SEMINAR NASIONAL Optimalisasi Potensi Sumberdaya Lokal Menghadapi MEA 2015 Yogyakarta, 23 Mei 2015
PROSIDING EDITOR: Siti Yusi Rusimah Indardi Muhammad Fauzan Achmad Fachruddin
Kerjasama antara: Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia (PERHEPI) i
PROSIDING SEMINAR NASIONAL OPTIMALISASI POTENSI SUMBERDAYA LOKAL MENGHADAPI MEA 2015 Yogyakarta, 23 Mei 2015
TIM PENYUSUN PENGARAH: Ir. Eni Istiyanti, MP Dr. Ir. Widodo, MP EDITOR: Ketua Anggota
: Ir. Siti Yusi Rusimah, MP : Dr. Ir. Indardi, MSi Muhammad Fauzan, SP. MSc Achmad Fachruddin, SE. MSi
DESAIN DAN TATA LETAK: Rohandi Azis
Diterbitkan oleh: PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Jl. Lingkar Selatan Tamantirto, Bantul. D.I.Yogyakarta 55183 Telp : +62274 387656 Faks : +62274 387646 e-mail :
[email protected],
[email protected] Website : http://agribisnis.umy.ac.id
ISBN: 978-602-7577-43-5
ii
KATA PENGANTAR Puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT atas limpahan kenikmatan yang telah kita terima, sehingga PROSIDING Seminar Nasional dengan tema Optimalisasi Sumberdaya Lokal Menghadapi MEA 2015 dapat diterbitkan. PROSIDING disusun berdasarkan hasil SEMINAR NASIONAL kerjasama Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian UMY dengan Perhepi Komda DIY yang dilaksanakan pada tanggal 23 Mei 2015 di Yogyakarta. Penyelenggaraan seminar dimaksudkan untuk mengenal dan memahami berbagai situasi dalam mempersiapkan masyarakat pelaku ekonomi di Indonesia menghadapi Masyarakat Ekonomi Asia. Sebagai negara agraris terbesar di Asia Tenggara, Indonesia memiliki potensi sumberdaya lokal yang berlimpah. Optimalisasi sumberdaya penting dan mendesak untuk dilakukan agar produk yang dihasilkan oleh para pelaku ekonomi dapat bersaing dengan negara lain. Seminar melibatkan
peneliti, dosen, mahasiswa dan anggota Perhimpunan
Ekonomi Pertanian Indonesia (PERHEPI), yang mempresentasikan empat makalah utama dan 47 (empat puluh tujuh) makalah pendukung. Presentasi dibagi dalam empat kelompok sub tema, yaitu Kewirausahaan dan Pasar, Teknologi dan Industri, Sumberdaya dan Kearifan Lokal, serta Kemitraan dan Komunikasi. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada keynote speech Dr. Ir. Johnny Walker Situmorang, MS (Kementerian Koperasi dan UKM), Prof. Dr. Bambang Cipto (Rektor UMY), para narasumber Dr. Bayu Krisnamurthi, M.Si (Ketua Perhepi Pusat), H. Suharyo Husen (Direktur Pondok Ratna Farm), dan Prof. Dr. Ir. Masyhuri (Ketua Perhepi Komda DIY), tamu undangan serta seluruh peserta seminar nasional. Tak lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada Perhepi Komda DIY, Program Studi Agribisnis UMY dan seluruh panitia atas terselenggaranya seminar dan terbitnya PROSIDING ini. Semoga Allah SWT meridhai semua segala usaha kita dan mencatatnya sebagai amal ibadah. Amin.
Yogyakarta, 19 Juni 2015 Ketua Panitia Seminar Nasional
Dr. Aris Slamet Widodo, SP, MSc
iii
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ....................................................................................................... Optimalisasi Potensi Sumberdaya Lokal dalam Menghadapi MEA 2015 .................
iii 1
Suharyo Husen
SUBTEMA: KEWIRAUSAHAAN DAN PASAR ........................................................ Profil dan Kinerja UMKM Pangan Olahan Perempuan di Daerah Istimewa Yogyakarta
28 29
Ummu Harmain, Slamet Hartono, Lestari Rahayu Waluyati, Dwidjono Hadi Darwanto
Upaya Peningkatan Keuntungan Pengrajin Batik Tulis ‖Labako‖ Melalui Aplikasi Teknologi Tool Linux Berbasis Metode Fraktal di Kabupaten Jember.............................
41
Syamsul Hadi, Taufiq Timur Warisaji
Sistem Distribusi Ternak dan Hasil Ternak Sapi Potong di Indonesia..............................
52
Bambang Winarso
Strategi Pengembangan Sukun sebagai Komoditas Unggulan Kepulauan Seribu di DKI Jakarta.....................................................................................................................
67
Waryat, Muflihani Yanis, Kartika Mayasari
Persepsi dan Evaluasi Pengembangan Jambu Mete di Desa Wisata Karangtengah, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul..............................................................................
82
Banyuriatiga, Aris Slamet Widodo, Sriyadi
Strategi Pemasaran Dodol Nanas Tangkit di Muara Jambi (Studi Kasus pada CV. Tulimario Tangkit Muara Jambi)..................................................
91
Erwan Wahyudi, Adri, Endrizal
Peluang Pengembangan Peyek Kripik Pegagan di Kawasan Rumah Pangan Lestari Cancangan, Sleman............................................................................................................
103
Murwati, Nurdeana, Sutardi
Perkembangan Komoditas Bawang Merah Indonesia dan Daya Saing di Pasar Internasional.........................................................................................................
110
Nanang Kusuma Mawardi
Validasi Peluang Pasar Hasil Tangkapan dan Produk Olahan Ikan pada Masyarakat Lokal Wilayah Pesisir di Kabupaten Merauke.......................................
119
Untari, Dirwan Muchlis, Norce Mote, David S. Pangaribuan, Boni Lantang, Irianis Latupeirissa, Rosa D Pangaribuan, Tarsisius Kanna
Studi Komparatif Kelayakan Usahatani Jamur Tiram Dataran Tinggi dan Dataran Rendah di DIY...............................................................................................
130
Nurul Salehawati
SUBTEMA: TEKNOLOGI DAN INDUSTRI .............................................................. Pengembangan Mesin Sangrai Kopi Berbahan Bakar Lokal di Kabupaten Alor Nusa Tenggara Timur......................................................................................................... Arustiarso, Puji Widodo, Atika Hamaisa
iv
142 143
Penyaluran, Pengelolaan dan Kinerja Mesin Tanam Bibit Padi (Rice Transplanter) di Jawa Tengah...................................................................................................................
150
Chanifah, E. Kushartanti, D. Sahara
Analisis Pengaruh Wind Barier dan Sumur Renteng terhadap Produksi dan Risiko Usahatani Konservasi Lahan Pantai di Kabupaten Bantul.................................................
171
Aris Slamet Widodo
Model Pengembangan Pertanian Perdesaan Melalui Inovasi (M-P3MI) Berbasis Kakao di Aceh Timur.....................................................................................................................
183
Basri A. Bakar, Abdul Azis
Efisiensi Teknis Usahatani Padi di Subak Gubug I Kabupaten Tabanan...........................
194
Nyoman Ngurah Arya, I Ketut Mahaputra, Jemmy Rinaldi
Uji Adaptasi dan Respon Petani terhadap Empat Varietas Kedelai untuk Mendukung Ketahanan Pangan di Gunungkidul....................................................................................
206
Charisnalia Listyowati, Sri Wahyuni Budiarti, Eko Srihartanto
Efisiensi Produksi Susu Kambing pada Usahatani Integrasi Tanaman Kopi-Kambing di Kecamatan Busungbiu....................................................................................................
214
Nyoman Ngurah Arya, I Ketut Mahaputra, Suharyanto
Analisis Biaya Produksi Sistem Integrasi dari Limbah Perkebunan dan Limbah Agroindustri di Kabupaten Kampar...............................................................
225
Evy Maharani, Susy Edwina, Joko Prestiwo
Pengembangan Teknologi Tepatguna Biogas ...................................................................
236
Arustiarso, Teguh Wikan W, Ahmad Ashari
Analisis Kesesuaian Inovasi Teknologi dengan Kebutuhan Petani di Provinsi Aceh........
245
Basri A. Bakar, Abdul Azis, Nazariah
Efisiensi Penggunaan Alsintan dalam Usahatani di Lahan Pasir Pantai Selatan Kabupaten Bantul...............................................................................................................
257
Subagyo, Nugroho Siswanto
Pengaruh Faktor Produksi dalam Penerapan Pengelolaan Tanam Terpadu (PTT) Padi Sawah di Bali..............................................................................................................
265
I Ketut Mahaputra, Suharyanto, Ngurah Arya
SUBTEMA: SUMBERDAYA DAN KEARIFAN LOKAL ......................................... Revolusi Sumber Daya Berbasis Kearifan Lokal.............................................................
277 278
Amruddin
Analisis Komoditas Unggulan Tanaman Pangan Spesifik Lokasi di Provinsi Jambi........
285
Adri, Erwan Wahyudi, Endrizal
Zonasi Kawasan Terpapar Erupsi Gunung Merapi 2010 di Desa Kepuharjo sebagai Dasar Penentuan Tingkat Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Jagung (Zea Mays L.).......
297
Siska Ema Ardiyanti, Gunawan Budiyanto, Mulyono
Paradigma Baru Lahan Sawah sebagai Strategi Melestarikan Sumberdaya Lokal yang Ada di Pedesaan......................................................................................................... Markus Patiung, Erna Haryanti, Dwi Prasetyo Yudo
v
312
Analisis Komparatif Tanaman Perkebunan dan Kebutuhan Teknologi Tanaman Karet Rakyat di Provinsi Jambi..........................................................................
324
Firdaus, Erwan Wahyudi, Adri
Strategi Optimasi Petani Gambir di Sebuah Nagari di Limapuluh Kota, Sumatera Barat
335
Osmet
Potensi Pembangunan Biogas di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Permasalahannya….
363
Sriyadi
Keterkaitan Sektor Pertanian dengan Ketahanan Pangan Rumah Tangga di Desa Rawan Pangan Daerah Istimewa Yogyakarta.....................................................
375
Rahima Kaliky, Sri Budhi Lestari, dan Nur Hidayat
Kinerja Usahatani Budidaya Ikan Air Tawar di Kecamatan Sukaratu Kabupaten Tasikmalaya.....................................................................................................
391
Fadhila Najmi Laila Hikmat, Lestari Rahayu, Siti Yusi Rusimah
Implementasi Program Gernas Kakao dalam Rangka Menghadapi MEA di Kabupaten Luwu Sulawesi Selatan................................................................................
400
Eka Triana Yuniarsih, Rahima Kaliky
SUBTEMA: KEMITRAAN DAN KOMUNIKASI ...................................................... Produksi Benih Padi Melalui Pola Kemitraan antara Produsen dengan Penangkar di Daerah Istimewa Yogyakarta.........................................................................................
411 412
Hano Hanafi dan Suradal
Pola Kemitraan Usahatani Kedelai Edamame (Glycine Max (L) Merr) antara Petani dengan PT. Lumbung Padi di Kabupaten Garut...........................................
427
Carkum Cahyanto, Eni Istiyanti
Pengelolaan Dana Penguatan Modal di Kelompok Peternak Sapi Andhini Rejo Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul..............................................................................
436
Budi Fajar Imaduddin, Lestari Rahayu, Siti Yusi Rusimah
Dinamika Kelompok Usaha Budidaya Ikan Nila dengan Sistem Collective Farming......
452
Ilham Ade Zakaria, Siti Yusi Rusimah, Sriyadi
Pembangunan Pertanian Tanpa Kerjasama Sosial: Tantangan Menghadapi MEA 2015... Endry Martius
464
Pengembangan Usaha Ternak Sapi Potong di Indonesia Melalui Program Sarjana Membangun Desa Pengembangan Usaha Ternak Sapi Potong di Indonesia Melalui Program Sarjana Membangun Desa.....................................................................
476
Bambang Winarso
Sejarah Pembangunan dan Perolehan Sertifkasi Ekolabel Hutan Rakyat Desa Sumberejo dan Selopuro............................................................................................ Purwanto
vi
493
Persepsi Petani terhadap Teknologi Pendampingan SL-PTT Kedelai di Gunungkidul .... Murwati, Sri Wahyuni dan Heri Basuki
506
Karakteristik Petani Sistem Integrasi Sapi Kelapa Sawit yang Mempengaruhi Adopsi Inovasi di Kabupaten Pelalawan..........................................
515
Susy Edwina, Evy Maharani, Bungaran Situmorang
Komunikasi Pembangunan untuk Pemberdayaan Masyarakat di Era Otonomi Daerah....
525
Indardi
Keterlibatan Anggota Kelompok Wanita Tani dalam Kegiatan Lumbung Pangan..........
537
Erlyta Dwi Hapsari, Siti Yusi Rusimah, Retno Wulandari
Kemitraan Petani dengan Industri Pengolah Ubi Jalar di Provinsi Jawa Barat ................ Kurnia Suci Indraningsih
vii
550
Prosiding Seminar Nasional: Optimalisasi Potensi Sumberdaya Lokal Menghadapi MEA 2015
POLA KEMITRAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME (Glycine max (L) Merr) ANTARA PETANI DENGAN PT. LUMBUNG PADI DI KABUPATEN GARUT Carkum Cahyanto Eni Istiyanti Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pola kemitraan antara petani dengan perusahaan, tingkat pendapatan dan keuntungan petani, menganalisis kelayakan usahatani kedelai edamame. Responden penelitian ini terdiri dari 50 responden petani yang bermitra PT. Lumbung Padi. Data dikumpulkan dengan observasi dan wawancara langsung kepada responden dan perusahaan, selanjutnya dianalisis secara deskriptif. Analisis data untuk mengatahui tingkat kelayakan usahatani dilakukan pendekatan R/C ratio, Profit Margin dan Break Even Point (BEP). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola kemitraan yang dijalankan antara petani dan PT. Lumbung Padi termasuk dalam pola kemitraan kerjasama operasional agribisnis (KOA). Perusahaan berperan sebagai penyedia modal sarana produksi dan pasar, sedangkan petani sebagai penyedia tenaga kerja dan lahan garapan. Tingkat pendapatan dan keuntungan usahatani edamame petani pada pola kemitraan adalah sebesar Rp 4.872.667 dan Rp 3.222.912. Nilai R/C Ratio dan profit margin usahatani edamame pada pola kemitraan dalam sekali musim tanam adalah sebesar 1,541 dan 54,10%. Nilai BEP harga dan produksi yang diperoleh masing – masing sebesar Rp 5.840 dan 662 kg. Kata kunci: kedelai edamame, kemitraan, kelayakan usahatani. PENDAHULUAN Kedelai merupakan salah satu komoditas pangan yang perlu mendapatkan perhatian lebih dari pemerintah. Hal ini karena kedelai merupakan sumber protein utama masyarakat Indonesia sejak dahulu sampai sekarang dalam bentuk makanan olahan yaitu tahu, tempe dan kecap. Di Indonesia kedelai menempati urutan ketiga sebagai sumber protein secara umum setelah daging dan telur, sedangkan untuk tumbuhan atau sumber protein nabati kedelai menempati urutan pertama. Meskipun demikian produksi kedelai Indonesia tercatat belum maksimal, bahkan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri indonesia masih mengandalkan pasokan kedelai dari luar negeri, khususnya Amerika Serikat. Kedelai edamame memiliki peluang yang bagus dan prospek pasarnya masih terbuka lebar. Harga edamame juga relatif baik, yaitu berkisar antara Rp 7.500 – Rp 9.500 per kg untuk edamame segar. Pembudidaya edamame ini masih relatif sedikit, 427
Prosiding Seminar Nasional: Optimalisasi Potensi Sumberdaya Lokal Menghadapi MEA 2015
sedangkan kebutuhan pasarnya besar. Selain untuk konsumsi di dalam negeri, edamame juga diekspor untuk memenuhi kebutuhan pasar Jepang. Kebutuhan di dalam negeri kurang lebih 700 ton per tahun, sedangkan untuk ekspor ke Jepang diperkirakan mencapai 40 kontainer per bulan sedangkan kemampuan pasokan kita baru mencapai 4 kontainer per bulan (BPS, 2012) Konsep formal kemitraan mengacu pada undang-undang tahun 1995 yang berbunyi ―kerjasama antara usaha kecil menengah atau usaha besar dengan memperhatikan
prinsip
saling
memerlukan,
saling
memperkuat,
dan
saling
menguntungkan‖ (Sumardjo, et al., 2004). Dalam pola kemitraan antara petani dan perusahaan harus saling menyadari kelemahan dan kekuatan masing-masing sehingga dari kedua belah pihak dapat saling mengisi, saling melengkapi, saling memperkuat dan saling mengeksploitasi. Kemitraan usahatani itu sendiri merupakan salah satu upaya dalam pembangunan pertanian yang kedepannya diharapkan mampu meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani melalui program pola kemitraan yang unggul, berdaya saing, dan berkesinambungan. (Sumardjo, et al., 2004) Dalam (Deptan, 1997) tentang pedoman kemitraan usaha, pola-pola kemitraan yang dilaksanakan, antara lain (1) Pola inti-plasama, (2) Pola kemitraan kontrak, (3) Pola kemitraan sub-kontrak, (4) Pola dagang umum, (5) Pola kemitraan keagenan dan (6) Kerjasama Oprasional Agribisnis (KOA). Salah satu perusahaan yang bergerak dalam produksi kedelai edamame adalah PT. Lumbung Padi. Untuk dapat memenuhi pasar dalam negeri dan luar negeri akan kedelai edamame, PT. Lumbung Padi bermitra dengan petani.
Perusahaan ini mulai dirintis
tahun 2010 dengan jumlah anggota kurang lebih 30 petani, pada tahun berikutnya jumlah anggota mengalami peningkatan yang sangat signifikan dengan mencapai jumlah 300 petani, di akhir pertengahan tahun 2013 total petani mitra PT. Lumbung Padi sudah mencapai kurang lebih 500 anggota petani. PT. Lumbung Padi sebagai perusahaan mitra menyediakan sarana produksi, bimbingan teknis, kepastian harga dan pasar. Sedangkan kelompok mitra (petani) menyediakan lahan, menyerahkan semua hasil produksi dan menjalankan menejemen usahatani sesuai ketentuan perusahaan mitra. Petani yang bermitra pada umumnya tidak memiliki surat perjanjian, kerjasama berdasarkan azas kepercayaan, kekeluargaan dan saling membutuhkan. Tujuan penelitian yaitu mengetahui pola kemitraan antara petani kedelai edamame dengan PT. Lumbung Padi dan kelayakan usahatani kedelai edamame. 428
Prosiding Seminar Nasional: Optimalisasi Potensi Sumberdaya Lokal Menghadapi MEA 2015
METODE PENELITIAN Teknik penentuan sampel wilayah dilakukan secara purposive yaitu memilih wilayah yang petaninya melakukan usahatani kedelai edamame dan bermitra dengan PT. Lumbung Padi yakni Kecamatan Cisurupan dan Bayongbong sebagai lokasi penelitian.
Dua Kecamatan ini dipandang sudah mewakili petani yang bermitra
berdasarkan karakteristik wilayahnya. Kecamatan Cisurupan terpilih untuk mewakili karakteistik wilayah dataran tinggi, sedangkan Kecamatan Bayongbong terpilih untuk mewakili karakteristik wilayah dataran rendah. Total petani di dua kecamatan terpilih dan aktif bermitra sebanyak 235 jiwa. Sampel petani diambil sebanyak 50 responden, yang dipilih secara proportional random sampling dari setiap karakteristik wilayah, yaitu 32 petani di Kecamatan Cisurupan dan 18 petani di Kecamatan Boyongbong. Jenis data yang digunakan terdiri dari data primer dan sekunder yang diperoleh melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Analisis data dilakukan secara deskriptif yaitu untuk mengetahui pola kemitraan
dan
pendekatan kuantitatif untuk menganalisis
kelayakan usahatani. Analisis kelayakan usahatani menggunakan alat ukur Revenue Cast Ratio (R/C), Profit Margin dan Break Even Point (BEP) yang secara matematis dituliskan: R/C
= TR / TC
Profit Margin
=
BEP Harga
=
atau
BEP Produksi
=
atau
Keterangan : TR TC
X 100%
= Total Revenue (Penerimaan Total) = Total Cost (Biaya Total)
TEC = Total Exsplisit Cost ( Total biaya eksplisit) TIC = Total Implisit Cost ( Total biaya implisit) Py
= Harga produk
429
Prosiding Seminar Nasional: Optimalisasi Potensi Sumberdaya Lokal Menghadapi MEA 2015
HASIL DAN PEMBAHASAN Keberhasilan
petani
dalam
mengelola
usahataninya
sangat
dipengaruhi
karakteristik petani antara lain umur, tingkat pendidikan, status pemilikan lahan, luas lahan dan pengalaman bermitra. Karakteristik petani sampel disajikan pada tabel 1. Tabel 5. Karakteristik petani kedelai Edamame yang bermitra dengan PT. Lumbung Padi di Kabupaten Garut tahun 2014 No 1
2
3
4
5
Uraian Umur (thn) < 35 35 – 50 >50 Tingkat Pendidikan Tidak Sekolah SD SMP SMA Status pemilikan lahan Milik sendiri Sewa Bagi hasil Luas lahan (m2 ) < 1.000 1.000 – 2.000 >2.000 Pengalaman bermitra (thn) <1 1 –2 >2
Jumlah petani
Persentase (%)
7 26 17
14 52 34
2 18 7 1
8 76 14 2
35 11 4
70 22 8
19 14 17
38 28 34
5 35 10
10 70 20
Bardasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa 52 % petani kedelai edamame yang bermitra dengan PT. Lumbung Padi berumur antara 35 sampai 50 tahun yang berarti masih produktif. Secara fisik petani masih mampu mengelola usahataninya sendiri. Dilihat dari tingkat pendidikannya, hampir semua petani berpendidikan SD dan SMP, bahkan ada yang tidak pernah menempuh pendidikan formal di sekolah. Meskipun pendidikannya rendah, petani mampu menerima informasi-informasi yang disampaikan oleh penyuluh dalam bimbingan teknis dan menerapkannya dalam berusahatani kedelai edamame sehingga hasilnya cukup baik. Sebagian besar status kepemilikan lahan petani adalah milik sendiri dengan perbandingan 70%, sedangkan 22% masih sewa dan 8% bagi hasil. Dalam hal ini 30% petani masih belum memiliki kemampuan dalam kepemilikan lahan milik sendiri dalam menjalankan usahatani budidaya edamame. Sebagian besar petani kedelai edamame di Kabupaten Garut belum lama dalam mengikuti kemitraan dengan PT. Lumbung Padi, 80% petani baru bermitra kurang dari 430
Prosiding Seminar Nasional: Optimalisasi Potensi Sumberdaya Lokal Menghadapi MEA 2015
2 tahun.
Meskipun demikian petani merasa nyaman dan percaya dengan sistem
kemitraan yang dilakukan dengan PT. Lumbung Padi. Sebagian besar petani tidak mempunyai surat perjanjian tertulis. Pola kemitraan yang terjalin antara PT. Lumbung Padi dengan petani memiliki kewajiban yang harus dipenuhi oleh masing-masing pihak. Dalam pola kemitraan ini, petani disebut mitra tani atau pihak kedua dan perusahaan sebagai perusahaan mitra atau pihak pertama. Berikut adalah isi kontrak kerjasama tertulis dalam menjalankan pola kemitraan. a. Kewajiban perusahaan (pihak pertama) (i)
Memprogram semua lahan yang akan dimitrakan.
(ii) Menyediakan sarana produksi benih yang direncanakan tanam. (iii) Membantu dalam teknis budidaya. (iv) Membeli semua produk yang dihasilkan oleh pihak kedua setelah memenuhi standar kualitas yang ditetapkan perusahaan. (v) Penjemputan semua produk dari mitra tani dengan menggunakan kendaraan oprasional perusahaan. b. Kewajiban mitra tani (pihak kedua) (i) Membiayai kebutuhan oprasional budidaya edamame. (ii) Menyediakan tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan. (iii) Mengikuti petunjuk dari penyuluh lapangan mengenai teknis budidaya. (iv) Mengikuti program tanam dan panen yang ditentukan pihak pertama. (v) Menjual seluruh hasil produksi yang memenuhi standar kualitas yang ditentukan kepada pihak pertama. Berdasarkan pengamatan di lapangan menjelaskan bahwa kontrak kerjasama yang disepakati kedua belah pihak telah berjalan sangat baik. Mitra tani menjelaskan bahawa hak dan kewajiban perusahaan sudah dijalankan sesuai ketentuannya. Bahkan petani memandang pola kemitraan yang dijalankan sangat mempermudah petani dalam memasarkan hasil produksinya, petani tidak direpotkan dengan permasalahan terkait pasar yang belum jelas. PT. Lumbung Padi dalam menjalankan kewajiban membantu petani melakukan teknis budidaya melakukan kegiatan bimbingan teknis. Materi bimbingan teknis yang disampaikan penyuluh antara lain menyampaikan jadual penanaman, pola tanam, memantau kebutuhan benih per luasan lahan, cara penanaman, jumlah lobang tanam, cara pemeliharaan (jadual pemupukan dan jenis pupuk yang digunakan, identifikasi 431
Prosiding Seminar Nasional: Optimalisasi Potensi Sumberdaya Lokal Menghadapi MEA 2015
jenis hama dan penyakit serta obat pengendaliannya), rencana atau jadual panen, teknik pemanenan, perlakuan pasca panen dan penyampaian kriteria standar edamame yang diterima perusahaan. Kenyataan di lapangan tidak setiap kali melaksanakan bimbingan teknis tenaga penyuluh menyampaikan materi terkait budidaya edamame, alasannya petani sudah mengetahui permasalahan yang dihadapi dalam budidaya edamame dan sudah tahu pula solusi yang harus diambil. Kedatangan tenaga penyuluh kepada mitra tani lebih untuk melaksanakan pengontrolan tanaman edamame dan diskusi terkait apa yang sedang dihadapi oleh petani.
Sesekali penyuluh melakukan tugasnya, biasanya dilakukan
kepada mitra tani yang baru bergabung dalam pola kemitraan yang dilaksanakan PT. Lumbung Padi. Metode penyampaian materi yang dilakukan tenaga penyuluh terkait bimbingan teknis yaitu secara lisan. Tenaga penyuluh juga memberikan contoh kepada petani misalkan terkait teknik pemanena supaya lebih efektif dan efisien. Perusahaan menetapkan harga beli produk kepada petani sebesar Rp 9.000 per kg sesuai standar perusahaan. Harga tersebut di atas rata – rata harga pasar yang berkisar Rp 6.000 sampai Rp 7.500 per kg. Pembayaran dilakukan oleh perusahaan dua minggu setelah produk dikirim dan bahkan bisa mencapai satu bulan setelahnya.
Waktu
pembayaran dua minggu setelah produk terkirim untuk petani yang memanen kedelai edamame pada tiga hari pertama setiap minggu, sedangkan yang pembayarannya sampai satu bulan yaitu untuk petani yang pemanenan pada tiga hari terakhir setiap minggu. Proses pembayaran dilakukan melalui jaringan perbankan yang tersedia, . jadi setiap petani sudah mempunyai rekening bank yang telah ditentukan perusahaan atau proses pembayaran dilakukan melewati pihak ketiga yang memiliki buku rekening sesuai ketentuan perusahaan. Berdasarkan hak dan kewajiban dari masing-masing pihak, pola kemitraan yang terjalin antara PT. Lumbung Padi dengan petani dalam memproduksi edamame termasuk kedalam golongan pola kemitraan Kerjasama Oprasional Agribisnis (KOA). Pola kemitraan KOA menempatkan petani mitra sebagai penyedia lahan, biaya produksi dan tenaga kerja, sedangkan PT. Lumbung Padi sebagai penyedia sarana produksi benih, penyuluhan bimbingan teknis dan jaminan pasar. Alasan PT. Lumbung Padi tidak menjadi penyedia semua sarana produksi adalah diperkirakan petani akan melaksanakan kegiatan pertanian dengan santai karena sudah disiapkan modal oleh perusahaan, petani tidak memiliki rasa tanggung jawab atas yang diusahakannya dikhawatirkan produktivitas petani rendah. 432
Prosiding Seminar Nasional: Optimalisasi Potensi Sumberdaya Lokal Menghadapi MEA 2015
Tabel 2. Total biaya usahatani kedelai Edamame pola kemitraan dengan PT. Lumbung Padi di Kabupaten Garut dalam per musim tanam (1.893 m2) Biaya Eksplisit Biaya (Rp) TKLK 1.592.858 Pupuk 1.123.090 Pestisida dan ZPT 464.004 Benih 650.000 Sewa lahan 426.000 Penyusutan alat 51.381 Irigasi 5.720 Pajak lahan 9.165 Total Biaya eksplisit 4.307.333 Biaya Implisit Biaya (Rp) TKDK 894.475 Sewa lahan sendiri 561.450 Bunga modal sendiri* 193.830 Total Biaya Implisit 1.649.755 Keterangan : * Suku bunga pinjaman bank sebesar 18% per tahun atau 4,5% per musim Dalam melakukan usahatani kedelai edamame petani mengeluarkan biaya untuk pembelian sarana produksi kecuali benih, membiayai tenaga kerja dan peralatan. Pada periode tanam Bulan September sampai November 2014 petani mengeluarkan total biaya (eksplisit dan implisit) untuk usahatani kedelai edamame sebesar Rp 5.957.088 dengan luas lahan 1.893 m2. Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa biaya eksplisit yang paling besar adalah biaya tenaga kerja luar keluarga. Usahatani kedelai edamame membutuhkan biaya tenaga kerja yang cukup besar terutama untuk pengolahan lahan, panen dan penyiangan. Biaya pupuk menempati urutan kedua setelah tenaga kerja. Pupuk yang digunakan terdiri dari Za, Ponska, KCl, SP36, NPK, Urea dan pupuk organik berupa pupuk kandang. Berdasarkan tabel 3, diketahui bahwa usahatani kedelai edamame memberikan pendapatan yang cukup tinggi untuk petani. Hal ini karena petani menggunakan benih unggul dan bersertifikat dan memperoleh jaminan harga dari perusahaan PT. Lumbung Padi. Meskipun demikian pendapatan petani masih dapat ditingkatkan jika produk di bawah standar berkurang. Nilai R/C yang diperoleh sebesar 1,541 yang artinya setiap Rp 1 biaya yang dikeluarkan petani akan memperoleh penerimaan sebesar Rp 1,541.
433
Prosiding Seminar Nasional: Optimalisasi Potensi Sumberdaya Lokal Menghadapi MEA 2015
Tabel 3. Pendapatan, keuntungan, R/C dan profit margin usahatani kedelai Edamame pada pola kemitraan dengan PT. Lumbung Padi di Kabupaten Garut (1.893 m2 ) No Uraian Biaya (Rp) Nilai 1 Penerimaan 9.180.000 2 Biaya eksplisit 4.307.333 3 Biaya Implisit 1.649.755 4 Total Biaya 5.957.088 5 Pendapatan 4.872.667 6 Keuntungan 3.222.912 7 R/C 1,541 8 Profit Margin 54,10% 9 BEP Harga 5.840 10 BEP Produk 662 Nilai profit margin sebesar 54,10% dapat diartikan bahwa setiap Rp 100 biaya yang dikeluarkan akan mendatangkan keuntungan sebesar Rp 54,10. Nilai BEP harga yang diperoleh sebesar Rp 5.840, dengan begitu dapat diartikan budidaya kedelai edamame dengan luas lahan 1.893 m2 sudah kembali modal pada tingkat harga sebesar Rp 5.840 dengan jumlah produksi sebanyak 1.020 kg. Nilai BEP produksi sebesar 662 kg, yang artinya budidaya kedelai edamame dengan luas lahan 1.893 m2 pada jumlah produksi 662 kg modal sudah bisa kembali dengan harga beli produk sebesar Rp 9.000 per kilogram. Berdasarkan nilai R/C dan profit margin
dapat disimpulkan bahwa
usahatani kedelai edamame pola kemitraan dengan PT. Lumbung Padi layak dikembangkan. KESIMPULAN Pola kemitraan yang dijalankan antara petani dan PT. Lumbung padi termasuk kedalam pola kemitraan Kerjasama Oprasional Agribisnis (KOA), dimana perusahaan sebagai penyedia sarana produksi benih dan pasar, sedangkan petani sebagai penyedia tenaga kerja dan lahan garapan.
Kerjasama yang dijalankan berdasarkan azaz
kepercayaan, saling membutuhkan dan kekeluargaan. Usahatani edamame pada pola kemitraan layak untuk diusahakan ditinjau dari R/C dan profit margin. Nilai R/C dan profit margin usahatani edamame pada pola kemitraan dalam sekali musim tanam adalah sebesar 1,541 dan 54,10%. Nilai BEP harga dan produksi yang diperoleh masing–masing sebesar Rp 5.840 dan 662 kg.
434
Prosiding Seminar Nasional: Optimalisasi Potensi Sumberdaya Lokal Menghadapi MEA 2015
DAFTAR PUSTAKA Anonim, 2011. Kandungan Gizi Kedelai Edamame. [Online] http://docs.google.com [Diakses 18 Maret 2014].
Available at:
BPS, 2012. Prospek Bisnis Budidaya Edamame. [Online] Available at: www.bps.go.id [Diakses 7 Maret 2014]. BPS, 2013. Statistik kabupaten. [Online] [Diakses 10 januari 2014].
Available at: http://www.garutkab.go.id
Deptan, 1997. Pedoman Kemitraan Usaha Pertanian. [Online] Available at: Http://deptan.go.id [Diakses 21 Maret 2014]. Fuad, M., 2005. Manajemen Agribisnis. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Mulyana, D., 2003. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Sumardjo, Sulaksana, Jaka & Aris, 2004. Teori Dan Praktik Kemitraan Agribisnis. Depok: Penebar Swadaya.
435