Edisi ke-10
Seri: Kembali kepada Firman Tuhan
SIAPA TUHAN YANG ANDA SEMBAH? Tuhan TUHAN Allah ALLAH TUHAN Allah Tuhan ALLAH TUHAN ALLAH ALLAH Tuhan Allah Bapa Allah Yesus Allah YAHWEH Tuhan Yesus Tuhan YAHWEH Bapa YAHWEH YAHWEH YHWH Catatan singkat tentang nama TUHAN menurut Kitab Suci oleh: Petrus Wijayanto -- www.gkmin.net
untuk kalangan sendiri
Edisi 10: April 2009
Kutipan-kutipan ayat Kitab Suci, diambil dari: BJ = Kitab Suci berbahasa Jawa, terbitan LAI, 1999 KJV = Bible King James 1611 Version, 1977 NJB = The New Jerusalem Bible BHT = Transliterated Hebrew Old Testament WTT = BHS Hebrew Old Testament (4th Edition) KS-ILT = Kitab Suci Indonesian Literal Translation Selain yang diberi keterangan, kutipan diambil dari Alkitab Terjemahan Baru, terbitan LAI (1998), sebagian dengan penyesuaian agar lebih mudah dipahami, sesuai dengan maksud buku ini. ** Untuk mencetak buku kecil ini, lebih baik jika digunakan kertas ukuran A4 dengan setup/setting printer: - Page Size : A5 - Printer Paper Size : A4 - Page Layout : Booklet Printing - Duplex Printing
Sebab itu umat‐Ku akan mengenal nama‐Ku dan pada waktu itu mereka akan mengerti bahwa Akulah Dia yang berbicara, ya Aku! Yesaya 52:6
STOP Sebelum melanjutkan membaca buku kecil ini, ada beberapa pertanyaan yang perlu dijawab dalam hati dan pikiran Anda:
Anda memeluk agama Kristen, karena PILIHAN / KEPUTUSAN secara SADAR, atau karena ikut orang tua / orang lain? Jika itu KEPUTUSAN Anda, apakah karena sudah MEMBANDINGKAN dengan agama lain, atau karena pengalaman SUPRANATURAL (misalnya pengalaman bertemu dengan Tuhan Yesus), atau karena TIDAK BERANI mencoba memeluk agama lain? Apakah Kitab Suci yang Anda pakai hanya Alkitab terbitan Lembaga Alkitab Indonesia (LAI), atau Anda memiliki beberapa versi Kitab Suci dan mengerti PERBEDAAN beberapa versi tersebut? Dalam Doa Bapa Kami , jelas disebut “....dikuduskanlah nama-Mu...”, pernahkah Anda berpikir dan mencari tahu, “Siapakah nama-Mu”? Jika Anda membaca Alkitab terbitan LAI, apakah selama ini Anda memahami perbedaan antara Tuhan dan TUHAN, perbedaan antara ilah, allah, Allah dan ALLAH? Jika selama ini Anda MERASA sudah benar, maka buku ini tidak akan ada manfaatnya, bahkan mungkin akan Anda anggap MENYESATKAN, tetapi jika Anda masih mempertanyakan banyak hal tentang KEKRISTENAN, mungkin buku ini membantu menjawab beberapa hal.
1
PENDAHULUAN Buku kecil ini dimaksudkan untuk meyakinkan Anda (sebagai orang yang mengaku Kristen) tentang siapa Tuhan yang Anda sembah. Mungkin saat ini Anda sudah mengakui Tuhan Yesus dan menganggap bahwa dengan percaya pada Tuhan Yesus saja, itu sudah cukup ‘nyaman’. Mungkin Anda tidak mempersoalkan hal (yang akan diuraikan dalam buku) ini, karena selama menjadi orang Kristen, tidak pernah ada masalah dalam hal berdoa, menyanyi memuji Tuhan, atau dalam ibadah-ibadah di gereja, demikian juga dalam kehidupan sehari-hari. Bagi Anda yang menganggap bahwa yang penting cukup menyembah Tuhan Yesus, berikut ini adalah beberapa hal yang perlu direnungkan: Perhatikan kata-kata Yesus dalam Yohanes 5:24 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup Nah.., siapa Dia yang mengutus Yesus, yang juga perlu dipercayai? Ada beberapa pertanyaan lain, misalnya: a. Siapa ‘Bapa’ yang dimaksud dalam Doa Bapa Kami yang diajarkan oleh Yesus? (Matius 6 atau Lukas 11) b. Siapa ‘Ia’, yang mengaruniakan putraNya yang tunggal? (Yohanes 3:16) c. Siapa ‘Bapa’ yang akan didatangi manusia (Yohanes 14:6) d. Siapa ‘nama Bapa’ (Wahyu 14:1) Bukankah Yesus dan Bapa sama-sama penting, perlu kita akui sebagai Tuhan kita? 2
e. Bagaimana hubungan antara Kitab Perjanjian Baru dengan Kitab Perjanjian Lama? Matius 5:17 Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. Penganut aliran “Jesus Only” (“hanya Yesus”) mendasarkan keyakinannya (antara lain) pada ayat berikut ini: Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya.(Ibrani 13:8) Kita juga perlu mengakui bahwa ada beberapa ayat dalam Kitab Suci, bahwa Tuhan ‘Bapa’ – pun tidak berubah, misalnya: ... tetapi Engkau tetap sama, dan tahun-tahun-Mu tidak berkesudahan. (Mazmur 102:28) Dengarkanlah Aku, hai Yakub, dan engkau Israel yang Kupanggil! Akulah yang tetap sama, Akulah yang terdahulu, Akulah juga yang terkemudian! (Yesaya 48:12)
f.
Apakah dengan kehadiran Yesus, ‘Bapa’ tidak lagi menjadi Tuhan (sesembahan) bagi umat manusia?
Mengherankan, jika seseorang mengaku percaya kepada Tuhan Yesus, tetapi tidak mau mengakui Bapa, atau mengaku percaya pada Tuhan Yesus, tetapi tidak mengenal Bapa. Sebab, jika seseorang benar-benar ‘dekat’ dengan Tuhan Yesus, dan berkenan dihadapan-Nya, sewajarnya / sepatutnya Dia akan memberitahukan kepada orang itu, siapa dan bagaimana Bapa, sehingga orang itu sungguh-sungguh mengenal Bapa.
3
Semua telah diserahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku dan tidak ada seorang pun yang tahu siapakah Anak selain Bapa, dan siapakah Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakan hal itu." (Lukas 10:22)
Jika Yesus berkenan, kita akan diberitahu olehNya, tentang Bapa Jika sampai sekarang, tidak sungguh-sungguh mengenal Bapa, jangan-jangan selama ini kita hanya merasa dekat dengan Tuhan Yesus? (atau kita hanya merasa berkenan di hadapan Yesus) Renungkan: Matius 7:22-23 22 Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga? 23 Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan! Nah, setelah mengetahui bahwa ‘Bapa’ juga perlu menjadi sesembahan kita, persoalannya sekarang adalah, “SIAPA BAPA itu?” atau “SIAPA NAMA BAPA itu?” NAMA ADALAH HAL YANG PENTING Siapa nama Anda? Mengapa Anda diberi nama? Ya..., pasti, orang tua atau seseorang memberi Anda sebuah nama, karena nama adalah sesuatu yang penting. Paling tidak nama Anda dapat digunakan untuk membedakan antara Anda dengan orang lain. Demikian juga nama sesembahan kita, paling tidak, nama itu akan dapat membedakan antara sesembahan kita dengan sesembahan yang lain.
4
Ada orang Kristen yang tidak mempermasalahkan nama sesembahan (nama Bapa) ini dengan mengatakan: “Kita itu mau menyembah Tuhan atau menyembah nama?” Saudara..., sekalipun ada yang menyatakan “Apa artinya sebuah nama?”, menurut Kitab Suci, nama adalah sesuatu yang penting. Mari kita lihat beberapa contoh ayat di dalam Kitab Suci, tentang pentingnya nama ini: Nehemia 9:5 .... Terpujilah nama-Mu yang mulia, yang ditinggikan mengatasi segala puji dan hormat! Ayub 1:21 katanya: "Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya. TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil, terpujilah nama TUHAN!" Mazmur 96:2 Menyanyilah bagi TUHAN, pujilah nama-Nya, kabarkanlah keselamatan yang dari pada-Nya dari hari ke hari. Mazmur 100:4 Masuklah melalui pintu gerbang-Nya dengan nyanyian syukur, ke dalam pelataran-Nya dengan puji-pujian, bersyukurlah kepada-Nya dan pujilah nama-Nya! Mazmur 103:1 Dari Daud. Pujilah TUHAN, hai jiwaku! Pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap batinku!
Doa ‘Bapa kami’ yang diajarkan Tuhan Yesus: (Matius 6:9)
.... Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama‐Mu,..... Masihkah Anda anggap NAMA itu tidak penting? 5
Beberapa ayat berikut mungkin akan lebih meyakinkan Anda bahwa nama itu memang penting, dan tidak boleh diabaikan. Wahyu 14:1 Dan aku melihat: sesungguhnya, Anak Domba berdiri di bukit Sion dan bersama-sama dengan Dia seratus empat puluh empat ribu orang dan di dahi mereka tertulis nama-Nya dan nama Bapa-Nya.
Siapa nama-Nya dan siapa nama Bapa-Nya? Maleakhi 2:1 Maka sekarang, kepada kamulah tertuju perintah ini, hai para imam! 2. Jika kamu tidak mendengarkan, dan jika kamu tidak memberi perhatian untuk menghormati nama-Ku, firman TUHAN semesta alam, maka Aku akan mengirimkan kutuk ke antaramu dan akan membuat berkat-berkatmu menjadi kutuk, dan Aku telah membuatnya menjadi kutuk, sebab kamu ini tidak memperhatikan. Mazmur 91:14 →silakan baca dari Mazmur 91:1-16 Sungguh, hatinya melekat kepada-Ku, maka Aku akan meluputkannya, Aku akan membentenginya, sebab ia mengenal nama-Ku SIAPA NAMA TUHAN ‘BAPA’? Menurut Kitab Suci, nama Tuhan ‘Bapa’ adalah YHWH ( YAHWEH), Sangat jelas tertulis pada Kitab Yesaya:
=
Yesaya 42:8 Aku ini TUHAN, itulah nama-Ku; Aku tidak akan memberikan kemuliaan-Ku kepada yang lain atau kemasyhuran-Ku kepada patung. ‘TUHAN’ sebenarnya bukan NAMA, itu adalah SEBUTAN. Ini contoh penterjemahan ke bahasa Indonesia yang tidak tepat, Kata ‘TUHAN’ di ayat itu sebenarnya berasal dari kata ‘YAHWEH’ Silakan lihat bagian Kamus (di halaman belakang Alkitab terbitan Lembaga Alkitab Indonesia - LAI), tertulis: 6
TUHAN Salinan dari nama Allah Israel, yaitu Yahweh (bd. Kel. 3:14). Pertanyaan: Mengapa YAHWEH diganti / disalin menjadi TUHAN ? Dapatkah / Wajarkah sebuah nama diganti dengan sebutan, atau diganti dengan nama/bahasa lain? Bayangkan misalnya ada orang bernama ‘CATUR’, dapatkah diganti/disalin menjadi: Bapak (sebutan – Jawa) Bapak Papat ? (Jawa) Bapak Empat ? (Indonesia) atau Mr. Four ? / Mr. Fourth (Inggris) Silakan Anda renungkan, apakah YHWH (YAHWEH) pantas diterjemahkan atau diganti dengan kata ‘TUHAN’? Inilah awal mula sebagian orang Kristen di Indonesia kurang mengenal NAMA TUHAN, yakni akibat Alkitab terbitan Lembaga Alkitab Indonesia (LAI) tidak tepat dalam menuliskan nama Tuhan ‘Bapa’. Bukankah ada pepatah “tak kenal maka tak sayang”. Bagaimana akan sayang kepada Tuhan Bapa jika tidak mengenal namaNya. (bandingkan: Yesaya 52:6) Semestinya, ayat itu ditulis secara benar menjadi:
Yesaya 42:8 Aku ini YAHWEH, itulah nama‐Ku; Aku tidak akan memberikan kemuliaan‐Ku kepada yang lain atau kemasyhuran‐Ku kepada patung NJB: I am Yahweh, that is my name! I shall not yield my glory to another, nor my honour to idols. BHT:
WTT:
7
Apakah Anda meragukan bahwa nama Tuhan adalah YAHWEH? Apakah Anda meragukan Yesaya 42:8 tersebut? Apakah Anda meragukan otoritas Firman Tuhan? Jadi, jelas bahwa jika memuji nama Tuhan, seharusnya adalah kita memuji YAHWEH, bukan (nama) sesembahan yang lain. Ada yang berpendapat bahwa YHWH, memiliki arti (kurang lebih) “Aku yang ada”, maka selama tidak mengubah arti, YHWH dapat diterjemahkan ke kata / bahasa lain sesuai dengan budaya masyarakat setempat. Saudara..., YHWH (Yahweh) adalah ‘nama’, maka tidak wajar jika diterjemahkan menjadi kata lain, seperti halnya contoh orang yang bernama ‘CATUR’ di atas. ADAM berarti ‘manusia’, dan orang di seluruh dunia tetap menyebut manusia pertama itu dengan nama ‘ADAM’. Mengapa YHWH (YAHWEH) disebut dengan kata yang lain? Yesus lahir di kota Betlehem. Mengapa tidak pernah disebut bahwa Yesus lahir di kota ‘rumah roti’ ? Padahal Betlehem artinya “rumah roti”. Sebab: nama TIDAK diterjemahkan. Ada pendapat bahwa YHWH ( = Yod He Waw He) tidak dapat dibaca, karena terdiri dari huruf mati semua. Mengapa kita bisa mengucapkan Halleluya? (Halleluyah = Hallel + Yah [Yahweh]), padahal Halleluyah itu aslinya juga HLLWYH (He Lamed Lamed Waw Yod He) Silakan direnungkan, apakah nama YAHWEH perlu diganti dengan kata lain, atau seharusnya tetap dipertahankan sebagai YAHWEH?
Jika masih tetap ada pendapat bahwa YHWH tidak dapat diucapkan, karena terdiri dari huruf‐huruf mati, apakah mungkin TUHAN memberikan sebuah NAMA yang tidak dapat diucapkan oleh manusia? 8
Nah..., sekarang persoalan mengenai ‘nama’ ALLAH “Dari mana Anda mengetahui bahwa Allah adalah Tuhan?” Orang Muslim, akan mantap menjawab “Dari Al-Quran!” Memang benar, beberapa ayat dalam Al-Quran menyebutkan dengan jelas bahwa Allah adalah Tuhan, dan tak ada Tuhan selain Allah. (misalnya di Ali ‘Imran 2; Ali ‘Imran 18) Orang Muslim di seluruh dunia akan menyatakan hal yang sama, “There is no God but Allah” (Tiada Tuhan selain Allah). Bagi orang Muslim kata ‘Allah’ tidak dapat digantikan dengan kata apapun. Tidak ada kata apapun yang setara dengan Allah. Orang Muslim di Amerika, misalnya, akan mengatakan “My Lord is Allah” (silakan baca LAMPIRAN : “Kata ‘ALLAH’ hanya milik Islam”) Harus diakui, orang Kristen di Indonesia telah ‘meminjam’ kata ALLAH dari Islam (Al-Quran), atau dari “agama” pra-Islam di Arab, memasukkannya dalam Kitab Suci, dan memberinya makna baru, yang berbeda dengan makna kata ‘ALLAH’ menurut orang Islam. Orang Kristen (di Indonesia) menganggap kata ‘Allah’ itu setara dengan kata El, Eloah, Elohim, Tuhan, God, Gusti, dll. Jika kita teliti / cermat terhadap Alkitab terbitan LAI, penggunaan kata Allah, ALLAH, allah, Tuhan dan TUHAN, sebenarnya ‘kacau balau’, misalnya: Tuhanmu TUHAN → Keluaran 23:17; Keluaran 34:23 TUHAN Allah → ada di banyak ayat Tuhan ALLAH → ada di banyak ayat TUHAN ALLAH → Yesaya 12:2; Yesaya 26:4 TUHAN Allahmu → ada di beberapa ayat ALLAH Tuhanku → Habakuk 3:19 Allah Tuhan kita → Efesus 1:17 Tuhanmu, TUHAN, Allahmu → Yesaya 51:22 TUHAN Allah, Allahku → I Tawarikh 28:20 allah → I Tawarikh 16:26 9
bahkan ada ayat yang menyebutkan: Allah Israel ialah Allah → Kejadian 33:20 Perlu diakui bahwa hal tersebut adalah ‘kekacauan bahasa’, yang ada dalam Alkitab Terjemahan Baru terbitan LAI, karena mencoba/memaksakan memberi makna baru pada kata ‘ALLAH’, padahal sebenarnya kata ‘ALLAH’ itu sudah memiliki arti khusus bagi saudara kita umat Muslim di seluruh dunia. Allah dipahami oleh sebagian besar orang Kristen sebagai kata SEBUTAN (predikat), sehingga ada yang ‘bingung’ dan kemudian menyebut ‘Allah Bapa’, padahal bagi orang Muslim, Allah adalah “personal name” (nama diri) yang tidak dapat digantikan/ disetarakan dengan kata apapun. ‘ALLAH’ adalah kata yang memiliki makna khusus. Kata ‘ALLAH’ adalah khusus. Jika ‘Allah’ dianggap sebagai sebutan, lalu mengapa tulisannya dibedakan antara ‘allah’, ‘Allah’ dan ‘ALLAH’? (yang jika diucapkan, dalam doa / kata-kata / nyanyian, bunyinya sama, tidak ada bedanya) Jika Allah sebagai sebutan, bagaimana dengan “Allah Israel ialah Allah” (Kejadian 33:20), bukankah itu menjadi ayat yang tidak bermakna? Bagaimana jika saya berkata: “Anak saya ialah Anak”, atau “Ibu saya ialah Ibu” atau “Tuhan saya ialah Tuhan”. Jika ALLAH adalah nama (personal name) dari Tuhan ‘Bapa’, jelas tidak sesuai dengan Yesaya 42:8, yang secara tegas menyebutkan bahwa nama Tuhan adalah YAHWEH. Apakah ‘YAHWEH’ (nama) dapat diganti dengan ‘TUHAN’ atau ‘ALLAH’? Orang Kristen biasa menyebut Tuhan Yesus, tetapi mengapa tidak biasa dengan istilah Allah Yesus, atau ALLAH Yesus? Bagaimana arti dari “TUHAN Allahku”? Bagaimana arti dari “ALLAH Tuhanku”? Itulah bukti kekacauan / ketidakkonsistenan penggunaan kata ‘ALLAH’ ini di dalam komunitas Kristen di Indonesia. 10
Apakah Anda mulai menyadari bahwa ada masalah dalam Alkitab Terjemahan Baru terbitan LAI? Saudara..., ada sejarah yang dapat ditelusuri, mengapa kata ‘Allah’ masuk / digunakan dalam Kitab Suci berbahasa Indonesia. Secara singkat adalah karena ‘Allah’ sudah lebih dahulu dikenal sebagai ‘sesembahan’ oleh orang-orang Melayu (yang beragama Islam), sehingga ketika terjadi penterjemahan istilah-istilah Ibrani yang artinya ‘sesembahan’, digunakan kata ‘Allah’. Namun ternyata kini perlu disadari, bahwa akibat dari terjemahan yang demikian itu, nama Tuhan yang menurut Kitab Suci adalah YAHWEH, menjadi terabaikan. Akankah kita terus-menerus mengganti (kata) YAHWEH dengan TUHAN atau bahkan mengganti YAHWEH dengan ALLAH? Jelas bahwa Yahweh adalah (nama) Tuhan yang dikenal oleh bangsa Israel (diajarkan oleh Nabi Musa), dan Allah adalah (nama) Tuhan yang diajarkan oleh (Nabi) Mohammad. Apakah YAHWEH = ALLAH? Mungkin ada diantara Anda yang merasa tidak masalah memanggil, berdoa kepada, dan menyanyikan kebesaran Allah dan menganggap Tuhan = Yahweh = Allah. Jujur saja, kita sekarang tidak tahu, apakah Yahweh yang diajarkan oleh (Nabi) Musa itu sama atau berbeda dengan Allah yang diajarkan oleh (Nabi) Mohammad. Bagi saya, entah Yahweh itu sama atau berbeda dengan Allah, (karena sekarang belum tahu yang sesungguhnya) sebagai orang yang mengaku Kristen dan percaya pada Kitab Suci, (dan bukan kepada Al-Quran), maka sekarang, saya menyebut Tuhan itu Yahweh, (bukan Allah).
11
Sebab, seandainya Yahweh ternyata sama dengan Allah, maka tidak ada masalah, karena saya-pun sudah menyembah Tuhan, seperti yang diajarkan oleh Kitab Suci. Seandainya Yahweh ternyata berbeda dengan Allah, mungkin akan timbul masalah jika hati saya bermaksud menyembah Yahweh, tetapi mulut saya berdoa kepada Allah, memuji Allah dan menyanyikan keagungan / kebesaran Allah. Sebab menurut Kitab Suci, Tuhan Yahweh tidak memperbolehkan namaNya disebut dengan sembarangan. Keluaran 20:7 Jangan menyebut nama YAHWEH, sesembahanmu, dengan sembarangan, sebab YAHWEH akan memandang bersalah orang yang menyebut nama-Nya dengan sembarangan. NJB: 'You shall not misuse the name of Yahweh your God, for Yahweh will not leave unpunished anyone who misuses his name. Menurut Kitab Suci, kita juga tidak boleh menyebut nama sesembahan lain. Keluaran 23:13 Dalam segala hal yang Kufirmankan kepadamu haruslah kamu berawas-awas; nama sesembahan lain janganlah kamu panggil, janganlah nama itu kedengaran dari mulutmu." Mungkin Anda menganggap, bahwa tidak penting mempersoalkan nama Tuhan, Tuhan itu disebut apapun boleh, yang penting isi hati kita. Bukankah Kitab Suci juga mencantumkan kata ‘Allah’, sehingga mestinya tidak masalah menggunakan kata ‘Allah’ untuk menyebut Tuhan kita. Saudara, perlu diakui bahwa Alkitab Terjemahan Baru terbitan LAI, tidak bebas dari kesalahan. Jangan anggap Alkitab yang kita miliki, dan baca itu selalu benar, karena jika diteliti (dibandingkan dengan Kitab Suci versi lain), ternyata ada beberapa kesalahan yang cukup mengganggu. 12
Beberapa kesalahan Alkitab terbitan LAI, antara lain: == kesalahan fatal (bertentangan arti/makna): Yehezkiel 34:16 Yang hilang akan Kucari, yang tersesat akan Kubawa pulang, yang luka akan Kubalut, yang sakit akan Kukuatkan, serta yang gemuk dan yang kuat akan Kulindungi; Aku akan menggembalakan mereka sebagaimana seharusnya. Coba bandingkan dengan Bible versi King James 1611 (Authorized Version) ! Ezekiel 34:16 I will seek that which was lost, and bring again that which was driven away, and will bind up that which was broken, and will strengthen that which was sick: but I will destroy the fat and the strong; I will feed them with judgment. (menurut King James: “tetapi akan Kuhancurkan yang gemuk dan kuat”) Silakan cek pada Kitab Suci berbahasa Ibrani, maka yang benar adalah “yang gemuk akan kuhancurkan”. == kesalahan agak fatal (berbeda artinya): Wahyu 8:13 Lalu aku melihat: aku mendengar seekor burung nasar terbang di tengah langit dan berkata dengan suara nyaring: Coba bandingkan dengan Bible versi King James 1611 Revelation 8:13 And I beheld, and heard an angel flying through the midst of heaven, saying with a loud voice .... (menurut King James: “malaikat”, -- bukan burung nasar)
Ingat baik‐baik: Buku kecil ini dan website http://gkmin.net , BUKAN dari Saksi Yehuwa. Ini adalah pandangan pribadi, dan bukan dalam rangka untuk mencari jemaat, bagi denominasi gereja tertentu. 13
== kesalahan yang membingungkan: Yehezkiel 9:4 Firman TUHAN kepadanya: "Berjalanlah dari tengah-tengah kota, yaitu Yerusalem dan tulislah huruf T pada dahi orang-orang yang berkeluh kesah karena segala perbuatanperbuatan keji yang dilakukan di sana." (apa arti “huruf T”? – juga pada Yehezkiel 9:6 – apa maksudnya?) Silakan cek pada Kitab Suci berbahasa Ibrani, maka maksud yang sesungguhnya adalah “tulislah tanda” (huruf ‘tau’ dalam abjad Ibrani berarti/bermakna ‘tanda’) == yang tidak terlalu ‘prinsip’: Bacalah “Doa Bapa Kami” di Matius 6 kemudian bandingkan dengan Lukas 11. Lihat perbedaannya di mana... Oh ya..., Doa Bapa Kami itu ‘asli’-nya tidak ada tambahan katakata “yang secukupnya”, jadi hanya “berikanlah makanan kami pada hari ini yang secukupnya” == yang bahasanya tidak biasa dipakai: Yudas1:12 Mereka inilah noda dalam perjamuan kasihmu, di mana mereka tidak malu-malu melahap dan hanya mementingkan dirinya sendiri; mereka bagaikan awan yang tak berair, yang berlalu ditiup angin; mereka bagaikan pohon-pohon yang dalam musim gugur tidak menghasilkan buah, pohon-pohon yang terbantun dengan akar-akarnya dan yang mati sama sekali (apa arti “terbantun”?) Ratapan 4:5 Yang biasa makan yang sedap-sedap mati bulur di jalan-jalan; yang biasa duduk di atas bantal kirmizi terbaring di timbunan sampah (apa arti “mati bulur”?) Kisah Para Rasul 26:14 Kami semua rebah ke tanah dan aku mendengar suatu suara yang mengatakan kepadaku dalam bahasa Ibrani: Saulus, Saulus, mengapa engkau menganiaya Aku? Sukar bagimu menendang ke galah rangsang (apa arti “galah rangsang”?) 14
Catatan: terbantun = tercabut, mati bulur = mati karena kelaparan, galah rangsang = kayu palang (pada bajak) Nah.., mengapa tidak dipedulikan, darimana asal usulnya, dan apa makna kata ‘ALLAH’ di Kitab Suci, (hanya) karena kata ‘Allah’ itu sudah biasa digunakan di lingkungan Kristen? Itulah beberapa contoh ‘kerancuan’ Alkitab Terjemahan Baru terbitan LAI, masih ada banyak ‘kesalahan’ lainnya, namun akan terlalu panjang jika dijelaskan satu-per-satu disini. Jadi, tidak menutup kemungkinan bahwa penggunaan kata ‘allah’ / ‘Allah’ / ‘ALLAH’ dalam Alkitab juga hal yang tidak tepat, walaupun sudah sejak ratusan tahun yang lalu. Terserah Anda akan memutuskan bagaimana, apakah akan memanggil Tuhan (Bapa) dengan kata YAHWEH atau ALLAH, tetapi “bibir yang bersih” adalah yang memanggil nama Yahweh, bukan nama yang lain. Zefanya 3:9 "Tetapi sesudah itu Aku akan memberikan bibir lain kepada bangsa-bangsa, yakni bibir yang bersih, supaya sekaliannya mereka memanggil nama YAHWEH, beribadah kepada-Nya dengan bahu-membahu NJB: Yes, then I shall purge the lips of the peoples, so that all may invoke the name of Yahweh and serve him shoulder to shoulder. Sudahkah bibir kita ‘bersih’, memanggil nama Tuhan (YAHWEH) dengan benar?
15
Lalu... apakah orang yang tidak memanggil nama YAHWEH tidak akan selamat? Saudara, keselamatan adalah semata-mata anugerah Tuhan, kita tidak dapat menghakimi sesama bahwa mereka tidak selamat, karena keyakinan mereka berbeda dengan keyakinan kita. Tuhan itu Maha Bijaksana: Yesaya 65:1 Aku telah berkenan memberi petunjuk kepada orang yang tidak menanyakan Aku; Aku telah berkenan ditemukan oleh orang yang tidak mencari Aku. Aku telah berkata: "Ini Aku, ini Aku!" kepada bangsa yang tidak memanggil nama-Ku. Inilah kebijaksanaan Tuhan bagi yang tidak memanggil namaNya
(mungkin karena belum tahu atau tidak pernah tahu, siapa nama Tuhan). Namun, tidak ada alasan bagi yang dapat membaca Kitab Suci, tidak memanggil nama YAHWEH, setelah tahu bahwa menurut Kitab Suci, nama Tuhan yang benar adalah YAHWEH. (bandingkan dengan Ibrani 10:26) Dengan uraian yang singkat ini, sekarang terserah pada keputusan Anda sendiri, apakah akan menyebut nama Tuhan sesuai dengan Kitab Suci yaitu YAHWEH (ada yang menyebut Jehova, Yehuwah, Jahova, dll, masing-masing ada argumentasinya), atau akan menyebut (nama) Tuhan dengan Allah. Anda akan menyebut Tuhan Yahweh / Bapa Yahweh, atau Tuhan Allah / Allah Bapa? Mengapa tetap menggunakan kata ‘ALLAH’? Sebagian orang Kristen, sebenarnya sudah menyadari tentang pentingnya nama Tuhan (YAHWEH) ini, namun tidak mau meninggalkan kata ‘ALLAH’, karena berbagai alasan, antara lain: 1. Sudah sejak dulu menyebut Allah, maka sangat sulit untuk meninggalkan kata itu. renungkan: 16
Banyak orang Kristen yang lain, begitu menyadari pentingnya menyebut nama YAHWEH tidak kesulitan meninggalkan kata ‘ALLAH’, walau memang ada yang berubahnya pelan-pelan. Saya lebih dari 20 tahun menggunakan kata ‘Allah’, dan tanpa kesulitan dapat meninggalkan kata itu. 2. Toh.. dengan menyebut Allah, hidup saya juga diberkati, saya berkecukupan, keluarga juga baik-baik saja... renungkan: Kemakmuran dan keberhasilan, bukan ukuran sebuah kebenaran. Banyak orang yang tidak percaya adanya Tuhan-pun bisa hidup makmur, bahkan sangat makmur di dunia ini 3. Kata Allah ada dalam Alkitab, Alkitab mestinya dibuat dengan ‘tidak sembarangan’. Penterjemah LAI juga manusia biasa, tidak ada jaminan bahwa Alkitab bebas dari kesalahan. (lihat contoh kesalahan Alkitab dan kerancuan penggunaan kata TUHAN Allah, Tuhan ALLAH, TUHAN ALLAH, Allah Tuhan, di atas) 4. Tuhan itu bijaksana dan Maha Tahu, disebut / diucapkan apapun tidak apa-apa, yang penting maksud hati kita adalah menyembah Tuhan yang benar renungkan: Apa dasar argumentasi pernyataan ini, apakah ada Firman Tuhan yang menyatakan bahwa Tuhan itu boleh disebut apapun? (Itu kata siapa? Menurut Kitab Suci, atau menurut anggapan Anda sendiri? Atau Anda hanya ikut-ikutan pendapat orang lain?) Jelas menurut Kitab Suci, kita tidak boleh menyebut nama Tuhan dengan sembarangan Keluaran 20:7 Jangan menyebut nama YAHWEH, Elohim-mu, dengan sembarangan, sebab YAHWEH akan memandang bersalah orang yang menyebut nama-Nya dengan sembarangan.
17
Oh ya...., bukankah orang Kristen (Nasrani) sudah menyebut Tuhan-nya dengan banyak kata / istilah, misalnya, Tuhan, Bapa, Adonai, Yahweh, Yesus, El, Eloah/Elohe, Elohim, Kurios, Theos, Gusti, Pangeran Yehuwah, God, Lord, dll. Apakah beberapa kata itu masih kurang untuk menyebut Tuhan, masihkah harus meminjam kata ‘Allah’ dari agama Islam atau dari ‘agama’ pra Islam di Arab? Padahal kekristenan TIDAK berasal dari Arab! Bahkan orang-orang Kristen secara tidak sadar sedang memaksakan kehendak, bahwa kata ‘Allah’ bagi orang Kristen harus diberi makna yang berbeda dengan ‘Allah’-nya orang Muslim. (buktinya Alkitab menulis ALLAH, Allah, allah, dengan arti yang berbeda-beda). Padahal bagi saudara Muslim kata ‘ALLAH’ di pakai di seluruh dunia, tidak dapat digantikan dengan kata lain. Allah adalah (nama) Tuhan bagi orang Muslim. Buat saudara Muslim yang kebetulan membaca tulisan ini, saya sangat menghargai pilihan Saudara menyebut Tuhan dengan kata ‘ALLAH’, sebab itulah yang diajarkan oleh Al-Quran. Tulisan ini mengajak saudara-saudara Kristen, untuk lebih memperhatikan Firman Tuhan, bahwa menurut Kitab Suci, nama Tuhan bagi orang Kristen adalah YAHWEH, bukan ALLAH. Dengan demikian, maka Kristen dan Islam akan berada di “jalurnya masing-masing” dan tidak akan timbul pertentangan, karena klaim yang berbeda tentang hakikat Tuhan-nya Contoh sederhana-nya demikian: 1. Jika Islam percaya “ALLAH tidak beranak dan diperanakkan”, orang Kristen percaya bahwa YAHWEH punya putra namanya YESUS (Yeshua), maka tidak akan terjadi pertentangan, karena YESUS bukan Anak Allah. 2. Jika Islam mengakui bahwa Allah itu Esa (satu/tunggal); orang Kristen mengakui bahwa ada Tuhan (Bapa) YAHWEH, Putra YESUS dan ROH KUDUS, maka tidak akan terjadi pertentangan karena orang Kristen tidak memiliki 3 ALLAH.
18
Maka sebenarnya aneh memaksakan istilah “Yesus adalah Anak Allah”. Coba pikir baik-baik, perhatikan fakta sejarah, kata Allah populer pada abad 6 / 7 Masehi di Arab. Yesus lahir pada abad 1 Masehi di Israel, maka tidak masuk akal jika disebut Yesus adalah anak Allah. (hanya mungkin dengan pemaksaan makna terhadap kata ‘Allah’) Renungkan... Lebih masuk akal bila disebut Yesus adalah putra Yahweh. Yesus adalah putra Bapa. Yesus adalah putra Bapa Yahweh. Yesus bukan anak Allah. Mengenai siapa sesungguhnya TUHAN yang benar, ALLAH atau YAHWEH? Jujur saja sekarang kita tidak tahu. Bisa jadi ALLAH yang benar, bisa jadi YAHWEH yang benar, atau mungkin juga kedua-duanya benar. Yang jelas, karena saya orang Kristen, maka saya menganggap YAHWEH-lah yang benar. Saudara-saudara umat Muslim, pasti menganggap ALLAH-lah yang benar. Klaim (anggapan) bahwa Yahweh yang benar atau sebaliknya ALLAH yang benar, tidak perlu menjadi pertentangan. Solusinya sederhana, jika menganggap Yahweh yang benar, pilihlah Kristen, jika menganggap Allah yang benar, pilihlah Islam. Bahkan, jika menganggap tak ada yang benar, tidak perlu memilih Kristen maupun Islam. Agama adalah HAK ASASI. Maka sebenarnya perlu dipertanyakan jika memilih beragama Kristen tetapi menyembah Tuhan Allah, atau Allah Bapa, atau Allah Yahweh. Tetapi dulu saya juga seperti itu, mencampuradukkan Allah dan Bapa, sebelum paham pada persoalan kata Allah dan Bapa (Yahweh). PENUTUP Pernahkah Anda mendengar diskusi antara orang yang percaya dengan orang yang tidak percaya adanya adanya Surga dan Neraka? Karena kedua orang itu SEKARANG sama-sama tidak dapat membuktikan bahwa Surga dan Neraka itu ada atau tidak ada, 19
maka orang yang percaya bahwa Surga dan Neraka itu ada, menyatakan:
“Saya SEKARANG percaya bahwa Surga dan Neraka itu ada, dan jika besok ternyata Surga dan Neraka itu tidak ada, maka tidak ada ruginya, dan ini lebih baik daripada sekarang saya tidak percaya adanya Surga dan Neraka dan ternyata besok Surga dan Neraka memang sungguh ada”. Jadi, saya juga bersikap seperti orang yang sekarang percaya bahwa Surga dan Neraka itu ada
“Saya sekarang menyembah Tuhan Yahweh, bukan Tuhan Allah, dan jika ternyata (besok) sesungguhnya Yahweh dan Allah itu sama, maka saya-pun sudah menyembah Tuhan yang benar, dan ini lebih baik ....dari pada sekarang saya menyembah/memuji/berdoa kepada Allah (dan menganggap Yahweh dan Allah sama saja), ternyata, besok, sesungguhnya Yahweh dan Allah itu berbeda”. Pilihan tergantung kita masing-masing, (mau menyembah Tuhan Yahweh atau Tuhan Allah, (Bapa Yahweh atau Allah Bapa) atau menganggap Tuhan = Yahweh = Allah) dan apapun pilihan kita, akan kita pertanggungjawabkan pada Tuhan Pencipta Alam Semesta. I Tawarikh 16:26 Sebab segala sesembahan bangsa-bangsa adalah berhala, tetapi YAHWEH-lah yang menjadikan langit. NJB: Nothingness, all the gods of the nations. Yahweh it was who made the heavens, BHT:
20
Keluaran 3:15 Selanjutnya berfirmanlah Elohim kepada Musa: "Beginilah kaukatakan kepada orang Israel: YAHWEH, Elohim nenek moyangmu, Elohim Abraham, Elohim Ishak dan Elohim Yakub, telah mengutus aku kepadamu: itulah nama-Ku untuk selamalamanya dan itulah sebutan-Ku turun-temurun. ...”
Keluaran 23:13 Dalam segala hal yang Kufirmankan kepadamu haruslah kamu berawas-awas; nama sesembahan lain janganlah kamu panggil, janganlah nama itu kedengaran dari mulutmu. Anda yang memiliki Kitab Suci berbahasa Jawa, silakan lihat
BJ: Yesaya 42:8, Ingsun iki Yehuwah, yaiku asmaning-Sun ..... Apakah Anda mau tunduk pada kebenaran (Firman) Tuhan, bahwa nama Tuhan adalah YHWH, atau... menganggap nama itu tidak penting, pokoknya Tuhan = Yahweh = Allah, pokoknya beragama Kristen, pokoknya percaya Tuhan Yesus, pokoknya kalau Pendeta masih menyebut Allah, pokoknya kalau LAI belum merubah Alkitabnya, saya juga tetap akan menyebut Allah.. Silakan tentukan sendiri keputusan Anda, apakah IMAN Anda akan tergantung pada Pendeta dan Lembaga Alkitab Indonesia? Sebagai orang Nasrani, saya merasa terpanggil untuk menyampaikan kebenaran Firman Tuhan, yaitu bahwa nama Tuhan adalah YAHWEH, sebuah kebenaran yang ‘tersembunyi’ karena Lembaga Alkitab Indonesia telah menterjemahkan / mengganti (kata) YAHWEH menjadi ‘TUHAN’ atau ‘ALLAH’.
Sebab tidak ada sesuatu yang tersembunyi yang tidak akan dinyatakan, dan tidak ada sesuatu yang rahasia yang tidak akan tersingkap (Markus 4:22) 21
INFORMASI TAMBAHAN Untuk mengerti tentang Tuhan secara lebih jelas, yang diperlukan adalah kerinduan untuk mengenalNya secara pribadi:
"Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. (Matius 7:7) Jika Anda berminat mempelajari sebagian referensi tentang Allah dan Yahweh ini, ada VCD penjelasan singkat-nya (dapat diperoleh dengan mengganti ongkos produksi Rp5000);
Ada juga beberapa tulisan yang dapat dibaca / di-download dari website www.gkmin.net , misalnya:
• Redefinisi dan Rekonsepsi Nama Allah dan Urgensi Penggunaan Nama Yahweh dalam Komunitas Kristiani • Kata ‘ALLAH’ hanya milik Islam (lihat LAMPIRAN) • Referensi: NAMA_YAHWEH (gabungan beberapa file) • Apakah Tuhan Kristen = Tuhan Islam? Juga tulisan dengan topik lainnya.
... dan umat-Ku, yang atasnya nama-Ku disebut, merendahkan diri, berdoa dan mencari wajah-Ku, lalu berbalik dari jalan-jalannya yang jahat, maka Aku akan mendengar dari sorga dan mengampuni dosa mereka, serta memulihkan negeri mereka. (II Tawarikh 7:14)
22
LAMPIRAN:
(dari Harian Wawasan, 8 Januari 2008)
Kata ’Allah’ hanya milik Islam (Tanggapan atas tulisan ’Tuhan ada di mana-mana’) MENANGGAPI tulisan saudara M Najibur Rohman di Wawasan, Sabtu Pahing, 5 Januari 2008 halaman 7 yang berjudul ”Tuhan ada di mana-mana”, saudara M Najibur Rohman membahas dan menanggapi tulisan surat kabar mingguan Katolik di Malaysia The Herald yang dilarang menggunakan kata ”Allah”. Saudara M Najibur Rohman menganggap bahwa pelarangan tersebut sebagai sikap pemaksaan mayoritas (muslim) atas minoritas (agama laindalam hal ini Katolik dan Kristen), selain merupakan bentuk pengekangan kebebasan beragama. Sebagai seorang Kristen yang memimpin jemaat, saya justru berpikir sebaliknya. Masalah pelarangan penggunaan kata ”Allah” jika ditinjau dari sudut arkeologis, historis, dan kaidah penerjemahan bahasa, bukan merupakan suatu bentuk pengekangan ataupun sikap pemaksaan terhadap minoritas. Kata ”Allah” itu bukan serumpun dari bahasa semitik kuno (Ibrani, Aramaic dan Arab) sehingga kata ”Allah” itu cognate dengan El, Eloah, maupun Elohim, karena kata ”Allah” itu bukan bahasa melainkan nama diri dari sesembahan, dan kata ”Allah” sudah dikenal jauh sebelum agama Islam ada, yaitu sebagai salah satu ”nama diri” sesembahan paganisme, kemudian Islam datang dengan mengubah konsep kata ”Allah” sebagai sang khalik / pencipta. (Passing Over, PT Gramedia Pustaka Utama, 1998, hal 85). Bahasa Ibrani tidak mengenal kata ”Allah”, apalagi sebagai sebutan, sehingga tidak cognate dengan El, Eloah, dan Elohim yang merupakan ”Sebutan” dari Nama Diri ”Yahweh” dalam bahasa Ibrani. 23
Menurut saya, pelarangan itu justru seharusnya bukan hanya untuk Malaysia, sebab kata ”Allah” dalam Alquran memang merupakan nama diri yang tidak bisa diubah atau diterjemahkan. 1. Alquran berbahasa Inggris Roman Transliteration of the Holy Qur’an with full Arabic text, English transliteration by Abdullah Yusuf Ali, Dar Al Furqan-Beirut Lebanon Pada Ayat Al Faatihah ayat 1 dan 2 yang dalam transliterasi dari bahasa Arab berbunyi BismillaahirRahmaanir- Rahiim. Al-Hamdulillaahi Rabbil- Aalamiin diterjemahkan: In the name of Allah, Most Gracious, Most Merciful. Praise be to Allah, the Cherisher and Sustainer of the Worlds. 2. Alquran berbahasa Belanda Inleiding tot de studie van de Heilige Qor’aan door Hazrat Mirza Bashir- Ud-Din Mahmud Ahmad, Hoofd van de Ahmadiyya Beweging en tweede opvolger van Hazrat Ahmad (vrede Gods ruste op hem), de Beloofde Messias en Mahdi Stichter van de Beweging, Rabwah-Punjab-Pakistan, Pada Ayat Al Faatihah ayat 1 dan 2 yang dalam transliterasi dari bahasa Arab berbunyi Bismillaahir-Rahmaanir- Rahiim. AlHamdulillaahi Rabbil-Aalamiin diterjemahkan In naam van Allah de Barmhartige, de Genadevolle. Alif Laam Miem (Ik ben Allah, de Al-wetende). Jika umat beragama hidup dalam jalurnya masing-masing, maka antara agama satu dengan yang lain, tidak akan terjadi benturan yang menimbulkan konflik horizontal seperti yang selama ini terjadi antara Kristen Katolik dengan Islam. Dalam agama Kristen dan Katholik, sebenarnya tidak pernah ada kata ”Allah”, apa yang selama ini dipergunakan untuk menerjemahkan kata ”Allah” berasal dari bahasa Ibrani ”Elohim” sedangkan untuk kata ”ALLAH” (dalam huruf kapital semua) berasal dari nama diri sesembahannya para nabi yang tertulis dalam Alkitab, yaitu ”Yahweh” dari huruf Ibrani ”Yod He Waw He” yang jika ditransliterasi ke huruf latin akan tertulis YHWH. 24
Jadi agar tidak terjadi benturan antara Agama Kristen dan Katholik terhadap Islam, memang seyogyanya Kristen dan Katholik tidak menggunakan lagi kata ”Allah” untuk menerjemahkan kata ”Elohim”, melainkan menggunakan kata ”Tuhan”, dan tidak menggunakan kata ”ALLAH” untuk menerjemahkan kata ”Yahweh”, melainkan tetap ditulis ”Yahweh” atau ditulis huruf transliterasinya yaitu YHWH. Di Indonesia kata ”Allah”, itu bukan sinonim dari kata ”Tuhan”, sebab pemahaman kata ”Allah” sendiri antara Kristen dan Katholik dengan Islam berbeda. Jika diklarifikasi berdasarkan pemakaian kata ”Allah” pada umat Kristen dan Katholik, akan berprinsip bahwa Allah itu ”Roh”, sedangkan Islam berprinsip ”Allah” itu zat, kalau kata ”Allah” itu merupakan ”bahasa” seharusnya antara umat Kristen dan Katholik dengan Islam serta dengan umat agama lain seperti Hindu dan Budha, akan punya pemahaman yang sama. Jadi penggunaan kata ”Allah” oleh umat Kristen dan Katolik selama ini, merupakan kesalahan terjemahan. Contohnya: Kata ”kursi” yang mengadopsi dari bahasa Arab Alkursi baik umat Kristen, Katholik, Islam, Hindu dan Budha, dapat memiliki persepsi yang sama dari arti kata tersebut yaitu tempat untuk duduk., sedangkan kata Allah, umat Hindu dan Budha tidak pernah memakainya sebagai sinonim dari kata Tuhan sebab kata ”Allah” itu nama diri yang tidak boleh dan tidak bisa diterjemahkan. Kata ”Allah” juga bukan berasal dari kata ”Al-ilah” karena: a. Allah itu nama tuhannya umat Islam, buktinya umat Islam di Amerika jika sembahyang akan mengucapkan ”Allahu akbar” bukan ”God akbar”. b. Allah bukan berasal dari al-ilah dengan menghilangkan alif seperti penjelasan para dosen Islamologi, sehingga tinggal ”lah” sebab artinya akan berubah, bukan nama tuhannya umat Islam atau sebutan untuk ”dewa” atau sesembahan lagi, melainkan lisyakshin atau baginya laki-laki. 25
c. Ilah itu sudah satu paket kosakata yang tidak bisa dipenggal, karena kata benda bukan kata kerja. d. Ilah bisa dimasukkan alif lam karena ilah adalah gelar atau sebutan sedangkan Allah itu tidak bisa karena nama pribadi. Contoh : Ustaadzun guru laki-laki, bisa dimasukkan alif lam, sehingga menjadi al-ustaadzu, tetapi Fatimah tidak bisa ditulis menjadi al-Fatima karena Fatimah itu nama pribadi atau nama orang. e. Ilah atau al-ilah ada mutsannahnya yaitu ilahaani artinya dua tuhan atau dua dewa, sedangkan Allah tidak ada mutsannahnya/tatsniyah-nya, kalau ada artinya bukan Allah lagi tetapi Allahaani, ini mengganti nama sesembahannya umat Islam. Contoh : Fatimah kalau di-mutsannah- kan menjadi Fatimataani yang berarti bukan lagi Fatimah tetapi berubah menjadi Tante Fatimataani. f. Ilah atau al-ilah bisa diterjemahkan menjadi dewa atau sesuatu yang disembah sedang ”Allah” tidak bisa diterjemahkan ke dalam bahasa apa pun karena nama pribadi. Silakan baca di Kamus Indonesia-Arab-Inggris Karangan Abd bin Nuh dan Oemar Bakri halaman 76. g. Allah bukan berasal dari hamzah, lam, ha karena kalau diuraikan secara ilmu shorof (ilmu yang menguraikan kata kerja) tidak pernah ditemukan, baik fiil madhinya/past tense, mudhori’nya/present continous tense, maupun mashdarnya/kata kerja yang tidak ada waktunya atau sumber kata. Yang ada hamzah, lam, lam, ha, atau allaha, tetapi kalau diuraikan secara wazan/ukuran /timbangan dalam ilmu shorof juga tidak bisa menjadi Allah. Contoh: ”Allaha” dengan wazan af’ala-yuf’ilu-if’aalan. Jadi kalau kita uraikan secara nahwu shorof ”Allaha” menjadi: Allaha-yullihu-illaahan. Dan itu bukan Allah tetapi sebutan. Tidak ada satu pun makhluk yang berhak memakai nama ”Allah”. Maka manusia hanya boleh memakai nama Abdullah (hamba Allah), Abdurrahman (hamba Allah Yang Maha Rahman), dll. Karena itulah kata ”Allah” tidak boleh 26
diterjemahkan ke dalam bahasa apa pun. Maka terjemahan ”Allah” menjadi God (bahasa Inggris) atau Tuhan (Indonesia) adalah tindakan yang batil. Karena God bisa diubah menjadi bentuk jama’ (Gods) dan Tuhan bisa diubah menjadi bentuk jamak (Tuhan-tuhan). Sedangkan Allah tidak bisa diubah menjadi bentuk jamak. hf Rev. Yakub Sulistyo STh MA Gembala Sidang Gereja Pimpinan Rohulkudus ”Surya Kebenaran” Ambarawa === Jika ingin lebih lanjut berdiskusi dengan Pdt. Yakub Sulistyo, penulis artikel di atas, dapat menghubungi: telp. : 0298-593544 / 522239 hp.: 0812 280 0219 / 0816 654 532
email:
[email protected] website: http://yakubsulistyo.multiply.com Akulah YAHWEH dan tidak ada yang lain; kecuali Aku tidak ada Tuhan Aku telah mempersenjatai engkau, sekalipun engkau tidak mengenal Aku. (Yesaya 45:5) Nama YAHWEH adalah menara yang kuat ke sanalah orang benar berlari dan ia menjadi selamat (Amsal 18:10)
Sudahkah Anda menemukan Tuhan? atau menemukan “konsep tentang Tuhan”? atau menemukan “keyakinan tentang Tuhan”?
27
Bagi Anda memahami dan percaya bahwa Tuhan = Allah = Yahweh, apakah Anda yakin bahwa kepercayaan / iman Anda itu sudah benar dan dapat dipertanggungjawabkan? Mungkin ayat berikut ini perlu diperhatikan: I Timotius 4:16 Awasilah dirimu sendiri dan awasilah ajaranmu. Bertekunlah dalam semuanya itu, karena dengan berbuat demikian engkau akan menyelamatkan dirimu dan semua orang yang mendengar engkau.
Apa dasar argumentasi keyakinan bahwa Tuhan = Allah = Yahweh ? Berdasarkan pada Firman Tuhan, ikut pendapat orang lain atau hasil pengertian/pendapat Anda sendiri? Jika pemahaman demikian (bahwa Tuhan = Allah = Yahweh) tidak ada dasar Firman Tuhan-nya, mungkin ayat berikut ini perlu diperhatikan: Roma10:2 Sebab aku dapat memberi kesaksian tentang mereka, bahwa mereka sungguh-sungguh giat untuk Tuhan, tetapi tanpa pengertian yang benar. Sebab, oleh karena mereka tidak mengenal kebenaran Tuhan dan oleh karena mereka berusaha untuk mendirikan kebenaran mereka sendiri, maka mereka tidak takluk kepada kebenaran Tuhan..... Kita perlu hati-hati dengan berbagai pengajaran tentang Tuhan:
Ada jalan yang disangka orang lurus, tetapi ujungnya menuju maut. (Amsal 14:12)
28
Edisi ke-10: (April 2009) Edit kalimat dan tambahan satu halaman di depan dan t iga halaman di belakang . Edisi ke-5: Perubahan dilakukan terhadap beberapa isi tulisan dan susunannya. Beberapa tanggapan atas tulisan di Edisi sebelumnya, mendorong disusun kembali tulisan ini dengan beberapa tambahan seperlunya, sehingga diharapkan pembaca dapat lebih mudah memahami maksud dari tulisan ini Edisi ke-3: Beberapa tambahan tulisan dimaksudkan, pertama, untuk menegaskan bahwa “gerakan pemulihan nama Yahweh” adalah bukan bagian dari aliran Saksi Yehova, yang ‘mempropagandakan’ Tuhan YHWH. Kedua, penulis merasa terpanggil untuk ‘menjawab’ sebuah traktat yang beredar akhir-akhir ini yang mengajarkan bahwa orang Kristen hanya perlu mengakui YESUS, dan perlu menolak YHWH. Sebenarnya ‘komentar’ atas kedua hal diatas, sudah ditulis secara singkat di website www.gkmin.net dengan judul Saksi Yehova, ‘Jesus Only’, Mesianik atau Kristen ‘biasa’? Perlu ditegaskan lagi, bagi Anda yang tidak sempat membaca beberapa tulisan di website www.gkmin.net, perlu mengerti bahwa “gerakan pemulihan nama Yahweh” yang sedang berlangsung di Indonesia dan di seluruh dunia, dan makin menunjukkan hasilnya ini, adalah bukan bagian dari Saksi Yehova. Beberapa dari kami yang terlibat dalam gerakan ini, sepakat, bahwa pembicaraan mengenai NAMA TUHAN sudah ‘cukup sampai disini’, karena sudah banyak kotbah, tulisan dan literatur yang membahas hal ini. Misalnya, di dalam buku kecil ini tidak dijelaskan panjang lebar mengenai asal-usul kata Allah, dan bagaimana kata Allah itu (bisa) masuk ke dalam Kitab Suci berbahasa Indonesia, karena sudah banyak tulisan lain yang 29
membahas mengenai hal tersebut. Cukup dilampirkan tulisan Bapak Pdt. Yakub Sulistyo di Harian Wawasan, 8 Januari 2008, tentang (Kata ‘Allah’ hanya milik Islam), yang secara singkat menjelaskan salah satu pendapat tentang kata ‘Allah’ Melalui berbagai kesempatan, termasuk melalui buku ini, kami sudah menyampaikannya, silakan Anda mengambil keputusan; menerima, menolak, tidak peduli atau malah bingung. Persoalan nama Tuhan, adalah salah satu persoalan yang seringkali dianggap ‘kecil’ oleh sebagian orang Kristen di Indonesia. Mereka berpendapat bahwa ada banyak ‘masalah’ lain dalam kekristenan yang perlu dibahas. Penulis berpendapat: benar bahwa ada banyak masalah dalam kekristenan yang perlu dibahas, namun masalah nama Tuhan ini, tidak dapat diabaikan karena merupakan hal mendasar, yang akan menjadi pondasi bagi pemahaman selanjutnya tentang Firman Tuhan. Buktikan sendiri: Jika Anda mengakui Bapa Yahweh dan meninggalkan kata Allah, maka akan lebih mudah memahami Firman Tuhan dalam Kitab Suci Masalah yang nampaknya perlu dibahas selanjutnya adalah bagaimana orang Kristen (Nasrani) dapat menyembah Bapa dengan benar; seperti yang dikatakan oleh Tuhan Yesus sendiri: Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembahpenyembah demikian. (Yohanes 4:23) Juga bagaimana umat Tuhan dapat memiliki Buah Roh (kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri – Galatia 5:22-23) Dan kemudian (agar)... Kerajaan Sorga benar-benar dapat hadir di dalam kehidupan ini. (ingat: Doa Bapa Kami yang diajarkan oleh Yesus)
30
CATATAN AKHIR Menghilangkan kata ‘Allah’ dari ‘dunia kekristenan’ di Indonesia, adalah pekerjaan yang berat, karena kata ‘Allah’ sudah digunakan oleh orang-orang Kristen di Indonesia selama beberapa ratus tahun. Tetapi jika orang-orang Kristen mau kembali ke ‘akar Ibrani’ (awal mula kekristenan – bandingkan dengan Yohanes 4:22) dimana nama Tuhan jelas-jelas tertulis dalam Kitab Suci yaitu ‘YHWH’ dan nama ini tidak perlu (tidak bisa) diterjemahkan ke kata yang lain, serta menyadari bahwa kata ‘ALLAH’ diambil dari ‘dunia Islam’ atau dari ‘agama’ pra-Islam di Arab, maka wajar jika orang Kristen hendaknya berusaha menempatkan kata itu kembali sebagaimana mestinya, yakni menyebut YAHWEH untuk nama Tuhan dan tidak lagi menggunakan kata Allah untuk menggantikan kata El, Eloah dan Elohim, serta tidak menggunakan kata ALLAH untuk menggantikan YAHWEH. Jelas merupakan pekerjaan tidak ringan untuk menghilangkan kata ‘Allah’ yang sudah mendarah-daging di tubuh kekristenan di Indonesia, dari Kitab Suci dan dari buku-buku/tulisan-tulisan ‘Kristen’, namun jika kita peduli pada kebenaran Firman Tuhan, dan peduli pada generasi selanjutnya agar mereka mengenal NAMA TUHAN-nya, dan tidak membingungkan mereka dengan nama yang lain, maka pekerjaan “pemulihan nama Yahweh” menjadi pekerjaan yang patut untuk dikerjakan, dan perlu terus dikerjakan... Apakah kita akan mengajarkan kepada anak cucu kita bahwa nama Tuhan kita adalah YAHWEH dan bukan Allah, atau kita akan mengajarkan kepada mereka bahwa Tuhan = Allah = Yahweh = Yesus = Yang Maha Kuasa = Pencipta Alam?
Jika Anda adalah hamba Bapa Yahweh, mengapa tetap mempertahankan kata ‘Allah’ ?. (bandingkan dengan Roma 6:16)
31
TAMBAHAN:
Nama YAHWEH (tersirat) dalam Perjanjian Baru... misalnya: Matius 22:37 Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu ayat tersebut adalah kutipan dari Kitab Ulangan: Ulangan 6:5 Kasihilah YAHWEH, Elohim (sesembahan)-mu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu
Lukas 4:19 untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang. ayat tersebut merujuk pada Kitab Yesaya: Yesaya 61:2 untuk memberitakan tahun rahmat YAHWEH dan hari pembalasan Elohim kita, untuk menghibur semua orang berkabung,
dan masih banyak lagi ...
Wahyu 14:1 Dan aku melihat, dan lihatlah, Anak Domba yang berdiri di atas bukit Sion dan bersama Dia ada seratus empat puluh empat ribu orang, yang mempunyai Nama Bapa-Nya yang tertulis di dahi mereka. (KS-ILT) Coba bandingkan ayat ini dengan yang ditulis di Alkitab LAI, lihat juga yang di Bible King James Version, Apa bedanya?
32
Edisi terbaru buku kecil ini dapat di-download dari www.gkmin.net Jika Anda mendapat manfaat dari buku ini, silakan sampaikan pada orang-orang yang Anda kasihi.
Buku kecil ini boleh diperbanyak, dengan tidak mengubah isinya. Jika Anda berkenan memberi masukan/saran, silakan sampaikan melalui: email:
[email protected] hp/sms: 0812 281 0181 website: www.gkmin.net Bernyanyilah bagi Elohim, mazmurkanlah nama-Nya, buatlah jalan bagi Dia yang berkendaraan melintasi awan-awan! Nama-Nya ialah YAHWEH; beria-rialah di hadapan-Nya (Mazmur 68:5)
33
Buku kecil lain yang dapat didownload dari website www.gkmin.net KISAH PENYELAMATAN MANUSIA DARI BELENGGU DOSA - sebuah catatan ringkas tentang karya TUHAN sejak jaman Adam dan Hawa Jika Anda mengakui bahwa Tuhan Yahweh-lah yang menciptakan dan membentuk Anda, mari bersama-sama dengan kami, “berdoa”, (mengucapkan pengakuan) kepada Bapa Yahweh, seperti pengakuan Nabi YESAYA:
Tetapi sekarang, ya YAHWEH, Engkaulah Bapa kami! Kamilah tanah liat dan Engkaulah yang membentuk kami, dan kami sekalian adalah buatan tangan-Mu (Yesaya 64:8) WTT:
Biarpun segala bangsa berjalan masing-masing demi nama elohim-nya, tetapi kita akan berjalan demi nama YAHWEH Elohim kita untuk selamanya dan seterusnya (Mikha 4:5)
34
STOP PRESS ! Jika Anda menerima nama YAHWEH dan meninggalkan kata “Allah” untuk menyebut Tuhan, mungkin akan ada beberapa hal yang akan Anda hadapi: 1. Anda akan dianggap “ANEH” bahkan mungkin akan dianggap “SESAT” oleh teman-teman Anda, bahkan mungkin oleh Pendeta di gereja Anda. Namun Anda perlu tahu, bahwa Pendeta lebih takut berubah daripada jemaat biasa, karena risikonya lebih besar. Pendeta Yakub Sulistyo di Ambarawa, pernah mengalami penolakan dari Sinode gerejanya maupun sebagian jemaatnya, dan diusir dari Pastori Gereja. 2. Anda akan memerlukan Kitab Suci yang tidak memakai kata “Allah”, saya sarankan membeli Kitab Suci Indonesian Literal Translation (KSILT). KS-ILT ini sudah diterbitkan oleh Yayasan Lentera Bangsa, dan sudah dijual di beberapa toko buku, ( termasuk Toko Buku Gramedia dan Gunung Agung di beberapa kota ). Edisi elektronik KS-ILT juga sudah tersedia. Silakan lihat informasinya melalui website http://gkmin.net 35
Anda mungkin “ragu” untuk mengambil keputusan menerima nama YAHWEH dan meninggalkan “ALLAH”, atau tetap menggunakan kata “ALLAH”, atau tidak peduli dengan “pemberitaan” ini. Silakan PIKIRKAN dan RENUNGKAN, dan akhirnya AMBIL KEPUTUSAN, mana yang sebaiknya Anda yakini, meninggalkan kata ALLAH, atau tetap menggunakan kata itu untuk menyebut BAPA kita. Seorang teman di Salatiga, perlu waktu 9 tahun hingga mengambil keputusan MENINGGALKAN kata ALLAH, dan menerima nama YAHWEH, sejak pertama kali hal seperti ini disampaikan pada tahun 1999 yang lalu.
Secara pribadi, saya suka dengan kata-kata berikut: Hidup penuh bakti ini bukan dijalani untuk menipu orang atau untuk mengajak orang mengikuti ajaran kita. Hidup penuh bakti ini dijalani agar bisa memandang ke dalam semua hal, dan memahaminya. (Itivuttaka Sutta). Saya tidak hendak menipu Anda, juga tidak mengajak Anda mengikuti saya, namun tentu BAIK jika Anda PAHAM dengan apa yang Anda yakini selama ini, termasuk paham terhadap IMAN Anda. Jangan hanya ikut-ikutan orang lain, atau hanya berargumentasi “pokoknya” begini. Pokoknya menggunakan kata “ALLAH” tanpa memahaminya. 36
“gerakan pemulihan nama YAHWEH” , sudah berlangsung di Indonesia sejak beberapa tahun yang lalu, dan sekarang semakin meluas dengan makin banyak orang yang menerima YAHWEH dan meninggalkan ALLAH. Anda boleh saja menolak atau tidak menerima pemberitaan ini, namun saya yakin Anda tidak akan bisa membendungnya, karena DIAM-DIAM mungkin teman-teman Anda menerima pemberitaan ini dan BELUM BERANI terangterangan, karena TAKUT pada risiko yang mungkin diterimanya. Seorang teman di SALATIGA, diberhentikan dari keanggotaannya sebagai Majelis di sebuah gereja, karena menerima YAHWEH dan meninggalkan ALLAH, bahkan diberhentikan dari tempat kerjanya, dari sebuah lembaga pendidikan yang dikelola oleh gereja tertentu.
Ada orang yang memutuskan meninggalkan kata “Allah” dan menerima YHWH, beralasan sederhana, “karena hingga kini kata Allah itu kontroversial dan masih dapat diperdebatkan”. Jika dipelajari lebih lanjut, memang ada banyak makna dari kata “Allah”. (silakan pelajari sendiri) Sedangkan menurut Kitab Suci, hanya ada satu makna YHWH yaitu “AKU ADA YANG AKU ADA” (atau dari sudut pandang manusia menjadi “DIA YANG ADA”) sehingga ketika menyebut YHWH, jelas sedang mengakui keberadaan “DIA YANG ADA”. (bandingkan dengan Wahyu 1:4 , baca juga ayat 5) 37
Pelayanan yang dilakukan antara lain menyebarluaskan tulisan / literatur yang dapat “menggugah” pemikiran kritis terhadap dogma dan doktrin kekristenan, khususnya yang dasar Firman Tuhan-nya dipandang lemah. Harapannya, menjadi orang Kristen adalah pilihan sadar dengan dasar yang kuat. Menjadi orang Kristen adalah sebuah pilihan diantara banyak pilihan yang ada di dunia ini. Kekristenan bukan belenggu terhadap pikiranpikiran kritis. Iman dan keyakinan bukan harga mati, dan bukan belenggu jiwa, sehingga dapat berubah jika memang ada alasan yang patut dipertimbangkan untuk berubah keyakinan. Beberapa Literatur yang disediakan oleh
, dapat
dilihat di website www.gkmin.net, pada halaman Literatur
Anda dapat berpartisipasi mendukung , baik dengan pemikiran, tulisan, maupun dana. ( Rekening BCA no. 013.0493.033 a.n. Petrus Wijayanto )
Website www.gkmin.net ber‐format blog, sehingga siapapun dapat berpartisipasi, berdiskusi, bertanya, atau memberikan pendapatnya, melalui tulisan /komentar.
buku kecil ini dapat di-download dari www.gkmin.net