SEMINAR NASIONAL Optimalisasi Potensi Sumberdaya Lokal Menghadapi MEA 2015 Yogyakarta, 23 Mei 2015
PROSIDING EDITOR: Siti Yusi Rusimah Indardi Muhammad Fauzan Achmad Fachruddin
Kerjasama antara: Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia (PERHEPI) i
PROSIDING SEMINAR NASIONAL OPTIMALISASI POTENSI SUMBERDAYA LOKAL MENGHADAPI MEA 2015 Yogyakarta, 23 Mei 2015
TIM PENYUSUN PENGARAH: Ir. Eni Istiyanti, MP Dr. Ir. Widodo, MP EDITOR: Ketua Anggota
: Ir. Siti Yusi Rusimah, MP : Dr. Ir. Indardi, MSi Muhammad Fauzan, SP. MSc Achmad Fachruddin, SE. MSi
DESAIN DAN TATA LETAK: Rohandi Azis
Diterbitkan oleh: PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Jl. Lingkar Selatan Tamantirto, Bantul. D.I.Yogyakarta 55183 Telp : +62274 387656 Faks : +62274 387646 e-mail :
[email protected],
[email protected] Website : http://agribisnis.umy.ac.id
ISBN: 978-602-7577-43-5
ii
KATA PENGANTAR Puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT atas limpahan kenikmatan yang telah kita terima, sehingga PROSIDING Seminar Nasional dengan tema Optimalisasi Sumberdaya Lokal Menghadapi MEA 2015 dapat diterbitkan. PROSIDING disusun berdasarkan hasil SEMINAR NASIONAL kerjasama Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian UMY dengan Perhepi Komda DIY yang dilaksanakan pada tanggal 23 Mei 2015 di Yogyakarta. Penyelenggaraan seminar dimaksudkan untuk mengenal dan memahami berbagai situasi dalam mempersiapkan masyarakat pelaku ekonomi di Indonesia menghadapi Masyarakat Ekonomi Asia. Sebagai negara agraris terbesar di Asia Tenggara, Indonesia memiliki potensi sumberdaya lokal yang berlimpah. Optimalisasi sumberdaya penting dan mendesak untuk dilakukan agar produk yang dihasilkan oleh para pelaku ekonomi dapat bersaing dengan negara lain. Seminar melibatkan
peneliti, dosen, mahasiswa dan anggota Perhimpunan
Ekonomi Pertanian Indonesia (PERHEPI), yang mempresentasikan empat makalah utama dan 47 (empat puluh tujuh) makalah pendukung. Presentasi dibagi dalam empat kelompok sub tema, yaitu Kewirausahaan dan Pasar, Teknologi dan Industri, Sumberdaya dan Kearifan Lokal, serta Kemitraan dan Komunikasi. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada keynote speech Dr. Ir. Johnny Walker Situmorang, MS (Kementerian Koperasi dan UKM), Prof. Dr. Bambang Cipto (Rektor UMY), para narasumber Dr. Bayu Krisnamurthi, M.Si (Ketua Perhepi Pusat), H. Suharyo Husen (Direktur Pondok Ratna Farm), dan Prof. Dr. Ir. Masyhuri (Ketua Perhepi Komda DIY), tamu undangan serta seluruh peserta seminar nasional. Tak lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada Perhepi Komda DIY, Program Studi Agribisnis UMY dan seluruh panitia atas terselenggaranya seminar dan terbitnya PROSIDING ini. Semoga Allah SWT meridhai semua segala usaha kita dan mencatatnya sebagai amal ibadah. Amin.
Yogyakarta, 19 Juni 2015 Ketua Panitia Seminar Nasional
Dr. Aris Slamet Widodo, SP, MSc
iii
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ....................................................................................................... Optimalisasi Potensi Sumberdaya Lokal dalam Menghadapi MEA 2015 .................
iii 1
Suharyo Husen
SUBTEMA: KEWIRAUSAHAAN DAN PASAR ........................................................ Profil dan Kinerja UMKM Pangan Olahan Perempuan di Daerah Istimewa Yogyakarta
28 29
Ummu Harmain, Slamet Hartono, Lestari Rahayu Waluyati, Dwidjono Hadi Darwanto
Upaya Peningkatan Keuntungan Pengrajin Batik Tulis ‖Labako‖ Melalui Aplikasi Teknologi Tool Linux Berbasis Metode Fraktal di Kabupaten Jember.............................
41
Syamsul Hadi, Taufiq Timur Warisaji
Sistem Distribusi Ternak dan Hasil Ternak Sapi Potong di Indonesia..............................
52
Bambang Winarso
Strategi Pengembangan Sukun sebagai Komoditas Unggulan Kepulauan Seribu di DKI Jakarta.....................................................................................................................
67
Waryat, Muflihani Yanis, Kartika Mayasari
Persepsi dan Evaluasi Pengembangan Jambu Mete di Desa Wisata Karangtengah, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul..............................................................................
82
Banyuriatiga, Aris Slamet Widodo, Sriyadi
Strategi Pemasaran Dodol Nanas Tangkit di Muara Jambi (Studi Kasus pada CV. Tulimario Tangkit Muara Jambi)..................................................
91
Erwan Wahyudi, Adri, Endrizal
Peluang Pengembangan Peyek Kripik Pegagan di Kawasan Rumah Pangan Lestari Cancangan, Sleman............................................................................................................
103
Murwati, Nurdeana, Sutardi
Perkembangan Komoditas Bawang Merah Indonesia dan Daya Saing di Pasar Internasional.........................................................................................................
110
Nanang Kusuma Mawardi
Validasi Peluang Pasar Hasil Tangkapan dan Produk Olahan Ikan pada Masyarakat Lokal Wilayah Pesisir di Kabupaten Merauke.......................................
119
Untari, Dirwan Muchlis, Norce Mote, David S. Pangaribuan, Boni Lantang, Irianis Latupeirissa, Rosa D Pangaribuan, Tarsisius Kanna
Studi Komparatif Kelayakan Usahatani Jamur Tiram Dataran Tinggi dan Dataran Rendah di DIY...............................................................................................
130
Nurul Salehawati
SUBTEMA: TEKNOLOGI DAN INDUSTRI .............................................................. Pengembangan Mesin Sangrai Kopi Berbahan Bakar Lokal di Kabupaten Alor Nusa Tenggara Timur......................................................................................................... Arustiarso, Puji Widodo, Atika Hamaisa
iv
142 143
Penyaluran, Pengelolaan dan Kinerja Mesin Tanam Bibit Padi (Rice Transplanter) di Jawa Tengah...................................................................................................................
150
Chanifah, E. Kushartanti, D. Sahara
Analisis Pengaruh Wind Barier dan Sumur Renteng terhadap Produksi dan Risiko Usahatani Konservasi Lahan Pantai di Kabupaten Bantul.................................................
171
Aris Slamet Widodo
Model Pengembangan Pertanian Perdesaan Melalui Inovasi (M-P3MI) Berbasis Kakao di Aceh Timur.....................................................................................................................
183
Basri A. Bakar, Abdul Azis
Efisiensi Teknis Usahatani Padi di Subak Gubug I Kabupaten Tabanan...........................
194
Nyoman Ngurah Arya, I Ketut Mahaputra, Jemmy Rinaldi
Uji Adaptasi dan Respon Petani terhadap Empat Varietas Kedelai untuk Mendukung Ketahanan Pangan di Gunungkidul....................................................................................
206
Charisnalia Listyowati, Sri Wahyuni Budiarti, Eko Srihartanto
Efisiensi Produksi Susu Kambing pada Usahatani Integrasi Tanaman Kopi-Kambing di Kecamatan Busungbiu....................................................................................................
214
Nyoman Ngurah Arya, I Ketut Mahaputra, Suharyanto
Analisis Biaya Produksi Sistem Integrasi dari Limbah Perkebunan dan Limbah Agroindustri di Kabupaten Kampar...............................................................
225
Evy Maharani, Susy Edwina, Joko Prestiwo
Pengembangan Teknologi Tepatguna Biogas ...................................................................
236
Arustiarso, Teguh Wikan W, Ahmad Ashari
Analisis Kesesuaian Inovasi Teknologi dengan Kebutuhan Petani di Provinsi Aceh........
245
Basri A. Bakar, Abdul Azis, Nazariah
Efisiensi Penggunaan Alsintan dalam Usahatani di Lahan Pasir Pantai Selatan Kabupaten Bantul...............................................................................................................
257
Subagyo, Nugroho Siswanto
Pengaruh Faktor Produksi dalam Penerapan Pengelolaan Tanam Terpadu (PTT) Padi Sawah di Bali..............................................................................................................
265
I Ketut Mahaputra, Suharyanto, Ngurah Arya
SUBTEMA: SUMBERDAYA DAN KEARIFAN LOKAL ......................................... Revolusi Sumber Daya Berbasis Kearifan Lokal.............................................................
277 278
Amruddin
Analisis Komoditas Unggulan Tanaman Pangan Spesifik Lokasi di Provinsi Jambi........
285
Adri, Erwan Wahyudi, Endrizal
Zonasi Kawasan Terpapar Erupsi Gunung Merapi 2010 di Desa Kepuharjo sebagai Dasar Penentuan Tingkat Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Jagung (Zea Mays L.).......
297
Siska Ema Ardiyanti, Gunawan Budiyanto, Mulyono
Paradigma Baru Lahan Sawah sebagai Strategi Melestarikan Sumberdaya Lokal yang Ada di Pedesaan......................................................................................................... Markus Patiung, Erna Haryanti, Dwi Prasetyo Yudo
v
312
Analisis Komparatif Tanaman Perkebunan dan Kebutuhan Teknologi Tanaman Karet Rakyat di Provinsi Jambi..........................................................................
324
Firdaus, Erwan Wahyudi, Adri
Strategi Optimasi Petani Gambir di Sebuah Nagari di Limapuluh Kota, Sumatera Barat
335
Osmet
Potensi Pembangunan Biogas di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Permasalahannya….
363
Sriyadi
Keterkaitan Sektor Pertanian dengan Ketahanan Pangan Rumah Tangga di Desa Rawan Pangan Daerah Istimewa Yogyakarta.....................................................
375
Rahima Kaliky, Sri Budhi Lestari, dan Nur Hidayat
Kinerja Usahatani Budidaya Ikan Air Tawar di Kecamatan Sukaratu Kabupaten Tasikmalaya.....................................................................................................
391
Fadhila Najmi Laila Hikmat, Lestari Rahayu, Siti Yusi Rusimah
Implementasi Program Gernas Kakao dalam Rangka Menghadapi MEA di Kabupaten Luwu Sulawesi Selatan................................................................................
400
Eka Triana Yuniarsih, Rahima Kaliky
SUBTEMA: KEMITRAAN DAN KOMUNIKASI ...................................................... Produksi Benih Padi Melalui Pola Kemitraan antara Produsen dengan Penangkar di Daerah Istimewa Yogyakarta.........................................................................................
411 412
Hano Hanafi dan Suradal
Pola Kemitraan Usahatani Kedelai Edamame (Glycine Max (L) Merr) antara Petani dengan PT. Lumbung Padi di Kabupaten Garut...........................................
427
Carkum Cahyanto, Eni Istiyanti
Pengelolaan Dana Penguatan Modal di Kelompok Peternak Sapi Andhini Rejo Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul..............................................................................
436
Budi Fajar Imaduddin, Lestari Rahayu, Siti Yusi Rusimah
Dinamika Kelompok Usaha Budidaya Ikan Nila dengan Sistem Collective Farming......
452
Ilham Ade Zakaria, Siti Yusi Rusimah, Sriyadi
Pembangunan Pertanian Tanpa Kerjasama Sosial: Tantangan Menghadapi MEA 2015... Endry Martius
464
Pengembangan Usaha Ternak Sapi Potong di Indonesia Melalui Program Sarjana Membangun Desa Pengembangan Usaha Ternak Sapi Potong di Indonesia Melalui Program Sarjana Membangun Desa.....................................................................
476
Bambang Winarso
Sejarah Pembangunan dan Perolehan Sertifkasi Ekolabel Hutan Rakyat Desa Sumberejo dan Selopuro............................................................................................ Purwanto
vi
493
Persepsi Petani terhadap Teknologi Pendampingan SL-PTT Kedelai di Gunungkidul .... Murwati, Sri Wahyuni dan Heri Basuki
506
Karakteristik Petani Sistem Integrasi Sapi Kelapa Sawit yang Mempengaruhi Adopsi Inovasi di Kabupaten Pelalawan..........................................
515
Susy Edwina, Evy Maharani, Bungaran Situmorang
Komunikasi Pembangunan untuk Pemberdayaan Masyarakat di Era Otonomi Daerah....
525
Indardi
Keterlibatan Anggota Kelompok Wanita Tani dalam Kegiatan Lumbung Pangan..........
537
Erlyta Dwi Hapsari, Siti Yusi Rusimah, Retno Wulandari
Kemitraan Petani dengan Industri Pengolah Ubi Jalar di Provinsi Jawa Barat ................ Kurnia Suci Indraningsih
vii
550
Prosiding Seminar Nasional: Optimalisasi Potensi Sumberdaya Lokal Menghadapi MEA 2015
PERSEPSI DAN EVALUASI PENGEMBANGAN JAMBU METE DI DESA WISATA KARANGTENGAH, KECAMATAN IMOGIRI, KABUPATEN BANTUL Banyuriatiga Aris Slamet Widodo Sriyadi Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
[email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan persepsi petani terhadap pengembangan jambu mete dan mengetahui penerimaan rata-rata petani dari pengembangan jambu mete, dilaksanakan dengan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam 10 tahun terakhir, petani di Desa Karangtengah sudah mengusahakan jambu mete dengan luas lahan 0,18 – 0,25 ha. Pengembangan jambu mete di Desa Karangtengah dilatarbelakangi keprihatinan sejumlah pihak terhadap keberadaan lahan kritis wilayah tersebut yang belum dimanfaatkan masyarakat. Evaluasi program pengembangan menunjukkan bahwa belum semua petani melakukan petunjuk teknis budidaya yang dianjurkan; belum semua petani mengolah hasil panen; dan penjualan hasil panen masih berpusat di area lokal saja. Persepsi petani terhadap program pengembangan jambu mete termasuk dalam kategori sangat baik untuk variabel penggunaan teknologi, penyuluhan dan pengolahan hasil panen; sedangkan variabel penggunaan modal dan sistem pemasaran termasuk dalam kategori baik. Dari rata-rata luas lahan sebesar 0,21 ha petani menerima Rp 3,7 juta yang diperoleh dari penerimaan gelondong mete sejumlah Rp 1.913.640 dan penerimaan dari kacang mete sejumlah Rp 1.787.000. Kata kunci: jambu mete, persepsi, penerimaan. PENDAHULUAN Pariwisata merupakan salah satu sektor yang berperan penting dalam proses pembangunan nasional berbasis sumber daya lokal. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang diandalkan pemerintah untuk memperoleh devisa dan penghasilan non migas. Selain sebagai sumber penerimaan devisa, sektor pariwisata juga mampu menciptakan kesempatan kerja dan adanya kemungkinan bagi masyarakat di wilayah penerima wisatawan untuk meningkatkan tingkat pendapatan dan standar hidup. Disamping itu, sektor pariwisata merupakan sektor ekonomi yang memiliki pertumbuhan yang sangat cepat dibanding dengan sektor ekonomi lainnya.
82
Prosiding Seminar Nasional: Optimalisasi Potensi Sumberdaya Lokal Menghadapi MEA 2015
Pengembangan sektor pariwisata menjadi kegiatan riil yang dapat mengurangi masalah kemiskinan dalam perekonomian (Milasari, 2010). Sebagai daerah tujuan wisata, Kabupaten Bantul memiliki sejumlah potensi obyek dan daya tarik pariwisata alam maupun budaya dan produk unggulan yang berpeluang besar sebagai magnet kunjungan bagi wisatawan. Desa wisata di Kabupaten Bantul pada akhir 2012 tercatat sebanyak 26 (dua puluh enam). Salah satu desa wisata yang saat ini tengah berkembang adalah Desa Wisata Karangtengah yang terdapat di Kecamatan Imogiri. Potensi alam jambu mete merupakan salah satu potensi yang cukup disoroti dari Desa Wisata Karangtengah karena jambu mete merupakan salah satu komoditi unggulan di Karangtengah dan memiliki nilai jual yang cukup tinggi di pasaran. Di Desa Wisata Karangtengah, jambu mete sebanyak kurang lebih lima puluh ribu pohon ditanam di areal Sultan Ground seluas enam puluh ha. Sejak tahun 2005 areal tersebut sudah mulai ditanami jambu mete atas anjuran Gusti Pembayun dengan tujuan awal untuk menghijaukan lahan kritis yang selama ini tidak dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Berdasarkan latar belakang tersebut perlu dilakukan penelitian terkait dengan persepsi petani dan evaluasi yang dilakukan dengan adanya pengembangan jambu mete di Desa Karangtengah. Desa Karangtengah sejak tahun 2007 telah merintis sebagai desa wisata dan salah satu potensi alam yang dikembangkan adalah jambu mete, sehingga penulis menganggap sangat sesuai untuk penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Mendeskripsikan profil kelompok tani, profil petani jambu mete dan pengembangan jambu mete di Desa Wisata Karangtengah, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul; 2) Mengetahui persepsi petani terhadap pengembangan jambu mete di Desa Wisata Karangtengah, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul; dan 3) Mengetahui penerimaan petani dari pengembangan jambu mete di Desa Wisata Karangtengah, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul.
METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di dua Dusun yang ada di Desa Karangtengah, yaitu Dusun Mojolegi dan Dusun Karang Rejek, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul. Lokasi dipilih secara sengaja (purposive) karena desa tersebut merupakan salah satu desa yang telah merintis menjadi desa wisata sejak tahun 2007 dan merupakan salah satu sentra dari pengembangan jambu mete yang ada di Kabupaten Bantul.
83
Prosiding Seminar Nasional: Optimalisasi Potensi Sumberdaya Lokal Menghadapi MEA 2015
Pengambilan sampel petani jambu mete dilakukan berdasarkan informasi dari Ketua Kelompok Tani Catur Makaryo dengan dasar kriteria sampel yang telah dibuat oleh peneliti. Dari 6 Dusun yang ada di Desa Karangtengah, dipilih 2 dusun yaitu Dusun Mojolegi dan Dusun Karangrejek dengan jumlah petani jambu mete masingmasing dusun sebanyak 40 orang sehingga total populasi adalah 80 orang. Jumlah sampel ditentukan sebanyak 30 petani yang dipilih secara acak dari Dusun Mojolegi sejumlah 15 orang dan Dusun Karangrejek sejumlah 15 orang sehingga total sampel sebanyak 30 orang.
PEMBAHASAN Profil Kelompok Tani Catur Makaryo Catur Makaryo adalah kelompok induk yang salah satu perannya adalah menaungi beberapa kelompok tani yang tersebar di beberapa dusun yang ada di Desa Karangtengah. Catur Makaryo terbentuk pada tanggal 31 Maret 2007 dan berpusat di Dusun Mojolegi. Berdasarkan AD/ART, Catur Makaryo memiliki tujuan untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat Desa Karangtengah. Catur Makaryo membidangi beberapa sektor antara lain, sektor kelompok tani, kelompok pemandu wisata, kelompok kerajinan, dan kelompok kesenian. Pengembangan jambu mete Awal mula kegiatan pengembangan jambu mete di desa ini adalah keprihatinan sejumlah pihak terhadap lahan kritis yang ada di Desa Karangtengah yang tidak dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Salah satu lembaga yang tergerak untuk melaksanakan penghijauan tersebut adalah Yayasan Royal Silk (Yarsik) yang merupakan sebuah perusahaan pemintal sutera dari Jepang yang dilibatkan oleh GKR Pembayun, putri sulung Sri Sultan Hamengkubuwono X. Tujuan utama dari penghijauan tersebut adalah untuk
menyelamatkan
lingkungan
perbukitan
sekaligus
mengangkat
derajat
perekonomian masyarakat sekitar. Apabila melihat syarat tumbuh tanaman jambu mete, pengembangan jambu mete di Desa Karangtengah dikatakan sangat tepat karena karakteristik wilayah Desa Karangtengah yang sesuai dengan syarat tersebut. Desa Karangtengah memiliki jumlah bulan hujan sebanyak 6 bulan dengan curah hujan 2.000 mm serta ketinggian tempat 7 mdpl, dimana tanaman jambu mete menginginkan tempat tumbuh di daerah yang memiliki jumlah bulan hujan antara 4-6 bulan dengan curah hujan 1.000–2.000 mm/tahun serta ketinggian antara 1–1.200 mdpl.
84
Prosiding Seminar Nasional: Optimalisasi Potensi Sumberdaya Lokal Menghadapi MEA 2015
Tabel 1. Luas areal, produksi dan produktivitas jambu mete di Kabupaten Bantul Luas Areal (Ha) Produksi Produktivitas Luas Tanaman Belum Tanaman (kw) (kw/ha) tanam Menghasilkan (TBM) Menghasilkan (TM) 1 Bantul 2 Sewon 3 Kasihan 4 Sedayu 5 Pajangan 6,0 6,0 6 Pandak 1,0 1,0 7 Srandakan 2,6 2,6 8 Sanden 217,0 108,0 109,0 1,65 0,02 9 Kretek 12,0 12,0 7,60 0,63 10 Bambanglipuro 11 Pundong 480,0 120,0 360,0 12 Imogiri 907,0 764,0 143,0 71,50 0,50 13 Jetis 1,0 1,0 14 Piyungan 377,7 347,6 30,3 8,64 0,29 15 Pleret 141,0 129,0 12,0 2,90 0,24 16 Dlingo 393,0 378,0 15,0 1,65 0,11 17 Banguntapan -
No
Kecamatan
Profil petani Anggota Kelompok Tani Catur Makaryo yang menjadi responden berjumlah 30 orang dari total 80 petani jambu mete yang ada di kelompok tersebut. Tabel 2. Profil petani jambu mete Variabel Usia
Jenis Kelamin Tingkat Pendidikan
Tanggungan Keluarga
Luas Lahan (Ha)
Pengalaman Bertani Jambu Mete
Kategori 40 – 46 47 – 53 54 – 60 61 – 67 68 – 74 Laki-laki Perempuan < SD SD SMP SMA PT 1 2 3 4 >4 0,10-0,17 0,18-0,25 0,26-0,33 0,34-0,41 0,42-0,50 0-10 11-20 21-30 31-40 >40
Jumlah Responden 6 7 13 3 1 29 1 5 16 3 5 1 1 11 5 8 5 8 17 2 3 12 6 11 1
85
Prosiding Seminar Nasional: Optimalisasi Potensi Sumberdaya Lokal Menghadapi MEA 2015
Persepsi Petani terhadap Pengembangan Jambu Mete Beberapa indikator yang dijadikan acuan dalam menentukan persepsi petani pada variabel pengembangan jambu mete adalah penggunaan teknologi, penggunaan modal, penyuluhan, pedoman budidaya yang tepat, pengolahan hasil panen dan sistem pemasaran. Tabel 3. Persepsi petani jambu mete terhadap penggunaan teknologi No
Item
1 Pengetahuan Responden Tentang Teknologi 2 Ketertarikan Responden Pada Penggunaan Teknologi 3 Pengaruh Penerapan Teknologi dalam Meningkatkan Produksi 4 Pengalaman Responden Mencoba Teknologi 5 Pengaruh Teknologi Pengolahan Terhadap Penerimaan
Distribusi Skor Responden 1 2 3 4 1 3 18 8
Total Skor Rata-rata Skor Kategori Responden Responden 93
3,10
Sangat baik Sangat baik Sangat baik
1
3
18
8
93
3,10
0
0
19
11
101
3,37
9
3
1
17
84
2,80
Baik
0
0
19
11
101
3,37
Sangat Baik
94,4
3,15
Rata-Rata Skor Petani
Sangat Baik
Tabel 4. Persepsi petani jambu mete terhadap ketersediaan modal No
Item
Distribusi Skor Responden 1 2 3 4 1 1 7 21
1
Penting tidaknya Modal
2
Dampak Penggunaan Modal 0 Berupa Uang Tunai Jenis modal yang Dirasa 0 Penting Peminjaman Modal Berupa 15 Uang Tunai Besarnya Modal dalam bentuk 21 uang yang Pernah dipinjam Rata-Rata Skor Petani
3 4 5
Total Skor Responden 108
Rata-rata Skor Kategori Responden 3,60 Sangat baik 3,37 Sangat baik 3,20 Sangat baik 2,50 Baik
0
19
11
101
6
12
12
96
0
0
15
75
5
0
4
46
1,57
85,4
2,85
Tidak Baik Baik
86
Prosiding Seminar Nasional: Optimalisasi Potensi Sumberdaya Lokal Menghadapi MEA 2015
Tabel 5. Persepsi petani jambu mete terhadap penyuluhan No
Item
1 Penting tidaknya Penyuluhan 2 Kehadiran dalam Kegiatan Penyuluhan 3 Manfaat Penyuluhan 4 Kesesuaian Materi dalam Penyuluhan 5 Keaktifan dalam Forum Penyuluhan
Distribusi Skor Rata-rata Total Skor Responden Skor Responden Responden 1 2 3 4 0 1 5 24 113 3,77
Sangat3,43 baik
4
0
5
21
103
3,43
Sangat baik
2 3
2 2
13 13 17 8
97 90
3,23 3,00
Sangat baik Sangat baik
11
4
3
76
2,53
Baik
95,8
3,19
Sangat baik
12
Rata-Rata Skor Petani
Kategori
Tabel 6. Persepsi petani jambu mete terhadap pengolahan hasil panen No
Item
Distribusi Skor Rata-rata Jumlah Skor Responden Skor Kategori Responden Responden 1 2 3 4 1 6 6 17 99 3,30 Sangat baik 0 1 17 12 101 3,37 Sangat baik
1 Inisiatif dalam Mengolah Hasil Panen 2 Perlunya Kemampuan Setiap Petani dalam Mengolah Hasil Panen 3 Motivasi usaha Pengolahan 1 Hasil Panen 4 Pengaruh Pengolahan pada 0 Peningkatan Penerimaan 5 Pengaruhnya dengan kunjungan 3 wisatawan Rata-Rata Skor Petani
0
0
29
117
3,90
0
9
21
111
3,70
1
5
21
104
3,47
106,4
3,55
Sangat baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik
87
3,23
3
Prosiding Seminar Nasional: Optimalisasi Potensi Sumberdaya Lokal Menghadapi MEA 2015
Tabel 7. Persepsi petani jambu mete terhadap sistem pemasaran No 1 2 3 4 5
Distribusi Skor Rata-rata Jumlah Skor Responden Item Skor Kategori Responden Responden 1 2 3 4 Sistem penjualan 2 1 8 19 104 3,47 Sangat baik Perubahan Harga Jual 20 2 5 3 51 1,70 Tidak baik Saluran pemasaran yang 1 0 6 23 111 3,70 Sangat Menguntungkan baik Bentuk Produk yang 25 0 0 5 107 1,50 Tidak Dipasarkan baik Pemasaran dan pengaruhnya 5 2 5 18 96 3,20 Sangat pada Volume Penjualan Baik Rata-rata Skor Petani 93,8 2,71 Baik
Total Penerimaan Petani Total penerimaan petani adalah jumlah uang yang diterima petani jambu mete setelah menjual hasil panen baik dalam bentuk gelondong maupun kacang mete yang dihitung berdasarkan jumlah produksi dikalikan dengan harga jual di wilayah setempat. Penerimaan tunai ini menggambarkan besarnya hasil yang diperoleh petani dalam pengembangan jambu mete. Jika dilihat dari luas lahan keseluruhan yang digunakan untuk budidaya jambu mete ini adalah 60 ha dengan jumlah pohon yang sudah berproduksi sebanyak 25 ribu pohon. Tabel 8. Rata-rata penerimaan petani jambu mete No 1 2
Jenis Produk
Produksi (Kg)
Gelondong Mete 159.47 Kacang Mete 17.87 Total Penerimaan
Harga (Rp) 12.000 100.000
Penerimaan (Rp) 1.913.640 1.787.000 3.700.640
Harga jual gelondong di Desa Karangtengah adalah Rp 12.000 per kg dan untuk kacang mete mencapai Rp 100.000 per kg. Jumlah petani yang menjual gelondong adalah 23 petani dan 7 petani lainnya sudah menjual dalam bentuk kacang mete. Penerimaan petani yang menjual gelondong dengan yang menjual kacang mete jelas akan berbeda. Berdasarkan tabel 8 dapat dilihat penerimaan yang diterima petani yang menjual gelondong dengan yang menjual kacang mete sangat jauh selisihnya. Jika keseluruhan petani menjual gelondong, maka rata-rata penerimaan adalah Rp 1.913.640 per 0,21 ha untuk per kepala keluarga. Tetapi apabila dimasukkan dengan petani yang menjual kacang mete, maka penerimaan rata-rata penerimaan adalah Rp 1.787.000 per
88
Prosiding Seminar Nasional: Optimalisasi Potensi Sumberdaya Lokal Menghadapi MEA 2015
kepala keluarga, sehingga didapatlah penerimaan total dari penerimaan gelondong dan penerimaan kacang mete sebesar Rp 3.700.640. KESIMPULAN Mayoritas responden di Desa Karangtengah berada pada usia 54-60 tahun dan hampir 99% berjenis kelamin laki-laki dengan penguasaan lahan terbanyak sekitar 0.18 – 0.25 ha. Petani yang menjadi responden dalam penelitian ini mayoritas memiliki tingkat pendidikan akhir SD dan jumlah keluarga yang harus dibiayai mayoritas berjumlah 2 orang. Rata-rata petani yang menjadi responden di Desa Karangtengah memiliki pengalaman bertani jambu mete antara 0-10 tahun. Evaluasi kegiatan budidaya memperlihatkan bahwa petani belum sepenuhnya mengikuti petunjuk teknis budidaya yang dianjurkan oleh Dinas Pertanian. Evaluasi pengolahan hasil panen menunjukkan bahwa hingga saat ini hanya 7 petani yang mampu mengolah gelondong menjadi kacang mete dan evaluasi pemasaran menunjukkan hasil bahwa pemasaran selama ini dilakukan masih dalam area Desa Karangtengah saja. Keberadaan showroom yang diharapkan dapat membantu pemasaran pada kenyataannya tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Secara umum, persepsi petani pada program pengembangan jambu mete menunjukkan skor yang sangat baik untuk variabel penggunaan teknologi, penyuluhan, pedoman budidaya dan pengolahan hasil panen, sedangkan variabel penggunaan modal dan sistem pemasaran menunjukkan skor yang cukup baik. Penerimaan tertinggi petani didapat dari hasil panen tahun 2013 terhitung sejak bulan Agustus hingga November. Penerimaan rata-rata petani dari menjual gelondong mencapai Rp 1.913.640 per 0,21 ha untuk setiap kepala keluarga dan penerimaan dari hasil olahan berupa kacang mete mencapai Rp 1.787.000, sehingga total penerimaan petani adalah Rp 3.700.640
89
Prosiding Seminar Nasional: Optimalisasi Potensi Sumberdaya Lokal Menghadapi MEA 2015
UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dekan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Dr. Aris Slamet Widodo, SP, M.Sc dan Dr. Ir. Sriyadi, MP selaku dosen pembimbing dalam penyusunan hasil penelitian, Retno Wulandari, SP, M.Sc selaku dosen penguji hasil penelitian, Kepala Desa Karangtengah, Bapak Sogiyanto selaku Ketua Kelompok Tani Catur Makaryo, serta weluruh pihak yang turut berkontribusi dalam proses penyelesaian penelitian ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu. DAFTAR PUSTAKA Darwati.I.dkk. 2013. Identifikasi Karakter Motfo-Fisiologi Penentu Produktivitas Jambu Mete (Anacardium occidentale). Littri XIX (4) : 186 - 193 Indrawanto,C. 2008. Penentuan Pola Pengembangan Agroindustri Jambu Mete. LITTRI.XIV 920 : 78-86. Kementerian Riset dan Teknologi. Budidaya Pertanian Jambu Mete. 2014 (online). diakses bulan Desember 2015 Kho,D. 2014. Pengertian dan Analisis Penerimaan Sederhana dengan Rumus Pearson (online). http://www.teknikelektronika.comdiakses 19 Januari 2015 Milasari. 2010. Analisis Dampak Ekonomi Kegiatan Wisata Alam (Studi Kasus : Taman Wisata Tirta Sanita, Kabupaten Bogor). Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB, Bogor. Pedoman Umum Pengembangan Desa Wisata Cirangkong Tahap Awal. 2012. Tim KKN-PPM Desa Wisata Cirangkong, Subang. Profil Desa Karangtengah. 2010. Kelompok Tani Catur Makaryo, Karangtengah, Imogiri, Bantul. Sarwono, J. 2014. Penerimaan (online). http://www.jonathansarwono.info diakses 19 Januari 2015 Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. ALFABETA, Bandung. Wihasta, C.R. 2012. Perkembangan Desa Wisata Kembang Arum dan Dampaknya Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Donokerto Kecamatan Turi (online). http://lib.geo.ugm.ac.id diakses 12 Januari 2015.
90