uraian
1
Nilai rata-rata tes praktek passing bola basket
2
Jumlah siswa yang tuntas belajar
3
Persentase ketuntasan belajar
Hasil Siklus I
77,66 24 64,86
80 70 60
NILAI TERTINGGI
50
NILAI TERENDAH
40 30
NILAI RATA‐RATA
20
KETUNTASAN KLASIKAL
10 0
Gambar
29
Diagram Silinder Nilai Ulangan Harian Siklus 1 Tabel 2. Hasil Tes Praktik Siswa Pada Siklus I No 1 2
Uraian Jumlah siswa yang tuntas Jumlah siswa yang tidak tuntas
Hasil Siklus I 24 13
70 60
50 40
TUNTAS
TIDAK TUNTAS
30 20
10 0 FREKUENSI
PERSENTASE
Gambar Diagram Silinder Frekuensi dan Presentase Ketuntasan Belajar
30
Tabel 3.. Pengelolaan Pembelajaran pada siklus I N o
Aspek yang diamati Pengamatan KBM A.Pendahuluan 1.Memotivasi siswa 2.Menyampaikan tujuan pembelajaran
I
II III
B.Kegiatan Inti 1.Mendiskusikan langkah-langkah kegiatan bersama siswa .. 2.Membimbing siswa melakukan kegiatan 3.Membimbing siswa mendiskusikan hasil Kegiatan dalam kelompok 4.Memberikan kesemp atan pada siswa untuk mempresentasikan hasil kegiatan belajar mengajar 5.Membimbing siswa merumuskan kesimpulan/menemukan konsep C.Penutup 1.Membimbing siswa membuat rangkuman 2.Memberikan evaluasi Pengelolaan Waktu Antusiasme Kelas 1.Siswa Antusias 2.Guru Antusias Jumlah
Penilaian P1
P2
Ratarata
2 2
2 3
2 2,5
3 3
3 3
3 3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3 3 2
3 3 2
3 3 2
3 3 33
2 3 33
2,5 3 33
Berdasarkan tabel diatas aspek-aspek yang mendapatkan kriteria kurang baik adalah memotivasi siswa, menyampaikan tujuan pembelajaran, pengelolaan waktu dan siswa antusias. Keempat aspek yang mendapat penilaian kurang baik di atas, merupakan suatu kelemahan yang terjadi pada siklus I. dan akan dijadikan bahan kajian untuk refleksi dan revisi yang akan dilakukan pada siklus II Hasil observasi berikutnya adalah aktivitas guru dan siswa seperti pada tabel berikut:
31
Tabel 4. Aktivitas Guru Dan Siswa Pada Siklus I No
Aktivitas guru yang diamati
Persentase
1
Menyampaikan tujuan
5,0
2
Memotivasi siswa/merumuskan masalah
8,3
3
Mengkaitkan dengna pelajaran berikutnya
8,3
4
Menyampaikan materi/langkah-langkah/strategi
6,7
5
Menjelaskan materi yang sulit
13,3
6
Membimbing dan mengamati siswa dalam menemukan
21,7
konsep 7
Meminta siswa menyajikan dan mendiskusikan hasil
10,0
kegiatan 8
Memberikan umpan balik
18,.3
9
Membimbing siswa merangkum pelajaran
No
Aktivitas siswa yang diamati
1
Mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru
22,5
2
Membaca buku siswa
11,5
3
Bekerja dengan sesama anggota kelompok
18,8
4
Diskusi antar siswa/antara siswa dengan guru
14,4
5
Menyajikan hasil pembelajaran
2,9
6
Mengajukan/menanggapi pertanyaan/ide
5,2
7
Menulis yang relevan dengan KBM
8,9
8
Merangkum pembelajaran
6,9
9
Mengerjakan tes evaluasi
8,9
8,3
Berdasarkan tabel diatas aspek-aspek yang mendapatkan criteria kurang baik adalah memotivasi siswa, menyampaikan tujuan pembelajaran, pengelolaan waktu dan siswa antusias. Keempat aspek yang mendapat penilaian kurang baik di atas, merupakan suatu kelemahan yang terjadi pada siklus I. dan akan dijadikan bahan kajian untuk refleksi dan revisi yang akan dilakukan pada siklus II Hasil observasi berikutnya adalah aktivitas guru dan siswa seperti pada tabel berikut:
32
Tabel 5
Aktivitas Guru Dan Siswa Pada Siklus I
No
Aktivitas guru yang diamati
1
Menyampaikan tujuan
5,0
2
Memotivasi siswa/merumuskan masalah
8,3
3
Mengkaitkan dengna pelajaran berikutnya
8,3
4
Menyampaikan materi/langkah-langkah/strategi
6,7
5
Menjelaskan materi yang sulit
13,3
6
Membimbing
dan
mengamati
Persentase
siswa
dalam
21,7
Meminta siswa menyajikan dan mendiskusikan hasil
10,0
menemukan konsep 7
kegiatan 8
Memberikan umpan balik
18,.3
9
Membimbing siswa merangkum pelajaran
No
Aktivitas siswa yang diamati
1
Mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru
22,5
2
Membaca buku siswa
11,5
3
Bekerja dengan sesama anggota kelompok
18,8
4
Diskusi antar siswa/antara siswa dengan guru
14,4
5
Menyajikan hasil pembelajaran
2,9
6
Mengajukan/menanggapi pertanyaan/ide
5,2
7
Menulis yang relevan dengan KBM
8,9
8
Merangkum pembelajaran
6,9
9
Mengerjakan tes evaluasi
8,9
8,3
Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa aktivitas guru yang paling dominan pada siklus I adalah menjelaskan materi yang sulit, membimbing dan mengamati siswa dalam menemukan konsep yaitu 21,7 %. Aktivitas lain yang persentasenya cukup besar adalah memberi umpan balik/evaluasi/Tanya jawab, menjelaskan materi
33
yang sulit dan membimbing siswa merangkum pelajaran yitu masing-masing sebesar18,3 % dan13,3 %. Sedangkan aktivitas siswa yang paling dominant adalah mengerjakan/memperhatikan penjelasan guru yaitu 22,5 %. Aktivitas lain yang persentasenya cukup besar adalah bekerja dengan sesama anggota kelompok18,8%, diskusi antar siswa dengan guru14,4%, dan membaca buku 11,5 % Pada siklus I, secara garis besar kegiatan belajar mengajar dengan metode team games tournament sudah dilaksanakan dengan baik, walaupun peran guru masih cukup dominan untuk memberikan penjelasan dan arahan karena model tersebut masih dirasakan baru oleh siswa. Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan metode Demonstasi diperoleh nilai rata-rata presentasi belajar siswa adalah 72,31 dan ketuntasan belajar mencapai 60,53 % atau ada 23 siswa dari 38 siswa sudah tuntas belajar. Hasl tersebut menunjukkan bahwa pada siklus pertama secara klasikal siswa belum tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai ≥70 hanya sebesar 60,52 % lebih kecil dari persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85%. Hal ini disebabkan karena siswa masih merasa baru dan belum mengerti apa yang dimaksud dan digunakan guru dengan menerapkan model pembelajaran metode team games tournament ( TGT ). c. Refleksi Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperoleh informasi dari hasil pengamatan sebagai berikt
34
1. Guru kurang baik dalam memotivasi siswa dan dalam menyampaikan tujuan pembelajaran. 2. Guru kurang baik dalam pengelolaan waktu 3. Siswa kurang bisa antusias selama pembelajaran berlangsung d. Revisi Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus I ini masih terdapat kekurangan, sehingga perlu adanya revisi untuk dilakukan pada siklus berikutnya. 1. Guru perlu lebih terampil dalam memotivasi siswa an lebih jelas dalam menyampaikan tujuan pembelajaran. Dimana siswa diajak untuk terlibat langsung dalam setiap kegiatan yang akan dilakukan. 2. Guru perlu mendistribusikan waktu secara baik dengan menambahkan informasi-informasi yang dirasa perlu dan memberi catatan. 3. Guru harus lebih terampil dan bersemangat dalam memotivasi siswa sehingga siswa bias lebih antusias. 2. Siklus II a. Tahap perencanaan Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 2, soal tes praktek 2 dan alat-alat pengajaran yang mendukung. Selain itu juga dipersiapkan lembar observasi pengelolaan pembelajaran metode team games tournament dan lembar observasi siswa. b. Tahap kegiatan dan pelaksanaan Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II dilaksanakan pada tanggal 28 September 2010 di kelas X Multimedia 1 dengan jumlah siswa 37
35
siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai pengajar. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus I, sehingga kesalahan atau kekuarangan pada siklus I tidak terulang lagi pada siklus II. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar. Sebagai pengamat adalah peneliti dibantu oleh seorang Wakil KepalaUrusan Kesiswaan Pengamatan motivasi belajar siswa dengan menggunakan lembar observasi aktivitas belajar siswa dalam kelompok. Setelah dilakukan pengamatan diperoleh data sebagai berikut: Tabel .6. : Kegiatan siswa pada siklus 2 No.
Aktivitas Siswa
Kelompok IV V VI
I
II
III
1. Kerjasama dalam kelompok
A
B
A
B
A
B
VII VIII A
A
2. Memberikan saran dan gagasan
B
B
B
C
B
C
A
C
3. Kemampuan menerangkan kepada teman
B
B
A
B
B
B
B
B
4. Memperhatikan teman menerangkan
A
A
A
B
A
A
C
A
5. Memberikan tanggapan terhadap pertanyaan teman
A
A
A
A
B
A
B
A
6. Tidak memonopoli dalam kelompok
B
B
A
B
A
B
B
B
7. Tidak memaksakan pendapat
A
A
A
B
B
A
B
A
8. Kemampuan memahami materi
A
A
A
B
A
B
A
B
9. Partisipasi dalam kelompok
B
A
B
A
B
B
B
B
10. Taat kepada pembelajaran
A
A
A
B
A
A
B
A
11. Kemampuan memotivasi teman dalam kelompok
A
A
A
A
A
B
A
B
36
12. Kemampuan menarik kesimpulan
Keterangan : A : Sangat baik
A
B : Baik
A
A
B
A
C : Cukup Baik
Pada tabel 4.6 kegiatan pembelajaran siklus 2
A
A
B
D : Kurang
motivasi belajar siswa
sangat baik (A) yaitu pada kerjasama dalam kelompoknya, kemampuan menerangkan kepada temannya, memberi tanggapan terhadap pertanyaan teman, tidak memaksakan pendapat, kemampuan memahami materi, taat kepada pembelajaran, kemampuan memotivasi teman dalam kelompok, dan kemampuan menarik kesimpulan. Sedangkan aktivitas yang lain sudah dikategorikan baik. Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes praktek ke 2 dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang dilakukan. Instrument yang digunakan adalah tes praktek II Kegiatan belajar siswa dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 3 : Suasana proses pembelajaran Siklus 2
37
Dalam pelaksanaan pembelajaran dengan metode team games tournament siswa termotifasi untuk melakukan tehnik yang benar dan menghindari kesalahan supaya hasil kerja kelompoknya bisa maksimal dan menang dalam kompetisi pembelajaran yang di terapkan sehingga terjadi peningkatan kemampuan dalam melakukan passing bola basket
Gambar 4 Suasana proses pembelajaran Siklus 2 Guru memberikan arahan, motifasi dan evaluasi sehingga hasil pembelajaran passing bola basket dengan menerapkan metode pembelajaran kooperatif team games tournament dapat dapat berjalan dengan baik hasilnya maksimal Adapun data hasil penelitian pada siklus II adalah sebagai berikut: Tabel 7. Pengelolaan Pembelajaran Pada Siklus II N o
Aspek yang diamati
I
Pengamatan PBM A.Pendahuluan 1.Memotivasi siswa 2.Menyampaikan tujuan pembelajaran
Penilai Rata an -rata P1 P2
3 3
3 4
3 3,5
38
B.Kegiatan Inti 1.Mendiskusikan langkah-langkah kegiatan bersama 3 4 siswa. 4 4 2.Membimbing siswa melakukan kegiatan 3.Membimbing siswa mendiskusikan hasil kegiatan 4 4 dalam kelompok 4.Memberikan kesempatan pada siswa untuk 4 4 mempresentasikan hasil kegiatan belajar mengajar 5.Membimbing siswa merumuskan 3 3 kesimpulan/menemukan konsep C.Penutup 1.Membimbing siswa membuat rangkuman 3 4 2.Memberikan evaluasi 4 4 II Pengelolaan Waktu 3 3 III Antusiasme Kelas 1. Siswa Antusias 4 3 2. Guru Antusias 4 4 Jumlah 41 43
3,5 4 4 4 3
3,5 4 2 3,5 4 42
Dari tabel diatas tampak aspek-aspek yang diamati pada kegiatan belajar mengajar (siklus II) yang dilaksanakan oleh guru dengan menerapkan metode pembelajaran metode Team games tournament mendapatkan penilaian yang cukup baik dari pengamat. Maksudnya dari seluruh penilaian tidak terdapat nilai kurang. Namun demikian penilaian tersebut belum merupakan hasil yang optimal, untuk itu ada beberapa aspek yang perlu mendapatkan perhatian untuk penyempurnaan penerapan pembelajaran selanjutnya. Aspek-aspek tersebut adalah
memotivasi
siswa,
membimbing
siswa
merumuskan
kesimpulan/menemukan konsep dan pengelolaan waktu. Dengan penyempurnaan aspek-aspek di atas dalam penerapan metode team games tournament diharapkan siswa dapat menyimpulkan apa yang telah
39
mereka pelajari dan mengemukakan pendapatnya sehingga mereka akan lebih memahami tentang apa yang telah mereka lakukan. Berikut disajikan hasil observasi aktivitas guru dan siswa :
Tabel 8. N o 1 2 3 4 5 6
7 8 9
Aktivitas Guru Dan Siswa Pada Siklus II
Aktivitas guru yang diamati
Persentase
Menyampaikan tujuan Memotivasi siswa/merumuskan masalah Mengkaitkan dengan pelajaran berikutnya Menyampaikan materi/langkah-langkah/strategi Menjelaskan materi yang sulit Membimbing dan mengamati siswa dalam menemukan konsep
6,7 6,7 6,7 10,7 11,7 25,0
Meminta siswa menyajikan dan mendiskusikan hasil kegiatan Memberikan umpan balik Membimbing siswa merangkum pelajaran
8,2 16,6 6,7
Aktivitas siswa yang diamati
Persentase
N o 1 2
Mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru Membaca buku siswa
17,9 12,1
3
Bekerja dengan sesame anggota kelompok
21,8
4
Diskusi antar siswa/antara siswa dengan guru
13,8
5 6
Menyajikan hasil pembelajaran Mengajukan/menanggapi pertanyaan/ide
4,6 5,4
7 8 9
Menulis yang relevan dengan KBM Merangkum pembelajaran Mengerjakan tes evaluasi
7,7 6,7 10,8
Berdasarkan tabel diatas tampak bahwa aktivitas guru yang paling dominan
40
pada siklus II adalah membimbing dan mengamati siswa melakukan latihan yaitu 25%. Jika dibandingkan dengan siklus I aktivitas ini mengalami peningkatan. Aktivitas guru yang mengalami penurunan adalah memberi umpan balik (16,6%), menjelaskan/melatih menggunakan alat (11,7). Meminta siswa mendiskusikan dan menyajikan hasil
kegiatan (8,2%) dan membimbing siswa memperbaiki
kesalahan (6,7%) Sedangkan untuk aktivitas siswa yang paling dominan pada siklus II adalah bekerja sesame anggota kelompok yaitu (21,8%). Jika dibandingkan dengan siklus I, aktivitas ini mengalami peningkatan . aktivitas siswa yang mengalami penurunan adalah mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru (17,9%). Diskusi antar siswa / antara siswa dengan guru (13,8%), mempraktekkan yang relavan dengan KBM (7,7%) dan merangkum pembelajaran (6,7%). Adapun aktivitas siswa yang mengalami peningkatan adalah memperhatikan peragaan (12,1%) menyajikan
hasil pembelajaran (4,6%), menanggapi/mengajukan
pertanyaan/ide (5,4%) dan berlatih bersama siswa lain (10,8%) Hasil tes praktik siswa terlihat pada tabel berikut Tabel .9. Hasil Tes Praktik Siswa Pada Siklus II No
Uraian
Hasil Siklus II
1
Nilai rata-rata tes formatif ( praktek )
88,00
2
Jumlah siswa yang tuntas belajar
37
3
Jumlah siswa tidak tuntas
0
4
Persentase ketuntasan belajar
100 %
41
100 80 60 TUNTAS 40
TIDAK TUNTAS
20 0 FREKUENSI
PERSENTASE
Gambar: Diagram Silinder Ketuntasan Belajar Individual Siklus 2 Tabel 10 : Hasil Tes Praktik Siswa Pada Siklus II No Uraian
Hasil Siklus II
1
Nilai tertinggi
100
2
Nilai Terendah
80,00
3
Jumlah siswa yang tuntas belajar
4
Nilai rata-rata tes Praktek )
88,00
5
Persentase ketuntasan belajar
100 %
37
100 80 NILAI TERTINGGI 60 40
NILAI TERENDAH NILAI RATA-RATA KETUNTASAN KLASIKAL
20 0
Gambar : Diagram Silinder Nilai Hasil Test Praktek Siklus 2 Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai rata-rata tes praktek sebesar 88,00 dan dari 37 siswa yang telah tuntas sebanyak 37 siswa,. Maka secara klasikal
42
ketuntasan belajar yang telah tercapai sebesar 88 % (termasuk kategori tuntas). Hasil pada siklus II ini mengalami peningkatan lebih baik dari siklus I. Adanya peningkatan hasil belajar pada siklus II ini dipengaruhi oleh adanya peningkatan kemampuan guru dalam menerapkan pembelajaran metode team games tournament sehingga siswa menjadi lebih terbiasa dengan pembelajaran seperti ini sehingga siswa lebih mudah dala memahami materi yang telah diberikan.
c. Refleksi Pada tahap ini akan dikaji apa yang telah terlaksana dengan baik maupun yang masih kurang baik dalam proses belajar mengajar dngan penerapan pembelajaran metode team games tournament . Dari
data-data yang telah
diperoleh dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Selama proses belajar mengajar guru telah melaksanakan semua pembelajaran dengan baik. Meskipun ada beberapa aspek yang belum sempurna, tetapi persentasae pelaksanaannya untuk masing-masing aspek cukup besar. 2. Berdasarkan data hasil pengamatan diketahui bahwa siswa aktif selama proses belajar berlangsung 3. Kekurangan pada siklus-siklus sebelumnya sudah mengalami perbaikan dan peningkatan sehingga menjadi lebih baik 4. Hasil belajar siswa pada siklus II mencapai ketuntasan
43
d. Refisi Pelaksanaan Pada siklus II guru telah menerapkan pembelajaran metode team games tournament dengan baik dan dilihat dari aktivitas siswa serta hasil belajar siswa pelaksanaan proses belajar mengajar sudah berjalan dengan baik. Maka tidak diperlukan revisi terlalu banyak, tetapi yuang perlu diperhatikan untuk tindakan selanjutnya adalah memaksimalkan dan mempertahankan apa yang telah ada dengan tujuan agar pada pelaksanaan proses belajar mengajar selanjutnya penerapan pembelajaran metode team games tournament dapat meningkatkan proses belajar mengajar sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
B. Pembahasan 1. Ketuntasan Hasil belajar siswa Melalui hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran pertemuan terbimbing memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan guru (ketuntasan belajar meningkat dari siklus I, dan II) untuk ranah psikomotor yaitu 77,66 %, 88,00 % sedangkan untuk ranah afektif yaitu 73,33% dan 87,89%. Pada siklus II ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah tercapai
44
Tabel 11. :Ketuntasan belajar individual Siklus 1 dan Siklus 2 Siklus I No.
Kriteria
1. 2.
Siklus II
Frekuen si
Persenta se
Frekuensi
Persentase
Tuntas
24
64,86 %
37
100 %
Tidak tuntas
13
35,13 %
0
0%
100 80 60
TUNT AS
40
TIDAK TUNT
20 0 FREKUENSI
FREKUENSI
Gambar : Diagram Silinder Ketuntasan Belajar secara Individual Kondisi Awal, Siklus 1 dan Siklus 2
2. Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar dengan menerapkan metode team games tournament
dalam setiap
siklus mengalami peningkatan. Hal ini berdampak positif terhadap prestasi belajar siswa yaitu dapat ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata—rata siswa pada setiap siklus yang terus mengalami peningkatan.
45
3. Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses pembelajaran paling
dengan model pembelajaran metode team games tournament
dominan
adalah
belajar
dengan
sesama
anggota
kelompok,
mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru dan diskusi antara siswa/antara siswa dengan guru. Jadi dapat dikatakan bahwa aktivitas siswa dapat dikategorikan aktif. Sedangkan untuk aktivitas guru selama pembelajaran telah melaksanakan langkah-langkah metode team games tournament dengan baik. Hal ini terlihat dari aktivitas guru yang muncul di antaranya aktivitas membimbing dan mengamati siswa dalam mempraktikkan hasil pembelajaran , menjelaskan/melatih menggunakan alat, memberi umpan balik dalam prosentase untuk aktivitas di atas cukup besar.
4.Tanggapan siswa terhadap model pembelajaran metode team games tournament ( T.G.T ) Berdasarkan analisis angket siswa dapat diketahui bahwa tanggapan siswa termasuk positif. Ini ditunjukkan dengan rata-rata jawaban siswa yang menyatakan bahwa siswa tertarik dan berminat dengan model pembelajaran metode team games tournament ( T.G.T ) . Hal ini menunjukkan bahwa siswa memberikan respopn positif terhadap model pembelajaran metode team games tournament ( T.G.T ), sehingga siswa menjadi termotivasi untuk belajar lebih giat.
46
Jadi dapat disimpulkan bahwa
dengan diterapkannya metode team games
tournament dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 12 : Hasil Belajar Ulangan Harian Kondisi Awal Siklus 1 dan siklus 2
No
Uraian
Kondisi Awal
Siklus 1
Siklus 2
1.
Nilai Tertinggi
53,33
80,00
100
2.
NilaiTerendah
40,00
73,33
86,67
3.
Nilai Rata-rata
47,00
77,66
88,00
4.
Presentase ketuntasan belajar secara klasikal
47 %
64,86 %
100 %
100 80
NILAI TERTINGGI
60
NILAI TERENDAH
40 NILAI RATA-RATA 20 0 KONDISI AWAL
SIKLUS 1
SIKLUS 2
KETUNTASAN KLASIKAL
Gambar 15 : Diagram Silinder Ketuntasan Belajar secara Individual Kondisi Awal, Siklus 1 dan Siklus 2
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A.
Simpulan Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama dua siklus
dan berdasarkan seluruh pembahaan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut 1. Pembelajaran dengan metode pembelajaran metode team games tournament memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu siklus I (64,86%), siklus II (100%), sedangkan untuk ranah afektif yaitu siklus I (73,33%), siklus II (84,91%) 2. Penerapan metode pembelajaran metode team games tournament mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan kemampuan belajar siswa yang ditunjukkan dengan rata-rata jawaban siswa yang menyatakan bahwa siswa tertarik dan berminat dengan metode pembelajaran metode team games tournament sehingga mereka menjadi termotivasi untuk belajar.
B.
Saran Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar proses
belajar mengajar lebih efektif dan lebih memberikan hasil yang optimal bagi siswa, maka disampaikan saran sebagai berikut:
47
48
1. Untuk melaksanakan metode team games tournament memerlukan persiapan yang cukup matang, sehingga guru harus mampu menentukan atau memilih topik yang benar-benar bisa tournament
diterapkan dengan metode team games
dalam proses belajar mengajar sehingga diperoleh hasil yang
optimal. 2. Dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa, guru hendaknya lebih sering melatih siswa dengan berbagai metode pengajaran, walau dalam taraf yang sederhana, dimana siswa nantinya dapat menemukan pengetahuan baru, memperoleh konsep dan keterampilan, sehingga siswa berhasil atau mampu memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya. Untuk penelitian yang serupa hendaknya dilakukan perbaikan-perbaikan agar diperoleh hasil yang lebih baik.
49
DAFTAR PUSTAKA Abdurrahman, Mulyono. 1999. Pendidikan Bagi Anak berkesulitan Belajar. Jakarta : Rineka Cipta. Conny Semiawan. 1998. Konsep Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Jakarta: PCP, PGSM. Darsono. 2001. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang Press. DepdikNas 2006. Kurikulum KTSP Spektrum 2008, Dir-jen Managemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Pembina Sekolah Menengah Kejuruan, Jakarta Dimyati.2006.Belajar dan Pembelajaran.Jakarta:Depdikbud.. Isjoni. 2007.Saatnya pendidikan kita bangkit.Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Kasihani Kasbulah E.S,2001 Penelitian Tindakan Kelas, Surabaya Muhajir,
Drs, M.Ed, Pendidikan SMK,Yudhistira, 2007
Jasmani
Olahraga
Dan
Kesehatan,
Muslimin Ibrahim, dkk. 2000. Pengembangan Kooperatif. Surabaya : Universitas Negeri Surabaya. Purwanto, Ngalim M. 1990. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Raka Press. Suharsimi,Arikunto,. 1987. Evaluasi Dasar Dasar Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta Suharsimi,Arikunto . 1997. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Bumi Aksara. Soedarsono. 2001. Aplikasi Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PAU-PPAI, Dirjen Dikti. Supardi. 2006. Materi Pelatihan PTK: Konsep dan Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas. Semarang: Unnes Usman, Uzer. 1993. Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar. Bandung : Rosdakarya. Trisnani Widowati. 2008. Penelitian Tindakan Kelas: Materi PLPG. Semarang: LP3 Unnes
50
Zaenal Aqib. 2008. Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru. Jakarta: Penerbit Irama Widya. Zaenuri Mastur, Drs, S.E, M.Si, Akt, 2010 Kiat-Kiat Penyusunan Proposal PTK, LP2M Universitas Negeri Semarang
51
Instrumen Penelitian a. Descriptive Graphic Rating Scale Descriptive Graphic Rating Scale Sekolah
: SMK Palebon Semarang
Kelas
: X MM 1
Mata Pelajaran
: Pendidikan Jasmani
Materi
: Passing bola basket
Tanggal
: 21 September 2010
Waktu
: 07.00 – 08.30 wib
Berilah tanda cek (V) pada grafik skala yang sesuai dengan keadaan siswa yang diobservasi! 4 3 2 1 Bagaimana perhatian siswa
sangat responsif
! ! ! ! ! tidak responsif
terhadap penjelasan guru? Bagaimana aktivitas siswa dalam sangat aktif
! ! ! ! ! tidak aktif
diskusi kelompok? Bagaimana kemampuan siswa mengemukakan pendapat?
sangat lancar
! ! ! ! ! tidak lancar
Bagaimana kemampuan siswa mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari?
Benar
! ! ! ! ! tidak benar
Bagaimana siswa memanfaatkan waktu? Efisien
! ! ! ! ! tidak efisien
Bagaimana siswa membangun ide?
! ! ! ! ! tidak logis
Bagaimana siswa menarik kesimpulan?
logis
Akurat ! ! ! ! ! ragu-ragu
52
Rubrik untuk Descriptive Graphic Rating Scale No.
Kriteria
1
Perhatian siswa terhadap penjelasan guru
3
Memperhatikan, menyimak, mencatat
4
Mencatat
3
Memperhatikan
2
Kurang perhatian
1
2
Skor
Aktivitas siswa dalam kelompok Dapat bekerjasama, mengemukakan ide, menjawab pertanyaan teman, dan
4
menghargai pendapat teman
3
4
Dapat bekerjasama, mengemukakan ide
3
Dapat bekerjasama
2
Tidak beraktivitas
1
Kemampuan siswa mengemukakan pendapat Responsif, runtut, mudah dipahami, disertai contoh
4
Responsif, runtut, mudah dipahami
3
Responsif, runtut
2
Tidak berpendapat
1
Kemampuan siswa mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari Relevan, menyebutkan contoh, penjelasan contoh, memiliki ide pemecahan
4
suatu masalah sehari-hari
5
Relevan, menyebutkan contoh, penjelasan contoh
3
Relevan, menyebutkan contoh
2
Tidak dapat mengaitkan
1
Kemampuan siswa memanfaatkan waktu Datang tepat waktu, siap mengikuti pelajaran, dapat menyelesaikan tugas
4
tepat waktu Datang tepat waktu, dapat menyelesaikan tugas tepat waktu
3
Datang tepat waktu atau dapat menyelesaikan tugas tepat waktu
2
Tidak dapat memanfaatkan waktu
1
53
6
Kemampuan siswa membangun ide Memahami materi, mengorganisasi ide, mengaitkan dengan keseharian,
4
menyampaikan ide
7
Memahami materi, mengorganisasi ide
3
Memahami materi
2
Belum mampu membangun ide
1
Kemampuan siswa menarik kesimpulan Kesimpulan benar, logis, sesuai tujuan pembelajaran
4
Kesimpulan logis, sesuai tujuan pembelajaran
3
Kesimpulan logis
2
Kesimpulan masih kabur
1
b. Participation Chart PARTICIPATION CHART Sekolah
: SMK Palebon Semarang
Kelas
: X MM 1
Kelompok
:
Mata Pelajaran
: Pendidikan Jasmani
Materi
: Passing bola basket
Tanggal
:
Waktu
:
No.
Kegiatan
Skor Kelompok A
1
Memperhatikan penjelasan guru a. Mendengarkan b. Membaca c. Mencatat
2
Bekerjasama
B
C
D
54
3
Mengemukakan pendapat a. Lisan b. Tulisan
4
Merespon pendapat teman
5
Demonstrasi a. Dalam kelompok b. Presentasi di depan kelas
Rubrik untuk Participation Chart No
Kegiatan
1
Memperhatikan penjelasan guru
Skor
a. Mendengarkan a.1. mendengarkan dan menanggapi
3
a.2. mendengarkan tanpa menanggapi
2
a.3. mendengar tidak serius
1
b. Membaca b.1. serius, memberi tanda
3
b.2. serius
2
b.3. tidak serius
1
c. Mencatat
2
3
c.1. di buku catatan
3
c.2. selain di buku catatan
2
c.3. tidak mencatat
1
Bekerjasama a. berperan serta secara aktif
3
b. berperan tidak aktif
2
c. tidak berperan
1
Mengemukakan pendapat a. benar, jelas, runtut
3
55
4
5
b. benar, tidak jelas
2
c. tidak jelas
1
Merespon pendapat teman a. dengan pendapat lain
3
b. ragu-ragu
2
c. tidak merespon
1
Demonstrasi a. Dalam kelompok a.1. mendemonstrasikan, memberi penjelasan dan contoh
3
a.2. mendemonstrasikan, memberi penjelasan
2
a.3. mendemonstrasikan saja
1
b. Presentasi di depan kelas b.1. jelas, runtut
3
b.2. ragu-ragu
2
b.3. tidak jelas
1
Lembar Observasi Kinerja Guru dalam Pembelajaran LEMBAR OBSERVASI KINERJA GURU DALAM PEMBELAJARAN Berilah tanda cek (V) pada kolom yang tersedia sesuai dengan keadaan sebenarnya. Pelaksanaan No.
Aspek yang diamati
Terlaksana (skor) 4
1
Pendahuluan a. Memotivasi siswa b. Menyampaian tujuan pembelajaran
3
2
1
Tidak
56
c. Menggali pengetahuan awal siswa 2
Kegiatan inti a. Memberi informasi tentang kegiatan b. Membentuk kelompok c. Membagi LKS dan memberi penjelasan d. Membimbing diskusi kelompok e. Memberi kesempatan kelompok presentasi f. Memberi tanggapan kelompok presentasi g. Membimbing siswa menarik simpulan h. Memberi penegasan konsep-konsep esensial
3
Penutup a. Membimbing siswa melakukan refleksi b. Memberi kesempatan siswa mencatat c. Melakukan feed-back pertanyaan atau tes d. Memberi tugas
Lampiran 2b.Rekap Hasil Observasi Siswa Kondisi awal Rekap Hasil Observasi Kegiatan Siswa Kondisi awal No.
Aktivitas Siswa
Kelompok IV V VI C C C
I B
II C
III B
2. Memberikan saran dan gagasan
C
C
C
C
C
C
B
C
3. Kemampuan menerangkan kepada teman
C
C
B
C
B
C
C
C
4. Memperhatikan teman menerangkan
C
B
B
B
C
B
C
B
5. Memberikan tanggapan terhadap pertanyaan teman
C
B
B
B
C
B
C
C
1. Kerjasama dalam kelompok
VII VIII B C
57
6. Tidak memonopoli dalam kelompok
C
B
C
C
B
C
C
B
7. Tidak memaksakan pendapat
B
B
B
B
C
B
C
C
8. Kemampuan memahami materi
B
C
B
C
C
C
B
C
9. Partisipasi dalam kelompok
C
B
C
C
C
B
C
C
10. Taat kepada pembelajaran
B
C
B
C
C
B
C
C
11. Kemampuan memotivasi teman dalam kelompok
C
C
B
C
C
C
B
C
12. Kemampuan menarik kesimpulan
B
C
B
C
C
B
C
C
Sumber : Pengelola data-As 2008 Keterangan : A : Sangat baik B : Baik C : Cukup D : Kurang Peneliti
Soeparno
Lampiran 3a. Kisi-Kisi Soal Siklus 1 KISI-KISI SOAL UJI COBA SIKLUS I Satuan Pendidikan : SMK/ MA
Jumlah Soal : 5 butir
Mata Pelajaran
: Pend. Jasmani
Waktu
: 90
: Tehnik dasar Permainan Bola basket
Soal
: Praktek
menit Konsep
Standar Kompetensi: Mempraktikan berbagai teknik dasar permainan dan olahraga, dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya
58
Kompetensi Sub Indikator Dasar konsep Mempraktikan latihanPassing bola 1. melakukan Basket daya tahan jantung passing (chest pass) dan paru-paru serta chest pass nilai disiplin
sebanyak 5
dan tanggungjawab
kali.
Materi
Tehnik dasar permaina n bola basket
Nomor Aspek Soal Kognitif
1 2 3 4 5
C2 C1 C1 C2
Lampiran 3b Soal Ulangan Harian Siklus 1 SOAL ULANGAN HARIAN SIKLUS 1 Mata Pelajaran : Pend.jasmani Konsep
: Tehnik dasar bola basket ( passing chest pass )
Kelas/ Semester : X/ 1 Waktu
: 90 menit
Petunjuk Pengisian Soal: 1. Periksalah kelengkapan soal, semua soal berbentuk perlakuan 5 kali operan dada 2. Lakukan operan dada sebanyak 5 kali dengan tehnik yang baik, benar dan arahkan pada pada sasaran / teman.
SOAL 1. Lakukan operan dada sebanyak 5 kali dengan tehnik yang baik dan benar.
59
PEDOMAN PENILAIAN ULANGAN PRAKTEK SIKLUS I Mata Pelajaran : Pend. Jasmani Konsep : Tehnik dasar passing bola basket Kelas/ Semester : X/ 1 1. Benar dan sesuai dengan tehnik yaitu :Nilai/Skor 3 2. Mendekati tehnik yang benar Nilai/ skor 2 3. Kurang dari tehnik yang benar nilai/skor 1 4. Nilai = Jumlah skor yang diperoleh / Skor Maksimal = 15 5. Skor yang diproleh di bagi 15 di kalikan 100%
Lampiran 3c. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah
: S M K Palebon Semarang
Mata Pelajaran
: Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
Kelas/Semester
: X / (Ganjil )
Standar Kompetensi Mempraktikan berbagai teknik dasar permainan dan olahraga, dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya
Kompetensi Dasar Mempraktikan teknik dasar salah satu nomor olahraga bola besar beregu serta nilai kerja sama, toleransi, percaya diri, memecahkan masalah, menghargai teman keberanian**)
60
Indikator yang akan dicapai a. Melakukan passing bola basket b. Melakukan passing chest pass/ operan dada c. Bermain dengan peraturan yang dimodifikasi
Alokasi Waktu
: 2 x 2 x 45 menit (2 x pertemuan )
A. Tujuan Pembelajaran a. Siswa dapat melakukan passing bola basket dengan benar b. Siswa dapat melakukan passing chest pass/operan dada dengan benar c. Siswa dapat bermain bola basket dengan baik menggunakan peraturan yang dimodifikasi untuk memupuk nilai kerja sama, dan toleransi. B. Materi Pembelajaran Permainan Bola basket •
Passing chest pass/ operan dada
•
Passing bounce pass/ operan pantul
•
Bermain bola basket menggunakan peraturan yang dimodifikasi
C. Metode Pembelajaran -
Pertemuan 1 = penugasan
-
Pertemuan 2 = penugasan
D. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
1. Kegiatan Pendahuluan (15 menit) - Berbaris, berdoa, presensi, apersepsi dan pemanasan - Memberikan motivasi dan menjelaskan tujuan pembelajaran
2. Kegiatan Inti (60 menit) a. Elaborasi Melakukan teknik dasar pasing chest pass/ operan dada
61
• Teknik dasar 9passing chest pass) dengan rincian kegiatan sebagai berikut
Melakukan operan dada dengan cara bola dipegang di depan dada
kemudian didorong kearah teman dilakukan secara berulang- ulang
Melakukan operan dada berpasangan dengan teman ( berkelompok )
b. Eksplorasi •
Strategi pelaksanaan dengan menggunakan model tugas/penugasan - guru membagikan bahan ajar, yang berisi deskripsi tugas dan indikator tugas gerak - siswa mempelajari tugas ajar dan indikator keberhasilannya - siswa memperkirakan waktu yang diperlukan untuk mencapai ketuntasan tugas ajar - siswa melaksanakan tugas ajar sesuai dengan target waktu yang telah ditentukan sendiri - bagi siswa yang belum mampu mencapai target belajar sesuai dengan alokasi waktunya, maka mereka diberi kesempatan untuk memperbaiki target waktu. - bagi siswa yang telah berhasil mencapai target sesuai dengan waktu atau lebih cepat, maka mereka diberi kesempatan untuk mencoba permainan bola basket dengan peraturan yang dimodifikasi. • Bermain bola basket dengan peraturan yang dimodifikasi dengan menggunakan teknik dasar passing chest pass
62
c. Konfirmasi •
Guru memberikan umpan balik dan memberikan penguatan pada siswa yang sudah benar dalam melakukan pasing passing chest pass
•
Guru membantu siswa yang belum benar dalam melakukan passing chest pass
•
Memberikan motivasi kepada siswa agar lebih bersemangat dan berpartisipasi aktif dalam belajar dan berlatih
3. Penutup (15 Menit) - Pendinginan, berbaris, tugas-tugas, evaluasi proses pembelajaran, berdoa dan bubar atau kembali ke kelas.
Pertemuan 2 (2 x 45 menit) 1. Kegiatan Pendahuluan (15 menit) - Berbaris, berdoa, presensi, apersepsi dan pemanasan - Memberikan motivasi dan menjelaskan tujuan pembelajaran
2. Kegiatan Inti (60 menit) a. Elaborasi Melakukan teknik dasar passing bola basket • Latihan Teknik dasar (passing bola basket ) Melakukan passing bola basket dengan cara dilakukan sendiri kearah depan/teman (perorangan) Melakukan passing bola basket berpasangan dengan teman ( berkelompok
b. Eksplorasi •
Strategi pelaksanaan dengan menggunakan model tugas/penugasan
63
- guru membagikan bahan ajar, yang berisi deskripsi tugas dan indikator tugas gerak - siswa mempelajari tugas ajar dan indikator keberhasilannya - siswa memperkirakan waktu yang diperlukan untuk mencapai ketuntasan tugas ajar - siswa melaksanakan tugas ajar sesuai dengan target waktu yang telah ditentukan sendiri - bagi siswa yang belum mampu mencapai target belajar sesuai dengan alokasi waktunya, maka mereka diberi kesempatan untuk memperbaiki target waktu.
• Pengambilan nilai passing chest pass Siklus 1.
c. Konfirmasi •
Guru memberikan umpan balik dan memberikan penguatan pada siswa yang sudah benar dalam melakukan passing chest pass
•
Guru membantu siswa yang belum benar dalam melakukan pasing chest pass
•
Memberikan motivasi kepada siswa agar lebih bersemangat dan berpartisipasi aktif dalam belajar dan berlatih
3. Penutup (15 Menit) - Pendinginan, berbaris, tugas-tugas, evaluasi proses pembelajaran, berdoa dan bubar
E. Sumber Belajar -
Ruang terbuka yang datar dan aman
-
Bola
64
-
Buku referensi, Roji, Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Kelas X, Jakarta : Erlangga
F. Penilaian Indikator
Psikomotor • Melakukan passing chest pass • Bermain dengan peraturan yang dimodifikasi Kognisi • Mengetahui bentuk –bentuk passing dalam permainan bola basket Afeksi Dapat bekerjasama dengan teman dalam kelompok
1. Teknik penilaian: - Tes unjuk kerja (psikomotor): Lakukan teknik dasar passing bola basket Keterangan: Penilaian terhadap kualitas unjuk kerja peserta ujian, dengan rentang nilai antara 1 sampai dengan 3 Jumlah skor yang diperoleh Nilai = ----------------------------------------- X 100 Jumlah skor maksimal
- Pengamatan sikap (afeksi): Mainkan permainan bola basket dengan peraturan yang telah dimodifikasi. Taati aturan permainan, kerjasama dengan teman satu tim
65
dan tunjukkan perilaku sportif, keberanian, percaya diri dan menghargai teman Keterangan: Berikan tanda cek ( √ ) pada kolom 1 s.d 4 yang sudah disediakan, setiap peserta ujian menunjukkan atau menampilkan perilaku yang diharapkan. Jumlah skor yang diperoleh Nilai = ----------------------------------------- X 30 Jumlah skor maksimal - Kuis test (kognisi): Jawab secara lisan atau peragakan dengan baik, pertanyaan-pertanyaan mengenai konsep gerak passing dalam permainan bola basket Keterangan: Penilaian terhadap kualitas passing peserta ujian, dengan rentang nilai antara 1 sampai dengan 3
Jumlah skor yang diperoleh Nilai = ----------------------------------------- X 10 Jumlah skor maksimal - Nilai akhir yang diperoleh siswa =
Nilai tes unjuk kerja + nilai observasi + nilai kuis
66
2. Rubrik Penilaian
RUBRIK PENILAIAN UNJUK KERJA TEKNIK DASAR PERMAINAN BOLA BASKET Aspek Yang Dinilai Melakukan Teknik Dasar Passing chest pass. 1. Posisi lutut kaki depan saat akan melakukan passing direndahkan 2 Bentuk gerakan lengan lurus saat akan melakukan passing bola di lepas atau didorong ke depan 3 Posisi badan yang benar saat akan melakukan passing chest pass dalam permainan bola basket 4 Bentuk arah bola hasil passing chest pass dalam permainan bola basket lurus
RUBRIK PENILAIAN PEMAHAMAN KONSEP GERAK DALAM PERMAINAN BOLA BASKET Pertanyaan yang diajukan 1. Bagaimana posisi tangan saat kamu passing chest pass dalam permainan bola basket 2. Bagaimana posisi tangan saat kamu mendorong bola pada waktu passing chest pass dalam permainan bola basket?
67
Mengetahui
Jepara, 19 Juli 2010
Kepala Sekolah
Guru Mapel
Dra.Hj,Sri Djumilah
Soeparno
NIP. 19510491 197603 2 001
Lembar Observasi Kegiatan Siswa Pertemuan 2 No.
Aktivitas Siswa
1. Kerjasama dalam kelompok 2. Memberikan saran dan gagasan 3. Kemampuan menerangkan kepada teman 4. Memperhatikan teman menerangkan 5. Memberikan tanggapan terhadap pertanyaan teman 6. Tidak memonopoli dalam kelompok 7. Tidak memaksakan pendapat 8. Kemampuan memahami materi 9. Partisipasi dalam kelompok 10. Taat kepada pembelajaran 11. Kemampuan memotivasi teman dalam kelompok 12. Kemampuan menarik kesimpulan
I
II
Kelompok III IV V VI
VII VIII
68
Sumber : Pengelola data-As 2008 Keterangan : A : Sangat baik B : Baik C : Cukup D : Kurang
Lampiran 3d. Rekap Hasil Observasi Siklus 1 Rekap Hasil Observasi Siswa Siklus 1 I B
II C
Kelompok III IV V VI B C C C
2. Memberikan saran dan gagasan
C
B
B
C
C
C
B
C
3. Kemampuan menerangkan kepada teman
B
C
B
C
B
C
B
B
4. Memperhatikan teman menerangkan
B
B
B
B
C
B
C
B
5. Memberikan tanggapan terhadap pertanyaan teman
C
B
B
B
C
B
C
B
6. Tidak memonopoli dalam kelompok
C
B
C
C
B
C
C
B
7. Tidak memaksakan pendapat
B
B
B
B
C
B
C
B
8. Kemampuan memahami materi
C
C
B
C
B
C
B
C
9. Partisipasi dalam kelompok
C
B
C
B
C
B
C
C
10. Taat kepada pembelajaran
B
B
B
C
B
B
C
B
11. Kemampuan memotivasi teman dalam kelompok
C
C
B
C
C
C
B
C
12. Kemampuan menarik kesimpulan
B
C
B
C
C
B
C
C
No.
Aktivitas Siswa
1. Kerjasama dalam kelompok
Sumber : Pengelola data-As 2008 Keterangan : A : Sangat baik
VII VIII B C
69
B : Baik C : Cukup D : Kurang Lampiran 4a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah
: S M K Palebon Semarang
Mata Pelajaran
: Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
Kelas/Semester
: X / (Ganjil )
Standar Kompetensi Mempraktikan berbagai teknik dasar permainan dan olahraga, dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya
Kompetensi Dasar Mempraktikan teknik dasar salah satu nomor olahraga bola besar beregu serta nilai kerja sama, toleransi, percaya diri, memecahkan masalah, menghargai teman keberanian**)
Indikator yang akan dicapai d. Melakukan passing bola basket e. Melakukan passing chest pass dan bounce pass f. Bermain dengan peraturan yang dimodifikasi
Alokasi Waktu
: 2 x 2 x 45 menit (2 x pertemuan )
A. Tujuan Pembelajaran d. Siswa dapat melakukan passing chest pass bola basket dengan benar
70
e. Siswa dapat melakukan passing bounce pass bola basket dengan benar f. Siswa dapat bermain bola basket dengan baik menggunakan peraturan yang dimodifikasi untuk memupuk nilai kerja sama, dan toleransi B. Materi Pembelajaran Permainan Bola basket •
Passing chest pass bola basket
•
Passing bounce pass bola basket
•
Bermain bola basket menggunakan peraturan yang dimodifikasi
C. Metode Pembelajaran -
Pertemuan 1 = penugasan
-
Pertemuan 2 = penugasan
D. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1 (2 x 45 menit)
4. Kegiatan Pendahuluan (15 menit) - Berbaris, berdoa, presensi, apersepsi dan pemanasan - Memberikan motivasi dan menjelaskan tujuan pembelajaran
5. Kegiatan Inti (45 menit) a. Elaborasi Melakukan teknik dasar passing bola basket • Teknik dasar passing ( chest pass, bonce pass )
Melakukan passing chest pass dengan cara mendorong bola ke
depan diarahka ke teman dan dilakukan berulang-ulang (perorangan)
Melakukan passing bola basket berpasangan dengan teman ( berkelompok )
71
b. Eksplorasi •
Strategi pelaksanaan dengan menggunakan model tugas/penugasan - guru membagikan bahan ajar, yang berisi deskripsi tugas dan indikator tugas gerak - siswa mempelajari tugas ajar dan indikator keberhasilannya - siswa memperkirakan waktu yang diperlukan untuk mencapai ketuntasan tugas ajar - siswa melaksanakan tugas ajar sesuai dengan target waktu yang telah ditentukan sendiri - bagi siswa yang belum mampu mencapai target belajar sesuai dengan alokasi waktunya, maka mereka diberi kesempatan untuk memperbaiki target waktu. - bagi siswa yang telah berhasil mencapai target sesuai dengan waktu atau lebih cepat, maka mereka diberi kesempatan untuk mencoba
permainan
bolavoli
dengan
peraturan
yang
dimodifikasi. • Bermain bola basket dengan peraturan yang dimodifikasi dengan menggunakan teknik dasar passing
c. Konfirmasi •
Guru memberikan umpan balik dan memberikan penguatan pada siswa yang sudah benar dalam melakukan pasing chest pass
•
Guru membantu siswa yang belum benar dalam melakukan passing chest pass
•
Memberikan motivasi kepada siswa agar lebih bersemangat dan berpartisipasi aktif dalam belajar dan berlatih
72
6. Penutup (20 Menit) - Pendinginan, berbaris, tugas-tugas, evaluasi proses pembelajaran, berdoa dan bubar
Pertemuan 2 (2 x 45 menit)
1. Kegiatan Pendahuluan (15 menit) - Berbaris, berdoa, presensi, apersepsi dan pemanasan - Memberikan motivasi dan menjelaskan tujuan pembelajaran
2. Kegiatan Inti (45 menit) a. Elaborasi Melakukan teknik dasar pasing bola basket • Teknik dasar passing bola basket ( chest pass dan bounce pass ) Melakukan passing chest pass dengan cara mendorong bola kearah depan (perorangan) Melakukan passing chest pass berpasangan dengan teman ( berkelompok )
b. Eksplorasi •
Strategi pelaksanaan dengan menggunakan model tugas/penugasan - guru membagikan bahan ajar, yang berisi deskripsi tugas dan indikator tugas gerak - siswa mempelajari tugas ajar dan indikator keberhasilannya - siswa memperkirakan waktu yang diperlukan untuk mencapai ketuntasan tugas ajar - siswa melaksanakan tugas ajar sesuai dengan target waktu yang telah ditentukan sendiri
73
- bagi siswa yang belum mampu mencapai target belajar sesuai dengan alokasi waktunya, maka mereka diberi kesempatan untuk memperbaiki target waktu. • Penilaian Servi bawah Siklus 2
c. Konfirmasi •
Guru memberikan umpan balik dan memberikan penguatan pada siswa yang sudah benar dalam melakukan pasing chest pass
•
Guru membantu siswa yang belum benar dalam melakukan pasing chest pass
•
Memberikan motivasi kepada siswa agar lebih bersemangat dan berpartisipasi aktif dalam belajar dan berlatih
3. Penutup (20 Menit) - Pendinginan, berbaris, tugas-tugas, evaluasi proses pembelajaran, berdoa dan bubar
E. Sumber Belajar -
Ruang terbuka yang datar dan aman
-
Bola
-
Buku referensi, Roji, Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Kelas XI, Jakarta : Erlangga
F. Penilaian Indikator Psikomotor • Melakukan passing chest pass • Bermain dengan peraturan yang dimodifikasi Kognisi
74
• Mengetahui bentuk –bentuk passing dalam permainan bola basket Afeksi Dapat bekerjasama dengan teman dalam kelompok 1. Teknik penilaian: - Tes unjuk kerja (psikomotor): Lakukan teknik dasar passing bola basket. Keterangan: Penilaian terhadap kualitas unjuk kerja peserta ujian, dengan rentang nilai antara 1 sampai dengan 3 Jumlah skor yang diperoleh Nilai = ----------------------------------------- X 100 Jumlah skor maksimal - Pengamatan sikap (afeksi): Mainkan permainan bola basket dengan peraturan yang telah dimodifikasi. Taati aturan permainan, kerjasama dengan teman satu tim dan tunjukkan perilaku sportif, keberanian, percaya diri dan menghargai teman Keterangan: Berikan tanda cek ( √ ) pada kolom 1 s.d 4 yang sudah disediakan, setiap peserta ujian menunjukkan atau menampilkan perilaku yang diharapkan. Jumlah skor yang diperoleh Nilai = ----------------------------------------- X 30 Jumlah skor maksimal - Kuis test (kognisi): Jawab secara lisan atau peragakan dengan baik, pertanyaan-pertanyaan mengenai konsep gerak passing dalam permainan bola basket
75
Keterangan: Penilaian terhadap kualitas passing bola basket peserta ujian, dengan rentang nilai antara 1 sampai dengan 3 Jumlah skor yang diperoleh Nilai = ----------------------------------------- X 10 Jumlah skor maksimal - Nilai akhir yang diperoleh siswa =
Nilai tes unjuk kerja + nilai observasi + nilai kuis
2. Rubrik Penilaian
RUBRIK PENILAIAN UNJUK KERJA TEKNIK DASAR PERMAINAN BOLA BASKET Aspek Yang Dinilai Melakukan Teknik Dasar passing 1. Posisi lutut kaki depan saat akan melakukan passing chest pass direndahkan 2. Bentuk gerakan lengan lurus saat akan melakukan passing chest pass bola di lepas atau didorong ke depan 3. Posisi badan yang benar saat akan melakukan passing chest pass dalam permainan bola basket 4. Bentuk arah bola hasil passing chest pass dalam permainan bola basket berbentuk lurus
76
RUBRIK PENILAIAN PERILAKU DALAM PERMAINAN BOLA BASKET PERILAKU YANG DIHARAPKAN 1. Bekerja sama dengan teman satu tim 2. Keberanian dalam melakukan gerakan (tidak ragu-ragu) 3. Mentaati peraturan 4. Menghormati wasit(sportif) 5. Menunjukkan sikap bersungguh-sungguh dalam bermain 6. Memakai seragam Olahraga
RUBRIK PENILAIAN PEMAHAMAN KONSEP GERAK DALAM PERMAINAN BOLA BASKET Pertanyaan yang diajukan 1. Bagaimana posisi tangan saat kamu passing chest pass dalam permainan Bola basket? 3. Bagaimana posisi tangan saat kamu mendorong bola pada waktu passing chest pass dalam permainan bola basket?
Mengetahui
Jepara, 4 Oktober 2010
Kepala Sekolah
Guru Mapel
Dra. Hj Sri Djumilah
Soeparno
NIP. 19510419 197603 2 001
77
Lampiran 4b. Lembar Observasi Siswa Pertemuan 2 Lembar Observasi Kegiatan Siswa Pertemuan 12 No.
Aktivitas Siswa
1. Kerjasama dalam kelompok 2. Memberikan saran dan gagasan 3. Kemampuan menerangkan kepada teman 4. Memperhatikan teman menerangkan 5. Memberikan tanggapan terhadap pertanyaan teman 6. Tidak memonopoli dalam kelompok 7. Tidak memaksakan pendapat 8. Kemampuan memahami materi 9. Partisipasi dalam kelompok 10. Taat kepada pembelajaran 11. Kemampuan memotivasi teman dalam kelompok 12. Kemampuan menarik kesimpulan Sumber : Pengelola data-As 2008 Keterangan : A : Sangat baik B : Baik C : Cukup D : Kurang
I
II
III
Kelompok IV V VI
VII VIII
78
Lampiran 4c. Rekap Hasil Observasi Siswa Siklus 2 Rekap Hasil Pengamatan Siklus 2
I A
II B
Kelompok III IV V VI A B A B
2. Memberikan saran dan gagasan
B
B
B
C
B
C
A
C
3. Kemampuan menerangkan kepada teman
B
B
A
B
B
B
B
B
4. Memperhatikan teman menerangkan
A
A
A
B
A
A
C
A
5. Memberikan tanggapan terhadap pertanyaan teman
A
A
A
A
B
A
B
A
6. Tidak memonopoli dalam kelompok
B
B
A
B
A
B
B
B
7. Tidak memaksakan pendapat
A
A
A
B
B
A
B
A
8. Kemampuan memahami materi
A
A
A
B
A
B
A
B
9. Partisipasi dalam kelompok
B
A
B
A
B
B
B
B
10. Taat kepada pembelajaran
A
A
A
B
A
A
B
A
11. Kemampuan memotivasi teman dalam kelompok
A
A
A
A
A
B
A
B
12. Kemampuan menarik kesimpulan
A
A
A
B
A
A
A
B
No.
Aktivitas Siswa
1. Kerjasama dalam kelompok
Sumber : Pengelola data-As 2008 Keterangan : A : Sangat baik B : Baik C : Cukup D : Kurang
VII VIII A A