SIMPOSIUM ENGGANO 2015 ENGGANO: ALAM DAN MANUSIANYA
KEDEPUTIAN BIDANG ILMU PENGETAHUAN HAYATI - LIPI UNIVERSITAS BENGKULU PEMERINTAH DAERAH TINGKAT I/PROPINSI BENGKULU PEMERINTAH DAERAH TINGKAT II/KABUPATEN BENGKULU UTARA
SEKILAS ENGGANO Pulau Enggano merupakan pulau oceanic yang terletak di antara 5° 23’25,000”LS - 102° 14’16’,000” BT. Luas pulau ini sekitar 402, 6 km2 dengan garis pantai sepanjang 106,7 km. Titik tertinggi pulau ini ada di Bukit Koho Buwabuwa, yaitu 281 m. Pulau Enggano beriklim basah tropis yang dipengaruhi oleh laut dan termasuk dalam zona agroklimat B-1 (zona agroklimat oldeman). Pulau ini, secara administrasi, termasuk ke dalam Kecamatan Enggano, Kabupaten Bengkulu Utara, Propinsi Bengkulu. Pemukiman masyarakat Enggano terbagi atas enam desa, yaitu Desa Malakoni, Desa Apoho, Desa Kaana, Desa Kahyapu, Desa Meok dan Desa Banjarsari. Masyarakat Enggano yang menganut sistem matrilineal terbagi menjadi beberapa suku, yang pada dasarnya masih berkerabat, yaitu Kauno, Kaarubi, Kaitora, Kaharuba, Kahua, dan Kanay. Catatan awal mengenai Enggano dapat dilihat, salah satunya, dari karya Elio Modigliani yang menerbitkan buku L’ isola delle donne: Viaggio ad Engano (1894). Beberapa koleksi Modigliani dipelajari oleh peneliti Eropa lain yang mendeskripsikan jenis-jenis endemik Enggano Jenis-jenis endemik Enggano merupakan hasil dari isolasi geografis yang memunculkan evolusi biologi yang unik antara lain dari kelompok flora: Arthophyllum engganoense, Burmannia engganensis, Ixora engganensis, Medinella engganensis; dari kelompo fauna Ixorida engganica (Serangga), Hemiphyllodactylus engganoensis (Tokek) dan Otus enganensis (Burung). Keunikan lainnya adalah Enggano tidak memiliki primata seperti kepulauan lain di pantai barat Sumatera.
Ekspedisi Bioresources Pulau Enggano 2015 Ekspedisi bioresources 2015 mengambil tempat di Pulau Enggano, Propinsi Bengkulu pada tanggal 16 April – 5 Mei 2015. Kegiatan ini dilaksanakan oleh Puslit Biologi, Puslit Biomaterial, Puslit Bioteknologi, Puslit Konservasi Tumbuhan-Bogor, UPT BKTKR Cibodas dan Eka Karya Bali, UPT BIT Bandung.
CATATAN DARI LAPANGAN
Budaya Pakaian adat masyarakat Enggano sudah banyak berubah, terutama untuk hiasan kepala kaum wanitanya. Hiasan kepala tersebut sudah tidak lagi menggunakan bulu burung. Hal ini dapat menandakan bahwa proses biodiversity loss telah terjadi. Perubahan juga terjadi pada pemanfaatan penyu dalam upacara adat dimana hal ini tidak tercatat oleh Modigliani. Pemanfaatan satwa ini secara arif diatur oleh adat sehingga diharapkan tidak mengganggu populasi penyu di Enggano. Flora Enggano juga dimanfaatkan dalam upacara adat, yaitu daun Dysoxylum cf. arborescens untuk pakaian adat pria. Oleh karena itu secara umum dapat diketahui bahwa budaya masyarakat Enggano selalu berevolusi menyesuaikan dengan kondisi alam dan zaman tanpa meninggalkan nilai-nilai tradisi leluhurnya.
Flora Eksplorasi flora berhasil mengumpulkan spesimen herbarium yang akan menjadi rujukan flora Enggano secara nasional sebanyak 306 spesimen yang terdiri dari 68 suku, 123 marga dan sekitar 275 jenis. Koleksi tumbuhan hidup juga dilakukan dan akan dikonservasi di Kebun Raya (Bogor dan Cibodas). Tumbuhan endemik yang dicatat oleh Lütjeharms seperti Polyscias engganoense, Ixora engganensis & Burmannia engganenis juga dijumpai. Beberapa jenis tumbuhan sudah sangat langka di Enggano, yaitu Merbau (Intsia bijuga) dan Pakis Haji Enggano (Cycas engganoensis). Pakis Haji Enggano hanya teramati sejumlah tiga populasi kecil di antara Malakoni dan Kayaapa.
Merbau (Intsia bijuga; Fabaceae
CATATAN DARI LAPANGAN Peneliti LIPI menemukan beberapa catan baru dan kandidat jenis baru dari flora Enggano. Catatan baru salah satunya adalah Etlingera pauciflora yang sebelumnya hanya tercatat di Semenanjung Malaysia. Kandidat jenis baru berasal dari suku-suku Arecaceae, Cycadaceae & Zingiberaceae. Salak hutan Enggano (Salacca sp.) juga diperkirakan adalah jenis salak yang belum dideskripsi.
Pada kelompok tumbuhan rendah, para botanis LIPI mengidentifikasi Paku dan kerabatnya sebanyak 60 jenis, 152 jenis Bryophyta (lumut), 3 jenis jamur Ascomycota dan 34 jenis jamur Basidiomycota.
Penelitian untuk bioprospeksi dilakukan pada beberapa target tumbuhan seperti Smilax spp. (Smilacaceae) & Pandanus sp.
FAUNA Fauna Pulau Enggano memiliki ciri khas fauna Sumatera. Jumlah kekayaan jenis fauna Enggano tidak begitu tinggi namun isolasi geografis memunculkan satwa endemik yang cukup banyak misalnya burung. Oleh karena itu dunia internasioal mengkategorikan Pulau Enggano sebagai Endemic Birds Area. Peneliti LIPI berhasil mendata fauna dari beberapa kelompok takson sebagai berikut Burung: Sejumlah 35 jenis burung dapat dicatat, dimana semua jenis endemik berhasil dijumpai. Jenis-jenis endemik tersebut antara lain Celepuk Enggano (Otus enganensis), Anis Enggano (Zoothera leucolaema) dan Kacamata Enggano (Zosterops salvadorii) Mamalia: Mamalia kecil tercatat sebanyak 13 jenis(11 jenis Chiroptera; 2 jenis Rodentia) , dua diantaranya adalah catatan baru, yaitu Cynopterus brachyotis dan Hipposideros cervinus. Reptil dan Amfibi: Terkumpul 13 jenis reptilia & 2 jenis amfibia, di mana 3 jenis adalah endemik yaitu tokek Enggano (Hemiphyllodactylus engganoensis), tokek terbang Enggano (Draco modigliani) & ular kadut Enggano (Coelognathus enganensis). Ikan: Jenis-jenis ikan baru teridentifikasi sebanyak 4 ordo, 26 familia dan 51 jenis. Kelompok paling besar berasal dari familia Gobiidae. Satu jenis ikan diperkirakan jenis baru, yaitu Stiphodon sp. Saat ini peairan tawar Enggano telah diintroduksi ikan gabus (Chana striata) yang berpotensi mengancam kelestarian ikan asli Enggano. Serangga: Serangga merupakan komunitas paling banyak disetiap ekosistem. Pada ekspedisi ini, peneliti LIPI fokus pada kelompok tertentu yaitu Lepidoptera (ngengat dan kupukupu) sejumlah lebih dari 100 jenis, Odonata (capung) sekitar 15 jenis, Diptera (lalat) teridentifikasi tiga jenis dan rayap sebanyak tiga jenis.
Tumbuhan Bahan Pangan dan Mikroba Pulau Enggano menyimpan potensi tumbuhan non-beras yang dapat menjadi alternatif sumber karbohidrat, antara lain Marantha arundinacea (Sagu ararut), Tacca leontopetaloides (Taka), Alocasia sp. (Talas telur) dan Dioscorea sp.(Ubi kayu hutan). Tumbuhan tersebut diolah menjadi tepung. Kualitas tepung dapat ditingkatkan dengan penambahan bakteri asam laktat (BAL) yang juga bersumber dari tumbuhan Enggano seperti salak, pandan dan kelapa.
Tepung + BAL
ISOLASI BAKTERI PENGHASIL ENZIM NITRILASE Bakteri penghasil enzim nitrilase banyak diteliti karena mampu berfungsi sebagai biokatalis dalam sintesis senyawa kimia.. Enzim tersebut merupakan katalis yang bersih , hemat dan efiesen.
SIMPOSIUM ENGGANO 2015 Enggano: Alam dan Manusianya 16-17 November 2015 Grage Hotel Bengkulu Jl. Pantai Nala 142 Anggut Bawah Bengkulu PEMBICARA UTAMA • Kepala LIPI • Kepala BAPPENAS (dalam konfirmasi) • Gubernur Propinsi Bengkulu • Rektor Universitas Bengkulu • Kepala BKSDA Bengkulu (dalam konfirmasi) • Wakil Masyarakat Adat Enggano AGENDA • Seminar yang terbagi kedalam empat komisi :BIODIVERSITAS, ETNOBIOLOGI, BIOPROSPEKSI & EKOLOGI MANUSIA. • Workshop pemanfaatan bioresources Enggano sebagai bahan pangan MATERI SEMINAR • Abstrak peserta presentasi dan poster dikirim ke panitia paling lambat tanggal 10 November 2015. • Naskah lengkap peserta presentasi dikirim ke panitia paling lambat dua minggu setelah simposium. • Naskah yang terseleksi akan diterbitkan dalam edisi khusus BERITA BIOLOGI tanpa dipungut biaya. • Ketentuan penulisan naskah dapat dilihat di http://e-journal.biologi.lipi.go.id/index.php/beritabiologi PESERTA SEMINAR • Peserta tidak dipungut biaya. • Pendaftaran peserta paling lambat tanggal 10 November 2015. • Panitia tidak menanggung biaya transport dan akomodasi peserta. SEKRETARIAT: Puslit Biologi-LIPI • Pungki L. (
[email protected]). • Vera Budi Lestari (
[email protected]) Universitas Bengkulu • Santi Nurul Karmilah, S.Si, M.Si (085263004047)
AGENDA SIMPOSIUM ENGGANO 2015 WAKTU
MATERI
Senin, 16 November 2015 08.00-09.00 Registrasi Sambutan dan 09.00-09.15 Pembukaan
KETERANGAN
Panitia Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati Prof.Dr. Enny Sudarmonowati Kepala LIPI 09.15-09.45 Pembicara kunci 1 Prof. Dr. Iskandar Zulkarnain Kepala Badan Perencanaan 09.45-10.15 Pembicara kunci 2 Pembangunan Nasional Dr. Sofyan Djalil (Dalam konfirmasi) Gubernur Bengkulu 10.15-10.45 Pembicara kunci 3 Junaidi Hamsyah Rektor Universitas Bengkulu 10.45-11.15 Pembicara kunci 4 Dr. Ridwan Nurazi, SE, M.Sc Peluncuran awal buku Kepala LIPI 11.15-12.15 Bioresources Enggano, Kepala Bappenas premier film dokumenter, Gubernur Bengkulu dan penyerahan Rektor Universitas Bengkulu cenderamata 12.15-13.15 Ishoma Seminar/sesi presentasi 13.15-17.00 oral Selasa, 17 November 2015 Kepala Suku di Enggano 08.30-09.15 Pembicara Kunci 5 Mulyadi Kauno 09.15-10.00 Pembicara Kunci 6 Kepala BKSDA Bengkulu Seminar/sesi presentasi 10.00-16.00 oral Sesi Pararel 08.30-15.00 Workshop Bahan Pangan 16.00-16.15 Penutupan Kepala Pusat Penelitian Biologi-LIPI