SIMBOL-SIMBOL PADA PUISI-PUISI EZRA POUND JURNAL SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat Mencapai gelar Sarjana Sastra
Oleh: CLIFF VICEROI JOHANNES 100912017
UNIVERSITAS SAM RATULANGI FAKULTAS ILMU BUDAYA MANADO 2015
1
ABSTRACT
This skripsi which is entitled “Simbol-simbol pada puisi-puisi Ezra Pound” focuses on the categories of symbols in 20 poems written by Ezra Pound. The writer selects 20 well-known Ezra Pound’s poems using “content analysis” to obtain 20 poems comprehension about the content of the mentioned above poems, because by understanding the content of the poems we could understanding further to analyze they symbols found in chosen 20 poems. In terms of data analysis, a method of description is applied intrinsically, to lead the discussion on “symbols”, one of the concept of figures of speech found in the book “Sound and Sense” by Lawrence Perinne. The research findings show that the most dominant symbols found as the “private” ones with their special connotative meanings. It is suggested that using “symbols” in communication, to some extent beneficial due to keep the “safety” or “private” of the speakers who are communicating.
Keyword : Poems, Symbol, Ezra Pound, Figures of Speech
2
PENDAHULUAN Bagi umat manusia tidak dapat disangkal, pada saat tertentu membutuhkan relaksasi agar supaya sehat secara fisik maupun jiwa. Ada beragam cara ditempuh untuk memperoleh hiburan. Salah satu di antaranya adalah lewat sastra. Sastra dalam hal ini puisi disamping prosa dan drama lazimnya ditulis dalam kata-kata yang indah menggunakan majas-majas sebagai komponen penguat ide yang diungkapkan oleh para penyair pada umumnya. Misalnya, umumnya para penyair jaman Romantik menggunakan unsur majas “simili” dan “metafora” untuk mengungkapkan perasaan-perasaan mereka, seperti misalnya William Wordsworth untuk mencapai kepuasan pada tingkat ide. Lewat puisi-puisinya, ia sanggup menginformasikan seluruh pengalaman masa kecilnya sampai dewasa. Sama halnya dengan Ezra Pound, seorang penyair Amerika yang menyelesaikan studi Filsafatnya pada tingkat BA di Hamilton College dan memperoleh gelar MA dalam Bahasa Spanyol di Universitas Pennsylvania, menempatkan simbol dalam puisipuisinya. Simbol berarti suatu komponen yang mengacu ke obyek lainnya dengan makna yang abstrak. Kita bisa menemukan simbol-simbol di sekitar kita yang menurut Abram dalam “A Glosary of Literary Terms” mengatakan bahwa ada 2 kategori simbol yaitu kategori “konvensional” dan “public” seperti misalnya “Salib”, “Merah”, Putih dan Biru”, “Gembala Baik” yang mengacu ke kebudayaan tertentu. Kemudian, ada jenisjenis simbol lainnya yang disebut dengan simbol-simbol “pribadi” yang hanya ada dan dipahami oleh sesama anggota masyarakat atau orang tertentu.
METODOLOGI PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode deskriptif yang dilaksanakan dalam beberapa tahap: 1. Persiapan Penulis mengumpulkan 20 dari sekitar 500 puisi Ezra Pound dari internet kemudian membaca buku yang berkaitan dengan analisis simbol-simbol dalam puisi untuk mengkaji puisi-puisi Ezra Pound yang sudah dikumpulkan sebelumnya. 2. Pengumpulan Data Pada tahap ini 20 puisi Ezra Pound yang dipilih dari sekitar 500-an puisi yang dia tulis dipahami isinya, pertama-tama, lewat “analisis isi”. Kemudian setelah seluruh isi ke 20 puisi dipahami penelusuran diarahkan ke simbol-simbol yang ada.
3
Setelah 20 puisi relevan terpilih simbol-simbol dikategorisasikan ke simbol-simbol yang “konvensional” ataupun “pribadi”. 3. Analisis Data Simbol-simbol yang sudah terkategori dalam 2 kategori tadi yaitu “konvensional” dan “pribadi” dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan teori Perrine yang diambil dalam bukunya yang berjudul Sound and Sense.
LANDASAN TEORI Lawrence Perrine dalam bukunya yang berjudul Sound and Sense berkaitan dengan perbandingan mengemukakan beberapa cara yaitu lewat simbol-simbol, alegori, paradox, overstatement, understatement, metaphor, personifikasi, metonymy dan allusi. Namun berkaitan dengan skripsi ini, penulis hanya akan memusatkanperhatian pada unsur “simbol” saja. Menurut Perrine karena pemahaman sebuah pilihan kata yang adalah simbol ada baiknya diikuti juga pemahamannya secara konotatif untuk mengungkapkan makna dibalik simbol-simbol yang dipilih oleh si pengarang dimana dengan pengungkapan adanya makna dibalik simbol tadi terasa adanya pendalaman ide. Contoh: kata “rumah” secara harafiah hanya berarti tempat di mana orang berdiam tetapi secara konotatif kata “rumah” ini merupakan simbol “keamanan”, “cinta”, “kenyamanan”, dan “keluarga”. Jadi, akan dilihat simbol-simbol yang ada dalam 20 puisi Ezra Pound yang terpilih untuk dianalisis dan makna “konotasi” yang ada dibaliknya seperti contoh yang dikemukakan di atas tadi pada simbol “rumah”.
PEMBAHASAN DAN HASIL Dalam Skripsi ini, penulis menemukan simbol-simbol berupa simbol “pribadi” dan “konvensional” dengan makna konotasi yang terdapat dalam 20 puisi-puisi karya Ezra Pound. 1. Dalam puisi yang berjudul And The Days Are Not Full Enough simbol “pribadi” di sini terungkap lewat frase “field mouse” yang secara harafiah berarti “tikus hutan”. Dalam pengetahuan kita tikus rumah selalu berkonotasi jelek. Konotasi jelek dari tikus rumah adalah pengerat lemari makanan atau bahkan lemari pakaian beserta pakaian yang ada dalam lemari jika kita tidak mengadakan pengawasan yang teratur terhadap lemari-lemari yang kita miliki. Di samping itu pula ada kemungkinan tikustikus rumah ini menjadi perantara penyebar penyait tipes.
4
Namun tidak demikian dengan “field mouse” (tikus hutan) yang disebutkan pada baris ke 4 atau terakhir dari puisi ini. Di sini “field mouse” adalah simbol kemisteriusan yang sifatnya pribadi bagi Ezra. “Tikus kebun” ini misterius karena ia mampu menghilang tanpa ada yang mengetahui bahwa ia mampu pergi jika kondisi yang ada tidak menyenangkan dan di tempat itu terjadi sesuatu hal yang membosankan. “Tikus hutan” ini juga mengemukakan beberapa makna positif yaitu “hati-hati”, adanya “pertimbangan matang” dan juga makna “kecerdikan”. Ke 3 makna tersebut ini membuat ia boleh aman karena tidak mengusik apa pun dan siapa pun.
2. Pada puisi yang berjudul The Garret kata “butters” sangat berperan sebagai simbol pribadi yang sangat konotatif. Penyair, atau si “aku lirik” bermaksud mengingatkan bahwa “buttress” yang fungsinya bukan hanya menopang tetapi juga sekaligus memisahkan satu ruang dengan satu ruang lainnya. Orang kaya memiliki “dinding penopang” tetapi terpisah dari interaksi dengan orang lain. Orang miskin tidak terpisah dengan orang lain tanpa pelindung. Jadi arti konotasinya adalah ada baiknya kita berpuas diri dengan apa saja yang kita miliki agar supaya kita berbahagia.
3. Dalam puisi yang berjudul Francesca, terdapat simbol konvensional di dalamnya, karena Fransesca biasanya yang kita ketahui secara konvensional adalah nama seorang perempuan tetapi “Francesca” bukan hanya sekedar nama seorang gadis tetapi lebih dari itu. Ia adalah simbol atau perlambang seorang wanita yang bukan wanita biasa namun misterius di kalangan masyarakat sekitarnya. Ia adalah lambang ketertutupan dan memancing komentar miring berupa: ....... Now you will come out of confusion of people, Out of turmoil of speech about you. ......... Ketertutupan dirinya dalam mengungkapkan identitas membuat orang bertanya-tanya apakah ia orang baik-baik atau bukan. Akan tetapi untunglah ada si “aku lirik” yang memang sangat tahu tentang identitas si wanita ini. Bagi dia dalam hal ini si “aku lirik” Francesca baginya adalah simbol kewibawaan. Dia adalah lambang seorang wanita yang diagung-agungkan publik oleh karena kualitasnya sehingga pantang jika ia diomongkan dengan cara-cara yang tanpa rasa hormat atau 5
dengan cara yang biasa-biasa saja. Kutipan di bawah ini memperkuat bahwa “Francesca” adalah secara konotatif, lambang kesuksesan, keagungan dan kewibawaan. ....... I who have seen you amid the primal things Was angry when they spoke your name In ordinary place .... Tokoh “Fransesca” memberi pelajaran bahwa penampilan luar itu menipu, jadi jangan menilai seseorang dari penampilan luarnya saja, karena belum tentu seorang yang terlihat tidak rapi itu tidak baik begitupun sebaliknya. 4. Dalam puisi yang berjudul Further Instruction tampaknya “my songs” bukanlah ekspresi biasa-biasa saja yang dipakai oleh si “aku lirik” di sini. “My Songs” pada baris pertama berfungsi sebagai simbol yang berkonotasi “medium” (alat) untuk mengungkapkan hasrat sekelompok orang yang begitu khawatir dengan masa depannya, melawan kelompok-kelompok masyarakat yang hidupnya mapan. Simaklah kutipan di bawah ini: Come my songs, let us express our baser passions, Let us express our envy for the man with a steady job and no worry about the future. Namun pada baris ke 3 “my songs” sudah berubah konotasi menurut si “aku lirik”. Konotasinya berubah menjadi “medium” yang malas atau malahan perusak lingkungan dan tidak punya kemampuan mengungkapkan kebangsawanan sekelompok orang yang mengharapkan “my songs” menjadi perantara untuk mengungkapkan sesuatu yang luar biasa. Kutipan-kutipan di bawah ini mempertegas hal tersebut: .............. You are very idel “my songs”, I fear you will come to a bad end. You stand about the streets, you loiter at the corners and bus stops, You do next to nothing at all. You do not even express our inner nobilities, 6
You will come to a very bad end. Sesudah itu datang lagi “newest song” menjadi simbol harapan baru si “aku lirik” dan segala harapannya. Oleh karena “newest song” menjadi simbol penolong baginya dan segala aspeknya yang baik maka “newest song” ini dianugerahkan hadiah-hadiah yang luar biasa seperti yang terungkap dalam baris-baris puisi “Further Instructions” di bawah ini: ................ I will get you a green coat out of China With dragons worked upon it I will get you the scarlet silk trousers From the statue of the infant Chris at Santa Maria Novella, Let they say we are lacking in taste, Or that there is no caste in this family.
5. Dalam puisi yang berjudul Song in the Manner of Housman, seperti diketahui yang menjadi simbol di sini adalah “bird” dan “Howthorn tree” di tambah dengan “human lot”. Kesemuanya adalah simbol pribadi yang digunakan Ezra. “Bird” yang hidup aman di “howthorn tree” adalah lambang kedamaian, tidak mati. “Human lot” di sini betul-betul memberi arti sebagai tempat di mana kematian tetap terjadi oleh karena kita manusia berada di tempat yang tidak terhindarkan dari gejala kematian berarti selalu ada kesiapan atau kewaspadaan dalam diri manusia karena cepat atau lambat jka kematian menjemput, siapapun dia, hal itu tidak bisa ditolak.
6. Dalam puisi yang berjudul Tame Cat, terdapat makna konotatif di dalamnya. Bagi penyair kata “it” yang muncul 2 kali pada baris 1 dan baris ke 4 dan menggantikan kata “antene” sangat signifikan artinya dan berarti konotatif pula. Mengapa? Karena “antene” lah “simbol pribadi” di sini ia boleh berkomunikasi dengan banyak wanita cantik yang identik dengan keceriaan, penuh hiburan walaupun akhirnya membawa kesedihan bagi si penyair itu sendiri. Oleh karena “antene” pulalah ia boleh berada di antara mereka yaitu para wanita cantik yang ia memang ketahui, memiliki topik pembicaraan yang memang pada umumnya tidak bermutu “nonsense” namun sensasional.
7
Bagi si penutur “antene” berarti perangsang dan membawa keceriaan setelah melakukan suatu pekerjaan berat.
8
PENUTUP KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan Setelah melakukan anlisis atas 20 puisi Ezra Pound, ada beberapa simpulan yang dapat ditarik disini, yakni: 1. Dalam kedua puluh puisi yang dibahas berisi simbol-simbol, baik simbolsimbol yang bersifat “umum” ataupun “pribadi”. 2. Mayoritas simbol yang ada sifatnya “pribadi”, terbukti pada sajak-sajak „Notes for Canto‟, „A Girl”, „A Pact‟, „Alba‟, „Meditation‟, „An Immorality‟, „And the Days are Not Full Enough‟, „Ione Dead the Long Year‟, „In A Station of the Metro‟, „Fransesca‟, „Further Instructions‟, „Statements of Beings, „Salutation‟, „Tame Cat‟, „Silet‟, „The Bath-tub‟, The Encounter‟, „Song in the Manner of Housman‟, „The Garret‟, dan „The Lake Isle’. Jadi simbol pribadi ada 20 dan simbol umum hanya terdapat pada 2 sajak, yaitu „Tame Cat’ dan „the Bath-Tub‟. Semua simbol-simbol yang ditemukan memiliki makna konotasinya masing-masing.
1.2 Saran Setelah melakukan penelitian tentang simbol-simbol pada puisi-puisi Ezra Pound. dikemukakanlah beberapa saran yang ingin penulis berikan kepada pembaca dan untuk para peneliti selanjutnya yaitu sebagai berikut:
9
1. Diharapkan skripsi ini boleh dibaca oleh berbagai pihak untuk menambah khasanah pengetahuan mereka tentang manfaat kerja sastra baik secara teoritis maupun praktis. 2. Berkomunikasi dengan menggunakan simbol perlu lebih diasah bahkan sudah dimiliki sejak awal dan dipelajari karena berguna dalam memahami informasi-informasi yang sifatnya rahasia. 3. Penguasaan bahasa-bahasa simbolik atau sandi seara tepat antara pihak pembicara maupun pendengar dari berbagai pihak menjamin adanya keamanan manusia dalam kehidupan berkelompok atau bahkan dalam konteks yang lebih luas, keamanan suatu Negara terjamin aman. 4. Bagi generasi muda yang bermaksud bekerja di dunia intelijen ataupun angkatan bersenjata ataupu kepolisian, adalah suatu pikiran konstruktif jika menguasai bahasa sandi atau bahasa yang memakai simbol, terutama bahasabahasa simbolik pribadi dalam kelompok untuk efektifnya misi kelompok.
10
DAFTAR PUSTAKA Abrams M.H., 1957. A Glossary of Literary Terms. Third Edition. Cornell University. Asriani, 2012. Analisis Kontrastif Dalam Bahasa Celtic di Inggris dan Bahasa Toraja. Skripsi Fakultas Sastra Universitas Sam Ratulangi Manado. Baker, C. 2006. Simbol-simbol Religi Dalam Album “Satelite” Oleh Band P.O.D. Skripsi Fakultas Sastra Universitas Sam Ratulangi Manado. Ezra Pound’s Poems Available at:www.poemhunter.com Ezra Pound’s Biography Available at: www.britannica.com Mait, 1987. Simbol-simbol Pribadi Dalam Puisi-puisi E.A. Poe. Skripsi Fakultas Sastra Universitas Sam Ratulangi Manado Papo, Satria. 2013. Simbol-Simbol Tradisi Perkawinan Masyarakat Galela, Maluku Utara dan Norwich, Inggris. Skripsi Fakultas Sastra Universitas Sam Ratulangi Manado Perrine, L. (n.d.) Sound and Sense. An Introduction to Poetry. Southern Methodist University. Perrine Laurence. 1969. Sound and Sense. New York: Brance and World, Inc. Pietersz, E.J. 2013. Simbol-simbol pada grup band Heavy Metal. Skripsi Fakultas Sastra Universitas Sam Ratulangi Manado. Saimima, H.P. 2006. Simbol-simbol Hitam Dalam Beberapa Sonata Karya William Shakespeare. Skripsi Fakultas Sastra Universitas Sam Ratulangi Manado.
11
Tombokan, L. 2004. Perbandingan Simbol-simbol Dalam Bahasa inggris dan Cina. Skripsi Fakultas Sastra Universitas Sam Ratulangi Manado Types of Figures of Speech Avalaible at: http://www.example-help.org.uk/figures-of-speech.html
12