SEJARAH PERKEMBANGAN KESENIAN TARI GAPLIK DI DESA ………| 139
SEJARAH PERKEMBANGAN KESENIAN TARI GAPLIK DI DESA KENDUNG KECAMATAN KWADUNGAN KABUPATEN NGAWI TAHUN 1966-2014 Anjar Mukti Wibowo & Shoffikha Cahyanul Janah* Abstrak Keberadaan tari gaplik diperkirakan sudah ada sejak Indonesia belum merdeka. Gaplik ini merupakan singkatan dari gambaran petunjuk liwat kesenian. latar belakang ditarikannya tari ini karena desa Kendung mengalami bencana pagebluk dan huru hara, dan setelah diadakan tari gaplik keadaan menjadi lebih baik. Tari Gaplik di desa Kendung ditarikan pada hari Jumat Wage. Orang yang menarikannya saat ini adalah saudara Hartono, yang menjadi penerus ayahnya yaitu saudara Kasno. Pada tahun 1966 tari gaplik mulai ditampilkan dalam acara-acara Nyadran di desa-desa yang lain. Diantaranya adalah desa Mbayem, desa Kincang kabupaten Magetan, desa Suratmajan Maospati, dan desa Kinandang kabupaten Magetan. Pada tahun 2005 tari gaplik mulai mewakili kota Ngawi dalam festival kesenian tradisional di Surabaya. Pada bulan januari 2006 tari gaplik kembali mengikuti festival kesenian tradisional se jawa timur di Surabaya. Setelah itu pada tahun 2008 tari gaplik dipercaya kembali dan diikut sertakan dalam lomba kesenian tradisional se Jawa Timur di Bojonegoro, dan untuk ke empat kalinya tari gaplik kembali diikutkan dalam lomba pada Agustus 2010 di Kediri. Setelah dikenal luas oleh masyarakat dan menjadi tari tradisional yang menghibur serta menarik banyak penonton, pada bulan Juni 2013 tari gaplik ditampilkan dalam hari jadi Ngawi di Benteng Pendem kota Ngawi. Kata Kunci : Sejarah, Kesenian,Tari Gaplik Pendahuluan
menandakan bahwa Indonesia memiliki keanekaragaman budaya.
Indonesia
adalah
negara
yang
Edward Burnett Tylor (dalam Elly M
memiliki banyak pulau. Dalam setiap pulau
Setiadi,
yang
terdapat
mengatakan
penduduknya
keseluruhan
yang
mempunyai ciri khas yang tidak sama.
dalamnya
terkandung
Keadaan alam, beragamnya agama, sistim
kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat
sosial, kondisi ekonomi dan lain sebagainya
istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain
membawa pengaruh kepada pola pikir yang
yang didapat seseorang sebagai anggota
bermacam-macam.
pikir
masyarakat”. Keanekaragaman budaya yang
tersebut melahirkan watak serta tingkah
dimiliki Indonesia ini tersebar pada seluruh
laku yang berbeda sesuai tantangan dan
wilayah
keadaan yang mereka hadapi sehari-hari.
memiliki budaya dan adat dengan keunikan
Perbedaan yang ada di Indonesia ini
yang
merupakan sesuatu yang baik karena
menjadi ciri khas dari setiap adat dan
tersebar
berbagai
* *
di
daerah
Indonesia yang
Sehingga
pola
Kama,
di
Ridwan
2007:
“kebudayaan
berbeda-beda.
merupakan
kompleks,
Indonesia.
27)
yang
di
pengetahuan,
Setiap
Keunikan
daerah tersebut
Anjar Mukti Wibowo adalah Dosen Program Studi Pendidikan Sejarah IKIP PGRI MADIUN Shoffikha Cahyanul Janah adalah alumni Program Studi Pendidikan Sejarah IKIP PGRI MADIUN
140 | JURNAL AGASTYA VOL 5 NO 1 JANUARI 2015
budaya yang dimiliki oleh masing-masing
digunakan manusia sebagai sarana untuk
daerah.
memenuhi
kebutuhan
akan
hiburan.
Dari berbagai daerah yang tersebar
Kesenian sendiri tidak dapat terpisahkan
di Nusantara, Jawa Timur merupakan salah
dengan budaya yang didapatkan oleh
satu daerah yang memiliki banyak adat dan
manusia
budaya yang unik. Masyarakat Jawa Timur
Melalui kesenian berupa musik, tarian, atau
umumnya
lukisan
masih
kental
dengan
sebagai manusia
anggota
masyarakat.
memperoleh
suatu
kepercayaan akan adat dan budaya yang
keindahan yang dapat memberikan hiburan
diwariskan oleh nenek moyang mereka.
dan kesenangan.
Masih
banyak
masyarakat
tetap
Seni tari merupakan seni yang dapat
melestarikan adat dan budaya yang mereka
diserap melalui indra penglihatan, dimana
miliki. Ngawi adalah salah satu Kabupaten
keindahannya dapat dinikmati dari gerakan-
di Jawa Timur yang memiliki beberapa
gerakan tubuh, terutama gerakan kaki dan
kesenian
merupakan
tangan, dengan ritme-ritme teratur, yang
warisan budaya. Kesenian yang dimiliki
diiringi irama musik yang di serap melalui
diantaranya seperti tari orek-orek, tari
indra pendengaran. Berdasarkan jenisnya,
pentul, tari kecetan serta tari gaplik.
tari dibagi menjadi tari rakyat, tari klasik,
tradisional
yang
yang
Kesenian merupakan salah satu
dan tari kreasi baru. Pertama, tari rakyat
kebutuhan manusia yang tergolong dalam
hidup dan berkembang dikalangan rakyat
kebutuhan integratif adalah menikmati
seperti tari Tayub dari Jawa Tengah dan
keindahan,
dan
Jawa Timur, tari Gandrung Banyuwangi dari
keindahan.
Blambangan Jawa Timur, Joged Bumbung
Kebutuhan ini muncul disebabkan adanya
dari Bali, Suhu Reka-reka dari Maluku, dan
sifat
lain-lain.
mengapresiasi
mengungkapakan dasar
mengungkapkan
perasaan manusia jati
yang
dirinya
ingin sebagai
Kedua, tari klasik hampir tidak
makhluk hidup yang bermoral, berselera,
dapat dipisahkan dengan istana atau kraton,
berakal,
dan
Kebutuhan
mengingat di tempat itulah pertunjukan ini
estetik
serupa
pemenuhan
lahir dan berkembang memasuki proses
kebutuhan primer dan sekunder yang
kristalisasi estetis yang tinggi. Contohnya
dilakukan manusia melalui kebudayaannya.
adalah tari klasik dari Yogyakarta dan
Dalam memenuhi kebutuhan estetik ini,
Surakarta, antara lain tari Bedhaya, Srimpi,
kesenian menjadi bagian integral yang tak
Beksan, Lawung dan wayang wong. Ketiga
terpisahkan dengan kebudayaan (Geertz
tari
dalam Nooryan Bahari, 2008: 45). Hal di
memasyarakatkan seni istana dan seni
atas dapat kita lihat bahwa kesenian dapat
ritual berlabel nasional (2008:57)
berperasaan. dengan
kreasi
baru
merupakan
upaya
SEJARAH PERKEMBANGAN KESENIAN TARI GAPLIK DI DESA ………| 141
Dari
berbagai
tarian
di
atas
Kabupaten Ngawi memiliki tarian yang
tersebut dikisahkan sebagai seseorang yang digandrungi oleh pak gaplik.
tergolong pada tari rakyat, salah satunya
Dalam tari gaplik ini tidak semua
adalah tari Gaplik. Tari Gaplik digunakan
orang dapat menarikannya karena hanya
oleh masyarakat desa Kendung Kecamatan
orang yang memiliki darah keturunan dari
Kwadungan sebagai tarian dalam ritual
penari pertama saja yang diperbolehkan.
Nyadran atau bersih desa. Tarian tersebut
Hal ini dikarenakan tari Gaplik ini masih
dilakukan di depan arca yang diyakini
dikeramatkan dan merupakan tarian yang
sebagai makam leluhur mereka dahulu. Arca
sakral. Di desa Kendung tarian ini ditarikan
tersebut diyakini sudah ada sejak masa
oleh saudara Hartono sebagai generasi
Hindu-Budha. Masyarakat Desa Kendung
keempat. Dari tahun ketahun tarian Gaplik
sendiri menyebut arca itu dengan nama
mengalami berbagai perkembangan namun
makam mbah Budho. Namun setelah agama
dalam perkembangannya tari Gaplik tetap
Islam berkembang di daerah Kendung
tidak meninggalkan atau merubah dari
Kwadungan masyarakat khawatir adanya
gerakan, musik, serta lagu wajib yang
arca
menjadi ciri khas dari tari Gaplik.
tersebut
akan
mengundang
kemusrikan, maka arca dikubur di dalam tanah.
Tari Gaplik merupakan kesenian yang menjadi aset budaya yang dimiliki oleh
Tari Gaplik ini masih berkembang
Indonesia. Tari ini memiliki sesuatu yang
dan dilestarikan hingga saat ini. Pada tahun
menarik di dalamnya, seperti gerakan-
1966 di tengah banyaknya seni pertunjukan
gerakannya yang memiliki makna yang unik,
yang muncul, ternyata tari gaplik mampu
pakaian dan kostum yang mengandung arti
memunculkan ketertarikan bagi masyarakat
tersendiri serta di dalam bagian tarian juga
desa
terdapat cerita
lain
untuk
menyaksikannya.
yang menghibur para
Ketertarikan tersebut muncul karena tari
penonton. Bagi generasi penerus tari Gaplik
gaplik
dengan
menjadi salah satu pembelajaran yang
menampilkan cerita dan lelucon di dalam
penting untuk menambah pengetahuan
gerakan tari. Dari ketertarikan tersebut
tentang
menjadikan tari gaplik semakin dikenal dan
masa
mendapat tawaran untuk mengisi acara
pembelajaran di dalamnya untuk kehidupan
nyadran di desa-desa yang lain. Tarian ini
saat
dilakukan oleh seorang laki-laki yang diberi
pengetahuan akan warisan budaya yang
nama pakgaplik sebagai pemain utama
dimiliki
dalam tarian tersebut, dengan ditemani oleh
makna-makna yang terkandung didalamnya
seorang
dapat kita ambil agar kita lebih kritis dan
memiliki
wanita.
keunikan
Wanita
dalam
cerita
prilaku lalu
ini.
kehidupan
dan Tari
dapat ini
Indonesia.
juga
masyarakat mengambil menambah
Pembelajaran
dari
142 | JURNAL AGASTYA VOL 5 NO 1 JANUARI 2015
menjadi manusia yang berbudaya sehingga
operasional serta dapat diterima sebagai hal
dapat hidup lebih baik dan bijaksana.
yang bernilai (Tjetjep Rohendi, 2000: 9).
Melihat tari Gaplik merupakan tarian yang
Dalam mengamati perkembangan
masih dilestarikan hingga saat ini dan di
seni di Indonesia dari masa lampau sampai
dalamnya memiliki keunikan serta arti
ke era globalisasi, diperlukan penelusuran
penting untuk dipelajari, maka dari sini
sejarahnya sejak masa prasejarah sampai
penulis tertararik dan merasa penelitian
masa sekarang ini. dengan melihat seni
tentang perkembangan tari Gaplik ini perlu
pertunjukan Indonesia di masa silam akan
untuk dilakukan.
dapat diketahui pasang surutnya berbagai bentuk seni pertunjukan.
Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah untuk mendiskripsikan
sejarah
dan
perkembangan tari Gaplik di Desa Kendung Kecamatan Kwadungan Kabupaten Ngawi tahun 1966-2014.
kesenian
telah
3)
(dalam
Tjetjep
mengungkapkan
menyertai
kehidupan
manusia sejak awal-awal kehidupan dan sekaligus juga merupakan bagian yang tak terpisahkan
mengatakan Indonesia secara keseluruhan dapat dipilah zaman-zaman budaya sebagai berikut 1. Masa Prasejarah Awal …. Pada zaman ini di Indonesia
dari
ditemukan
(berbeda
Koentjaraningrat
seluruh
(2007: 290-292)
data
mengenai
kemungkinan adanya seni pertunjukan
A. Sejarah Kesenian 2000:
Sedyawati
tidak
Kajian Pustaka
Rohandi,
Edi
dengan
peninggalan
palaeolithik di Eropa di mana terdapat lukisan
gua
figure-figur
yang
menggambarkan
manusia
yang
seperti
dalam sikap menari) 2. Zaman Prasejarah Akhir …. Pada beberapa benda logam
kehidupan Alo
hasil zaman ini terdapat sejumpah
Liliweri, 2007: 125) seni dipandang sebagai
penggambaran,yang berdasar analogi
sebuah proses yang melatih ketrampilan,
etnografik, dapat ditafsirkan sebagai
aktivitas manusia untuk menyatakan atau
gambar-gambar orang menari dengan
mengkomunikasikan perasaan atau nilai
mengenakan
yang dia miliki. Kesenian merupakan unsur
bulupanjang dan mungkin mengenakan
integrative
dan
topeng, baik dalam rangka upacara
pedoman-pedoman
maupun tarian, dapat dikenali dalam
bertindak yang berbeda-beda menjadi suatu
berbagai benda tinggalan prasejarah
desain
masa
manusia.
Menurut
yang
mempersatukan yang
bulat,
Taylor
(dalam
mengikat
menyeluruh,
dan
hiasan
tersebut.
kepala
periksa
bulu-
misalnya
SEJARAH PERKEMBANGAN KESENIAN TARI GAPLIK DI DESA ………| 143
topeng/gambar wajah pada nekara,
bentuk-bentuk kesenian Eropa. Dalam
kapak perunggu, sarkofag, dan arca
seni pertunjukan ragam baru yang
menhir. Lukisan gua pada zaman inipun
diperkenalkan adalah apa yang disebut
menggambarkan figure-figur manusia
toneel dan musik diatonik.
yang seperti menari.
6. Zaman Kemerdekaan Sebagai Republik
3. Masa Hindu-Budha Zaman
Indonesia memperlihatkan
Zaman Indonesia merdeka
lonjakan data berkenaan dengan seni
ini memperlihatkan kekhasan dalam
pertunjukan.
lebih-lebih
perkembangan seni, termasuk seni
didukung oleh terdapatnya sumber-
pertunjukan. Di satu sisi bentuk-bentuk
sumber
dengan
baru yang khususnya diambil alih dari
membawa
kebudayaan Eropa digunakan untuk
Hal
tertulis.
kebudayaan agama
ini
Akulturasi
India,
Hindu
penanda
ini
dan
utamanya,
yang
Budha
sebagai
memperkembangkan suau ragam baru
memperlihatkan
kesenian yang sekaligus juga menjadi
juga pengaruh besar di bidang seni,
suatu
termasuk seni pertunjukan. Relief-relief
contoh dapat disebutkan betapa lagu
candi memperlihatkan adegan-adegan
kebangsaan
dimana orang menari dan bermain
perjuangan,
musik ….
bentuk khas yang berkembang disini
4. Zaman Islam
“kesenian
seperti
Zaman ini memperlihatkan suatu masukan
tersendiri
perkembangan
seni
dalam
pertunjukan
nasional”.
RI,
serta
maupun
keroncong
juga dan
Sebagai lagu-lagu bentukdangdut,
semuanya berlandaskan sistem nada diatonik.
di
Perkembangan politik di tanah air
Indonesia, khususnya dalam seni musik
ternyata juga mempunyai dampak yang
dengan ciri khasnya berupa permainan
sangat besar terhadap perkembangan seni
rebana ….
pertunjukan. Soedarsono (2010 : 93-117)
5. Zaman Kolonial
menjelaskan pengaruh politik terhadap seni
Kolonialisme di Indonesia terjadi
pertunjukan di Indonesia. Pada Era Orde
karena kedatangan orang-orang Eropa,
Lama Tahun 1950-an sampai tahun 1960-
khususnya Belanda, dan untuk masa
an, partai komunis Indonesia (PKI) sangat
singkat Inggris, …. Bersamaan dengan
berpengaruh terhadap perkembangan seni
kedatangan mereka bangsa Indonesia
pertunjukan. Berbagai seni pertunjukan
diperkenalkan dengan gagasan-gagasan
yang mampu meraih penonton banyak
baru, seperti prinsip-prinsip keilmiahan,
ditunggangi oleh partai ini sebagai media
sistem pendidikan formal, serta juga
propaganda. Brandon (dalam Soedarsono,
144 | JURNAL AGASTYA VOL 5 NO 1 JANUARI 2015
2010: 93) menggambarkan berbagai bentuk
perkembangan seni yang lazim disebut
seni pertunjukan yang mampu meraih masa,
dengan multikulturalisme atau pluralisme,
seperti ketoprak dan ludruk di Jawa,
yang menghargai karya seni dengan gaya
menjadi rebutan antara dua partai yang
apapun dan dari negara manapun. Seni
bersaing, yaitu Partai Nasional Indonesia
istana tidak menjadi kiblat lagi, demikian
(PNI) dan Partai Komunis Indonesia (PKI).
pula aliran-aliran seni dari mancanegara.
Pada
Dalam bidang seni pertunjukan setiap
masa
bentuk
itu
tari
bermunculan yang
berbagai
menggambarkan
kelompok
etnis
di
Indonesia
ingin
kehidupan rakyat, seperti misalnya Tari
menampilkan jati diri mereka. Ini tampak
Tani, Tari Nelayan, Tari Gotong-royong, dan
apabila
sebagainya.
tuan
Festifal Kesenian Daerah Tingkat Nasional
tanah’, ‘ganyang kolonialisme’, dan ‘ganyang
yang diadakan setiap tahun, dan juga Parade
imperialisme’,
Tari Daerah yang selalu dipanggungkan
Tema-tema
‘ganyang
banyak
pertunjukan-pertunjukan
mewarnai ketoprak
dan
ludruk yang berada di bawah naungan PKI Masa Orde Baru dan Globalisasi dengan gagalnya pemberontakan PKI, masa
pemerintah
menyelenggarakan
dalam acara menyongsong hadirnya Tahun Baru B. Kesenian Tradisional 1. Pengertian Kesenian Tradisional
Orde Baru yang lahir di persada Nusantara
Kasim
Achmad
(dalam
Juju
memberi harapan cerah. Para seniman
Masunah dan Tati Narawati, 2003: 131)
dengan bebasnya mulai mengekspresikan
menjelaskan bahwa kesenian tradisional
karya-karya yang menampilkan tema-tema
adalah
serta gaya ungkap sesuai dengan gejolak
bersumber dan berakar serta telah
nurani mereka. Akan tetapi di tengah-
dirasakan sebagai milik sendiri oleh
tengah masa Orde Baru makin hari korupsi
masyarakat
makin bertambah merebak dimana-mana.
Pengolahannya berdasarkan atas cita-
Akibatnya pertunjukan-pertunjukan yang
cita masyarakat pendukungnya. Cita
cenderung mengkritik keadaan ini selalu
rasa yang dimaksudkan adalah nilai
dibungkam dan akhirnya agar selamat
kehidupan tradisi, pandangan hidup,
kritik-kritik
pendekatan falsafah, rasa etis dan
selalu
dilakukan
secara
terselubung.
estetis,
suatu
serta
bentuk
dan
seni
yang
lingkungannya.
ungkapan
budaya
Seni Pertunjukan di Era Reformasi,
lingkungan. Hasil kesenian tradisional
dengan hadirnya Era Globalisasi para
diterima sebagai tradisi, pewarisan yang
seniman
untuk
dilimpahkan dari angkatan tua ke
menampilkan gaya yang mereka inginkan.
angkatan muda. Kesenian lokal yang
Akibatnya
secara umum dikenal sebagai kesenian
memiliki timbulah
kebebasan semacam
arus
SEJARAH PERKEMBANGAN KESENIAN TARI GAPLIK DI DESA ………| 145
tradisional adalah jenis kesenian yang
merupakan keanekaragaman budaya
hidup dominan dikalangan suku bangsa
yang sudah menjadi bagian hidup
tertentu. Kesenian tradisional menjadi
masyarakat.
bagian
merupakan karya seni budaya yang
dari
menyeluruh ritual
kehidupan
dalam
kehidupan
secara
upacara-upacara (Tjetjep
Rohendi
Rohidi, 2000: 209) SD
dikagumi
Kesenian
tradisional
masyarakat
karena
mempunyai keunikan yang berbedabeda yang di dalamnya juga terkandung
Humardani
(dalam
Juju
kearifan dan nilai-nilai mulia.
Masunah dan Tati Narawati, 2003: 132)
Tari Gaplik juga merupakan salah
mengatakan bahwa seni tradisi adalah
satu kesenian tradisional yang menjadi
seni yang berkembang di keraton atau
warisan budaya yang di dalamnya
dipusat-pusat
tumbuh
mengandung nilai kehidupan tradisi
berates-ratus tahun lalu, bentuknya
serta ungkapan budaya lingkungan. Tari
mendetail. Tari atau musik tradisi
Gaplik yang merupakan kesenian lokal
dianggap
atau tradisional ini telah menjadi bagian
kekuasaan,
sesuatu
yang
mempunyai
standar tertentu, mutlak adanya, dan
dari
tidak berubah sepanjang masa.
Kendung
Ferianto (dalam Juju Masunah dan
Tati
Narawati,
2003:
133)
berpendapat lain menurutnya sebuah tradisi
tidak
senantiasa
pernah
berhenti.
berkembang
Ia
kehidupan
masyarakat
kecamatan
desa
Kwadungan
sebagai kesenian yang digunakan dalam upacara
ritual
atau
nyadran
yang
dilakukan setiap tahunnya. 2. Macam-macam Kesenian Tradisional
bersama
Edi
Sedyawati
(2007:
399)
dengan situasi dan konteks sosial yang
menjelaskan kesenian dapat dipilah
melingkupinya. Tidak pernah ada suatu
dalam berbagai cabang seni. Untuk masa
tradisi yang tidak berubah. Jika ada
Jawa Kuno cabang-cabang seni yang
tradisi yang tidak berubah berarti
dapat diperoleh datanya adalah seni
tradisi tersebut telah selesai bahkan
rupa
mati. Dalam kebudayaan global setiap
kesusastraan, tari, teater, dan dalam
tradisi bersentuhan dengan tradisi yang
batas tertentu musik.
lain.
Setiap
tradisi
berhubungan,
bersentuhan, dan berinteraksi dengan tradisi yang lain. Dari berbagai penjelasan tentang kesenian tradisional di atas dapat di simpulkan bahwa kesenian tradisional
(termasuk
arsitektur),
Tjetjep Rohendi (2000 : 209210)
juga
membedakan
tiga
jenis
kesenian di Indonesia : 1. Kesenian yang bersifat lokal, yaitu jenis kesenian yang hidup dominan
146 | JURNAL AGASTYA VOL 5 NO 1 JANUARI 2015
dikalangan suku bangsa tertentu.
ke
Kesenian jenis ini seringkali menjadi
pertunjukannya banyak yang memiliki
bagian
fungsi
dari
menyeluruh
kehidupan (dalam
secara
budaya
agraris,
ritual.
sehingga
Terlebih
seni
apabila
upacara-
penduduknya menganut agama yang
upacara ritual kehidupan) diantara
selalu melibatkan seni dalam ibadah-
sesama warga masyarakat yang
ibadahnya, seperti misalnya penduduk
terisolasi (mengisolasikan diri).
di pulau Bali.
2. Jenis kesenian umum, kesenian ini
Seni pertunjukan yang berfungsi
hidup dalam suasana pergaulan seni
sebagai ritual di Indonesia banyak
di
berkembang
tempat-tempat
umum
dalam
dikalangan
masyarakat
suasana pergaulan atau pertemuan
yang dalam tata kehidupannya masih
diantara sesama warga masyarakat
mengacu pada nilai-nilai budaya agraris,
yang berbeda asal suku bangsa dan
serta masyarakat yang memeluk agama
golongan sosialnya.
yang
3. Kesenian formal, yaitu kesenian
dalam
ibadahnya
kegiatan-kegiatan
sangat
melibatkan
seni,
resmi (diresmikan oleh pemerintah
seperti misalnya masyarakat Bali yang
atau oleh kekuasaan negara) baik
beragama Hindu Dharma.
ditingkat regional maupun nasional,
Soedarsono
(2010:
126-152) diantara
yang dipandang atau ditetapkan
menyebutkan
beberapa
sebagai kesenian yang mewakili
macam-macam
kesenian
kesenian regional atau nasional.
yang memiliki fungsi ritual adalah:
Dari ketiga jenis kesenian yang
tradisional
a. Tari Rejang dan Baris
telah dijelaskan di atas tari Gaplik
Tari rejang adalah tari wanita
merupakan jenis kesenian yang bersifat
di Bali yang memiliki kadar ritual
lokal. Hal ini karena tari Gaplik hidup
yang sangat tinggi. Tari ini berfungsi
dikalangan masyarakat tertentu yaitu
sebagai
masyarakat desa Kendung, dimana tari
kedatangan
Gaplik ini merupakan bagian dari hidup
diundang untuk turunke pura, yang
mereka dan menjadi salah satu kegiatan
disusul dengan tari baris. Baris juga
yang wajib dilakukan sebagai pengisi
berfungsi sebagai tari penyambutan
acara dalam Nyadran di desa Kendung.
kepada para dewa serta sebagai
Soedarsono
(2010:
120)
tari
penyambutan
para
dewa,
yang
pengawal para dewa yang diundang
mengungkapkan di negara-negara yang
dalam
sedang
tata
maupun baris merupakan tari sakral
kehidupannya masih banyak mengacu
yang dipersembahkan kepada para
berkembang,
dalam
upacara
piodalan.
Rejang
SEJARAH PERKEMBANGAN KESENIAN TARI GAPLIK DI DESA ………| 147
dewa
pada
upacara
pelaksanaannya
juga
peodalan
Yang telah menyebut pertunjukan
memerlukan
ini dengan istilah Jawa Kuna wayang
tempat terpilih, hari terpilih, penari terpilih, sesaji,
dilengkapi busana
merupakan
seperangkat
khas
wwang …. c. Wayang Kulit Ruwatan
dan
bukan
Masyarakat Indonesia yang
pertunjukan
yang
masih percaya tata nilai kebudayaan
mengutamakan penampilan secara
agraris,
estetis ….
menanggulangi
b. Wayang Wong tari
upaya
mereka
ancaman
bahaya
yang tidak diharapkan dengan cara
Wayang wong adalah nama drama
banyak
yang
terdapat
di
tradisional,
yaitu
dengan
cara
menyelenggarakan
wayang
kulit
beberapa daerah di Indonesia. Di
dengan
Bali
upacara seperti ini di Jawa dan Bali
wayang
drama
tari
wong yang
merupakan menggunakan
lakon
disebut
tertentu.
ruwatan,
Tradisi
sedangkan
dialog bahasa Kawi yang selalu
kalangan
menampilkan wiracarita Ramayana.
disebut
Di
masyarakat Jawa dan Bali terdapat
Jawa
Tengah
dipergunakan
untuk
istilah
ini
menyebut
masyarakat
di
rokat.
perbedaan
Madura
Namun
yang
sangat
antara besar
pertunjukan drama tari berdialog
mengenai siapa saja yang perlu di
bahasa Jawa prosa, yang biasanya
upacarai dengan menyelenggarakan
membawakan
dari
ruwatan. Walaupun di Jawa dan Bali
atau
caranya hampir sama yaitu dengan
wiracarita
lakon-lakon Mahabharata
Ramayana, yang dicipta oleh Adipati
menyelenggarakan
Mangku Nagara I pada perempat
wayang
ketiga abad ke-18. Pada akhir abad
kelahiran
ke-19
dipergunakan
pertunjukan
istana
ini
kulit
pertunjukan dengan
Batara
Kala
cerita yang sebagai
berhasil dikeluarkan dari tembok
perlambangan ‘bahaya’, namun cara
istana oleh seorang pengusaha Cina
memperkokoh
kaya bernama Gan Kam. Apabila
mitologi dan legenda yang berbeda
dilacak
….
sejarahnya
pertunjukan
drama
sebenarnya tari
yang
tradisi
digunakan
…. W.H. Rassers 2010:
(dalam
bernama wayang wong itu sudah
Soedarsono,
sangat tua usianya. Prasasti Jawa
menjelaskan bahwa pertunjukan
Kuna yaitu prasasti Wimalasrama
wayang kulit untuk ruwatan oleh
yang berangka tahun 930 Masehi.
orang
Jawa
152)
tradisional
148 | JURNAL AGASTYA VOL 5 NO 1 JANUARI 2015
dipergunakan
untuk
mampu bersaing dengan bentuk-bentuk
membebaskan manusia dari sial
pertunjukan yang lain
keberadaannya di dunia ini dari
(Soedarsono, 2010: 1)
ancaman kekuatan supernatural yang tak kelihatan ….
dan memprihatinkan adalah bahwa
Seperti yang telah disebutkan di atas
beberapa
kesenian
dari
tradisional
macam-macam yang
memiliki
fungsi ritual, tari Gaplik juga menjadi salah satu kesenian tari yang di gunakan dalam acara bersih desa atau nyadran yang bertujuan untuk membersihkan desa dari hal-hal buruk yang dapat mengganggu
kelancaran kehidupan
masyarakatnya baik dalam kesehatan maupun riski yang akan mereka peroleh pada tahun yang akan datang. Selain itu juga menjadi salah satu persembahan sebagai ungkapan syukur atas apa yang diperoleh baik kesehatan maupun hasil panen
sebagai
riski
yang
mereka
dapatkan pada satu tahun tersebut.
Perkembangan Kesenian Tradisional Adapun penyebab dari hidup matinya sebuah seni pertunjukan ada Ada
banyak jenis kesenian tradisional yang sekarang ini sekarat atau bahkan mati. Terdapat dua faktor mengapa hal itu terjadi yaitu faktor yang berasal dari luar (faktor eksternal) dan yang berasal dari dalam dirinya (faktor internal). a. Faktor eksternal Faktor eksternal dipicu oleh gelombang perubahan yang melanda dunia
mencuat
produk-produk
kesenian global yang menghibur, mudah dicerna, gampang ditiru, enak dirasakan,
disebarluaskan
oleh
media masa dan didukung oleh modal besar, sehingga hal ini menjadi penyebab ketersudutan seni tradisi. Produk-produk kesenian global telah merampas selera sebagian besar
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi
bermacam-macam.
Kenyataan yang saat ini terjadi
yang
disebabkan oleh perubahan yang terjadi di bidang politik, ada yang disebabkan oleh masalah ekonomi, ada yang karena terjadi perubahan selera masyarakat penikmat dan ada yang karena tidak
warga
dunia
yang
seolah-olah
mereka digiring kedalam cita rasa etnis homogeny yang dikendalikan lingkaran
pemegang
modal.
Akibatnya lambat laun masyarakat mulai lupa bahwa mereka memiliki kesenian tradisional. b. Faktor internal Arus bebas masuknya produkproduk kesenian global tersebut telah
memunculkan
rasa
tidak
SEJARAH PERKEMBANGAN KESENIAN TARI GAPLIK DI DESA ………| 149
percaya diri dari para pewaris aktif
Metode Penelitiaan
kesenian tradisional karena semakin
A.
menjauhi mereka.
Tempat Dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian
Disamping itu para seniman
Penelitian ini dilaksanakan
tradisi kurang sigap menanggapi
di
perubahan
sehinga
Kuwadungan, Kabupaten Ngawi.
kesenian tradisional yang mereka
Desa Kendung berjarak kurang
kemas dan suguhkan terkesan statis
lebih 15 km dari pusat Kota Ngawi.
dan monoton,
maupun
Desa Kendung ini dikelilingi oleh
tampilannya. Jika terjadi inovasi di
persawahan dan sebagian besar
dalamnya
masyarakatnya
yang
hal
terjadi,
baik isi tersebut
biasanya
Desa
Kendung,
Kecamatan
bermata
sangat bernuansa dan mengekor
pencaharian
produk-produk budaya global yang
Dipilihnya
sedang
lokasi penelitian karena di Desa
ngetren
dan
digemari
sebagai tempat
petani.
ini
sehingga yang muncul bukan citra
Kendung
tipikal (Ayu Sutarto, 2004: 2-3)
tradisional yaitu tari Gaplik yang
Dari
beberapa
mempengaruhi kesenian
faktor
yang
perkembangan
tradisional
yang
telah
dijelaskan di atas baik internal maupun eksternal, tari gaplik juga merupakan
terdapat
menjadi
merupakan dijaga
tarian
dan
kesenian yang
dilestarikan
masih oleh
masyarakat Desa Kendung hingga saat ini. Sebagai
daerah
yang
kesenian tradisional yang mengalami
mayoritas
penduduknya
petani,
berbagai tantangan tersebut.
wilayah
Kabupaten
Ngawi
Menurut
saudara
Hartono
merupakan daerah yang masih
(penari tari Gaplik) salah satu cara
menjunjung adat istiadat yang
dalam
dimiliki.
menghadapi
tantangan
adalah
Salah
satu
kesenian
dengan
daerah yang khas dan berkembang
diadakan perpaduan antara kesenian
hingga saat ini adalah tari gaplik.
tradisional
Masyarakat meyakini kesenian ini
modernitas
tersebut
tantangan-
dengan tanpa
sentuhan meninggalkan
memiliki
pengaruh
terhadap
kekhasan dari kesenian tradisional itu
kehidupan mereka baik dalam
sendiri. Sehingga mampu menghibur
ekonomi,
dan
kesejahteraan hidup.
menyuguhkan
disukai masyarakat.
kesenian
yang
kesehatan,
dan
150 | JURNAL AGASTYA VOL 5 NO 1 JANUARI 2015
2. Waktu Penelitian
yang
Penelitian dilaksanakan pada
lapangan,
B.
sebelum
penelitian
atau
Sukmadinta, 2010: 72)
pelaksanaan jadwal diawali dari persiapan
alamiah
rekayasa manusia (Nana Syaodih
bulan Februari-Juni 2014. Adapun tahap
bersifat
Jenis
ke
penelitian
kualitatif
dipilih
deskriptif
dimaksudkan
lapangan,
untuk menjelaskan peristiwa atau
pengumpulan data, analisis data
kejadian yang ada saat penelitian
dan penyusunan laporan.
berlangsung.
Yaitu
tentang
Pendekatan dan Jenis Penelitian
“Sejarah perkembangan kesenian
1. Pendekatan Penelitian
tari
Berdasarkan diambil
tema
tentang
yang
Kecamatan
sejarah
perkembangan kesenian tari gaplik kualitatif.
Desa
Kendung
Kuwadungan
tahun
C.
Sumber Data Sumber data merupakan bagian yang sangat penting bagi peneliti
kualitatif adalah metode penelitian
karena
yang berlandaskan pada filsafat
menetukan jenis sumber data akan
postpositivisme, digunakan untuk
menetukan ketepatan dan kekayaan
meneliti pada kondisi obyek yang
data atau kedalaman informasi yang
alamiah. (sebagai lawanya adalah
diperoleh.
eksperimen)
diperoleh tanpa adanya sumber data.
dimana
peneliti
ketepatan
Data
memilih
tidak
dan
akan
Betapun
pengumpulan
dilakukan
permasalahan atau topik penelitian,
triangulasi
(gabungan),
bila sumber datanya tidak tersedia
data
bersifat
analisis
data
induktif/kualitatif
(Sugiyono,
menariknya
bisa
adalah instrumen kunci, teknik secara
2.
Metode
di
1966-2014”.
maka penelitian ini menggunakan pendekatan
gaplik
(Sutopo, 2006: 56). Penelitian
ini
menggunakan
2009: 9).
sumber data sebagai berikut :
Jenis Penelitian
a. Sumber Data Primer
Jenis
penelitian
deskriptif
suatu
Sumber
data
primer
kualitatif
adalah
suatu
bentuk
merupakan data yang didapat dari
penelitian
yang
paling
dasar.
sumber pertama baik dari individu
untuk
atau perseorangan seperti hasil dari
mendeskripsikan
atau
wawancara atau hasil pengisian
menggambarkan
fenomena-
kuesioner yang biasa dilakukan
Ditunjukan
fenomena yang ada, baik fenomena
peneliti (Husein Umar, 2011: 42).
SEJARAH PERKEMBANGAN KESENIAN TARI GAPLIK DI DESA ………| 151
Sumber penelitian
pertama
dari
berupa
hasil
ini
D. Teknik Pengumpulan Data Sesuai
dengan
pendekatan
wawancara dari saudara Hartono,
penelitian kualitatif serta jenis sumber
yang terlibat langsung dalam tari
data
gaplik
menggunakan
sekaligus
pewaris
dari
yang
digunakan, teknik
kesenian tari tersebut selain itu juga
data sebagai berikut:
kepada tokoh masyarakat serta
1. Observasi
perangkat desa. Wawancara yang dilakukan
mengenai
maka
pengumpulan
Observasi ialah pengamatan
awal
dan pencatatan yang sistematis
terbentuknya tari gaplik dan sejarah
terhadap gejala-gejala yang diteliti.
perkembangan tari gaplik.
Observasi menjadi salah satu teknik
b. Sumber Data Sekunder Sumber
data
pengumpulan data apabila : (1) sekunder
sesuai dengan tujuan penelitian, (2)
merupakan data primer yang telah
direncanakan dan dicatat secara
diolah lebih lanjut dan disajikan baik
sistematis dan (3) dapat dikontrol
oleh pihak pengumpul data primer
keadaannya (reliabilitasnya) dan
atau oleh pihak lainya misalnya
kesahihannya
dalam
(Husaini dan Purnomo, 2004: 54).
bentuk
digram-diagram 2011: 42).
tabel-tabel (Husein
atau Umar,
Dalam penelitian ini
Ada
(validitasnya)
beberapa
jenis
atau
teknik dalam observasi disntaranya
berupa
sumber-sumber
pustaka,
adalah observasi terbuka, observasi
selain
sumber-sumber
pustaka
terfokus, observasi terstruktur, dan
sumber
sekunder
di
dapatkan
observasi
sistematik.
melalui wawancara dengan kepala
beberapa
jenis
desa Kendung, perangkat desa dan beberapa masyarakat desa Kendung. Masyarakat yang dipilih adalah
Diantara
yang
telah
disebutkan
penelitian
ini
menggunakan
jenis
observasi
Observasi
terfokus
terfokus.
yang terlibat langsung maupun tidak
merupakan
langsung terutama seperti pemain
pengamatan yang secara cukup
musik yang mengiringi tari gaplik
spesifik mempunyai rujukan pada
dan orang-orang asli desa Kendung
rumusan
yang mengetahui tentang tari gaplik.
penelitian (Basrowi dan Suwandi,
sumber
2008: 99).
lain
adalah
dokumen-
dokumen yang diambil dari kantor Desa Kendung.
salah
masalah
satu
atau
jenis
tema
Pada penelitian ini tujuan observasi
atau
pengamatan
ini
152 | JURNAL AGASTYA VOL 5 NO 1 JANUARI 2015
adalah
untuk
mengetahui
bentuk wawancara ini kreatifitas
bagaimana sejarah perkembangan
penulis
kesenian tari gaplik. Hal-hal yang
dibutuhkan, karena peneliti bebas
perlu
mengajukan
diamati
atau
observasi
diantaranya
awal
mula
terbentuknya
tari
gaplik,
sangat
pertanyaan
dan dan
jawaban yang didapatkan lebih luas dan bervariasi.
perkembangan dalam setiap tahun,
3. Dokumentasi
tantangan-tantangan yang dihadapi
Sukardi
dalam setiap tahun.
penting
(2003:
81)
menjelaskan bahwa dokumentasi
2. Wawancara
adalah cara lain memperoleh data
Wawancara merupakan salah
dari
responden.
Peneliti
satu teknik pengumpulan data yang
memperoleh
lain.
dapat
bermacam-macam sumber tertulis
langsung
atau dokumen yang ada pada
yang
responden atau tempat dan dimana
diwawancarai, tetapi dapat juga
responden bertempat tinggal atau
secara
melakukan
Pelaksanaannya
dilakukan
secara
berhadapan
dengan
tidak
memberikan
langsung daftar
seperti
informasi
kegiatan
dari
sehari-hari.
pertanyaan
Sumber dokumen yang ada dapat
untuk dijawab pada kesempatan
dibedakan menjadi dua macam
lain
berupa
yaitu dokumen resmi, termasuk
maupun
surat keputusan, surat instruksi dan
instrumen
pedoman
dapat
wawancara
checklist (Husein Umar, 2011: 51).
surat
bukti
kegiatan
yang
Dalam penelitian ini bentuk
dikeluarkan oleh kantor organisasi
wawancara yang digunakan adalah
yang bersangkutan seperti pada
wawancara
pada
saat mengikuti perlombaan antar
penari tari gaplik, pemain musik
kesenian tradisional seJawa Timur
yang
atau saat melakukan pertunjukan
terstruktur
mengiringi
sebagian
tari
gaplik,
masyarakat
Desa
dalam
memperingati
hari
Kendung, perangkat desa, serta
bersejarah, dan sumber yang tidak
tokoh masyarakat Desa Kendung.
resmi yang mungkin berupa surat
Alasan memilih jenis penelitian ini
surat nota, surat pribadi yang
karena bersifat informal dan dapat
memberikan
direncanakan agar sesuai dengan
terhadap suatu kejadian .
subyek
dan
wawancara
keadaan
dilakukan.
waktu Dalam
informasi
kuat
SEJARAH PERKEMBANGAN KESENIAN TARI GAPLIK DI DESA ………| 153
Untuk mendukung penelitian
E.
Prosedur Penelitian
ini, peneliti mengambil sumber
Penelitian
tentang
sejarah
dokumentasi sebagai berikut :
perkembangan kesenian tari Gaplik di
a. Arsip Dokumen
desa Kendung kecamatan kuwadungan
Arsip
dokumen
yang
kabupaten Ngawi tahun 1966-2014 ini
digunakan adalah arsip, serta
melalui
data-data yang dimiliki oleh
diantaranya adalah sebagai berikut:
desa
1. Tahap Persiapan
Kendung.
dimaksudkan
Arsip adalah
yang profil
berbagai
Pada
tahap
penelitian,
tahap
persiapan,
desa. Pada dokumen profil desa
penelitian
terdapat data-data pendukung
pencarian tema penelitian serta
penelitian, berguna
dimulai
data
tersebut
pengajuan
judul
untuk
menggali
Februari.
Setelah
dengan
pada
bulan
mendapat
informasi mengenai keberadaan
persetujuan
desa
Adanya
selanjutnya
tersebut
peneliti
pengamatan awal terhadap objek
ketika
akan
penelitian dan kepada narasumber.
Kendung.
dokumen terbantu
melakukan penelitian di desa
Hal
Kendung.
memperoleh
b. Dokumen berupa Foto deskriptif yang cukup berharga
ini
mengadakan
ditunjukan
agar
gambaran
tetang
untuk pelaksanaan penelitian. 2. Tahap Pelaksanaan
dan sering digunakan untuk segi-segi
adalah
kegiatan
lokasi penelitian dan narasumber
Foto mengahasilkan data
menelaah
maka
subjektif
Kegiatan dalam
yang
tahap
dilakukan
ini
adalah
dan hasilnya sering dianalisis
pengumpulan data dari lapangan.
secara induktif (Lexy Moeleng,
Langkah awal untuk memperoleh
2012: 160). Dalam penelitian ini
data
foto yang digunakan adalah
informasi di kantor desa agar dapat
foto-foto gerakan tari gaplik dan
memperoleh
foto saat tari gaplik digunakan
gambaran masyarakat. Selanjutnya
dalam
dengan
acara
bersih
desa
lapangan
adalah data
mencari
desa
dan
informasi
maupun saat perlombaan. Foto-
menggunakan
foto
dari
Sampling. Setelah data terkumpul
pewaris serta penari tari gaplik
maka dilakukan penyusunan data,
yang
didapatkan
yaitu saudara Hartono.
teknik
mencari
Purposive
154 | JURNAL AGASTYA VOL 5 NO 1 JANUARI 2015
serta menganalisis dan penyusunan
Menurut Sutopo (2006: 93) cara ini
laporan.
mengarahkan peneliti agar di dalam
3. Tahap Penyelesaian Tahap
data,
wajib
penyelesaian
menggunakan sumber data berbeda-
akhir
dari
beda yang tersedia. Artinya, data yang
rangkaian penelitian. Kegiatan yang
sama atau sejenis akan lebih mantap
dilakukan pada tahap ini adalah
kebenaranya bila digali dari beberapa
penyusunan laporan yang telah
sumber data yang berbeda. Penelitian
mengalami
ini
merupakan
tahap
berbagai
Penelitian
F.
mengumpulkan
ini
revisi.
dapat
melalui
jadwal
dimulai
sejak
sampai
kegiatan
diketahui
difokuskan
terhadap
sejarah
perkembangan kesenian tari gaplik,
penelitian
yang
sehingga hal ini memerlukan beberapa
pengajuan
judul
sumber yang berbeda untuk menggali
yaitu
informasi
akhir
sehingga
dapat
penyusunan hasil penelitian yang
membandingkan pandangan yang ada
telah melalui analisis dan berbagai
dalam
revisi.
trianggulasi
Teknik Keabsahan Data Penelitian mengalami
masyarakat. ini
membandingkan
Penggunaan
diharapkan
dapat
data
telah
yang
kualitatif
sering
diperoleh dari beberapa sumber yang
permasalahan
dalam
berbeda-beda sehingga penggalian data
keabsahan data.
Penelitian kualitatif
dapat
banyak yang diragukan kebenaranya dikarenakan :
teruji
kebenarannya
dan
menghasilkan data yang valid.
kurangnya kontrol
Trianggulasi sumber dapat dilihat
dalam pelaksanaan wawancara dan
dari bagan di bawah ini :
observasi, serta sumber data kualitatif yang
kurang
mempengaruhi
kredibel
yang
hasil
akan Sumber Data
penelitian.
Kredibilatas data untuk membuktikan tidak dengan kenyataan yang ada dalam peneliti
menggunakan
teknik
informan
Content
dokumen/
observasi nalysis
aktifitas/ arsip
Bagan 3.1 Trianggulasi sumberperilaku (Sutopo, 2006:94)
apa yang telah dikumpulkan sesuai atau latar penelitian. Pada penelitian ini,
Wawancara
G.
Teknik Analisis Data Analisis data merupakan proses
trianggulasi untuk menguji keabsahan
mencari
data.
sistematis data yang diperoleh dari Pada
penelitian
menggunakan
ini
peneliti
trianggulasi
sumber.
dan
menyusun
secara
hasil wawancara, catatan lapangan, dan
SEJARAH PERKEMBANGAN KESENIAN TARI GAPLIK DI DESA ………| 155
dokumentasi
dengan
mengorganisasikan
data
cara ke
Huberman
adalah
penarikan
dalam
simpulan dan verifikasi. Penarikan
kategori, menjabarkan ke dalam unit-
kesimpulan hanyalah sebagian dari
unit, melakukan sintesa, menyusun ke
satu kegiatan dari konfigurasi yang
pola, memilih mana yang penting dan
utuh.
yang akan dipelajari dan membuat
diverifikasi
kesimpulan sehingga mudah dipahami
berlangsung.
oleh diri sendiri maupun orang lain (Sugiyono, 2009: 244). dalam
kualitatif
Analisis data
dilakukan
sejak
sebelum memasuki lapangan, selama dilapangan
dan
setelah
(2006:
selama
penelitian
Proses analisis data dapat dilihat pada bagan 3.2: Pengumpulan data
Penyajian data
selesai
dilapangan. Sutopo
Kesimpulan-kesimpulan
91-93)
dalam
Reduksi Data
Kesimpulan dan verifikasi
proses analisis terdapat tiga komponen utama adalah 1). Reduksi data, 2). Sajian data, 3). Penarikan simpulan.
Bagan 3.2 Analisis Kualitatif Model Interaktif (Miles dan Huberman 1992:20)
Analisis data kualitatif model interaktif Analisis merupakan proses dalam
Miles dan Huberman, secara terperinci akan dijelaskan pada uraian berikut :
penelitian
atau
pencarian
dan
1. Reduksi Data
perencanaan secara sistematik semua merupakan
data dan bahan lain yang terkumpul,
komponen pertama dalam analisis
agar peneliti bisa mengerti benar
yang merupakan proses seleksi,
makna yang telah dikemukakan dan
pemfokusan,penyederhanaan
dapat menyajikan kepada yang lain
Reduksi
data
dan
dengan jelas.
abstraksi data dari fieldnote. 2. Sajian Data Sajian
data
rakitan
merupakan
organisasi
suatu
informasi,
deskripsi, dalam bentuk narasi yang memngkinkan simpulan penelitian dilakukan. 3. Penarikan Simpulan dan Verifikasi Langkah
ketiga
analisis
data
kualitatif model interaktif Miles dan
Hasil Penelitian 1. Latar Belakang Terciptanya Tari Gaplik Latar belakang terciptanya tari gaplik adalah sebagai salah satu pengisi acara pada bersih desa yaitu di desa Kendung khususnya. Acara ini diadakan setiap
satu
tahun
sekali
dengan
156 | JURNAL AGASTYA VOL 5 NO 1 JANUARI 2015
memanjatkan do’a
sebagai ucapan
ada
syukur
yang
diperoleh
Menurut kepercayaan masyarakat hal
masyarakat selama satu tahun, selain
ini disebabkan karena penjaga punden
itu juga sebagai penghilang sesuker di
di desa Kendung merasa penari ini
desa. Gaplik itu menunjukan laki-laki
tidak cocok atau tidak tepat dan
tua yang jelek lik pada kata gaplik itu
meminta agar penari diganti dengan
menunjukan arti elek. Namun menurut
orang asli desa Kendung. Akhirnya
perkembangan zaman, singkatan gaplik
masyarakat memilih saudara Kasno
saat ini adalah gambaran petunjuk liwat
sebagai penari gaplik. Setelah tidak
kesenian.
dapat menari lagi karena sakit saudara
atas
hasil
Dari hasil wawancara empat
Kasno
masyarakat
kemudian
yang
kesurupan.
digantikan
oleh
dari lima informan menjelaskan bahwa
putranya yaitu saudara Hartono yang
mereka
masih menarikan tari Gaplik hingga
tidak
mengetahui
kapan
mulainya tari gaplik ini ditarikan dan siapa
penciptanya,
yang
mereka
sekarang. 2. Sejarah Perkembangan Tari gaplik
ungkapkan hanya tari ini ada sejak
Tari gaplik merupakan salah
zaman dahulu dari mereka masih kecil,
satu kesenian tradisional yang masih
dan tari ini sudah ada. Namun ada
mendapatkan perhatian hingga saat ini.
penjelasan berbeda dari salah satu
Tari gaplik tidak berbeda dengan
informan yang menurutnya dahulu
kesenian tradisional yang lain yang
sebelumnya di desa Kendung ada
mengalami
pagebluk atau huru-hara, dan setelah
tantangan dalam setiap perjalananya di
diadakan tari gaplik semua musibah-
era modern ini. Tari gaplik ditarikan
musibah itu tidak kembali lagi dan
dalam acara bersih desa, dahulu tari ini
keadaan menjadi lebih baik.
dipersembahkan setelah panen raya
Orang
yang
pertama
perkembangan
dan
kali
tepat pada Jumat wage tetapi sesuai
menarikan tari gaplik merupakan orang
perkembangan zaman sekarang ini tari
Mbayem yaitu salah satu desa yang
gaplik ditampilkan pada bulan Agustus
letaknya tidak jauh dari Kendung.
sekalian meramaikan hari ulang tahun
Disampaikan oleh informan bahwa
kemerdekaan Indonesia tapi tetap di
setelah orang pertama yang menarikan
tampilkan pada hari Jumat wage.
tari gaplik tersebut meninggal dunia
Tari Gaplik memiliki gerakan
maka digantikan oleh cucunya. Namun
dan musik yang menjadi pokok dan
pada tahun pertama setelah menarikan
tidak boleh dirubah, namun selain
tari Gaplik di desa Kendung ternyata
gerakan pokok tersebut ada bagian dari
SEJARAH PERKEMBANGAN KESENIAN TARI GAPLIK DI DESA ………| 157
tari yang bisa dikembangkan. Seperti
caping basu londo, cemethi amarah suli,
yang dikatakan oleh para informan
jemblek kotang onto kusumo, klinting
bahwa dalam tari gaplik ini tidak hanya
Guntur bumi, kalung, kilat bahu, cakep
sekedar tari dengan gerakan-gerakan
(gelang tangan), epek (sabuk), boro-
tarian saja tetapi juga terdapat lelucon
boro Samir, sampur, sumping, parang
di dalamnya. Lelucon ini terselip dalam
(keris), binggel (gelang kaki), dan
dialog antara penari gaplik dengan
klinting.
sinden atau disebut waranggono. Selain dengan
waranggono
juga
khas tari gaplik juga memiliki musik
dilakukan dengan penonton. dari sini
atau iring-iringan tarian yang unik.
munculah hiburan yang menghibur
Seperti
penonton
yang
dibunyikan dari gong yang digunakan
tapi
untuk mengiringi jalan saat penari
menurut yang disampaikan informan
masuk, soyang, dan kudangan, setelah
dibalik gerakan, musik dan lelucon
kudangan
yang ditampilkan tersebut terselip
menyanyikan lagu bebas, lagu bebas ini
nasehat
dinyanyikan setelah tarian wajib dari
lewat
dialog
Selain pakaian dan tarian yang
lelucon
dilontarkan. Tidak hanya
yang
dapat
itu
dipetik
oleh
masyarakat.
sampak
yaitu
selesai
bunyi
yang
selanjutnya
tari gaplik sudah di tampilkan semua.
Ada pendapat berbeda yang disampaikan oleh dua informan yang
Lagu bebas disini digunakan sebagai hiburan atau senang-senang.
mengatakan bahwa tari gaplik saat ini
Menurut para informan tari
berbeda jauh dengan tari gaplik pada
gaplik ini ditarikan dalam acara bersih
masa
beberapa
desa atau nyadran. Dahulu saat bersih
gerakan dan dialog yang sudah berbeda
desa tari gaplik ditarikan sampai dua
dan dikurangi. Dahulu tari gaplik
kali dalam satu hari. Pertama ditarikan
ditampilkan hampir satu jam lebih tapi
di punden pada siang hari yang dikenal
sekarang hanya sekitar satu jam. Jadi
dengan makam mbah Budho oleh
kualitasnya dinilai menurun.
masyarakat. Kemudian kedua pada
sebelumnya.
Ada
Seperti tari-tari yang lain tari
malam harinya ditarikan di rumah
gaplik juga memiliki pakaian khas yang
kepala desa. Namun seperti yang
digunakan setiap kali tampil. Selain
dituturkan para informan, saat ini tari
pakaian wajib juga ada beberapa
gaplik hanya ditarikan satu kali yaitu
aksesoris yang khas dari tari gaplik ini.
pada malam hari. Tempatnya juga tidak
diantara pakaian dan aksesoris yang
lagi di punden tetapi di pendopo yang
menjadi khas dari tari gaplik adalah
telah dibangun didekat pasar. Menurut
158 | JURNAL AGASTYA VOL 5 NO 1 JANUARI 2015
pendapat
yang
diterangkan
oleh
mengundang
tari
gaplik
untuk
informan hal ini disebabkan adanya
ditampilkan dalam acara bersih desa di
penyalahgunaan
desanya.
punden
yang
digunakan sebagai tempat sesembahan
Seiring perkembangan zaman
hingga akhirnya kepala desa merubah
yang
bangunan
membawa
punden
menjadi
seperti
makam biasa.
untuk
masyarakat
desa
menyaksikannya.
ketertarikan
ini
sedikit
pengaruh
banyak terhadap
kemajuan bagi tari gaplik sebagai tari
Tari gaplik mulai mengundang ketertarikan
modern
dari
tradisional. Kemajuan ini mulai tampak
lain
ketika tahun 2005 tari gaplik mulai
Adanya
mewakili kota Ngawi dalam festival
luar
kesenian tradisional di Surabaya. Pada
dikarenakan tari gaplik tidak hanya
tahun berikutnya yaitu tepatnya januari
menampilkan tarian saja namun juga
2006 tari gaplik kembali mengikuti
terdapat cerita dan lelucon yang dapat
festival kesenian tradisional se jawa
menghibur penontonnya, selain itu tari
timur di Surabaya. Dua kali mengikuti
gaplik juga memiliki keunikan yaitu
perlombaan akhirnya pada tahun 2008
adanya
tari gaplik dipercaya kembali dan diikut
dialog
masyarakat
dengan
penonton
sehingga menambah semangat dan
sertakan
hiburan bagi mereka. Dari ketertarikan
tradisional
tersebut
menjadikan
Bojonegoro.
semakin
dikenal
tari
se
lomba Jawa
kesenian Timur
Berkali-kali
di
mengikuti
mendapat
lomba menjadikan tari gaplik semakin
tawaran untuk mengisi acara bersih
dikenal luas oleh masyarakat se Jawa
desa di desa-desa yang lain. Tari gaplik
Timur, dan untuk ke empat kalinya tari
yang biasanya hanya dipentaskan satu
gaplik kembali diikutkan dalam lomba
tahun sekali saat bersih desa di desa
pada Agustus 2010 di Kediri. Setelah
Kendung sekarang mulai ditampilkan
dikenal luas oleh masyarakat dan
dalam acara-acara Nyadran di desa-
menjadi
desa yang lain. Diantara beberapa desa
menghibur
yang ikut menampilkan tari gaplik
penonton, pada bulan Juni 2014 tari
tersebut adalah desa Mbayem, desa
gaplik ditampilkan dalam hari jadi kota
Kincang
Ngawi pada bulan di Benteng Pendem.
kabupaten
Suratmajan
dan
gaplik
dalam
Magetan,
Maospati,
dan
tradisional menarik
yang banyak
desa
Ada beberapa kendala yang
Kinandang kabupaten Magetan. Hingga
dihadapi dalam melestarikan tari gaplik
saat ini pada setiap tahunnya desa
ini
Mbayem
kendala ini muncul karena kurangnya
dan
dan
desa
tari
Kinandang
tersebut
menurut
beberapa
informan
SEJARAH PERKEMBANGAN KESENIAN TARI GAPLIK DI DESA ………| 159
kreatifitas penari itu sendiri. Pendapat
ramai dan antusias, tidak hanya dari
ini diperkuat dengan pendapat lain
masyarakat sekitar tetapi masyarakat
yang
desa lain juga ikut menyaksikannya.
mengatakan
latar
belakang
pendidikan yang kurang dari penari itu
Menurut
sendiri sehingga bila diajarkan materi
informan bahwa tari gaplik ini di Ngawi
yang
penontonnya
baru
kurang
cepat
dalam
menerima. Selain
penuturan paling
salah
serang
banyak
untuk
pertunjukan kesenian tradisional. ada
Tari gaplik ini boleh ditarikan
informan yang mengatakan bahwa
oleh siapa saja dengan catatan dia
tidak ada masalah dan kendala berarti
memang
yang dihadapi. Karena tari gaplik ini
keberanian, dan ditambahkan lagi oleh
sendiri ditarikan hanya satu tahun
informan
yang
sekali dan tetap dilaksanakan hingga
tersebut
harus
saat ini. Tari gaplik merupakan tari
informan ada satu pendapat yang
yang
sebelum
berbeda menurutnya tari gaplik ini
Indonesia merdeka. Namun meskipun
hanya boleh ditarikan oleh keturunan
tari ini merupakan tari yang sudah
dari penari-penari sebelumnya, dan
sangat lama tidak mengurangi antusias
penari tersebut harus disukai oleh
penonton dalam setiap tahunnya.
mbah Budho.
sudah
pendapat
lama
diatas
ada
bisa
menari, lain lucu.
memiliki
bahwa
orang
Dari
kelima
Melihat banyak kesenian yang
Dalam hal susunan gerakan tari
muncul seperti ludruk dan ketoprak
gaplik, beberapa informan menuturkan
yang pernah jaya, hal tersebut juga
pendapat yang sama. Pertama, penari
tidak membawa pengaruh terhadap
keluar panggung seperti orang tua
minat
untuk
dengan dandanan seperti punokawan
menyaksikan tari gaplik. Menurut salah
dan membawa teken atau tongkat. Jalan
seorang
penonton
membungkuk diantar orang dengan
pertunjukan tari ini dapat mengalahkan
membawa obor. Kedua, melecutkan
pertunjukan ludruk dan ketoprak saat
cemethi amarah suli dilanjutkan joget
itu. Tari gaplik juga tidak mengandung
lawong dan memanggil waranggono,
unsur politik di dalamnya sehingga saat
setelah
kesenian lain menuai permasalahan
pakgaplik dan waranggono mengatakan
dengan pemerintah tari gaplik tidak
tujuan mereka pentas disitu. Setelah itu
ikut di dalamnya.
pak gaplik gandrung dan merayu
para informan
penonton minat
waranggono
masuk
antara
Minat penonton dalam setiap
waranggono, tetapi waranggono tidak
tahunnya hingga sekarang juga sangat
mau karena pak.gaplik jelek. Setelah itu
160 | JURNAL AGASTYA VOL 5 NO 1 JANUARI 2015
pak
gaplik
kesaktian meraih
menunjukan
yang hati
semua
musibah-musibah itu tidak kembali lagi dan
untuk
keadaan menjadi lebih baik. Sehingga tari
tersebut.
gaplik terus ditarikan saat acara bersih desa
dimilikinya
waranggono
setelah selesai waranggono menjadi
atau
gandrung dan akhirnya melakukan
Tjetjep Rohendi, 2000: 3) mengungkapkan
kudangan, kudangan ini merupakan
kesenian
ungkapan pujian waranggono kepada
manusia sejak awal-awal kehidupan dan
pakgaplik.
sekaligus merupakan bagian yang tak
Pesan yang ingin disampaikan dalam
tari
ini
adalah
mengajak
masyarakat agar rukun dan damai. Ditambahkan informan
oleh
yaitu
salah
pesan
seorang
yang
ingin
nyadran.
Koentjaraningrat
telah
terpisahkan
dari
menyertai
seluruh
yang turun temurun. Orang yang pertama menarikannya berasal dari Desa Mbayem,
dalam
orang
bermasyarakat
maupun
juga tanggung jawab
dan mempunyai pekerjaan. Pembahasan Latar Belakang Terciptanya Tari Gaplik Tari gaplik merupakan salah satu kesenian tradisional yang berasal dari Desa Kendung Kecamatan Kwadungan Kabupaten Ngawi. Keberadaan tari gaplik diperkirakan sudah ada sejak Indonesia belum merdeka dan penciptanya tidak diketahui. Tari gaplik digunakan sebagai salah satu pengisi acara yang wajib pada bersih desa yaitu di Desa Kendung khususnya. Gaplik ini merupakan singkatan dari gambaran petunjuk liwat kesenian. Sesuai hasil keterangan yang didapatkan dari lapangan latar belakang ditarikannya tari ini karena desa Kendung mengalami bencana pagebluk dan huru hara, dan setelah diadakan tari gaplik semua
kehidupan
Tari gaplik ini merupakan jenis kesenian
tetapi tidak diketahui
tangga
kehidupan
manusia.
disampaikan selain rukun, damai, baik rumah
(dalam
pertama
namanya. Setelah
yang
menarikannya
meninggal dunia maka digantikan oleh penerusnya. Namun pada tahun pertama setelah menarikan tari gaplik di Desa Kendung ternyata ada masyarakat yang kesurupan.
Menurut
kepercayaan
masyarakat, hal ini disebabkan karena penjaga punden di Desa Kendung merasa penari ini tidak cocok atau tidak tepat dan meminta agar penari diganti dengan orang asli Desa Kendung. Akhirnya masyarakat memilih saudara Kasno sebagai penari gaplik. Setelah tidak dapat menari lagi karena sakit saudara Kasno kemudian digantikan oleh putranya yaitu saudara Hartono yang masih menarikan tari Gaplik hingga sekarang. Dahulu tari ini dipersembahkan tepat pada Jumat Wage setelah panen raya, tetapi sesuai perkembangan zaman sekarang ini tari gaplik ditampilkan pada bulan Agustus
SEJARAH PERKEMBANGAN KESENIAN TARI GAPLIK DI DESA ………| 161
dibarengkan dengan perayaan hari ulang
kehidupan
secara
menyeluruh
tahun kemerdekaan Indonesia namun tetap
upacara-upacara ritual kehidupan.
dalam
di tampilkan pada hari Jumat Wage. Hal ini
Tari Gaplik memiliki gerakan dan musik
sesuai keterangan yang diperoleh bahwa
yang menjadi baku tidak boleh dirubah.
pada
sudah
Diantara gerakan pokok tersebut adalah
dijadwalkan akan diadakan pada tanggal 8
Pertama, penari yang disebut dengan Pak
Agustus 2014 tepat pada Jumat Wage.
Gaplik keluar panggung seperti orang tua
Seperti yang diungkapkan Ferianto (dalam
dengan dandanan seperti punokawan dan
Juju Masunah dan Tati Narawati, 2003: 133)
membawa
sebuah tradisi tidak pernah berhenti. Ia
membungkuk untuk diantar orang dengan
senantiasa berkembang bersama dengan
membawa
situasi
yang
melecutkan cemethi amarah suli (cambuk)
melingkupinya. Tidak pernah ada suatu
dilanjutkan joget lawong dan memanggil
tradisi yang tidak berubah. Jika ada tradisi
waranggono. Ketiga setelah waranggono
yang tidak berubah berarti tradisi tersebut
masuk antara Pak Gaplik dan waranggono
telah selesai bahkan mati.
mengatakan tujuan mereka pentas disitu.
tahun
dan
ini
tari
konteks
gaplik
sosial
tongkat, obor.
berjalan
Kedua,
dengan
duduk
lalu
Keempat Pak Gaplik gandrung dan merayu Sejarah Perkembangan Tari Gaplik
waranggono, tetapi waranggono tidak mau
Tari
karena Pak Gaplik jelek.
gaplik merupakan
salah
satu
kesenian tradisionl yang masih memiliki
Kelima Pak Gaplik menunjukan semua
perhatian dan minat yang tinggi dari
kesaktian yang dimilikinya untuk meraih
masyarakat hingga saat ini, khususnya dari
hati waranggono tersebut. setelah selesai
masyarakat dasa Kendung yang merupakan
waranggono menjadi gandrung kemudian
masyarakat pemilik kesenian daerah ini.
Pak Gaplik minta dinyanyikan lagu godril
Masyarakat
dan gorang-gareng, setelah selesai akhirnya
desa
kendung
mengatakan
bahwa Tari gaplik menjadi salah satu
melakukan
kudangan,
pengisi acara yang wajib dilakukan dalam
merupakan ungkapan pujian waranggono
bersih desa setiap tahunnya. Hal tersebut
kepada
senada dengan ungkapan Tjetjep Rohandi
waranggono juga menyukai Pak Gaplik.
Pak
Gaplik
kudangan tanda
ini
bahwa
Rohidi (2000: 209) yaitu kesenian lokal
Alat utama musik dalam tari gaplik ini
yang secara umum dikenal sebagai kesenian
adalah sampak yaitu bunyi yang dibunyikan
tradisional adalah jenis kesenian yang hidup
dari gong yang digunakan untuk mengiringi
dominan dikalangan suku bangsa tertentu.
jalan saat penari masuk, soyang, dan
Kesenian tradisional menjadi bagian dari
kudangan,
setelah
kudangan
selesai
selanjutnya menyanyikan lagu bebas, lagu
162 | JURNAL AGASTYA VOL 5 NO 1 JANUARI 2015
bebas ini dinyanyikan setelah tarian wajib
siang hari. Kemudian kedua pada malam
dari tari gaplik sudah di tampilkan semua.
harinya ditarikan di rumah kepala desa.
Lagu
Namun saat ini tari gaplik hanya ditarikan
bebas
disini
digunakan
sebagai
hiburan atau senang-senang.
satu kali yaitu pada malam hari. Tempatnya
Tari gaplik memiliki pakaian khas yang
juga tidak lagi di punden tetapi di pendopo
digunakan setiap kali tampil. Selain pakaian
yang telah dibangun didekat pasar, hal ini
khas juga ada beberapa aksesoris yang khas
disebabkan adanya penyalahgunaan punden
dari tari gaplik ini. diantara pakaian dan
yang digunakan sebagai tempat sesembahan
aksesoris yang menjadi khas dari tari gaplik
hingga akhirnya kepala desa merubah
adalah caping basu londo, cemethi amarah
bangunan punden menjadi seperti makam
suli, jemblek kotang onto kusumo, klinting
biasa.
Guntur bumi, kalung, kilat bahu, cakep
Tari gaplik mulai menarik perhatian
(gelang tangan), epek (sabuk), boro-boro
masyarakat
Samir, sampur, sumping, parang (keris),
menyaksikannya.
binggel (gelang kaki), dan klinting.
tersebut dikarenakan tari gaplik tidak hanya
Tari gaplik ini tidak hanya sekedar tari
desa
menampilkan
lain
Adanya
tarian
saja
untuk
ketertarikan namun
juga
dengan gerakan-gerakan tarian saja tetapi
terdapat cerita dan lelucon yang dapat
juga terdapat lelucon di dalamnya. Lelucon
menghibur penontonnya, selain itu tari
ini terselip dalam dialog antara penari
gaplik juga memiliki keunikan yaitu adanya
gaplik
dialog
dengan
sinden
atau
disebut
dengan
penonton
sehingga
waranggono. Selain dengan waranggono
menambah semangat dan hiburan bagi
dialog juga dilakukan dengan penonton. dari
mereka.
sini munculah hiburan yang menghibur
Dari ketertarikan tersebut menjadikan
penonton lewat lelucon yang dilontarkan.
tari gaplik semakin dikenal dan mendapat
Diantara gerakan dan musik yang menjadi
tawaran untuk mengisi acara bersih desa di
pokok dari tari gaplik dan tidak boleh
desa-desa yang lain. Tari gaplik yang
dirubah di atas, ada bagian dari tari yang
biasanya dipentaskan satu tahun sekali saat
bisa dikembangkan yaitu pada lelucon yang
bersih desa di Desa Kendung, maka pada
terselip dalam dialog antara penari gaplik
tahun 1966 mulai ditampilkan dalam acara-
dengan sinden atau disebut waranggono.
acara Nyadran di desa-desa yang lain.
Sebelum pergantian kepala desa pada
Diantara
beberapa
desa
yang
ikut
tahun 1988 setiap acara bersih desa tari
menampilkan tari gaplik tersebut adalah
gaplik ditarikan dua kali dalam satu hari
desa Mbayem, desa Kincang kabupaten
tepat pada hari Jumat wage setelah panen
Magetan, desa Suratmajan Maospati, dan
raya. Pertama ditarikan di punden pada
desa Kinandang kabupaten Magetan. Hingga
SEJARAH PERKEMBANGAN KESENIAN TARI GAPLIK DI DESA ………| 163
saat ini pada setiap tahunnya desa Mbayem
dari faktor intern yaitu kurang adanya
dan Kinandang tersebut mengundang tari
kreatifitas dari penari itu sendiri. Menurut
gaplik untuk ditampilkan dalam acara
penjelasan yang didapat hal ini disebabkan
bersih desa di desanya. Seperti halnya
latar belakang pendidikan yang kurang dari
temuan yang ada dilapangan bahwa desa
penari sehingga menjadi penghambat dalam
Mbayem sendiri tahun ini sudah melakukan
pengembangan materi dialog.
konfirmasi dengan pihak desa Kendung
Melihat kendala yang ada seperti ini
untuk mengisi acara tari gaplik pada
sebaiknya
Agustus mendatang.
membantu para seniman yang ada dengan
Seiring dengan perkembangan zaman
pihak
memberikan
pemerintah
wawasan
kepada
desa mereka
membawa pengaruh terhadap kemajuan
sesuai dengan materi yang sesuai dengan
bagi tari gaplik sebagai tari tradisional.
keadaan saat ini, agar dari seniman sendiri
Kemajuan ini mulai nampak pada tahun
lebih mudah dalam menyampaikan serta
2005 ketika tari gaplik mulai mewakili kota
mengembangkan dialognya. Selain itu juga
Ngawi dalam festival kesenian tradisional di
mengadakan pelatihan pada penari gaplik
Surabaya. Kemudian pada bulan januari
sehingga
memudahkan
2006 tari gaplik kembali mengikuti festival
berlatih.
Ayu Sutarto (2004: 2) juga
kesenian tradisional se jawa timur di
mengungkapkan saat ini yang terjadi adalah
Surabaya.
bahwa banyak jenis kesenian tradisional
penari
dalam
Kemudian setelah itu pada tahun 2008
yang sekarang ini sekarat atau bahkan mati.
tari gaplik dipercaya kembali dan diikut
Terdapat dua faktor mengapa hal itu terjadi
sertakan dalam lomba kesenian tradisional
yaitu faktor yang berasal dari luar (faktor
se Jawa Timur di Bojonegoro. oleh karena
eksternal) dan yang berasal dari dalam
seringnya mengikuti lomba menjadikan tari
dirinya (faktor internal)).
gaplik
semakin
dikenal
luas
oleh
Meskipun tari gaplik merupakan tari
masyarakat se Jawa Timur, dan untuk ke
yang
empat kalinya tari gaplik kembali diikutkan
merdeka. Namun minat penonton terhadap
dalam lomba pada Agustus 2010 di Kediri.
tari ini cukup banyak dalam pertunjukan
Setelah dikenal luas oleh masyarakat dan
setiap
menjadi tari tradisional yang menghibur
masyarakat
desa
dan menarik banyak penonton, pada bulan
masyarakat
desa
Juni tari gaplik ditampilkan dalam hari jadi
menyaksikannya. Tari gaplik merupakan
kota Ngawi di Benteng Pendem.
salah satu tari yang
Ada beberapa kendala yang dihadapi dalam melestarikan tari gaplik ini, terutama
banyak
sudah
ada
tahunnya,
untuk
sebelum
tidak
Indonesia
hanya
Kendung lain
dari tetapi
juga
ikut
penontonnya paling
pertunjukan
kesenian
tradisional di Ngawi. Pesan yang ingin
164 | JURNAL AGASTYA VOL 5 NO 1 JANUARI 2015
disampaikan dalam tari ini adalah mengajak masyarakat agar rukun dan damai, juga tanggung jawab. Selain rukun, damai dalam rumah tangga juga rukun damai dalam bermasyarakat. Daftar Pustaka Alo Liliweri. 2007. Dasar-dasar Komunikasi Antar Budaya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Ayu Sutarto. 2004. Menguak Pergumulan Antara Seni, Politik, Islam, dan Indonesia. Jember: Kelompok Pedui Budaya dan Wisata Daerah Jawa Timur (Kompyawisda) Basrowi dan Suwandi. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta Edi Sedyawati. 2007. Budaya Indonesia Kajian Arkeologi, Seni, dan Sejarah. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Elly M. Setiadi, dkk. 2007. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta: Kencana H.B. Sutopo. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif Dasar Teori dan Terapannya Dalam Penelitian. Surakarta: Universitas Sebelas Maret Husain Umar. 2011. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis Edisi Kedua. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar. 2004. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: Bumi Aksara Juju Masunah dan Tati Narawati. 2003. Seni dan Pendidikan Seni. Bandung: Pusat Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Seni Tradisional Lexy J. Moleong. 2012. Metodologi Penelitian Kuallitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Milles Matthew. B dan A. Michael Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif. Jakarta: Universitas Indonesia Nana Syaodih Sukmadinata. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Nooryan Bahari. 2008. Kritik Seni Wacana Apresiasi dan Kreasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Soedarsono. 2010. Seni Pertunjukan Indonesia di Era Globalisasi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: PT BUMI AKSARA Tjetjep Rohendi. 2000. Kesenian dalam Pendekatan Kebudayaan. Bandung: ACCENT Graphic Communication