SEPA : Vol. 8 No.1 September 2011 : 35 – 41
ISSN : 1829-9946
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PERDESAAN BERBASIS AGROINDUSTRI PANGAN LOKAL (Suatu Kajian Agroindustri Gula Kelapa Kristal di Kecamatan Kokap Kabupaten Kulon Progo Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta) VINI ARUMSARI DAN SITI SYAMSIAR Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian UPN “Veteran”Yogyakarta Masuk 4 Juli 2011; Diterima 12 Agustus 2011
ABSTRACT The Agroindustry of local food in rural areas is an activity that can improve indigenous resources. All of local potencies done in rural area, not only to get benefit, but also to increase the role of agroindustry. The development of agroindustry is able to increase local food added value, income and opportunities for employment, and so far to get higher regional economic growth. One of the agroindustry in Kokap District , Kulon Progo is ”Sumber Rejeki”, a group of farmers that produce granulated coconut palm sugar. This group is the pioneer on producing granulated coconut palm sugar. The objective of this paper are to identify indigenous resources based on granulated coconut palm sugar industry; to analyze the role of agroindustry in improving farmers income and job opportunities, and to elaborate the role of farmers group as the centre of institutional improvement. Survey method was used to collect data with qualitative and quantitative data in this area. The result shows that ”Sumber Rejeki” farmers group has empowered the rural community by increasing the added value, income and employment opportunities through agroindustry of granulated coconut palm sugar. Key words: Agroindustry, Added Value, Income, Opportunities for Employment, Farmer Group PENDAHULUAN Isu strategis yang saat ini berkembang dalam wacana pembangunan nasional adalah bagaimana upaya memperbesar skala kegiatan ekonomi pertanian,industri dan perdagangan dalam rangka mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat. Salah satu konsep yang digunakan adalah meningkatkan potensi sumberdaya lokal melalui agroindustri sehingga keterkaitan antar sektor tersebut dapat berkesinambungan atau terjalin keterkaitan yang tinggi antar sektor hulu, sektor antara dan sektor hilir. Pemberdayaan masyarakat khususnya di perdesaan yang berbasiskan kepada potensi lokal merupakan strategi jitu untuk menggerakkan ekonomi daerah berdasarkan sumberdaya yang dimilikinya. Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulon Progo memiliki sumberdaya tanaman kelapa yang sangat banyak. Tiap rumah tangga memiliki tanaman kelapa antara 10 – 20 pohon bahkan ada yang sampai 50 pohon. Tanaman kelapa sebagai penghasil nira inilah merupakan sumber bahan baku agroindustri gula kelapa. Sebagai produk agroindustri pangan lokal, gula kelapa mempunyai peran penting terutama eksistensi dan
fungsinya tidak dapat digantikan oleh jenis gula lain dalam pemakaiannya. Hal ini karena gula kelapa mengandung mineral, rasa, aroma dan warna yang khas. Gula kelapa atau dalam perdagangan dikenal sebagai gula jawa atau gula merah, biasanya dijual dalam bentuk setengah mangkok atau setengah elip. Bentuk demikian ini dihasilkan dari cetakan yang digunakan berupa setengah tempurung kelapa (Jawa: bathok). Kecuali itu ada juga yang menggunakan cetakan dari bambu sehingga bentuknya bulat silindris. Dilihat dari kadar gizi, gula kelapa cukup kaya karbohidrat dan unsur protein serta mineral lainnya. Komposisi gula kelapa per 100 gram bahan mengandung karbohidrat 76 gram, lemak 10 gram, protein 3 gram, kalsium 76 mgram, fosfor 37 mgram (Santosa, 2003). Gula kelapa merupakan salah satu unsur dari sembilan bahan pokok, dan saat ini gula kelapa sudah menjadi salah satu alternatif komoditi ekspor yang mampu masuk ke Negara Arab Saudi, Australia, Singapura, Malaysia, Hongkong. Produk gula kelapa perlu ditingkatkan mutunya, praktis dalam penggunaannya yaitu dengan meningkatkan gula kelapa menjadi gula kelapa kristal. Agroindustri gula kelapa kristal
35
Vini Arumsari Dan Siti Syamsiar : Pemberdayaan Masyarakat Perdesaan Berbasis … merupakan salah satu usaha meningkatkan mutu produk gula kelapa sekaligus meningkatkan nilai tambah yang diharapkan dapat meningkatkan pendapatan dan menumbuhkan lapangan kerja. Dalam perdagangan gula kelapa kristal sering juga disebut dengan gula semut. Pengembangan agroindustri gula kelapa kristal ini dilakukan dengan meramu sumberdaya lokal berupa tanaman kelapa dan tenaga kerja lokal menjadi produk spesifik lokasi yang dihasilkan oleh pengrajin gula kelapa. TUJUAN Tujuan kajian ini adalah : 1) Mengidentifikasi pengaruh agroindustri gula kelapa kristal dan peran institusi pada kegiatan ekonomi perdesaan, 2) Mengidentifikasi gender, entrepreneurship dan empowerment pada agroindustri, 3) Mengidentifikasi sumberdaya lokal (indigenous resources) sebagai basis agroindustri pangan lokal gula kelapa kristal, 4) Menganalisis agroindustri pangan lokal gula kelapa kristal dalam meningkatkan pendapatan dan lapangan kerja, 5) Mengelaborasi peran
kelompok sebagai wadah kelembagaan pengrajin gula kelapa kristal. KERANGKA PEMIKIRAN Agroindustri pangan lokal di perdesaan merupakan kegiatan yang memberdayakan sumberdaya lokal (indigenous resources). Seluruh potensi lokal di perdesaan diramu dan dimanfaatkan sehingga menguatkan agroindustri pangan lokal, yang mana pengembangan agroindustri pangan lokal dapat meningkatkan nilai tambah (added value), dan diharapkan dapat meningkatkan pendapatan dan lapangan kerja sehingga menumbuhkan perekonomian daerah. Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulon Progo merupakan sentra agroindustri pangan lokal gula kelapa dan bila gula kelapa ditingkatkan menjadi gula kelapa kristal akan dapat menciptakan nilai tambah produk, meningkatkan pendapatan dan lapangan kerja penduduk perdesaan yang para perajinnya membentuk kelembagaan dalam wadah kelompok-kelompok dan sebagai pemimpin (leader) kelompok adalah Kelompok “Sumber Rejeki”.
Gambar 1. Kelompok Agroindustri Pangan Lokal Menghasilkan Nilai Tambah, Peningkatan Pendapatan dan Perluasan Lapangan Kerja Berbasis Sumberdaya Lokal dan Spesifikasi Produk METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif, sebagai bingkai metode pelaksanaan survei. Metode pengambilan sampel daerah dipilih secara purposive, dua desa yang dapat menggambarkan tujuan penelitian yaitu Desa Hargorejo, Kecamatan Kokap, tempat lokasi kelompok “Sumber Rejeki” berada yang merupakan satu-satunya kelompok perajin gula
kelapa kristal di Kecamatan Kokap, beranggotakan 60 perajin. Kemudian yang ke dua Desa Hargowilis, Kecamatan Kokap tempat kelompok “Ngudi Lestari” berada sebagai kelompok perajin gula kelapa tradisional, beranggotakan 40 orang perajin. Analisis dilakukan dengan pendekatan data kuantitatif dan kualitatif, menggunakan analisis deskriptif. Penelitian dilakukan akhir bulan
36
Vini Arumsari Dan Siti Syamsiar : Pemberdayaan Masyarakat Perdesaan Berbasis … September sampai pertengahan bulan Oktober 2008. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Agroindustri dan Peran Institusi pada Kegiatan Ekonomi Perdesaan Pengaruh agroindustri dan peran institusi yang dalam penelitian ini adalah Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta bekerjasama dengan Pemerintah Daerah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta pada kegiatan ekonomi perdesaan di Desa Hargorejo, Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulon Progo diuraikan dengan melihat gambaran umum yang ada di perdesaan Indonesia. Sebagian besar rakyat Indonesia (70%) tinggal di perdesaan dan sebagian besar (46%) dari mereka menggantungkan hidupnya dan terkait dengan pertanian (BPS, 2007). Pengembangan agroindustri sebagai subsektor kelanjutan dari sektor pertanian akan meningkatkan nilai tambah dan pada gilirannya akan dapat meningkatkan pendapatan petani, memperluas lapangan kerja serta meningkatkan pembangunan perdesaan pada umumnya. Dengan demikian, pengembangan agroindustri merupakan salah satu upaya untuk pemberdayaan ekonomi rakyat di Indonesia (Sumodiningrat, 2001). Dalam pengembangan agroindustri perdesaan tiap daerah hendaknya mempunyai prioritas disesuaikan dengan sumberdaya alam dan komoditas unggulan setempat (lokal) sehingga kontinuitas bahan baku terjamin, memperpendek jalur kelembagaan pascapanen, memperpendek jarak transportasi dan menimbulkan dampak multiplier baik untuk tenaga kerja maupun pendapatan yang dapat dinikmati oleh petani. Dalam hal ini yang terpenting adalah terjalinnya kaitan antara sektor baik dalam lingkup sektor pertanian, industri, perdagangan dan sektor-sektor lain dalam perekonomian perdesaan. Pendekatan ilmu ekonomi yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori-teori ekonomi pembangunan yaitu : 1. Teori Basis Ekonomi (Economic Based Theory) Richardson (1977) menyatakan bahwa faktor utama yang menentukan pertumbuhan ekonomi suatu daerah adalah pertumbuhan industri dan kenaikan permintaan (demand) yang bersifat ekstern di luar daerahnya. Pertumbuhan industri yang menggunakan sumberdaya lokal untuk ekspor akan menghasilkan kekayaan daerah dan
menciptakan lapangan kerja (job creation) dalam jangka panjang. Model ini menjelaskan struktur perekonomian suatu daerah dibedakan atas dua sektor, unggulan dan non unggulan. Sektor unggulan merupakan kegiatan ekonomi yang melayani pasar domestik maupun pasar luar daerah itu. Ini berarti daerah mempunyai kemampuan untuk mengekspor barang dan jasa yang dihasilkan ke daerah lain. Sektor non unggulan merupakan kegiatan ekonomi yang hanya mampu melayani pasar daerah itu sendiri. Selanjutnya, teori ini menyatakan bahwa sektor unggulan menghasilkan barang dan jasa yang dapat dijual ke luar daerah itu dan secara berantai akan meningkatkan konsumsi dan akhirnya akan meningkatkan investasi, yang berarti menciptakan lapangan kerja baru. Berdasarkan teori ini sektor unggulan perlu dikembangkan dalam rangka memacu pertumbuhan ekonomi suatu daerah, agar terjadi peningkatan pendapatan daerah dan peningkatan lapangan kerja. Strategi pembangunan daerah berdasarkan teori ini adalah penekanan arti penting bantuan terhadap agroindustri berbasis sumberdaya lokal yang memiliki pasar keluar daerahnya baik regional, nasional maupun internasional. Dalam penelitian ini agroindustri gula kelapa kristal di Desa Hargorejo, Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulon Progo merupakan agroindustri unggulan berbahan baku sumberdaya lokal berupa pohon kelapa yang melimpah, dan memiliki pasar ke luar daerah di Indonesia bahkan sampai ke beberapa negara di luar negeri seperti Arab Saudi, Singapura, dan Malaysia. 2. Teori Kutub Pertumbuhan Perroux (1964) dalam Sukirno (1992), ahli ekonomi Perancis dengan teorinya pole de croisanne, berpendapat bahwa pertumbuhan tidak muncul diberbagai daerah dalam waktu yang sama, tetapi terjadi pada beberapa tempat yang merupakan pusat pertumbuhan dengan intensitas yang berbeda-beda. Pada proses pembangunan akan muncul suatu industri unggulan yang merupakan industri penggerak utama dalam pembangunan suatu daerah. Jika industri unggulan ini berkembang, maka pertambahan produksi tidak hanya pada industri tersebut tetapi juga sektor lain yang terkait dengan industri unggulan tersebut. 3. Teori Organisasi
37
Vini Arumsari Dan Siti Syamsiar : Pemberdayaan Masyarakat Perdesaan Berbasis … Menurut Robbins (2002) : A system is a set of interrelated and interdependent parts arranged in a manner that produces a unified whole. Its a concept taken from the physical sciences and applied to organization, we call organization systems. Organization takes in inputs (resources) from the environment and transform of processes these resources into outputs that are distributed into the environment. Dalam suatu sistem, agroindustri dipandang sebagai kegiatan yang memerlukan input dan merubahnya menjadi output untuk mencapai tujuan tertentu, seperti ditunjukkan Gambar 2. Bahan Baku Pertanian
Input
Dalam suatu sistem agroindustri terdiri dari komponen-komponen bahan baku pertanian, pengolahan, produk dan pemasaran serta kewirausahaan yang saling terkait. Bila satu komponen terganggu akan mempengaruhi keseluruhan sistem. Untuk itu diperlukan feed back sebagai evaluasi agar sistem dapat berjalan dengan baik. Sistem agroindustri ini berlangsung dalam suatu lingkungan sehingga pengaruh lingkungan terhadap tumbuh kembangnya agroindustri sangat besar.
Pengolahan
Produk
Kewirausahaan
Pemasaran
Output
Umpan Balik
Lingkungan Gambar 2. Sistem Agroindustri 4. Teori Resource Based Menurut Mahoney dan Pandian (1992), dengan teori resource-based agar perusahaan meraih keuntungan secara terus menerus (sustainable) maka perusahaan harus mengutamakan kapabilitas internal yang superior. Suatu perusahaan dapat tumbuh dan berkembang sangat tergantung pada strategic management yang diterapkan oleh pengusaha dalam mengembangkan sumberdaya internalnya secara unggul. Hal ini menunjukkan bahwa peran wirausaha (entrepreneur) merupakan sumberdaya internal yang penting. Teori ini dinilai potensial untuk mencapai keberhasilan bagi perusahaan kecil dalam krisis ekonomi saat ini. Dalam agroindustri kecil sangat ditentukan oleh sumberdaya yaitu adanya bahan baku, tenaga kerja terampil, keterampilan, dan entrepreneurship yang menghasilkan produk unik merupakan faktor penting meraih pasar. Agroindustri gula kelapa kristal ”Sumber Rejeki” di Desa Hargorejo, Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulon Progo, Propinsi DIY merupakan satu-satunya industri kecil yang
mengolah gula kelapa tradisional menjadi gula kelapa kristal di Kabupaten Kulon Progo. Ketua kelompok agroindustri ini yaitu Bapak Sugiyo mempunyai jiwa entrepreneurship melakukan inovasi sejak tahun 1997, memproduksi gula kelapa tradisional ke gula kelapa kristal. Dia melihat adanya peluang pasar, karena semakin maju suatu daerah, makin sibuk manusianya, semakin mencari produk yang praktis dan mudah digunakan. Gula kelapa kristal memenuhi kriteria itu hanya dengan beberapa adukan sudah larut dalam air. Walaupun agroindustri ini dapat tumbuh hingga saat ini, namun demikian mempunyai keterbatasan dan hambatan-hambatan antara lain daya simpan produk, akses pasar, dan manajemen kelompok. Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran”Yogyakarta selaku akademisi terpanggil untuk melakukan tindakan nyata membantu mengatasi hambatan-hambatan tersebut. Peran Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Yogyakarta pada Agroindustri Gula Kelapa Kristal ”Sumber Rejeki” di Desa
38
Vini Arumsari Dan Siti Syamsiar : Pemberdayaan Masyarakat Perdesaan Berbasis … Hargorejo, Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulon Progo, Propinsi DIY berupa : 1. Pelatihan processing guna memberikan tambahan mutu produk gula kelapa kristal khususnya pada pengeringan sehingga mempunyai daya simpan lebih lama dari hanya 6 bulan menjadi 12 bulan, sekaligus memberikan sumbangan alat pengeringnya. 2. Pembuatan Web-site untuk agroindustri gula kelapa kristal ”Sumber Rejeki” sehingga dapat memperluas akses pasar melalui internet : www.gulasemutjogja.com. 3. Pelatihan manajemen kelompok guna menguatkan kelembagaan kelompok dan meningkatkan kinerja agroindustri gula kelapa kristal ”Sumber Rejeki” karena agroindustri ini merupakan kelompok yang beranggotakan 60 orang perajin gula kelapa yang terdiri dari 49 wanita dan 11 laki-laki. Penyelenggaraan ketiga macam bantuan tersebut dilakukan oleh UPN “Veteran” Yogyakarta, setelah dilakukan penelitian awal bahwa keterbatasan agroindustri gula kelapa kristal adalah pada produk, akses pasar, dan manajemen kelompok. UPN “Veteran” Yogyakarta berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah c.q Dinas Perkebunan dan Dinas Perindustrian Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta melakukan kerjasama untuk dapat mengatasi keterbatasan-keterbatasan tersebut. Untuk produk diperlukan pengering agar produk gula kelapa kristal lebih meningkat mutunya dan mempunyai daya saing. Menguatkan kelembagaan kelompok perajin sehingga memiliki manajemen yang baik dan memperluas akses pasar dengan website. Hal ini merupakan tindakan nyata dari dunia akademisi UPN “Veteran” Yogyakarta untuk meningkatkan keterlibatannya dalam mencari jalan keluar bagi permasahanpermasalahan yang terjadi pada masyarakat. Ke depan, UPN “Veteran” Yogyakarta akan mendorong inovasi dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi agroindustri ini untuk mengkristalkan gula kelapa tradisional dengan teknologi tepat guna yang saat ini sedang dikerjakan oleh Prof. Dr. Supranto, SU. Hal ini mengingat bahwa selama ini proses produksi masih dilakukan secara manual sehingga diperlukan waktu lama untuk mengkristalkannya. Gender, Kewirausahaan dan Pemberdayaan Dalam beberapa penelitian, gender merupakan faktor yang penting untuk dikaji lebih
mendalam terkait dengan bagaimana peran perempuan dan laki-laki dalam berbagai kegiatan. Kegiatan ekonomi dengan kecenderungan penciptaan keuntungan yang besar dewasa ini sering kali mengindikasikan adanya eksklusi perempuan yang diandaikan tidak memiliki cukup kemampuan untuk memberikan kontribusi bagi berlangsungnya proses kegiatan tersebut. Kesempatan yang relatif terbatas bagi perempuan terlebih di perdesaan masih melingkupi kaum perempuan sehingga perlu dicermati lebih jauh, peran perempuan dan laki-laki dalam kegiatan ekonomi. Dalam kegiatan agroindustri gula kelapa kristal, jumlah perempuan lebih banyak daripada laki-laki. Jumlah perajin wanita 49 orang dan jumlah perajin laki-laki 11 orang. Kegiatan mulai dari perencanaan, pengambilan keputusan, pembagian kerja sampai pemasaran semua terlibat secara seimbang bersama-sama sesuai tugas dan fungsinya. Peran wanita setara dengan laki-laki dalam kegiatan agroindustri gula kelapa kristal. Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan mengkombinasikan sumber-sumber melalui cara-cara baru dan berbeda untuk memenangkan persaingan. Kewirausahaan merupakan kemampuan untuk berani menghadapi risiko dan kemampuan manajerial (Drucker, 1993). Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreativitas dan keinovasian dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki usaha (Zimmerer, 1996). Kewirausahaan dalam agroindustri gula kelapa kristal ini dapat dicermati melalui beberapa hal diantaranya kreatifitas dan inovasi pada rasa produk yang semakin beragam sesuai kebutuhan pasar. Dimulai dari hanya satu rasa yaitu natural sekarang ini sudah bervariasi seperti rasa seperti rasa jahe, kunyit, kunir putih, kencur dan temulawak. Penambahan variasi rasa ini dilakukan menggunakan produk herbal berupa tanaman obat sehingga menambah nilai produk dan kesehatan bagi yang mengkonsumsinya. Inovasi juga dilakukan pada kemasan, yaitu yang tadinya produk gula kelapa kristal curah 1 kg dibungkus menggunakan plastik, saat ini sudah dikemas dalam berbagai macam kemasan produk yaitu seberat 100 gram, 250 gram, 500 gram dan 1 kg dengan pembungkus kertas tebal menarik, jadi konsumen dapat memilih sesuai kebutuhan. Empowerment sebagai suatu konsep memberikan tekanan pada otonomi pengambilan
39
Vini Arumsari Dan Siti Syamsiar : Pemberdayaan Masyarakat Perdesaan Berbasis … keputusan dari suatu kelompok masyarakat, yang berlandaskan pada sumberdaya pribadi atau kelompok, langsung melalui partisipasi, demokratis, dan pembelajaran sosial melalui pengalaman langsung. Sebagai titik fokusnya adalah lokalitas, sebab civil society akan merasa siap diberdayakan lewat isue-isue lokal (Sumodiningrat, 2001). Konsep pemberdayaan sekaligus mengandung konteks pemihakan kepada lapisan masyarakat yang lemah. Di Indonesia yang sebagian besar potensinya dari sektor pertanian maka kegiatan yang dapat menjaga keterkaitan antar sektor pertanian dan industri adalah agroindustri. Agroindustri di perdesaan dapat meningkatkan nilai tambah, pendapatan, mutu hasil pertanian dan lapangan kerja. Namun demikian pengembangan agroindustri masih banyak menghadapi hambatan dan keterbatasanketerbatasan antara lain tenaga ahli yang mampu melayani kegiatan agroindustri, keterbatasan manajemen dan akses pasar. Selain itu, menghadapi risiko yang unik ikutan dari penggunaan bahan baku hasil pertanian yaitu berkaitan dengan musim, hama-penyakit dan ketidakpastian pasar. Untuk agroindustri gula kelapa kristal sebagai industri pangan lokal juga memiliki keterbatasan-keterbatasan tersebut. Oleh karena itu, akademisi UPN “Veteran” Yogyakarta terpanggil untuk melakukan tindakan nyata mengatasi keterbatasan yang ada berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah Propinsi DIY melalui Dinas Perkebunan dan Kehutanan serta Dinas Perindustrian dan Perdagangan bekerjasama mengatasi keterbatasan-keterbatasan itu. Sumberdaya Lokal sebagai Dasar Agroindustri Pangan Lokal Gula Kelapa Kristal Hasil kajian untuk Sumberdaya Lokal di Kecamatan Kokap menunjukkan tanaman kelapa yang telah menghasilkan berjumlah 79.685 pohon dengan jumlah perajin gula kelapa sebesar 5.300 orang (Monografi Kecamatan Kokap, 2007). Rata-rata setiap perajin memiliki 15 pohon kelapa sebagai sumber bahan baku agroindustri gula kelapa dan menghasilkan gula kelapa rata-rata dalam sehari sebesar 2 kg. Harga gula kelapa ditingkat petani saat penelitian dilakukan sebesar Rp 7.000/kg. Usaha ini merupakan agroindustri rumahtangga (home industry) sehingga merupakan skala usaha yang kecil. Namun bila skala usaha yang kecil-kecil ini bergabung dalam
suatu kelompok akan merupakan menjadi skala usaha yang cukup besar.
kekuatan
Kemampuan dari Agroindustri Pangan Lokal Gula Kelapa Kristal dalam Meningkatkan Pendapatan dan Kesempatan Kerja Kajian ini menunjukkan dalam satu kelompok agroindustri gula kelapa yaitu kelompok “Ngudi Lestari” terdapat 40 anggota perajin yang bergabung dan seluruh anggotanya adalah bapak-bapak. Hasil wawancara dengan anggota kelompok menunjukkan bahwa anggota merasakan manfaat menjadi anggota kelompok “Ngudi Lestari” dibandingkan saat mereka berusaha sendiri, yaitu 1) dari sisi tambahan modal, mudah untuk memperolehnya dengan bunga sangat rendah (6%/tahun), 2) pelatihan-pelatihan untuk prosesing ataupun manajemen, 3) pemasaran. Saat penelitian ini dilakukan, anggota perajin kelompok “Ngudi Lestari” sedang memperoleh pelatihan untuk memproduksi gula kelapa kristal dari Bapak Sugiyo Ketua Kelompok “Sumber Rejeki” yang difasilitasi oleh Pemerintah Daerah. Satu-satunya kelompok agroindustri gula kelapa yang sudah memproduksi gula kelapa kristal di Kecamatan Kokap yaitu kelompok “Sumber Rejeki” yang merupakan produk spesifik lokasi. Kelompok ini memiliki anggota terbanyak yaitu sejumlah 60 orang perajin, sebagian besar anggotanya adalah ibu-ibu (49 orang) dan selebihnya bapak-bapak sejumlah 11 orang. Kelompok “Sumber Rejeki” sudah memproduksi gula kelapa kristal sejak tahun 1997 dengan jumlah anggota diawalnya 19 orang perajin. Di bawah pimpinan Bapak Sugiyo, kelompok ini makin berkembang sampai sekarang. Saat ini produksi gula kelapa kristal yang dihasilkan sebesar 120 kg per hari dengan harga Rp 36.000/kg. Untuk memenuhi kebutuhan pasar, selain gula kelapa kristal yang natural, diproduksi juga gula kelapa kristal dengan tambahan rasa herbal, seperti rasa jahe, kunyit, kunir putih, kencur dan temulawak. Gula kelapa kristal merupakan proses lanjut dari pengolahan gula kelapa tradisional menjadi gula kelapa yang berbentuk kristal berupa butiran-butiran kecil sehingga mudah dan praktis dalam penggunaannya. Analisis usaha menunjukkan tambahan biaya untuk memproduksi gula kelapa kristal berupa bahan bakar, bahan pendukung seperti jahe, kencur dan lainnya serta tambahan tenaga kerja, dikeluarkan biaya sebesar Rp
40
Vini Arumsari Dan Siti Syamsiar : Pemberdayaan Masyarakat Perdesaan Berbasis … 12.000/kg gula kelapa kristal. Berarti added value produk gula kelapa kristal dibandingkan dengan gula kelapa tradisional sebesar Rp 17.000/kg. Perlu tambahan tenaga kerja dua orang dan tambahan waktu selama 3 jam kerja. Mutu gula kelapa kristal lebih baik dari gula kelapa tradisional sebagai perbandingan untuk kadar air gula kelapa kristal berkisar 2% – 3% dari berat bahan mempunyai daya simpan sampai dengan satu tahun sedangkan gula kelapa tradisional memiliki kadar air antara 9% – 11% berat bahan dan daya simpan hingga dua bulan. Pemasaran gula kelapa kristal ini ke kotakota besar seperti Jakarta, Surabaya,Semarang , Bali, Balikpapan, selain itu juga ke luar negeri seperti Arab Saudi, Singapura, dan Malaysia. Kelompok “Sumber Rejeki” juga sudah memiliki web-site sehingga dapat memasarkan melalui internet : www.gulasemutjogja.com. Peran Pemerintah Daerah bagi Kelompok Petani dan Perajin Gula Kelapa Kristal Hasil kajian menunjukkan agroindustri gula kelapa kristal dapat memberikan nilai tambah produk, meningkatkan pendapatan dan lapangan kerja serta kelompok gula kelapa kristal “Sumber Rejeki” merupakan penghela bagi kelompokkelompok lainnya. Peran Pemerintah Daerah dalam memfasilitasi kerja kelompok sangat diperlukan sehingga timbul sinergi dari bawah (bottom-up) dan dari atas (top-down). Pada gilirannya, agroindustri pangan lokal gula kelapa kristal memberikan pemberdayaan masyarakat di Kecamatan Kokap pada khususnya dan kondisi ini dapat dikembangkan di daerah-daerah lain yang memiliki indigenous resources relatif sama. PENUTUP Meskipun akhir-akhir ini agroindustri mengalami perkembangan, akan tetapi pengembangan agroindustri masih banyak menghadapi hambatan dan keterbatasanketerbatasan antara lain tenaga ahli yang mampu melayani kegiatan agroindustri, keterbatasan manajemen dan akses pasar. Oleh karena itu, akademisi UPN “Veteran” Yogyakarta terpanggil untuk melakukan tindakan nyata mengatasi keterbatasan yang ada berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah Propinsi DIY melalui Dinas Perkebunan dan Kehutanan serta Dinas Perindustrian dan Perdagangan bekerjasama mengatasi keterbatasan-keterbatasan itu.
Identifikasi sumberdaya lokal (indigenous resources) sebagai basis agroindustri pangan lokal gula kelapa kristal, menunjukkan pohon kelapa sebagai bahan baku di Kec. Kokap cukup besar. Agroindustri pangan lokal gula kelapa kristal dapat meningkatkan nilai tambah, pendapatan dan lapangan kerja di Kecamatan Kokap. Peran kelompok sebagai wadah kelembagaan perajin gula kelapa, cukup besar yaitu sebagai akses modal, pelatihan dan pasar. Kelompok “Sumber Rejeki” berperan sebagai penghela kelompok lainnya untuk memproduksi gula kelapa kristal di Kecamatan Kokap. Peran Pemerintah Daerah dalam memfasilitasi kerja kelompok sangat diperlukan sehingga timbul sinergi dari bawah (bottom-up) dan dari atas (top-down). Pada gilirannya agroindustri pangan lokal gula kelapa kristal memberikan pemberdayaan masyarakat di Kecamatan Kokap pada khususnya, dan kondisi ini dapat dikembangkan di daerah-daerah lain yang memiliki indigenous resources relatif sama. DAFTAR PUSTAKA Drucker, P.F, 1993. Innovation and Entrepreneurship, Practice and Principles. Harper Business. A Division of Harper Collins Publisher. Gumbira, Said dan A. Harizt Intan, 2001. Manajemen Agribisnis. Ghalia Indonesia. Jakarta. Kecamatan Kokap , 2007. Monografi Kecamatan Kokap . Arsip Kecamatan Kokap , Kabupaten Kulon Progo. Mahoney Y.T and Pandian, 1992. The Resource Based View Within Conversation of Strategic Management. Strategic Management Journal. Robbins P.S, 2002. Organizational Behaviour : Concept Controversies and Applications. Sixth Edition. New York : Prentice Hall Inc. Santoso, H.B, 2003. Pembuatan Gula Kelapa. Kanisius.Yogyakarta. Soetanto, E. 1998. Membuat Gula Kelapa Kristal. Kanisius. Yogyakarta. Sumodiningrat, G. 2001. Responsi Pemerintah Terhadap Kesenjangan Ekonomi. PT Cipta Visi Mandiri. Jakarta. Zimmerer, W. Thomas and Norman Scarborough, 1996. Entrepreneurship and The New Venture Formation. New Jersey : Prentice Hall International Inc.
41