SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT HERPES BERBASIS WEB
NASKAH PUBLIKASI
diajukan oleh Novandy Pradana 10.11.3656
kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA YOGYAKARTA 2014
WEB-BASED EXPERT SYSTEM TO DIAGNOSE HERPES DISEASE SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT HERPES BERBASIS WEB Novandy Pradana Kusrini Jurusan Teknik Informatika STMIK AMIKOM YOGYAKARTA ABSTRACT Herpes is an inflammatory disease of the skin caused by a virus which is characterized by the appearance of fluid-filled spots on certain parts of the skin. In general, people do not recognize the symptoms of herpes and often assume that the initial symptoms which arise are common things. In fact, herpes is quite dangerous if left without proper treatment. In this study, is developed an expert system to diagnosing herpes along with diseases which have similar symptoms’ characteristics (Differential Diagnose). By trying to apply health experts’ knowledge into an expert system, it is expected to help the patients to detect the disease as early as possible and to help the experts to diagnose the patient's disease by minimizing the occurrence of error diagnosis. This expert system uses the PHP and HTML programming language as the interface and inference engine and also uses MySQL as the database to store the data of disease symptoms, disease names and ways of treatment. As for the search methods in the inference engine, forward chaining is used. Keywords : Expert System, Herpes Disease, PHP and MySQL, Forward Chaining
ii
1.
Pendahuluan Penyakit herpes merupakan penyakit menular yang masih menjadi masalah
kesehatan masyarakat terutama di negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Herpes merupakan penyakit radang kulit yang disebabkan oleh virus yang ditandai dengan munculnya bintik berisi cairan pada bagian kulit tertentu. Berdasarkan penyebabnya penyakit herpes dibagi dua yaitu herpes simpleks dan herpes zoster. Herpes simpleks adalah suatu lesi akut berupa vesikel berkelompok di atas daerah eritema, dapat satu atau beberapa kelompok terutama pada atau dekat sambungan mukokutan (R.S Siregar, 2004). Penyebab penyakit herpes simpleks adalah Herpes virus hominis (HVH). Herpes zoster adalah radang kulit akut, mempunyai sifat khas yaitu vesikel-vesikel yang tersusun berkelompok sepanjang persarafan sensorik kulit sesuai dermatom dengan virus V-Z sebagi penyebabnya (R.S Siregar, 2004). World Health Organization (WHO) memperkirakan pada tahun 2003 terdapat 536 juta jiwa terjangkit penyakit herpes atau sekitar 16% dari populasi dunia pada saat itu dengan rentang usia 15-45 tahun dengan tipe virus HSV-2. Jumlah ini diasumsikan meningkat sejalan dengan rentang usia yang semakin menua dikarenakan infeksi yang terjadi untuk seumur hidup. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang penyakit herpes menjadi penyebab tingginya kasus penyakit ini. Pada umumnya masyarakat tidak mengenali gejala-gejala penyakit herpes dan seringkali menganggap bahwa gejala awal yang timbul adalah hal yang biasa. Padahal penyakit herpes cukup berbahaya jika dibiarkan begitu saja tanpa perawatan dan pengobatan yang tepat Menurut dr. Retno Lestiono untuk melakukan diagnosa penyakit herpes harus dilakukan dengan melihat berbagai faktor seperti tanda-tanda vital organ tubuh dan kondisi kulit. Tanpa mengetahui informasi dan gejala-gejala khusus dari penyakit herpes ini, masyarakat akan sulit melakukan penegakan diagnosa sendiri tanpa dibantu oleh dokter atau sebuah sistem yang dapat memberikan informasi dan konsultasi mengenai penyakit herpes. Apabila masyarakat ingin memeriksakan kondisi kesehatannya dan ingin mengetahui tentang gejala, penyebab dan pengobatan yang tepat mengenai penyakit herpes maka mereka akan menemui seorang dokter spesialis kulit untuk berkonsultasi. Akan tetapi hal tersebut tidak dapat dilakukan oleh semua orang karena keterbatasan biaya untuk membayar biaya praktek dokter spesialis yang mahal ataupun karena tuntutan kesibukan dan aktifitas mereka yang padat sehingga tidak bisa menyesuaikan dengan jadwal praktek dokter. Melihat permasalahan tersebut, maka pada penelitian ini akan dibangun suatu sistem pakar berbasis web yang bertujuan untuk mendiagnosa penyakit herpes. Sistem
1
pakar ini diharapkan dapat membantu masyarakat untuk mendapatkan informasi dan melakukan konsultasi tentang penyakit herpes serta dapat membantu pekerjaan dokter dalam mendiagnosa penyakit pasien. 2.
Landasan Teori
2.1
Kecerdasan Buatan Kecerdasan buatan adalah suatu ilmu yang mempelajari cara membuat komputer
melakukan sesuatu seperti yang dilakukan oleh manusia (Minsky, 1089). 2.2
Sistem Pakar Sistem pakar adalah sebuah sistem yang menggunakan pengetahuan manusia
di mana pengetahuan tersebut dimasukkan ke dalam sebuah komputer dan kemudian digunakan untuk menyelesaikan masalah- masalah yang biasanya membutuhkan kepakaran atau keahlian manusia (Turban, 2001). 2.3
Struktur Sistem Pakar Ada dua bagian penting dari sistem pakar, yaitu lingkungan pengembangan
(development environment) dan lingkungan konsultasi (consultation environment). Lingkungan pengembangan digunakan oleh pembuat sistem pakar untuk membangun komponen-komponen dan memperkenalkan pengetahuan ke dalam basis pengetahuan (knowledge base). Lingkungan konsultasi digunakan oleh pengguna untuk berkonsultasi sehingga pengguna mendapatkan pengetahuan dan nasehat dari sistem pakar layaknya berkonsultasi dengan seorang pakar. Komponen-komponen penting dalam sistem pakar dapat dilihat pada gambar 2.2 dibawah ini.
Gambar 2.1 Struktur Sistem Pakar
2
2.4
Representasi Pengetahuan Representasi
pengetahuan
merupakan
metode
yang
digunakan
untuk
mengodekan pengetahuan dalam sebuah sistem pakar yang berbasis pengetahuan. Perepresentasian dimaksudkan untuk menangkap sifat-sifat penting problema dan membuat informasi itu dapat diakses oleh prosedur pemecahan problema (Kusrini, 2006). 2.4.1
Kaidah Produksi Aturan produksi dituliskan dalam bentuk jika-maka (if-then). Aturan produksi
adalah salah satu cara representasi pengetahuan yang menghubungkan premis dengan konklusi yang diakibatkannya. 2.5
Metode Inferensi Pada sistem pakar berbasis rule, domain pengetahuan direpresentasikan dalam
sebuah kumpulan rule if-then, sedangkan data direpresentasikan dalam sebuah kumpulan fakta-fakta tentang kejadian saat ini. Mesin inferensi membandingkan masingmasing rule yang tersimpan dalam basis pengetahuan dengan fakta-fakta yang terdapat dalam database. Jika bagian if (kondisi) dari rule cocok dengan fakta, maka rule dieksekusi dan bagian then (aksi) diletakkan dalam database sebagai fakta baru yang ditambahkan. 2.5.1
Forward Chaining Pelacakan kedepan (forward chaining) adalah teknik pencarian yang dimulai
dengan fakta yang diketahui, kemudian mencocokan fakta-fakta tersebut dengan bagian IF dari rules IF-THEN. Bila ada fakta yang cocok dengan bagian IF, maka rule tersebut dieksekusi. 2.6
Penyakit Herpes Penyakit herpes merupakan penyakit radang kulit yang disebabkan oleh virus
yang ditandai dengan munculnya bintik berisi cairan pada bagian kulit tertentu. Berdasarkan penyebabnya penyakit herpes dibagi dua yaitu : a.
Herpes Simpleks Herpes simpleks adalah suatu lesi akut berupa vesikel berkelompok di atas
daerah eritema, dapat satu atau beberapa kelompok terutama pada atau dekat sambungan mukokutan (R.S Siregar, 2004). b.
Herpes Zoster Herpes zoster adalah radang kulit akut, mempunyai sifat khas yaitu vesikel-
vesikel yang tersusun berkelompok sepanjang persarafan sensorik kulit sesuai dermatom (R.S Siregar, 2004).
3
3.
Analisis Dan Perancangan Sistem
3.1
Definisi Analisis Sistem Analisis sistem dapat didefinisikan sebagai penguraian dari suatu sistem
informasi yang utuh kedalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasi
dan
mengevaluasi
permasalahan-permasalahan,
kesempatan-
kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikannya (Jogianto, 2005:129). 3.2
Deskripsi Sistem Deskripsi
sistem
adalah
gambaran
umum
tentang
sistem
yang
akan
dikembangkan. Sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit herpes berbasis web merupakan perangkat lunak yang digunakan untuk membantu mendiagnosa dan memberikan informasi tentang penyakit herpes dan penyakit yang menjadi diagnosa bandingnya serta rekomendasi pengobatannya yang diwujudkan dengan adanya dialog antara pengguna dengan sistem. Pada proses ini sistem akan memberikan pertanyaan berupa gejala-gejala penyakit yang telah disimpan dalam sistem berupa basis pengetahuan. Jawaban yang diberikan pengguna akan diproses sehingga menghasilkan kesimpulan tentang penyakit yang di derita pasien. 3.3
Metode Inferensi Metode inferensi adalah mekanisme berfikir dan pola-pola penalaran yang
digunakan oleh sistem untuk mencapai suatu kesimpulan. Metode ini akan menganalisis masalah tertentu dan selanjutnya akan mencari jawaban atau kesimpulan yang terbaik. Penalaran dimulai dengan mencocokan kaidah-kaidah dalam basis pengetahuan dengan fakta-fakta yang ada dalam basis data. Adapun metode yang digunakan dalam pembangunan sistem pakar ini adalah metode forward chaining sebagai metode penalarannya dan depth first search sebagai metode pencariannya. 3.4
Analisis Pohon Pelacakan Sistem pakar dibangun berdasarkan pohon pelacakan. Pohon pelacakan dibuat
berdasarkan analisis tabel relasi penyakit dan gejala yang didapatkan dari hasil wawancara dengan pakar. Berikut adalah pohon pelacakan sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit herpes berbasis web.
4
Gambar 3.1 Pohon Pelacakan 3.5
Perancangan Proses
3.5.1
Diagram Konteks Sebelum membangun sebuah sistem perlu dilakukan tahapan perancangan
diagram
konteks
yang
bertujuan
untuk
memudahkan
pemodelan
di
dalam
pengembangan sistem serta memberikan gambaran umum tentang sistem yang dibangun. Adapun ilustrasi konteks diagram sistem dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
Gambar 3.2 Diagram Konteks
5
3.5.2
Data Flow Diagram (DFD) Level 1 Data Flow Diagram digunakan untuk menggambarkan sistem sebagai sebuah
jaringan dari proses-proses secara fungsional yang dihubungkan satu dengan yang lainnya oleh aliran data. Dalam Data Flow Diagram terdiri atas entitas luar, aliran data, proses, dan penyimpanan data.
Gambar 3.3 Data Flow Diagram (DFD) Level 1 3.5.3
Entity Relationship Diagram ERD digunakan untuk menggambarkan relasi antartabel dengan tujuan untuk
memperjelas hubungan antartabel penyimpanan. ERD terdiri atas sekumpulan objek dasar yaitu entitas dan hubungan antar entitas-entitas yang saling berhubungan. ERD dalam aplikasi sistem pakar ini dapat ditunjukan pada gambar dibawah ini.
6
Gambar 3.4 Entity Relationship Diagram 4.
Implementasi Dan Pembahasan
4.1
Implementasi Setelah semua rangkaian tahapan perancangan telah dilakukan dan dianggap
telah memenuhi kebutuhan sistem yang akan dibangun, maka tahap selanjutnya adalah mengimplemetasikan rancangan tersebut kedalam bentuk aplikasi nyata. Sebelum melakukan implementasi sebaiknya aplikasi sudah siap untuk dioperasikan atau diuji, agar dapat diketahui apakah aplikasi yang telah dibuat sudah sesuai yang diharapkan dan bebas dari kesalahan-kesalahan sebelum diterapkan. Implementasi sistem bertujuan untuk menerapkan modul-modul yang telah dikerjakan pada tahap perancangan, sehingga pengguna dapat memberi masukan untuk pengembangan sistem. 4.2
Pembahasan
4.2.1
Tampilan Halaman Home Halaman Home dari sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit herpes berbasis
web ini berisi pengertian sistem pakar.
7
Gambar 4.1 Tampilan Halaman Home 4.2.2
Tampilan Halaman Utama Pasien Halaman Utama Pasien dari sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit herpes
berbasis web ini akan ditampilkan setelah user berhasil melakukan login. Pada halaman ini terdapat menu mulai diagnosa, histori diagnosa, ubah profil dan logout.
Gambar 4.2 Tampilan Halaman Utama Pasien
8
4.2.3
Tampilan Halaman Diagnosa Halaman Diagnosa
dari sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit herpes
berbasis web dimana user akan dibimbing untuk menjawab pertanyaan yang ditampilkan sistem dengan pilihan jawaban Ya atau Tidak.
Gambar 4.3 Tampilan Halaman Diagnosa 4.2.4
Tampilan Halaman Hasil Diagnosa Halaman Hasil Diagnosa dari sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit herpes
berbasis web ini berisi informasi hasil diagnosa yang dilakukan pasien.
Gambar 4.4 Tampilan Halaman Hasil Diagnosa
9
4.2.5
Tampilan Halaman Utama Pakar Halaman Utama Pakar dari sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit herpes
berbasis web ini akan ditampilkan setelah pakar berhasil melakukan login. Pada halaman ini terdapat menu input penyakit, ubah penyakit, input gejala, ubah gejala, input relasi, rekam medis dan logout.
Gambar 4.5 Tampilan Halaman Utama Pakar 4.2.6
Tampilan Form Input Data Penyakit Form Input Data Penyakit dari sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit herpes
berbasis web ini digunakan oleh pakar untuk menambah data penyakit baru.
Gambar 4.6 Tampilan Form Input Data Penyakit
10
4.2.7
Tampilan Form Input Data Gejala Form Input Data Gejala dari sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit herpes
berbasis web ini digunakan oleh pakar untuk menambah data gejala penyakit baru.
Gambar 4.7 Tampilan Form Input Data Gejala 4.2.8
Tampilan Halaman Utama Admin Halaman Utama Admin dari sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit herpes
berbasis web ini akan ditampilkan setelah admin berhasil melakukan login. Pada halaman ini terdapat input admin / pakar, ubah admin / pakar, menu input berita, ubah berita dan logout.
Gambar 4.8 Tampilan Halaman Utama Admin
11
5.
Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan dan pengujian Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa
Penyakit Herpes Berbasis Web, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1.
Aplikasi yang dibangun ini dapat melakukan diagnosa penyakit dengan baik karena sesuai
dengan
cara
diagnosa
seorang
dokter.
Dengan
persentase
hasil
perbandingan diagnosa dokter dengan sistem pakar sebesar 100% 2.
Aplikasi yang dibangun ini dapat memberikan kesimpulan hasil diagnosa mengenai penyakit herpes dan penyakit yang menjadi diagnosa bandingnya berdasarkan gejala-gejala yang ditampilkan.
3.
Aplikasi yang dibangun ini dapat memberikan rekomendasi pengobatan untuk penyakit herpes dan penyakit yang menjadi diagnosa bandingnya sesuai dengan keterangan dr. Retno Lestiono.
4.
Sistem pakar yang dibangun dapat mendiagnosa delapan jenis penyakit yaitu penyakit herpes simpleks dan herpes zoster serta beberapa penyakit yang menjadi diagnosa banding sesuai keterangan dari dr. Retno Lestiono yaitu impetigo bullosa, ulkus mole, limfogranuloma venereum, skabies dan varisela.
DAFTAR PUSTAKA Abidin, Nuzla. 2013. Perancangan Sistem Pakar Diagnosa Infeksi Menular Seksual (IMS) Berbasis Web Dengan Metode Forward dan Backward Chaining Pada RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Jurusan Sistem Informasi STMIK AMIKOM. Yogyakarta Departemen Kesehatan RI. 2007. Pedoman Pengobatan Dasar Di Puskesmas 2007. Jakarta: Departemen Kesehatan RI Hidayat, A.S. 2010. Sistem Pakar untuk Mendiagnosa Penyakit Vertigo Dengan Metode Backward Chaining Berbasis Web. Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia. Bandung Hinchliff, Sue. 1997. Kamus Keperawatan. Edisi 17. Jakarta: EGC Jogiyanto. 2005. Analisis & Desain Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi Offset Kadir, Abdul. 2008. Tuntunan Praktis: Belajar Database Menggunakan MySQL. Yogyakarta: Andi Offset Kusrini. 2006. Sistem Pakar Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Andi Offset Kusrini. 2007. Strategi Perancangan dan Pengolahan Basis Data. Yogyakarta: Andi Offset Lestiono, Retno. Interview. 13 November 2013 Mutmainah, D.T. 2011. Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa Penyakit Anak Dengan Metode Forward Chaining dan Backward Chaining (Studi Kasus di Puskesmas
12
Mandalamekar). Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia. Bandung Nugroho, Bunafit. 2008. Membuat Aplikasi Sistem Pakar. Yogyakarta: Gava Media Ronny P. Handoko. 2007. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin : Herpes Simpleks. Edisi 5. Jakarta: Balai Pustaka FKUI Sakur, Stendy B. 2010. PHP 5 Pemrograman Berorientasi Objek. Yogyakarta: Andi Offset Sidik, Betha. 2002. Pemrograman Web Dengan PHP. Bandung: Informatika Siregar, R.S. 2004. Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit Edisi 2. Jakarta: EGC T. Sutojo, Edy Mulyanto dan Vincent Suhartono. 2011. Kecerdasan Buatan. Yogyakarta: Andi Offset World Health Organization (WHO). An estimate of the global prevalence and incidence of herpes simplex virus type 2 infection, http://www.who.int/bulletin/volumes/86/10/07-046128/en/. diakses 27 Agustus 2013.
13