SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM PENILAIAN KINERJA PEGAWAI DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) Firmansyah Ranjati Syafriyadi Jurusan Teknik Informatika STMIK PALCOMTECH PALEMBANG Abstrak Sistem Pendukung Keputusan dalam Penilaian Kinerja Pegawai dengan Menggunakan Metode Simple Additive Weighting (SAW) . Pegawai merupakan orang yang beperan ikut kerja dalam suatu instansi atau perusahaan lain, setiap instansi memiliki cara sendiri dalam penilaian terhadap pegawai. UPTD Dispenda Kota Palembang I masih melakukan penilaian secara manual belum menggunkan aplikasi, maka salah satu langkah atau jalan alternatif untuk mengetahui kinerja pegawai dengan membangun sebuah apilkasi sistem pendukung keputusan, dalam aplikasi ini metode yang digunakan untuk mendukung penilaian kinerja pegawai adalah simple additive wegihting(SAW). Ada enam kriteria yang digunakan untuk penilaian kinerja pegawai yaitu (1) Orientasi Pelayanan, (2) Integritas, (3) Kerja sama, (4) Komitmen, (5) Disiplin, (6) Kepemimpina. dari kriteria tersebut akan di cari penilaian berdasarkan bobot dari setiap atribut, kemudian dilakukan proses perangkingan yang akan menentukan alternatif yang optimal, yaitu pegawai terbaik. Kata Kunci : Sistem Pendukung Keputusan, SAW, Pegawai, Penilaian Kinerja
PENDAHULUAN Pegawai merupakan sumber daya utama dalam pelayanan masyarakat. Pegawai yang berkualitas akan meningkatkan mutu pelayanan masyarakat pada sebuah instansi. Upaya yang dilakukan untuk memacu pegawai bekerja lebih baik dan berprestasi, sebuah instansi dapat memberikan penghargaan kepada para pegawai yang dianggap berperestasi. Penghargaan yang diberikan biasanya kenaikan pangkat, golongan, dan jabatan. Yang dinilai dapat memberikan semangat kepada pegawai dalam melakukan pelayanan masyarakat. Untuk mempermudah penilaian kinerja pegawai yang berprestasi, penilaian dapat diterapkan ke dalam sistem teknologi informasi. Teknologi informasi sangat berperan penting pada perkembangan dunia saat ini, karena banyak digunakan di instansi pemerintah, dan individu yang melibatkan banyak informasi dalam pengambilan keputusan. Setiap instansi dituntut untuk selalu profesional dalam menjalankan organisasinya, sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan masyarakat. Instansi pemerintah juga membutuhkan suatu teknologi canggih terlebih di bagian teknologi komputer yang bisa menunjang mutu kinerja pegawai menuntut instansi pemerintah memanfaatkan kemajuan teknologi. Teknologi komputer memungkinkan suatu instansi pemerintah untuk mengolah data secara cepat dan akurat sehingga mampu menghasilkan informasi yang terpercaya dan dapat meningkatkan efisiensi kerja dan kemampuan instansi pemerintah. Maka untuk menghasilkan informasi yang terpercaya dan dapat meningkatkan efisiensi dan kemampuan kerja Instansi Pemerintah Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Dispenda Kota Palembang I yang merupakan pusat pelayanan masyarakat di tingkat kota palembang I. Adapun pegawai yang bertugas pada instansi pemerintah ini terdiri dari
1
KasuBag TU, penetapan dan penagihan. Dalam menentukan urutan dan evaluasi prestasi kinerja pegawai, jajaran pimpinan masih menggunakan cara konvensional, dimana penilaian hanya didasarkan pada unsur daftar penilaian pelaksanaan pekerjaan, daftar penilaian pelaksanaan pekerjaan pegawai adalah suatu daftar yang memuat hasil penilaian pelaksanaan pekerjaan seorang pegawai dalam waktu jangka satu tahun dua kali berdasarkan kriteria yang ditetapkan. Salah satu alternatif untuk menghindari penilaian yang bersifat menduga-duga adalah dengan menggunakan Sistem Pendukung Keputusan kinerja pegawai berdasarkan kriteria yang ditetapkan oleh jajaran pimpinan instansi pemerintah UPTD Dispenda Kota Palembang I. LANDASAN TEORI Sistem Pendukung Keputusan Menurut Kusrini (2007:15), Sistem Pendukung Keputusan merupakan sistem informasi interaktif yang menyediakan informasi pemodelan, dan permanipulasian data. Sistem itu digunakan untuk membantu pengambilan keputusan dalam situasi yang semiterstruktur dan situasi yang tidak terstruktur, dimana tak seorangpun tahu secara pasti bagaimana keputusan seharusnya di buat. Tujuan dari Sistem Pendukung Keputusan Tujuan dari Sistem Pendukung Keputusan (Turban, 2005:56): 1. Membantu manajer dalam pengambilan keputusan atas masalah semi-terstruktur. 2. Memberikan dukungan atas pertimbangan manajer dan bukannya dimaksudkan untuk menggantikan fungsi manajer. 3. Meningkatkan efektivitas keputusan yang diambil manajer lebih dari pada perbaikan efisiennya. 4. Kecepatan komputasi. Komputer memungkinkan para pengambilan keputusan untuk melakukan banyak komputasi secara ceoat dengan biaya yang rendah. 5. Peningkatan produktivitas. Membangun satu kelompok pengambilan keputusan, terutama para pakar, bisa sangat mahal. Pendukung terkomputerisasi bisa mengurangi ukuran kelompok dan memungkinkan para anggotanya untuk berada di berbagai lokasi yang berbeda-beda (menghemat biaya perjalanan). Selain itu, produktivitas staf pendukung (misalnya analisis keuangan dan hukum) bisa ditingkatkan. Produktivitas juga bisa ditingkatkan menggunakan peralatan optimalisasi yang menentukan cara terbaik untuk menjalankan sebuah bisnis. 6. Dukungan Kualitas. Komputer bisa meningkatkan kualitas keputusan yang dibuat. Sebagai contoh, semakin banyak data yang diakses, makin banyak juga alternatif yang bisa dievaluasi. Analisis risiko bisa dilakukan dengan cepat dan pandangan dari para pakar (beberapa dari mereka berada dilokasi yang jauh) bisa dikumpulkan dengan cepat dan dengan biaya yang lebih rendah. Keahlian bahkan bisa diambil langsung dari sebuah sistem komputer melalui metode kecerdasan tiruan. Dengan komputer, para pengambil keputusan bisa melakukan simulasi yang kompleks, memeriksa banyak scenario yang memungkinkan, dan menilai berbagai pengaruh secara cepat dan ekonomis. Semua kapabilitas tersebut mengarah kepada keputusan yang lebih baik. 7. Berdaya saing. Manajemen dan pemberdayaan sumber daya perusahaan. Tekanan persaingan menyebabkan tugas pengambilan keputusan menjadi sulit. Persaingan didasarkan tidak hanya pada harga, tetapi juga kualitas, kecepatan, kustomasi produk, dan dukungan pelanggan. Organisasi harus mampu secara sering dan cepat mengubah mode operasi, merekayasa ulang proses dan struktur, memberdayakan karyawan, serta berinovasi. Teknologi pengambilan keputusan bisa menciptakan pemberdayaan yang
2
signifikan dengan cara memperbolehkan seseorang untuk membuat keputusan yang baik secara cepat, bahkan jika mereka memiliki pengetahuan yang kurang. 8. Mengatasi keterbatasan Kognitif dalam pemrosesan dan penyimpanan. Otak manusia memiliki kemampuan yang terbatas untuk memproses dan menyimpan informasi. Orangorang kadang sulit mengingat dan menggunakan sebuah informasi dengan cara yang bebas dari kesalahan. Simple Additive Weighting (SAW) Konsep dasar metode SAW adalah mencari penjumlahan terbobot dari rating kinerja pada setiap alternatif pada semua kriteria (Kusumadewi, 2006). Metode SAW membutuhkan proses normalisasi matrik keputusan (X) ke suatu skala yang dapat diperbandingkan dengan semua rating alternatif yang ada.Metode SAW mengenal adanya 2 (dua) atribut yaitu kriteria keuntungan (benefit) dan kriteria biaya (cost). Perbedaan mendasar dari kedua kriteria ini adalah dalam pemilihan kriteria ketika mengambil keputusan. Menurut form resmi yang diterbitkan oleh polines ada sembilan indikator pertanyaan yang dibagikan kepada mahasiswa untuk di lakukan penilaian, terlampir pada lampiran. Metode SAW mengenal adanya 2 (dua) atribut yaitu kriteria keuntungan (benefit) dan kriteria biaya (cost). Perbedaan mendasar dari kedua kriteria ini adalah dalam pemilihan kriteria ketika mengambil keputusan. Adapun langkah penyelesaian dalam menggunakannya adalah: a. Menentukan alternatif, yaitu Ai. b. Menentukan kriteria yang akan dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan, yaitu Cj c. Memberikan nilai rating kecocokan setiap alternatif pada setiap kriteria. d. Menentukan bobot preferensi atau tingkat kepentingan (W) setiap kriteria. W = [ W1,W2,W3,…,WJ] e. Membuat tabel rating kecocokan dari setiap alternatif pada setiap kriteria. f. Membuat matrik keputusan (X) yang dibentuk dari tabel rating kecocokan dari setiap alternatif pada setiap kriteria. Nilai X setiap alternatif (Ai) pada setiap kriteria (Cj) yang sudah ditentukan, dimana, i=1,2,…m dan j=1,2,…n.
g. Melakukan normalisasi matrik keputusan dengan cara menghitung nilai rating kinerja ternomalisasi (rij) dari alternatif Aipada kriteria Cj.
Keterangan : (a) Kriteria keuntungan apabila nilai memberikan keuntungan bagi pengambil keputusan, sebaliknya kriteria biaya apabila menimbulkan biaya bagi pengambil keputusan. (b) Apabila berupa kriteria keuntungan maka nilai dibagi dengan nilai dari setiap kolom, sedangkan untuk kriteria biaya, nilai dari setiap kolom dibagi dengan nilai
3
h. Hasil dari nilai rating kinerja ternomalisasi (rij) membentuk matrik ternormalisasi (R)
i. Hasil akhir nilai preferensi (Vi) diperoleh dari penjumlahan dari perkalian elemen baris matrik ternormalisasi (R) dengan bobot preferensi (W) yang bersesuaian eleman kolom matrik (W).
Hasil perhitungan nilai Vi yang lebih besar mengindikasikan alternatif Ai merupakan alternatif terbaik (Kusumadewi, 2006).
bahwa
PHP Menurut Saputra (2011:1) PHP atau yang memiliki kepanjangan PHP Hypertext Preprocessor merupakan suatu bahasa pemerograman yang difungsikan untuk membangun suatu website dinamis. PHP menyaatu dengan kode HTML, maksudnya adalah beda kondisi. HTML digunakan sebagai pembangun atau pondasi dari kerangka layout web, sedangkan PHP difungsikan sebagai prosesnya sehingga dengan adanya. MySQL Berdasarkan Nugroho (2005,1), MySQL adalah sebuah program database server yang mampu menerima dan mengirimkan datanya dengan sangat cepat, multi user serta menggunkan perintah standar Structured Query Language (SQL). PHPMyAdmin Menurut Nugroho (2005:467) PHPMyAdmin adalah suatu program Open Sorce berbasis web. Program ini berguna untuk mengakses database MySQL. Program ini mempermudah mempersingkat kerja kita, dengan beberapa kelebuhan, antara lain pengguna awam tidak harus mengenal syntax-syntax SQL dalam pemnuatan database dan table. Database Menurut Raharjo (2011:3) Database didefenisikan sebagai kumpulan data yang terintegrasai dan diatur sedemikian rupa sehingga data tersebut dimanipulasi, diambil, dan dicari secara cepat. Web (Website) Menurtu Hidayat (2010:2) website atau situs dapat diartikan sebagai kumpulan halaman-halaman yang digunkana untuk menampilkan informasi teks, gambar diam atua gerak, animasi, suara dan atau gabungan dari semuanya, baik yang bersifat statis maupun dinamis yang membentuk suatu rangkaian bangunan yang salaing terkait, yang masing-
4
masing dihubungkan dengan jaringan-jaringan halaman. Hunbungan antar satu halaman web dengan halaman web yang lainnya disebut dengan Hiperlink, sedangkan teks yang dijadikan media penghubung di sebut Hipertext. Kuantitatif Menurut Sugiyono (2012:13): “Data kuantitatif merupakan suatu karakteristik dari suatu variabel yang nilai-nilainya dinyatakan dalam bentuk numerical.” Kualitatif Menurut Sugiyono (2012:13): “Metode penelitian kualitatif/ deskripif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti sebagai instrument kunci, pengambilan sampel sumber data dilakuakan secara (gabungan), analisis data bersifat induktif/ kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi”. Metode waterfall Menurut Rosa dan Shalahuddin (2013 :28), Model System Development Life Cycle (SDLC) air terjun Waterfall sering juga disebut model sekuensial linier (sequensial linier) atau alur hidup klasik (classic life ecycle). Model air terjun menyediakan pendekatan alur hidup perangkat lunak secara sekuensial atau terurut dimulai dari analisis, desain, Pengkodean, Pengujian, dan Tahap Pendukung (Support). HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Hasil penelitian yang dilakukan pada Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Dispenda Kota Palembang I yang berhubungan dengan penilaian kinerja pegawai maka didapatkan hasil sebagai berikut: Menurut Sofyandi (2008:122), Penilaian kinerja (performance appraisal) adalah proses organisasi dalam mengevaluasi pelaksanaan kerja karyawan. Dalam penilaian dinilai kontribusi karyawan kepada organisasi selama periode waktu tertentu. Penilaian kinerja ini dilakukan oleh Kasubag terhadap pegawai, penilaiaan didasarkan atas aspek-aspek atau indikator yang telah ditentukan oleh pihak Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Dispenda Kota Palembang I. Dalam menentukan urutan dan evaluasi prestasi kinerja pegawai, jajaran pimpinan masih menggunakan cara konvensional, dimana penilaian hanya didasarkan pada unsur daftar penilaian pelaksanaan pekerjaan, Daftar penilaian pelaksanaan pekerjaan pegawai adalah suatu daftar yang memuat hasil penilaian pelaksanaan pekerjaan seorang pegawai dalam waktu jangka satu tahun dua kali berdasarkan kriteria yang ditetapkan. Salah satu alternatif untuk menghindari penilaian yang bersifat menduga-duga adalah dengan menggunakan Sistem Pendukung Keputusan kinerja pegawai berdasarkan kriteria yang ditetapkan oleh jajaran pimpinan instansi pemerintah UPTD Dispenda Kota Palembang I. Tujuan dari penilaian kinerja pada Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Dispenda Kota Palembang I ini adalah membantu pihak Dispenda Kota Palembang I khususnya Tata Usaha (TU), agar penilaian yang dilakukan tidak bernilai bersifat subjektif dimana Kasubag menilai berdasarkan menduga-duga terhadap yang dinilai.
.
5
Identifikasi Masalah Berdasarkan pengamatan penulis dapat dinyatakan permasalahan yang dihadapi oleh Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Dispenda Kota Palembang I antara lain Pada Tabel 1 berikut ini: Tabel 1. Identifikasi Masalah No Masalah 1. Lambatnya informasi kinerja Pegawai 2.
Penyebab Masalah hasil Belum adanya media informasi yang terstruktur sehingga informasi yang didapatkan pegawai belum efisien Untuk proses evaluasi kinerja Belum adanya media informasi yang masih membutuhkan waktu yang untuk memberikan infomasi hasil lama. dari evaluasi kinerja
Diagram Konteks Diagram konteks juga menjelaskan sumber dan bagaimana informasi data-data tersebut diproses. Diagram konteks dapat dilihat pada gambar 1 berikut :
Gambar 1. Diagram Konteks Sistem
Berdasarkan gambar diagram konteks di atas dapat dijelaskan yaitu : menjelaskan tentang rancangan sistem pendukung keputusan penilaian kinerja pegawai pada Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Dispenda Kota Palembang I mempunyai 3 (tiga) kesatuan luar, yaitu: pegawai, kasuBag/admin, Pimpinan, Data-data penilaian berupa : data pegawai, data penurunan DP3, serta data pemrosesan nilai. Hasil yang di proses dalam sistem pendukung keputusan tersebut berupa laporan penilaian yang akan di berikan kepada pimpinan untuk disetujui dan laporan akhir akan diberikan kepada pegawai. Data Flow Diagram (DFD) Data Flow Diagram adalah diagram yang menunjukan semua proses utama yang menyusun keseluruhan sistem. Dimana proses diagram ini dapat dilihat pada gambar 2 dibawah ini:
6
Gambar 2. Diagram Level 0 Berdasarkan Diagram Level 0 pada gambar diatas dapat dijelaskan sebagi berikut: (1) Proses 1.0.P adalah proses input data pegawai, dimana data pegawai bersumber dari pegawai. Hasil proses disimpan dalam database pegawai. (2) Proses 2.0.P adalah proses input data penilaian, dimana data penilaian bersumber dari kasubag. Hasil proses disimpan dalam database perhitunga. (3) Proses 3.0.P adalah proses pembuatan laporan, dimana hasil perhitungan penilaian kinerja pegawai diamil dari database perhitungan untuk persetujuan oleh pimpinan dan hasil laporan akhir dibeikan kepada pegawai. Entity Relationship Diagram (ERD) Berikut ini adalah gambar entity relationship diagram yang merupakan komponenkomponen himpunan entitas dan himpunan relasi yang masing-masing dilengkapi dengan atribut-atribut diagram yang menggambarkan hubungan antara entitas dan atribut penghubungnya. Berikut dapat dilihat pada gambar 3 dibawah ini:
Gambar 3. Entity Relationship Diagram (ERD)
7
Desain Alur Yang Diusulkan
Gambar 4. Desain Alur Yang Diusulkan Berdasarkan gambar 4 Flowchart yang usulkan pada sistem pendukung keputusan untuk menilai kinerja pegawai dengan menggunakan metode Simple Additive Weighting (SAW) sebagai beikut: 1. Admin melakukan login dengan menggunakan username dan password, jika berhasil akan masuk ke menu utama dan jika gagal maka akan melalukan login ulang. 2. Admin melakukan proses penginputan data ke dalam sistem yang berupa data admin, data pegawai, data penilaian. Jika selesai penginputan akan tersimpan ke dalam database user, pegawai, penilaian. HASIL RANCANGAN 1. Form Input Login Form Input Login berfungsi untuk masuk menu utama sebagai admin atau user. Adapun tampilan form input login dapat dilihat pada gambar 5 berikut:
8
Gambar 5. Halaman Login 2. Form Halaman Utama Form Halaman Utama berfungsi untuk menampilkan antar muka admin. Adapun tampilan Form Halaman dapat dilihat pada gambar 6 berikut:
Gambar 6. Halaman Home 3. Form Input Data Pegawai Form Input Data Pegawai berfungsi untuk mengolah data pegawai. Adapun tampilan Form Input data pegawai dapat dilihat pada gambar 7 berikut:
Gambar 7. Halaman Input Data Pegawai
9
4. Form Tampilan Data Pegawai Form Tampilan Data Pegawai berfungsi untuk view data pegawai yang sudah di input. Adapun tampilan Form Input data pegawai dapat dilihat pada gambar 8 berikut:
Gambar 8. Tampilan Data Pegawai 5. Form Kriteria Form Data Kriteria berfungsi untuk mengolah data kriteria. Adapun tampilan Form data kriteria dapat dilihat pada gambar 9 berikut:
Gambar 9. Halaman Data Kriteria 6. Form Input Data Penilaian Form Input Data Penilaian berfungsi untuk mengolah data penilaian. Adapun tampilan Form Input data penilaian dapat dilihat pada gambar 10 berikut:
Gambar 10. Halaman Input Data Penilaia
10
7. Form Output Data Penilaian Pegawai Form Output Data Penilaian berfungsi untuk menampilkan data pegawai yang di nilai. Adapun tampilan Form Output data penilaian pegawai dapat dilihat pada gambar 11 berikut:
Gambar 11 Output Data Penilaian Pegawai 8. Laporan Akhir Penilaian Data Pegawai Form Akhir Data Penilaian berfungsi untuk mengelompokan data laporan akhir pegawai yang sudah di nilai . Adapun tampilan Form Akhir data penilaian pegawai dapat dilihat pada gambar 12 berikut:
Gambar 12. Laporan Akhir Data Penilaian Pegawai
PENUTUP Berdasarkan hasil pembahasan sebelumnya terhadap penerapan Simple Additive Weighting pada Sistem Pendukung Keputusan kinerja pegawai pada UPTD Dispenda Kota Palembang I, maka penulis mengambil beberapa simpulan yaitu dengan adanya Sistem Pendukung Keputusan akan memudahkan pengambil keputusan dalam menentukan kinerja pegawai terbaik dan aplikasi ini dapat memberikan rekomendasi pegawai terbaik berdasarkan data yang di input oleh si pengambil keputusan secara cepat dan akurat.
11
DAFTAR PUSTAKA A.S, Rosa, M.Shalahudin. 2013. Rekayasa Perangkat Lunak Terstruktur dan Berorientasi Objek. Informatika. Bandung. Hidayat, Rahmat. 2010. Cara Praktis Membangun Website Gratis. Jakarta: Penerbit PT Elex Media Komputindo, Jakarta. Kusumadewi, Sri. 2006. Fuzzy Multi-Attribute Decision Making (FUZZY MADM). Bogor: Penerbit Grahha Ilmu. Kusrini. 2007. Konsep dan Aplikasi Sistem Pendukung. Yogtakarta: Penerbit C.V.Andi Offset. Nugroho, Bunafit. 2005 Database Realasional dengan MySQL. Yogtakarta: Penerbit C.V.Andi Offset. Sofyandi, Herman. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Pertama Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta. Saputra, Agus. 2011. Trik dan Solusi Jitu Pemrograman PHP. Jakarta: Penerbit Dunia Komputer. Sugiyono, 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&B. Bandung; Alpabeta. Raharjo, Budi. 2011. Belajar Otodidak Membuat Database Menggunakan MySQL. Bandung: Penerbit Informatika Bandung. Turban, Efraim 2005. Decision Support System and Intellgent System 7th Edition 1. Yogyakarta: Andi.
12