PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGELOMPOKKAN BENDA BERDASARKAN WARNA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BOTOL SUSU PLASTIK BEKAS PADA KELOMPOK A TK.DHARMA WANITA PERSATUAN DOHOAGUNG BALONGPANGGANG GRESIK Siti Fatimah Program studi S1 PG PAUD Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabaya
Drs. H. Lamijan Hadi S,M.Pd ABSTRAK Mengelompokkan atau mengklasifikasikkan termasuk dalam pemgembangan matematika permulaan untuk anak PAUD. TK. Dharma Wanita Persatuan DOHOAGUNG BALONGPANGGANG GRESIK daya konsentrasi anak masih kurang, sehingga kemampuan mengelompokkan benda berdasarkan warna merah, kuning, hijau dan biru masih sangat rendah. Botol susu plastik bekas sangat tepat dipilih sebagai media karena tidak berbahaya,mudah diperoleh, mudah di bentuk dan diwarnai. penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas dengan desain penelitian tindakan model Kemmis. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi dan tes. Analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah analisis refleksi berdasarkan siklus-siklus. Dari temuan penelitian menunjukkan adanya peningkatan kemampuan mengelompokkan benda berdasarkan warna merah,kuning,hijau dan biru pada anak kelompok A TK. Dharma Wanita Persatuan Dohoagung Balongpanggang Gresik yang ditumjukkan dalam siklus I rata-rata 56,25% dan pada siklus II meningkat menjadi 81,25%. Kata kunci : kemampuan mengelompokkan benda, botol susu plastik bekas ABSTRACT In other way, classifying is included in the development method of the beginning of mathematic for childhood. In TK Dharma Wanita Persatuan Dohoagung Balongpanggang Gresik, children's concentration are less so that the ability of grouping subject based on color red, yellow, green and blue is still low. The old plastic bottle of milk is an appropriate chosen media because it is not dangerous, easy to get, easy to shape and easy to color. This research is Classroom Action Research with the Kemmis design. The collecting data method in this research is observation and tests. The analyzing data used in this research is reflection based on the cycles.The result showed that there is an increase of the ability of grouping subject based on color red, yellow, green in group A in TK Dharma Wanita Persatuan Dohoagung Balongpanggang Gresik. It is showed in the cycle I which get the average 56.25% and increase to be 81.25% in cycle II. Key words: the ability of grouping subject, the old plastic bottle of milk
1
Anak usia dini memiliki rasa ingin tahu yang sangat tinggi, memiliki rentang daya konsentrasi yang pendek, dan masa potensial untuk belajar.proses belajar berlangsung secara bertahap, belajar memerlukan kedekatan dengan materi yang sudah dipelajari, dan memerlukan kedekatan dengan berbagai macam hal dan bukan hanya sekedar pengulangan atau hafalan, namun bagaiman anak mampu memahami apa yang disampaikan guru. Salah satu prinsip pembelajaran anak usia dini atau tk adalah konkret dan dapat dilihat. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut, guru perlu menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan bagi anak-anak dan guru itu sendiri. Salah satu komponen yang dapat memudahkan anak belajar adalah dengan pemanfaatan media. Botol susu plastik bekas menjadi pilihan yang tepat untuk dimanfaatkan sebagai media dalam kegiatan mengelompokkan bendan berdasarkan warna dengan pertimbangan sebagai berikut : (a) botol susu plastik tidak membahayakan untuk anak karena ringan dan tidak ada sisi yang tajam, (b) Mudah diperoleh dan banyak dijumpai di setiap tempat, (c) mudah dibentuk dan diwarnai agar lebih menari untuk anak (d) Tidak mahal, bahkan bisa gratis. Dengan media bahan sisa botol susu plastik bekas diharapkan rasa ingin tahu anak muncul sehingga anak lebih terpusat perhatiannya dan mampu memahami tugas yang diberikan serta tercipta suasana belajar yang menarik dan menyenangkan. Supaya tindakan peneliti lebih efektif dan menyenangkan, sehingga peningkatan kemampuan mengelompokan di kelompok A TK.Dharma Wanita Persatuan Dohoagung Balongpanggang Gresik, peneliti akan menggunakan media botol susu plastik bekas dan untuk strategi pembelajaran yang akan digunakan yaitu pertemuan terbimbing. Melalui media botol susu plastik bekas, mampu menyajikan pesan pembelajaran secara ringkas dan praktis, dapat digunakan di dalam maupun di luar ruangan karena media ini ringan dan mudah dibawa, dan bahan pembuatan relatif murah, bahkan mampu meningkatkan aktivitas belajar anak. Alasan peneliti menggunakan media botol susu plastik bekas pada proses pembelajaran mengelompokkan warna seperti yang diungkapkan Suyanto (2005:38) menjelaskan media belajar anak tidak harus mahal, tapi dapat peroleh dari bahan yang tidak dipakai atau bekas. Bahan bekas banyak kita jumpai hampir disetiap tempat dimana kita berada. Salah satunya adalah botol susu plastik bekas. Karena banyaknya minuman yang dikemas dalam bentuk botol plastik dengan berbagai bentuk dan ukuran. Botol susu plastik bekas termasuk jenis sampah yang tidak dapat diuraikan dan dapat
PENDAHULUAN Anak Usia Dini adalah anak yang baru dilahirkan sampai usia 6 tahun. Usia ini merupakan usia yang sangat menentukan dalam pembentukan karakter dan kepribadian anak (Sujiono, 2009: 7). Usia dini merupakan usia 0-8 tahun di mana anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang pesat. Usia dini adalah masa yang paling fundamental bagi perkembangan anak selanjutnya atau disebut sebagai usia emas (golden age). (Syaodih, dkk, 2008:2.15). Kelompok A TK. Dharma Wanita Persatuan Dohoagung Balongpanggang Gresik melaksanakan program pembelajaran dengan mengacuh pada menu generik yang digunakan oleh pusat kurikulum-balitbag Depdiknas yang memuat tentang standart kopetensi,kopetensi dasar hingga indikator untuk masing-masing aspek perkembangan pada tahap usia 0-6 tahun dengan berharap semua aspek perkembangan yang ada pada diri ada berkembang secara maksimal. Anak kelompok A di semester I ini 99% sudah mandiri dan memiliki semangat yang tinggi untuk sekolah.sebagian besar anak merupakan anak pertama, sehingga anak merasa senang di sekolah karena banyak teman untuk bermain.anak –anak seperti tidak mau melewatkan kesempatan tersebut dan diganggu dengan kegiatan lain. Anak sering menunjukan aktivitas untuk menarik perhatian temannya dengan melompat-lompat atau berteriak salah satu siswa melakukan aktivitas tertentu yang lain secara sepontan ikut bergabung sehingga kelas menjadi gaduh dan tidak konsentrasi dalam belajar. Salah satu aspek yang perlu dikembangkan pada anak usia 4-5 tahun adalah aspek kognitif. Dalam pengembangan aspek kognitif menurut Gunarti (2008:78) dikembangkan lagi yaitu pengembangan matematika permulaan dan pengembangan sains permulaan. Sesuai dengan menu generic yang dikeluarkan oleh pusat kurikulum-blitbang Depdiknas salah satu kopetensi dasar dalam aspek perkembangan kognitif anak usia 4-5 tahun adalah dapat mengklasifikasi sederhana dengan indikator mengelompokkan benda berdasarkan ciri-ciri tertentu(menurut bentuk, ukuran, warna, jenis dll). Dalam kegiatan belajar mengajar mengelompokkan benda sesuai dengan warna selama ini menggunakan media gambar dipapan tulis dengan kapur dan benda nyata yang hanya dipegang guru tanpa anak memegang sendiri media tersebut. Untuk strategi yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar adalah diskusi atau bercakap-cakap dengan metode pemberian tugas dimana anak hanya diberi tugas untuk mewarnai gambar sesuai dengan kata/tulisan.
2
menyebabkan polusi, dengan memanfaatkan bahan sisa menjadi bahan berguna yaitu media pembelajaran berarti kita melatih anak untuk memelihara lingkungan dengan mengurangi pencemaran. Botol susu plastik bekas termasuk jenis media benda konkret. Media benda konkret adalah segala alat atau bahan yang berwujud atau nyata yang ada di alam, yang dapat dilihat dan diraba dan dapat digunakan sebagai alat Bantu untuk menyampaikan pesan serta mendorong anak untuk belajar dalam rangka memperlancar proses belajar mengajar.
mana peranan media tersebut dapat menunjang dalam kegiatan belajar mengajar, khususnya dalam pengembangan aspek kognitif dengan memanfaatkan media botol plastik bekas. 2. Manfaat Praktis a) Bagi Anak Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi anak untuk meningkatkan kemampuan mengelompokkan benda berdasarkan warna dengan media botol susu plastik bekas. b) Bagi Guru Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi guru sebagai salah satu pedoman untuk mengembangkan aspek kognitif anak dalam meningkatkan kemampuan mengelompokkan benda berdasarkan warna dengan memanfaatkan media botol susu plasik bekas.
Berdasarkan latar belakang masalah dirumuskan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini sebagai berikut : 1. Bagaimanakah upaya untuk meningkatkan kemampuan mengelompokkan benda berdasarkan warna dengan media botol susu plastik bekas dikelompok A TK.Dharma Wanita Persatuan Dohoagung Balongpanggang Gresik ? 2. Bagaimanakah aktivitas anak didik terhadap penerapan / penggunaan metode pemberian tugas di TK? 3. Apakah pemanfaatan media botol susu bekas dapat meningkatkan kemampuan mengelompokkan benda berdasarkan warna pada kelompok A TK. Dharma Wanita Persatuan Dohoagung Balongpanggang Gresik ?
c) Bagi kepala Sekolah Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu sekolah dalam menyelesaikan masalah yang terjadi di kelas yaitu meningkatkan kempampuan mengelompokkan benda berdasarkan warna dengan media botol susu plastik bekas. Kognitif adalah suatu proses berfikir, yaitu kemampuan individu untuk menghubungkan, menilai dan mempertimbangkan suatu kejadian atau peristiwa.proses kognitif berhubungan dengan(intelegensi) yang mencirikan seseorang dengan berbagai minat terutama sekali ditunjukan kepada ide-ide dan belajar. (Dalam Sujiono,dkk,2009:1.3).
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kemampuan mengelompokkan bendan berdasarkan warna dengan menggunakan media botol susu plastik bekas.
Perkembangan kognitif yang diambil melalui internet http://tatangjm.wordpress.com/2008/07/31/kognitif/ merupakan salah satu perkembangan manusia yang berkaitan dengan pengetahuan, yakni semua proses psikologis yang berkaitan dengan bagaimana individeu mempelajari dan memikirkan lingkungannya. Kognitif adalah suatu proses berpikir, yaitu kemampuan individual untuk menghubungkan, menilai dan mempertimbangkan suatu kejadian atau peristiwa, Yuliani Nuraini Sujiono dkk dalam Metode pengembangan Kognitif modul 1 (2007:1.3). Menurut Bruner (dalam Winatapura, 2007:3.13) pada dasarnya belajar merupakan proses kognitif yang terjadi dalam diri seseorang.ada tiga proses kognitif yang terjadi dalam belajar yaitu : (1) proses perolehan informasi baru (2) Proses mentranformasikan informasi baru (3) Menguji relevansi dan ketepatan pengetahuan.
Tujuan Khusus a) Tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan mengelompokkan benda berdasarkan warna sebelum dilakukan intervensi dan sudah dilakukan intervensi. b) Untuk mengetahui aktivitas anak dalam mengelompokkan benda berdasarkan warna. c) Untuk mengetahui peningkatan kemampuan anak dalam mengelompokkan benda berdasarkan warna. Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah : 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengalaman dalam pemilihan dan pemanfaatan media, dengan harapan dapat mengetahui sejauh
3
Pada usia 4-6 tahun anak sudah masuk Taman Kanak-kanak,perkembangan kognitif anak sudah masuk dalam tahap praoprasional(preoperational period).apa yang sebelumnya sudah diperoleh anak dikembangkan kembali dalam bentuk represetasi mental (mental representation).anak mentransfer gagasan tentang obyek,hubungan sebanb-akibat, ruangan dan waktu kedalam perantara baru(representasi mental) dan struktur terorganisasi yang lebih tinggi. Pada tahap ini anak dapat menginggat kembali kejadiankejadian yang telah lewat, memimpikan masa depan, dan juga merangkai pengalaman-pengalaman yang telah dilalui untuk menumbuhkan yang lebih kompleks mengenai dunia. Piaget (dalam Hidayani, dkk 2009:3.11)
dan banyak pencemaran. Dalam memfasilitasi anak, guru dapat merencanakan media dengan membuat sendiri dengan memanfaatkan barang-barang bekas. Botol susu plastik adalah salah satu sampah yang tidak dapat diuraikan tanah. Untuk mengurangi pencemaran kita dapat memanfaatkannya sebagai media dalam kegiatan belajar mengajar. Suyanto (2005:38) (Posted on December17,2011 by oksipaud). Botol susu plastik bekas termasuk jenis media benda konkret. Media benda konkret adalah segala alat atau bahan yang berwujud atau nyata yang ada di alam, yang dapat dilihat dan diraba dan dapat digunakan sebagai alat Bantu untuk menyampaikan pesan serta mendorong anak untuk belajar dalam rangka memperlancar proses belajar mengajar.
Mengelompokkan sama dengan klasifikasi adalah suatu cara pengelompokan yang didasarkan pada ciri-ciri tertentu.dalam kamus besar bahasa Indonesia (1989:445) Mengelompokkan atau mengklasifikasikan adalah menggolong-golongkan menurut jenis. Carol Seefeldt dan Wasik (2008:394) Anak usia tiga sampai lima tahun belajar menggolongkan lewat hal-hal sebagai berikut: a. Menyortir alat pemainan diruang kelas ke dalam kategori-kategori yang sesuai. b. Memberi anak-anak benda kedalam berbagai bentuk dan warna serta membimbing mereka untuk menyortir benda-benda tersebut ke dalam kelompok yang sama. c. Membeiri anak-anak koleksi barang-barang, seperti kancing, manik-manik, kerang.minat anak untuk menyortir mereka ke dalam kelompokkelompok dan menjelaskan alas an dari keputusankeputusan mereka. d. Minat anak untuk menyortir diri mereka sendiri ke dalam kelompok kesukaan mereka. e. Dengan menggunakan benda-benda umum di ruang kelas, suruh anak menyortir ke dalam kelompok-kelompok yang sama dan berbeda.
Metode pemberian tugas merupakan tugas atau pekerjaan yang sengaja diberikan kepada anak yang harus dilaksanakan dengan baik (Moeslichatoen,1996:165), Moeslichatoen, (1996:169) menyebutkan beberapa manfaat penggunaan metode pemberian tugas sebagai berikut : 1. Pemberian tugas yang dirancang secara tepat dan proporsional akan dapat meningkatkan bagaimana belajar yang benar. 2. Pemberian tugas yang dirancang secara teratur, berkala, dan juga akan menanamkan kebiasaan dan sikap belajar yang positif. 3. Pemberian tugas yang dirancang secara tepat dan seksama dapat menghasilkan prestasi belajar optimal 4. Bila pemberian tugas menggunakan bahan yang bervariasi, dan sesuai dengan kebutuhan dan minat anak, maka memberikan arti yang besar bagi anak. 5. Bila pemberian tugas memperhitungkan waktu dan kesempatan yang tersedia, maka pemberian tugas itu merupakan pengalaman belajar yang dapat dirasakan manfaatnya. Moeslichatoen, (1996:170) menyebutkan beberapa tujuan kegiatan pemberian tugas sebagai berikut : a. Anak memperoleh peemantapan cara mempelajari materi pelajaran secara efektif. b. Pemberian tugas dapat digunakan untuk meningkatkan ketrampilan berpikir dalam kaitan pengembangan kreativitas, bahasa, berhitumg, musik, bermain, dan ilmu pengetahuan. Strategi pembelajaran adalah cara-cara yang akan dipilih dan digunakan oleh seorang pengajar untuk menyampaikan materi pembelajaran yang bertujuan untuk memudahkan peserta didik menerima dan memahami materi pembelajaran, yang
Media berasal dari bahasa latin “medium” yang berarti perantara. Media juga disebut sebagai alat peraga, audio visual, instruksional material atau sekarang ini media lebih dikenal denagn media pembelajaran atau media instruksional. menurut Ibrahim (19:4) diambil melalui internet (opini | 18 December 2009 | 15:43 htt:Media Pembelajaran Arti, Posisi, Fungsi, Klasifikasi, dan Karakteristiknya.htm). Di lingkungan sekitar kita sering kita temui atau jumpai barang-barang bekas dan juga sampah yang membuat lingkungan kita menjadi tidak indah
4
pada akhirnya tujuan pembelajaran dikuasainya diakhir kegiatan belajar.
dapat
memberikan perilakuan dalam PTK, yaitu rencana pelaksanaan pembelajaran yang akan dijadikan PTK, dengan kopetensi dasar (KD) : Dapat mengenal klasifikasi sederhana. Dengan indikator, (a) Mengelompokkan benda berdasarkan ciri tertentu (menurut warna)
Dick dan Carey dalam Suparman(1997:155) menyebutkan lima komponen umum dari strategi instruksional : 1. Kegiatan pra-instruksional 2. Penyajian informasi 3. Partisipasi anak 4. Tes 5. Tindak lanjut
Dalam penelitian ini subyek penelitian adalah anak kelompok A yang berusia 4-5 tahuan di Taman Kanak-Kanak Dharma Wanita Persatuan Dohoagung Balongpanggang Gresik tahun pelajaran 2011-2012 yang berjumlah 16 anak, terdiri dari 5 anak laki-laki dan 11 anak perempuan. Anak memiliki latar belakang sosial ekonomi berbeda dan perkembangan emosional yang berbeda pula ditunjukkan oleh perilaku sehari-hari. Teknik pengumpulan data dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini terdiri dari:tes,observasi dan diskusi teman sejawat. 1. Observasi : dipergunakan sebagai tehnik untuk mengumpulkan data tentang aktivitas dalam proses belajar mengajar dan implementasi media botol susu plastic bekas. Hasil observasi digunakan untuk memperbaiki kegiatan pembelajaran di siklus selanjutnya 2. Diskusi antara guru sebagai peneliti dengan teman sejawat sebagai observer untuk refleksi hasil siklus PTK.
Gagne dan Briggs dalam Atwi Suparman(1997:156) menyebutkan sebagai sembilan urutan kegiatan instruksional, yaitu : 1. Memberikan motivasi atau menarik perhatian 2. Menjelaskan tujuan intruksional kepada anak 3. Mengingatkan kopetensi prasyarat 4. Memberi stimulasi (masalah, topik, konsep) 5. Memberi petunjuk belajar (cara pembelajaran) 6. Menimbulkan penampilan anak 7. Memberi umpan balik 8. Menilai penampilan 9. Menyimpulkan
METODE PENELITIAN Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di Kelompok A TK. Dharma Wanita Persatuan Dohoagung Balongpanggang Gresik tahun pelajaran 2012-2013. Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian atau saat penelitian ini dilangsungkan. Penelitian ini dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran 2012-2013. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas dengan menggunakan desain model Stephen Kemmis dan Robin Mc Taggart. Aqib (2009:22) menjelaskan bahwa desain PTK model Stephen Kemmis dan Robin Mc Taggart tampak begitu dekat dengan model yang diperkenalkan oleh Kurt Lewin. Karena dalam satu siklus seperti halnya Kurt Lewin terdiri dari empat komponen yang meliputi: Perencanaan (Planing), Aksi/tindakan (acting), Observasi (observing), Refleksi (refleting). Komponen acting (tindakan) dan observing (observasi) dijadikan satu kesatuan karena implementasi antara keduannya merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan.
Sedangkan alat pengumpulan data yang digunakan peneliti sebagai berikut: a.Observasi Kegiatan Pembelajaran Menggunakan lembar observasi untuk mengetahui pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan aktifitas/respon anak dalam proses belajar mengajar kegiatan diambil dari indikator dalam kurikulum. b. Observasi Tindakan Mengelompokkan Dengan memberikan bentuk permainan mengelompokkan botol susu plastik bekas berdasarkan waran untuk dimainkan anak dengan criteria sebagai berikut: a) Materi Kegiatan Mengelompokkan benda berdasrkan warna dengan empat macam warna (merah, kuning, hijau dan biru) b) Pelaksanaan Kegiatan Guru menyiapkan botol susu plastik bekas yang berwarna-warni dalam keranjang besar dengan empat macam warna. Guru menyediakan empat keranjang yang warnanya berbeda-beda untuk masing-masing anak.anak mengelompokkan botol susu sesuai dengan warna keranjang. c) Aturan Permainan
Persiapan sebelum Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan, dibuat berbagai input instrumental yang akan digunakan untuk
5
Anak mengambil botol susu satu persatu dan meletakkannya di dalam keranjang yang sesuai dengan warnanya. Botol merah dikelompokkan pada keranjang yang warnanya merah, Botol hijau dikelompokkan pada keranjang warna hijau, Botol biru dikelompokkan pada keranjang biru dan botol kuning di kelompokkan pada keranjang yang warnanya kuning. d) Kriteria Penilaian Kriteria Penilaian Bintang Skor Anak mapu mengelompokkan 4 5 macam warna dengan benar tanpa motivasi Anak mapu mengelompokkan 4 4 macam warna dengan benar Ana 3 k mapu mengelompokkan 3 macam warna Anak mapu mengelompokkan 2 2 macam warna Anak mapu mengelompokkan 1 macam warna
2) Pemaparan data adalah suatu upaya menampilkan data secara jelas dan mudah dipahami dalam bentuk paparan naratif, tabel atau perwujutan lainnya. 3) Penyimpulan adalah proses pengambilan intirasi dari sajian data yang telah direduksi dalam bentuk kalimat yang singkat dan padat. a. Data Kuantitatif (nilai hasil belajar) dapat dianalisis secara deskriptif. Misalnya:mencari rata-rata, presentase keberhasilan belajar, dan lain-lain. b. Data Kualitatif, yaitu data yang berupa informasi berbentuk kalimat yang memberikan gambaran tetang ekspresi peserta didik, aktivitas perserta didik, minat dalam belajar, motivasi belajr,data ini dapat dianalisis secara kualitatif. Analisis statistik diskriptif dapat digunakan untuk mengolah karakteristik data yang berkaitan dengan rata-rata, presentase, dan menyajikan data yang menarik, mudah dibaca (grafik atau tabel), dan dimaknai dan diinterprestasi secara deskripsi.
1
Keterangan : : Skor 5 : sangat baik : Skor 4 : baik : Skor 3 : kurang baik : Skor 2 : tidak baik : Skor 1 : sangat tidak baik
Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) empat tahap dalam setiap siklus, keempat tahap tersebut terdiri dari perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan tindakan, dan refleksi tindakan. a. Perencanaan Tindakan 1) Peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar yang akan disampaikan kepada anak dalam pembelajaran. 2) Membuat rencana pembelajaran mengacu pada tindakan (treatment) yang diterapkan dalam PTK. 3) Menyiapkan media botol susu plastik bekas berbagai bentuk dengan 4 macam warna. 4) Menbuat instrument yang digunakan dalam siklus PTK 5) Menyusun evaluasi pembelajaran b. Perencanaan Pelaksanaan Tindakan Perencanaan tindakan pada siklus satu rencananya dilakukan satu kali .
1. Analisis hasil belajar anak diperoleh dari data hasil belajar yang telah dilakukan secara individu pada setiap akhir pembelajaran. Data hasil belajar anak yang diperoleh dari kedua siklus tersebut dianalisis berdasarkan aspek yang dinilai yaitu anak mampu mengelompokkan 4 macam warna botol susu plastik bekas berdasarkan warna. Nilai yang diperoleh anak berdasarkan aspek yang dinilai diberi skor dan dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan tehnik presentase sebagai berikut : P = Skor yang diperoleh X 100% Skor maksimum 1. Analisis Lembar Observasi Kegiatan Pembelajaran Observer dalam hal ini teman sejawat melakukan observasi aktivitas guru dan aktivitas anak dengan menggunakan lembar observasi aktivitas guru dan anak.
a. Observasi siklus 1 Selama kegiatan pembelajaran berlangsung peneliti dan teman sejawat yang mengalami proses pembelajaran dan memberikan penilaian sesuai dengan instrument yang tersedia. Instrument tersebut meliputi (1) Aktivitas guru dan anak selama proses belajar mengajar berlangsung, dan (2) Data hasil belajar anak disetiap akhir siklus.
Analisis data pada penelitian ini akan dilakukan melalui tiga tahap, yaitu : 1) Reduksi data adalah proses penyederhanaan data yang dilakukan melalui seleksi, pengelompokkan, pengorganisasian data mentah menjadi informasi.
6
Dalam kegiatan pembelajaran aktivitas guru dan aktivitas anak merupakan faktor yang perlu diobservasi, hal ini dilakukan untuk perbaikan pada pertemuan berikutnya.
c) Guru tidak menyampaikan tujuan pembelajaran. Aktivitas anak pada silus 1, anak tertarik dengan media botol susu plastik bekas yang bentuknya lucu.rasa ingin tahu anak mauncul dengan respon ingin memegang langsung sehingga saling berebut media. Ini merupakan respon positif yang diberikan anak terhadap pemanfaatan botol susu plastik bekas . Aktivitas anak yang masih memerlukan perbaikan dipertemuan berikutnya adalah sebagai berikut : 1. Anak-anak bermain sendiri dengan temannya karena penggunaan media yang kurang maksimal. 2. Tidak sabar menunggu giliran untuk melaksanakan kegiatan mengelompokkan botol susu plastik bekas.
c. Refleksi dan Evaluasi Siklus 1 Refleksi merupakan pemahaman ulang atau perenungan terhadap pembelajaran yang dilakukan. Refleksi itu berupa evaluasi yang telah dilakukan melalui pengamatan teman sejawat. Dalam refleksi ini guru peneliti bersama-sama teman sejawat mendiskusikan proses pembelajaran yang telah dilakukan oleh guru peneliti
HASIL PENELIYTIAN DAN PEMBAHASAN Siklus I
Refleksi dan Evaluasi Siklus 1 Dalam refleksi ini guru peneliti bersamasama teman sejawat mendiskusikan proses pembelajaran yang telah dilakukan oleh guru peneiti. Berdasarkan hasil pengamatan/observasi yang dilakukan oleh peneliti bersama teman sejawat, data hasil pembelajaran yang diperoleh dari 16 anak adalah sebagai berikut : 4 anak memperoleh skor 1 dengan nilai presentasen 24-36%, 3 anak mendapat skor 3 dengan nilai presentase 60%, 8 anak memperoleh skor 4 dengan nilai presentase 72%, dan 1 anak mendapat sekor 5 dengan nilai presentase 100%.dari data tersebut diperoleh rata-rata skor hasil belajar anak 56,25%. Berdasarkan refleksi dan evaluasi yang dilakukan oleh peneliti dan teman sejawat pada siklus 1 dengan hasil sebagai berikut : Menurut sejawat, media yang digunakan sudah baik karena sudah dapat langsung diterapkan oleh anak, tetapi hasilnya anak masih kurang memahami materi, hal ini terbukti bahwa anak masih banyak yang memerlukan motivasi dan bimbingan dalam menyelesaikan tugasnya. Untuk mengatasi hal tersebut guru harus menggoptimalkan pemanfaatan media botol susu plastik bekas agar perhatian anak terfokus sehingga dapat memahami materi yang diberikan dengan baik.
Dari hasil penelitian pada siklus 1 dan siklus 2, diperoleh data hasil belajar anak serta data observasi aktivitas guru dan aktivitas anak. Berdasarkan analisis data hasil belajar anak pada siklus pertama dan siklus kedua diperoleh nilai hasil belajar anak dalam bentuk presentase. Menurut analisis yang dilakukan oleh peneliti dan teman sejawat dari data observasi kegiatan pembelajaran siklus pertama pertemuan 1adalah sebagai berikut : a. Guru menyampaikan pendahuluan dan menjelaskan materi yang akan diajarkan. b. Guru memberikan motivasi dengan pujian dan triakkan ayo, ayo, ayo, agar anak lebih bersemangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. c. Guru mengamati dan memberikan bimbingan dengan menjelaskan kembali kepada anak yang mengalami kesulitan. Aktivitas guru yang memerlukan perbaikan pada pertemuan berikutnya adalah sebagai berikut : a) Pemanfaatan media awal pembelajaran kurang karena diawal kegiatan media yang digunkan untuk menjelaskan mengelompokkan benda berdasarkan warna adalah media gambar botol di papan tulis sehingga anak kurang tertarik dan bermain sendiri dengan temannya. b) Dalam memberikan penjelasan kegiatan dengan botol susu plastik masih kurang terinci dan saat mendemonstrasikan intonasi suara dan ekspresi wajah kurang bersemangat sehingga anak hanya tertarik pada media saja dan kurang jelas tentang pelaksanaan kegiatan yang dijelaskan karena anak berebut media.
Siklus II 1. Perencanaan tindakan siklus 2 a. Membuat rencana pembelajaran dengan mengacu pada revisi/perbaikan siklus 1 b. Membuat instrumen yang digunakan dalam siklus PTK
7
c. Menyiapkan media botol susu plastik bekas berbagi macam bentuk dan diberi warnawarni dengan 4 jenis warna : merah, kunig, hijau dan biru d. Menyusun evaluasi pembelajaran
kuning, hijau dan biru) dengan media botol susu plastik bekas sudah cukup berhasil sesuai dengan harapan, yaitu dari 16 anak hanya 3 anak yang penguasaannya rendah karena faktor lain Diskripsi Temuan dan Refleksi Berdasarkan tabel dan diagram yang diperoleh penulis pada tingkat penguasaan anak terhadap materi mengelompokkan benda berdasarkan warna dengan media botol susu plastik bekas pada pelaksanaan pembelajaran menunjukkan hasil yang kurang maksimal yaitu dari 16 anak hanya 9 anak yang menunjukkan hasil yang memuaskan, sedangkan sisanya masih belum menunjukkan ketuntasan belajar mencapai 56,25%. Pada perbaikan pembelajaran siklus I dan perbaikan pembelajaran siklus II sudah menunjukkan kemajuan yang sangat baik. Anak sudah 81,25% mencapai nilai tingkat penguasaan materi yang sangat memuaskan, Walaupun ada 3 anak yang penguasaannya rendah karena faktor lain.
Dari hasil penelitian pada siklus kedua diperoleh data hasil belajar anak dan data hasil observasi aktivitas guru dan aktivitas anak. berdasarkan analisis hasil belajar anak pada siklus kedua diperoleh nilai hasil belajar anak dalam bentuk presentase. Hasil pengamatan/observasi yang dilakukan oleh peneliti bersama teman sejawat, data hasil belajar yang diperoleh pada siklus kedua pertemuan 2 dari 16 anak adalah sebagai berikut : tidak ada anak yang mendapat skor 1 dengan nilai presentase 25%, 3 anak mendapat skor 2 dengan nilai presentase 52-56%, 4 anak mendapat skor 3 dengan nilai presentase 72%, 2 anak mendapat skor 4 dengan nilai presentase 80%, dan 7 anak mendapat skor 5 dengan nilai presentase 100%. Dari data tersebut diperoleh rata-rata skor hasil belajar anak 81,25%.
Pembahasan Pada awal proses pembelajaran mengelompokkan benda berasarkan warna (merah, kuning, hijau, dan biru) dengan media botol susu plastik bekas, guru menjelaskan materi dan tujuan pembelajaran mengenalkan media yang akan digunakan. media botol susu plastik bekas berbagai bentuk yang menarik perhatian anak. Anak berebut unuk melihat media mereka begitu bersemangat untuk dapat memegang secara langsung. Dalam kegiatan pembelajaan mengelompokkn benda berdasarka warna (merah, kunjng, hijau dan biru) guru menyediakan media botol susu plastik bekas dan menjelaskan tujuan pembelajaran. hal ini mempermudah anak untuk mengamati secara langsung benda nyata yang dapat diperoleh dari lingkugan sekitar anak anak dapat membedakan macam-macam warna. Disini guru berperan sebagai oang dewasa yang membimbing dalan kegiataan proes belajar mengajar. Hal ini sesuai dengan pendapat Vygotsky (dalam Winataputra, 2007:6.9)bahwa pengetahuan dibangun secara sosial. Dengan media botol susu plastik bekas dengan beragai macam warna dan bentuk akan mempermudah anak tentang macam-macam warna karena perhatian anak lebih terpusat. Anak-anak asyik dengan kegiatan dan media yang menarik, sehingga mereka tidak merasa bosan dan perhatiannya terpusat pada materi yang dijelaskan. Hal ini dat dilihat dari hasi belajar yang diperoleh anak dari siklus pertama rata-rata presentase nilai hasil belajar yang diperoleh 56,25% dan siklus 2 rata-rata persentase nilai hasil belajar yang diperoleh
Refleksidan Evaluas Siklus 2 Dalam refleki ini guru peneliti bersamasama temn sejawat mendiskusikan proses pembelajaran yang telah dilakukan oleh guru peneliti.berdasarkan hasil pengamatan/observasi yang dilakukan oleh peneliti brsama teman sejawat, data hasil belajar yang diperoleh dari 16 anak pada siklus kedua adalah sebagai beriut : 3 anak yang mendapat skor 2 dengan nilai presentase 52-56%, 4 anak yang mendapat skor 4 dengan nilai presentase 72% mengalam, 2 anak mendapat skor 4 dengan nilai presentasi 80%, dan 7 anak yang mendapat skor 5 dengan nilai presentase 100%. Dari data tersebut diperoleh rata-rata skor hasil elajar anak pada siklus kedua sebesar 81,25%. Keberhasilan yang terjadi pada siklus kedua a) Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran sudah lebih terfokus karena pemanfaatan medi botol susu plastik bekasdlam kegiatan mengelompokan benda berdasrkan warna sudah maksimal. b) Meningkatnya penguasaan materi mengelompokkan benda berdasarkan warna (merah, kuning, hijau dan biru) dapat dilihat dari presentase rata-rata hasil belajar anak menjadi 81,25%. c) Dari hasil observasilus kedua guru sudah kreatif dan memilih kegiata yang menarik pehatian anak. Secara umum kegiatan pembelajaran mengelompokkan benda berdasarkan warna (merah,
8
81,25%. Dari masing-masing siklus rata-rata persentase yang nilai hasil belajar diperoleh megalami kenaikan. Dari akhir perolehan nilai persentase 81,25% sudah cukup berhasil sesuai dengan harapan.
berbagai macam warna telah memperoleh hasil yang baik. Diharapkan peneliti dapat menciptakan permainan-permainan baru dengan menggunakan media botol susu plastik bekas. 3. Penggunaan media yang baru dalam kegiatan pembelajaran sangat menarik perhatian anak, peneliti perlu memberi kesempatan pada anak untuk mengenal media sebelum menjelaskan aturan kegiatan supaya anak tidak berebut media dan kondisi kelas tenang terkendali.
Simpulan Berdasarkan analisis data pada siklus pertama dan siklus kedua dapat disimpulkan bahwa pembelajaran mengelompokkan benda berdasarkan warna ( merah, kuning, hijau dan biru ) dengan menggunakan media botol susu plastik bekas adalah sebagai berikut : 1. Kegiatan mengelompokkan dengan botol susu plastic bekas menarik perhatian anak. Dengan permainan mengelompokkan botol susu plastic bekas anak sangat tertarik sehingga tidak sabar menunggu giliran. Anak bersemangat untuk mendapatkan giliran mengelompokkan botol susu plastic bekas yang telah disediakan. 2. Aktivitas guru dan anak dalam setiap siklus mengalami perbedaan. Suasana pembelajaran pada siklus pertama terjadi kekacauan. Karena media yang digunakan sudah dikenal anak dengan tampilan yang diberi berbagai macam warna (merah, kuning, hijau dan biru) dapat menarik perhatian anak dan membuat rasa ingin tahu anak muncul sehingga saling berebut untuk memegang media. Pada siklus 2 sudah tidak terjadi kekacauan seperti pada siklus 1 karena anak sudah terjawab rasa ingin tahunya 3. Hasil belajar anak secara keseluruhan juga mengalami peningkatan. Presentase rata-rata hasil belajar yang diperoleh anak pada siklus pertama 56,25% Sedangkan pada siklus kedua menjadi 81,25%. Dari peningkatan hasil belajar yang diperoleh dari siklus pertama dan kedua, secara umum kegiatan pembelajaran mengelompokkan benda berdasarkan warna (merah, kuning, hijau dan biru) dengan media botol susu plastik bekas sudah cukup berhasil sesuai dengan harapan.
DAFTAR PUSTAKA A.Rivai,Sujana N.2010.Media Pengajaran.Bandung. Sinar Baru Algensindo. Aisyah,siti,dkk.2007. Perkembangan dan konsep Dasar Pengembangan Anak Usia Dini.Jakarta. Universitas Terbuka Anggoro
Toha M,dkk.2008.Metode Penelitian.Jakarta.Universitas Terbuka. Aqib,Zainal.2009.Penelitian Tindakan Kelas.Bandung Yrama Widya Gunarti,Winda,dkk, 2008. Metode Pengembangan Prilaku Dan Kemampuan Dasar Anak Usia Dini. Jakarta.Universitas Terbuka. Hildayani,Rini,dkk.2009. Psikologi Perkembangan Anak. Jakarta. Universitas Terbuka. htt;// Faktor faktor yang mempengaruhi proses belajar « B o c a h t u n g g u l.htm http://tatangjm.wordpress.com/2008/07/31/kognitif/ http://www.asrori.com/2011/10/pengertian-mediapengajaran.html Masitoh, dkk. 2008.Strategi Pembelajaran TK. Jakarta: Pusat Penerbit Universitas Terbuka. Muslichatoen.1996.Metode Pengajaran Di Taman Kanak-kanak.Jakarta:IKIP Malang
Saran 1. Media botol susu plastik bekas yang diberi warna dan berbagai bentuk yang menarik dapat digunakan oleh guru dan juga orang tua sebagai media yang efektif dalam kegiatan pembelajaran mengelompokkan benda berdarsarkan warna (merah, kuning, hijau dan biru). 2. Berdasarkan pengalaman memanfaatkan botol susu plastik bekas sebagai media dalam pembelajaran mengelompokkan benda berdasarkan warna (merah, kuning, hijau dan biru), bentuk permainan mengelompokkan yang menarik dengan media botol susu plastik bekas
Momo,Motza Published March 1,2009. Opini 22 November 2011,11.00 WIB (opini | 18 December 2009 | 15:43 htt:Media Pembelajaran Arti, Posisi, Fungsi, Klasifikasi, dan Karakteristiknya.htm). Posted on Desember 17,2011 by Oksipaud Suparman,atwi.1997.Desain Instruksional.jln.cabe raya.pondok cabe.ciputat.Jakarta.Universitas Terbuka.
9
Syaodah,Ernawati,Agustin Mubiar,2008.Bimbingan Konseling untuk Anak Usia Dini.Jakarta.Universitas Terbuka. Sujiono,N,S.2009. Konsep Dasar Pendidikan anak Usia Dini.Jakarta.PT.Indeks. Sujiono,NY,dkk 2009. metode Pengembangan Kognitif. Jakarta: Universitas Terbuka. Winataputra,Udin S, dkk.2007.Teori Belajar dan Pembelajaran.Jakarta:Universitas Terbuka. Zaman,badru,dkk.2009.Media Dan Sumber Belajar TK.Jakarta.Universitas Terbuka.
10