32
SISTEM PENGOLAHAN DATA SPASIAL TINGKAT KESEJAHTERAAN PENDUDUK DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DENGAN MAPINFO PROFESIONAL
IDI JANG CIK
ABSTRAC
Computerized era has opened horizons and a new paradigm in the decision making process and the dissemination of information. Data merefresentasikan 'real world' can be stored and processed in such a way that it can be presented in the forms of a more perfect and as needed. The purpose of this study is to make the design of spatial data processing system based on the welfare of the geographical. The spatial data processing system will combine geographic data management capabilities with database processing system, so that data (numbers) that can be clarified with the data generated graphics (maps), or vice versa. This research begins by looking at the problem object followed by a system design which includes data flow design, database design, interface design or look of the map, as well as the design of technology. The results are then implemented into a system using the software (software) MapInfo Results of this study is a spatial data processing system that includes the welfare: the welfare of the population at the provincial level, of district, sub-district. Systems that have been produced are then tested using two approaches, black box testing (black box testing) and alpha testing (Alpha test). Keywords: Spatial Professional
Data,
Population
Welfare,
MapInfo
33
ABSTRAK
Era komputerisasi telah membuka wawasan dan paradigma baru dalam proses pengambilan keputusan dan penyebaran informasi. Data yang merefresentasikan ‘dunia nyata’ dapat disimpan dan diproses sedemikian rupa sehingga dapat disajikan dalam bentuk-bentuk yang lebih sempurna dan sesuai kebutuhan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat rancang bangun sistem pengolahan data spasial tingkat kesejahteraan penduduk berbasis geografis. Sistem pengolahan data spasial ini akan memadukan antara kemampuan manajemen data geografis dengan sistem pengolahan database, sehingga data-data (angka) yang dihasilkan dapat diperjelas dengan data grafis (peta), atau sebaliknya. Penilitian ini diawali dengan melihat objek permasalahan yang kemudian dilanjutkan dengan perancangan sistem yang meliputi perancangan alur data, perancangan basis data, perancangan antar muka atau tampilan peta, serta perancangan teknologi. Hasil tersebut kemudian diimplementasikan kedalam sebuah sistem dengan menggunakan perangkat lunak (software) MapInfo Hasil penelitian ini adalah sebuah sistem pengolahan data spasial tingkat kesejahteraan penduduk yang meliputi : tingkat kesejahteraan penduduk pada tingkat propinsi, kabupatan, kecamatan. Sistem yang telah dihasilkan ini kemudian diuji menggunakan dua pendekatan yaitu pengujian kotak hitam (black box test) dan pengujian alfa (Alpha test). Kata kunci : Data Spasial, Tingkat Kesejahteraan Penduduk, MapInfo Profesional
34
A.
Latar Belakang Masalah Berbicara tentang kesejahteraan penduduk, hampir semua negaranegara di dunia ini mengalami masalah yang sama, terutama di negara-negara berkembang, seperti negara kita tercinta ini. Sebab pertumbuhan jumlah penduduk di negara kita dari tahun ketahun menunjukkan angka yang relatif tinggi, hingga saat ini tercatat jumlah penduduk di Indonesia + 220 juta jiwa, dan indeks menunjukkan Indonesia menduduki peringkat ke-5 jumlah penduduk terbesar di dunia, tetapi peringkat ini bukanlah sesuatu yang patut kita banggakan apalagi sampai dipertahankan, sebab pertumbuhan jumlah penduduk yang begitu tinggi bila tidak diikuti oleh pertumbuhan pada sektorsektor lain maka akan berpengaruh terhadap kesejahteraan penduduk itu sendiri. Di Daerah Istimewah Yogyakarta sendiri data-data yang menunjukkan masalah tingkat kesejahteraan penduduk masih sulit sekali didapatkan, datadata itu seakan hanya menjadi arsip bagi pemerintah saja, sehingga hanya orang-orang yang berkepentingan saja yang bisa mendapatkan informasi tersebut, dan lembaga pemerintah yang menangani masalah kesejahteraan penduduk seperti BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional), di dalam mengolah data-data kesejahteraan penduduk saat ini masih memanfaatkan aplikasi-aplikasi sederhana seperti Microsoft Office, padahal data-data yang diolah merupakan data-data yang berefensi geografis, yang idealnya harus menggunakan software khusus pengolahan data yang berefensi geografis pula, sehingga kelemahan dari sistem yang dipakai sekarang ini adalah tidak bisa menampilkan data-data yang bereferensi geografis seperti tingkat kesejahteraan penduduk misalnya. Disamping itu juga kesulitan bagi masyarakat luas untuk mengakses informasi tentang kesejahteraan penduduk, khususnya penduduk Daerah Istimewah Yogyakarta. Padahal kita tahu kemajuan teknologi sudah begitu pesat dan hampir mendukung semua aspek kehidupan, banyak software-software yang
35
diciptakan untuk membantu dalam pemecahan berbagai masalah, seperti masalah pengolahan data tingkat kesejahteraan penduduk misalnya. Dengan mengaju pada permasalahan inilah, maka penelitian ini dirasa penting untuk membangun sebuah sistem yang diperuntukkan untuk mengolah data-data tentang tingkat kesejahteraan penduduk serta menyajikannya kembali dalam bentuk informasi yang kompleks yang dapat diakses oleh seluruh masyarakat luas pada umumnya serta masyarakat DIY pada khususnya. Adapun kelebihan dari sistem yang akan dibangun dalam penelitian ini adalah kompleksitas antara data-data angka dan data grafis. Salah satu software yang mendukung pengolahan data ini dalah MapInfo Profesional (MI Pro). Saat ini MapInfo Profesional (MI Pro) bukan saja digunakan sebagai alat bantu dalam pengambilan keputusan terhadap masalahmasalah pengelolaan sumber data alam, tetapi juga membantu dalam pemecahan masalah-masalah ekonomi, sosial, kependudukan, pariwisata, kesehatan, kriminal dan lain sebagainya. MapInfo Profesional (MI Pro) memadukan antara kemampuan manajemen data geografis spasial dengan sistem pengelolaan database, untuk melakukan analisis data bereferensi geografis. Dengan MapInfo Profesional, pengolahan data yang berhubungan dengan obyek di permukaan bumi mudah dilakukan, termasuk masalah-masalah yang disebutkan diatas.
B.
Tinjauan Pustaka Banyak sekali penelitian yang dilakukan dalam hal pengolahan data dengan menggunakan berbagai macam software, yang masing-masing software memiliki kelebihan dan kelemahan tersendiri. Seperti halnya penelitian yang dilakukan oleh Encep Moch Syafrudin (2002) tentang perancangan sistem informasi kependudukan dikabupaten Subang. Peneliti mengolah data-data kependudukan seperti jumlah penduduk laki-laki, jumlah penduduk perempuan, total jumlah penduduk, jumlah RT/RW, beserta luas daerah, dan peneliti menggunakan bahasa pemrograman Visual Basic 6.0 Tetapi karena software yang digunakan tidak dapat menganalisa data yang
36
berefensi geografis, sehingga sistem yang dihasilkan hanya berupa data-data penduduk yang bersifat angka-angka. (http://if.unikom.ac.id/ta.php) Penelitian lain yang dilakukan oleh Angelia B.S (2001), dimana peneliti menghasilkan sebuah sistem informasi kependudukan daerah Ibu kota Jakarta dengan menggunakan PHP. Walaupun sistem pengolahan data tersebut dilakukan dengan software yang berbeda namun sistem yang dihasilkan oleh kedua penelitian tersebut masih sekitar data-data yang bersifat angka. (http://ULSM.org/fusilkom-ui/fusilkom-01-5-101.html-13k) Berdasarkan
sistem-sistem
tersebut,
penelitian
ini
mencoba
memadukan antara kemampuan manajemen data geografis spasial dengan sistem pengelolaan database, untuk melakukan pengolahan data bereferensi geografis, dan obyek yang peneliti angkat disini tentang tingkat kesejahteraan penduduk dengan menggunakan Mapinfo Profesional, dimana MapInfo Profesional (MI Pro) bukan saja digunakan sebagai alat bantu dalam pengambilan keputusan terhadap masalah-masalah pengelolaan sumber daya alam, tetapi juga membantu dalam pemecahan masalah-masalah ekonomi, sosial, kependudukan, pariwisata, kesehatan, kriminal dan lain sebagainya.
C.
Landasan Teori 1. Konsep sistem Istilah sistem menjadi sangat popular belakangan ini. Sistem digunakan untuk mendeskripsikan banyak hal, khususnya untuk aktivitas-aktivitas yang diperlukan untuk pemrosesan data. Usaha-usaha yang telah dilakukan pada masa yang lampau dalam mengaplikasikan teknologi untuk pemrosesan data terfokus pada pengembangan mesin-mesin yang mampu menjalankan suatu operasi data yang lebih efesien seperti mesin ketik, mesin hitung, file-file mekanik, mesin-mesin penyalin, dan sebagainya. Pengembangan komputer digital berikut teknologi yang menyertainya juga sangat meningkatkan kepopuleran penggunaan sistem untuk memenuhi kebutuhan informasi suatu organisasi modern. Sedangkan sistem itu sendiri dapat didefinisikan sebagai sekumpulan obyek, ide, berikut saling
37
keterhubungannya (inter-relasi) dalam mencapai tujuan atau sasaran bersama (Prahasta, 2002). 2. Sistem penentuan tingkat kesejahteraan keluarga pada BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional) Untuk menentukan tingkat kesejahteraan penduduk, BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional) melakukan hal-hal, antara lain : a. Pendataan Keluarga Pendataan Keluarga merupakan bagian dari Sistem Informasi Managemen Gerakan KB Nasional yang menyediakan data Mikro keluarga yang berkaitan dengan aspek demografi, Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera yang dilakukan oleh Kader Pendata secara serentak pada waktu yang telah ditentukan melalui kunjungan ke rumah-rumah.(http://www.bkkbn.go.id/province/yogya/MENU02.htm) Adapun tujuan dilaksanakannya Pendataan Keluarga adalah diperolehnya data basis yang dapat memberikan gambaran secara tepat dan menyeluruh keadaan dilapangan sampai ke tingkat keluarga tentang hasil-hasil pelaksanaan program Kependudukan dan Keluarga Sejahtera yang dapat digunakan untuk kepentingan operasional langsung dilapangan serta untuk kepentingan penetapan kebijaksanaan, perencanaan, pengendalian dan penilaian oleh pengelola dan pelaksanaan disemua tingkatan. b. Ruang Lingkup Pendataan Keluarga Pendataan keluarga mencakup 3 (tiga) Bidang yaitu Keluarga Berencana, Demografi dan Keluarga Sejahtera yang dirinci sebagai berikut : 1) Bidang Keluarga Berencana terdiri dari variabel : o Pasangan Usia Subur. o Peserta KB. o memperoleh alat / cara menjadi peserta KB. o Bulan dan tahun mulai menjadi peserta KB.
38
o Peserta KB Implant yang akan dicabut tahun ini. o Penggolongan PUS yang tidak ikut KB. 2) Bidang Demografi terdiri dari variabel : o Jumlah jiwa dalam rumah tangga menurut jenis kelamin. o Kepala keluarga menurut jenis kelamin. o Kepala keluarga menurut status perkawinan dan tingkat pendidikan. o Jumlah jiwa dalam keluarga. o Jumlah anggota keluarga yang dirinci menjadi bayi, balita, anak, dewasa dan lansia. o Jumlah wanita Usia Subur ( 15-49 tahun). o Jumlah kelahiran pada tahun kalender yang lalu. o Jumlah kematian pada tahun kalender yang lalu. 3) Bidang Keluarga Sejahtera terdiri dari variabel. o Agama. o Pangan. o Sandang. o Papan. o Kesehatan. o Pendidikan. o Keluarga Berencana. o Tabungan. o Interaksi dalam keluarga. o Interaksi dalam lingkungan. o Informasi. o Transportasi. o Peranan dalam masyarakat. Pendataan
Keluarga
tahun
2000
dapat
mendukung
pengembangan 6 (enam) kelompok indikator kemiskinan mikro alasan ekonomi, ialah melalui 8 (delapan) indikator Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I alasan Ekonomi ditambah 1 (satu) indikator yang berkaitan dengan penghasilan tetap keluarga.
39
9 (sembilan) Indikator Keluarga Sejahtera yang mewakili ciriciri Keluarga Miskin adalah sebagai berikut 1. Tidak bisa makan 2 (dua) kali sehari atau lebih. 2. Tidak bisa menyediakan daging / ikan / telur sebagai lauk pauk paling kurang seminggu sekali. 3. Tidak bisa memiliki pakaian yang berbeda untuk setiap aktivitas. 4. Tidak bisa memperoleh pakaian baru minimal 1 (satu) stel setahun sekali. 5. Bagian terluas lantai rumah dari tanah. 6. Luas lantai rumah kurang dari 8 ( delapan ) meter persegi untuk setiap penghuni rumah. 7. Tidak ada anggota keluarga berusia 15 tahun mempunyai penghasilan tetap. 8. Bila anak sakit/PUS ingin ber KB tidak bisa ke fasilitas Kesehatan. 9. Anak berumur 7–15 tahun tidak bisa sekolah. c. Pentahapan Keluarga Sejahtera. Dari segi tahapan pencapaian tingkat kesejahteraannya, maka keluarga dikelompokan menjadi 5 (lima) tahap ialah sebagai berikut: (http://www. bkkbn.go.id/ province/yogya/ MENU_03.htm) 1. Keluarga pra sejahtera Keluarga Pra Sejahtera adalah keluarga-keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan dasar secara minimal yaitu kebutuhan dasar secara minimal yaitu kebutuhan akan pengajaran agama, pangan, sandang, papan dan kesehatan, atau keluarga yang belum dapat memenuhi salah satu atau lebih indikator-indikator Keluarga Sejahtera Tahap I. 2. Keluarga sejahtera tahap 1 Keluarga Sejahtera Tahap I adalah keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasar secara minimal, tatapi belum dapat memenuhi keseluruhan kebutuhan sosial psikologisnya yaitu kebutuhan akan pendidikan, Keluarga Berencana, Interaksi dalam
40
keluarga, interaksi dengan lingkungan tempat tinggal dan transfortasi. 3. Keluarga Sejahtera Tahap II Keluarga Sejahtera Tahap II adalah keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasar secara minimal serta telah dapat memenuhi seluruh kebutuhan sosial psikologisnya, tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan pengembangan yaitu kebutuhan untuk menabung dan memperoleh informasi 4. Keluarga Sejahtera Tahap III Keluarga Sejahtera Tahap III adalah keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh kebutuhan dasar, kebutuhan sosial psikologis dan kebutuhan pengembangan, namun belum dapat memberikan sumbangan (kontribusi) yang maksimal terhadap masyarakat secara teratur (dalam waktu tertentu) dalam bentuk material dan keuangan untuk kepentingan sosial kemasyarakatan, serta berperan serta secara aktif dengan menjadi pengurus lembaga kemasyarakatan atau yayasan sosial, keagamaan, kesenian, olah raga, pendidikan dan lain sebagainya. 5. Keluarga Sejahtera Tahap III Plus Keluarga Sejahtera Tahap III Plus adalah keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh kebutuhannya, baik yang bersifat dasar, sosial psikologis maupun pengembangan serta telah dapat memberikan sumbangan yang nyata dan berkelanjutan bagi masyarakat. d. Jangkauan Pendataan Keluarga Jangkauan Pendataan Keluarga meliputi Rukun Tetangga, Dusun / RW, Desa /Kelurahan, Kecamatan , Kabupaten / Kota, Propinsi sampai ke Tingkat Nasional. e. Manfaat Pendataan Keluarga Data hasil Pendataan Keluarga bermanfaat untuk :
41
1. Penentuan sasaran yang lebih baik tajam berdasarkan kondisi, potensi dan kebutuhan aktual dari masing-masing keluarga disetiap tingkatan wilayah. 2. Pembuatan peta keluarga berdasarkan tingkat kesertaan KB, dan tingkat pencapaian tahapan keluarga Sejahtera tiap keluarga disuatu wilayah tertentu. 3. Penentuan bentuk program dukungan yang sesuai untuk setiap keluarga dan setiap wilayah dalam pembangunan Keluarga sejahtera. 4. Sarana motivasi, mendorong setiap keluarga untuk meningkatkaan kesejahteraannya, serta sekaligus untuk merangsang kepedulian keluarga-keluarga yang sudah lebih mampu untuk membantu keluarga – keluarga yang kuraang mampu dilingkungannya. 5. Kepentingan program pembangunan sektor-sektor lain, antara lain program-program pengentasan masyarakat dari kemiskinan atau ketertinggalannya dalam berbagai aspek kehidupan. 6. Merencanakan, memantau maupun menilai program-program dukungan yang dilakukan terhadap suatu wilayah atau suatu kelompok masyarakat disuatu tingkatan wilayah tertentu. 3. Sistem Informasi Geografis (SIG) a. Konsep Dasar Era komputerisasi telah membuka wawasan dan paradigma baru dalam proses pengambilan keputusan dan penyebaran informasi. Data yang merefresentasikan “dunia nyata’ dapat disimpan dan diproses sedemikian rupa sehingga dapat disajikan dalam bentukbentuk yang lebih sempurna dan sesuai kebutuhan. Sejak pertengahan 1970-an, telah dikembangkan sistem-sistem yang secara khusus dibuat untuk menangani masalah informasi yang bereferensi geografis dalam berbagai cara dan bentuk.
42
Sebutan umum untuk sistem-sistem yang menangani masalahmasalah diatas adalah SIG (Sistem Informasi Geografis). Dalam beberapa literature, SIG dipandang sebagai hasil dari perkawinan antara sistem computer untuk bidang Kartografi (CAC) atau sistem computer untuk bidang perancangan (CAD) dengan teknologi basisdata (database) Pada awalnya, data geografis hanya disajikan diatas peta dengan menggunakan simbol, garis, dan warna. Elemen-elemen geometri ini dideskripsikan di dalam legendanya, misalnya garis hitam tebal untuk jalan utama, garis hitam tipis untuk jalan sekunder dan jalan-jalan berikutnya. Selain itu berbagai data juga dapat di-overlaykan berdasarkan sistem koordinat yang sama. Akibatnya sebuah peta menjadi media yang efektif baik sebagai alat presentasi maupun sebagai bank tempat penyimpanan data geografis. (Prahasta, 2002) Peta juga merupakan aset publik yang sangat berharga, surveysurvey pemetaan yang telah dilakukan di berbagai Negara telah mengindikasikan bahwa jumlah keuntungan dari penggunaan peta, akan meningkat hingga beberapa kali lipat biaya produksi peta itu sendiri. Bila dibandingkan dengan peta-peta ini, Sistem Informasi Geografis (SIG) memiliki keunggulan inheren karena penyimpanan data dan presentasinya dipisahkan. Dengan demikian, data dapat dipresentasikan dalam berbagai cara dan bentuk LandUse
Environmental
Utilities
PRESENTASI
BAGIAN
Data Geografi
PENYIMPANAN
Batas
(Basisdata)
Bat as PRESENTASI
Jalan
Administrasi
Properties
Topografi
Gambar 1. Ilustrasi Pemisahan Penyimpanan Data dan Presentasi di dalam SIG
43
b. Subsistem SIG (Sistem Informasi Geografis) SIG (Sistem Informasi Geografis) dapat diuraikan menjadi beberapa Subsistem, sebagai berikut : 1. Data Input : Subsistem ini bertugas untuk mengumpulkan dan mempersiapkan data spasial dan atribut dari berbagai sumber. Subsistem ini pula yang bertanggung jawab dalam mengkonversi atau mentransformasikan format-format data-data aslinya ke dalam format yang dapat digunakan oleh SIG (Sistem Informasi Geografis) 2. Data Output Sumbistem ini menampilkan atau menghasilkan keluaran seluruh atau sebagian basisdata baik dalam bentuk softcopy maupun dalam bentuk hardcopy seperti tabel, grafik, peta dan lain-lain. 3. Data Management Subsistem ini mengorganisasikan baik data spasial maupun atribut kedalam sebuah basisdata sedemikian rupa sehingga mudah dipanggil, di-update, dan di-edit. 4. Data Manipulation dan Analysis Subsistem ini menentukan informasi-informasi yang dapat dihasilkan oleh SIG (Sistem Informasi Geografis). Selain itu, subsistem in juga melakukan manupilasi dan pemodelan data untuk menghasilkan informasi yang diharapkan. Data Manipulation & analysis
Data Input
SIG
Data Management
Gambar 2. Subsistem SIG
Data Output
44
Jika subsistem SIG (Sistem Informasi Geografis) diatas diperjelas berdasarkan uraian jenis masukan, proses, dan jenis keluaran yang ada didalamnya, maka subsistem SIG (Sistem Informasi Geografis) juga dapat digambarkan sebagai berikut : DATA INPUT Data Management & ManipulatiOn
Tabel Laporan
Output
Pengukuran Lapangan
Storage (database)
Peta
Data digital lain
Tabel
Input
Retrieval
Output
Peta (tematik, Topografi, dll)
Laporan
Processing
Informasi Digital (softcopy)
Citra Satelit Foto Udara Data lainnya
Gambar 3. Uraian Subsistem-subsistem SIG
c. Cara Kerja SIG (Sistem Informasi Geografis) SIG (Sistem Informasi Geografis) menyimpan semua informasi deskriptif unsur-unsurnya sebagai atribut-atribut di dalam basisdata. Kemudian
SIG
(Sistem
Informasi
Geografis)
membentuk
dan
meyimpannya di dalam tabel-tabel (relasional). Setelah itu, SIG (Sistem Informasi Geografis) menghubungkan unsur-unsur di atas dengan tabeltabel yang bersangkutan. Dengan demikian, atribut-atribut ini dapat diakses melalui lokasi unsur-unsur peta, dan sebaliknya, unsur-unsur peta juga dapat diakses melalui atribut-atributnya.
45
Basisdata Atribut Basisdata Spasial
RELASI
ID 1 2 3 4
No.Jl 141 72 62 141
Nama Jl.Mlati Jl.Banten Jl.Sunda Jl.Mlati
Panjang 252.73 75.24 152.55 541.32
Layers
Basisdata SIG
Gambar 4. Layers, Tabel, dan Basisdata SIG
4. MapInfo Profesional (MI Pro) 7.0 a. Pengenalan MapInfo Profesional (MI Pro) 7.0 Di dalam pengembangan sistem informasi geografis cukup banyak software yang digunakan. Salah satunya adalah MapInfo Profesional MI Pro). MapInfo Profesional (MI Pro) adalah software sistem informasi geografis terkemuka didunia saat ini dan paling cepat mengalami perkembangan. Saat ini MapInfo Profesional (MI Pro) bukan saja digunakan sebagai alat bantu dalam pengambilan keputusan terhadap masalah-masalah pengelolaan sumber daya alam, tetapi juga membantu dalam pemecahan masalah-masalah ekonomi, sosial, kependudukan, pariwisata, kesehatan, kriminal dan lain sebagainya. (Nuarsa, 2003). Walaupun saat ini banyak sekali software grafis yang berbasis vector maupun raster (image) yang dikembangkan, seperti AutoCad, CorelDraw, AdobePhotoshop, dan lain-lain. Namun perangkat lunak
46
tersebut hanya mampu mengelola data grafis spasial non geografis, artinya tidak berkaitan dengan alamat obyek di permukaan bumi secara absolut, sehingga tidak dapat digunakan untuk mengalisis geografis, misalnya untuk menggambarkan distribusi kepadatan penduduk di Indonesia, menentukan daerah yang rawan terhadap erosi, penyusunan tata ruang, perencanaan wilayah dan lain sebagainya. Program database yang beredar saat ini seperti Microsoft Acces, Visual Poxpro, Visual Dbase, dan lain-lain, sebagian besar juga untuk aplikasi data non geografis. Dengan demikian, informasi seperti “bagaimana hubungan antara jarak suatu supermarket dengan customer, dengan jumlah pembelian customer tersebut” atau “dimana sebaiknya kita mendirikan pusat pertokoan atau supermarket sehingga menguntungkan dari segi ekonomi” sulit kita dapatkan. (Nuarsa, 2003) MapInfo Profesional (MI Pro) 7.0 memadukan antara kemampuan manajemen data geografis spasial dengan sistem pengelolaan database, untuk melakukan analisis data bereferensi geografis.
Dengan
MapInfo
Profesional,
analisis
data
yang
berhubungan dengan obyek di permukaan bumi mudah dilakukan, termasuk masalah-masalah yang disebutkan diatas. Sejak mulai dikembangkan tahun 1985 oleh MapInfo Corporation, One Global View, Troy New York, saat ini MapInfo Profesional telah menjadi software sistem informasi geografis ternama didunia dan paling cepat perkembangannya. b. Struktur data MapInfo Profesional (MI Pro) Data MI Pro dikelola dan sisimpan dalam bentuk tabel. Setiap tabel menggambarkan satu jenis data, misalnya data kepadatan penduduk,
distribusi
customur,
kemiringan
lereng,
tingkat
kesejahteraan, dan lain-lain. Secara logika data MI Pro terdiri dari 2 bagian, yaitu data grafis yang menyimpan obyek gambar (area, grafis, titik, label dan lain-lain) dan data tabular atau atribut (database yang meyimpan nilai dari data grafis tersebut). Namum secara fisik, setiap
47
tabel MI Pro biasanya terdiri dari 4 atau 5 file. Misalnya, kita membuat tabel dengan nama penduduk, maka MI Pro membuat file sebagai berikut : 1. Penduduk.tab File teks yang meyimpan struktur tabel dan format data yang tersimpan 2. Penduduk.dat Meyimpan data tabular. Bila tabel tersebut berasal dari program lain, seperti dBase, Excel, Acces, dan lain-lain, maka ekstensinya tidak lagi .dat melainkan sesuai dengan asal dari data tersebut (misalnya dbf, xls, mdb masin-masing untuk dBase, Excel dan Access) 3. Penduduk.map File data grafis untuk meyimpan obyek gambar. 4. Penduduk.id Cross Reference penghubung antara data grafis dengan data tabular 5. Penduduk.ind File ini tidak selalu ada. File ini ada bila tabel yang dibuat diindeks. c. Data Grafis Secara garis besar MI Pro membagi data grafis menjadi 3 bagian, yaitu titik (point), garis (line/polyline), dan area (region/poligon). Obyek titik hanya terdiri dari satu pasangan koordinat x,y, sedangkan garis terdiri dari posisi x,y awal dan x,y akhir. Sementara obyek area terdiri dari beberapa pasangan x,y. Data grafis titik (point) biasanya untuk mewakili obyek kota, stasiun curah hujan, alamat customer, dan lain-lain.
Garis
(line/polyline)
dapat
dipakai
untuk
untuk
menggambarkan jalan, sungai, jaringan listrik dan lain-lain. Sementara Area (relion/polygon) digunakan untuk mewakili batas administrasi, penggunaan lahan, tingkat kesejahteraan dan lain-lain.
48
d. Data Tabular Data tabular adalah data diskriptif yang meyatakan nilai dari data grafis yang diterangkan. Data ini biasanya berbentuk tabel terdiri dari kolom dan baris. Kolom meyatakan jenis data (field), sedangkan baris adalah detail datanya (record). Secara umum ada 4 tipe data tabular, yaitu karakter, numeric, tanggal dan logika. e. Layer Peta Pada pemetaan digital, setiap informasi diorganisasi dalam bentuk layer. Setiap layer mengandung satu informasi. Misalnya pada peta administrasi penduduk terdapat informasi batas-batas wilayah, nama kota, jalan, dan lain-lain. Masing-masing informasi tersebut dibuat dalam layer yang berbeda dan disimpan dalam tabel yang terpisah. Bila ketiga layer tersebut digabung menjadi satu akan menjadi sebuah peta yang kompleks
49
DAFTAR PUSTAKA
Angelia B.S, 2001 http://ULSM.org/fusilkom-ui/fusilkom-01-5-101.html-13k BKKBN, http://www.bkkbn.go.id/province/yogya/ MENU_02.htm -----------, http://www.bkkbn.go.id/province/yogya/MENU_03.htm Nuarsa, W. I, 2003, Mengolah Data Spasial dengan MapInfo Profesional, Yogyakarta, Andi Offset Prahasta, E., 2002, Konsep-konsep Dasar Sistem Informasi Geografis., Bandung, Informatika Bandung. Syafrudin, E.M, 2002, http://if.unikom.ac.id/ta.php