1
SISTEM BERBAASIS KASUS MENENTUKAN MAJIKAN TKI Widya Seno Pambudi Teknik Informatika STMIK El Rahma e-mail:
[email protected]
Abstract
Currently the determination of employers by PPTKIS is still done manually. Therefore his departure process becomes longer. Prospective TKI who enrolls in the PPTKIS should wait for the clarity of his employer. After getting an employer it can to process medical and passport.Case-based-reasoning determines the employer TKI using the programming language PHP and using as framework CodeIgniter. for processing database using MySQL. This application in the manufacture of its use research methodsof data collection, design of systems and devices in use. The objective of this application could accelerate the departure of prospective migrant workers to Malaysia, because during this time one of the causes of his departure is a potential migrant workers do not have a prospective employer.Based on the results of the design and manufacturing of case-based-reasoning determines the employer TKI, it can be concluded that this application calculates similarity by comparing the value of the degree of similarity between the new cases with old cases which are stored in the database. After obtaining the similarity value then the system automatically takes the solution employer of old cases that the value of the highest resemblance to the make the solution in the case of the new employer.
Keywords- Case Based Reasoning, Employers, TKI PENDAHULUAN Indonesia merupkan negara yang memiliki penduduk yang banyak namun tidak sebanding dengan lapangan kerja yang mampu meningkatkan taraf hidup dari masyarakat nya. Ini lah yang mendorong penduduk Indonesia untuk bekerja di luar negeri terutama di negara Malaysia BNP2TKI (Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia) mencatat sebanyak 150.236 orang TKI yang bekerja di malaysia hingga akhir 2013 [5]. Sampai saat ini pun pemilihan TKI yang sesuai dengan kriteria yang di tentukan oleh majikan, masih di lakukan secara manual oleh pihak PJTKI. Untuk itulah perlu diadakan peningkatan dalam segi kualitas pengambilan keputusan dengan di dukung oleh sistem berbasis kasus menentukan majikan bagi TKI (tenaga kerja Indonesia) yang akan bekerja ke luar negeri. Dalam penelitian kali ini digunakan metode sistem berbasis kasus dalam pengambilan keputusan untuk menentukan majikan bagi TKI(tenaga kerja indonesia). Dimana dengan adanya sistem ini nantinya dapat memudahkan pihak PJTKI (penyalur jasa tenaga kerja indonesia) dalam menentukan majikan bagi calon TKI (tenaga kerja indonesia) yang sudah di recruit. METODE PENELITIAN 1. Kecerdasan Buatan Kecerdasan buatan merupakan salah satu inovasi yang terdapat dalam bidang ilmu pengetahuan. Kecerdasan buatan telah dimulai sejak komputer modern pertama kali ditemukan, yaitu tahun 1940 dan 1950. kecerdasan buatan merupakan bagian dari ilmu
2
pengetahuan komputer yang khusus ditujukan dalam perancangan otomasi tingkah laku cerdas dalam sistem kecerdasan komputer [4]. 2. Sistem Berbasis Kasus Sistem berbasis kasus adalah suatu pendekatan untuk menyelesaikan suatu permasalahan (problem solfing) berdasarkan solusi dari permasalahan sebelumnya. Sistem berbasis kasus ini merupakan suatu paradigma pemecahan masalah yang banyak mendapat pengakuan yang pada dasarnya berbeda dari pendekatan utama AI lainnya. Suatu masalah baru di pecahkan dengan menemukan kasus yang serupa di masa lampau, dan menggunakannya kembali pada situasi masalah yang baru [1]. Penalaran berbasis kasus (Case-Base Reasoning) merupakan sebuah sistem yang menggunakan pengalaman lama untuk dapat mengerti dan menyelesaikan masalah baru [6].
Gambar 1 Sistem Berbasis Kasus (Swoboda, 1994) Dalam Case-Based Reasoning ada empat tahapan yang meliputi : a. Retrieve Memperoleh kembali kasus yang paling menyerupai/relevan (similar) dengan kasus yang baru. Tahap retrieval ini dimulai dengan menguraikan sebagian masalah, dan diakhiri jika ditemukannya kecocokan terhadap masalah sebelumnya yang tingkat kecocokannya paling tinggi. Bagian ini mengacu pada segi identifikasi, kecocokan awal, pencarian dan pemilihan serta eksekusi. b. Reuse Memodelkan/menggunakan kembali pengetahuan dan informasi kasus lama berdasarkan bobot kemiripan yang paling relevan ke dalam kasus yang baru, sehingga menghasilkan usulan solusi dimana mungkin diperlukan suatu adaptasi dengan masalah yang baru tersebut. c. Revise Meninjau kembali solusi yang diusulkan kemudian mengetesnya pada kasus nyata (simulasi) dan jika diperlukan memperbaiki solusi tersebut agar cocok dengan kasus yang baru. d. Retain Mengintegrasikan/menyimpan kasus baru yang telah berhasil mendapatkan solusi agar dapat digunakan oleh kasus-kasus selanjutnya yang mirip dengan kasus IJCCS Vol. x, No. x, July 201x : first_page – end_page
3
tersebut. Tetapi Jika solusi baru tersebut gagal, maka menjelaskan kegagalannya, memperbaiki solusi yang digunakan, dan mengujinya lagi. 3. Perancangan Sistem a. Use Case Diagram Use Case Diagram adalah suatu kumpulan urutan interaksi di antara user dengan system untuk mencapai suatu tujuan di mana use case ini menggambarkan kebutuhan fungsional suatu system tanpa menampilkan struktur internal system. Prosedur yang akan digunakan dalam model pada use case diagram ini meliputi prosedur mulai, prosedur petunjuk, prosedur penampilan kasus lama, prosedur sistem berbsis kasus. Proses dari setiap prosedur yang ada pada use case diagram ini melibatkan dua aktor yaitu user dan kumpulan kasus.
Gambar 2 Use Case diagram sistem berbasis kasus b. Activity Diagram Diagram aktivitas adalah diagram flowchart yang diperluas untuk menunjukkan aliran kendali satu aktivitas ke aktivitas lain. Diagram aktivitas berupa operasi-operasi dan aktivitas-aktivitas di use case [2].
Gambar 3 Activity diagram sistem berbasis kasus
4
c. Squence Diagram Sequence diagram terdiri atas dimensi vertikal (waktu) dan dimensi horizontal (objek-objek yang terkait). Sequence diagram biasa digunakan untuk menggambarkan skenario atau rangkaian langkah-langkah yang dilakukan sebagai respons dari sebuah event untuk menghasilkan output tertentu.
Gambar 4 Squence diagram sistem berbasis kasus d. Class Diagram Class diagram menggambarkan struktur dan deskripsi class, package dan objek beserta hubungan satu sama lain. Class adalah kumpulan objek-objek yang mempunyai struktur umum, behavior umum, relasi umum, dan semantic/ kata yang umum [3].
Gambar 5 Class diagram sistem berbasis kasus 4. Perancangan Sistem berbasis kasus untuk mempermudah menganalisa siapakan solusi majikan dari calon TKI (tenaga kerja indonesia) maka di lakukan perhitungan berdasarkan kedekatan dengan kasus lama yang merupakan basis pengetahuan yang di miliki oleh sistem. Adapun rumus untuk melakukan perhitungan kedekatan antara kasus lama dan kasus baru adalah sebagai berikut. Similarity (T,S) = s1 x w1 + s2 x w2 + .....+sn x wn w1 + w2 + ......+ wn IJCCS Vol. x, No. x, July 201x : first_page – end_page
5
Dimana : S = similarity (nilai kemiripan) yaitu 1(sama) dan 0 (tidak sama) W = weight (bobot yang di berikan pada setiap kriteria) Setiap kriteria memiliki tingkat kepentingan nya maka dari itu setiap kriterria perlu di berikan bobot . Bobot yang di berikan oleh prihatin yang di gunakan pada sistem ini adalah 1 untuk kriteria yang dominan dan 0,5 untuk kriteria yang biasa . Berikut nilai pembobotan dari kriteria-kriteria TKI(tenaga kerja indonesia) dilihat pada tabel 1. No
Tabel 1 Bobot dari setiap kriteria (Prihatin) Kriteria Bobot
1
Umur
0,5
2
Jenis kelamin
1
3
Pendidikan terakhir
0,5
4
Tinggi badan
0.5
5
Berat badan
0.5
6
Pengalaman Kerja di Malaysia
0,5
Untuk menghitung tingkat kemiripan dengan kasus baru maka di buatlah tabel kriteria untuk mengukur kemiripan antara kasus lama dan kasus baru. Agar hasil yang di dapat bisa sesuai dengan yang di harapkan maka setelah di lakukan perhitungan similarity, di tetapkan nilai threshold untuk menyaring kemungkinan yang sekiranya tidak di perlukan. Nilai threshold nya adalah 0.9 atau 9%. Apabila nilai kemiripan kurang dari nilai threshold maka solusi tersebut tidak di ambil dan akan di masukkan ke kasus baru dimana solusi nya akan di tetapkan sehingga bisa di gunakan untuk menguji kasus lain di masa selanjutnya.
Kasus baru
kasus lama
Gambar 6 Pengujian kemiripan 1
Gambar 7 Pengujian kemiripan 2 1. Similarity pertama Similarity (T, S) = s1 x w1 + s2 x w2 +.....+ sn x wn w1 + w2 +......+wn
6
= 1x0.5 + 1x1 + 0x0.5 + 1x0.5 + 0x0.5 + 1x0.5 0.5 + 1 + 0,5 + 0,5 + 0,5 + 0,5 = 0.5 + 1 + 0+ 0.5 + 0 + 0.5 0.5 + 1 + 0,5 + 0,5 + 0,5 + 0,5 = 2.5 3.5 = 0.71 < 0.83 2. Similarity kedua Similarity (T, S) = s1 x w1 + s2 x w2 +.....+ sn x wn w1 + w2 +......+wn = 1x0.5 + 1x1 + 1x0.5 + 1x0.5 + 1x0.5 + 1x0.5 0.5 + 1 + 0,5 + 0,5 + 0,5 + 0,5 = 0.5 + 1 + 0.5 + 0.5 + 0.5 + 0.5 0.5 + 1 + 0,5 + 0,5 + 0,5 + 0,5 = 3.5 3.5 = 1 > 0.83 Berdasarkan perhitungan Similarity untuk mencari tingkat kemiripan maka berdasarkan perhitungan di atas dapat dilihat bahwa pengujian pertama di peroleh nilai 0,71 dan pada perhitungan ke dua di peroleh nilai satu. Solusi yang diberikan adalah solusi dengan bobot kemiripan kasus lama dengan kasus baru yang paling tinggi, dalam contoh kasus ini adalah pengujian ke dua dengan menghasilkan nilai kemiripan 1 (satu), dari nilai tersebut lebih besar dari nilai threshold yang sudah di tentukan jadi solusi dari pengujian kasus ke dua yang cocok dengan kriteria-kriteria yang di inputkan untuk kasus baru. 5. Perancangan Interface
Gambar 4.17 Tampilan kasus IJCCS Vol. x, No. x, July 201x : first_page – end_page
7
Gambar 4.18 Tampilan tambah dan sunting kasus
Gambar 4.20 Tampilan pertanyaan
Gambar 4.21 tampilan kalkulasi
8
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil dari pembuatan aplikasi ini di jelaskan satu per satu, dimulai dari tampilan awal hingga tahap menentukan solusi majikan.Tampilan home berisikan info pembuatan aplikasi, Halaman petunjuk merupakan halaman yang berisikan petunjuk-petunjuk penggunaan, Halaman kasus merupakan halaman yang berisikan kasus-kasus terdahulu, Halaman tambah kasus merupakan halaman yang di gunakan user menginputkan kasus lama yang sudah terjadi. Halaman sunting kasus adalah halaman untuk menyunting kasus apabila kasus tersebut memiliki kesalahan atau seandainya ada kriteria dari kasus baru yang di inputkan, Halaman pertanyaan adalah halaman pokok dari sistem berbasis kasus ini. Pada halaman ini diinputkan kriteria-kriteria dari kasus baru, Halaman kalkulasi adalah halaman hasil perhitungan oleh sistem. Yang akan di tampilkan pada halaman ini hanya kasus lama yang memenuhi persyaratan untuk di jadikan solusi pada kasus baru.
Gambar 5.1 Tampilan home
Gambar 5.2 Tampilan petunjuk
IJCCS Vol. x, No. x, July 201x : first_page – end_page
9
Gambar 5.3 Tampilan kasus
Gambar 5.4 Tampilan tambah kasus
Gambar 5.5 Tampilan sunting kasus
10
Gambar 5.6 Tampilan pertanyaan
Gambar 5.7 Tampilan kalkulasi KESIMPULAN Berdasarkan uraian materi yang telah di jelaskan pada bab-bab sebelumnya dapat di tarik kesimpulan, dengan adanya sistem berbasis kasus menentukan majikan TKI (tenaga kerja Indonesia): 1. akan mempercepat proses pemberangkatan TKI (tenaga kerja Indonesia) ke malaysia, karna calon TKI (tenaga kerja Indonesia) yang mendaftar sudah di ketahui dia berada di majikan apa sehingga setelah itu proses untuk medical, passport dan play visa bisa lebih cepat. 2. Sistem mampu memberikan solusi dengan menggunakan sistem berbasis kasus berdasarkan kriteria yang di inputkan dan kemudian di cocokkan dengan kriteria-kriteria pada kasus terdahulu. SARAN Penulis menyadari bahwa di aplikasi ini masih terdapat kekurangan dan kelemahan. Untuk itu peneliti memberikan saran untuk penelitian selanjutnya di antara nya : 1. di harapkan bisa di buatkan aplikasi android serta tampilannya dibuat dengan lebih bagus. 2. Bisa di kembangkan dengan metode lainnya seperti tidak terbatas hanya dengan metode sistem berbasis kasus seperti metode Forward chaining, Backward chaining,Dempster-shafer, Bayes serta masih banyak metode lain yang bisa di gunakan.
IJCCS Vol. x, No. x, July 201x : first_page – end_page
11
DAFTAR PUSTAKA [1]Aamodt, A & Plaza, E , 1994, Case Based Reasoning: FoundationIssues Methodological Variations, and System Approaches, AI Communication Vol 7 Nr, 1 March 1994. [2]JHariyanto, B. 2004. Rekayasa Sistem Berorientasi Objek. Informatika Bandung. Bandung. [3]Henderi, (2007), Analysis and Design System with Unfied Modeling Language (UML), STMIK Raharja, Tangerang. [4]Kusumadewi, S. 2008. Sistem Inferensi Fuzzy (Metode TSK) untuk Penentuan Kebutuhan kalori Harian. Universitas Islam Indonesia.Yogyakarta. [5] Praditya, I, I , 2014, Malaysia Masih Jadi Negara Pengguna TKI Terbanyak di 2013, http://bisnis.liputan6.com/read/794211/malaysia-masih-jadi-negara-pengguna-tki-terbanyak-di-2013, di akses tanggal 15 juni 2016. [6]Swoboda, W, Zwiebel, F.M, Spitz, R., and Gierl, L. (1994), “A case-based consultation system for postoperative management of liver-transplanted patients”, Proceedings of the 12th MIE Lisbon, IOS Press, Amsterdam, pp. 191-195.