Jurnal Ilmiah Rekayasa dan Manajemen Sistem Informasi, Vol. 3, No. 1, Februari 2017, Hal. 59-64 e-ISSN 2502-8995 p-ISSN 2460-8181
SISTEM PENJADWALAN OTOMATIS TEMPAT KHUTBAH JUM’AT MUBALIGH 1
Nuraisyah, 2Inggih Permana, 3Febi Nur Salisah3 Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Suska Riau, Jl. HR Soebrantas KM.18 Panam Pekanbaru - Riau Email:
[email protected],
[email protected], 3
[email protected]
1,2,3
ABSTRAK Penjadwalan tempat khutbah jum’at untuk para mubaligh merupakan kegiatan rutin yang dilakukan oleh Ikatan Mesjid Indonesia (IKMI) Pekanbaru. Selama ini, penyusunan jadwal memerlukan waktu satu bulan dan sering terjadi kesalahan. Studi ini membuat sistem yang bisa menyusun jadwal tempat khutbah jum’at secara otomatis untuk mengatasi permasalahan tersebut. Studi ini menerapkan metode constrain satisfaction problem (CSP) dan most constraint variable (MCV) untuk mengembangkan algoritma penjadwalan. Setelah itu, algoritma tersebut diterapkan pada sistem berbasis web. Hasil uji black box menunjukkan semua fitur sistem yang dibuat berjalan 100%. Hasil user acceptence test menunjukkan tingkat penerimaan pengguna adalah sangat baik, yaitu 92%. Hasil uji akurasi dan waktu pembuatan jadwal dengan menggunakan 50 data mubaligh dan 50 data masjid secara berturut-turut adalah 95,59% dan 34.50 detik. Kata kunci: CSP, MCV, IKMI Pekanbaru, mubaligh, penjadwalan, tempat khutbah jum’at dibuat tidak hanya menyingkat waktu pembuatan jadwal dan mengurangi jadwal bentrok, tetapi juga mempertimbangkan kriteri-kriteria yang ada. Selain itu, sistem ini juga akan mempermudah mubaligh untuk melihat jadwal ceramah dimana saja dan kapan saja, karena sistem yang dibangun berbasis web. Penelitian ini menggunakan metode constraint satisfaction problem (CSP). Sebelumnya, juga telah pernah dilakukan pembuatan algoritma penjadwalan otomatis tempat khutbah jum’at dengan menggunakan CSP [1]. Tetapi algoritma tersebut menerapkan prinsip least constrain variable (LCV), yaitu prinsip yang mendahulukan variabel-variabel yang memiliki lebih sedikit constraint untuk disusun. Sehingga variabelvariabel yang memiliki constraint lebih banyak dan lebih sulit disusun justru mendapatkan kombinasi tempat penyusunan yang lebih sedikit. Sedangkan studi ini menggunakan most constraint variabel (MCV) yaitu mendahulukan variabel-variabel yang memiliki constraint lebih banyak untuk disusun. Sehingga diharapkan mendapatkan hasil penjadwalan khutbah jum’at yang lebih baik. Pemilihan CSP juda dikarenakan metode ini telah berhasil menyelesaikan beberapa permasalahan penjadwalan, seperti penjadwalan staff laboratorium [2] dan penyusunan jadwal kuliah [3, 4, 5].
A.
PENDAHULUAN Salah satu organisasi kemasyarakatan yang berbasis kegiatan keagamaan di Indonesia adalah Ikatan Mesjid Indonesia (IKMI) Pekanbaru. IKMI Pekanbaru didirikan pada tahun 2006. IKMI Pekanbaru adalah salah satu cabang dari IKMI Riau. Sedangkan IKMI Riau sendiri merupakan cabang dari IKMI pusat. IKMI Pekanbaru memiliki kegiatan rutin yang perlu dijadwalkan, yaitu penjadwalan tempat khutbah jum’at untuk para mubaligh. Khutbah jum’at adalah ceramah keagamaan yang dilakukan oleh seorang mubaligh sebagai salah satu rukun sholat jum’at. Sholat jum’at merupakan kegiatan mingguan yang wajib dilakukan oleh umat Islam laki-laki di masjid tempat umat Islam laki-laki tersebut berada. Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan, waktu yang dibutuhkan untuk membuat jadwal tempat khutbah jum’at mubaligh adalah satu bulan untuk menyusun empat bulan jadwal. Saat ini di IKMI Pekanbaru terdapat 389 mesjid dan 401 mubaligh sehingga dapat dihitung dalam sekali pembuatan jadwal terdapat sebanyak 6224 item jadwal. Selain itu, lamanya penyusunan jadwal juga disebabkan harus mempertimbangkan beberapa kriteria, yaitu [1]: (1) usia; (2) kemampuan mubaligh; dan (3) alamat mubaligh. Selain lamanya pembuatan jadwal, masalah lain yang terjadi adalah [1]: (1) masih sering terjadi jadwal bentrok; (2) jadwal tidak sesuai dengan kriteria; (3) kesulitan dalam mencari jadwal sebelumnya; dan (4) hilangnya jadwal yang sebelumnya. Studi ini membuat sistem yang dapat menyusun jadwal tempat ceramah khutbah jum’at secara otomatis untuk mengatasi permasalahan yang telah disebutkan sebelumnya. Sistem yang
B. KAJIAN LITERATUR B.1. Constraint Satisfaction Problem (CSP) CSP adalah cara untuk mendapatkan penyelesaian permasalahan melalui kondisi yang memenuhi constraint. Constraint adalah batasan atau kriteria yang harus terpenuhi. Ada tiga komponen utama yang perlu diperhatikan dalam
59
Jurnal Ilmiah Rekayasa dan Manajemen Sistem Informasi, Vol. 3, No. 1, Februari 2017, Hal. 59-64 e-ISSN 2502-8995 p-ISSN 2460-8181 pendekatan CSP, yaitu: (1) constraint; (2) domain; dan (3) variabel [2]. Constraint terbagi menjadi dua, yaitu hard constraints dan soft constraints. Hard constraints merupakan constraint yang harus dipenuhi, sedangkan soft constraints merupakan constraint yang dilaksanakan jika memungkinkan [2].
mengikuti standar yang juga dibuat oleh Fitri dkk. [1], yaitu: (1) Usia mubaligh a. Jika umur mubaligh besar dari 60 tahun maka mubaligh dikelompokan sebagai mubaligh tua b. Jika umur mubaligh antara 21-60 tahun makan mubaligh dikelompokan mubaligh muda. c. Jika umur mubaligh di bawah 21 tahun maka orang tersebut belum memenuhi syarat sebagai seorang mubaligh. (2) Kemampuan mubaligh: kemampuan mubaligh dibagi menjadi dua, yaitu mubaligh senior dan mubaligh pemula. Kemampuan mubaligh ini ditentukan langsung oleh IKMI Pekanbaru (3) Ketika tempat tinggal mubaligh dan lokasi masjid berada dalam satu kelurahan maka tempat tinggal mubaligh dan lokasi mesjid dianggap berdekatan. (4) Sebuah jadwal dikatakan bentrok ketika dalam tempat dan tanggal yang sama terdapat dua atau lebih mubaligh yang dijadwalkan di tempat dan tanggal tersebut, atau seorang mubaligh mendapatkan lebih dari satu tempat pada tanggal yang sama.
B.2. Most Constraint Variable (MCV) MCV merupakan salah satu pendekatan untuk menentukan tingkat prioritas variabel. Variabel yang memiliki tingkat prioritas lebih tinggi akan dieksekusi lebih dahulu. Variabel yang lebih diprioritaskan yaitu variabel yang memiliki constraint lebih banyak [2]. Jika ada dua buah variabel yang memiliki tingkat prioritas yang sama, maka diterapkan konsep first in first out (FIFO). C.
METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini terdiri dari lima tahap, yaitu: (1) tahap pengumpulan data; (2) tahap penentuan constraint; (3) tahap pembuatan algoritma; (4) tahap pengembangan sistem; dan (5) tahap pengujian. C.1. Tahap Pengumpulan Data Tahap pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dan observasi. Pihak yang diwawancarai adalah sekretaris umum dan pimpinan IKMI Pekanbaru serta tiga orang mubaligh. Observasi dilakukan untuk mengamati secara langsung proses penyusunan jadwal khutbah Jum’at yang dilakukan oleh sekretaris umum IKMI Pekanbaru.
C.3. Tahap Pembuatan Algoritma Pada tahap pembuatan algoritma, hal pertama yang dilakukan adalah pembuatan tabel prioritas untuk penjadwalan. Tabel ini berisi urutan prioritas variabel yang harus didahulukan berdasarkan prinsip MCV. Setelah itu baru dibuat algoritma penjadwalan berdasarkan tabel prioritas yang dibuat.
C.2. Tahap Penentuan Constraint Tahap penentuan constraint dilakukan dengan studi literatur. Berdasarkan hasil studi literatur, constraint yang digunakan pada penelitian ini adalah constraint telah dibuat oleh Fitri dkk. [1]. Constraint-constraint tersebut adalah [1]: (1) Hard constraint a. Mesjid yang membutuhkan mubaligh dengan kemampuan senior tidak boleh mendapatkan mubaligh dengan kemampuan pemula b. Mubaligh tua tidak boleh ditempatkan pada masjid yang jauh dari tempat tinggalnya c. Tidak boleh terjadi jadwal bentrok. (2) Soft constraint: mubaligh muda juga diusahakan ditempatkan di masjid yang tidak jauh dari tempat tinggalnya, meskipun tidak masalah jika mubaligh muda ditempatkan di masjid yang jauh dari tempat tinggalnya.
C.4. Tahap Pengembangan Sistem Tahap pengembangan sistem dilakukan dalam tiga fase, yaitu: (1) fase analisa kebutuhan fungsional; (2) fase perancangan; dan (2) fase pembuatan kode program. Hasil dari fase analisa kebutuhan fungsional sistem digambarkan melalui usecase diagram. Pada fase perancangan dilakukan perancangan basis data dan perancangan antarmuka. Pada fase pembuatan kode program digunakan bahasa pemrograman PHP 5.5.19, serta MySQL 5.6 sebagai mesin basis data. C.5. Tahap Pengujian Sistem Ada empat jenis pengujian sistem yang dilakukan, yaitu (1) uji black box; (2) user acceptance test (UAT); (3) uji akurasi, dan (4) pengukuran waktu eksekusi. Pengujian black box dilakukan untuk menguji fitur-fitur sistem berjalan baik atau tidak. Sedangkan UAT dilakukan untuk mengukur tingkat penerimaan pengguna terhadap aplikasi yang dibuat. Baik pada uji black box maupun UAT
Pengolompokan usia mubaligh, kemampuan mubaligh, kedekatan tempat tinggal mubaligh dengan mesjid, serta analisa jadwal bentrok
60
Jurnal Ilmiah Rekayasa dan Manajemen Sistem Informasi, Vol. 3, No. 1, Februari 2017, Hal. 59-64 e-ISSN 2502-8995 p-ISSN 2460-8181 dibuat tiga buah skenario uji untuk tiga jenis pengguna, yaitu: (1) sekretaris umum; (2) pimpinan; dan (3) mubaligh. Jumlah mubaligh yang ikut pada pengujian UAT adalah tiga orang. Pengujian akurasi jadwal dan pengukuran waktu eksekusi dilakukan dengan menggunakan 50 data mubaligh dan 50 data masjid. Pengujian akurasi dilakukan untuk menghitung persentase jadwal yang berhasil memenuhi hard constraint. Formula untuk menghitung akurasi penjadwalan dapat dilihat pada Rumus 1. Pengukuran waktu eksekusi dilakukan untuk mengetahui seberapa lama sistem dalam membuat jadwal secara otomatis. Waktu eksekusi dimulai ketika ditekannya tombol generate, dan berakhir saat sistem menampilkan jadwal hasil generate. Satuan waktu yang digunakan adalah detik.
11. Untuk mubaligh tua, yang tidak mendapat jadwal di csmasjid yang dekat dengan tempat tinggalnya diletakkan secara acak. 12. Ambil data masjid yang kecil 13. Ambil data mubaligh yang usianya muda yang belum mimiliki jadwal 14. Ambil masjid yang satu kelurahan dengan mubaligh muda (yang jadwalnya belum terisi) 15. Susun jadwal secara random.
E.
ANALISA KEBUTUHAN FUNGSIONAL DAN PERANCANGAN SISTEM E.1. Analisa Kebutuhan Fungsional Sistem Pada sistem ini terdapat tiga buah aktor, yaitu: (1) sekretaris umum; (2) pimpinan; dan (3) mubaligh. Kebutuhan fungsional sistem masingmasing aktor dapat dilihat pada Gambar 1. Pada gambar tersebut, usecase “Cetak jadwal” dan “Lihat jadwal” bisa dieksekusi setelah usecase “Buat jadwal” dilakukan.
... Rumus 1 D. HASIL PEMBUATAN ALGORITMA D.1. Prioritas Penjadwalan Berdasarkan hasil analisa dari constraintconstraint yang digunakan [2], urutan prioritas penyusanan variabel dengan pendekatan MCV dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Prioritas penyusunan variabel Proses Penyusunan jadwal masjid yang membutuhkan mubaligh senior Penyusunan jadwal mubaligh tua Penyusunan jadwal mubaligh muda
Prioritas 1 2 3
D.2. Algoritma Penjadwalan Algoritma 1 merupakan hasil perancangan algoritma penjadwalan tempat khutbah jum’at berdasarkan tabel prioritas yang ada pada Tabel 1. Algoritma 1. Algoritma penyusunan jadwal tempat ceramah mubaligh 1.
Ambil mubaligh yang mempunyai kemampuan senior 2. Hitung mubaligh yang mempunyai kemampuan senior. 3. Ambil data masjid yang membutuhkan mubaligh dengan kemampuan senior 4. Jika banyak mubaligh senior>= dari masjid besar maka atur jadwal mubaligh senior secara random 5. Jika banyak mubaligh senior
Gambar 1. Usecase diagram sistem penjadwalan E.2. Perancangan Basis Data Berdasarkan hasil perancangan, terdapat delapan buah tabel pada sistem ini, yaitu: (1) tabel jadwal; (2) tabel admin; (3) tabel kecamatan; (4) tabel kelurahan; (5) tabel masjid; (6) tabel mubaligh; (7) tabel pimpinan; dan (8) tabel tmp_jadwal. Tabel 1 merupakan rancangan dari tabel jadwal. F.
HASIL IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN F.1. Hasil Implementasi Gambar 2 dan Gambar 3 merupakan dua dari screen shoot hasil implementasi sistem. Kedua gambar tersebut adalah tentang pembuatan jadwal. Pembuatan jadwal dilakukan oleh sekretaris umum.
61
Jurnal Ilmiah Rekayasa dan Manajemen Sistem Informasi, Vol. 3, No. 1, Februari 2017, Hal. 59-64 e-ISSN 2502-8995 p-ISSN 2460-8181 Pembuatan jadwal bisa dilakukan jika data mubaligh dan data masjid sudah dimasukkan. Ketika akan membuat jadwal, sekretaris umum harus memilih rentang waktu jadwal terlebih dahulu (Gambar 2). Setelah itu, sekretaris umum mengklik tombol “Generate”. Terakhir akan muncul jadwal tempat khutbah jum’at hasil penyusunan otomatis (Gambar 3). Hasil cetak jadwal per-mubaligh tempat khutbah jum’at dapat dilihat pada Gambar 4.
box dapat dilihat pada Tabel 2. Hasil UAT menunjukkan tingkat penerimaan pengguna sangat baik, yaitu 92%. Detail hasil UAT dapat dilihat pada Tabel 3. Setelah dianalisa, beberapa pengguna tidak menyukai antar-muka yang dibuat. Hasil uji akurasi menunjukkan bahwa keakurasian penyusunan jadwal adalah 95,59% dengan rata-rata waktu penyusunan jadwal adalah 34,50 detik. Setelah dianalisa, kesalahan penyusunan jadwal yang sering terjadi adalah mubaligh tua sering ditempatkan di mesjid yang jauh dari tempat tinggalnya.
F.2. Hasil Pengujian Berdasarkan hasil uji black box, fitur-fitur sistem berjalan 100%. Detail hasil pengujian black
Tabel 1. Rancangan tabel jadwal No 1. 2. 3. 4. 5.
Nama Filed id_jadwal tgl_khutbah id_mubaligh id_masjid kd_jadwal
Tipe Data Int Date Int Int varchar
Panjang 11 11 11 30
Keterangan Primary key Tanggal khutbah, format yang digunakan d-m-y Kode mubaligh, foreign key dari tabel mubaligh Kode masjid, foreign key dari tabel masjid Kode jadwal, foreign key dari tabel tmp_jadwal
Gambar 2. Penentuan rentang waktu pembuatan jadwal
Gambar 3. Hasil pembuatan jadwal Tabel 2. Detail hasil uji black box No Skenario Uji 1. Pimpinan 2. Sekretaris umum 3. Mubaligh Rata-rata
Tabel 3. Detail hasil UAT
Keberhasilan 100% 100% 100% 100%
No Penguji 1. Pimpinan 2. Sekretaris umum 3. Mubaligh 1 4. Mubaligh 2 5. Mubaligh 3 Rata-rata
62
Tingkat Penerimaan 80% 100% 80% 100% 100% 92%
Jurnal Ilmiah Rekayasa dan Manajemen Sistem Informasi, Vol. 3, No. 1, Februari 2017, Hal. 59-64 e-ISSN 2502-8995 p-ISSN 2460-8181
Gambar 4. Hasil cetak jadwal per-mubaligh Tabel 4. Detail hasil uji akurasi dan waktu eksekusi No 1. 2. 3.
Rentang Waktu
1 Januari-30 April 2016 1 Mei-31 Agustus 2016 1 September-31 Desember 2016 4. 1 januari-30 April 2017 5. 1 Mei-31 Agustus 2017 6. 1 September-31 Desember 2017 7. 1 Januari-30 April 2018 8. 1 Mei-31 Agustus 2018 9. 1 September-31 Desember 2018 10. 1 Januari-30 April 2019 Rata-rata
Akurasi 91,84 % 93,43 % 97,96 %
Waktu Eksekusi 30,15 detik 40,20 detik 33,20 detik
93,20 % 96,71 % 96,25 %
34,45 detik 40,20 detik 30,69 detik
96,48 % 95,81 % 97,39 %
33,36 detik 30,21 detik 32, 40 detik
96,83 % 95,59 %
33, 45 detik 34,50 detik
dengan rata-rata waktu penyusunan 34,50 detik. Akurasi dan waktu eksekusi ini sangat baik, tetapi perlu dilakukan studi lagi untuk menguji tingkat keakuratan pada data yang sebenarnya. Selain bisa membuat jadwal secara otomatis, sistem ini juga mempermudah sekretaris umum melihat jadwal yang telah lalu dan bisa mempermudah mubaligh melihat jadwal dimana saja dan kapan saja karena sudah berbasis web. REFERENSI [1] Fitri, Anisah., Permana, Inggih., dan Marsal, Arif. 2016. Penerapan Constraint Satisfaction Problem pada Metode Priority Scheduling untuk Penjadwalan Khutbah Jum’at para Mubaligh di IKMI Pekanbaru. Jurnal Sains, Teknologi dan Industri. 13(2): 190-194 [2] Gunawan, Chandra Ari., dan Toba, Hapnes. 2016. Pembangkitan Solusi Penjadwalan Berprioritas Melalui Penerapan Constraint Satisfaction Problem (Studi Kasus: Laboratorium Fakultas Teknologi Informasi
G.
KESIMPULAN Berdasarkan hasil studi yang dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa semua fitur pada sistem ini berjalan dengan baik dan tingkat penerimaan pengguna cukup tinggi, yaitu 92%. Dengan menggunakan 50 data mubaligh dan 50 data masjid, akurasi penyusunan jadwal adalah 95,59%
63
Jurnal Ilmiah Rekayasa dan Manajemen Sistem Informasi, Vol. 3, No. 1, Februari 2017, Hal. 59-64 e-ISSN 2502-8995 p-ISSN 2460-8181 Universitas XXX). Jurnal Teknik Informatika dan Sistem Informasi. 2(1): 43-52 [3] Buliali, Joko Lianto., Herumurti, Darlis., dan Wiriapradja, Giri. 2008. Penjadwalan Matakuliah dengan Menggunakan Algoritma Genetika dan Metode Constraint Satisfaction. Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi. 7(1): 2938 [4] Rochman, Abdul. 2012. Penjadwalan Kuliah Menggunakan Metode Constraints
Programming dan Simulated Annealing. Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2012 (SNATI 2012). [5] Junaedi, Danang. 2010. Perancangan Penjadwalan Perkuliahan dengan Menggunakan Pendekatan Constraint Satisfaction Problem (CSP) dan Artificial Bee Colony Algorithm. Seminar Nasional Ilmu Komputer Universitas Diponegoro 2010. 109113
64